Makalah Seminar Kerja Praktek
IDENTIFICATION OF RIM SEAL FIRE FIGHTING FIELD INSTRUMENTS ON SENIPAH OIL & CONDENSATE HANDLING TERMINAL PT. TOTAL E & P INDONESIE BALIKPAPAN Andreas Surya Ganda1, Sumardi, ST, MT2 1
Mahasiswa dan 2Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang Kode Pos 50275 Telp. (024) 7460053, 7460055 Fax. (024) 746055
[email protected]
Abstrak Peningkatan keamanan dan keselamatan tiap pekerja yang berada dalam zona 1 (Daerah dimana atmosfer gas ledak mungkin terjadi dalam operasi normal atau kadang – kadang.) sesuai klasifikasi zona berbahaya yang dilakukan oleh IEC (International Electrotechnical Commision) merupakan hal vital bagi sebuah perusahaan global yang bergerak dibidan.g eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi. PT. TOTAL E&P Indonesie sebagai salah satu pelaksana kegiatan hulu disektor Mahakam, Kalimantan Timur, telah melengkapi suatu system proteksi terhadap api di enam buah tangki konsendensasi minyak di Senipah oil and condensation terminal. Sistem proteksi tahap pertama ini dikenal sebagai Rim Seal Protection System, ini diaplikasikan sebagai pengamanan tahap pertama. Rim Seal Protection System mendeteksi dan memadamkan api yang berada di area seal pada Floating Roof Tank. Api yang telah terdeteksi ini akan dipadamkan dengan sebuah foam (AFFF, Aqueous Film Forming Foam ) yang akan memisahkan ikatan hidrokarbon dengan oxygen, sehingga akan mengurangi intensitasnya. Namun perlu diketahui bahwa penggunaan system proteksi ini sudah tidak handal, mengingat beberapa komponen penyusun system proteksi RIM Seal telah Obsolete. Pengidentifikasian peralatan penyusun system Rim Seal dimaksudkan untuk memperoleh suatu studi yang menjadi referensi revamping Rim Seal Protection System yang akan dilaksanakan di tahun 2013. Field Instruments di area tanki tersusun atas instrument pendeteksi dan pemadan yang berada di Floating Roof Tank dan Local Control Panel sebagai modul komunikasi yang menghubugkan instrument pendeteksi dan pemadam di area tanki penyimpanan dengan sebuah Control Panel Utama (Notifier AM 20202) yang terletak di Control room. Secara spesifik, instrument pendeteksi dalam system ini adalah sebuah fusible loop (Plactic tube) yang diapasang membentuk loop dan berisi gas nitrogen. Jika fusible loop terkena api, maka tekanan yang berkurang akan dideteksi oleh pressure switch. Kemudian signal analog akan dikirimkan melalui modul output yang terintegrasi dari Notifier AM 2020 sebagai processor yang mengolah masukan dan keluaran system proteksi Rim Seal ini. Kata kunci: Rim Seal Protection System, Obsolete, Field Instruments
keselamatan setiap pekerja yang berada diarea mudah terbakar tersebut. Total E & P Indonesie (TEPI) sebagai salah satu perusahaan energi global di indonesia yang telah mengimplementasikan teknologi modern dengan standar prosedur yang tinggi. TEPI memasang suatu proteksi di enam buah tangki konsendensasi minyak di Senipah oil and condensation terminal. Saat ini, setiap Floating Roof Tank di senipah diproteksi oleh suatu sistem penanganan pertama, yaitu Rim Seal Protection System. Pemakaian sistem proteksi ini sendiri sudah lebih dari 10 tahun. Seiring berjalannya waktu pemakaian suatu barang, tentu ditemukan beberapa
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pengoperasian suatu peralatan penyimpanan bahan-bahan mudah terbakar (flammable), harus memenuhi standar keamanan yang memadai. Sesuai dengan undang-undang Keselamatan Kerja Nomor 1 tahun 1970 pasal ke-3 tentang syarat-syarat keselamatan kerja, terutama point-point yang berbunyi : “a. Mencegah, dan mengurangi kecelakaan; b. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran; c. Mencegah, dan mengurangi bahaya peledakan”, maka setiap perusahaan harus mengutamakan keamanan dan 1) Mahasiswa Teknik Elektro UNDIP 2) Dosen Teknik Elektro UNDIP
1
masalah-masalah terhadap kinerja sistem proteksi terhadap api ini. Salah satu masalah yang pernah terjadi ditahun 2009 adalah, sistem proteksi rim seal tidak merespon terhadap api yang ada di sekitar daerah rim seal. Terganggu nya kinerja sistem proteksi Rim Seal dipengaruhi beberapa faktor lain, selain umur pemakaian, yaitu : distrubance dari lingkungan dan human error. Jika terdapat kerusakan pada salah satu komponen Sistem Proteksi Rim Seal, maka kemungkinkan keadaan yang lebih buruk dapat terjadi. Berikut ini beberapa insiden yang dapat menjadi peringatan akan pentingnya sistem proteksi terhadap api di tanki penyimpanan, diantaranya : a. Pertamina EP, Kebakaran SPU Ukui, Riau. Meskipun tidak ada korban jiwa, akibat dari peristiwa tersebut satu unit tangki penampung minyak mentah (tangki no. 1) dengan kapasitas 10.000 barel milik Pertamina EP yang dialokasikan untuk operasional Medco E&P Indonesia di Lirik rusak berat. [5] b. Kebakaran di Depo Plumpang. Kebakaran disebabkan oleh tekanan dari dalam tangki yang tidak mampu diantisipasi oleh sistem pengamanan tangki," [2] Akibatnya PT Pertamina (Persero) membutuhkan biaya Rp 2,1 miliar untuk membangun kembali tangki 24 di Depo Plumpang yang terbakar dan ditemukan 1 korban tewas. [11] Oleh karena itu pembaruan sistem proteksi tangki penyimpanan (Storage Tank) di Senipah oil and condensation terminal perlu segera dilakukan agar akibat buruk seperti diatas dapat dihindari. Perlu diketahui bahwa berdasarkan dokumen Rim Seal tahun 2007 ditemukan bahwa komponen-komponen yang berhubungan dengan control Panel pada sistem proteksi ini sudah tidak diproduksi lagi (Obsolate). Ketidaktersedian barang pengganti komponen penyusun control panel tentu akan mempengaruhi kerja sistem proteksi Rim Seal jika ada salah satu komponen yang rusak.[7]
4. Memperoleh sebuah requirement baru yang menjadi referensi dan improvement system proteksi terhadap api. 1.3 Batasan Masalah Dalam penulisan makalah ini, penulis hanya menjelaskan tentang Rim Seal Fire Fighting System yang digunakan PT TOTAL E&P Indonesie, Balikpapan. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rim Seal Sistem Rim Seal didesain untuk menyediakan sebuah pendeteksian api secara otomatis dan sistem pemadaman dengan foam untuk memproteksi daerah Rim Seal yang tepat diatas floating roof tank. Sistem ini menyediakan sebuah cara pemadaman otomatis yang mudah dan efektif ketika terdapat api di sekitar rubber seal (parit) dari Floating roof tank. Foam pemadam yang digunakan berupa AFFF ( Aquwous Film Forming Foam) sebagai solusi yang disalurkan melalui nozzles pada tubing discharge. [2]
Gambar 1. Rim Seal Protection System yang berada di Floating roof
2.2 Komponen-komponen penyusun Rim Seal 2.2.1 Detection & Discharge Tubing a b
1.2. Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui sistem proteksi terhadap api pada Storage Tank di PT.Total E&P Indonesie, Balikpapan. 2. Mengetahui instrument instrument yang menyusun Rim Seal Fire Fighting System. 3. Memahami requirement untuk memperbarui
Gambar 2 : a. Detection tubing b. Discharge tubing
Pada gambar 2.12 diatas dapat dilihat bahwa sistem proteksi ini memiliki 2 tubing penting, yaitu: 1. Detection tubing, yang berbahan Plastic berfungsi untuk mendeteksi, dengan cara tubing tersebut akan meleleh bila terkena api. 2. Discharge tubing, yang berbahan logan berfungsi untuk menyemprotkan foam pemadam api. Bahan logam sendiri digunakan agar pipa pemadam tahan terhadap api.
system proteksi fire & gas system berdasarkan general spesification di PT. Total E&P Indonesia 2
2-way valve manifold digunakan hanya untuk pressure transmitter. 2-way valve manifold terdiri dari block valve dan 1 drain atau test valve.
2.2.2 Solenoid Valve (SOV) Selenoid valve adalah katup yang digerakkan oleh energi listrik, mempunyai kumparan sebagai penggeraknya yang berfungsi untuk menggerakan piston yang dapat digerakan oleh arus AC maupun DC, solenoid valve atau katup selenoida mempunyai lubang keluaran, lubang masukan dan lubang exhaust. Lubang masukan berfungsi sebagai tempat fluida masuk atau supply, lalu lubang keluaran berfungsi sebagai tempat fluida keluar yang dihubungkan ke beban, sedangkan lubang exhaust berfungsi sebagai saluran untuk mengeluarkan cairan yang terjebak saat piston bergerak atau pindah posisi ketika solenoid valve bekerja.
Gambar 5. 2-way valve manifold
3-valve manifold digunakan untuk differential pressure transmitter. 3-way valve manifold terdiri dari 2 block valve dan 1 equalizer valve.
Gambar 6. 3-way valve manifold
b. Shuttle Valve Shuttle valve merupakan jenis valve yang memungkinkan udara mengalir melalui satu dari 2 sumber. Umumnya shuttle valve digunakan dalam pneumatik sistem.
Gambar 3. SOV
2.2.3 Pressure Switch Pressure switch adalah alat yang digunakan untuk memberikan sinyal ON atau OFF pada system selanjutnya (PLC, DCS atau relay) yang berhubungan dengan safety, kontrol berupa alarm atau shutdown suatu peralatan.
Gambar 7. a. Kontruksi shuttle valve b. Simbol shuttle valve
Kontruksi shuttle valve sangat sederhana dan terdiri dari sebuah bola didalam silinder, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3. Jika tekanan diberikan ke port A, bola ditiup untuk menutup port Y sehingga port X dan port A terhubung. Sebaliknya, tekanan diberikan ke port Y sehingga menghubungkan port Y dan port A dan menutup port X. simbol dari shuttle valve ditunjukkan seperti pada gambar 7 (b).
Gambar 4. Struktur Pressure switch
2.2.4 Manifold a. Valve Manifold Valve manifold merupakan aksesoris standar untuk pressure transmitter dan differential pressure transmitter. Kegunaan valve manifold pada bidang instrument adalah memudahkan dalam kalibrasi atau penggantian perangkat instrument tanpa perlunya shutdown system.
III. PEMBAHASAN 3.1 Identifikasi Exsisting system Senipah merupakan terminal proses hasil pengeboran lepas pantai. Hasil dari pengeboran berupa minyak mentah dan condansate di tampung di terminal proses ini. Senipah mempunyai 6 storage tank yang digunakan untuk menampung 3
minyak mentah dan condensate. Storage tank disini berjenis floating roof tank. Untuk memproteksi storage tank tersebut maka dirancang Rim Seal Protection System. Instrument penyusun system proteksi ini dibagi atas 3 lokasi utama, yaitu, Field tank area, substation G, dan Control room. Pada makalah ini akan dibahas secara khusus mengenai instrument yang terletak di Field Tank Area.
Secara electric,Pressure switch low (PSL), Pressure switch low low (PSLL), dan Pressure switch high (PSH) terhubung ke MMX yang merupakan modul input dari AM2020. MMX memberikan inputan ke AM2020 jika terjadi kondisi set point setiap /pressure switch sensor terpenuhi. Solenoid valve terhubung ke CMX yang merupakan digital output dari AM2020. CMX akan menerima informasi dari AM2020 untuk menggerakkan solenoid valve yang kondisi awalnya d-energize menjadi energize sehingga akan mempercepat release foam tersebut
Gambar 8. Schematic Rim Seal Protection[4] Gambar 10. Wiring diagram, roof tank area[4]
3.1.1 Floating roof tank Pada lokasi floating roof tank, penyusun rim seal terdiri atas detection tubing (fusible loop), discharge tubing, pressure switch (PSL,PSLL, dan PSH), manifold, SOV, Silinder Foam dan Junction box.
3.1.2 Local Control Panel LCP (local control panel) pada rim seal terdiri dari3 buah local control panel, yaitu : LCP A, LCP B, dan LCP C. LCP A (gambar 12). memiliki peranan utama sebagai connection antara input dan output system ke AM2020. LCP A memiliki 7 buah CMX dan 3 buah MMX. CMX merupakan interface digital output system rimseal yang menghubungkan antara AM2020 dengan output device system rim seal. 6 CMX terhubung ke SOV dan 1 CMX sebagai visual dan audio anunciator . MMX merupakan interface digital input system rim seal yang menghubungkan antara AM2020 dengan output device rim seal. 2 MMX terhubung ke baterai yang berfungsi sebagai indikator batery apakah batery low atau tidak. 1 MMX terhubung ke HS (Hand Switch) yang berfungsi untuk mengenergize SOV secara manual.
Gambar 9. Sistem Pneumatik Rim Seal[4]
Detection line (gambar 10) terdiri dari fusible loop yang didalamnya berisikan gas N2. Setiap perangkat terhubung ke manifold yang merupakan jalur dari N2. Pada kepala silinder tersebut terdapat shuttle valve yang berfungsi menahan foam untuk tidak release. PSL (pressure switch low) yang terhubung ke manifold berfungsi sebagai pendeteksi low pressure, akan memberikan indikasi leak alarm jika set pointnya telah tercapai pada 14 bar. PSLL (pressure switch low low) berfungsi sebagai pendeteksi api, akan memberikan indikasi fire detection alarm jika set pointnya telah tercapai sebesar 9 bar, dan PSH sebagai indikator bahwa foam telah release jika set point pada 3 bar telah tercapai. Discharge line terdiri dari nozzel – nozzel yang berupa pipa – pipa besi yang digunakan untuk mengalirkan foam ke setiap area rubber seal (parit).
Gambar 11. Local Control Panel A[4]
Local control panel B merupakan modul power supply yang berfungsi untuk memberikan supply daya ke modul yang ada di LCP A.
4
transmitters shall be used.” (GS EP SAF 312, installation & design requirements, page 9)
Gambar 12. Power Supply FCPS-24-(2)
[4]
Modul power supply FCPS-24-(2) digunakan untuk memberikan supply voltage ke 3 buah CMX. Inputan berasal dari power house sebesar 120VAC, 50/60 Hz. Power supply tersebut dilengkapi converter 24VDC agar sesuai dengan tegangan pada modul – modul di LCP A. FCPS-24-(2) juga terhubung MMX fungsinya adalah sebagai indicator pada battery. Modul power supply FCPS-24-(1) digunakan untuk memberikan supply voltage ke 4 buah CMX. Inputan berasal dari power house sebesar 120VAC, 50/60 Hz.
F&G detectors has been ATEX certificated
“the F&G detectors shall be used within their temperature of ATEX or IECEx certification as per GS EP ELE 079 requirements.” (GS EP SAF 312, installation and design requirements, page 9)
(information about this equipment hasn’t been found yet)
“All F&G detection equipment (including push buttons) and final elements (e.g. relays, solenoid valves, etc.) connected to the main F&G system shall be minimum SIL-2 certified by a company approved third party (e.g. TUV, EXIDA, SIRA).” (GS EP SAF 312, SILCertification, page 10)
The existing system don’t use analog input output. Existing system use digital input danoutput
The analogue input and output signal range shall be 4-20 mA (except for specific cases such as flowmeters and specific sensors using 0/4 mA or 20/22 mA for dedicated purpose). (GS EP INS 134, I/Oboard spesific requirements, page 39)
No redundant power supply (24 VDC)
Gas and Fire detectors power supplies shall be redundant and designed for 100% of the load in nominal mode with 40% spare
Gambar 13. Power Supply FCPS-24-(1) [4]
Local control panel C terdiri dari 4 buah baterai dengan tegangan 12 VDC
Gambar 14. 4 Batery 12 VDC [4]
3.2 Analisis requirement dan system rekomendasi Tabel 1. Perbandingan Exsisting system - General spesification 2012
Existing System Existing system still use pressure switch
General Spesification (November 2012) “Pressure switches for fusible loop systems shall not be used; analogue pressure
5
capacity as per section 11 of this specification; inrush-current may not be considered. (GS EP INS 134, power supply, page 37) No redundant Communication
Logic solvers has been “SIL2 certified”
No UPS
Availability of ICSS component (including software-hardware) under 15 years
design, page 11) Hard to maintenance
Depending on project requirements, individual safety network may be assigned to each safety system (ESD system, PSS or FGS). This network shall be physically independent and not directly connected to any other network. It shall be fully redundant. (GS EP INS 134, Communication Network, page 10)
The System shall be designed to allow for easy maintenance (GS EP INS 134, ICSS design, page 12)
Berdasarkan GS EP SAF 312 ditemukan bahwa ” Pressure switches for fusible loop systems shall not be used; analogue pressure transmitters shall be used.”, maka dari pada itu penggunaan pressure switch pada sistem ini seharusnya telah berakhir. Hal ini ternyata juga diperlukan untuk meningkatkan maintainability, karena penggunaan pressure transmitter lebih mudah dan effisien dibandingkan pressure switch. Perancangan Sensor Berdasarkan GS_EP_SAF_312 tentang fire and gas detection system untuk fusible loop harus menggunakan pressure transmitter. Existing system rim seal menggunakan pressure switch hal ini tidak sesuai berdasarkan GS. Untuk itu direkomendasikan untuk menggantikan pressure switch menggunakan pressure transmitter.
Logic solvers shall be “SIL2 certified” minimum (i.e. capable of supporting safety functions up to SIL-2). (GS EP SAF 261, Reliability Requirements, Page 34) The F&G System itself shall be powered by a redundant and reliable UPS power source in accordance with GS EP SAF 261 (GS EP SAF 312, installation and design requirements, page 9)
Gambar 15. Perancangan Pressure transmitter
Pressure transmitter akan mendeteksi pressure di fusible plug. Jika set point untuk leak pressure (14 bar) terdeteksi oleh pressure transmitter maka leak alarm akan aktif. Jika set point untuk detection fire (9 bar) terdeteksi oleh pressure transmitter maka detection fire alarm aktif.. Voting logic. Rancangan rim seal untuk sensor menggunakan 3 pressure transmitter untuk mendeteksi low pressure dan 6 pressure switch untuk mendeteksi high pressure. System existing menggunakan 6 PSL dan 6 PSLL untuk mendeteksi low pressure. Rancangan yang baru hanya menggunakan 3 pressure transmitter karena fusible loop saling menyambung mengelilingi tanki Jika ada yang
ICSS component (including softwarehardware) shall be fully supported & available of at least 15 years after SAT ) (GS EP INS 134, ICSS
6
fusible loop ada yang bocor maka ke tiga sensor akan mendeteksi tekanan yang sama Jadi kami hanya menggunakan 3 pressure transmitter. Dengan pressure transmitter kita dapat mendeteksi pressure low dan pressure low low jadi dirancangan yang baru tidak diperlukan deteksi pressure low dan pressure low low. penggunaan pressure switch pada exsisting system,dinilai kurang efisien dan ekonomis. untuk mendeteksi high pressure kami pasang 6 digunakan untuk mendeteksi apakah foam itu release atau tidak untuk setiap cylinder tabung yang ada tanki. Setiap tanki mempunyai 6 silinder tabung. System logic yang kami rancang menggunakan 2oo3 artinya jika ada 2 sensor atau lebih dari 2 dari 3 sensor yang mendeteksi low pressure atau low low pressure maka ada action yang dilakukan system. Tapi jika hanya 1 sensor dari 3 sensor yang mendeteksi low pressure maka hal tersebut menandakan ada yang fault di salah satu pressure transmitter. Jadi fungsi dari voting logic 2oo3 berguna agar system tersebut fail safe, jika ada salah satu sensor yang fault maka foam tidak akan release sehingga tidak memperbesar biaya maintenance.
realibility dan availability. Dan juga mencegah sistem terhadap kondisi fail danger. 4.2 Saran 1. Berdasarkan GS EP INS 134, penggunaan pressure switch seharusnya diganti pressure transmitter, perlu dilakukan evaluasi ulang mengenai hal tersebut. Karena berdasarkan Hasil pengamatan kami selama disenipah, kondisi pressure switch pada sistem Rim seal masih layak pakai. 2. Logic detection yang digunakan pada Old system harus segera diperbarui, mengingat bahwa 1ooN mengakibatkan pemadaman yang kurang tepat sasaran. Seharusnya dengan logic 2oo3 akan didapat suatu penyelesain yang efektif dan optimal. DAFTAR PUSTAKA [1] Bryan L.A, Programmable Controllers, Theory and Implementation, Second Edition, 1997, Industrial Text Company. [2] Setiawan Iwan, Programmable Logil Controller (PLC) dan Teknik Perancangan Sistem Kontrol, 2006, Penerbit Andi. [3] Tocci R.J. Digital System, Principles and Apllications Fourth Edition, 1988, [4] TOTAL E&P INDONESIE PRODOM [5] Pertamina EP, Pertamina EP Sayangkan Kebakaran Tangki Minyak Ukui, http://nasional.kompas.com/read/2011/01/22/22 09151/Tangki.Medco.Meledak, diakses pada Desember 2012. [6] Akhmad nurismarsyah, Pertamina Rugi US$ 30 Juta Akibat Kebakaran Kilang Cilacap, http://finance.detik.com/read/2011/05/23/20014 4/1645311/1034/pertamina-rugi-us--30-jutaakibat-kebakaran-kilang-cilacap, diakses pada Desember 2012 [7] Gentur Putro jati, Pembangunan tangki baru plumpang, http://nasional.kompas.com/read/2009/01/21/12 432239/pembangunan.tangki.baru.plumpang.bu tuhkan.rp.21.miliar, diakses pada Desember 2012 [8] PAControl, Safety Instrumented System, http://www.google.com/imgres?imgurl=http://w ww.valvehydraulic.info/wpcontent/uploads/2011/01/shuttlevalve.jpg&imgrefurl=http://www.valvehydrauli c.info/valve-2/hydraulic-shuttlevalves.html&usg=__TCEHJHpMGCW2Ml80rc
IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama Kegiatan Kerja Praktek ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengajuan requirement sebagai dasar pemilihan new system berdasarkan pada general spresification (GS EP INS 134, GS EP SAF 312,& GS EP SAF 261). 2. Penggantian pressure switch menjadi pressure tansmitte karena GS_SAF_312 menerangkan untuk sistem fusibble loop harus menggunakan presure transmitter. 3. Pendeteksian pressure high masih menggunakan pressure switch. Karena jika menggunakan pressure transmitter dapat membuat cost terlalu tinggi dan juga pendeteksian pressure high pada sistem tidak bersifat critical hanya untuk mendeteksi bahwa foam tersebut release atau tidak. 4. Jumlah pressure transmitter berdasarkan usulan perancangan new system adalah sebanyak 3 buah. 5. Voting logic yang kami gunakan untuk pendeteksian pressure low dan pressure low low adalah 2oo3 agar membuat sistem lebih 7
X981hTUS4=&h=353&w=382&sz=17&hl=en &start=7&zoom=1&tbnid=gvrNEZJNK8L3ZM :&tbnh=114&tbnw=123&ei=FUPFUPGeIMW7 0QXL3YCQBg&prev=/search%3Fq%3Dshuttl e%2Bvalve%26um%3D1%26hl%3Den%26sa %3DN%26rls%3Dcom.microsoft:*%26tbm%3 Disch&um=1&itbs=1, diakses pada Desember 2012. [9] Bintang Timur, Pengertian Foam AFFF, http://www.sonickfire.com/2011/05/pengertian-foam-afff.html, diakses pada Desember 2012. [10] --, Industrial Safety Systems, http://www.plcmanual.com/industrial-safetysystems, diakses pada Desember 2012.
BIODATA PENULIS Andreas Surya Ganda lahir di Jakarta, 9 September 1991. Telah menempuh studi mulai: Sekolah Dasar St. Maria Monica, SMP Negeri 1 Bekasi, SMA Negeri 68 Jakarta, dan sedang menyelesaikan studi S-1 di Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro, Semarang.
Semarang, Maret 2013 Dosen Pembimbing
Sumardi, ST, MT NIP. 196811111994121001
8