HUBUNGAN IMEJ TUBUH, PENGETAHUAN GIZI DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA DI KOTA BANDA ACEH Ampera Miko1, Azhari1, Suwardi2
ABSTACT Nutritional problems can occur in all human life stage, from fetus, infan, adolescent, adult, the elderly. The National Economic Survey of 2003 shows that adolescent suffered and had nutritional problem, such as anemia, malnutrition or emaciation more than athe other age groups. Besides diet and infection, nutrition al status problem among teenagers in particular are also caused by various external factor such as lifestyles, socio-culture, education, knowledge, attitude, and behavior, environment and body image. Body image is someone’s personal perception, which includes imagination, emotion and sensation, toward his/her physical appearance or body. The aim of this research was figure out the correlation of body image, nutritional knowledge and physical habist with nutritional status of senior high school student in Banda Aceh. This research is a cross-sectional study. The population of the study includes all the senior high school student in Banda Aceh. School selection was carried out through purposive sampling, and samples were taken using stratified random sampling. The number of samples is 223 student. Body imej measurement was carried out using modified BSQ: whith data of physical exercises habits and nutritional knowledge were collected from interviews and questionnaires. Negative body image was mostly found with student with obese status. With a total 8 peaple (32,0%); have poor knowledge of nutritional was mostly found anong student with normal nutritional status with a total of 78 people (62,4%); poor exercise habit is found with students who have higher nutritional status, with a total 23 people (92,0%). Chi-square test analysis concludes that there is correlation between body image and nutritional status (p=0,015), there is a correlation between knowledge abaut nutritional status (p=0,009), however there is no correlation between physical exercise habit and nutritional status (p=0,753). Body image and nutritional are factors that affect nutritional status among Banda Aceh senior high school student in Banda Aceh besides otherfactors such as dit and infection. Keywords: body image, nutritional knowledge, adolescent nutritional status 1
Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Depkes NAD Staff Direktorat Poltekkes Depkes NAD
2
PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta untuk mempertinggi derajat kesehatan dan gizi masyarakat dan gizi masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat pada umumnya.Salah satu aspek dari usaha peningkatan kualitas manusia Indonesia adalah usaha perlindungan terhadap masyarakat. Usaha perlindungan ini diperlukan setiap anggota masyarakat anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan profesinya baik rohani, jasmani maupun social (Depkes RI, 2000) Masalah gizi dapat terjadi pada setiap siklus kehidupan, dimulai dari sejak dalam kandungan (janin), lahir menjadi bayi, anak, remaja, dewasa dan usia tua. Timbulnya masalah gizi dipengaruhi oleh banyak factor, baik secara langsung maupun tidak langsung.Masalah gizi berhubungan erat dengan status social ekonomi seseorang dan keluarga, kemiskinan, penggangguran, budaya bahkan politik. Keadaan gizi masyarakat adalah
cermin tingkat kesejahteraan rakyat pada umumnya (Dinkes NAD, 2007) Penanggulangan gizi kurang merupakan upaya yang dilakukan secara menyeluruh, meliputi upaya promotif, prefentif, dan kuratif. Didalam millennium Developed Goals (MDGs) juga disebutkan bahwa target pertama adalah menurunkan angka kemiskinan dan kelaparan. Oleh karena itu program gizi yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan pangan di tingkat keluarga dan msyarakat (Hasnani, 2008) Usia remaja merupakan periode awal dari usia dewasa. Kejadian obesitas pada usia remaja berdampak pada kejadian obesitas pada usia dewasa. Pada masa ini pertumbuhan fisik berlangsung cepat menjadi ukuran dewasa, dan perlu adaptasi dengan perkembangan psikologis. Dari katagori usia remaja dimulai dari usia 10 tahun sampai 21 tahun, usia remaja awal atau pubertas (12-15 tahun) yang perlu mendapat perhatian khusus. Pada usia remaja terjadi pertumbuhan fisik yang cepat, perkembangan sekx, perubahan sikap mental dan respon emosional. Terjadinya ketidak seimbangan antara
asupan kebutuhan dan kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun kurang. Hasil survey ekonomi nasional 2003 menunjukkan kelompok remaja menderita atau mengalami banyak masalah gizi tersebut antara lain anemia atau status gizi kurang atau kurus, prevalansi remaja dengan status gizi kurang berkisar antara 30-40%, banyak factor yang menyebabkan masalah gizi remaja, dengan mengetahui penyebab-penyebab yang mempengaruhi masalah gizi pada remaja tersebut kita dapat mencegahnya. Status gizi pada remaja akan berakibat pada masa lanjutnya.ketidakmatangan pola piker serta keinginan kuat untuk mengimitasi lingkungan menimbulkan masalah tersendiri bagi remaja. Khususnya remaja putri keinginan memiliki tubuh seperti model dapat berdampak pada imej tubuh yang diinginkan sehingga renctan memiliki imej negative. Imej tubuh juga sangat dipengaruhi oleh gaya hidup, perilaku, sikap , factor lingkungan, pendidikan, keluarga, teman sebaya dan iklan tentang penurunan berat badan sangat berperan dalam menarik kaum remaja putri, padahal berat badannya sudah normal dengan tinggi badan yang dimilikinya, tetapi masih melakukan diet yang sangat ketat supaya kurus dan langsing, tanpa mereka sadari badannya sudah sangat kurus dan statusnya gizi buruk. Suatu studi di Amerika selatan mengenai imej tubuh pada remaja menunjukkan hasil yang menyimpang dari segi status gizi, hamper 70% remaja putri yang diteliti mengungkapkan keinginan mereka untuk mengurangi berat badannya karena merasa kurang langsing, padahal hanya 15% diantara mereka obesitas atau kegemukan (Khomsan, 2004) Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tehtang “ hubungan imej tubuh dan pengetahuan gizi dengan status gizi remaja putri di SMU di kota banda Aceh. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan studi observasional dengan menggunakan rancangan crossectional. Jumlah SMA di kota Banda Aceh adalah 33 sekolah yang terdiri dari 13 sekolah negeri dan 20 sekolah swasta. Penentuan sekolah lokasi penelitian dilakukan dengan purposive sampling dengan mengambil lokasi penelitian beberapa pertimbangannya SMA yang menjadi lokasi penelitian merupakan 3 SMA faforit yang ada di kota Banda Aceh.
Adapun ke3 SMA tersebut adalah SMAN 1 Kota Banda Aceh, SMAN 2 kota Banda Aceh dan SMAN 3 kota Banda Aceh. Waktu penelitian dilaksanankan selama kurang lebih 4 bulan, yaitu bulan September sampai bulan November 2009. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA yang ada di sekolah terpilih sebagai lokasi penelitian. Sedangkan untuk pengembalian sampel dilakukan dengan Stratified Random Sampling yaitu dengan melakukan stratifikasi terhadap kelas yaitu kelas X, XI dan XII dan random terhadap kelas yang dipilihsebagai lokasi sampel yang akan dipilih. Seluruh siswa dalam kelas terpilih dijadikan sebagai sampel penelitian. Jumlah sampel yang diambil adalah 232 orang yang terdiri dari 85 siswa laki-laki (38,5%) dan 138 siswa perempuan (61,9%) Pengukuran variable status gizi hasil hitunagn pembagian berat badan (BB) dalam kilogram dengan tinggi badan (TB) dalam meter kuadrat (IMT=BB/TB2). Status gizi dikatagorikan kurus bila IMT<18,5 , Normal bila IMT 18,5-25.0 dan gemuk bila >25. Skala yang digunakan adalah ordinal.Imej tubuh adalah penilaian remaja terhadap tubuhnya dengan menggunakan Body Shape Questionnaire (BSQ).Imej tubuh dikatagorikan imej tubuh psitif adalah nilai BSQ nilai median kelompok dan imej tubuh negative adalah nilai BSQ nilai median kelompok.Skala yang digunakan adalah sekala ordinal.Pengetahuan merupakan suatu yang diketahui responden tentang pemberian gizi secara umum diukur dengan menjawab kuasioner dan dilakukan penskoran.Pengetahuan dikatagorikan kurang bila skor pengetahuan < rata-rata dan baik bila skor pengetahuan > rata-rata.Skala yang digunakan ordinal.Kebiasaan olah raga merupakansegala jenis olahraga yang dilakukan meliputi olahraga dengan intensitas berat dan intensitas sedang diukur dengan alat ukr kuasioner.Kebiasaan olahraga intensitas dilakukan 30 menit perhati dan kurang bila melakukan olahraga intensitas sedang < 30 menit perhari.Skala yang digunakan ordinal. Pengolahan dan analisis data diawali dengan proses editing, coding dan entry data dengan menggunakan program computer. Untuk menlihat hubungan antara variable bebas denagn variable terikat digunakan Uji Chi square test.
HASIL PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Sekolah menengah atas (SMA) yang ada dikota Banda Aceh berjumlah 33 sekolah yang terdiri dari 13 sekolah negeri dan 20 sekolah swasta. Penentuan sekolah lokasi penelitian dilakukan dengan purposive sampling dengan mengambil lokasi penelitian beberapa pertimbangannya SMA yang menjadi lokasi penelitian merupakan 3 SMA faforit yang ada di kota Banda Aceh. Adapun ke3 SMA tersebut adalah SMAN 1 Kota Banda Aceh, SMAN 2 kota Banda Aceh dan SMAN 3 kota Banda Aceh yang merupakan sekolah negeri faforit di Kota Banda Aceh. B. Karakteristik Subjek Sampel Table 1 menunjukkan subjek penelitian berjumlah 223 siswa yang terdiri dari 85 siswa laki-laki (38,5%) dan 138 siswa perempuan (61,9%). Agama mayoritas adalah islam yaitu 223 orang (100%). Suku mayoritas adalah suku Aceh yaitu 206 orang (92,4%) dan Non Aceh 17 orang (7,6%) Karakteristik orang tua subjek, mayoritas pendidikan ayah adalh menengah yaitu 115 orang (51,6%) dengan mayoritas pekerjaan ayah adalah sebagi PNS/TNI/Polri/pensiunan yaitu 99 orang (44,4%). Mayoritas pendidikan ibu adalh pendidikan menengah yaitu 124 orang (55,6%). Dengan mayoritas pekerjaan ibu adalh ibu rumah tangga atau petani yaitu 129 orang (78,7%). Sedangkan mayoritas jumlah jajan bulanan adalah 300.000 yaitu 184 orang (82,5%)
C. Distribusi Imej Tubuh, Pengetahuan Kebiasaan Olahraga Dan Status Gizi
Gizi,
Table 2 dibawah ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa memiliki status gizi normal yaitu 125 orang (56,1%), imej tubuh mayoritas siswa adalah imej tubuh positif yaitu 185 orang (83,0%), pengetahuan gizi mayoritas siswa adalah kurang yaitu 119 orang (53,4%) dan kebiasaan olahraga mayoritas siswa adalah kurang yaitu 195 orang (87,4%)
D. Hubungan Karakteristik Subjek Dengan Status Gizi Table 3 dibawah ini menunjukkan hasil analisis dengan chi-square test, tidak ada hubungan bermakna antara variable suku, pendidikan Ayah, pekerjaan Ayah, pendidikan Ibu dan jumlah jajanan bulanan dengan ststus gizi pada siswa SMA di Kota Banda Aceh dengan p>0,05.
Questionnaire (BSQ) Yang terdiri dari 12 pertanyaan tentang pendapat siswa terhadap bentuk tubuhnya.
Table 4 menunjukkan analisis dengan chi-square test, ada hubungan bermakna antara variable imej tubuh dengan ststus gizi pada siswa SMA di kota Banda Aceh dengan nilai p=0,015. F. Hubungan Pengetahuan Dengan Status Gizi
E. Hubungan Imej Tubuh Dengan Status Gizi
Grafik 2 diatas menunjukkan bahwa pengetahuan gizi kurang mayoritas pada siswa dengan status gizi normal yaitu 78 orang (62,4%), status gizi kurang 31 orang (42,5%) dan status gizi lebih 10 orang (40,0%)
Grafik 1 menunjukkan bahwa imej tubuh negative paling sering terjadi pada siswa yang memiliki yang memiliki ststus gizi gemuk yaitu 8 orang (32,0%), ststus gizi normal 24 orang (19,2%) dan ststus gizi kurang 6 orang (8,2%) Analisis hubungan imej tubuh dengan status gizi dilakukan dengan analisis chi-square.Variable imej tubuh merupakan hasil wawancara Body Shape
Analisis hubungan pengetahuan gizi dengan status gizi dilakukan dengan analisis chi square.Variable pengetahuan gizi merupakan hasil wawancara kuesioner pengetahuan gizi yang terdiri dari 15 pertanyaan guna menilai tingkat pengetahuan siswa.
PEMBAHASAN Table 5 menunjukkan analisis dengan chi square test, ada hubungan bermakna antara variable pengetahuan gizi dengan status gizi pada siswa SMA di kota Banda Aceh dengan nilai p=0,009, < 0,05. G. Kebiasaan Olahraga Tubuh Dengan Status Gizi
A. Karakteristik Subjek Penelitian. Hasila analisis ststistik terhadap karakteristik subjek penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara variable suku, pendidikan Ayah, pekerjaan Ayah, pendidikan Ibu dan jumlah jajanan bulanan dengan ststus gizi pada siswa SMA di Kota Banda Aceh dengan p>0,05. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan pada orang dewasa, penelitian status social ekonomi pada anak dan remaja dilakukan dengan pengukuran pada keadaan social ekonomi keluarga dan lingkungan keluarga.Penelitian yang dilakukan Wardle et al. (2004) mengemukakan secara umum social ekonomi keluarga dapatdiukur dengan keadaan orang tua seperti pendapatan dan tingkat pendidikan orang tua.
Grafik 3 di atas menunjukkan bahwa kebiasaan kurang berolahraga mayoritas pada siswa dengan status gizi lebih yaitu 23 orang (92.0%), status gizi kurang 63 orang (86,30%). Hubungan kebiasaan olahraga dengan ststus gizi dilakukan dengan analisis chi-square. Variable imej tubuh merupakan hasil wawancara dengan menggunakan alat bantu kuesioner mengenai jenis dan lama melakukan olahraga tiap minggunya.
Pada umumnya keluarga telah memiliki pengetahuan dasar mengenai gizi.Namun demikian, sikap dan keterampilan serta kemauan untuk bertindak memperbaiki gizi keluarga masih rendah.Sebagian keluarga menganggap asupan makanannya selama ini cukup memadai karena tidak ada dampak buruk yang mereka rasakan. Sebagian keluarga juga mengetahui bahw ada jenis makanan yag lebih berkualitas, namun mereka tidak ada kemauan dan tidak mempunyai keterampilan untuk penyiapannya, ( Depkes RI, 2007) Namun padaanak usia remaja, status gzizi tidak berhubungan erat dengan tingkat pendidikan orang tua. Pendidikan orang tua tidak begitu penting dikarenakan anak remaja telah memiliki tingkat pengetahuan tersendiri tentang kesehatan dan memiliki kebebasan dalam melakukan sesuatu termasuk dalam memilih makanan yang dikonsumsi dan jenis aktifitas fisik yang dilakukan. Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan, kebiasaan teman dan media massa (hass et al, 2003) B. Hubungan Imej Tubuh Fisik Dengan Status Gizi
Table 6 menunjukkan analisis dengan chi square test, tidak ada hubungan bermakna antara variable kebiasaan olahraga dengan status gizi pada siswa SMA di kota Banda Aceh dengan nilai p=0,753 > 0,05.
Setelah dilakukan analisis statistic menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara imej tubuh dengan ststus gizi pada siswa SMA di kota Banda Aceh. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Tarigan (2005) mengemukakan bahwa imej tubuh negative berhubungan dengan status gzi remaja.Imej tubuh negative sering dijumpai pada penderita obesitas
dibandingkan dengan anak yang tidak menderita obesitas.
siswa-siswi di madrasah tsanawiyah negeri langgudu kabupaten Bima Provinsi NTB.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Kakeshita (2006) mengemukakan bahwa adanya persepsi negative imej tubuh pada kelompok laki-laki dan perempuan.Orang yang menderita obesitas memiliki persepsi negative tentang imej tubuhnya sehingga merasa tidak nyaman dan kurang percaya diri.Sebagian besar kaum perempuan yang memiliki berat badan normal dan overweight memberikan persepsi yang berlebihan terhadap berat badannya sehingga beranggapan bahwa dirinya menderita obesitas tanpa memperhatikan berat badan mereka sebenarnya. Penelitian dilakukan Partosuwido (1993) yang menyimpulkan bahwa konsep diri tinggi yang salah satu komponen pentingnya adalah Body Image mempunyai penyesuaian diri yang baik begiru juga sebaliknya orang yang mempunyai konsep diri rendah maka akan rendah pula penyesuaian dirinya.
Penelitian lain yang dilakukan Nizan (2002) dengan judul factor-faktro yang berhubungan dengan status gizi remaja putri pada sekolah menengah umum negeri (SMUN) dan madrasah Aliyah negeri (MAN) di kota padang provinsi sumatera barat tahun 2002, juga menyimpulkan ada hubungan yang bermakna tingkat konsumsi energy, persepsi terhadap ukuran tubuhdan aktifitas fisik dengan status gizi remaja putri. Persepsi terhadap ukuran tubuh dan tingkat konsumsi energy merupakan factor dominan yang berhubungan dengan status gizi responden.
Namun beberapa penelitian lain mengemukakan bahwa tidak ada hubungan antara imej tubuh negative dengan obesitas. Penelitian dilakukan Matz et al. (2002) mengemukakan bahwa tidak ada hubungan antara indeks Massa tubuhdengan imej tubuh negative pada orang menderita obesitas.Persepsi negative imej tubuh tidak mempengaruhi dan berperan penting dalam penurunan berat badn tubuh dan bentuk tubuh. Penelitian tentang persepsi imej tubuh masih bersifat tidak konsisten dalam penggunaan metode di karenakan belum adanya batasan yang jelas tentang metode pengukuran sikap dan pandangan seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya.Hingga kini hubungan antara obesitas dengan imej tubuh belum jelas, beberapa literature lainnya membantah hubungan tersebut.Dikarenakan hal tersebut, penggunaan metode pengukuran yang tepat dan benar merupakan penelitian tentang aspek psikologis teruama tentang persepsi imej tubuh (Schwartz et al, 2003). C. Hubungan Pengetahuan Dengan Status Gizi Setelah dilakukan analisis statistic menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan status gizi pada siswa SMA di kota Banda Aceh. Penelitian ini sesuai dengan Asmini (2008) yang menyimpulkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang gizi seimbang dengan status gizi remaja pada
Pengetahuan gizi dan kesehatan di definisikan sebagi apa saja yang diketahui berkenaan dengn masalh gizi dan kesehatan. Hal tersebut dapat diperoleh dari pengalaman orang lain, selain itu dapat juga diperoleh dari penyuluhan. Salah satu factor yang menyebabkan timbulnya masalah gizi adalah kurangnya pengetahuan akan hubungan kesehatan dan makanan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan maka semakin diperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang dipilih untuk dikonsumsi (Berg, 1986) Kurangnya pengetahuan dan salah konsepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan adalah umum dijumpai setiap Negara didunia. Kemiskinan dan kekurangan persediaan pangan yang bergizi merupakan factor penting dalam masalah gizi dan mengetahui kemampuan untuk mengetahui untuk menerapkan informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Suhardjo, 2003) D. Hubungan kebiasaan olahraga dengan status gizi setelah dilakukan analisis statistic menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan olahraga dengan status gizi pada siswa SMA di kota Banda Aceh. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rost (2005) mengemukanan bahwa tidak ada hubungn antara aktifitas fisik dengan tingkat indeks massa tubuh (IMT). Penelitian ini dilakukan pada anak-anak yang menderita obesita di sekolah Elkhart memorial mengemukakan penyebab obesitas berhubungan erat dengan asupan gizi yang lebih dibandingkan dengan
pengeluaran dilakukan.
energy
dari
aktifitas
fisik
yang
Bebrapa data cross-sectional juga menunjukkan bahwa adanya hubungan negative antara BMI dan aktifitas fisik, yang menunjukkan bahwa orang yang obesitas memiliki aktifitas fisik yang kurang dibandingkan dengan orang yang ramping. Namun hubungan sebab akibat dan sulit untuk menentukan apakah orang memiliki aktifitas kurang karena dia obesitas atau aktifitas fisik yang kurang yang menyebabkan seseorang menderita obesitas (Hadi, 2005) Keseimbangan antara asupan energy dengan pengeluaran energy merupakan factor yang berhubungan dengan status gizi. Jadi untuk mencapai keseimbangan antara asupan energy dan pengeluaran energy maka pemberian makanan sebaiknya harus memperhatikan umur, jenis kelamin, jenis aktifitas kondisi lain seperti sakit, hamil dan menyusui KESIMPULAN 1. Ada hubungan bermakna antara variable imej tubuh dengan status gizi pada siswa SMA di Kota Banda Aceh p=0,015,> 0,05 2. Ada hubungan bermakna antara variable pengetahuan gizi dengan status gizi pada siswa SMA di Kota Banda Aceh p=0,009, <0.05 3. Tidak ada hubungan bermakna antara variable kebiasaan olahraga dengan status gizi pada siswa SMA di Kota Banda Aceh dengan nila p=0,753 , >0,05 SARAN 1. Perlu upaya peningkatan pemahaman siswa tentang imej masa tubuh positif, sehingga siswa lebih memahami dan menjaga bentuk tubuhnya serta merobah persepsi tubuh yang indah adalah tubuh yang ideal, bukan yang kurus atau gemuk 2. Perlu ditingkatkan pengatahuan gizi bagi para siswa sehingga bias mengatur pola konsumsi dan melakukan diit secara benar 3. Perlu ditingkatkan aktifitas olah raga para siswa yang mendeita kegemukan sehingga dapat dicapai status gizi iideal serta meningkatkan kebugaran fisik. Aktifitas olah raga dapat
dilakukan pada saat jam olahraga di sekolah maupun diluar jam sekolah.
DAFTAR PUSTAKA Berg Alan., 1986. Peranan gizi dalam pembangunan nasional. CV. Rajawali, Jakarta Depkes RI, 2000. Rencana aksi pangan dan gizi nasional. Jakarta Depkes RI. 2007. Pedoman strategi komunikasi informasi dan edukasi (KIE) keluarga sadar gizi (KADARZI), Jakarta Hadi, H. (2004) Editorial: gizi lebih sebagi tantangan baru dan impilkasinya terhadap kebijakan pembangunan kesehatan nasional, jurnal gizi klinik Indonesia, FK Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Hass, J.s, Jee, L.B., Kaplan, C.P, Soneborn, D.,Philips, K.A, % Liang, S (2003) the Association of race, Sociaecononic Status and health insurance status with the prevalence of owerweight among children and adolescent, American jurnal of public health. Kakeshita, I.S (2006) Relationship between body mass index and seltperception among university students, Departamento de psicologia Educatio. Universidade de Sao Poulo. Ribeirao Preto, SP, Brasil Khomsan A (2004). Pangan dan gizi untuk kesehatan. PT Raja Grafindo Persada Jakarta Matz, P.E., Foster, G.D., Faith, M.S.,& Wadden, T.A. (2002). Correlates of body image dissatification among overweight women seeking weight loss, journal of consulting and crinical psychology Nizar. M (2002) factor-faktor yang berhubungan dengan status gizi remaja putri pada sekolah Mnengah Umum Negeri (SMUN) dan madrasah Aliyah negeri (MAN) di kota padang provinsi sumatera barat tahun 2002, master thesis, universitas Indonesia Partosuwido, Sr.1993. penyesuaian diri mahasiswa dalam kaitannya dengan persepsi diri, pusat
kendali dan status perguruan tinggi, jurnal psikologi. No.1 Rost, S.M. (2005) obesity in adolescent: study of fitness level, secondary education, Indiana university south bend. Schwartz, M.B., & Brownell, K.D (2003) obesity and body image. Departemen of phychology, yale center for eating and weight disorders, yale university Suhardjo, 2003. Berbagai cara perbaikan gizi. PT Bumi Aksara, Jakarta Wardle, J., Robb, K.A., & Jhonson, F (2004) socioeconomic Variation in Attitudes to eating and weight in female adolescent, the American Psychological association