Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No. 1 Juli 2016
Sari, et.al., Hubungan Pesan Iklan “Merokok...
HUBUNGAN PESAN IKLAN “MEROKOK MEMBUNUHMU” DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA DI SMP NEGERI 29 BANJARMASIN Anggrita Sari1, Syamsul Firdaus2 , Muhammad Andri* 1
AKBID Sari Mulia Banjarmasin POLTEKKES Banjarmasin *Korespondensi Penulis. Telp. : 087815197064, E-mail:
[email protected] ISSN: 2086-3454 2
ABSTRAK Latar Belakang: Di Indonesia konsumsi rokok 6,6% dari konsumsi dunia. Yang memprihatinkan dari 3 juta remaja merokok 20% adalah anak SMP dan tiga tahun terakhir 30% dari jumlah anak SMP adalah perokok aktif. Untuk mengimbangi gencarnya marketing industri rokok dalam memasarkan produknya pemerintah mengeluarkan peraturan baru yang salah satunya adalah membuat pesan “merokok membunuhmu”. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan pesan iklan “merokok membunuhmu” dengan perilaku merokok pada siswa di SMP Negeri 29 Banjarmasin. Metode: Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 51 siswa laki-laki dan menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa kuesioner pesan iklan “merokok membunuhmu” dan perilaku merokok, kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman Rank (Rho) dengan nilai signifikan p<0.05. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pesan iklan “merokok membunuhmu” diperhatikan oleh responden sebesar 96,1% dan perilaku merokok dalam kategori tidak merokok sebesar 43,1%. Uji korelasi Spearman Rank diperoleh hasil p=0.360>0.05 dengan hasil r= -0.131 yang bermakna tidak ada hubungan antara pesan iklan “merokok membunuhmu” dengan perilaku merokok. Simpulan: Tidak ada Hubungan pesan iklan “merokok membunuhmu” dengan perilaku merokok pada siswa di SMP Negeri 29 Banjarmasin. Kata Kunci: Pesan iklan “merokok membunuhmu”, perilaku merokok, siswa.
1
Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No. 1 Juli 2016
Sari, et.al., Hubungan Pesan Iklan “Merokok... Data dari Global youth tobacco
PENDAHULUAN Merokok merupakan masalah yang
survey tahun 2009 yang menulis bahwa di
masih sulit diselesaikan hingga saat ini,
Indonesia 20,3% murid SMP saat ini
berbagai
merokok dan 6,5% menggunakan beberapa
dampak
sebenarnya masyarakat,
dan
sudah namun
bahaya
merokok
dipublikasikan kebiasaan
kepada
bentuk lain dari tembakau (WHO 2009).
merokok
Indonesia sebagai salah satu negara
masyarakat masih sulit dihentikan. Konsumsi
berkembang mempunyai konsumsi rokok
tembakau merupakan masalah penting global
6,6%
yang berakibat pada kesehatan dan ekonomi
memprihatinkan
rumah tangga, penduduk, dan negara. Asap
merokok 20% adalah anak SMP dan tiga
tembakau berbahaya terhadap perokok dan
tahun terakhir 30% dari jumlah anak SMP
orang disekitarnya, dengan kandungan lebih
sebagai perokok aktif (Irdan 2008).
daripada 4000 bahan berbahaya seperti nikotin, tar, karbon monoksida,
hidrogen
dari
konsumsi dari
Semakin
dunia, 3
juta
ketatnya
yang remaja
peraturan
mengenai iklan rokok membuat industri
sianida, ammonia, arsen, dan senyawa radio
rokok
aktif. Tembakau telah menjadi faktor resiko
produknya dengan memanfaatkan berbagai
utama pada 6 dari 8 penyebab kematian di
media. Media memiliki peran yang sangat
dunia yang mengancam milyaran pria, wanita
penting
dan anak-anak dalam abad ini. Sekitar 80%
periklanan (Rahman dan Ananda 2012).
kematian terkait tembakau terjadi di negara-
berinovasi
dan
untuk
strategis
memasarkan
bagi
kegiatan
Mengimbangi gencarnya marketing
negara sedang berkembang (Friska et. al
industri
rokok
dalam
memasarkan
2013)
produknya, dan untuk tetap melindungi Rerata perokok saat ini di Indonesia
masyarakat dari bahaya tidak langsung
adalah 29,3%. Proporsi perokok saat ini
rokok, pemerintah mengeluarkan peraturan
terbanyak di Kepulauan Riau dengan perokok
baru.
setiap
kadang-kadang
Republik Indonesia Nomor 109 tahun 2012
merokok 3,5%, sedangkan rerata jumlah
(PP no. 109 Th. 2012) tentang pengamanan
batang rokok yang dihisap per hari per orang
bahan yang mengandung zat adiktif berupa
di Indonesia adalah 12,3 batang (setara satu
produk
bungkus).
Pemerintah
hari
27,2%
Jumlah
dan
rerata
batang
rokok
Melalui
Peraturan
tembakau
bagi
menekankan
Pemerintah
kesehatan. pembatasan
terbanyak yang dihisap ditemukan di Bangka
kepada perokok pemula. Rencananya akan
Belitung (18 batang) dan Riau (16-17 batang)
ada lima gambar yang sudah dipersiapkan
(Kemenkes RI 2013)
Kementerian
Kesehatan
Republik 4
Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No. 1 Juli 2016
Sari, et.al., Hubungan Pesan Iklan “Merokok...
Indonesia yaitu gambar kanker mulut,
industri rokok adalah industri padat karya
orang merokok dengan asap membentuk
dan memberikan sumbangan yang cukup
tengkorak, kanker tenggorokan, orang
besar
merokok di dekat anaknya, dan yang
(Ginting dan Tarianna 2011).
dalam
perekonomian
bangsa
terakhir visualisasi kanker paru-paru dan
SMP Negeri 29 Banjarmasin adalah
bronkitis. Selain konten gambar, untuk
salah satu sekolah SMP yang ada di Kota
menegaskan larangan merokok bagi anak
Banjarmasin letaknya berada di Alalak
di bawah umur, dicantumkan juga simbol
Utara. Wilayahnya berada di pinggiran
18+ di kemasan maupun media publikasi
kota dekat sungai Martapura dan di
rokok ( Jayanti dan Permata 2014)
wilayah yang padat penduduk. Dari hasil
PP no. 109 Th. 2012 resmi berlaku
studi pendahuluan yang membuat peneliti
mulai Juni 2014. Namun sejak Januari
ingin
2014, industri rokok telah melakukan
Banjarmasin karena wilayahnya yang di
penyesuaian
kata-kata
pinggiran kota, masih dijumpainya siswa-
peringatan di berbagai media publikasi,
siswi SMP Negeri 29 Banjarmasin yang
baik media cetak maupun elektronik.
merokok baik di lingkungan sekolah
Perubahan yang dimaksud adalah tulisan
maupun di luar sekolah, dan banyaknya
peringatan kesehatan yang sebelumnya
toko-toko
berupa
‘merokok
sepanjang jalan menuju SMP Negeri 29
kanker,
serangan
dan
perubahan
dapat
menyebabkan
jantung,
impotensi,
meneliti
di
yang
SMP
menjual
Negeri
rokok
29
di
Banjarmasin.
gangguan kehamilan dan janin’ menjadi
Berdasarkan hasil diskusi langsung
‘Rokok Membunuhmu’ dengan disertai
yang
visual seorang laki-laki dewasa yang
sekolah dalam hal ini guru BP (Bimbingan
sedang merokok dan asap rokok yang
dan Penyuluhan), bahwa salah satu aturan
dihembuskan
gambar
dan tata tertib disekolah tersebut adalah
tengkorak, di sebelah kiri, dan simbol 18+
melarang siswa merokok, dan aturan
di sebelah kanan (Rahman dan ANanda
tersebut
2012).
kepada seluruh siswa, namun masih ada
membentuk
Penanggulangan masalah rokok di Indonesia Disatu
memang
sisi,
sangat
industri
rokok
sektor
lain.
juga
lakukan
dengan
berulangkali
pihak
diingatkan
siswa yang merokok diluar jam belajar.
dilematis.
Keadaan tersebut sulit dipantau karena
dianggap
mereka
sebagai penghasil pajak paling besar dibanding
peneliti
Singkat
merokok
diluar
lingkungan
sekolah.
kata, 5
Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No. 1 Juli 2016
Sari, et.al., Hubungan Pesan Iklan “Merokok...
Berdasarakan latar belakang diatas peneliti
tertarik
untuk
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
melakukan
hampir seluruhnya diperhatikan
penelitian tentang hubungan pesan iklan
oleh responden, yaitu sebanyak 49
“merokok membunuhmu” dengan perilaku
orang (96,1%).
merokok.
2. Perilaku Merokok Tabel 2 Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok Pada Siswa di SMP Negeri 29 Banjarmasin No Kategori F % 1 Tidak 22 43,1 Merokok 2 Tahap 11 21,6 Initiation 3 Perokok 14 27,5 Ringan 4 Perokok 4 7,8 Sedang 5 Perokok Berat 0 0 Jumlah 51 100,0
BAHAN DAN METODE Jenis penelitian ini menggunakan metode
pendekatan
Cross
Sectional.
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 29 Banjarmasin pada bulan Februari 2015. Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
sebanyak
pada
bahwa responden paling banyak
penelitian ini adalah siswa laki-laki kelas VIII
tidak merokok, yaitu 22 orang
dan IX
(43,1%).
51
responden.
Sampel
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer, dimana
pengambilan
data
menggunakan
Kuesioner. Hasil penelitian menggunakan uji spearman rank dengan tingkat signifikan p<0,05.
B. Analisa Bivariat Tabel 3 Tabulasi Silang dan uji spearman rank Hubungan Pesan Iklan “Merokok Membunuhmu” dengan Perilaku Merokok N Pesan Peril Jumlah o Iklan aku “Merokok Mero Membunu kok hmu” Tida Tahap Pero Pero Pero k initiati kok kok kok mero on ringa seda berat kok n ng
HASIL
F %
A. Analisa Univariat 1. Pesan Iklan “Merokok Membunuhmu” Tabel 1 Distribusi Frekuensi Perhatian Siswa Tentang Pesan Iklan “Merokok Membunuhmu” Pada Siswa Di SMP Negeri 29 Banjarmasin No Kategori F % 1 Tidak 2 3,9 diperhatikan oleh siswa 2 Diperhatikan 49 96,1 oleh siswa Jumlah 51 100,0
1 Tidak diperhatik an oleh siswa 2 Diperhati kan oleh siswa
1 2,0%
F % 0 0,0%
F %
F %
F %
1 2,0%
0 0,0%
0 0,0%
2 (100%)
4 7,8 % 4 7,8 %
0 0,0 % 0 0,0 %
49 (100%) 51 (100%)
21 11 13 41,2 21,6 25,5 % % % 22 11 14 Jumlah 43,1 21,6 27,5 % % % Uji Spearman’s rank p=0.360<0.05
Berdasarkan
hasil
analisa
bivariat
menggunakan uji spearman rank diperoleh nilai
p=0.360
oleh
karena
p<0.05 6
Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No. 1 Juli 2016
Sari, et.al., Hubungan Pesan Iklan “Merokok...
(0.360<0.05) maka dapat dinyatakan tidak
istilah yang sederhana supaya pesan dapat
ada
diterima (Nasir dan Abdul 2011).
hubungan
pesan
iklan
“merokok
membunuhmu” dengan perilaku merokok pada siswa di SMP Negeri 29 Banjarmasin.
Pesan iklan “merokok membunuhmu” ini dapat dilihat di berbagai media karena letaknya
yang
berada
dibawah
atau
rokok.
Ini
PEMBAHASAN
disamping
1. Pesan iklan “merokok membunuhmu”
dikarenakan paparan iklan rokok yang
terhadap
perhatian
siswa
di
SMP
Negeri 29 Banjarmasin
dari
iklan
cukup besar dan penggunaan pesan baru ini diharapkan dapat membuat orang yang
Berdasarkan hasil penelitian didapat
membacanya tidak terpengaruh dengan
bahwa dari 51 siswa yang dijadikan
iklan rokok tersebut khusunya anak-anak.
sebagai responden penelitian, diketahui
Pernyataan komnas anak bahwa 92,9%
sebagian besar memperhatikan pesan iklan
pelajar terpapar iklan rokok di billboards
“merokok membunuhmu” yaitu sebanyak
dan 82,8% pelajar terpapar iklan rokok di
49 orang (96,1%) dan responden yang
koran dan majalah (Kompas 2014).
tidak
memperhatikan
iklan
Dari hasil penelitian ini, dapat
“merokok membunuhmu” yaitu 2 orang
dipahami bahwa pesan iklan “merokok
(3,9%).
membunuhmu”
Pesan
pesan
dipandang
sebagai
alat
sudah
dapat
banyak
perhatian dari responden siswa, ini karena
komunikasi antar manusia untuk bertukar
pesan
informasi.
disampaikan
masyarakat melalui iklan-iklan di media
merupakan isi atau inti sari dari hal-hal
elektronik,media luar ruang, dari bungkus
yang disampaikan, bisa berupa informasi,
rokok,
nasihat, hiburan, dan lain-lain (Nasir et. al.
disayangkan di lingkungan sekolah sendiri
2011)
tidak
Pesan
yang
Dari penelitian ini diketahui bahwa responden pernah membaca pesan iklan “merokok membunuhmu” dan merasa takut ketika membaca pesan tersebut berarti
pesan
dapat
diterima
tersebut
dan
sudah
lain-lain.
ditemukan
tersebar
Tetapi
pesan-pesan
di
sangat
untuk
menghindari rokok tersebut. 2. Perilaku merokok pada siswa di SMP Negeri 29 Banjarmasin Hasil penelitian didapat dari 51
oleh
siswa yang dijadikan sebagai responden,
responden hal ini. Salah satu perencanaan
yang tidak merokok yaitu 22 orang
pesan yang baik adalah apabila isi pesan
(43,1%), yang berada pada tahap initiation
harus singkat dan jelas, menggunakan
yaitu 11 orang (21,6%), yang menjadi 7
Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No. 1 Juli 2016
Sari, et.al., Hubungan Pesan Iklan “Merokok...
perokok ringan yaitu 14 orang (27,5%),
keluarga mereka. Tetapi khususnya di
yang menjadi perokok sedang yaitu 4
daerah lingkungan sekolah banyak warung
orang (7,8%) dan tidak ada yang menjadi
yang menjual rokok secara batangan
perokok berat. Dari wawancara dengan
dengan harga sangat murah sehingga
sebagian responden mengatakan bahwa
remaja
mereka
atau
mencobanya. Seharusnya harga rokok
mereka
dibuat mahal agar remaja tidak bisa
merokok cuma menghabiskan uang jajan
membeli rokok dengan sisa uang jajan
mereka dan ada juga responden yang
mereka dan uang jajan mereka bisa
mengatakan
ditabung untuk keperluan
tidak
mencoba
pernah
rokok
merokok
karena
bagi
merokok
karena
ingin
dapat
membeli
rokok
dan
yang lain.
mencoba bagaimana sensasi menghisap
Sedangkan faktor lingkungan sekolah juga
rokok.
mungkin berpengaruh dalam perintisan Dari hasil penelitian di dapatkan
bahwa
22
responden
merokok
melihat guru yang merokok di dalam
(43,1%), berarti masih ada siswa yang
lingkungan sekolah dan diruangan terbuka
tidak tertarik dengan rokok. Padahal dari
yang bisa dilihat oleh siswa, hal ini sangat
22 orang responden ini ada yang orang
disayangkan karena guru adalah contoh
tuanya
yang bisa di ikuti siswa dalam berperilaku
merokok
tidak
merokok remaja. Saat penelitian peneliti
dan
berada
dalam
lingkungan perokok.
yang baik. Siswa pernah melihat guru
Dari penelitian juga didapatkan responden
yang
untuk
merokok
dibandingkan dengan siswa yang tidak
initiation yaitu 11 orang (21,6%). Berarti
pernah melihat guru merokok, jadi guru
ada
merintis
seharusnya bisa memberikan contoh yang
perilaku merokok. Hal ini dapat dilihat dari
baik kepada siswanya. Faktor terakhir
beberapa faktor yang mungkin berperan
yang mungkin yang bisa membuat siswa
dalam
merokok
merintis rokok adalah teman sebaya karena
misalnya uang jajan, lingkungan sekolah,
mereka selalu bermain setiap hari, remaja
dan teman sebaya. Dalam tahap perintisan
mempunyai teman sebaya yang merokok
merokok remaja uang jajan merupakan
mempunyai peluang untuk merokok 1,49
salah satu hal yang mungkin berpengaruh
kali dibanding dengan remaja yang teman
karena untuk membeli rokok memerlukan
sebayanya
uang, uang jajan yang diberikan berbeda
2012).
yang
perintisan
pada
beresiko
tahap
responden
berada
merokok
masih
perilaku
tidak
merokok
(Lindawati
setiap siswa tergantung tingkat ekonomi 8
Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No. 1 Juli 2016
Sari, et.al., Hubungan Pesan Iklan “Merokok...
Dalam penelitian ini didapatkan
siswa yang mulai merokok sejak umur 10
paling banyak ada 14 orang yang menjadi
tahun yaitu 1 orang (2,0%). Perokok mulai
perokok ringan (27,5%) dan perokok
merokok pada umur 11 dan 13 tahun serta
sedang 4 orang (7,8%). Responden yang
85-90% mulai merokok sebelum usia 18
merokok dalam penelitian ini hampir
tahun (Kemenkes RI 2013).
seluruhnya mempunyai anggota keluarga
Faktor lain yang menyebabkan
yang merokok. Jumlah batang rokok yang
remaja mulai merokok adalah karena
dihisap
tidak
pergaulan. Usia remaja yang masih muda
dipengaruhi oleh lingkungan keluarga
sering membuat mereka ingin mencoba hal
ditemukan paling tinggi pada tipe perokok
yang baru misalnya
ringan yaitu sebanyak 26 orang (38,2%)
banyak remaja merokok maka semakin
bila dibandingkan dengan tipe perokok
besar
kemungkinan
sedang yaitu 2 orang (11,8%), dan tipe
adalah
perokok
perokok berat yaitu 3 orang (60,0%) (Gusti
sebaliknya.
2013).
terdapat
per
hari
yang
paling
Semakin
teman-temannya
juga
Diantara
87%
rokok.
dan
demikian
remaja
perokok
mempunyai
sekurang-
Berdasarkan riwayat keluarga yang
kurangnya satu atau lebih sahabat yang
merokok sosok ayah dalam hal ini sangat
perokok begitu pula dengan remaja non
dominan dalam membuat siswa mulai
perokok.
mencoba
data
pemasaran rokok yang kian merambah
responden
dunia remaja, hampir setiap event seperti
untuk
didapatkan
merokok,
sebanyak
32
dari
Hal
keluarga yang merokok adalah ayah. Sosok
disponsori oleh perusahaan rokok. Dalam
ayah disini adalah orang tua yang selalu
event tersebut mereka bahkan membagikan
bersama anak ketika berada dirumah,
rokok gratis atau menukarkan potongan
pengaruh orang tua yang merokok sangat
tiket masuk dengan satu kotak rokok
kuat
(Mu’tadin 2002).
anak
mencoba
merokok (Mu’tadin 2002).
usia
remaja
dalam
olahraga
Faktor yang menyebabkan remaja
Seperti yang diketahui sekarang bahwa
acara
oleh
konser
membuat
atau
diperparah
(62,7%) menyatakan bahwa sosok di
dalam
musik
ini
mulai mencoba merokok di usia yang
mencoba
muda lainnya adalah faktor dari iklan.
merokok semakin muda, dalam penelitian
Tidak dapat dibohongi pengaruh iklan
ini paling banyak usia awal merokok
berperan lumayan besar dalam membuat
adalah saat berusia 13 tahun sebanyak 10
remaja mulai merokok, berbagai jenis iklan
orang (19,6%), tetapi ditemukan juga ada
rokok
ditampilkan
baik
di
media 9
Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No. 1 Juli 2016
Sari, et.al., Hubungan Pesan Iklan “Merokok...
elektronik, media luar ruang, maupun
merokok, karena tinggi atau rendahnya
media cetak. Bisa dibilang yang membuat
uang jajan berasal dari sini. Penghasilan
iklan berpengaruh dalam membuat remaja
keluarga yang rendah atau kemiskinan
merokok adalah kreatifitas perusahaan
membuat remaja cemas dan depresi.
rokok dalam membuat yang melihat iklan
Keluarga berpenghasilan rendah (uang
tersebut merasa bahwa mereka harus
jajan rendah) 5 kali lebih sulit untuk
merokok, menurut pendapat peneliti bahwa
meninggalkan
sekitar sebulan mungkin bisa 2 kali iklan
dengan keluarga sejahtera (uang jajan
dari salah satu perusahaan rokok berganti
besar) (Lindawati 2012).
tembakau,
dibandingkan
dan selalu membuat kata-kata yang bisa
Dari hasil penelitian ini didapatkan
dibilang sangat kreatif dalam membuat
rata-rata jumlah batang rokok yang dihisap
remaja yang membacanya tertarik. Remaja
siswa di SMP Negeri 29 banjarmasin
dengan rentang usia 9-12 tahun melakukan
adalah 1-4 batang dalam sehari dalam hal
keputusan merokok dikarenakan iklan
ini perokok ringan. Di Kalimantan Selatan
rokok yang menarik dan keluarga yang
rerata jumlah batang rokok yang dihisap
perokok Muntaha dan Sidhotul 2011).
umur > 10 tahun adalah 16,7 batang
Harga rokok di pasaran saat ini adalah sekitar Rp.16.000 per bungkus
(Kemenkes RI 2013). 3. Hubungan
pesan
iklan
“merokok
tergantung merek produsen rokok tetapi di
membunuhmu” dengan perilaku merokok
toko atau warung bisa juga dibeli per
pada
batang dengan kisaran harga Rp.500-
Banjarmasin.
siswa
di
SMP
Negeri
29
Rp.1000 per batang. Remaja dalam hal ini
Berdasarkan penelitian terhadap 51
siswa sangat mudah dalam memperoleh
responden menunjukkan bahwa siswa yang
rokok bisa membeli di warung, meminta
tidak
rokok dari teman yang sudah menjadi
“merokok
perokok aktif, atau dari event yang
merokok yaitu 1 orang (2,0%) dan perokok
diselenggarakan perusahaan rokok. Seperti
ringan yaitu 1 orang (2,0%), sedangkan
penjelasan diatas tadi bahwa uang jajan
siswa
menjadi salah satu faktor yang mungkin
iklan“merokok membunuhmu” yang tidak
menjadi alasan perintisan remaja merokok,
merokok yaitu 21 orang (41,2%), yang
karena dari sanalah remaja dapat membeli
pada tahap initiation yaitu 11 orang
rokok. Faktor ekonomi keluarga menjadi
(21,6%), yang perokok ringan yaitu 13
faktor
yang
bisa
membuat
memperhatikan membunuhmu”
yang
pesan yang
memperhatikan
iklan tidak
pesan
remaja 10
Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No. 1 Juli 2016
Sari, et.al., Hubungan Pesan Iklan “Merokok...
orang (25,5%), dan yang perokok sedang
ini namun tidak diteliti adalah ekonomi
yaitu 4 orang (7,8%).
keluarga, uang jajan, teman sebaya yang
Dari hasil penelitian siswa yang tidak
merokok,
lingkungan
sekolah
yang
memperhatikan pesan iklan “merokok
ternyata ada guru yang merokok, dan
membunuhmu” berjumlah 1 orang tidak
rokok yang bebas dibeli di warung. Faktor-
merokok dan yang perokok ringan 1 orang,
faktor tersebut mungkin lebih dominan
yang menyebabkan siswa yang tidak
dari pesan iklan “merokok membunuhmu”
memperhatikan pesan iklan “merokok
yang hanya sebuah kalimat pemberi rasa
membunuhmu”
merokok
takut semata tetapi tetap membuat remaja
memang tidak
dalam hal ini siswa memulai dan tetap
tetapi
adalah siswa tersebut
tidak
tertarik dengan rokok dan tidak ada
merokok.
keluarga yang merokok. Sedangkan yang
lingkungan sekolah sebaiknya di terapkan
tidak
karena
memperhatikan
pesan
iklan
di
Larangan
sekolah
merokok
SMP
Negeri
di
29
“merokok membunuhmu” tetapi masuk ke
Banjarmasin belum ada larangan tersebut,
perokok
ringan
larangan ini dimaksud agar pihak guru
keluarga
yang
menyebabkan
ada
memang
mempunyai
merokok
hal
ketertarikan
ini
tidak merokok di sekolah yang mana bisa
untuk
membuat siswa tertarik untuk merokok dan
mencoba rokok.
agar siswa tidak merokok.
Dari hasil penelitian siswa yang memperhatikan pesan iklan “merokok membunuhmu” cenderung tidak merokok hal ini mungkin disebabkan perasaan takut akibat membaca pesan tersebut, tetapi ditemukan juga sebanyak 28 siswa yang berada pada tahap initiation, perokok
UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih
kami
ucapkan
kepada
direktur AKBID yang telah memberikan dukungan dalam melakukan penelitian dan kepala sekolah SMPN 29 Banjarmasin yang telah memfasilitasi tempat penelitian.
ringan, dan perokok sedang. Hal ini berarti siswa yang memperhatikan pesan iklan “merokok
membunuhmu”
bisa
juga
menghiraukan pesan tersebut dan lanjut dengan perilaku merokok mereka. Faktor- faktor lain yang
sangat
berpengaruh dalam membuat siswa mulai
DAFTAR PUSTAKA Friska S. Daju, Jootje M.L Umboh, Joy A.M Rattu. 2013. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap tentang Bahaya Merokok dengan Tindakan Pencegahannya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Yapim Manado. Jurnal, FKM.Univ.SamRatulangi.
merokok yang ditemukan dalam penelitian 11
Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No. 1 Juli 2016
Sari, et.al., Hubungan Pesan Iklan “Merokok...
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. [Internet] [http://www.litbang.depkes.go.id/sites/d ownload/materi_pertemuan/launch_risk esdes/] Diakses pada tanggal 13 Oktober 2014].
Lindawati. (2012). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Siswa-Siswi SMP di Daerah Jakarta Selatan Tahun 2011. Jurnal, Poltekkes Kemenkes Jakarta Jurusan Keperawatan.
World Health Organization (WHO). 2009. [internet] [http:// http://www.searo.who.int/entity/nonco mmunicable_diseases/data/ diakses tanggal 23 Oktober 2014]
Gusti. 2013. Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Rokok yang Dihisap perhari pada Remaja Pria di SMA Negeri 1 Bungku Selatan Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali di Sulawesi Tengah Tahun 2013. Jurnal, UNHAS.
Irdan. 2008. Studi Perilaku Merokok Remaja di SMP Amanna Gappa. FKM.Univ.Hassanudin Makassar. Rahman, Ananda US. 2012. Pengaruh Iklan Media Luar Ruang terhadap Perilaku Merokok Siswa di SMA Negeri 2 Medan. Skripsi, USU. Jayanti, Dwi Indah Permata. 2014. Sikap Remaja Surabaya terhadap Pesan Bahaya Merokok di Media Televisi (Studi Deskriptif Kuantitatif Sikap Remaja Terhadap Pesan Peringatan Kesehatan Bahaya Merokok “Merokok Membunuhmu” dalam Iklan Rokok). Skripsi, UPN Jawa Timur.
Mu’tadin, Z. 2002. Kemadirian sebagai kebutuhan psikologis pada remaja. [internet] [http://www.epsikologi.com/remaja.050602.htm/ diakses 26 Desember 2014]. Muntaha, Sidhotul. 2011. Dinamika Perilaku Merokok Pada Remaja Ditinjau Dari Pengaruh Teman Sebaya Dan Terpaan Iklan Rokok. Skripsi. UMS.
Ginting, Tarianna. 2011. Pengaruh Iklan rokok di Televisi terhadap perilaku merokok Siswa SMP di SMP Swasta Dharma Bakti Medan. [tesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara. Nasir, Abdul et al. 2011. Komunikasi dalam keperawatan teori dan aplikasi. Jakarta: Salemba Medika. Kompas. 2014. Remaja Merokok karena Terpengaruh Iklan. [internet] [http://health.kompas.com/read/2014/10 /11/121000623/Remaja.Merokok.karen a.Terpengaruh.Iklan/ diakses 12 Oktober 2014].
12