p-ISSN 2355-5343 http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar
Article Received: 27/11/2014; Accepted: 10/02/2015 Mimbar Sekolah Dasar, Vol 2(1) 2015, 73-79 DOI: 10.17509/mimbar-sd.v2i1.1323
IDENTIFIKASI TINGKAT KEJUJURAN SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI GEROBAK KEJUJURAN DI KOTA SEMARANG Fine Reffiane1, Henry Januar Saputra2 & Taufik Hidayat3 1,2,3Prodi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Semarang Sidodadi Timur No. 24 Semarang 1Email:
[email protected] 2Email:
[email protected] 3Email:
[email protected] 1,2,3Jln.
ABSTRACT The background of this research is the importences of the school to know students honesty degree. Purpose of research implementation is to measure elementery school students honesty degree. The research did on mei 2013 until junny 2013 at Pendrikan Lor 02 State Elementery School Semarang City. This research used qualitatif method. Data resources result from observations, interviews, and documents. Data analysis technique did triangulasi. The results showed that honesty of students in Pendrikan Lor 02 State Primary school Semarang City, not yet reached 100% fully. There are still some students who have not been able to behave honestly. Dishonest behavior is caused by (1) the opportunity; (2) environmental conditions (students come from poor environment and uneducated). Nevertheless from the data graph shows that an increase in the level of honesty from day to day although it also occurs conditions showed that the level of honesty decreased.
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya sekolah mengetahui tingkat kejujuraan siswa di sekolahnya.Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kejujuran siswa Sekolah Dasar.Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2014 - Juni 2014 di Sekolah Dasar Kota Semarang.Penelitian menggunakan metode kualitatif. Sumber data diperoleh dari observasi tersamar, wawacara terstruktur dan dokumen. Teknik analisis data dilakukan dengan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejujuran siswa di Sekolah Dasar di Semarang, belum sepenuhnya mencapai 100%. Masih terdapat beberapa siswa yang belum bisa berperilaku jujur. Perilaku tidak jujur tersebut disebabkan oleh (1) adanya kesempatan; (2) kondisi lingkungan (siswa berasal dari lingkungan kurang baik dan tidak berpendidikan). Meskipun begitu dari data grafik batang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan tingkat kejujuran dari hari ke hari meskipun juga terjadi kondisi yang menunjukkan bahwa tingkat kejujuran mengalami penurunan.
Keywords: honesty, grobak kejujuran, SD.
Kata kunci: kejujuran, gerobak kejujuran, SD.
How to Cite: Reffiane, F., Saputra, H., & Hidayat, T. (2015). IDENTIFIKASI TINGKAT KEJUJURAN SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI GEROBAK KEJUJURAN DI KOTA SEMARANG. Mimbar Sekolah Dasar, 2(1), 73-79. doi:http://dx.doi.org/10.17509/mimbar-sd.v2i1.1323.
PENDAHULUAN ~
Jujur merupakan salah
Bahasa Indonesia (2005, p. 479) jujur:
satu nilai karakter terhadap diri sendiri
dapat dipercaya, tidak bohong, lurus hati,
yang
berkata apa adanya, tidak curang, tulus,
haus
Pengembangan
dikembangkan. nilai
dapat
ikhlas”. Sikap jujur saat ini merupakan sikap
dilakukan di Sekolah Dasar melalui proses
yang jarang ditemukan di Indonesia. Hal
pendidikan
tersebut dapat dilihat dari banyaknya
Karakter.
karakter Aeni
(2014)
menyebutkan bahwa pendidikan karakter
pemberitaan
di SD merupakan sebuah upaya untuka
korupsi
membangun karakter siswa. Kamus Besar
pemerintahan
[73]
yang
dimana
mengangkat para
tertangkap
kasus
pejabat melakukan
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
kegiatan KKN. Dalam berbagai media
memiliki
peran
besar
cetak misalnya hampir setiap hari kita
membentuk sikap jujur sejari dini, hal ini
dapat menemukan pemberitan mengenai
perlu
pejabat yang melakukan tindakan KKN.
karakter. secara sederhana pendidikan
dilakukan
dalam
melalui
upaya
pendidikan
karakter dapat dimaknai sebagai hal Dalam Tribun Jateng (2013) misalnya “Yudi
postif apa saja yang dilakukan guru dan
Tuduh
berpengaruh kepada karakter siswa yang
Hasan
Berbohong”
sebuah
diajarnya (Samani & Hariyanto, 2013).
headline mengenai tindakan KKN pejabat Negara.
Korupsi
merupakan
tindakan
yang merugikan negara, bahkan korupsi
Penting bagi sekolah untuk mengetahui
menjadi
tingkat kejujuran siswa, karena dengan
Meskipun
musuh
utama
begitu
negara
tindakan
ini.
korupsi
mengetahuinya
di
sekolah
dapat
Indonesia masih terus berlangsung. Korupsi
merencanakan tindak lanjut yang akan
disebut sebagai tindakan tidak bermoral,
dilakukan
hina, kebejatan, kebusukan dan ketidak
karakter kejujuran dari siswa.
agar
mampu
membentuk
jujuran. Tabulasi data pelaku korupsi tahun 2004-2013 (per 31 Desember) menunjukan
Fokus yang dikaji dalam penelitian ini yaitu
bahwa jumlah pelaku korupsi mencapai
bagaimanakah
gambaran
394. Korupsi tersebut lahir salah satunya
kejujuran
Sekolah
disebabkan oleh faktor ketidak jujuran dari
Semarang?
anak
tingkat Dasar
di
pelaku. Kejujuran menjadi perilaku yang sangat penting dalam mencegah perilaku
Jujur
korupsi. Sehingga sangat penting perilaku
Menurut Purnama dikutip oleh Puspita
atau sikap jujur ditanamkan sejari usia dini.
(2013) Jujur adalah sikap yang harus dimiliki oleh setiap orang. Tanpa adanya
Tirtahardja dan La Sulo (2008, p. 34)
keujuran
menyampaikan
nepotisme akan tetap ada. Jujur sebagai
bahwa
“pendidikan
tindakan
kolusi
sebuah
sistematik dan sistemik terarah kepada
seseorang untuk mengungkapkan bahwa
terbentuknya kepribadian peserta didik”.
realitas
Sekolah memegang peran vital dalam
dengan
menyelenggarakan
menipu orang
Maka
situasi
mengembangkan memiliki
sikap
yang
karakter jujur.
cara-cara lain
tidak
dimanipulasi
berbohong untuk
atau
keuntungan
mampu
siswa
Sekolah
ada
keputusan
dirinya.
dari itu penting bagi sekolah-sekolah untuk memberikan
yang
merupakan
dan
dapat diartikan sebagai kegiatan yang
pendidikan.
nilai,
korupsi,
Menurut
agar
Kusmiyati
(2013)
“Kejujuran
adalah salah satu sikap yang dimana
Dasar
merupakan tempat untuk anak-anak usia
perbuatannya,
ucapannya
dini (8-13 tahun). Sehingga sekolah dasar
dikeluarkan
hati,
[74]
dari
sesuai
yang dengan
Fine Reffiane, Henry Januar Saputra & Taufik Hidayat, Identifikasi Tingkat Kejujuran Siswa…
fakta”. Lebih lanjut dikemukakan pula
siswa Sekolah Dasar di kota Semarang
bahwa kejujuran juga dapat diartikan
yang dilaksanakan pada bulan Mei - Juni
sebagai segala sesuatu yang dilakukan
2014. Jenis penelitian kualitatif dipilih oleh
sesuai dengan norma dan hati nurani.
peneliti, karena peneliti mencoba untuk mencari
Dari pendapat di atas maka disimpulkan bahwa
kejujuran
menunjukan
adalah
bahwa
sikap
yang
perbuatan
yang
pengumpulan “Triangulasi
dengan cara-cara berbohong.
penelitian
pemikiran tingkat
peneliti
kejujuran
merupakan
untuk
siswa-siswi
pendidikan
data
yang
teknik bersifat
tiga
mulai
macam
tugas
tersebut
artinya
menguji
pengumpulan peneliti
data
melakukan
kredibilitas
dengan
berbagai
macam teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara dan dokumen.
pada tahap kongkret prerasional. “Pada sudah
teknik
Karena dalam teknik tersebut peneliti
segi intelektual siswa-siswi sedang masuk anak
Dengan
menguji kredibilitas dari data tersebut.
yang
usia Sekolah Dasar yaitu 8-12 tahun dari
mengembangkan
sebagai
pengumpulan data dan secara sekaligus
anak. Hal tersebut karena pada tahap
ini
diartikan
triangulasi.
yang telah ada” (Sugiyono. 2009: 241).
fundamental dalam membangun karakter
tahap
yaitu
pengumpulan data dan sumber data
tentang
Sekolah Dasar. Pendidikan di Sekolah Dasar
siswa
mengabungkan data dari berbagai teknik
kejujuran telah dilakukan. Hal tersebut meneliti
data
pengumpulan
Siswa Sekolah Dasar
mendasari
kejujuran
Penelitian kualitatif menggunakan teknik
sesungguhnya tanpa adanya manipulasi
macam
tingkat
sekolah dasar secara lebih mendalam.
dilakukannya sesuai dengan kondisi yang
Berbagai
tahu
Observasi
dilakukan
peneliti
secara
tersamar, yaitu dalam beberapa waktu peneliti
kongkret” (Piaget dikutip Sarlito, 1991: 18).
mengumpulkan
data
tanpa
diketahui oleh subjek penelitian (siswa)
Selanjutnya Sunarto dan Hartono (2008)
bahwa
menyampaikan bahwa pada usia 8-12
penelitian. Wawancara dilakukan dengan
tahun “anak mulai mengembangkan tiga
teknik wawancara terstruktur yaitu peneliti
macam operasi berfikir yaitu identifikasi,
sudah menyiapkan instrumen berupa butir-
negasi dan reprokasi” sehingga sangat
butir pertanyaan
penting
ditanyakan kepada
pengembangan
karakter
peneliti
teknik wawancara
kejujuran diusia siswa-siswi Sekolah Dasar.
sedang
yang
melakukan
akan
informan. Dalam tersebut
setiap
informan mendapatkan pertanyaan yang METODE
sama yang selanjutnya akan dicatat oleh
Jenis penelitian yang digunakan peneliti
peneliti. Informan dalam penelitian ini
adalah penelitian kualitatif dengan subjek
adalah guru dan siswa yang dipilih secara [75]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
acak
menggunakan
metode
random
HASIL DAN PEMBAHASAN
sampling. Dokmen adalah catatan, dapat
Hasil observasi tersamar yang dilakukan
berupa tulisan, gambar, data, statistik
oleh peneliti, diperoleh data deskriptif
atau sebagainya. Dalam penelitian ini
yang menunjukkan bahwa dalam proses
dokumen yang digunakan oleh peneliti
jual beli terdapat beberapa siswa yang
adalah siklus keuangan dari Gerobak
mengambil
Kejujuran
membayar. Kejadian tersebut beberapa
di
SDN
Pendrikan
Lor
02
barang
jualan
tanpa
kali peneliti temui. Hal ini menandakan
Semarang.
bahwa kejujuran belum 100% tertanam cara
dalam semua siswa, padahal berdasarkan
dan
pendapat Purnama yang dikutip oleh
penyajian kesimpulan. Proses reduksi data
Puspita (2013) Jujur adalah sikap yang
ini
harus dimiliki oleh setiap orang.
Analisis
data
dilakukan
reduksi
data,
dengan
penyajian
dimaksudkan
data
untuk
mempertajam,
lebih
Dalam
gerobak kejujuran. Siswa membeli barang
menggolongkan,
mengarahkan, membuang bagian data
yang
yang
secara mandiri, mereka bebas membeli
tidak
diperlukan
serta
untuk dilakukan penarikan kesimpulan.
memberikan
tersusun
kemungkinan
gerobak
kejujuran
Pembayaran dilakukan secara mandiri
Penyajian data adalah pendeskripsian informasi
pada
barang dan mengambil kembalian.
mengorganisasikan data sehingga mudah
sekumpulan
dijual
dengan
yang
pada
adanya
menyimpan sebuah
uang
kotak
pembelian
pembayaran,
begitupan pengambilan uang kembalian
penarikan kesimpulan dan pengambilan
dilakukan dengan cara mengambil pada
tindakan. Penyajian data disajikan dalam
kotak uang kembalian yang telah tersedia
bentuk teks naratif dan grafik. Penarikan
pada gerobak kejujuran.
kesimpulan dari penelitian ini dilakukan dengan cara mereduksi data-data yang diperoleh kemudian dikumpulkan untuk mendapatkan
data-data
yang
dapat
disajikan sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan atau verifikasi.
Penyimpulan dari penelitian ini terkait hasil menganalisis
tingkat
kejujuran
siswa
Sekolah Dasar di kota Semarang. Analisis
Gambar 1. Siswa Membeli Barang di Gerobak Kejujuran Sumber: Dokumen Pribadi.
melalui berbagai sumber data (triangulasi) yang
sudah
didapatkan,
lalu
diolah,
kemudian disimpulkan dari hasil analisis
Wawancara
yang
tersebut.
wawancara
terstruktur,
[76]
dilakukan
yaitu
wawancara
Fine Reffiane, Henry Januar Saputra & Taufik Hidayat, Identifikasi Tingkat Kejujuran Siswa…
dilakukan dengan tiga orang guru dan
Faktor lain
yang
menyebabkan
siswa
tiga orang siswa. Dari hasil wawancara
mencuru adalah lingkungan. Banyak siswa
yang dilakukan peneliti, diperoleh data
berasal dari lingkungan kurang baik, dan
yaitu terdapat siswa yang mengambil
tidak berpendidikan.
barang tanpa membayar pada gerobak kejujuran.
Siswa
disebabkan
mengambil
ada
barang
kesempatan
Dari
untuk
hasil
pengambilan
data
siklus
keuangan gerobak kejujuran ditemukan
mendapatkan keuntungan. Mereka tidak
bahwasannya
menyadari bahwa walaupun tidak ada
keuangan menunjukan bahwa gerobak
yang melihat dirinya tapi sesungguhnya
kejujuran selalu mengalami selisih antara
Allah melihat diri mereka, sifat muraqabah
uang yang semestinya diperoleh dengan
ini
uang
seharusnya
mereka.
tertanam
Ulwan
muraqabah
kesertaan siswa
tanpa
yang
pembayaran.
Allah.
penjual
narasumber
bahwa
barang
diri
mengartikan
dari
menyebutkan mengambil
(1993)
sebagai
Keterangan
dalam
pada
setiap
terdapat Hal
(melalui
ini
hari
pada berarti
gerobak
siklus
kotak bahwa
kejujuran)
mengalami kerugian. Rugi menurut KBBI
yang
(2005, p. 965) artinya adalah kurang dari
membayar
harga
beli
atau
modalnya;
tidak
salah satunya disebutkan juga pernah
mendapat laba. Hal tersebut ditunjukkan
mendapatkan kasus mencuri di salah satu
pada daftar tabel di bawah ini.
supermarket. Tabel 1. Siklus Keuangan Gerobak kejujuran
Dari tabel di atas terlihat bahwa gerobak
pembayaran. Hal tersebut menunjukan
kejujuran di SDN Pendrikan Lor 02 setiap
bahwa ada beberapa atau sebagian
harinya mengalami selisih bervariasi dan
siswa di SD Pendrikan Lor 02 yang masih
fluktuatif antara uang semestinya dengan
melakukan kecurangan dalam melakukan
uang
transaksi jual beli di gerobak kejujuran.
yang
terdapat
pada
kotak [77]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
Meskipun
mengalami
hal
bersama, karena pendidikan akan nilai-
tersebut merupakan bagian dari proses
nilai termasuk kejujuran adalah tugas
belajar.
adanya
bersama, sebagaimana dinyatakan oleh
gerobak kejujuran ini yaitu menumbuhkan
Aeni (2009) bahwa pendidikan nilai di
karakter jujur sejak dini.
sekolah dasar tanggung jawab seluruh
Karena
kerugian
tujuan
dari
mata
pelajaran.
Setiap
guru
memiliki
Penanam sifat jujur pada diri siswa harus
tanggung jawab untuk menyampaikan
dirasakan
Pendidikan Nilai kepada peserta didik.
menjadi
tanggung
jawab
Grafik 1. Tingkat Kejujuran Dari
bagan
persentase
mengami
fluktuasi,
keuangan
gerobak
selisih
siklus
kenaikan
dan
kejujuran,
Dari data yang diperoleh dengan metode analisis
maka
triangulasi
pengecekan
dapat
antara
observasi
penurunan. Kenaikan memiliki arti dapat
tersamar,
dilihat bahwa, selisihnya selalu bahwa,
dokumen. Dari pengecekan data, yang
selisih antara uang semestinya dengan
diperoleh melalui tiga cara pengumpulan
uang yang ada itu semakin sedikit, yang
data diperoleh kecocokan antara ketiga
artinya
data
semakin
juga
tingkat
sedikit.
penyelewengan
Sebaliknya
wawancara
data
dilakukan
tersebut.
terstruktur
Sehingga
dan
dapat
ketika
disimpulkan bahwa di Sekolah Dasar di
mengalami penurunan maka selisih antara
kota Semarang, kejujuran siswa masih
uang semestinya dengan uang yang ada
belum mencapai 100%. Tingkat kejujuran
semakin besar, yang artinya tindakan
siswa masih berada pada tingkat 84%
penyelewengan (ketidak jujuran) dalam
yang selalu mengalami fluktuasi kenaikan
jual beli semakin besar.
dan penurunan jika dilihat dari siklus keuangan. Hal ini berarti tingkat kejujuran siswa baru berada pada tahap moral
[78]
Fine Reffiane, Henry Januar Saputra & Taufik Hidayat, Identifikasi Tingkat Kejujuran Siswa…
knowing,
moral
feeling
dan
moral
Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books.
actionnya belum terlihat, demikian jika merujuk kepada yang dikatakan oleh
Puspita, Ita. (2013). “Pendidikan Karakter Jujur Di SDIT Cahaya Bangsa Mijen Semarang”. Tesis: IAIN Walisongo Semarang.
Lickona (1992) bahwa karakter terdiri atas tiga bagian yang saling terkait, yaitu pengetahuan
tentang
moral
(moral
Samani, M & Hariyanto. (2013). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
knowing), perasaan moral (moral feeling), dan perilaku bermoral (moral behavior).
Sarlito, W. (1991). Psikologi Jakarta: PT. Raja Grafindo.
SIMPULAN Berdasarkan fokus dan hasil penelitian yang
dilaksanakan
melalui
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.
penelitian
kualitatif dengan menggunakan metode triangulasi
dapat
disimpulkan
Sunarto dan Hartono, B Agung. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
bahwa
kejujuran siswa di Sekolah Dasar di kota Semarang, belum sepenuhnya mencapai
Tim Penyusun. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
100%. Masih terdapat beberapa siswa yang belum bisa berperilaku jujur. Perilaku
Tirtahardja, Umar dan La Sulo, S.L. (2008). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
tidak jujur tersebut disebabkan oleh (1) adanya
kesempatan;
(2)
kondisi
lingkungan (siswa berasal dari lingkungan
Tribun Jateng. (2013). Yudi Tuduh Hasan Berbohong. Harian Tribun. 13 Oktober. Halaman 10. Jateng.
kurang baik dan tidak berpendidikan).
Ulwan, A.N. (1993). Tarbiyah Ruhiyah. Terjemahan Ajid Muslim. Jakarta: Robani Press.
REFERENSI Aeni, A. (2014). PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK SISWA SD DALAM PERSPEKTIF ISLAM. Mimbar Sekolah Dasar, 1(1), 5058. Aeni, A. (2009). Pendidikan Nilai Di SEkolah Dasar Tanggung Jawab Seluruh Mata Pelajaran. Dalam Iswara. P, Gusrayani, D. Maulana. Konferensi Pendidikan Dasar 1. 135-140. Sumedang: UPI. Kusmiyati, Dewi. (2013). Nilai kejujuran dalam Prespektif Mahasiswa. (m.kompasiana.com/post/read/5852 42/2/nilai-kejujuran-dalam-prespektifmahasiswa.html) diunduh 17 Oktober 2013. Lickona. T. Character,
Remaja.
(1992). Education for How Our Schools Can [79]