HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT
KEMANDIRIAN ANAK TUNAGRAHITA KELAS DASAR DI SLB NEGERI 1 YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh : RIZKA PUSPASARI 080201052
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2012
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK TUNAGRAHITA KELAS DASAR DI SLB N I YOGYAKARTA Rizka Puspasari1, Ibrahim Rahmat2 INTISARI Latar belakang:. Kondisi kecacatan/ ketunaan pada anak tunagrahita mengakibatkan anak mengalami hambatan dalam menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan. Umumnya akan berakibat pada perkembangan proses kemandirian dalam hidupnya. Kemandirian merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia begitu juga dengan anak tunagrahita. Peran orang tua sangatlah penting dalam proses perawatan anak tunagrahita, karena antara orang tua dan anak mempunyai ikatan emosional yang lebih besar dibandingkan dengan yang lain. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran orang tua, tingkat kemandirian anak tunagrahita, dan hubungan peran orang tua dengan tingkat kemandirian anak tunagrahita kelas dasar di SLB N I Yogyakarta. Metode Penelitian: Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari – Maret 2012, dengan desain penelitian deskriptif korelasi dan pendekatan waktu cross sectional. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling sebanyak 35 responden. Teknik analisis data menggunakan analisis korelasi spearman rank. Hasil: Analisa hubungan peran orang tua dengan tingkat kemandirian anak tunagrahita kelas dasar di SLB N I Yogyakarta. Didapatkan hasil korelasi antar variabel yaitu r = 0,118 dengan taraf signifikansi 0,279 (> 0,05). Hal ini menunjukkan Ha ditolak. Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang signifikan antara peran orang tua dengan tingkat kemandirian anak tunagrahita kelas dasar di SLB N I Yogyakarta tahun 2012. Saran: Bagi SLB N I Yogyakarta tetap berkontribusi serta memberikan dorongan berupa pendidikan dengan meningkatkan pelayanan pendidikan serta mempertahankan pembelajaran bina diri yang sudah ada untuk meningkatkan kemandirian anak tunagrahita.
Kata Kunci Kepustakaan Jumlah Halaman
1
: Peran Orang tua, Tingkat Kemandirian, Anak Tunagrahita : 25 Buku (1994-2010), 1 jurnal, 4 website : i-xv, 1- 83 halaman, 12 lampiran
Judul Skripsi Mahasiswa PPN-STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta 1 Dosen PSIK-FK UGM Yogyakarta 1
ASSOCIATION BETWEEN ROLE OF PARENTS AND LEVEL OF SELFRELIANCE OF MENTALLY RETARDED CHILDREN AT SLB N 1 YOGYAKARTA1 Rizka Puspasari2, Ibrahim Rahmat3 ABSTRACT Background:. The condition of being disabled mentally retarded children brings constraints for the children to masker knowledge and skills. The condition will generally affect the development of self-reliance process of their life. Self-reliance is a human need, including the need of the mentally retarded. The role of parents is essential in the process of care of mentally retarded children since parents have closer emotional bond with the children compared to others. Objective: The study aimed to identify role of parents, level of self-reliance of mentally retarded children, and association between parents and level of selfreliance of mentally retarded students of elemntary class at SLB N 1 Yogyakarta. Method: The study was a descriptive correlation with cross sectional design undertaken in February-March 2012. Sampels, taken using simple random sampling technique, consisted of 35 respondents. Data analysis used Spearman Rank correlation. Results: The result of the study showed score of correlation between role of parents and level of self-reliance of mentally retarded children at elementary class of SLB N I Yogyakarta, was r = 0.118 at significance 0.279 (>0.05). This meant that Ha was denied. Conclusion: There was no significant association between role of parents and level of self-reliance of mentally retarded children at elementary class of SLB N I Yogyakarta. Suggestion: For SLB N 1 Yogyakarta contributed consistently and gave support in education which is increasing education services and to defend the learning process of self maintance that have been existed to increase self-reliances of mentally retarded children
Key words Bibliography Pages
1.
: Role of Parents, Self-reliance, mentally retarded children : 25 Books (1994-2010), 1 journal 4 websites : i-xv, 1- 83 pages, 12 attachments
Title of Thesis Student of School of Nursing ‘Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta 3. Lecturer of School of Nursing ‘Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta 2.
kemandirian
PENDAHULUAN Peran
orang
tua
dalam
hidupnnya,
sangatlah
apabila mereka tidak menguasai
penting dalam proses perawatan anak
keterampilan dan kemandirian Bina
tunagrahita, karena orang tua adalah
Diri. Sehingga mereka memerlukan
ayah dan
pendidikan program khusus yang
ibu seorang anak, baik
melalui hubungan biologis maupun
bertujuan
sosial.
kemampuan
Orang tua perlu diberikan
informasi
yang
meningkatkan
mereka
dalam
mengenai
kemandirian untuk aktivitas hidup
keadaan anaknya yang mengalami
sehari-hari baik di sekolah, di rumah,
gangguan. Disamping itu orang tua
maupun di lingkungan masyarakat
harus diberi penjelasan bagaimana
(Suparno, W., 2010).
menangani dengan
jelas
untuk
atau
merawat
tunagrahita
Tunagrahita
merupakan
rumah.
masalah dunia dengan keterlibatan
Karena terdapat perbedaan merawat
yang besar terutama bagi negara
anak normal dengan anak yang
berkembang.
mengalami
kejadian
perbedaan
di
anak
tunagrahita,
terdapat
kemampuan
anak
Diperkirakan angka
retardasi
mental
berat
sekitar 0,3% dari seluruh populasi
sehingga orang tua harus lebih
dan
paham bagaimana merawat anak
intelegasi dibawah 70. Tunagrahita
tunagrahita (Soetjiningsih, 2000).
sulit diketahui karena kadang tidak
Keterbatasan yang diakibatkan
hampir
dikenali
3%
sampai
anak-anak
dari kondisi ketunaan/kecacatan pada
pertengahan
diri
masih taraf ringan.
masing-masing
anak
mempunyai
dimana
usia
retardasinya Insiden pada
berkebutuhan khusus, berakibat pada
masa anak sekolah dengan puncak
hambatan
umur 10-14 tahun.
menguasai keterampilan
perkembangan ilmu serta
untuk
pengetahuan, kemandirian
seperti layaknya anak normal pada umumnya.
Anak
Tunagrahita
mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki
dibandingkan
pada
perempuan (Bertinasari, R., 2010).
tunagrahita
Berdasarkan data dari Dinas
mengalami hambatan dalam bidang
Sosial Provinsi DIY tahun 2010, total
akademik
jumlah
maupun
kemandirian
anak
tunagrahita
di
dikarenakan kondisi kecerdasan yang
Yogyakarta sebanyak 9301 orang
berada di bawah rata-rata anak
yang merupakan jumlah terbesar
normal pada umumnya. Masalah ini
kedua dibandingkan dengan jumlah
berakibat pada perkembangan proses
kecacatn
lainnya
dari
jumlah
penduduk.
Kasus
Tunagrahita
waktu yang digunakan adalah cross
dimasing-masing wilayah provinsi
sectional, yaitu metode pengambilan
DIY,
Kota
data yang dilakukan dalam waktu
(7,35%),
yang sama (Arikunto, S. 2006).
orang
Populasi dalam penelitian ini adalah
(21,15%), Kabupaten Kulonprogo
anak tunagrahita tingkat ringan dan
1632 orang (17,54%), Kabupaten
tingkat sedang yang dididik di SLB
Gunungkidul 2482 orang (26,68),
Negeri I Yogyakarta sebanyak 87
dan Kabupaten Sleman 2535 orang
orang SDLB dan 22 orang SLTPLB.
(27,25%).
Pengambilan sampel dengan cara
sebagai
berikut:
Yogyakarta
684
Kabupaten
Bantul
Prevalensi
orang 1968
tunagrahita
pada
cluster sampling yaitu pengambilan
suatu waktu diperkirakan adalah
berdasarkan
kira-kira 1 persen dari populasi.
populasi (Notoatmodjo, S., 2010).
Insidensi tunagrahita sulit untuk
Dengan
dihitung karena kesulitan mengenali
pengambilan sampel Simple Random
onsetnya.
Pada banyak kasus,
Sampling.
tunagrahita laten selama waktu yang
accidental
panjang
keterbatasan
mengambil kasus atau responden
seseorang diketahui, atau karena
yang kebetulan ada atau tersedia di
adaptasi yang baik, diagnosis resmi
suatu tempat sesuai dengan konteks
tidak dapat dibuat pada saat tertentu
penelitian
dalam
2009).
sebelum
kehidupan
seseorang.
wilayah
atau lokasi
menggunakan Dan
metode
dengan
cara
sampling
(Mubarak.,
yaitu
Wahit,
I.
Sampel penilitian diambil
Insidensi tertinggi adalah pada anak
sebanyak
40%
dari
usia sekolah, dengan puncak usia 10
(Arikunto, S. 2006), sehingga jumlah
sampai 14 tahun. Tuna grahita kira-
sampel yang diteliti sebanyak 26
kira 1,5 kali lebih sering pada laki-
orang SDLB dan 9 orang SLTPLB
laki dibandingkan wanita (Kaplan,
total sampel sebanyak 35 orang.
Sadock. 1997).
Untuk
menentukan
terlebih
perlu
uji
diketahui
populasi
statistik, sebaran
BAHAN DAN CARA
distribusi data apakah berdistribusi
PENELITIAN
normal atau sebaliknya sehingga
Penelitian penelitian
kuantitatif
menggunakan deskriptif
ini desain
korelatif.
merupakan
penentuan
uji
statistik
dapat
dengan
diketahui. Jika data hasil penelitian
penelitian
berdistribusi normal, uji statistik
Pendekatan
yang digunakan adalah uji korelasi
Pearson Product Moment (PPM),
Sumber : Data Primer
sebaliknya jika berdistribusi tidak Dari
normal, uji statistikyang digunakan
tabel
1.
dapat
adalah Spearman rank.
diketahui bahwa pendidikan
HASIL DAN PEMBAHASAN
orang tua yang paling banyak
PENELITIAN
yaitu SLTA sebanyak 19
1.
Karakteristik Responden
orang
a.
untuk pekerjaan orang tua
Karakteristik Orang tua Karakteristik orang tua berdasarkan
pendidikan,
pekerjaan, dan penghasilan dapat
dilihat
pada
SLTP
sebanyak
orang
(17,1%). Berdasarkan pekerjaan
dalam tabel 1. Terdapat 13 orang
(37,1%)
wiraswasta, terdapat
Pendidikan SD SLTP SLTA Perguruan tinggi Jumlah Pekerjaan Ibu rumah tangga Wiraswasta Pegawai swasta TNI BUMN PNS Jumlah Penghasilan (Rp) < 900.000 900.000-1.300.000 1.300.0001.800.000 >1.800.000 Jumlah
6
responden dapat di tunjukkan
Tabel. 1. Karakteristik orang tua berdasarkan pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan di SLB N I Yogyakarta, Februari-Maret 2012. Karakteristik responden
sedangkan
yang paling sedikit yaitu
tabel
berikut ini:
(54,3%),
Frekue nsi (orang)
Present ase (%)
sebagai sedangkan
masing-masing
1
orang (2,9%) sebagai TNI, BUMN, dan PNS.
6 3 19 7 35
17,1% 8,6% 54,3% 20,% 100%
12 13 7 1 1 1 35
34,3% 37,1% 20,0% 2,9% 2,9% 2,9% 100%
19 8 2 6
54,3% 22,9% 5,7% 17,1%
35
100%
Berdasarkan penghasilan
orang
tua
diketahui bahwa penghasilan paling banyak berpenghasilan < 900.000 yaitu sebanyak 19 orang (54,3%) dan untuk penghasilan
1.300.000
–
1.800.000 sebanyak 2 orang (5,7%).
b.
Karakteristik
Anak
tunagrahita Karakteristik tunagrahita
anak
berdasarkan
klasifikasi tunagrahita, jenis
untuk laki-laki sebanyak 16
kelamin, dan umur dapat
orang (45,7%).
dilihat pada tabel berikut:
Berdasarkan umur anak
Tabel. 2. Karakteristik anak tunagrahita berdasarkan klasifikasi tunagrahita, jenis kelamin, dan umur di SLB N I Yogyakarta, FebruariMaret 2012.
tunagrahita
Karakteristik responden
umur 11-15 tahun sebanyak
Frekue nsi (orang)
Presen tase (%)
24 11 35
68,6% 31,4% 100%
19 16 35
54,3% 45,7%
Klasifikasi Tunagrahita Ringan Sedang Jumlah Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
4
–
10
banyak tahun
sebanyak 19 orang (54,3%), sedangkan 16 orang untuk
16 orang (45,7%). 2. Hasil Uji Statistik tentang
Umur Anak 4 – 10 th 19 11 – 15 th 16 Jumlah 35 Sumber : Data Primer Dari diketahui tunagrahita
tabel bahwa
54,3% 45,7% 100%
Orang
tua
Mempunyai
yang Anak
Tunagrahita Kelas Dasar di SLB N I Yogyakarta hasil
penelitian, peran orang tua pada anak tunagrahita kelas dasar di SLB N I Yogyakarta dapat diketahui pada tabel 4.3
2.
dapat
kategori
paling
banyak
tunagrahita
ringan
sebanyak 24 orang (68,6%), sedangkan untuk tunagrahita sedang sebanyak 11 orang (31,4%). Berdasarkan
Peran
Berdasarkan 100%
yaitu
berumur
paling
jenis
kelamin mayoritas berjenis kelamin perempuan sebanyak 19 orang (54,3%), sedangkan
berikut: Tabel 3. Hasil analisis data berdasarkan peran orang tua di SLB N I Yogyakarta, Februari-Maret 2012. Kategori Frekuensi Frekuensi peran orang relatif tua Rendah 7 20,0% Sedang 14 40,0% Baik 14 40,0% Jumlah 35 100% Sumber: Data Primer Berdasarkan Didapatkan
tabel
bahwa
3.
peran
orang tua di SLB N I
pendapa8
Yogyakarta untuk kategori
merupakan
sedang
tingkah laku yang diharapkan
dan
sebanyak
14
(40,0%). peran
baik
yaitu
responden
oleh
Sedangkan untuk
oranng
tua
rendah
tabel
menunjukkan
peran
seperangkat
orang
lain
terhadap
seseorang
terdapat 7 orang (20,0%). Berdasarkan
bahwa
3.
kedudukannya.
Begitu pula
dengan
tunagrahita,
peran
bahwa
sesuai
anak orang
tua
sangat
diperlukan dalam membantu
kategorisasi peran orang tua
aktivitas
terdapat
untuk
Karena orang tualah yang
kategori sedang dan baik.
dekat dengan mereka dan
Hal ini menunjukkan bahwa
mengetahui
orang
begitu
sebenarnya
akan
tunagrahita.
kesamaan
tua
mengerti
sudah
dan
pentingnya
sadar
peran
mereka
terhadap anaknya.
Tetapi
peran yang diberikan berbeda untuk anak tunagrahita dalam kemandirian mereka.
sehari-hari
Mengingat anak
berkebutuhan terutama
khusus pada
anak
tunagrahita dalam pemenuhan kebutuhannya
masih
memerlukan bantuan namun tidak sepenuhnya bergantung pada orang lain terutama pada orang tua yang merupakan orang terdekat. Menurut
Wantah.
M
(2007), hal ini diperkuat oleh
2.
kesehariannya.
keadaan
yang
tentang anak
Hasil Uji Statistik tentang Tingkat Kemandirian Anak Tunagrahita Kelas Dasar di SLB N I Yogyakarta Berdasarkan penelitian,
hasil tingkat
kemandiriaan
anak
tunagrahita kelas dasar di SLB N I Yogyakarta dapat diketahui
pada
tabel
2
berikut: Tabel 4. Hasil analisis data berdasarkan tingkat kemandirian anak tunagrahita di SLB N I Yogyakarta, Februari-Maret 2012. Kategori Frekuensi tingkat kemandirian
Frekuensi relatif
Rendah 8 Sedang 14 Tinggi 13 Jumlah 35 Sumber: Data Primer
tunagrahita
tabel
bahwa
yang
tingkat
sebanyak
14
(40,0%),
dan
pemantauan
cukup
dari
Sedangkan pendapat
yaitu
orang
menurut
Mohammad,
(2008)
responden
sedangkan
memerlukan
terdekat terutama orang tua.
di SLB N I Yogyakarta untuk sedang
sangat
bantuan
4.
kemandirian anak tunagrahita
kategori
dalam
kemandirian mengurus diri masih
Berdasarkan Didapatkan
sesuai. Meskipun untuk anak
22,9% 40,0% 37,1% 100%
A.,
mengemukakan
kemandirian merupakan salah
untuk
tingkat kemandirian rendah
satu
terdapat 8 orang (22,9%) dan
manusia yang sangat penting,
untuk
kemandirian
begitu pula bagi anak-anak
tinggi sebanyak 13 orang
berkebutuhan khusus tidak
(37,1%).
terkecuali
tingkat
Berdasarkan
bagi
4.
tunagrahita.
bahwa
tunagrahita
tingkat
tidak
tabel
menunjukkan
kebutuhan
hidup
anak-anak Anak-anak
bukan
berarti
akan
mengalami
kemandirian sebagian besar
perkembangan
kemampuan
pada kategori sedang. Hal ini
serta
menunjukkan
bahwa
dengan mendapat pendidikan,
kemandirian anak tunagrahita
bimbingan, pengarahan serta
semuanya
latihan yang insentif, diyakini
kategorisasi
untuk
tidak
selalu
keterampilannya,
bergantung pada orang lain
akan
dapat
meningkatkan
terutama pada orang tua.
kemampuan
Dengan demikian pendapat
keterampilannya.
serta
Mohammad, A. (2008) yang mengemukakan kemandirian merupakan
kemampuan
mengurus
diri
atau
memelihara
diri
sendiri
3.
Hasil
Uji
Statistik
Hubungan Peran Orang tua dengan Kemandirian
Tingkat Anak
Tunagrahita Kelas Dasar di
responden
SLB N I Yogyakarta
tingkat kemandirian dalam
Berdasarkan
hasil
(40%)
dengan
kategori sedang. Sedangkan
penelitian, peran orang tua
paling
dengan tingkat kemandirian
untuk peran orang tua dalam
anak tunagrahita kelas dasar
kategori rendah sebanyak 7
di SLB N I Yogyakarta dapat
responden (20,0%) dengan
diketahui pada gambar 1.
tingkat kemandirian dalam
Berdasarkan hasil
sedikit
responden
kategori rendah.
penelitian dengan analisis
Untuk menguji korelasi
Spearman rank dapat
antara peran orang tua dengan
digambarkan pada gambar 1
tingkat
berikut:
menggunakan sperman
Peran orang tua Rendah Sedang Baik Tingkat Rendah Keman dirian
Count
Sedang
Count
2
% of Total
3
Count
3
6
peran
14
6
8
14
rank.
Hasil koefisien
orang
tingkat
sebesar
35
tua
kelas
0,279.
dasar nilai
adalah 0,188 (p>0,05). Hasil analisa untuk menunjukkan
Gambar 1 Hasil analisis data berdasarkan peran orang tua dan tingkat kemandirian anak tunagrahita kelas dasar di SLB N I Yogyakarta, Februari – Maret 2012.
hubungan
tersebut
diketahui
paling
tinggi
responden
memiliki
peran
Berikut ini:
Tingkat Kemandirian Spearm an's rho
Tingkat Keman dirian
orang tua dalam kategori baik sebanyak
14
dapat
digambarkan pada gambar 2.
Berdasarkan gambar 4.5
sedang
Dan
anak
signifikan (p) yang diperoleh
37,1 22,9% 40.0% 100.0% %
Sumber: Data Primer
dan
dengan
kemandirian
tunagrahita
14
13
korelasi
korelasi sperman rank antara
17,1 40,0% %
5
uji
perhitungan
7
17,1 8,6% 14,3% 40,0% %
Count % of Total
1
5
8,6% 14,3%
% of Total Total
Total
5,7% 11,4% 2,9% 20.0%
% of Total Tinggi
4
kemandirian
Peran Orangt ua
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient
Peran Orangtua
1.000
.188
.
.279
35
35
.188
1.000
Sig. (2tailed) N
.279
.
35
35
kebudayaan, kehidupan
usia, di
sistem
masyarakat.
Gambar 2 Hasil analisis sperman rank berdasarkan hubungan antara peran orang tua dengan tingkat kemandirian anak tuangrahita kelas dasar di SLB N I Yogyakarta, Februari – Maret 2012. Peran orang tua tidak
Gen menjadi salah satu faktor
mempunyai hubungan yang
bagaimana cara orang tua
signifikan
mendidik
dengan
tingkat
kemandirian anak tunagrahita kelas dasar, artinya seperti
kemandirian
pada
anak
tunagrahita karena sifat yang dipunyai oleh orang tua akan menurun kepada anaknya dan
pun
sangat
lain
faktor
berpengaruh. Disisi
apa peran orang tua yang
pendidikan sebenarnya sangat
diperoleh
mempengaruhi
tidak
mempengaruhi
akan tingkat
tingkat
kemandirian
anak
kemandirian anak tunagrahita
tunagrahita, karena anak lebih
kelas dasar di SLB N I
banyak
Yogyakarta. Anak tunagrahita
waktunya
yang memiliki peran orang
guru di sekolah. Guru yang
tua yang baik dan sedang
selalu
belum tentu memiliki tingkat
mengajarkan anak di sekolah
kemandirian
terkadang
yang
tinggi,
bersama dengan
membimbing
nasehat
dan
dan
perintah yang disampaikan
begitu pula sebaliknya. Hal ini sesuai dengan pendapat10
menghabiskan
lebih ditakuti dan dipatuhi
peran
anak daripada nasehat dan
orang tua bukan satu-satunya
perintah orang tuanya sendiri.
faktor yang mempengaruhi
Faktor yang disebabkan oleh
tingkat
kebudayaan
bahwa
kemandirian
anak
juga
dapat
tunagrahita karena terdapat
mempengaruhi
banyak
yang
karena adanya pemahaman
mempengaruhi. Faktor-faktor
tentang nilai dan norma yang
tersebut
berlaku dalam keluarga pun
faktor
lain
diantaranya:
gen,
sistem pendidikan di sekolah,
berbeda-beda.
kemandirian
Faktor usia
juga
berpengaruh
karena
tunagrahita
dalam
meningkatkan
semakin besar usia yang ada
pelayanan pendidikan baik fasilitas
akan
pula
ataupun pembelajaran yang sudah
Untuk
ada. Sedangkan untuk orang tua
di
sendiri agar tetap mmemfasilitasi
sebagai
kebutuhan anak dan memberikan
dikarenakan
kesempatan pada anak tunagrahita
keadaan yang selalu kurang
meskipun selalu dalam pengawasan.
menghargai manifestasi anak
Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya
dalam
produktif
melakukan peneitian serupa yang
menjadi salah satu faktor
lebih mendalam serta menggunakan
yang
menghambat
metode yang berbeda .
perkembangan
anak
semakin
baik
kemandiriannya. sistem
kehidupan
masyarakat faktor
juga
lain
kegiatan
serta
kemandirian anak.
UCAPAN TERIMA KASIH 1. Warsiti,
S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat.,
selaku Ketua Stikes ‘Aisyiyah
KESIMPULAN DAN SARAN
Yogyakarta Berdasarkan
hasil
analisis
data dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa peran orang tua sebagian
besar
dalam
kategori
sedang dan baik sama besarnya. Sedangkan
untuk
tingkat
kemandirianya sebagian besar dalam kategori sedang. Dengan begitu tidak ada hubungan antara peran orang tua dengan tingkat kemandirian anak tunagrahita kelas dasar di SLB N I Yogyakarta. Sehingga
dapat
memberikan
yang motivasi
telah dan
memberikan
izin
dalam
pemenuhan
prosedur
dalam
penelitian. 2. Ery Khusnal, MNS., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes ‘Aisyiyah
Yogyakarta
yang telah memberikan motivasi dan
memberikan
izin
dalam
pemenuhan prosedur penelitian. 2. Tri Prabowo, S.Kp.,M.Sc., selaku penguji yang telah memberikan
disarankan
bagi
pihak SLB sendiri untuk selalu berkontribusi dan selalu terbuka, terutama kepada orang tua dan anak
masukan, kritik dan saran yang sangat
berharga
kesempurnaan skripsi ini.
dalam
3. Kepala Sekolah SLB Negeri I Yogyakarta
yang
telah
memberikan
izin
untuk
Kaplan,
Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, Edisi ke VII, Bina Aksara, Jakarta.
Arikunto,
S. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu pendekatan praktik, Edisi revisi IV, Rineka Cipta: Jakarta.
melakukan penelitian di SLB Negeri I Yogyakarta. 4. Guru-guru SLB N I Yogyakarta yang
telah
membantu
dalam
penelitian sampai selesai. 5. Orang tua dan adik-adikku di SLB N I Yogyakarta yang telah mau membantu
menjadi
responden
dalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Soetjiningsih, 2000. Tumbuh Kembang Anak. EGC: Jakarta. Suparno, W., 2010. Pelatihan Kompetensi Program Khusus Guru Sekolah Luar Biasa : Modul Bagi Siswa Tuna Grahita SD Integratif/Inklusi Pendidikan Program Khusus, Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga: Yogyakarta. Bertinasari, R., 2010. Hubungan Faktor Pengetahuan dan Psikologis dengan Kemampuan Merawat Anak Retardasi Mental pada Orangtua Penderita Retardasi Mental Di SLB Negeri 3 Yogyakarta. Skripsi. Ilmu Keperawatan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta. Tidak Dipublikasikan.
Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, Rineka Cipta: Jakarta. Mubarak., Wahit, I. 2009. Ilmu Keperwatan Komunitas Konsep dan Aplikasi, Buku 2, Salemba Medika: Jakarta. Wantah, M., 2007. Pengembangan Kemandirian Anak TunaGrahita Mampu Latih, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan: Jakarta. Mohammad, A., 2008. Hubungan peran orang tua dengan tingkat kemandirian anak retardasi mental usia 10-14 tahun di Sdlb prof. Dr. Sri soedewi masjchun sofwan, (http://dyanmalida.blogspot.c om/2011/05/hubungan-peranorang-tua-dengantingkat.html diakses tanggal 19 Oktober 2011).