IMPLEMENTASI STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA MADANIA BOGOR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I)
Oleh Albert Ferdinand NIM 1110011000049
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
ABSTRAK
Albert Ferdinand (NIM: 1110011000049). Implementasi Strategi Active Learning dalam Pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor. Skripsi: Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Kata Kunci: Strategi Active Learning, Pembelajaran PAI. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kesadaran siswa dalam mempelajari pendidikan agama Islam (PAI), tujuan pembelajaran PAI yang diinginkan belum tercapai secara maksimal, strategi active learning masih jarang digunakan dalam pembelajaran PAI dan guru kurang membekali kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan strategi active learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi strategi active learning dalam pembelajaran PAI dan untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat diterapkannya strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan: (1) observasi yaitu untuk mengetahui proses pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor, (2) wawancara yaitu untuk mengetahui berbagai informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor, serta mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat diterapkannya strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor dan (3) dokumentasi yaitu untuk memperoleh data berhubungan dengan penerapan strategi active learning dalam pembelajaran PAI seperti rencana pembelajaran, silabus pembelajaran, dokumen kegiatan pembelajaran dan lain-lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi active learning yang diterapkan di SMA Madania Bogor diwujudkan dalam beberapa komponen yang saling mempengaruhi yaitu tujuan pembelajaran, pemilihan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan isi/materi pelajaran serta guru dan siswa. Komponen-komponen tersebut di rancang agar dalam pelaksanaannya siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Strategi ini diterapkan untuk memberikan kemudahan kepada siswa untuk mengenal, memahami, menghayati, dan menerapkan materi yang di sampaikan guru dalam kehidupan siswa, sehingga tujuan pembelajara PAI bisa terwujud. Hal ini dibuktikan ketika pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor terwujud dalam tiga metode active learning yaitu: a) diskusi kelompok dengan metode jigsaw model tim ahli dan cooperatif script, b) presentasi dan c) simulasi. Dengan pelaksanaan metode ini siswa tidak hanya aktif secara emosional tetapi perasaan, intelektual, penginderaannya serta fisiknya.
i
ABSTRACT
Albert Ferdinand (NIM: 1110011000049). Implementation of Active Learning Strategy in Islamic Education Learning at Madania High School, Bogor. Thesis: Islamic Education Department. Tarbiya and Teaching Science Faculty. State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Key Words: Active Learning Strategy, Islamic Education Learning. This research is conducted based on several backgrounds including student’s lack of awareness on learning Islamic education (PAI), Islamic Education learning’s objections are not reached, the rare using of active learning strategy in Islamic Education learning, and the teacher’s lack of capability of provisioning in planning and implementing the active learning strategy. This research aims to understand the implementation of active learning strategy in Islamic Education learning and to find out supporting and inhibiting factors in implementing the active learning strategy in Islamic Education learning at Madania High School, Bogor. This research is classified as qualitative field research with descriptive research method. The data are collected through: (1) Observation, which aims to see the process of implementing the active learning strategy in Islamic Education learning at Madania High School, Bogor, (2) Interview, which objects to collect information related to the active learning strategy implementation in Islamic Education learning at Madania High School, Bogor, and to find out the supporting and inhibiting factors of the active learning strategy implementation in Islamic Education learning at Madania High School, Bogor, and (3) Documentation, which to collect data related to the active learning strategy implementation in Islamic Education learning such as lesson plan, syllabus, learning activity documentation, and other related stuffs. The result of this research shows that active learning strategy implemented at Madania High School, Bogor has been realized in number of interconnected components, they are learning objections, methods selection, and learning media, all of which are appropriate to the learning materials, teachers, and students. The components are designed to make the students to be more active in their learning. The strategy is applied to help the students in acknowledging, understanding, comprehending, and implementing the materials they have learned from their teacher in their daily life, as so the aims of Islamic Education learning can be reached. This can be seen as the active learning strategy implementation in Islamic Education learning at Madania High School, Bogor is implemented in three methods: a) group discussion in experts’ jigsaw model and cooperative script, b) presentation, and c) simulation. Through these methods, the students are not only active emotionally, but also active through their feeling, intellectual, sensory, and physic.
i
KATA PENGANTAR
Bismiilahirrahmanirrahiim Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan segala nikmat, taufik dan hidayah-Nya. Kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Implementasi Strategi Active Learning dalam Pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor”. Shalawat serta salam senantiasa penulis sanjungkan kepada Rasul-Nya yang agung baginda Nabi Muhammad SAW. Rasul terakhir yang membawa risalah, penyejuk dan penerang hati umat sehingga selamat bahagia dunia dan akhirat serta mendapatkan syafaat kelak pada hari yaumul qiyamah nanti. Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan, saran dan bantuan dari berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulisan skripsi ini terselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Nurlena Rifa’I, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Hj. Marhamah Saleh, Lc, MA, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5. Dra. Manerah, Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Para Dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada umumnya dan Jurusan Pendidikan Agama Islam khususnya yang telah membekali
berbagai
ilmu
pengetahuan
menyelesaikan skripsi ini. ii
sehingga
penulis
mampu
7. Bapak/Ibu karyawan Perpustakaan Tarbiyah dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas pelayanan selama penyusunan skripsi ini. 8. M. Wahyuni Nafis, M.A, School Director yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian di SMA Madania Bogor. 9. Alfi Afifah, S.P, Secondary School Principal yang telah memberikan izin dalam melakukan penelitian di SMA Madania Bogor. 10. Bapak Adam dan Bapak Harisko Senior Officer Research and Development yang telah memberikan arahan prosedur penelitian di SMA Madania Bogor. 11. Abdulloh, S. Ag, Koordinator Guru PAI yang telah banyak membantu penulis dengan memberikan saran, arahan dan informasi dalam melakukan penelitian di SMA Madania Bogor. 12. Muchammad Furqon, S. Ag, Guru Agama Islam kelas X yang telah memberikan arahan dan informasi kepada penulis. 13. Rahmat Rizqa, S. Th. I, Guru Agama Islam kelas XI yang telah memberikan arahan dan informasi kepada penulis. 14. Ninik Ni’matur Rahmaniah, M.Pd.I, Guru Agama Islam kelas XII yang telah memberikan arahan dan informasi kepada penulis. 15. Siswa siswi SMA Madania Bogor yang mendukung penulis mengumpulkan data-data untuk penelitian. 16. Orang tua tercinta (Ibu Muliyati dan Bapak Godlied Eridanus Donggala) yang selalu mendo’akan, memotivasi dan memberikan kasih sayangnya kepada penulis dalam setiap situasi. 17. Seluruh Keluarga dan sahabat penulis yang senantiasa memberikan do’a dan motivasi kepada penulis. 18. Bahrissalim, M.Ag, Dosen Perencanaan dan Strategi Pembelajaran PAI yang telah menginspirasi penulis dalam membuat ide awal, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 19. Keluarga Besar UKM-Bahasa FLAT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai tempat menimba ilmu, tempat berbagi dan tempat mencurahkan segala pembentukan kepribadian penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
iii
20. Teman-teman Pendidikan Agama Islam angkatan 2010 pada umumnya dan Kelas B pada khususnya terima kasih atas semangat, saran-saran, motivasi, bantuan, dan kebersamaan selama menimba ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 21. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis Akhir
kata
penulis
mohon
maaf
atas
segala
kekurangan
dan
ketidaksempurnaan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian dengan pahala yang berlipat ganda. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Alhamdulillaahi Rabbil’aalamin Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 17 September 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK .............................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... viii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................
7
C. Pembatasan Fokus Penelitian ....................................................
7
D. Perumusan Masalah Penelitian .................................................
7
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian .....................................
8
KAJIAN TEORITIK A. Kajian Teori ............................................................................. 10 1. Strategi Active Learning ................................................... 10 a. Pengertian Strategi Active Learning ................................ 10 b. Karakteristik Active Learning ........................................ 16 c. Prinsip-Prinsip Strategi Active Learning ........................ 17 d. Kelebihan dan Kelemahan Active Learning ................... 19 e. Metode Active Learning .................................................. 20 2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA. 25 a. Pengertian Pembelajaran PAI.......................................... 25 b. Tujuan dan Ruang Lingkup PAI di SMA ....................... 27 c. Fungsi PAI di SMA ......................................................... 29 d. Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI di SMA ......... 30
v
3. Implementasi Strategi Active Learning dalam Pembelajaran PAI ............................................................ 31 B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................... 37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 40 B. Latar Penelitian ........................................................................ 42 C. Metode Penelitian...................................................................... 42 D. Data dan Sumber Data ............................................................. 42 E. Prosedur Pengumpulan Data .................................................... 43 F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ....................... 46 G. Pengolahan dan Analisis Data................................................... 47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMA Madania Bogor ................................ 48 B. Deskripsi Data ......................................................................... 53 C. Analisis Data ............................................................................ 80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................. 91 B. Saran ........................................................................................ 92
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 93 LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 96
vi
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Tempat Penelitian SMA Madania Bogor ...................................
40
Gambar 4.1 Metode Reading Aloud ...............................................................
57
Gambar 4.2 Metode Video Critic ...................................................................
57
Gambar 4.3 Metode Cooperatif Script ...........................................................
57
Gambar 4.4 Metode Jigsaw ............................................................................
57
Gambar 4.5 Simulasi Wakaf ........................................................................... 58 Gambar 4.6 Pembacaan Ikrar .........................................................................
58
Gambar 4.7 Hasil Mind Map ..........................................................................
59
Gambar 4.8 Metode Presentasi ......................................................................
59
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Time Line Kegiatan Penelitian ................................................... 41
Tabel 3.2
Data dan Sumber Data Penelitian ..............................................
Tabel 3.3
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ..................................... 45
Tabel 4.1
Data Siswa SMA Madania Bogor Tahun Pelajaran 2013/2014... 52
vii
43
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Instrumen Penelitian
Lampiran 2
Hasil Wawancara Koordinator Guru PAI
Lampiran 3
Hasil Wawancara Guru PAI
Lampiran 4
Hasil Wawancara Siswa
Lampiran 5
Hasil Observasi Pembelajaran
Lampiran 6
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 7
Silabus Pembelajaran
Lampiran 8
Struktur Organisasi 2013-2014
Lampiran 9
Data Guru dan Tendik SMA Madania 2013-2014
Lampiran 10
Data Fasilitas SMA Madania Bogor
Lampiran 11
Foto Kegiatan Penelitian di SMA Madania Bogor
Lampiran 12
Surat Keterangan Penelitian di SMA Madania Bogor
Lampiran 13
Biodata Penulis
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
dirinya
untuk
memiliki
kekuatan
spritual
keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1 Berdasarkan Undang-undang diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan nasional mengemban misi untuk membangun manusia sempurna (insan kamil). Salah satu cara untuk membangun bangsa dan jati diri yang utuh, dibutuhkan sistem pendidikan yang memiliki materi yang holistik, serta ditopang oleh pengelolaan dan pelaksanaan yang baik. Bertolak dari asumsi Lodge dalam bukunya Philoshopy of Education yang dikutip oleh Muhaimin bahwa life is education and education is life dalam arti, pendidikan merupakan persoalan hidup dan kehidupan, dan seluruh proses hidup dan kehidupan manusia adalah proses pendidikan maka pendidikan Islam pada dasarnya hendak mengembangkan pandangan hidup Islami, yang diharapkan tercermin dalam sikap hidup dan keterampilan hidup orang Islam.2 Pendidikan agama Islam hingga saat ini masih berhadapan dengan kritikkritik internal yang kurang menyenangkan diantaranya: pendidikan agama Islam diajarkan lebih pada hafalan (padahal Islam penuh dengan nilai-nilai) yang harus dipraktekkan. Pendidikan agama lebih ditekankan pada hubungan formalitas
1
Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), h. 5. 2 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 3, h. 39.
1
2
antara hamba dengan Tuhan-Nya; penghayatan nilai-nilai agama kurang mendapat penekanan dan masih terdapat respon kritis terhadap pendidikan agama.3 Hal tersebut sangat tidak signifikan, karena pendidikan agama Islam bertujuan untuk “meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.4 Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu: (1) dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam; (2) dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama Islam; (3) dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam; dan (4) dimensi pengamalannya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau diinternalisasi oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt serta mengaktualisasikan dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.5 Sebagaimana yang terdapat dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 telah dijelaskan tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab II Pasal 3 menyatakan: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.6 Maka PAI sebagai usaha sadar untuk menciptakan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam, mempunyai peranan yang sangat besar dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional tersebut.
3
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 3, h. 131. 4 Muhaimin, Paradigma Pendidikan ..., h. 78. 5 Muhaimin, Paradigma Pendidikan ..., h. 78. 6 Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan ..., h. 8.
3
Di dalam Dictionary of Psychology yang dikutip oleh Tohirin, disebutkan bahwa belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.7 Dalam konteks belajar secara umum, Qardhawi mengutip hadis riwayat Ibnu „Ashim dan Thabrani menyatakan “wahai sekalian manusia, belajarlah! Karena ilmu pengetahuan hanya didapat melalui belajar”.8 Seperti disebutkan diatas, dalam perspektif Islam, belajar merupakan kewajiban bagi setiap individu Muslim-Muslimat dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat. Firman Allah dalam surat al-Mujadalah [58] ayat 11:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: Berlapang-lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. al-Mujadalah: 11). Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.9 Oleh karena itu, salah satu faktor penting dalam
7
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), Ed. 1, h. 59. 8 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama ..., h. 55. 9 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 24, h. 4.
4
keberhasilan suatu pembelajaran di sekolah tergantung kepada penggunaan strategi belajar aktif (active learning strategy). Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian Polio menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian Keachie menyebutkan bahwa dalam 10 menit pertama perhatian siswa dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu 10 menit terakhir.10 Kondisi tersebut merupakan kondisi umum yang terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan sering terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan kita, terutama disebabkan anak didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan indra pendengarannya dibanding visual, sehingga apa yang dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk dilupakan. Sebagaimana yang diungkapkan Confucius: “apa yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya lihat, saya ingat; apa yang saya lakukan, saya paham”.11 Ketiga pernyataan ini menekankan pentingnya belajar aktif agar apa yang dipelajari di bangku sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan diatas sekaligus menjawab permasalahan
yang sering dihadapi dalam proses
pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya penguasaan anak didik terhadap materi pelajaran. Atas dasar lemahnya daya dengar peserta didik, atau tidak adanya peluang beraktualisasi diri dalam belajar tersebut, Mel Silberman memodifikasi dan memperluas pernyataan Confucius di atas menjadi apa yang disebutnya dengan teori belajar aktif (active learning), yaitu: “Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit. Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman lain, saya mulai paham. Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya”.12
10
Mel Silberman, Active Learning 101 Cara Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Yappendis, 2009), Cet. 6, h. 3. 11 Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 1. 12 Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 1-2.
5
Strategi active learning dikenalkan pertama kali oleh Mel Silberman. Secara terminologi, istilah active learning bermakna belajar aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan peserta didik berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi antar peserta didik ataupun peserta didik dengan guru dalam proses pembelajaran.13 Madania adalah sekolah Indonesia, yang menghargai perbedaan agama dan pemikiran, serta menghormati individu dengan kebutuhan pembelajaran yang beragam sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda. Madania memiliki motto Indonesian School with World Class Standard. Didirikan pada tahun 1996, dan dikelola secara professional oleh Yayasan Pendidikan Madania Indonesia (YPMI),
yang berpengalaman lebih dari 15 tahun sebagai
penyelenggara pendidikan di Indonesia. Sesuai dengan visinya “A True Indonesian School for the Next Generation of Leaders”. Madania menggunakan kurikulum Nasional yang diperkaya oleh kurikulum Internasional dan pendidikan abad 21.14 Pendidikan di sekolah Madania berusaha memberikan fasilitas dan bimbingan bagi pertumbuhan inteligensi siswa secara utuh, sehingga ukuran keberhasilan siswa tidak diukur secara seragam, melainkan sesuai dengan potensi dan minat masing-masing.15 Proses pembelajaran PAI di SMA Madania tidak hanya ditekankan pada aspek kognitif yang bersifat hafalan tetapi juga mengembangkan aspek emosional (afektif) dan psikomotor. Secara umum proses pembelajaran PAI berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, dalam konteks ini guru mengarahkan potensi dan kemampuan yang dimiliki sehingga siswa menyadari bahwa apa yang dipelajari akan berguna di kehidupan nanti, selain itu guru juga mempersiapkan skenario pembelajaran dan mempersiapkan bahan untuk mengajar yang sesuai dengan materi serta memilih strategi pembelajaran yang tepat untuk dilaksanakan.
13
Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 1, h. 36. 14 Dokumentasi Profil Sekolah Madania, h. 4-8. 15 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 1, h. 127.
6
Secara lebih khusus penerapan strategi pembelajaran PAI termuat dalam rencana tindakan (rangkaian suatu kegiatan) yang harus di kerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat di capai secara efektif dan efisien. Dalam setiap pembelajaran PAI strategi yang dikembangkan adalah active learning. Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator guru pendidikan agama Islam di SMA Madania Indonesian School with World Class Standard ParungBogor yaitu diantara metode-metode yang digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam
proses
pembelajaran
dikelompokkan
menjadi
tiga
ada
yang
mempresentasikan, mensimulasikan, dan mendiskusikan yang semua metodemetode ini terangkum menjadi satu yang dinamakan dengan istilah strategi active learning.16 Dengan strategi active learning ini diharapkan di samping guru mengajar, siswa juga belajar. Jadi antara guru dan siswa sama-sama aktif. Dengan adanya keaktifan dari guru dan siswa tersebut diharapkan potensi yang ada dalam diri siswa dapat teraktualisasikan sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan agama Islam. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut mengenai implementasi strategi active learning dalam pembelajaran pendidikan agama islam di SMA Madania, sehingga peneliti mengambil
judul
skripsi
“IMPLEMENTASI
STRATEGI
ACTIVE
LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA MADANIA BOGOR”
16
Wawancara dengan Bapak Abdulloh koordinator guru mata pelajaran pendidikan agama Islam , Bogor, 21 Mei 2014.
7
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar
belakang
masalah
diatas,
maka
peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Kurangnya kesadaran siswa dalam mempelajari pendidikan agama Islam. 2. Tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam yang diinginkan belum tercapai secara maksimal. 3. Strategi active learning masih jarang digunakan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. 4. Guru kurang membekali kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan strategi active learning. C. Pembatasan Fokus Penelitian Untuk dapat memperjelas dan memberi arah yang tepat dalam penulisan skripsi ini, peneliti membatasi fokus penelitian sebagai berikut: 1. Implementasi strategi active learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islam yang dimaksudkan ialah pelaksanaan pembelajaran PAI dalam tahap pendahuluan, inti dan penutup yang mengacu pada keaktifan siswa di SMA Madania Bogor tahun ajaran 2013-2014. 2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat implementasi strategi active learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA Madania Bogor tahun ajaran 2013-2014. D. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan fokus masalah yang di kemukakan dalam penelitian ini, rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Implementasi strategi active learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA Madania Bogor tahun ajaran 20132014? 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi strategi active learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA Madania Bogor tahun ajaran 2013-2014?
8
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dan kegunaan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Tujuan penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana implementasi strategi active learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA Madania Bogor tahun ajaran 2013-2014. b. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi
strategi
active
learning
dalam
pembelajaran
pendidikan agama Islam di SMA Madania Bogor tahun ajaran 2013-2014. 2. Kegunaan Penelitian Secara teoritis hasil penelitian ini dapat berguna sebagai berikut: a. Sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian-penelitian yang
menggunakan
strategi
active
learning
dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam. b. Memberikan
gambaran
yang
jelas
pada
stakeholders
(pemangku pendidikan) tentang impelementasi strategi active learning dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Secara praktis hasil penelitian ini dapat berguna bagi: a. Siswa Memperkenalkan strategi active learning kepada siswa dalam proses pembelajaran dan sebagai pengalaman belajar yang berkesan bagi siswa. b. Guru Memberi masukkan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan bagi guru tentang inovasi pembelajaran dengan menggunakan strategi active learning khususnya pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.
9
c. Sekolah Memberikan sumbangan dalam rangka penambahan variasi metode dan sebagai acuan penerapan strategi active learning demi tercapainya ketuntasan belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan mutu sekolah. d. Penulis Menambah wawasan
kependidikan serta sebagai bekal
pengetahuan mengenai strategi active learning sebagai metode yang tepat dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. e. Pembaca Memberikan gambaran pentingnya penerapan strategi active learning dalam proses pembelajaran agar suasana belajar menjadi aktif dan menyenangkan.
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Strategi Active Learning a. Pengertian Strategi Active Learning Kata strategi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti: (1) ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai, (2) ilmu seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam perang, dalam kondisi yang menguntungkan, (3) rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, (4) tempat yang baik untuk siasat perang.1 Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategia, strategi merupakan sebuah perencanaan yang panjang untuk berhasil dalam mencapai
suatu keuntungan.2 Menurut Abin Syamsudin Makmun
strategi didefinisikan sebagai “suatu garis besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan”.3 Menurut Barbara B. Seels dan Rita C. Richey yang dikutip oleh Martinis, menyebutkan “strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran".4 Sedangkan secara umum dalam dunia pendidikan strategi diartikan J.R David dalam Teaching Strategies for College Class Room, yang dikutip oleh Isjoni, dkk mengemukakan, “A plan, method, or series of activities designed to achieves a particular education goal”.5 Menurut pengertian ini strategi pembelajaran meliputi 1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), Cet.4, h. 1092. 2 Martinis Yamin, Strategi Metode dalam Model Pembelajaran, (Jakarta: GP Press Group, 2013), Cet. 1, h.1. 3 Martinis Yamin, Strategi Metode dalam Model ..., h. 1. 4 Martinis Yamin, Strategi Metode dalam Model ..., h. 2. 5 Isjoni, dkk., Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia-Malaysia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), Cet. 1, h. 2.
10
11
rencana, metode, dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Strategi dapat diartikan sebagai a plant of operation achieving something, “rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu”. Sedangkan metode ialah a way in achieving something “cara untuk mencapai sesuatu”.6 Metode pengajaran termasuk dalam perencanaan kegiatan atau strategi. Strategi pembelajaran merupakan rancangan dasar bagi seorang guru tentang cara ia membawakan pengajarannya di kelas secara bertanggung jawab. Dari pengertian diatas terlihat jelas bahwa awalnya istilah “strategi” pertama kali hanya dikenal di kalangan militer, khususnya strategi perang. Dalam sebuah peperangan atau pertempuran, terdapat seseorang (komandan) yang bertugas mengatur strategi untuk memenangkan peperangan. Semakin hebat strategi yang digunakan (selain kekuatan pasukan perang), semakin besar kemungkinan untuk menang.7 Seiring berjalannya waktu, istilah “strategi" di dunia militer tersebut diadopsi ke dalam dunia pendidikan, strategi digunakan untuk mengatur siasat agar dapat mencapai tujuan dengan baik. Dengan kata lain, strategi dalam konteks pendidikan dapat dimaknai sebagai perencanaan yang berisi serangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan.8 Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi. Untuk keberhasilan tujuan pembelajaran digunakan metode, dalam desain pembelajaran metode sangat penting karena metode inilah yang menentukan situasi belajar yang sesungguhnya di dalam 6
Isjoni, dkk., Pembelajaran Visioner ..., h. 2. Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 1, h. 13. 8 Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan ..., h. 13. 7
12
kelas. Jadi strategi pembelajaran berkenaan dengan bagaimana menyampaikan isi pembelajaran atau memberikan pengalaman belajar kepada siswa agar siswa tidak bosan dan mudah di pahami untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan menggerakkan seluruh kemampuan yang dimiliki siswa dengan strategi yang telah dirancang oleh guru maka diharapkan siswa tidak jenuh dan bosan belajar di dalam kelas. Jadi, dapat disimpulkan strategi merupakan perencanaan, langkah, dan
rangkaian
untuk
mencapai
suatu
tujuan,
maka
dalam
pembelajaran guru harus membuat suatu rencana, langkah-langkah dalam mencapai tujuan. Penerapan strategi pembelajaran di lapangan akan didukung oleh metode-metode pembelajaran, strategi lebih bersifat tidak langsung (indirect) atau penerapannya sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan dan ia berbeda dengan metode yang merupakan cara guru menyampaikan materi pelajaran, maka metode bersifat langsung (direct). Secara bahasa active learning berasal dari dua kata yaitu “active”yang berarti aktif, gesit, giat, bersemangat.9 Sedangkan “learning”yang berarti pengetahuan, belajar.10 Menurut peneliti kata learn yang mendapat sufiks –ing sehingga memiliki makna yang berarti pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan active learning adalah pembelajaran aktif yang di dalamnya terdapat berbagai macam metode yang membuat peserta didik merasa bersemangat dan aktif dalam pembelajaran. Sebagai kata majemuk, secara istilah active learning bermakna pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan seesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. 9
John M. Echols dan Hassan Shadly, an English-Indonesia Dictionary, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006), Cet. 28, h. 9. 10 John M. Echols dan Hassan Shadly, an English-Indonesia ..., h. 352.
13
Menurut Hisyam Zaini yang dikutip oleh Isjoni, dkk, active learning adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif.11 Strategi active learning adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi antara peserta didik maupun peserta didik dengan guru dalam proses pembelajaran.12 Di dalam jurnal ilmiah yang berjudul “What is Meant by Active Learning” karya Ken Petress dikatakan bahwa: “Siswa aktif tidak sepenuhnya bergantung pada guru; pembelajaran aktif menjadikan siswa sebagai teman atau (partner) dalam proses pembelajaran. Siswa aktif biasanya menjadikan gurunya sebagai pemandu untuk proses pembelajarannya dan sebagai motivator”.13 Selain itu di dalam jurnal ilmiah yang berjudul “Strategies for Active Learning: an Alternative to Passive Learning” karya Muhammad Asim Mahmood, Maria Tariq dan Saira Javed dikatakan bahwa: “Pembelajaran aktif adalah salah satu macam proses pembelajaran yang didalamnya siswa diajak dalam sebuah aktivitas yang terpadu dibanding menjadi penonton yang diam dan pasif”.14 Dalam active learning, cara belajar dengan mendengarkan saja akan cepat lupa, dengan mendengar dan melihat akan ingat sedikit, dengan mendengar, melihat dan mendiskusikan dengan siswa lain akan paham, dengan cara mendengar, melihat, diskusi, dan melakukan akan
memperoleh
pengetahuan
dan
keterampilan,
dengan
mengajarkan kepada siswa lain akan menguasai. Active learning pertama diperkenalkan oleh seorang filosop kenamaan cina, Confucius, dia mengatakan: “Apa yang saya lihat, 11
Isjoni, dkk., Pembelajaran Visioner ..., h. 3. Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan ..., h. 36. 13 Ken Petress, What is Meant by Active Learning, Scholarly Journal of Education, Vol. 128, 2008, h. 1-4. 14 Muhammad Asim Mahmood, dkk, Strategies for Active Learning: an Alternative to Passive Learning, Academic Research International, Vol. 1, Nov 2011, h. 1-6. 12
14
saya lupa, Apa yang saya lihat, saya ingat, Apa yang saya lakukan, saya paham”.15 Ketiga pernyataan sederhana ini menekankan pada pentingnya belajar aktif agar apa yang dipelajari dibangku sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan diatas sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran. Dikarenakan guru mengajar di depan kelas sebagai subjek proses pembelajaran bukan siswa yang menjadi subjek yang seharusnya aktif di depan kelas. Mel Silberman telah memodifikasi pernyataan Confusius tersebut menjadi apa yang dia sebut paham active learning yaitu: Apa yang saya dengar, saya lupa Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman, saya mulai paham Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya.16 Berdasarkan hasil modifikasi dan penyempurnaan pernyataan Confucius di atas, dapat dipahami bahwa konsep active learning Mel Silberman menghendaki peran serta peserta didik yang tidak hanya mendengar, melainkan juga melihat supaya lebih paham walaupun sedikit,
mendiskusikannya
agar
memahami
atau
mendalami,
melakukannya agar memperoleh pengetahuan, dan mengajarkannya agar menguasainya. Ada beberapa alasan yang dikemukakan mengenai penyebab mengapa kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu jawaban yang menarik adalah karena adanya perbedaan 15
antara
kecepatan
berbicara
guru
dengan
Mel Silberman, Active Learning 101 Cara Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Yappendis, 2009), Cet. 6, h. 1. 16 Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 2.
tingkat
15
kemampuan siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru. “Kebanyakan guru berbicara sekitar 100-200 kata per-menit, sementara peserta didik hanya mampu mendengarkan 50-100 kata per menitnya, karena peserta didik mendengarkan pembicaraan guru sambil berfikir”.17 Penambahan visual pada proses pembelajaran dapat menaikkan ingatan dari 14% ke 38%.18 Dengan penambahan visual disamping auditori dalam pembelajaran kesan yang masuk dalam diri anak didik semakin kuat sehinggabertahan lama dibandingkan dengan hanya menggunakan audio (pendengaran saja). Hal ini disebabkan karena fungsi sensasi perhatian yang dimiliki siswa saling menguatkan, apa yang di dengar dikuatkan oleh penglihatan (visual), dan apa yang dilihat dikuatkan oleh pendengaran. Dalam arti kata pembelajaran seperti ini sudah diikuti oleh reinforcement yang sangat membantu bagi pemahaman anak didik terhadap materi pembelajaran. Untuk memproses informasi secara efektif, otak the brain membantu melaksanakan refleksi baik secara eksternal maupun internal. Jika kita mendiskusikan informasi dengan orang lain, dan jika kita diminta untuk mempertanyakannya, otak kita dapat melaksanakan tugas belajar dengan lebih baik. Strategi active learning merupakan strategi-strategi konkrit yang memungkinkan untuk diterapkan dalam pembelajaran. Jadi, strategi active learning adalah sebuah perencanaan untuk mencapai tujuan dengan cara apapun yang tidak akan membuat peserta didik jenuh berada di dalam kelas serta memberikan peranan aktif kepada seluruh peserta didik, dengan demikian guru pun senang karena strategi yang digunakan tidak monoton dan tidak berpusat pada guru itu saja. Selain itu juga peserta didik menggunakan seluruh kemampuan yang dimiliki, yaitu pikiran dan alat indera. Dengan 17 18
Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 2. Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 3.
16
menggunakan wawasan yang luas siswa dapat menuangkan ide pokok ke dalam strategi pembelajaran aktif tersebut, sehingga siswa tidak jenuh dan bosan berada di dalam kelas. b. Karakteristik Active Learning Di dalam jurnal ilmiah yang berjudul “Active Learning: Creating Exciement in the Classroom, karya Charles C. Bonwell dikatakan bahwa: active learning menurut Bonwell memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: 1) Menekankan pada proses pembelajaran, bukan pada penyampaian materi oleh guru melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas. 2) Peserta didik tidak boleh pasif, tetapi harus aktif mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran, dimana peserta didik harus mempraktikkan bahkan membuktikan teori yang dipelajari, tidak sekadar diketahui. 3) Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pembelajaran. Dalam hal ini peserta didik berhak menerima materi pelajaran yang dipandang selaras dengan pandangan hidupnya atau menolak materi pelajaran yang tidak sesuai dengan pandangan hidupnya. 4) Peserta didik lebih banyak dituntut berpikir kritis, menganalisis dan melakukan evaluasi daripada sekadar menerima teori dan menghafalnya. 5) Umpan balik dan proses dialektika yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran dikarenakan guru yang mengajarkan materi pembelajaran langsung mendapatkan feedback dari peserta didik yang aktif.19 Di samping karakterististik di atas, secara umum suatu proses pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal. Pertama, interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menumbuhkan
positive
interdependence,
dimana
konsolidasi
pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersamasama melalui eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran, dan guru
harus
mendapatkan penilaian dari peserta didik sehingga terdapat individual 19
Charles C. Bonwell, Active Learning: Creating Excitement in the Classroom, Active Learning Workshop, May 2000, h. 3, (www. Active-learning-site.com).
17
accountability. Ketiga, proses pembelajaran aktif memerlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga akan memupuk social skills.20 c. Prinsip-Prinsip Strategi Active Learning Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendirisendiri. Begitu juga dengan strategi active learning, prinsip umum strategi active learning yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya dalam bukunya Perencanaan dan Sistem Pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Berorientasi pada tujuan Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama. Segala aktivitas guru dan siswa, mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ini sangat penting, sebab pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Oleh karenanya, efektivitas pengembangan pengalaman belajar ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. 2) Aktivitas Belajar bukanlah hanya sekadar menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, pengalaman belajar siswa harus dapat mendorong agar siswa beraktivitas melakukan sesuatu. 3) Individualitas Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu peserta didik. Oleh sebab itu, pengalaman belajar dirancang untuk setiap individu siswa. Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan prilaku setiap siswa. 4) Integritas Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi peserta didik. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, merancang pengalaman belajar siswa, harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegrasi.21
20
Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan ..., h. 37. Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 4, h. 169-171. 21
18
Disamping itu, Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dikatakan bahwa “proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.22 Sesuai dengan isi peraturan pemerintah di atas, maka ada beberapa prinsip khusus dalam Active Learning yaitu 1) Interaktif Prinsip interaktif mengandung makna, bahwa mengajar bukan hanya menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa; akan tetapi mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dengan demikian, pengalaman pembelajaran harus dapat mendorong agar siswa berinteraksi baik antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa; maupun antara siswa dengan lingkungannya. 2) Inspiratif Proses pembelajaran adalah proses yang inspiratif, yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Berbagai informasi dan proses pemecahan masalah dalam pembelajaran bukan harga mati, yang bersifat mutlak, akan tetapi merupakan hipotesis yang merangsang siswa untuk berpengalaman mencoba dan mengujinya. 3) Menyenangkan Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh potensi siswa. Seluruh potensi itu hanya mungkin dapat berkembang manakala mereka terbebas dari rasa takut dan menegangkan. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan (enjoyful learning). Proses pembelajaran yang menyenangkan dapat dilakukan melalui pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi, yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media dan sumber belajar yang relevan serta gerakan-gerakan gur yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa.
22
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 172.
19
4) Menantang Proses pembelajaran adalah proses yang menantang siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan tersebut dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik melalui kegiatan mencobacoba, berpikir secara intuitif atau bereksplorasi. Apapun yang diberikan dan dilakukan guru harus dapat merangsang siswa untuk berpikir (learning how to learn) dan melakukan (learning how to do). 5) Motivasi Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dalam rangka membangkitkan motivasi, guru harus dapat menunjukkan pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya sekedar untuk memperoleh nilai atau pujian, akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya.23 d. Kelebihan dan Kelemahan Active Learning 1) Kelebihan Strategi Active Learning Diantara kelebihan strategi active learning tersebut adalah sebagai berikut: a) Peserta didik dapat belajar dengan cara yang sangat menyenangkan sehingga materi sesulit apapun tidak sempat “mengernyitkan” kening mereka. b) Aktivitas yang ditimbulkan dalam active learning dapat meningkatkan daya ingat peserta didik, karena gerakan dapat“mengikat”daya ingat pada memori jangka panjang. c) Active learning dapat memotivasi peserta didik lebih maksimal sehingga dapat menghindarkan peserta didik dari sikap malas, mengantuk, melamun dan sebagainya.24
23 24
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 172-174. Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan ..., h. 58-59.
20
2) Kelemahan Strategi Active Learning Adapun kelemahan yang terdapat di dalam strategi active learning diantaranya adalah sebagai berikut: a) Hiruk-pikuknya kelas akibat dari aktivitas yang ditimbulkan strategi active learning justru sering kali dapat mengacaukan suasana pembelajaran, sehingga standar kompetensi tidak tercapai. b) Secara rasional memang peserta didik yang belajar senang hati dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi daripada belajar dalam tekanan atau target materi. Namun demikian, keleluasaan dengan penekanan pada aspek menyenangkan memiliki risiko tinggi, yakni ketidaksediaan peserta didik untuk belajar lebih keras. Dengan kata lain, konsep belajar aktif menyenangkan dapat pula membuat peserta didik lebih menekankan pada pencarian kesenangan dalam belajar, dan melupakan tugas utamanya untuk belajar.25 e. Metode Active Learning Menurut Mel Silberman, dalam bukunya yang berjudul Active Learning terdapat 101 strategi untuk mengaktifkan kegiatan belajar siswa. Namun dalam penelitian ini dibatasi pada lima metode saja, yaitu Jigsaw Learning, Mind Maps, Crossword Puzzle, Everyone is a Teacher Here,and Video Critic. Adapun alasan mengapa metode ini dipilih karena sering terjadi di sekolah dalam penerapannya. 1) Jigsaw Learning Jigsaw
learning
merupakan
sebuah
metode
yang
digunakan secara luas dan memiliki kesamaan dengan metode “pertukaran dari kelompok ke kelompok” dengan suatu perbedaan penting: setiap peserta didik mengajarkan materi pelajaran.26
25 26
Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan ..., h. 59. Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 168.
21
Adapun prosedur/langkah-langkah dari jigsaw learning ini sebagai berikut: a) Pilihlah materi pelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian (segment). b) Hitunglah jumlah bagian belajar dan jumlah peserta didik. Dengan satu cara yang pantas, bagikan tugas yang berbeda kepada kelompok peserta yang berbeda. Contoh: bayangkan sebuah kelas terdiri atas 12 orang peserta. Anggaplah anda dapat membagi materi pelajaran dalam tiga bagian, kemudian anda dapat membentuk kwartet atau “kelompok belajar” membaca, berdiskusi dan mempelajari materi yang ditugaskan kepada mereka. c) Setelah selesai, bentuklah kelompok “jigsaw learning”. Setiap kelompok mempunyai seseorang wakil dari masing-masing kelompok dalam kelas. Seperti dalam contoh, setiap anggota masing-masing kwartet menghitung 1, 2, 3 dan 4. Kemudian bentuklah kelompok peserta didik “jigsaw learning” dengan jumlah sama. Hasilnya akan terdapat 4 kelompok yang terdiri dari 3 orang (trio). Dalam setiap trio akan ada orang yang mempelajari bagian 1, seorang untuk bagian 2, dan seorang lagi bagian 3. d) Mintalah anggota kelompok“jigsaw”untuk mengajarkan materi yang telah dipelajari kepada yang lain. e) Kumpulkan kembali peserta didik ke kelas besar untuk memberi ulasan dan sisakan pertanyaan guna memastikan pemahaman yang tepat.27 2) Mind Maps Pemetaan pikiran adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran,
atau
merencanakan
penelitian
baru.
Dengan
memerintahkan kepada peserta didik untuk membuat peta pikiran,
mereka
akan
menemukan
kemudahan
untuk
mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari dan apa yang sedang mereka rencanakan.28
27 28
Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 168-170. Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 188.
22
Adapun prosedur/langkah-langkah dari mind maps ini sebagai berikut: a) Pilihlah topik untuk pemetaan pikiran. b) Konstruksikan bagi kelas peta pikiran yang sederhana yang menggunakan warna, khayalan, atau simbol. Satu contoh berupa berjalan ke toko grosir di mana seorang belanja. Dari peta pikiran yang mengkategorisasikan barang-barang yang dibutuhkan menurut toko di mana semuanya ditemukan. (misalnya, hasil bumi dan makanan, buatlah dalam peta pikiran anda mendorong seluruh pikiran otak (versus pikiran otak kanan dan otak kiri). Ajaklah peserta didik untuk menceritakan contoh-contoh sederhana dari kehidupan sehari-hari yang mereka petakan. c) Berikanlah kertas, pena, dan sumber-sumber yang lain pada yang anda pikir akan membantu peserta didik membuat peta pikiran yang berwarna dan indah. Berilah peserta tugas memetakan pikiran. Tunjukkan bahwa mereka memulai peta mereka dengan membuat gambar yang menggambarkan topik atau ide utama. d) Berikanlah waktu yang banyak bagi peserta didik untuk mengembangkan peta pikiran mereka. Doronglah mereka untuk melihat karya orang lain untuk menstimulasi ide-ide. e) Perintahkan kepada peserta didik untuk saling membagi peta pikirannya. Lakukan diskusi tentang nilai cara kreatif untuk menggambarkan ide-ide.29 3) Crossword Puzzle Mendesain tes uji pada teka-teki silang mengundang keterlibatan dan partisipasi langsung. Teka-teki silang dapat diselesaikan secara individu atau secara tim. Adapun prosedur/langkah-langkah dari crossword puzzle ini sebagai berikut: a) Langkah pertama adalah mencurahkan gagasan (brainstorming) beberapa istilah atau nama-nama kunci yang berkaitan dengan pelajaran studi yag telah anda selesaikan.
29
Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 188-189.
23
b) Susunlah teka-teki silang sederhana, yang mencakup item-item sebanyak yang Anda dapat. Hitamkan kotakkotak yang tidak Anda perlukan. c) Buatlah contoh-contoh item-item silang, gunakan diantara macam-macam berikut ini: (1) Definisi pendek (2) Kategori yang sesuai dengan item (3) Contoh (4) Lawan kata d) Bagikan teka-teki kepada peserta didik, baik secara individual maupun secara tim. e) Tentukan batasan waktu.30 4) Everyone is a Teacher Here Ini merupakan sebuah strategi
yang mudah guna
memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu. Strategi ini memberikan kesempataa kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar” terhadap peserta didik lain. Adapun prosedur/langkah-langkah dari everyone is a teacher here sebagai berikut: a) Bagikan kartu indeks kepada peserta didik. Mintalah para peserta menulis sebuah pertanyaan yang mereka miliki tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di dalam kelas atau topik khusus yang akan mereka diskusikan di kelas. b) Kumpulkan kartu, kocok dan bagikan satu pada setiap siswa. Mintalah siswa membaca diam-diam pertanyaan atau topik pada kartu dan pikirkan satu jawaban. c) Panggillah sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu yang mereka dapat dan memberi respon. d) Setelah diberi respon, mintalah yang lain dalam kelas untuk menambahkan apa yang telah disumbang sukarelawan.31
30 31
Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 246. Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 171-172.
24
5) Video Critic Strategi video critic merupakan cara aktif untuk membuat peserta didik terlibat dalam menonton tayangan video. Hal ini dikarenakan dalam video critic ini peserta didik tidak hanya menonton tayangan video saja. Akan tetapi peserta didik juga diminta untuk mengkritisi atas apa yang baru saja diputar. Jadi dalam video critic ini siswa benar-benar dituntut untuk memperhatikan tayangan video. Adapun prosedur/langkah-langkah dari strategi video critic ini sebagai berikut: a) Pilihlah video yang ingin anda pertunjukkan kepada peserta didik. b) Katakan kepada peserta didik, sebelum menonton video itu, bahwa anda ingin agar mereka mengulas secara kritis video itu. Mintalah mereka untuk melihat beberapa faktor, yang meliputi: (1) realisme (para aktor) (2) relevansi (3) saat-saat yang tidak bisa dilupakan (4) organisasi isi (5) aplikabilitas terhadap kehidupan sehari-hari mereka (6) tayangkan video. c) Laksanakan diskusi yang dapat anda sebut “pojok kritikus”. d) Lakukan jajak pendapat terhadap peserta didik dengan menggunakan semacam sistem yang diurutkan, seperti: (1) Satu sampai lima binatang (2) Setuju tidak setuju. 32
32
Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 124.
25
2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA a. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pembelajaran adalah terjemahan dari “instruction”, yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran Psikologi Kognitif-holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan.33 Menurut Hasibuan dan Moedjiono yang dikutip oleh Basyirudin Usman, memberikan definisi pembelajaran adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan tersebut terdiri dari komponenkomponen yang saling mempengaruhi, antara lain: tujuan, guru, siswa, materi, jenis kegiatan yang dilakukan, sarana dan prasarana belajar-mengajar yang tersedia.34 Sedangkan menurut Sa’dun Akbar, “Pembelajaran adalah upaya fasilitasi yang dilakukan pendidik bagi peserta didik agar mereka dapat belajar sendiri dengan mudah”.35 Agar peserta didik dapat belajar dengan mudah, seorang pendidik perlu menempatkan unsur pembelajaran secara tepat. Unsur pembelajaran itu adalah: pelajar-peserta didik, pembelajar-guru, tujuan pembelajaran, penataan
situasi
pembelajaran-pengelolaan
kelas,
metode
Sofwan
Amri,
pembelajaran, penilaian proses dan hasil belajar. Menurut
Muhammad
Rahman
dan
“Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional
yang
mengacu pada seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan. Selaku suatu sistem
33 34
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 27. Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h.
20. 35
Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 133.
26
pembelajaran meliputi suatu komponen, antara lain tujuan, bahan, peserta didik, guru, metode, situasi, dan evaluasi”.36 Jadi, dapat disimpulkan pembelajaran adalah suatu sistem instruksional yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun sistem instruksional tersebut termuat di dalam perencanaan pembelajaran yang
meliputi
komponen
pokok,
yaitu
komponen
tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode, media dan sumber pembelajaran serta komponen evaluasi. Sedangkan faktor yang mempengaruhi sistem pembelajaran, yaitu guru, siswa, sarana dan prasarana. Dalam Kurikulum PAI dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.37 Menurut Zakiyah Daradjat yang dikutip oleh Abdul Majid, dkk pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.38 Sedangkan Tayar Yusuf sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid, dkk mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, keterampilan, kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT.39 36
Muhammad Rahman dan Sofan Amri, Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013), h. 31. 37 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 3, h. 130. 38 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam ..., h. 130. 39 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam ..., h. 130.
27
Dari berbagai pengertian diatas dapat peneliti simpulkan bahwa pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik kepada peserta didik untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam sebagai pandangan hidup. b. Tujuan dan Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Tujuan Pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan perilaku siswa baik perubahan perilaku dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.40 Pengembangan perilaku dalam bidang kognitif secara sederhana adalah pengembangan kemampuan intelektual siswa, misalnya kemampuan penambahan wawasan dan penambahan informasi agar pengetahuan siswa lebih baik. Pengembangan
perilaku
dalam
bidang
afektif
adalah
pengembangan sikap siswa baik pengembangan sikap dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Dalam arti sempit adalah sikap siswa terhadap proses pembelajaran; sedangkan dalam arti luas adalah
pengembangan
sikap
sesuai
dengan
norma-norma
masyarakat. Pengembangan keterampilan, adalah pengembangan kemampuan motorik baik motorik kasar maupun motorik halus. Motorik kasar adalah keterampilan menggunakan otot, misalnya keterampilan menggunakan alat tertentu; sedangkan keterampilan motorik halus adalah keterampilan menggunakan potensi otak misalnya keterampilan memecahkan suatu persoalan. Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
40
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 28.
28
ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.41 Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu: 1) Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam; 2) Dimensi Dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama Islam; 3) Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam; dan 4) Dimensi pengalamannya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau diinternalisasi oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt serta mengaktualisasikan dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.42 Rumusan tujuan PAI ini mengandung pengertian bahwa proses pendidikan agama Islam yang dilalui oleh peserta didik di sekolah dimulai dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam, untuk selanjutnya menuju ke tahapan afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama ke dalam diri siswa, dalam arti menghayati dan meyakininya. Tahapan afeksi ini terkait erat dengan kognisi, dalam arti penghayatan dan keyakinan siswa menjadi kokoh jika dilandasi oleh pengetahuan dan pemahamannya terhadap ajaran dan nilai agama Islam. Melalui tahapan afeksi tersebut diharapkan dapat tumbuh motivasi diri siswa dan tergerak untuk mengamalkan dan menaati ajaran Islam (tahapan psikomotorik) yang telah diinternalisasikan dalam 41
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 135. Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 3, h. 78. 42
29
dirinya. Dengan demikian, akan terbentuk manusia muslim yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. Untuk mencapai tujuan tersebut maka mata pelajaran pendidikan agama Islam itu secara keseluruhannya dalam lingkup al-Qur’an dan al-hadis, keimanan, akhlak, fiqh/ibadah, dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam
mencakup
perwujudan
keserasian,
keselarasan
dan
keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama mausia, makhluk lainnya maupun lingkungannya (Hablun minallah wa hablun minannas).43 Dari tujuan dan ruang lingkup pendidikan agama Islam sebagaimana yang telah dijabarkan peneliti dapat menarik benang merah bahwa tujuan pendidikan agama Islam membentuk manusia agar menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dengan menjauhi larangannya dan mentaati segala perintahnya sehingga dapat membentuk akhlak yang baik. Dalam ruang lingkup pendidikan agama Islam juga terdapat 5 aspek yang sangat penting dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam yaitu al-Qur’an-hadis, Fiqh, Akidah akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab. c. Fungsi Pendidikan Agama Islam Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani dalam bukunya Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah menengah berfungsi sebagai berikut: 1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, 43
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam ..., h. 131.
30
2) 3)
4)
5)
6)
7)
pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang sevara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahankesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahankelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.44
Dengan demikian pendidikan agama Islam memiliki fungsi yang sangat signifikan dalam penerapan proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan agama islam tidak hanya membentuk kecerdasan peserta didik, tetapi membentuk keterampilan dan nilainilai yang sangat berpengaruh bagi pengembangan diri peserta didik dalam kehidupan dunia dan akhirat. d. Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI di SMA Kompetensi
dasar
mata
pelajaran
berisi
sekumpulan
kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh pendidikan di SMA. Kemampuan ini berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Kemampuan-kemampuan yang tercantum 44
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam ..., h. 134-135.
31
dalam komponen kemampuan dasar ini merupakan penjabaran dari kemampuan dasar umum yang harus dicapai di SMA yaitu: 1) Beriman kepada Allah SWT dan lima rukun iman yang lain dengan mengetahui fungsi serta terefleksi dalam sikap, perilaku, dan akhlak peserta didik dalam dimensi vertikal maupun horizontal. 2) Dapat membaca, menulis, dan memahami ayat al-Qur’an serta mengetahui hukum bacaannnya dan mampu mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mampu beribadah dengan baik sesuai dengan tuntutan syari’at Islam baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah. 4) Dapat meneladani sifat, sikap, dan kepribadian Rasulullah, sahabat, dan tabi’in serta mampu mengambil hikmah dari sejarah perkembangan Islam untuk kepentingan hidup sehari hari masa kini dan masa depan. 5) Mampu mengamalkan sistem muamalat Islam dalam tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.45 3. Implementasi Strategi Active Learning dalam Pembelajaran PAI Implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber daya.46 Implementasi merupakan unsur penting dalam proses perencanaan. Untuk menilai efektivitas suatu perencanaan dapat dilihat dari implementasinya. Menurut Wina Sanjaya, “Proses memberikan pengalaman belajar pada siswa, secara umum terdiri atas tiga tahap, yakni tahap permulaan (prainstruksional), tahap pengajaran (instruksional), dan tahap penilaian/tindak lanjut”.47 Ketiga tahapan tersebut memiliki hubungan erat dengan pelaksanaan strategi active learning. Oleh karena itu, setiap penggunaan strategi active learning harus ditempuh pada setiap saat melaksanakan pembelajaran. Jika, satu tahapan tersebut ditinggalkan, maka pengalaman belajar siswa tidak akan sempurna.
45
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam ..., h. 155. Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 25. 47 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 174. 46
32
a. Tahap Pendahuluan (Prainstruksional) Tahap prainstruksional adalah tahapan yang ditempuh guru pada saat ia memulai proses belajar dan mengajar.48 Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru atau oleh siswa pada tahapan ini: 1) Guru menanyakan kehadiran siswa, dan mencatat siapa yang tidak hadir. Kehadiran siswa dalam pembelajaran, dapat dijadikan salah satu tolak ukur kemampuan guru mengajar. 2) Bertanya kepada siswa, sampai di mana pembahasan pelajaran sebelumnya. Dengan demikian, guru mengetahui ada tidaknya kebiasaan belajar siswa di rumahnya sendiri. Setidak-tidaknya kesiapan siswa menghadapi pelajaran hari itu. 3) Mengajukan pertanyaan kepada siswa di kelas, atau siswa tertentu tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai di mana pemahaman materi yang telah diberikan. 4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya. 5) Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu (bahan pelajaran sebelumnya) secara singkat tapi mencakup semua bahan aspek yang telah dibahas sebelumnya (apersepsi). Hal ini dilakukan sebagai dasar bagi pelajaran yang akan dibahas hari berikutnya nanti, dan sebagai usaha dalam menciptakan kondisi belajar siswa.49 Tujuan tahapan ini, pada hakikatnya adalah mengungkapkan kembali tanggapan siswa terhadap bahan yang telah diterimanya, dan menumbuhkan kondisi belajar dalam hubungannya dengan pelajaran hari itu. Tahap prainstruksional dalam strategi mengajar mirip dengan kegiatan pemanasan dalam olahraga. Kegiatan ini akan mempengaruhi keberhasilan siswa.
48 49
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 175. Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 175-176.
33
b. Tahap Pelaksanaan (Instruksional) Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan pembelajaran atau tahap inti, yakni tahap memberikan pengalaman belajar pada siswa. Tahap instruksional akan sangat tergantung pada strategi pembelajaran yang akan diterapkan, misalnya strategi active learning, inkuiri, cooperative learning dan lain-lain.50 Secara umum dapat diidentifikasi beberapa kegiatan yang terjadi dalam tahap Instruksional sebagai berikut: 1) Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa. 2) Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu. 3) Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi. Dalam pembahasan materi itu dapat ditempuh dua cara yakni: pertama, pembahasan dimulai dari gambaran umum materi pengajaran menuju kepada topik secara lebih khusus. Cara kedua dimulai dari topik khusus menuju topik umum. 4) Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-contoh konkret. Demikian pula siswa harus diberikan pertanyaan atau tugas untuk mengetahui tingkat pemahaman dari setiap pokok materi yang telah dibahas. 5) Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok materi sangat diperlukan. 6) Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi. Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan sebaiknya pokokpokoknya ditulis dipapan tulis untuk dicatat siswa. Kesimpulan dapat pula dibuat guru bersama-sama siswa, bahkan aklau mungkin diserahkan sepenuhnya kepada siswa.51 c. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut Tahapan yang ketiga atau yang terakhir dari strategi active learning adalah tahap evaluasi atau penilaian dan tindak lanjut dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan tahapan ini, ialah untuk mengetahui
tingkat
keberhasilan
(instruksional).
50 51
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 176. Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., h. 177.
dari
tahapan
kedua
34
Setelah melalui tahap instruksional, langkah selanjutnya yang ditempuh guru adalah mengadakan penilaian keberhasilan belajar siswa dengan melakukan posttest. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam tahap ini, antara lain: 1) Mengajukan pertanyaan pada siswa tentang materi yang telah dibahas. 2) Mengulas kembali materi yang belum dikuasai siswa. 3) Memberi tugas atau pekerjaan rumah pada siswa. 4) Menginformasikan pokok materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.52 Hasil penilaian dapat dijadikan pedoman bagi guru untuk melakukan tindak lanjut baik perbaikan maupun pengayaan. Ketiga tahapan yang telah dibahas di atas, merupakan satu rangkaian kegiatan yang terpadu, tidak terpisahkan satu sama lain. Guru dituntut untuk mampu dan dapat mengatur waktu dan kegiatan secara fleksibel. Sehingga ketiga rangkaian tersebut diterima oleh siswa secara utuh. Disinilah letak keterampilan professional dari seorang guru dalam memberikan pengalaman belajar. Menurut Departemen Pendidikan Nasional, berdasarkan Panduan Implementasi Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang dikutip oleh Sa’dun Akbar menjelaskan bahwa “pelaksanaan pembelajaran sering disebut juga sebagai kegiatan
pembelajaran,
merupakan
implementasi
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi pengalaman belajar siswa.
Kegiatan
pembelajaran
meliputi
kegiatan
awal
(pendahuluan), inti, dan akhir (penutup)”.53 a. Kegiatan Awal (Pendahuluan) Kegiatan awal meliputi: 1) Persiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. 52
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 133-134. 53 Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat ..., h. 142.
35
2) Apersepsi. 3) Menjelaskan tujuan pembelajaran. 4) Menjelaskan cakupan materi.54 b. Kegiatan Inti Kegiatan Inti berisi proses pembelajaran atau pengalaman belajar untuk mencapai kompetensi dasar. Kegiatan inti dilakukan
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan
kemandirian
sesuai
bakat,
minat
dan
perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Dalam kegiatan inilah disajikan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. 1) Eksplorasi Peserta didik mengalami: a) Mencari informasi yang luas dan dalam tentang materi yang dipelajari. b) Belajar dengan beragam pendekatan, metode, sumber. c) Interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lain. d) Terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. e) Melakukan percobaan, misalnya di laboratorium, studio dan lapangan.55 2) Elaborasi Peserta didik mengalami: a) Membaca dan menulis hal beragam melalui tugas yang bermakna. b) Mengerjakan tugas, diskusi, untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. c) Berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak dengan tanpa rasa takut. d) Pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. e) Berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. 54 55
Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat ..., h. 143. Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat ..., h. 138.
36
f) Membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik secara individual maupun kelompok. g) Melakukan pameran, turnamen, festival produk yang dihasilkan. h) Melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.56 3) Konfirmasi Peserta didik mengalami: a) Memperoleh umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilannya. b) Memperoleh konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber. c) Melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang dilakukan. d) Memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar dari guru. Disini guru, rekan guru, atau kelompok lain berfungsi sebagai: (1) Narasumber dan fasilitator menjawab bagi peserta didik yang menghadapi kesulitan dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar. (2) Membantu menyelesaikan masalah. (3) Memberi acuan agar peserta didik dapat mencek hasil eksplorasi. (4) Memberi informasi untuk eksplorasi lebih jauh. (5) Memberikan motivasi bagi peserta didik yang belum berpartisipasi secara aktif.57 c. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: 1) Bersama-sama peserta didik merangkum dan meyimpulkan. 2) Melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. 3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4) Menyampaikan pesan moral. 5) Merencanakan kegiatan tindak lanjut. 6) Menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya.58
56
Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat ..., h. 138. Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat ..., h. 138-139. 58 Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat ..., h. 143-144. 57
37
Jadi, dapat disimpukan dalam penerapan pembelajaran aktif (active learning) mengupayakan pengalaman belajar (pada langkah-langkah pembelajaran) dengan cara melibatkan peserta didik untuk melakukan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan ekplorasi adalah kegiatan untuk menggali (mengamati, membaca, mewawancara, mendengarkan dengan memperhatikan dan mengerjakan). Kegiatan elaborasi adalah serangkaian kegiatan memperluas wawasan, pemahaman, memperdalam, menjabarkan, memerinci lebih detail sehingga komprehensif untuk memahami dengan melakukan diskusi, memanfaatkan sumber dan media belajar lain sehingga hasil eksplorasi memperoleh tambahan masukan dan wawasan lebih luas. Kegiatan konfirmasi lebih bersifat pemantapan, misalnya lewat umpan balik, penyimpulan, check and recheck sehingga peserta didik mampu meyakini untuk dinilai, menemukan fakta, konsep, dan generalisasi secara mantap. B. Hasil Penelitian yang Relevan Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat keberhasilan yang diperoleh dengan menggunakan strategi active learning yakni penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain sebagai berikut: Zata Yumni Nabilla Rufaida lulusan 2013 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Jurusan Kependidikan Islam. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan telah meneliti Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Siswa Kelas XI di SMA Semesta Bilingual Boarding School Semarang. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) Implementasi strategi pembelajaran PAI di kelas XI SMA Semesta Bilingual Boarding School meliputi persiapan materi pembelajaran, membuat RPP, melaksanakan strategi active learning dan teknik quantum learning. Materi PAI kelas XI SMA Semesta yaitu memahami ayat al-Qur’an tentang perintah menyantuni kaum dhuafa, meningkatkan keimanan kepada
38
Rasul-rasul Allah, membiasakan prilaku terpuji taubat dan raja’, memahami hukum Islam tentang mu’amalah dan memahami perkembangan Islam pada abad pertengahan. (2) Pengembangan strategi pebelajaran PAI di kelas XI SMA Semesta Bilingual Boarding School mengacu pada penggunaan strategi active learning dan model pembelajaran dengan teknik quantum learning. strategi active learning yang digunakan yaitu active knowledge sharing, information search, the power of two, jigsaw learning dan question student have. Model dan teknik
pembelajaran yang
digunakan pada pembelajaran PAI merupakan implementasi dari model pembelajaran kontekstual, experience, dan konstruktif.59 Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMAN 3 Malang. Oleh Siti Qomariyah. Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 2009. Fakultas Tarbiyah. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Hasil Penelitian dapat diketahui bahwa: (1) Penerapan model pembelajaran active learning dalam proses pembelajaran PAI di SMA Negeri 3 Malang khususnya kelas XII akselerasi telah menggunakan metode atau strategi sosiodrama dan jigsaw. (2) Kualitas pembelajaran PAI melalui penerapan model pembelajaran active learning di SMA Negeri 3 Malang khususnya kelas XII akselerasi memberikan dampak yang positif bagi siswa, guru dan pihak sekolah.60 Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar PAI siswa SDN 1 Cepogo Boyolali. Oleh Dwi Nur Sholihah. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah. 59
Zata Yumni Nabilla Rufaida, “Strategi Pembelajaran PAI di Kelas XI SMA Semesta Bilingual Boarding School”, Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, (Yogyakarta, 2013), h. 125, tidak dipublikasikan. 60 Siti Qomariyah, “Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMAN 3 Malang”, Skripsi pada UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, (Malang, 2009), h. 111-112, tidak dipublikasikan.
39
Mahasiswa IAIN Walisongo 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Implementasi PAKEM dalam upaya meningkatkan motivasi belajar PAI siswa SDN I Cepogo Boyolali sudah berjalan dengan baik, hal ini terbukti dengan diterapkannya metode-metode pembelajaran yang menjadikan siswa aktif. Salah satu metode yang digunakan adalah metode diskusi kelompok kecil (Small Group Discussion) pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) sehingga pada metode ini
potensi yang dimiliki siswa dapat
dikembangkan, karena melalui masing-masing kelompok seorang siswa dapat dengan bebas menyalurkan pemikiran mereka (2) Hasil penerapan PAKEM dalam upaya meningkatkan motivasi belajar PAI siswa SDN I Cepogo Boyolali berdampak terhadap peningkatan
mutu
pembelajaran
PAI.
Adapun
indikator
peningkatan mutu tersebut adalah: (a) dengan penerapan PAKEM siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran PAI, (b) siswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya dan mengembangkan daya imajinasi secara maksimal, (c)
memberikan
kesempatan
kepada
peserta
didik
untuk
mendapatkan hasil belajar PAI yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif, (d) dengan adanya PAKEM, hasil belajar PAI lebih meningkat dengan baik dan (e) guru dapat menciptakan metode-metode yang efektif, sehingga siswa lebih mudah memahami pelajaran PAI. 61 Dari
ketiga
penelitian
di
atas
sama-sama
meneliti
permasalahan strategi active learning dalam pembelajaran PAI. Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan dengan penerapan atau pelaksanaan dari strategi active learning meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup dalam pembelajaran endidikan agama Islam di SMA Madania Bogor. 61
Dwi Nur Sholihah, “Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar PAI Siswa SDN Cepogo Boyolali”, Skripsi pada IAIN Walisongo Semarang, (Semarang, 2009), h. ii, tidak dipublikasikan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Madania yang terletak di Jln. Raya Bogor Komplek Perumahan Telaga Kahuripan, Kelurahan Tegal, Kecamatan Kemang Bogor, Jawa Barat, 16310. Telp. 0251-8602777, Fax. 0251-8604777, Email.
[email protected], Website. www.madania.net.1 Adapun untuk tempat penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 3.1 Tempat Penelitian SMA Madania Bogor
2. Waktu Penelitian Penelitian ini diawali dengan penyerahan revisi proposal penelitian kepada jurusan pada bulan Desember, kemudian dilanjutkan dengan pengumuman dosen pembimbing, bimbingan awal dengan dosen pembimbing dan dilanjutkan dengan studi lapangan. Penelitian lapangan di SMA Madania Bogor dilaksanakan pada tanggal 19 Mei-6 Juni 2014. 1
Profil Sekolah Madania Bogor, h.1.
40
41
Adapun jadwal kegiatan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Time Line Kegiatan Penelitian BULAN NO 1
KEGIATAN Penyerahan
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
√
revisi proposal ke jurusan dan pengumuman dosen pembimbing 2
Bimbingan
√
√
√
awal dengan dosen pembimbing 3
Membuat
√
√
instrumen penelitian 4
Pengajuan
√
surat izin penelitian ke sekolah 5
Penelitian di
√
√
sekolah 6
Pengolahan data dan penyusunan skripsi
√
√
42
B. Latar Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Madania Parung-Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang dilakukan melalui pengamatan langsung ke lokasi yang di jadikan obyek penelitian yang berorientasi pada temuan atau gejala yang bersifat alami. Penelitian ini menggambarkan proses implementasi strategi active learning yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup dalam pembelajaran PAI di SMA Madania Parung-Bogor. C. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode kualitatif yaitu dengan maksud menafsirkan fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya prilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.2 Dari segi pengertian ini, latar alamiah yang dimaksudkan agar hasilnya dapat digunakan untuk menafsirkan fenomena dan dalam penelitian kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. D. Data dan Sumber Data Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atau temuannya.3 Data dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber
2
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009),
h. 6. 3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. 10, h. 306.
43
sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.4 Data yang digunakan dalam penelitian yakni data yang didapat secara langsung saat melakukan penelitian yang diperoleh melalui kata-kata dan perilaku guru dalam pelaksanaan pembelajaran PAI. Selain itu juga terdapat data pendukung seperti silabus, RPP, dan juga catatan lapangan penelitian. Tabel 3.2 Data dan Sumber Data Penelitian No Data
Sumber Data
1
Aktivitas Pelaksanaan Strategi active
Islamic education
learning dalam pembelajaran PAI
coordinator, Guru PAI dan Siswa.
2
Program Tahunan, Program Semester,
Islamic education
Silabus, dan Rencana Pelaksanaan
coordinator
Pembelajaran (RPP)
E. Prosedur Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
pendidikan,
karena
tujuan
utama
dari
penelitian
adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.5 Selanjutnya bila dilihat dari segi cara dan teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi dan triangulasi. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik
4 5
Sugiyono, Metode Penelitian ..., h. 308-309. Sugiyono, Metode Penelitian ..., h. 308-309.
44
pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperanserta, wawancara mendalam dan dokumentasi.6 Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut: 1. Metode Pengamatan (Observasi) Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Metode observasi yang akan digunakan adalah observasi langsung dengan cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk kepentingan tersebut.7 Dalam hal ini, teknik yang akan digunakan adalah participant observation dimana peneliti mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru PAI. Metode ini digunakan peneliti untuk mengetahui pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania Parung-Bogor. 2. Metode Wawancara (Interview) Wawancara
adalah
percakapan
dengan
maksud
tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)
yang
mengajukan
pertanyaan
dan
terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.8 Wawancara dilakukan dengan beberapa orang yang terkait dengan masalah dalam penelitian ini, diantaranya adalah koordinator mata pelajaran PAI, guru PAI, dan juga siswa di SMA Madania Bogor. Wawancara yang akan digunakan adalah wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.9 Metode ini bertujuan untuk mencari jawaban terhadap hipotesis kerja. Untuk itu pertanyaan-pertanyaan disusun dengan rapi
6
Sugiyono, Metode Penelitian ..., h. 309. Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 66. 8 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian ..., h. 186. 9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian ..., h. 190. 7
45
dan ketat. Format wawancara yang digunakan bisa bermacam-macam, dan format itu dinamakan pedoman wawancara yang bersifat terbuka. Pertanyaan-pertanyaan ini disusun sebelumnya dan didasarkan dalam rancangan penelitian. Pokok-pokok yang dijadikan dasar pertanyaan diatur secara sangat terstruktur. Lebih spesifik metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI yang ada di SMA Madania Parung-Bogor. 3. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan sumber non manusia, sumber ini adalah sumber yang cukup bermanfaat, merupakan sumber yang stabil dan akurat sebagai cermin situasi/kondisi yang sebenarnya serta dapat dianalisis secara berulang-ulang dengan tidak mengalami perubahan.10 Data yang peneliti peroleh dilapangan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi tersebut dikelompokkan sesuai pertanyaan penelitian, kemudian dilakukan penyesuaian data. Data dari ketiga metode tersebut tidak bisa dipisahkan, karena satu sama lain saling melengkapi. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data sebagai acuan kegiatan pembelajaran diantaranya adalah silabus, RPP, program tahunan, program semester dan dokumen-dokumen lain yang berkaitan di SMA Madania Parung-Bogor. Untuk lebih jelas peneliti merangkumnya dalam bentuk tabel sebagai berikut. Tabel 3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data No
Sumber data
Metode
Instrumen
1.
Peristiwa
Observasi
Pedoman observasi
berupa kata-kata dan tindakan 10
Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan ..., h. 67.
46
2.
Informan
Interview
Pedoman wawancara dan tape recorder
3.
Dokumen
Dokumentasi
Pedoman Dokumentasi dan Arsip Sekolah
F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data Pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan teknik yang dikemukakan oleh Lexy J. Moleong, dalam Metodologi Penelitian Kualitatif yaitu Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.11 Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan wawancara b) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti bagian HRD, R&D, kepala madrasah, koordinator mata pelajaran, guru, dan juga staf jika penelitiannya disebuah madrasah/sekolah. c) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. d) Membandingkan hasil temuan dengan teori.12 Jadi triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaanperbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa dengan tirangulasi, peneliti dapat me11 12
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian ..., h. 330. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian ..., h. 331
47
recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori.13 G. Pengolahan dan Analisis Data Analisis data dimulai dengan pengolahan data mentah. Mengolah data berarti membuat data ringkasan berdasarkan data mentah hasil pengumpulan data.14 Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.15 Menurut Seiidel yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, analisis data kualitatif proses berjalannya sebagai berikut: 1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri. 2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklarifikasikan, mensintensiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya. 3. Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.16 Pada penelitian kualitatif, analisis data dimulai dari reduksi data, kategorisasi data, sintesis dan diakhiri dengan menyusun hipotesis kerja. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai penelitian.
13
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian ..., h. 332. Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan ..., h. 67. 15 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian ..., h. 248. 16 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian ..., h. 248. 14
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMA Madania Bogor 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Madania Bogor Nama "Madania" berasal dari bahasa Arab "Madaniah", satu akar kata dengan Madinah, yang artinya peradaban. Madinah sendiri berarti tempat peradaban, yang juga sering diartikan kota, yaitu suatu tempat yang dihuni oleh masyarakat yang berperadaban, penuh ketaatan, disiplin, dan tunduk-patuh kepada Tuhan. Karena itu, baik "madaniah" maupun "madinah" adalah kata turunan dari kata dasar daana, yadiinu, diinan, yang artinya taat, tunduk, patuh dan pasrah. Madaniah dan Madinah juga berasal dari kata dasar madanayamdunu, madyinah, yang artinya membangun, yakni membangun peradaban.1 Pada 1995, Yayasan Madania didirikan oleh para penggagasnya antara lain (alm.) Prof. Dr. Nurcholis Madjid, Prof. Dr. Komarudin Hidayat, dan Drs. A. Fuadi. Diawali dengan berdirinya sekolah menengah atas (SMA) Madania (1996) di Parung, Bogor, kemudian dilanjutkan pada 1998 didirikan sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah dasar (SD). Ketiga sekolah ini berada di satu lokasi seluas kurang lebih tiga setengah hektar, dan terletak di Perumahan Telaga Kahuripan. Di dalam struktur organisasi sekolah Madania, kepala sekolah SD, SMP, dan SMA mempertanggung jawabkan tugasnya kepada school director. Seiring pertumbuhan sekolah yang terus meningkat, maka pada 2003 Yayasan Madania diubah menjadi PT Kalima Sadamulia yang dimaksudkan agar lebih rasional, efektif dan dapat lebih meningkatkan pelayanannya kepada pelanggan (siswa, orang tua, dan masyarakat), serta tercapainya tujuan organisasi.
1
Dokumentasi Profil Sekolah Madania Bogor, h. 3.
48
49
Saat ini, PT Kalima Sadamulia menaungi beberapa lembaga dibawahnya antara lain sekolah Madania (TK, SD, SMP, SMA) dan Madania Education Innovation Centre. Sekolah Madania mempunyai beberapa program unggulan antara lain: a.
b.
c.
d.
e.
f.
Dua Degrees, yaitu lulusan SMA Madania dapat lulus Ujian Nasional dan juga mendapatkan sertifikasi kurikulum internasional (Global Assesment Certificate) yang dapat melanjutkan ke berbagai perguruan tinggi luar negeri tanpa harus mengikuti kelas persiapan sebelumnya. Multilingual, pengguna bahasa Inggris sebagai bahasa kedua pada setiap kegiatan pembelajaran dan bahasa Jerman, Jepang, Arab, Cina sebagai salah satu bahasa pilihan yang wajib dipelajari oleh siswa Genuine Active Learning, metode dengan pembelajaran siswa yang aktif, guru hanya sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Dengan jumlah maksimal siswa dalam satu kelas hanya 24 siswa, maka akan sangat kondusif bagi terciptanya pembelajaran siswa yang lebih aktif. Diversity, sekolah Madania mengadakan pembelajaran pendidikan agama untuk beberapa agama yang ada, seperti Islam, Kristen, Protestan, Hindu, Budha, dan Saksi Jehova. Fasilitas fisik berupa sarana yang cukup lengkap dan memadai, seperti kolam renang, lapangan sepak bola, basket, baseball, aula serba guna, studio musik, studio ensambel, studio art, studio vokal, laboratorium komputer dengan koneksi internet, laboratorium biologi, fisika, kimia, kantin dan kendaraan antar siswa. Special Need Education, yaitu pendidikan khusus untuk siswa-siswi yang mempunyai kebutuhan khusus seperti anak autis dan hiperaktif. 2
2. Visi, Misi dan Nilai-Nilai SMA Madania Bogor Sekolah Madania mempunyai visi dan misi yang terus berkembang menyesuaikan perubahan yang dipengaruhi faktor eksternal maupun internal sebagai faktor pemicunya. a. Visi Perlunya sebuah visi dalam mewujudkan suatu cita-cita mulia dari sebuah lembaga. Harapannya, semua pihak yang terkait dalam kegiatan pembelajaran (guru, karyawan, peserta didik, dan wali murid) benar-benar menyadari visi tersebut untuk selanjutnya memegang komitmen terhadap visi yang telah disepakati bersama. Adapun visi SMA Madania sebagai berikut:
2
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru; Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 125-126.
50
“A True Indonesian School for the next generation of leaders”.3 Indikator: 1) Menyiapkan siswa agar mempunyai sikap leadership bagi orang lain umumnya dan bagi diri sendiri khususnya; 2) Meningkatnya pengembangan kurikulum sesuai dengan tuntutan Era Globalisasi; 3) Meningkatnya proses pembelajaran melalui implementasi model-model pembelajaran interaktif terkini; 4) Terwujudnya peningkatan sumber daya manusia pendidikan dan tenaga kependidikan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan; 5) Terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas lulusan dalam bidang akademik maupun non akademik; 6) Unggul dalam prestasi akademik, non akademik yang bercirikan masyarakat Madani. b. Misi Untuk mencapai visi sebagai sekolah yang terdepan, terbaik, dan terpercaya, perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas dan sistematis. Berikut misi SMA Madania yang dirumuskan berdasarkan visi sekolah: “Educating towards reviving consciousness of God, Actualizing world class standards, Living with noble characters, and Respecting Indonesian Values”.4 Dengan visi-misi ini SMA Madania mempersiapkan siswa menjadi generasi pemimpin masa depan, yang memiliki kesadaran Tuhan, berwawasan internasional, berkarakter mulia dan menjunjung tinggi nilainilai luhur dan tradisi Indonesia. c.
Nilai-Nilai Madania 1) Truth Keyakinan adanya kebenaran mutlak yang diekspresikan dalam bentuk upaya menghilangkan ego (hawa nafsu) sehingga yang ada tinggal (kehendak) Tuhan. 2) Inclusive Niat dan kemampuan untuk menjadi pribadi yang menerima perbedaan secara ikhlas dalam agama, keyakinan dan kemampuan serta keunikan diri sendiri dan orang lain.
3 4
Dokumentasi Profil Sekolah Madania Bogor, h. 5. Dokumentasi Profil Sekolah ..., h. 5.
51
3) Integrity Menjalankan niat, pemikiran, perasaan dan perbuatan yang baik dan benar, serta keberpihakan (komitmen) kepada yang baik dan benar. 4) Care Niat dan kemampuan peduli dan membantu orang lain demi melaksanakan pelayanan kepada seluruh umat manusia secara adil, penuh penghargaan, dan penuh rasa hormat yang diwujudkan dengan teladan dalam pengabdian dan pelayanan melalui mendidik, mengajar, menghormati, membimbing, mengarahkan, dan membantu dengan segenap kasih sayang.5 3. Struktur Organisasi SMA Madania Bogor Struktur organisasi sekolah dibuat dalam rangka pengaturan aktifitas sekolah agar semua kegiatan dan proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini yang menjadi dasar bagi SMA Madania Bogor untuk mengatur dan mengkoordinir seluruh elemen dan staf sekolah agar sesuai dengan job description yang ada dibuatlah struktur organisasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran. 4. Guru dan Tenaga Kependidikan SMA Madania Bogor Guru Madania mendidik dengan hati, yang tidak hanya pandai mengajar, melainkan juga mampu membimbing, melatih, mengarahkan dengan penuh perhatian dan kasih-sayang. Guru Madania terus belajar meningkatkan kemampuan dirinya melalui training, workshop, seminar, dan Iain-Iain, yang diadakan di dalam maupun di luar sekolah, baik tingkat nasional maupun internasional. Guru SMA Madania tergabung dengan guru SMP Madania. Karena secara administrasi di sekolah madania, SMP dan SMA digabung menjadi satu lalu dinamakan Secondary School. Adapun daftar nama guru-guru dan tenaga kependidikan yang ada di Secondary School Madania dapat dilihat dalam lampiran. 5. Data Siswa SMA Madania Bogor Jumlah siswa SMA Madania mulai kelas X, XI dan XII adalah sebanyak 293 siswa baik yang beragama Islam maupun non Islam. Terdiri dari 101 siswa kelas X, 102 siswa kelas XI, dan 90 siswa kelas XII. Jumlah masing-masing 5
Dokumentasi Profil Sekolah Madania Bogor, h. 6-7.
52
rombongan belajar setiap kelas adalah 5 rombongan belajar. Adapun jumlah siswa berdasarkan agama dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Siswa SMA Madania Bogor Tahun Pelajaran 2013/2014 Kelas
Islam
Kristen Katolik
Hindu
Budha
Saksi Jehovah
Jumlah
X
90
6
2
0
1
2
101
XI
80
11
7
1
2
1
102
XII
77
6
5
0
0
2
90
Jumlah
247
23
14
1
3
5
293
6. Sarana Dan Prasarana SMA Madania Bogor Madania dibangun di lahan seluas 4 hektar yang asri. Fasilitas sekolah merupakan salah satu peran yang penting dalam menentukan kesuksesan suatu pembelajaran.6 Adapun rincian penempatan fasilitas sekolah dapat dilihat dalam lampiran. 7. Ekstrakurikuler SMA Madania Bogor SMA Madania memiliki beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang mendidik kecerdasan psikomotorik siswa. Ekstrakurikuler tersebut yaitu: basket, futsal, sepak bola, baseball, renang, floor ball, bulu tangkis, karate, melukis, handy craft, drama, komik, gamelan, broadcasting, paduan suara, keyboard, dan menari. Ekstrakurikuler tersebut diselenggarakan untuk semua tingkatan sekolah, mulai dari sekolah SD sampai SMA. Jadwal ekstrakurikuler ini dibagi ke dalam dua hari, yaitu hari Selasa bagi SD dan hari Kamis bagi SMP dan SMA. Waktu pelaksanaannya mulai pukul 14.10 sampai pukul 15.00. Pada hari-hari tersebut setiap siswa masuk ke ruang ekstrakurikulernya masingmasing. Setiap siswa wajib mengikuti satu ekstrakurikuler. Maka pada jam tersebut, kegiatan siswa dikhususkan untuk mengikuti ekstrakurikuler dan tidak ada pembelajaran di kelas. 6
Dokumentasi Profil Sekolah Madania Bogor, h. 25.
53
B. Deskripsi Data 1. Strategi Active Learning dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Madania Bogor Departemen agama Islam mempunyai wewenang penuh terhadap pelaksanaan pengajaran di sekolah Madania. Pada awal tahun, departemen ini berdiskusi untuk merancang kurikulum yang akan diterapkan selama satu tahun pelajaran. Perencanaan tema-tema yang akan diajarkan biasa disebut dengan pembuatan unit plan yang terdiri dari semester outline dan lesson scheme work (LSW) atau lebih dikenal dengan silabus dan RPP. Di dalam perancangan kurikulum ini, dilakukan perumusan materi yang akan diajarkan di setiap tingkatan kelas. Materi yang diajarkan diolah menggunakan metode yang sesuai dalam penyampaiannya agar nilai-nilai yang terkandung dapat tertanam kuat di dalam diri siswa. Metode yang digunakan oleh guru-guru di SMA Madania adalah metode active learning, yang menuntut siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Sehingga aspek yang terbentuk di dalam diri siswa tidak hanya kognitifnya saja, tetapi afektif dan psikomotoriknya turut terlatih. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis mengenai RPP yang dibuat dan dijalankan oleh guru untuk membuat siswa aktif dan memaksimalkan potensi yang dimilikinya secara umum sudah sangat baik dan sudah mengacu kepada indikator-indikator yang diinginkan. Adapun aspek penilaian yang diteliti oleh penulis yaitu mengenai; pengembangan indikator, pengembangan materi, pemilihan metode, pengembangan skenario, pemilihan media/alat bantu, dan pemilihan alat evaluasi. a.
Pengembangan Indikator Indikator pencapaian kompetensi adalah penanda perubahan nilai, pengetahuan, sikap keterampilan, dan perilaku yang dapat diukur. Indikator digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan tujuan pembelajaran, substansi materi, sumber dan media, serta alat penilaian.7 Indikator merupakan penjabaran KD yang menunjukkan tanda-tanda
7
Sa‟dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 133.
54
perbuatan atau respon peserta didik. Pengembangan indikator hendaknya memperhatikan karakteristik daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik, menggunakan kata kerja operasional yang terukur dan dapat diobservasi. Pengembangan indikator yang dibuat guru sudah sesuai dengan Standar Kompetensi/Inti dan Kompetensi Dasar serta karakteristik siswa. Materi ajar yang membahas semangat menuntut Ilmu dan perkembangan Islam pada masa modern serta praktik wakaf. Indikator yang ingin dicapai pada pembelajaran ini yaitu agar siswa dapat memahami dan mengamalkannya dalam
kehidupan
sehari-hari.
Pengembangan
indikator
juga
memperhatikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Pada pembahasan mengenai semangat menuntut ilmu, praktik wakaf dan perkembangan Islam pada masa modern yang dibuat oleh guru mendorong ranah afektif dan kognitif, terlihat siswa mampu menjelaskan dan memahami materi serta saling berbagi pengetahuan yang dimilikinya dengan cara berdiskusi kelompok, presentasi dan simulasi. Kemudian indikator yang mengarah pada ranah psikomotorik yaitu adanya kerjasama tim/kelompok yang saling berinteraksi dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan suatu tugas yang diberikan kemudian mereka mampu mempresentasikan hasil yang telah didiskusikannya di depan kelas. Setelah seluruh siswa melalui rangkaian proses pembelajaran tersebut diharapkan siswa mampu menerapkan dan mempraktikkan apa yang dipelajarinya di dalam kehidupan sehari-hari. b. Pengembangan Materi Materi pelajaran yang dikembangkan oleh guru di dalam RPP maupun dalam penyampaiannya kepada peserta didik yaitu bersumber dari buku paket, al-Qur‟an terjemah, dan beberapa buku agama pendukung. Pengembangan materi sudah sesuai dengan indikator dan relevan dengan kebutuhan siswa karena materi semangat menuntut ilmu, perkembangan islam pada masa modern dan praktik wakaf berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru mengembangkan materi ajar dengan
55
penayangan video dan pengetahuan yang dimilikinya agar suasana pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efesien. c. Pemilihan Metode Pemilihan metode pembelajaran sudah sesuai dengan indikator dan materi ajar. Dalam setiap pembelajaran yang direncanakan oleh guru menuntut siswa agar mandiri dan aktif dalam berdiskusi, presentasi dan simulasi serta mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dalam tiap-tiap individu maupun kelompok. Metode yang diterapkan sesuai dengan setting ruang kelas karena pembelajaran model jigsaw dan presentasi membutuhkan ruangan yang cukup luas untuk bergerak dan bertukar tempat. Sedangkan pembelajaran mengenai metode simulasi dilakukan di luar kelas agar suasana belajar tidak monoton. Pembelajaran tersebut diadakan di Masjid Raya Telaga Kahuripan dengan perimbangan agar proses pembelajaran sesuai rencana. Penggunaan atau pemilihan metode yang diterapkan guru dalam pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa dari segi kemampuan berpikir dan daya tangkap siswa terhadap suatu pelajaran. Hal tersebut terungkap dari pernyataan guru Pendidikan Agama Islam, yaitu sebagai berikut: “Kondisi siswa khususnya kelas X, jika dilihat dari sisi daya tangkap individu pastinya berbeda-beda dalam hal ini kita kategorikan ada 3 tingkatan mulai dari low, middle dan high. Sedangkan jika dilihat dari sisi prilaku itu juga sama. Ada anak yang dominan dalam arti proaktif dalam mengikuti pembelajaran, ada yang mengikuti pembelajaran seperti biasa sesuai dengan apa yang disampaikan oleh guru, dan ada yang tidak peduli atau cuek dalam mengikuti pembelajaran. Dalam artian bukannya tidak mengikuti aktifitas sama sekali tetapi dia harus mendapatkan instruksi-instruksi tambahan sehingga baru bisa mengikuti pembelajaran”.8
8
Hasil wawancara dengan bapak Muchammad Furqon guru agama Islam kelas X, Bogor, 20 Mei 2014.
56
Berdasarkan pernyataan di atas, terdapat perbedaan dalam pemilihan
metode
yang
disesuaikan
oleh
karakteristik
siswa
dikarenakan kondisi siswa yang tergolong menjadi 3 tingkatan yakni low, middle dan high. d. Pengembangan Skenario Skenario pembelajaran yang dibuat guru tidak dijelaskan secara rinci di dalam RPP akan tetapi dalam pengaplikasiannya sudah sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan awal, inti dan penutup. Adapun dalam skenario metode diskusi kelompok meliputi jigsaw dan cooperatif script, presentasi, dan simulasi dapat dilihat dalam tahap pelaksanaanya/implementasinya pada bagian strategi/metode active learning. Berikut contoh Pengembangan skenario strategi active learning dalam pembelajaran PAI harus disesuaikan dengan karakteristik materi pelajarannya di SMA Madania Bogor: 1)
al-Qur’an dan Hadits Untuk materi pelajaran al-Qur‟an dan Hadits yang berupa membaca,
menulis atau menyalin, mengartikan dan menerjemahkan, serta menyimpulkan kandungan ayat atau hadits. Metode yang digunakan adalah reading aloud (membaca keras), penampilan video dan pembagian tugas baik individual maupun kelompok. Misalnya: dalam materi memahami QS. at-Taubah: 122 tentang semangat menuntut ilmu, metode yang digunakan adalah reading aloud. Dalam pelaksanaannya guru membagikan materi kepada siswa terkait surat at-Taubah: 122 kemudian guru membacakan surat tersebut dengan suara keras setelah itu guru menunjuk siswa untuk membaca keras seperti apa yang dilakukan oleh guru itu sebelumnya. Ketika siswa sedang membaca guru menghentikan bacaannya untuk menekankan poin-poin tertentu, mengajukan pertanyaan atau memberi contoh.
57
2)
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Metode Reading Aloud
Metode Video Critic
Akidah Akhlak Dalam mengajarkan materi akidah dan akhlak guru PAI di SMA
Madania menggunakan tanya jawab, diskusi kelompok dengan jigsaw dan cooperatif script. Misalnya: dalam materi prilaku semangat menuntut ilmu/akhlak, metode yang digunakan adalah cooperatif script. Dalam pelaksanaannya siswa diminta untuk berpasangan kemudian guru memberikan handout untuk dibaca dan ringkas setelah itu tiap siswa ada yang berperan sebagai pembicara untuk membacakan hasil ringkasannya dan ada yang sebagai pendengar untuk menyimak hasil dari ringkasan tersebut.
Gambar 4.3 Metode Cooperatif Script
Gambar 4.4 Metode Jigsaw
58
3) Fiqh Pada materi Fiqh metode yang digunakan adalah bermain peran (role play) dan simulasi/praktik langsung. Misalnya: dalam materi memahami pengelolaan wakaf,
metode
yang digunakan adalah praktik langsung dengan mensimulasikan. Dalam pelaksanaannya secara bergantian setiap siswa menyampaikan ikrar wakafnya kepada nadzir Masjid, kemudian siswa lainnya mengamati dengan sungguh-sungguh.
Gambar 4.5 Simulasi Wakaf
Gambar 4.6 Pembacaan Ikrar
4) Tarikh/Sejarah Islam Materi sejarah Islam berisi tentang cerita-cerita sejarah baik yang kebudayaan, pendidikan, perjuangan dan lain-lain. Maka metode yang digunakan adalah diskusi kelompok dengan jigsaw, mindmap, dan presentasi. Misalnya: dalam materi perkembangan Islam pada masa modern. Dalam pelaksanaannya siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menggali sendiri materi yang terkait melalui berbagai sumber dan menyajikan dalam bentuk slide power point kemudian dipresentasikan di depan kelas.9
9
Hasil observasi pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas X dan XI.
59
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Hasil Mind Map
Metode Presentasi
e. Pemilihan Media/Alat bantu Media atau alat bantu yang digunakan guru dalam pembelajaran active learning kali ini menggunakan projector, white board, worksheets, laptop dan speaker agar perhatian peserta didik dalam belajar menjadi fokus serta apa-apa yang dijelaskan guru dapat diperhatikan dengan baik. Pemilihan media dalam suatu rencana pembelajaran harus dipikirkan secara baik dan tepat, hal ini dikarenakan media mempunyai peranan penting yaitu sebagai alat bantu dalam tercapainya suatu pembelajaran yang diinginkan. f.
Pemilihan Alat Evaluasi Inti pokok kegiatan evaluasi adalah upaya untuk mengetahui penilaian yang dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes, mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Kegiatan evaluasi yang dirancang sistematis dan komprehensif akan memberikan hasil belajar pada diri siswa. Oleh karena itu perlu dirancang alat evaluasi proses
pembelajaran
kompetensi,
adil,
yang
terbuka,
valid,
mendidik,
berkesinambungan,
berorientasi menyeluruh
pada dan
bermakna. Alat evaluasi yang ditetapkan guru dalam RPP berupa soal-soal pertanyaan berbentuk pilihan ganda, isian dan essai untuk mengetes kemampuan siswa dalam menguasai dan memahami materi pelajaran
60
yang telah dibahas. Adapun teknik penilaian pada saat pembelajaran berlangsung materi semangat menuntut ilmu dan perkembangan Islam pada masa Modern yaitu berupa penilaian kinerja/performansi kelompok yang masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya didepan anggota kelompok yang lain. Selain itu untuk mengukur dari segi afektif siswa juga diberikan beberapa lembar pertanyaan untuk menilai afektif siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Adapun teknik penilaiannya setiap siswa diberikan beberapa pertanyaan mengenai materi semnagat menuntut ilmu kemudian dari tiap siswa untuk menanyakan betapa pentingnya menuntut ilmu kepada guru yang ada di sekolah Madania. Hal yang didapatkan oleh siswa yaitu melatih mental siswa ketika mengembangkan kreativitas dalam bertanya dan pengembangan sikap tentang percaya diri serta tekad yang kuat untuk selalu menuntut ilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pada materi perkembangan Islam pada masa modern ketika siswa presentasi hal yang dinilai oleh guru mengenai kreatifitas dalam membuat setiap slide, kelengkapan isi dan penyajian dalam mempresentasikan hasil diskusinya. Berdasarkan penjabaran diatas dapat penulis simpulkan bahwa pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dirancang guru sudah sangat baik. Terlihat dari pengembangan indikator, skenario pemilihan metode, materi dan alat evaluasi pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa. Dengan demikian kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.
61
2. Implementasi Strategi Active Learning dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Madania Bogor Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang peneliti lakukan di SMA Madania Bogor, tahun ajaran 2013-2014. Strategi active learning dalam pembelajaran PAI tertuang dalam lima komponen utama yang berperan, dan saling mempengaruhi dalam proses pembelajaran PAI, yakni: guru-siswa, tujuan pembelajaran, isi/materi, media, dan strategi/metode pembelajaran. a. Guru dan Siswa Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran aktif (active learning). Tanpa adanya guru, strategi tersebut tidak dapat di implikasikan, karena guru merupakan suatu pekerjaan profesional, dengan harapan dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik dan secara otomatis akan menghasilkan output yang baik pula. Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran (manager of learning).10 Dengan demikian, efektifitas proses pembelajaran terletak dipundak guru. Oleh karena itu, keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas/kemampuan guru. Dalam pembelajaran aktif (active learning) siswa memegang peranan penting demi tercapainya kegiatan belajar mengajar yang optimal. Hal ini dikarenakan
siswa
merupakan
faktor
utama
dalam
menciptakan
pembelajaran yang dinamis. Seperti halnya guru, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi latar belakang siswa yang meliputi jenis kelamin siswa, tempat kelahiran, tempat tinggal siswa, tingkat sosial ekonomi siswa, dari keluarga yang bagaimana siswa berasal dan lain-lain, sedangkan dilihat dari sifat yang dimiliki siswa meliputi kemampuan dasar pengetahuan dan sikap.11
10
Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013), h. 4. 11 Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strategi dan Desain Pengembangan ..., h. 5.
62
Strategi pembelajaran aktif (active learning) dalam pembelajaran PAI di SMA Madania lebih menekankan peran aktif dan partisipasi siswa. Hal ini dimaksudkan untuk membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran. Seluruh proses pengajaran bertumpu pada dialog, sehingga menuntut para siswa aktif berpendapat dan menyampaikan apresiasi terhadap berbagai materi pelajaran dan informasi. Guru di Madania lebih berfungsi sebagai fasilitator, yang mengajak, merangsang dan memberikan stimulus-stimulus kepada para siswa untuk menggunakan kecakapan diri secara bebas dan bertanggung jawab. Untuk lebih jelasnya berikut hasil wawancara dengan para informan mengenai hal tersebut: Menurut Abdulloh, S.Ag koordinator guru agama Islam mengatakan bahwa: “Madania pertama kali dibangun di tahun 2008 mengedepankan metode active learning yang berusaha semaksimal mungkin membuat siswa yang aktif bukan guru yang aktif. Guru hanya sebagai fasilitator yang seharusnya mengarahkan pembelajaran pada siswa untuk mengeksplorasi, mengobservasi, dan terakhir mengambil kesimpulan dari apa yang mereka amati. Active learning ragamnya banyak. Pada intinya dikelompokkan ke dalam 3 yakni: presentasi, simulasi dan diskusi”.12 Sebagaimana yang diungkapkan oleh Rahmat Rizqa, S.Th.I guru agama Islam kelas XI bahwa: “Active learning yang digunakan pada pelajaran agama menggunakan metode diskusi, berdebat, praktik/simulasi, presentasi, mindmap, jigsaw dan masih banyak lagi. Hal ini kami upayakan agar siswa terlibat aktif dalam setiap pembelajaran yang ada. untuk memakai semua metode-metode active learning yang ada, tentu disesuaikan dengan kondisi kelas dan materi yang kami ajarkan”.13 Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Muchammad Furqon, S.Ag, guru agama Islam kelas X mengatakan bahwa: “Metode active learning terus terang kami lebih sering mengacu pada model-model pembelajaran aktif yang sudah baku meskipun 12
Hasil wawancara dengan bapak Abdulloh koordinator guru agama Islam, Bogor, 21 Mei 2014. 13 Hasil wawancara dengan bapak Rahmat Rizqa guru agama Islam kelas XI, Bogor, 21 Mei 2014.
63
terkadang poin-poin atau langkah-langkah metode tersebut terkadang saya suka ubah disesuaikan dengan kondisi siswa. Beberapa metode yang suka saya lakukan seperti: jigsaw, role playing, cooperatif script, praktik, presentasi dengan menampilkan slide-slide power point dan video”.14 Hal ini juga dapat dilihat ketika peneliti mengamati pelaksanaan strategi pembelajaran aktif (active learning) dalam pembelajaran PAI di SMA Madania sebagai berikut: 1) Guru merancang dan mengelola kegiatan belajar mengajar (KBM) yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Guru melaksanakan kegiatan yang beragam dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan, misalnya: mengeksplorasi, diskusi kelompok, presentasi, menampilkan video, mengumpulkan data, menarik kesimpulan, memecahkan masalah dan menulis laporan. 2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan melalui diskusi atau pertanyaan-pertanyaan terbuka dari para siswa. 3) Guru mengaitkan kegiatan belajar mengajar dalam pengalaman siswa sehari-hari, siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalaman dirinya, yaitu dengan menerapkan hal yang dipelajari siswa dalam kehidupan nyata, guru memantau kerja siswa, kemudian guru memberikan umpan balik. 4) Guru menyeimbangkan materi yang disampaikan dengan jumlah pelajaran PAI dengan melihat semester outline. Dalam hal ini guru memilih materi yang cocok dimasukkan sesuai dengan tingkat kesulitannya masing-masing. 5) Keberanian siswa untuk menampilkan minat terhadap materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat dilihat dari sebagian besar siswa cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Hal ini terbukti dalam materi prilaku semangat menuntut ilmu/akhlak di kelas X untuk mempresentasikan hasil artikel tentang Al-Kindi, Ibnu Sina, Al-Jazari dan lain-lain yang telah didiskusikan terlebih dahulu sebelumnya dengan metode jigsaw. 6) Adanya interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antara siswa dengan siswa. Hal ini terbukti dalam materi perkembangan Islam pada masa modern di kelas XI untuk mempresentasikan hasil para biografi tokoh beserta pemikirannya seperti Jamaludin al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha dan lain-lain yang telah didiskusikan minggu lalu dengan media power point.15 14
Hasil wawancara dengan bapak Muchammad Furqon guru agama Islam kelas X, Bogor, 20 Mei 2014. 15 Hasil observasi pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas X dan XI.
64
Pada Penerapan strategi active learning tersebut keaktifan dalam pembelajaran berpusat pada siswa, sehingga keaktifan siswa di dalam kelas sangat diutamakan. Oleh karena itu berbagai upaya yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran perlu dioptimalkan guna mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam hal ini mengenai cara belajar yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran PAI dapat dilihat dari hasil wawancara salah satu siswa kelas X, Bahy Helmi yang mengatakan bahwa: “Pak Furqon cara belajarnya inovatif dengan menggunakan slide, diskusi, sharing, dan tanya jawab. Sudah menarik cara mengajarnya sehingga membuat kami aktif dalam mengikuti pelajaran”.16 Kondisi yang sama juga diungkapkan oleh Farizal Mulyadi siswa kelas XI bahwa: “Pak Rizka sudah cukup baik untuk mengajarkan kita dikelas. Dia juga selalu menyiapkan slide untuk presentasi, membuat kelompok untuk berdiskusi kemudian dipresentasikan, dan mempraktikkan materi yang akan diajarkan seperti waktu itu contohnya materi dakwah. Jadi, kita ditugaskan untuk berdakwah didepan temanteman sekelas dan juga pada saat materi jenazah kita mulai mempraktikkan mulai dari memandikan, mengkafani, 17 menshalatkan dan menguburkan”. Dengan penerapan strategi active learning tersebut menunjukkan bahwa keaktifan tidak hanya dari guru akan tetapi juga dari siswa, sehingga ada keseimbangan antara guru dengan siswa. Hal tersebut senada juga diungkapkan oleh M. Rizka Fadillah siswa Kelas XI bahwa: “Pak Rizka itu mengajarnya bukan ada guru dan ada murid tetapi lebih kepada diskusi. Jadi, bukan selalu Pak Rizka yang memberikan materi ke siswanya, sebenarnya kita menambahkan juga ketika dikelas dan caranya Pak Rizka itu pasti kita juga sudah mempunyai materi sendiri-sendiri yang berkaitan dengan materi
16 17
Hasil wawancara dengan Bahy Helmi salah satu siswa kelas X, Selasa, 20 Mei 2014. Hasil wawancara dengan Farizal Mulyadi salah satu siswa kelas XI, Rabu, 21 Mei 2014.
65
yang diberi oleh Pak Rizka. Sehingga dengan cara itu membuat kelas menjadi aktif yang merujuk kepada pembelajaran”.18 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan strategi active learning dalam pembelajaran PAI dibutuhkan keterlibatan secara terpadu dan berkesinambungan antara guru dan murid secara aktif agar tercapai tujuan pembelajaran yang optimal. b. Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pembelajaran. Semuanya tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Sesuai standar isi, kurikulum yang berlaku untuk setiap satuan pendidikan adalah kurikulum berbasis kompetensi dan kurikulum 2013. Secara umum tujuan pembelajaran yang dikembangkan di SMA Madania untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama Islam. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh bapak Furqon bahwa: “Tujuan pembelajaran PAI di Madania seperti halnya disekolahsekolah lain secara umum, yakni mengharapkan anak-anak dimana pun mereka berada memiliki kesadaran berketuhanan selalu menyertainya. Hal itu bisa dilihat dari prilaku keseharian mereka, semangat beribadah mereka, gaya bersosialisasi mereka dan tentunya semua itu harus mencerminkan nilai-nilai keislaman”.19 Penerapan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania meliputi tiga aspek tujuan, yakni sebagai berikut: 1) Di lihat dari segi kognitif tentu tergantung siswa dalam artian masingmasing siswa itu unik, memiliki tingkat pemahaman yang berbeda terhadap pembelajaran PAI. 2) Di lihat dari segi afektif tentu apa yang telah dipelajari oleh siswa dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari. 3) Di lihat dari segi psikomotor tentu berkaitan dengan praktik-praktik yang berhubungan dengan ibadah.20
18
Hasil wawancara engan Rizka Fadillah salah satu siswa kelas XI, Rabu, 21 Mei 2014. Hasil wawancara dengan bapak Muchammad Furqon guru agama Islam kelas X, Bogor, 20 Mei 2014. 20 Hasil wawancara dengan bapak Rahmat Rizka guru agama Islam kelas XI, Bogor, 21 Mei 2014. 19
66
Pencapaian tujuan PAI di SMA Madania didukung melalui program pembiasaan yang diaplikasikan melalui kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada di sekolah. Adapun beberapa kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh guru-guru agama Islam dan siswa SMA Madania yang sifatnya mendukung, diaplikasikan dalam bentuk: a)
Kegiatan shalat sunnah Dhuha sebelum pembelajaran di kelas alQur‟an. b) Kegiatan shalat Dzuhur dan shalat Jum‟at secara berjamaah di Multi Purpose Hall (MPH) sekolah Madania. c) Tadarus al-Qur‟an di kelas al-Qur‟an yang berlangsung selama 2 jam pelajaran dengan durasi waktu satu jam pelajaran 40 menit, jadi setiap pembelajaran di kelas al-Qur‟an yang siswa jalani selama 80 menit. d) Kajian keislaman/forum diskusi dilaksanakan setiap hari Jumat pagi menjelang siang, tepatnya pukul 10.30 WIB. Materi yang dibahas pada forum diskusi ini adalah tafsir al-Quran dan hadis-hadis nabi Muhammad SAW. Pemateri di dalam forum ini adalah guru-guru agama Islam dan beberapa guru bidang studi lainnya yang bersedia untuk menjadi pemateri. e) Penyembelihan hewan qurban di sekolah Madania dilakukan setiap peringatan „Idul Adha. Pelaksanaan kegiatan ini dikoordinir oleh departemen agama Islam. Penyumbang qurban di sekolah Madania berasal dari orang tua wali, guru-guru, dan kelas-kelas yang mengumpulkan uang untuk menyumbangkan hewan qurban.21 c. Isi/Materi Pembelajaran Unit plan yang dibuat departemen agama Islam dibuat untuk dua pembelajaran, yaitu pembelajaran materi di kelas materi dan pembelajaran al-Quran di kelas al-Quran. Materi yang diajarkan di kelas materi disesuaikan dengan kurikulum dari departemen Pendidikan Nasional (DIKNAS) dengan beberapa tambahan yang perlu ditambahkan dan berkaitan dengan materi yang ada di dalam kurikulum DIKNAS. Materi yang diajarkan di kelas al-Quran adalah materi tambahan di luar materi yang ada di dalam kurikulum DIKNAS. Materi ini diambil dari potonganpotongan ayat al-Quran yang disepakati oleh guru-guru pengajar Pendidikan Agama Islam.
21
Hasil Observasi peneliti selama berada di SMA Madania Bogor .
67
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Pak Abdulloh, S.Ag bahwa: “Kurikulum yang digunakan di Madania secara formal adalah kurikulum yang di pakai oleh DIKNAS yakni KTSP dan Kurikulum 2013. Untuk kelas IV SD, VII SMP dan X SMA menggunakan kurikulum 2013. Selain itu juga sekolah Madania ada yang membuat kurikulum sendiri, biasanya dipertemuan kedua. Teman-teman guru PAI menyebutnya dengan al-Qur‟an. Kajian dalam kurikulum alQur‟an ini lebih kepada behaviour atau membentuk karakter”.22 Hal senada juga diungkapkan oleh Pak Furqon, S.Ag bahwa: “Kurikulum yang diterapkan di Madania secara khusus untuk pembelajaran pendidikan agama Islam masih mengacu kepada 2 model kurikulum yakni kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan kurikulum 2013. Adapun yang menggunakan kurikulum 2013 karena ini tahun pertama hanya dilakukan di kelas IV SD, VII SMP dan X SMA. Sedangkan yang lainnya masih menggunakan kurikulum yang dipakai oleh diknas yakni KTSP”.23 Materi pembelajaran pendidikan agama Islam diberikan 2 kali pertemuan dalam satu minggu. Siswa akan mendapatkan 1 kali pembelajaran materi agama Islam dan 1 kali pembelajaran materi al-Qur‟an dengan waktu 2 jam pelajaran. Durasi 1 jam pelajaran yaitu 40 menit, jadi setiap pelajaran di kelas materi ataupun di kelas al-Qur‟an pembelajaran yang siswa jalani selama 80 menit. Maka dalam satu minggu siswa akan mempelajari materi agama Islam sebanyak 160 menit. d. Media Pembelajaran Pembelajaran PAI di SMA Madania berlangsung di dalam dan di luar kelas. Pada pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas, guru mendesain kelas sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa untuk bergerak secara aktif dan memungkinkan guru untuk memantau semua siswa tanpa terkecuali. Untuk menjaga kedinamisan dalam kelas jumlah siswa ditiaptiap kelas dibatasi tidak lebih dari 20 siswa.
22
Hasil wawancara dengan bapak Abdulloh koordinator guru agama Islam, Bogor, 21 Mei 2014. 23 Hasil wawancara dengan bapak Muchammad Furqon guru agama Islam kelas X, Bogor, 20 Mei 2014.
68
Selain berlangsung di dalam kelas proses pembelajaran PAI juga berlangsung di luar kelas. Tempat yang biasanya digunakan untuk belajar biasanya di masjid dekat sekolah, ruang serba guna dan alam terbuka. Pembelajaran di luar kelas di terapkan agar siswa tidak merasa jenuh dengan situasi yang ada dan juga disesuaikan dengan materi pembelajaran. Dalam setiap kelas di SMA Madania tersedia juga fasilitas seperti meja dan kursi, AC, white board, display, projector, serta media lain yang mendukung
berupa
gambar,
maupun
audio-visual.
Selain
media
pembelajaran yang ada di kelas, dibutuhkan juga media belajar yang berisi informasi yang berhubungan dengan pelajaran. Media tersebut berupa bukubuku, majalah, surat kabar, hasil karya siswa, perangkat komputer, internet dan lain sebagainya. Aspek ini penulis amati sudah tersedia di SMA Madania. Pada pelajaran PAI misalnya berupa buku-buku PAI, ensiklopedi Islam, serta buku lain penunjang siswa ada dalam jumlah banyak tidak hanya terdapat di perpustakaan sekolah tetapi juga di perpustakaan ruang agama Islam. Penggunaan sarana Internet di SMA Madania tidak hanya sekedar karena mengikuti perkembangan zaman, tapi sarana internet digunakan siswa untuk saling berkirim informasi. Guru juga dapat berkomunikasi antar guru atau dengan murid melalui intranet. Komunikasi ini tidak hanya dalam bentuk teks, tetapi juga guru atau murid dapat mengirim data melalui jaringan ini dan dapat diakses selama 24 jam. Berbagai informasi pun sering diberitahukan melalui intranet. Contohnya; pemberitahuan jadwal mengajar, jadwal kegiatan, perangkat pembelajaran, jadwal mengawas ujian, dan berbagai informasi lainnya. Bagi murid, intranet biasanya digunakan untuk mengirim hasil dari tugas yang diberikan oleh guru. Intranet tak hanya digunakan untuk saling berkirim informasi, tetapi guru juga dapat menyediakan materi pembelajaran bagi siswa. Karena di dalamnya terdapat halaman e-learning. Pada halaman ini, terdapat materi-materi yang telah diajarkan oleh guru dan dapat diakses oleh murid yang diajarnya. Dalam pelaksanaannya seorang guru dituntut untuk jeli dan kreatif memanfaatkan
69
media pembelajaran yang ada, agar apa yang akan disampaikan bisa efektif dan tujuan pembelajaran akan tercapai. e. Strategi/Metode Active Learning Proses pembelajaran PAI di sekolah Madania tidak hanya ditekankan pada aspek kognitif yang bersifat hafalan tetapi juga mengembangkan aspek afektif dan psikomotor. Secara umum proses pembelajaran PAI berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, dalam konteks ini guru mengarahkan potensi dan kemampuan yang dimiliki sehingga siswa menyadari bahwa apa yang dipelajari akan berguna di kehidupan nanti, selain itu guru juga mempersiapkan skenario pembelajaran dan mempersiapkan bahan untuk mengajar sesuai dengan materi serta memilih strategi pembelajaran yang tepat untuk dilaksanakan. Dalam setiap pembelajaran PAI strategi yang dikembangkan adalah active learning, tetapi disini peneliti hanya memaparkan empat contoh metode yang biasanya dilaksanakan oleh guru PAI di SMA Madania Bogor: 1) Jigsaw Model Tim Ahli Jigsaw merupakan satu jenis pembelajaran aktif (active learning) yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.24 Jigsaw menggabungkan konsep pembelajaran pada teman sekelompok atau teman sebaya dalam usaha membantu belajar. Jigsaw pada hakikatnya adalah metode pembelajaran kooperatif yang berpusat pada siswa. Dalam hal ini, siswa mempunyai peran dan tanggung jawab besar dalam pembelajaran. Sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator. Tujuan metode jigsaw ini adalah untuk mengembangkan kerja tim, keterampilan belajar kooperatif dan penguasaan pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh siswa apabila mempelajari materi secara individual. Strategi active learning dalam 24
Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 74.
70
pembelajaran PAI pada kelas X yang digunakan metode diskusi kelompok (Jigsaw) dalam materi akidah akhlak. Seperti yang penulis observasi ketika pelajaran PAI bab perilaku semangat menuntut ilmu.25 a) Kegiatan Awal (1) Guru mengkondisikan persiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan mendesain meja dan kursi untuk 2 orang. (2) Guru menempelkan artikel terkait tokoh-tokoh ilmuwan muslim di sekitar ruang kelas. (3) Setiap siswa duduk ditempatnya masing-masing dengan kursi dan meja yang sudah diatur sebelumnya secara berkelompok. (4) Guru melakukan apersepsi dan memotivasi siswa dengan memperlihatkan video mengenai keutamaan menuntut ilmu. (5) Guru menyampaikan strategi pembelajaran terkait materi yang akan dipelajari. b) Kegiatan Inti (1) Siswa dikelompokkan ke dalam 2-3 anggota tim yang terdiri dari 10 kelompok. (2) Setiap siswa dalam tim diberi bagian materi berbeda yang ditempelkan di sekitar ruang kelas terkait biografi ilmuwan muslim diantaranya Al-Zahrawi, Al-Kindi, Ibnu Sina, Jabir Ibnu Hayyan, Al-Khawarizmi, Ishaq Al-Mausili, Abu Raihan Al-Biruni, Al-Jazari dan Jamshid Al-Kashi. (3) Guru memberikan tugas kepada anggota dari tim yang berbeda dalam kelompok baru (ahli) untuk mencatat dan mempelajari artikel yang sama. (4) Setelah selesai mencatat guru meminta kepada siswa kembali ke kelompok asal untuk mendiskusikan sub bab yang mereka kuasai dari hasil catatannya tersebut secara bergantian
25
Hasil observasi pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas X, 20-21 Mei 2014.
71
mengajar teman satu timnya dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh. (5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa (tim ahli) untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas secara general dari banyak materi yang telah didapatkan. (6) Guru memberikan umpan balik mengenai materi biografi ilmuwan muslim dengan memberikan penjelasan menuntut ilmu dalam surat at-Taubah: 122.
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (Q.S. at Taubah: 122) c) Kegiatan Penutup Guru
bersama
siswa
bertanya
jawab
meluruskan
kesalahpahaman, memberi penguatan dan menyimpulkan tentang apa yang dilakukan siswa terkait pembelajaran tentang keutamaan menuntut ilmu.26 2) Presentasi Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis dalam pembelajaran klasikal dengan kelompok besar.27 Presentasi berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti
26
Hasil observasi pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas X, 20-21 Mei 2014. Yudhi Munadi, Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h. 150. 27
72
menyajikan atau mengemukakan.28 Jadi, presentasi bisa diartikan menyajikan atau mengemukakan informasi kepada orang lain dengan tujuan bermacam-macam seperti, memberi tahu, mempengaruhi ataupun mengajak (persuasif). Namun demikian pada saat ini presentasi juga dilakukan dalam proses pembelajaran, baik yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Tujuan dari presentasi dalam proses pembelajaran bermacam-macam,
misalnya
untuk
memberi
meyakinkan peserta, menyampaikan pesan
informasi,
untuk
dan bahkan untuk
melakukan penilaian. Strategi active learning dalam pembelajaran PAI pada kelas XI yang digunakan metode presentasi dalam materi tarikh/sejarah Islam. Seperti yang penulis observasi ketika pelajaran PAI bab perkembangan Islam pada masa modern.29 a) Kegiatan awal (1) Pada pertemuan sebelumnya, guru telah membagi kelas menjadi beberapa kelompok diskusi dengan materi tokoh yang berbeda diantaranya Muhammad Abduh, Muhammad bin Abdul Wahab, Jamaludin al Afghani, Toha Husein, Sayid Qutub, Rasyid Ridha dan Muhammad Iqbal. (2) Guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran
dan
melakukan
apersepsi. (3) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk memahami, bahwa pada setiap pribadi muslim harus menjadi orang yang cerdas dengan serius menuntut ilmu. (4) Guru menyampaikan penilaian yang menjadi acuan ketika siswa menjadi presenter didepan kelas. b) Kegiatan inti
28
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), Cet.4, h. 895. 29 Hasil observasi pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas XI, 19-20 Mei 2014.
73
(1) Guru mengeksplorasi pengetahuan siswa dan membagikan handout tentang materi yang berkenaan dengan perkembangan Islam pada masa modern. (2) Guru memberikan tugas juga dengan menjelaskan kepada setiap kelompok untuk membuat hasil ringkasan dalam bentuk mindmap dari hasil presentasi kelompok lain mengenai biografi tokoh, pandangan/pemikiran tentang politik, pendidikan dan agama. (3) Guru
mempersilahkan
kepada
setiap
kelompok
untuk
mempresentasikan topik yang sudah dibagi dan didiskusikan minggu
lalu
sedangkan
kelompok
lain
mengamati
dan
mendengarkan siswa yang lain ketika presentasi didepan kelas. (4) Guru
mempersilahkan
masing-masing
kelompok
untuk
mengevaluasi presentasi teman-teman mereka dan berdiskusi untuk mencari benang merah kesamaan pemikiran masingmasing tokoh dan perbedaan masing-masing. (5) Guru dan siswa berdiskusi tentang pemikiran tokoh yang telah dipresentasikan oleh siswa. (6) Guru menambahkan konsep/ide yang belum dijelaskan oleh siswa pada saat mempresentasikan hasil diskusinya. c) Kegiatan Penutup (1) Guru
bersama
siswa
bertanya
jawab
meluruskan
kesalahpahaman, memberikan penguatan dan menyimpulkan dari hasil diskusi yang telah dilakukan oleh setiap kelompok mengenai materi tokoh yang telah dibahas. (2) Guru melakukan penilaian tentang kreatifitas siswa, kelengkapan konten dan penyajian materi yang telah dipresentasikan. (3) Siswa mengumpulkan hasil tugas tentang biografi tokoh, pandangan/pendapat politik, pendidikan dan agama yang telah mereka buat dalam bentuk mindmap atau rangkuman ketika teman-temannya melakukan presentasi.
74
(4) Guru bersama siswa merapikan ruangan kelas, dan menutup pelajaran dengan membaca do‟a.30 3) Cooperative Script Cooperative script adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi pendidikan agama Islam yang dipelajari. Tujuannya mendorong siswa untuk terbiasa membuat ringkasan atau resume dari suatu konsep dan terbiasa mengungkapkan gagasannya sendiri, maupun mendengarkan orang lain yang berbicara dengan penuh perhatian.31 Strategi ini diterapkan guru PAI dalam pelajaran akidah akhlak Seperti yang penulis observasi ketika bab perilaku semangat menuntut ilmu.32 a) Kegiatan Awal (1) Guru membagi siswa menjadi 9 kelompok untuk duduk berpasangan. (2) Guru menggali informasi seputar pengetahuan siswa tentang keutamaan menuntut ilmu. (3) Guru membagikan wacana/materi siswa untuk dibaca terkait materi tokoh ilmuwan muslim. (4) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat peta konsep/mindmap, menggambar ataupun membuat bagan dari hasil bahan yang telah dibaca. (5) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap-lengkapnya dengan memasukkan gagasan-gagasan dalam ringkasannya sementara pendengar menyimak/mengoreksi/menunjukkan ideide pokok yang kurang lengkap. 30 31
Hasil observasi pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas XI, 19-21 Mei 2014. Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.
205. 32
2014.
Hasil observasi pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas X, pada hari selasa, 21 Mei
75
b) Kegiatan Inti (1) Guru memberikan waktu 15 menit kepada siswa untuk meringkas dari materi tokoh ilmuwan muslim yang telah didapatkan dari masing-masing siswa. (2) Setelah siswa membuat ringkasan kemudian siswa berperan sebagai pembicara dan pendengar secara bergantian. (3) Guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk mempresentasikan hasil dari ringkasannya dan menyimpulkan 1 point yang didapatkan dari materi keutamaan menuntut ilmu. (4) Guru menambahkan penjelasan dengan menayangkan video tentang menuntut ilmu dan siswa mengkritisi atas penyangan video tesebut. c) Kegiatan Penutup (1) Guru memberikan kesempatan kepada salah satu siswa untuk memberikan hikmah yang didapatkan dari pelajaran tentang menuntut ilmu. (2) Guru memberikan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan untuk menjadi komitmen dalam menuntut ilmu. (3) Siswa mengumpulkan tugas yang telah diringkas dari hasil laporan yang telah dibuat dalam bentuk peta konsep/mindmap, menggambar sesuatu ataupun membuat bagan. (4) Guru membuat laporan tentang pengalaman belajar siswa.33 4) Simulasi Menurut John Echols dan Shadily dalam Kamus Inggris-Indonesia simulation artinya pekerjaan tiruan atau meniru, sedang simulate artinya menirukan, pura-pura atau berbuat seolah-olah.34 Dengan demikian simulasi adalah peniruan atau perbuatan yang bersifat menirukan suatu peristiwa seolah-olah peristiwa yang sebenarnya. Manfaat metode 33
Hasil observasi pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas X, pada hari selasa, 21 Mei 2014. 34 John M. Echols dan Hassan Shadly, an English-Indonesia Dictionary, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), Cet. 26, h. 527.
76
simulasi dapat meningkatkan motivasi dan perhatian siswa terhadap topik, dan belajar siswa, serta meningkatkan keterlibatan langsung dan partisispasi aktif siswa dalam belajar kognitif meliputi informasi faktual, konsep, prinsip dan keterampilan membuat keputusan sehingga belajar siswa lebih bermakna. Selain itu juga dapat meningkatkan afektif, atau sikap dan persepsi siswa terhadap isu yang berkembang di masyarakat. Tujuannya untuk melatih keterampilan motorik maupun sosial yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi siswa dalam menghadapi keadaaan yang sebenarnya. Metode ini diterapkan guru PAI dalam pembelajaran
Fiqh
pada
materi
pengelolaan
wakaf.
Adapun
memulai
pelajaran
dengan
pelaksanannya sebagai berikut:35 a) Kegiatan awal (1) Guru
memberi
salam
dan
mengucapkan basmalah dan kemudian berdoa bersama. (2) Guru menjelaskan secara singkat yang akan diajarkan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar serta indikator yang akan dicapai. (3) Guru memberikan arahan tentang pelaksanaan wakaf kepada para siswa. (4) Guru dan siswa menuju Masjid Telaga Kahuripan sebagai tempat praktik berwakaf. b) Kegiatan inti (1) Guru menjelaskan kembali tata cara berwakaf dengan tanya jawab kepada siswa dengan memberikan artikel wakaf dan siswa mencermati pemaparan yang disampaikan guru. (2) Secara bergantian siswa mempraktikkan tata cara berwakaf dengan ketentuan setiap siswa menyampaikan ikrar wakafnya kepada nadzir di Masjid Raya Telaga Kahuripan.
35
Hasil wawancara dengan bapak Muchammad Furqon guru agama Islam kelas X, Bogor, 21 Mei 2014.
77
(3) Saat siswa berikrar wakaf, siswa lainnya mengamati secara sungguh-sungguh dan membuat catatan dari hasil tentang pengelolaan wakaf. (4) Secara perwakilan, beberapa siswa diminta untuk menyampaikan kesan-kesannya setelah praktik berwakaf. (5) Guru menanyakan kembali tentang kendala-kendala dalam pengelolaan wakaf yang ada di Masjid Raya Telaga Kahuripan. c) Kegiatan penutup (1) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan dari materi yang telah didapatkan dengan menyebutkan mekanisme tentang ketentuan pengelolaan wakaf yang sudah dipelajari dengan benar sebagai penutup pembelajaran. (2) Guru melakukan refleksi tentang pengalaman belajar siswa. (3) Guru menutup/mengakhiri pelajaran tersebut dengan membaca hamdalah dan mengucapkan salam.36 f. Evaluasi/Penilaian Pembelajaran Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di SMA madania diperlukan adanya penilaian pendidikan dengan cara: 1) Penilaian proses belajar dilakukan setiap pertemuan untuk semua mata pelajaran pendidikan agama Islam dalam segi kognitif, afektif dan psikomotorik. 2) Penilaian hasil belajar dilakukan dengan: a) Ulangan harian setiap akhir materi pembelajaran sebanyak dua kali dalam satu semester (formative test) b) Ulangan mid dan akhir semester (UTS dan UAS) c) Pembuatan project minimal satu kali dalam satu semester d) Refleksi diri melalui guru dan siswa setiap akhir pembelajaran.
36
Dokumentasi pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas X, Masjid Telaga Kahuripan Bogor.
78
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Strategi Active Learning dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Madania Bogor a. Faktor Pendukung Keberlangsungan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania peneliti amati masih dalam upaya untuk lebih baik lagi ke depannya. Jika di lihat segi hasil yang telah dicapai selama ini maka dapat dikatakan bahwa penerapan active learning sudah baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran aktif. Namun dalam pengamatan peneliti ada beberapa faktor yang menunjang keberhasilan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor diantaranya adalah: 1) Guru Profesionalitas guru merupakan salah satu menunjang keberhasilan penerapan strategi active learning di SMA Madania Bogor. Profesionalitas ini terwujud dalam penyusunan skenario pembelajaran yang guru lakukan serta pemilihan metode yang bisa melibatkan siswa secara aktif. Karena dengan pemilihan metode yang tepat tentunya tujuan pembelajaran akan mudah dicapai. 2) Sarana dan Prasarana Komponen ini meliputi gedung, ruang belajar dan media pembelajaran yang dimiliki sekolah. Masing-masing komponen tersebut akan saling mempengaruhi dan mendukung tercapainya strategi active learning di SMA Madania Bogor. b. Faktor Penghambat Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania antara lain: 1) Guru Dalam
menerapkan
strategi
active
learning
faktor
yang
mempengaruhi adalah persiapan guru. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Abdulloh, S.Ag. koordinator mata pelajaran PAI mengatakan bahwa: ketika guru tidak siap maka active learning itu tidak akan berjalan.
79
Jadi dalam menerapkan active learning itu butuh perencanaan yang matang dari awal. Sehingga di sekolah Madania ada pertemuan setiap minggu untuk membantu guru mempersiapkan dan merencanakan agar kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.37 2) Siswa Dalam kegiatan pembelajaran siswa mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, seperti lingkungan sosial, lingkungan budaya, gaya belajar, keadaan ekonomi, dan tingkat kecerdasan. Masing-masing berbeda setiap siswa. Makin tinggi kemajemukan masyarakat makin besar pula perbedaan atau variasi yang muncul di dalam kelas. Hal ini akan memicu tenaga dan pikiran yang ekstra dari guru untuk menanganinya. Kurangnya motivasi diri dari siswa itu juga menjadi salah satu penghambat active learning. Ada beberapa siswa yang bisa mengadaptasi sistem pembelajaran aktif dan ada juga beberapa siswa yang hanya menjadi pendengar yang baik. Seperti yang diungkapkan oleh Pak Rizka bahwa keaktifan siswa itu ketika proses pembelajaran juga dipengaruhi oleh latar belakang jurusan. Misalnya kemampuan anak-anak sosial dalam mengeksplor kemampuan berbicara untuk membahas suatu topik itu terkadang melebihi anak-anak yang dari sains. Hal ini dikarenakan anak-anak sains lebih kepada mengeksplor data kemudian eksplorasi bahan–bahan bacaan itu di anak-anak sosial. Sehingga
ketika
terjadi
perdebatan
anak-anak
sosial
sangat
mengagumkan ternyata alur logika yang lebih dipakai untuk mengeksplor dan menghubungkan beberapa variabel kemudian dijadikan sebagai kesimpulan. Sementara anak-anak sains dengan cara langsung kepada intinya atau street to the poin ketika mencari sebuah
37
Hasil wawancara dengan bapak Abdulloh koordinator guru agama Islam, Bogor, 21 Mei 2014.
80
alternatif jawaban. Sehingga disini guru berperan untuk memotivasi siswa agar mereka terlibat dalam setiap pembelajaran yang ada.38 Dari uraian tentang faktor pendukung maupun penghambat peneliti berpendapat bahwa strategi active learning sangat efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran PAI. Hal ini dikarenakan dengan penerapan strategi ini siswa bisa mempunyai pengalaman belajar, siswa juga memahami dan menguasai materi dengan cepat karena pemilihan metode yang dilakukan oleh guru memberi kesempatan dan peluang bagi siswa untuk belajar sambil melakukan. Sehingga dari hasil pengalaman belajar itulah kemudian siswa belajar untuk menyerap pengetahuan dan mengambil kesimpulan dari apa yang telah mereka lakukan. C. Analisis Data Dari hasil deskripsi data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi terkait dengan implementasi strategi active learning dalam pembelajaran PAI dapat dianalisis sebagai berikut: Active learning merupakan salah satu strategi pembelajaran yang memiliki sejumlah cara atau metode untuk dapat mengaktifkan peran siswa dalam proses pembelajaran. Active learning sebagai strategi pembelajaran yang tidak hanya menekankan keaktifan dari segi fisik melainkan juga dari segi mental. Active learning juga tidak hanya sebatas pembelajaran yang hanya melihat pengaturan tempat duduk siswa, tetapi harus diperhatikan intensitas keterlibatan siswa dalam belajar. Dalam active learning tampak jelas adanya guru yang aktif mengajar di satu pihak dan siswa yang aktif belajar di pihak lain. Dalam hal ini aktivitas siswa merupakan faktor yang dominan dalam proses pembelajaran. Sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. Konsep ini bersumber pada teori Ilmu Jiwa Gestalt bahwa “belajar itu terjadi jika ada
38
Hasil wawancara dengan bapak Rahmat Rizqa selaku guru agama Islam kelas XI, Bogor, 21 Mei 2014.
81
pemahaman (insight)”.39 Dengan demikian, cara belajar menurut Psikologi Gestalt itu harus dilakukan dengan sadar dan bertujuan serta dengan potensi dan motivasi yang dimiliki orang yang belajar agar memperoleh insight (pemahaman) tentang masalah yang dipelajari. Active learning pertama diperkenalkan oleh seorang filosop kenamaan cina, Confucius, dia mengatakan: “Apa yang saya lihat, saya lupa, Apa yang saya lihat, saya ingat, Apa yang saya lakukan, saya paham”.40 Ketiga pernyataan sederhana ini menekankan pada pentingnya belajar aktif agar apa yang dipelajari dibangku sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan diatas sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran. Dikarenakan guru mengajar di depan kelas sebagai subjek proses pembelajaran bukan siswa yang menjadi subjek yang seharusnya aktif di depan kelas. Mel Silberman telah memodifikasi pernyataan Confusius tersebut menjadi apa yang dia sebut paham active learning yaitu: Apa yang saya dengar, saya lupa Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman, saya mulai paham Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya.41 Melalui konsep tersebut yang dimodifikasi oleh Mel Silberman diketahui bahwa belajar akan lebih bermakna dan bermanfaat apabila siswa menggunakan semua alat indra melalui diri, telinga, mata sekaligus berpikir mengolah informasi dan ditambah dengan mengerjakan sesuatu, karena dengan mendengarkan saja siswa tidak dapat mengingat banyak dan akan mudah lupa.
39
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet. 3, h. 72. Mel Silberman, Active Learning 101 Cara Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Yappendis, 2009), Cet. 6, h. 1. 41 Mel Silberman, Active Learning 101 Cara ..., h. 1. 40
82
Berikut peneliti akan menganalisis contoh pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru PAI di SMA Madania Bogor Mencermati rencana pelaksanaan pembelajaran atau langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan di SMA Madania Bogor mendukung tercapainya penerapan active learning. Misalnya sebelum memulai pelajaran guru melakukan apersepsi yang diawali dengan doa bersama dan dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan memberikan motivasi pada siswa untuk memahami materi yang akan diajarkan sebagai upaya untuk membangkitkan rasa keingintahuan siswa. Disinilah pentingnya sebuah motivasi untuk mendorong siswa agar dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan dan pengalaman. Setelah melakukan apersepsi langkah selanjutnya adalah kegiatan pembelajaran. Pada langkah ini guru menerapkan strategi active learning yang meliputi metode yang dapat mengaktifkan siswa dari berbagai aspek dalam pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor. Hasilnya yaitu bahwa active learning yang digunakan pada pembelajaran di SMA Madania bisa mengarahkan siswa untuk mengeksplor pengetahuan, mengamati dan mengambil kesimpulan dari apa yang telah dipelajari sehingga siswa benarbenar mendapatkan pengalaman baru dalam hidupnya. Langkah terakhir dalam pembelajaran PAI adalah penutup. Dengan menyimpulkan materi pembelajaran dengan menanyakan kembali kepada siswa tentang inti pembelajaran yang sudah disampaikan serta memberikan post test berupa test formatif ketika materi yang diajarkan sudah selesai tiap pertemuannya serta pemberian tugas individu atau kelompok. Untuk tugas individu biasanya siswa membuat rangkuman mengenai materi yang telah diajarkan tetapi untuk tugas kelompok biasanya terjadi di kegiatan inti dan dapat dibuat dirumah ketika tugas tersebut berupa materi yang akan dipresentasikan sebagai proses pembelajaran selanjutnya dengan membuat slide, makalah dan lain-lain yang berkenaan dengan materi yang akan dipelajari.
83
Dalam proses pembelajaran, evaluasi merupakan komponen tarakhir yang ditempuh oleh guru sebagai upaya mengetahui kemajuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran PAI yang menggunakan strategi active learning evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana intensitas keaktifan siswa yang diperoleh melalui pelaksanaan metode active learning yang telah dilaksanakan. Sistem evaluasi yang digunakan guru PAI dalam proses pembelajaran PAI di SMA madania Bogor disesuaikan dengan konsep active learning yaitu evaluasi dilakukan oleh guru dan siswa. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Furqon bahwa evaluasi yang dilakukan siswa di maksudkan untuk memberikan kesempatan dan mengkaji ulang hasil pembelajaran yang dilakukan. Sedangkan
evaluasi
yang
dilakukan
oleh
guru
melakukan
perenungan/berkontemplasi diri dengan menilai pembelajaran yang baru saja dilakukan olehnya dan melihat segala kekurangan ketika mengajar dimana letak kesalahannya agar tidak terjadi lagi kesalahan dipertemuan berikutnya.42 Selanjutnya peneliti akan membahas analisis atas metode active learning yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor, sebagai berikut: 1.
Jigsaw Model Tim Ahli Pada pelaksanaan metode jigsaw, guru terlebih dahulu memilih materi yang sesuai berguna untuk memudahkan ketika penyampaian materi. Metode ini diterapkan ketika materi akidah akhlak pada bab perilaku semangat menuntut ilmu. Setiap kelompok bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Secara umum peneliti berpendapat strategi active learning yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor lebih memperhatikan siswanya dibandingkan guru yang hanya sebagai fasilitator dan motivator setiap pembelajaran yang telah terjadi. Hal ini terlihat pada
42
Hasil wawancara dengan bapak Muchammad Furqon guru agama Islam kelas X, Bogor, 21 Mei 2014.
84
interaksi yang terjadi antara siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Selain interaksi, pola komunikasi terjadi secara dua arah, yaitu dari siswa ke guru atau sebaliknya dari guru ke siswa. Guru sendiri dalam proses pembelajaran tidak memposisikan siswa sebagai botol kosong yang belum mempunyai isi, tetapi siswa dipandang sebagai obyek dan subyek pembelajaran. Obyek pembelajaran maksudnya siswa memliki potensi yang perlu dibina, diarahkan, dan dikembangkan melalui proses pembelajaran. Sedangkan subyek pembelajaran adalah siswa dipandang sedang berkembang, memiliki keinginan, aspirasi, dan motivasi serta berbagai potensi lainnya. Dengan begitu terjadilah suatu proses saling bekerjasama dengan bertukar pikiran yang menguntungkan siswa dalam segala perbuatan belajar dikarenakan dalam active learning siswa tidak hanya melihat, mendengar serta menghafal apa yang disampaikan guru, namun lebih dari itu siswa dituntut untuk bisa memikirkan, merasakan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Keinginan dan keberanian siswa untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran menjadi indikator penting dalam pengembangan metode ini. Hal ini terlihat ketika siswa bersama kelompoknya berdiskusi untuk membahas hasil catatan tentang sub bab yang mereka kuasai. Kemudian siswa
mempresentasikan
hasil
dari
diskusinya
dengan
teman
sekelompoknya didepan kelas dari materi yang telah didapatkan sebelumnya. Melalui aktifitas tersebut siswa menjadi lebih terangsang untuk memberikan umpan balik, hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh siswa itu sendiri. Siswalah yang menyajikan materi kemudian siswa lain pula yang memberikan masukan. Guru hanya sebagai fasilitator memberikan sebuah permasalahan kemudian siswa yang menyelesaikannya dengan berpikir dan mencari sendiri dari permasalahan tersebut. Dengan penerapan metode ini setiap siswa mempunyai kesempatan untuk mempelajari sesuatu dari materi yang telah dikuasainya kemudian mengajarkan kepada teman sekelompoknya. Karena pada hakikatnya
85
sebuah mata pelajaran baru benar-benar dikuasai ketika siswa mampu mengajarkannya pada orang lain. Selanjutnya guru memberikan umpan balik kepada siswa mengenai materi biografi ilmuwan muslim yang telah di diskusikan dan di presentasikan dengan memberikan penjelasan menuntut ilmu dalam surat at-Taubah: 122 yang menyangkut perjuangan dengan mencari ilmu dan mendalami agama. Pada kegiatan penutup guru bersama siswa mereview kembali materi yang telah disampaikan dengan membuat kesimpulan bersama-sama terkait pembelajaran tentang keutamaan menuntut ilmu. Sebagai tindak lanjut dari pembelajaran siswa diharapkan dapat mengaktualisasikan ilmu yang telah didapatkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Presentasi Pelaksanaan metode presentasi terlebih dahulu di awali dengan merumuskan masalah yang akan menjadi pokok bahasan dalam diskusi kelompok kemudian dipresentasikan untuk pertemuan selanjutnya. Metode ini diterapkan ketika materi tarikh/sejarah Islam pada bab perkembangan Islam pada masa modern. Penentuan pokok bahasan sebelum hari pelaksanaan presentasi, dengan harapan siswa dapat terlebih dahulu mencari referensi tentang masalah yang akan dikaji, melalui buku-buku di perpustakaan sekolah, ensiklopedia Islam maupun dari download internet. Pada metode presentasi ini guru menyampaikan beberapa penilaian yang menjadi acuan ketika menjadi presenter didepan kelas diantaranya tentang kreatifitas, kelengkapan konten/isi materi dan cara menyajikan materinya. Selanjutnya presentasi dimulai dengan mendengarkan terlebih dahulu penjelasan singkat tentang topik atau materi yang akan dijadikan bahan presentasi oleh guru. Secara bergiliran tiap kelompok maju menjadi
presenter
di
depan
kelas
dan
kelompok
yang
lain
memperhatikan, mendengarkan dan mencatat point-point penting dari apa yang telah dipresentasikan.
86
Pada saat presentasi berlangsung guru hanya bertugas sebagai fasilitator
sebagai
jalannya
presentasi.
Namun
sesekali
guru
mengarahkan presenter yang sedang berbicara untuk menyuruh kelompok lain memberikan pendapatnya atau pertanyaan terkait dari materi/topik yang telah dibahas. Setelah selesai presentasi guru kemudian bertindak sebagai evaluator dari argumen-argumen yang telah terkumpul untuk kemudian mengevaluasi dan merumuskan jawaban menjadi lebih sempurna terhadap permasalahan bersama-sama dengan siswa. Pelaksanaan metode presentasi yang ditetapkan guru PAI di SMA Madania memang telah sesuai dengan teori active learning didesain supaya presentasi lebih bervariatif dan lebih hidup. Dengan adanya pengembangan presentasi ke dalam sebuah diskusi diharapkan pertukara pendapat yang seru, karena setiap siswa terlibat dan juga bertanggung jawab dengan jalan diskusi. Menurut peneliti, dengan menerapkan metode ini siswa benar-benar diposisikan sebagai subyek dalam pembelajaran. Strategi ini memainkan peran penting dalam pembelajaran aktif karena dengan menyampaikan pesan, mendengarkan beragam pendapat siswa akan lebih tertantang untuk berpikir, siswa juga akan belajar saling menghargai pendapat orang lain, bagaimana menyampaikan ide atau pendapat dengan baik dan bagaimana mengambil keputusan bersama. Aktifitas tersebut jika dikembangkan dan diarahkan dengan baik akan membuat siswa berpartisipasi aktif baik secara individual maupun secara bersama-sama di dalam kelas. Tahapan kegiatan penutup dilakukan guru dengan cara mengulas kembali poin-poin yang dibicarakan siswa dalam presentasi yang kemudian didiskusikan, baik yang sifatnya mendukung pernyataan yang disampaikan guru sebelumnya, maupun pandangan-pandangan siswa yang sifatnya baru dan berbeda. Dari penyampaian materi tersebut, siswa lebih mendapatkan kejelasan serta pandangan secara menyeluruh, tentang materi yang dipresentasikan sebelumnya. Selanjutnya siswa mengumpulkan hasil
87
tugas tentang biografi tokoh, pandangan/pendapat politik, pendidikan dan agama yang telah mereka buat dalam bentuk mindmap atau rangkuman ketika teman-temannya melakukan presentasi. 3. Cooperatif Script Salah satu cara yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan daya ingatnya dengan menggunakan metode cooperatif script yakni dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajarinya dalam ruangan kelas. Aktivitas ini sangat mendorong siswa untuk terbiasa membuat ringkasan atau resume dalam suatu konsep, serta mendorong para siswa untuk terbiasa mengungkapkan gagasannya sendiri, maupun mendengarkan orang lain yang berbicara dengan penuh perhatian. Menurut peneliti, pelaksanaan metode ini sangat efektif bila diterapkan pada mata pelajaran PAI yang memerlukan banyak teori/materi untuk dipelajari contohnya pada topik tarikh/sejarah Islam dan akidah akhlak. Fokus metode ini adalah pada cara yang dilakukan siswa saling bertukar peran terhadap pasangannya yang bertugas sebagai pembicara dan pendengar. Peran siswa disini sangat dominan dan semua aktifitas pembelajaran berpusat kepada siswa dikarenakan siswa yang berperan dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan motivator. Sesuai dengan hasil observasi yang penulis lakukan di SMA Madania pelaksanaan metode ini terbukti memberikan dampak yang positif bagi siswa. Hal ini terlihat ketika pelajaran Aqidah Akhlak di kelas 10 R, yang diajarkan oleh Bapak Furqon dengan pembahasan keutamaan menuntut ilmu yang menjadi pembahasan mengenai tokohtokoh ilmuwan muslim diantaranya Al-Zahrawi, Al-Kindi, Ibnu Sina, Jabir Ibnu Hayyan, Al-Khawarizmi, Ishaq Al-Mausili, Abu Raihan AlBiruni, Al-Jazari dan Jamshid Al-Kashi. Pada pelaksanaan metode cooperatif script guru terlebih dahulu membagi siswa untuk berpasangan tiap kelompok. Kemudian guru
88
membagikan materi/wacana tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan. Setelah semua siswa memiliki ringkasannya sendiri, guru menugasi setiap pasangan, siapa yang berperan sebagai pembaca membacakan ringkasan selengkap-lengkapnya dengan memasukkan gagasan-gagasan dalam ringkasannya kemudian bertukar peran, pembaca menjadi pendengar dan sebaliknya. Setelah itu guru memimpin kelas untuk membuat kesimpulan bersama-sama dengan siswa. Setiap siswa bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar dan mampu menjadi pembicara dan pendengar yang baik kepada pasangannya. 4. Simulasi Simulasi merupakan salah satu cara penyajian pengalaman belajar aktif (active learning) dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami konsep, prinsip atau keterampilan tertentu. Pada pelaksanaan metode simulasi, guru memberikan penjelasan tentang topik yang akan dibahas dan memberikan gambaran tentang simulasi kemudian guru menjelaskan skenario atau jalannya cerita, aturan main, pemegang peran, membagi peran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkoordinasi dan berlatih sesuai peran masingmasing. Secara
umum
peneliti
berpendapat
metode
simulasi
ini
dikembangkan oleh guru PAI dengan keadaan yang sebenarnya atau berdasarkan kenyataan, dimana siswa menjadi waqif orang yang mewakafkan bendanya berupa karpet shalat sedangkan orang masjid menjadi nadzir yang menerima wakafnya. Simulasi ini dimulai dengan mendengarkan terlebih dahulu penjelasan secara singkat tentang topik atau materi yang akan dijadikan simulasi. Kemudian guru dan siswa bersama-sama menuju tempat praktik wakaf. Secara bergantian siswa berperan menjadi waqif orang yang mewakafkan karpet shalat dengan membacakan ikrar wakafnya kepada nadzir orang yang menerima benda yang diwakafkannya. Pada saat simulasi berlangsung guru hanya bertugas sebagai pengatur jalannya simulasi. Setelah simulasi selesai
89
guru
membuka
diskusi
dengan
meminta
kepada
siswa
untuk
menyampaikan kesan-kesannya setelah praktik wakaf. Selanjutnya guru dan siswa menyimpulkan tentang pemahaman dalam bersimulasi dengan materi yang baru saja disampaikan. Dari penyampaian tersebut, siswa lebih mendapatkan kejelasan pandangan secara menyeluruh, tentang materi yang telah dipraktikkan sebelumnya. Sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan di SMA Madania Bogor pelaksanaan metode ini terbukti memberikan dampak yang positif bagi siswa. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Riza siswa kelas X mengatakan bahwa pelaksanaan wakaf itu mengenalkan kepada kita untuk bisa lebih mengetahui dan mengalami sendiri dalam kehidupan nyata.43 Menurut peneliti, pelaksanaan metode ini sangat efektif bila diterapkan di mata pelajaran PAI dalam topik yang memerlukan praktik tentang hukum Islam seperti shalat, zakat, haji, wakaf dan lain sebagainya. Fokus metode ini adalah pada cara yang dilakukan siswa untuk mempraktikkan atau mensimulasikan apa yang telah dipelajari. Selanjutnya peneliti akan menganalisis kelebihan dan kekurangan dari pelaksanaan strategi active learning yang dikembangkan di SMA Madania a.
Kelebihan 1) Membantu siswa memahami apa yang mereka alami. 2) Memberikan siswa tantangan yang menuntun kerja keras untuk mengeksplor, mengamati dan memberikan kesimpulan dari apa yang mereka pelajari. 3) Membantu siswa menjadi lebih mengenal satu sama lain atau menciptakan semangat kerjasama. 4) Membantu siswa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan secara aktif.
43
Hasil wawancara dengan Arrifa Elrizal salah satu siswa kelas X, Selasa, 20 Mei 2014.
90
b.
Kelemahan 1) Penerapan metode ini akan membutuhkan banyak waktu. 2) Jika guru tidak membantu siswa sebagai fasilitator dan motivator, siswa akan terfokus pada aktivitas mereka sendiri sehingga mereka tidak memahami apa yang sebenarnya sedang dipelajari. 3) Jika guru tidak mendesain pembelajaran dengan baik siswa menjadi tidak tertarik dan acuh tak acuh. 4) Sistem diskusi kelompok, presentasi dan simulasi menjadi tidak produktif manakala mereka hanya merasa sedikit kebersamaan pada permulaan pelajaran dan ketika dalam proses pembelajaran mereka tidak di tata dan di atur dengan baik sejak awal.
D. Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada kelas X dan XI di SMA Madania Bogor. Hal ini dikarenakan, ketika proses penelitian berlangsung di kelas XII sudah menghadapi ujian Nasional. 2. Instrumen penelitian yang digunakan tanpa melalui proses validasi tetapi hanya melalui expert judgment atau penilaian ahli oleh dosen pembimbing dan bagian Research and Development (R&D) di SMA Madania Bogor. 3. Penelitian ini hanya dilaksanakan selama 2 minggu. Hal ini dikarenakan, begitu banyak kegiatan yang ada di SMA Madania. Seperti Ujian Nasional (UN), Peringatan hari besar Islam dan Nasional, Ulangan formatif, Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah peneliti melakukan penelitian yang telah tertuang dalam babbab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Strategi active learning yang diterapkan di SMA Madania Bogor diwujudkan dalam beberapa komponen yang saling mempengaruhi yaitu tujuan pembelajaran, pemilihan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan isi/materi pelajaran serta guru dan siswa. Komponen-komponen tersebut di rancang agar dalam pelaksanaannya siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Strategi ini diterapkan untuk memberikan
kemudahan
kepada
siswa
mengenal,
memahami,
menghayati, dan menerapkan materi yang di sampaikan guru dalam kehidupan siswa, sehingga tujuan pembelajara PAI bisa terwujud. Hal ini dibuktikan ketika pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania Bogor terwujud dalam tiga metode active learning yaitu: a) diskusi kelompok dengan metode jigsaw model tim ahli dan cooperatif script, b) presentasi dan c) simulasi. Dengan pelaksanaan metode ini siswa tidak hanya aktif secara emosional tetapi perasaan, intelektual, penginderaannya serta fisiknya. 2. Ada dua faktor pendukung terlaksananya strategi active learning dalam pembelajaran PAI meliputi; profesionalitas guru, sarana dan prasarana. Sedangkan ada dua faktor pula yang menghambat terwujudnya strategi active learning dalam pembelajaran PAI, yaitu: kurangnya persiapan guru dalam merencanakan skenario pembelajaran dan kurangnya motivasi siswa disebabkan latar belakang yang berbeda, seperti lingkungan sosial, lingkungan budaya, gaya belajar, keadaan ekonomi dan tingkat kecerdasan..
91
92
B. Saran Mengingat pentingnya implementasi strategi active learning yang merupakan salah satu cara untuk mengaktifkan potensi siswa dalam belajar. Dalam hal ini penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut diantaranya: 1. Strategi pembelajaran PAI yang telah diterapkan di SMA Madania Bogor
lebih
dikembangkan
dan
ditingkatkan
lagi
dengan
memperhatikan perbedaan karakteristik siswa, sehingga terjadi kesesuaian
antara
kemampuan
yang
dimiliki
dengan
tujuan
pembelajaran PAI yang akan dicapai siswa. Selain itu pemilihan metode dan media pembelajaran yang digunakan menjadi penentu untuk memperjelas bahan pembelajaran yang dipelajari. 2. Profesionalitas guru PAI perlu ditingkatkan lagi melalui berbagai training yang diselenggarakan di sekolah ataupun di luar sekolah agar pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh guru PAI terus bertambah dan berkembang mengikuti majunya dunia pendidikan. Sehingga
dalam
proses
pembelajaran
PAI
guru
mampu
mengaktualisasikan situasi pembelajaran agar lebih efektif dan efesien.
DAFTAR PUSTAKA Abdulloh, Wawancara, Bogor, 21 Mei 2014. Akbar, Sa’dun, Instrumen Perangkat Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013. Bonwell, Charles C., Active Learning: Creating Excitement in the Classroom, Active Learning Workshop, 2000, dalam www. Active-learning-site.com. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Ed. 3, 2007. Dokumentasi Profil Sekolah Madania Bogor. Echols, John M. dan Shadly, Hassan, an English-Indonesia Dictionary, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006. Elrizal, M. Arrifa, Wawancara, Bogor, 20 Mei 2014. Fadillah Wardhana, M. Rizka, Wawancara, Bogor, 21 Mei 2014. Furqon, Muchamad, Wawancara, Bogor, 20 Mei 2014. Hariyanto dan Warsono, Pembelajaran Aktif, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2012. Hartoyo Putra, Bahy Helmi, Wawancara, Bogor, 20 Mei 2014. Isjoni, dkk., Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia-Malaysia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007. Mahmood, Muhammad Asim, dkk, Strategies for Active Learning: an Alternative to Passive Learning, Academic Research International, Vol. 1, 2011. Majid, Abdul dan Andayani, Dian, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006. Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004. Mulyadi, Farizal, Wawancara, Bogor, 21 Mei 2014. Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada Press, 2010. Musfah, Jejen, Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Kencana, 2011.
93
94
Nabilla Rufaida, Zata Yumni, “Strategi Pembelajaran PAI di Kelas XI SMA Semesta Bilingual Boarding School”, Skripsi Pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2013. tidak dipublikasikan. Petress, Ken, What is Meant by Active Learning, Scholarly Journal of Education, Vol. 128, 2008. Qomariyah, Siti, “Penerapan Model Pembelajaran Active Learning dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMAN 3 Malang”, Skripsi pada UIN Maulana Malik Ibrahim Malang: 2009. tidak dipublikasikan. Rahman, Muhammad dan Amri, Sofan, Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013. Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, Jakarta: Kencana, 2009. Rizqa, Rahmat, Wawancara, Bogor, 21 Mei 2014. Sabri, M. Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007. Sanjaya, Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2008. Sholihah, Dwi Nur, “Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar PAI Siswa di SDN Cepogo Boyolali”, Skripsi pada IAIN Walisongo Semarang: 2009. tidak dipublikasikan. Silberman, Mel, Active Learning 101 Cara Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Yappendis, 2009. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010. Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013. Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008.
95
Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006. Usman, Basyirudin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Yamin, Martinis, Strategi Metode dalam Model Pembelajaran, Jakarta: GP Press Group, 2013.
LAMPIRAN --LAMPIRAN
96
Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN Nama
:
Jabatan
:
Hari/tanggal : Tempat
:
Waktu
:
A. Pedoman Wawancara 1. Untuk Koordinator Guru PAI a. Bagaimana kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMA Madania? b. Apa saja tugas-tugas islamic education coordinator? c. Bagaimana implementasi strategi active learning yang mengacu pada struktur dasar dalam pembelajaran PAI di SMA Madania? d. Metode active learning apa saja yang digunakan dalam pembelajaran PAI? e. Bagaimana tanggapan bapak dengan pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI? f. Bagaimana kondisi siswa di SMA Madania pada saat berlangsungnya pembelajaran PAI dalam strategi active learning? g. Faktor apa saja yang mempengaruhi dalam melaksanakan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania? h. Sarana dan prasarana apa saja yang digunakan di SMA Madania pada saat melaksanakan strategi active learning dalam pembelajaran PAI? i. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada saat pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI? j. Bagaimana cara bapak dalam mengatasi hambatan-hambatan pada saat pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania?
2. Untuk Guru PAI a. Cara memilih strategi active learning dalam pembelajaran PAI: 1) Bagaimana kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMA Madania? 2) Bagaimana pencapaian tujuan pembelajaran PAI di SMA Madania? 3) Bagaimanakah cara untuk menyeimbangkan materi yang disampaikan dengan jumlah pelajaran PAI di SMA Madania? 4) Bagaimanakah upaya bapak/ibu guru untuk melengkapi media pembelajaran terkait dengan pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI? b. Implementasi
Metode
pada
strategi
active
learning
dalam
pembelajaran PAI: 1) Bagaimana pelaksanaan metode active learning dalam pembelajaran PAI meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup di SMA Madania? 2) Metode active learning apa yang digunakan di SMA Madania dalam pembelajaran PAI? 3) Bagaimana kondisi siswa yang bapak/ibu ajar pada saat pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI? c. Faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI: 1) Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada saat pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania? 2) Bagaimana cara bapak/ibu guru dalam mengatasi hambatan-hambatan pada saat pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania?
3. Untuk Siswa a. Sikap/tanggapan
siswa
mengenai
strategi
active
learning
dalam
Pembelajaran PAI: 1) Bagaimanakah tanggapan anda mengenai cara belajar yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran PAI dikelas? 2) Bagaimana tanggapan anda mengenai kemampuan guru dalam mengajar PAI dikelas? b. Metode apa yang digunakan oleh guru untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran PAI dikelas? c. Bagaimana pelaksanaan metode tersebut di dalam kelas? d. Kesulitan apa saja yang anda hadapi dalam belajar PAI? e. Apa yang anda lakukan untuk mengatasi masalah tersebut? f. Bagaimana cara guru membantu anda saat mengalami kesulitan dalam belajar? g. Bagaimana tindak lanjut yang dilakukan guru ketika jam pembelajaran PAI telah selesai dikelas?
B. Pedoman Observasi Pelaksanaan strategi active learning meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup dalam pembelajaran PAI di SMA Madania
C. Pedoman Dokumentasi 1. Sejarah berdiri SMA Madania 2. Keadaan Letak dan Geografis SMA Madania 3. Visi, Misi, dan Struktur Organisasi 4. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan 5. Keadaan Sarana dan Prasarana. 6. Program tahunan, Semester, Silabus dan RPP 7. Foto Kegiatan dengan strategi active learning di SMA Madania
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN PAI DENGAN MENERAPKAN STRATEGI ACTIVE LEARNING Nama Guru
:
Tahun Pelajaran
:
Materi
:
Kelas/Semester
:
Hari/ Tanggal
:
Waktu
:
Berilah tanda check list (√) pada kolom yang telah tersedia! NO I
ASPEK YANG DIAMATI Kegiatan Awal (Pendahuluan) 1. Mengkondisikan persiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. 2. Melakukan pengecekan kehadiran siswa 3. Melakukan apersepsi 4. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa (motivasi) 5. Menjelaskan tujuan pembelajaran 6. Menyampaikan cakupan materi
II
Kegiatan Inti Pembelajaran Eksplorasi 1. Mencari informasi yang luas dan dalam tentang materi yang dipelajari. 2. Belajar dengan beragam pendekatan, metode, dan sumber. 3. Interaksi antara peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lain. 4. Terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. 5. Melakukan percobaan, misalnya di laboratorium, studio dan lapangan. Elaborasi 1. Membaca dan menulis hal beragam melalui tugas yang bermakna.
YA
TIDAK
KOMENTAR
III
2. Mengerjakan tugas, diskusi, untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. 3. Berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak dengan tanpa rasa takut. 4. Berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. 5. Pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. 6. Membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik secara individual maupun kelompok. 7. Melakukan pameran, turnamen, festival produk yang dihasilkan. 8. Melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggan dan rasa percaya diri peserta didik. Konfirmasi 1. Memperoleh umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilannya. 2. Memperoleh konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber. 3. Melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang dilakukan. 4. Memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar dari guru. Kegiatan Penutup 1. Bersama-sama siswa merangkum dan menyimpulkan. 2. Melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. 3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Lampiran 2
HASIL WAWANCARA DENGAN KOORDINATOR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Nama
: Abdulloh, S.Ag.
Jabatan
: Koordinator Guru PAI
Hari/tanggal : Rabu/ 21 Mei 2014 Tempat
: Gedung Australia
Waktu
: 16.30-17.00 WIB
a. Bagaimana kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMA Madania? Jawab: Kurikulum yang digunakan secara formal itu adalah kurikulum yang dipakai oleh diknas, tetapi untuk tahun ini kelas X menggunakan kurikulum 2013. Selain itu, memang ada kurikulum yang dibuat sendiri, biasanya temanteman Guru PAI mengatakan kurikulum itu menyebutnya dengan al-Qur’an. Sebenarnya tentang akhlak yang di kurikulum khusus Madania yang kedua itu, lebih ke behaviour bagaimana membentuk karakter. b. Apa saja tugas-tugas islamic education coordinator? Jawab: Tentu secara administratif, saya bertugas untuk; (1) memastikan bahwa teman-teman agama membuat perangkat-perangkat pembelajaran, (2) memastikan mereka menyelesaikan, mengerjakan tugasnya sesuai apa yang ditugaskan kepada mereka, (3) hal-hal yang memang harus meningkatkan SDM mereka dengan coaching dan (4) saya menjembatani juga menejemen dengan teman-teman agama atau sebaliknya saya menjadi jembatan bagi teman-teman agama dengan menejemen. c. Bagaimana implementasi strategi active learning yang mengacu pada struktur dasar dalam pembelajaran PAI di SMA Madania? Jawab: Jadi, memang Madania pertama kali dibangun di tahun 2008 itu yang full day ini, mengedepankan metode active learning berusaha semaksimal
mungkin bagaimana siswa yang aktif bukan guru yang aktif. Jadi, memancing keingintahuan anak mengarahkan anak untuk eksplorasi, mengarahkan anak untuk observasi, kemudian terakhirnya mereka mengambil kesimpulan dari apa yang mereka amati. Guru itu adalah sebagai fasilitator dan terakhir harusnya sebagai yang mengarahkan pembelajaran itu. d. Metode active learning apa saja yang digunakan dalam pembelajaran PAI? Jawab: Banyak ya, mungkin di RPP bisa dilihat. Pada intinya menurut saya, dikelompokkan kedalam tiga ada yang mempresentasikan, mensimulasikan, dan yang terakhir itu lebih ke bagaimana mereka berdiskusi ragamnya banyak active learning itu. e. Bagaimana tanggapan bapak dengan pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI? Jawab: Tanggapan saya positif, artinya saya berharap ke depan itu active learning menjadi dasarnya, sehingga nanti mencari alternatif-alternatif lain pembelajaran bagaimana siswa yang aktif jadi tidak lagi nanti guru yang menjadi aktif tetapi siswa yang aktif. Seperti contoh, nanti ke depan anakanak ini kan masih jarang menggunakan fasilitas internet kemudian mereka bikin blog itu belum ada. Saya ke depan ingin anak-anak itu harus ada membikin blog sehingga anak-anak bukan hanya dengan text book tapi juga dengan dunia dia yang sudah memang generasi Z dengan gadget mereka. Dengan blog ini diharapkan anak-anak bisa membuat suatu komunitaskomunitas baru di luar sana selain mereka disini. f. Bagaimana kondisi siswa di SMA Madania pada saat berlangsungnya pembelajaran PAI dalam strategi active learning? Jawab: Kalau saya yang dulu pernah ngajar justru ini memancing curiosity anak, keingintahuan anak itu lebih banyak disini kemudian, ada hal-hal baru kita terkadang terkaget-kaget dengan penemuan mereka dengan pertanyaanpertanyaan mereka. Hal itu, memancing guru juga untuk terus belajar dengan active learning. Jadi, dengan active learning bukan hanya memaksa siswa tapi juga memaksa gurunya untuk terus memperbaiki diri, menambah wawasan
keagamaannya semakin bagus, kemudian juga wawasan mengenai informasi dan teknologinya harus lebih canggih dari mereka. g. Faktor apa saja yang mempengaruhi dalam melaksanakan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania? Jawab: Faktor yang mempengaruhi sebenarnya yang pertama adalah persiapan guru ketika guru tidak siap maka pembelajaran active learning itu tidak akan berjalan. Jadi perencanaan itu penting bagi guru kemudian merangsang bagaimana menejemennya nanti itu penting. Tapi intinya satu kalau guru tidak punya rencana, tidak siap. Maka active learning itu akan menghambat, tidak akan terjadi dan terwujud. Jadi, memang untuk active learning
butuh
perencanaan
yang
matang
harus
direncanakan
pembelajarannya itu dari awal. Maka di Madania ada meeting LSW (RPP), membuat instrumen itu penting untuk membantu guru mempersiapkan, merencanakan bagaimana KBM itu berjalan nanti dan kerjanya pun sesuai dengan harapan kalau tidak siap maka KBM tidak berjalan dengan normal. h. Sarana dan prasarana apa saja yang digunakan di SMA Madania pada saat melaksanakan strategi active learning dalam pembelajaran PAI? Jawab: Semua yang ada di Madania kita gunakan bahkan di luar madania. Contoh, kemarin kita tentang jenazah, kita benar-benar meminjam keranda dari masjid itu, dari luar kita sewa di sini. Sumber daya yang ada di Madania kita gunakan, umpamanya ada dapur nanti kegiatan tentang makanan halal dan haram digunakan mereka masak menyembelih sendiri. Mereka menyembelih ayam, memasak bagaimana memasaknya, mencucinya dari yang menyembelihnya itu juga menggunakan sarana yang ada di Madania dan luar Madania. Kemudian ketika umpamanya tentang salat qashar atau shalat di dalam kendaraan, kita juga benar-benar menggunakan kendaraan sekolah bagaimana salat dalam kendaraan. Saya meminta kepada teman-teman kalau bisa dipraktikkan sebaiknya dipraktikkan atau disimulasikan. Karena dengan hal ini anak bisa menangkap secara riil apa pembelajaran yang sedang berlangsung itu, apa maknanya juga bisa langsung ketangkap. Jadi kalau bisa disimulasikan kenapa tidak. Zakat juga disimulasikan kita beli berasnya,
pinjem literannya kemudian shalat jenazah kita punya jenazah-jenazahan lengkap. Kemudian manasik haji kita undang narasumber kemudian tentang nikah mensimulasikan pernikahan kemudian shalat berjamaah simulasi shalat berjamaah kemudian kita wakaf benar-benar satu anak ada yang 1 meter, ada yang 5 meter kemarin ada 26 rol sumbangan untuk diwakafkan semua di masjid raya telaga kahuripan sehingga apa yang bisa kita lakukan dengan praktik kita praktikkan sehingga riil anak-anak dalam belajar. i. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada saat pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI? Jawab: Faktor penghambat dari diri guru sendiri, satu yaitu kesiapan. Pendukungnya banyak di Madania ini, sekolah men-support. Ada kegiatan narasumber kita panggilkan narasumber, ada kegiatan apa, kita datangkan media itu, baik media itu berupa keranda, kemudian memandikan mayat kita panggil narasumber yang biasa memandikan mayat. Kalau pendukung banyak tetapi kalau penghalang sebenarnya dari gurunya itu siap tidak mengajar, kalau tidak siap, ya tidak akan berjalan. j. Bagaimana cara bapak dalam mengatasi hambatan-hambatan pada saat pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania? Jawab: (1) ada coaching itu penting, (2) banyaknya training-training itu agar guru siap dalam hal ini HRD, dan (3) adanya meeting-meeting seperti meeting lesson plan dalam rangka menyiapkan guru dalam mengajar.
Bogor, 17 Juni 2014 Interviewee
Interviewer
Abdulloh, S.Ag.
Albert Ferdinand
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA DENGAN GURU PAI
Nama
: Muchamad Furqon, S.Ag.
Jabatan
: Guru PAI Kelas X
Hari/tanggal
: Selasa/ 20 Mei 2014
Tempat
: Gedung Australia
Waktu
: 13.00-13.30 WIB
a. Cara memilih strategi active learning dalam pembelajaran PAI: 1) Bagaimana kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMA Madania? Jawab: Kurikulum yang diterapkan di Madania, khusus untuk pembelajaran PAI itu masih mengacu pada 2 model kurikulum. Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013. Adapun yang menggunakan kurikulum 2013 sementara ini, karena ini tahun pertama itu hanya dilakukan di kelas IV SD, VII SMP, dan X SMA. Sisanya itu, masih menggunakan kurikulum KTSP. 2) Bagaimana pencapaian tujuan pembelajaran PAI di SMA Madania? Jawab: Setiap rencana pasti harus ada goalnya, harus ada tujuannya dan tujuan pembelajaran PAI di Madania seperti halnya di sekolahsekolah lain secara umum, bahwa mengharapkan anak-anak itu memiliki kesadaran berketuhanan. Dimana pun mereka berada, kesadaran berketuhanan itu selalu menyertainya dan itu bisa dilihat atau dibuktikan dari prilaku keseharian mereka, semangat beribadah mereka, gaya bersosialisasi mereka dan semuanya itu harus mencerminkan nilai-nilai keislaman itu yang tentu dimiliki, yang ditujukan untuk pembelajaran PAI di Madania dan saya yakin tujuan itu pun sama dengan sekolah-sekolah lain.
3) Bagaimanakah cara untuk menyeimbangkan materi yang disampaikan dengan jumlah pelajaran PAI di SMA Madania? Jawab:
Kebetulan
kalau
di
SMA
Madania
itu,
meskipun
kurikulumnya sudah produk dari departemen terkait di negara ini tapi, kita masih diberikan kebebasan untuk memilih materi mana yang akan kita dahulukan dan materi mana yang akan kita akhirkan dan terkadang ini sudah menjadi budaya di Madania. Kalau ada materimateri tertentu, yang terkait dengan hari-hari besar Islam itu, nanti harus disesuaikan. Misalnya ada materi tentang puasa Ramadhan, maka materi itu akan disampaikan menjelang bulan Ramadhan tidak disampaikannya setelah Idul Fitri, dengan harapan menjelang bulan Ramadhan mereka mendapatkan materi itu, sehingga ketika mempraktikkan puasa Ramadhan mereka sudah punya ilmunya, itu satu contoh. Terus ada lagi misalkan zakat. Materi zakat itu kita sampaikan di bulan Ramadhan. Jadi, menyesuaikan antara materi dengan waktu yang berkaitan dengan materi tersebut. Kalau misalkan materi tentang Haji itu disampaikannya pada bulan Haji. Jadi tidak berurutan seperti yang sudah di plot oleh Departemen terkait dalam hal ini Departemen Diknas. Tapi seluruh komponen dari isi kurikulum itu, disampaikan dalam satu tahun ajaran, hanya penyampaiannya saja yang kita sesuaikan dengan waktu-waktu yang ada. 4) Bagaimanakah upaya bapak/ibu guru untuk melengkapi media pembelajaran terkait dengan pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI? Jawab: Media pembelajaran hanya sebuah komponen untuk memudahkan siswa agar dapat memahami materi yang diajarkan dan biasanya yang saya lakukan untuk menyampaikan slide-slide power point untuk presentasi dengan tampilan-tampilan. Menurut pribadi, secara tampilan menarik dan juga secara isi cukup sesuai dengan tujuan pembelajaran. Terus pernah juga media-media lain yang kita munculkan misalkan kemarin waktu di wakaf kita juga tampilkan
medianya, sarana wakafnya, benda wakafnya dan itu semua terorganisir dengan anak-anak, artinya begini kita ada program wakaf, benda wakaf yang kita sepakati adalah karpet masjid lalu kita cari informasi kira-kira harga per meter karpet masjid berapa? lalu anakanak kita tawarkan anda mau berwakaf berapa meter? kalau semeternya harga 50 misalkan ingin 2 meter berarti anda harus mengeluarkan uang 100 ribu dan alhamdulillah itu berjalan kemarin dari materi sampai ke praktiknya. Itu media-media yang pernah dan sering muncul dalam pembelajaran. Memang terus terang kalau saya pribadi, saya lebih seringnya kalau media itu lebih kepada memperlihatkan artikel atau slide-slide power point yang didalamnya terkadang ada materi tertulis ada juga video-video terkait.
b. Implementasi
Metode
pada
strategi
active
learning
dalam
pembelajaran PAI: 1) Bagaimana pelaksanaan metode active learning dalam pembelajaran PAI meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup di SMA Madania? Jawab: Pernah ada seorang pimpinan mengatakan anda jangan pernah mengajar kalau anda belum membuat RPP. RRP dijadikan sebagai tolak ukur kesiapan seorang guru ketika akan mengajar. Idealnya adalah apa yang tertuang dalam lembar RPP itulah yang nantinya akan disampaikan pada siswa didiknya. Tapi, pada kenyataanya terkadang skenario-skenario yang sudah dibuat sedemikian rupa, oleh guru yang bersangkutan terkadang tidak tersampaikan semua dan itu biasanya dipengaruhi oleh kondisi-kondisi tertentu. Misalnya, ketika seseorang ingin menerapkan suatu metode pembelajaran active learning, dia sudah desain sedemikian rupa, referensi active learning juga sudah dia pelajari segala macam. Tapi, ketika melihat kondisi siswanya saat itu, sebelumnya mungkin ada pelajaran olahraga atau ada pelajaran yang lain sehingga secara fisik mereka lemah, cape dan sebagainya.
Sehingga metode itu terkadang bisa jadi tidak tersampaikan. Akhirnya, disini sang guru dituntut untuk bisa memutar skenarionya, mencari skenario baru yang cocok dengan kondisi yang semacam itu dan kondisi lainnya juga bisa berpengaruh kepada jumlah siswa. Ada kalanya pada jumlah tertentu, metode itu bisa diterapkan dan jumlah yang lain terkadang metode tersebut tidak bisa diterapkan. Sementara kita pahami bahwa setiap kelas itu kan terdiri dari macam-macam jumlah siswa dan kemampuan mereka, sehingga kerap kali metode yang ini cocok di kelas A, metode ini tidak cocok di kelas B, sehingga harus dimunculkan metode yang cocok lainnya seorang guru dituntut tentang hal itu. Sedangkan kalau yang tertulis di RPP itu memang menurut saya sangat idealis sekali, misalnya dalam pendahuluan diawali dengan membuka pertemuan dengan mengucap salam, doa bersama, kemudian juga mengaitkan materi yang akan disampaikan dengan materi sebelumnya, kemudian sang guru juga kadang menyodorkan beberapa bahan ajar, artikel-artikel terkait dengan materi yang akan diajarkan. Hingga pada akhirnya sang guru menanyakan tentang pemahaman siswa, sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang akan diajarkan itu, biasanya terjadi diawal-awal pertemuan dalam hal ini pendahuluan. Setelah itu, tergali semua masuk kepada tahap kedua yaitu inti, disini kegiatan inti menjadi aktifitas utama yang akan dilakukan oleh semua orang yang ada dalam lingkaran pembelajaran itu, yaitu guru dan siswa. Dalam kegiatan inti tujuannya siswa untuk memahami materi, kegiatannya di desain sedemikian rupa sehingga anak bisa mengikuti secara maksimal dan materi yang diajarkan pun dapat tercapai dengan baik. Kegiatankegiatan inti ini, banyak modelnya ada kalanya sang guru itu memancing siswa untuk mau berkomentar tentang topik yang sedang diajarkan, kemudian dari situ berlanjut kepada ranah diskusi, sehingga setiap peserta didik punya hak untuk berpendapat, menyanggah pendapat ataupun bertanya dan menjawab pertanyaan. Semua kegiatan
inti itu banyak langkah-langkahnya, sehingga nanti di akhir dalam tahap ketiga dengan penutup. Penutup biasa dilakukan dengan model bisa tanya jawab, dari pelajaran yang sudah diajarkan sejauh mana daya tangkap siswa, pemahaman siswa terhadap materi yang baru saja diajarkan, biasanya itu termasuk dalam lingkaran penutup, yang sering saya lakukan. Kesimpulan itu biasanya, dalam bentuk menanyakan kembali pada siswa tentang inti pembelajarannya yang sudah disampaikan. Dari situ, kita bisa tahu sejauh mana pemahaman mereka, kemudian juga masih terbuka celah diskusi dipertemuan berikutnya atau ada hal-hal lain yang tidak bisa disampaikan pada saat itu karena terbatas oleh waktu, sehingga bisa disampaikan di pertemuan berikutnya, dan evaluasi terakhir juga perlu. Evaluasi ini, sering saya melakukannya yang pertama, melalui tugas siswa yang diberikan ketika ada di kelompok kegiatan inti, kemudian di sisi lain saya juga suka berkontemplasi diri, saya coba menilai cara saya menyampaikan dikelas tadi bagaimana, kemudian respon anak bagaimana, hal-hal yang kurangnya itu di bagian mananya sehingga ketika saya berada di kelas berikutnya saya tidak mengurangi kesalahan yang sama, itu barangkali beberapa langkah-langkah yang saya laksanakan. 2) Metode active learning apa yang digunakan di SMA Madania dalam pembelajaran PAI? Jawab: Kalau metode active learning terus terang saya lebih sering mengacu pada model-model pembelajaran aktif yang sudah baku meskipun terkadang poin-poin atau langkah-langkah metode tersebut kadang suka saya ubah disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Beberapa metode yang suka saya lakukan misalnya seperti di jigsaw, model tim ahli, kita bentuk satu kelompok yang terdiri dari beberapa anggota kemudian tiap anggota mencari informasi ditempat-tempat tertentu, pada waktunya mereka akan kumpul kembali dengan kelompok intinya dan menyampaikan hasil penemuannya. Ada lagi
metode lainnya misalnya seperti gallery walk, hampir mirip dengan jigsaw juga, jadi siswa ini nanti dia akan mencari informasi tapi informasi yang dia dapat itu nanti bisa jadi dia disampaikan ke teman kelompoknya atau teman yang lainnya dan dia sifatnya lebih bebas dibandingkan jigsaw yang sudah dipatenkan artinya dari awal sudah ada kelompok dengan misalkan lima anggota maka dia akan kembali lagi ke kelompok itu bedanya itu saja lebih ketat. Ada lagi misalnya metode role playing (bermain peran) itu juga bisa diterapkan disesuaikan juga dengan materinya biasanya hal-hal semacam itu terkait dengan materi akhlak misalnya adab bertamu atau adab perjalanan, atau adab makan dan sebagainya. itu bisa dibuat pembelajarannya dengan metode role playing. Ada lagi misalkan dengan model cooperatif script, siswa diminta oleh gurunya untuk membuat semacam tulisan catatan-catatan itu dan dikerjakannya secara bersama dalam satu tim kelompok. Hasil dari yang mereka buat itu nanti dilaporkan di depan kelas dan disimak oleh teman-teman lainnya dan guru nanti menambahkan bilamana penyampaian atau meteri yang disampaikan itu belum lengkap atau yang tidak tersampaikan. Banyak dan masih banyak lagi metode-metode lainnya yang bisa diterapkan, tapi paling tidak beberapa diantaranya yang seperti itu kadang saya pakai. 3) Bagaimana kondisi siswa yang bapak/ibu ajar pada saat pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI? Jawab: Kondisi siswa khususnya kelas X, kalau dilihat dari sisi daya tangkap individu pastinya berbeda-beda dalam hal ini kita kategorikan ada 3 tingkatan mulai dari yang low, middle sama high. Kemudian, kalau dari sisi prilaku itu juga sama, ada anak yang dominan dalam artian proaktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran, ada yang
mengalir begitu saja sesuai dengan apa yang disampaikan oleh guru, bahkan ada yang tidak peduli atau cuek-cuek saja meskipun cuek disini dalam artian bukan dia tidak mengikuti aktifitas sama sekali, dia
tetap mengikuti tapi maksudnya dia harus mendapatkan instruksiinstruksi tambahan sehingga dia baru mau melakukan aktifitas itu. Kondisi-kondisi tiap kelas atau tiap tingkatan secara garis besar pastinya akan muncul ketiga macam hal itu.
c. Faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI: 1) Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada saat pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania? Jawab: Faktor pendukung sebetulnya disini alhamdulillah Madania sarana pembelajarannya sudah dibilang cukup lengkap tinggal guru yang
bersangkutan
sejauh
mana
mau
memanfaatkan
sarana
pembelajaran tersebut misalkan kalau dilihat dari cara IT nya tiap kelas itu sudah dilengkapi dengan satu unit komputer, sudah dilengkapi pula dengan satu unit LCD. Sehingga seorang guru Madania itu, dia bisa memanfaatkan sarana pendukung untuk mendukung pembelajaran active learning mereka. Disisi lain juga referensi-referensi terkait juga cukup lengkap, kemudian juga desain kursi yang satu kursi satu siswa ini juga memberikan kemudahan kepada
guru
untuk
mengatur
ketika
misalkan
dia
ingin
mengelompokkan siswa, ketika dia ingin memisahkan siswa itu dengan satu kursi satu siswa sangat mudah sekali untuk dibentuknya. Jadi, secara faktor pendukung untuk pembelajaran active learning di Madania sudah mendukung sekali. Namun demikian pasti juga ada hambatan, hambatan ini terkadang lebih bersifat internal, pertama kepada individu dari pengajar itu sendiri kerap kali pengajar dengan kesibukan-kesibukannya di Madania ini tidak hanya sebatas seorang guru itu mengajar, tapi dia juga terkadang mendapat tugas lain yang bukan menjadi tugas utamanya sebagai guru, keterbatasan waktu katakan demikian untuk menerapkan pembelajaran active learning kadang suka tidak maksimal juga, karena harus menyiapkan media
pembelajaran, harus menyediakan perangkat-perangkat pelajaran pendukung lainnya, karena keterbatasan waktu terkadang hal itu tidak maksimal dimunculkan dalam pembelajaran oleh guru yang bersangkutan kemudian disisi lain juga dari faktor siswa sendiri, kadang
guru
sudah
bersemangat
ingin
mengajar
katakanlah
semangatnya sudah 90% tapi ketika itu misalkan siswanya baru mengikuti pelajaran olahraga dengan kondisi yang lelah, berkeringat, dan sebagainya terkadang strategi-strategi pelajaran yang kita sudah harus berikan sempurna, kesiapan guru yang sudah 90% dengan kondisi anak yang seperti tadi itu terkadang kesiapan mereka menerima ilmu tidak sebanding dengan persiapan guru untuk menyampaikan ilmu bisa jadi mereka hanya 40% kesiapannya untuk mengikuti pelajaran sehingga dari sini daya tangkapnya, kemudian juga daya keaktifannya itu menjadi tidak maksimal karena sudah lelah di pembelajaran sebelumnya. Ini barangkali beberapa kendala dari pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada active learning. 2) Bagaimana cara bapak/ibu guru dalam mengatasi hambatan-hambatan pada saat pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania? Jawab: Kalau yang saya lakukan kadang begini, saya berpegang pada satu prinsip bahwa tujuan pembelajaran ini harus tercapai. Ada istilah banyak jalan menuju Roma. Maka strategi-strategi yang kita sudah buat, yang kita akan terapkan misalkan pada saat pembelajaran dan saat itu misalkan strategi itu tidak sesuai dengan kondisi kelas maka saya suka melakukan menukar strategi dan itu terkadang juga tidak tercatat dalam RPP. Bagi saya pribadi itu tidak masalah karena RPP itu hanya sebatas kerangka skenario pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru yang bersangkutan, lebih-lebih bila guru yang bersangkutan tidak hadir maka guru pengganti tidak kebingungan harus ngapain apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran dengan adanya RPP itu menjadi panduan dia dalam melaksanakan
pembelajaran tapi bagi guru yang membuat RPP itu sendiri yang bersangkutan itu bisa jadi dengan melihat kondisi anak yang barangkali strategi ini tidak cocok dikelas ini, maka secara otomatis sang guru mengubah strategi pembelajarannya. Jadi itulah barangkali hal-hal yang juga sering saya alami, saya lakukan sama anak-anak.
Bogor, 17 Juni 2014 Interviewee
Muchamad Furqon, S.Ag.
Interviewer
Albert Ferdinand
Lampiran 3 HASIL WAWANCARA DENGAN GURU PAI
Nama
: Rahmat Rizqa, S.Th.I
Jabatan
: Guru PAI Kelas XI
Hari/tanggal
: Rabu/ 21 Mei 2014
Tempat
: Gedung Australia
Waktu
: 10.00-10.20 WIB
a. Cara memilih strategi active learning dalam pembelajaran PAI: 1) Bagaimana kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMA Madania? Jawab: Kurikulum yang digunakan KTSP, ini adalah produk lama menghabiskan kelas XI yang akan naik ke kelas XII bukan kurikulum 2013. 2) Bagaimana pencapaian tujuan pembelajaran PAI di SMA Madania? Jawab: Meliputi kognitif, afektif dan psikomotorik. Kalau dari segi kognitif tentu tergantung siswa dalam arti kata, masing-masing siswa itu unik, masing-masing siswa itu memiliki tingkat pemahaman tertentu terhadap pembelajaran. Oleh karena itu, bagaimana tercapai atau tidak? kalau tercapai atau tidak dilihat dari sisi tes nilainya bagus tapi kalau dilihat dari segi afektifnya apakah apa yang telah dipelajari itu kemudian terwujud dalam kehidupan sehari-hari nah mungkin ini ceritanya agak panjang. Tentu tidak banyak, kita harus melakukan penelitian lebih jauh lagi bahwa yang telah dipelajari secara afektif itu berhasil tercapai atau tidak. Psikomotorik untuk pelajaran agama, kalau praktik-praktik yang berhubungan dengan ibadah oke yah shalat, kalau untuk kelas XI praktik yang berhubungan jenazah, kita betul-betul mempraktikan, ada dokumentasinya bahwa anak-anak praktik langsung tentu kita berikan teorinya dulu kemudian setelah teori mereka mempraktikkan dengan boneka seterlah kemudian
mereka mempraktikkan dengan orang, memandikan, mengkafani, shalat dan menguburkan, kalau untuk itu saya kira mereka paham, minimal walaupun mereka tidak bisa mastering dalam arti kata mengerjakan sebagaimana layaknya ustat. Para tokoh ulama yang telah berpengalaman dengan itu, tetapi minimal ketika ada orang meninggal satu secara urutan mereka tahu, ini harus dimandikan, ini harus dikafani, ini harus
dishalatkan, dan ini harus dikuburkan.
Kemudian kalau untuk memandikan mereka juga tahu langkahlangkah yang harus dilakukan seperti apa, oh ini harus dibagian sebelah kanan lebih diutamakan, membasahi, kemudian mengurut dan diberikan wangi-wangian kemudian menggosok. Saya kira itunya paham, tapi implementasinya kalau dihadapkan jenazah beneran teori ketika berhadapan dengan praktiknya tentu, mungkin teori yang 100% itu ketika berhadapan dengan praktik mungkin hanya 50% sesuai dengan teorinya. 3) Bagaimanakah cara untuk menyeimbangkan materi yang disampaikan dengan jumlah pelajaran PAI di SMA Madania? Jawab: Tentu kita melihat pada semester outline, dimana nih materimateri yang cocok dimasukkan sesuai dengan tingkat kesulitannya masing-masing. Kalau tingat kesulitannya tinggi kita beri spare waktu yang agak panjang, jadi biasanya di Madania itu tidak semua materi satu topik itu selesai satu hari, satu kali pertemuan bisa saja satu materi tiga minggu tergantung dari seberapa susah, seberapa sukar, seberapa dalam pembahasan yang ingin kita lakukan kemudian melakukan project-project tertentu untuk materi itu sendiri seperti jenazah itu sampai tiga minggu pembelajarannya pertama teori kemudian praktik dengan boneka, dan praktik dengan orang beneran. Jadi, yang dilakukan oleh guru berdasarkan pengalaman tentunya akan melihat berapa tingkat kesulitan dan tingkat kepemahaman siswa dalam materi ini. Kalau satu materi itu hanya membutuhkan waktu yang singkat bagi siswa untuk memahaminya ya gak perlu panjang-
panjang waktunya cukup mungkin satu kali pertemuan saja. Tetapi kalau tingkatnya ini banyak hal-hal yang harus kita sampaikan berarti kita membutuhkan waktu yang lebih panjang, bisa tiga kali pertemuan bahkan bisa empat kali pertemuan. 4) Bagaimanakah upaya bapak/ibu guru untuk melengkapi media pembelajaran terkait dengan pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI? Jawab: Untuk media, kita mencoba mencari media yang paling se- up to date mungkin yang paling mendekati dengan realitas sebenarnya kalau contoh jenazah tadi selama ini orang praktik pakai boneka, tapi kita memakai orang betulan dari salah satu siswa yang menjadi volunteer sebagai mayat dia dimandikan, dia dikafani kemudian dia dishalatkan dan kemudian dia dikuburkan. Kita bahkan punya membuat kuburan sendiri disana. Jadi, sekolah koordinasi dengan sekolah membuat kuburan sendiri kemudian kita kuburkan, itu untuk jenazah. Kalau untuk yang lain mungkin kita mencari dalam bentuk video, atau juga dalam bentuk display-display, presentasi, kemudian bisa juga kita menghadirkan sebagai narasumber membahas tentang ekonomi Islam, media apa yang kita lakukan, kita kadang-kadang pernah bekerjasama dengan bank muamalat sehingga anak-anak bisa secara langsung mengetahui ke sumbernya, kalau saya bisa dibilang tidak berkecimbung ke dunia perbankan, maka apa yang saya ketahui tentang dunia perbankan belum tentu seperti itu praktiknya. Maka kita hadirkan bankir yang sumbernya dari bank Muamalat.
b. Implementasi
Metode
pada
strategi
active
learning
dalam
pembelajaran PAI: 1) Bagaimana pelaksanaan metode active learning dalam pembelajaran PAI meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup di SMA Madania?
Jawab: Saya kira sesuai apa yang diinginkan oleh diknas ya, bahwa ketika pertama, kita tentu tidak serta merta terjun, tentu ada apersepsi dulu, membangun pemahaman anak-anak, menggali seberapa jauh anak-anak memahami tentang konsep pembelajaran. Intinya adalah bagaimana membuat anak-anak terlibat secara aktif, anak-anak terlibat secara kreatif dalam proses pembelajaran itu sehingga membedakan dengan pembelajaran yang tidak memakai sistem active learning, dimana guru sebagai center pembelajaran, active learning yang kita ketahui bahwa yang menjadi subjek pembelajaran itu sendiri adalah siswa. Mereka yang aktif, mereka yang mencari, ya berbagai macam yang kita mesti lakukan, yang pertama kita mencoba untuk membangun pemahaman, mengetahui mereka sejauh mana mereka memahami dari topik yang akan dibahas kemudian ditengah kita sebarkan beberapa hal. Intinya adalah bagaimana membuat anak-anak selalu aktif selalu terlibat dalam pembelajaran itu. Kegiatan penutup seperti biasa ada feedback contohnya pemahaman mereka hari ini terhadap pembelajaran seperti apa? kemudian, seharusnya anak-anak akan
memberikan
feedback,
memberikan
masukan,
ataupun
memberikan pemahaman-pemahaman mereka sejauh mana mereka memahami materi atau bisa juga mereka memberikan masukanmasukan yang mungkin saja belum sempat tersinggung pada saat pembelajaran. 2) Metode active learning apa yang digunakan di SMA Madania dalam pembelajaran PAI? Jawab: Kalau untuk metode-metode berbagai macam ya, bisa teknik diskusi, kita juga dulu pernah berdebat, kemudian presentasi, kemudian juga jigsaw, bisa juga tim ahli dan kita semuanya mencoba untuk memakai semua metode-metode active learning yang ada, tentu disesuaikan dengan kondisi kelas kemudian materi yang akan kita ajarkan. Misalnya, materi yang tidak cocok dengan debat, saya pernah mengajarkan debat tentang pembajakan itu saya bagi menjadi dua
kelompok satu pro satu kontra saya kasih guide linenya seperti ini, saya kasih bahannya seperti ini, ya sudah anda pro atau tidak tentang pembajakan. Kalau yang pro anda silahkan berdiskusi pronya karena apa alasan-alasannya apa. lihat alasannya itu dari segi agama, kebudayaan, moralitas, politik, ekonomi, dan sebagainya kalau kontra apa. Jadi, intinya kita yang di Madania, mencoba untuk memakai semua metode-metode pembelajaran untuk active learning yang disesuaikan dengan kondisi kelas serta materi yang akan kita ajarkan. 3) Bagaimana kondisi siswa yang bapak/ibu ajar pada saat pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI? Jawab: Macam-macam, ada beberapa siswa yang sangat aktif, ada beberapa siswa yang bisa mengadaktif sistem pembelajaran seperti ini, yang saya lihat adalah kalau berhadapan dengan anak-anak sosial kemampuan mereka berbicara, kemampuan mereka aktif untuk suatu topik itu terkadang melebihi anak-anak yang dari IPA kalau IPA mungkin mereka lebih banyak eksplorasi data kemudian eksplorasi bahan-bahan bacaan itu terkadang di anak-anak sosial,. Jadi anak-anak sosial itu saya dalam pembelajaran tertentu saya melihat ini anak ribut melulu tetapi ketika kita berdebat ternyata alur logika yang dia pakai itu mengagumkan sementara kalau anak-anak IPA mereka itu singkatsingkat saja street to the point langsung kepada pointnya, sementara anak-anak IPS mereka itu bisa mengeksplor, menghubungkan beberapa variabel-variabel kemudian mereka jadikan sebagai sebuah kesimpulan. Kalau ditanya bagaimana reaksinya, tentu ada yang senang dengan metode active learning dan ada juga yang merasa nyaman kalau hanya sebagai pendengar yang baik, tetapi tentu yang biasa kita lakukan disini adalah kita akan selalu memotivasi siswa agar mereka terlibat aktif dalam setiap pembelajaran yang ada.
c. Faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI: 1) Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada saat pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania? Jawab: Kalau untuk faktor pendukung saya kira sangat luar biasa di Madania ya, semua fasilitas memungkinkan. Jadi, tidak banyak masalah untuk itu, semuanya mendukung kita punya resources yang ok, kita punya koneksi internet yang ok, anak-anak bisa saja dalam saat belajar itu mereka saling berkelompok langsung connect to internet, mereka saling berdiskusi. Kemudian kalau untuk faktor penghambat saya kira lebih banyak kepada siswanya mau atau tidak terlibat karena tidak setiap anak itu memiliki kemampuan karakter yang senang bicara, senang terlibat. Ada juga anak-anak yang lebih nyaman dengan diam, ada anak-anak yang tidak suka terlibat secara aktif mereka lebih senang nunggu saya kira itu saja sebab penghambat. 2) Bagaimana cara bapak/ibu guru dalam mengatasi hambatan-hambatan pada saat pelaksanaan strategi active learning dalam pembelajaran PAI di SMA Madania? Jawab: Kalau yang kita lakukan adalah ya tentu saja, guru memotivasi memberikan banyak kesempatan kepada anak-anak yang memang membutuhkan perhatian lebih. Jadi yang kita lakukan, kalau untuk seperti itu adalah kalau anak-anaknya pendiam, nah ini yang lebih banyak kita perhatikan, kalau anak-anak yang sudah bisa jalan dengan sendirinya, mengemukakan pendapat dengan sendirinya, itu tidak terlalu kita inikan lagi karena dia sudah bisa, tetapi anak-anak yang masih
memerlukan bimbingan, anak-anak
yang masih
memerlukan dorongan, nah ini yang kita berikan. Makanya kadangkadang perlu kejelihan guru untuk memilih metode active learning yang cocok. Kalau berdebat tidak semuanya mau berdebat untuk
topik-topik
tertentu.
Makanya
kita
mencari,
kita
betul-betul
mengetahui kondisi psikologis dikelas, seperti apa kira-kira metode yang cocok untuk kelas ini. Kalau anaknya rata-rata pendiam, maka kita akan pakai metode yang seperti ini kalau anak-anaknya pada aktif semua kita akan pakai metode yang seperti ini.
Bogor, 17 Juni 2014 Interviewee
Interviewer
Rahmat Rizqa, S.Th.I
Albert Ferdinand
Lampiran 4 HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA
Nama
: Bahy Helmi Hartoyo Putra
Jabatan
: Siswa Kelas 10 E
Hari/tanggal
: Selasa/ 20 Mei 2014
Tempat
: Gedung Australia
Waktu
: 12.45-13.00 WIB
a. Sikap/tanggapan
siswa
mengenai
strategi
active
learning
dalam
Pembelajaran PAI: 1) Bagaimanakah tanggapan anda mengenai cara belajar yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran PAI dikelas? Jawab: Cara belajarnya lumayan inovatif, Pak Furqon itu ngajarnya gak yang cuma kita dikasih slide terus suruh nyatet, tapi kadang kita ada di bagi kelompok saling sharing antar kelompok terus kita juga kadang di suruh buat slide kemudian presentasi itu udah lumayan menariklah cara mengajarnya. 2) Bagaimana tanggapan anda mengenai kemampuan guru dalam mengajar PAI dikelas? Jawab: Kemampuannya sudah sangat baik, menguasai materi dengan baik terus kalau ada sesi tanya jawab pasti kita dapat jawaban yang kita inginkan. b. Metode apa yang digunakan oleh guru untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran PAI dikelas? Jawab: Banyak sih ya, salah satu contohnya kita dibagi untuk berkelompok-kelompok terus kelompok-kelompok itu dikasih satu-satu materi entah itu kita keliling atau bagaimana yang jelas nanti kita ada sesi untuk sharing antar kelompok dan juga tadi kita mendapatkan giliran setiap minggu untuk membuat slide dan dipresentasiin.
c. Bagaimana pelaksanaan metode tersebut di dalam kelas? Jawab: Berjalan lumayan lancar ya, walaupun kadang-kadang suka ada hambatan juga contohnya kayak yang tadi presentasi, ada ajah yang gak bawa slidenya atau kadang sesi sharing itu kadang kurang optimal karena waktunya sudah habis kita belum sempat sharing. d. Kesulitan apa saja yang anda hadapi dalam belajar PAI? Jawab: Sejauh ini sih gak terlalu banyak kesulitannya bahkan hampir gak ada cuman kadang-kadang susah nyari sourcenya ajah gitu kalau misalnya dikelas dikasih pelajaran tentang malaikat kadang di buku gak selengkap yang diajarin dikelas jadi harus nyari-nyari source sendiri. e. Apa yang anda lakukan untuk mengatasi masalah tersebut? Jawab: Dengan belajar sendiri otodidak cari-cari sendiri materinya di internet atau hubungi Pak Furqon bisa langsung atau lewat sosial media. f. Bagaimana cara guru membantu anda saat mengalami kesulitan dalam belajar? Jawab: Guru agama Pak Furqon atau guru-guru lain di Madania juga sebenarnya sangat gampang untuk dihubungi ya, kalau kita kesulitan dia siap setiap jam istirahat dikunjungi gitu untuk nanya materi pasti bakal selalu dilayani. g. Bagaimana tindak lanjut yang dilakukan guru ketika jam pembelajaran PAI telah selesai dikelas? Jawab: Tindak lanjutnya, ya biasanya untuk mengevaluasi siswa gimana udah ngerti apa gak, guru memberikan tugas seperti membuat slide atau yang terakhir ini membuat sebuah artikel kayak makalah gitu tentang materi yang udah diajarin.
Lampiran 4
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA
Nama
: Farizal Mulyadi
Jabatan
: Siswa Kelas 11 D
Hari/tanggal
: Rabu/ 21 Mei 2014
Tempat
: Gedung Australia
Waktu
: 13.20-13.45 WIB
a. Sikap/tanggapan
siswa
mengenai
strategi
active
learning
dalam
Pembelajaran PAI: 1) Bagaimanakah tanggapan anda mengenai cara belajar yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran PAI dikelas? Jawab: Pak Rizka sudah cukup baik untuk mengajarkan kita dikelas, dia juga selalu menyiapkan slide-slide. Jadi sebelum pembelajaran itu dimulai, dia udah menyiapkan materi-materi yang akan diajarkan. Jadi, semuanya sudah tersusun dengan baik. 2) Bagaimana tanggapan anda mengenai kemampuan guru dalam mengajar PAI dikelas? Jawab: Menurut saya, Pak Rizka sudah cukup memiliki pengetahuan yang banyak tentang materi-materi yang akan disampaikan kepada anak muridnya. Jadi, sehingga ketika ada pertanyaan apapun dari anak muridnya Pak Rizka akan bisa menjawabnya atas dasar-dasar yang telah dari sesuai al-Qur’an atau hadist. Jadi tidak hanya menjawab, atas opininya sendiri tetapi juga didasari oleh dasar yang sudah pasti. b. Metode apa yang digunakan oleh guru untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran PAI dikelas? Jawab: Metode yang sering dipakai oleh Pak Rizka yaitu metode kerja kelompok. Jadi kita dibuat kelompok untuk berdiskusi. Tapi, sebelum kerja kelompok dibagi yang per kelas itu kita biasanya diskusi secara
general satu kelas. Jadi belajarnya itu lebih kepada diskusi. Selain metode kerja kelompok itu sendiri juga Pak Rizka biasanya untuk kita mempraktikkan materi yang diajarkan seperti waktu itu contohnya materi dakwah. Jadi, kita ditugaskan untuk berdakwah didepan teman-teman kelas kita sendiri dan juga pada saat materi jenazah kita mempraktikkan dengan teman-teman sekelas bagaimana tata cara pemandian jenazah, penguburan, mengkafani. Jadi dari awal proses jenazah sampai akhir kita praktikkan semua. c. Bagaimana pelaksanaan metode tersebut di dalam kelas? Jawab: Untuk pelaksanaan diskusi itu biasanya Pak Rizka membagi kita ke dalam 4 kelompok. Jadi didalam 4 kelompok itu kita diberikan materi. Misalnya materi A, dimateri A itu ada sub-topiknya, disetiap kelompok kecil itu membahas satu sub-topik itu sendiri, jadi bisa lebih rinci lagi. Jadi kita membahas sub-topiknya berdasarkan kelompok-kelompok kecil itu. Setelah kita bahas, materi yang sub-topiknya itu akan kita sampaikan di depan teman-teman semua. Jadi, kita presentasikan setelah diskusi didalam kelompok kecil itu. d. Kesulitan apa saja yang anda hadapi dalam belajar PAI? Jawab: Kesulitan yang saya hadapi selama ini palin apabila menghafal surat-surat yang panjang. e. Apa yang anda lakukan untuk mengatasi masalah tersebut? Jawab: Cara mengatasinya, saya biasanya baca surat itu berulang-ulang kali sampai saya sudah terbiasa dengan bacaan itu dan sehingga diotak saya secara otomatis sudah terbayang sendiri kalimat-kalimat ayatnya itu sendiri. f. Bagaimana cara guru membantu anda saat mengalami kesulitan dalam belajar? Jawab: Biasanya Pak Rizka memberi tahu mana bacaan yang seharusnya, tajwidnya seperti apa? Jadi, kadang kan kita bacanya juga masih tersendatsendat. Jadi, pak Rizka membantu kita untuk melancarkan bacaan itu sendiri.
g. Bagaimana tindak lanjut yang dilakukan guru ketika jam pembelajaran PAI telah selesai dikelas? Jawab: Biasanya Pak Rizka mengajak kita untuk duduk kembali, mereview semua yang udah kita pelajari selama pelajaran itu dan diakhir kelas kita biasanya membaca hamdalah secara bersama-sama.
Lampiran 5 HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN PAI DENGAN MENERAPKAN STRATEGI ACTIVE LEARNING Nama Guru
: Muchamad Furqon, S.Ag.
Tahun Pelajaran
: 2013-2014
Materi
: Semangat Menuntut Ilmu
Kelas/Semester
: 10/II
Tanggal
: 20 Mei-21 Mei 2014
Waktu /Tempat
: 07.40-14.20 WIB/Asia 204
Berilah tanda check list (√) pada kolom yang telah tersedia! NO I
II
ASPEK YANG DIAMATI Kegiatan Awal (Pendahuluan) 1. Mengkondisikan persiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran.
YA
2. Melakukan pengecekan kehadiran siswa
√
3. Melakukan apersepsi
√
4. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa (motivasi)
√
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran
√
6. Menyampaikan cakupan materi
√
Kegiatan Inti Pembelajaran Eksplorasi
√
TIDAK
KOMENTAR Tempat duduk telah diatur sebelum siswa masuk ke dalam kelas dan berdoa sebelum memulai pembelajaran. Guru menanyakan siswa yang tidak hadir ketika pembelajaran berlangsung. Guru mengaitkan materi yang lalu dengan materi yang ingin disampaikan dengan tanya jawab seputar hal yang telah siswa alami. Guru mengajukan sebuah pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan dengan memberikan tayangan video. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dengan pencapaian yang akan diperoleh siswa meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Guru menjelaskan secara umum materi yang akan dipelajari dan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh siswa ketika kegiatan belajar dimulai.
1. Mencari informasi yang luas dan dalam tentang materi yang dipelajari.
√
2. Belajar dengan beragam pendekatan, metode, dan sumber.
√
3. Interaksi antara peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lain.
√
4. Terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
√
5. Melakukan percobaan, misalnya di laboratorium, studio dan lapangan.
√
Elaborasi 1. Membaca dan menulis hal beragam melalui tugas yang bermakna.
√
2. Mengerjakan tugas, diskusi, untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
√
3. Berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak dengan tanpa rasa takut.
√
4. Berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.
√
5. Pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
√
6. Membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik secara individual
√
Siswa mencari melalui buku, ensiklopedia Islam, internet dan lain-lain tentang materi yang akan dipelajari. Siswa belajar dengan metode diskusi dengan Jigsaw model tim ahli cooperatif script, presentasi dan simulasi dengan praktik langsung. Siswa berinteraksi dengan guru maupun dengan siswa lainnya saat ada hal yang ingin dan siswa sangat antusias serta berperan aktif terhadap materi yang sedang dipelajari. Siswa melakukan diskusi, presentasi, membuat peta konsep/mindmap tentang materi yang dipelajari Siswa melakukan simulasi dengan menanyakan kepada guru mengenai jenjang pendidikannya pada saat ini. Siswa membuat peta konsep dari artikel/bahan materi yang diberikan oleh guru. Siswa melakukan diskusi setelah membuat peta konsep dari materi yang telah dicatat kemudian mempresentasikan hasilnya dengan teman kelompoknya. Setiap siswa dalam kelompoknya maju ke depan kelas untuk mempresentasikan materi yang telah dikuasainya. Siswa melakukan presentasi dengan penguasaan materi dilihat dari kelengkapan konten dan kreativitas dalam menyajikannya. Siswa melakukan kerjasama dengan saling bertukar pengetahuan dengan metode jigsaw dan cooperatif script. Siswa membuat ringkasan dari hasil diskusinya.
maupun kelompok. 7. Melakukan pameran, turnamen, festival produk yang dihasilkan.
III
√
8. Melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggan dan rasa percaya diri peserta didik. Konfirmasi 1. Memperoleh umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilannya. 2. Memperoleh konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber.
√
Siswa menempelkan hasil karyanya berupa gambar/tulisan di display/mading kelas PAI. Siswa maju kedepan kelas tanpa rasa takut ketika melakukan presentasi didepan kelas.
√
Guru memberikan penjelasan didasarkan pada al-Qur’an dan hadits.
√
Siswa bertanya jawab tentang hal yang masih belum di mengerti tentang materi yang disampaikan.
3. Melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang dilakukan.
√
4. Memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar dari guru. Kegiatan Penutup 1. Bersama-sama siswa merangkum dan menyimpulkan.
√
Siswa melakukan refleksi tentang pengalaman yang didapatkan melalui kekurangan dan kelebihan dalam kegiatan pembelajarn yang telah dilakukan. Guru sebagai narasumber dan fasilitator dalam setiap proses pembelajaran.
2. Melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.
√
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
√
√
Guru memberi penguatan dan menyimpulkan materi yang disampaikan yang terkait dengan aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. Guru melakukan refleksi diri dengan cara mengajar yang baru saja disampaikan dan merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, program pengayaan dan memberikan tugas secara individu ataupun kelompok. Memberikan dalam bentuk lisan untuk memotivasi siswa dalam belajar serta menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Lampiran 5 HASIL OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN PAI DENGAN MENERAPKAN STRATEGI ACTIVE LEARNING Nama Guru
: Rahmat Rizqa S. Th.I
Tahun Pelajaran
: 2013-2014
Materi
: Perkembangan Islam pada Masa Modern
Kelas/Semester
: 11/II
Tanggal
: 19-20 Mei 2014
Waktu /Tempat
: 07.40-14.20 WIB/Asia 204
Berilah tanda check list (√) pada kolom yang telah tersedia! NO I
ASPEK YANG DIAMATI
YA
TIDAK
KOMENTAR
Kegiatan Awal (Pendahuluan) 1. Mengkondisikan persiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran.
√
Tempat duduk telah diatur sebelum siswa masuk ke dalam kelas dan berdoa sebelum memulai pembelajaran.
2. Melakukan pengecekan kehadiran siswa
√
Guru menanyakan siswa yang tidak hadir ketika pembelajaran berlangsung.
3. Melakukan apersepsi
√
Guru mengaitkan materi yang lalu dengan materi yang ingin disampaikan dengan tanya jawab seputar hal yang telah siswa alami.
4. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa (motivasi)
√
Guru mengajukan sebuah pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan ketika siswa akan melakukan presentasi.
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran
√
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dengan pencapaian yang akan diperoleh siswa meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap.
√
Guru menjelaskan secara umum materi yang akan dipelajari dan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh siswa ketika kegiatan belajar dimulai.
1. Mencari informasi yang luas dan dalam tentang materi yang dipelajari.
√
Siswa mencari melalui buku, ensiklopedia Islam, internet dan lain-lain tentang materi yang akan dipelajari.
2. Belajar dengan beragam pendekatan, metode, dan sumber.
√
Siswa belajar dengan metode presentasi.
3. Interaksi antara peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lain.
√
Siswa berinteraksi dengan guru maupun dengan siswa lainnya saat ada hal yang ingin dan siswa sangat antusias serta berperan aktif terhadap materi yang sedang dipelajari.
4. Terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
√
Siswa melakukan diskusi, presentasi, membuat peta konsep/mindmap tentang materi yang dipelajari
5. Melakukan percobaan, misalnya di laboratorium, studio dan lapangan.
√
Siswa melakukan presentasi di depan kelas dengan menayangkan sebuah slide yang telah dibuat dan diskusikan oleh teman kelompoknya.
1. Membaca dan menulis hal beragam melalui tugas yang bermakna.
√
Siswa membuat peta konsep dari artikel/bahan materi yang diberikan oleh guru.
2. Mengerjakan tugas, diskusi, untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
√
Siswa melakukan diskusi setelah membuat peta konsep dari materi yang telah dicatat kemudian mempresentasikan hasilnya dengan teman kelompoknya.
6. Menyampaikan cakupan materi
II
Kegiatan Inti Pembelajaran Eksplorasi
Elaborasi
3. Berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak dengan tanpa rasa takut.
√
Setiap siswa dalam kelompoknya maju ke depan kelas untuk mempresentasikan materi yang telah dikuasainya.
4. Berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.
√
Siswa melakukan presentasi dengan penguasaan materi dilihat dari kelengkapan konten dan kreativitas dalam menyajikannya.
5. Pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
√
Siswa melakukan kerjasama dengan saling bertukar pengetahuan dengan bertanya mengenai hal yang belum dipahami ketika teman yang lain melakukan presentasi.
6. Membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik secara individual maupun kelompok.
√
Siswa membuat ringkasan dari hasil presentasi.
7. Melakukan pameran, turnamen, festival produk yang dihasilkan.
√
Siswa menempelkan hasil karyanya berupa gambar/tulisan di display/mading kelas PAI.
8. Melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggan dan rasa percaya diri peserta didik.
√
Siswa maju kedepan kelas tanpa rasa takut ketika melakukan presentasi degan menyajikan slide/bahan materi dengan kreativitas yang dimilikinya.
1. Memperoleh umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilannya.
√
Guru memberikan penjelasan didasarkan pada al-Qur’an dan hadits.
2. Memperoleh konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber.
√
Siswa bertanya jawab tentang hal yang masih belum di mengerti tentang materi yang disampaikan.
3. Melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang dilakukan.
√
Siswa melakukan refleksi tentang pengalaman yang didapatkan melalui kekurangan dan kelebihan dalam kegiatan pembelajarn yang
Konfirmasi
telah dilakukan. √
Guru sebagai narasumber dan fasilitator dalam setiap proses pembelajaran.
1. Bersama-sama siswa merangkum dan menyimpulkan.
√
Guru memberi penguatan dan menyimpulkan materi yang disampaikan yang terkait dengan aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap.
2. Melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.
√
Guru melakukan refleksi diri dengan cara mengajar yang baru saja disampaikan dan merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, program pengayaan dan memberikan tugas secara individu ataupun kelompok.
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
√
Memberikan dalam bentuk lisan untuk memotivasi siswa dalam belajar serta menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
4. Memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar dari guru. III
Kegiatan Penutup
Lampiran 6
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah SMA Madania Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas 10 - Semester 2 - 2013/2014 Minggu ke-21 Materi Pembelajaran/Topik: Perilaku semangat menuntut ilmu/Akhlak
Alokasi Waktu: 4 Jam Pelajaran Hasil Yang Diharapkan
A. Kompetensi Inti: 1. 2.
3.
4.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru , disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam, dan dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Memahami, menerapkan, menganalisa, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban, terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah kongkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar: 4.5
Menceritakan tokoh-tokoh teladan dalam semangat mencari ilmu
C. Indikator Pencapaian Kompetensi: 4.5.1 4.5.2 4.5.3
Menceritakan kisah Ibnu Hajar Al-Asqolani dalam mencari ilmu Menceritakan kisah BJ. Habibi dalam mencari ilmu Menceritakan karya dari tokoh tokoh teladan dalam menuntut ilmu
D. Tujuan Pembelajaran: 1.
Sikap; Terlibat aktif dalam pembelajaran
2.
Pengetahuan; 1. Menjelaskan pentingnya menjadi pribadi yang berilmu pengetahuan
3.
Keterampilan; Terampil menerapkan konsep/prinsip dalam menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Agama Islam
E. Materi Pembelajaran: Menceritakan tokoh-tokoh teladan dalam semangat mencari ilmu F. Pendekatan/Model/Metoda Pembelajaran:
Pendekatan Pembelajaran Model Pembelajaran
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107
: : COOPERATIVE SCRIPT 1. Guru membagi siswa untuk berpasangan 2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan 3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar Hal 1 dari 16
4.
• • 5. 6.
Metoda Pembelajaran
Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar : Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas. Siswa menyimpulkan pembahasan bersama-sama dengan Guru
: Diskusi, tanya jawab, roleplay G. Rencana Pembelajaran Pertemuan 2 (2 x 40 menit)
Durasi: 2 Jam Pelajaran (80 menit) a. Pendahuluan: (20 menit) 1. Apersepsi: a. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmalah dan kemudian berdoa bersama. b. Menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar serta indikator yang akan dicapai. c. Guru membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 3 orang. d. Guru menggali informasi seputar pengetahuan siswa tentang keutamaan berilmu pengetahuan e. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan sumber belajar f. Guru menampilkan bahan ajar untuk siswa melalui LCD
b.
2.
Motivasi: Memotivasi siswa untuk bersemangat menuntut ilmu
3.
Pengetahuan Prasyarat: Perilaku semangat menuntut ilmu merupakan akhlak mulia
Kegiatan Inti: (50 menit) Model Pembelajaran Interaktif: COOPERATIVE SCRIPT Dalam kegiatan inti, pendidik dan para peserta didik melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut. a. Mengamati - Mencermati kisah-kisah teladan beberapa tokoh dalam semangat mencari ilmu - Menyimak penjelasan materi di atas melalui tayangan video atau media lainnya. b. Mendemonstrasikan - Mendemonstrasikan salah satu tokoh yang memiliki semangat menuntut ilmu c. Menanya - Mengapa BJ Habibie ditawarkan untuk menjadi warga negara Jerman? - Bagaimana semangat beliau dalam belajar? d. Mengumpulkan data/eksplorasi - Peserta didik mendiskusikan sikap semangat yang dimiliki oleh para ilmuan - Guru mengamati contoh perilaku semangat menuntut ilmu di sekolah e. Mengasosiasi - Membuat kesimpulan tentang semangat menuntut ilmu yang dimiliki oleh BJ Habibie dan Ibnu Hajar al-Atsqalani f. -
Mengkomunikasikan: Mendeskripsikan contoh perilaku semangat menuntut ilmu seperti yang dimiliki oleh para ilmuan Mengevaluasi perilaku harian terkait dengan perilaku semangat menuntut ilmu Menyampaikan catatan hasil diskusi
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107
Hal 2 dari 16
c.
Penutup: (10 menit) a. Pendidik meminta agar para peserta didik menyampaikan hasil dari pembelajaran tentang contoh perilaku semangat menuntut ilmu yang dimiliki oleh para ilmuan sebagai penutup materi pembelajaran b. Pendidik mengevaluasi tentang pelaksanaan pembelajaran secara global c. Pendidik menutup/mengakhiri pelajaran tersebut dengan membaca hamdalah/doa d. Pendidik mengucapkan salam kepada para peserta didik sebelum keluar kelas dan peserta didik menjawab salam. e. Refleksi Siswa: membuat laporan tentang pengalaman belajar siswa H. Refleksi
a. b. c. d. e. f.
I.
Alat Bantu Pengajaran
J.
Sumber Pembelajaran
LCD Laptop HP Spidol Whiteboard Worksheets
Al Quran al Karim Buku paket Agama Islam kelas 10, Yudistira, 2006
K.
No
Aspek Penilaian
1.
2.
Penilaian
Teknik
Waktu
Sikap a) Terlibat aktif dalam pembelajaran b) Bekerjasama dalam kegiatan kelompok c) Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif
Pengamatan
Selama pembelajaran dan saat diskusi
Pengetahuan a) Menjelaskan kembali pentingnya syariat dalam kehidupan b) Menyatakan kembali pentingnya mempelajari dan mengamalkan al-
Pengamatan dan tes
Penilaian Bentuk Instrumen Non tes: 1. Tugas 2. Observasi
Sampel Instrumen -
-
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107
Penyelesaian tugas kelompok
Tes tertulis
1. 2.
Hal 3 dari 16
Tugas Mengumpulkan data (gambar, berita, artikel) tentang pengalaman orangorang yang berperilaku semangat menuntut ilmu Observasi Mengamati perilaku orang-orang yang memiliki semangat menuntut ilmu
Akankah kamu menjadi seorang yang berilmu pengetahuan? Sudahkah kamu mempersiapkan segala sesuatunya untuk menjadi seorang ilmuan? Apa indikasinya?
Qur`an secara tepat dan kreatif 3.
Keterampilan Terampil menerapkan konsep/prinsip dan menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Agama Islam
Pengamatan
Penyelesaian tugas kelompok
Memeriksa dan Menyetujui: Secondary School Principal
Memaparkan hasil pengamatan tentang hasil yang diraih bagi orangorang yang berperilaku semangat menuntut ilmu
Bogor, 22 Mei 2014 Guru Mata Pelajaran PAI Kelas 10
Alfi Affifah, S.P
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107
tugas: Tugas kelompok
Muchamad Furqon, S.Ag.
Hal 4 dari 16
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah SMA Madania Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas 10 - Semester 2 - 2013/2014 Minggu ke-20 Materi Pembelajaran/Topik: Perilaku semangat menuntut ilmu/Akhlak
Alokasi Waktu: 4 Jam Pelajaran Hasil Yang Diharapkan
A. Kompetensi Inti: 1. 2.
3.
4.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru , disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam, dan dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Memahami, menerapkan, menganalisa, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban, terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah kongkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar: 3.7
Memahami QS. At-Taubah: 122 dan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikannya kepada sesama
C. Indikator Pencapaian Kompetensi: 3.7.1 3.7.2 3.7.3 3.7.4
Menganalisis ajaran yang terdapat dalam Q.S. At-Taubah (9) : 122 Menganalisis hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikannya kepada sesama Menjelaskan inti ajaran yang terdapat dalam Q.S. At-Taubah (9) : 122 Menjelaskan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikan nya kepada sesama
D. Tujuan Pembelajaran: 1.
Sikap; Terlibat aktif dalam pembelajaran
2.
Pengetahuan; 1. Menjelaskan pentingnya menjadi pribadi yang berilmu pengetahuan 2. Menjelaskan hikmah menuntut ilmu
3.
Keterampilan; Terampil menerapkan konsep/prinsip dalam menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Agama Islam
E. Materi Pembelajaran: Memahami QS. At-Taubah: 122 dan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikannya kepada sesame 1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107
Hal 5 dari 16
F. Pendekatan/Model/Metoda Pembelajaran:
Pendekatan Pembelajaran Model Pembelajaran
: : JIGSAW (Model Tim Ahli) 1. Siswa dikelompokkan ke dalam 2-3 anggota tim 2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda 3. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka 4. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh 5. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi 6. Guru memberi evaluasi 7. Penutup
Metode Pembelajaran
: Diskusi, tanya jawab, Presentasi G. Rencana Pembelajaran Pertemuan 1 (2 x 40 menit)
Durasi: 2 Jam Pelajaran (80 menit) a. Pendahuluan: (20 menit) 1. Apersepsi: a. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmalah dan kemudian berdoa bersama. b. Menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar serta indikator yang akan dicapai. c. Guru membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 2-3 orang. d. Guru menggali informasi seputar pengetahuan siswa tentang semangat menuntut ilmu e. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan sumber belajar f. Guru menampilkan bahan ajar untuk siswa melalui LCD
b.
2.
Motivasi: Memotivasi siswa untuk bersemangat menuntut ilmu
3.
Pengetahuan Prasyarat: Perilaku semangat menuntut ilmu merupakan akhlak mulia
Kegiatan Inti: (50 menit) Model Pembelajaran Interaktif: Role Playing Dalam kegiatan inti, pendidik dan para peserta didik melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut. a. Mengamati - Mencermati bacaan teks tentang Q.S. At-Taubah (9) : 122 dan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikan nya kepada sesama - Menyimak penjelasan materi di atas melalui tayangan video atau media lainnya. b. Mendemonstrasikan - Mendemonstrasikan salah satu contoh sikap semangat menuntut ilmu c. Menanya - Mengapa harus menuntut ilmu? - Bagaimana cara menyampaikan ilmu kepada sesama? d. Mengumpulkan data/eksplorasi - Peserta didik mendiskusikan makna dan contoh semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikannya kepada sesama sebagai implementasi pemahaman kandungan Q.S. at-Taubah (9) : 122 dan hadits terkait. - Guru mengamati perilaku contoh semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikannya kepada sesama melalui lembar pengamatan di sekolah. e. Mengasosiasi - Membuat kesimpulan tentang semangat menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada sesama
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107
Hal 6 dari 16
f. c.
Mengkomunikasikan: Mendeskripsikan contoh perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru Mengevaluasi perilaku harian terkait dengan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru Menyampaikan catatan hasil diskusi
Penutup: (10 menit) a. Pendidik meminta agar para peserta didik menyampaikan hasil dari pembelajaran tentang perilaku semangat menuntut ilmu sebagai penutup materi pembelajaran b. Pendidik mengevaluasi tentang pelaksanaan pembelajaran secara global c. Pendidik menutup/mengakhiri pelajaran tersebut dengan membaca hamdalah/doa d. Pendidik mengucapkan salam kepada para peserta didik sebelum keluar kelas dan peserta didik menjawab salam. e. Refleksi Siswa: membuat laporan tentang pengalaman belajar siswa H. Refleksi
a. b. c. d. e. f.
I.
Alat Bantu Pengajaran
J.
Sumber Pembelajaran
LCD Laptop HP Spidol Whiteboard Worksheets
Al Quran al Karim Buku paket Agama Islam kelas 10, Yudistira, 2006
K.
No
Aspek Penilaian
1.
2.
Penilaian
Teknik
Waktu
Sikap a) Terlibat aktif dalam pembelajaran b) Bekerjasama dalam kegiatan kelompok c) Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif
Pengamatan
Selama pembelajaran dan saat diskusi
Pengetahuan a) Menjelaskan kembali pentingnya syariat dalam kehidupan b) Menyatakan
Pengamatan dan tes
Penilaian Bentuk Instrumen Non tes: 1. Tugas 2. Observasi
Sampel Instrumen -
-
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107
Penyelesaian tugas kelompok
Tes tertulis
1. 2.
Hal 7 dari 16
Tugas Mengumpulkan data (gambar, berita, artikel) tentang pengalaman orangorang yang berperilaku semangat menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada sesama Observasi Mengamati perilaku orang-orang yang memiliki semangat menuntut ilmu Analisalah ajaran yang terdapat dalam Q.S. AtTaubah (9) : 122! Analisalah hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikannya
kembali pentingnya mempelajari dan mengamalkan alQur`an secara tepat dan kreatif
3.
Keterampilan Terampil menerapkan konsep/prinsip dan menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Agama Islam
3. 4.
Pengamatan
Penyelesaian tugas kelompok
Memeriksa dan Menyetujui: Secondary School Principal
Memaparkan hasil pengamatan tentang hasil yang diraih bagi orangorang yang berperilaku semangat menuntut ilmu
Bogor, 16 Mei 2014 Guru Mata Pelajaran PAI Kelas 10
Alfi Affifah, S.P
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107
tugas: Tugas kelompok
kepada sesama! Jelaskan Q.S. At-Taubah (9) : 122! Jelaskan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikan nya kepada sesama!
Muchamad Furqon, S.Ag.
Hal 8 dari 16
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah SMA Madania Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas 10 - Semester 2 - 2013/2014 Minggu ke-17 Materi Pembelajaran/Topik: Hukum Islam/Fiqih
Alokasi Waktu: 4 Jam Pelajaran Hasil Yang Diharapkan
A. Kompetensi Inti: 1. 2.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam, dan dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Memahami, menerapkan, menganalisa, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban, terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah kongkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
3.
4.
B. Kompetensi Dasar: 4.7.2
Menyajikan pengelolaan wakaf
C. Indikator Pencapaian Kompetensi: 4.7.2.1 4.7.2.2 4.7.2.3
Mempraktikkan wakaf Mengevaluasi pelaksanaan praktik wakaf Menjelaskan kewajiban orang/lembaga penerima wakaf
D. Tujuan Pembelajaran: 1.
Sikap; Terlibat aktif dalam pembelajaran
2.
Pengetahuan; 3. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan wakaf dan hadits terkait 4. Menyebutkan satu contoh pengelolaan wakaf
3.
Keterampilan; Terampil menerapkan konsep/prinsip dalam menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Agama Islam
E. Materi Pembelajaran: Ketentuan wakaf F. Pendekatan/Model/Metoda Pembelajaran:
Pendekatan Pembelajaran Model Pembelajaran
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107
: : COOPERATIVE SCRIPT 1. Guru memberikan arahan tentang pelaksanaan wakaf kepada para peserta didik Hal 9 dari 16
2. 3. 4. 5. 6. 5. 6.
Metoda Pembelajaran
Guru dan siswa menuju Masjid Telaga Kahuripan sebagai tempat praktik berwakaf Guru menjelaskan kembali tata cara berwakaf melalui metode bertanya Secara bergantian, tiap-tiap siswa menyampaikan ikrar wakafnya kepada nadzir Masjid Raya Telaga Kahuripan Saat siswa berikrar wakaf, siswa lainnya mengamati secara sungguh-sungguh Secara perwakilan, beberapa siswa diminta untuk menyampaikan kesan-kesannya setelah praktik berwakaf Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru Penutup
: Praktik G. Rencana Pembelajaran Pertemuan 4 (2 x 40 menit)
Durasi: 2 Jam Pelajaran (80 menit) d. Pendahuluan: (20 menit) 1. Apersepsi: g. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmalah dan kemudian berdoa bersama. h. Menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar serta indikator yang akan dicapai. i. Guru membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 2 orang. j. Guru menggali informasi seputar pengetahuan siswa tentang wakaf k. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan sumber belajar l. Guru menampilkan bahan ajar untuk siswa melalui LCD
e.
2.
Motivasi: Memotivasi siswa untuk selalu menjalankan ajaran al-Qur`an melalui kisah-kisah teladan
3.
Pengetahuan Prasyarat: Keinginan mematuhi ajaran Al-Qur`an
Kegiatan Inti: (50 menit) Model Pembelajaran Interaktif: COOPERATIVE SCRIPT Dalam kegiatan inti, pendidik dan para peserta didik melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut. g. Mengamati - Mencermati artikel wakaf yang diberikan - Mencermati pemaparan yang disampaikan oleh guru h. Mendemonstrasikan - Mempraktikkan tata cara berwakaf di Masjid Raya Telaga Kahuripan i. -
Menanya Menanyakan tentang kendala-kendala dalam pengelolaan wakaf yang ada di Masjid Raya Telaga Kahuripan
j. -
Mengumpulkan data/eksplorasi Menggali informasi tentang pengelolaan wakaf di Masjid Raya Telaga Kahuripan
k. Mengasosiasi - Setiap kelompok membuat catatan hasil tentang pengelolaan wakaf l. -
f.
Mengkomunikasikan: Mempresentasikan hasil diskusi Mendeskripsikan mekanisme pengelolaan wakaf Menyampaikan catatan hasil simulasi
Penutup: (10 menit) f. Pendidik meminta agar para peserta didik menyebutkan mekanisme tentang ketentuan pengelolaan wakaf yang sudah dipelajari dengan benar sebagai penutup materi pembelajaran
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107
Hal 10 dari 16
g. Pendidik mengevaluasi tentang penghimpunan dana wakaf secara berkelompok h. Pendidik menutup/mengakhiri pelajaran tersebut dengan membaca hamdalah/doa i.
Pendidik mengucapkan salam kepada para peserta didik sebelum keluar kelas dan peserta didik menjawab salam.
j.
Refleksi Siswa: membuat laporan tentang pengalaman belajar siswa H. Refleksi
L. a. b. c. d. e. f.
Alat Bantu Pengajaran
LCD Laptop HP Spidol Whiteboard Worksheets M. Sumber Pembelajaran
a. b. c. d. e.
Tafsir al-Qur’an dan buku-buku hadits Buku paket Agama Islam kelas 10, Yudistira, 2006 Ensiklopedi Hukum Islam, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve Jakarta. Jilid 6 Hal. 1905-1911 www.kemenag.go.id/file/.../UU4104.pdf Buku lain yang terkait N. Penilaian
No
Aspek Penilaian
1.
2.
Teknik
Waktu
Sikap d) Terlibat aktif dalam pembelajaran e) Bekerjasama dalam kegiatan kelompok f) Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif
Pengamatan
Selama pembelajaran dan saat diskusi
Pengetahuan c) Menjelaskan kembali pentingnya syariat dalam kehidupan d) Menyatakan kembali pentingnya mempelajari dan mengamalkan alQur`an secara tepat dan kreatif
Pengamatan dan tes
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107
Penyelesaian tugas individu dan kelompok
Penilaian Bentuk Instrumen Non tes: 1. Tugas 2. Observasi
Tes tertulis
Sampel Instrumen -
Tugas menyebutkan tata cara pengelolaan wakaf
-
Observasi mencari sumber-sumber tentang tata cara pengelolaan wakaf di Indonesia
1.
2.
3.
Hal 11 dari 16
Analisalah mekanisme pelaksanaan wakaf berdasarkan perundangundangan wakaf di Indonesia! Sebutkan contohcontoh pengelolaan wakaf! Simulasikan pelaksanaan wakaf yang
benar! Jelaskan kewajiban orang/lembaga penerima wakaf! Apakah simulasi pelaksanaan wakaf yang kamu lakukan sudah benar? Apa indikasinya? 4.
3.
Keterampilan Terampil menerapkan konsep/prinsip dan menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Agama Islam
Pengamatan
Penyelesaian tugas kelompok
Tes Tertulis: kelompok
Memeriksa dan Menyetujui: Secondary School Principal
Bogor, 28 April 2014 Guru Mata Pelajaran PAI Kelas 10
Alfi Affifah, S.P
Muchamad Furqon, S.Ag.
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107
Hal 12 dari 16
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah SMA Madania Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas 11 - Semester 2 - 2013/2014 Minggu ke- 19 Materi Pembelajaran/Topik: Sejarah
Alokasi Waktu: 2 Jam Pelajaran (3 Pertemuan)
Hasil Yang Diharapkan Standar Kompetensi: 13
Memahami perkembangan Islam pada masa modern (1800-sekarang)
Kompetensi Dasar: 13.1
Menjelaskan perkembangan pada masa modern
Indikator: 13.1.1 13.1.2 13.1.3 13.1.4 13.1.5
Menjelaskan pemikiran Muhammad perkembangan Islam abad modern
bin
Abdul
Wahab
kontribusinya
terhadap
Menjelaskan pemikiran Jamaluddin al Afghani dan kontribusinya terhadap perkembangan Islam abad modern Menjelaskan pemikiran Muhammad Abduh dan kontribusinya terhadap perkembangan Islam abad modernh Menjelaskan pemikiran Rasyid Ridha dan kontribusinya terhadap perkembangan Islam abad modern Menjelaskan dampak pemikiran para tokoh-tokoh pembaharu terhadap perkembangan Islam abad modern
Metode Pembelajaran: 5.
Presentasi
Rencana Pembelajaran Pertemuan 1 (2 x 45 menit) Durasi: 2 Jam Pelajaran (80 menit) g. Pendahuluan: (50 menit) 1.
Apersepsi:
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107
Hal 13 dari 16
h.
Guru memberi salam dan mendata kehadiran siswa;
Guru mengucapkan basmalah, kemudian berdo’a bersama;
Guru menayangkan tujuan pembelajaran;
Guru bertanya kepada siswa tentang pelajaran yang telah lalu
2.
Motivasi: Guru memotivasi siswa untuk memahami, bahwa setiap pribadi muslim harus menjadi orang yang cerdas dengan serius menunut ilmu
3.
Pengetahuan Prasyarat: Mengetahui sejarah awal perkembangan Islam Abad Modern
Kegiatan Inti: (60 menit) Model Pembelajaran Interaktif: Presentasi 1. Guru mempersilakan siswa untuk mempresentasikan topik yang sudah dibagi dan didiskusikan minggu lalu. 2. Guru mempersilakan masing-masing kelompok untuk mengevaluasi presentasi teman-teman mereka dan berdiskusi untuk mencari benang merah kesamaan pemikiran masing-masing tokoh dan perbedaan mereka masing-masing 3. Guru dan siswa akan berdisikusi tentang pemikiran empat tokoh yang dibahas Guru 4. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
i.
Penutup: (15 menit) 1.
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan, dan penyimpulan
2.
Guru bersama siswa merapikan ruangan kelas, dan menutup pelajaran dengan membaca do’a. Refleksi
Sumber Belajar dan Alat Bantu Pengajaran a) Sumber Belajar: b) Syamil Al-Qur`an, Syamil Internasional, Bandung, 2006 c) Anwar, Junaidi, Latigah, dan Margiono, 2007, Pendidikan Agama Islam 2, Jakarta: Yudhistira d) Ensiklopedi Oxford, Dunia Islam Modern O. Alat Bantu Pengajaran: a) Whiteboard b) Marker c) Laptop d) Proyektor e) Slide presentasi f)
Lembar kerja
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107
Hal 14 dari 16
Penilaian Penilaian Indikator
Bentuk Instrumen
Teknik
Sampel Instrumen
1. Menjelaskan pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab kontribusinya terhadap perkembangan Islam abad modern
Eksplorasi bahan ajar/referensi
Tes lisan
Apakah kontribusi pemikiran Muhammad bin abdul Wahab terhadap perkembangan Islam?
2. Menjelaskan pemikiran
Eksplorasi bahan ajar/referensi
Tes lisan
Bagaimanakah Pandangan tentang Modernisme?
3. Menjelaskan pemikiran Abduh kontribusinya terhadap perkembangan Islam abad modern
Eksplorasi bahan ajar/referensi
Tes lisan
Apa solusi yang di kemukan oleh Muhammad Abduh terhadap ketertinggalan umat Islam dari barat?
4. Menjelaskan pemikiran Toha Husein kontribusinya terhadap perkembangan Islam abad modern
Eksplorasi bahan ajar/referensi
Tes lisan
Jelaskan pandangan Toha Husein tentang kemunduran umat Islam!
Jamaluddin al Afghani kontribusinya terhadap perkembangan Islam abad modern
Al-Afghani
Rubrik Penilaian RUBRIK PENILAIAN DISKUSI Aspek Yang Dinilai No.
Nama Siswa
Keaktifan
Kerjasama
Presentasi
Bertanya
Menjawab
1-4
1-5
1-5
1–3
1-4
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107
Hal 15 dari 16
Jumlah Skor
RUBRIK PENILAIAN TUGAS Aspek Yang Dinilai No.
Nama Siswa/kelompok
Ketepatan Isi
Kelengkapan Isi
Design&Keindahan
Gambar & video
1–4
1-5
1–4
1-5
Memeriksa dan Menyetujui: Secondary School Principal
Bogor, 21 Mei 2014 Guru Mata Pelajaran PAI Kelas 10
Alfi Affifah, S.P
1415-S1-G10-RI-LP-W19-MFQ-140107
Jumlah Skor
Rahmat Rizqa, S. Th.I
Hal 16 dari 16
MADANIA ● Elementary School ● Middle School ● Senior High School Telaga Kahuripan, Parung, Bogor – 16330 +62.251.8602777 +62.251.8604777 www.madania.net
[email protected]
Lampiran 7
Kerangka Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas 10 Semester 2 2013 – 2014 Muchamad Furqon
I.
Kerangka Pembelajaran 1. Al-Qur`an QS. Al-Isra: 32 dan QS. An-Nuur: 2 Asusila adalah perbuatan atau tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma atau kaidah kesopanan yang saat ini cenderung banyak terjadi di kalangan masyarakat, terutama remaja. Islam dengan Al Qur’an dan sunah telah memasang bingkai bagi kehidupan manusia agar menjadi kehidupan yang indah dan bersih dari kerusakan moral. Menurut pandangan Islam, tinggi dan rendahnya spiritualitas (rohani) pada sebuah masyarakat berkaitan erat dengan segala perilakunya, bukan saja tata perilaku yang bersifat ibadah mahdah (khusus) seperti shalat dan puasa, namun juga yang bersifat perilaku ibadah ghairu mahadah (umum) seperti hal-hal yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan. Dalam agama, pergaulan bebas dan perzinaan sangat besar dosanya. Materi ini akan disampaikan melalui kajian ayat-ayat al-Quran, diskusi, dan pemutaran film. 2. Hukum Islam tentang wakaf. Wakaf adalah memberikan harta yang bersifat kekal (tahan lama) dan bermanfaat untuk kepentingan umum di jalan Allah. Misalnya memberikan sebidang tanah untuk pembangunan sebuah Masjid, Musholla, Madrasah, Panti Asuhan, Pondok Pesantren, Jalan-jalan untuk kepentingan umum dan lain-lain.Hukum wakaf adalah Sunnah, yaitu berpahala bagi yang melakukannya dan tidak berdosa bagi yang tidak melakukannya. Diantara dalil-dalil yang mendasari ibadah wakaf adalah : • Firman Allah SWT : ”Kamu sekali-sekali tidak sampai pada kebaktian (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Ali Imron : 92) Wakaf merupakan salah satu ibadah yang pahalanya tidak akan putus selama manfaat harta yang di wakafkan itu masih bisa diambil,
1 – 1314-S2-G10-RI-SO-MFQ-140107
MADANIA ● Elementary School ● Middle School ● Senior High School Telaga Kahuripan, Parung, Bogor – 16330 +62.251.8602777 +62.251.8604777 www.madania.net
[email protected]
meskipun si pelaku wakaf sudah meninggal dunia. Oleh karena itulah wakaf tergolong kedalam kelompok amal jariyah (yang mengalir). Materi ini akan disampaikan melalui googling, diskusi, presentasi, dan praktek langsung. 3. Iman Kepada Malaikat Islam mengajarkan untuk beriman kepada malaikat-malaikat Allah, yang berarti percaya sepenuh hati bahwa malaikat adalah makhluk gaib yang diciptakan Allah dan terbuat dari cahaya. Mereka mempunyai akal namun tidak mempunyai nafsu, sehingga senantiasa patuh kepada Allah (Qs.Al-Anbiyaa: 19-20). Malaikat juga sangat istimewa dibanding makhluk lainnya karena kepatuhannya kepada Allah (Qs. At-Tahrim : 6 dan Qs An-Nahl : 49-50). Perintah beriman kepada malaikat ini terdapat dalam ayat-ayat alQur’an dan hadis Rasulullah. 4. Sejarah dakwah Rasul periode Madinah Dakwah Rasulullah periode Madinah merupakan garis besar perjuangannya dalam mensyiarkan Islam. Diawali dengan hijrah yang merupakan titik tolak dari kesabarannya dengan sahabatnya menghadapi kafir Quraisy. Pada periode Madinah ini, Rasul banyak mendapatkan wahyu mengenai ibadah dan akidah yang diajarkan kepada kaum muslim. Dalam periode ini pula beliau melakukan perjanjian Hudaibiyah dengan Yahudi Madinah serta banyak mengalami peperangan besar dalam rangka membela dakwah Islam. Materi ini akan disampaikan melalui library research, diskusi, dan presentasi. Pada akhir pelajaran, siswa akan membuat timeline tentang perkembangan strategi dakwah rasul dan peperangan di Madinah. 5. Perilaku Terpuji Islam mendidik umatnya untuk senantiasa belajar dan giat menuntut ilmu. Hal ini terbukti dengan turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW berupa perintah untuk membaca. Salah satu rangkaian dari proses belajar atau menuntut ilmu adalah dengan sarana bacaan. Dengan dasar itulah maka kita harus senantiasa menuntut ilmu sampai akhir zaman. Sebab orang yang berilmu adalah orang yang memiliki dedikasi dan komitmen yang kuat untuk terus berubah menuju kebaikan. Materi ini akan disampaikan melalui diskusi, eksplorasi, simulasi, kisahkisah teladan, dan refleksi.
2 – 1314-S2-G10-RI-SO-MFQ-140107
MADANIA ● Elementary School ● Middle School ● Senior High School Telaga Kahuripan, Parung, Bogor – 16330 +62.251.8602777 +62.251.8604777 www.madania.net
[email protected]
II.
Tujuan Pembelajaran 1. Al-Qur`an QS. Al-Isra: 32 dan QS. An-Nuur: 2 Melalui materi ini, siswa diharapkan mampu:
melafalkan hukum bacaan Mad Thobi’I pada QS. Al-Isra: 32 dengan benar melafalkan hukum bacaan Idghom pada QS. Al-Isra: 32 dengan benar melafalkan hukum bacaan Mad Wajib Muttashil pada QS. Al-Isra: 32 dengan benar melafalkan hukum bacaan Mad ‘Iwad pada QS. Al-Isra: 32 dengan benar melafalkan hukum bacaan ikhfa pada QS. An-Nuur: 2 dengan benar melafalkan hukum bacaan lam Tarqiq pada QS. An-Nuur: 2 dengan benar melafalkan hukum bacaan Mad ‘Aridh lis Sukun pada QS. AnNuur: 2 dengan benar mendemonstrasikan hafalan QS. Al-Isra: 32 dengan benar mengevaluasi hafalan QS. Al-Isra: 32 dengan benar mendemonstrasikan hafalan QS. An-Nuur: 2 dengan benar mengevaluasi hafalan QS. An-Nuur: 2 dengan benar menyebutkan arti Q.S. Isra’ (17) : 32 tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina. menyebutkan arti Q.S. An-Nur (24) : 2 tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina. menyebutkan arti hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina. menjelaskan kandungan Q.S. Isra’ (17) : 32 menjelaskan kandungan Q.S. An-Nur (24) : 2 menjelaskan hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina
2. Hukum Islam tentang wakaf. Melalui materi ini, siswa diharapkan mampu:
menjelaskan Q.S Ali Imran: 92 tentang wakaf menjelaskan hadits Nabi Muhammad saw. yang diriwayatkan oleh Abu Daud tentang wakaf menganalisa tayangan video/artikel tentang keajaiban memberi menjelaskan definisi wakaf menjelaskan syarat wakaf menjelaskan rukun wakaf menyebutkan ketentuan harta yang dapat diwakafkan menjelaskan ketentuan wakaf di Indonesia
3 – 1314-S2-G10-RI-SO-MFQ-140107
MADANIA ● Elementary School ● Middle School ● Senior High School Telaga Kahuripan, Parung, Bogor – 16330 +62.251.8602777 +62.251.8604777 www.madania.net
[email protected]
menganalisa mekanisme pelaksanaan wakaf berdasarkan perundang-undangan wakaf di Indonesia menyebutkan hikmah wakaf mendemostrasikan ijab dan qabul wakaf berdasarkan peruntukannya mendemostrasikan ijab dan qabul wakaf berdasarkan penggunaan harta wakaf mendemostrasikan ijab dan qabul wakaf berdasarkan jangka waktunya mendemostrasikan ijab dan qabul wakaf berdasarkan jenis harta yang diberikan sebagai wakaf menyebutkan contoh-contoh pengelolaan wakaf mempraktikkan wakaf mengevaluasi pelaksanaan praktik wakaf menjelaskan kewajiban orang/lembaga penerima wakaf
3. Iman kepada Malaikat Melalui materi ini, siswa diharapkan mampu:
menjelaskan pengertian beriman kepada Malaikat menjelaskan karekteristik malaikat menjelaskan bukti adanya malaikat melalui dalil-dalil naqli menganalisa hikmah beriman kepada malaikat menunjukkan sikap mengimani malaikat Jibril melalui perilaku sehari-hari menunjukkan sikap mengimani malaikat Mikail melalui perilaku sehari-hari menunjukkan sikap mengimani malaikat Ijrail melalui perilaku sehari-hari menjelaskan tanda-tanda beriman kepada malaikat Izrail, Israfil, Raqib dan Atid menjelaskan contoh sikap beriman kepada malaikat Izrail, Israfil, Raqib dan Atid menunjukkan sikap mengimani malaikat Izrail melalui perilaku sehari-hari menunjukkan sikap mengimani malaikat Israfil melalui perilaku sehari-hari menunjukkan sikap mengimani malaikat Raqib melalui perilaku sehari-hari menunjukkan sikap mengimani malaikat Atid melalui perilaku sehari-hari menjelaskan tanda-tanda beriman kepada malaikat Munkar, Nakir, Malik dan Ridlwan menjelaskan contoh sikap beriman kepada malaikat Munkar, Nakir, Malik dan Ridlwan menunjukkan sikap mengimani malaikat Munkar dan Nakir melalui perilaku sehari-hari
4 – 1314-S2-G10-RI-SO-MFQ-140107
MADANIA ● Elementary School ● Middle School ● Senior High School Telaga Kahuripan, Parung, Bogor – 16330 +62.251.8602777 +62.251.8604777 www.madania.net
[email protected]
menunjukkan sikap mengimani malaikat Malik melalui perilaku sehari-hari menunjukkan sikap mengimani malaikat Ridlwan melalui perilaku sehari-hari
4. Sejarah dan dakwah Rasul periode Madinah Melalui materi ini, siswa diharapkan mampu:
menjelaskan faktor-faktor yang melatarbelakangi hijrah Rasulullah ke Madinah menganalisa tujuan-tujuan hijrah Rasulullah ke Madinah menceritakan proses hijrah Rasulullah ke Madinah menjelaskan kondisi masyarakat Madinah sebelum hijrahnya Rasulullah menjelaskan substansi dan strategi dakwah Rasulullah periode Madinah. meneladani strategi dakwah Rasulullah periode Madinah. menjelaskan keberhasilan yang diperoleh Rasulullah dakwahnya pada periode Madinah menjelaskan substansi dakwah Rasulullah saw. periode Madinah. menjelaskan strategi dakwah Rasulullah saw. periode Madinah meneladani strategi dakwah Rasulullah saw. periode Madinah. mengidentifikasi faktor-faktor ketertarikan masyarakat Madinah terhadap ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw. periode Madinah
5. Menuntut Ilmu III.
menganalisis ajaran yang terdapat dalam Q.S. At-Taubah (9) : 122 menganalisis hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikannya kepada sesama menjelaskan inti ajaran yang terdapat dalam Q.S. At-Taubah (9) : 122 menjelaskan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu, menerapkan dan menyampaikan nya kepada sesama menceritakan kisah Ibnu Hajar Al-Asqolani dalam mencari ilmu menceritakan kisah BJ. Habibi dalam mencari ilmu menceritakan karya dari tokoh tokoh teladan dalam menuntut ilmu menjelaskan hikmah memiliki semangat menuntut ilmu menjelaskan hikmah mengajarkan ilmu kepada sesama menampilkan sikap semangat dalam menuntut ilmu
Rencana Pembelajaran Mingguan Week Topics Syllabus/materials 1 Re-Orientasi PAI QS. Al-Isra: 32 Membaca QS. Al-Isra: 32 dan 2 dan QS. An-Nuur: 2 sesuai kaidah
5 – 1314-S2-G10-RI-SO-MFQ-140107
MADANIA ● Elementary School ● Middle School ● Senior High School Telaga Kahuripan, Parung, Bogor – 16330 +62.251.8602777 +62.251.8604777 www.madania.net
[email protected]
QS. An-Nuur: 2
3
4 5 6 7 8 9 10 11
12
13 14 15 16
17
18 19
Tajwid Mendemonstrasikan hafalan QS. Al-Isra: 32 dan QS. An-Nuur: 2 Menganalisis QS. Al-Isra: 32 dan QS. An-Nuur: 2 serta hadits tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina Memahami manfaat dan Perilaku Terpuji hikmah larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina Menyampaikan dalil tentang Wakaf wakaf Ulangan Harian 1 Meyakini kebenaran hukum Islam memahami pengelolaan wakaf Wakaf Memahami pengelolaan wakaf Menyajikan pengelolaan wakaf UTS Special Event/Report/PTC Menghayati nilai-nilai keimanan kepada malaikatmalaikat Allah swt. Memahami makna beriman Iman kepada kepada malaikat-malaikat malaikat-malaikat Allah swt. Allah swt. Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada malaikatmalaikat Allah swt. Ulangan Harian 2 Ekskursi Berperilaku yang Iman kepada mencerminkan kesadaran malaikat-malaikat beriman kepada malaikatAllah swt. malaikat Allah swt. Memahami substansi dan strategi dakwah Rasulullah Sejarah dakwah periode Madinah Rasulullah saw. Mendiskripsikan substansi dan periode Madinah strategi dakwah Rasulullah periode Madinah Memahami QS. At-Taubah: 122 Perilaku Terpuji dan hadits terkait tentang semangat menuntut ilmu,
6 – 1314-S2-G10-RI-SO-MFQ-140107
MADANIA ● Elementary School ● Middle School ● Senior High School Telaga Kahuripan, Parung, Bogor – 16330 +62.251.8602777 +62.251.8604777 www.madania.net
[email protected]
menerapkan dan menyampaikannya kepada sesama Menceritakan tokoh-tokoh teladan dalam semangat mencari ilmu Reinforcement UAS
20 21 22 I.
Sasaran Pencapaian
II.
Siswa diharuskan membawa Al-Qur’an Siswa diharuskan hadir tepat waktu dan mengikuti pelajaran dengan penuh tanggung jawab. Siswa diharuskan mempersiapkan seluruh bahan yang diperlukan dalam kegiatan individu, kelompok, dan seluruh kelas. Siswa diharuskan aktif mengikuti diskusi tentang pelajaran, serta menghargai pendapat orang lain. Siswa diharuskan untuk menyelesaikan seluruh tugas yang diberikan di kelas, baik individu maupun kelompok. Nilai siswa dapat dikurangi jika tidak menyelesaikan tugas, tidak menyerahkan tepat waktu, atau tidak mengerjakan secara sungguh-sungguh. Siswa diharuskan membaca bahan pelajaran terlebih dulu sebelum mengikuti pelajaran.
Perlengkapan Kelas agama Islam akan pembelajaran sebagai berikut: - Al-Qur`an - buku-buku referensi - film - buku paket - buku tulis - kertas - worksheet - LCD - Laboratorium Komputer - Laptop
III.
membutuhkan
perlengkapan
Kriteria Penilaian Kriteria penilaian Semester 2 tahun pelajaran 2013 – 2014 terdiri dari nilai pengetahuan, keterampilan, dan aspek spiritual dan sosial. Persentasinya adalah sebagai berikut: 1. Pengetahuan 100% Formative Test UTS
7 – 1314-S2-G10-RI-SO-MFQ-140107
20 % 10 %
MADANIA ● Elementary School ● Middle School ● Senior High School Telaga Kahuripan, Parung, Bogor – 16330 +62.251.8602777 +62.251.8604777 www.madania.net
[email protected]
UAS Quiz Written assignment
10 % 20 % 40 %
2. Keterampilan 100% Project Performent assignment Portofolio 3. Aspek Spiritual dan sosial 100% Teacher Evaluation Peers Evaluation Self Reflection
40% 40% 20% 60% 20% 20%
IV.
Sumber Pembelajaran - Al-Qur`an dan terjemahnya, Penerbit DEPAG - Tafsir al-Mishbah, Quraisy Shihab Penerbit Lentera Hati - Ensiklopedi Hukum Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve - Ensiklopedi Nurcholis Madjid, Penerbit Mizan - Ensiklopedi Islam untuk Pelajar, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve - Fiqh Sunah, Karangan Sayyid Sabiq, Penerbit Al Maarif Bandung - Buku Paket Agama Islam1, Kelas 10, Penerbit Yudhistira - VCD Islam - Websites Islam - dll.
V.
Informasi Silahkan hubungi Muchamad Furqon.: HP. 0857-1696-2151 -
[email protected]
Salam, Muchamad Furqon
8 – 1314-S2-G10-RI-SO-MFQ-140107
MADANIA ● Elementary School ● Middle School ● Senior High School Telaga Kahuripan, Parung, Bogor – 16330 +62.251.8602777 +62.251.8604777 www.madania.net
[email protected]
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Al-Qur’an Kelas 11 Akidah Kelas 11 Standar Kompetensi 1.
Meningkatkan keimanan kepada al-Quran.
Kompetensi Dasar 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
2.
Meningkatkan keimanan kepada para rasul.
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6
Membaca, mengartikan, dan menghafal QS. Muhammad: 24. Menjelaskan makna QS.Muhammad: 24. Membaca, mengartikan, dan menghafal QS. al-Isra: 41. Menjelaskan makna QS. al-Isra: 41. Mengidentifikasi ciri-ciri, fungsi, dan perilaku keimanan yang benar terhadap kitab suci al-Qur’an. Membaca, mengartikan, dan menghafal QS.al-Isra: 95. Menjelaskan makna QS. al-Isra: 95. Mengidentifikasi kualitas-kualitas kenabian yang harus ditiru oleh manusia. Membaca, mengartikan, dan menghafal QS. Ali Imran: 164. Menjelaskan makna QS. Ali Imran: 164. Membuktikan kembali urgensi pengutusan para rasul bagi manusia.
Akhlak Kelas 11 Standar Kompetensi 3.
Meningkatkan kualitas Ulul Albab.
Kompetensi Dasar 3.1 3.2
9 – 1314-S2-G10-RI-SO-MFQ-140107
Membaca, mengartikan, dan menghafal QS. al-Maidah: 100. Menjelaskan makna QS. al-Maidah: 100.
MADANIA ● Elementary School ● Middle School ● Senior High School Telaga Kahuripan, Parung, Bogor – 16330 +62.251.8602777 +62.251.8604777 www.madania.net
[email protected]
4.
Membiasakan diri berperilaku objektif.
3.3 3.4 3.5 3.6
Membaca dan mengartikan QS. al-A’raf: 179. Menjelaskan makna QS. al-A’raf: 179. Merumuskan ciri-ciri Ulul Albab. Membuat model cara pandang Ulul Albab dalam menyikapi berbagai keadaan dalam kehidupan.
4.1
Membaca dan mengartikan QS. al-Maidah: 8 dan surat al-Hujurat: 6. Menjelaskan makna QS. al-Maidah: 8 dan surat al-Hujurat: 6. Mengidentifikasi pengaruh positif dalam kehidupan sehari-hari. Membiasakan perilaku objektif.
4.2 4.3 4.4 5.
Membiasakan diri berperilaku kritis.
5.1 5.2 5.3 5.4
6.
Membiasakan diri berperilaku optimis.
6.1 6.2 6.3 6.4 6.5
6.6
7.
Memahami konsep multikulturalisme.
7.1 7.2 7.3
10 – 1314-S2-G10-RI-SO-MFQ-140107
Membaca, mengartikan, dan menghafal QS. al-Baqarah: 170. Menjelaskan makna QS. al-Baqarah: 170. Mengkritisi adat dan tradisi yang berlaku di lingkungan keluarga dan masyarakat. Mengembangkan perilaku kritis. Membaca, mengartikan, dan menghafal QS. Yusuf: 87. Menjelaskan makna QS. Yusuf: 87. Membaca, mengartikan, dan menghafal Hadis Qudsi tentang berprasangka baik kepada Allah swt. Menjelaskan makna Hadis Qudsi tentang berprasangka baik kepada Allah swt. Merekonstruksi konsep diri sesuai makna QS. Yusuf: 87 dan Hadis Qudsi tentang berprasangka baik kepada Allah swt. Membiasakan berprasangka baik kepada Allah swt. Membaca, mengartikan, dan menghafal QS. al-Maidah: 48. Menjelaskan makna QS. al-Maidah: 48. Mengidentifikasi potensi komunitas untuk meningkatkan peran dan kontribusi bagi lingkungan.
MADANIA ● Elementary School ● Middle School ● Senior High School Telaga Kahuripan, Parung, Bogor – 16330 +62.251.8602777 +62.251.8604777 www.madania.net
[email protected]
8.
Membiasakan diri berperilaku menutup aib.
7.4
Merumuskan prinsip-prinsip kebersamaan antar beragam komunitas di Indonesia.
8.1
Membaca, mengartikan, dan menghafal QS. al-Hujurat: 12. Menjelaskan makna QS. al-Hujurat: 12. Membaca, mengartikan, dan menghafal Hadis Nabi tentang perintah menutup aib sendiri dan orang lain. Menjelaskan makna Hadis Nabi tentang perintah menutup aib sendiri dan orang lain. Mengembangkan perilaku menutup aib.
8.2 8.3
8.4 8.5 9.
Membiasakan diri berperilaku mendamaikan.
9.1 9.2 9.3 9.4 9.5 9.6
10.
Menghindari perilaku thulul amal.
10.1 10.2 10.3
11.
Membiasakan perilaku ihsan.
11.1 11.2 11.3 11.4 11.5
Catatan: SK1-11: Madania. 11 – 1314-S2-G10-RI-SO-MFQ-140107
Membaca, mengartikan, dan menghafal QS. al-Hujurat: 10. Menjelaskan makna QS. al-Hujurat:10. Membaca, mengartikan, dan menghafal Hadis Nabi tentang etika menghadapi perselisihan. Menjelaskan makna Hadis Nabi tentang etika menghadapi perselisihan. Merumuskan nilai-nilai yang mendukung perdamaian. Mencegah dan menjauhkan diri dari sikap permusuhan. Membaca dan mengartikan QS. al-Baqarah: 214. Menjelaskan makna QS. al-Baqarah: 214. Membedakan thulul amal dengan merancang cita-cita. Membaca, mengartikan, dan menghafal QS. al-Qashash: 77. Menjelaskan makna QS. al-Qashash: 77. Membaca, mengartikan, dan menghafal Hadis Nabi tentang ihsan. Menjelaskan makna Hadis Nabi tentang ihsan. Membiasakan diri berperilaku ihsan.
Lampiran 9
Data Guru & Tendik SMA Madania Bogor 2013-2014 No.
Nama
Jabatan/Tugas
Pend.
1
Alfi Afifah
Secondary School Principal
S1
2
Misbahul Huda
Coord. Base Teacher Grade 10-12
S1
3
Irfan Wahyudi
Coord. Base Teacher Grade 7-9
S1
4
Yulianti Yulius
Natural Science Coord. Grade 7-12
S2
5
Rita Puspitasari
Deputy Head Academic
S1
6
Sri Purwati R. D.
Math & ICT Coord Grade 7-12
S1
7
Titin Indri Yastuti
Social Subject Coord. Grade 7-12
S2
8
Anggraita Nurul I.
Language Coord. Grade 7-12
S1
9
Tita Lesvidiani
Deputy Head Education Support
S2
10
Abdul Hakim A.
Coord. Special Education Needs (SEN-U)
S1
11
Abdulloh
Coord. Agama Islam
S1
12
Sutarno
Coord Physical Education (PHE)
S1
13
Yuli Priyanto
Coord MAT
S1
14
Valentina Warni
Coord Religion Other Islam (ROI)
S1
15
Lukei Prasetiawti
Fisika Grade 10-11
S1
16
Sri Maryanti
Fisika Grade 12
S1
17
Kartika Asril D.
Kimia Grade 10
S1
18
Paulina
Kimia Grade 12
S1
19
Nur Afiatri Pulungan
Biologi Grade 7-8
S1
20
Devi Haryani Kusuma
Biologi Grade 11-12
S1
21
Dini Damayanti
Biologi Grade 9
S1
22
Dina Krisanti
Biologi Grade 10
S1
23
Rifki Irawan
Fisika Grade 8
S1
24
Wahyu Darmawan
Fisika Grade 9
S2
25
Sharif Maulana
Kimia Grade 11
S1
26
Umi Kurniahati
Matematika Grade 11-12
S1
27
Ruri Rahmawati
Matematika Grade 12
D3
28
Konrnelius A.
Matematika Grade 8 dan 10
S2
29
Rahmansyah D.
Matematika Grade 9
S1
30
Taufan Warmana P.
Matematika Grade 11-12
S1
31
Moh. Wartaka
Matematika Grade 8, 11 dan 12
S2
32
Lisa Budi Rahayu
Matematika Grade 7
S1
33
Ahmad Gunawan
Matematika Grade 10
S1
34
Handoko Setiyono
Komputer Grade 7, 9 dan 10
S1
35
Ari Kurniasari
Sejarah dan Antropologi
S1
36
Abdul Wahab
Sosiology Grade 10-12
S1
37
Rahmi Fitrika
Geografi Grade 10-12
S1
38
Ari Winarko
PKn Grade 10 & Student Service
S1
39
Zaenal Abidin
PKn Grade 10-12
S1
40
Rici Widyaningsih
Akuntansi Grade 10-12
S1
41
Nurdin Mufty
Sejarah Grade 7 dan 10
S1
42
Nunik P.
Pkn Grade 8 -9
S1
43
Diah Agung N.
Sosiologi dan Ekonomi
S2
44
Dinda Nauli N.
Social Studies
S1
45
Mirna Muhardina
Bahasa Jepang Grade 10-12
S1
46
Yuyun Wachyuniah
Bahasa Inggris Grade12
S1
47
Dian Pulumahuny
Bahasa Inggris Grade 11-12
S1
48
Kusworo Rini
Bahasa Indonesia Grade 8- 9
S1
49
Adam Hermawan
Bahasa dan Sastra Grade 11-12
S1
50
Wahyo H.
Bahasa Indonesia Grade 12
S1
51
Ujang Mulyana
Bahasa Arab Grade 9-12
S1
52
Evi Sofiawati
Bahasa Inggris Grade 10
S1
53
Nina Kartini
Bahasa Indonesia Grade 7-8
S1
54
Aldika Restu Pramuli
Bahasa dan Sastra Indonesia Grade 10
S1
55
Diah Indriati
Bahasa Inggris Grade 7
S1
56
Raithah
Bahasa Jepang Grade 7-9
S1
57
Irma Yaumi A.
Bahasa Mandarin
D3
58
Sentot Ario Nugroho
Bahasa Mandarin Grade 11-12
S1
59
Jusufi Samsuhari
Bahasa Inggris Grade 8
S1
60
Hilma Angreni
Bahasa Jerman Grade 10-12
S1
61
Maman Suparman
Bahasa Jerman Grade 9-12
S1
62
Ario Pratomo
Bahasa Inggris Grade 9
S1
63
Nurur Rokhmah
Bahasa Jerman Grade 7-8
S1
64
Deky Wahyudi
PHE Grade 7, 8 dan 10
S1
65
Sahadi Anwarudin
PHE Grade 10-11
S1
66
Rahmat
PHE Grade 9
S1
67
Rochmat
PHE Grade 10
D3
68
Deni Afriansyah
PHE Grade 10
S1
69
M. Drajat
PHE Grade 10
S1
70
Rahmat Rizqa
Agama Islam Grade 11
S1
71
M. Furqon
Agama Islam Grade 10
S1
72
Ninik NR
Agama Islam Grade 12
S2
73
Yusuf Helmi
Agama Islam Grade 9
S1
74
Sabit Kolbi K
Agama Islam Grade 7
S1
75
M. Nafis Antala’lai
Agama Islam Grade 8
S1
76
Dicky Gunawan
Agama Buddha
S1
77
Laksmi Kusumadewi
Agama Katolik Grade 7-11
S1
78
Rainyetha
Agama Protestan
S1
79
Gusti Ayu Kade S.
Agama Hindu & PKn Grade 7
S1
80
Maria Elisabeth
Agama Katolik
S1
81
Iwan Soetarman
Agama Saksi Jehova
S1
82
Nono Permana
Fisika Grade 9
S1
83
Deni Herman P.
SEN-U
S1
84
Emillia Rosa
SEN-U
S1
85
A. Pujianto
SEN-U
S1
86
Chahyo Kurniawan
SEN-U
S1
87
Yanti Cahya Wulan
SEN-U
S1
Lampiran 10
Data Fasilitas SMA Madania Bogor Indoor
Outdoor
1) Ruang kelas
19) Green House
2) Ruang agama (Islam, Katolik,
20) Kebun Bibit Sekolah
Protestan, Hindu, Buddha,
21) Lingkungan yang hijau dan asri
Yehuwa);
22) Lapangan Olahraga (basketball,
3) UKS
soccer, baseball, and catching box)
4) Ruang Bimbingan Konseling;
23) Kolam renang dan tribun
5) Student Service;
24) Taman Bermain
6) Laboratorium (Computer);
25) Kantin
7) Dapur; 8) Perpustakaan; 9) Audio visual; 10) Ruang Music Art Teathre (art, band, vocal, violin, traditional ensemble, theatre); 11) Ruang serba guna 12) Ruang Kepala Sekolah 13) Ruang guru 14) Ruang Training dan rapat 15) Research & Development; 16) Ruang Administration (Finance, Student Administration, Personnel Dept, and ICT); 17) Ruang perwakilan (POMG) 18) Gudang
Lampiran 11
Lampiran 13
BIODATA PENULIS Penulis lahir di Jakarta, 01 Agustus 1992 sebagai anak pertama dari dua bersaudara, keluarga Bapak Godlied Eridanus Donggala dan Ibu Muliyati yang beralamat di Jln. Kramat Jaya Komp. Deperla Blok A/1 Rt. 004 Rw. 014 Kel. Tugu Utara Kec. Koja Jakarta Utara, 14260. Penulis menyelesaikan pendidikan di tempat kelahirannya yaitu SD Barunawati I Jakarta lulus tahun 2004, SMP Negeri 114 Jakarta lulus tahun 2007, SMA Negeri 92 Jakarta lulus tahun 2010 kemudian melanjutkan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) angkatan 2010. Selama duduk di bangku perkuliahan penulis aktif di UKM Bahasa-Foreign Languages Association (FLAT) UIN Jakarta dan pernah tercatat sebagai pengurus dari tahun 2011-2014. Pengalaman organisasi di mulai dari tahun 2010 ketika menjadi peserta Foreign Languages Orientation (FLO) yang diadakan oleh UKM Bahasa-FLAT dan pelatihan Micro Hypno Teaching (MHT) yang dilaksanakan oleh Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam (LAPENMI). Pada tahun 2012 pengalaman penulis bertambah mengikuti kegiatan SAIL MOROTAI dengan rute pelayaran di mulai dari Jakarta, Ambon, Ternate, Sorong, Raja Ampat, Morotai dan Makassar. Kegiatan ini diadakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dalam acara Lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari/Kapal Pemuda Nusantara (LNRPB/KPN). Penulis mewakili dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) serta diamanati sebagai ketua dari kementerian tersebut. Pengalaman kerja juga pernah di jalani penulis selama menjadi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengalaman tersebut di mulai sejak tahun 20122014 ketika dipercaya menjadi Guru Bimbel Ujian Nasional di Bina Nusantara (Binus) International School Simprug tingkat SD dan SMP. Selain itu pada tahun 2013 penulis juga mendapatkan kesempatan untuk menimba ilmu di Madania Indonesian School with World Class Standard dalam Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) tingkat SMA. Penulis sekarang bekerja sebagai Tutor Komunitas di Home Schooling Kak Seto (HSKS) tingkat SMP. Demikianlah biodata penulis ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Untuk informasi lebih lanjut bisa melalui email:
[email protected] atau melalui nomor HP: 08998828564.