HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN TINDAKAN PERAWATAN PADA PASIEN PENDERITA KANKER LEHER RAHIM DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN TAHUN 2012
SKRIPSI
Oleh:
MAUNNAH SARI NASUTION NIM: 10.01.105
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUTIARA INDONESIA MEDAN 2012
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN TINDAKAN PERAWATAN PADA PASIEN PENDERITA KANKER LEHER RAHIM DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN TAHUN 2012
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 di Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Mutiara Indonesia
Oleh : MAUNNAH SARI NASUTION 10.01.105
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUTIARA INDONESIA MEDAN 2012
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN TINDAKAN PERAWATAN PADA PASIEN PENDERITA KANKER LEHER RAHIM DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN TAHUN 2012
Telah Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 04 Agustus 2012 Tim Penguji
Tanda Tangan Ketua Penguji: Taruli Rohana Sinaga, SP, M.KM
(
)
Anggota
(
)
Mido Ester Sitorus, SKM
(
)
Efendi Sianturi, SKM, M.Kes
(
)
: Seri Asnawati Munthe, SKM, M.Kes
Diketahui Program Studi IKM STIKes Mutiara Indonesia Ketua
(Taruli Rohana Sinaga, SP, M.KM)
PERNYATAAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN TINDAKAN PERAWATAN PADA PASIEN PENDERITA KANKER LEHER RAHIM DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN TAHUN 2012
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dan dicantumkan dalam naskah ini serta disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, 04 Agustus 2012
Maunnah Sari Nasution
ABSTRAK
Kanker leher rahim merupakan kanker yang terjadi pada leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina, Kanker leher rahim biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan tindakan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim di rumah sakit haji medan tahun 2012“. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap bidan dengan tindakan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim di rumah sakit haji medan tahun 2012. Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bidan yang ada di rumah sakit Haji Medan berjumlah sebanyak 33 Orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini mengunakan tehnik total sampling dimana seluruh populasi dijadikan sampel. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan pengetahuan bidan dengan tindakan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim, dimana nilai p value = 0,013. Ada hubungan sikap bidan dengan tindakan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim, diaman nilai p value = 0,018. Di harapkan kepada pihak Rumah Sakit agar di beri pelatihan kepada bidan terkait dengan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan bidan dalam memberikan pelayanan terhadap pasien yang berkunjung. Kepada pasien penderita kanker leher rahim juga diharapkan agar dapat mengikuti setiap penyuluhan yang diberikan oleh pihak rumah sakit serta aktif berkonsultasi dengan dokter setiap kali berkunjung di tempat pelayanan kesehatan.
Kata Kunci : Pengetahuan Dan Sikap Bidan, Tindakan Perawatan Pada Pasien Kanker Leher Rahim.
i
ABSTRACT
Gracious neck cancer represent cancer that happened at gracious neck, an area at organ reproduce woman representing entrance up at womb, its situation among womb cave and uterus, gracious neck cancer usually attack woman have age to 35-55 year. this Formula research internal issue is how Relation Knowledge And Attitude Midwife With treatment action at ill gracious neck cancer patient patient at haji hhospital 2012. This research is to know knowledge relation and midwife attitude with treatment action at ill gracious neck cancer patient patient at haji hospital 2012. This Research type use analytic method with desain research of sectional cross. Population in this research is entire all Midwife exist in Haji hospital amount to counted 33 People. Intake of Sampel in this research of technics using totalize sampling where entire/all population made by sampel. Conclusion in this research is there is relation knowledge of midwife with treatment action at gracious neck cancer patient patient, where p value = 0,013. There is midwife attitude relation with treatment action at gracious neck cancer patient patient, peaceful of p value = 0,018. In expecting to Hospital party so that to be in giving training to midwife related to treatment at gracious neck cancer patient patient to increase and understanding knowledge of midwife in giving service to patient paying a visit. To gracious neck cancer patient patient is also expected so that to be can follow each every given counselling by active to hospita party and also take counsel with doctor each time pay a visit in place health service.
Keyword : Knowledge And Attitude Midwife, Action Treatment At Gracious Patient Cancer Neck.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan Dengan Tindakan Perawatan Pada Pasien Penderita Kanker Leher Rahim Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012”. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, namun demikian penyelesaian skripsi ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan kerja sama, baik berupa bimbingan dan arahan dari berbagai pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan hati dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Drs. W. Purba selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan. 2. DR. Dra. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes selaku Ketua STIKes Mutiara Indonesia Medan. 3. Taruli Rohana Sinaga, SP, M.KM selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Mutiara Indonesia Medan sekaligus dosen pembimbing I yang banyak memberikan masukan dalam untuk kesempurnaan skripsi ini. 4. Seri Asnawati Munthe, SKM, M.Kes selaku penguji I dan Mido Ester Sitorus, SKM selaku penguji II yang telah banyak memberikan masukan dan saran dalam kelengkapan skripsi ini.
iii
5. Efendi Sianturi SKM, M. Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. 6. Teristimewa peneliti ucapkan kepada kedua orangtua, ayahanda Alm. Maddawi Nasution dan ibunda Almh. Nur Sama’i dan saudara-saudara kandung yang tidak pernah berhenti mendukung dan mendoakan sehingga menginspirasi perjalanan hidup yang mampu melahirkan goresan indah di setiap langkah. 7. Seluruh rekan mahasiswi terima kasih untuk jalinan persahabatan dan kerja sama serta kebersamaan yang indah selama menjalani pendidikan. Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah banyak membantu, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca juga masyarakat terutama dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Medan, 04 Agustus 2012
Maunnah Sari Nasution
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI Nama
: Maunnah Sari Nasution
Tempat Tanggal Lahir
: Aek Garingging, 08 September 1987
Jenis Kelamin
: Perempuan
Suku / Bangsa
: Mandailing / Indonesia
Alamat
: Aek Garingging Kec. Lingga Bayu Kab. Mandailing Natal
Anak Ke-
: 9 dari 9 bersaudara
II. DATA ORANG TUA Nama Ayah
: Alm. Maddawi Nasution
Pekerjaan
: Petani
Nama Ibu
: Almh. Nur Sama’i
Pekerjaan
: IRT
III. PENDIDIKAN Tahun 1994 – 2000
: SD Negeri 142683 Simpang Gambir
Tahun 2001 – 2003
: MTSN Simpang Gambir
Tahun 2004 – 2006
: MAN Simpang Gambir
Tahun 2008 – 2010
: Program Studi D-III Kebidanan ARMINA CENTRE PANYABUNGAN
Tahun 2010 – 2012
: Menyelesaikan Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat STIKes Mutiara Indonesia
v
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK ..................................................................................................... ABSTRACT .................................................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................... DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................. DAFTAR TABEL ......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1.2 Perumusan Masalah ................................................................. 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 1.3.1 Tujuan Umum ................................................................. 1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................ 1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan ............................................................................ 2.1.1 Pengertian ...................................................................... 2.1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan .......... 2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan ..................................... 2.2 Sikap ........................................................................................ 2.3 Tindakan ................................................................................. 2.4 Bidan ....................................................................................... 2.4.1 Definisi Bidan ................................................................ 2.4.2 Standart Pelayanan Kebidanan ...................................... 2.4.3 Manfaat Penerapan Standart Pelayanan Kebidanan ...... 2.5 Kanker Leher Rahim ............................................................... 2.5.1 Definisi Kanker Leher Rahim ........................................ 2.5.2 Penyebab Kanker Leher Rahim ..................................... 2.5.3 Penyebaran Kanker Leher Rahim .................................. 2.5.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kanker Leher Rahim ...................................................... 2.5.5 Gejala Klinis Kanker Leher Rahim ............................... 2.5.6 Klasifikasi Kanker Leher Rahim ...................................
vi
i ii iii v vi ix x
1 3 4 4 4 5
6 6 7 8 10 11 13 13 13 14 15 15 15 15 16 19 19
2.5.7 Diagnosis Kanker Leher Rahim ..................................... 2.5.8 Pencegahan Kanker Leher Rahim .................................. 2.5.9 Pengobatan Kanker Leher Rahim .................................. 2.6 Kerangka Konsep ....................................................................... 2.7 Hipotesa Penelitian ....................................................................
20 21 22 24 24
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian........................................................................... 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 3.2.1 Lokasi Penelitian ............................................................. 3.2.2 Waktu Penelitian .............................................................. 3.3 Populasi dan Sampel .................................................................. 3.3.1 Populasi ........................................................................... 3.3.2 Sampel ............................................................................. 3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 3.5 Definisi Operasional .................................................................. 3.6 Aspek Pengukuran ..................................................................... 3.7 Pengolahan Data ........................................................................ 3.8 Analisa Data ...............................................................................
25 25 25 25 25 25 25 26 26 27 29 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ......................................................................... 4.1.1 Karakteristik Responden................................................... 4.2 Analisa Univariat ...................................................................... 4.2.1 Pengetahuan ..................................................................... 4.2.2 Sikap ................................................................................ 4.2.3 Tindakan .......................................................................... 4.3 Analisa Bivariat ......................................................................... 4.3.1 Hubungan Pengetahuan Bidan Dengan Tindakan Perawatan Pada Pasien Penderita Kanker Leher Rahim ....................................................... 4.3.2 Hubungan Sikap Bidan Dengan Tindakan Perawatan Pada Pasien Penderita Kanker Leher Rahim ....................................................... 4.4 Pembahasan ............................................................................... 4.4.1 Hubungan Pengetahuan Bidan Dengan Tindakan Perawatan Pada Pasien Penderita Kanker Leher Rahim ....................................................... 4.4.2 Hubungan Sikap Bidan Dengan Tindakan Perawatan Pada Pasien Penderita Kanker Leher Rahim ......................................................
vii
31 31 32 32 32 33 33
33
34 35
35
37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ............................................................................... 5.2 Saran .......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
39 39
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur dan Lama Kerja Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012 ...................................
31
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012 ...................................
32
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012 ...................................
32
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012 ...................................
33
Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan Bidan Dengan Tindakan Perawatan Pada Pasien Penderita Kanker Leher Rahim Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012 ...................................
33
Distribusi Frekuensi Hubungan Sikap Bidan Dengan Tindakan Perawatan Pada Pasien Penderita Kanker Leher Rahim Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012 ...................................
34
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 2
: Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lampiran 3
: Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4
: Kuesioner Penelitian
Lampiran 5
: Master Data dan Pengolahan Data SPSS
Lampiran 6
: Lembar Konsul
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang tidak menular.Penyakit ini timbul akibat
kondisi tubuh yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat menyerang berbagai jaringan di dalam organ tubuh, termasuk organ reproduksi wanita yang terdiri dari payudara, rahim, indung telur, dan vagina .Angka kejadian dan angka kematian akibat kanker leher rahim di dunia mempunyai urutan kedua setelah kanker payudara. Sementara itu di negara berkembang masih menempati urutan teratas sebagai penyebab kematian akibat kenker di usia reproduksi (Rasjidi, 2007). Kanker leher rahim merupakan salah satu penyakit yang menimbulkan dampak psikososial yang luas, terutama bagi pasien dan keluarganya. Menurut Rachmadahniar (2008), pada tahun 2000 sekitar 80% penyakit kanker leher rahim ada di negara berkembang, yaitu di Afrika sekitar 69.000 kasus, di Amerika Latin sekitar 77.000 kasus, dan di Asia sekitar 235.000 kasus. Penelitian oleh Vavuhala (Rachmadahniar, 2008) pada tahun 2004 menunjukkan setiap tahunnya di dunia terdapat sekitar 500.000 kasus baru kanker leher rahim dengan tingkat kematian sekitar 200.000 kasus. Menurut data Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) setiap tahun jumlah penderita kanker di dunia bertambah 6,25 juta orang atau setiap 11 menit ada satu
1
2
penduduk yang meninggal dunia karena kanker dan setiap 3 menit ada satu penderita kanker baru. Dalam 10 tahun mendatang diperkirakan 9 juta akan meninggal setiap tahun akibat kanker, 2/3 dari penderita kanker tersebut berada di negara-negara yang sedang bekembang termasuk Indonesia (Ratna, 2008). Menurut
Rono (2007) di Amerika Selatan dan beberapa Negara Asia
ditemukan kejadian kanker leher rahim sebanyak 40/100.000 penduduk, sedangkan diwilayah Australia Barat tercatat setiap tahunnya sebanyak 85 orang wanita di diagnose positif menderita kanker leher rahim. Di Indonesia di perkirakan terdapat 200 ribu kasus baru pertahunnya. Insidens rate penderita kanker di Indonesia berjumlah 100 orang per 100.000 (Ratna, 2008). Data Departemen Kesehatan di Indonesia saat ini ada sekitar 200.000 kasus kanker leher rahim setiap tahunnya, atau 100 kasus per 100.000.wanita, 70% kasus yang datang ke rumah sakit ditemukan dalam stadium lanjut (Mustari, 2009). Data RS dr. Pringadi Medan tahun 2002 menunjukkan bahwa kanker leher rahim menempati peringkat teratas dari seluruh kanker pada wanita. Pada tahun 2003 terdapat 57 kasus, tahun 2004 sebanyak 66 kasus, tahun 2005 sebanyak 85 kasus, tahun 2006 sebanyak 62 kasus, tahun 2007 sebanyak 92 kasus, tahun 2008 sebanyak 72 kasus, dan tahun 2009 sebanyak 98 kasus. Beberapa faktor yang diduga meningkatkan kejadian kanker leher rahim yaitu usia, status sosial ekonomi,pasangan seks yang berganti-ganti, paritas, kurang menjaga kebersihan genital, merokok, riwayat penyakit kelamin, trauma kronis pada
3
leher rahim, serta penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka lama yaitu lebih dari 4 tahun (Diananda, 2007). Menurut Bustan (2008), kanker bisa disembuhkan jika dideteksi dan di tanggulangi sejak dini, namun dikarenakan minimnya gejala yang ditimbulkan oleh kanker leher rahim, penanganan terhadap penyakit ini sering terlambat yang menyebabkan kematian. Penting bagi seorang bidan untuk memiliki kepercayaan diri dalam keterampilan kebidanannya mengenai observasi dan intervensi minimal dengan maksud mengkaji kesehatan dan kemajuan maternal agar bidan dapat mempercayai dan bertanggung jawab terhadap tindakan mereka sendiri (Vicky Chapman,2010) Dalam penelitian Suaidah (2010), didapatkan bahwa tingkat pengetahuan bidan dan perawat terhadap bahaya kanker leher rahim yang baik adalah 18 orang (54,5%) dan yang sedang adalah 15 orang (45,5%) dari 11 bidan dan 22 perawat yang menjadi responden. Sedangkan responden yang memiliki sikap yang baik adalah 28 orang (84,8%) dan yang memiliki sikap sedang adalah 5 orang (15,2%), serta responden yang memiliki tindakan baik ada 26 orang (70 %) dan responden yang memilikitindakan buruk ada sebanyak 4 orang (30 %). Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan, sikap serta tindakan bidan dan perawat adalah cukup baik. Untuk itu kepada para pembuat kebijakan kesehatan agar lebih memperhatikan upaya tindakan pencegahan kanker leher rahim secara dini. Sedangkan kepada bidan dan perawat untuk memperluas wawasan tentang kanker leher rahim, dengan cara lebih banyak mencari informasi
4
tentang kanker leher rahim agar meningkatkan kinerjanya dalam program pencegahan kanker leher rahim. Data dari Rumah Sakit Haji Medan pada tahun 2010 terdapat 27 kasus kanker leher rahim dan pada tahun 2011 terdapat 32 kasus kanker leher rahim. Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap bidan dengan tindakan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012. 1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimanakah “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dengan tindakan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim di rumah sakit haji medan tahun 2012“ 1.3.
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap bidan dengan tindakan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan bidan dengan tindakan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012. 2. Untuk mengetahui hubungan sikap bidan dengan tindakan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012.
5
1.4.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi pasien penderita kanker leher rahim Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pasien sehingga mereka mengerti tentang penyakit yang di alami nya. 2. Bagi bidan Hasil penelitian ini di harapkan menjadi masukan bagi bidan untuk memperbaiki bagaimana seorang bidan harus berprilaku profesional terutama dalam melakukan tindakan terhadap pasien penderita kanker leher rahim. 3. Bagi rumah sakit Hasil penelitian ini di harapkan menjadi masukan bagi pihak rumah sakit dalam meningkatkan prilaku bidan,agar bidan peduli dan empati pada perubahan psikologis pasien kanker leher rahim sehingga bidan dapat membantu pasien.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengetahuan
2.1.1. Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan adalah ilmu yang diperoleh dari observasi, eksperimen dan klasifikasi atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud seperti fisik, pemahaman yang dilakukan dengan cara persepsi baik lewat indra maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal, atau bersangkutan dengan masalah kejiwaan (Bakhtiar, 2007). Pengetahuan merupakan hasil tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni mata dan telinga, penciuman, rasa dan raba. Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior). Berdasarkan pengalaman dan penelitian, diperoleh bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Maulana, 2009).
6
2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan 1. Pendidikan Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, Semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki (Mubarak, 2009). 2. Informasi Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan kesehatan, cara-cara menghindari penyakit, dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut. selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya (Notoatmodjo, 2007). 3. Umur Umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin bertambah umur seseorang semakin banyak pengetahuan yang didapat, (Mubarak, 2009). 4. Pekerjaan Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang, dan banyak tantangan. Semakin lama seseorang bekerja semakin banyak pengetahuan yang diperoleh (Mubarak, 2009).
2.1.3. Cara memperoleh Pengetahuan a.
Cara Tradisional Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran
pengetahun, sebelumnya dikemukakannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi: 1.
Cara Coba-Salah (Trial and Error) Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi masalah atau persoalan, upaya
pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan
tersebut
tidak
berhasil,
dicoba
kemungkinan
lain.
Apabila
kemungkinan kedua gagal pula, maka dicoba kembali dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terselesaikan. 2.
Cara Kekuasaan atau Otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan kebiasaan dan
tradisi-tradisi yang dilkukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.
Prinsip ini adalah, orang lain merima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan orang yang merima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar. 3.
Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. 4.
Melalui Jalan Pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir
manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi (Notoatmodjo, 2007). b.
Cara Modern Dalam Memperoleh Pengetahuan Cara Modern atau baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “Metode Penelitian Ilmiah” atau lebih populer disebut metodologi penelitian (research mathodology) (Notoatmodjo, 2007).
2.2.
Sikap Sikap dapat dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung. Secara
langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau respon terhadap suatu objek misalnya sangat setuju, setuju dan tidak setuju. Sikap ini tidak selamanya terwujud dalam tindakan nyata pada pasien sebagai konsumen pada pelayanan kesehatan yang diberikan. Terdapat 4 sikap yang harus dimiliki petugas kesehatan yaitu : 1. Ramah Ramah dalam arti penampilan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dimana sikap petugas tersebut dapat dinilai dari senyum, sapa, salam, muka berseri. 2. Santun Setiap petugas kesehatan diharapkan dapat berprilaku santun dengan cara hormat, sabar, sopan dan sikap tubuh. 3. Penuh Perhatian Sikap penuh perhatian petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dapat memberikan kepuasan disamping memberi pelayanan yang benar- benar diperlukan oleh pasien yang membutuhkannya. Sikap penuh perhatian ini
dapat dinilai dari empati,
kekeluargaan, sikap membantu dan
memberi. 4. Bertanggung Jawab Sikap petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat lain dan merupakan sikap yang perlu dimiliki yaitu sikap bertanggung
jawab, karena dalam memberikan pelayanan kesehatan harus sesuai penanganan, karena hal ini menyangkut keselamatan pasien. 5. Prakte (Practice) Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya (Notoatmodjo, 2007). 2.3.
Tindakan Suatu sikap belum otomatis terwujud.dalam suatu tindakan untuk terwujudnya
sikap menjadi suatu perbuatan nyata di perlukan pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan (Soekidjo, 2007) 1. Stadium 0 ( Karsinoma In Situ ) Pada tingkat klinis karsinoma in situ tidak dibenarkan dilaksanakan elektrokoagulasi dan elektrofilgerasi, bedah krio atau dengan sinar laser tetapi sebaiknya dilakukan cone biopsys. 2. Stadium IA1 Pada wanita yang masih menginginkan anak, maka pembedahan konisasi merupakanterapi pembedahahan terpilih.Pembedahan konservatif lainnya adalah amputasi serviks. Pembedahan dianggap cukup bila pada spesimen pembedahan tidak dijumpai
emboli
di
pembuluh
darah,
serta
tepi
sayatan
bebas
tumor.
Bila wanita dengan fertilitas cukup, maka pembedahan histerektomi totalis merupakan terapi pembedahan yang terpilih.Pembedahan dianggap cukup bila pada
spesimen pembedahan tidak dijumpai emboli dipembuluh limfe ataupun pembuluh darah, serta tepi sayatan bebas tumor. Pembedahan histerektomi radikal pada stadium IA1 dinilai berlebihan, karena hasil yang dicapai pembedahan histerektomi total dan radikal. 3. Stadium IA2, IB dan IIA Tindakan yang terpilih adalah histerektomi radikal denganlimfadenewktomi pelvik bilateral. Salpingovorekyomi dapat dilakukan bila penderita sudah berumur lebih dari 40 tahun, bila penderita masih muda sebaiknya ovarium ditinggalkan dan dilakukan ovareksis setinggi pool atas ginjal. Pada lesi yang kecil, dan penderita maíz mengginginkan anakmaka dapat dilakukan pembedahan trakhelektomi radikal dan para metrektomi bilateral. Bila lesi besar (IB2), dapat dilakukan pembedahan histerektomi radikaldengan limfadenektomi pelvik bilateral ataupun radiotherapi Survival 5 tahun secara keseluruhan yang diterapi srecara pembedahan pada stadium IB dapat mencapai 92%, sedangkan pada stadium IIA dapat mencapai 87%. Bila terdapat metastase pada satu kelenjar getah bening maka survival 5 tahun menurun menjadi hanya 50%.Metastase pada kelenjar getah bening arteri iliaka atau para aorta mempunyai prognose yang lebih jelek, survival hingga 84,4%. tetapi pengobatan. Neoadjuvant kemoterapi, neoadjuvant khemoradiasi atau neoadjuvant radiasi dilanjutkan dengan histerektomi radikal dan limfadenektomi. 4. Stadium IIB, III dan IV Tindakan yang terpilih adalah radioterapi lengkap yaitu radiasi eksterna dilanjutkan intrakaviter radioterapi. Tetapi variasi yang sering diberikan adalah
khemoradiasi, khemoterapi yang diberikan antara lain cisplatinum, paclitaxel, fluorourasil, gemcitabine. 5. Stadium IVB Tindakan
yang
diberikan
bersifat
paliatif,dan
radioterapi
paliatif.
2.4. Bidan 2.4.1. Definisi Bidan Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan atau lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku (Permenkes 900\Menkes SK\VII\2002) terdaftar (Registrasi) diberi izin secara syah untuk menjalankan praktek (Sofian, 2007). 2.4.2. Standar Pelayanan Kebidanan a. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitaas. Pelayanan keluarga merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Adapun sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. b. Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi atau sempurna yang digunakan sebagai batas penerimaan.Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai yang diinginkan yang mampu dicapai berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan. Saifuddin (2001)
2.4.3. Manfaat Penerapan Standar Pelayanan Kebidanan. a. Standar pelayanan berguna dalam penerapan norma dan tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Penerapan standar pelayanan sekaligus akan melindungi masyarakat, karena penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan dengan dasar yang jelas. b. Dengan adanya standar pelayanan yang dapat dibandingkan dengan pelayanan yang diperoleh, maka masyarakat akan mempunyai kepercayaan yang lebih mantap terhadap pelaksana pelayanan. Standar pelayanan kebidanan dapat pula digunakan untuk menentukan kompetensi yang diperlukan bidan dalam menjalankan praktik sehari-hari. Pelayanan yang berkualitas dapat dikatakan sebagai tingkat pelayanan yang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dengan demikian standar penting untuk pelaksanaan pemeliharaan dan penilaian kualitas atau mutu pelayanan. hal ini menunjukkan bahwa standar pelayanan perlu dimiliki oleh setiap pelaksana pelayanan. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan. Jadi Program menjaga mutu pelayanan adalah suatu upaya yang berkesinambungan, sisematis dan obyektif dalam memantau dan menilai pelayanan yang diselenggarakan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan serta menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk memperbaiki mutu pelayan. Depkes RI (2000)
2.5.
Kanker leher rahim
2.5.1. Definisi Kanker Leher Rahim Kanker leher rahim adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel skuamosa. Kanker leher rahim merupakan kanker yang terjadi pada leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina, Kanker leher rahim biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun (Notodiharjo, 2008). 2.5.2. Penyebab Kanker Leher Rahim Penyebab utama kanker leher rahim adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV).Saat ini terdapat 138 jenis HPV yang sudah dapat teridentifikasi yang 40 di antaranya dapat ditularkan lewat hubungan seksual. Beberapa tipe HPV virus risiko rendah jarang menimbulkan kanker, sedangkan tipe yang lain bersifat virus resiko tinggi. Baik tipe resiko tinggi maupun tipe resiko rendah dapat menyebabkan pertumbuhan abnormal pada sel tetapi pada umumnya hanya HPV tipe resiko tinggi yang dapat memicu kanker (Rasjidi, 2007). 2.5.3. Penyebaran Kanker Leher Rahim Menurut Diananda (2007), proses penyebaran kanker leher rahim ada tiga macam yaitu: 1. Melalui pembuluh limfe (limfogen) menuju ke kelenjar getah bening. 2. Melalui pembuluh darah (hematogen). 3. Penyebaran langsung ke parametrium, korpus uterus, vagina, kandung kencing, dan rektum.
2.5.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kanker Leher Rahim Menurut Diananda (2007), faktor yang mempengaruhi kanker leher rahim yaitu : 1. Usia > 35 tahun mempunyai risiko tinggi terhadap kanker leher rahim Semakin tua usia seseorang, maka semakin meningkat risiko terjadinya kanker laher rahim. Meningkatnya risiko kanker leher rahim pada usia lanjut merupakan gabungan dari meningkatnya dan bertambah lamanya waktu pemaparan terhadap karsinogen serta makin melemahnya sistem kekebalan tubuh akibat usia. 2. Usia pertama kali menikah Menikah pada usia 20 tahun dianggap terlalu muda untuk melakukan hubungan seksual dan berisiko terkena kanker leher rahim 10-12 kali lebih besar daripada mereka yang menikah pada usia > 20 tahun. Hubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar-benar matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari sudah menstruasi atau belum. Kematangan juga bergantung pada selsel mukosa yang terdapat di selaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel sel mukosa baru matang setelah wanita berusia 20 tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja, paling rawan bila dilakukan di bawah usia 16 tahun. Hal ini berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa pada serviks. Pada usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang. Artinya, masih rentan terhadap rangsangan sehingga tidak siap menerima rangsangan dari luar. Termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma. Karena masih rentan, sel-sel mukosa bisa berubah sifat menjadi kanker. Sifat sel kanker selalu berubah setiap saat yaitu mati dan tumbuh lagi. Dengan adanya rangsangan, sel
bisa tumbuh lebih banyak dari sel yang mati, sehingga perubahannya tidak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah sifat menjadi sel kanker. Lain halnya bila hubungan seks dilakukan pada usia di atas 20 tahun, dimana selsel mukosa tidak lagi terlalu rentan terhadap perubahan. 3. Wanita dengan aktivitas seksual yang tinggi dan sering berganti-ganti pasangan Berganti-ganti pasangan akan memungkinkan tertularnya penyakit kelamin, salah satunya Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini akan mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak dan tidak terkendali sehingga menjadi kanker. 4. Penggunaan antiseptik Kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan obat-obatan antiseptik akan mengakibatkan iritasi di serviks yang merangsang terjadinya kanker. Di dalam vagina sebenarnya bukan tempat yang steril. Berbagai macam kuman ada di situ. keadaan normal di dalam vagina membantu menjaga keasaman pH vagina, pada keadaan yang normal pH vagina seharusnya antara 3,5-5,5. keadaan normal ini bisa terganggu. Misalnya karena pemakaian antiseptik untuk daerah vagina bagian dalam. Ketidakseimbangan ini mengakibatkan tumbuhnya jamur dan kuman-kuman yang lain. Padahal adanya keadaan normal ini dibutuhkan untuk menekan tumbuhan yang lain itu untuk tidak tumbuh subur. Kalau keasaman dalam vagina berubah maka kuman-kuman lain dengan mudah akan tumbuh sehingga akibatnya bisa terjadi infeksi yang akhirnya menyebabkan keputihan,
yang berbau, gatal, dan menimbulkan ketidaknyamanan dan akan mengakibatkan iritasi di serviks yang merangsang terjadinya kanker. 5. Wanita yang merokok Nikotin mempermudah semua selaput lendir sel- sel tubuh bereaksi atau menjadi terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru-paru,maupun serviks. Namun tidak diketahui dengan pasti berapa banyak jumlah nikotin yang dikonsumsinya bisa menyebabkan kanker leher rahim. Risiko wanita perokok terkena 4-13 kali lebih besar dibandingkan wanita bukan perokok. 6. Paritas (jumlah kelahiran) Semakin tinggi risiko pada wanita dengan banyak anak, apalagi dengan jarak persalinan yang terlalu pendek. Dari berbagai literatur yang ada, seorang perempuan yang sering melahirkan (banyak anak) termasuk golongan risiko tinggi untuk terkena penyakit kanker leher rahim. Dengan seringnya seorang ibu melahirkan, maka akan berdampak pada seringnya terjadi perlukaan di organ reproduksinya yang akhirnya dampak dari luka tersebut akan memudahkan timbulnya Human Papilloma Virus (HPV) sebagai penyebab terjadinya penyakit kanker leher rahim. 7. Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama Penggunaan kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka lama yaitu lebih dari 4 tahun dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim 1,5-2,5 kali. Kontrasepsi oral mungkin dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim karena jaringan leher rahim merupakan salah satu sasaran yang disukai oleh hormon steroid perempuan.
2.5.5. Gejala Klinik Kanker Leher Rahim Menurut Dalimartha (2008), gejala dini kanker leher rahim adalah sebagai berikut : 1. Keputihan, makin lama makin berbau busuk. 2. Perdarahan setelah senggama yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal, terjadi secara spontan walaupun tidak melakukan hubungan seksual. 3. Sakit waktu hubungan seks. 4. Berat badan yang terus menurun. 5. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat bercampur dengan darah. 6. Anemia (kurang darah) karena perdarahan yang sering timbul. 7. Terjadi perdarahan pervagina meskipun telah memasuki masa menoupose. 8. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang panggul. Apabila nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah, kemungkinan terjadi hidronefrosis. Selain itu, nyeri dapat timbul di tempat-tempat lain. 2.5.6. Klasifikasi Kanker Leher Rahim Menurut Wiknyosastro (2005), pembagian stadium kanker leher rahim adalah sebagai berikut : 1. Stadium I Kanker hanya terbatas pada daerah mulut dan leher rahim (serviks). Pada stadium ini dibagi dua. Pada stadium I-A baru didapati karsinoma mikro invasive di mulut rahim. Pada stadium I-B kanker sudah mengenai leher rahim.
2. Stadium II Kanker sudah mencapai badan rahim (korpus) dan sepertiga vagina. Pada stadium II-A, kanker belum mengenai jaringan jaringan di seputar rahim (parametrium). Stadium II-B mengenai parametrium. 3. Stadium III Pada stadium III-A, kanker sudah mencapai dinding panggul. Stadium III-B kanker mencapai ginjal. 4. Stadium IV Pada stadium IV-A, kanker menyebar ke organ-organ terdekat seperti anus, kandung kemih, ginjal, dan lain-lain. Pada stadium IV-B, kanker sudah menyebar ke organ-organ jauh seperti hati, paru-paru, hingga otak. 2.5.7. Diagnosis Kanker Leher Rahim Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan sebagai berikut (Suharto, 2007) : 1. Pemeriksaan pap smear Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker leher rahim secara akurat dan dengan biaya yang tidak mahal, akibatnya angka kematian akibat kanker leher rahim pun menurun sampai lebih dari 50%. Setiap wanita yang telah aktif secara seksual sebaiknya menjalani pap smear secara teratur yaitu 1 kali setiap tahun. Apabila selama 3 kali berturut-turut menunjukkan hasil pemeriksaan yang normal, maka pemeriksaan pap smear bisa dilakukan setiap 2 atau 3 tahun sekali.
2. Biopsi Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika hasil pemeriksaan pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker. 3. Kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar) 4. Tes Schiller Serviks diolesi dengan larutan yodium, sel yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklat, sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning. 2.5.8. Pencegahan Kanker Leher Rahim Sebagian besar kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat dan menghindari faktor-faktor penyebab kanker meliputi (Dalimartha, 2008) : 1. Menghindari berbagai faktor risiko, yaitu hubungan seks pada usia muda, pernikahan pada usia muda, dan berganti-ganti pasangan seks. 2. Wanita usia di atas 25 tahun, telah menikah, dan sudah mempunyai anak perlu melakukan pemeriksaan pap smear setahun sekali atau menurut petunjuk dokter. 3. Pilih kontrasepsi dengan metode barrier, seperti diafragma dan kondom, karena dapat memberi perlindungan terhadap kanker leher rahim. 4. Dianjurkan untuk berperilaku hidup sehat, seperti menjaga kebersihan alat kelamin dan tidak merokok. 5. Memperbanyak makan sayur dan buah segar.
2.5.9. Pengobatan Kanker Leher Rahim Pemilihan pengobatan kanker leher rahim tergantung pada lokasi dan ukuran tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita, dan rencana penderita untuk hamil lagi. Pengobatan kanker leher rahim antara lain (Diananda, 2007) : 1. Pembedahan Pembedahan merupakan salah satu terapi yang bersifat kuratif maupun paliatif.Kuratif adalah tindakan yang langsung menghilangkan penyebabnya sehingga manifestasi klinik yang ditimbulkan dapat dihilangkan.Sedangkan tindakan paliatif adalah tindakan yang berarti memperbaiki keadaan penderita. 2. Terapi penyinaran (radioterapi) Terapi penyinaran efektif untuk mengobati kanker invasif yang masih terbatas pada daerah panggul.Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya. 3. Kemoterapi Apabila kanker telah menyebar ke luar panggul, maka dianjurkan menjalani kemoterapi.Kemoterapi menggunakan obat obatan untuk membunuh sel-sel kanker.Obat anti-kanker bisa diberikan melalui suntikan intravena atau melalui mulut. 4. Terapi biologis Terapi biologi berguna untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyakit.Terapi biologis tersebut dilakukan pada kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh lainnya.
5. Terapi gen Terapi gen dilakukan dengan beberapa cara : 1. Mengganti gen yang rusak atau hilang. 2. Menghentikan kerja gen yang bertanggung jawab terhadap pembentukan sel kanker. 3. Menambahkan gen yang membuat sel kanker lebih mudah dideteksi dan dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh, kemoterapi, maupun radioterapi. 4. Menghentikan kerja gen yang memicu pembuatan pembuluh darah baru di jaringan kanker sehingga sel-sel kankernya mati.
2.6.
Kerangka Konsep Kerangka konsep Penelitian yang berjudul Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Bidan dengan tindakan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim di rumah sakit haji medan tahun 2012, dapat dilihat seperti dibawah ini :
Pengetahuan Tindakan pada Kanker leher rahim sikap
2.7.
Hipotesis Penelitian 1. Ada Hubungan Pengetahuan bidan dengan tindakan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim 2. Ada Hubungan sikap bidan dengan tindakan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain penelitian
cross sectional, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan
dengan tindakan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim di
Rumah Sakit Haji Medan tahun 2012.
3.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan Rumah Sakit Haji Medan tahun 2012. 3.2.2. Waktu penelitian Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Desember 2011 – Juni 2012.
3.3.
Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bidan yang ada di rumah sakit Haji Medan berjumlah sebanyak 33 Orang. 3.3.2. Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini mengunakan tehnik total sampling dimana seluruh populasi dijadikan sampel.
25
3.4.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara 1. Data primer yaitu menggunakan kuesioner untuk Bidan, dimana peneliti terlebih dahulu memberikan penjelasan singkat tentang pengisian kuesioner yang telah disediakan dengan menggunakan instrument yang telah disediakan. 2. Data sekunder Data yang diperoleh dari rumah sakit setempat.
3.5.
Definisi Operasional Untuk menghindari tanggapan yang berbeda-beda tentang istilah ataupun
konsep yang terdapat dalam judul penelitian ini (Saryono, 2008), maka peneliti akan memberikan batasan operasional dalam tabel berikut : N O 1
2
Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur
- Pengetahuan bidan tentang perawatan kanker leher rahim
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh bidan dengan tindakan perawatan pada kanker leher rahim
Kuesioner
- Sikap bidan pada perawatan kanker leher rahim
Sikap adalah suatu reaksi ataupun respon yang di lakukan bidan dengan tindakan perawatan pada kanker leher rahim.
Kuesioner
Tindakan adalah hal-hal yang di lakukan bidan dalam perawatan kanker leher rahim
Kuesioner
3 - Tindakan bidan pada perawatan kanker leher rahim
Skala Ukur Ordinal
Nilai Baik = 14-20 Cukup= 7-13 Kurang= 0-6
Nominal
Positif = 11-20 Negatif= 0-10
Nominal
Baik = 11-20 Kurang = 0-10
3.6.
Aspek Pengukuran Menurut Sudjana (2008) dalam mengukur hubungan 2 variabel akan lebih
baik jika mengunakan interval pada skor jawaban dari kuesioner (instrumen penelitian) untuk mengukur hubungan pengetahuan dan Sikap bidan dengan tindakan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim diberikan kuesioner pengetahuan menggunakan skala guttman dalam bentuk pernyataan benar/salah di tandai dengan checklist ( √ ). 1.
Untuk pengetahuan diberi 10 pertanyaan, apabila responden menjawab benar diberi nilai 2, dan jika responden menjawab salah diberi nilai 0. Sehingga skor tertinggi adalah 20 dan skor terendah adalah 0.
P
Rentang Kategori Banyak Kategori
Ketarangan : P
= Panjang kelas
Rentang
= Skor tertinggi – skor terendah
Banyak kelas = Jumlah kategori P=
20 0 3
P = 6,66 P=7 Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan. a. Baik apabila mendapat skor 14-20 b. Cukup apabila mendapat skor 7-13 c. Kurang apabila mendapat skor 0-6
2. Untuk Sikap diberi 10 pertanyaan, Jika responden menjawab Setuju diberi nilai 2, Kurang Setuju diberi nilai 1, dan jika responden menjawab Tidak Setuju diberi nilai 0. Sehingga skor tertinggi adalah 20 dan skor terendah adalah 0. P
Rentang Kategori Banyak Kategori
Keterangan : P
=
Panjang kelas
Rentang
=
Skor tertinggi – skor terendah
Banyak kelas = P=
Jumlah kategori
20 0 3
P = 6,66 P=7 Berdasarkan total skor yang diperoleh responden dari 10 pertanyaan yang diajukan, maka sikap responden digolongkan dalam 2 kategori yaitu : a. Positif, apabila total skor 11-20 b. Negatif , apabila jawaban responden memiliki total skor 0-10 3.
Untuk mengukur Tindakan dilakukan dengan mengajukan 10 pertanyaan. Jika responden menjawab “Ya” diberi nilai 2 dan jika menjawab “Tidak” mendapat nilai 0. Sehingga skor tertinggi adalah 20 dan skor terendah adalah 0.
P Rentang Kategori Banyak Kategori
Keterangan : P
=
Panjang kelas
Rentang
=
Skor tertinggi – skor terendah
Banyak kelas = P=
Jumlah kategori
20 0 2
P = 10 Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan: a. Baik , bila total skor 11 - 20 b. Kurang , bila total skor 0 - 10
3.7
Pengolahan Data Data yang telah dikumpulkan berupa jawaban dari setiap pernyataan
kuesioner akan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Editing Dilakukan pengecekan data yang telah terkumpul, bila terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam pengumpulan data diperbaiki dan dilakukan pendataan ulang oleh responden. Sehingga tidak ditemui jawaban yang kosong dari responden. 2. Coding Pada tahap ini dilakukan dengan cara mengolah
hasil jawaban dari setiap
pertanyaan diberi kode sesuai petunjuk untuk memudahkan peneliti dalam mengelola data.
3. Tabulating Dimana pada tahap ini jawaban responden dimasukkan semua data kedalam komputer dengan pengolahan menggunakan komputerisasi ke dalam program Excel dan SPSS 17.
3.8.
Tehnik Analisa data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan program komputer a. Analisa Univariat Untuk mengetahui distribusi dan persentasi variabel pengetahuan, sikap, dan tindakan. b. Analisis Bivariat Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan dilakukan analisa statistik yaitu uji chi square dan α = 0,05 (Riyanto, 2009). Dengan menggunakan statistik chi-square atau chi kuadrat (X2) tabel yaitu X. X2 =
[ (Fo-Fe) ] Fe
X2 = Harga chi-square yang dicari Fo = Frekuensi observasi (frekuensi yang sesuai dengan keadaan) Fe = Frekuensi expected (frekuensi yang diharapkan)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian mengenai hubungan pengetahuan dan sikap bidan dengan tindakan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012, maka hasil penelitian sebagai berikut : 4.1.1 Karakteristik Responden Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012 No Umur Frekuensi % 1 ≤30 tahun 12 36,4 2 >30 tahun 21 63,6 Total 33 100 Masa Kerja Frekuensi % 1 ≤5 tahun 11 33,3 2 >5 tahun 22 66,7 Total 33 100 Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa umur bidan mayoritas >30 tahun sebanyak 21 orang (63,6%), dan masa kerja bidan mayoritas >5 tahun sebanyak 22 orang (66,7%).
31
4.2. Analisa Data Univariat 4.2.1 Pengetahuan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012 No 1 2 3
Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total
Frekuensi 22 8 3 33
% 66,6 24,2 9,1 100
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan bidan mayoritas baik sebanyak 22 orang (66,6%). 4.2.2 Sikap Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012 No 1 2
Sikap Positif Negatif Total
Frekuensi 29 4 33
% 87,9 12,1 100
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa sikap bidan mayoritas positif sebanyak 29 orang (87,9%).
4.2.3 Tindakan Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012 No 1 2
Tindakan Baik Kurang Total
Frekuensi 28 5 33
% 84,8 15,2 100
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa tindakan bidan mayoritas baik sebanyak 28 orang (84,8%). 4.3 Analisa Bivariat 4.3.1 Hubungan Pengetahuan Bidan Dengan Tindakan Perawatan Pada Pasien Penderita Kanker Leher Rahim Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan Bidan Dengan Tindakan Perawatan Pada Pasien Penderita Kanker Leher Rahim di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012
No 1 2 3
Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total
Tindakan Baik Kurang n % n % 21 63,6 1 3,0 6 18,2 2 6,1 1 3,0 2 6,1 28 84,8 5 15,2
Total 22 8 5 33
66,7 24,2 9,1 100
P Value
0,013
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa ada sebanyak 21 orang (63,6%) bidan yang berpengetahuan baik dengan tindakan baik, dan ada sebanyak 6 orang (18,2%) bidan yang berpengetahuan cukup dengan tindakan baik, serta ada sebanyak 2 orang (6,1%) bidan yang berpengetahuan kurang dengan tindakan kurang.
Berdasarkan hasil uji chisquare diperoleh nilai p value = 0,013 yang berarti ada hubungan pengetahuan bidan dengan tindakan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim 4.3.2 Hubungan Sikap Bidan Dengan Tindakan Perawatan Pada Pasien Penderita Kanker Leher Rahim Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hubungan Sikap Bidan Dengan Tindakan Perawatan Pada Pasien Penderita Kanker Leher Rahim di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012
No 1 2
Sikap Positif Negatif Total
Tindakan Baik Kurang n % n % 26 78,8 3 9,1 2 6,1 2 6,1 28 84,8 5 15,2
Total 29 4 33
87,9 12,1 100
P Value 0,018
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa ada sebanyak 26 orang (78,8%) bidan yang memilik sikap positif dengan tindakan baik, dan ada sebanyak 2 orang (6,1%) bidan yang memiliki sikap negatif dengan tindakan baik, Berdasarkan hasil uji chisquare diperoleh nilai p value = 0,018 yang berarti ada hubungan sikap bidan dengan tindakan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim.
4.4 Pembahasan 4.4.1 Hubungan Pengetahuan Bidan Dengan Tindakan Perawatan Pada Pasien Penderita Kanker Leher Rahim Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa ada sebanyak 21 orang (63,6%) bidan yang berpengetahuan baik dengan tindakan baik, dan ada sebanyak 6 orang (18,2%) bidan yang berpengetahuan cukup dengan tindakan baik, serta ada sebanyak 2 orang (6,1%) bidan yang berpengetahuan kurang dengan tindakan kurang. Kanker leher rahim merupakan kanker yang terjadi pada leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina, Kanker leher rahim biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun (Notodiharjo, 2008). Berdasarkan hasil jawaban kuesioner responden dapat dilihat bahwa banyak bidan mengetahui tentang kanker leher rahim seperti kanker leher rahim merupakan penyakit yang terjadi pada kandungan (organ reproduksi), kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual, kanker leher rahim merupakan salah satu penyakit kandungan (reproduksi) yang terjadi pada wanita usia 30-45 tahun, Tidak melakukan kondom saat melakukan hubungan seks dengan pria yang bukan pasangan hidupnya,dapat menjadi pencetus kanker leher rahim. Berdasarkan hasil penelitian juga dapat dilihat bahwa pengetahuan bidan mayoritas baik sebanyak 22 orang (66,6%). Banyak bidan yang mengetahui tentang kanker leher rahim itu sendiri. Bila dilihat dari pendidikan mereka adalah D-III, hal
ini banyak bidan yang memperoleh informasi tentang kanker leher rahim baik waktu masih duduk dibangku kuliah maupun waktu mereka sudah bekerja sehingga pengetahuan bidan tentang kenker leher rahim itu sendiri mayoritas baik. Dengan pengetahuan yang baik maka bidan dapat memberikan konseling kepada klien yang berkunjung ditempat pelayanan kesehatan seperti halnya penderita kanker leher rahim sehingga dengan melalui konseling maka setiap klien yang berkunjung dapat mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi. Dalam penelitian Suaidah (2010), didapatkan bahwa tingkat pengetahuan bidan dan perawat terhadap bahaya kanker leher rahim yang baik adalah 18 orang (54,5%) dan yang sedang adalah 15 orang (45,5%) dari 11 bidan dan 22 perawat yang menjadi responden. Berdasarkan hasil uji chisquare diperoleh nilai p value = 0,013 yang berarti ada hubungan pengetahuan bidan dengan tindakan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim. Hal ini sesuai dengan penelitian Rospita (2007) bahwa ada hubungan pengetahuan bidan dengan tindakan perawatan kanker leher rahim, dimana nilai p value = 0,001. Dalam penelitiannya ini dikatakan bahwa dengan pengetahuan bidan yang baik maka akan dapat mempengaruhi tindakan menjadi baik, seseorang bisa bertindak baik sesuai dengan apa yang diketahuinya.
4.4.2 Hubungan Sikap Bidan Dengan Tindakan Perawatan Pada Pasien Penderita Kanker Leher Rahim Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa ada sebanyak 26 orang (78,8%) bidan yang memilik sikap positif dengan tindakan baik, dan ada sebanyak 2 orang (6,1%) bidan yang memiliki sikap negatif dengan tindakan baik. Sebagian besar kanker dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat dan menghindari faktor-faktor penyebab kanker meliputi (Dalimartha, 2008) : Menghindari berbagai faktor risiko, yaitu hubungan seks pada usia muda, pernikahan pada usia muda, dan berganti-ganti pasangan seks. Wanita usia di atas 25 tahun, telah menikah, dan sudah mempunyai anak perlu melakukan pemeriksaan pap smear setahun sekali atau menurut petunjuk dokter. Pilih kontrasepsi dengan metode barrier, seperti diafragma dan kondom, karena dapat memberi perlindungan terhadap kanker leher rahim. Berdasarkan hasil jawaban kuesioner responden dapat dilihat bahwa banyak bidan yang memiliki sikap positif dalam penanganan kanker leher rahim seperti bidan harus selalu mencari informasi terbaru tentang kanker leher rahim, pendidikan (pelatihan) kesehatan dalam perawatan kanker leher rahim sesuai penyebab akan sangat bermanfaat bagi bidan, bila bidan akan melakukan tindakan untuk perawatan kanker leher rahim bidan harus mengidentifikasi penyebabnya, sebaiknya bidan menginformasikan pada keluarga tentang keadaan ibu sebelum melakukan penanganan.
Berdasarkan hasil penelitian juga diperoleh bahwa sikap bidan mayoritas positif sebanyak 29 orang (87,9%). Dalam penelitian ini banyak bidan yang memiliki sikap positif tentang kanker leher rahim. Hal ini terjadi karena dengan pengetahuan bidan yang baik maka sikap bidan juga menjadi positif. Sikap positif ini seperti bidan aktif untuk mencari informasi berkaitan dengan kanker leher rahim, memberikan dukungan serta perawatan kepada pasien kanker leher rahim. Selain itu juga tindakan bidan menjadi baik seperti bidan menganjurkan pasien menjalani kemoterapi bila kanker telah menyebar ke luar panggul, mencatat semua tindakan yang dilakukan bidan di catatan perawat. Berdasarkan hasil uji chisquare diperoleh nilai p value = 0,018 yang berarti ada hubungan sikap bidan dengan tindakan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim. Hal ini sesuai dengan penelitian Yanti (2008) yaitu ada hubungan sikap bidan dengan tindakan perawatan pasien kenker leher rahim, dimana nilai p value = 0,010. Dalam penelitiannya ini dikatakan bahwa dengan sikap yang baik maka tindakan juga menjadi baik.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan dan sikap bidan dengan tindakan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada hubungan pengetahuan bidan dengan tindakan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim, dimana nilai p value = 0,013 2. Ada hubungan sikap bidan dengan tindakan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim, diaman nilai p value = 0,018. 5.2 Saran 1. Di harapkan kepada pihak Rumah Sakit agar di beri pelatihan kepada bidan terkait dengan perawatan pada pasien penderita kanker leher rahim untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan bidan dalam memberikan pelayanan terhadap pasien yang berkunjung. 2. Kepada pasien penderita kanker leher rahim juga diharapkan agar dapat mengikuti setiap penyuluhan yang diberikan oleh pihak rumah sakit serta aktif berkonsultasi dengan dokter setiap kali berkunjung di tempat pelayanan kesehatan.
39
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar MN, 2007, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Dalimartha, 2008, Essential of Obstetri dan Gynecology, alih bahasa Edi Nugroho, Penerbit J George Hypocrates. Diananda E,2007, Hubungan Pengetahuan dan Sikap Anggota Persatuan Isteri TNI AD Terhadap Upaya Deteksi Dini Kanker Leher Rahim di Denkavkud Bandung, Yogyakarta. Dep Kes RI,2000 Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010, Jakarta. Maulana Y, 2009, Cara Bijak Menaklukkan Kanker, PT Agromedia Pustaka, Depok Mubarak, 2009, Standar pelayanan Kebidanan, Jakarta. Notoatmodjo S,2007,Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-Prinsip Dasar, Cetakan Kedua, PT Rineka Cipta,Jakarta Notodiharjo R, 2008, Reproduksi, Kontrasepsi, dan Keluarga Berencana, Yogyakarta. Rasjidi I, Sulistiyanto H, 2007, Vaksin Human Papilloma Virus dan Eradikasi Kanker Mulut Rahim, Jakarta Rono Yohanes, 2010, Kanker Leher Rahim, Dept of Sugery Holliwood Hospital, Australia Rasjidi I, Sulistiyanto H. 2007, Vaksin Human Papilloma Virus dan Eradikasi Kanker Mulut Rahim,DIVA press, Jakarta. Sagung O, 2007, Hubungan Antara Karakteristik Ibu Dengan Partisipasi Ibu Melakukan Pemeriksaan Papsmear di Klinik Adhiwarga PKBI Yogyakarta,Yogyakarta. Soekidjo Y, 2005 dan Wahyuningsih H. P. Etika Profesi Kebidanan Cetakan Kedua, PT Ftramaya, Jakarta.
Sofien 2007 AB, Buku Panduan Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi I, Yayasan Bina Pustaka Sarworo Prawiroharjo, Jakarta. Wiknyosastro H, 2005, Ilmu Kandungan.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, Jakarta.
LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN TINDAKAN PERAWATAN PADA PASIEN PENDERITA KANKER LEHER RAHIM DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN TAHUN 2012
I.Identitas Responden 1. No. Responden
:
2. Umur
:
3. Lama kerja
:
II. Petunjuk pengisian 1. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan baik 2. Pilihlah jawaban salah satu yang dipilih dengan memberi tanda check list 3. Apabila ada pertanyaan yang tidak dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti yang memberikan kuesioner
Kuesioner tentang pengetahuan kanker leher rahim No
Pernyataan
1
Kanker leher rahim merupakan penyakit yang terjadi pada kandungan (organ reproduksi)
2
Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual
3
Kanker leher rahim merupakan salah satu penyakit kandungan (reproduksi) yang terjadi pada wanita usia 30-45 tahun
4
Melakukan hubungan seksual di usia muda di duga memicu terjadi kanker leher rahim
5
Memiliki anak yang banyak merupakan salah satu pemicu kanker leher rahim
6
Wanita yang memiliki pasangan lebih dari satu juga merupakan pemicu kanker leher rahim
7
Kanker leher rahim juga dapat ditandai dengan penurunan berat badan
8
Wanita perokok merupakan pemicu yang lebih besar terjadinya kanker leher rahim,di bandingkan dengan wanita yang tidak merokok
9
Tidak melakukan kondom saat melakukan hubungan seks dengan pria yang bukan pasangan hidupnya,dapat menjadi pencetus kanker leher rahim
10
Perdarahan yang terjadi pada saat senggama juga merupakan keluhan kanker leher rahim
Benar
salah
Kuesioner tentang sikap pada perawatan kanker leher rahim No Pernyataan 1
Bidan harus selalu mencari informasi terbaru tentang kanker leher rahim
2
Pendidikan (pelatihan )kesehatan dalam perawatan kanker leher rahim sesuai penyebab akan sangat bermanfaat bagi bidan
3
Bila bidan yang kesulitan untuk melakukan tindakan sebaiknya pasien dirujuk kefasilitas yang lengkap
4
Bila bidan akan melakukan tindakan untuk perawatan kanker leher rahim bidan harus mengidentifikasi penyebabnya
5
Mengkonsumsi vit C dapat mengurangi penyebaran sel-sel kanker lebih lanjut
6
Dukungan dan perawatan yang di berikan keluarga dapat mempercepat proses penyembuhan pasien kanker leher rahim
7
Usia pertama kali menikah merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kanker leher rahim
8
Kemotrapi dan penyinaran (radiasi) diberikan pada pasien yang mengalami kanker leher rahim yang sudah stadium tinggi
9
Tindakan pembedahan (operasi) pada kanker leher rahim merupakan pengangkatan sel-sel kanker yang berlebihan
10
Sebaiknya bidan menginformasikan pada keluarga tentang keadaan ibu sebelum melakukan penanganan
S
KS
TS
Keterang S
: Setuju
KS
: kurang setuju
TS
: Tidak Setuju Kuesioner tindakan pada perawatan kanker leher rahim
No Pernyataan 1
Pada perawatan kanker leher rahim apakah bidan memperhatikan keadaan pasien khususnya pasien yang stadium lanjut?
2
Apabila kanker telah menyebar ke luar panggul,bidan menganjurkan pasien menjalani kemoterapi?
3
Setiap pasien yang sudah stadium lanjut, bidan langsung merujuknya kerumah sakit tanpa melihat penyebabnya?
4
Terapi biologi berguna untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyakit?
5
Setiap wanita yang telah aktif secara seksual sebaiknya menjalani pap smear secara teratur yaitu 1 kali setiap tahun?
6
Untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pelaksanaan tindakan bidan selalu melihat protap pelaksanaan tindakan?
Ya
tidak
7
Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika hasil pemeriksaan pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker?
8
Setiap melakukan tindakan pada ibu apakah bidan memberitahukan kepada keluarga?
9
Apakah bidan mencatat semua tindakan yang dilakukan bidan di catatan perawat atau melakukan pendokumentasian?
10
Pada saat bidan akan melakukan keputusan untuk bertindak apakah bidan selalu mengingat apa yang menjadi wewenang bidan?
Frequencies Statistics Umur Responden Masa Kerja Pengetahuan N
Valid
Sikap
Tindakan
33
33
33
33
33
0
0
0
0
0
Missing
Frequency Table
Umur Responden Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
≤30 tahun
12
36.4
36.4
36.4
>30 tahun
21
63.6
63.6
100.0
Total
33
100.0
100.0
Masa Kerja Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
<5 tahun
11
33.3
33.3
33.3
> 5 tahun
22
66.7
66.7
100.0
Total
33
100.0
100.0
Pengetahuan Cumulative Frequency Valid
Baik
Percent
Valid Percent
Percent
22
66.7
66.7
66.7
Cukup
8
24.2
24.2
90.9
Kurang
3
9.1
9.1
100.0
33
100.0
100.0
Total
Sikap Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Positif
29
87.9
87.9
87.9
Negatif
4
12.1
12.1
100.0
33
100.0
100.0
Total
Tindakan Cumulative Frequency Valid
Baik Kurang Total
Percent
Valid Percent
Percent
28
84.8
84.8
84.8
5
15.2
15.2
100.0
33
100.0
100.0
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N Pengetahuan * Tindakan
Missing
Percent 33
N
100.0%
Total
Percent 0
N
.0%
Percent 33
100.0%
Pengetahuan * Tindakan Crosstabulation Tindakan Baik Pengetahuan
Baik
Count % of Total
Cukup
Total
1
22
63.6%
3.0%
66.7%
6
2
8
18.2%
6.1%
24.2%
1
2
3
3.0%
6.1%
9.1%
28
5
33
84.8%
15.2%
100.0%
Count % of Total Count % of Total
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
2
.013
Likelihood Ratio
7.119
2
.028
Linear-by-Linear Association
8.071
1
.004
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
8.721
33
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,45.
Total
21
Count % of Total
Kurang
Kurang
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N Sikap * Tindakan
Missing
Percent 33
N
Total
Percent
100.0%
0
N
.0%
Percent 33
100.0%
Sikap * Tindakan Crosstabulation Tindakan Baik Sikap
Positif
Count % of Total
Negatif
Total
3
29
78.8%
9.1%
87.9%
2
2
4
6.1%
6.1%
12.1%
28
5
33
84.8%
15.2%
100.0%
Count % of Total
Total
26
Count % of Total
Kurang
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. Value Pearson Chi-Square Continuity Correction
df
Likelihood Ratio
sided)
a
1
.038
1.768
1
.018
3.236
1
.072
4.300 b
sided)
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
.099 4.169
1
.041
33
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,61. b. Computed only for a 2x2 table
(1-sided)
.099
MASTER DATA
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Umr 41 38 40 38 43 28 32 37 42 29 34 39 23 25 37 29 30 35 38 34 30
LM 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2
1 2 2 0 0 2 2 0 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 0
Pengetahuan 3 4 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 0
6 2 2 2 2 0 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2
7 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 0 2 0 2 2 2 2
8 2 0 0 2 2 0 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 0
9 2 2 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2
10 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 0 0 0 0 2 2 2 2
skor 18 18 16 18 18 6 18 6 18 18 20 18 6 18 12 18 12 20 18 20 12
ket 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 3 1 2 1 2 1 1 1 2
1 0 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2
2 1 2 2 2 1 0 2 1 2 1 2 2 0 2 2 2 0 2 0 2 1
3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2
Sikap 4 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 0 0 2 2 2 2 1
Skor 5 2 2 1 0 2 0 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0
6 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 1 0 2 0 2 2 2 2 2 0
7 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2
8 2 2 2 0 2 2 1 0 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2
9 2 2 2 2 1 0 2 1 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2
10 1 1 2 0 2 0 1 0 2 2 1 2 0 0 2 0 2 2 2 0 2
16 18 17 10 18 10 18 10 19 18 18 19 9 18 14 16 10 18 14 16 14
ket 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1
1 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2
2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2
Tindakan 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 0 2 2 0 2
Skor 5 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 0 0
6 2 2 2 2 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
7 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2
8 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0
9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 0 2 2 0 2 2 2
10 0 0 0 2 2 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2
14 18 16 18 16 18 20 10 18 20 18 20 10 16 16 18 10 18 16 18 14
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
31 27 34 35 35 26 30 34 29 39 24 23
2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1
Keterangan : Umur : 1 : ≤20 tahun 2 : 20-30 tahun 3 : >30 tahun
2 0 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2
2 0 2 2 0 2 0 2 2 2 0 0
2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2
2 0 2 2 0 0 2 2 0 2 2 0
2 2 2 2 2 2 0 2 0 2 2 0
2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Pendidikan : 1 : SD 2 : SMP 3 : SMA 4 : Akademik/PT
2 2 2 2 0 0 0 2 2 2 0 0
2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0
0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0
18 12 20 18 12 8 12 18 12 18 12 6
Pekerjaan : 1 : IRT 2 : Wiaraswasta 3 :PNS
2 2 1 1 2 3 2 1 2 1 2 3
0 0 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0
2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 0 1 2 2 0
2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 0
0 0 2 1 1 1 0 0 2 2 2 1
Pengetahuan : Baik : 14- 20 Cukup : 8 - 13 Kurang : 0 - 7
2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 2
2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 0 1
2 2 2 0 2 1 2 2 2 2 2 2
1 2 0 2 0 2 1 2 0 2 0 0
15 16 18 16 15 18 13 16 14 18 12 10
Sikap : Positip Negatip
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2
: 11-20 : 0-10
2 0 0 2 2 0 2 2 2 2 2 0
2 2 0 2 2 2 2 0 0 2 2 2
0 2 2 2 0 0 2 2 0 2 0 0
2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 0 0
Tindakan : Baik : 11 - 20 Kurang : 0 - 10
2 0 2 0 2 2 2 2 0 2 0 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 0 2 2 2 0 2 2 0 2 2 0
0 2 0 2 2 0 2 2 2 0 2 0
16 10 14 18 18 10 18 18 10 18 12 10