HUBUNGAN UMUR DAN MASA KERJA TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA PEMECAH BATU DI KELURAHAN CIBUNIGEULIS KOTA TASIKMALAYA MOCHAMMAD IRFAN SAZALI1) ANDIK SETIYONO2) YULDAN FATURAHMAN3) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Siliwangi Dosen Pembimbing Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi (
[email protected])(
[email protected]) ABSTRAK Berbagai aktivitas yang banyak menggunakan tangan dalam waktu yang lama sering dihubungkan dengan terjadinya carpal tunnel syndrome (CTS). CTS adalah suatu penyakit yang mengenai syaraf medianus pada pergelangan tangan yang salah satunya bisa disebabkan oleh gerakan tangan yang berulang-ulang. CTS paling banyak terjadi pada usia 29-62 tahun, risiko meningkat pada usia 40-60 tahun, masa timbulnya CTS berkisar sampai 5-10 tahun. Aktifitas pekerjaan yang dilakukan pemecah batu di Kelurahan Cibunigeulis Kota tasikmalaya dilakukan secara manual yaitu dengan gerakan tangan yang berulang-ulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan umur dan masa kerja terhadap kejadian CTS. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan case control. Sampel yang diambil sebanyak 46 responden yang tergolong dalam kelompok kasus dan kelompok kontrol. Hasil tes fisik menggunakan test phalen’s didapatkan 23 responden yang positif (kasus) dan 23 responden negatif (kontrol). Analisi hubungan menggunakan program statistik SPSS 16.0. Berdasarkan hasil uji chi-square didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara umur dengan kejadian CTS (p = 0,007), dan ada hubungan antara masa kerja dengan kejadian CTS (p = 0,000)
Kata Kunci
: Umur, Masa Kerja, Carpal Tunnel Syndrome
Kepustakaan : 6 (2001-2013)
THE RELATIONSHIP OF AGE AND TIME OF EVENTS WORK CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) ON STONE CRUSHER IN THE VILLAGE CIBUNIGEULIS TOWN OF TASIKMALAYA MOCHAMMAD IRFAN SAZALI1) ANDIK SETIYONO2) YULDAN FATURAHMAN3) Student of The Faculty of Health Sciences, Health and Safety Siliwangi University (
[email protected]) The Environmental Health Supervisor Professor Faculty of Health Sciences University of Siliwangi (
[email protected])(
[email protected]) ABSTRACT A varienty of activities that use many hands in a long time is often associated with the onset of carpal tunnel syndrome (CTS). Carpal tunnel syndrome is a disease of the nerves in the wrist medianus, one of which can be caused by repetitive hand motions. CTS occurs most frequently at age 29-62 years, the risk is increased by the age of 40-60 years, the onset of CTS range to 5-10 years. Activities of the stone breaking work being done in the village Cibunigeulis town of Tasikmalaya was done manually with hand movements over and over. This research aims to know the relationship of age and working time of occurrence of carpal tunnel syndrome. This study uses survey method with approach casecontrol. Samples taken as many as 46 respondents who belongs to the group of case and control group. Physical test results using the test phalen's taken 23 positive respondents (cases) and 23 respondents were negative (control). Analysis of relationships using statistical program SPSS 16.0. Ased of the result of chi-square gained a significant relationship between age and incidence of carpal tunnel syndrome (p = 0,007), and there is a connection between the work period with the occurrence of CTS (p = 0.000).
Key Words
: Age, Time of Work, Carpal Tunnel Syndrome
Libraries
: 6 (2001-2013)
PENDAHULUAN Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah salah satu gangguan pada tangan karena terjadi penyempitan pada terowongan karpal, baik akibat edema fasia pada terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan sehingga terjadi penekanan pada nervus medianus di pergelangan tangan. CTS diartikan sebagai kelemahan pada tangan yang disertai nyeri pada daerah distribusi nervus medianus (Bahrudin, 2011). Berbagai aktivitas yang banyak menggunakan tangan dalam waktu yang lama sering dihubungkan dengan terjadinya CTS. CTS berhubungan dengan pekerjaan yang menggunakan pekerjaan kombinasi antara kekuatan dan pengulangan gerakan yang lama pada jari-jari selama periode yang lama (Suherman, 2012). CTS dapat tercetus akibat paparan terhadap gerakan atau fibrasi atau akibat kesalahan posisi yang terjadi dalam jangka waktu yang lama (Purwanti, 2011). Beberapa faktor diketahui menjadi risiko terhadap terjadinya CTS pada pekerja, seperti gerakan berulang dengan kekuatan, tekanan pada otot, getaran, suhu, postur kerja yang tidak ergonomik dan lain-lain (Kurniawan, 2008). CTS paling banyak terjadi pada usia 29-62 tahun, risiko meningkat pada usia 40-60 tahun (Grifitf, 1995). Masa kerja juga merupakan salah satu faktor individu terkena CTS, semakin lama masa kerja maka akan semakin besar risiko terkena CTS. Masa timbulnya CTS berkisar sampai 5-10 tahun. (Kusuma, 2001: 24). Risiko terjadinya CTS 10% lebih banyak pada orang dewasa dimana wanita berisiko 3 kali ipat lebih banyak dibandingkan dengan pria (Purwanti, 2011). CTS menjadi pusat perhatian para peneliti disebabkan dapat menimbulkan kecacatan pada pekerja, menyebabkan rasa nyeri, dapat pula membatasi fungsi-fungsi pergelangan tangan dan tangan sehingga berpengaruh terhadap pekerjaan sehari-hari (Lusianawaty, 2003). Di Kelurahan Cibunigeulis Kota Tasikmalaya banyak terdapat gunung pasir batu, dimana sebagian pekerjaannya masih menggunakan sistem manual/ tenaga manusia. Satu diantara jenis pekerjaannya adalah pemecah batu yang proses kerjanya menggunakan gerakan berulang dan alat dengan beban besar serta memerlukan tenaga yang sangat besar. Berdasarkan survei awal dan observasi pada 53 pekerja pemecah batu didapat beberapa keluhan, diantaranya: sering mengalami kesemutan (20,8%), nyeri pada pergelangan tangan (56,6%), dan mengalami rasa baal (49,1%). Peneliti juga melakukan perlakuan Phalen’s Test pada pekerja pemecah batu didapat 23 pekerja mengalami positif CTS. Keadaan inilah yang menjadi dasar penulis untuk melakukan penelitian tentang
“Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian carpal tunnel syndrom (CTS) pada pekerja pemecah batu di Kelurahan Cibunigeulis Kota Tasikmalaya.”
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah case controlyaitu studi epidemiologi yang mempelajari hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan ciri paparannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja pemecah batu di Kelurahan Cibunigeulis Kota Tasikmalaya dengan jumlah kasus 23 orang dari 53 pekerja. Sampel dalam penelitian ini yaitu pekerja pemukul batu di Kelurahan Cibunigeulis yang mengalami CTS sebanyak 23 orang dan untuk kontrol menggunakan sampel yang tidak mengalami CTS sebanyak 23 orang. Teknik sampel yang digunakan adalah teknik total sampling, didapat hasil 23 kasus dan 23 kontrol. Analisis data menggunakanuji chi-square dengantingkatkemaknaan 0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat Hasil test phalen’s pada 46 pekerja pemecah batu di Kelurahan Cibunigeulis Kota Tasikmalaya mendapatkan 23 responden (50%) positif CTS dan 23 responden (50%) negatif CTS. Menurut umur, kelompok umur berisiko (>30 tahun) berjumlah 26 responden (56,6%) dan umur tidak berisiko (≤30 tahun) berjumlah 20 responnden (43,5%). Berdasarkan masa kerja, kelompok masa kerja berisiko (≥5 tahun) berjumlah 20 responden (43,5%) dan kelompok umur tidak berisiko berjumlah (<5 tahun) berjumlah 26 responden (56,6%). Berdasarkan lama kerja, lama kerja yang bekerja 8 jam/ hari didapatkan 20 responden (43,5%) dan yang bekerja 9 jam/ hari didapatkan 26 responden (56,5%). Sedangkan frekuensi gerakan berulang yang dilakukan pekerja rata-rata melakukan 11,74 kali gerakan/ menit dengan nilai terendah 9 kali gerakan/ menit dan nilai tertinggi didapatkan 14 kali gerakan/ menit.
Analisis Bivariat a. Hubungan Umur dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Pekerja Pemecah Batu di Kelurahan Cibunigeulis Kota Tasikmalaya Tabel 4.13 Hubungan Umur dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja Pemecah Batu di Kelurahan Cibunigeulis Kota Tasikmalaya Tahun 2014. Kejadian CTS Probabilitas OR Umur Total (p) Positif Negatif Berisiko 18 8 26 (>30 tahun) 78.3% 34.8% 56.5% TidakBerisiko 5 15 20 6.750 0.007 (≤30 tahun) 21.7% 65.2% 43.5% 23 23 46 Total 100% 100% 100% Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan adanya hubungan yang signifiakan antara umur dengan kejadian carpal tunnel syndrome pada pekerja pemecah batu di Kelurahan Cibunigeulis Kota Tasikmalaya nilai p = 0,007. (p value <0,05). Hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 6,750. b. Hubungan Masa Kerja dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Pekerja Pemecah Batu di Kelurahan Cibunigeulis Kota Tasikmalaya Tabel 4.14 Hubungan Masa Kerja dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja Pemecah Batu di Kelurahan Cibunigeulis Kota Tasikmalaya Tahun 2014. Kejadian CTS Probabilitas Masa Kerja Total OR (p) Positif Negatif Berisiko 18 2 20 (≥5 tahun) 78.3% 8.7% 43.5% TidakBerisiko 5 21 26 0.000 37.800 (<5 tahun) 21.7% 91.3% 56.5% 23 23 46 Total 100% 100% 100% Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan kejadian carpal tunnel syndrome pada pekerja pemecah batu di Kelurahan Cibunigeulis Kota Tasikmalaya nilai p = 0,000. (p value <0,05). Hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 37,800.
PENUTUP Simpulan 1. Ada hubungan antara umur dengan kejadian CTS pada pekerja pemecah batu di Kelurahan Cibunigeulis Kota Tasikmalaya. 2. Ada hubungan antara masa kerja dengan kejadian CTS pada pekerja pemecah batu di Kelurahan Cibunigeulis Kota Tasikmalaya. Saran 1. Bagi Pekerja a. Disarankan kepada para pekerja yang mengalami atau tidak mengalami gejala CTS supaya melakukan peregangan sebelum bekerja. b. Pekerja sebaiknya melakukan istirahat tangan secara berkala. c. Segera periksakan ke dokter atau puskesmas, jika keluhan dirasakan terus-menerus.
2. Bagi Puskesmas Setempat Meningkatkan intensitas pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja melalui program UKK (Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja). 3. Bagi Peneliti Lain a. Disarankan untuk penelitian pada populasi yang besar. b. Dilakukan pengukuran terhadap getaran. c. Dukungan alat medis dan metode pendiagnosaan yang lebih baik dengan menggunakan USG-CT-Scan atau pemeriksaan oleh tenaga medis.
DAFTAR PUSTAKA Kurniawan, Bina, dkk., Faktor Resiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome pada Wanita Pemetik Melati di Desa Karangcengis, Purbalingga. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. Vol. 3. No 1 FKM UNDIP. 2008 Lusianawaty., Sindrom Terowongan Karpal pada Pekerja: Pencegahan dan Pengobatannya. Jurnal Kedokteran Trisakti. Vol. 22. No. 3 September-Desember Purwanti., Pengaruh Lama Mengetik Terhadap Resiko Terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Pekerja Rental, FKM UNMSU. diaksese tanggal 12 Juni 2014
Bridger, R, S., Intoduction to Ergonomics. International Editions. General Engineering Series. McGraw-Hill, inc. 1995.
Wahyuni, A, dkk., Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Pekerja Pembersih Kulit Bawang di Unit Dagang (UD) Bawang Lanang Kelurahan Iringmulyo Kota Metro. 2013 Kusuma., Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja Garmen dalam Majalah Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Pusat Pengembangan Keselamatan Kerja. Jakarta. 2001