BAB 4
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM
4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan. 4.1.1 Hardware
Tabel 4.1 Perangkat Keras Untuk Kantor Pusat dan Kantor Cabang
No
Item 1 2 3
Qty
router cisco ISR 4451-XAX/k9 router cisco ISR 3925EAX/k9 router cisco 2911-AX/K9
Description 1
router load balance kantor pusat (data center)
13 34
router load balance kantor cabang type A router kantor cabang type B, C
4.1.2 Software Tabel 4.2 perangkat lunak NO
Perangkat Lunak 1
Putty Configuration
2
Trafic Grapher
4.2 Implementasi Jaringan Tahap pertama dalam penerapan teknologi load balancing ialah membuat rancangan design infrastrukutur topologi external network PT Taspen yang sudah ada penambahan perangkat di kantor pusat beserta kantor cabang dan telah dikordinasikan ke dua pihak provider agar dapat terus terhubung. Adapun rancangan design infrastrukutur topologi network sebagai berikut:
81
82
Gambar 4.1 Topologi Network PT Taspen Yang Dibangun
Berdasarkan yang dikutip dari bab 3, pada topologi ini, router Load Balancing Network (ISR 4451-X-AX/K9) milik perusahaan terhubung dengan router (series 2611) yang terhubung dengan link LintasArta, router (series 3725) terhubung dengan link Telkom ke dua router digunakan untuk media transfer data dari aplikasi berbasis online, untuk bisa berkomunikasi antar kantor pusat dan kantor cabang melalui jalur leased line (penyewaan jaringan) MPLS milik ke dua provider tersebut, router Load Balancing Network juga terhubung langsung dengan Data Center di dalam jaringan Local Area Network (LAN), sehingga pada router Load Balancing Network (ISR 4451-X-AX/K9) ini dilakukan konfigurasi, yang bertujuan membuat jalur atau tunnel yang menyambung pada router Load Balancing Network (C2911-AX/K9) di kantor cabang masing-masing, melewati gateway jalur router milik ke dua provider tersebut. Jalur atau tunnel ini dikondisikan untuk jalur standby, yang membedakan dari jalur
83
standby pihak provider ialah penambahan jalur tersebut tidak memerlukan biaya penyewaan, dan bila jalur atau tunnel tersebut tidak terpakai, tidak ada kerugian karena jalur atau tunnel tersebut dimiliki perusahaan dengan menumpang pada jalur leased line (penyewaan jaringan) MPLS pada ke dua provider. Keuntungan lagi bila jalur link terputus, secara virtual data akan berjalan secara aktif-aktif pada jalur link provider yang masih hidup, begitu juga semua data-data operasional tidak lagi berjalan pada satu link yang aktif karena data-data tersebut juga dibagi ke tunnel tersebut sehingga teknik Per-Packet Load Balancing pada jalur failover ini dapat bekerja. 4.2.1 Perubahan Internet Protokol (IP) Pada Router Pertama sebelum tahap konfigurasi, dilakukan perubahan terlebih dahulu pada Internet Protokol (IP) yang berada di kantor pusat dan salah satu kantor cabang yang sudah dikordinasikan oleh ke dua pihak provider, berikut daftar table Internet Protokol (IP) pada salah satu kantor cabang:
Tabel 4.3 tabel Ip Address pada router load balance
NO
Lokasi
IP WAN LintasArta
IP Address Router Load balance IP Tunnel Telkom LintasArta Telkom
2
Kantor Cabang Utama DKI Jakarta Kantor Cabang Bekasi
3
Kantor Cabang Bogor
172.16.131.1/30
172.16.131.5/30
172.16.131.251/31
172.16.131.250/31
4
Kantor Cabang Bandung
172.16.130.1/30
172.16.130.5/30
172.16.130.251/31
172.16.130.250/31
1
172.16.100.1/30
172.16.100.5/30
172.16.100.251/31
172.16.100.250/31
172.16.120.1/30
172.16.120.5/30
172.16.120.251/31
172.16.120.250/31
84
Tabel 4.4 tabel Ip Address pada router provider
NO
Lokasi
1 2 3
Kantor Cabang Utama DKI Jakarta Kantor Cabang Bekasi Kantor Cabang Bogor
4
Kantor Cabang Bandung
IP Address Router Provider IP WAN LintasArta Telkom 172.16.100.2/30 172.16.100.6/30 172.16.120.2/30 172.16.120.6/30 172.16.131.2/30 172.16.131.6/30 172.16.130.2/30
172.16.130.6/30
4.2.2 Konfigurasi Router Pada tahap ini dilakukan konfigurasi pada router Load Balancing Network (ISR 4451-X-AX/K9), dimana keterangan port interface beserta Internet Protokol (IP) untuk gateway ke jalur Telkom dan LintasArta. RKNTR_PST(config)# interface GigabitEhernet<0-9>
Pada konfigurasi pertama kali ialah menentukan interface mana yang akan terhubung melalui jaringan atau perangkat provider. Interface merupakan perangkat yang mehubungkan antara user dengan perangkat, dalam hal ini perangkat yang dimaksud ialah jaringan pada salah satu provider, dengan transmisi frame Ethernet di tingkat gigabit perdetik.
RKNTR_PST(config-if)# description (240 characters)
Pada konfigurasi ini digunakan untuk memberikan penamaan pada interface untuk bagian interface mana yang tersambung pada jaringan provider atau Internet Service Provider (ISP), walaupun terlihat simple atau sederhana, tetapi tahap ini sangat penting apabila jaringan baik itu di jalur LAN dan WAN kompleks.
85
RKNTR_PST(config-if)# ip address
<subnet mask>
Fungsi ini untuk memberikan alamat ip address pada router Load Balance, untuk alamat ip WAN yang terhubung pada ke dua jaringan.
RKNTR_PST(config-if)# speed <1000 force 1000 Mbps Operation> <Enable AUTO speed configuration>
Berikut berfungsi untuk mengatur kecepatan transmisi suatu frame yang akan dituju.
RKNTR_PST(config-if)# duplex
configuration>
Berikut berfungsi untuk mengatur komunikasi anatar paket yang dikirim baik full duplex (2 arah), half duplex (1 arah), atau keduanya tergantung dari situasi atau kondisi (auto).
RKNTR_PST(config)# interface Tunnel <1-99>
Berikut berfungsi untuk menghubungkan atau membuat kanal secara virtual yang tersambung dengan router lainnya. RKNTR_PST(config-if)# description <240 characters>
86
Untuk memberikan penamaan pada kanal atau tunnel yang menghubungkan antara satu dengan yang lain.
RKNTR_PST(config-if)# ip address <subnet mask>
Fungsi ini untuk memberikan alamat ip address pada tunnel yang terhubung antara tunnel lainnya.
RKNTR_PST(config-if)# ip load-sharing
Fungsi ini untuk mendistribusikan data yang masuk melalui tunnel, secara seimbang, serta menjamin paket sampai pada yang dituju.
RKNTR_PST(config-if)# bandwitch <parameter>
Fungsi ini untuk memberikan kapasitas pada tunnel tersebut, dan disesuaikan dengan tunnel yang dituju.
RKNTR_PST(config-if)# ip virtual-reassembly
Fungsi ini untuk mengumpulkan kembali data atau paket yang telah didistribusikan, dan melakukan pengecekan data atau paket baik come in (datang) dan come out (keluar).
RKNTR_PST(config-if)# tunnel source <port interface> RKNTR_PST(config-if)# tunnel destination
87
Kedua fungsi ini untuk menentukan tunnel berasal dari interface asal dan alamat ip address untuk tunnel yang dituju.
RKNTR_PST(config)# router <eigrp> <1-65535>
Fungsi ini digunakan untuk peroutingan paket data, routing menggunakan dynamic routing eigrp, karena unutk menyamakan peralatan pada peralatan router provider.
RKNTR_PST(config-router)# network <subnet mask> RKNTR_PST(config-router)# network
Fungsi ini digunakan untuk memberikan alamat ip address yang mewakili network id pada alamat ip tunnel.
RKNTR_PST(config-router)# -interface <port>
Fungsi ini digunakan untuk memberikan kondisi tunnel tersebut untuk diperuntukkan active atau passive, yang berasal dari interfave asal. Berikut show run pada router Load Balance: RKNTR_PST #sh run int GigabitEthernet0/1 Building configuration. Current configuration : 153 bytes ! interface GigabitEthernet0/1 description "Connect to LA" encapsulation dot1Q 200 ip address 172.16.100.1
255.255.255.252
88
duplex auto speed auto ! end
Gambar 4.2 Show Run Interface Pada Gateway Router LintasArta Keterangan : Pada gambar diatas merupakan konfigurasi pada interface di router pada jalur link LintasArta dengan ip address 172.16.100.1 dengan subnet mask 255.255.255.252 yang ditujukan pada 2 host antara router kantor dengan router milik LintasArta, dengan kecepatan yang diatur otomatis dan pengiriman data secara duplex. RKNTR_PST#sh run int GigabitEthernet0/2 Building configuration... Current configuration : 196 bytes ! interface GigabitEthernet0/2 description "Connect to Telkom MPLS" encapsulation dot1Q 201 ip address 172.16.100.5
255.255.255.252
duplex auto speed auto ! end
Gambar 4.3 Show Run Interface Pada Gateway Router Telkom Keterangan : Pada tabel diatas merupakan konfigurasi pada interface di router pada jalur link Telkom dengan ip
address 172.16.100.5
dengan subnet mask
255.255.255.252 yang ditujukan dengan 2 host antara router kantor dengan
89
router milik Telkom, dengan kecepatan yang diatur otomatis dan pengiriman data secara duplex. RKNTR_PST#sh run int tunnel1 Building configuration... Current configuration : 240 bytes ! interface Tunnel1 description Bekasi TUNNEL-LA ip address 172.16.100.251
255.255.255.254
ip load-sharing per-packet bandwidth 128 ip virtual-reassembly in ip virtual-reassembly out tunnel source GigabitEthernet0/1 tunnel destination 172.16.120.251
router eigrp 201 network 172.16.100.251 0.0.0.3 network 192.168.181.0 passive-interface GigabitEthernet0/1 passive-interface GigabitEthernet0/2 end
Gambar 4.4 Show Run Tunnel Link LintasArta Keterangan: Pada tabel diatas merupakan konfigurasi pada tunnel di router pada jalur link Telkom
dengan
ip
address
172.16.100.251
dengan
subnet
mask
255.255.255.254 yang ditujukan pada 1 host. Tunnel 1 ditujukan untuk tersambung dengan tunnel pada kantor cabang Bekasi, tunnel tersebut diperuntukan untuk jalur stanby bila jalur link Telkom terjadi down, ip load-
90
sharing per-packet berguna untuk membagi paket atau data secara merata pada tunnel dan link LintasArta ke tunnel pada ip address 172.16.120.250 di kantor cabang Bekasi, sehingga packet/type data dapat disharing baik incoming packet maupun outcoming packet.
RKNTR_PST#sh run int tunnel2 Building configuration... Current configuration : 240 bytes ! interface Tunnel2 description Bekasi TUNNEL-TELKOM ip address 172.16.100.250 255.255.255.254 ip load-sharing per-packet bandwidth 128 ip virtual-reassembly in ip virtual-reassembly out tunnel source GigabitEthernet0/2 tunnel destination 172.16.120.250
router eigrp 200 network 172.16.100.250 0.0.0.3 network 192.168.181.0 passive-interface GigabitEthernet0/1 passive-interface GigabitEthernet0/2 end
Gambar 4.5 Show Run Tunnel Link Telkom Keterangan : Pada tabel diatas merupakan konfigurasi pada tunnel di router pada jalur link Telkom
dengan
ip
address
172.16.120.251
dengan
subnet
mask
91
255.255.255.254 yang ditujukan pada 1 host. Tunnel 1 ditujukan untk tersambung dengan tunnel pada kantor cabang Bekasi, tunnel tersebut diperuntukan untuk jalur stanby bila jalur link LintasArta terjadi down, ip load-sharing per-packet berguna untuk membagi paket atau data secara merata pada
tunnel dan link Telkom ke tunnel pada ip address
172.16.120.250 di kantor cabang Bekasi, sehingga packet/type data dapat disharing baik incoming packet maupun outcoming packet.
4.3 Uji Coba Setelah penerapan sistem Load Balancing pada 2 ISP pada jaringan Failover, tahapan berikutnya adalah melakukan uji coba sistem dengan melakukan percobaan terhadap kinerja dari sistem. Untuk mengetahui sistem dapat berjalan dengan baik dilakukan tahapan uji coba dengan pengujian sistem jaringan leased line Multi Protocol Label Switching (MPLS) diantara kantor pusat dan di salah satu kantor cabang Bekasi melalui 2 tahap uji coba meliputi: 1. Tahap uji coba pengiriman paket data sebelum dan sesudah menggunakan teknik failover (auto back-up link) dan per-packet load balancing untuk mengetahui respon time terhadap pengiriman packet atau data aplikasi operasional pelayanan antar kantor pusat dan cabang. Melakukan pengujian Sebagai berikut: Aplikasi operasional dicoba pada Aplikasi Core Bisnis (ACB) dan System Aplication and Product (SAP) diuji apakah akan berdampak ketika salah satu link (Telkom atau LintasArta) down dengan merelease kabel ethernet off untuk mensimulasikan link yang down ,
92
sehingga berpindah terhadap link yang aktif. Proses dicapture sebagai berikut:
Gambar 4.6 Pengujian Pengiriman Packet
Keterangan pada gambar 4.6 diatas, ialah pada saat aplikasi operasional berjalan lancar dengan melakukan ping terus menerus dan pada saat bersamaan dilakukan release atau mencabut jalur koneksi yang menghubungkan jalur koneksi dari provider ke client (perusahaan) sehingga koneksi terjadi down time (request timed out), tetapi terus beroperasi setelah link tersebut ditemukan oleh link lainnya, dengan ping terus menerus dapat dilihat bahwa waktu pemulihan link sekitar 45 kali selang ping atau 20-25 detik, sehinga dari sini terlihat teknik failover atau auto back-up link telah bekerja secara otomatis . Untuk pengujian lanjutan load balancing dilakukan dengan melakukan pengunduhan 10 Mbytes file di-download menggunakan aplikasi melalui File Transfer Protokol (FTP) dari Personal Computer (PC) client di kantor cabang Bekasi sebelum menggunakan per-packet load balancing dan jalur failover, sehingga diuji dengan penyaluran trafik sebesar 10MB dari kantor cabang ke pusat, dibawah ini:
93
Gambar 4.7 Pengujian Pengiriman Packet Kantor Cabang ke Pusat Sebelum Menggunakan Router Load Balancing
Keterangan pada gambar 4.7 terlihat hasil pada transfer data membutuhkan waktu selama 412,45 detik dengan kecepatan 26,44 Kbytes/detik. Kemudian pengujian hal yang sama dengan menggunakan menggunakan
per-packet
load
balancing
pada
jalur
failover,
mendapatkan hasil seperti berikut:
Gambar 4.8 Pengujian Pengiriman Packet Kantor Cabang ke Pusat Sesudah Menggunakan Router Load Balancing
Keterangan pada gambar 4.8 diatas terlihat hasil pada transfer data yang membutuhkan waktu hanya 3,46 detik dengan kecepatan transfer 3151,20 Kbytes/detik. Sehingga dari perbandingan tersebut didapat bahwa uji coba load balancing menggunakan metode per-packet sharing pada jalur failover sudah berhasil dengan dilihat dari cepatnya data yang diambil dengan waktu 3,46 detik dengan kecepatan transfer 3151,20 Kbytes/detik data sudah tertransfer pada kantor pusat,
94
sedangkan sebelum diterapkan per-packet load balancing waktu tempuh
412,45 detik dengan kecepatan 26,44 Kbytes/detik untuk
sampai ke kantor pusat. Sehingga hasil yang diharapkan perusahaan berupa kecepatan akses dapat direduksi, sehingga koneksitas maupun proses untuk semua aplikasi menjadi lebih baik dari sebelumnya. 2. Tahap uji coba ke dua untuk mengamati laju data berupa grafik menggunakan traffic grapher untuk melihat teknik failover (auto back-up link) dan per-packet load balancing sudah bekerja secara bersamaan atau tidak pada saat terjadi putusnya jaringan koneksi dari salah satu pihak provider dengan sengaja melepas kabel ethernet pada salah satu koneksi provider secara acak antar kantor pusat dan salah satu kantor cabang di Bekasi. Sebagai berikut: a.
Pengujian pada kantor cabang Bekasi ke kantor pusat Jakarta Test per-packet load balancing dan failover pada transfer data Kantor Cabang Bekasi ke kantor pusat begitu juga sebaliknya, dengan aplikasi traffic grappher untuk memonitoring laju transfer data pada kanal atau tunnel tersebut. Pengujian dengan mengirim file 10 MB melalui 2 jalur (LintasArta) pada gambar 4.9 dan (Telkom) pada gambar 4.10 dengan beban trafik berimbang. Proses dicapture sebagai berikut:
Gambar 4.9 Pengujian Pengiriman Packet Kantor Cabang ke Pusat Pada Tunnel LintasArta
95
Gambar 4.10 Pengujian Pengiriman Packet Kantor Cabang ke Pusat Pada Tunnel Telkom
Keterangan pada ke dua gambar diatas gambar 4.9 (tunnel LintasArta) dan gambar 4.10 (tunnel Telkom) diuji transfer data pada salah satu dikantor cabang dan di kantor pusat menggunakan trafik grapher untuk memonitori transfer data tersebut. Pada gambar 4.9 diatas terjadi perbandingan antara tunnel 1 (LintaArta) dan gambar 4.10 pada tunnel 2 (Telkom), penjelasan seperti berikut: 1. Data dikirim pada detik 10.50 dengan trafik berbagi pada gambar 4.8 (tunnel LintasArta) dan gambar 4.9 (tunnel Telkom) disini berarti fungsi per-packet load balance bekerja karena distribusi data dapat secara merata pada ke dua tunnel tersebut pada gambar 4.9 dan gambar 4.10 pada detik 10.50 sampai 10.55. 2. Pada detik 10.55 tunnel pada gambar 4.9 (LintasArta) dicabut atau dilepas. 3. Pada detik 10.55 data berpindah ke tunnel Telkom pada gambar 4.10, disini berarti fungsi auto failover bekerja sampai detik 11.05 setelah itu dilakukan lagi seperti langkah ke dua dan ketiga secara terus menerus.
96
4. Cek data hasil pengiriman (normal) dan sewaktu pada detik 11.20 dikatakan berhasil, karena pada gambar 4.9 dan 4.10 tidak terjadi laju grafik yang putus setiap detiknya.
b. Pengujian pada kantor pusat Jakarta ke kantor cabang Bekasi Keterangan pada gambar 4.11 dan 4.12 dibawah diuji transfer data pada kantor pusat ke salah satu kantor cabang Bekasi menggunakan trafik grapher untuk memonitori transfer data tersebut. Pada gambar 4.11 dan 4.12, dibawah terjadi perbandingan antara gambar 4.11 yaitu tunnel 1 (LintaArta) dan gambar 4.12 yaitu tunnel 2 (Telkom), penjelasan seperti berikut:
Gambar 4.11 Pengujian Pengiriman Packet Kantor Pusat ke Cabang Pada Tunnel LintasArta
Gambar 4.12 Pengujian Pengiriman Packet Kantor Pusat ke Cabang Pada Tunnel Telkom
97
1. Data dikirim pada detik 10.50 dengan trafik berbagi pada gambar 4.11 (tunnel LintasArta) dan gambar 4.12 (tunnel Telkom) disini berarti fungsi per-packet load balance bekerja karena distribusi data dapat secara merata pada ke dua tunnel tersebut pada gambar 4.11 dan gambar 4.12 pada detik 10.50 sampai 10.57. 2. Pada detik 10.57 tunnel pada gambar 4.11 (LintasArta) dicabut atau dilepas. 3. Pada detik 10.57 data berpindah ke tunnel Telkom pada gambar 4.12, disini berarti fungsi auto failover bekerja sampai detik 11.07 setelah itu dilakukan lagi seperti langkah ke dua dan ketiga secara terus menerus. 4. Cek data hasil pengiriman (normal) dan sewaktu pada detik 11.25 dikatakan berhasil, karena pada gambar 4.11 dan 4.12 tidak terjadi laju grafik yang putus setiap detiknya. Dari hasil pengujian diatas didapat bahwa penerapan per-packet load balancing dapat mendistribusikan beban kerja disaat failover (auto back-up link) terjadi pada salah satu link, sehingga dari hasil ini dapat dikatakan bahwa metode per-packet load balancing dan failover yang diterapkan pada PT. Taspen sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan perusahaan.