Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN 1. PANDUAN OBSERVASI No 1
Hal yang diamati Gambaran status gizi balita
Obyek Balita di Desa Pecuk
2
Gambaran kesehatan lingkungan keluarga
Rumah keluarga balita
3
Gambaran status ekonomi/pendapatan keluarga
4
5
Sistem budaya yang berkaitan dengan gambaran pola asuh gizi balita a. Penyediaan makanan b. Cara mengolah makanan c. Cara memberi makanan d. Gambaran pelayanan kesehatan/pengobatan dalam keluarga e. Gambaran pola konsumsi RT Gambaran sistem sosial a. Keakraban sosial b. Kelembagaan/organisasi kemasyarakatan
Pengamat Peneliti utama
Keluarga balita Keluarga balita
Masyarakat Desa Pecuk
221
2. PANDUAN WAWANCARA N o
Masalah
1
I.Sistem budaya Kepercayaan
2 3 4 5 6
Norma Nilai-nilai Mitos Kebiasaan-kebiasaan Tradisi
7
II.Sistem sosial a. Keakraban sosial b. Kelembagaan/organisasi kemasyarakatan Pola asuh gizi balita a. Penyediaan makanan b. Gambaran pelayanan kesehatan/pengobatan dalam keluarga c. gambaran pola konsumsi makanan balita
8
222
Obyek Keluarga balita, Kepala Desa, Perangkat Desa, Kepala Puskesmas , Bidan Desa, Kader Posyandu
Pewawancar a Peneliti utama dibantu Anggota
3. Panduan Fokus Grup Diskusi FGD ini digunakan untuk: 1) mendapatkan data yang lebih lengkap dan 2) membantu mengambil kesimpulan dari data-data yang telah didapat sebelumnya. Pemandu : Ketua Tim Peneliti Anggota : Anggota Tim Peneliti Peserta : Kelompok 1 : pengarah/penanggung jawab bidang kesehatan dan kader kesehatan Kelompok 2: keluarga balita Tempat : di Balai desa atau Puskesmas atau menyesuaikan dengan hasil kesepakatan Script FGD Ucapan Salam Pemandu (moderator) menjelaskan tujuan FGD saat ini Tujuan pertemuan saat ini untuk mendapatkan informasi, masukan tentang perilaku yang berkaitan dengan gizi serta faktor-faktor pendukungnya (pola asuh gizi setempat). Dalam hal ini terdiri dari sistem budaya, sistem sosial dan pola asuh gizi balita. (1) Sistem budaya yang dapat berupa : a. Kepercayaan b. Norma c. Nilai-nilai d. Mitos e. Kebiasaan-kebiasaan f. Tradisi (2) Sisitem sosial yang dapat berupa : a. Keakraban sosial (kohesi sosial) b. Kelembagaan/organisasi kemasyarakatan (3) Pola asuh gizi balita, yang berkaitan dengan Aspek dan penyediaan makanan balita,pelayanan kesehatan/pengobatan
223
dalam keluarga, dan gambaran pola konsumsi makanan balita. Perlu juga disampaikan dan ditekankan pada peserta bahwa acara ini independen, bagi peserta untuk menyampaikan pendapatnya tanpa ada tekanan dan subyektif kontrol. Adanya rekaman berupa video dan voice recorder dimaksud bahwa pikiran, pendapat, gagasan Bapak/Ibu diperlukan dalam rangka penyusunan laporan kegiatan dan proses evaluasi. Pertanyaan- Pertanyaan 1. Ceritakan kepercayaan-kepercayaan yang berkaitan dengan kesehatan, makanan , pengobatan yang ada di masyarakat atau yang biasa ibu/bapak lakukan. (kepercayaan adalah anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai itu benar atau nyata). Contoh pertanyaan adalah jika anak bapak atau ibu sakit maka pertama kali dilakukan dalah mencari pengobatan kepada siapa? 2. Ceritakan tentang norma-norma yang berkaitan dengan kesehatan, makanan , pengobatan yang ada di masyarakat atau yang biasa ibu/bapak lakukan. (norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok di masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan dan pengendali tingkah laku yang sesuai dan diterima, sehingga setiap warga masyarakat harus mentaatinya).
3. Ceritakan tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kesehatan, makanan , pengobatan, nilai anak yang ada di masyarakat atau ibu/bapak rasakan. (nilai adalah gagasan mengenai apakah pengalaman berarti atau tidak berarti). Dapat berupa pertanyaan yang mengarah pada bagaimana
224
nilai anak bagi orangtuanya dan perilaku apa yang mendukung nilai-nilai tersebut. 4. Ceritakan tentang mitos-mitos yang berkaitan dengan kesehatan, makanan , pengobatan, yang ada di masyarakat atau ibu/bapak yakini. (mitos adalah rasionalisasi yang merupakan suatu kerangka penunjang yang dibuat oleh akal manusia guna memelihara eksistensinya) 5. Bagaimana kebiasaan-kebiasaan yang berkaitan dengan kesehatan, makanan , pengobatan, yang ada di masyarakat atau ibu/bapak seringlakukan (kebiasaan adalah suatu cara yang lazim, yang wajar dan diulang-ulang dalam melakukan sesuatu) 6. Ceritakan tentang tradisi yang berkaitan dengan kesehatan, makanan , pengobatan, yang ada di masyarakat atau ibu/bapak seringlakukan (tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun yang masih dijalankan dimasyarakat, dengan penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar). 7. Bagaimana keakraban sosial, kelembagaan/organisasi kemasyarakatan yang ada dilingkungan bapak/ibu yang berkaitan dengan perbaikan kesehatan , misalnya asuransi kesehatan di desa, lumbung padi desa . 8. Bagaimana pola asuh gizi balita yang berkaitan dengan penyediaan makanan, pelayanan kesehatan/pengobatan dalam keluarga dan pola konsumsi makanan balita . Penutup Moderator mengucapkan terima kasih kepada para peserta FGD atas partisipasinya
225
DATA STATUS GIZI BALITA DESA PECUK, KEC. MIJEN, KAB. DEMAK BERDASARKAN KELOMPOK UMUR DATA STATUS BULAN ……………….TAHUN 2009 GIZI BALITA STATUS GIZI (jumlah/prosen) Umur (bulan) BURUK 0-6 7-12 13-18 19-24 25-30 31-36 37-42 43-48 49-54 55-60 JUMLAH
226
KURANG
BAIK
LEBIH
DESA PECUK, KEC. MIJEN, KAB. DEMAK BERDASARKAN KELOMPOK UMUR BULAN ……………….TAHUN 2009
STATUS GIZI (jumlah/prosen) Umur (bulan)
BB NAIK
BGM
BGT
0-6 7-12 13-18 19-24 25-30 31-36 37-42 43-48 49-54 55-60 JUMLAH
227
DATA KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI …………………. DI DESA PECUK, KEC. MIJEN, KAB. DEMAK BULAN ………………..TAHUN 2009 No
Nama balita
228
Umur balita
Pendidik an ibu
Pekerjaan ibu
Pendapata n keluarga
Jumlah anak
Ketera ngan
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM (Khusus Untuk Anak Usia 1 – 2 tahun) Nama balita : …………………………………………. Umur : …………………………………………. Berat Badan : …………………………………………. Nama Ibu : …………………………………………. Nama Ayah : …………………………………………. Alamat : …………………………………………. Bahan makanan Banyaknya Waktu makan
Nama masakan
Jenis URT
Gram
Pagi/jam
Siang/jam
Malam/jam
229
Lampiran 2 HASIL PENELITIAN Tabel : Data prosentase status gizi balita Kabupaten Demak tahun 2008 No
Kecamatan
Puskesmas
1
Mranggen
2
Karangawen
3
Guntur
4
Sayung
5 6
Karang Tengah Bonang
7
Demak
8
Wonosalam
9 10 11
Dempet Gajah Karanganyar
12
Mijen
13
Wedung
14
Kebonagung
Mranggen I Mranggen II Mranggen III Karangawen I Karangawen II Guntur I Guntur II Sayung I Sayung II Karang Tengah Bonang I Bonang II Demak I Demak II Demak III Wonosalam I Wonosalam II Dempet Gajah Karanganyar I Karanganyar II Mijen I Mijen II Wedung I Wedung II Kebonagung
Gizi buruk 0 1,01 1,11 0 0
Gizi kurang 4,00 30,30 4,44 7,33 14,44
Gizi baik 96,00* 68,69 93,33* 91,33* 84,44*
Gizi lebih 0,00 0,00 1,11 1,33 1,11
3,33 1,11 2,67 6,67 0
18,89 13,33 17,33 15,33 18,89
77,78 85,56* 80,00 77,33 81,11
0,00 0,00 0,00 0,67 0,00
6,67 0 0 0 1,11 1,11 4,44
18,89 17,78 9,33 17,78 18,89 17,78 25,56
74,44 82,22 85,00* 82,22 80,00 80,00 68,89
0,00 0,00 5,67 0,00 0,00 1,11 1,11
0 3,33 1,33 0
23,33 15,56 17,33 16,67
76,67 80,00 81,33 83,33*
0,00 1,11 0,00 0,00
0 1,33 0 7,78 5,56 1,71
2,22 2,67 10,67 27,78 25,56 14,70
97,78* 96,00* 88,67* 58,89 66,67 82,48
0,00 0,00 0,67 5,56 2,22 1,11
Jumlah
Sumber : Subdin Kesga dan Inkes DKK Demak *) lebih dari rata-rata di tingkat kabupaten
230
Tabel : Data Lingkungan di Kabupaten Demak tahun 2007 No
Kecamatan
1
Mranggen
2
Karangawen
3
Guntur
4
Sayung
5 6
Karang Tengah Bonang
7
Demak
8
Wonosalam
9 10 11
Dempet Gajah Karanganyar
12
Mijen
13
Wedung
14
Kebonagung Kab. Demak
Puskesmas
Keluarga pra sejahtera (%)
Mranggen I Mranggen II Mranggen III Karangawen I Karangawen II Guntur I Guntur II Sayung I Sayung II Karang Tengah
44,52
Bonang I Bonang II Demak I Demak II Demak III Wonosalam I Wonosalam II Dempet Gajah Karanganyar I Karanganyar II Mijen I Mijen II Wedung I Wedung II Kebonagung
45,51
58,26* 68,79* 44,79 49,47*
65,95*
53,05* 46,7 47,44 25,46 50,12* 51,81* 40,52 48,79
Rawan Pangan berdasar kasus gizi buruk > 0,05%
Prosent Pendidik an (s/d lulus SD)
Besar keluar ga
0,08* 0.09* 0,28* 0,45* -
47,92
4.3*
82,95*
3.9
58,28
3.6
67,28*
4.0
69,82*
3.4
0,15* 0,24* 0,19* 0,09* 0,21* 0,06* 0,10* 0,11* 0,49* 0,08*
63,24*
4.1*
50,00
3.6
66,19*
2.8
63,83* 81,77* 59,02
3.3 3.8 3.6
72,72*
3.7
46,29
4.2*
59,63 61,69
3.3 3.7
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Demak tahun 2007, Demak Dalam Angka 2007 *) Lingkungan rentan gizi (nilai lebih dari rata-rata tingkat kabupaten, gizi buruk > 0,05 atau jumlah keluarga > 4 orang)
231
Kate gori
2 1 2 2 2 1 2 -
HASIL OBSERVASI No
Hal yang diamati
Hasil
1
Gambaran status gizi balita
Tidak ditemukannya balita dengan status gizi buruk, balita di Desa Pecuk rata-rata mempunyai status gizi baik.
2
Gambaran kesehatan lingkungan keluarga
a. Kebanyakan halaman rumah tidak tertata rapi dan kurang bersih, dengan binatang piaraan terutama ayam atau bebek yang berkeliaran, pemanfaatan pekarangan untuk tanaman sayur-sayuran tak banyak terlihat. b. Tempat pembuangan sampah terkumpul disudut rumah dengan sistem lubang, atau hanya terkumpul untuk kemudian dibakar. c. Saluran pembuangan limbah seadanya (berupa saluran tanpa betonisasi) yang terlihat tanpa genangan air. d. Rata-rata sudah mempunyai kamar mandi dan jamban sendiri-sendiri, dengan air yang berasal dari sumur. e. Sirkulasi udara dan pencahayaan ratarata sudah cukup memadai.
3
Gambaran status ekonomi/pendapatan keluarga
Yang diamati dari kondisi bangunan rumah yang rata-rata berupa rumah semi permanen dengan lantai plesteran dan sebagian tanah, dinding tembok tanpa plesteran atau dengan dinding kayu tanpa cat atau dinding anyaman bambu. Hal ini menunjukan status ekonomi/pendapatan keluarga rata-rata termasuk kalangan menengah kebawah.
4
Sistem budaya yang berkaitan dengan gambaran pola asuh gizi balita
a.
232
Penyediaan makanan terutama diperuntukan bagi anaknya, terlihat dari beberapa anak meminta makan setiap saat selalu dipenuhi b. Bahan pangan hampir semua dibeli setiap hari, kecuali beras yang tersedia untuk beberapa hari, tergantung adanya uang atau hasil panen. c. Beberapa bahan pangan mudah didapat dari warung sekitar rumah, juga hampir semua bahan pangan dapat dibeli di penjaja keliling
d. Makanan pokok balita diatas satu tahun adalah nasi, dengan dominan lauk sayur bayam/jangan kunci saja. e. Banyaknya penjaja makanan ringan yang menawarkan dagangannya melewati depan rumah, yang berupa makanan yang disukai oleh anak-anak termasuk balita seperti ciki-ciki, sate ojek dan aneka kue serta roti. f. Ibu balita sangat memperhatikan pemberian imunisasi, yang terlihat saat kegiatan posyandu dengan jadwal pelayanan imunisasi dan semua balita telah mendapat imunisasi dasar sesuai dengan umurnya. g. Pemberian ASI dilakukan tanpa jadwal tetap, selalu diberikan dimanapun anak meminta, termasuk di depan tamu atau pada saat sedang berjalan. 5
Gambaran sistem sosial
a. Sistem kekeluargaan yang masih erat, dapat dilihat dari cara berkomunikasi, banyak ibu pada waktu senggang saling berkunjung, mengisi waktu luangnya dengan berbincang-bincang, menyuapi anaknya bersama-sama dan membawa anak tetangganya untuk ditimbangkan jika ibunya berhalangan. b. Kegiatan posyandu berjalan setiap bulan dengan partisipasi dan keaktivan kader yang sangat baik, saling membantu dan menjalankan tugas. c. Adanya seorang bidan desa sebagai koordinator posyandu yang cukup akrab dengan para kader posyandu dan saling mendukung tugas dan kepentingan masing-masing. d. Kegiatan sosial berjalan melalui komunikasi yang bersifat tradisional (getok tular dari mulut ke mulut) e. Adanya kebiasaan gotong royong yang tinggi, yang dapat dilihat saat membangun mushola (rumah ibadah) dan membersihkan lingkungan.
233
HASIL WAWANCARA No
Item
I.
Sistem Budaya
1
Kepercayaan
Hasil
a.
b.
c.
d.
e.
2
Norma
3
Nilai-nilai
234
Masih adanya kepercayaan berkaitan dengan penyembuhan penyakit/pengobatan kepada Dukun Bayi, Tiyang Sepuh, Orang Pintar dan Kiyai Adanya Danyang (penunggu desa), yaitu di makam Mbah Buyut Suradi, yang dianggap sebagai pendiri Desa Pecuk, merupakan keluarga dari H Abdullah Mukti (Bp. Carik) yang bertindak sebagai juru kunci makam. Bagi masyarakat yang akan hajatan atau punya kerja, mau puasa, malam jumat kliwon untuk mendapatkan keselamatan dan dilindungi mereka akan menabur bunga (nyekar) di makam. Untuk keselamatan masyarakat desa melakukan sedekah bumi setahun sekali pada bulan Apit tahun Jawa. Supaya padi yang ditanam dapat dipanen dengan hasil yang baik maka harus disajeni oleh yang mempunyai sawah. Sebagai tanda syukur bahwa panen padi dapat berhasil dengan baik ,maka dilakukan wiwitan (syukuran)
Norma yang merefleksikan kebiasaan saling memberi di dalam keluarga dan masyarakat, yang dapat jelas terlihat pada saat tetangga mempunyai kerja (mengawinkan anaknya) maka masyarakat sekitar akan nyumbang (memberi buah tangan berupa bahan-bahan pokok seperti gula, beras dan lain-lain) yang kemudian dicatat dan akan dibalas pada saat kita punya kerja yang akan datang. Begitu juga saling merawat dan mengawasi anak-anak disekelilingnya terutama anak yang masih kecil (balita) a. Adanya pergeseran nilai-nilai yang sangat menyolok pada 4 tahun terakhir oleh karena adanya perpindahan penduduk (orang dari desa lain), maupun
b.
c.
d.
masyarakat Desa Pecuk yang bekerja di desa lain, yang mengakibatkan tanaman pertanian tidak hanya berupa padi saja, tetapi sudah bervariasi dan dikembangkan ke jenis tanaman lain, yaitu buah melon, cabe besar keriting dan brambang yang dianggap lebih mempunyai nilai tinggi. Perpindahan penduduk juga menyebabkan mulai munculnya keberanian masyarakat untuk berwiraswasta seperti berjualan lamongan (warung tenda ikan laut) dan berjualan nasi uduk yang merupakan makanan khas dari daerah Jatim dan Betawi. Perbandingan tanah pekarangan dan persawahan adalah 1 : 5, disini terlihat tanah persawahannya sangat luas, tetapi orang Desa Pecuk sendiri kurang berminat mengerjakan lahannya dan diserahkan kepada orang dari desa lain sedangkan orang Desa Pecuk lebih banyak memilih bekerja sebagai buruh di Jepara atau Kudus. Masyarakat menganggap bekerja sebagai buruh lebih menguntungkan, mendapatkan penghasilan yang lebih baik dan mendapatkan pengalaman atau pengetahuan yang baru dibandingkan hanya bersawah saja, yang telah dilakukan sejak orang tuanya dulu. Nilai anak : 1) Nilai anak ada yang positif (menguntungkan) yaitu secara : (1) Emosional : member kebahagiaan, menghibur dan sebagai teman tempat mencurahkan rasa sayang. (2) Perkembangan pribadi ortu : merupakan keluarga utuh dan dapat diterima di masyarakat. Mengangkat derajat ortu. (3) Ekonomi : dapat member bantuan di hari tua. Memperhatikan/ mengurusi/ merawat di hari tua. (4) Kerukunan keluarga : memperkuat ikatan perkawinan.
235
2) Nilai anak yang merugikan, yaitu secara : (1) Biaya emosional : sering menjengkelkan, membuat rumah berantakan, membuat pusing. (2) Biaya ekonomi : uang yang harus disediakan banyak yaitu untuk jajan, makan sehari-hari, sekolah, berobat, membeli susu. (3) Membatasi kebebasan ortu dan merepotkan, jika bekerja harus ada dan menyediakan uang untuk yang momong (menjaga). (4) Ketegangan di dalam hubungan suami-istri, terutama yang berkaitan dengan uang yang harus ada untuk keperluan anak . 3) Menurut mereka balita merupakan masa anak yang perlu mendapat perhatian dan kepedulian yang tinggi, sehingga pemberian makanan, imunisasi dan pengobatan ketika sakit amat diperhatikan. 4) Termasuk juga kepedulian yang sangat tinggi terhadap pendidikan anak yang mulai nampak, seperti yang diceritakan oleh H.Abdullah Mukti sebagai berikut : Keluarga Bp. Ali Akhsan yang sehari-hari hanya berjualan ciki-ciki (sejenis makanan ringan yang digemari anakanak) dapat menghasilkan 3 anak yang semuanya sarjana, dengan keadaan rumah yang sangat sederhana, keluarga ini mengutamakan pendidikan anakanaknya. 5) Adanya pendapat masyarakat, jika anak baik laki maupun perempuan tidak disekolahkan, maka orangtua
236
e.
f.
4
Mitos
dianggap tidak memperhatikan anak. 6) Kepedulian terhadap anak yang tinggi dapat dilihat juga pada ibu yang bekerja sebagai buruh di Jepara akan membayar orang untuk mengasuh anaknya, yang bisa oleh tetangga atau keluarga, dengan upah rata-rata Rp5.000,- sampai dengan Rp7.000,- perhari. 7) Pemberian vitamin dirasa perlu untuk anak, sehingga jika ada pembagian vitamin A dari Puskesmas yang disalurkan melalui posyandu, maka posyandu selalu penuh atau lebih banyak balita yang datang. Jika anak susah makan maka orangtua akan membelikan vitamin penambah nafsu makan dari apotik atau toko obat yang letaknya di desa sebelah (wilayah Jepara). 8) Pemberian imunisasi dasar pada balitanya sangat diutamakan, yang dapat dilihat pada catatan Kartu Menuju Sehat (KMS), dimana semua balita mendapatkan imunisasi dasar sesuai umurnya. Pemanfaatan pekarangan kebanyakan untuk memelihara ayam atau bebek, yang rata-rata mempunyai 5 sampai dengan 10 ekor, yang tidak dikandangkan dan dianggap mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan menanam sayuran di pekarangan rumah. Kebanyakan kader posyandu bekerja mencari tambahan penghasilan sebagai penjual sayur keliling, guru, jualan makanan kecil, menerima pesanan kue, menawarkan barang-barang kelontong yang dapat di kredit, hanya sebagian kecil sebagai ibu rumah tangga murni. Kader tersebut masih menyempatkan waktu untuk kegiatan posyandu.
Untuk balita: Tak boleh makan ikan banyak nanti cacingan Tak boleh banyak kangkung agar tak mencret Tak boleh makan bayam ketok karena menyebabkan batuk
237
Ibu hamil : Belut/udang menyebabkan bayi mlungker, susah lahir Jantung pisang menyebabkan bayi di dalam kandungan besar tapi setelah lahir jadi kecil Makan cumi/kepiting menyebabkan anak hitam Ikan sembilang menyebabkan bayi di kandungan hilang Tak boleh minum banyak menyebabkan bayi terlalu besar Ibu menyusui: Harus mutih, tak boleh sayur maupun lauk supaya ASI tak amis Setelah melahirkan ibu harus makan keringan tak pakai sayur supaya jahitan cepat kering Jangan makan daging supaya ASI tak amis Mitos ini banyak diketahui oleh ibu balita sebatas pengetahuan saja. Hampir semua ibu balita sudah tidak melaksanakannya lagi, seperti yang dikatakan Ibu Sri Haryati, seorang kader kesehatan pada saat FGD dilakukan : Pantangan-pantangan semua ngerti dan pernah dengar tapi tak pernah dilakukan, mbahe (orang tuanya) sering mengingatkan tapi inggih mendel mawon (di iyakan saja tapi tidak dilaksanakan). Ikan, udang, belut semua dimakan, kata Bu Bidan banyak gizinya, bagus untuk anak-anak. Atau seperti yang dikatakan oleh Ibu Emilda salah seorang informan : Sekarang ibu-ibu sudah pinterpinter, sudah pada sekolah atau banyak tahu dari Bu Bidan, dari TV kalau ikan-ikan itu baik untuk kesehatan dan khasiatnya tinggi, jadi pantangan-pantangan sudah banyak ditinggalkan. Pantangan biasanya untuk anak yang gatalgatal jangan makan ikan atau kalau batuk jangan makan cikiciki.
238
5
Kebiasaan-kebiasaan
a.
b.
c.
Dari orang tua dan lingkungannya yang selalu memberikan ASI pada anakanaknya, sampai dengan ASI tak keluar lagi, kapan dan dimanapun anak memintanya Makan dalam sehari 3 kali, tetapi untuk anak balita, kapanpun anak minta makan selalu diberikan Mengutamakan makan, seperti yang dikatakan oleh Ibu Hasunah, yang merupakan salah satu Ibu balita, kader posyandu dan penjaja sayur keliling, yang telah meninggal oleh karena sakit pada saat penelitian ini masih berlangsung, yaitu : Biarpun rumah jelek, orang tak punya tapi makanan tetap harus enak, buktinya belanja sehari bisa 15.000, kadang juga dengan “ ijol beras njalo iwak” (menukar beras dengan ikan)
6
Tradisi
d.
Masyarakat yang kebanyakan bekerja sebagai buruh tani selalu mempunyai beras dalam bentuk gabah, yang kemudian di slep (di kupas) sedikit-sedikit atau seperlunya, baik untuk dimakan maupun untuk ditukar dengan bahan pangan lainnya, yang biasanya ditukar dengan ikan.
a.
Adanya sedekah bumi yang selalu diadakan setahun sekali pada bulan Apit tahun Jawa, dengan tujuan untuk keselamatan masyarakat Desa, dimana masyarakat mengadakan hajatan bertempat di rumah Bapak Lurah, atau selama bapak lurah masih belum dipilih hajatan dilaksanakan di rumah Bapak Mudin yang merupakan salah satu perangkat desa. Setiap rumah membawa hajat yang berupa nasi dengan lauk pauknya atau dapat juga
239
b.
c.
d.
240
berupa pisang, kemudian setelah didoakan maka masyarakat yang hadir akan makan bersama-sama. Setelah itu akan dilanjutkan dengan pertunjukan wayang dengan lakon yang tidak boleh diganti, yaitu “Tambak Romo, Romo tanding”. Membuat sajen pada waktu dimulainya menanam padi, oleh yang mempunyai sawah, dengan tujuan supaya panen nantinya berhasil dengan baik. Sajen berisi bubur merah putih, kembang 3 macem, telur, cabe trasi brambang yang disusun ditusuk dalam satu batang lidi (sundukan), tumpeng kecil, uang receh, sisir, kaca hias kecil dan kendi berisi air. Wiwitan (syukuran) , yang dilakukan pada saat panen, sebagai tanda syukur atas hasil panen yang didapat. Wiwitan berisi ayam ingkung (ayam satu ekor yang sudah dibumbui tanpa dipotongpotong), nasi, kering tahu yang didoakan pada saat ngedos (melepas padi dari tangkainya dengan menggunakan mesin), kemudian dimakan bersama-sama. Mempunyai makanan tradisional yang disebut, 1) “coro” , yang dibuat dari tepung beras merah ditambah santan dan gula merah serta areh (sari dari pembuatan minyak kelapa). Cara membuatnya dengan cetakan yang terbuat dari tanah liat dan menggunakan alat masak dengan bahan bakar kayu. Bentuknya seperti kue apem yang disusun tumpuk (ditangkep), ditengah tangkepan diberi areh, sehingga menghasilkan rasa manis dan gurih. Coro ini dijajakan pada sore hari dan sangat digemari oleh masyarakat Desa Pecuk sebagai makanan cemilan anakanak sampai orangtua. 2) bubur meniran untuk anak balita.
II. 7
Sistem sosial - Keakraban sosial - Kelembagaan/organi sasi kemasyarakatan
a.
Keakraban sosial (kohesi sosial), berupa : 1) Adanya rasa saling percaya, jaringan pertemanan yg dekat atau rasa kekeluargaan, norma-norma yg merefleksikan kebiasaan saling memberi di dalam keluarga dan masyarakat, contohnya bila ibu berhalangan ke posyandu maka anak dititipkan kader untuk ditimbang di posyandu, atau kadang dibawa oleh tetangganya. 2) Keakraban sosial juga dapat tergambar pada ibu yang bekerja sebagai buruh di Jepara akan membayar orang untuk mengasuh anaknya, yang biasanya oleh tetangga atau keluarga, walaupun dengan memberikan uang lelah atau uang saku. 3) Dalam rangka desa siaga, ada beberapa penduduk yg mampu meminjamkan mobil untuk ambulan desa, dengan bensin ditanggung pemakai, tetapi kadang-kadang yg punya mobil membantu keseluruhan bahkan diberi bantuan biaya RS bagi yg tak mampu 4) Adanya kebiasaan gotong royong dalam masyarakat, contohnya dalam membangun rumah ibadah (mushola), membangun jalan, rumah dan membersihkan lingkungan. 5) Hubungan dengan tetangga dan lingkungan sangat dekat, seperti saudara sendiri yang dapat dilihat dari saling membagi lauk untuk anak bila anak bermain ke rumahnya, saling memperhatikan dan menjaga anak, saling meminjamkan uang bila memerlukan untuk kepentingan makan atau berobat. 6) Kebanyakan tetangga masih mempunyai ikatan saudara.
b.
Kelembagaan /organisasi kemasyarakatan berupa : 1) Masyarakat banyak bekerja di desa
241
lain sebagai boro (buruh), contohnya adalah ke desa yang bersebelahan yang masuk dalam wilayah Kabupaten Jepara dan Wilayah Kabupaten Kudus yang secara ekonomi lebih makmur, sebagai buruh pabrik mebel atau pabrik rokok. 2) Undangan atau informasi kegiatan posyandu dapat tersosialisasi dengan baik oleh karena informasi jadwal poyandu dari puskesmas yang sampai kekelurahan akan langsung disampaikan ke salah satu kader posyandu yang juga merupakan tenaga bantu di kelurahan atau disampaikan kepada salah satu kader yang merupakan anak dari perangkat desa, kemudian akan disampaikan secara tradisional dari mulut ke mulut (getok tular) bila bertemu dengan ibu balita. Informasi juga dilakukan oleh beberapa kader posyandu yang bekerja sebagai penjual sayur keliling, seperti yang dikatakan Ibu Hasunah : Ngopyak-opyak ke posyandu, ya sekaligus ider blanjaan (mengajak ke posyandu sekaligus pada waktu menjajakan dagangan). 3) Sesama ibu balita saling mengingatkan jadwal posyandu apabila sudah mendapat kepastian dari puskesmas 4) Merasa sama-sama membutuhkan kesehatan, anak yg gizinya baik, ditimbang selalu naik dan karena merasa orang desa, dengan pengetahuan terbatas, tak banyak uang, semua serba terbatas maka harus di upayakan bersama-sama 5) Kegiatan posyandu dapat berhasil dan berjalan setiap bulannya oleh karena : 1) kesadaran dan keaktivan dari para kader, 2) kerjasama yang
242
baik dari aparat desa, 3) adanya figure dari pemimpin desa yang dominan dan disegani, 4) adanya kesadaran dari masyarakat tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan tumbuh kembang balita yang dianggap penting, untuk menjadikan anak sehat dan berkualitas, salah satunya dengan melihat perkembangan berat badan anak di posyandu, 5) koordinasi dan kerjasama yang baik dengan pihak Puskesmas Mijen 2. 6) Posyandu di Desa Pecuk merupakan organisasi kemasyarakatan di bawah koordinasi Puskesmas Mijen 2 yang sangat berperan dalam perkembangan status gizi balita di Desa Pecuk. Koordinasi dilakukan oleh seorang bidan yang ditugasi sebagai bidan desa. Posyandu di Desa Pecuk sampai dengan tahun 2009 dibagi menjadi 3 pos yang semuanya berkategori posyandu madya, yaitu Pos Melati I, Pos Melati II dan Pos Melati III, dengan susunan struktur organisasi sebagai berikut :
243
Gambar : struktur organisasi posyandu Desa Pecuk tahun 2009 Ketua Tim Penggerak PKK/Ibu Carik (Ibu Hj. Asriyah)
Wakil Ketua Ibu Masmirah
Sekretaris Ibu Hasunah
Pos Melati I Melati III Ds. Bandaran Peranakan
Bendahara Ibu Nanik Rosida
Pos Melati II Ds. Pecuk
Pos Ds.
1. Ibu Saifatun 1.Ibu Masmira 1.Ibu Nanik R (koordinator) (koordinator) (koordinator) 2. Ibu Ari Dewi 2. Ibu Hasunah 2. Ibu Sumirah 3. Ibu Yatin 3. Nurul Alfa 3. Ibu Asih 4. Ibu Yumi 4. Ibu Asrifah 4. Ibu Trisnawati 5. Ibu Zakiah 5. Ibu Eny Sumber : Wakil Ketua Posyandu Desa Pecuk, 2009 Jumlah kader di masing-masing pos ada 5 orang, hanya di Pos Melati I jumlah kader ada 4 orang, oleh karena satu orang yang telah ditunjuk menyatakan mengundurkan diri, oleh karena tidak dapat membagi waktu dengan pekerjaan yang dijalani dan hingga akhir tahun 2009 ini belum ada penggantinya. Pada akhir tahun 2009 seorang kader
244
posyandu yang sangat aktif dan berkedudukan sebagai sekretaris posyandu meninggal dunia oleh karena sakit, sehingga pada akhir tahun 2009 jumlah kader posyandu menjadi 13 orang ibu. Kader lebih banyak merupakan ibu yang mempunyai usaha untuk membantu ekonomi keluarga, seperti yang diceritakan oleh Ibu Masmirah , sebagai berikut : Hampir semua kader nyambi (kerja sampingan) cari tambahan, Sofiatun sebagai bakul jajan di pasar dan pembuat coro, Masyumi menerima pesanan kue, Aridewi membantu suami membuat siomai, Asrifah sebagai buruh sawah, Nanik Rosidah berjual beras keliling, Sumirah sebagai guru TK, Asih jualan jajanan dan minyak tanah di rumah, Trisnawati sebagai guru bantu TK . Jadi kalau ada kegiatan posyandu maka kebanyakan kader ngatur waktu atau bahkan meliburkan usaha sampingannya. Penunjukan kader dilakukan oleh Ibu Carik atas rekomendasi atau masukan dari kader-kader yang sudah ada, dengan persyaratan berdasarkan adanya kemampuan, kemauan termasuk dapat menyediakan waktu untuk kegiatan dan ikhlas (tanpa mengharapkan imbalan). Penunjukan dilakukan secara lisan, tanpa surat keputusan maupun pelantikan. Tugas dari kader yang dilakukan selama ini adalah sebagai berikut : 1) Mempersiapkan tempat dan makanan tambahan (PMT) 2) Melakukan pendaftaran balita yang datang
245
Menimbang, mencatat berat badan dan status gizi 4) Membagikan PMT Untuk pelayanan imunisasi, pengobatan, konsultasi yang diperlukan oleh ibu balita dilakukan oleh bidan desa yang berada di Pos Desa Pecuk (Pos Melati II) bersamaan dengan kegiatan Pustu (puskesmas pembantu), yang bertempat dibalai desa. Sehingga balita yang berumur kurang dari 9 bulan atau yang berkaitan dengan imunisasi dasar, pelayanan posyandu berada di Pos Desa Pecuk, tetapi setelah balita berumur lebih dari 9 bulan pelayanan poyandu berada di pos yang sesuai dengan tempat tinggalnya. Pencatatan oleh kader dilakukan dibuku besar yang berisi nomor urut, nama anak, tanggal lahir, nama orangtua (bapak dan ibu), berat badan, umur, status gizi dengan keterangan-keterangan yang dapat berupa : B1 : pertama mendaftar T1 : BB turun ringan T2 : BB turun sedang T3 : BB turun berat (dibawah garis merah) Laporan oleh kader dilakukan setiap bulan pada saat selesai penimbangan kepada bidan desa secara lisan, terutama berkaitan dengan hasil penimbangan dengan kasus-kasus yang perlu mendapat perhatian, misalnya berat badan turun, gizi buruk. 3)
246
8
Pola asuh gizi balita : 1) Penyediaan makanan Balita
a. Pemberian makanan tambahan untuk anak dibawah satu tahun, rata-rata diberikan pada anak menginjak umur 5 bulan, oleh karena dirasakan anak sudah lebih besar sehingga membutuhkan tambahan makanan lain selain ASI. b. Makanan tambahan yang diberikan berupa bubur bayi dalam kemasan yang pembuatannya sangat mudah dengan rasa bermacam-macam sesuai dengan keinginan dan mudah didapat di warung besar di Desa atau di Desa tetangga yang merupakan wilayah Kabupaten Jepara. c. Saat anak masih umur 2 bulan, orangorang tua sering menyarankan untuk memberi uletan sego gedang (nasi dicampur pisang ijo yang dihaluskan) bila anak sering menangis (rewel), oleh sebagian ibu balita hal ini sudah mulai ditinggalkan oleh karena takut anak masih kecil yang dapat mengakibatkan sakit usus berdasarkan informasi yang didapat dari bidan, tetapi sebagian ibu balita masih melakukannya. d. Adanya makanan tradisional yaitu bubur meniran yang sering diberikan untuk bayi dan anak-anak. Bubur terbuat dari tepung beras yang agak kasar, yang dimasak dengan santan dan banyak dijual di pasar atau dapat pesan ke penjual sayur keliling. e. Pengetahuan tentang makanan yang sehat untuk balita termasuk pengetahuan tentang 4 sehat 5 sempurna sudah diketahui oleh ibu, dan mengakui bahwa pedoman makanan tersebut baik untuk kesehatan anak, tetapi pelaksanaannya sukar karena alas an anak tak mau atau uang tidak mencukupi. Realitas dari hasil observasi, bahwa hamper semua balita diberi makan nasi dengan lauk sayur bayam atau jangan kunci. f. Keinginan makan anaknya selalu berusaha dipenuhi dengan membelikan roti atau makanan ringan/jajanan yang diminta oleh anaknya, baik dari warung dekat rumah atau dari penjaja makanan keliling, maupun menyediakan lauk ikan untuk anak yang memintanya, walau dengan jalan harus berhutang atau menukarnya
247
dengan beras yang dipunyai. Bahkan dapat dikatakan diluar makanan utama, rata-rata mereka memanjakan anak balitanya dengan jajanan/cemilan, yang sering menggantikan porsi makan untuk siang hari. g. Untuk anak makan harus minimal 3 kali sehari, dengan lauk yang disesuaikan dengan kesenangan anak, tetapi hanya mementingkan kuantitas saja (nasi dengan lauk seadanya misalnya dengan krupuk dan kecap atau dengan sayur tanpa lauk lainnya). Seperti yang diutarakan Ibu Winarsih, salah seorang ibu balita, sebagai berikut: Biar hidup kami pas-pasan, anak tetep dikasih makanan yang bergizi, dikasih makan 3 kali sehari, dikasih susu meskipun endak setiap hari, lauk nuruti maunya anak, lainnya seadanya.
2) Gambaran pelayana keseh/pengob dalam keluarga
248
a.
Informasi tentang kesehatan yang berkaitan dengan imunisasi, penyakit, makanan untuk balita, termasuk pemberian vitamin penambah nafsu makan di dapat dari kegiatan posyandu oleh bidan atau dari TV. b. Pelayanan kesehatan yang tersedia disekitar Desa Pecuk adalah Puskesmas Mijen 2, Puskesmas Pembantu, Posyandu, praktek swasta oleh bidan dan dokter serta adanya desa siaga yang mulai aktif. c. Masih adanya ketergantungan penyembuhan sakit kepada dukun bayi, tiyang sepuh, orang pintar ,untuk anak balitanya terutama yang berumur kurang dari satu tahun bila balita menangis terus (rewel) , yang dianggap kecapekan, atau keceklik karena terlalu banyak polah (gerak) atau bila balita diberi obat oleh puskesmas/bidan tak sembuh-sembuh. Hal ini dipertegas dengan pernyataan Ibu Winarsih :
Kalau anak sakit diperiksakan ke Bu Bidan, tapi kadang juga dikasih air putih atau disembur oleh orang pintar, tapi itu pilihan kedua, kalau diberi obat tak sembuh-sembuh. Kadang juga dipijet Dukun bayi kalau anak rewel saja karena kecapekan. d. Anak kurang dari satu tahun juga sering diberi penangkal sawan yang didapat dari orang pintar atau Kiyai, yang berupa kalung berisi rajahan(tulisan arab) atau berupa bengkle, supaya terhindar dari sakit atau keluhan karena penyebab yang tak bisa dilihat. e. untuk penyakit yang dianggap jelas penyebabnya seperti panas, mencret, pilek maka mereka lebih suka meminta pertolongan di puskesmas, Pustu yang berada dibalai desa yang memberikan pengobatan gratis. f. Tetapi kepuasan lebih tinggi ketika masyarakat berobat pada praktek dokter swasta/bidan, oleh karena obat yang diberikan dianggap lebih manjur, biaya yang dikeluarkan berkisar dari Rp 20.000,sampai dengan Rp 40.000,g. Pemberian imunisasi dasar pada balitanya sangat diutamakan sehingga semua balita mendapatkan imunisasi dasar sesuai dengan umurnya
3) Gambaran pola konsumsi makanan balita
Gambaran pola konsumsi makanan balita yang didapat dari partisipan, rata-rata didapatkan : a. Angka kecukupan gizi protein (AKG protein) : 22,53 gram b. Tingkat kecukupan protein (TKP) : 125,98% (diatas kecukupan) c. Angka kecukupan gizi energi (AKG energi) : 1221,48 K.kal
249
d.
Tingkat kecukupan energi (TKE) : 95,92% (normal) Rata-rata sumbangan konsumsi makanan dari jajanan adalah : a. Untuk protein sebesar 31,95% b. Untuk kalori sebesar 46,39%
250
DATA PARTISIPAN KELUARGA BALITA
No part
Nama balita
Nama Bpk dan Ibu (pek, penddk, pendp, jml kel)
Alamat
Umur balita
1
Putri Pandan Arum
Ds Bandaran
12 bl (1 th)
2
Noval Setiawan
Ds Pecuk
24 bl (2 th)
13
3
Muh. Maulana Syarif
Ds Pecuk
28 bl (2 th 4 bl)
13
4
Rendi Pratama
Ds Bandaran
27 bl (2 th 3 bl)
13
5
M Abdul Rohim
Budi Setiono/Fitri Rahmawati Bengkel motor/ SMP/SMA RP 800.000/bl 3 org Nasikin/Sofia Supir/buruh rokok SMP/SD Rp 1.200.000/bl 4 org Gunawan/Sulis Buruh pocokan/buruh rokok SMP/SD Rp 900.000/bl 3 org Rohmat/Maryuni Tani/SD/SMP Rp 700.000/bl 3 org M Said/Suriah Tani/SD/SD Rp 800.000/bl 6 org
Ds Bandaran
24 bl (2 th)
11,5
251
BB balita (kg) 9
Hasil observasi : No part 1
2
3
4
5
Hasil Observasi Partisipan Keluarga Balita Status gizi balita baik.Rumah masih menumpang di ortu dengan kondisi rumah tembok dan lantai sebagian besar keramik, sebagian lagi plesteran. Rumah dihuni oleh dua keluarga dengan jumlah penghuni 9 orang. Luas rumah ± 60 m², yang terdiri dari 3 kamar tidur. Status gizi balita baik. Rumah masih menumpang di ortu dengan kondisi rumah bata tanpa plesteran, lantai tanah. Terdiri dari 3 kamar tidur, dengan penghuni terdiri dari dua keluarga yang berjumlah 9 orang. Luas rumah ± 60 m². Status gizi balita baik. Rumah menumpang di ortu dengan kondisi rumah tembok, lantai sebagian keramik, sebagian plesteran, bagian dapur berlantai tanah. Terdiri dari4 kamar tidur, dengan penghuni terdiri dari dua keluarga yang berjumlah 8 orang. Luas rumah ± 70 m². Status gizi balita baik. Rumah masih menumpang di rumah kakak, dengan kondisi rumah setengah tembok. lantai sebagian plesteran sebagian tanah. Terdiri dari 3 kamar tidur, dengan penghuni terdiri dari dua keluarga yang berjumlah 7 orang. Luas rumah ± 60 m². Status gizi balita baik. Bertempat tinggal dirumah sendiri dengan 4 orang anak. Kondisi rumah setengah bata belum diplester sebagian kayu ,dengan lantai sebagian plesteran sebagian tanah. Terdiri dari 2 kamar tidur, dengan penghuni terdiri dari dua keluarga yang berjumlah 9 orang. Luas rumah ± 50 m².
Hasil wawancara No part 1
Hasil Wawancara Partisipan Keluarga Balita - belum mempunyai rumah sendiri, lebih sering berada di rumah tetangganya terutama siang hari, yang masih merupakan saudara, dengan kondisi rumah bata belum disemen dan lantai sebagian plesteran, sebagian tanah. - makan 3 kali sehari dengan lauk tempe atau tahu, kadang anak meminta lauk hanya dengan kerupuk saja, tetapi untuk anak kapan saja anak meminta makan akan diberikan.
252
2
- setiap hari anak pasti minta jajan gorengan yang dijual diwarung dekat rumah, sehingga harus selalu berusaha menyiapkan uang untuk keperluan jajan anak yang berkisar antara Rp 1.000 – Rp 2. 000 sehari. - jika anak sakit selalu berobat ke puskesmas oleh karena tidak membayar (gratis). Jika terpaksa sudah berobat ke puskesmas tak sembuh maka akan dibawa ke dukun bayi atau Pak Kiyai. Pendapatan suami dirasa tidak mencukupi dan bersifat tak menentu.kadang dalam beberapa hari tidak mendapatkan penghasilan ,seperti pada saat ini. Sehingga untuk makan sering ikut ortu atau meminjam kepada tetengga atau saudara. - Nilai anak yang menguntungkan ; Anak dapat menjadi teman saat suami bekerja, dapat bermain-main dengan anak. Anak juga dapat untuk mencurahkan rasa sayang. Ibu juga berharap anak dapat dinunuti (ditumpangi) pada saat ortu sudah tua. Mempunyai anak dapat lebih mengikat hubungan antara bapak dan ibu atau antara suami istri. - Nilai anak yang merugikan : Untuk kebutuhan anak memerlukan biaya yang cukup tinggi, yaitu untuk makan, jajan, sekolah, berobat. Kadang-kadang juga repot jika anak sedang sakit dan rewel. Anak juga sering menimbulkan pertengkaran dengan suami. Oleh karena anak minta jajan atau harus memenuhi kebutuhan anak padahal ortu tak punya uang, sehingga ortu merasa tidak dapat menyenangkan anaknya. - hubungan dengan tetangga lebih banyak saling tolong menolong, membantu saat sedang repot punya kerja (hajatan) atau saat sedang kesusahan (anak sakit, kematian) tetangga juga merupakan teman untuk curhat (mencurahkan masalah) dan teman pengisi waktu luang. Tetangga dekat rumah kanan dan kiri masih banyak yang mempunyai ikatan saudara. - merasa masih kekurangan oleh karena belum punya rumah sendiri, penghasilan tak menentu setiap bulannya dan sering tak mencukupi untuk keperluan anak-anak. - makan 3 kali sehari dengan lauk terutama sayur, kadang ditambah tahu atau tempe. Jarang dengan lauk ayam atau daging , kadang satu atau dua minggu sekali saja. - kalau rebut dengan suami selalu masalah ekonomi, saat tidak punya beras, tidak punya uang untuk jajan anak. - jika anak sakit akan berobat ke bidan atau dokter di desa tetangga, dengan
253
3
biaya rata-rata Rp 30.000, oleh karena merasa cocok, disamping hal tersebut pengobatan gratis di puskesmas tidak memungkinkan karena pagi hari ibu bekerja sedangkan pelayanan di puskesmas dilakukan hanya pagi hari saja. Jika berobat ke bidan dan dokter tidak sembuh, maka baru pergi ke orang pintar atau dukun bayi, karena diyakini penyebabnya adalah hal yang tak tampak atau sawanan. - pengeluaran untuk anak setiap harinya adalah untuk keperluan “ ngupah sing momong” (member upah kepada yang menjaga anak), dan jajan. - untuk uang jajan anak diusahakan ada setiap harinya yang berkisar antara Rp 1.000 per hari atau dapat sampai Rp 4.000 per hari per anak. Oleh karena disekitar rumah banyak anak tetangga yang sepantaraan (seumur) semua pada jajan, jadi anak selalu ikut-ikut temannya, jika tak diberi akan menangis dan ibu merasa kasihan, tak tega pada anaknya, atau juga merasa bersalah tak dapat menyenangkan hati anaknya. - Nilai anak yang menguntungkan : Anak dapat menghibur orang tua. Mempunyai anak merasa dapat diterima di masyarakat sebagai keluarga yang utuh dan dapat mengangkat derajat orang tua apabila anak mencapai sekolah yang tinggi, seperti yang dikatakan oleh Ibu Sofia : “Anak niku nek disawang lucu, iso kanggo hiburan nek lagi kesel bar nyambut gawe. Nek pinter iso ngangkat derajate wong tuo” - Nilai anak yang merugikan : Untuk keperluan anaak membutuhkan biaya yang banyak, yaitu untuk berobat, makan, jajan, member upah yang jaga, sekolah juga butuh rumah yang cukup memadai. - hubungan dengan tetangga sangat baik, seperti saudara saja, sering saling mengawasi anak yang masih kecil, menyuapi anak bersama-sama, bahkan saling membagi aluk yang dipunyai. Rasa gotong royong yang tinggi, saling membantu tenaga (membangun rumah, membuat jalan kampong), maupun membantu materi (meminjamkan uang jika ada yang memerlukan). Saudara juga banya bertempat tinggal didekat rumah - kehidupan dan untuk keperluan makan masih dibantu ortunya belum mempunyai rumah sendiri. Setiap bulannya dijatah beras satu karung, oleh
254
karena suami bekerjanya tak menentu, seperti pada saat ini sudah satu bulan suami tidak bekerja. - makan 3 kali sehari atau untuk balitanya setiap anak meminta makan akan dituruti, kadang-kadang 4 smpai dengan 5 kali perhari, dengan lauk seadanya. Anak tak pernah rewel dengan lauk yang disediakan, apa saja mau. - sering cekcok (bertengkar) masalah ekonomi, oleh karena uang yang didapat tidak mencukupi terutama untuk jajan anak. - diutamakan uang untuk jajan anak. Jika sedang tidak punya uang , maka akan meminjam pada tetangga. Untuk jajan anak harus tersedia sekitar Rp 5.000 – Rp 7.000 perhari, kadang uang jajan diberi dari mbahnya. - alasan penyediaan uang jajan : jika mau jajan dan tak diberi uang, maka anak akan menangis terus, malu dengan tetangga dan merasa kasihan tak menuruti keinginan makan anaknya. - Nilai anak yang menguntungkan : Mempunyai anak merasa senang tidak kesepian, anak dapat diajak guyon (tertawa/hiburan), jika ortu sudah tua dapat minta makan ke anaknya. Kalau Bpak kerja diluar kota, maka Bapak selalu ingin mendengarkan suara anaknya melalui telp untuk mengobati rasa capek. - Nilai anak yang merugikan : “Repot pas sakit atau meriang, nek rak duwe duit jalo jajan, beler kudu tak teot” Anak dapat menjadikan kita repot terutama waktu sakit, waktu tak punya uang anak minta jajan dan jika tak dituruti anak menangis terus. Untuk sekolah juga perlu banyak biaya. Anak juga membuat ibu sering marah, oleh karena membuat rumah berantakan, Jika pulang kerja dan terus akan memasak anak rewel dan beler (nakal), sehingga ibu jadi sering mencubit anaknya. Jika tak punya uang anak sakit, maka ibu harus berusaha meminjam ke tetangga atau saudara oleh karena anak hanya cocok jika berobat ke bidan atau ke dokter praktek swasta ,dengan biaya berkisar antara Rp 30.000. - jika membeli susu untuk anaknya harus di took besar yang ada di Welahan (desa seberang), yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Jepara, supaya tidak mendapat susu palsu. - jika Ibu bekerja, anak diasuh oleh saudara yang rumahnya berdekatan dan memberi upah Rp 5.000 perhari kepada yang menjaganya. - dibandingkan kerugiaannya maka lebih untung jika mempunyai anak, walau anak menimbulkan banyak pikiran, sehingga anak harus dijaga supaya sehat.
255
4
Dimana sehat menurut batasan ibu dan keluarga adalah anak yang tidak sakit, lincah dan banyak makan, tidak minta digendong terus ,seperti yang dikatakan oleh Ibu Sulistyoningsih : “ yang penting anak sehat, tandane anak sehat niku tak sakit, lincah, playon rono rene, beler, mangan katah, bar mangan mngan maleh, awake kenceng, orak meriang, orak lenger-lenger, orak njalo gendongan “. - hubungan dengan tetangga sangat dekat seperti keluarga saja, kalau tidak punya uang antuk makan akan meminjam ke tetangga pasti diberi, begitu juga sebaliknya, jika tetangga kehabisan uang juga akan dipinjamkan,tidak sulit dan tidak perlu ada jaminan apapun, hanya saling membantu dan kepercayaan saja. Penimbangan anak ke posyandu kadang dibawa oleh tetangga, saudara atau neneknya, oleh karena ibu bekerja dan aturan di perusahaan sangat ketat. Anak juga sering diperhatikan oleh tetangga yang ibunya tidak bekerja, diberi makan, diberi roti. Banyak tetangga juga masih mempunyai ikatan saudara. - belum mempunyai rumah sendiri - makan 3 kali sehari, dengan lauk tahu, tempe atau sayur saja, kadang anak minta lauk ikan yang diberikan satu minggu sekali jika punya uang. - yang utama harus menyediakan uang untuk keperluan jajan anaknya Rp 3.000 – Rp 5.000 perhari, yang dibeli hampir setiap hari adalah sate ojek sedangkan untuk es dan ciki-ciki tidak dibolehkan takut kalau jadi batuk. Jika tak punya uang diusahakan dengan cara meminjam dari tetangga atau saudara. Ibu merasa kasihan jika anak tidak diperbolehkan jajan, oleh karena semua anak disekitar rumahnya pada jajan. Jika anak tidak diberi uang jajan, anak akan menangis, menjadikan ibu merasa malu terhadap tetangga yang akan mengira ibu tidak bisa memenuhi kebutuhan anaknya. - jika anak sakit ibu akan berusaha mengobati sendiri terlebih dahulu dengan membeli obat yang ada diwarung, jika tidak sembuh-sembuh baru berobat ke balai kesehatan kepunyaan yayasan dengan biaya kurang lebih Rp 70.000. Waktu anak berumur dibawwah satu tahun sering membawa anak untuk dipijatkan ke dukun bayi. - Nilai anak yang menguntungkan ; Anak itu lucu, bisa menghibur waktu capek, dapat membuat ortu bahagia, juga dapat jadi teman waktu sendirian. Kalau tak punya anak, rasanya ada yang
256
5
belum lengkap. Anak juga dapat membantu dan merawat ortu kalau sudah tua. - Nilai anak yang merugikan : Anak juga dapat menjengkelkan dan merepotkan saat rewel (merengek0, manja, tak menurut. Biaya untuk keperluan untuk merawat anak dengan baik juga cukup besar, harus menyediakan biaya untuk makan, jajan, sekolah, berobat. Sering juga bertengkar soal anak terutama yang berkaitan dengan keperluan uang yang harus disediakan untuk anak. - hubungan dengan tetangga seperti sedulur (saudara), saling tolong menolong misalnya dalam hal menitipkan anak saat ada keperluan, membantu saat ada kesusahan misalnya saat anak sakit, kematian. Warga juga sering melakukan gotong royong waktu membangun atau memperbaiki rumah, jalan dan membersihkan lingkungan. - setiap hari bisa makan 3 kali, oleh karena mempunyai simpanan beras, tetapi untuk lauk hanya seadanya atau sepunyanya uang saja, yang sering adalah dengan lauk sayur bayam. - setiap hari harus menyediakan uang jajan Rp 7.000 – Rp 10.000 untuk jajan ke empat anaknya dan uang jajan ini yang diutamakan harus ada. Sedangkan untuk belanja lauk setiap hari di nomor duakan. Lauk dapat yang ada saja, misalnya yang didapat dari halaman rumah atau dengan lauk kerupuk atau kecap. - jajan setiap hari berupa sate ojek, ciki-ciki. Jika tak dituruti anak menangis dan ibu merasa malu dengan tetangga, juga kasihan melihat anak menangis. Semua anak dilingkungannya selalu jajan, jadi mau tidak mau semua anak ikutikutan jajan juga. - jika anak sakit selalu berobat ke puskesmas oleh karena tak perlu membayar bidan dan obat (gratis). - nilai anak yang menguntungkan : Anak dapat buat teman, kalau sendirian kan sepi, nglangut (melamun). Kalau orang berkeluarga harus punya anak (keluarga yang komplit). Anak juga membuat kita senang (bahagia). - nilai anak yang merugikan : Anak juga sering menjengkelkan jika nakal, rewel tak bisa diberi tahu. Membuat orang tua pusing kalau minta jajan tak punya uang. Biaya anak juga tak sedikit. - hubungan dengan tetangga seperti sedulur (saudara), saling momong
257
(merawat0 anak. Jika anak ada di rumah tetangga dan anaknya sedang makan, maka anak kita juga akan diberi makan. Kadang juga membawa anak tetangga ke posyandu yang ibunya sedang bekerja atau tak bisa membawa anaknya sendiri. Kalau anak sakit selalu dibantu, diperhatikan oleh tetangga sekitar, misal ditiliki (dikunjungi), pernah diantar ke puskesmas dengan kendaraan roda dua. Banyak anak yang sepantaran (sebaya) mereka selalu bermain bersamasama dan anak-anak sangat akrab antara satu dengan lainnya.
258
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita Umur Nama Ibu Nama Ayah Alamat Berat Badan
: : : : : :
Waktu Makan Pagi/Jam 07.00
08.30
10.00 Siang/Jam 12.00
12.30 13.00 14.00
14.30 Malam/Jam 16.00 17.00
18.00
Putri Pandan Arum 12 bulan Fitri Rahmawah Budi Santoso Desa Pecuk 9 Kg
Nama Masakan
-
Nasi Soto Kerupuk
-
Roti Biskuit Bubur Sagu
-
Pisang
-
Nasi Sayur Sop
-
Jenis
Status : 27-04-2010 Bahan Makanan Banyaknya URT
-
Ayam
2 1 1
Sendok Biji Biji
-
Sagu Gula Kelapa
1
Mangkok Kecil
1
Buah
Jajan Wafer Sate Ojek (siomay)
3
Biji
-
Ciki Wafer Bakwan
1 2 1
Biji Biji Biji
-
Telo Goreng
1/2
Biji
-
Bakwan Nasi Sayur Sop Jeruk Wafer
1/2 2
Biji Sendok
-
-
Kol Wortel Kentang Tomat
Gandum Kol Wortel
1 2
Biji Biji
259
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita Umur Nama Ibu Nama Ayah Alamat Berat Badan
: : : : : :
Waktu Makan Pagi/Jam 06.30
Putri Pandan Arum 12 bulan Fitri Rahmawah Budi Santoso Desa Pecuk 9 Kg
Nama Masakan
-
Nasi Soto Ciki-ciki Buah Roti biskuit Jajan wafer Roti biskuit
-
Kerupuk Rambak Sate Ojek (siomay) Nasi Sayur Bening
-
Ciki-ciki Ciki-ciki Tempe
17.00
-
Telur Rebus Kerupuk Terung Nasi + Sayur Bening
18.00 18.45 19.00
-
Roti Tahu Goreng Wafer Coklat
07.00 08.00 09.30 Siang/Jam 11.30 12.00 12.30
13.00 14.30 Malam/Jam 16.00
260
Status : 28-04-2010 Bahan Makanan Banyaknya Jenis URT
-
Ayam
-
Pisang Biskuit Wafer Biskuit
-
-
Bayam Wortel Potato Krip-krip Tempe Goreng
Bayam Wortel Biskuat
2
Sendok
1 1 2 1 1
Bungkus Biji Biji Biji Biji
1 1
Biji Biji
3
Sendok
1 1 1
Bungkus Bungkus Iris
1/2 1 3
Butir Biji Sendok
2 1 1
Biji Biji Biji
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita Umur Nama Ibu Nama Ayah Alamat Berat Badan
: : : : : :
Waktu Makan Pagi/Jam 05.30 06.00 07.30 08.30 09.30 10.00 Siang/Jam 11.30 12.30 13.00 14.30 15.00 Malam/Jam 16.00 17.00 '18.00 '18.30
Putri Pandan Arum 12 bulan Fitri Rahmawah Budi Santoso Desa Pecuk 9 Kg
Nama Masakan
-
Roti Bolu Kukus Nasi + Serundeng Kerupuk Roti biskuit Jeruk Ciki-ciki
-
Roti biskuit Siomay Nasi + Sayur Bakwan Ciki-ciki
-
Ciki-ciki Nasi + Sayur Telur Rebus kue Kerupuk Udang Kerupuk makaroni
Jenis
Status : 29-04-2010 Bahan Makanan Banyaknya URT
-
Biskuat
-
Biskuit
-
Ipin + Upin
-
Biskuit
-
Kangkung
-
Kripik Jos
-
Sumo Kangkung
-
Pukis
-
Makaroni
1 1 4 1 2 1 1
Biji Bungkus Sendok Biji Biji Buah Bungkus
2 1 3 1/2 1
Biji Biji Sendok Potong Bungkus
1 3 1 1 1/2 5
Bungkus Sendok Butir Biji Biji Biji
261
Nama Balita Umur Nama Ibu Nama Ayah Alamat Berat Badan
: : : : : :
Waktu Makan Pagi/Jam 06.00
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Noval Setiawan 2 Tahun Nasikun Sofia Desa Pecuk 15 Kg Status : 27-04-2010 Bahan Makanan Banyaknya Nama Masakan Jenis URT
-
Minum Susu
10.00
-
Wafer Ubi Rebus Nasi Ikan Pindang Minum Susu
11.00
-
Minum Jamu
-
Minum Susu
12.15
-
Roti Biskuit
13.00
-
Nasi Sayur Sop + Tempe
06.30 07.00 07.15
Siang/Jam 12.00
-
14.00
-
Sosis Duku Bakwan
-
Nasi Sop piting
Malam/Jam 18.00 19.00
-
Air Putih Kue Bakpao
19.30
-
Minum Susu
15.00 16.30
262
-
Kunir Asem Manisan
-
240 1 2 1 3 1/2 240 1 1
cc Air Sendok The Gula Biji Biji Sendok Ikan cc Air Sendok The Gula Gelas Kecil
-
240 1 1
cc Air Sendok The Gula Bungkus
1
Iris
-
1
Potong
-
1
Potong
-
8 1
Sendok Piting
-
Gandum Telur
-
Kol
-
-
Daging Kedelai
-
-
-
Gandum Sayuran
Gandum Telur Gula
240 1
cc Air Butir
1 240 1
Biji cc Air Sendok The Gula
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita Umur Nama Ibu Nama Ayah Alamat Berat Badan
: : : : : :
Waktu Makan
Noval Setiawan 2 Tahun Nasikun Sofia Desa Pecuk 15 Kg
Nama Masakan
Jenis
Status : 28-04-2010 Bahan Makanan Banyaknya URT
Pagi/Jam 07.00
-
Minum Susu
08.00
-
Es Dawet Nasi
-
Lauk
-
Kacang Rebus Minum Susu
-
Nasi Sayur Bayam
-
Ayam Goreng
10.00 11.30 Siang/Jam 12.15
-
-
Ikan Bandeng
Bayam jagung Wortel Daging Ayam Bihun Jagung
-
240 1 120 5
cc Air Sendok The Gula cc Air Sendok
-
1/2
Ikan
-
1 240 1
Mangkuk Kecil cc Air Sendok The Gula
-
5 1
Sendok Mangkuk Kecil
-
1
Iris
-
1
Potong
-
1
Bungkus Kecil
-
240 1
14.00
-
Sosis Ayam
-
15.00
-
Bihun Mie
-
15.30 17.00
-
Air Putih Wingko
17.15
-
Nasi Sayur Bening Ayam Goreng
-
4
Sendok
-
1
Potong
-
Minum Susu
-
240 1
Malam/Jam 19.00
-
Ketan Gula
cc Air Iris
cc Air Sendok The Gula
263
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita Umur Nama Ibu Nama Ayah Alamat Berat Badan
: : : : : :
Waktu Makan
Noval Setiawan 2 Tahun Nasikun Sofia Desa Pecuk 15 Kg
Nama Masakan
Jenis
Status : 28-04-2010 Bahan Makanan Banyaknya URT
Pagi/Jam 07.00
07.30 08.15 10.00 11.00
11.30 Siang/Jam 12.15
14.00 14.15 16.00
Malam/Jam 12.15 19.00
264
-
-
Minum Susu
Nasi Lauk Es Gempol Jeruk Minum Susu
-
Jeruk
-
Nasi Sop Kepiting Air Putih Duku Wafer Coklat Wafer Minum Susu
-
Nasi Sop Kepiting Minum Susu
-
-
-
Telur Dadar Gula Santan
Kepiting
Kepiting
-
240
-
1
-
5 1 120 1 240
-
1
-
1
-
8 1 120 10 3 1 240
-
1
-
8 1 240
-
1
cc Air Sendok The Gula Sendok Iris cc Air Buah cc Air Sendok The Gula Buah Sendok Kepiting cc Air Butir Buah Iris Bungkus cc Air Sendok The Gula Sendok Kepiting cc Air Sendok The Gula
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita
:
Umur Nama Ibu Nama Ayah Alamat Berat Badan
: : : : :
Waktu Makan
Muh. Maulana Syarif 2 Tahun, 4 Bulan SulistioNingsih Gunawan Desa Pecuk 13 Kg
Nama Masakan
Jenis
Status : 03/01/2010 Bahan Makanan Banyaknya URT
Pagi/Jam 07.30
-
Air Gula
08.00 09.00
-
11.00
-
Nasi Tahu dikering Ciki-ciki Sate Ojek (siomay) Es Syrup
Siang/Jam 12.00
13.00 14.30 16.00 Malam/Jam 18.00 19.30 20.00
-
240 3 1 1 1
cc Air Sendok Teh Gula Sendok Potong Bungkus
-
6
Biji
-
1
Gelas
-
1 2
Sendok Sendok
cc Air Potong Sendok Sendok
-
Nasi Botok Mlanding (petet)
-
Air Gula Semangka Nasi Petet
-
240 1 1 1
-
Roti Coklat Nasi Ikan Pindang Air Gula
-
1 Potong 1 Sendok 4x4 Cm 240 cc Air 3 Sendok Teh Gula
-
Kelapa Parut Melanding Teri
265
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita
:
Umur
:
Nama Ibu Nama Ayah Alamat Berat Badan
: : : :
Waktu Makan
Muh. Maulana Syarif 2 Tahun, 4 Bulan SulistioNingsih Gunawan Desa Pecuk 13 Kg
Nama Masakan
Jenis
Status: 05/01/2010 Bahan Makanan Banyaknya URT
Pagi/Jam 04.30
-
SGM
-
07.30 08.00 10.00
-
Nasi Ikan goreng Ciki-ciki SGM
-
240 cc Air 2 Sendok Teh Gula 3 Sendok Teh Susu 1 Sendok 5x5 Cm 4 Bungkus 240 cc Air 2 Sendok Teh Gula 3 Sendok Teh Susu
Siang/Jam 12.00
-
SGM
13.00
-
Martabak
-
240 2 3 4
-
14.30 Malam/Jam 16.30
18.00 20.00
266
Telur Tempe di Goreng
-
Roti biskuit Roti Coklat
-
1 1
-
Nasi Pisang goreng Oseng Terong Roti Coklat Air Gula
-
1 1 1 1 240 3
cc Air Sendok Teh Gula Sendok Teh Susu Potong
Potong Potong Sendok Potong Sendok Makan Potong cc Air Sendok Teh Gula
Nama Balita Umur Nama Ibu Nama Ayah Alamat Berat Badan
: : : : : :
Waktu Makan Pagi/Jam 04.30
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Muh. Maulana Syarif 2 Tahun, 4 Bulan SulistioNingsih Gunawan Desa Pecuk 13 Kg
Nama Masakan
-
Jenis
Status: 04/01/2010 Bahan Makanan Banyaknya URT
SGM
-
07.30 09.00 10.00
-
Nasi Ikan Pindang Ciki-ciki SGM
-
Siang/Jam 12.30
-
SGM
-
240
-
2
-
3
-
4
cc Air Sendok Teh Gula Sendok Teh Susu Potong
-
Martabak
14.00
-
Roti Mari Roti Coklat
-
1 1
Potong Potong
-
Nasi Mendoan
-
1 1
-
Oseng Terong
-
1
-
Roti Coklat Air Gula
-
1 240
-
3
Sendok Potong Sendok Makan Potong cc Air Sendok Teh Gula
18.30 20.00
Telur Tempe di Goreng
cc Air Sendok 2 Teh Gula Sendok 3 Teh Susu 1 Sendok 5x5 Cm 4 Bungkus 240 cc Air Sendok 2 Teh Gula Sendok 3 Teh Susu
13.00
Malam/Jam 16.30
-
240
267
Nama Balita Umur Nama Ibu Nama Ayah Alamat Berat Badan
: : : : : :
Waktu Makan
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Rendi Pratama 2 Tahun, 3 Bulan Maryuni Rohmat Desa Pecuk 13 Kg Status : 27/04/2010 Bahan Makanan Nama Masakan Banyaknya Jenis URT
Pagi/Jam 05.00
06.30
07.30 09.30 12.15
-
Minum Susu
-
240
-
3
-
2 4 1/2 1/2 2 2 5 3
-
Wafer Nasi Dadar Telur Air Putih Bubur Promina Sosis Ayam Krupuk Nasi Sayur Sop
-
Tempe Goreng
-
1
-
Minum Susu
-
240
-
2
-
2
-
1/2
-
2
-
1 240
-
3
-
240
-
3
-
cc Air Sendok Teh Susu Biji Sendok Butir Telur Cangkir Sendok Potong Biji Sendok
Kol Wortel Kentang Tomat Iris
Siang/Jam 14.00
cc Air Sendok Teh Susu Sendok Teh Gula
Malam/Jam 18.00
20.00
24.00
268
-
-
-
Minum Kopi
Mie Goreng Minum Susu
Minum Susu
Sendok Teh Kopi Sendok Teh Gula Bungkus cc Air Sendok Teh Susu cc Air Sendok Teh Susu
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita Umur Nama Ibu Nama Ayah Alamat Berat Badan
: : : : : :
Waktu Makan
Rendi Pratama 2 Tahun, 3 Bulan Maryuni Rohmat Desa Pecuk 13 Kg
Nama Masakan
Jenis
Status : Bahan Makanan Banyaknya URT
28/04/2010
Pagi/Jam 06.00
-
Minum Susu
-
Nasi + Kecap Air Putih Ciki-ciki Roti Biskuat Air Putih Sosis
-
Nasi Sayur Kunci Ikan Air Putih Minum Susu
-
Roti Biskuat
-
Minum Kopi
20.00
-
Buah Minum Susu
03.00
-
Minum Susu
08.00
09.30 Siang/Jam 11.00
14.00 15.00 Malam/Jam 18.00
-
-
-
daging ayam
Ikan Bandeng
Pisang
-
240 3 5 1 1 1 1/2 2
cc Air Sendok Teh Susu Sendok Cangkir Bungkus Bungkus Cangkir Potong
-
15
-
1/2 1/2 120 3 1
Potong Cangkir cc Air Sendok Teh Susu Bungkus
-
1/2 2 240 1 120 3 240 3
Sendok Teh Kopi Sendok Teh Gula cc Air Buah cc Air Sendok Teh Susu cc Air Sendok Teh Susu
Sendok
269
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita
:
Umur
:
Nama Ibu Nama Ayah Alamat Berat Badan
: : : :
Waktu Makan Pagi/Jam 06.00 06.30 08.00 09.30 10.30
Siang/Jam 14.00
Malam/Jam 18.30 23.00
270
Rendi Pratama 2 Tahun, 3 Bulan Maryuni Rohmat Desa Pecuk 13 Kg
Nama Masakan
-
Bubur Nasi + Mie Air Putih Ciki-ciki Ciki-ciki Sosis Air Putih Nasi Sayur Bening
-
Ikan
-
Minum Susu
-
Buah Ciki-ciki
-
Minum Teh Roti Lapis Minum Susu
Jenis -
Promina Mie Rebus
-
Wafer stik Wafer coklat daging ayam
-
Sawi Wortel Udang Ikan Bandeng
-
Pear Potato
Status : 29/04/2010 Bahan Makanan Banyaknya URT -
2 4 1/2 1 1 2 1/2 3
Sendok Sendok Cangkir Bungkus Bungkus Potong Cangkir Sendok
-
1/2
Potong
-
120
-
3
-
1 1
cc Air Sendok Teh Susu Buah Bungkus
-
1 1 120
-
3
Gelas Iris cc Air Sendok Teh Susu
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita Umur Nama Ibu Nama Ayah Alamat Berat Badan
: : : : : :
Abdul Rohim 2 Tahun Suriah M. Said Desa Pecuk 11,5 Kg Status : Bahan Makanan
Waktu Makan Pagi/Jam 05.30 06.20 06.45 07.35 11.10 11.43 Siang/Jam 12.30 13.10 15.05 15.09 15.50 16.15
Malam/Jam 18.25 18.35 19.20 19.30
Nama Masakan
-
ASI Wafer Nasi Ikan Minum Obat Makanan Ringan ASI
-
27/04/2010 Banyaknya URT
Jenis
-
Pindang Goreng
-
Wafer
-
1 1 1/2 1 1
Bungkus Sendok Ekor Sendok Teh Bungkus
Ciki-ciki ASI ASI Cemilan Siomay Air Putih Nasi Telur Ikan Kerupuk
-
Wafer
-
1
-
Telur Dadar
-
5 1/2 3 1 1/2 2
Butir Cangkir Sendok Butir Potong Butir
Minum Obat Bakso Minum Es Permen
-
Obat Panas Gelondongan
-
1 2 1/2 2
Sendok Teh Butir Cangkir Butir
Bungkus
271
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita Umur Nama Ibu Nama Ayah Alamat Berat Badan
: : : : : :
Abdul Rohim 2 Tahun Suriah M. Said Desa Bandaran 11,5 Kg Status :
Waktu Makan Pagi/Jam 05.10 06.30 06.45 08.10 08.30 09.03 10.40 Siang/Jam 12.03 12.08 13.00 13.23 13.30 16.04 16.40 Malam/Jam 16.45 17.15
18.04 18.35 18.40 19.25
272
Nama Masakan
-
ASI Nasi Telur ASI Ciki-ciki Permen Minum Kopi Minum Es Krim
-
Jenis
28/04/2010 Bahan Makanan Banyaknya URT
-
2 1/2
Sendok Butir
-
1 1 1/4 1/2
Bungkus Butir Gelas Gelas
Nasi Gulai Kambing Minum Es Teh Minum Es Krim Telur Asin ASI Cemilan Siomay ASI
-
2 1 1/4 1 1/2
Sendok Sendok Gelas Bungkus Butir
-
5
Minum Es Nasi Lauk Sayur Kerupuk Minum Sirup Obat Permen ASI
-
1/4 2 2 2
Cangkir Sendok Udang Buah
-
1
Sendok
-
1
Buah
-
Telur
-
Wafer
-
Udang Rebung
Butir
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM ( Khusus Untuk Anak Usia 1 - 2 tahun ) Nama Balita Umur Nama Ibu Nama Ayah Alamat Berat Badan
: : : : : :
Waktu Makan
Abdul Rohim 2 Tahun Suriah M. Said Desa Bandaran 11,5 Kg Status : 29/04/2010 Bahan Makanan Banyaknya Jenis URT
Nama Masakan
Pagi/Jam 05.03 06.25 06.45 07.02 07.35 08.02 09.10
-
ASI Minum Obat ASI Permen Nasi Lauk Air Putih Permen Ciki-ciki
-
Telur Asin Minum Es Teh Minum Es Krim ASI Ciki-ciki Air Putih ASI Nasi Lauk Air Putih Permen
-
Minum Obat ASI Mie Roti Biskuat ASI
-
Sirup
-
Udang
-
Wafer
-
1
Sendok
-
1 5 3 1/4 1 1
Butir Sendok Udang Gelas Butir Bungkus
-
1/2 1/4 1
Butir Gelas Bungkus
-
1 1/4
Bungkus Gelas
-
6
-
1/4 1
Siang/Jam 12.05 12.15 12.35 13.05 14.08 14.15 15.02 16.30 16.40 17.17 Malam/Jam 18.30 18.45 18.55 19.00 20.12
-
Sendok
Mie
-
Sirup
-
1
-
Mie Rebus
-
1/4 2
Gelas Butir Sendok Bungkus Buah
273
274