Hubungan Persepsi Siswa tentang Koperasi Sekolah dengan Minat Berkoperasi Kelas X Di SMA Alfalah Jambi Vera Apriani1) 1)
Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Jambi, Jln. Jambi-Ma.Bulian Km. 15 Mendalo Darat Jambi, Email:
[email protected] ABSTRAK
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui persepsi siswa tentang koperasi sekolah dan hubungannya dengan minat berkoperasi kelas X SMA Alfalah Jambi. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Korelasional. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Alfalah Jambi sebanyak 39 orang. Data diperoleh dengan cara menyebarkan angket. Angket yang digunakan angket persepsi siswa tentang koperasi dan minat berkoperasi. Setelah itu dianalisis dengan rumus korelasi parsial product moment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa memiliki persepsi yang baik tentang koperasi, serta memiliki minat berkoperasi yang tinggi. Penelitian ini juga menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang koperasi dengan minat berkoperasi, yaitu sebesar 0,952. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara persepsi siswa dan minat berkoperasi, semakin baik persepsi siswa tentang koperasi sekolah, maka semakin tinggi minat untuk berkopersi. Kata kunci: Persepsi Siswa tentang Koperasi, Minat Berkoperasi
PENDAHULUAN Berlandaskan UUD pasal 33 ayat 1,
jawab dan kemandirian siswa. Koperasi
mengandung
cita-cita
untuk
didirikan berdasarkan surat keputusan
mengembangkan
perekonomian
yang
bersama antara Departemen Transmigrasi
berasaskan
kekeluargaan.
Dalam
dan
Koperasi
dengan
Departemen
Amandemen UU nomor 17 tahun 2012
Pedidikan dan Kebudayaan tanggal 6 Juli
berisi tentang pedoman bagi pemerintah
1972 Nomor 275/SKPTS/Mentranskop dan
dan
Nomor
masyarakat
mengenai
cara-cara
0102/U/1983.
menjalankan koperasi, termasuk koperasi
diterangkan
lebih lanjut
sekolah.
sangat
Keputusan
Menteri
untuk
Transmigrasi
membantu
Koperasi bagi
sekolah para
siswa
dan
Kemudian dalam
Tenaga Koperasi Menurut
surat Kerja Nomor
mengembangkan potensinya dalam bidang
633/SKPTS/Men/1974.
surat
ekonomi dan sebagai latihan bertanggung
keputusan tersebut, yang dimaksud dengan
koperasi sekolah adalah koperasi yang
koperasi sekolah dasar, koperasi sekolah
didirikan di sekolah-sekolah SD, SMP,
menengah pertama, dan seterusnya.
SMA, Madrasah, dan Pesantren.
Koperasi
Koperasi
adalah
badan
usaha
yang
sosial
hukum
koperasi
kegiatannya
dengan
melandaskan
berdasar prinsip
bertujuan
memperbaiki kehidupan
beranggotakan orang seorang atau badan koperasi
didirikan
anggotanya, konsumsi
untuk
ekonomi dan
misalnya
melalui
mereka
dapat
koperasi
meningkatkan penghasilan dan taraf hidup
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
mereka, karena mereka akan memperoleh
yang berdasarkan atas asas kekeluargaan
harga barang-barang yang murah sekaligus
(UU nomor 25 tahun 1992, pasal 1).
dapat bersosialisasi dengan anggota lain
Sedangkan
melalui
sekolah
merupakan
atau
organisasi
koperasi.
Dengan
lembaga untuk belajar dan mengajar serta
melalui sosialisasi mereka dapat saling
tempat menerima dan memberi pelajaran.
berbagi
Keberadaan koperasi sekolah merupakan
ekonomi yang mereka hadapi. Begitu pula
wahana
melalui
koperasi sekolah yang beranggotakan guru,
koperasi sekolah siswa akan mengetahui,
pegawai sekolah dan siswa, mereka dapat
memahami
memenuhi kebutuhan ekonominya melalui
belajar
bagi
siswa,
dan
mengimplementasikan
kemudian
memecahkan
masalah
dalam
koperasi yang mereka usahakan secara
kehidupan di masyarakat. Jadi, koperasi
bersama, dikelola secara bersama, dikelola
sekolah adalah koperasi yang didirikan di
dan diawasi bersama untuk kesejahteraan
lingkungan
bersama.
sekolah
koperasi
untuk
yang
anggota-
anggotanya terdiri atas siswa sekolah
Koperasi pada hakekatnya merupakan
dengan bimbingan guru. Koperasi sekolah
soko
dapat didirikan pada berbagai tingkatan
Namun seiring dengan globalisasi dan
sesuai
terjadinya
jenjang
pendidikan,
misalnya
guru
perekonomian
perubahan
yang
negeri
ini.
mendasar
dalam sistem perekonomian dunia, telah
disiplin harus menjadi landasan yang
menempatkan koperasi sebagai model
kokoh
ekonomi yang lemah. Diakui atau tidak,
pengembangan koperasi sekolah. Tanpa
koperasi
model
dua hal itu, koperasi tidak akan pernah
perekonomian yang terpinggirkan oleh
tumbuh dan berkembang secara maksimal.
derasnya
yang
Siswa yang memperoleh amanat menjadi
semakin mengglobal. Karena itu perlu
pengurus mau tidak mau harus bersikap
kiranya
jujur dan memiliki semangat disiplin yang
telah
menjadi
perekonomian
dunia
dikembangkan
koperasi
di
bagi
setiap
gerak
langkah
lingkungan institusi pendidikan formal,
tinggi.
yaitu sekolah .Pengembangan koperasi
Pada tataran lain, koperasi nampaknya
sekolah
dan
dapat melatih dan mengembangkan jiwa
strategis.Vital karena sekolah merupakan
kewirausahaan di kalangan siswa. Seorang
lembaga social elevator yang diharapkan
wirausahaan
mampu melakukan perubahan mendasar
pribadi yang memiliki sikap mental yang
bagi pengembangan koperasi di masa-
kuat,
masa
perihal
kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya,
koperasi kepada siswa dikorbankan oleh
memiliki ketrampilan berwirausaha, dan
siswa selama belajar, contohnya, uang
memiliki etos kerja yang tinggi dan
jajan siswa, pembelian peralatan sekolah
tangguh
(pulpen, tas, buku tulis, dll).
persaingan.Sikap mental yang demikian ini
Selain itu koperasi dapat membentuk
yang
mental siswa untuk jujur dan disiplin.
kembangkan dalam kehidupan koperasi
Biasanya kepengurusan koperasi sekolah
sekolah.Meskipun dalam skala kecil, baik
dipilih langsung oleh seluruh siswa yang
itu modal dan jenis usaha, siswa sebagai
menjadi
pengelola koperasi harus memiliki jiwa
memiliki
mendatang.
nilai
vital
Khususnya
anggotanya.
Kejujuran
dan
harus
memiliki
memiliki
moral
yang
dalam
sesungguhnya
ciri-ciri
tinggi,
menghadapi
harus
ditumbuh
kewirausahaan yang kuat dan tangguh
koperasi
dalam menghadapi persaingan dengan
mengembangkan keterampilan wirausaha
masyarakat sekitarnya.
seperti pembukuan, pelayanan pelanggan,
Pengembangan koperasi sekolah dapat
dan aktifitas wirausaha lainnya.
memberikan pengalaman bagi siswa untuk
Jika koperasi sekolah telah berkembang
peduli
koperasi.
baik, maka dapat menumbuhkan jiwa
menjadi
menabung hemat di kalangan siswa. Jika
pada
Koperasi sarana
pengembangan
sekolah bagi
melakukan
diharapkan
pelajar
untuk
usaha
belajar
disebuah
sekolah,
sekolah
siswa
telah
dapat
berkembang
kecil-kecilan,
koperasi sekolah yang bagus, maka siswa
kemampuan
tidak perlu lagi membeli perlengkapan
berorganisasi, mendorong kebiasaan untuk
sekolah di toko-toko besar.Jika sifat dan
berinovasi, belajar menyelesaikan masalah,
budaya konsumerisme di kalangan siswa
dan
dalam
bisa dicegah dengan pendirian koperasi,
mendirikan koperasi sekolah, diperlukan
maka harus diberi kesempatan pada siswa
pertimbangan-pertimbangan agar selaras
untuk menyimpan sebagian uang jajannya
dengan
Di
di koperasi. Sebelum ada koperasi, para
lingkungan sekolah, kegiatan wirausaha
siswa harus pergi ke mall atau supermarket
pada anak dilakukan dalam wujud koperasi
hanya karena ingin membeli buku dan
sekolah.
pensil, jika ada koperasi sekolah maka hal
mengembangkan
sebagainya.
apa
Untuk
yang
Koperasi
itu
diharapkan.
sekolah
berfungsi
sebagai sarana pendidikan dalam upaya melatih
kemampuan
ini dapat dihilangkan secara bertahap.
entrepreneurship METODOLOGI PENELITIAN
siswa. Pembentukan koperasi sekolah juga Sesuai dengan permasalahan dan tujuan tak terlepas dari pendidikan serta program yang telah dikemukakan. Maka jenis pemerintah dalam upaya meningkatkan penelitian ini adalah penelitian deskriptif kesadaran berkoperasi sejak dini. Melalui korelasional. Deskriptif yaitu melukiskan
variabel satu demi satu. Tujuan dari
penelitian
metode deskriptif adalah mengumpulkan
terikatnya adalah minat berkoperasi kelas
informasi
X di SMA Alfalah Jambi.
aktual
mengidentifikasi
secara
masalah,
perbandingan
(M.
Fauzi,
Korelasional
yaitu
rinci, membuat
2009:
“penelitian
24). yang
Teknik
ini yang
menjadi
pengambilan
penelitian
ini
variabel
sampel
diambil
dalam dengan
menggunakan probability sampling, yaitu
dilakukan antara dua variable atau lebih”.
teknik
Menurut
232)
proporsional, karena siswa SMA Alfalah
“penelitian
terdiri dari beberapa kelas dan jumlah
korelasional bertujuan untuk menemukan
siswa tiap kelas berbeda. Serta random
ada tidaknya hubungan dan apabila ada,
sampling (teknik acak), teknik ini sangat
berapa eratnya hubungan serta berarti atau
popular
tidak hubungannya itu”. Penelitian korelasi
penggunaanya dalam proses penelitian
juga
hasil
Angket yang digunakan yaitu angket
pengukuran antara dua variable yang
tertutup, artinya daftar pertanyaan yang
berbeda sehingga dapat ditentukan tingkat
diberikan
hubungan antara variable-variabel.
disediakan alternatif jawabannya sehingga
Variabel bebas adalah variabel yang
responden tinggal membubuhkan tanda
mempengaruhi variabel terikat (dependen
silang (×) pada jawaban yang dipilih.
variable). Pada penelitian ini yang menjadi
Untuk memperoleh kesahihan instrumen
variabel bebas adalah persepsi siswa
dari segi isi maupun bahasa, maka
tentang koperasi sekolah.
instrumen
Sugiyono
mengemukakan
bertujuan
Variabel
terikat
(2014:
bahwa,
membandingkan
(dependen
pengambilan
dan
banyak
kepada
ini
sampel
berstrata
dianjurkan
responden
dikonsultasikan
telah
kepada
variable)
pembimbing skripsi yang berkompeten
adalah variabel yang dipengaruhi oleh
untuk memperoleh nilai pertimbangan
variabel bebas (idependen variable). Pada
apakah instrumen sudah dapat digunakan
Uji normalitas bertujuan untuk melihat
atau yang disebut value judgment.
apakah data dari kedua sampel berasal dari
Untuk mengetahui apakah angket yang
populasi berdistribusi normal atau tidak.
digunakan valid atau tidak, maka rᵪᵧ yang
Untuk menguji normalitas ini digunakan
telah diperoleh (rhitung) dikonsultasikan
uji Liliefors.
dengan rtabelproduct moment dengan taraf
Menentukan kriteria pengujian dengan L0
signifikan α 0,05. Apabila rhitung> rtabel
lebih kecil dari Ltabel dikatakan skor hasil
maka angket dikatakan valid dan apabila
belajar berdistribusi normal dan sebaliknya
rhitung< rtabel maka angket dikatakan tidak
skor
valid.
normal.
Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh
Uji homogenitas merupakan suatu uji yang
mana
alat
digunakan untuk menguji varian dua
tersebut dapat dipercaya. Hal ini dapat
sampel tersebut homogen atau tidak.
ditunjukkan
Dalam penelitian ini digunakan rumus uji
hasil
pengukuran,
oleh
dengan
taraf
keajengan
hasil
belajar
tidak
berdistribusi
(konsistensi) skor yang diperoleh oleh para
F Sugiono
subjek penelitian yang diukur alat yang
Untuk
setara pada kondisi yang berbeda. Untuk
pertama,
menentukan reliabilitas angket digunakan
antara variabel X (persepsi siswa tentang
rumus Alpha.
koperasi sekolah) dengan variabel Y
Selanjutnya
koefisien
dikonsultasikan
menjawab yaitu
rumusan
mengetahui
masalah hubungan
(minat berkoperasi) peneliti menggunakan
dengan nilai rtabel pada taraf signifikan α
rumus kolerasi Produch Momen
0,05. Apabila rhitung > rtabel, maka instrumen
Untuk
tersebut dinyatakan reliabel dan dapat
tidaknya koefisien kolerasi parsial dan
digunakan dalam penelitian.
ganda, selain menggunakan table, juga
mengetahui
signifikansi
dapat dihitung dengan uji T
atau
Dengan ketentuan thitung > ttabel maka
angket dengan empat (4) indikator, yaitu:
korelasi antara kedua variabel tersebut
(1) Pengetahuan koperasi. Ini merupakan
signifikan, pada taraf signifikan ɑ = 0,05
hal yang sangat penting dalam awal mula
uji
berkoperasi
sebelum
melangkah
kebebasan(dk),yang besarnya n-2.
berkoperasi
harus
mengetahui
Apabila nilai r = -1 artinya korelasi
koperasi sekolah langkah-langkah untuk
negative sempurna; r = 0 artinya tidak ada
memulai
korelasi dan r = 1 berarti korelasinya
mengetahui asal mula modal awal koperasi
sangat kuat. Karena ketentuan nilai r
sekolah.(2)
(korelasi) tidak lebih dari harga (-1< r < +
Perkembangan koperasi yang mula-mula
1)
hanya terbatas pada pada tiga bidang
dua
pihak
dan
derajat
koperasi
usaha,lama
nya
sekolah
Nilai
dari
kelamaan
serta
berkoperasi.
bertambah
luas
HASIL PENGEMBANGAN sesuai
dengan
keperluan,
sebelum
Penyebaran instrumen penelitian berupa menjalankan koperasi harus memahami angket
diberikan
kepada
39
orang dari fungsi koperasi bagaimana pembagian
responden yang merupakan siswa Kelas X sisa hasil usaha dan mengetahui apa yang Di SMA Alfalah Kota Jambi. Adapun pada harus di lakukan jika terjdi kerugian di bagian ini akan dideskripsikan data yang koperasi tersebut. (3) Cara pandang siswa diperoleh dari
hasil pengukuran
dua dalam
berkoperasi.
Persepsi
siswa
terhadap
koperasi
menandakan
siswa
memiliki
pandangan terhadap
terdapat
pandangan
variabel, yaitu variabel Persepsi Siswa Tentang
Koperasi
(X),
Minat
Siswa koperasi
Berkoperasi (Y). Persepsi siswa tentang koperasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pandangan atau pendapat siswa tentang koperasi sekolah yang diukur melalui
positif
atau pun
negative dari koperasi tersebut. Hal ini lah yang nanti
nya dapat mengukur
siswa dalam keinginan untuk berkoperasi.
(4) Keinginan dan harapan. Harapan
sebanyak 18 orang siswa (46%) mendapat
dengan adanya koperasi pasti selalu ada
nilai 55-72 dengan kategori tinggi dan
pada semua anggota keperasi. Setidak nya
sebanyak 18 orang siswa (46%) mendapat
harapan dengan ada nya koperasi mampu
nilai 37-54 dengan kategori cukup tinggi.
membuat anggota merasa lebih sejahtera
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat
dan merasa terbantu dengan ada nya
bahwa sebagian besar siswa mendapat nilai
koperasi. Komitmen untuk melakukan
dengan kategori tinggi, sehingga dapat
sesuatu memang merupakan kewajiban
diketahui bahwa sebagian besar siswa
untuk segera ditepati dana direalisasikan.
kelas X di SMA Alfalah kota Jambi
Hubungan persepsi siswa tentang koperasi sekolah, dengan minat berkoperasi kelas X
memiliki persepsi tentang koperasi sekolah yang tinggi.
Di SMA Alfalah Kota Jambi, dalam
Dalam rumusan masalah kedua yaitu
penelitian ini terdapat tiga 3 rumusan
bagaimana minat berkoperasi dikelas X
masalah yang akan diteliti yaitu (1)
SMA Alfalah Kota Jambi, berdasarkan
Bagaimana
data diperoleh sebanyak 12 orang siswa
persepsi
koperasi;
(2)
berkoperasi;
siswa
tentang
Bagaimana
minat
(3)
Apakah
(31%)
mendapat
nilai 49-60
dengan
terdapat
kategori sangat tinggi, sebanyak 26 orang
hubungan antara persepsi siswa tentang
siswa (67%) mendapat nilai 37-48 dengan
koperasi dengan minat berkoperasi kelas X
kategori tinggi dan sebanyak 1 orang siswa
SMA Alfalah Jambi.
(2%)
Dalam rumusan masalah pertama yaitu bagaimana koperasi,
persepsi
siswa
berdasarkan
data
tentang diperoleh
sebanyak 3 orang siswa (8%) mendapat nilai 73-90 dengan kategori sangat tinggi,
mendapat
nilai
25-36
dengan
kategori cukup tinggi. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa mendapat nilai dengan kategori tinggi, sehingga dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas X di SMA
Alfalah
kota
Jambi
memiliki
minat
anggota, sehingga terbentuk persepsi yang
berkoperasi yang tinggi.
sama dari setiap orang yang bergabung
Dalam rumusan masalah ketiga yaitu
dalam koperasi. Hal ini sangat penting
apakah terdapat hubungan antara persepsi
sebab kesamaan persepsi adalah muasal
siswa tentang koperasi sekolah dengan
keberpihakan yang berimbas pada minat
minat berkoperasi kelas X Di SMA Alfalah
dan kesadaran untuk mengambil inisiatif
kota Jambi, berdasarkan analisis dengan
dan tanggung jawab ikut membesarkan
menggunakan
usaha dan koperasi (Muhammad arsad
deskriptif
korelasional
diperoleh koefisien korelasi antara X dengan Y bernilai positif yaitu sebesar 0,952. Artinya, semakin baik persepsi siswa tentang koperasi maka semakin tinggi minat untuk berkoperasi. Karena data diambil dari sampel maka perlu dilakukan uji signifikansi agar dapat digeneralisasikan
ke
dalam
populasi
dengan uji t, diperoleh nilai t hitung ≥ t
dalimunte, 2000: 89) Persepsi
adalah
pandangan
seseorang
terhadap sesuatu yang akan membuat respon
bagaimana
dan
dengan
apa
seseorang akan bertindak. Jadi persepsi unsur yang sangat berperan terhadap keikutsertaan siswa. KESIMPULAN Berdasarkan
hasil
perhitungan
dan
tabel (18,92 ≥ 2,03) maka H0 ditolak
pembahasan
pada
penelitian
yang
artinya terdapat hubungan antara persepsi
dilakukan di SMA Alfalah Kota Jambi,
siswa tentang koperasi sekolah dengan minat berkoperasi karena itu Ha dinyatakan diterima. Persepsi dijelaskan
dapat disimpulkan bahwa: Terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang koperasi
sebagaimana
yang
sebelumnya
telah perlu
disosialisasikan dan diedukasikan pada
sekolah dengan minat berkoperasi kelas X di SMA Alafalah Kota Jambi,yaitu sebesar rhitung 0,952. Ini dikarenakan persepsi yang
baik terhadap koperasi yang menimbulkan keinginan
untuk berkoperasi Semakin
tinggi, maka semakin tinggi juga keinginan berkopersi siswa didalam perkoperasian. Dengan demikian
dapat disimpulkan
bahwa semakin baik persepsi siswa tentang koperasi sekolah, maka semakin tinggi minat untuk berkopersi. DAFTAR PUSTAKA Anita,
2008. http://e-conomy-fromeforbia.blogspot.com/2008/04/kope rasi-sekolah.html. diakses pada 30 Maret 2014
Anonim, 2013. Teori Minat. http://cosynook.wordpress.com/201 3/02/14/teori-minat/. diakses pada 07 Maret 2014 Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: PT. Bumi Aksara Baswir, Revrisond. 1997. Koperasi Indonesia. Yogyakarta: BPFEYOGYAKARTA Edelius dan Sudarsono. 1993. Koperasi Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta Fauzi,
Muchamad. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif. Semarang: Walisongo Press
Ridwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian. Jakarta: Alfabeta Shaleh, Abdul Rahman. 2004. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana
Siwijatmo, djarot. 1982. Koperasi di Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Sugiyono 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sukardi. 2003. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara Suswandi, Ima. 1982. Seluk Liku Koperasi Sekolah. Jakarta: Bhratara Karya Aksara Tio, Prasetyo Hadi. 2013.http://tioprasetyohadi.wordpre ss.com/2013/10/10/koperasisekolah-2/. diakses pada 30 Maret 2014 Tri, Rusmi. 1999. Ilmu prilaku M.A.104. Jakarta: PT. FAJAR INTERPRATAMA Widyanti, Ninik dan Sunindhia. 2003. Koperasi dan Perekonomian Indonesia. Jakarta: PT. Bina Adiaksara