Ida Herlina 13211457 Pengaruh Modal Dan Lamanya Usaha Terhadap Omzet Usaha Mikro dan Kecil (Studi Kasus di DKI Jakarta, Tasikmalaya dan Tegal)
Latar Belakang, Rumusan Masalah dan Tujuan Masalah Latar Belakang • UMK di Indonesia mempunyai peranan penting sebagai penopang perekonomian. Penggerak utama perekonomian di Indonesia selama ini pada dasarnya adalah sektor UKM sebagai penyedia lapangan kerja yang tidak tertampung di sektor formal. Usaha mikro kecil (UMK) adalah usaha yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi rakyat yang umumnya dikelola dengan manajemen sederhana, memiliki modal relatif rendah serta mempekerjakan hanya beberapa orang tenaga kerja yang umumnya anggota rumah tangga. • Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UMK yang mengandalkan modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena persyaratan secara administratif dan teknis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi. Persyaratan yang menjadi hambatan terbesar bagi UMK adalah adanya ketentuan mengenai agunan karena tidak semua UMK memiliki harta yang memadai dan cukup untuk dijadikan agunan. • UKM Boleh dikatakan salah satu solusi masyarakat untuk tetap bertahan menghadapi krisis yakni dengan melibatkan diri dalam aktivitas usaha kecil terutama berkarakteristik informal. Persoalan pengangguran sedikit dapat tertolong terhadap pendapatan masyakarat.
Latar Belakang, Rumusan Masalah dan Tujuan Masalah Rumusan Masalah q
Usaha Mikro dan Kecil dalam mengembangkan usahanya sering terbentur dengan permodalan, oleh karena itu UMK berusaha untuk mencari sumber dana yang ada baik di perbankan, pinjaman kepada keluarga dan teman.
q
Kemajuan dan pengalaman berusaha UMK banyak ditentukan oleh sejauh mana lamanya pelaku UMK dalam menjalankan usahanya. Omzet penjualan UMK tergantung dengan jumlah barang yang diproduksi, walaupun permintaan tinggi jika volume produksi kecil maka permintaan barang akan sulit dipenuhi. Disamping itu jumlah SDM di bidang penjualan mempunyai pengaruh terhadap besarnya penjualan. Dengan jumlah tenaga penjual yang terbatas sulit untuk meningkatkan omzet penjualan
q
Studi ini dapat mengambarkan sejauh mana pengaruh omzet terhadap penyerapan Tenaga kerja dan pengaruh modal serta lamanya usaha terhadap omzet penjualan. Disamping itu studi ini akan melihat sejauhmana karakteristik pelaku UMK.
Latar Belakang, Rumusan Masalah dan Tujuan Masalah Batasan masalah Studi ini akan menganalisis pengaruh modal dan lamanya usaha terhadap omzet penjualan dan karakteristik pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) jangka waktu Juli sampai dengan November 2013 di wilayah DKI Jakarta, Tasikmalaya dan Tegal. Jumlah sampel sebanyak 333 responden. TUJUAN MASALAH
1.Untuk menganalisis pengaruh omzet terhadap Penyerapan Tenaga Kerja 2.Untuk menganalisis pengaruh permodalan penjualan terhadap omzet 3.Untuk menganalisis pengaruh lamanya usaha penjualan terhadap omzet 4.Untuk menganalisis karakteristik pelaku UMK
Metode Penelitian •
Usaha Mikro dan Kecil di pilih di tiga (3) wilayah yaitu di DKI Jakarta, Tasikmalaya dan Tegal dengan jumlah sampel sebanyak 333 responden
•
Omzet, Modal, Lamanya Usaha
•
Data diperoleh dari Lembaga Demografi FEUI melalui survey 333 responden di wilayah DKI Jakarta, Tasikmalaya dan Tegal
• •
Permodalan berpengaruh positif terhadap omzet penjualan Lamanya Usaha berpengaruh positif terhadap omzet penjualan
• •
Deskritif: tabulasi silang Inferensial: regresi berganda
Objek Penelitian Objek Penelitian
Data/ Variabel
Metode Pengumpulan Data
Hipotesis
Hipotesis
Model Penelitian • Model : Omzet= b0 + b1Modal+ b2 Lama Usaha + ui
Rangkuman Hasil Penelitian No. 1.
Kajian Responden Menurut Jenis Kelamin
Hasil Responden laki-laki sebesar 78 persen dan responden perempuan sebesar 22 persen. Kondisi tersebut karena pemilik atau pengelola usaha mikro dan kecil adalah kepala rumah tanggal (laki-laki).
2.
Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan secara keseluruhan responden yang tidak sekolah 2 persen, Sekolah dasar 32 persen, Sekolah Menengah Pertama 20 persen, Sekolah Menengah Umum 34 persen dan Perguruan Tinggi 12 persen. Hal ini menunjukan bahwa usaha Mikro dan Kecil lebih dari 50 persen berpendidikan rendah atau SD/sederajat dan SMP.
3.
Rata-rata Nilai Omzet (Rupiah) Menurut Jenis Usaha Utama
Omzet yang paling tertinggi menurut jenis Usaha utama adalah perdagangan sebesar Rp 16.100.000,-- yg kedua jenis Industri/Kerajinan sebesar Rp. 14.300.00,-- dan nilai omzet yang paling terendah adalah usaha lainnya sebesar Rp1.133.333.
Rangkuman Hasil Penelitian 4
Rata-rata Modal (Rupiah) Menurut Jenis Usaha Utama
Modal usaha jasa transportasi dan jasa perbengkelan memelurkan biaya tidak murah.Jasa transportasi Rp 56.900.000, Jasa perbengkelan
Rp 56.200.000,--
dan yang paling kecil ada usaha lainnya sebesarnya 3.000.000,--
5.
Rata-rata Omzet (Rupiah) Menurut Lamanya Usaha
Omzet menurut lama usaha 6-10 tahun berjumlah Rp 14.800.000,- dan lama usaha 11-20 tahun Rp 14.400.000,-- dan yang paling kecil adalah lama usaha 1-5 tahun sebesar 11.200.000,--. Ini menunjukan tidak ada hubungan antara omzet dan lama usaha.
6.
Rata-rata Modal (Rupiah) Menurut Lamanya Usaha
Modal tidak terpengaruh terhadap lama usaha. Modal 36.500.000 Rp lama usaha 6-10 Tahun dan Modal 36.200.000,-- lama usaha >20 Tahun dan yang paling kecil Modal 26.400.000,-- dan lama usaha 11 -20 Tahun. Hal ini menunjukan Modal tidak terpengaruh terhadap lamanya usaha, terlihat dalam data yang diolah.
Rangkuman Hasil Penelitian 7. Kelompok Omzet (Rupiah) Menurut Kelompok Modal (Rupiah)
UMK yang memiliki modal <=10 Jt Rp memiliki distribusi kelompok omzet yang hampir sama dengan masing-masing presentase 27,84% untuk omzet <=2 Jt Rp, 22,16 % untuk omzet 2-5 Jt Rp, 26,14% untuk omzet 5-10 Jt Rp dan 23,86 untuk omzet > 10 Jt Rp. UMK yang modal 10 – 20 Jt Rp presentase yang memiliki omzet >10 Jt Rp sebesar 42,86 %, Modal 20-30 Jt Rp (55,88%), dan modal >30 Jt Rp (59,46%). Ini mengindikasikan bahwa terdapat hubungan antara omzet dengan modal.
Model Lama Usaha dan Modal Terhadap Omzet 9. 1. Uji Model
Dari hasil uji F-statistik didapat bahwa nilai prob (F-statistic) adalah 0.0016.
Regresi/Overall
Nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan level signifikansi pada 5%, hal ini
test/F-test
mengindikasikan bahwa secara keseluruhan, semua variabel independen secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependentnya.
Hasil Pembahasan dan Penelitian 2. Uji t-Statistik
Lama usaha tidak berpengaruh terhadap omzet sedangkan modal berpengaruh terhadap omzet
3.Koefisien
Nilai R2 = 0.0383 artinya bahwa sebesar 3,83% variable omzet dapat dijelaskan oleh lama usaha
Determinasi (R2)
dan modal sedangkan sisanya sebesar 96,17% dijelaskan oleh variabel lain diluar lama usaha dan modal
4. Interpretasi koefisien Berdasarkan hasil estimasi yang sudah memenuhi asumsi OLS dapat ditulis: regresi Y
= 0.0000000119 + 15963.86
ℎ + 0388154
= 0.0000000119 + 15963.86 lama usaha + 0.388154 modal
Nilai koefisien lama usaha = 15963,86 artinya jika lama usaha tidak berpengaruh terhadap omzet sedangkan koefisien modal= 0,0388154, setiap adanya kenaikan modal sebesar 1 rupiah akan meningkatkan omzet sebesat 0,0388 rupiah atau dengan kata lain setiap kenaikan modal sebesar 100 ribu rupiah akan meningkatkan omzet sebesar 3880 rupiah.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1.
Permodalan berpengaruh positif terhadap omzet penjualan. Semakin besar modal yang dimiliki maka omzet penjualan akan bertambah.
2.
Menurut data yang diolah, tidak ada hubungan antara omzet dan lamanya usaha.
3.
Karakteristik UMK dilihat dari Jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin Perempuan ini di karenakan pemilik atau pengelola usaha mikro dan kecil adalah kepala rumah tangga (laki-laki). Meskipun dilapangan menunjukkan bahwa perempuan mempunyai keterlibatan dalam kegiatan ekonomi demi kelangsungan hidup keluarga dan kontribusinya cukup besar, tetapi peran perempuan dalam kegiatan produktif sering tidak diperhitungkan. Usaha yang dijalankan perempuan dianggap sebagai pengisi waktu atau pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan keluarga. Salah satu dalam pengembangan usaha mikro kecil adalah faktor sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM sangat tergantung dari tingkat pendidikan. Dari data yang diolah menunjukkan bawah usaha mikro kecil lebih dari 50 persen berpendidikan rendah atau SD/sederajat dan SMP.
Kesimpulan dan Saran Saran Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan maka saran yang diajukan Omzet memiliki peran yang cukup signifikan terhadap peranan tenaga kerja dan modal berpengaruh terhadap peningkatan omzet oleh karenanya pemerintah memberikan fasilitas suntikan modal supaya lebih banyak Tenaga kerja yang terserap Dengan masih rendahnya tingkat pendidikan maka perlu diberikan keterampilan sehingga mereka bisa mengembangkan usaha bisa berkembang lebih maju. Pengembangan usaha UMK tidak terlepas dari sarana informasi, oleh karenanya kebijakan saling tukar informasi menjadi kebutuhan. Upaya yang dilakukan adalah mengadakan pameran, temu bisnis baik antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah dan besar, maupun temu bisnis sesama pengusaha kecil dan mikro sehingga diharapkan tukar menukar informasi ini dapat menciptakan kerjasama sesama pelaku bisnis