PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) UNTUK PRIA (VASEKTOMI) DI KECAMATAN PONTIANAK TENGGARA KOTA PONTIANAK Oleh: AL GUNAWAN PRATAMA NIM. E01111049 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak. Tahun 2016 Email:
[email protected]
Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya tingkat pencapaian jumlah kesertaan akseptor program vasektomi, minimnya sumber daya yang mendukung program vasektomi, minimnya informasi dan pemahaman masyarakat tentang vasektomi. Konsepteori yang digunakan peneliti untuk menganalisis adalah berdasarkan teori Cheema dan Rondonelli (Awang,2010:27) yakni dari faktor Kondisi Lingkungan, Hubungan Inter-organisasi, Sumberdaya, dan Karakteristik Implementor. Metodepenelitian yang digunakanadalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dilihat dari faktor kondisi lingkungan yang terdiri dari tiga aspek yakni kondisi sosial, ekonomi, dan politik yang menyebabkan terbentuknya persepsi tersendiri dari masyarakat tentang KB vasektomi. Kemudian Hubungan inter-organisasi BKKBN dengan organisasi terkait yang kurang baik menyebabkan kurangnya dukungan untuk implementasi program KB vasektomi. sedangkan Sumberdaya yang kurang tersedia menyebabkan pelaksanaan kegiatan MOP tidak efisien. Dan karakteristik implementor yang kurang diterapkan dengan maksimal menyebabkan implementasi program KB juga tidak maksimal. Saran dari hasil penelitian ini yakni untuk mengubah strategi dalam mensosialisasikan program KB vasektomi dengan media sosial, memperbanyak jumlah motivator dengan merekrut dari kalangan mahasiswa maupun LPM yang ada disetiap kecamatan, memaksimalkan dalam menggunakan metode kontrasepsi vasektomi semi-permanen, dan menyediakan fasiltas KB vasektomi di setiap puskesmas ataupun klinik yang terdapat di masing-masing kecamatan. Kata-kata kunci:
Kondisi Lingkungan, Hubungan Inter-organisasi, Sumberdaya, Karakteristik Implementor, program, vasektomi.
Abstract The problem in this research is the low level of achievement inamount of acceptors participation vasectomy program, the lack of resources to support the program of vasectomy, the lack of information and society understanding of vasectomy.Thetheoretical concepts used by researcher isto analyze based on the theory of Cheema and Rondonelli (Awang, 2010: 27) that is from factor of Environmental Conditions, Inter-organizational Relationships, Resources, and Characteristics of Implementor.The method research used is descriptive method by qualitative approach.These results indicate that the views of environmental conditions factor consists of three aspects such as the social condition, economic, and political which causes the formation of its own perception from the public about vasectomy KB.Then the inter-organizational relationships BKKBN with relevant organizations that are less well caused a lack of support for the implementation of vasectomy family planning programs.Whereas the less available resource causing the implementation of the MOP inefficiently.And the characteristics of the implementor that are less implemented maximally caused the implementation of the family planning program were also not optimal.Suggestions from this research is to change the strategy in socializing KB of vasectomy program with social media, multiplying number of motivator to recruit from among the students and NGOs that available in each sub-
1 AL GUNAWAN PRATAMA, NIM. E01111049 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
district, maximizing the use of contraceptive methods of vasectomy semi-permanent,and provide planning facilities of vasectomy in every health center or clinic that is contained in each districts. Keywords: Environmental Conditions, Inter-organizational Relations, Resources, characteristics of Implementor, program, vasectomy.
Selama ini yang ada dalam pemikiran
A. PENDAHULUAN
masyarakat Indonesia merupakan Negara yang
masalah
bahwa
ber-KB
wanita/ibu
saja,
namun
memiliki penduduk yang sangat banyak dan
peran/partisipasi
laju pertumbuhan penduduknya meningkat
pentingnya dengan istri., yakni dengan cara
pada tiap tahunnya sehingga menjadikan
vasektomi. Berdasarkan dari data hasil
Negara Indonesia sebagai salah satu Negara
pelayanan peserta KB vasektomi aktif di
yang memiliki jumlah penduduk besar di
Kota Pontianak pada tahun 2012 hanya
dunia. Oleh karena itu pemerintah Indonesia
mencapai 516 akseptor (0,96%), tahun 2013
menetapkan suatu program yang dinamakan
mencapai 525 akseptor (0,82%), dan pada
program keluarga berencana (KB), Program
tahun 2014 535 akseptor (0,45%), dari data
Keluarga
Nasional
tersebut tidak sekalipun ada yang mencapai
merupakan program pembangunan sosial
target yang ditetapkan yakni 5% dari
dasar yang sangat penting artinya bagi
pasangan usia subur (PUS) dan sama halnya
pembangunan nasional dan kemajuan bangsa
dengan data yang terdapat pada Kecamatan
yang
Pontianak
di
Berencana
(KB)
selenggarakan
lewat
Badan
suami
merupakan
Tenggara,
tidak
kesertaan
kalah
KB
Kependudukan dan Keluarga Berencana
vasektomi pada tahun 2012 hanya mencapai
Nasional (BKKBN). Undang-Undang RI
8 akseptor, tahun 2013 juga hanya 8
Nomor 10 tahun 1992 Pasal 1 ayat 12
akseptor, dan pada tahun 2014 mencapai 11
menyatakan
upaya
akseptor, dengan demikian tingkat kesertaan
peningkatan kepedulian dan peran serta
KB vasektomi di Kecamatan Pontianak
masyarakat
usia
Tenggara ini sangatlah rendah dan juga tidak
kelahiran,
mencapai target 5% dari PUS yang ada. Jika
pembinaan ketahanan keluarga,peningkatan
dilihat dari rendahnya tingkat kesertaan KB
kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan
vasektomi
“Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera”.
Tenggara ini diduga bahwa kinerja dalam
perkawinan,
bahwa
melalui
KB
adalah
pendewasaan
pengaturan
pada
Kecamatan
Pontianak
2 AL GUNAWAN PRATAMA, NIM. E01111049 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
pengimplementasian
program
vasektomi
pria (vasektomi) di Kecamatan Pontianak
terkendala dari beberapa faktor seperti
Tenggara kota Pontianak belum mencapai
kondisi lingkungan yang bermayoritaskan
target.
Islam, perekonomian masyarakat yang tidak
Manfaat teoritis dalam penelitian ini
menentu, dan tidak adanya dukungan politik
diharapkan
maupun dukungan dari organisasi terkait
dibidang ilmu administrasi publik terutama
dalam pengimplementasian program KB
kajian kebijakan publik. Manfaat praktis dari
vasektomi
juga
penelitian ini diharapkan Hasil penelitian ini
dilengkapi dengan tidak tersedianya fasilitas
dapat dijadikan masukan kepada instansi
KB vasektomi di klinik/puskesmas, sehingga
terkait yaitu Badan Kependudukan dan
proses medis operasi pria (MOP) hanya bisa
Keluarga
dilaksanakan di BKKBN, kondisi tersebut
Kalimantan Barat dan Badan Pemberdayaan
tentunya
masyarakat.
Masyarakat Perempuan dan Anak Keluarga
mengenai
Berencana Kota Pontianak, diharapkan agar
ini,.
Kondisi
menyulitkan
tersebut
bagi
Kemudian minimnya informasi KB
vasektomi
yang
diberikan
pada
dapat
menambah
Berencana
meningkatkan
wawasan
Nasional
Provinsi
kinerjanya
masyarakat, menyebabkan masih banyaknya
pengimplementasian
masyarakat yang tidak mengetahui tentang
vasektomi.
dalam
program
KB
adanya KB untuk pria (vasektomi) ini. Berdasarkan permasalahan di atas tingkat pencapaian kesertaan KB vasektomi
B. TINJAUANPUSTAKA
sangatlah rendah dan tidak mencapai target, Maka peneliti memfokuskan penelitian ini
1.
Kebijakan Publik
padakajian implementasi program keluarga
Richard Rose (Agustino, 2006:7),
berencana (KB) untuk pria (vasektomi) yang
mendefinisikan kebijakan sebagai sebuah
mengacu pada rendahnya tingkat pencapaian
rangkaian panjang dari banyak atau sedikit
kesertaan akseptor di Kecamatan Pontianak
kegiatan
Tenggara Kota Pontianak. Adapun tujuan
keputusan
dari penelitian ini untuk mengetahui dan
kebijakan berpendapat bahwa terkait dengan
menganalisis
yang
implementasi kebijakan, ada faktor-faktor
implementasi
yang mempengaruhi implementasi suatu
menyebabkan
faktor-faktor kinerja
program Keluarga Berencana (KB) untuk
kebijakan.
yang
berkepentingan
yang
Dalam
berlainan.
sebagai
Para
implementasi
ahli
suatu 3
AL GUNAWAN PRATAMA, NIM. E01111049 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
kebijakan ada faktor pendorong dan faktor
kebijakan terhadap pemenuhan/pencapaian
penghambat yang mempengaruhi, sehingga
nilai, kebutuhan dan kesempatan. Sama
dimungkinkan tujuan kebijakan menjadi
halnya
mudah dan sulit dicapai.
kebijakan untuk program KB vasektomi
dengan
kinerja
implementasi
yang berbentuk minim/rendahnya tingkat 2.
kesertaan jumlah akseptor
Implementasi Kebijakan Publik Istilah implementasi menunjuk pada
jumlah
kegiatan
yang
menunjuk
pada
pernyataan maksud tentang tujuan-tujuan
KB vasektomi
yang disebabkan dari empat faktor yang diungkapkan oleh Cheema dan Rondonelli pada pengimplementasiannya.
program dan hasil-hasil yang diinginkan oleh para pejabat pemerintah. Implementasi mencakup
tindakan-tindakan
Konsep Partisipasi
(tanpa
Menurut Khairuddin (2002:126-127)
aktor,
ditinjau dari segi motivasinya partisipasi
khususnya para birokrat yang dimaksudkan
anggota masyarakat terjadi karena : 1)
untuk
Takut/terpaksa,
tindakan-tindakan)
oleh
membuat
Selanjutnya
berbagai
program
Cheema
dan
berjalan. Rondonelli
(Awang,2010:27) mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan kendala dalam kinerja implementasi kebijakan sebagai berikut: 1) kondisi
lingkungan
(environment
conditions), 2) hubungan inter organisasi (inter
organization
relationship),
Ikut-ikutan,
dan
3)
Kesadaran. 4.
Kerangka Pikir Penelitian KEBIJAKAN : Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 03 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan kesehatan reproduksi
Program keluarga berencana (kb) untuk pria (vasektomi)
3)
sumberdaya (available resource) and 4) karakteristik implementor (the characteristic of implementing agencies).
3.
2)
Kinerja Kebijakan
MASALAH : 1. Rendahnya tingkat pencapaian jumlah kesertaan akseptorKB vasektomi. 2. Minimnya sumber daya yang mendukung program KB vasektomi 3. Minimnya informasi dan pemahaman masyarakat tentang KB vasektomi. 4. Kurangnya dukungan antar organisasi. 5. Tidak tercapainya salah satu tujuan program Keluarga Berencana.
4 faktor yang menyebabkan kinerja implementasibelum mencapai target menurut Cheema dan Rondonelli, yaitu : 1. Kondisi lingkungan 2. Hubungan antar organisasi 3. sumberdaya 4. karakteristik institusi implementor
William Dunn (2002), hasil kebijakan adalah konsekuensi atau akibat dari tindakan kebijakan yang dilakukan. Kinerja kebijakan adalah
tingkat
kemampuan
atau
hasil
Hasil kebijakan Tercapainya target peningkatan jumlah akseptor untuk program KB pria (vasektomi) di Kecamatan Pontianak Tenggara kota Pontianak
4 AL GUNAWAN PRATAMA, NIM. E01111049 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
analisis data kualitatif dilakukan secara
C. METODEPENELITIAN
interaktif dan berlangsung secara terus Dalam
penelitian
peneliti
menerus sampai tuntas. Untuk menganalisis
jenis penelitian deskritif
data-data dan informasi yang ada, peneliti
kualitatif. Jenis penelitian ini digunakan
menggunakan tiga tahap analisis data,
untuk
fenomenayang
diantaranya: tahap reduksi data, tahap
terjadi dengan hasil data dilapangan yang
penyajian data dan tahap verifikasi. Adapun
kemudian dipaparkan dalam bentuk tulisan
untuk
maupun tabel dan disajikan.
Waktu yang
menggunakan triangulasi sumber dan teknik
digunakan untuk penyusunan laporan dan
yakni peneliti mengecek data yang telah
konsultasi dilakukan dari bulan Mei 2015
diperoleh
hingga
menggunakan
ini,
menggambarkan
November2015.
penelitian
ini
menguji
dari
validitas
berberapa
data,
penulis
sumber
atau
Subjek
dari
informan yang di teliti dengan berbagai
adalahSubbidang
bina
teknik diantaranya wawancara, observasi
kesertaan KB jalur wilayah dan sasaran
dan dokumentasi.
khusus di BKKBN, Subbidang Keluarga berencana
di
BPMPAKB,
Kecamatan Pontianak
Pegawai
Tenggara, PLKB
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kecamatan Pontianak Tenggara, Tokoh Agama Kecamatan Pontianak Tenggara,
Dalam
menganalisa KB
kinerja
Motivator KB vasektomi, Calon akseptor
implementasi
program
KB vasektomi, Akseptor KB vasektomi, dan
(vasektomi)
di
Masyarakat Kecamatan Pontianak Tenggara
Tenggara, penulis menggunakan teori yang
Kecamatan
untuk
pria
Pontianak
Dalam penelitian ini penulis hanya
diungkapkan oleh Cheema dan Rondonelli
menggunakan tiga teknik pengumpulan data,
yang mengemukakan beberapa faktor yang
yaitu
dan
menyebabkan kinerja implementasi program
dokumentasi. Dalam teknik analisis data,
KB vasektomi belum mencapai target yakni:
penulis menggunakan olahan data secara
kondisi
kualitatif.
Teknik analisis yang peneliti
organisasi, sumberdaya, dan karakteristik
gunakan adalah teknik analisis Miles dan
implementor. Diketahui sebelumnya bahwa
Huberman
tingkat pencapaian kesertaan KB vasektomi
observasi,
mengemukakan
wawancara
(Sugiyono, bahwa
2011:246), aktifitas
dalam
lingkungan,
hubungan
inter
di kecamatan Pontianak Tenggara sangatlah 5
AL GUNAWAN PRATAMA, NIM. E01111049 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
rendah yakni pada tahun 2012 hanya 8
yang nantinya akan diarahkan lebih lanjut”.
akseptor, tahun 2013 juga 8 akseptor dan
(wawancara, 03 September 2015).
tahun 2014 hanya 11 akseptor dan tidak
Selanjutnya wawancara langsung yang
satupun yang pernah mencapai target.
penulis lakukan dengan petugas PLKB
Namun sebelum membahas lebih jauh
Kecamatan
mengenai faktor-faktor yang menyebabkan
Feriadi
hal tersebut perlu dipahami bahwa penting
vasektomi
untuk mengetahui bagaimana strategi dari
mengatakan:“biasanya
pemerintah
menginformasikan
sosialisasi kelapangan satu bulan sekali,
program melalui sosialisasi. Pentingnya
pakai mobil khusus pelayanan KB, lalu kami
sosialisasi guna menyebarluaskan informasi
mangkal di dekat puskesmas kemudian kami
mengenai kebijakan dan rencana program
membagikan brosur, tapi yang jadi kendala
pemerintah yang terkait langsung dengan
kami ya itu lah, kalau masyarakat disini
seluruh masyarakat khususnya kelompok
kurang begitu peduli, bisa dilihat jarang
sasaran dari program KB untuk pria/suami
sekali orang-orang disini mau keluar rumah
(vasektomi)
atau
dalam
ini
sangatlah
menentukan
Pontianak
mengenai
Tenggara
sosialisasi
kepada
sekedar
bapak program
masyarakat kami
langsung
bincang-bincang
dengan
kelancaran dan keberhasilan suatu program.
tetangga sekitar sehingga informasi yang
Sosialisasi
beredar diluar seperti program KB ini”.
program
KB
untuk
pria
(vasektomi) ini sangatlah penting, karena
(wawancara, 03 September 2015).
banyak sekali hal-hal yang perlu diketahui
Berikut
kutipan
penulis
prosedur
dan
masyarakat yang belum mengetahui tentang
kelebihan serta efek yang diakibatkan dari
program KB pria (vasektomi) melalui PLKB
program vasektomi ini.
mengatakan : “kalau sosialisasi langsung
menjadi
akseptor
dengan
bapak
yang
oleh masyarakat seperti tujuan program, untuk
lakukan
wawancara
ismun,
Berikut adalah wawancara langsung
sih belum dek,susah juga bah dek karenakan
yang penulis lakukan dengan Ibu Hj. Titin
siangnye saye kerje mungkin ade orang yang
Subakti, S.Sos, M.Si Camat Pontianak
sosialisasikannye, tapi untuk di komplek
Tenggara
saye
mengatakan
bahwa
:“untuk
sosialisasi vasektomi, setahu saya ada PLKB
nih
kayaknye
belum
adelah”.
(wawancara, 28 juli 2015).
(penyuluh lapangan keluarga berencana)
Melihat kondisi yang ada di lapangan
untuk mencari dan menjaring calon akseptor
mengenai sosialisasi yang dilakukan oleh 6
AL GUNAWAN PRATAMA, NIM. E01111049 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
pemerintah ataupun PLKB untuk program vasektomi
di
Kondisi lingkungan
Pontianak
Beberapa yang harus dipahami adalah
Tenggara penulis merasa sosialisasi yang
kondisi sosial, ekonomi dan politik yang
dilakukan oleh PLKB belum berjalan dengan
menandai
baik,
tidak
Struktur politik nasional sangat dominan
dirasakan menyeluruh kepada masyarakat
dalam memproses kebijakan mulai dari
yang ada di Kecamatan Pontianak Tenggara,
perumusan sampai kepada kelangsungan
hal ini dibuktikan bahwa tidak semua
implementasi. Kondisi sosial masyarakat
masyarakat
merasakan
yang pada kenyataannya di Kecamatan
tentang adanya sosialisasi dari program
Pontianak Tenggara didiami oleh berbagai
vasektomi ini mengingat bahwa sasaran atau
macam suku bangsa, 4 suku/etnis yang
target dari implementasi program vasektomi
dominan diantaranya adalah Melayu, Jawa,
ialah para suami yang pada dasarnya mereka
Dayak dan Bugis. Agama yang menjadi
sibuk untuk bekerja dan mencari nafkah
mayoritas di Kecamatan Pontianak Tenggara
sehingga
adalah Muslim atau Islam dengan 33.231
karena
Kecamatan
1.
sosialisasi
mengetahui
tersebut
dan
mengakibatkan
maksimalnya
hasil
dari
kurang pelaksanaan
lahirnya
kebijakan
tersebut.
jiwa.
sosialisasi tersebut jika dilakukan pada saat
Berikut adalah kutipan wawancara
jam kerja dan hal tersebut juga terkait dari
yang penulis lakukan dengan Subbidang
kondisi sosial dari masyarakat itu sendiri
Bina Kesertaan KB Jalur Wilayah Dan
yang masih sangat kurang dalam hal
Sasaran Khusus Ahmad Muhammad, S.Sos,
bersosialisasi dengan masyarakat yang ada
mengatakan bahwa: “pada dasarnya untuk
di
PLKB
masalah etnis saya selaku pelaksana tidak
membuat strategi yang pas untuk lebih
pernah mengalami kendala, namun kalau
memaksimalkan kualitas sosialisasi yang
bicara agama tentu kita tahu di agama islam
akan dilakukan, mengingat pada zaman
ada aturan sendiri yang mengatur masalah
moderen sekarang ini tentunya media yang
pengaturan kehamilan,dan di agama islam
pastinya lebih dapat digunakan akan lebih
juga ada aturan-aturannya mengenai hal
banyak seperti media televisi, Koran, dan
tersebut,dan
juga internet, agar informasi yang akan
mengatakan bahwa kontap ini adalah
disampaikan
haram. sayakira hal-hal seperti itu yang
sekitarnya,
diharapkan
dapat
diterima
agar
ke
kalangan masyarakat.
semua
isu
yang
beredar
pun
membuat adanya keraguan dari masyarakat 7
AL GUNAWAN PRATAMA, NIM. E01111049 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
kita
yang
belum
memahami
makna
sebenarnya dari kata haram tersebut”.
vasektomi itu tadi.(wawancara, 28 juli 2015).
(wawancara08 September 2015).
Dari
Selanjutnya hasil wawancara dengan
wawancara
beberapa diatas,
hasil
kutipan
menunjukan
bahwa
bapak Ismun selaku masyarakat yang belum
didalam kondisi sosial masyarakat yang
menggunakan KB untuk pria (vasektomi)
menjadi perhatian adalah dari segi faktor
dan beragama Islam, mengatakan bahwa
agama yakni dalam syari’ah agama islam
:”menurut
tidak
ternyata hukum dari program KB vasektomi
diperbolehkan dalam islam, karena setahu
ini adalah haram sehingga membentuk pola
saya didalam islam tidak boleh membatasi
pikir tersendiri dan menimbulkan sebuah
seseorang untuk punya anak, dan saya pun
keraguan untuk beberapa masyarakat dalam
dari
jangan
program KB vasektomi ini, baik yang belum
ada
dan yang sudah menjadi akseptor vasektomi,
saya
pada
dululah
vasektomi
ragu-ragu kalau
ini
mending belum
keharusan”.(wawancara, 28 juli 2015). Guna lebih mendalami dan memahami mengenai
aturan
agama
Islam
mengingat
penduduk
Kecamatan
Pontianak
mayoritas Tenggara
di ialah
yang
Islam/muslim sehingga salah satu yang
mengatur tentang program KB vasektomi
menyebabkan kinerja implementasi program
ini, penulis melakukan wawancara langsung
KB vasektomi tidak mencapai target ialah
dengan tokoh agama yang ada di Kecamatan
faktor syari’ah Agama Islam..
Pontianak Tenggara yakni bapak Ustad Ibrahim,mengatakan
bahwa:
“pada
Selain dari pada itu kondisi lingkungan juga
mencakup
dari
segi
ekonomi
prinsipnya diagama Islam mengharamkan
masyarakat, suatu kebijakan tentunya juga
segala bentuk pemandulan, ya salah satu
dibentuk berdasarkan kondisi dari ekonomi
contohnya seperti yang adek bilang KB
masyarakat itu sendiri, Berikut adalah
vasektomi tadi, kecuali ada kondisi-kondisi
kutipan wawancara yang penulis lakukan
tertentu
dengan kassubbagian Keluarga Berencana di
yang
mengharuskan
seseorang
memakai KB, namun jika digunakan untuk
Badan
sekedar
masih
Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana
diperbolehkan, tapi kalau yang langsung
ibu Suriati, mengatakan bahwa: “Ya semua
memutuskan untuk selamanya tidak punya
kemungkinan bisa terjadi sih dek, tidak
anak lagi itu haram hukumnya termasuklah
terkecuali dari kondisi perekonomian dari
mengatur
kehamilan
Pemberdayaan
Masyarakat
8 AL GUNAWAN PRATAMA, NIM. E01111049 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
masyarakat itu sendiri yang jadi prioritas
Maksud saye ragu tuh begini bang, saye
utama mereka dalam ber-KB”. (wawancara,
dengar kemarinkan kalau vasektomi tuh
05 September 2015).
dioperasi, nah dioperasi itu kan tentunye
Selanjutnya
adalah
hasil
kutipan
perlu biaya, lagi pula saye ni bukan anggota
wawancara yang penulis lakukan dengan pak
BPJS
bang,
otomatis
semue
biaya
Jamharis, selaku akseptor KB vasektomi
operasikan pasti saye yang tanggung bukan
mengenai kondisi ekonomi:“kalau untuk
pemerintah, jadi untuk sementare ini biar
ekonomi sih dek, sekedar makan saye masih
istri dululah yang ber-KB.
mampu, tapikan kite hidup juga perlu
Berdasarkan hasil wawancara di atas
sekolah, belum lagi kite saketkan pastinye
yang menunjukan bahwa keadaan ekonomi
perlu biaya, make dari itulah saye tertarek
menengah
untuk ikut ber-KB”.(wawancara, 28 juli
membuat masyarakat menetapkan pilihannya
2015).
untuk ber-KB vasektomi namun dikarenakan
Hal
semata-mata
kurangnya informasi mengenai mekanisme
kurang
pembiayaan untuk mengikuti KB vasektomi
atau
maka timbullah keraguan dari sebagian
mengesampingkan aspek dari haram atau
masyarakat. Untuk mengetahui lebih jelas,
tidaknya KB vasektomi di dalam Agama
berikut adalah kutipan wawancara1dengan
islam sehingga masyarakat memilih untuk
kasubbidang
menggunakan
dalam
BPMPAKB ibu Suriati yang mengatakan
tangganya.
bahwa:“untuk KB vasektomi ini saya rasa
Namun dengan kondisi ekonomi yang
masyarakat tidak perlu khawatir masalah
menengah
perekonomian
memadai
menjalani
menunjukan
tidak
bahwa
persoalan
tersebut
kebawah
yang
mengalahkan
KB
kehidupan
vasektomi rumah
Berencana
di
tersebut,
juga
biaya, karena untuk biaya medis operasi
tidak
ikut
pria (MOP) ini telah digratiskan oleh
berpartisipasi dalam program KB vasektomi,
pemerintah dan bagi masyarakat yang
hal tersebut terungkap dalam wawancara
menjadi anggota BPJS bisa langsung klaim
penulis dengan bapak Budi Sumantri selaku
setelah melakukan MOP tadi,
menjadikan
kebawah
Keluarga
masyarakat
masyarakat yang belum menjadi akseptor,
Pada dasarnya
sebagian masyarakat
menyatakan bahwa:“untuk sementare ini sih
Kecamatan Pontianak Tenggara ini juga ada
istri saye yang ber-KB, kalau untuk ikut KB
yang berpenghasilan menengah ke atas,
vasektomi saye masih ragu-ragu bang.
tentunya hal tersebut juga menjadi suatu 9
AL GUNAWAN PRATAMA, NIM. E01111049 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
pertimbangan
bagi
masyarakat
dalam
menentukan pilihan dalam ber-KB. Kemudian
pada
kependudukan yang dibuat oleh BKKBN ternyata
faktor
kondisi
terdapat
tim
khusus
yang
menangani hal tersebut
lingkungan juga terdapat unsur kondisi politik dari lingkungan itu sendiri, dalam pengimplementasian suatu program tentunya
2.
Hubungan inter organisasi Faktor
kedua
yang
menyebabkan
memerlukan suatu dukungan dari para
kendala kinerja implementasi kebijakan
politikus
menurut Cheema dan Rondonelli adalah
guna
menyuarakan
akan
pentingnya suatu kebijakan/program bagi
hubungan
masyarakat.
apakah
implementasi kebijakan dipengaruhi oleh
telah
hubungan dan koordinasi dari berbagai
diselenggarakan terdapat dukungan politik
organisasi pada tingkatan yang berbeda,
didalamnya,
melakukan
kegiatan pemerintah dan organisasi non
wawancara langsung dengan subbidang bina
profit lainnya. Dengan demikian kesuksesan
kesertaan KB jalur dan wilayah sasaran
implementasi
khusus, yakni Ahmad Muhammad, S.Sos,
dukungan berbagai pihak. Seperti yang telah
mengatakan bahwa:“untuk penyelenggaraan
dipaparkan pada bagian faktor kondisi
KB, khususnya vasektomi kami selaku
lingkungan, salah satu faktor penyebab
penyelenggara
yang
kendala kinerja implementasi yang paling
kepemerintah
menonjol ialah faktor dari syari’ah agama
pusat, seperti pembuatan kebijakan KB atau
Islam yang mempunyai suatu aturan yang
kebijakan kependudukan lainnya yaitu tim
mengatur tentang pengaturan kehamilan,
advokasi, jadi kami sangat berterimakasih
oleh karena itu erat kaitannya dengan
jikalau ada anggota dewan yang mau
hubungan
membantu
atau
vasektomi dengan organisasi terkait yakni
kebijakan
MUI, untuk mengetahui lebih jelas maka
program
untuk
KB
mengetahui
vasektomi
maka
penulis
ada
mempromosikan
tim
khusus
langsung
menyuarakan
kebijakan
yang
program
khususnya
inter-organisasi.
penulis
2015).
Subbidang
Berdasarkan tersebut
kutipan
terungkap
mempromosikan
wawancara
bahwa suatu
dalam kebijakan
berhubungan
implementor
kependudukan”. (wawancara, 16 nopember
melakukan Bina
dengan
program
wawancara Kesertaan
Wilayah Dan Sasaran Muhammad,
Kesuksesan
S.Sos,
KB
Khusus
yang
KB
dengan Jalur Ahmad
mengatakan
bahwa:“ya memang pernah BKKBN dan 10
AL GUNAWAN PRATAMA, NIM. E01111049 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
MUI mengadakan pertemuan mengenai
kepada istri seperti biasanya”. (wawancara,
fatwa haram tentang vasektomi. Kemudian
15 september 2015).
setelah BKKBN dapat meyakinkan bahwa vasektomi
bisa
direkanalisasi
Dari
kutipan
wawancara
diatas
atau
menunjukan bahwa dari pihak BKKBN juga
disambung lagi Jadi sekarang MUI sudah
memiliki pendapat dan pandangan tersendiri
mengeluarkan fatwa mubah, namun untuk
akan halal/haramnya KB vasektomi ini
disambung kembali kecil kemungkinan untuk
dengan
bisa mendapat keturuan lagi. Tapi menurut
manfaat dan mudaratnnya bagi kehidupan
saya
saja
masyarakat, sehingga diharapkan BKKBN
diberlakukan karena di Indonesia kita tahu
dapat lebih baik lagi dalam membangun
adalah Negara berpenduduk paling banyak
kemitraan dengan MUI sehingga program
ke empat didunia, dan jika terjadi ledakan
KB vasektomi ini juga mendapat dukungan
jumlah penduduk otomatis BKKBN yang
dari MUI sebagai organisasi terkait untuk
nanti disalahkan pemerintah.(wawancara,
lebih memberikan pemahaman yang benar
15 September 2015).
mengenai halal/haramnya KB vasektomi
vasektomi
ini
sah-sah
Kemudian untuk lebih memperjelas pernyataan
di
atas,
penulis
KB Jalur Wilayah Dan Sasaran Khusus Muhammad,
dari
segi
kepada masyarakat.
kembali
mewawancarai Subbidang Bina Kesertaan
Ahmad
mempertimbangkan
S.Sos,
yang
3.
Sumberdaya Dalam membahas mengenai faktor
ketiga
yakni
sumber
daya,
penulis
mengatakan bahwa: “segala sesuatu harus
melakukan wawancara langsung dengan ibu
dilihat dari sisi manfaat dan mudaratnya,
Suriati
nah begitu juga dengan vasektomi, jika kita
Berencana di BPMPAKB yang mengatur
kaji dari segi manfaatnya pertama vasektomi
langsung dari ketersediaan sumber daya
ini adalah bentuk kepedulian seorang suami
untuk program KB vasektomi, mengatakan
yang sayang dengan istri danpeduli akan
bahwa: “untuk pelaksanaan vasektomi, saat
kualitas hidupkeluarganya mau mengambil
ini hanya bisa dilakukan di BKKBN atau
peran
tidak
dimobil KB keliling karena operasinyakan
membebankan istrinya, selain itu vasektomi
cukup singkat ya, hanya berkisar 10 sampai
ini tidak sama halnya dengan kebiri, suami
15 menitan, jadi untuk masyarakat yang mau
masih tetap bisa memberi nafkah batin
ber-KB vasektomi bisa langsung datang ke
dalam
ber-KB
dan
selaku
kasubbidang
Keluarga
11 AL GUNAWAN PRATAMA, NIM. E01111049 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
BKKBN, di puskesmas dan klinik-klinik
mengalokasikan
memang belum menyediakan fasilitas untuk
kurangnya efisiensi dalam implementasi
vasektomi”.(wawancara,
program KB vasektomi. Hal tersebut juga
15
September
2015).
keuangan,
membuat
dikeluhkan oleh beberapa masyarakat, salah
Selanjutnya hasil wawancara penulis
satu contohnya yakni yang diungkapkan oleh
dengan subbagian bina kesertaan KB jalur
bapak Jamharis mengatakan: “susah sih dek
wilayah dan sasaran khusus yakni Ahmad
kalau di daerah kita nih belum ade klinik
Muhhammad terkait persoalan sumberdaya
untuk vasektomi. Pengalaman saye jadi
untuk
vasektomi:“untuk
motivator sih salah satu kendalenye kalau
penyelenggaraan program KB vasektomi ini
mau mengajak teman yang tinggalnya jauh-
tentunya kami memerlukan dana segar, dana
jauh dari BKKBN tuh susah, belum lagi
segar ini maksudnya seperti yang tadi saye
biaya transportnya kan sekarang bensin
jelaskan bahwa kami memberikan dana
lumayan mahal”.(wawancara, 28 juli 2015).
pengganti kepada akseptor dan itu harus
Sumberdaya tidak hanya mencakup
program
KB
langsung kami berikan dan tidak mungkin
ketersediaan
ditunda-tunda
harus
prasarana, namun peran dari sumber daya
langsung beristirahat setelah operasi, dan
manusia dalam menyelenggarakan program
tidak jarang kami memakai dana pribadi
juga menjadi salah satu faktor penting.
dulu agar program yang kami jalankan ini
Berikut kutipan wawancara penulis dengan
tidak terhambat. Selain itu yang menjadi
Subbidang
permasalahan yaitu dokter untuk vasektomi
Wilayah Dan Sasaran
Khusus
ini
Muhammad,
mengungkapkan:
sangat
karena
mereka
sedikit”.(wawancara,
15
september 2015).
dana
Bina
serta
sarana
Kesertaan
S.Sos,
KB
dan
Jalur Ahmad
“selain PLKB, kami juga menyertakan bagi
Berdasarkan hasil wawancara dari
masyarakat
yang
mau
ikut
kedua implementor di atas mengungkapkan
mensosialisasikan program yaitu sebagai
bahwa yang menjadi salah satu persoalan
motivator”.(wawancara,
yang
2015).
menjadi
penyebabkan
kinerja
implementasi tidak mencapai target yaitu, kurangnya
jumlah
ketersediaan
jumlah
Berdasarkan mengungkapkan
15
wawancara bahwa
September
di
atas dalam
fasilitas untuk MOP dan kemampuan dari
pengimplementasian program KB vasektomi
implementor
ternyata tidak hanya PLKB yang mempunyai
dalam
mengatur
dan
12 AL GUNAWAN PRATAMA, NIM. E01111049 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
peran dalam menyebarluaskan informasi
tahu saya kalau ada syarat-syarat tertentu
mengenai program KB namun masyarakat
kalau ingin vasektomi”. (wawancara, 27
juga dapat mengambil peran tersebut dengan
september 2015).
menjadi
motivator,
keberadaan
tentunya
motivator
dengan
tersebut
akan
Berdasarkan
wawancara
di
atas
menunjukan bahwa calon akseptor yang
menimbulkan efek positif dan negatif kepada
berasal
program, salah satu contoh efek positif yang
sepenuhnya mendapatkan konseling secara
diungkapkan yakni pada kutipan wawancara
lengkap sehingga tidak mengetahui akan
dengan
akseptor,
syarat-syarat yang harus dipenuhi dari calon
mengatakan:“saye kemaren memang diajak
akseptor. Selain daripada itu keberadaan dari
teman saye yang kebetulan die tuh motivator
motivator ini juga mengungkapkan bahwa
juga, nah dari situlah saye dikasinye
salah
informasi
pemikiran
bapak
Dedi
selaku
bagaimane
vasektomi
ini,
dari
satu
peran
faktor
motivator
yang
masyarakat
tidak
mempengaruhi untuk
mau
kebetulan kawan-kawan saye juga sudah
berpartisipasi pada program KB vasektomi
banyak ikut, jadi menurut saye dengan
ini
adenye motivator semacam itu kita selaku
motivator tersebut, sehingga terungkaplah
masyarakat
bahwa didalam
merasa
terbantu
karena
ialah ajakan dari
para motivator-
faktor
sumberdaya ini
informasi tentang KB”.(wawancara, 29 juli
ditemukanlah faktor partisipasi yang saling
2015).
berketerkaitan,
Selanjutnya
efek
negatif
juga
partisipasi
seperti
yang
yang
konsep
dikemukakan
oleh
terungkap pada kutipan wawancara dengan
Khairuddin (2002:126-127) jika ditinjau dari
bapak Anwar selaku calon akseptor yang
segi
ditolak oleh dokter untuk MOP:“iya saya
masyarakat
nih karena kurang informasi sebelumnya
Takut/terpaksa, 2.) Ikut-ikutan, dan 3.)
dek, kalau vasektomi ini tidak boleh kalau
Kesadaran. Jika dilihat dari fakta yang ada
anak kita dibawah 5 tahun, kebetulan umur
dilapangan mengungkapkan bahwa sebagian
anak saya yang kedua masih 3 tahun, jadi
besar
sewaktu
berpartisipasi pada program KB vasektomi
bertemu
dengan
dokternya
langsung dibatalkan operasi saya, memang
motivasinya terjadi
motivasi
partisipasi karena
masyarakat
anggota :
1.)
dalam
dikarenakan faktor ikut-ikutan.
sih kemarin saya diajak dengan teman saya yang jadi motivator, Cuma dia tidak kasi 13 AL GUNAWAN PRATAMA, NIM. E01111049 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
4.
subbidang bina kesertaan KB jalur wilayah
Karakteristik Implementor Faktor keempat adalah karakteristik
dan
sasaran
khusus,
mengenai
sistem
implementor yang menentukan determinasi
Advokasi dan KIE, mengatakan bahwa: “ya
suksesnya
kebijakan.
tugas-tugas dari advokasi khususnya KB ini
Didalamnya termasuk teknik, manajerial,
pertama membangun kemitraan, seperti
kemampuan politik dan staf, kapasitas untuk
yang adek ceritakan tadi tentang masalah
berkoordinasi dan integrasi dengan sub unit,
vasektomi haram dan ekonomi masyarakat
kekuatan dukungan politik dari pimpinan
yang
politik nasional, dan kelompok-kelompok
penyelenggara membangun mitra dengan
pendukung. Selain hal tersebut kualitas
organisasi
komunikasi internal, hubungan implementor
agama/MUI,
dengan pendukungnya, efektivitas organisasi
dengan media masa seperti Koran, Tv. Dan
formal atau non formal juga sangat penting.
kalau untuk KIE kami terapkan pada saat
Selain itu, kualitas kepemimpinan dan
sosialisasi dan pelatihan bagi motivator
komitmen
sasaran
vasektomi, kendalanya dilapangan kami
kebijakan dan hirarki birokrasi menentukan
biasanya kesulitan merangkul para tokoh-
keberhasilan implementasi kebijakan.
tokoh agama karena dari dulu memang kami
pelakasanaan
bawahan
terhadap
Pada penyelenggaraan program KB khususnya
pada
KB
pria
(vasektomi)
BKKBN ialah sebagai implementor utama dalam menentukan bagaimana strategi dan determinasi
dalam
pengimplementasian
minim
tentunya
terkait
kami
seperti
BPJS,
dan
selaku
kementrian bekerjasama
sudah sepakat untuk tidak sepakat untuk program KB”. (wawancara, 15 September 2015). Jika dilihat pada kenyataan yang terjadi
dilapangan
bahwa
karakteristik
kebijakan program KB vasektomi. Dalam
implementor
memang
pembuatan strategi kebijakan BKKBN telah
keberhasilan
upaya
membuat suatu sistem yang dinamakan
diterapkan pada sebuah program, sama
Advokasi dan KIE (Komunikasi,Informasi,
halnya dengan apa yang terjadi pada sistem
dan
Advokasi yang belum berjalan dengan
Edukasi),
kedua
bidang
tersebut
menjadi
penentu
implementasi
mempunyai tujuan, sasaran dan tugasnya
maksimal
masing-masing.
pembangunan kemitraan dengan organisasi
Berikut kutipan wawancara penulis dengan
Ahmad
Muhammad,
S.Sos
sehingga
yang
menyebabkan
terkait seperti pada MUI, BPJS dan lainnya yang kurang begitu baik dan efektif, dengan 14
AL GUNAWAN PRATAMA, NIM. E01111049 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
demikian membuat program KB vasektomi
kurang tepat sehingga penyampaian akan
minim akan dukungan. Kemudian sistem
pesan
KIE yang pada penerapannya diharapkan
terjangkau langsung pada target sasaran
dapat
mengkomunikasikan
kebijakan sehingga menjadikan sosialisasi
maupun
edukasi
tentang
informasi
program
dan
pemahaman
program
tidak
KB
sebagai temuan baru yang terkait dengan
vasektomi juga tidak berjalan dengan baik
teori yang dikemukakan oleh Cheema dan
dan efektif, mengingat bahwa tidak semua
Rondonelli.
masyarakat mengetahui dan memahami akan
1.
Kondisi lingkungan
keberadaan serta pentingnya KB vasektomi
Terdapat tiga aspek yang terkandung
dalam pembangunan keluarga yang sejahtera
dalam kondisi lingkungan, yakni kondisi
dan harmonis, hal tersebut juga dibuktikan
sosial, ekonomi dan politik, dari ketiga
dengan data Kegiatan Pembinaan Ketahanan
aspek inilah yang turut mempengaruhi
Keluarga di Kecamatan Pontianak Tenggara
pandangan
yang pada tahun 2012 mempunyai kelompok
pembangunan keluarga khususnya dalam hal
Bina Keluarga Balita (BKB) sebanyak 115
ber-KB.
kelompok namun tidak sekalipun pernah
2.
diadakan penyuluhan maupun pertemuan
masyarakat
terhadap
arah
Hubungan inter organisasi Hubungan
Inter-organisasi
antara
guna membahas KIE untuk KB vasektomi.
BKKBN dengan organisasi lain seperti MUI
Pada tahun 2013 jumlah BKB tetap pada
dan BPJS kurang terkoordinasi dengan baik
angka 115 dengan jumlah penyuluhan
dan maksimal, sehingga dukungan terhadap
sebanyak 1 kali, dan pada tahun 2014 jumlah
pengimplementasian program KB vasektomi
BKB masih tetap pada angka 115 dengan
sangatlah minim.
jumlah penyuluhan sebanyak 3 kali.
3.
Sumberdaya Kurangnya kemampuan implementor
dalam mengalokasikan dana serta tidak E. PENUTUP
tersedianya fasilitas untuk MOP pada setiap klinik/puskesmas di Kecamatan menjadikan
a) Kesimpulan Faktor penyebab kinerja implementasi
pelaksanaan program KB vasektomi kurang efektif dan efisien, dan paritisipasi menjadi
program KB vasektomi yang tidak mencapai
faktor
terkait
target bermula pada strategi sosialisasi yang
dikarenakan
dalam
partisipasi
sumberdaya sebagian
besar 15
AL GUNAWAN PRATAMA, NIM. E01111049 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
akseptor
berdasarkan
“ikut-ikutan”
dari
F. REFERENSI
ajakan para motivator yang ikut berperan dalam
penyebarluasan
implementasi
program KB vasektomi. 4.
Karakteristik implementor karakteristik
implementor
dari
BKKBN seperti advokasi dan KIE yang belum
begitu
maksimal
dalam
pelaksanaannya dilapangan mengakibatkan kinerja kebijakan program KB vasektomi
1.
Buku-Buku
Agustino, Leo.2006. Politik dan Kebijakan Publik. Bandung. AIPI Bandung dan puslit KP2W Lemlit UNPAD. ……………….2014. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta. Awang, H. Azam. 2010. Implementasi pemberdayaan pemerintah daerah. Yogyakarta: pustaka pelajar.
yang berwujud minimnya kesertaan askeptor Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2003. Kebijakan dan strategi program KB dan KR, BKKBN. Jakarta.
KB vasektomi.
b) Saran 1. Kepada
PLKB
untuk
lebih
memperbanyak jumlah motivator, dengan
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2006. Partisipasi pria dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, BKKBN. Jakarta.
cara tidak hanya merekrut dari para akseptor, namun juga merekrut dari kalangan mahasiswa maupun LPM yang ada disetiap kecamatan. 2. Kepada BKKBN untuk lebih dapat memaksimalkan metode
dalam
kontrasepsi
khususnya
menggunakan
vasektomi
metode
yang
semi-permanen
(mengikat) dengan cara memperkuat ikatan
pada
saluran
sperma
melaksanakan MOP.
saat
Handoko, T. hani.2003. Berbagai isu dalam Penilaian Efektivitas Organisasional. Yogyakarta: FE UGM. Hartini. G. Kartasapoetra. 1992. Kamus sosiologi dan Kependudukan. Jakarta: Bumi Aksara Islamy, M. Irfan.1994. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta: BumiAksara. Khairudin. 2002. Sosiologi Yogyakarta. Liberty Kuncoro.
Keluarga.
Mubyarto dan kartodirjo.1988. konsep partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Jakarta: BumiAksara. Nasution. 1998. Metodologi Penelitian Naturalistic. Bandung: PN. TARSITO.
16 AL GUNAWAN PRATAMA, NIM. E01111049 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Nawawi, Ismail. 2009. Public policy, Analisis Strategi Advokasi Teori dan Praktek. Surabaya: PMN. Nugroho, Riant.2003. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. Jakarta: P.T.Elex Media Komputindo Gramedia. ………………...2009. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. Jakarta: P.T.Elex Media Komputindo Gramedia. Pasolong, harbani. 2008. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta. ............................ 2010. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta. Purwanto, A. Erwan.2012. Implementasi kebijakan publik: konsep dan aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media. Subarsono. 2005. Analisis kebijakan publik, Konsep, teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. ................. 2011. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Tahjan, H. 2008. Implementasi Kebijakan Publik. Bandung: RTH. The Liang Gie.1998. Ensikopedia Administrasi. Jakarta, editor Pariata Westra, Sutarto, Ibnu Syamsi, Haji Masagung.
Yuwono.2002. Kebijakan Publik Konsep dan Strategi.Yogyakarta: Media Pressindo.
2.
Sumber lain:
BKKBN. Februari 2001. Penyelenggaraan KB. Diakses pada 25 agustus 2015 dari http://kependudukan.siakad.go.id Kols, Lande. 2006. Promotion vasectomy. Diakses pada 25 agustus 2015 dari http://info.health.org/press/vasectomy.shtml Pontianak Post.2007. Membentuk Lembaga Struktural. Diakses pada 29 agustus 2015 darihttp://arsip.pontianakpost.com Fatwa MUI DKI. Jakarta tahun 2000 tentang vasektomi. Jurnal Eka Hariyanti Susanto, 2014. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tanjungpura, dengan judul: implementasi program keluarga berencana bagi pria didesa meliau hilir kecamatan meliau kabupaten sanggau. Diunduh pada 04 januari 2015. Jurnal Sutisno, 2001. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatra Utara, dengan judul: pengaruh karakteristik akseptor vasektomi (meliputi : pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anak, pengetahuan tentang vasektomi dan dukungan istri) dan kompensasi terhadap tingkatan keputusan menggunakan vasektomi di kota Tebing Tinggi. Diunduh pada pada 03 maret 2015.
Wahab.2001. Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara.Jakarta: Bumi Aksara. William N.Dunn.1998. Pengantar Analisis Kebijakan Publik edisi2.Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityPress. 17 AL GUNAWAN PRATAMA, NIM. E01111049 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN