JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal 93 – 102, Edisi
Maret 2014
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI KEJUJURAN DI SMP KELUARGA KUDUS
MELALUI
WARUNG
Nuriani Laura Malau Gurning1 Haris Mudjiman2 Samsi Haryanto3 1)
Mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS Dosen Pembimbing Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS 3) Dosen Pembimbing Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS
2)
Email:
[email protected] ABSTRACT Many ways done by the government to deal with corruption have not resulted as expected. Dealing with corruption is the responsibility of all citizens whether as an individual or as an organization. One of the preventive ways is by education. Anti-corruption education must be implanted from elementary school to college. Honesty is one of the ways that can be implanted. The habituation of honest attitude can be done by honesty stall. The objectives of this research are (1) to describe the background of the implementation of honesty stall as the implementation of anti-corruption education in SMP Keluarga Kudus (2) to describe how the implementation of honesty stall as the implementation of anticorruption education in SMP Keluarga Kudus is (3) to describe the obstacles and the efforts in dealing with the obstacles of the implementation of honesty stall as the implementation of anti-corruption education in SMP Keluarga Kudus (4) to describe the result of the implementation of honesty stall as the implementation of anti-corruption education. This research uses qualitative descriptive method. The research location is in SMP Keluarga Kudus. The data sources are human, event and documents. The techniques of collecting data used in this research are observation, interview and documentation. Data analysis used here are Miles and Huberman’s interactive model with 3 steps namely data reduction, data presentation and conclusion drawing. Results: (1) The background of honesty stall is as the habituation and implant of anti-corruption that has been accepted by the students in anti-corruption education subject. (2) Honesty stall is addressed to all school citizens, selling students’ needs. This honesty stall has no keeper so that students are independent in doing transaction. The roles of homeroom teachers are as facilitators who teach AntiCorruption Education in the class. The evaluation of honesty stall is done by analyzing the financial report from the organizer and supervised by all school citizens. Honesty stall is maintained and used effectively as a way of implementation of Anti-Corruption Education. (3) The obstacles in implementing honesty stall are; there are some students who are cheating, the organizer still has to teach in the class, and sometimes they feel bored. The ways to deal with these problems are by giving understanding in classroom while having Anti-Corruption Subject and giving information while having flag ceremony on Monday, and encouraging the teachers, each other when they start feeling bored. (4) It can be concluded that honesty stall in SMP Keluarga Kudus has run well because the modal can grow and hold out for seven years. It can be said that it successfully develops students’ honesty, at least when they study in SMP Keluarga Kudus. Although there are still some obstacles faced such as cheating, the teachers realize that the implant of honesty to the students is not as easy as turning our palm around and the result cannot be seen in short time. Key words: Implementation of Anti-Corruption Education, Honesty Stall.
93
ISSN: 2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal 93 – 102, Edisi
Maret 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
PENDAHULUAN Korupsi
di
tidak
Indonesia
usaha
ke
arah
itu.
dikatakan
Pemberantasan korupsi menjadi tanggung
merajalela. Hampir setiap hari selalu ada
jawab seluruh warga negara baik sebagai
berita
pelaku
pribadi maupun lembaga. Pemberantasan
korupsi. Menurut Kamus Besar Bahasa
korupsi menurut penulis selain menjadi
Indonesia
adalah
jalur hukum juga dapat dilakukan melalui
penyelewengan atau penggelapan uang
tidakan preventif atau pencegahan di
negara
masyarakat, keluarga, maupun melalui
tentang
bisa
ada
tertangkapnya
(2005)
atau
korupsi
perusahaan
untuk
kepentingan pribadi atau orang lain.
pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
Korupsi secara sederhana dapat diartikan
sebagai
Jalur pendidikan pada hakekatnya adalah
perbuatan
untuk membentuk karakter, watak, siswa
menggelapkan dana untuk kepentingan
yang bermartabat dan berakhlak mulia.
sendiri. Sistem birokrasi di Indonesia
Pada dasarnya pendidikan di sekolah
telah menjadi lahan subur bagi benih
hanya mengambil sebagian peran dari
korupsi
harus
keseluruhan proses pendidikan seorang
dipandang sebagai kejahatan luar biasa
siswa. Pendidikan pada aras keluarga,
(extra ordinary crime) yang oleh karena
pada komunitas dan masyarakat juga
itu memerlukan upaya luar biasa pula
mempunyai peran penting dalam proses
untuk memberantasnya.
pendidikan secara umum. Fungsi dan
sehingga
Korupsi
Transparency
International setiap tahun mengeluarkan
tujuan
Corruption Perception Index
menurut UU no. 20 tahun 2003 adalah “
/ indeks
Sistim
Pendidikan
Nasional
persepsi korupsi dari negara-negara di
mengembangkan
dunia. Skala Indeks Persepsi Korupsi
membentuk
dimulai dari 1 sampai 10, semakin besar
bangsa yang bermartabat dalam rangka
nilai IPK suatu negara maka semakin
mencerdaskan
bersih
tindakan
bertujuan untuk berkembangnya potensi
korupsi. Dari data yang dibuat kita bisa
peserta didik agar menjadi manusia yang
mengetahui bahwa secara umum negara
beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Indonesia menduduki posisi buruk.
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
Tabel
berilmu,
negara
1.
tersebut
Indeks
dari
persepsi
korupsi
oleh
upaya
pemerintah
watak
cakap,
serta
kehidupan
kreatif,
dan
peradaban bangsa,
mandiri,
dan
menjadi warga negara yang demokratis
Indonesia (lampiran 1) Berbagai
kemampuan
serta bertanggung jawab.
yang dilakukan
untuk
Menurut
memberantas
Wibowo
(2013)
korupsi belum membuahkan hasil seperti
pendidikan harus mampu mentransfer
yang diharapkan, namun bukan berarti
perangai buruk manusia pada hal-hal
93
ISSN: 2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal 93 – 102,
Edisi Maret 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id Materi pendidikan antikorupsi
positif dengan kata lain merubah manusia yang
berkarakter
buruk
sekolah
menjadi
satu
melaksanakan pencegahan
cara
upaya tindak
(materi)
untuk
preventif korupsi
tidak
hanya
pemberian wawasan di ranah kognitif
berkepribadian dan berkarakter mulia. Salah
diharapkan
di
tidak
pula
hanya
sekedar
pemahaman dan menghafal, namun lebih
atau
dari
dapat
itu,
pendidikan
ditempuh melalui pendidikan antikorupsi.
menyentuh
Pendidikan
psikomotor, sehingga membentuk sikap
antikorupsi
adalah
usaha
pula
sadar untuk memberi pemahaman dan
dan
mencegah terjadinya perbuatan korupsi
menuju
yang
nilai-nilai
antikorupsi.
pendidikan
antikorupsi
dilakukan
pembelajaran
di
dalam sekolah.
proses Pendidikan
perilaku
ranah
antikorupsi
antikorupsi
penghayatan
dan
afektif
pada
dan
siswa
pengamalan Penerapan di
sekolah
antikorupsi akan lebih efektif apabila
diharapkan dapat menjadi tempat untuk
diterapkan pada siswa sejak usia dini.
menanamkan
Pendidikan antikorupsi pada dasarnya
kedisiplinan, keterbukaan dan tanggung
dapat
jawab kepada siswa sejak dini (Handoyo,
dilakukan
informal
di
pada
pendidikan
lingkungan
nilai-nilai
kejujuran,
2009 : 1).
keluarga,
Keprihatinan para pendidik akan
pendidikan non formal dan pendidikan formal pada jalur sekolah, namun karena
maraknya
otoritas yang dimiliki dan kultur yang
kesadaran untuk memperbaiki bangsa
dipunyai,
dari segi pendidikan dengan
jalur
dipandang menyiapkan
formal
lebih generasi
atau
efektif muda
sekolah
korupsi
di
negeri
ini
dan
mendidik
siswa atau peserta didik agar bertanggung
untuk
jawab pada perbuatannya itulah
yang
maka
berperilaku antikorupsi (Handoyo, 2009 :
SMP Keluarga Kudus telah
menerapkan
13).
pendidikan antikorupsi sejak tahun 2005 Pendidikan antikorupsi haruslah
bekerjasama dengan Universitas Katolik
bermakna belajar dengan mengalami atau
Soegijapranoto Semarang (Kompas News,
experiental learning jadi tidak sekedar
2010).
mengkondisikan para peserta didik hanya
pendidikan antikorupsi yang diberikan
untuk
kepada
tahu,
namun
juga
diberi
Penerapan
siswa
atau
antara
warung
implementasi
lain kejujuran
dengan
kesempatan untuk membuat keputusan
mengadakan
yang
dan pilihan untuk dirinya sendiri (Susanti
mulai diselenggarakan tahun pelajaran
dkk: 2005: 1).
2006 / 2007, di mana mereka diajarkan untuk belajar mengalami sendiri membeli
94
ISSN: 2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal 13 – 24,
barang
yang
bertanggung
April 2014
mereka jawab
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
inginkan atas
“Implementasi
dan
Melalui
tindakannya
mereka
beli
tanpa
ada
SMP
penelitian ini adalah untuk mengetahui (1)latar
Tengah khususnya di Kabupaten Kudus mempunyai
atau
antikorupsi
menyelenggarakan
Kudus
sebagai
melalui
yang
akan
implementasi
Penelitian
hasil
sebagai
ini
penelitian praobservasi
salah
untuk
September 2013.
pendidikan
Penelitian
antikorupsi di SMP Keluarga Kudus.
peneliti
mengadakan
latar
penelitian
dengan
secara
sebagai
untuk
adalah
95
selesai
di
sejak
April
–
mengenai Warung
Implementasi
Antikorupsi
judul
keseluruhan
sampai
Penyelenggaraan
belakang
tertarik
Implementasi
Yos Sudarso 234 Kudus. Pelaksanaan
tahun 2006 sampai 2012 dan menjadi
Berdasarkan
warung
implementasi
berjudul
dapat terselenggara atau bertahan dari
mengimplementasikan
pelaksanaan
Kejujuran di SMP Keluarga Kudus Jalan
warung kejujuran di SMP Keluarga Kudus
efektif
pendidikan
Pendidikan Antikorupsi melalui Warung
mengetahui bagaimana penyelenggaraan
sarana
warung kejujuran
METODE PENELITIAN
fokus
penelitian penulis. Penulis akan berusaha
satu
dan
Kudus.
kejujuran
menjadi
hambatan
pendidikan antikorupsi di SMP Keluarga
pendidikan
warung
saja
upaya mengatasi hambatan
kejujuran
Nasional
antikorupsi . Implementasi pendidikan antikorupsi
apa
bagaimana
sekejap (Wibowo: 2013) bahkan sebelum
kurikulum
pelakasanaan
antikorupsidi SMP Keluarga Kudus (4)
panjang dan tidak dapat dilihat dalam
menyiapkan
(3)
dalam pelaksanaan
melalui
Pendidikan
bagaimana
bagaimana
pendidikan merupakan investasi jangka
Kementrian
(2)
Kudus
pendidikan antikorupsi walaupun sadar korupsi
implementasi
pendidikan antikorupsi di SMP Keluarga
kejujuran
sebagai penerapan atau implementasi dari
pemberantasi
sebagai
warung
warung kejujuran sebagai implementasi
dan
warung
pelaksanaan
pendidikan antikorupsi diSMP Keluarga
Kudus telah berani memulai pembelajaran pendidikan
belakang
kejujuran
menyelenggarakan
warung kejujuran, namun SMP Keluarga
tersebut
di
Tujuan yang ingin dicapai dalam
Belum banyak sekolah di Jawa
inilah
Kejujuran
yang
mengawasi.
bahwa
Warung
Antikorupsi
Keluarga Kudus.
dengan tetap membayar dengan jujur apa yang
Pendidikan
SMP
penelitian
Kejujuran Pendidikan
Keluarga
deskriptif
Kudus
kualitatif.
ISSN: 2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal 93 – 102,
Edisi Maret 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Pendekatan kualitatif adalah penelitian
peserta
didik
yang bermaksud memahami fenomena
pendidikan antikorupsi setiap hari Sabtu
tentang apa yang dialami oleh subyek
oleh walikelas. Melalui warung kejujuran
penelitian misalnya perilaku, persepsi,
diharapkan siswa dapat menerapkan atau
motivasi, tindakan dan lain-lain (Moleong,
mengamalkan sendiri kejujuran dalam
2002).
kehidupan sehari-hari. Modal awal warung
meliputi nara sumber / informan, tempat
sendiri
dan
manapun.
Teknik
dan
dan
pengumpulan
dokumentasi. data
pembelajaran
kejujuran berasal dari modal sekolah
Sumber data dalam penelitian ini
aktivitas
dalam
tanpa
bantuan
Menurut
dari
pihak
Handoyo
(2007)
pendidikan antikorupsi pada dasarnya
dalam
penelitian ini adalah dengan wawancara
dapat
dilakukan
mendalam, observasi, dokumentasi dan
informal
triangulasi.
pendidikan non formal, dan pendidikan
di
pada
pendidikan
ligkungan
keluarga,
dalam
formal di sekolah, namun karena otoritas
metode
yang dimiliki dan kultur yang dipunyai,
analisis interaksi. Langkah langkahnya
jalur formal atau sekolah dipandang lebih
adalah pengumpulan data, reduksi data,
efektif untuk menyiapkan generasi muda
penyajian
yang berperilaku antikorupsi.
Teknik penelitian
analisis
ini
data
menggunakan
data
dan
penarikan
SMP Keluarga sadar bahwa sekolah
kesimpulan. Data yang terkumpul dalam penelitian
ini
berdasarkan yang
kemudian
model
analisis
dikembangkan
oleh
dianalisis
memiliki kemampuan untuk mendidik
interaktif
generasi yang antikorupsi, maka SMP
Miles
Keluarga
dan
Kudus
mencanangkan
pendidikan antikorupsi dan mendirikan
Huberman (1992).
warung kejujuran sebagai praktek siswa / HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Latar
Belakang
Kejujuran
Pelaksanaan
Sebagai
peserta
Warung
didik
menerapkan
kejujuran
dalam kehidupan sehari-hari.
Implementasi
Pendidikan Antikorupsi Melalui Warung
Pelaksanaan Warung Kejujuran Sebagai
Kejujuran Di SMP Keluarga Kudus
Implementasi
Warung
kejujuran
dilaksanakan
mulai
Melalui
Pendidikan
Warung
Antikorupsi
Kejujuran
Di
SMP
tahun pelajaran 2006 / 2007 sebagai
Keluarga Kudus
bentuk konkrit dari usaha SMP Keluarga
Warung kejujuran di SMP Keluarga Kudus
Kudus
adalah warung yang menjual barang-
pendidikan
dalam
mengimplementasi
antikorupsi pada
siswa
/
barang keperluan siswa, dimana tidak ada
peserta didik yang telah diterima siswa /
yang menjaga sehingga siswa melakukan
96
ISSN: 2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal 13 – 24,
April 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
sendiri transaksinya. Mengambil barang ,
Sebagai sebuah program di sekolah
membayar dan mengambil uang kembali
sosialisasi dilakukan dilakukan dengan
sendiri
berbagai
tanpa
ada
yang
mengawasi.
cara
untuk
mengenalkan
Warung kejujuran ditujukan bagi seluruh
pendidikan
warga sekolah, secara khusus ditujukan
keberadaan
bagi siswa / peserta didik untuk melatih
diketahui oleh seluruh siswa terutama
siswa
(2008)
siswa baru. Sosialisasi dilakukan antara
kejujuran
bisa
lain di saat Masa Orientasi Peserta Didik
pembelajaran
bagi
(MOPD), penerimaan rapot, juga dengan
kejujuran
mengadakan berbagai cara yang berbau
agar
mengatakan menjadi
jujur.
Djaelani
warung
ajang
generasi
muda
tentang
terhadap
dirinya
sendiri,
yang
antikorupsi warung
kejujuran
maupun media elektronik.
yang menghormati kejujuran sekaligus
Pelaksanaan tidak
memunculkan generasi antikorupsi.
tolok
pembelajaran
ukur
warung
dari
fasilitator
peran
yang
kejujuran walikelas
mengajarkan
materi pendidikan antikorupsi di kelas
keberhasilan
antikorupsi
terlepas
sebagai
Manfaat warung kejujuran antara sebagai
agar
antikorupsi dan diliput oleh media cetak
pada
khirnya bermuara pada lahirnya generasi
lain
khususnya
agar peserta didik menerapkan nilai-nilai
yang
kejujuran di warung kejujuran.
dipraktekkan melalui warung kejujuran
Bentuk evaluasi yang dilakukan
dan membiasakan seluruh warga sekolah agar berperilaku jujur dalam kehidupan
oleh
pihak
sekolah
adalah
sehari-hari seperti tidak mencontek ,
menganalisis
laporan
keuangan
datang tepat waktu dan lain-lain.
pengelola
warung
dengan
kejujuran
dari dan
Pendidikan antikorupsi haruslah
melakukan pengawasan di dalam warung
bermakna belajar dengan mengalami atau
kejujuran oleh semua warga sekolah.
experiental leraning jadi tidak sekedar
Sesuai pendapat Arikunto (2009) bahwa
mengkondisikan para peserta didik hanya
evaluasi program adalah suatu rangkaian
untuk
diberi
kegiatan yang dilakukan dengan sengaja
kesempatan untuk membuat keputusan
untuk melihat tingkat keberhasilan siswa,
dan pilihan untuk dirinya sendiri (Susanti:
maka
2005). Jadi di warung kejujuran peserta
bertujuan untuk mengukur keberhasilan
didik diberikan
dalam menanamkan perilaku antikorupsi
tahu,
namun
juga
kesempatan
untuk
evaluasi
warung
kejujuran
pada peserta didik.
menentukan sikap, akan berbuat jujur
Warung kejujuran di SMP Keluarga
atau melakukan kecurangan.
efektif sebagai sarana untuk menerapkan
97
ISSN: 2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal 93 – 102,
Edisi Maret 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id Usaha
nilai-nilai kejujuran. Indikatornya adalah
atau
upaya
mengatasi
pernyataan siswa bahwa dengan adalah
hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan
warung
warung kejujuran,
kejujuran
membuat
mereka
siswa selalu diberi
menjadi lebih jujur. Selain itu dilihat dari
pengertian
terus-menerus.
waktu pelaksanaannya yang cukup lama ,
pengertian
atau
dan
Pemberian
sosialisasi
tentang
modal
yang
pentingnya kejujuran dilakukan pada hari
kejujuran
efektif
Sabtu pada saat pembelajaran antikorupsi
untuk dipertahankan dan dipakai sebagai
di kelas, ataupun pada saat upacara
sarana
diumumkan telah terjadi kecurangan di
perkembangan
bertambah
warung
implementasi
pendidikan
warung kejujuran ataupun mengingatkan
antikorupsi.
siswa untuk selalu menulis di buku Hambatan
dan
Hambatan Kejujuran Pendidikan
Usaha
Mengatasi
Pelaksanaan Sebagai Anti
kejadian bila melakukan transaksi di
Warung
warung kejujuran. Dalam beberapa kasus
Implementasi
Korupsi
Di
siswa ada yang mengaku bahwa dia telah
SMP
melakukan kecurangan. Sementara upaya
Keluarga Kudus
untuk mengatasi kendala yang dihadapi
Sebagai sebuah usaha pembiasaan sikap
oleh pengelola yang juga harus mengajar
kejujuran pada siswa sejak tahun 2006 –
di
2013 pasti banyak hambatan yang dialami
adalah
masih
melakukan
itu
adanya
dibantu
diantaranya siswa
kecurangan
menulis
dalam
buku
dengan
pengecekan
guru-guru
yang
lain
dalam
pengawasan warung kejujuran. Perasaan
yang
jenuh atau bosan diatasi dengan saling
dalam
menguatkan antara sesama guru, dan
bertransaksi, siswa lupa atau sengaja tidak
diatasi
barang dilakukan sepulang sekolah, dan
oleh para pengelola warung kejujuran. Hambatan-hambata
kelas
kesadaran bahwa penanaman nilai-nilai
kejadian
antikorupsi kepada siswa tidak semudah
sehingga mempersulit pengelola dalam
membalikkan telapak tangan.
mengecek keberadaan barang. Hambatan dari pihak guru adalah kurang optimalnya
Hasil
pengelola karena sebagai guru masih
Sebagai
harus mengajar di kelas dan guru-guru
Antikorupsi di SMP Keluarga Kudus
kadang merasa jenuh atau bosan karena
Keberhasilan
program warung kejujuran ini seperti
kejujuran di SMP Keluarga Kudus dapat
menambah pekerjaan saja karena tidak
dibagi
semua
pendek
sekolah
di
Kabupaten
Kudus
mempunyai program warung kejujuran.
98
Pelaksanaan
Warung Kejujuran
Implementasi
pelaksanaan
menjadi dan
Pendidikan
keberhasilan
jangka
panjang.
warung
jangka Dalam
ISSN: 2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal 13 – 24,
jangka
pendek
April 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
keberhasilannya
dari
dapat
SMP
Keluarga
Kudus.
Seperti
Wibowo
(2013)
bahwa
dilihat dari:
dikatakan
1. siswa tahu bahwa warung kejujuran
pemberantasan
merupakan
pendidikan merupakan investasi jangka
sarana
pendidikan
korupsi
melalui
antikorupsi
panjang , yang tidak dapat dilihat dalam
2. siswa tahu bahwa kejujuran adalah
sekejap
sifat atau karakter yang harus dimiliki
antikorupsi bisa optimal perlu dukungan
3. siswa mau mengakui bahwa mereka
dari segenap elemen bangsa dan butuh
pernah tidak jujur.
waktu yang lama.
sehingga
agar
pendidikan
4. modal warung kejujuran tidak habis KESIMPULAN DAN SARAN
bahkan bisa berkembang. warung
Kesimpulan
dengan
Berdasarkan
modal awal sekitar dua juta dan dapat
pembahasan
bertahan hingga kurang lebih 7 tahun.
pendidikan antikorupsi melalui warung
Kecurangan masih ada tapi prosentasenya
kejujuran di SMP Keluarga Kudus maka
semakin lama semakin kecil. Andaikata
dapat disimpulkan hal-hal berikut:
siswa
1. Warung Kejujuran yang telah menjadi
Indikatornya kejujuran
dapat
–
adalah
berkembang
siswa
SMP
Keluarga
Kudus
hasil
penelitian
tentang
dan
imlementasi
banyak yang tidak jujur bisa dipastikan
ciri khas
warung kejujuran akan bangkrut seperti
implementasi
yang
usaha penanaman atau pembiasaan
terjadi
Kabupaten
di
SMU
01
Tulungagung
Banyulangu yang
SMP Keluarga, merupakan atau
penerapan
dari
nilai-nilai antikorupsi yang telah siswa/
hanya
bertahan selama 20 hari karena dikorupsi
peserta
oleh
pembelajaran pendidikan antikorupsi
siswanya
(Okezone,
diakses
30
didik
dapatkan
dari
yang telah didapat peserta didik di
Agustus 2013).
kelas.
Untuk jangka panjang, kejujuran
Implementasi
yang sudah ditanamkan selama siswa /
antikorupsi
peserta didik sekolah di SMP Keluarga
menekankan pada
Kudus diharapkan menjadi karakter yang
sesuai
tertanam seumur hidup. Namun tidak
dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai
tidak ada indikator yang dapat menjamin
antikorupsi
bahwa
akan
tanggung jawab, keberanian, keadilan,
seterusnya.
keterbukaan, disiplin, kesederhanaan,
menjadi
nilai-nilai karakter
kejujuran mereka
itu
kerja
Banyak hal bisa terjadi setelah siswa lulus
99
di
pendidikan
dengan
keras
SMP Keluarga
pembiasaan yang
perilaku
antara
dan
lebih
lain
antikorupsi
kejujuran,
kepedulian,
dan
ISSN: 2354-6441
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal 93 – 102,
Edisi Maret 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
warung kejujuran dipilih menjadi salah
modal dari sekolah sekitar dua juta
satu alternatif penerapannya.
rupiah,
warung
Keluarga 2.
Hambatan-hambatan
dalam
hambatan
dari
siswa
peserta
dan
warung
ketika
bertransaksi
diantaranya
dilakukan
berkembang
didik
telah
meng-
pendidikan
anti-
warung kejujuran paling tidak selama
di
mereka menuntut ilmu di SMP Keluarga
Ketidakjujuran
kejujuran.
SMP
korupsi yang mereka terima melalui
siswa, pertama masih ada siswa yang jujur
dapat
implimentasikan
hambatan dari guru. Hambatan dari
tidak
Kudus
di
dengan pesat. Ini menandakan siswa/
pelaksanaan warung kejujuran dapat dibagi
kejujuran
Kudus. Pemberantasan korupsi melalui
dengan
pendidikan
adalah
investasi
jangka
mengambil barang tanpa membayar,
panjang jadi hasilnya tidak bisa dilihat
mengambil
segera. Butuh waktu bertahun-tahun
temannya
uang, di
temannya
menulis
buku
yang
bon,
nama
sehingga
untuk
mengetahui
apakah
usaha
untuk
penanaman nilai antikorupsi berhasil
membayar, . Kedua buku kejadian yang
atau tidak pada setiap siswa, namun
tidak
ketika
yang penting bagi guru-guru di SMP
menyulitkan
Keluarga Kudus mereka telah berusaha
diisi
ditagih
oleh
bertransaksi
siswa
sehingga
pengelola dalam pengecekan barang
melakukan sesuatu hal yang positif.
dan penghitungan uang. Hambatan dari guru , pertama berupa
Implikasi Kebijakan
kesulitan waktu dari pengelola warung
1. Pendidikan antikorupsi melalui warung
kejujuran
dalam
pengawasan
di
melakukan
warung
kejujuran
kejujuran
di
kedua kadang muncul rasa jenuh atau
Pemuda
bosan
Kudus.
3. Warung kejujuran di SMP Keluarga bisa berhasil
dan
2.
lingkungan dan
Warung
Dinas Olahraga
kejujuran
Pendidikan Kabupaten
adalah
warung
bisa
dimana transaksinya dilakukan sendiri
berlangsung hingga memasuki tahun
oleh pembeli tanpa ada penjaga atau
ketujuh.
kasir.
Ini
karena
dilanjutkan
disebarluaskan ke sekolah-sekolah lain
karena masih harus mengajar di kelas,
dikatakan
perlu
merupakan
prestasi
Pembeli
mengambil
sendiri
tersendiri karena sebagai sekolah yang
barang
pertama kali mengadakan pendidikan
memasukkan uang ataupun mengambil
antikorupsi dan warung kejujuran di
pengembalian
Kabupaten
diawasi.
Kudus,
hanya
dengan
100
yang
dibutuhkan
uang
sendiri
dan
tanpa
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal 13 – 24,
April 2014
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Saran Saran
yang
peneliti
penelitian
ajukan
tentang
dalam
implementasi
pendidikan antikorupsi melalui warung kejujuran di SMP Keluarga Kudus yaitu: 1. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga menginstruksikan
pada
sekolah
–
sekolah lain untuk mencontoh SMP Keluarga
Kudus
pendidikan
melaksanakan
antikorupsi
melalui
warung kejujuran, sebab belum banyak sekolah di Kabupaten Kudus yang memasukkan pendidikan antikorupsi dalam
pembelajarannya
maupun
mempunyai warung kejujuran. 2. Karena ciri khas warung kejujuran adalah tidak adanya penjaga maupun kasir
sehingga
siswa
melakukan
transaksi sendiri, mengambil barang, membayar
atau
mengambil
pengembailian
tanpa
uang harus
berhubungan dengan siapapun, maka penulis menyarankan agar kotak uang dikembalikan terbuka,
seperti
sehingga
tertantang
semula siswa
yaitu
semakin
untuk
meng-
implementasikan kejujuran mereka. 3. menambah item barang yang dijual di warung
kejujuran
ISSN: 2354-6441
sehingga
lebih
banyak juga keuntungan yang bisa didapat dan semakin menantang siswa untuk jujur.
101
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN Vol.2, No.1, hal 93 – 102,
Edisi Maret 2014
ISSN: 2354-6441
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Okezone. 2008. Kantin Kejujuran Tulungagung Bangkrut (http://news.okezone.com/read/200 8/12/29/1/177767/1/kantinkejujuran-tulungagung-bangkrut, diakses tanggal 30 Agustus 2013)
Handoyo, Eko, 2007. Sekolah Sebagai Agen Pendidikan Antikorupsi. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Pokja Pendidikan Antikorupsi UNNES Semarang tanggal 18 Januari 2007 Handoyo, Eko 2009. Pendidikan Antikorupsi. Semarang. Kerjasama FIS UNNES dan Widya Karya. Haricahyono, Cheppy. 1995. Dimensidimensi Pendidikan Moral. Semarang: IKIP Semarang Press Helmanita, Karlina dan Kamil, Sukron 2006. Pendidikan Antikorupsi di Perguruan Tinggi. Jakarta: Center For Study Of Religion And Culture (CSRC) Moleong, Alexy J, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Antikorupsi Di Sekolah. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
102