LAPORAN PENELITIAN DOSEN
HUBUNGAN PARITAS DAN USIA MELAHIRKAN DENGAN USIA MENOPAUSE DI KELURAHAN PAKAN KURAI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUGUK PANJANG BUKITTINGGI TAHUN 2014
Peneliti :
FIVI AULIA, S.ST
Dana bersumber dari Institusi STIKes Prima Nusantara BukitTinggi 2014
PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK STIKES PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI, 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan penelitian ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Ibu Ketua STIKes Prima Nusantara Bukittinggi 2. Ibu Wakil Ketua I Bidang Akademik STIKes
Prima Nusantara
Bukittinggi 3. Ibu Ketua Prodi D-IV Bidan Pendidik STIKes Prima Nusantara Bukittinggi 4. Para staf dosen yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu 5. Kepada staf administrasi dan unit penunjang STIKes Prima Nusantara 6. Kepada pihak Puskesmas Nilam Sari Bukittinggi selaku tempat penelitian 7. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan, baik moril maupun materil pada penulis Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan penelitian ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini di kemudian hari. Mudah-mudahan KTI ini bermanfaat bagi kita semua khusus bagi penulis untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan semua pihak yang telah membantu semoga mendapat imbalan yang setimpal dari Tuhan. Amin
Bukittinggi, September 2014
Penulis
Nama Program Studi Judul KTI
: Fivia Yulia : D-IV Bidan Pendidik : Hubungan Paritas dan Usia Melahirkan dengan Usia Menopause di Kelurahan Pakan Kurai Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi Tahun 2014
viii + 44 halamam + 2 Skema + 6 tabel + 7 lampiran ABSTRAK Di Kelurahan Pakan Kurai, ada beberapa RW yang tidak memiliki kader lansia sehingga hanya sedikit lansia yang berkunjung ke posyandu lansia dan banyak terdapat ibu yang merupakan paritas tinggi dan usia melahirkan beresiko.Serta di Kelurahan Pakan Kurai terdapat ibu yang mengalami usia menopause dini, yang mana hal tersebut dapat berdampak ke psikologis ibu dan menimbulkan penyakitseperti: penyakit jantung,osteoporosis dan Alzhaimer. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan paritas dan usia melahirkan dengan usia menopause. Penelitian ini bersifat survey analitik dengan pendekatan crosssectional dilaksanakan di Kelurahan Pakan Kurai wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi pada bulan September 2014. Populas iadalah seluruh wanita menopause yang ada di Kelurahan Pakan wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014 sebanyak 246 orang.Teknik pengambilan sampel dilakukan secara accidental random sampling jenis Lottery Technique Sampling dengan sampel 37 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah daftar checklist dengan cara wawancara. Data diolah secara komputerisasi yang dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar usia menopause dini terjadi pada paritas rendah 5 (33,3%) dan terjadi pada ibu usia melahirkan muda 4 (100%). Hasil uji chi-squareuntuk paritas didapatkan p=0,006 dan uji chi-square untuk usia melahirkan didapatkan p= 0,000. Maka artinya probabilitas p < 0,05. Maka hipotesis terbukti, artinya ada hubungan antara paritas dan usia melahirkan dengan usia menopause di Kelurahan Pakan Kurai wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014. Diharapkan responden dapat mengetahuicara mengatasi gangguan yang dirasakan pada usia lanjut dengan cara meningkatkan nutrisi dan olahraga. DaftarBacaan : 26 (2002-2013) Kata Kunci : Paritas,Usia melahirkan dan Usia Menopause
Name : Fivia Yulia Study program: D-IV Educator Midwife Title :Relationship Parity and Age Birth to Age of Menopause in theVillage Pakan Kurai Public Health Center Guguk PanjangBukittinggi 2014 viii + 44 pages +2 Schemes + 6 tables + 7 attachments ABSTRACT In the Village Feed Kurai, there are some who do not have a cadre RW elderly so that only a few elderly people who visited posyandu elderly and there are many mothers who are high parity and age at risk of giving birth. As well as in the Village Pakan Kurai are mothers who experience early menopause, which would affect the psychological to the mother and cause diseases such as heart disease, osteoporosis and Alzhaimer. This study aims to determine the relationship of parity and age give birth to the age of menopause. This research is an analytical survey with cross sectional approach implemented in the Village Pakan Kurai Kurai Public Health Center Guguk Panjang September Bukittinggi in 2014 postmenopausal women population is all that is in the Village Pakan Public Health Center Guguk Panjang of Bukittinggi in 2014 as many as 246 people. The sampling technique was conducted accidental random sampling types Lottery Sampling Technique with 37 samples. The data collection technique used was a checklist by interview. The data are processed by computerized using univariate and bivariate analysis. These results indicate that the majority of early menopause occurs at lower parity 5 (33.3%) and occurs in women of child bearing age who are young of 4 (100%). The results of chi-square test for parity obtained p = 0.006 and chi-square test for age birth obtained p = 0.000. It means that the probability of p <0.05. Then the hypothesis is proven, it means there is a relationship between parity and age give birth to the age of menopause in the Village Pakan Kurai Public Health Center Guguk Panjang Bukittinggi 2014 respondents hoped to know how to overcome the problems perceived in the elderly by improving nutrition and exercise.
Reading List: 26 (2002-2013) Keywords : Parity, age birth and Age of Menopause
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................... KATA PENGANTAR ........................................................................ ABSTRAK.......................................................................................... ABSTRACT ....................................................................................... DAFTAR ISI ...................................................................................... DAFTAR TABEL .............................................................................. DAFTAR SKEMA ............................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................
i ii iii iv v vii viii ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... A. Latar Belakang……………………………………………………. B. Identifikasi Masalah………………………………………………. C. Batasan Masalah…………………………………………………... D. Rumusan Masalah…………………………………………………. E.. Tujuan Penelitian………………………………………………….. F. . Manfaat Penelitian…………………………………………………
1 1 5 5 6 6 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ A. Tinjauan Teori,…………………………………………………….. B. Kerangka Teori…………………………………………………….. C. Kerangka Konsep………………………………………………….. D. Hipotesis Penelitian………………………………………………… E.. Defenisi Operasional………………………………………………..
8 8 22 22 23 24
BAB III METODE PENELITIAN .................................................... A. Jenis dan Desain Penelitian……………………………………….. B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………….. C. Populasi dan Sampel……………………………………………… D. Etika Penelitian…………………………………………………… E.. Teknik Pengumpulan Data……………………………………….. F. . Pengolahan dan Analisis Data……………………………………..
25 25 25 25 27 28 29
BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................... A. Gambaran Lokasi Penelitian………………………………………. B. Hasil Penelitian……………………………………………………. C. Pembahasan………………………………………………………… D. Keterbatasan Penelitian ……………………………………………
31 31 31 36 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. A. Kesimpulan………………………………………………………… B. Saran………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
44 44 44
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Defenisi Operasional .................................................................. Tabel4.1
24
DistribusiFrekuensiResponden Berdasarkan Paritas di KelurahanPakan Kurai Wilayah Kerja PuskesmasGuguk Panjang BukittinggiTahun 2014 ..................................................
32
Tabel 4.2 DistribusiFrekuensiResponden BerdasarkanUsia Melahirkan diKelurahan Pakan Kurai Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang BukittinggiTahun 2014 ..................................................
32
Tabel 4.3 DistribusiFrekuensiResponden Berdasarkan Usia Menopause di Kelurahan Pakan Kurai Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang BukittinggiTahun 2014 ..................................................
33
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas denganUsia Menopause di Kelurahan Pakan Kurai Wilayah KerjaPuskesmas Guguk Panjang BukittinggiTahun 2014 ......................................
34
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Melahirkan dengan Usia Menopause di Kelurahan Pakan Kurai WilayahKerja Puskesmas Guguk Panjang BukittinggiTahun 2014 ......................................
35
DAFTAR SKEMA Skema2.1
KerangkaTeori .........................................................................
22
Skema2.2
KerangkaKonsep ......................................................................
22
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Gancart Lampiran 2 Permohonan Persetujuan Responden Lampiran 3 Persetujuan Resmi Responden Lampiran 4 Daftar Ceklish Lampiran 5 Master Tabel Lampiran 6 Hasil Pengolahan Data Penelitian Lampiran 7 Surat Izin Melakukan Penelitian dari STIKes Prima Nusantara Lampiran 8 Surat Izin Melakukan Penelitian dari KesBangPol Bukittinggi Lampiran 9 Surat Balasan Penelitian Lampiran 10 Lembar konsul KTI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sejak usia 45 – 55 tahun, jam biologis wanita akan berhenti berdetik, menandakan berakhirnya masa subur dan berkurangnya kadar hormon estrogen serta progesteron yang disebut dengan masa menopause. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan beberapa perubahan pada tubuh seorang wanita. Menopause merupakan transisi fisik alamiah yang dialami oleh setiap wanita saat bertambah umur. Sering diterjemahkan secara bebas sebagai berhenti menstruasi terakhir dalam hidup seorang wanita (Bandiyah, 2009). Menopause
menyebabkan
beberapa
perubahan
fisik
yang
dapat
mempengaruhi fungsi seksual seorang wanita. Berkurangnya kadar estrogen dan progesteron saat dan setelah menopause menyebabkan lapisan dinding vagina menjadi tipis dan lebih keras. Beberapa wanita mengalami hal ini sebagai transisi yang mulus dengan sedikit ketidaknyamanan fisik, dimana beberapa wanita yang lain mengalami banyak gejala-gejala yang tidak nyaman seperti rasa panas, keringat tengah malam, perubahan mood, perdarahan berat tidak teratur, pengeroposan tulang, dan pengeringan vagina (Bandiyah, 2009). Pada tahun 2030, jumlah perempuan di seluruh dunia yang memasuki masa menopause diperkirakan mencapai 1,2 miliar orang. Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan akan ada 60 juta perempuan menopause. Saat ini Indonesia
baru mempunyai 14 juta perempuan menopause atau 7,4% dari total populasi yang ada (Lestari,2010).
Berdasarkan Profil Kesehatan Sumatera Barat tahun 2009 diketahui bahwa jumlah penduduk 4.895.915 jiwa dengan 1 jumlah perempuan yang memasuki masa menopause sebanyak 76.324 jiwa. Kota Bukittinggi tercatat jumlah penduduk sebanyak 116.095 jiwa, dengan jumlah wanita sebanyak 59.680 jiwa (Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi, 2013). Nugroho dalam Lestari (2010) menyatakan 10-15 % perdarahan yang terjadi pada saat memasuki menopause disebabkan karena kanker endometrium. Pemicu kanker ini terkait dengan penurunan kadar hormon estrogen dan kejadian kanker endometrium merupakan urutan kedua dalam keganasan ginekologik. Setiap orang mempunyai waktu menopause yang berbeda-beda. Rachman dalam Lestari (2010) menyebutkan usia menopause terjadi pada usia 48 – 50 tahun. Usia menopause yang lebih awal sering menjadi masalah. Karena berkurangnya hormon estrogen akan menimbulkan gejala-gejala tertentu. Tentunya hal tersebut terasa tidak nyaman bagi wanita. Usia menopause awal juga membawa dampak munculnya beberapa penyakit seperti osteoporosis, penyakit jantung dan penyakit Alzheimer. Pada wanita yang menghadapi menopause munculnya perubahan psikologis yang sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan pada aspek fisik seperti kulit mengendur, hot flushes (peningkatan suhu tubuh secara tiba- tiba), perdarahan disfungsional, osteoporosis, dan perubahan pada
kelenjar payudara. Semua gejala tersebut sebenarnya tergantung pada kadar hormon estrogen yang ada pada diri seseorang.
Sedangkan aspek psikologis yang ditimbulkan pada perempuan yang mengalami menopause keluhan yang sering dirasakan antara lain :merasacemas, takut, lekas marah, mudah tersinggung, sulit konsentrasi, gugup, merasa tidak berguna dan tidak berharga, stress dan bahkan ada yang mengalami depresi (Lestari, 2010). Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi merupakan salah satu dari 7 Puskesmas yang ada di Kota Bukittinggi yang mempunyai wilayah kerja yang cukup luas dengan jumlah menopause yang paling banyak yaitu sebanyak 1.133 jiwa dan Puskesmas Guguk Panjang merupakan cakupan terendah dalam kunjungan lansia. Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang tepatnya di Kelurahan Pakan Kurai, ada beberapa RW yang tidak memiliki kader lansia sehingga hanya sedikit lansia yang berkunjung ke posyandu lansia dan di Kelurahan Pakan Kurai banyak terdapat ibu paritas tinggi dan usia melahirkan beresiko. Serta di Kelurahan Pakan Kurai terdapat ibu menopause yang mengalami usia menopause dini, yang mana hal tersebut dapat berdampak ke psikologis ibu dan menimbulkan penyakit seperti : osteoporosis, penyakit jantung dan penyakit Alzheimer.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
perempuan
dalam
menghadapi
menopause banyak,di antaranya adalah menarche, paritas, usia melahirkan, faktor psikis, wanita dengan histerektomi, pemakaian kontrasepsi, merokok, sosial ekonomi, dan budaya dan lingkungan. Tapi di sini peneliti hanya mengambil 2 faktor yaitu paritas dan usia melahirkan. Karena di Puskesmas Guguk Panjang merupakan Puskesmas dengan kasus paritas yang tinggi. Beberapa peneliti menemukan bahwa makin sering seorang wanita melahirkan maka semakin tua atau lama mereka memasuki masa menopause dan semakin tua seorang melahirkan anak, semakin tua ia mulai memasuki usia menopause. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi bahkan akan memperlambat proses penuaan tubuh (Intan,Iwan,2012). Berdasarkan hasil survei awal yang peneliti lakukan pada bulan Juni 2014 di Kelurahan Pakan Kurai wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi, dengan mewawancarai 10 orang wanita yang telah menopause, dari 10 orang tersebut didapatkan informasi bahwa terdapat 7 orang mengatakan menopause pada usia 45-55 tahun yang memiliki anak kurang dari 3 orang dan usia melahirkan di antara 20-35 tahun, 2 orang mengatakan menopause pada usia kurang dari 45 tahun, memiliki anak kurang dari 3 dan usia melahirkan kurang dari 20 tahun. Kemudian 1 orang mengatakan menopause pada usia lebih dari 55 tahun, memiliki anak lebih dari 3 dan usia melahirkan lebih dari 35 tahun. Dimana usia menopause dini dapat mengganggu psikis maupun psikologis ibu serta dapat menimbulkan penyakit, seperti : penyakit jantung, osteoporosis dan penyakit Alzheimer.
Berdasarkan fenomena dan latarbelakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan paritas dan usia melahirkan dengan usia menopause di Kelurahan Pakan Kurai wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014.
B. Identifikasi Masalah 1. Terdapat ibu yang mengalami menopause dini di Kelurahan Pakan Kurai wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi. 2. Tidak adanya kader lansia di beberapa RW di Kelurahan Pakan Kurai wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi. 3. Tingginya paritas di Kelurahan Pakan Kurai wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi. 4. Tingginya usia melahirkan beresiko di Kelurahan Pakan Kurai wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi
C. Batasan Masalah Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi menopause namun untuk mempersingkat waktu serta karena pengetahuan, kemampuan, dan
tenaga yang terbatas, maka penulis ingin membatasi beberapa variabel saja yaitu paritas dan usia melahirkan yang akan dilakukan penelitian sehingga hasil yang di capai lebih tajam dan mendalam.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan paritas dan usia melahirkan dengan usia menopause di Kelurahan Pakan Kurai wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014?”
E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan paritas dan usia melahirkan dengan usia menopause di Kelurahan Pakan Kurai wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014. 2. Tujuan Khusus a) Diketahuinya distribusi frekuensi paritas di Kelurahan Pakan Kurai Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014. b) Diketahuinya distribusi frekuensi usia melahirkan di Kelurahan Pakan Kurai Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014.
c). Diketahuinya distribusi frekuensi usia menopause di Kelurahan Pakan Kurai Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014. d) Diketahuinya hubungan paritas dengan usia menopause di Kelurahan Pakan Kurai Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014. e) Diketahuinya hubungan usia melahirkan dengan usia menopause di Kelurahan Pakan Kurai Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014.
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Sebagai penambah wawasan dan ilmu pengetahuan peneliti serta dapat menerapkan metode penelitian dalam melakukan penelitian. 2. Bagi Puskesmas Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kesehatan lansia dengan diketahuinya hubungan paritas dan usia melahirkan dengan usia menopause. 3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya untuk dapat menambah referensi perpustakaan untuk bahan acuan penelitian yang akan datang. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan dapat dijadikan bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang usia menopause. 5. Bagi Responden Diharapkan responden dapat mengetahui cara mengatasi gangguan yang dirasakan pada usia lanjut dengan cara meningkatkan nutrisi dan olahraga.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Menopause a. Pengertian Menopause Menopause merupakan kata yang berasal dari yunani yang artinya “bulan” dan “penghentian sementara” yang secara medis istilah menopause berarti “menocease” berdasarkan definisi nya menopause itu berhentinya masa menstruasi, bukan istirahatnya masa menstruasi. Menopause adalah dimana titik menstruasi yang dihadapi wanita ketika tahun-tahun kesuburannya menurun, sehingga bagi sebagian wanita menimbulkan rasa cemas dan risau sementara bagi yang lain menimbulkan rasa percaya diri (Bobak, dkk, 2009). Menurut Azwar dalam Lestari (2010) mengatakan bahwa menopause adalah masa dimana seorang perempuan mendapatkan haid atau datang bulan atau menstruasi terakhir secara alami dan tidak lagi haid selama 12 bulan berturut-turut. Menopause adalah kejadian normal bagi seorang wanita, tapi sering diawali oleh kondisi yang tidak nyaman. Biasanya ditandai dengan timbulnya rasa panas (hot flushes), munculnya infeksi pada kandung kemih atau saluran air kencing, vagina yang terasa kering, libido atau dorongan seks yang menurun, gairah hidup dan
semangat hidup yang berkurang, perdarahan dari vagina yang tidak teratur, dan berkurangnya daya ingat. b. Tahap-Tahap Menopouse Ada 4 Tahap menopause yaitu : a. Klimakterium Adalah masa peralihan antara masa reproduksi dengan masa senium. Masa ini juga dikenal dengan masa pramenopouse (sebelum berhenti haid) yaitu 4-5 tahun sebelum menopause yang di tandai dengan timbulnya keluhan-keluhan pada siklus haid yang tidak teraturdengan pendarahan yang memanjang dan relatif lebih banyak. Masa ini di mulai pada usia 40 tahun. Pada klimakterium terdapat penurunan produksi hormon esterogen dan kenaikan hormon gonadotropin, kadar hormon ini akan terus tetap tinggi sampai kirakira 15 tahun setelah menopause dan kemudian akan mulai menurun. Pada permulaan usia menjadi tidak klimakterium kesuburan akan menurun. Gejala yang timbul pada masa klimakterium yaitu : a) Siklus menstruasi menjadi tidak teratur b) Pendarahan menstruasi memanjang c) Jumlah darah menstruasi menjadi lebih banyak d) Adanya rasa nyeri saat menstruasi
b. Masa Perimenopause (saat berhentinya haid) Yaitu masa peralihan antara masa pramenopouse dan pasca menopouse. Gejala-gejala yang timbul pada masa perimenopouse yaitu : a) Siklus menstruasi menjadi tidak teratur b) Siklus menstruasi menjadi lebih panjang c. Masa menopause Yaitu fase dimana berhentinya menstruasi atau haid terakhir akibat adaya penurunan hormon esterogen dalam tubuh, dan apabila sesudah menopause bila telah terjadi menopause 12 bulan sampai menuju senium. Gejala-gejala yang terjadi pada masa menopause yaitu sebagai berikut : a) Keringat yang biasanya timbul pada malam hari b) Lebih mudah marah atau emosi c) Sulit istirahat atau tidur d) Haid menjadi tidak teratur e) Terjadi gangguan fungsi seksual f)Badan bertambah gemuk g) Sering kali tidak mampu untuk menahan kencing h) Stress dan depresi i) Nyeri otot sendi
j) Hot flush atau sering terasa panas
k) Terjadinya kekeringan pada vagina karena berkurangnya produksi lendir pada vagina l) Terjadinya gangguan pada tulang m) Gelisah, khawatir, sulit konsentrasi dan mudah lupa d. Masa Senium Masa setelah menopause yaitu ketika seseorang wanita telah mampu menyesuaikan dengan kondisinya sehingga tidak mengalami gangguan fisik. Masa ini biasanya berlangsung kurang lebih lebih 35 tahun setelah menopause, antara usia 65 tahun (Mulyani,2013).
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi menopause Ada beberapa faktor yang mempengaruhi menopause: 1) Menarche Semakin muda orang mengalami menstruasi pertama kalinya, semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause. 2) Jumlah anak Beberapa peneliti menemukan bahwa makin sering seorang wanita melahirkan maka semakin tua atau lama mereka memasuki masa menopause. 3) Usia melahirkan Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia mulai memasuki usia menopause. Hal ini terjadi karena kehamilan dan
persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi bahkan akan memperlambat proses penuaan tubuh. 4) Faktor psikis Keadaan seorang wanita yang tidak menikah dan bekerja di duga mempengaruhi perkembangan psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian, mereka akan mengalami masa menopause lebih muda dibandingkan mereka yang menikah dan tidak bekerja/bekerja atau menikah dan tidak bekerja. 5) Wanita dengan histerektomi Menopouse juga dapat terjadi pada wanita yang mengalami pengangkatan rahim (histerektomi, misalnya sebagai akibat adanya tumor uterus. Mereka akan mengalami gejala menopause pada usia yang lebih muda). 6) Pemakaian kontrasepsi Kontrasepsi jenis hormonal bekerja dengan cara menekan fungsi indung telur sehingga tidak memproduksi sel telur. Pada wanita yang menggunakan kontrasepsi ini akan lebih lama atau tua memasuki menopause. 7) Merokok Wanita perokok di duga akan lebih cepat memasuki masa menopause. 8) Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi, di samping pendidikan dan pekerjaan suami, begitu juga hubungan antara tinggi badan dan berat badan wanita di duga dapat mempengaruhi usia menopause.
9) Budaya dan lingkungan Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan fase klimakterium dini (Intan, Iwan,2012).
d. Usia memasuki menopause Setiap wanita akan mengalami masa menopause pada usia yang berbeda, yang umumnya akan terjadi sekitar usia 45-55 tahun. Beberapa kasus jarang terjadi, menopause berlangsung paling muda yaitu 30 tahun, dan paling tua pada usia 58 tahun. Pada umumnya jika menopause terjadi sebelum usia 45 tahun dapat dikategorikan sebagai menopause dini (Mulyani,2013).
e. Macam-macam menopause 1. Menopause Prematur (dini) Adalah menopause yang terjadi dibawah usia 40 tahun dan di awal 40 an. Menopause dini bisa berdampak besar bagi mental mereka yang mengalaminya, apabila kalau terjadi di usia yang masih muda belia atau pada wanita yang belum sempat memiliki keturunan.
Selain perawatan fisik, konseling juga dapat membantu para wanita penderita menopause dini untuk melaluinya(www.sendokgarpu.com) 2. Menopause normal Menopause yang alami dan umumnya terjadi pada usia akhir 40 tahun atau di awal 50 tahun. 3. Menopause Terlambat Menopause yang terjadi apabila seorang wanita masih terdapat haid di atas 54 tahun. (Endang,2008)
f. Kategori Menopause 1. Dini
: < 45 tahun
2. Normal : 45-55 tahun 3. Lambat : > 55 tahun
g. Perubahan Fisik yang Terjadi pada Masa Menopause Perubahan yang terjadi pada masa menopause meliputi perubahan fisik dan psikologis yaitu sebagai berikut (Lestari (2010): 1) Biologi atau fisik a) Hut flushes ( hot flash) Di sebagian besar negara-negara barat, seperti di Amerika Serikat perubahan fisik paling umum di gambarkan wanita sebagai hot flash yang terjadi dimana saja dari 25-85% wanita yang melewati klimakterium.
Kronenberg mendefenisikan sebagai periode berulang seperti terjadi kemerahan, berkeringat dan perasaan panas, seringkali disertai palpitasi dan perasaan ansietas dan kadangkadang diikuti dengan demam. Wanita dapat mengalami hot flash selama periode waktu yang singkat hingga bertahun-tahun, frevalensi tertinggi adalah dalam dua tahun pertama pasca menopause, wanita yang mengalami pembedahan mempunyai insiden terjadinya hot flash lebih tinggi dari pada wanita yang mengalami menopause secara alamiah. Frekuensi hot flash dapat bervarasi dari beberapa hari pertahun, 70% wanita dapat mengalami hot flash selama beberapa periode waktu. b) Pendarahan disfungsional Karena perubahan pada wanita dari kehidupan reproduktif ke
pasca
produktif
merupakan
proses
bertahap
yang
memerlukan waktu beberapa tahun, sehingga perubahan fungsi menstruasi juga berubah secara bertahap, pola yang paling umum adalah penurunan bertahap jumlah durasi aliran menstruasi menyebabkan terjadinya bercak darah dan kemudian berhenti. Beberapa wanita akan mengalami menstruasi yang lebih sering atau lebih berat hal ini biasanya refleksi dari produksi estrogen folikular yang terus menerus tanpa ovulasi.
Hal ini juga dapat menyebabkan penyakit organic seperti hyperplasia
endrometrium
atipikal
atau
karsinoma
endometrium. c) Perubahan kulit Elastisitas kulit menjadi hilang dan kulit menjadi kendor, kering dan kehalusannya menurun sehingga kulit makin tampak keriput. Perubahan pada rambut termasuk hilangnya sebahagian rambut ketiak dan pubis, terkadang terjadi pergantian rambut halus pada dagu dan bibir atas dengan rambut terminal. d) Osteoporosis Penyakit kerapuhan tulang ini kerap terjadi pada wanita pada usia menopause. Hal ini karena metabolisme dimana tubuh tidak mampu untuk menyerap dan menggunakan bahan-bahan untuk proses pertulangan secara normal seperti kalsium, posfat , dan bahan- bahan lain (Lestari,2010). e) Perubahan pada organ reproduksi diantaranya: (1). Uterus Uterus mengecil, di sebabkan oleh menciutnya selaput lendir rahim (atropi endometrium). (2). Tuba falopi Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis, mendatar, serta gambar getar dalam tuba (silia) menghilang. (3). Ovarium ( indung telur )
Saat dilahirkan wanita mempunyai 733.000 sampai 750.000 bakal sel telur( folikel primadial ) yang dengan meningkatnya usia maka jumlahnya makin berkurang. (4). Serviks ( leher rahim ) Serviks akan mengerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kripta servikal menjadi autropik, kanalis servikal memendek, sehingga menyerupai ukuran serviks fundus saat masa adolesen. (5). Vagina ( liang sangama ) Terjadi penipisan vagina yang menyebabkan hilangnya lipatan-lipatan vagina (rugae). Berkurangnya pembuluh darah penurunan elastisitas secret vagina menjadi encer dan indekskario-piknotik
menurun.
Keadaan
ini
akan
menimbulkan perasaan sakit pada waktu melakukan hubungan seks. (6). Vulva ( mulut kemaluan ) Jaringan vulva menipis karena berkurangnya dan hilangnya jaringan lemak serta jaringan elastis, kulit menipis, dan pembuluh darah berkurang menyebabkan pengerutan lipatan vulva. (7). Kelenjar payudara
Puting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi berkurang sehingga payudara mendatar dan mengendor.
h. Perubahan psikologis setelah menopause 1. Depresi Wanita yang mengalami menopause 50% mengalami depresi, dapat di sebabkan oleh defisiensi estrogen. Sehingga menimbulkan berbagai keluhan dan perubahan pada wanita, banyak
wanita
menganggap
berhentinya
menstruasi
menyebabkan hilangnya kefeminiman dan merupakan salah satu tanda- tanda ketuaan yang sangat ditakuti untuk wanita yang selalu berorientasi terhadap kemudaan. 2. Kecemasan Datangnya rasa cemas ini disebabkan karena wanita tersebut menyangka dengan datangnya menopause kegairahan dan kenikmatan seksual menjadi hilang, kecantikan menjadi hilang dan sirna sehingga terasa dirinya tidak berharga lagi. 3. Gangguan emosi Ada kalanya wanita menopause merasa tidak puas karena terpengaruh bahwa menopause menandakan berakhirnya hidup bagi seorang wanita, biasanya mereka akan bersikap murung dan cepat marah bersikap acuh tak acuh terhadap lingkungan di sekitarnya (Kasdu, 2002).
i. Terapi dan Penatalaksanaan Menopause 1. Therapi Sulih Hormon (TSH) TSH atau HRT (Hormon Replacement Therapy) merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan pada wanita, keluhan atau sindroma dalam masa premenopause dan postmenopause. Selain itu TSH juga berguna untuk mencegah berbagai keluhan (Intan, Iwan,2012). 2.
Olah Raga a) Meningkatkan kebugaran b) Meningkatkan tulang dengan bergerak c) Mencegah dari penyakit d) Menstabilkan berat badan e) Mengurangi atau menghilangkan keluhan menopause f)
3.
Mengurangi stress Nutrisi
a) Pemberian obat-obatan dan jeli saat berhubungan suami istri b) Gaya hidup c) Pemeriksaan kesehatan d) Meningkatkan kehidupan religius
2. Paritas a. Pengertian Paritas adalah jumlah kehamilan yang diakhiri dengan kelahiran janin yang memenuhi syarat untuk melangsungkan kehidupan atau pada
usia kehamilan lebih dari 28 minggu dan berat badan janin mencapai lebih dari 1000 gram. Frekuensi melahirkan yang sering dialami oleh ibu merupakan suatu keadaan yang dapat mengakibatkan endometrium menjadi cacat dan sebagai akibatnya dapat terjadi komplikasi dalam kehamilan(Varney, 2001). Paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari kematian maternal. Paritas >3 mempunyai angka kematian yang lebih tinggi,
makin
tinggi
paritas,
lebih
tinggi
kematian
maternal
(Prawirohardjo, 2008).
b. Kategori Paritas 1) Paritas <3, dikategorikan aman untuk menjalankan proses kehamilan atau persalinan 2) Paritas >3, dikategorikan memiliki factor resiko buruk dalam kehamilan maupun persalinan. (Prawirohardjo, 2008)
c.
Hubungan paritas dengan usia menopause Beberapa peneliti menemukan bahwa makin sering seorang wanita melahirkan maka semakin tua atau lama mereka memasuki masa menopause (Intan,Iwan,2012).
3. Usia melahirkan a. Pengertian Usia ibu adalah usia saat melahirkan yang dinyatakan dalam tahun kalender, umur bertambah sejalan dengan perkembangan biologis organ-organ tubuh manusia yang pada usia tertentu mengalami perubahan (Nugroho,2010). Usia ibu pada saat hamil merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat risiko kehamilan dan persalinan. Umur yang dianggap berisiko adalah umur di bawah 20 tahun dan di atas 30 tahun. Faktor yang mempunyai pengaruh sangat erat dengan perkembangan alat-alat reproduksi wanita dimana reproduksi sehat merupakan usia yang paling aman bagi seorang wanita untuk hamil dan melahirkan yaitu 20-30 tahun, dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan melahirkan adalah 20-30 tahun (Wiknjosastro, 2006 ).
c. Kategori usia 1) Terlalu muda < 20 tahun, semakin cepat ia mengalami menopause. 2) Usia reproduksi 20-35, yaitu usia yang ideal untuk menjalani kehamilan dan melahirkan. 3) Terlalu tua >35 tahun, semakin tua usia seseorang melahirkan maka semakin tua ia memasuki menopause.(Wiknjosastro, 2006 )
d. Hubungan usia melahirkan dengan usia menopause
Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia mulai memasuki usia menopause. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi bahkan akan memperlambat proses penuaan tubuh. (Intan,Iwan,2012)
B. Kerangka Teori Faktor-faktor yang mempengaruhi menopause b)
• • • • • • • • •
Menarche Jumlah anak Usia melahirkan Faktor psikis Wanita dengan histerektomi Pemakaian kontrasepsi Merokok Sosial Ekonomi Budaya dan Lingkungan
Usia Menopause
1. Dini 2. Normal 3. Lambat
: < 45 tahun : 45-55 tahun : > 55 tahun
Skema 2.1 Kerangka Teori Hubungan Paritas dan Usia Melahirkan dengan Usia Menopause (Intan,Iwan,2012)
C. Kerangka Konsep
Variabel Independen Paritas
Variabel Dependen
Usia Menopause
Usia melahirkan Skema 2.2 Kerangka Konsep Hubungan Paritas dan Usia melahirkan Dengan Usia Menopause
D.
Hipotesis Penelitian 1.
Ha : adanya hubungan paritas dengan usia menopause di Kelurahan Pakan Kurai wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014.
2. Ho : tidak adanya hubungan paritas dengan usia
menopause di
Kelurahan Pakan Kurai wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014.
3.
Ha : adanya hubungan usia melahirkan dengan usia menopause di Kelurahan Pakan Kurai wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014.
4. Ho : tidak adanya hubungan usia melahirkan dengan usia menopause di Kelurahan Pakan Kurai wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014.
E. Defenisi Operasional
No.
Variabel
Defenisi Operasional
Alat Ukur
Cara Ukur
Hasil Ukur
Skala
1.
2.
Paritas
Usia melahirkan
Jumlah kehamilan yang diakhiri dengan kelahiran janin
Daftar Wawancara 1. checklist
Usia ibu saat terakhir melahirkan
Daftar Wawancara 1. Muda : <20 tahun checklist 2. Reproduksi : 20-35n
2.
Tinggi : >3
Ordinal
hamil & melahirkan Rendah :<3 hamil & melahirkan.
Nominal
3. Tua : (>35 tahun) 3.
Usia Umur Menopause seorang wanita berhenti haid
Daftar Wawancara 1. Dini: <45 tahun checklist 2. Normal:45-55 tahun 3. Lambat : > 55 tahun
Tabel 2.1 Defenisi Operasional Hubungan antara Paritas dan Usia Melahirkan dengan Usia Menopause
Nominal
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif metode survei, dengan pendekatan cross sectional yaitu variabel bebas atau risiko dan variabel terikat atau akibat akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan yang hasilnya dapat memberikan informasi tentang hubungan antara dua variabel tersebut (Notoatmodjo,2010).
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Waktu Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli - September 2014. 2. Tempat Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Pakan Kurai Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menopause yang ada di Kelurahan Pakan Kurai wilayah
kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014 sebanyak 246 orang.
2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti
atau
dianggap
mewakili
seluruh
populasi
(Arikunto,2002). Menurut Arikunto untuk menemukan besar sampel ditetapkan dengan menggunakan rumus 10-15 % atau 20-25 % populasi (Arikunto, 2006). Dan jumlah sampel dalam penelitian ini dicari dengan menggunakan rumus: n = 15 % x N
Keterangan : n
: jumlah sampel
N
: jumlah populasi
Jadi, jumlah sampel : n = 15 % x N = 15 % X 246 = 36,9 = 37
Jadi, jumlah sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 37 orang ibu menopause di Kelurahan Pakan Kurai wilayah kerja puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik accidental random sampling, yaitu suatu cara pengambilan sampel yang dilakukan secara acak dengan jenis Lottery Technique sampling (Notoatmodjo,2002). Dari rumus di atas diperoleh sampel dengan jumlah 37 orang wanita menopause yang menjadi responden dan ditetapkan secara accidental random sampling (Notoatmodjo,2002). Hal ini dilakukan dengan alasan populasi yang banyak. Dengan kriteria sampel: a. Bersedia menjadi responden b. Telah menopause c. Dapat berkomunikasi dengan baik
D. Etika Penelitian Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu membawa rekomendasi dari institusinya dari pihak lain dengan cara mengajukan permohonan izin kepada institusi atau lembaga tempat meneliti yang di tuju oleh penulis. Setelah mendapat persetujuan barulah peneliti dapat melakukan penelitian dengan menekankan etika yang meneliti :
1. Izin Penelitian Penelitian ini dilakukan kepada ibu yang berumur 40 tahun ke atas. Sebelum pengambilan data di lapangan penulis terlebih dahulu mendapatkan
izin
penelitian
dari
Lembaga
penelitian
dan
Pengabdian Masyarakat STIkes Prima Nusantara Bukittinggi. 2. Informed consent Lembaga persetujuan ini kepada responden yang akan di teliti. Responden harus memenuhi kriteria. Lembaga informed consent harus di lenkapi judul penelitian dan manfaat penelitian. Bila subjek menolak, maka penulis harus menghormati hak-hak subjek. 3. Anominity (tanpa nama) Untuk menjaga kerahasiaan, penulis tidak mencantumkan nama-nama responden, tetapi pada lembar tersebut di beri kode. 4. Confidentaly Kerahasiaan informasi responden di jamin oleh penulis dan hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian (Alimul 2008).
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer Pengumpulan data primer di lakukan dengan menggunakan kuesioner
yang
diberikan
langsung
kepada
pertanyaan tentang paritas, usia melahirkan responden.
responden
berupa
dan usia menopause
2. Data Sekunder Pengumpulan data sekunder diperoleh dari data Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi, Data Puskesmas Guguk Panjang dan data lansia dari kader di Kelurahan Pakan Kurai wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014.
F. Pengolahan dan Analisis Data 1.
Pengolahan Data Pengolahan dilakukan dengan beberapa tahap antara lain: a. Memeriksa data ( Editing) Setelah dilakukan pengumpulan data peneliti memeriksa kembali pada setiap daftar checklist. Setelah dilakukan pemeriksaan data maka tidak ada data yang kurang lengkap dan semua kuesioner telah diisi secara lengkap. Setelah pemeriksaan data dilakukan dan dipastikan semua data sudah lengkap,
maka peneliti melakukan pengkodean data
diantaranya diberi kode 1, 2 dan 3. b. Memasukan data ( Entry) Setelah dilakukan pengkodean maka langkah selanjutnya peneliti memasukkan data kedalam master tabel. c. Membersihkan Data (Cleaning)
Setelah semua data dimasukkan kedalam master tabel, kemudian peneliti melakukan pembersihan data dari kesalahan dan setelah dipastikan semua data lengkap, langkah selanjutnya melakukan analisis data. d. Analisa Data (Analysis ) Setelah data lengkap di masukkan kedalam master kemudian diolah secara manual dengan cara mengklasifikasikan data tersebut dalam beberapa kelompok menurut variasi yang ada dalam pertanyaan sesuai sub variabel penelitian (Notoatmodjo,2010:174). Alternativ jawaban responden di masukan dalam master tabel, kemudian di deskriptifkan dengan menggunakan kategori yang telah di tetapkan.
2.
Analisa Data a.
Analisa Univariat Analisa univariat bertujuan untuk melihat gambaran masingmasing variabel. Untuk menentukan presentase tiap variabel.
b.
Analisa Bivariat Untuk melihat hubungan antara variabel dengan menggunakan rumus chi-square, uji statistic. Pengolahan data dilakukan dengan cara komputerisasi. Untuk melihat kemaknaan perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan 0,05 sehingga bila nilai p ≤ 0,05 maka hasil
statistik bermakna atau signifikan dan tidak bermakna jika nilai p > 0,05 (Budiarto,2010:183).
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian Puskesmas Guguk Panjang adalah salah satu puskesmas yang terletak di Jl.Prof M. Yamin, SH, Kec. Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Luas wilayah puskesmas Guguk Panjang yaitu 2,82 km2. Puskesmas Guguk Panjang terdiri dari tiga wilayah kerja yaitu Kelurahan Pakan Kurai yang terdiri dari 6 RW dan kelurahan Tarok Dipo terdiri dari 6 RW serta kelurahan Bukik Cangang terdiri dari 5 RW . Batas –batas wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang adalah : 1. Sebelah Utara
: Kecamatan Mandiangin Koto Selayan
2.
Sebelah Selatan : Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh
3. Sebelah Barat
: Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam
4.
Sebelah Timur
: Kecamatan Aur Tigo Baleh dan
Kecamatan Mandiangin Koto Selayan
B. Hasil Penelitian 1. Analisa Univariat Analisa univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti. Adapun yang diteliti adalah paritas, usia melahirkan dan usia menopause.
31
a. Paritas Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas di Kelurahan Pakan Kurai wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi Tahun 2014 Paritas
Frekuensi
Persentase
Tinggi
22
59,5
Rendah
15
40,5
Jumlah
37
100
Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa dari 37 responden terdapat lebih dari separoh 22 (59,5%) responden memiliki paritas tinggi.
b. Usia Melahirkan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Melahirkan di Kelurahan Pakan Kurai Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi Tahun 2014 Usia Melahirkan
Frekuensi
Persentase
Muda
4
10,8
Reproduksi
15
40,5
Tua
18
48,6
Jumlah
37
100
Dari tabel 4.2 di atasdapat diketahui bahwa dari 37 responden terdapat 4 (10,8%) responden yang merupakan usia melahirkan muda.
c. Usia Menopause Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Menopause di Kelurahan Pakan Kurai Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi Tahun 2014 Usia Menopause
Frekuensi
Persentase
Dini
6
16,2
Normal
23
62,2
Lambat
8
21,6
Jumlah
37
100
Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa dari 37 responden terdapat 6 (16,2%) responden memiliki usia menopause dini dan lebih dari separoh 23 (62,2%) reponden memiliki usia menopause normal.
2. Analisa Bivariat Analisa bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan paritas dan usia melahirkan dengan usia menopause.
a. Hubungan Paritas dengan Usia Menopause Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas dengan Usia menopause Usia Menopause Total Dini
Paritas
Normal
Lambat
f
%
f
%
f
%
f
%
Tinggi
1
4,5
13
59,1
8
36,4
22
100
Rendah
5
33,3
10
66,7
0
0,0
15
100
Total
6
16,2
23
62,2
8
21,6
37
100
P.Value
0.006
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa dari 37 responden yang telah dilakukan penelitian, terdapat 22 responden yang memiliki paritas tinggi dan hanya 1 (4,5%) responden yang mengalami usia menopause dini. Sedangkan 15 responden memiliki paritas rendah dan terdapat 5 (33,3%) responden yang mengalami usia menopause dini. Setelah dilakukan uji statistic (chi-squere test) dengan menggunakan sistem komputerisasi terhadap hubungan paritas dengan usia menopause, didapatkan hasil yaitu p = 0,006. Dari nilai tersebut diketahui bahwa nilai p < 0,05 yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan usia menopause di Kelurahan Pakan Kurai wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014.
b. Hubungan Usia Melahirkan dengan Usia menopause
Usia melahirkan
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Melahirkan dengan Usia menopause Usia Menopause Total Dini Normal Lambat F
%
F
%
f
%
f
%
Muda
4
100
0
0
0
0
4
100
Reproduksi
2
13,3
13
86,7
0
0
15
100
Tua
0
0
10
55,6
8
44,4
18
100
Total
6
16,2
23
62,2
8
21,6
37
100,0
P.Value
0.000
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa dari 37 responden yang telah dilakukan penelitian, terdapat 4 responden yang tergolong muda dan 4 (100%) responden yang mengalami usia menopause dini, 15 responden tergolong reproduksi dan terdapat 2 (13,3%) responden yang mengalami usia menopause dini dan 18 responden yang tergolong tua
dan terdapat 0 (0%) yang mengalami usia
menopause dini. Setelah dilakukan uji statistic (chi-squere test) dengan menggunakan
sistem komputerisasi
terhadap hubungan
usia
melahirkan dengan usia menopause, didapatkan hasil yaitu p = 0,000. Dari nilai tersebut diketahui bahwa nilai p < 0,05 yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara usia
melahirkan dengan usia menopause di Kelurahan Pakan Kurai wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014.
C.
Pembahasan 1. Analisa Univariat a. Paritas Berdasarkan analisa peneliti dapat dilihat dari 37 responden terdapat lebih dari separoh 22 (59,5%) responden memiliki paritas tinggi (>3), sedangkan yang merupakan paritas rendah 15 (40,5%) responden . Paritas adalah jumlah kehamilan yang diakhiri dengan kelahiran janin yang memenuhi syarat untuk melangsungkan kehidupan atau pada usia kehamilan lebih dari 28 minggu dan berat badan janin mencapai lebih dari 1000 gram. Frekuensi melahirkan yang sering dialami oleh ibu merupakan suatu keadaan yang dapat mengakibatkan endometrium menjadi cacat dan sebagai akibatnya dapat terjadi komplikasi dalam kehamilan (Varney, 2001). Paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari kematian maternal. Paritas >3 mempunyai angka kematian yang lebih tinggi, makin tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal (Prawirohardjo, 2008).
Menurut asumsi peneliti banyaknya ibu yang memiliki paritas tinggi (>3) di Kelurahan Pakan Kurai wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi disebabkan oleh keinginan ibu dan suami yang berkeinginan untuk mempunyai banyak anak, disebabkan oleh masih adanya kepercayaan ibu dan suami terhadap konsep banyak anak banyak reski. Serta banyak ibu yang mengeluh tidak cocok menggunakan
alat
kontrasepsi
sehingga
ibu
takut
untuk
menggunakannya lagi. Sebenarnya untuk kedepannya hal ini bisa di atasi dengan memberikan penyuluhan tentang KB serta memberikan saran alat kontrasepsi yang benar-benar cocok untuk ibu.
b. Usia Melahirkan Berdasarkan
analisa peneliti dapat dilihat dari 37 responden
terdapat 4 (10,8%) responden merupakan usia melahirkan muda, 15 (40,5%) responden merupakan usia melahirkan reproduksi dan 18 (48,6%) responden merupakan usia melahirkan tua. Usia ibu adalah usia saat melahirkan yang dinyatakan dalam tahun kalender, umur bertambah sejalan dengan perkembangan biologis organ-organ tubuh manusia yang pada usia tertentu mengalami perubahan (Nugroho,2010). Usia ibu pada saat hamil merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat resiko kehamilan dan persalinan. Umur yang dianggap beresiko adalah umur di bawah 20 tahun dan di atas 30 tahun. Faktor
yang
mempunyai
pengaruh
sangat erat dengan
perkembangan alat-alat reproduksi wanita dimana reproduksi sehat merupakan usia yang paling aman bagi seorang wanita untuk hamil dan melahirkan yaitu 20-30 tahun, dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan melahirkan adalah 20-30 tahun (Wiknjosastro, 2006 ).
Menurut asumsi peneliti masih adanya ibu yang usia melahirkan muda di Kelurahan Pakan Kurai wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi disebabkan oleh keinginan ibu dan suami ingin punya anak di usia muda dantidak adanya kader di beberapa RW sehingga ibu-ibu pun merasa enggan untuk datang ke posyandu, serta tidak adanya posyandu di beberapa RW mengakibatkan ibu malas untuk berkunjung ke posyandu karena jauh sehingga ibu tidak mendapatkan penyuluhan tentang resiko terhadap kehamilan.
c. Usia Menopause Berdasarkan analisa peneliti dapat dilihatdari 37 responden terdapat 6(16,2%) responden mengalami usia menopause dini, lebih sari separoh 23 (62,2%) responden yang mengalami usia menopause normal dan8 (21,6%) responden yang mengalami usia menopause lambat. Menopause merupakan kata yang berasal dari yunani yang artinya “bulan” dan “penghentian sementara” yang secara medis istilah menopause berarti “menocease” berdasarkan definisinya menopause
itu berhentinya masa menstruasi, bukan istirahatnya masa menstruasi. Menopause adalah dimana titik menstruasi yang dihadapi wanita ketika tahun-tahun kesuburannya menurun, sehingga bagi sebagian wanita menimbulkan rasa cemas dan risau sementara bagi yang lain menimbulkan rasa percaya diri (Bobak, dkk, 2009).
Ketika memasuki masa menopause, sebagian besar wanita cenderung merasa tidak siap untuk menghadapinya. Perasaan tidak siap menghadapi masa menopause ini disebabkan karena banyak sekali perubahan fisik yang dialami ketika memasuki masa menopause. Beberapa perubahan fisik yang dialami seringkali dirasakan mengganggu, bahkan terkadang mampu memicu timbulnya penyakit lain. Menurut asumsi peneliti usia menopause dini yang di alami oleh ibu di wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi disebabkan oleh paritas dan usia melahirkan ibuserta juga dipengaruhi olehfaktor menarche dan ekonomi ibu. Dimana ibu yang mengalami menopause dini di Kelurahan Pakan Kurai ini juga mengalami menarche yang lambat. Dan di lihat dari segi ekonomi Ibu yang mengalami menopause dini ini hidup sendiri dirumah dengan mengharapkan
bantuan
dari
pemerintah
untuk
memenuhi
kebutuhannya seperti : raskin dari pemerintah dan bantuan dana untuk lansia.
2. Analisa Bivariat a.
Hubungan Paritas dengan Usia Menopause Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 37 responden yang mengalami usia menopause dini lebih banyak ditemukan pada paritas rendah (< 3), dibandingkan dengan responden paritas tinggi (> 3), yakni 1(4,5%) responden paritas tinggi (> 3), dan 5 (33,3%) responden paritas rendah (< 3). Setelah dilakukan uji statistik chi-square didapatkan nilai p value = 0,006 (p<0,05) yang berarti Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan keluhan menopause di Kelurahan Pakan Kuraiwilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014. Paritas adalah jumlah kehamilan yang diakhiri dengan kelahiran janin yang memenuhi syarat untuk melangsungkan kehidupan atau pada usia kehamilan lebih dari 28 minggu dan berat badan janin mencapai lebih dari 1000 gram. Frekuensi melahirkan yang sering dialami
oleh
ibu
merupakan
suatu
keadaan
yang
dapat
mengakibatkan endometrium menjadi cacat dan sebagai akibatnya dapat terjadi komplikasi dalam kehamilan (Varney, 2001). Paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari kematian maternal. Paritas >3 mempunyai angka kematian yang lebih tinggi, makin tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal (Prawirohardjo, 2008).Beberapa peneliti menemukan bahwa makin
sering seorang wanita melahirkan maka semakin tua atau lama mereka memasuki masa menopause (Intan,Iwan,2012). Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Sigit Prasojo tahun 2012 dengan judul Hubungan Antara Paritas dengan Usia Menopause di Kelurahan Medono Kota Pekalongan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara paritas
dengan usia menopause. Menurut asumsi peneliti paritas yang mengalami usia menopause dini di Kelurahan Pakan Kurai wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014 adalah paritas < 3, hal ini memungkinkan terjadinya karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi, sehingga kadar hormon esterogen dan progesteron yang sudah berkurang dalam tubuh ibu mengakibatkan proses penuaan akan lebih cepat.Serta juga juga dipengaruhi oleh menarche dan faktor ekonomi ibu. Dimana ibu yang mengalami menopause dini juga mengalami menarche yang lambat serta di lihat dari faktor ekonomi ibu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ibu mengharapakan bantuan dari pemerintah, seperti : raskin dan dana untuk lansia
b. Hubungan Usia Melahirkan dengan Usia Menopause Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 37 orang respondenterdapat 4 (100%) orang responden yang tergolong muda dan 4 (100%) responden yang mengalami usia menopause dini, 15
(100%) responden tergolong reproduksi dan 2 (13,3%) yang mengalami usia menopause dini, dan0 (0%) responden yang tergolong tua, sedangkan yang mengalami usia menopause dini 0 (0%) responden. Setelah dilakukan uji statistik chi-square didapatkan nilai p value = 0,000 (p<0,05) yang berarti Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara usia melahirkan dengan usia menopause di Kelurahan Pakan Kuraiwilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014. Usia ibu adalah usia saat melahirkan yang dinyatakan dalam tahun kalender, umur bertambah sejalan dengan perkembangan biologis organ-organ tubuh manusia yang pada usia tertentu mengalami perubahan (Nugroho,2010). Usia ibu pada saat hamil merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat risiko kehamilan dan persalinan. Umur yang dianggap berisiko adalah umur di bawah 20 tahun dan di atas 30 tahun. Faktor
yang
mempunyai
pengaruh
sangat erat dengan
perkembangan alat-alat reproduksi wanita dimana reproduksi sehat merupakan usia yang paling aman bagi seorang wanita untuk hamil dan melahirkan yaitu 20-30 tahun, dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan melahirkan adalah 20-30 tahun (Wiknjosastro, 2006 ).
Semakin tua usia melahirkan responden maka akan semakin lambat responden mengalami menopause dan sebaliknya semakin muda usia melahirkan responden maka akan semakin cepat responden mengalami menopause.(Intan,Iwan,2012) Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Ari Widyaningsih tahun 2011 dengan judul FaktorFaktor yang berhubungan dengan Usia Menopause di Kelurahan Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang bahwa ada hubungan yang bermakna antara usia melahirkan dengan Usia menopause. Menurut asumsi peneliti usia melahirkan yang mengalami usia menopause dini di Kelurahan Pakan Kurai wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014 adalah usia muda(<20 tahun).Hal ini memungkinkan dipengaruhioleh usia melahirkan ibu. Serta juga juga dipengaruhi oleh menarche dan faktor ekonomi ibu. Dimana ibu yang mengalami menopause dini juga mengalami menarche yang lambat serta di lihat dari faktor ekonomi ibu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ibu mengharapakan bantuan dari pemerintah, seperti : raskin dan dana untuk lansia. D.
Keterbatasan Penelitian Setelah peneliti melakukan survei awal dan mengumpulkan data, serta melakukan penelitian ada beberapa keterbatasan yang penulis hadapi dalam penelitian ini, yaitu:
1. Tidak adanya posyandu lansia di beberapa RW sehingga peneliti harus mengumpulkan data ke tempat tinggal responden. 2. Secara teoritis banyak faktor yang memepengaruhi menopause di antaranya : menarche, ibu merokok, pemakaian kontrasepsi, sosial ekonomi dan lain-lain. Karena keterbatasan waktu sehingga peneliti hanya terbatas pada analisis hubungan paritas dan usia melahirkan dengan usia menopause. 3. Sesuai dengan kemampuan penulis analisis hubungan antar variabel hanya dilakukan dengan Chi-Square, yang berarti hanya melihat ada atau tidaknya hubungan antar variabel bukan hubungan sebab akibat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1.
Lebih dari separoh 22 (59,5%) responden dengan paritas tinggi.
2. Terdapat 4 (10,8%) responden yang tergolong usia melahirkan muda. 3. Terdapat 6 (16,2%) responden yang termasuk kategori usia menopause dini. 4. Nilai p value = 0,006 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan usia menopause di Kelurahan Pakan Kurai wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang tahun 2014. 5. Nilai p value = 0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara usia melahirkan dengan usia menopause di Kelurahan Pakan Kurai wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tahun 2014.
B. Saran 1.
Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kesehatan lansia dengan diketahuinya hubungan paritas dan usia melahirkan dengan usia menopause.
2. BagiInstitusiPendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan landasan dalam mengembangkan program kurikulum terkait dan mengembangkan kompetensi pembelajaran pada mahasiswa mengenai kesehatan reproduksi pada masa usia lanjut. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang usia menopause 44
4. Bagi Responden Hasil penelitian ini diharapkan responden dapat mengetahui cara mengatasi gangguan yang dirasakan pada usia lanjut dengan cara meningkatkan nutrisi dan olahraga.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul.2008. Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta : EGC Anggraini,AS,2011. Hubungan Usia Melahirkan dengan Keluhan Menopause. Alahan Panjang Arikunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka cipta Bandiyah, 2009.Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta :Nuha Medika. Bobak, dkk, 2009.Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Edisi 4.Jakarta : EGC Budiarto,2010. Biostatistik untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat, Jakarta : EGC Dinkes Kota Bukittinggi, 2012.Profil Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi tahun 2012.Bukittinggi :Dinkes. , 2013.Profil 2013.Bukittinggi:Dinkes
Dinas
Kesehatan
Kota
Bukittinggi
tahun
Intan,Iwan,2012. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Kasdu, 2002.Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause, Puspa Swara, Jakarta Kusmiran,eni.2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba Medika Lestari 2010.Seluk Beluk Menopause.Jakarta :Gera iIlmu. Mulyani,Nina Siti,2013.Menopouse.Yogyakarta : Nuha Medika Notoatmodjo, 2003.Metodologi Penelitia nKesehatan. Jakarta :RinekaCipta. ___________, 2005.Promosi Kesehatan. Jakarta :RinekaCipta. ___________, 2010.Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta :Rineka Cipta. Nugroho,2010. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta : Medika
Nuha
Prasojo,Sigit,2012. Hubungan antara Paritas dengan Keluhan Menopause.Pekalongan Prawirohardjo S. 2008.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta : YBP-SP
Profil Kesehatan Sumatera Barat,2009. Profil Kesehatan Sumatera Barat.Bukittinggi: Dinkes Sulastri, 2010.Keperawatan Gerontik, EdisiKedua. EGC, Jakarta Varney, 2001.Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC Varney Helen, dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2. EGC, Jakarta Widyaningsih,Ari.2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Menopause. Semarang Wiknjosastro Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. YBP-SP, Jakarta
Lampiran 2 PERMOHONAN PERSETUJUAN RESPONDEN KepadaYth : Ibu calon Responden Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Program D III Kebidanan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi : Nama
: Fivi Aulia, S.ST
Bermaksud mengadakan penelitian tentang “Hubungan Paritas dan Usia Melahirkan dengan Usia Menopause di Kelurahan Pakan Kurai Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi Tahun 2014” Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan tidak menimbulkan kerugian bagi responden. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan oleh responden akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Demikian harapan saya. Sebelumnya saya ucapkan terimakasih atas kesediaan Ibu meluangkan waktunya untuk membantu saya. Semoga Allah SWT membalasnya.Amin.
Peneliti (Fivi Aulia, S.ST)
Lampiran 3
PERSETUJUAN RESMI RESPONDEN ( SURAT PERNYATAAN ) Setelah membaca penjelasan dari peneliti yaitu saudari Yulia Ade Murni Mahasiswi STIKes Prima Nusantara Bukittinggi mengenai penelitiannya yang berjudul “Hubungan Paritas dan Usia Melahirkan dengan Usia Menopause di Kelurahan Pakan Kurai Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi Tahun 2014” Maka dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dan saya berjanji akan memberikan informasi yang sesungguhnya tanpa ada tekanan atau paksaan dari pihak manapun. Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Bukittinggi, ..................2014 Responden (…………………….)
Lampiran 4 DAFTAR CHEKLIST PARITAS NO
NAMA RESPONDEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Ny. S Ny. M Ny. Z Ny. Y Ny. T Ny. K Ny. Y Ny. R Ny. R Ny. M Ny. R Ny. W Ny. Z Ny. N Ny. E Ny. N Ny. D
Tinggi (> 3)
USIA MELAHIRKAN
Rendah (<3)
Muda (<20 tahun)
Reproduksi (20-35 tahun)
√ √ √ √ √
USIA MENOPAUSE Tua (>35 tahun)
Dini (<45th)
√ √
√
√ √
√
√ √ √ √ √ √
√
√ √ √
√ √ √
√
√ √
√ √ √ √ √
√
√ √
√ √
√ √ √
Lambat (>55th)
√
√ √ √
Normal (45-55 th)
√ √ √
√ √ √ √
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Ny. E Ny. J Ny. M Ny. S Ny. I Ny. S Ny. M Ny. E Ny. N Ny. Z Ny. R Ny. A Ny. E Ny. S Ny. Z Ny. R Ny. R Ny. L Ny. G Ny. E
√
√ √
√ √
√ √
√ √
√
√ √
√ √
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√
√
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
KETERANGAN PARITAS
USIA MELAHIRKAN
USIA MENOPAUSE
TINGGI=1
MUDA = <20 TAHUN
RENDAH=2
REPRODUKSI = 20-35 TAHUN TUA = >35 TAHUN
DINI= < 45 TAHUN NORMAL= 45-55 TAHUN LAMBAT= > 55 TAHUN
Lampiran 5
MASTER TABEL HUBUNGAN PARITAS DAN USIA MELAHIRKAN DENGAN USIA MENOPAUSE DI KELURAHAN PAKAN KURAI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUGUK PANJANG BUKITTINGGI TAHUN 2014
PARITAS NO
USIA MELAHIRKAN
NAMA RESPONDEN
USIA MENOPAUSE Menarche
Skor
Kategori
Skor
Kategori
Usia Menopause
Skor
Kategori
1
Ny. S
1
Tinggi
3
Tua
14
57
3
Lambat
2
Ny. M
2
Rendah
3
Tua
14
55
2
Normal
3
Ny. Z
2
Rendah
1
Muda
15
43
1
Cepat
4
Ny. Y
2
Rendah
3
Tua
17
51
2
Normal
5
Ny. T
2
Rendah
2
Reproduksi
15
54
2
Normal
6
Ny. K
1
Tinggi
3
Tua
13
56
3
Lambat
7
Ny. Y
1
Tinggi
3
Tua
13
50
2
Normal
8
Ny. R
1
Tinggi
3
Tua
19
48
2
Normal
9
Ny. R
1
Tinggi
2
Reproduksi
13
45
2
Normal
10
Ny. M
1
Tinggi
3
Tua
12
58
3
Lambat
11
Ny. R
1
Tinggi
3
Tua
15
57
3
Lambat
12
Ny. W
2
Rendah
1
Muda
17
44
1
Cepat
13
Ny. Z
2
Rendah
2
Reproduksi
13
44
1
Cepat
14
Ny. N
2
Rendah
2
Reproduksi
13
47
2
Normal
15
Ny. E
1
Tinggi
3
Tua
13
50
2
Normal
16
Ny. N
2
Rendah
3
Tua
13
48
2
Normal
17
Ny. D
2
Rendah
2
Reproduksi
15
51
2
Normal
18
Ny. E
1
Tinggi
2
Reproduksi
13
49
2
Normal
19
Ny. J
2
Rendah
3
Tua
12
52
2
Normal
20
Ny. M
1
Tinggi
3
Tua
12
53
2
Normal
21
Ny. S
1
Tinggi
2
Reproduksi
14
48
2
Normal
22
Ny. I
2
Rendah
1
Muda
14
41
1
Cepat
23
Ny. S
1
Tinggi
3
Tua
12
58
3
Lambat
24
Ny. M
1
Tinggi
2
Reproduksi
14
53
2
Normal
25
Ny. E
2
Rendah
1
Muda
15
43
1
Cepat
26
Ny. N
1
Tinggi
2
Reproduksi
13
50
2
Normal
27
Ny. Z
2
Rendah
2
Reproduksi
13
47
2
Normal
28
Ny. R
2
Rendah
2
Reproduksi
15
48
2
Normal
29
Ny. A
1
Tinggi
3
Tua
11
57
3
Lambat
30
Ny. E
1
Tinggi
2
Reproduksi
13
51
2
Normal
31
Ny. S
1
Tinggi
3
Tua
13
58
3
Lambat
32
Ny. Z
1
Tinggi
2
Reproduksi
17
44
1
Cepat
33
Ny. R
1
Tinggi
3
Tua
13
57
3
Lambat
34
Ny. R
2
Rendah
2
Reproduksi
15
45
2
Normal
35
Ny. L
1
Tinggi
3
Tua
14
50
2
Normal
36
Ny. G
1
Tinggi
3
Tua
15
50
2
Normal
37
Ny. E
1
Tinggi
2
Reproduksi
12
48
2
Normal
KETERANGAN
PARITAS
USIA MELAHIRKAN
USIA MENOPAUSE
TINGGI=1
MUDA = 1
DINI= < 45 TAHUN
RENDAH=2
REPRODUKSI = 2
NORMAL= 45-55 TAHUN
TUA = 3
LAMBAT= > 55 TAHUN