I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kabupaten Kuantan Singingi merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Indragiri Hulu. Kabupaten Kuantan Singingi terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999. Status daerah yang semula terdiri dari lima kecamatan dan tergabung pada kabupaten induk berubah menjadi kabupaten sehingga memerlukan penyesuaian, peningkatan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung terselenggaranya roda pemerintahan. Dalam rangka menjalankan otonomi daerah, peran sumberdaya manusia sangat penting, karena dinamika organisasi dipengaruhi oleh kinerja sumberdaya manusianya. Kinerja organisasi dapat dicapai apabila pengembangan sumberdaya manusia dilakukan secara akurat, terprogram dan terpadu, yang pada akhirnya dapat memotivasi untuk bekerja secara produktif, inovatif dan kreatif. Komitmen pemerintah daerah untuk menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas, membutuhkan guru dan tenaga kependidikan yang memiliki kinerja bagus. Hal ini mengindikasikan bahwa guru dan tenaga kependidikan merupakan salah satu pilar utama bagi terselenggaranya pendidikan yang berkualitas. Profesionalisme guru merupakan komponen vital yang dapat menjamin kualitas pendidikan sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Meskipun pengembangan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan sangat menentukan terhadap peningkatan kualitas pendidikan, akan tetapi kenyataan yang ada pengembangan profesi masih kurang memuaskan terhadap peningkatan kualitas terutama di daerah.
Mempertimbangkan berbagai kelemahan yang melekat pada sistem yang ada, perlu dicarikan alternatif pemecahan supaya guru dan tenaga kependidikan dapat meningkatkan profesi dan harkat diri secara wajar sesuai dengan akumulasi pengalaman hidup dan keahlian profesinya. Kegiatan yang dapat direalisasikan untuk menjamin profesionalisme guru agar senantiasa meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta kualitas layanan profesionalnya dari waktu ke waktu adalah program pelatihan. Idealnya peningkatan profesionalisme diikuti oleh perbaikan sistem imbalan dan penjenjangan karier dengan memperhitungkan imbalan progresif secara wajar sehingga dapat meningkatkan harkat diri guru sebagai pendidik. Meskipun terdapat berbagai jenis perumusan tentang tugas dan kompetensi guru, akan tetapi secara nasional telah disepakati bahwa tugas-tugas guru adalah seperti tercantum pada Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 (Pasal 39) bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Tingkat pendidikan masyarakat sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya pembangunan suatu bangsa. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat berarti akan membawa pengaruh positif bagi masa depan berbagai bidang kehidupan. Mengingat pentingnya peranan pendidikan, maka pendidikan mendapat perhatian utama dari pemerintah maupun masayarakat. Oleh karena itu perlu didukung dengan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai,
2
disamping itu diperlukan upaya peningkatan sumber daya guru yang memiliki kompetensi tinggi dan profesional. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kabupaten Kuantan Singingi, guru yang berada di Kecamatan Gunung Toar masih banyak pendidikan terakhirnya di bawah Diploma III (D-III). Guru yang memiliki pendidikan terakhir sarjana (S-1) hanya sebesar 38,8%, sementara menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 (Pasal 9) tentang Guru dan Dosen mewajibkan bahwa kualifikasi pendidikan guru minimal sarjana (S-1). Berikut ini data mengenai tingkat pendidikan guru yang berada di Kecamatan Gunung Toar, dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data Pendidikan Terakhir Guru SD, SMP, dan SMA di Lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Kec. Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi. No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase 1. SPG / PGA / SGO 34 9,9% 2. D I 5 1,5% 3. D II 130 37,9% 4. DIII 41 11,9% 5. S1 133 38,8% Total 343 100% Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Kuantan Singingi, 2008.
Berdasarkan data tersebut, kondisi guru yang ada di Kecamatan Gunung Toar diasumsikan masih rendah kemampuan profesionalnya. Salah satu indikatornya adalah nilai Ujian Nasional (UN) Tahun Ajaran 2007/2008 untuk wilayah Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau masih rendah (rata-rata 6,04) dengan persentase tingkat kelulusan sebesar 85,65%. Berikut data hasil Ujian Nasional Tahun Ajaran 2007/2008 untuk wilayah Kecamatan Gunung Toar, dapat dilihat pada Tabel 2.
3
Tabel 2.
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Data Nilai Hasil Ujian Nasional (UN) Tahun Ajaran 2007/2008 Di Seluruh Sekolah di Lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Kec. Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi. Mata Pelajaran Nilai Bahasa Indonesia 6,71 Matematika 5,78 IPA 6,04 IPS 5,81 Bahasa Inggris 5,88 Rata-rata 6,04
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Kuantan Singingi, 2008.
Berdasarkan Tabel 2, merupakan nilai rata-rata di Kecamatan Gunung Toar, sementara perbandingan nilai dan persentase kelulusan di Kabupaten Kuantan Singingi adalah 6,37 dengan persentase kelulusan sebesar 90,1%. Perbandingan nilai dan persentase kelulusan dengan Propinsi Riau adalah 6,54 dengan persentase kelulusan sebesar 96,05%. Standar kompetensi guru yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah kompetensi guru SMA yang berada di Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi. Terdapat satu SMA Negeri di Kecamatan Gunung Toar dengan jumlah guru 45 orang dan masih terdapat tiga orang yang masih ijazah D-III. Supriyadi (1999) menyatakan bahwa guru sebagai suatu profesi di Indonesia baru dalam taraf sedang tumbuh (emerging profession) yang tingkat kematangannya belum sampai pada yang telah dicapai oleh profesi-profesi lainnya, sehingga guru dikatakan sebagai profesi yang setengah-setengah atau semi profesional. Pekerjaan profesional berbeda dengan pekerja non profesional karena suatu profesi memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang khususnya dipersiapkan untuk itu. Pengembangan profesionalisme guru harus diakui sebagai
4
suatu hal yang sangat fundamental dan penting guna meningkatkan mutu pendidikan. Perkembangan profesional adalah proses dimana guru belajar, meningkatkan dan menggunakan pengetahuan, keterampilan dan nilai secara tepat. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional menerapkan standar kompetensi guru yang berhubungan dengan : (1) Komponen
Kompetensi
Pengelolaan
Pembelajaran
dan
Wawasan
Kependidikan (2) Komponen Kompetensi Akademik/Vokasional sesuai materi pembelajaran (3) Pengembangan Profesi. Komponen-komponen standar kompetensi guru ini mewadahi kompetensi paedagogik, profesional, personal dan sosial yang harus dimiliki oleh seorang guru. Pengembangan standar kompetensi guru diarahkan pada peningkatan kualitas guru dan pola pembinaan guru yang terstruktur dan sistematis. Kurikulum berbasis kompetensi dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang menekankan pada kapasitas dan profesionalisme tenaga pengajar, menuntut guru harus mempunyai kompetensi yang tinggi. Alternatif jangka pendek yang dilakukan dalam mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengadakan pelatihan-pelatihan. Pelatihan peningkatan kompetensi guru yang menjadi variabel penelitian ini adalah pelatihan yang diadakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP). Untuk mengetahui seberapa besar peranan pelatihan dengan peningkatan kompetensi yang dimiliki guru perlu suatu analisis
5
kinerja sehingga dapat diperoleh informasi seberapa besar pengaruh pelatihan terhadap kemampuan kerja individu. Beberapa indikator mutu seorang karyawan adalah derajad pendidikan, pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi. Semakin tinggi derajad mutu sumberdaya manusia karyawan semakin tinggi pula produktivitas kerjanya. Derajad mutu itu tidak dilahirkan secara alami tetapi dibentuk. Salah satu pendekatan pembentukan derajad mutu sumberdaya manusia adalah melalui pelatihan berbasis kompetensi secara terencana dan bersinambung, sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan karyawan (Mangkuprawira, 2007). Dari uraian tersebut di atas terdapat beberapa permasalahan yang teridentifikasi, yaitu: a. Pelatihan yang diberikan selama ini kepada guru tidak pernah dievaluasi efektivitasnya dalam kinerja guru, sehingga tidak dapat memberikan gambaran pengetahuan dan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari; b. Masalah kemampuan profesional guru yang masih rendah berdasarkan tingkat pendidikan yang sebagian besar D-III ke bawah dan capaian nilai Ujian Nasional (UN) Tahun Ajaran 2007/2008 di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi Prop. Riau yang masih di bawah nilai rata-rata kabupaten dan propinsi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka permasalahannya diidentifikasi sebagai berikut: a. Bagaimana program pelatihan yang ada pada Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP); 6
b. Bagaimana tingkat kompetensi guru pada SMA Negeri 1 Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi; c. Apakah ada hubungan yang signifikan pelatihan dengan kompetensi guru. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk: a. Menganalisis keberhasilan program pelatihan yang ada pada Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP); b. Menganalisis tingkat kompetensi guru pada SMA Negeri 1 Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi; c. Menganalisis hubungan pelatihan dengan peningkatan kompetensi guru; d. Merumuskan implikasi manajerial. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan-masukan sebagai berikut: a. Dapat digunakan sebagai masukan bagi pembuat kebijakan di lingkungan Dinas Pendidikan Kab. Kuantan Singingi dalam upaya peningkatan kompetensi guru melalui perbaikan dan peningkatan program pelatihan melalui rumusan implikasi manajerial; b. Dapat memberikan masukan atau menjadi bahan perbandingan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis, ataupun penelitian yang lebih luas terutama penelitian di bidang SDM; c. Bagi peneliti sebagai salah satu wahana untuk dapat menerapkan ilmu dan kemampuan yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan dalam menyikapi 7
kondisi dan permasalahan manajemen SDM, baik yang dihadapi langsung oleh guru pada cabang Dinas Pendidikan Kec. Gunung Toar Kab. Kuantan Singingi maupun bagaimana solusi pemecahannya. 1.5
Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional serta Visi dan Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Kuantan Singingi sebagai pedoman peningkatan kualitas pendidikan, penelitian ini dibatasi pada lingkup guru dan siswa SMA Negeri 1 Gunung Toar yang berada di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Gunung Toar. Hal ini dilakukan dalam rangka mempermudah penelitian yang bertujuan untuk menelaah serta mengkaji peranan pelatihan dalam peningkatan faktor-faktor kompetensi guru. Penelitian ini hanya sebatas menganalisis hubungan pelatihan dalam peningkatan kompetensi guru di SMA Negeri 1 Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi. Jenis pelatihan yang dievaluasi keberhasilannya dalam pekerjaan adalah pelatihan peningkatan kualifikasi dan pelatihan penjenjangan yang diadakan oleh LPMP. Pelatihan peningkatan kualifikasi ialah pelatihan yang berhubungan dengan profesi kependidikan sehingga diperoleh suatu kualifikasi formal tertentu dengan standar yang telah ditentukan. Contohnya ialah pelatihan Kualifikasi D3S1 bagi Guru SMA dan pelatihan akta mengajar (akta IV). Pelatihan penjenjangan ialah pelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru sehingga dipenuhi persyaratan suatu pangkat atau jabatan tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Contohnya adalah pelatihan berjenjang mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, bagi guru SMA. 8
Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB