PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IMPLEMENTASI DECANOMIAL BEAD BAR BOX UNTUK MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PADA SISWA KELAS II SD NEGERI CATURTUNGGAL 1 SLEMAN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Katarina Tiara Dewantari NIM: 121134062
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus Bunda Maria Almarhum dan Almarhumah Orangtuaku Kakak-kakakku Saudara-saudaraku Sahabat-sahabatku Dosen Pembimbingku Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab Tuhan Allahmu menyertai kamu kemanapun kamu pergi. (Yosua 1: 9)
Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. (Filipi 4: 6)
Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Korintus 10: 13)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
IMPLEMENTASI DECANOMIAL BEAD BAR BOX UNTUK MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PADA SISWA KELAS II SD NEGERI CATURTUNGGAL 1 SLEMAN
Katarina Tiara Dewantari Universitas Sanata Dharma 2016 Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang bertujuan agar siswa tidak hanya terampil matematika namun juga memberikan bekal pada aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika perlu menggunakan benda konkret untuk membantu siswa memahami konsep matematika sesuai dengan tahap perkembangan belajar siswa yaitu pada tahap operasional konkret. Penjumlahan dan pengurangan bilangan merupakan salah satu materi pelajaran matematika. Seringkali siswa kesulitan dalam mempelajari materi penjumlahan dengan teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam. Penggunaan media pembelajaran berupa benda konkret sangat membantu dalam mempelajari materi penjumlahan dan pengurangan bilangan. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan yaitu decanomial bead bar box. Media ini merupakan salah satu media berbasis Montessori. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi media decanomial bead bar box untuk materi penjumlahan dan pengurangan bilangan pada siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman dan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa pada implementasi media decanomial bead bar box materi penjumlahan dan pengurangan bilangan pada siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 22 siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data berupa soal tes, lembar observasi, dan pedoman wawancara. Hasil penelitian ini berupa deskripsi pengimplementasian media decanomial bead bar box untuk materi penjumlahan dan pengurangan bilangan. Hasil belajar siswa menggunakan media decanomial bead bar box menunjukkan rata-rata nilai tes 79,09, rata-rata nilai sikap 83,33, dan rata-rata nilai penggunaan media decanomial bead bar box 84,72. Kata kunci: implementasi, decanomial bead bar box, penjumlahan dan pengurangan bilangan.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF DECANOMIAL BEAD BAR BOX FOR ADDITION AND SUBTRACTION OF NUMBERS FOR STUDENT AT THE SECOND GRADE OF CATURTUNGGAL 1 SLEMAN ELEMENTARY PUBLIC SCHOOL
Katarina Tiara Dewantari Sanata Dharma University 2016 Mathematics is one of the lesson that have purpose, so student is not just can use mathematics but can give the experience then they can apply mathematics in their life. Mathematics learning need used the real material to help student understand the mathematics concepts appropriate with student learning development stage that was in operational real stage. Addition and substraction of numbers was one of the mathematics lesson. Sometimes is hard for student to learn about addition with keeping technique and substraction with borrowed technique. Using learning tools as real material was very helpful for learned the addition and substraction of numbers. One of the learning tools that can used is decanomial bead bar box. This tool was one of the Montessori based tools. The purpose of this research was describe the implementation of decanomial bead bar box tool for addition and substraction of numbers for student at second grade of Caturtunggal 1 Sleman Elementary Public School and to describe the student learning result on implementation decanomial bead bar box tool for addition and substraction of numbers for student at second grade of Caturtunggal 1 Sleman Elementary Public School. This research used the descriptive qualitative method. The subjects of this research were 22 students at the second grade of Caturtunggal 1 Sleman Elementary Public School. The instruments of the research was learning instruments and instruments of collecting data such as test, observation sheet, and the manual of interview. The result from this research was description of the implementation of decanomial bead bar box tool for addition and subtraction of numbers. The result from student learning by used decanomial bead bar box show the score average was 79,09. The result of attitude showed the score average was 83,33, and the score average from using decanomial bead bar box tool was 84,72. Key words: implementation, decanomial bead bar box, addition and substraction of numbers.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat, rahmat, dan karunia yang telah diberikan. Sehingga, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Decanomial Bead Bar Box untuk Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan pada Siswa Kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman.” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terwujud seperti adanya sekarang ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing dan memberi dukungan baik secara langsung maupun secara tidak langsung selama proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah memberikan berkat dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini. 2. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Kaprodi PGSD. 4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., Wakaprodi PGSD. 5. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., dosen pembimbing I yang dengan sabar dan bijaksana telah memberikan bimbingan dan dukungan. 6. Andri Anugrahana S.Pd., M.Pd., dosen pembimbing II yang dengan sabar dan bijaksana telah memberikan bimbingan dan dukungan. 7. Widodo S.Pd., Kepala SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman. 8. Dra. Murtini, guru kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian di sekolah. 9. Seluruh siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman yang telah memberikan waktu kepada peneliti untuk bekerjasama selama penelitian berlangsung.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...............................................................
iv
HALAMAN MOTTO ...............................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................
vii
ABSTRAK .................................................................................................
viii
ABSTRACT ................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ...............................................................................
x
DAFTAR ISI ..............................................................................................
xii
DAFTAR BAGAN .....................................................................................
xv
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xviii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................
1
1.2 Identifikasi Masalah ..............................................................................
6
1.3 Pembatasan Masalah .............................................................................
7
1.4 Rumusan Masalah .................................................................................
7
1.5 Tujuan Penelitian ..................................................................................
7
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................
8
1.7 Asumsi Penelitian .................................................................................
9
1.8 Definisi Operasional .............................................................................
9
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................
11
2.1 Kajian Pustaka.......................................................................................
11
2.1.1 Hakekat Belajar ..................................................................................
11
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.2 Hasil Belajar .......................................................................................
12
2.1.3 Pembelajaran Matematika ..................................................................
13
2.1.4 Metode Montessori ............................................................................
14
2.1.5 Media Pembelajaran ...........................................................................
15
2.1.6 Decanomial Bead Bar Box .................................................................
16
2.1.7 Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan ...........................................
19
2.2 Penelitian yang Relevan ........................................................................
21
2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................
24
BAB III METODE PENELITIAN ..........................................................
27
3.1 Jenis Penelitian ......................................................................................
27
3.2 Setting Penelitian...................................................................................
28
3.2.1 Tempat Penelitian...............................................................................
28
3.2.2 Subjek Penelitian................................................................................
28
3.2.3 Waktu Penelitian ................................................................................
28
3.3 Rancangan Penelitian ............................................................................
28
3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................
31
3.4.1 Wawancara .........................................................................................
31
3.4.2 Observasi ............................................................................................
32
3.4.3 Dokumentasi ......................................................................................
32
3.4.4 Tes ......................................................................................................
32
3.5 Instrumen Penelitian..............................................................................
33
3.5.1 Pedoman Wawancara .........................................................................
34
3.5.2 Pedoman Observasi ............................................................................
35
3.5.3 Soal Tes ..............................................................................................
36
3.6 Kredibilitas dan Transferabilitas ...........................................................
37
3.7 Analisis Data .........................................................................................
39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .........................
41
4.1 Hasil Penelitian .....................................................................................
41
4.1.1 Pelaksanaan Pembelajaran .................................................................
41
4.1.1.1 Pertemuan I .....................................................................................
42
4.1.1.2 Pertemuan II ....................................................................................
47
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.1.3 Pertemuan III...................................................................................
51
4.1.1.4 Pertemuan IV ..................................................................................
54
4.1.2 Penggunaan Media Decanomial Bead Bar Box .................................
57
4.2 Pembahasan ...........................................................................................
61
4.2.1 Hasil Implementasi Media Decanomial Bead Bar Box .....................
61
4.2.2 Hasil Belajar pada Implementasi Media Decanomial Bead Bar Box ...................................................................................................
63
BAB V PENUTUP .....................................................................................
67
5.1 Kesimpulan ...........................................................................................
67
5.2 Keterbatasan Penelitian .........................................................................
68
5.3 Saran ......................................................................................................
68
DAFTAR REFERENSI ............................................................................
70
LAMPIRAN ...............................................................................................
74
CURRICULUM VITAE ...........................................................................
187
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 3.3.1 Tahapan Penelitian Kualitatif menurut Bogdan ......................
xv
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1.6.1 Klasifikasi Manik-Manik Media Decanomial Bead Bar Box
17
Tabel 3.5.1.1 Pedoman Wawancara Guru ...................................................
34
Tabel 3.5.1.2 Pedoman Wawancara Siswa .................................................
35
Tabel 3.5.2.1 Pedoman Observasi ...............................................................
36
Tabel 3.5.3.1 Kisi-kisi Soal Tes ..................................................................
36
Tabel 3.7.1.1 Kriteria Penilaian Hasil Tes ..................................................
40
Tabel 3.7.3.1 Kriteria Penilaian Observasi .................................................
40
Tabel 4.1.2.1 Wawancara Penggunaan Media oleh Siswa..........................
58
Tabel 4.1.2.2 Hasil Observasi Penggunaan Media oleh Siswa ...................
59
Tabel 4.2.2.1 Hasil Belajar Siswa ...............................................................
63
Tabel 4.2.2.2 Penilaian Sikap Siswa ...........................................................
65
Tabel 4.2.2.3 Penilaian Keterampilan Siswa ..............................................
65
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1.6.1
Media Decanomial Bead Bar Box................................
17
Gambar 4.1.1.1.1 Siswa diperkenalkan Media Decanomial Bead Bar Box ................................................................................
43
Gambar 4.1.1.1.2 Perwakilan Kelompok Mengambil Media ...................
44
Gambar 4.1.1.1.3 Siswa Mengambil Manik-Manik..................................
45
Gambar 4.1.1.1.4 Siswa Menghitung Jumlah Manik-Manik ....................
45
Gambar 4.1.1.2.1 Siswa Mengambil Manik-Manik Bilangan Pertama ....
48
Gambar 4.1.1.2.2 Siswa Menghitung Jumlah Manik-Manik ....................
48
Gambar 4.1.1.2.3 Siswa Mengambil Manik-Manik Bilangan Kedua .......
49
Gambar 4.1.1.2.4 Siswa Menghitung Manik-Manik Bilangan Pertama dan Kedua .....................................................................
50
Gambar 4.1.1.2.5 Siswa Mendapat Arahan dari Guru ..............................
50
Gambar 4.1.1.3.1 Siswa Mengambil Manik-Manik..................................
52
Gambar 4.1.1.3.2 Siswa Mengurangkan Manik-Manik ............................
53
Gambar 4.1.1.4.1 Siswa Mengambil Manik-Manik..................................
55
Gambar 4.1.1.4.2 Siswa Mengurangkan Manik-Manik ............................
56
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Silabus Pembelajaran ...............................................................
75
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................
80
Lampiran 3 LKS ..........................................................................................
111
Lampiran 4 Soal Tes ...................................................................................
120
Lampiran 5 Lembar Validasi Ahli RPP oleh Dosen ...................................
133
Lampiran 6 Lembar Validasi RPP oleh Guru .............................................
137
Lampiran 7 Lembar Validasi Ahli Wawancara oleh Dosen .......................
141
Lampiran 8 Soal Tes Kondisi awal yang telah dikerjakan Siswa ...............
146
Lampiran 9 Soal Tes yang dikerjakan Siswa sesudah Menggunakan Media .....................................................................................
156
Lampiran 10 Lembar Observasi Pertemuan I .............................................
166
Lampiran 11 Lembar Observasi Pertemuan II ............................................
167
Lampiran 12 Lembar Observasi Pertemuan III ...........................................
168
Lampiran 13 Lembar Observasi Pertemuan IV ..........................................
169
Lampiran 14 Lembar Penilaian Sikap Siswa Pertemuan I ..........................
170
Lampiran 15 Lembar Penilaian Sikap Siswa Pertemuan II ........................
171
Lampiran 16 Lembar Penilaian Sikap Siswa Pertemuan III .......................
172
Lampiran 17 Lembar Penilaian Sikap Siswa Pertemuan IV .......................
173
Lampiran 18 Lembar Penilaian Keterampilan Siswa Pertemuan I .............
174
Lampiran 19 Lembar Penilaian Keterampilan Siswa Pertemuan II ............
175
Lampiran 20 Lembar Penilaian Keterampilan Siswa Pertemuan III ..........
176
Lampiran 21 Lembar Penilaian Keterampilan Siswa Pertemuan IV ..........
177
Lampiran 22 Transkripsi Wawancara Guru dan Siswa...............................
178
Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian .........................................................
184
Lampiran 24 Surat Ijin Penelitian ...............................................................
185
Lampiran 25 Surat Keterangan Penelitian ..................................................
186
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini akan menguraikan tentang 1.1 latar belakang masalah, 1.2 identifikasi masalah, 1.3 pembatasan masalah, 1.4 rumusan masalah, 1.5 tujuan penelitian, 1.6 manfaat penelitian, 1.7 asumsi penelitian, dan 1.8 definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia berhak untuk mendapat pendidikan dalam hidupnya. Sekolah adalah salah satu sarana untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan di sekolah dilakukan dengan kegiatan belajar mengajar. Winkel (2014: 29) mengatakan bahwa pendidikan di sekolah mengarahkan belajar siswa supaya siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai yang semuanya menunjang perkembangannya. Salah satu cara siswa dapat memperoleh pendidikan yaitu dengan belajar di sekolah. Siswa belajar guna menambah ilmu pengetahuan dan dapat mengaplikasikannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan seharihari. Susanto (2013: 183) menegaskan bahwa siswa belajar supaya tidak hanya terampil namun juga dapat menerapkan apa yang ia pelajari dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai mata pelajaran diajarkan pada siswa untuk dapat mewujudkan tujuan dari belajar itu. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada siswa di sekolah yaitu matematika. Dari hasil observasi,
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
dengan belajar matematika siswa dapat memperoleh pengetahuan, salah satunya yaitu berhitung. Berhitung digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, siswa perlu menghitung berapa uang yang harus siswa keluarkan untuk membeli sebuah barang. Ismunamto (2011: 18-19) menegaskan bahwa kehadiran matematika dalam dunia pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari sangat bermanfaat, karena dapat digunakan untuk berhitung, mengolah data, berdagang, dan dapat membantu bidang studi lainnya seperti akuntansi, perpajakan, kimia, fisika, dan farmasi. Salah satu materi pelajaran penting dalam matematika adalah penjumlahan dan pengurangan bilangan. Goenawan dan Alexander (2014: 14) menjelaskan bila siswa tidak dapat memahami konsep penjumlahan dan pengurangan maka siswa akan kesulitan untuk memahami materi pelajaran matematika pada tahap selanjutnya. Sebagai contoh, siswa yang kurang memahami materi penjumlahan dan pengurangan bilangan akan kesulitan mempelajari materi perkalian dan pembagian. Oleh karena itu penting bagi siswa memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan ini, karena materi penjumlahan dan pengurangan bilangan ini menjadi dasar bagi operasi dasar bilangan yang lain. Uno dan Nurdin (2011: 265) menegaskan bahwa pembelajaran yang diberikan kepada siswa harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan dan perkembangan belajarnya. Dengan demikian, pembelajaran yang diberikan kepada siswa Sekolah Dasar disesuaikan dengan tahap perkembangan belajar siswa Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Piaget (dalam Santrock, 2014: 49) mengungkapkan terdapat empat tahapan perkembangan belajar siswa. Empat tahapan tersebut diantaranya, tahap sensorimotor (lahir sampai 2 tahun), tahap praoperasional (2 sampai 7 tahun), tahap operasional konkret (7 sampai 11 tahun), dan tahap operasional formal (11 tahun sampai dewasa). Siswa usia Sekolah Dasar berada pada tahapan operasional konkret. Santrock (2014: 49) menegaskan pada tahap operasional konkret anak berpikir secara operasional, dan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif tetapi hanya dalam situasi konkret. Oleh karena itu Uno dan Nurdin (2011: 265) menegaskan bahwa pembelajaran untuk siswa pada tahap operasional konkret hendaknya menggunakan bendabenda konkret sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dengan cara penyajian matematika menggunakan benda konkret yang sesuai dengan tahap perkembangan belajar siswa, siswa yang belajar akan siap menerima pelajaran. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru matematika kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman pada tanggal 29 Maret 2016 menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa siswa yang belum menguasai materi penjumlahan dan pengurangan bilangan. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan peneliti kepada siswa kelas II pada tanggal 9 Mei 2016 menunjukkan bahwa terdapat 12 siswa yang mendapat nilai di bawah 60. Guru mengatakan bahwa siswa masih kesulitan dalam materi penjumlahan dengan teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti selama melakukan program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
pengakraban lingkungan di SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman ini, diketahui bahwa penggunaan media dalam pembelajaran di kelas masih belum maksimal. Kegiatan belajar mengajar di kelas tidak selalu menggunakan media dalam pembelajarannya. Penggunaan media pembelajaran masih terbatas pada pengenalan materi pembelajarannya saja. Berdasarkan wawancara
yang
telah
dilakukan,
guru
menggunakan
lidi
untuk
memperkenalkan materi penjumlahan dan pengurangan kepada siswa. Pada pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka dan lebih, guru tidak lagi menggunakan lidi dalam pembelajaran melainkan menerapkan teknik ceramah dalam pembelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran merupakan salah satu cara untuk membantu siswa memahami materi yang sedang diajarkan. Kustandi dan Sutjipto (2013: 8) menegaskan bahwa media pmbelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan sarana meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Menurut Anitah (2010: 5) media dapat berupa orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Salah satu media pembelajaran yang dapat memungkinkan siswa menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap adalah media pembelajaran decanomial bead bar box. Media decanomial bead bar box ini merupakan salah satu media berbasis Montessori. Media berbasis Montessori mempunyai empat ciri-ciri. Ciri-ciri media Montessori yaitu auto-education, autocorrection, menarik, dan bergradasi (Montessori, 2002: 169, 171). Prasetya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
(2014: 18) menambahkan ciri media Montessori yaitu kontekstual. Dengan menggunakan media decanomial bead bar box, siswa dapat menambah pengetahuan, sikap, dan keterampilannya dalam menggunakan media tersebut dan membantunya memahami materi pembelajaran. Media decanomial bead bar box adalah kumpulan manik-manik yang berwarna-warni. Manik-manik berwarna merah mengindikasikan bilangan satu dengan jumlah manik-manik satu. Manik-manik berwarna hijau mengindikasikan bilangan dua dengan jumlah manik-manik dua. Begitu seterusnya hingga bilangan sepuluh. Media decanomial bead bar box ini memberikan pengetahuan baru pada siswa karena siswa sendiri yang menggunakan media ini sehingga siswa dapat mengetahui cara menggunakan media ini. Montessori (dalam Magini, 2013: 55) mengatakan bahwa dengan mengalami dan melakukannya sendiri, siswa akan mendapat pengalaman belajar. Media decanomial bead bar box ini merangsang indera penglihatan dan peraba siswa supaya mampu membedakan berbagai macam warna manikmanik dan mengetahui jumlah manik-manik dalam satu rangkaian. Media ini juga dapat memberikan pengaruh terhadap sikap siswa karena siswa diajarkan untuk bersikap disiplin dalam menggunakan media. Montessori (2013: 173) mengatakan bahwa disiplin terletak pada penguasaan diri dan pengaturan perilaku untuk mengikuti sejumlah peraturan dalam kehidupan. Montessori (dalam Magini, 2013: 54) menjelaskan bahwa dalam pelaksanaannya, siswa dapat memilih sendiri materi yang ingin mereka pelajari dan mengembalikan media ke tempat semula. Kegiatan tersebut merupakan salah satu sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
disiplin dalam pembelajaran Montessori. Selain itu media decanomial bead bar box ini dapat membantu siswa untuk melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan. Media ini juga menarik bagi siswa karena berwarnawarni. Rasa ingin tahu siswa akan muncul sehingga siswa ingin bereksplorasi dengan media decanomial bead bar box ini. Berdasarkan penjelasan di atas, media decanomial bead bar box sesuai dengan tahapan perkembangan belajar siswa yaitu tahap operasional konkret di mana siswa membutuhkan bendabenda konkret untuk membantunya mempelajari materi penjumlahan dan pengurangan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul: Implementasi Decanomial Bead Bar Box untuk Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan pada Siswa Kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman.
1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut. 1.2.1 Siswa masih kesulitan memahami materi penjumlahan bilangan dengan teknik menyimpan dan pengurangan bilangan dengan teknik meminjam. 1.2.2 Hasil belajar siswa yang masih kurang. 1.2.3 Penggunaan media pembelajaran yang kurang maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
1.3 Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada siswa kelas II SD. Masalah penelitian dibatasi pada penggunaan media decanomial bead bar box untuk materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka dengan standar kompetensi 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 pada kompetensi dasar 1.4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500.
1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: 1.4.1 Bagaimana implementasi media decanomial bead bar box untuk materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka pada siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman? 1.4.2 Bagaimana hasil belajar pada implementasi media decanomial bead bar box untuk materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman?
1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.5.1 Mendeskripsikan implementasi media decanomial bead bar box pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
1.5.2 Mendeskripsikan hasil belajar pada implementasi media decanomial bead bar box pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman.
1.6 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.6.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan memberi wawasan tentang media pembelajaran berbasis Montessori dalam penggunaannya di sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. 1.6.2 Manfaat Praktis 1.6.2.1 Bagi Siswa Membantu siswa dalam memahami materi pelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka. 1.6.2.2 Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. 1.6.2.3 Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengalaman peneliti mengenai pembelajaran matematika dengan menggunakan media decanomial bead bar box sehingga dapat menjadi bekal ketika menjadi guru kelak. 1.6.2.4 Bagi Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah untuk menggunakan fasilitas media guna meningkatkan pemahaman siswa terkait materi yang diajarkan.
1.7 Asumsi Penelitian Asumsi dari penelitian ini yaitu: 1.7.1 Implementasi media decanomial bead bar box untuk materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka pada siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman berjalan dengan lancar. 1.7.2 Semua siswa di kelas sekurang-kurangnya sudah mempelajari mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan pada penjumlahan tanpa menyimpan dan pengurangan tanpa meminjam.
1.8 Definisi Operasional Definisi operasional pada penelitian ini yaitu: 1.8.1 Pembelajaran matematika adalah
pembelajaran
yang meningkatkan
kemampuan berpikir siswa pada penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 1.8.2 Media adalah suatu alat yang membantu proses belajar mengajar yang memungkinkan siswa mendapat pengetahuan, keterampilan, dan sikap baru. 1.8.3 Media decanomial bead bar box adalah salah satu media berbasis Montessori berupa kotak yang berisi manik-manik dan memiliki karakteristik menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction, dan kontekstual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
1.8.4 Penjumlahan adalah kegiatan menjumlahkan dua bilangan. 1.8.5 Pengurangan adalah mengurangkan bilangan kedua dari bilangan pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai 2.1 kajian pustaka, 2.2 penelitian yang relevan, dan 2.3 kerangka berpikir.
2.1 Kajian Pustaka Hal-hal yang akan diuraikan dalam kajian pustaka yaitu tentang hakekat belajar, hasil belajar, pembelajaran matematika, metode Montessori, media pembelajaran, media decanomial bead bar box, serta penjumlahan dan pengurangan bilangan. 2.1.1 Hakekat Belajar Uno dan Nurdin (2011: 139) mengatakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari latihan pengalaman individu akibat interaksi dengan lingkungannya Suryabrata (dalam Rahyubi, 2014: 3) menambahkan bahwa belajar merupakan upaya yang sengaja dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku, baik yang berupa pengetahuan atau keterampilan. Menurut Mayer (dalam Rahyubi, 2014: 4), belajar diartikan sebagai perubahan perilaku sebagai hasil dari latihan atau pengalaman yang dialami siswa. Selain perubahan tingkah laku berupa pengetahuan atau keterampilan yang di dapat dari hasil latihan atau pengalaman, Hamalik (2011: 27-29) menegaskan belajar sebagai suatu perubahan perbuatan melalui aktivitas, praktek, dan
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
pengalaman. Menurut Slameto (2003: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Susanto (2013: 4-5) menegaskan bahwa belajar merupakan aktivitas yang dilakukan secara sengaja dan dalam keadaan sadar untuk memperoleh konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru yang memungkinkan perubahan perilaku yang relatif tetap dalam berpikir, merasa, dan bertindak. Berdasarkan uraian-uraian diatas maka dapat disimpulkan belajar yaitu kegiatan yang dilakukan guna mendapat pengetahuan dan keterampilan yang belum didapat sebelumnya melalui aktivitas, praktek, dan pengalaman. 2.1.2 Hasil Belajar Susanto (2013: 5) mengatakan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor itulah yang dimaknai sebagai hasil dari kegiatan belajar (hasil belajar). Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Suprijono (2009: 5-7) juga mengatakan hal yang serupa dengan Susanto. Menurutnya hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan yang dapat berupa nilai-nilai, sikap, dan keterampilan. Widoyoko (2009: 25) juga mengartikan hasil belajar sebagai perubahan pada diri siswa yang berupa perubahan sikap, pengetahuan maupun kecakapan. Nawawi (dalam Susanto, 2013: 5) menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
mempelajari materi pelajaran di sekolah. Tingkat keberhasilan tersebut dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes sejumlah materi pelajaran tertentu. Berdasarkan pengertian-pengertian tentang hasil belajar, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang menyangkut aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat dinyatakan dalam skor. 2.1.3 Pembelajaran Matematika Pembelajaran dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Susanto, 2013: 19). Pembelajaran di sekolah bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar baca, tulis hitung, pengetahuan, dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya (Susanto, 2013: 89). Siregar dan Hartini (2011: 13) mengatakan bahwa pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, serta pelaksanaannya terkendali. Salah satu pembelajaran yang diajarkan di sekolah dasar yaitu matematika. Susanto (2013: 183) mengatakan bahwa pembelajaran matematika bertujuan agar siswa tidak hanya terampil menggunakan matematika namun juga dapat memberikan bekal dalam penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Susanto (2013: 186) mengatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
bahwa pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru terhadap materi matematika. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang meningkatkan kemampuan berpikir siswa pada penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 2.1.4 Metode Montessori Montessori (2013: 1-7) lahir pada 31 Agustus 1870, di Chiaravalle, provinsi Ancona, Italia. Montessori adalah anak tunggal dari seorang manajer perusahaan, Alessandro Montessori. Montessori bersekolah di sebuah sekolah menengah teknik dan melanjutkan ke sekolah kedokteran di Universitas Roma. Pada tahun 1896, Montessori menjadi perempuan Italia pertama yang meraih gelar doktor di bidang kedokteran. Montessori menjadi wakil dari Italia pada Kongres Perempuan Internasional di Berlin tahun 1896. Dalam sambutannya, Montessori menyerukan peningkatan status sosial dan ekonomi dari perempuan Italia. Montessori juga mendorong kaum perempuan untuk mengambil posisi di depan dalam reformasi pendidikan dan untuk bekerja sebagai sukarelawan pengentasan buta huruf di kalangan masyarakat miskin. Montessori (2013: 12) mengatakan bahwa metode Montessori mendasarkan
pembelajaran
pada
tahap-tahap
perkembangan
dengan
menggunakan bahan-bahan pembelajaran dan melatih siswa-siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
membangun keterampilan-keterampilan praktis sehingga mereka dapat mencapai sebagian derajat kemandirian. Magini (2013: 54-55) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran menggunakan media berbasis Montessori diawali dengan (1) direktris mengambil media berbasis Montessori yang akan digunakan, (2) direktris menunjukkan pada siswa cara menggunakan media berbasis Montessori tersebut, dan diakhiri dengan (3) siswa bekerja menggunakan media Montessori tersebut sesuai dengan cara yang ditunjukkan oleh direktris. Dalam rangka menjamin karakteristik Montessori yaitu auto-education dan auto-correction, direktris mengevaluasi kesesuaian tindakan siswa dalam menggunakan media dengan arahan sebelumnya. Jika tindakan siswa sudah sesuai dengan arahan sebelumnya maka siswa sudah bisa bekerja sendiri menggunakan media tersebut di lain waktu. Jika tindakan siswa belum sesuai dengan arahan sebelumnya maka direktris akan memberikan bimbingan kembali. Montessori (dalam Magini, 2013: 55) mengatakan bahwa dengan mengalami dan melakukannya sendiri, siswa akan mendapat pengalaman belajar. Oleh karena itu, Montessori (2002: xvii) membela hak anak untuk aktif, untuk mengeksplorasi lingkungannya dan mengembangkan sumber daya sendiri melalui setiap penyelidikan dan usaha kreatif. Dengan demikian, Magini (2013: 54) mengatakan bahwa tujuan Montessori untuk membuat siswa-siswa mandiri dan melakukan segala sesuatunya sendiri dapat tercapai. 2.1.5 Media Pembelajaran Hamdani (2011: 88) mengatakan bahwa media merupakan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
yang menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan sikap baru. Sedangkan media pembelajaran menurut Hamdani (2011: 90) adalah alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Sejalan dengan Hamdani, Anitah (2010: 5) juga mengemukakan bahwa media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Lain hal nya dengan Anitah, Munadi (2010: 7) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Sedangkan Kustandi dan Sutjipto (2013: 8) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan atau sarana meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Hal ini dilakukan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dan sempurna. Berdasarkan
uraian
diatas
maka
media
pembelajaran
dapat
disimpulkan sebagai suatu alat yang membantu proses belajar mengajar yang memungkinkan siswa mendapat pengetahuan, keterampilan, dan sikap baru. 2.1.6 Decanomial Bead Bar Box Decanomial Bead Bar Box adalah salah satu media berbasis Montessori. Media ini berupa kotak yang di dalamnya terdapat 10 kotak kecil yang berisi manik-manik. Setiap kotak kecil berisi manik-manik dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
warna yang berbeda. Berikut adalah tabel klasifikasi manik-manik media decanomial bead bar box. Tabel 2.1.6.1 Klasifikasi manik-manik media decanomial bead bar box. Kotak Kecil Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima Keenam Ketujuh Kedelapan Kesembilan Kesepuluh
Rangkaian -0-00-000-0000-00000-000000-0000000-00000000-000000000-0000000000-
Warna
Bilangan
Merah Hijau Merah jambu Kuning Biru muda Ungu Putih Cokelat Biru tua Emas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Selain tabel klasifikasi manik-manik media decanomial bead bar box, berikut merupakan gambar media decanomial bead bar box.
Gambar 2.1.6.1 Media decanomial bead bar box.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Decanomial Bead Bar Box memiliki karakteristik media Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction. Montessori, 2002: 169) menjelaskan ciri media yang menarik berarti media tersebut menimbulkan reaksi dari siswa yang membuat pembelajaran dapat terlaksana nantinya. Media berupa rangkaian manik-manik yang berwarna-warni ini dapat menarik perhatian siswa untuk menggunakan media decanomial bead bar box tersebut. Prasetya (2014: 18) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan bergradasi dalam media Montessori berarti media tersebut mempunyai perbedaan warna yang menonjol agar siswa mudah membedakan media tersebut saat menggunakannya. Dengan kata lain, perbedaan warna pada setiap rangkaian manik-manik memudahkan siswa dalam membedakan jumlah
bilangan
berdasarkan
warna
manik-manik
tersebut
saat
menggunakannya. Karakteristik media Montessori yang ketiga yaitu autoeducation. Montessori (2002: 169) menjelaskan auto-education yang dimaksud
adalah
media
tersebut
dapat
mendorong
siswa
untuk
mempelajarinya sendiri berdasarkan pengamatan dan kebebasan. Media decanomial bead bar box ini memberikan pengetahuan baru dan pengalaman belajar pada siswa karena siswa sendiri yang menggunakan media decanomial bead bar box tersebut. Karakteristik media Montessori yang selanjutnya adalah autocorrection. Montessori (2002: 171) mengatakan auto-correction yaitu ketika siswa menemukan kesalahan dalam penggunaan media dalam berbagai cara. Magini (2013: 54) menambahkan bahwa setiap media Montessori memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
unsur pengendali kesalahan. Dalam hal ini pengendali kesalahan decanomial bead bar box terletak pada jawaban dibalik kartu soal. Prasetya (2014: 18) menambahkan ciri media Montessori yaitu kontekstual. Lillard (2005: 32) mengatakan bahwa prinsip pembelajaran Montessori yaitu disesuaikan pada konteks dan material. Siswa dalam pembelajaran Montessori belajar dari melakukan sesuatu sesuai dengan konteks. Prasetya (2014: 20) menambahkan bahwa ciri kontekstual merujuk pada pemanfaatan benda-benda atau barangbarang yang merupakan potensi lokal sebagai bahan dasar dalam pembuatan media. Dalam hal ini yaitu penggunaan benda konkret dalam pembelajaran siswa usia Sekolah Dasar sesuai dengan tahap perkembangan belajar siswa dan bahan pembuatan media yang terdapat di lingkungan sekitar. Dari uraian yang telah disebutkan, media decanomial bead bar box memberikan pengetahuan baru dan pengalaman belajar pada siswa. Media tersebut juga merangsang indera penglihatan dan peraba siswa sehingga memudahkan siswa dalam membedakan jumlah bilangan dalam rangkaian manik-manik berdasarkan warna manik-maniknya. Oleh sebab itu, media ini dapat membantu siswa mempelajari materi penjumlahan dan pengurangan bilangan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media Decanomial Bead Bar Box merupakan salah satu media berbasis Montessori berupa kotak yang berisi manik-manik dan memiliki karakteristik menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction, dan kontekstual. 2.1.7 Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Penjumlahan dan pengurangan bilangan merupakan salah satu materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
matematika yang diajarkan di sekolah. Runtukahu dan Selpius (2014: 111) mengatakan bahwa urutan pembelajaran terkait dengan operasi penjumlahan maupun operasi pengurangan harus diperkenalkan dengan pengalaman konkret. Kemudian pembelajaran didasarkan pada tingkat kesulitan yang harus dikerjakan oleh siswa yaitu berdasarkan jumlah digit bilangan yang terlibat (menggunakan simbol). Tung (2015: 285) mengatakan bahwa siswa perlu
belajar
sistem
perhitungan
berbasis
sepuluh.
Kata
sepuluh
mempresentasikan satu entitas tunggal atau sepuluh unit terpisah (10 satuan). Representasi ini dapat ditukarkan, artinya sepuluh unit terpisah (10 satuan) dapat ditukarkan dengan satu puluhan (sepuluh). Oleh karena itu Goenawan dan Alexander, (2014: 15) mengatakan bahwa dalam belajar penjumlahan bilangan, siswa belajar mulai dari penjumlahan satuan, puluhan, ratusan dan seterusnya. Siswa perlu berlatih secara terus-menerus dan atau berulang-ulang pada penjumlahan salah satu bilangan agar nantinya siswa dapat menguasai dengan mahir. Barulah siswa dapat belajar pada penjumlahan dengan tingkat yang lebih tinggi. Negoro dan Harahap (2010: 260) mengatakan bahwa penjumlahan adalah operasi yang dipergunakan untuk memperoleh jumlah dari dua bilangan. Schwartzman (1994:19) menegaskan bahwa penjumlahan yaitu ketika kita menambahkan suatu bilangan ke sesuatu, kita memberi lebih pada sesuatu tersebut. Dengan kata lain penjumlahan adalah ketika kita menambahkan suatu bilangan ke bilangan lain, maka kita memberi lebih pada bilangan lain tersebut. Goenawan dan Alexander (2014: 16) mengatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
bahwa dalam belajar penjumlahan, siswa juga mempelajari masa transisi dari bentuk pembelajaran verbal (dengan kata-kata) ke bentuk pembelajaran tertulis. Contohnya yaitu pada pengucapan dua (2) ditambah (+) enam (6) sama dengan (=) delapan (8). Bentuk yang ditulis dari pengucapan tersebut yaitu 2 + 6 = 8. Bentuk pembelajaran ini akan terus dipakai pada penjumlahan di tingkat selanjutnya. Schwartzman (1994: 2011) mengatakan bahwa pengurangan adalah mengurangkan bilangan kedua dari bilangan pertama. Pengurangan ditulis dengan simbol pengurangan (-). Goenawan dan Alexander (2014: 23-24) menjelaskan bahwa urutan pembelajaran terkait dengan pengurangan sama halnya dengan penjumlahan yaitu berdasarkan banyaknya digit bilangan yang terlibat. Oleh karena itu dalam pengurangan bilangan, siswa diajarkan mulai dari pengurangan satuan, puluhan, ratusan dan seterusnya. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penjumlahan merupakan kegiatan menjumlahkan dua bilangan. Pengurangan adalah mengurangkan bilangan kedua dari bilangan pertama.
2.2 Penelitian yang Relevan Berikut akan dipaparkan mengenai penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2011) mengenai peningkatan kemampuan berhitung dan keaktifan siswa melakukan penjumlahan dan pengurangan menggunakan media manikmanik kelas I, Prasetya (2014) mengenai pengembangan alat peraga Montessori untuk penjumlahan dan pengurangan kelas I, dan Pamungkas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
(2014) tentang penggunaan media manik-manik melalui demonstrasi dalam mengalikan bilangan kelas II. Penelitian pertama ditulis oleh Yosephine Purwanti Astuti (2011). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berhitung dan keaktifan siswa kelas I dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan bilan gan cacah di SD Kanisius Bantul pada semester ganjil 2011/2012. Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Bantul dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas I SD yang berjumlah 36 siswa. Dalam penelitiannya, Astuti berperan sebagai pengamat sedangkan yang melaksanakan pembelajaran menggunakan media manik-manik adalah guru kelas I. Hasil penelitian yang dilakukan Astuti menunjukkan bahwa pada siklus I, siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal yaitu 63,89% dan setelah itu meningkat mencapai 86,11%. Sedangkan siswa yang mencapai KKM pada siklus II yaitu 100%, sehingga dapat ditarik kesimpulan peningkatan banyaknya siswa yang mencapai KKM sebesar 13,89%. Peningkatan keaktifan siswa pada siklus I mencapai 72,86% dari kondisi awal yaitu 70,21%. Pada siklus II peningkatan keaktifan mencapai 76,06%. Skor rata-rata kelas dari siklus I yaitu 85,00 dan pada siklus II menjadi 93,61. Penelitian yang kedua ditulis oleh Andreas Erwin Prasetya (2014). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan untuk penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I SD Kanisius Pugeran Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Pugeran dengan subjek penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
yaitu siswa kelas I SD. Pengembangan alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan mengarah pada ciri, kualitas, dan dampak penggunaan alat peraga yang berbasis pada metode Montessori. Hasil penelitian Prasetya menunjukkan bahwa alat peraga penjumlahan dan pengurangan (1) memiliki lima ciri yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual; (2) memiliki kualitas “sangat baik” ; (3) dan memberikan dampak afektif berupa minat dan konsentrasi belajar anak. Hal ini terbukti dengan penggunaan alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan yang mampu membantu anak memahami materi dengan rerata peningkatan pretest ke posttest sebesar 114,6%. Penelitian yang ketiga ditulis oleh Margareta Putri Pamungkas (2014). Penelitian
Pamungkas
ini
bertujuan
untuk
meningkatkan
serta
mendeskripsikan aktivitas siswa dan kemampuan mengalikan bilangan siswa kelas II SD Kanisius Notoyudan dengan penggunaan media manik-manik melalui metode demonstrasi. Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Notoyudan dengan subyek penelitian yaitu siswa kelas II SD yang berjumlah 19 siswa. Hasil penelitian yang dilakukan Pamungkas menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dan kemampuan dalam mengalikan bilangan dengan bantuan media manik-manik melalui metode demonstrasi. Hasil aktivitas siswa seperti mengamati orang lain bekerja pada kondisi awal sebesar 40,12%. Relevansi penelitian yang dilakukan dengan penelitianpenelitian tersebut di atas adalah penggunaan media dalam pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
penjumlahan dan pengurangan bilangan dan melihat hasil belajar siswa setelah menggunakan media pembelajaran tersebut.
2.3 Kerangka Berpikir Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Salah satu materi pelajaran yang dipelajari dalam matematika yaitu penjumlahan dan pengurangan bilangan. Seringkali siswa masih kesulitan dalam mempelajari materi penjumlahan dan pengurangan. Hal yang menjadi kesulitan mereka yaitu ketika materi penjumlahan dengan teknik menyimpan
dan
pengurangan
dengan
teknik
meminjam.
Ketika
menjumlahkan bilangan, mereka lupa untuk menambahkan suatu bilangan ke bilangan yang berada di depannya. Ketika mengurangkan bilangan, mereka lupa untuk mengurangkan bilangan yang sudah dipinjam. Guru dalam melaksanakan pembelajaran di Sekolah Dasar lebih banyak melakukan kegiatan atau aktivitas dibandingkan dengan siswanya. Guru lebih banyak menjelaskan dan siswa pasif selama pembelajaran. Hal yang siswa lakukan yaitu memperhatikan guru dan mencatat catatan terkait materi yang diajarkan. Kemudian siswa diminta untuk mengerjakan latihan. Pembelajaran yang demikian membuat siswa kurang dapat memahami materi yang sedang diajarkan. Pemberian materi penjumlahan dan pengurangan harus sesuai dengan tahap perkembangan siswa supaya tidak terjadi salah konsep yang nantinya akan berdampak pada kesulitan siswa untuk mempelajari materi matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
selanjutnya. Tahap perkembangan siswa usia Sekolah Dasar berada pada penggunaan benda konkret. Oleh sebab itu, pembelajaran matematika hendaknya menggunakan benda konkret. Dengan penggunaan benda konkret, siswa tidak hanya membayangkannya saja namun juga dapat melihatnya dan memegangnya. Siswa dapat mengalami sendiri menggunakan benda konkret sebagai media belajar. Pengalaman yang didapat oleh siswa akan lebih lama tertanam dalam diri mereka bila mereka mengalaminya sendiri. Dengan demikian, materi yang disampaikan akan lebih mudah untuk ditangkap oleh siswa. Oleh karena itu, penting bagi pembelajaran dengan menggunakan media sebagai alat bantu penyampaian materi kepada siswa. Untuk materi penjumlahan dan pengurangan bilangan, media yang dapat digunakan yaitu media decanomial bead bar box. Media decanomial bead bar box merupakan salah satu media Montessori. Media ini memiliki ciri-ciri diantaranya menarik, yang dapat membuat siswa ingin mencoba menggunakannya; bergradasi, dapat dilihat dari manik-manik yang berwarna-warni; auto-education, di mana siswa dapat belajar sendiri menggunakan media ini; auto-correction, di mana siswa akan dapat menyadari kesalahannya sendiri dengan melihat jawaban di balik kartu soal; dan kontekstual, yaitu kesesuaian pada konteks siswa yang dapat dilihat dari penggunaan benda konkret sesuai dengan tahapan perkembangan belajar siswa dan bahan pembuatan media ada di lingkungan sekitar serta kemudahan siswa untuk membawa media tersebut. Media ini menitikberatkan pada pengalaman indera siswa. Penggunaan media ini sederhana dan dapat melatih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
keaktifan siswa. Media decanomial bead bar box ini digunakan oleh siswa itu sendiri. Siswa akan berlatih secara mandiri untuk mencoba menjumlahkan dan mengurangkan bilangan dengan berbagai manik-manik yang berwarnawarni. Dengan demikian, siswa tidak lagi hanya menerima pembelajaran dari guru dan duduk diam mendengarkan guru menjelaskan materi namun juga dapat melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan bantuan media decanomial bead bar box ini. Berdasarkan fakta yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti berinisiatif melakukan implementasi media decanomial bead bar box untuk materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka pada siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman. Media ini diharapkan dapat membantu guru menyampaikan materi pembelajaran dan membantu siswa memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan. Peneliti juga melihat hasil belajar siswa dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dari pengimplementasian media decanomial bead bar box ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai 3.1 jenis penelitian, 3.2 setting penelitian, 3.3 rancangan penelitian, 3.4 teknik pengumpulan data, 3.5 instrumen penelitian, 3.6 kredibilitas dan transferabilitas, dan 3.7 teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif. Basrowi dan Suwandi (2008: 22) menjelaskan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang digunakan untuk mengungkap dan memahami sesuatu di balik fenomena yang sama sekali belum diketahui. Nawawi dan Mimi (2005: 73) mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan keadaan pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang Nampak atau sebagaimana adanya. Darmadi (2014: 186) mengatakan bahwa penelitian deskriptif juga dapat dilakukan dengan mendeskripsikan suatu fenomena menggunakan interpretasi dari angka-angka. Penelitian ini dilakukan guna mengungkap fenomena dengan mendeskripsikannya menggunakan interpretasi angka-angka dari data yang didapat. Dengan kata lain, penelitian ini mendeskripsikan hasil implementasi media decanomial bead bar box pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman.
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
3.2 Setting Penelitian Setting dalam penelitian ini meliputi tempat penelitian, subjek penelitian, dan waktu penelitian. 3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Caturtunggal 1. Sekolah Dasar ini beralamat di jalan Pandega Marga 1, Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. 3.2.2 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 tahun ajaran 2015/2016. Siswa kelas II di SD Negeri Caturtunggal 1 ini berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. 3.2.3 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dari bulan Februari hingga bulan Juli 2016. Kegiatan yang dilakukan yaitu dari pembuatan proposal penelitian, pelaksanaan penelitian semester genap tahun pelajaran 2015/2016 di SD Negeri Caturtunggal 1 hingga penulisan laporan.
3.3 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan tahap penelitian kualitatif menurut Bogdan. Tahapan penelitian tersebut yaitu tahap pralapangan, pekerjaan lapangan, dan analisis data (Basrowi dan Suwandi, 2008: 84-92). Tahapan ini dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Bagan 3.3.1 Tahapan penelitian kualitatif menurut Bogdan
Tahap penelitian yang pertama yaitu pralapangan. Basrowi dan Suwandi (2008: 84-87) mengatakan bahwa pada tahap ini kegiatan yang harus peneliti lakukan yaitu menyusun rancangan penelitian, menentukan tempat penelitian, mengurus perijinan, menilai keadaan lapangan, dan menyiapkan perlengkapan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menyusun rancangan penelitian atau proposal penelitian berisi bab pendahuluan, landasan teori, dan metode penelitian. Selanjutnya peneliti menentukan tempat atau lokasi penelitian yaitu SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman sebagai tempat penelitian. Selain itu, peneliti melakukan observasi tempat atau lokasi penelitian yang peneliti lakukan selama mengikuti program PPL (Program Pengakraban Lingkungan). Observasi tersebut dilakukan guna mengetahui keadaan atau kondisi lokasi penelitian agar peneliti dapat mempersiapkan diri secara fisik maupun mental sebelum melakukan penelitian. Peneliti juga menyiapkan media decanomial bead bar box yang nantinya digunakan selama pembelajaran dan menyusun instrumen penelitian dan instrumen pembelajaran serta melakukan validasi terhadap instrumen-instrumen yang telah dibuat. Instrumen pembelajaran yang disusun diantaranya silabus pembelajaran, RPP, LKS, dan soal evaluasi. Instrumen penelitian yang disusun yaitu pedoman wawancara dan pedoman observasi. Validasi instrumen dalam penelitian ini dilakukan oleh ahli dan guru. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
dilakukan guna mengetahui kelayakan instrumen penelitian sebelum digunakan saat penelitian. Tahap penelitian yang kedua yaitu tahap pekerjaan lapangan. Basrowi dan Suwandi (2008: 88-90) mengatakan bahwa kegiatan yang peneliti lakukan pada tahap ini yaitu melakukan penelitian dan mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman. Penelitian yang dilakukan berupa implementasi menggunakan media pembelajaran Montessori yaitu decanomial bead bar box terhadap materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka pada siswa kelas II. Peneliti melakukan implementasi menggunakan media decanomial bead bar box di kelas. Implementasi dilakukan selama empat hari. Selama penelitian berlangsung, peneliti mengumpulkan data berupa foto selama pembelajaran, melakukan observasi dan wawancara kepada siswa. Hal ini dilakukan untuk melengkapi data yang didapatkan tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Tahap penelitian yang ketiga adalah analisis data. Basrowi dan Suwandi (2008: 91-92) mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini yaitu menganalisis data yang telah didapatkan selama penelitian di lapangan. Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data ke dalam kategori. Data berupa hasil wawancara ditranskripsikan ke dalam percakapan wawancara. Sugiyono (2014: 89) menjelaskan nantinya data-data yang telah disusun secara sistematis dibuat kesimpulan yang mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
3.4 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data sangat penting dilakukan dalam penelitian. Pengumpulan data dilakukan guna mendapatkan data ataupun informasi yang dibutuhkan peneliti demi tercapainya tujuan dari penelitian tersebut. Dalam penelitian ini, jenis data yang dihasilkan yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Uraian tentang teknik pengumpulan data akan dijelaskan sebagai berikut. 3.4.1 Wawancara Wawancara menurut Arikunto (2013: 198) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari narasumber. Peneliti
menggunakan
bentuk
wawancara
semi
terstruktur.
Peneliti
menggunakan bentuk wawancara semi terstruktur ini karena jawaban yang diberikan kepada pewawancara tidak dibatasi sehingga subjek dapat lebih bebas mengemukakan jawaban sepanjang tidak keluar dari konteks. Herdiansyah (2013: 66-67) menegaskan bahwa wawancara semi terstruktur memberikan kebebasan pada subjek untuk menjawab pertanyaan selama tidak keluar dari konteks dan kontrol terhadap bahan pembicaraan yang dipegang peneliti yaitu pedoman wawancara. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan peneliti dengan guru kelas II. Hal yang dibahas dalam wawancara dengan guru kelas yaitu mengenai kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran, terutama dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan. Wawancara juga dilakukan pada siswa kelas II. Wawancara yang dilakukan pada siswa kelas II bertujuan untuk mendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
informasi terkait dengan pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar box. 3.4.2 Observasi Sanjaya (2013: 270) berpendapat bahwa observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang halhal yang diamati. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar box. Observasi dilakukan dengan melengkapi format yang berisi itemitem tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. 3.4.3 Dokumentasi Dokumentasi dari asal katanya ‘dokumen’ berarti barang-barang tertulis. Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda, notulen rapat, dan lain-lain (Arikunto, 2013: 201-202). Dalam hal ini, dokumentasi dalam penelitian berupa transkripsi wawancara dengan guru dan siswa. 3.4.4 Tes Tes menurut Arikunto (2013: 193) merupakan serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Salah satu tes yang dapat dilakukan yaitu tes prestasi (achievement test). Tes prestasi menurut Arikunto (2013: 194) yaitu tes yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Pemberian tes ini dilakukan setelah orang yang dimaksud sudah mempelajari hal-hal sesuai dengan yang akan diteskan. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan membagikan soal tes kepada siswa. Pembagian soal tes dilakukan sebelum siswa menggunakan media. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa. Pembagian soal tes juga dilakukan di akhir pertemuan terakhir. Hal ini dilakukan untuk melihat kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar box.
3.5 Instrumen Penelitian Menurut Siregar (dalam Adayu, 2014: 60) instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes dan nontes. Sugiyono (2010: 148) mengatakan bahwa instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan yaitu perangkat pembelajaran berupa silabus pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, LKS, 20 pertanyaan soal evaluasi, pedoman wawancara dengan guru dan siswa, serta pedoman observasi. Sebelum digunakan, instrumen-instrumen tersebut terlebih dahulu divalidasi oleh para ahli dan guru kelas II. Berikut adalah tabel kisi-kisi instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
3.5.1 Pedoman Wawancara Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan guru dan empat siswa kelas II. Wawancara yang dilakukan dengan guru dan siswa bertujuan untuk mengetahui pembelajaran matematika di kelas dan penggunaan media di dalam kelas. Berikut tabel pedoman wawancara guru. Tabel 3.5.1.1. Pedoman wawancara guru. No
1
2
3
5
Garis Besar Wawancara
Aspek yang ditanyakan
Pembelajaran Matematika di kelas II.
1. Proses pembelajaran Matematika di kelas. 2. Proses pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan Kesulitan guru dalam 1. Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan menyampaikan materi materi pembelajaran Matematika. pembelajaran 2. Materi yang sulit disampaikan kepada siswa. Matematika. 3. Penyebab kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Media pendukung 1. Ketersediaan media pendukung di kelas untuk dalam kegiatan pelajaran matematika. pembelajaran 2. Pengadaan media pendukung buatan guru. Matematika. 3. Pengadaan media pendukung bukan buatan guru. 4. Media pendukung yang pernah digunakan guru dalam pembelajaran Matematika. 5. Penggunaan media pendukung oleh siswa. Kesulitan belajar yang 1. Keaktifan siswa dalam pembelajaran Matematika. dialami siswa dalam 2. Siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran pembelajaran Matematika. Matematika.
Wawancara yang dilakukan berfokus untuk mengetahui kesulitan siswa dalam mempelajari mata pelajaran matematika pada
materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan. Selain itu, wawancara dilakukan guna mengetahui penggunaan media pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, khususnya pada mata pelajaran matematika materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
penjumlahan dan pengurangan bilangan. Berikut tabel pedoman wawancara siswa. Tabel 3.5.1.2. Pedoman wawancara siswa. No
Garis Besar Wawancara
1.
Auto education
2.
Menarik
3.
Gradasi
4.
Auto correction
5.
Kontekstual
Aspek yang ditanyakan 1. Penggunaan media decanomial bead bar box secara mandiri oleh siswa. 2. Pemahaman siswa akan materi pembelajaran dengan menggunakan media decanomial bead bar box. 1. Ketertarikan siswa belajar Matematika karena warna media decanomial bead bar box. 2. Ketertarikan siswa pada bentuk media decanomial bead bar box. 3. Penggunaan media decanomial bead bar box membuat siswa merasa senang. 1. Kemudahan siswa membawa/memindahkan media decanomial bead bar box. 2. Kemudahan siswa mengetahui angka berdasarkan warna media decanomial bead bar box. 1. Kesadaran siswa mengetahui kesalahan dalam menggunakan media decanomial bead bar box. 2. Kemudahan siswa menemukan jawaban ketika menggunakan media decanomial bead bar box. 1. Kemudahan menemukan bahan pembuatan media decanomial bead bar box di lingkungan sekitar. 2. Pembuatan media decanomial bead bar box oleh Bapak/Ibu guru atau orang lain.
Wawancara yang dilakukan kepada siswa bertujuan untuk mengetahui pendapat siswa terkait penggunaan media decanomial bead bar box oleh siswa dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan di kelas. 3.5.2 Pedoman Observasi Observasi
yang dilakukan peneliti
digunakan untuk
melihat
penggunaan media decanomial bead bar box oleh siswa selama pembelajaran berlangsung. Berikut adalah tabel lembar observasi yang digunakan peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Tabel 3.5.2.1 Pedoman observasi. No. 1
Indikator Menggunakan media decanomial bead bar box dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan
2
Menunjukkan sikap disiplin dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan.
3
Menunjukkan sikap saling berbagi dalam mengerjakan tugas.
Deskripsi 3. Siswa selalu menggunakan media decanomial bead bar box dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan. 2. Siswa sesekali menggunakan media decanomial bead bar box dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan. 1. Siswa tidak pernah menggunakan media decanomial bead bar box dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan. 3. Siswa menggunakan media decanomial bead bar box sesuai dengan cara penggunaanya, menaruh manik-manik media decanomial bead bar box sesuai dengan tempatnya, mengembalikan media decanomial bead bar box pada tempat semula. 2. Siswa memenuhi 2 dari 3 kriteria. 1. Siswa memenuhi 1 dari 3 kriteria. 3. Siswa berbagi dalam menggunakan media decanomial bead bar box untuk menyelesaikan tugas. 2. Siswa mau berbagi menggunakan media decanomial bead bar box untuk menyelesaikan tugas. 1. Siswa tidak mau berbagi menggunakan media decanomial bead bar box untuk menyelesaikan tugas.
Observasi dilakukan selama empat pertemuan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. observasi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penggunaan media decanomial bead bar box oleh siswa dan sikap siswa selama menggunakan media decanomial bead bar box tersebut. 3.5.3 Soal Tes Lembar soal tes pada instrumen penelitian ini memuat 20 pertanyaan terkait materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka. Soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan media decanomial bead bar box. Kisi-kisi soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (lihat lampiran 4). Tabel 3.5.3.1 Kisi-kisi soal tes. Materi Pelajaran Indikator Nomor Soal Penjumlahan bilangan dua Menentukan hasil penjumlahan 2, 6, 9, 14, 20 angka dengan bilangan dua bilangan dua angka dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
angka tanpa teknik menyimpan. Penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan. Pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam. Pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam.
bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan. Menentukan hasil penjumlahan bilangan dua angka dengan 3, 5, 10, 15, 17 bilangan dua angka dengan teknik menyimpan. Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan 1, 4, 11, 16, 18 bilangan dua angka tanpa teknik meminjam. Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan 7, 8, 12, 13, 19 bilangan dua angka dengan teknik meminjam.
Berdasarkan tabel kisi-kisi soal tes tersebut, dalam penelitian ini siswa mengerjakan 20 soal penjumlahan dan pengurangan bilangan yang terdiri dari 5 soal penjumlahan bilangan dua angka dan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan, 5 soal penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan, 5 soal pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam, dan 5 soal pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam.
3.6 Kredibilitas dan Transferabilitas Hasil dari penelitian yang telah dilakukan berupa data-data dari lapangan memerlukan pengecekan data agar dapat mengetahui keabsahan data yang didapat. Keabsahan data dapat diperoleh dengan cara (Darmadi, 2014: 294): 3.6.1 Kredibilitas Tohirin (2012: 71) mengatakan bahwa kredibilitas digunakan untuk memastikan sejauh mana data yang diperoleh dapat diterima dan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
menjawab rumusan masalah penelitian. Cara yang dilakukan yaitu dengan ketekunan pengamatan dan triangulasi. Pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan penelitian dilakukan secara tekun dan terus menerus supaya data yang diperoleh lengkap dan sesuai fokus penelitian. Ketekunan dalam pengamatan membuat peneliti memahami masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipercaya kebenarannya. Cara yang kedua yaitu dengan triangulasi. Darmadi (2014: 295) mengatakan bahwa triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pembanding terhadap data tersebut. Tohirin (2012: 76) mengatakan bahwa triangulasi dapat dilakukan dengan membandingkan data dengan sumber, metode, maupun teori. Triangulasi dalam penelitian ini yaitu membandingkan data yang telah diperoleh dengan hasil wawancara dan hasil observasi. 3.6.2 Transferabilitas Darmadi (2014: 295) berpendapat bahwa transferabilitas berarti mempertanyakan apakah hasil penelitian yang dilakukan dapat diterapkan pada waktu dan situasi yang lain. Siregar (2010: 216) menjelaskan bahwa tujuan dari transferabilitas yaitu untuk mengetahui sejauh mana hasil penelitian dapat diterapkan pada situasi lain. Berdasarkan penjelasan tersebut maka, transferabilitas dalam penelitian ini dilakukan guna melihat kemungkinan penggunaan hasil penelitian di tempat lain pada waktu dan situasi yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Tingkat transferabilitas hasil penelitian tentang implementasi media decanomial bead bar box materi penjumlahan dan pengurangan bilangan siswa kelas II SD Caturtunggal 1 Sleman yaitu dapat diterapkan di tempat lain selama sesuai dengan permasalahan dan situasi yang dialami. Dengan kata lain implementasi media decanomial bead bar box untuk materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dapat diterapkan di tempat lain pada waktu yang berbeda dengan mempertimbangkan kesesuaian permasalahan yang dialami dan karakteristik yang dimiliki siswa.
3.7 Analisis Data Data-data yang telah dikumpulkan peneliti selama penelitian kemudian dianalisis. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 3.7.1 Penskoran Soal Tes Soal tes yang diberikan kepada siswa berupa soal tes esai. Soal tes esai yang digunakan dalam penelitian yaitu soal tes dengan jawaban terbatas. Peneliti menggunakan pedoman jawaban sebagai petunjuk. Pedoman jawaban ditulis untuk setiap soal. Peneliti juga menentukan nilai skor yang di kenakan pada soal (Purwanto, 2009: 207). Oleh karena itu, peneliti menggunakan rumus penskoran soal tes sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Kriteria penilaian hasil tes dalam penelitian ini diadaptasi dari Widoyoko (2009: 242). Berikut tabel kriteria penilaian hasil tes. Tabel 3.7.1.1 Kriteria penilaian hasil tes. Nilai 80>x≥100 60>x≥80 40>x≥60 20>x≥40 0≥x≥20
Keterangan Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
3.7.2 Penskoran Observasi Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan daftar isian yang di dalamnya telah tercantum jenis-jenis aspek kegiatan yang harus dinilai. Oleh karena itu penskoran hasil observasi menggunakan rumus sebagai berikut (Purwanto, 2009: 207).
Skor yang telah diperoleh, dihitung dengan kriteria penilaian yang diadaptasi dari Widoyoko (2009: 242) Berikut tabel kriteria penilaian observasi. Tabel 3.7.3.1 Kriteria penilaian observasi. Nilai 80>x≥100 60>x≥80 40>x≥60 20>x≥40 0≥x≥20
Keterangan Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Untuk data kualitatif berupa hasil wawancara dianalisis menggunakan transkripsi data yaitu mentranskripsikan hasil wawancara ke dalam bentuk percakapan wawancara (Herdiansyah, 2013: 338).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai 4.1 hasil penelitian dan 4.2 pembahasan.
4.1 Hasil Penelitian Dalam hasil penelitian akan dijelaskan mengenai 4.1.1 pelaksanaan pembelajaran dan 4.1.2 penggunaan media decanomial bead bar box. 4.1.1 Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan implementasi media decanomial bead bar box pada pembelajaran matematika kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman dilakukan sebanyak empat kali pertemuan. Waktu pelaksanaan implementasi media di kelas dilakukan pada tanggal 10 Mei hingga 13 Mei 2016. Sebelumnya, pada tanggal 9 Mei 2016 peneliti melakukan tes kepada siswa kelas II berupa pengerjaan soal tes yang memuat 20 pertanyaan mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka. Soal tes diberikan untuk mengumpulkan data kemampuan berhitung siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka. Hasil pengerjaan tes oleh siswa dijadikan data awal sebelum pelaksanaan implementasi media oleh peneliti di kelas. Pada tanggal 14 Mei 2016, peneliti juga memberikan soal tes kepada siswa kelas II. Pemberian soal tes ini untuk melihat hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
box. Uraian mengenai pelaksanaan implementasi di kelas II selama empat pertemuan adalah sebagai berikut. 4.1.1.1 Pertemuan 1 Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Mei 2016 selama 2 jam pelajaran (2x40 menit). Materi pembelajaran yang disampaikan pada pertemuan pertama ini adalah penjumlahan bilangan dua angka tanpa menyimpan. Siswa membantu guru membawa media decanomial bead bar box masuk ke dalam kelas. Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam antara guru dan siswa. Kemudian guru menanyakan kabar siswa dan siswa menjawabnya. Salah
satu
siswa memimpin
doa bersama sebelum
pembelajaran dimulai. Untuk menambah semangat siswa dalam belajar, siswa bersama dengan guru melakukan tepuk semangat dan menyanyikan lagu “satu ditambah satu.” Lagu tersebut dipilih sekaligus untuk mengingatkan kembali kepada siswa tentang materi penjumlahan bilangan. Siswa dengan arahan guru membahas lagu yang telah dinyanyikan bersama-sama. Siswa kemudian menyampaikan materi pelajaran yang dapat siswa pelajari dari lagu tersebut. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran. Siswa juga diberitahu bahwa hari ini siswa akan belajar dengan menggunakan media decanomial bead bar box. Siswa membantu guru membagikan LKS kepada setiap siswa di kelas. Setelah semua LKS dibagikan, siswa diminta untuk mengisi nama dan no.absen siswa pada lembar LKS. Kemudian, guru menanyakan kepada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
perilaku yang menunjukkan sikap saling berbagi di dalam kelas. Siswa secara bergiliran menyebutkan perilaku yang menunjukkan sikap saling berbagi di dalam kelas. Jawaban siswa ditulis pada papan tulis oleh guru. Siswa bersama dengan guru membahas perilaku-perilaku yang menunjukkan sikap saling berbagi yang telah siswa sebutkan dan mengaitkannya pada penggunaan media dalam belajar secara berkelompok. Setelah itu, guru mengulang kembali sedikit tentang materi penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan dengan menggunakan cara bersusun pendek dan cara bersusun panjang. Kemudian, siswa pun diperkenalkan pada media decanomial bead bar box. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai nama dan kegunaan media decanomial bead bar box. Kemudian, siswa mengamati cara penggunaan media yang diperagakan oleh guru dengan contoh soal penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan.
Gambar 4.1.1.1.1 Siswa diperkenalkan media decanomial bead bar box.
Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan kepada siswa. Kegiatan tersebut adalah pembagian kelompok belajar dan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa dalam setiap kelompok. Kemudian, siswa berkumpul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
bersama dengan kelompoknya. Perwakilan dari setiap kelompok mengambil media decanomial bead bar box dan kartu soal yang ada di depan kelas.
Gambar 4.1.1.1.2 Perwakilan kelompok mengambil media.
Terdapat satu kelompok di mana salah satu siswanya enggan berbagi media decanomial bead bar box dengan salah satu teman kelompoknya. Guru pun berusaha menyakinkan siswa tersebut agar mau berbagi dalam menggunakan media, namun siswa tersebut bersikeras enggan berbagi media. Akhirnya salah satu siswa dalam kelompok tersebut bersedia bergabung dengan kelompok lain dan kelompok lain menerimanya. Pembelajaran dilanjutkan dengan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa bersama dengan kelompoknya mulai mengerjakan soal penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan dengan menggunakan media decanomial bead bar box. Siswa secara bersama-sama dengan kelompoknya membaca soal yang ada pada kartu soal. Soal yang dikerjakan siswa yaitu: Santi mengumpulkan 42 baju bekas. Kemudian Santi mendapat 13 baju bekas dari Doni. Berapa jumlah baju bekas yang Santi punya? Untuk menjawab soal tersebut, siswa menuliskan terlebih dahulu soal tersebut pada lembar jawaban. Siswa diberi kebebasan untuk menuliskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
dalam cara bersusun pendek maupun bersusun panjang. Kemudian, siswa mulai mengambil manik-manik sejumlah dengan bilangan pada kartu soal (42).
Gambar 4.1.1.1.3 Siswa mengambil manik-manik.
Siswa memastikan jumlah manik-manik yang mereka ambil sesuai dengan bilangan yang ada pada kartu soal dengan menghitung manik-manik tersebut. Setelah itu, siswa mengambil manik-manik lagi sejumlah bilangan yang tertulis pada kartu soal (13). Semua manik-manik yang siswa ambil kemudian siswa hitung. Jumlah semua manik-manik yang siswa hitung adalah jawaban dari soal tersebut.
Gambar 4.1.1.1.4 Siswa menghitung jumlah manik-manik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Sembari siswa mengerjakan tugas yang telah diberikan, guru berkeliling memantau kinerja siswa dalam mengerjakan tugas. Beberapa siswa bertanya kepada guru tentang cara penggunaan media. Guru pun menjelaskan kembali cara penggunaan media kepada siswa tersebut. Sembari guru berkeliling kelas, guru juga melakukan observasi terkait penggunaan media oleh siswa. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal, siswa bersama dengan guru membahas jawaban dari soal yang telah dikerjakan oleh siswa. Siswa diberitahu oleh guru untuk melihat tulisan di balik kartu soal. Angka yang terdapat pada balik kartu soal merupakan jawaban dari soal tersebut. Kemudian siswa secara serentak memeriksa jawaban mereka. Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya terkait materi pelajaran yang belum dipahami pada hari ini. Setelah itu, siswa membereskan media decanomial bead bar box dan mengembalikannya pada meja guru. Siswa merapikan kembali tempat duduk dan duduk di tempat duduk masing-masing.
Kemudian,
siswa
menyampaikan
kesimpulan
terkait
pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah kesimpulan disampaikan, siswa diberi waktu untuk mengisi lembar refleksi yang terdapat pada LKS. Siswa yang telah selesai mengisi lembar refleksi, mengumpulkan LKS pada guru. Guru menyampaikan kepada siswa untuk belajar mengenai penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan. Kemudian, guru dan siswa saling mengucapkan salam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
4.1.1.2 Pertemuan 2 Implementasi media pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Mei 2016 selama 2 jam pelajaran (2x40 menit). Materi pembelajaran hari kedua yaitu penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan. Guru dan siswa saling mengucapkan salam. Guru menanyakan kabar siswa dan siswa menjawabnya. Salah satu siswa memimpin doa. Guru melakukan presensi terhadap siswa. Siswa bersama dengan guru menyanyikan lagu “satu dua tiga empat” untuk menambah semangat siswa sebelum belajar. Kemudian, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini dan membagikan LKS pada siswa. Salah seorang siswa diminta untuk mengambil media decanomial bead bar box dan menaruhnya di meja yang ada di depan kelas. Kemudian, guru memberikan contoh soal penjumlahan di papan tulis (Hari Senin Pak Sam menjual 22 ekor ayam. Hari Selasa Pak Sam menjual 15 ekor ayam. Berapa banyak ayam yang Pak Sam jual selama 2 hari?) . Salah satu siswa memperagakan penggunaan media decanomial bead bar box untuk menyelesaikan soal penjumlahan yang ada di papan tulis. Kemudian, guru memberi satu soal penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan. Siswa dengan arahan guru memperagakan cara penggunaan media untuk menyelesaikan soal penjumlahan dengan teknik menyimpan. Guru mengulangi cara penggunaan media untuk menyelesaikan soal penjumlahan dengan teknik menyimpan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Siswa dibagi dalam 6 kelompok lagi. Setiap kelompok diminta mengambil media decanomial bead bar box dan kartu soal. Kemudian, siswa mengerjakan soal penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan bersama dengan kelompoknya menggunakan media decanomial bead bar box. Hal pertama yang mereka lakukan adalah membaca soal yang telah mereka ambil dari kartu soal. Kemudian, siswa mengambil manikmanik sejumlah bilangan pertama yang ada pada kartu soal.
Gambar 4.1.1.2.1 Siswa mengambil manik-manik bilangan pertama.
Setelah mengambil manik-manik sejumlah bilangan pertama pada soal, siswa memastikan jumlah tersebut dengan menghitung manik-manik yang telah mereka ambil.
Gambar 4.1.1.2.2 Siswa menghitung jumlah manik-manik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Kemudian siswa kembali mengambil manik-manik sejumlah dengan bilangan kedua yang tertera pada soal.
Gambar 4.1.1.2.3 Siswa mengambil manik-manik bilangan kedua.
Setelah mengambil manik-manik, kemudian siswa menghitung jumlah manik-manik bilangan pertama dan manik-manik bilangan kedua. Rangkaian manik-manik yang jika dijumlahkan hasilnya sepuluh ditukarkan dengan rangkaian manik-manik bilangan sepuluh atau rangkaian manik-manik berwarna emas (rangkaian manik-manik yang dijumlahkan misalnya rangkaian manik-manik bilangan enam dan rangkaian manik-manik bilangan empat). Bagi rangkaian manik-manik yang jika dijumlahkan hasilnya melebihi sepuluh (misalnya penjumlahan rangkaian manik-manik bilangan enam dan bilangan enam yang menghasilkan bilangan dua belas) maka manik-manik tersebut ditukarkan dengan satu rangkaian manik-manik bilangan sepuluh atau emas dan satu rangkaian manik-manik bilangan dua atau hijau. Dapat pula ditukarkan dengan satu rangkaian manik-manik bilangan sepuluh atau emas dan dua manik-manik bilangan satu atau merah. Hal ini dilakukan untuk mempermudah siswa dalam menghitung jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
rangkaian manik-manik. Jumlah manik-manik yang telah dihitung kemudian ditulis pada lembar jawaban siswa.
Gambar 4.1.1.2.4 Siswa menghitung manik-manik bilangan pertama dan kedua.
Guru memantau pekerjaan siswa selama siswa melaksanakan tugas dari guru. Siswa yang masih kesulitan menggunakan media decanomial bead bar box bertanya kepada guru. Guru pun memberikan arahan dalam menggunakan media decanomial bead bar box pada siswa tersebut. Siswa melakukan penjumlahan bilangan dengan teknik menyimpan menggunakan media decanomial bead bar box sesuai dengan arahan guru.
Gambar 4.1.1.2.5 Siswa mendapat arahan dari guru.
Guru dan siswa membahas soal penjumlahan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan bersama-sama. Siswa menuliskan hasil pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
siswa pada papan tulis. Siswa bersama dengan guru mencocokkan jawaban dari soal dengan jawaban yang ada di balik kartu soal. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait materi pelajaran yang kurang dipahami hari ini. Kemudian siswa mengembalikan media decanomial bead bar box pada meja guru. Siswa menyampaikan kesimpulan terkait pembelajaran yang telah dilakukan. Kesimpulan yang disampaikan siswa kemudian di tulis di papan tulis oleh guru. Kemudian, siswa menuliskan refleksi pada lembar yang ada di LKS. Siswa yang telah selesai menuliskan refleksi kemudian mengumpulkan LKS pada guru. Guru dan siswa mengucapkan salam untuk mengakhiri pembelajaran. 4.1.1.3 Pertemuan 3 Pertemuan 3 dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Mei 2016 selama 2 jam pelajaran (2x40 menit). Pada pertemuan kali ini, guru dan siswa membahas tentang materi pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam. Pembelajaran dibuka dengan ucapan salam guru pada siswa. Kemudian, guru melakukan presensi terhadap siswa dan berdoa bersamasama dengan siswa. Siswa menerima LKS yang dibagikan oleh guru. Setelah itu, siswa bersama dengan guru melakukan yel-yel “mana semangatmu” dan tepuk fokus. Guru menanyakan materi pelajaran yang dipelajari pada pertemuan
sebelumnya
dan
siswa
menjawabnya.
Kemudian,
siswa
mendengarkan guru yang sedang menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan pada pembelajaran kali ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Siswa memperhatikan guru yang sedang memperagakan cara penggunaan media decanomial bead bar box untuk menyelesaikan soal pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam. Siswa dibagi dalam 6 kelompok. Perwakilan dari setiap kelompok mengambil media decanomial bead bar box dan kartu soal. Setiap kelompok mengerjakan soal yang terdapat pada kartu soal bersama teman kelompoknya. Dalam kelompok, siswa membaca soal yang ada pada kartu soal. Soal yang dikerjakan siswa yaitu: Mema membawa 38 permen ke sekolah. Di sekolah, Mema membagikan 15 permen miliknya pada teman-temannya. Berapa sisa permen Mema? Siswa mengambil manik-manik sejumlah bilangan yang tertera pada kartu soal (38 manik-manik).
Gambar 4.1.1.3.1 Siswa mengambil manik-manik
Kemudian siswa mengurangkan 13 manik-manik dari 38 manik-manik. Siswa mengganti rangkaian manik-manik untuk memudahkan mereka mengurangi manik-manik sebanyak 13 buah manik-manik. Sisa manik-manik yang telah dikurangkan merupakan jawabannya. Jawaban tersebut kemudian ditulis pada lembar jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Gambar 4.1.1.3.2 Siswa mengurangkan manik-manik.
Guru mengamati kegiatan siswa selama mengerjakan tugas. Siswa yang mengalami kesulitan dalam menghitung soal mendapat pengarahan dari guru dalam menyelesaikan soal tersebut. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal, melihat jawaban yang ada di balik kartu soal. Kemudian, siswa bersama-sama dengan guru membahas soal yang telah dikerjakan dan perwakilan dari setiap kelompok bergiliran menuliskan jawaban soal pada papan tulis dengan cara bersusun panjang atau cara bersusun pendek. Siswa merapikan kembali media decanomial bead bar box serta mengembalikannya pada meja guru. Siswa kembali ke tempat duduknya masing-masing. Kemudian, siswa menyampaikan kesimpulan terkait pembelajaran yang baru saja dilakukan. Kesimpulan yang disampaikan oleh siswa ditulis oleh guru pada papan tulis. Setelah itu, siswa menjawab pertanyaan refleksi yang terdapat pada LKS. Selesai mengisi refleksi, LKS siswa dikumpulkan di meja guru. Guru memberi tindak lanjut kepada siswa untuk mempelajari materi pengurangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
bilangan dengan teknik meminjam. Pembelajaran diakhiri dengan ucapan salam dari guru dan siswa. 4.1.1.4 Pertemuan 4 Pembelajaran pada pertemuan ke-empat dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Mei 2016 selama 2 jam pelajaran (2x40 menit). Materi pembelajaran pada pertemuan kali ini yaitu pengurangan bilangan dua angka dengan teknik meminjam. Kegiatan pada pertemuan kali ini diawali dengan ucapan salam dari guru dan siswa. Guru menanyakan kabar siswa dan melakukan presensi terhadap siswa. Untuk menambah semangat belajar siswa, siswa bersama dengan guru melakukan yel-yel “mana semangatmu” dan tepuk semangat. Guru menanyakan kepada siswa apakah siswa sudah mempelajari tentang pengurangan dengan teknik meminjam atau belum? Kemudian, siswa menjawab pertanyaan guru. Siswa mendengarkan penyampaian tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung oleh guru. Siswa memperhatikan guru yang sedang memperagakan cara menggunakan media decanomial bead bar box untuk mengerjakan soal pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam. Setelah itu, siswa dibentuk dalam 6 kelompok. Perwakilan siswa dari setiap kelompok mengambil media decanomial bead bar box dan kartu soal di meja guru. Setiap siswa mengerjakan soal yang terdapat dalam kartu soal bersama dengan teman kelompoknya menggunakan media decanomial bead bar box tersebut. Soal yang dikerjakan siswa yaitu: hari Senin Pak Dodo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
membeli 80 paku. Hari Selasa Pak Dodo menggunakan 28 paku miliknya. Berapa paku yang tidak Pak Dodo pakai? Setelah siswa membaca soal yang terdapat pada kartu soal, siswa mengambil manik-manik sejumlah bilangan pertama yang disebutkan pada soal (80).
Gambar 4.1.1.4.1 Siswa mengambil manik-manik.
Langkah selanjutnya yang siswa lakukan yaitu melihat bilangan kedua yang tertera pada soal. Bilangan kedua yang tertera pada soal yaitu (28). Lalu, siswa mengurangkan manik-manik yang telah diambil tadi sejumlah bilangan kedua yang disebutkan pada soal (28). Siswa meminjam satu puluhan (rangkaian manik-manik berwarna emas) untuk dikurangkan dengan bilangan delapan. Pengurangan satu puluhan (10) dengan bilangan delapan (8) menghasilkan bilangan dua (2). Kemudian satu puluhan (10) yang dipinjamkan tadi ditukar dengan rangkaian manik-manik berjumlah dua (berwarna hijau). Langkah selanjutnya yaitu mengurangkan sisa rangkaian manik-manik berwarna emas (sisanya ada 70) dengan bilangan dua puluh (20). Hasil dari pengurangan tersebut yaitu lima puluh (lima rangkaian manik-manik berwarna emas). Sisa manik-manik yang telah dikurangkan tadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
yaitu 52 manik-manik. Jawaban tersebut kemudian siswa tuliskan pada lembar jawaban siswa.
Gambar 4.1.1.4.2 Siswa mengurangkan manik-manik Guru berkeliling dan mengamati kegiatan siswa selama mengerjakan soal latihan. Siswa bersama dengan guru membahas soal bersama-sama. Siswa menuliskan jawaban dari soal pada papan tulis. Kemudian, siswa mencocokkan jawaban mereka dengan jawaban yang ada di balik kartu soal. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait pelajaran yang telah dilakukan. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan yaitu membuat kesimpulan. Siswa menyampaikan kesimpulan mereka pada guru terkait pembelajaran yang telah dilakukan. Kesimpulan yang siswa sampaikan ditulis pada papan tulis oleh guru. Kemudian, siswa mengisi lembar refleksi yang ada pada LKS. Refleksi yang telah selesai diisi, dikumpulkan pada meja guru oleh siswa. Siswa tidak lupa merapikan kembali media decanomial bead bar box dan kartu soal kemudian mengembalikannya pada meja guru. Pembelajaran diakhiri dengan ucapan salam dari guru dan siswa. Kemudian, siswa diperbolehkan istirahat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
4.1.2 Penggunaan Media Decanomial Bead Bar Box Penggunaan media decanomial bead bar box oleh siswa kelas II dilakukan selama empat hari dalam empat pertemuan pembelajaran. Pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar box dimulai dari hari Selasa, 10 Mei 2016 hingga Jumat, 13 Mei 2016. Media decanomial bead bar box ini digunakan dalam pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka. Pertemuan pertama, media decanomial bead bar box digunakan pada materi penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan. Pertemuan kedua, media decanomial bead bar box digunakan pada materi penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan. Pertemuan ketiga, media decanomial bead bar box digunakan pada materi pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam. Pertemuan keempat, media decanomial bead bar box digunakan pada materi pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam. Respon siswa selama pembelajaran dengan menggunakan media decanomial bead bar box sangat baik. Siswa sangat antusias pertama kali melihat media decanomial bead bar box di dalam kelas. Mereka bertanyatanya media apa yang peneliti bawa di dalam kelas. Siswa memperhatikan saat peneliti menjelaskan tentang media decanomial bead bar box di depan kelas. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti dengan siswa kelas II SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Negeri Caturtunggal 1 Sleman terhadap penggunaan media decanomial bead bar box. Tabel 4.1.2.1 Wawancara penggunaan media oleh siswa. Garis besar wawancara Auto education
Tanggapan
Siswa dapat menggunakan media decanomial bead bar box secara mandiri dan memahami materi pembelajaran dengan menggunakan media decanomial bead bar box tersebut. Menarik Siswa tertarik belajar terkait materi pembelajaran yang diajarkan menggunakan media decanomial bead bar box karena warna manikmanik media decanomial bead bar box. Siswa juga tertarik pada bentuk media decanomial bead bar box. Penggunaan media decanomial bead bar box membuat siswa merasa senang. Gradasi Secara keseluruhan, siswa mudah membawa atau memindahkan media decanomial bead bar box dan mudah mengetahui jumlah bilangan berdasarkan warna manik-manik media decanomial bead bar box. Auto Siswa dapat mengetahui kesalahan dalam menggunakan media correction decanomial bead bar box. Siswa juga mudah menemukan jawaban ketika menggunakan media decanomial bead bar box. Kontekstual Bahan pembuatan media decanomial bead bar box dapat ditemukan dengan mudah di lingkungan sekitar. Media decanomial bead bar box dapat dibuat oleh orang lain.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa siswa dapat menggunakan media decanomial bead bar box dengan baik. Karakteristik media berbasis Montessori yang diimplementasikan kepada siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman terlihat dalam pembelajaran. Siswa antusias dan tertarik untuk belajar penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka menggunakan media decanomial bead bar box tersebut. Siswa mengatakan bahwa ketertarikan mereka belajar menggunakan media decanomial bead bar box dikarenakan bentuk media tersebut yang terdiri dari berbagai rangkaian manik-manik yang berwarnawarni. Rangkaian manik-manik yang berwarna-warni memudahkan mereka mengambil rangkaian manik-manik sesuai dengan bilangan yang diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Siswa dapat menggunakan media decanomial bead bar box bersama dengan teman kelompoknya masing-masing dalam belajar kelompok menggunakan media tersebut. Siswa juga saling membantu satu sama lain dalam belajar menggunakan media selama belajar kelompok. Siswa mengatakan
bahwa
mereka
merasa
nyaman
untuk
berbagi
dalam
menggunakan media decanomial bead bar box secara bersama-sama saat belajar dalam kelompok. Selama mengikuti pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar box, siswa mengatakan bahwa mereka tidak mengalami kesulitan saat membawa media decanomial bead bar box. Selain itu, peneliti juga menilai penggunaan media decanomial bead bar box oleh siswa. Penilaian ini berupa hasil pengamatan yang dilakukan peneliti selama melaksanakan implementasi media decanomial bead bar box di kelas. Berikut hasil pengamatan penggunaan media decanomial bead bar box oleh siswa: Tabel 4.1.2.2 Hasil observasi penggunaan media oleh siswa. Pertemuan
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan III
Pertemuan IV
Rata-rata
Skor
70,73
Kategori
Baik
81,48 Sangat Baik
88,89 Sangat Baik
94,44 Sangat Baik
83,88 Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.1.2.2, hasil observasi pada pertemuan pertama menunjukkan skor 70,73. Pada pertemuan ini beberapa siswa tidak selalu menggunakan media decanomial bead bar box dalam menjumlakan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan. Hal ini dikarenakan siswa kurang memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
cara penggunaan media tersebut, sehingga siswa kurang mengetahui cara menggunakan media decanomial bead bar box tersebut. Pada pertemuan ini siswa juga masih harus diingatkan untuk mengembalikan media decanomial bead bar box ke tempat semula dan terdapat siswa yang enggan berbagi media dengan teman satu kelompoknya. Oleh karena itu, guru mengambil tindakan memindahkan salah satu siswa dalam kelompok tersebut ke kelompok lain. Hal ini dilakukan karena siswa yang enggan berbagi tetap bersikeras untuk tidak berbagi media decanomial bead bar box dengan salah satu teman satu kelompoknya tersebut. Skor observasi pada pertemuan kedua meningkat menjadi 81,48. Siswa pada pertemuan ini sudah mau berbagi menggunakan media decanomial bead bar box dengan teman satu kelompoknya. Terdapat beberapa kelompok
yang tidak selalu menggunakan media dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, namun tidak sebanyak pada pertemuan pertama. Beberapa kelompok masih perlu diingatkan untuk mengembalikan media decanomial bed bar box pada tempat semula. Hasil observasi pada pertemuan ketiga menunjukkan skor observasi 88,89. Siswa pada pertemuan ini dapat berbagi menggunakan media decanomial bead bar box bersama dengan teman satu kelompoknya. Tidak ada lagi siswa yang enggan berbagi menggunakan media decanomial bead bar box. Terdapat dua kelompok belajar siswa yang tidak selalu menggunakan media dalam mengerjakan soal. Ini dikarenakan materi pembelajaran yang diajarkan beralih dari penjumlahan bilangan ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
pengurangan bilangan. Cara menggunakan media decanomial bead bar box pada materi pengurangan sedikit berbeda, sehingga siswa membutuhkan waktu untuk mempelajari cara penggunaannya. Siswa yang kurang mengetahui cara menggunakan media bertanya kepada guru. Hasil observasi pada pertemuan keempat menunjukkan skor 94,44. Siswa pada pertemuan ini berbagi penggunaan media bersama dengan teman satu kelompoknya. Siswa juga telah menggunakan media dalam mengerjakan soal dan siswa dapat menggunakan media dengan baik. Berdasarkan penjelasan tersebut terlihat bahwa siswa dapat menggunakan media decanomial bead bar box dalam menjumlahkan maupun mengurangkan bilangan dan menunjukkan sikap berbagi dalam menggunakan media decanomial bead bar box.
4.2 Pembahasan Dalam pembahasan akan diuraikan mengenai 4.2.1 hasil implementasi media decanomial bead bar box dan 4.2.2 hasil belajar pada implementasi media decanomial bead bar box. 4.2.1 Hasil Implementasi Media Decanomial Bead Bar Box Hasil implementasi media decanomial bead bar box terhadap materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka pada siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman menunjukkan bahwa pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar. Dalam pelaksanaan implementasi, siswa dibentuk ke dalam enam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari tiga sampai empat orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
siswa. Setiap kelompok mendapat satu set media decanomial bead bar box beserta kartu soalnya. Pada
pembelajaran
pertama,
siswa
masih
kesulitan
dalam
menggunakan media untuk mengitung dan menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Sehingga dalam pembelajaran pertama ini, guru masih memberi contoh cara menggunakan media decanomial bead bar box tersebut. Pada pembelajaran kedua, siswa menunjukkan keberanian siswa dalam mencoba menggunakan media untuk menghitung soal. Beberapa siswa sudah bisa menggunakan media. Siswa yang mengalami kesulitan secara aktif bertanya kepada guru. Siswa yang masih kesulitan menggunakan media decanomial bead bar box mendapat arahan dari guru. Cara yang dilakukan guru yaitu guru memberitahukan arahan yang harus siswa lakukan, dan siswa yang melakukannya. Guru hanya menuntun siswa untuk menggunakan media dalam mengerjakan soal. Guru juga memancing siswa terkait pemecahan masalah untuk menyelesaikan soal menggunakan media. Siswa yang sudah bisa menggunakan media membantu siswa yang belum bisa menggunakan media. Siswa menunjukkan usaha dan semangat mereka dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa juga aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa juga dapat menggunakan media decanomial bead bar
box
bersama-sama
dengan
teman
satu
kelompoknya
selama
pembelajaran. Selain itu, siswa dapat membawa media decanomial bead bar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
box tanpa mengalami kesulitan. Selesai menggunakan media, siswa merapikan kembali media yang telah digunakan. Siswa mengembalikan manik-manik sesuai dengan tempat dan urutan manik-manik tersebut ke dalam kotak. Siswa juga mengembalikan kartu soal yang telah digunakan ke dalam kotak soal. Setelah itu, siswa mengembalikan media decanomial bead bar box tersebut ke tempat semula. Secara keseluruhan, pembelajaran berlangsung dengan baik. Seluruh siswa mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik. 4.2.2 Hasil Belajar pada Implementasi Media Decanomial Bead Bar Box Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar box dapat dilihat pada tabel 4.2.2.1. Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar box selama empat pertemuan mengalami perubahan. Perubahan terlihat dari nilai pretest ke posttest. Rata-rata kelas sebelum mengikuti pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar box yaitu 57,72. Sedangkan rata-rata kelas setelah mengikuti pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar box yaitu 79,09. Berikut adalah tabel hasil belajar siswa. Tabel 4.2.2.1 Hasil belajar siswa. Siswa
Pretest
Posttest
Perubahan
AFF FHI RVI CEA BNA AGL FDL
75 95 70 95 35 90 20
80 100 75 100 70 90 60
+5 +5 +5 +5 +35 0 +40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
FRL DFN IBL BTA MCA PTI RCL RSY RVD AYH SRA RIO RKA ASA DNS
20 90 50 45 55 95 55 80 90 60 25 20 30 45 30
65 95 70 85 90 100 70 95 100 65 60 60 60 85 65
+45 +5 +20 +40 +35 +5 +15 +5 +10 +5 +35 +40 +30 +40 +35
Berdasarkan tabel 4.2.2.1, dapat dilihat bahwa sebelum mengikuti pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar box terdapat 12 siswa yang memiliki nilai di bawah KKM, yaitu 60. Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan media decanomial bead bar box, kedua belas siswa tersebut mengalami perubahan dalam hasil belajar materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka. Sembilan siswa diantaranya mendapat nilai di atas 60. Perubahan tersebut dapat dilihat pada nilai posttest. Seluruh nilai posttest siswa mencapai KKM, yaitu 60. Sebesar 45,45% siswa mengalami perubahan nilai pretest ke posttest di atas 30. Dengan demikian, implementasi media decanomial bead bar box terhadap materi penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman berdampak terhadap hasil belajar siswa, yaitu membantu siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Selain hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal tes penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka, peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
juga menilai sikap dan keterampilan siswa selama menggunakan media decanomial bead bar box dalam implementasi media decanomial bead bar box di kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman. Berikut tabel hasil penilaian sikap siswa dalam implementasi media decanomial bead bar box. Tabel 4.2.2.2 Penilaian sikap siswa Pertemuan Skor
Pertemuan I 66,67
Pertemuan II 80,55
Kategori
Baik
Baik
Pertemuan III 88,88 Sangat Baik
Pertemuan IV 97,22 Sangat Baik
Rata-rata 83,33 Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.2.2.2, diketahui bahwa sikap siswa pada pertemuan pertama menunjukkan skor 66,67. Pada pertemuan pertama masih terdapat siswa yang kurang menunjukkan sikap berbagi dan sikap disiplin dalam menggunakan media decanomial bead bar box. Siswa menunjukkan perkembangan pada setiap pertemuannya. Pada pertemuan ketiga dan keempat, seluruh siswa menunjukkan sikap berbagi dalam menggunakan media decanomial bead bar box bersama dengan teman satu kelompoknya. Dengan demikian, siswa menunjukkan sikap saling berbagi dan disiplin dalam menggunakan media decanomial bead bar box dengan skor 83,33. Berikut tabel hasil penilaian keterampilan siswa selama implementasi media decanomial bead bar box. Tabel 4.2.2.3 Penilaian keterampilan siswa Pertemuan Skor Kategori
Pertemuan I 77,78 Baik
Pertemuan II 83,33 Sangat Baik
Pertemuan III 88,89 Sangat Baik
Pertemuan IV 88,89 Sangat Baik
Rata-rata 84,72 Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Berdasarkan tabel 4.2.2.3, diketahui bahwa pada setiap pertemuan siswa menunjukkan kemajuan dalam menggunakan media decanomial bead bar box untuk melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan. Nilai keterampilan siswa pada pertemuan ketiga dan keempat menunjukkan skor yang sama yaitu 88,89. Hal ini dikarenakan masih ditemukan beberapa kelompok belajar siswa yang tidak selalu menggunakan media decanomial bead bar box dalam melakukan pengurangan bilangan tanpa teknik meminjam maupun dengan teknik meminjam. Meskipun demikian, skor ratarata siswa dalam menggunakan media decanomial bead bar box termasuk dalam kategori sangat baik yaitu 84,72. Dengan demikian, siswa dapat menggunakan media decanomial bead bar box bersama dengan teman satu kelompoknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
Bab ini akan membahas tentang 5.1 kesimpulan, 5.2 keterbatasan penelitian, dan 5.3 saran dalam penelitian.
5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 5.1.1
Implementasi media decanomial bead bar box untuk pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka pada siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman dilakukan dengan cara 1) membagi siswa menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa, 2) setiap kelompok mengerjakan tugas menggunakan media decanomial bead bar box sesuai langkah-langkah penggunaannya, 3) menyampaikan hasil pekerjaan di depan kelas, dan 4) mencocokkan jawaban dengan jawaban yang ada di balik kartu soal. Implementasi menggunakan media decanomial bead bar box dalam pembelajaran berjalan dengan baik yang menunjukkan skor rata-rata penggunaan media decanomial bead bar box sebesar 83,88, di mana siswa dapat menggunakan media decanomial bead bar box selama pembelajaran dan siswa dapat menggunakan media decanomial bead bar box bersama dengan teman satu kelompoknya.
5.1.2 Hasil belajar siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 pada implementasi media
decanomial
bead
bar
67
box
untuk
materi
penjumlahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
dan pengurangan bilangan dua angka memberikan hasil skor yang lebih baik dengan menunjukkan rata-rata penilaian pengetahuan siswa setelah menggunakan media decanomial bead bar box yaitu 79,09, rata-rata penilaian sikap siswa sebesar 83,33, dan rata-rata penilaian keterampilan siswa sebesar 84,72.
5.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian yang telah dilakukan memiliki keterbatasan sebagai berikut. 5.2.1 Waktu pelaksanaan penelitian menggunakan media decanomial bead bar box masih terbatas yaitu, empat kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 80 menit. 5.2.2 Manajemen kelompok belajar siswa kurang terkondisikan dengan baik sehingga guru kurang maksimal dalam memfasilitasi siswa.
5.3 Saran Berdasarkan implementasi media decanomial bead bar box untuk materi penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka pada siswa kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut. 5.3.1
Peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya dapat menambah waktu pelaksanaan pembelajaran dalam penelitiannya, sehingga siswa mempunyai lebih banyak waktu untuk belajar menggunakan media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
5.3.2
Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya agar lebih memperhatikan manajemen kelompok belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
DAFTAR REFERENSI
Adayu, Linata. 2014. Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Subtema Macam-Macam Sumber Energi Kelas IV SDK Minggir (Skripsi: tidak diterbitkan). Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Astuti, Yosephine Purwanti. 2011. Peningkatan Kemampuan Berhitung dan Keaktifan SIswa Kelas I dalam Melakukan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah Menggunakan Media Manik-Manik di SD Kanisius Bantul (Skripsi: tidak diterbitkan). Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta. Goenawan, Stephanus Ivan dan Alexander Agung Santoso. 2014. Metode Horisontal (Metris) Penjumlahan dan Pengurangan Ajaib. Jakarta: PT. Gramedia. Hamalik, O. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani. 2011. Dasar-Dasar Kependidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia. Herdiansyah, Haris. 2013. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups: Sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ismunamto, A., dkk. 2011. Ensiklopedia Matematika Jilid 1. Jakarta: PT. Lentera Abadi. Kusdinar, Iwan dan Zikri. 2009. Pintar Matematika 2 untuk SD/MI Kelas 2. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Kustandi, Cecep dan Sutjipto Bambang. 2013. Media Pembelajaran; Manual dan Digital Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia. Lillard, Angeline Stoll. 2005. Montessori The Science Behind The Genius. New York: Oxford University Press, Inc. Magini, Agustina Prasetyo. 2013. Sejarah Pendekatan Montessori. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Montessori, Maria. 2002. The Montessori Method. New York: Dover Publications, Inc. Montessori, Maria. 2013. Metode Montessori, Panduan Wajib untuk Guru dan Orangtua Didik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Munadi, Y. 2010. Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press. Mustoha, Amin, dkk. 2008. Senang Matematika 2 untuk SD/MI Kelas 2. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Nawawi, Hadari dan Mimi Martini. 2005. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Negoro, ST., dan B. Harahap. 2010. Ensiklopedia Matematika. Jakarta: Ghalia Indoensia. Nurlaili, Lili. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Pamungkas, Margareta Putri. 2014. Penggunaan Media Manik-Manik Melalui Demonstrasi Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa dan Kemampuan Mengalikan Bilangan di Kelas II SD Kanisius Notoyudan Yogyakarta (Skripsi: tidak diterbitkan). Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Prasetya, Andreas Erwin. 2014. Pengembangan Alat Peraga Matematika Untuk Penjumlahan dan Pengurangan Berbasis Metode Montessori (Skripsi: tidak diterbitkan). Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Rahyubi, Heri. 2014. Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung: Nusa Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Runtukahu, J. Tombokan dan Selpius Kandou. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Santrock, John W. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika. Schwartzman, Steven. 1994. The Words of Mathemathics, An Etymological Dictionary of Mathematical Terms Used in English. Washington: The Mathematical Association of America. Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Siregar, Syofian. 2010. Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Rajawali Pers. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sumarmi, Mas Titing dan Siti Kamsiyati. 2009. Asyiknya Belajar Matematika untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana. Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Tung, Khoe Yao. 2015. Pembelajaran dan Perkembangan Belajar. Jakarta: PT Indeks. Uno, Hamzah B., dan Nurdin Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Winkel, W.S. 2014. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Sketsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1
SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
: SD Negeri Caturtunggal 1
Kelas/Semester
: II/1
Mata Pelajaran Terkait
: Matematika, PPKn
Alokasi Waktu
: 8 x 40 menit (4 pertemuan)
Mata Standar Pelajaran Kompetensi Matematika 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500.
Kompetensi Dasar 1.4 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500.
Materi
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
1. Penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan. 2. Penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua
Pengetahuan 1.4.1 Menentukan hasil penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan. 1.4.2 Menentukan hasil penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan.
Pertemuan 1 Eksplorasi - Siswa menyebutkan perilaku yang menunjukkan sikap saling berbagi di dalam kelas. - Siswa mengamati cara penggunaan media decanomial bead bar box. Elaborasi
Tes tertulis (soal dan kunci jawaban terlampir) dan observasi (lembar observasi terlampir)
Sumber dan Media - Kusdinar, Iwan dan Zikri. 2009. Pintar Matematika 2 untuk SD/MI Kelas 2. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. - Standar isi KTSP 2006.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
angka dengan teknik menyimpan. 3. Pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam. 4. Pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam.
PPKn
1. Mengenal
1.1 Mengenal
1.4.3 Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam. 1.4.4 Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam. Keterampilan 1.4.5 Menggunakan media bead decamonial Montessori dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan. Sikap Menunjukkan sikap disiplin dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan. 1. Sikap Pengetahuan saling berbagi 1.1.1 Menyebutkan
- Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. - Setiap kelompok dibagikan lembar soal penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan 1 set media decanomial bead bar box. - Siswa dengan bimbingan guru menyelesaikan soal menggunakan media decanomial bead bar box. Konfirmasi - Siswa mengerjakan soal evaluasi. - Siswa mengembalikan media decanomial bead bar box pada tempat semula. Pertemuan 2 Eksplorasi - Siswa mengambil media decanomial bead bar box. - Siswa memperagakan cara menggunakan
- Mustoha, Amin, dkk. 2008. Senang Matematika 2 untuk SD/MI Kelas 2. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. - Nurlaili, Lili. 2008. Pendidikan Kewarganegara an untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. - Media decanomial bead bar box.
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong.
pentingnya di lingkungan hidup rukun, sekolah. saling berbagi, dan tolong menolong.
contoh sikap saling berbagi di lingkungan kelas. Sikap 1.1.2 Menunjukkan sikap saling berbagi dalam mengerjakan tugas.
media decanomial bead bar box. Elaborasi - Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. - Setiap kelompok dibagikan lembar soal penjumlahan dengan teknik menyimpan. - Siswa dengan didampingi guru mengerjakan soal menggunakan media decanomial bead bar box. Konfirmasi - Siswa mengerjakan soal evaluasi. - Siswa mengembalikan media decanomial bead bar box pada tempat semula. Pertemuan 3 Eksplorasi - Siswa memperagakan cara menggunakan media decanomial bead bar box Montessori.
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Elaborasi - Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. - Setiap kelompok dibagikan lembar soal cerita pengurangan tanpa teknik meminjam. - Siswa mengambil media decanomial bead bar box. - Siswa dengan didampingi guru mengerjakan soal menggunakan media decanomial bead bar box. Konfirmasi - Siswa mengerjakan soal evaluasi. - Siswa mengembalikan media decanomial bead bar box pada tempat semula. Pertemuan 4 Eksplorasi - Siswa mendemonstrasikan cara menggunakan media
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
decanomial bead bar box. Elaborasi - Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. - Setiap kelompok dibagikan lembar soal pengurangan dengan teknik meminjam. - Siswa mengambil media decanomial bead bar box. - Siswa dengan didampingi guru mengerjakan soal menggunakan media decanomial bead bar box. Konfirmasi - Siswa mengerjakan soal evaluasi. - Siswa mengembalikan media decanomial bead bar box pada tempat semula.
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah
: SD Negeri Caturtunggal 1
Mata Pelajaran
: Matematika, PPKn
Kelas/Semester
: II/1
Alokasi Waktu
: 8x40 menit (4 pertemuan)
I. Standar Kompetensi Matematika 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500. PPKn 1. Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong.
II. Kompetensi Dasar Matematika 1.4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500. PPKn 1.1. Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong.
III. Indikator Matematika 1.4.1. Menentukan hasil penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan. 1.4.2. Menentukan hasil penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan. 1.4.3. Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam. 1.4.4. Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
1.4.5. Menggunakan media decanomial bead bar box dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan. 1.4.6. Menunjukkan sikap disiplin dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan. PPKn 1.1.1. Menyebutkan contoh sikap saling berbagi di lingkungan kelas. 1.1.2. Menunjukkan sikap saling berbagi dalam mengerjakan tugas.
IV. Tujuan Pembelajaran Matematika 1.4.1.1. Siswa mampu menentukan hasil minimal dari 3 soal penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan. 1.4.2.1. Siswa mampu menentukan hasil minimal dari 3 soal penjumlahan bilangan dua angka dengan dua angka dengan teknik menyimpan. 1.4.3.1. Siswa mampu menentukan hasil minimal dari 3 soal pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam. 1.4.4.1. Siswa mampu menentukan hasil minimal dari 3 soal pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam. 1.4.5.1. Siswa mampu menggunakan media decanomial bead bar box dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan. 1.4.6.1. Siswa mampu menunjukkan minimal 2 kriteria disiplin dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan. PPKn 1.1.1.1. Siswa mampu menyebutkan minimal 2 contoh sikap saling berbagi dalam diskusi kelas. 1.1.2.1. Siswa mampu menunjukkan sikap saling berbagi dalam mengerjakan tugas selama pembelajaran berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
V. Materi Pembelajaran - Penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan. - Penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan. - Pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam. - Pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam. - Sikap saling berbagi.
VI. Metode Metode
: demonstrasi, tanya jawab, diskusi, penugasan.
VII. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran No
Alokasi
Kegiatan
Waktu
Metode
Pertemuan 1 1
Pendahuluan
10
- Guru dan siswa saling mengucapkan salam.
menit
- Guru menanyakan kabar siswa. - Salah satu siswa memimpin doa. - Guru melakukan presensi terhadap siswa. Motivasi - Siswa
melakukan
tepuk
semangat
dan
menyanyikan lagu “Satu ditambah Satu”. Apersepsi - Siswa menyampaikan materi pelajaran yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Orientasi
Tanya jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan
yang
akan
dilakukan
selama
pembelajaran. 2
Kegiatan Inti Eksplorasi - Guru memberikan arahan kegiatan yang akan siswa lakukan. - Siswa
menyebutkan
perilaku
yang
menunjukkan sikap saling berbagi di dalam kelas (hal-hal yang nantinya terwujud dalam melakukan kerja kelompok). - Siswa mengamati cara penggunaan media decanomial bead bar box. Elaborasi - Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan. - Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. - Setiap kelompok dibagikan lembar soal cerita penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan 1 set media decanomial bead bar box. - Siswa dengan bimbingan guru menyelesaikan soal cerita menggunakan media decanomial bead bar box. - Guru mengamati kegiatan siswa. Konfirmasi - Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait materi pelajaran yang belum dipahami. - Guru meluruskan bahasan terkait materi pelajaran yang kurang sesuai. - Siswa mengerjakan soal evaluasi. - Siswa mengembalikan media decanomial bead
55
Demonstrasi,
menit
diskusi, penugasan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
bar box pada meja yang telah disediakan. 3
Penutup
15
- Siswa
menyampaikan
kesimpulan
terkait menit
pembelajaran yang telah dilakukan.
Tanya jawab, penugasan
- Kesimpulan yang disampaikan siswa ditulis di papan tulis. - Siswa mengisi lembar refleksi. - Lembar refleksi dikumpulkan pada guru. - Guru memberikan tindak lanjut pada siswa. - Guru dan siswa saling mengucapkan salam. Pertemuan 2 1
Pendahuluan
10
- Guru dan siswa saling mengucapkan salam.
menit
Tanya jawab
- Guru menyakan kabar siswa. - Salah satu siswa memimpin doa. - Guru melakukan presensi terhadap siswa. Motivasi - Siswa menyanyikan lagu “Satu Dua Tiga Empat”. Apersepsi - Siswa menyampaikan materi pembelajaran yang dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Orientasi - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan hari ini. 2
Kegiatan Inti
55
Demonstrasi,
Eksplorasi
menit
diskusi,
- Guru memberikan arahan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa. - Siswa
memperagakan
cara
menggunakan
penugasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
media decanomial bead bar box untuk soal penjumlahan. Elaborasi - Siswa memperhatikan arahan kegiatan yang disampaikan guru. - Siswa duduk bersama kelompoknya. - Siswa dibagikan lembar soal penjumlahan dengan teknik menyimpan. - Siswa mengambil media decanomial bead bar box. - Siswa dengan didampingi oleh guru mencoba mengerjakan
soal
penjumlahan
dengan
menggunakan media decanomial bead bar box. - Setiap
kelompok
penjumlahan
yang
mengerjakan diberikan
oleh
soal guru
menggunakan media decanomial bead bar box. Konfirmasi - Siswa diberi kesempatan untuk bertanya perihal kegiatan yang telah dilakukan. - Guru meluruskan bahasan yang kurang sesuai. - Siswa mengerjakan soal evaluasi. - Siswa mengembalikan media decanomial bead bar box pada tempat semula. 3
Penutup - Siswa
15 menyampaikan
kesimpulan
terkait menit
pembelajaran yang telah dilakukan. - Siswa mengisi lembar refleksi. - Lembar refleksi dikumpulkan pada guru. - Guru memberikan tindak lanjut pada siswa.
Tanya jawab, penugasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
- Guru dan siswa saling mengucapkan salam. Pertemuan 3 1
Pendahuluan
10
- Guru dan siswa saling mengucapkan salam.
menit
Tanya jawab
- Guru menanyakan kabar siswa. - Salah satu siswa memimpin doa. - Guru melakukan presensi terhadap siswa. Motivasi - Siswa melakukan yel-yel mana semangatmu, dan tepuk fokus. Apersepsi - Guru menanyakan materi pelajaran yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Orientasi -
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan
yang
akan
dilakukan
selama
pembelajaran. 2
Kegiatan Inti Eksplorasi - Guru memberikan arahan kegiatan yang akan siswa lakukan. - Siswa memperagakan cara penggunaan media decanomial bead bar box. Elaborasi - Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan. - Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok. - Setiap kelompok dibagikan lembar soal cerita pengurangan tanpa teknik meminjam. - Siswa mengambil media decanomial bead bar
55
demonstrasi,
menit
diskusi, penugasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
box. - Setiap kelompok menyelesaikan soal yang dibagikan menggunakan media decanomial bead bar box. - Guru mengamati kegiatan siswa. Konfirmasi - Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait materi pelajaran yang belum dipahami. - Guru meluruskan bahasan terkait materi pelajaran yang kurang sesuai. - Siswa mengerjakan soal evaluasi. - Siswa mengembalikan media decanomial bead bar box pada tempat semula. 3
Penutup - Siswa
15 menyampaikan
kesimpulan
terkait menit
pembelajaran yang telah dilakukan.
Tanya jawab, penugasan
- Kesimpulan yang disampaikan siswa ditulis di papan tulis. - Siswa mengisi lembar refleksi. - Lembar refleksi dikumpulkan pada guru. - Guru memberikan tindak lanjut pada siswa. - Guru dan siswa saling mengucapkan salam. Pertemuan 4 1
Pendahuluan
10
- Guru dan siswa saling mengucapkan salam.
menit
- Guru menanyakan kabar siswa. - Salah satu siswa memimpin doa. - Guru melakukan presensi terhadap siswa. Motivasi - Siswa melakukan yel-yel mana semangatmu
Tanya jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
dan tepuk semangat. Apersepsi - Guru menanyakan materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Orientasi - Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan. 2
Kegiatan Inti Eksplorasi - Siswa mendemonstrasikan media decanomial bead bar box. Elaborasi - Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan. - Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok. - Setiap kelompok dibagikan lembar soal pengurangan dengan teknik meminjam. - Siswa mengambil media decanomial bead bar box. - Setiap kelompok menyelesaikan soal yang dibagikan menggunakan media decanomial bead bar box. - Guru mengamati kegiatan siswa. Konfirmasi - Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait materi pelajaran yang belum dipahami. - Guru meluruskan bahasan terkait materi pelajaran yang kurang sesuai. - Siswa mengerjakan soal evaluasi. - Siswa mengembalikan media decanomial bead bar box pada tempat semula.
55
Demonstrasi,
menit
diskusi, penugasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
3
Penutup
15
- Siswa
menyampaikan
kesimpulan menit
pembelajaran.
Tanya jawab, penugasan
- Siswa mengisi lembar refleksi. - Guru memberikan tindak lanjut pada siswa. - Guru dan siswa saling mengucapkan salam.
VIII. Sumber dan Media Pembelajaran Sumber
:
Mustoha, Amin, dkk. 2008. Senang Matematika 2 untuk SD/MI kelas 2. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. Kusdinar, Iwan dan Zikri. 2009. Pintar Matematika 2 untuk SD/MI Kelas 2. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. Nurlaili, Lili. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
Media Pembelajaran
: decanomial bead bar box
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
LAMPIRAN Tepuk semangat (prok prok prok) SE (prok prok prok) MA (prok prok prok) NGAT (prok prok prok) SEMANGAT Mana semangatmu? Ini semangatku Mana semangatmu? Ini semangatku Tepuk fokus (prok prok prok) melihat (prok prok prok) mendengar (prok prok prok) sungguh-sungguh (prok prok prok) fokus Lagu Satu Dua Tiga Empat Satu dua tiga empat Lima enam tujuh delapan Siapa rajin bersekolah Cari ilmu sampai dapat Sungguh senang, amat senang Belajar bersama sungguh senang Lagu Satu ditambah Satu Satu ditambah satu sama dengan dua Dua ditambah dua sama dengan empat Empat ditambah empat sama dengan delapan Delapan ditambah delapan sama dengan enam belas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
RINGKASAN MATERI
a. Penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa menyimpan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
b. Penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan menyimpan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
c. Pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa meminjam contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
d. Pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan meminjam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Sikap saling berbagi, dalam kehidupan sehari-hari: 1. Memberi pinjaman alat tulis, kepada teman yang tidak membawa alat tulis. 2. Memberi bantuan, kepada masyarakat yang terkena bencana. Baik bencana banjir, longsor, gunung meletus dan lainnya. 3. Memberi bantuan, pada teman yang tertimpa musibah. 4. Memberi bantuan, pada teman yang mendapat kecelakaan. 5. Memberi bantuan pada anak yatim piatu. 6. Memberi bantuan, pada yayasan sosial, yang mengurus anak cacat. 7. Mengunjungi dan menghibur teman yang sedang sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
PENILAIAN Matematika Indikator
1.4.1 Mentukan hasil penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan.
Teknik penilaian
Tes tertulis
Instrumen penilaian
Soal dan kunci jawaban
Kisi-kisi pertanyaan
Selesaikan soal penjumlahan berikut menggunakan media decanomial bead bar box!
Selesaikan soal penjumlahan berikut menggunakan media decanomial bead bar box Montessori! 1. Tuti membuat kue kering sebanyak 18 kue. Kemudian ia membuat 21 kue kering lagi. Berapa jumlah kue yang Tuti buat? 2. Siswa kelas 2 yang berada di dalam kelas ada 20 orang. Siswa kelas 2 yang berada di luar kelas ada 27. Berapa jumlah siswa kelas 2? 3. 24 = …. + …. 14 = …. + …. + = …. + …. = …. 4. Berapa jumlah 28 kelereng ditambah 11 kelereng? 5. Berapa jumlah 33 permen lollipop ditambah 26 permen lollipop?
Kunci jawaban: 1. 18 + 21 = 39
4. 28 + 11 = 39
2. 20 + 27 = 47
5. 33 + 26 = 59
3. 24 + 14 = 38
Pedoman penskoran Nilai =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Indikator
1.4.2 Menentukan hasil penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan.
Teknik penilaian
Tes tertulis
Instrumen penilaian
Soal dan kunci jawaban
Kisi-kisi pertanyaan
Selesaikan soal penjumlahan berikut menggunakan media decanomial bead bar box!
Selesaikan soal di bawah ini menggunakan media decanomial bead bar box! 1. Berapa jumlah 29 balon ditambah 33 balon? 2. Berapa jumlah 32 sepeda ditambah 39 sepeda? 3. Bina mempunyai 48 manik-manik. Bina membeli 28 manik-manik di warung. Berapa jumlah manik-manik Bina sekarang? 4. Lampu hias di taman sekolah berwarna merah dan putih. Lampu warna merah ada 29. Lampu warna putih ada 56. Berapa jumlah lampu hias di taman sekolah? 5. Pagi hari Tina membeli tomat di warung sebanyak 53 buah. Ternyata tomat yang Tina beli kurang. Tina kembali pergi ke warung dan membeli 37 buah tomat. Berapa jumlah tomat yang Tina beli?
Kunci jawaban: 1. 29 + 33 = 62 2. 32 + 39 = 71 3. 48 + 28 = 76 4. 29 + 56 = 85 5. 53 + 37 = 90
Pedoman penskoran Nilai =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Indikator
1.4.3 Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam.
Teknik penilaian
Tes tertulis
Instrumen penilaian
Soal dan kunci jawaban
Kisi-kisi pertanyaan
Selesaikan soal pengurangan berikut menggunakan media bead decanomial!
Selesaikan soal di bawah ini menggunakan media decanomial bead bar box! 1. Ayah memiliki 44 butir telur ayam. Telur ayam itu kemudian dijual kepada Bu Tari sebanyak 23 butir. Berapa banyak telur ayam Ayah sekarang? 2. Pak Dede merawat 39 kelinci. 11 kelinci Pak Dede mati keesokan harinya. Berapa banyak kelinci Pak Dede sekarang? 3. Selmi memiliki kolam lele. Kolam tersebut berisi 50 lele. Selmi menangkap 20 ikan lele untuk dibakar. Berapa sisa ikan lele di kolam Selmi? 4. Berapa hasil 38 duku dikurangi 27 duku? 5. 37 – 17 = ….
Kunci jawaban: 1. 44 – 23 = 21 2. 39 – 11 = 28 3. 50 – 20 = 30 4. 38 – 27 = 11 5. 37 – 17 = 20
Pedoman penskoran Nilai =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Indikator
1.4.4 Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam.
Teknik penilaian
Tes tertulis
Instrumen penilaian
Soal dan kunci jawaban
Kisi-kisi pertanyaan
Selesaikan soal pengurangan berikut menggunakan media bead decanomial!
Selesaikan soal berikut menggunakan media decanomial bead bar box! 1. Pak Zoni mempunyai 48 bibit cabai. Pak Zoni menjualnya pada Wawan sebanyak 29 bibit cabai. Berapa sisa cabai Pak Zoni yang belum terjual? 2. Sebuah gedung direncanakan selesai diperbaiki dalam waktu 73 hari. Sampai saat ini perbaikan gedung telah dilaksanakan selama 49 hari. Berapa hari lagi gedung selesai diperbaiki? 3. Berapa hasil pengurangan 84 kursi dikurangi 58 kursi? 4. Candra memiliki 85 bola bekel. Jada meminjam 48 bola bekel Candra. Berapa banyak bola bekel yang tidak dipinjam Jada? 5. 97 – 78 = ….
Kunci jawaban: 1. 48 – 29 = 19 2. 73 – 49 = 24 3. 84 – 58 = 26 4. 85 – 48 = 37 5. 97 – 78 = 19
Pedoman penskoran Nilai =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Indikator
1.4.5 Menggunakan media decanomial bead bar box dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan.
Teknik penilaian
Observasi
Instrumen penilaian
Lembar observasi
Kisi-kisi
Berilah tanda centang (√) pada kolom di bawah ini!
Lembar pengamatan Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia! Kelompok
Saling berbagi 3 2 1
Total skor
Nilai
1 2 3 4 5 6 Kriteria Aspek yang
Skor
dinilai
3
Saling
Siswa
selalu Siswa
berbagi
menggunakan
media menggunakan
2
1 sesekali Siswa tidak pernah media menggunakan media
decanomial bead bar decanomial bead bar decanomial bead bar box dalam melakukan box dalam melakukan box penjumlahan
dan penjumlahan
pengurangan.
pengurangan.
dan melakukan penjumlahan pengurangan.
Nilai =
dalam
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Indikator
1.4.6 Menunjukkan sikap disiplin dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan.
Teknik penilaian
Observasi
Instrumen penilaian
Lembar pengamatan
Kisi-kisi pertanyaan
Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia!
Lembar pengamatan Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia! Disiplin 3 2 1
Kelompok
Total skor
Nilai
1 2 3 4 5 6 Kriteria Aspek yang
Skor 3
2
1
dinilai Disiplin
Siswa
menggunakan
media Siswa memenuhi Siswa memenuhi
decanomial bead bar box sesuai 2 dari 3 kriteria. dengan menaruh
cara
penggunaannya,
manik-manik
media
decanomial bead bar box sesuai dengan tempatnya, mengembalikan media decanomial bead bar box pada tempat semula. Nilai =
1 dari 3 kriteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
PPKn Indikator
1.1.1 Menyebutkan contoh sikap saling berbagi di lingkungan kelas.
Teknik penilaian
Tes tertulis
Instrumen penilaian
Soal dan kunci jawaban
Kisi-kisi pertanyaan
Sebutkan contoh sikap saling berbagi!
Soal : Sebutkan contoh sikap saling berbagi! Kunci jawaban : -
Memberikan sebagian bekal yang saya bawa pada teman yang tidak membawa bekal ke sekolah.
-
Meminjamkan barang kepunyaan milik saya pada teman yang membutuhkan.
-
Menggunakan meja sekolah secara bersama-sama.
-
Menggunakan media dalam belajar secara bersama-sama.
-
Meminjamkan pensil pada teman.
Nilai =
Indikator
1.1.2 Menunjukkan sikap saling berbagi dalam mengerjakan tugas
Teknik penilaian
Non tes
Instrumen penilaian
Lembar pengamatan
Kisi-kisi pertanyaan
Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia!
Lembar pengamatan Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia! Kelompok 1
Saling berbagi 3 2 1
Total skor
Nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
2 3 4 5 6 Kriteria Aspek yang
Skor
dinilai
3
Saling
Siswa berbagi dalam Siswa
berbagi
menggunakan
2
1 mau
media menggunakan
berbagi Siswa
tidak
mau
media berbagi
decanomial bead bar decanomial bead bar menggunakan media box
untuk box
menyelesaikan tugas.
untuk decanomial bead bar
menyelesaikan tugas.
box menyelesaikan tugas.
Nilai =
untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
MEDIA DECANOMIAL BEAD BAR BOX DAN LANGKAHLANGKAH PENGGUNAANNYA
Setiap warna manik-manik menyimbolkan bilangan yang berbeda-beda. Manik-Manik -0-00-000-0000-00000-000000-0000000-00000000-000000000-0000000000-
Bilangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Warna manik-manik Merah Hijau Merah jambu Kuning Biru muda Ungu Putih Cokelat Biru tua Emas
Cara menggunakan media decanomial bead bar box untuk penjumlahan: (contoh soal 20 + 13) 1. Mengambil 1 set media decanomial bead bar box. 2. Menaruh 1 set media decanomial bead bar box pada meja kerja. 3. Mengambil satu kartu soal yang ada pada kotak soal. 4. Membuka tutup media decanomial bead bar box. 5. Mengambil manik-manik sejumlah bilangan yang ditunjukkan pada kartu soal dari kotak media (20).*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
6. Mengambil kembali manik-manik sejumlah bilangan yang ditunjukkan pada kartu soal (13) dari kotak media. 7. Menghitung jumlah keseluruhan manik-manik yang telah diambil. 8. Meletakkan kembali manik-manik dan kartu soal pada tempatnya dan menutup penutup media. 9. Mengembalikan 1 set media decanomial bead bar box pada tempat semula setelah selesai digunakan. Cara menggunakan media decanomial bead bar box untuk pengurangan: (contoh soal 45 – 25) 1. Mengambil 1 set media decanomial bead bar box. 2. Menaruh 1 set media decanomial bead bar box pada meja kerja. 3. Mengambil satu kartu soal yang ada pada kotak soal. 4. Membuka tutup media decanomial bead bar box. 5. Mengambil manik-manik sejumlah bilangan yang ditunjukkan pada kartu soal (45) dari kotak media.* 6. Mengurangkan manik-manik yang telah diambil (45) sejumlah bilangan kedua yang ditunjukkan pada kartu soal (25). 7. Menghitung jumlah sisa manik-manik yang tidak dikurangkan. 8. Meletakkan kembali manik-manik dan kartu soal pada tempatnya dan menutup penutup media. 9. Mengembalikan 1 set media decanomial bead bar box pada tempat semula setelah selesai digunakan. *catatan : manik-manik yang diambil dapat dikreasikan dari berbagai warna (jumlahnya harus sesuai dengan yang ada di kartu soal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Lampiran 3
LKS Nama No. urut Kelas Sekolah
: : : II : SD Negeri Caturtunggal 1
Tepuk Semangat (prok prok prok) SE (prok prok prok) MA (prok prok prok) NGAT (prok prok prok) SEMANGAT
Lagu Satu ditambah Satu Satu ditambah satu sama dengan dua Dua ditambah dua sama dengan empat Empat ditambah empat sama dengan delapan Delapan ditambah delapan sama dengan enam belas
Diskusikan bersama dengan temanmu tentang perilaku yang menunjukkan sikap saling berbagi! Tuliskan hasil diskusimu di kotak di bawah ini!
Diskusikan dengan teman dan gurumu tentang sikap yang harus dilakukan bila kamu sedang belajar menggunakan media bersama dengan temanmu! Tuliskan hasil diskusimu di kotak di bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Media Decanomial Bead Bar Box Setiap warna manik-manik menyimbolkan bilangan yang berbeda-beda. Manik-Manik
Bilangan
-0-00-000-0000-00000-000000-0000000-00000000-000000000-0000000000-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Warna manik-manik Merah Hijau Merah jambu Kuning Biru muda Ungu Putih Cokelat Biru tua Emas
Amati dengan seksama cara menggunakan media decanomial bead bar box Montessori yang diperagakan oleh gurumu! Contoh soal: Pada hari Sabtu, Didit diminta Ibu pergi ke pasar untuk membeli cabai. Didit membeli 20 cabai. Ternyata cabai yang dibeli Didit kurang. Didit kembali membeli cabai di pasar sebanyak 13 cabai. Berapa jumlah cabai yang dibeli Didit? Cara menggunakan media decanomial bead bar box untuk penjumlahan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
(contoh soal 20 + 13) 1. Mengambil 1 set media decanomial bead bar box. 2. Menaruh 1 set media decanomial bead bar box pada meja kerja. 3. Mengambil satu kartu soal yang ada pada kotak soal. 4. Membuka tutup media decanomial bead bar box. 5. Mengambil manik-manik sejumlah bilangan yang ditunjukkan pada kartu soal dari kotak media (20).* 6. Mengambil kembali manik-manik sejumlah bilangan yang ditunjukkan pada kartu soal (13) dari kotak media. 7. Menghitung jumlah keseluruhan manik-manik yang telah diambil. 8. Meletakkan kembali manik-manik dan kartu soal pada tempatnya dan menutup penutup media. 9. Mengembalikan 1 set media decanomial bead bar box pada tempat semula setelah selesai digunakan. *catatan : manik-manik yang diambil dapat dikreasikan dari berbagai warna (jumlahnya harus sesuai dengan yang ada di kartu soal)
Ambillah 1 set media decanomial bead bar box dan coba kerjakan soal penjumlahan tanpa teknik menyimpan yang ada di kotak soal!
Tuliskan jawaban dari pertanyaan berikut! 1. Apa yang belum kamu pahami selama belajar hari ini? 2. Apakah kamu senang belajar menggunakan media decanomial bead bar box? 3. Hal apa yang membuatmu senang belajar menggunakan media decanomial bead bar box?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Lagu Satu Dua Tiga Empat Satu dua tiga empat Lima enam tujuh delapan Siapa rajin bersekolah Cari ilmu sampai dapat Sungguh senang, amat senang Belajar bersama sungguh senang
Masih ingatkah kamu cara menggunakan media decanomial bead bar box? Peragakan cara menggunakan media decanomial bead bar box Montessori di depan teman-temanmu!
Ambillah 1 set media decanomial bead bar box Montessori dan kerjakan soal penjumlahan dengan teknik menyimpan yang ada di kotak soal!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
Tuliskan jawaban dari pertanyaan berikut! 1. Apa yang sudah kamu pahami selama belajar hari ini? 2. Apakah kamu sudah bisa menggunakan media decanomial bead bar box? 3. Tuliskan perasaanmu selama mengikuti pembelajaran hari ini!
Yel-Yel Mana semangatmu? Ini semangatku Mana semangatmu? Ini semangatku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Tepuk Fokus (prok prok prok) melihat (prok prok prok) mendengar (prok prok prok) sungguh-sungguh (prok prok prok) fokus
Amati dengan seksama cara menggunakan media decanomial bead bar box yang diperagakan oleh gurumu! Contoh soal: Bilbo mempunyai 45 belimbing. Bilbo pergi ke lapangan dengan membawa belimbing miliknya. Sesampainya di lapangan, Bilbo membagikan 25 belimbingnya kepada teman-temannya. Berapa sisa belimbing yang Bilbo miliki? Cara menggunakan media decanomial bead bar box untuk pengurangan: (contoh soal 45 – 25) 1. Mengambil 1 set media decanomial bead bar box. 2. Menaruh 1 set media decanomial bead bar box pada meja kerja. 3. Mengambil satu kartu soal yang ada pada kotak soal. 4. Membuka tutup media decanomial bead bar box. 5. Mengambil manik-manik sejumlah bilangan yang ditunjukkan pada kartu soal (45) dari kotak media.* 6. Mengurangkan manik-manik yang telah diambil sejumlah bilangan yang ditunjukkan pada kartu soal (25). 7. Menghitung jumlah sisa manik-manik yang tidak diambil. 8. Meletakkan kembali manik-manik dan kartu soal pada tempatnya dan menutup penutup media. 9. Mengembalikan 1 set media decanomial bead bar box pada tempat semula setelah selesai digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
*catatan : manik-manik yang diambil dapat dikreasikan dari berbagai warna (jumlahnya harus sesuai dengan yang ada di kartu soal)
Ambillah 1 set media decanomial bead bar box dan coba kerjakan soal tanpa teknik meminjam yang ada di kotak soal!
Tuliskan jawaban dari pertanyaan berikut! 1. Tuliskan perasaanmu selama mengikuti pembelajaran hari ini? 2. Apakah kamu sudah bisa menggunakan media decanomial bead bar box untuk soal pengurangan? 3. Apakah media decanomial bead bar box menarik?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Yel-Yel Mana semangatmu? Ini semangatku Mana semangatmu? Ini semangatku
Tepuk Semangat (prok prok prok) SE (prok prok prok) MA (prok prok prok) NGAT (prok prok prok) SEMANGAT
Masih ingatkah kamu cara menggunakan media decanomial bead bar box? Peragakan cara menggunakan media decanomial bead bar box di depan temantemanmu!
Ambillah 1 set media decanomial bead bar box dan kerjakan soal pengurangan dengan teknik meminjam yang ada di kotak soal!
Tuliskan jawaban dari pertanyaan berikut! 1. Tuliskan perasaanmu selama mengikuti pembelajaran hari ini? 2. Apakah kamu merasa nyaman berbagi media decanomial bead bar box Montessori dengan temanmu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
3. Apakah media decanomial bead bar box membantumu memahami materi pelajaran?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
Lampiran 4 Mata Pelajaran : Matematika Kelas
: II
Jenis Aitem
: Esai
Standar Kompetensi : 1 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500. Kompetensi Dasar
: 1.4 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500.
Indikator
:
1.4.1 Menentukan hasil penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan. 1.4.2 Menentukan hasil penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan. 1.4.3 Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam. 1.4.4 Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam. Materi -
:
Penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan.
-
Penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan.
-
Pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam.
-
Pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
A. Kajian Teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
Daftar Pustaka Kusdinar, Iwan dan Zikri. 2009. Pintar Matematika 2 untuk SD/MI Kelas 2. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas. Sumarmi, Mas Titing dan Siti Kamsiyati. 2009. Asyiknya Belajar Matematika untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
B. Kisi-Kisi Instrumen Tes Esai Indikator 1.4.1. Menentukan hasil penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan.
1.4.2. Menentukan hasil penjumlahan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik menyimpan.
Jenis Soal Esai
Aitem/Soal 1. 25 mangkuk + 33 mangkuk = …. 2. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek! 72 + 26 = …. 3. Tentukan hasil penjumlahan berikut! 33 + 64 = …. 4. Hari Kamis bunga Pak Budi terjual 44. Hari Jumat terjual 21. Berapa jumlah bunga Pak Budi yang sudah terjual? 5. Penjahit mempunyai 84 butir kancing. Ia diberi 14 butir kancing lagi oleh pelanggannya. Berapa jumlah kancing penjahit? 1. 25 bola + 65 bola = …. 2. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun panjang 45 + 48 = …. 3. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek 39 + 25 = …. 4. Hari ini angkot makmur mengantar 55 penumpang. Kemarin mengantar 17 penumpang. Berapa jumlah penumpang yang diantar angkot makmur selama 2 hari? 5. Wina menggambar 43 mobil merah dan 57 mobil biru. Berapa jumlah mobil yang Wina gambar?
Urutan Soal 2 20
Jumlah Aitem
14 9 5 6
3 17
10 5 15
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
1.4.3. Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam.
1. Tentukan hasil pengurangan berikut dengan cara bersusun pendek! 1
2. Tentukan hasil pengurangan berikut dengan cara bersusun pendek pada kotak!
11 5
1.4.4. Menentukan hasil pengurangan bilangan dua angka dengan bilangan dua angka dengan teknik meminjam.
3. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun panjang! 87 – 50 = …. 4. Pak Sakri mempunyai 89 apel. Sebanyak 54 apel dibagikan pada warga desa. Berapa banyak apel yang tidak dibagikan pada warga desa? 5. Ranti membawa 97 kue kecil. Di sekolah ia membaginya sebanyak 62 kue. Berapa sisa kue Ranti? 1. Frida memiliki 87 baju bekas. Ia menyumbangkan 69 baju bekasnya. Berapa baju bekas yang tidak disumbangkan? 2. Terjadi bencana banjir di Jakarta. Korban banjir ada 78 orang. Krisna sebagai relawan telah mengangkut 49 orang. Berapa orang yang belum Krisna angkut? 3. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek! 83 – 68 = …. 4. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek! 72 – 47 = …. 5. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek pada kotak! 83 – 39 = …. Total Aitem
4
18
16
12
19 5 7
13
8 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
Nama
:
No. Absen : Kelas
:
1. Tentukan hasil pengurangan berikut dengan cara bersusun pendek!
………. ……….
–
……….
Kerjakan 2 soal di bawah ini dengan cara bersusun panjang! 2. 25 mangkuk + 33 mangkuk = …. 25 = …….. + …….. 33 = …….. + ……..
+
= …….. + …….. = …….. 3. 25 bola + 65 bola = …. 25 = …….. + …….. 65 = …….. + ……..
+
= …….. + …….. = …….. 4. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun panjang! 87 – 50 = …. 87 = 50 = = =
–
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
5. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek pada kotak! Wina menggambar 43 mobil merah dan 57 mobil biru. Berapa jumlah mobil yang Wina gambar?
6. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun panjang pada kotak! Penjahit mempunyai 84 butir kancing. Ia diberi 14 butir kancing lagi oleh pelanggannya. Berapa jumlah butir kancing penjahit?
7. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek! 83 – 68 = …. ………. ……….
–
……….
8. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek pada kotak! 83 – 39 = ….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
9. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun panjang pada kotak! Hari Kamis bunga Pak Budi terjual 44 tangkai. Hari Jumat terjual 21 tangkai. Berapa jumlah tangkai bunga Pak Budi yang sudah terjual?
10. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek! 39 + 25 = …. ………. ……….
+
………. 11. Tentukan hasil pengurangan berikut dengan cara bersusun pendek pada kotak!
12. Kerjakan soal di bawah ini dengan cara bersusun pendek pada kotak! Frida memiliki 87 baju bekas. Ia menyumbangkan 69 baju bekasnya. Berapa baju bekas yang tidak disumbangkan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
13. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek! 72 – 47 = …. ………. ……….
–
……….
14. Tentukan hasil penjumlahan berikut! 33 = …….. + …….. 64 = …….. + ……..
+
= …….. + …….. = …….. 15. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun panjang pada kotak! Hari ini angkot makmur mengantar 55 penumpang. Kemarin mengantar 17 penumpang. Berapa jumlah penumpang yang diantar angkot makmur selama 2 hari?
16. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek pada kotak! Ranti membawa 97 kue kecil. Di sekolah ia membaginya sebanyak 62 kue. Berapa sisa kue Ranti?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
17. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun panjang! 45 = …….. + …….. 48 = …….. + ……..
+
= …….. + …….. = …….. 18. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek pada kotak! Pak Sakri mempunyai 89 buah apel. Sebanyak 54 buah apel dibagikan pada warga desa. Berapa banyak buah apel yang tidak dibagikan pada warga desa?
19. Kerjakan soal di bawah ini dengan cara bersusun pendek! Terjadi bencana banjir di Jakarta. Korban banjir ada 78 orang. Krisna sebagai relawan telah mengangkut 49 orang. Berapa orang yang belum Krisna angkut?
20. Kerjakan soal berikut dengan cara bersusun pendek pada kotak! 72 + 26 = ….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
Lampiran 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
Lampiran 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
Lampiran 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
Lampiran 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
Lampiran 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
Lampiran 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167
Lampiran 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168
Lampiran 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169
Lampiran 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170
Lampiran 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171
Lampiran 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172
Lampiran 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173
Lampiran 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174
Lampiran 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175
Lampiran 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176
Lampiran 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177
Lampiran 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178
Lampiran 22
Transkripsi Wawancara Guru Kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Peneliti
: Selamat pagi bu.
Guru
: Iya mbak.
Peneliti
: Saya mau tanya tentang proses pembelajaran penjumlahan di kelas itu seperti apa.
Guru
: Mau penjumlahan lagi?
Peneliti
: Iya, masih mau penjumlahan lagi.
Guru
: Pake nganu mbak. Saya dulu pake lidi.
Peneliti
: Oh pake lidi.. itu yang pake lidi itu siswa?
Guru
: Iya Siswa bawa satu satu
Peneliti
: Ibu kira kira masih ada berapa siswa yang belum bisa penjumlahan
Guru
: itu Y, Z, ya masih ada mbak
Peneliti
: sebabnya kesulitan penyampaian materinya itu apa bu?
Guru
: ya mereka masih kurang fokus. Kayak Y sama beberapa anak lain.
Peneliti
: bu, kalo media yang dari sekolah itu ada tidak ya bu? Ada pengadaan media dari sekolah untuk matematika?
Guru
: ada. Adanya manik-manik apa itu? Yang angka, deka-deka. Yang puluhan satuan. Yang kayak gini gak ada. Anak-anak kadangkadang bawa lidi kemaren. Yang kelas 2 dulu sedotan, kerikil. Itu saya suruh bawa sendiri-sendiri. Kadang saya bersama-sama cari yang di pasir-pasir sana itu ngitung 100.
Peneliti
: oh ya ya. Bu sebenarnya kalo buat anak-anak yang ini, yang belum bisa penjumlahan itu mereka kesulitannya yang menyimpan itu bu?
Guru
: iya, heem. Menyimpan dan meminjam itu mbak. Kadang masih lupa belum dikurangi depannya, jadi bikin keliru.
Peneliti
: terus kalau pakai medianya, keaktifan siswanya bagaimana bu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179
Guru
: oh ya senang kalo itu. Semua ngitung sendiri-sendiri.
Peneliti
: kemudian ibu sudah pernah liat belum media Montessori?
Guru
: belum-belum.
Peneliti
: oh belum pernah?
Guru
: heem. Saya biasanya pake itu. Dulu gak ada kok. Anak-anak bawa lidi sendiri-sendiri.
Transkripsi Wawancara Media dengan Siswa 1 Peneliti
: R, menurutmu bentuk medianya itu bagus tidak?
Siswa
: bagus bu.
Peneliti
: R jadi senang tidak belajar karena pakai medianya?
Siswa
: senang.
Peneliti
: kemarin bawa medianya bisa tidak? Mengangkat sama memindahkannya?
Siswa
: bisa bu.
Peneliti
: R jadi tau tidak angkanya (bilangan) dilihat dari warna manikmaniknya?
Siswa
: iya tau.
Peneliti
: saat pakai medianya, R kadang sadar gak kalo R salah ngitungnya, harusnya pakai manik-manik yang ini terus diganti?
Siswa
: heem (sambil menganggukkan kepala).
Peneliti
: R pakai medianya itu jadi mudah menemukan jawabannya gak?
Siswa
: mudah bu, lebih asyik lagi belajarnya.
Peneliti
: R bisa pakai medianya sendiri gak? Atau masih dibantu sama teman?
Siswa
: bisa pakai sendiri bu.
Peneliti
: menurut R, bahan untuk membuat medianya ada gak di lingkungan sekitar?
Siswa
: ada.
Peneliti
: kira-kira orang lain bisa tidak membuat medianya itu?
Siswa
: bisa bu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180
Transkripsi Wawancara Media dengan Siswa 2 Peneliti
: A kemarin menggunakan medianya sudah bisa menggunakan sendiri belum?
Siswa
: udah bisa.
Peneliti
: kemudian, A jadi paham gak penjumlahan pengurangan lewat medianya itu?
Siswa
: paham bu. Lebih asyik juga belajarnya.
Peneliti
: kamu tertarik gak belajar matematika karena lihat medianya?
Siswa
: tertarik bu,
Peneliti
: bentuk medianya membuatmu tertarik tidak buat belajar pakai media itu?
Siswa
: iya bu, apalagi yang manik warna-warninya itu.
Peneliti
: A senang tidak menggunakan medianya?
Siswa
: senang bu.
Peneliti
: A kesusahan tidak untuk memindahkan medianya?
Siswa
: gak kesusahan.
Peneliti
: A jadi tau bilangan berapa itu dilihat dari warna manik-maniknya tidak?
Siswa
: iya, tau. Jadi cepat bu menghitungnya.
Peneliti
: A saat menggunakan medianya jadi tau tidak kalau salah mengitung?
Siswa
: iya jadi tau. Pas liat warna manik-maniknya.
Peneliti
: A jadi lebih mudah menemukan jawabannya karena pakai medianya itu tidak?
Siswa
: iya, jadi lebih mudah dan lebih asyik.
Peneliti
: menurut A, bahan pembuatan media ini mudah dicari tidak?
Siswa
: iya, mudah. Bisa dicari.
Peneliti
: kira-kira orang lain bisa tidak membuat media ini?
Siswa
: iya, bisa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181
Transkripsi Wawancara Media dengan Siswa 3 Peneliti
: B, kemarin B bisa menggunakan medianya sendiri tidak?
Siswa
: iya bisa bu, tapi awalnya dibantuin sama teman dulu terus udah bisa.
Peneliti
: kemarin lihat medianya jadi tertarik untuk belajar tidak?
Siswa
: iya tertarik. Jadi penasaran pengin nyoba pakai medianya.
Peneliti
: B tertarik tidak melihat bentuk medianya?
Siswa
: tertarik bu, apalagi yang manik-maniknya itu.
Peneliti
: B senang tidak menggunakan media itu? Bagaimana rasanya memakai media itu bersama teman?
Siswa
: senang bu, jadi lebih semangat belajarnya. Hmm rasanya senang juga, bisa belajar bareng-bareng.
Peneliti
: bisa bawa medianya?
Siswa
: bisa bu. Itu mudah dibawa kok.
Peneliti
: B jadi lebih mudah tahu bilangannya karena warna manikmaniknya tidak?
Siswa
: iya, jadi lebih mudah mudah mudah.
Peneliti
: B sadar tidak kalau saat pakai medianya salah ngitung atau salah ambil manik-maniknya? Oh harusnya aku ambil manik-manik yang itu bukan yang ini?
Siswa
: iya bu, sadar karena liat warna manik-maniknya.
Peneliti
: B jadi lebih mudah menemukan jawabannya karena pakai media itu tidak?
Siswa
: iya mudah cari jawabannya.
Peneliti
: menurut B, bahan untuk membuat medianya mudah dicari tidak?
Siswa
: iya, mudah kok bu
Peneliti
: orang lain bisa tidak kira-kira kalau membuat media ini?
Siswa
: iya, bisa. Saya juga punya lho bu di rumah, tapi gak kayak gini, Cuma manik-maniknya aja, buat mainan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182
Transkripsi Wawancara Media dengan Siswa 4 Peneliti
: S, kemarin sudah bisa belum menggunakan medianya sendiri?
Siswa
: iya, sudah bisa dong bu.
Peneliti
: terus S jadi paham tidak belajar materinya pakai medianya itu?
Siswa
: iya paham.
Peneliti
: cara menggunakan medianya sudah tau?
Siswa
: iya udah tau bu. Ambil manik-maniknya lalu nanti dijumlahin jadi satu.
Peneliti
: saat ibu bawa medianya ke kelas, S jadi ingin belajar tidak?
Siswa
: hooh, pengin bu. Jadi semangat.
Peneliti
: S tertarik tidak dengan medianya itu?
Siswa
: iya, tertarik bu. Bagus medinya.
Peneliti
: kenapa S tertarik dengan medianya?
Siswa
: soalnya waktu liat medianya jadi penasaran terus pengin nyoba.
Peneliti
: S senang tidak menggunakan medianya?
Siswa
: senang bu. Belajarnya jadi lebih enak.
Peneliti
: S bisa bawa medianya?
Siswa
: iya bisa bu.
Peneliti
: bawa medianya susah tidak?
Siswa
: gak, gak susah bu. Gampang bawanya.
Peneliti
: S jadi lebih mudah tau manik-maniknya bilangan berapa karena warnanya bukan?
Siswa
: iya, karena warna manik-maniknya. Jadi cepet gitu bu ambilnya.
Peneliti
: kemarin saat menggunakan media, S sadar tidak kalau salah gunain medianya?
Siswa
: iya, sadar. Pas liat jawaban di belakang soalnya.
Peneliti
: S lebih mudah menemukan jawaban dari soal saat pakai medianya tidak?
Siswa
: iya lebih mudah, lebih cepat. Tinggal jumlahin manik-maniknya kalau gak ngurangin manik-maniknya.
Peneliti
: menurut S, bahan untuk membuat medianya mudah dicari gak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183
Siswa
: iya, mudah bu. Kayu kan ada di mana-mana
Peneliti
: orang lain bisa tidak membuat medianya itu?
Siswa
: oh ya bisa. bisa-bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184
Lampiran 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185
Lampiran 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 186
Lampiran 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 187
CURRICULUM VITAE
Katarina Tiara Dewantari merupakan anak keempat dari empat bersaudara yang lahir di Purworejo, 9 April 1994. Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Pius Bakti Utama Kutoarjo, tamat pada tahun 2006. Pendidikan Menengah Pertama di SMP Pius Bakti Utama Kutoarjo, tamat pada tahun 2009. Pendidikan Menengah Atas di SMA Pius Bakti Utama Bayan, tamat pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Selama menempuh pendidikan di PGSD, penulis mengikuti berbagai macam kegiatan di luar perkuliahan. Berikut daftar kegiatan yang pernah diikuti penulis. 1. Bendahara dalam Inisiasi Prodi PGSD tahun 2014. 2. Peserta dalam Live Show Karawitan di TVRI tahun 2014. 3. Anggota Divisi Acara dalam Parade Gamelan Anak Se-Jawa tahun 2013. 4. Anggota “PGSD Choir” tahun ajaran 2012/2013, 2013/2014, 2014/2015, 2015/2016. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menyusun skripsi yang berjudul “Implementasi Decanomial Bead Bar Box untuk Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan pada Siswa Kelas II SD Negeri Caturtunggal 1 Sleman.”