27
III MATERI DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian
3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang digunakan untuk percobaan ini adalah itik Cihateup betina fase grower sebanyak 60 ekor dengan umur 4 bulan yang memiliki bobot badan dengan simpangan baku tidak lebih dari 10 persen. Itik Cihateup yang digunakan diperoleh dari salah satu peternakan pembibitan itik Cihateup di Tasikmalaya yang dipelihara di kandang itik Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Pemeliharaan itik dilakukan selama enam minggu. 3.1.2 Kitosan Iradiasi Kitosan iradiasi yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) yang terletak di Pasar Jum’at, Jakarta Selatan. Konsentrasi kitosan yang diberikan adalah 150 ppm, yaitu dengan melarutkan 11,25 mg kitosan ke dalam 750 ml aquades dan dicampurkan ke dalam 3 kg pakan. 3.1.3 Kandang Percobaan Jenis kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang panggung bambu dengan lantai bambu dan atap asbes.
Dinding kandang terbuat
dari bambu dan terdapat tirai plastik yang bisa dibuka atau ditutup.
Kerangka
kandang terbuat dari bambu dan kawat yang dibuat menjadi dua petak kandang. Setiap petak memiliki ukuran panjang 3 meter, lebar 0,83 meter dan tinggi 0,74 meter yang diisi dengan 30 ekor Itik Cihateup.
28
3.1.4 Ransum Percobaan Ransum
yang
digunakan
dalam
penelitian
adalah
ransum
yang
diformulasikan untuk itik fase grower dengan kandungan protein sebanyak 15,96 persen dan kandungan energi metabolis adalah 3004 kkal per kilogram pakan. Ransum berbentuk mash dan diberikan sebanyak 100 gram per ekor per hari. Sedangkan air minum diberikan secara adlibitum.
Tabel 1. Kandungan Zat Makanan dan EM dalam Bahan Pakan Percobaan Bahan Pakan
EM Kkal/kg
Jagung Kuning Dedak halus Bungkil Kedelai Bungkil Kelapa Tepung Ikan Tepung Tulang Minyak Kelapa Premix
3370
PK
LK
SK
Ca
P
L
Met
Sis
-----------------------------------%--------------------------------8,60
3,90
2,00
0,02
0,10
0,20
0,18
0,18
1630 12,00
13,00
12,00
0,12
0,20
0,77
0,29
0,40
2240 45,00
0,90
6,00
0,32
0,29
2,90
0,65
0,67
2120 21,00
1,80
15,00
0,20
0,20
0,64
0,29
0,30
3080 60,00
9,00
1,00
2,80
2,80
5,00
1,80
0,94
0,00
0,00
0,00
0,00 24,00 12,00
0,00
0,00
0,00
8600
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 10,00 5,00 0,30 0,30 0,10 Sumber: Data Sekunder diperoleh dari Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, 2015. Keterangan : EM LK SK P L
: Energi Metabolis : Lemak Kasar : Serat Kasar : Fosfor : Lisin
PK Sis Ca Met
: Protein Kasar : Sistin : Kalsium : Methionin
29
Tabel 2. Formulasi Ransum Percobaan Bahan Pakan
Jumlah (%)
Jagung Kuning Dedak halus B. Kedelai B. Kelapa T. Ikan T. Tulang Premix Minyak Kelapa
65,00 12,00 8,00 3,00 8,00 2,00 0,50 1,50
Total
100,00
Sumber : Hasil perhitungan formulasi pada Tabel 1 berdasarkan kebutuhan ternak itik fase grower.
Tabel 3.
Kandungan Zat Makanan dan Energi Metabolisme Ransum Percobaan
Nutrien EM (Kkal/Kg) PK (%) LK (%) SK (%) Ca (%) P (%) Lys (%) Met (%)
Ransum Penelitian*
Kebutuhan Itik Grower**
3004,00 16,06 6,44 3,75 1,03 0,61 0,88 0,35
2800,00 16,00 0,60 0,60*** 0,90*** 0,56
Sumber : Hasil perhitungan formulasi pada Tabel 1 berdasarkan kebutuhan ternak itik fase grower. Keterangan : *) Hasil Perhitungan **) NRC (1984) ***) Chen (1996)
3.2
Metode Penelitian
3.2.1 Alat Percobaan (1)
Timbangan, berfungsi untuk mengukur berat badan itik.
30
(2)
Psikrometer tipe sling, terdiri dari bola kering dan bola basah berfungsi untuk mengukur kelembabab nisbi udara di kandang dinyatakan dalam satuan persen (%).
(3)
Syringe, berfungsi untuk mengambil darah.
(4)
Tabung anti koagulan EDTA berfungsi sebagai tempat menampung darah untuk mencegah pembekuan darah.
(5)
Pipet tetes, berfungsi untuk memindahkan zat cair.
(6)
Labu Erlenmeyer 125 ml, berfungsi untuk membuat larutan.
(7)
Tabung reaksi 25 ml, berfungsi sebagai tempat mereaksikan bahan kimia.
(8)
Sentrifuge, berfungsi untuk memisahkan suatu larutan.
(9)
Kertas saring, berfungsi untuk menyaring larutan.
(10) Spektrofotometer,
berfungsi untuk mengukur transmitans atau absorbans
suatu contoh (darah) yang dinyatakan dalam fungsi panjang gelombang.
3.2.2 Bahan Percobaan (1)
Darah
(2)
Alkohol 70%
(3)
Diluent
(4)
Gel
(5)
Cairan pembersih
(6)
Reagen Penetapan asam urat 1) Enzymes : Potassium hexacyanoferrate (II) 42 µmol/liter Peroxidase ≥ 450 U/liter Amino-antipyrine 0,150 mmol/liter Uricase ≥ 120 U/liter
31
2) Buffer : Dichlorohydroxybenzen sulfonate 2 milimol per liter Tris pH 8,0 at 25o celcius Preservative 3) Standar : Uric acid 10 mililiter per desiliter (595 µmol/liter) (7)
Reagen Penetapan urea darah 1) Salicylate 31 milimol per liter 2) Nitroprussiate 1,67 milimol per liter 3) Urease ≥ 15 KUI per liter 4) Base : Sodium hypochlorite milimol per liter Sodium Hydroxide 62 milimol per liter 5) Standar : Urea 40 miligram (6,66 milimol per liter)
3.2.3 Prosedur Percobaan (1)
Persiapan Kandang Persiapan kandang dilakukan seminggu sebelum pemeliharaan itik. Persiapan ini terdiri dari penyekatan kandang, sanitasi dan pemasangan peralatan kandang. Prosedur persiapan kandang terdapat dalam Lampiran 1.
(2)
Pemeliharaan Ternak Percobaan 1) Itik Cihateup dipelihara dua minggu sebelum pemberian kitosan iradiasi pada fase grower. Pada fase grower ini baru la itik diberikan perlakukan yaitu pemberian kitosan iradiasi. 2) Pemberian pakan itik fase grower adalah dua kali dalam satu hari yaitu pukul 07.00 – 08.00 WIB dan 16.00 – 17.00 WIB sebanyak 100 gram per ekor per hari.
32
(3)
Penyusunan dan Pemberian Pakan Ransum yang diberikan kepada ternak disusun sesuai dengan formulasi yang telah ditetapkan (lihat Tabel 2).
Pencampuran kitosan iradiasi
dilakukan menyemprotkan kitosan 150 ppm per kilogram pakan dengan cara disemprotkan. Prosedur penyusunan ransum dan pembuatan kitosan terdapat dalam Lampiran 1. (4)
Pengambilan Sampel Darah Pengambilan sampel darah unggas air dilakukan pada pembuluh vena bagian sayap dan perlu dilakukan dengan berhati-hati dan memperlakukan unggas agar tetap dalam posisi nyaman dan tidak stress, hal ini dilakukan agar sampel darah yang diambil menjadi optimal (Kurniadhi dan Suparno, 2009). Prosedur pengambilan sampel darah terdapat pada Lampiran 1.
(5)
Analisis Sampel Darah Penetapan profil asam urat dan urea darah dilakukan dengan cara pengujian sampel darah menggunakan alat spektrofotometer.
Prinsip kerja
alat ini adalah pengukuran dan penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang gelombang tertentu dengan larutan atau sampel yang dilewatinya.
Alat ini bekerja berdasarkan prinsip flow cytometer.
Untuk menguji profil asam urat dan urea darah alat yang digunakan harus di kalibrasi terlebih dahulu dengan cara menetapkan standar dalam kit atau melacak BIOLABO-multicalibrator REF 95015 menjadi SRM 913a. Juga dapat dilakukan dengan melecak jenis prosedur dan bahan yang digunakan. Penggunaan kalibrasi bergantung pada penggunaan instrument yang sesuai dan pengawetan reagen yang digunakan.
33
(6)
Prosedur Penetapan Profil Asam Urat Penetapan profil asam urat darah dilakukan dengan membaca panjang gelombang sampel pada panjang gelombang 540 nm.
Tabel 4. Penetapan Profil Asam Urat Pipetkan ke dalam kuvet Blanko Larutan reagen 1 mL Sampel Standar Air suling 25 L Sumber : Biolabo (7)
Standar 1 mL
Sampel 1 mL 25 µL
25 µL
Prosedur Penetapan Profil Urea Darah Penetapan profil asam urat darah dilakukan dengan membaca panjang gelombang sampel pada panjang gelombang 525 nm.
Tabel 5. Penetapan Profil Urea darah Pipetkan ke dalam kuvet Blanko Standar Sampel Larutan reagen 1 mL 1 mL 1 mL Sampel 5 µL Standar 5 µL Air suling 5 µL Mencampurkan bahan selama 4 menit pada suhu ruangan atau 2 menit pada suhu 37o C. Larutan dasar 1 mL 1 mL 1 mL Sumber : Biolabo 3.2.4 Peubah yang Diamati (1)
Perhitungan profil asam urat darah (miligram/desiliter) Kadar asam urat darah =
Au−AB AS−AB
x 8 ml/dL
34
Keterangan : Au = Absorbans sampel Uji atau Sampel Ab = Absorbans sampel Blanko As = Absorbans sampel Standar
(2)
Perhitungan profil urea darah/serum (miligram/desiliter) Au−AB
Kadar Urea Darah = AS−AB x 40 mg/dL Keterangan : Au = Absorbans sampel Uji atau Sampel Ab = Absorbans sampel Blanko As = Absorbans sampel Standar
3.2.5 Rancangan Penelitian dan Analisis Data Penelitian tehadap profil kadar asam urat dan urea darah pada Itik Cihateup fase grower dilakukan dengan metode eksperimental, meggunakan uji t tidak berpasangan. Perlakuan pada penelitian ini adalah : P1 = Itik Cihateup tanpa pemberian kitosan iradiasi 150 ppm per kilogram ransum P2 = Itik Cihateup dengan pemberian kitosan iradiasi 150 ppm per kilogram ransum Hipotesis yang akan diuji adalah : H0 : P1 = P2 , artinya tidak terjadi penurunan kadar asam urat dan urea darah pada itik yang diberi kitosan iradiasi dalam kondisi pemeliharaan minim air. H1 : P2 < P1 , artinya terjadi penurunan kadar asam urat dan urea darah pada itik yang diberi kitosan iradiasi dalam kondisi pemeliharaan minim air.
35
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan rumus berikut: 1)
Rata-rata Hitung ̅= X
2)
∑ 𝑥𝑖 𝑛
Simpanan Baku
𝑆= √
3)
Koefisien Variasi (KV) 𝑠 𝑥 100% 𝑥
𝐾𝑉 =
4)
∑ 𝑥2 − 1 ∑ 𝑥 𝑛 𝑛−1
Menghitung varians dari masing-masing variabel
𝑆 2𝑥 =
(∑ 𝑥)2 𝑛 𝑛− 1
∑ 𝑥𝑖 2 −
𝑆 2𝑦 =
(∑ 𝑦)2 𝑛 𝑛−1
∑ 𝑦𝑖 2 −
Keterangan : 𝑆 2 𝑥 = Varian Itik Cihateup tanpa pemberian kitosan iradiasi. 𝑆 2 𝑦 = Varian Itik Cihateup dengan pemberian kitosan iradiasi 150 ppm. 5)
Menghitung Keseragaman 𝐹∝ =
varians yang besar , (n1 − 1; n2 − 1) varians yang kecil
Jika : F hitung ≤ F α = Varians sama F hitung > F α = Varians tidak sama
36
Keterangan : 𝐹∝ = Keseragaman populasi 𝑛1 = Jumlah itik Cihateup tanpa diberi kitosan iradiasi 𝑛2 = Jumlah itik Cihateup yang diberi kitosan iradiasi a)
Untuk varians yang sama 𝑆𝑑̅ = √𝑆 2 𝑝 (
1 1 + ) 𝑛1 𝑛2
Dimana :
𝑆
2
𝑝
(𝑛1 − 1)𝑆 2 𝑥 + (𝑛2 − 1)𝑆 2 𝑦 = 𝑛1 + 𝑛2 − 2
Keterangan : 𝑆𝑑̅ = Varians 𝑆 2 𝑝= Varians gabungan Itik Cihateup tanpa pemberian dan dengan pemberian kitosan iradiasi. 𝑆 2 𝑥 = Varians sampel Itik Cihateup tanpa pemberian kitosan iradiasi. 𝑆 2 𝑦 = Varians sampel Itik Cihateup dengan pemberian kitosan iradiasi. 𝑋̅ = Rata-rata parameter sampel Itik Cihateup tanpa pemberian kitosan iradiasi. 𝑦̅ = Rata-rata parameter sampel Itik Cihateup dengan pemberian kitosan iradiasi. b)
Menghitung Keseragaman untuk varian yang tidak sama
𝑆𝑑̅ = √(
𝑆 2𝑥 𝑆 2𝑦 + ) 𝑛1 𝑛2
Uji Statistik 𝑡 =
𝑥̅− 𝑦̅ 𝑆𝑑̅
37
Nilai t hitung yang diperoleh dibandingkan dengan nilai. 𝑡′ 𝑎 =
𝑡𝑎; 𝑛1 − 1 𝑊1 + 𝑡𝑎; 𝑛2 − 1 𝑊2 𝑊1 + 𝑊2
𝑆 2𝑥 𝑊1 = 𝑛1
dan
𝑆 2𝑦 𝑊2 = 𝑛2
Keterangan : t’ = t’ hitung pada pembanding α 𝑡𝑎; 𝑛1 − 1 = Nilai t tabel barisα dan kolom sampel 𝑛𝑖−1 𝑡𝑎; 𝑛2 − 1 = Nilai t tabel barisα dan kolom sampel 𝑛2−1 𝑊1 = Rasio simpangan atau varian itik Cihateup tanpa pemberian kitosan iradiasi dengan jumlah sampelnya. 𝑊2 = Rasio simpangan atau varian itik Cihateup dengan pemberian kitosan iradiasi dengan jumlah sampelnya. Adapun kaidah keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut : Jika t hitung ≤ t tabel 0,05 artinya tidak berbeda nyata (non significant), terima H0 dan tolak H1 . Jika t hitung > t tabel 0,05 artinya berbeda nyata (significant), terima H1 dan tolak H0 .