22 JIPIS, Volume 17, Nomor 2, Januari-Juni 2013
HUBUNGAN FAKTOR INTRINSIK DAN FAKTOR EKSTRINSIK DENGAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X MA AL-KAMIL TANGERANG Oleh: Sri Lestari, S.Pd., M.Si Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Hubungan Faktor Intrinsik dan Faktor Ekstrinsik dengan Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X MA Al-Kamil Tangerang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dan pengambian sampel secara langsung. Peneliti melakukan penelitian dengan sampel responden pada satu kelas, hanya 40 siswa. Instrumen penelitian diujicobakan kepada 40 responden. Hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,876 yang maknanya terdapat hubungan yang sangat kuat antara factor instrinsik dan factor ekstrinsik dengan prestasi belajar ekonomi dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,7674 yang artinya bahwa variasi variabel prestasi belajar ekonomi dapat dijelaskan oleh variabel factor instrinsik dan ekstrinsik dan sedangkan sisanya oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam faktor ini. Kemudian berdasarkan pengolahan data uji t hitung diperoleh nilai t hitung lebih besar daripada t tabel (11,33 > 2,042) berdasarkan taraf 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang positif dan signifikan antara faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik dengan prestasi belajar ekonomi siswa kelas X. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional, dijadikan andalan utama untuk berfungsi semaksimal mungkin dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia. Menurut UU No. 20 th 2003 dalam pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, mansyarakat, bangsa, dan Negara1. 1 Pendidikan generasi muda dalam membentuk sumber daya manusia yang potensial merupakan kunci utama kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan, diharapkan kemampuan, mutu pendidikan dan martabat manusia 1
Hasbullah, Belajar Aktif , Jakarta: PT Pratama Karya, 1994, hal 46
Hubungan Faktor Intrinsik Dan Faktor Ekstrinsik Dengan Prestasi Belajar 23
Indonesia dapat ditingkatkan. Upaya meningkatkan sumber daya manusia dilakukan melalui upaya sadar lewat jalur pendidikan formal mencakup pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan melakukan perbaikan, perubahan dan pembaharuan terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan. Dalam aktifitas pendidikan ada enam faktor yang dapat membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi. Keenam faktor pendidikan tersebut meliputi : 1. Faktor tujuan 2. Faktor pendidik 3. Faktor peserta didik 4. Faktor materi 5. Faktor metode 6. Faktor situasi lingkungan 2 Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan adalah prestasi belajar siswa. Pada bidang ekonomi, prestasi belajar siswa diharapkan dapat optimal. Untuk mencapai hal tersebut, proses belajar mengajar yang diselenggarakan harus ditingkatkan dan disempurnakan. Ekonomi sebagai salah satu mata pelajaran dalam rumpun ilmu pengetahuan sosial yang merupakan program pendidikan sosial diharapkan dapat mencapai hasil yang optimal. Ekonomi perlu difungsikan sebagai wahana untuk menumbuhkembangkan kecerdasan, kemampuan, dan keterampilan siswa. Menurut Winataputra, dkk (2009: 1) tujuan utama program pendidikan sosial adalah menyiapkan peserta didik sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang baik dan memberi dasar pengetahuaan dalam masing-masing bidangnya untuk kelanjutan pendidikan jenjang di atasnya3. Ilmu ekonomi adalah kajian bagaimana masyarakat menggunakan sumber daya yang langka untuk memproduksi komoditi-komoditi berharga dan mendistribusikannya kepada masyarakat luas4. Sesuai dengan definisi tersebut, ekonomi merupakan ilmu yang berhubungan erat dengan kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap manusia pasti mengamalkan ilmu ekonomi. Aspek kehidupan ekonomi tidak dapat dikesampingkan.
2 3 4
Ihat, dkk Pembelajaran Berkawasan Nusantara ,(Jakart: UT,1996), hal.7 Winataputra, dkk. (Jakarta: 2009), hal. 1 Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Raja Grafindo, 1998), hal.7
23
24 JIPIS, Volume 17, Nomor 2, Januari-Juni 2013
Menurut Wiryohandoyo ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari cara manusia mencukupi kebutuhan hidupnya, meningkatkan kesejahteraan hidupnya baik secara individu maupun kelompok5. Konsep – konsepnya yang bermanfaat antara lain : kelangkaan, produksi, barang dan jasa, konsumsi, distribusi, pembagian kerja, pertukaran, pendapatan, dan saling ketergantungan. Kontribusi yang berupan generalisasi ilmu ekonomi adalah: 1) sebagian besar masyarakat modern melihat kesejahteraan ekonomi sebagai tujuan yang diinginkan oleh anggota masyarakat dan secara universal kemiskinan dinilai sebagai hal yang merendahkan martabat manusia 2) dalam dunia yang modern, saling ketergantungan antar bangsa menimbulkan terjadinya pertukaran dan perdagangan berbagai kebutuhan barang, jasa, dan informasi6. Maka dari itu, mata pelajaran ekonomi selayaknya mendapatkan perhatian yang ideal. Dengan penguasaan materi yang baik, maka siswa akan dapat mengamalkan ilmu ekonomi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan Agama Islam tradisional telah lama tumbuh dan berkembang di Indonesia jauh sebelum sekolah-sekolah umum masuk kewilayah pedesaan. Jauh sebelum sekolahsekolah umum atau medrasah-madrasah berdiri. Hal ini menandakan bahwa sejak awal perkembangan Islam, pendidikan Islam telah mendapat prioritas utama masyarakat muslim di Indonesia7. Dewasa ini pondok pesantren sudah banyak perubahan manajemen pendidikannya, dari hanya pengajian kitab-kitab klasik yang lebih dikenal dengan sebutan kitab kuning sebagai inti pendidikan di pesantren, sekarang berubah menjadi Madrasah Aliyah yang materi pengajarannya lebih dari pada itu, yaitu yang tidak hanya mengkaji kitab kuning tetapi juga mencantumkan mata pelajaran umum, ekstrakurikuler seperti pramuka, praktik komputer, keterampilan dan lain-lain, kedalam pendidikan pondok pesantren, yang lebih akrab dikenal dengan sebutan pesantren modern yaitu pondok pesantren yang merupakan sistem pendidikannya berusaha mengintegrasikan secara penuh sistem tradisional dan sistem sekolah formal (seperti Madrasah Aliyah). Tetapi tidak semua pondok pesantren merubah menejemen pendidikannya seperti pesantren modern, ada juga yang tetap seperti pondok pesantren zaman dahulu yang mempertahankan kebudayaan dari ulama-ulama terdahulu, atau yang lebih akrab dikenal dengan pondok pesantren tradisional (salafi). MA Al–KAMIL merupakan salah satu sekolah menengah yang berada di bawah kepemimpinan Departemen Agama. Mata pelajaran yang 5
Winataputra, dkk. (Jakarta: 2003), hal. 4 Adang & Cucu Atikah, Etika Profesi, (Serang: Untirta, 2003), hal. 51 7 Noehi & Adi S, Evaluasi Pengajaran, (Jakarta: UT, 2008), Cet ke 18 hal. 58 6
Hubungan Faktor Intrinsik Dan Faktor Ekstrinsik Dengan Prestasi Belajar 25
dipelajari oleh siswanya lebih banyak daripada mata pelajaran yang dipelajari siswa SMU. Tambahan mata pelajaran agama yang diberikan ada tiga mata pelajaran dengan jumlah enam jam pelajaran. Sekitar 10% dari siswanya bertempat tinggal di pondok pesantren dengan tujuan mempelajari agama lebih dalam. Menurut Noehi Nasution, dan kawan-kawan dalam Djamarah bahwa keluaran / output / prestasi belajar dapat ditentukan oleh proses belajar mengajar8. Setiap proses belajar selalu menghasilkan hasil belajar, jika proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan baik maka akan dihasilkan prestasi belajar yang baik pula. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa. Proses belajar mengajar akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila mengoptimalkan fungsi faktor - faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. MA Al-Kamil mempunyai komitmen untuk selalu meningkatkan prestasi belajar siswa. Diantaranya yaitu untuk mengoptimalkan prestasi belajar ekonomi. Prestasi belajar ekonomi merupakan hasil dari kegiatan evaluasi yang dilaksanakan setelah proses balajar mengajar mata pelajaran ekonomi. Prestasi belajar ekonomi yang dicapai siswa dipengaruhi oleh faktor – faktor tertentu. Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar ekonomi, maka harus dilakukan dengan optimalisasi fungsi semua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ekonomi dan optimalisasi interaksi antara faktor – faktor tersebut. Dalam pembelajaran ekonomi, indikator yang terdapat pada Standar Kompetensi mata pelajaran ekonomi dikelompokan menjadi aspek: a. Kemampuan untuk mengembangkan konsep dan memahami peristiwa ekonomi, dan b. Kemampuan melakukan aktifitas yang menggunakan pendekatan ilmiah seperti problem solving, inkuiri, dan berfikir kritis untuk menggali, membangun, menjeneralisasi konsep dan peristiwa ekonomi9. Dalam pelajaran ekonomi, pola belajar yang digunakan adalah pola pelaksanaan belajar tuntas. Ketuntasan belajar adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap unit bahan ajaran baik secara perorangan maupun kelompok. Taraf ketuntasan belajar minimal ini ditentukan oleh kebijakan sekolah dengan memperhatikan kompetensi komponen pembelajaran. Dalam mata pelajaran Ekonomi kriteria taraf penguasaan minimal ditentukan berdasarkan kebijakan sekolah sebesar 60% dari materi setiap satuan bahasan dengan melalui penilaian formatif. Hasil yang dicapai menunjukkan ketuntasan belajar mata pelajaran ekonomi. 8
Noehi & Adi S, Evaluasi Pengajaran, (Jakarta: UT, 2008), Cet ke 18 hal. 143
9
Jihad & Haris,(Jakarta: UT, 2008), Cet ke 18 hal. 152
25
26 JIPIS, Volume 17, Nomor 2, Januari-Juni 2013
Berdasarkan data diatas, prestasi belajar ekonomi siswa harus ditingkatkan. Untuk mengoptimalkan prestasi belajar ekonomi siswa, pihak sekolah bersama peneliti mencoba menggali tentang faktor–faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ekonomi siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ekonomi dapat berupa faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Dari pembahasan dan uraian di atas, perlu diadakan penelitian tentang faktor–faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ekonomi. Untuk menjawab persoalan tersebut peneliti memandang perlu mengadakan penelitian dengan judul: “Hubungan Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik dengan Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X MA Kamil di Kota Tangerang“. 1.2. Tujuan Khusus Penelitian Adapun tujuan khusus dilakukannya penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana faktor intrinsik dan ekstrinsik siswa pada siswa kelas X MA Al-Kamil kotaTangerang. 2. Untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X MA Al-Kamil kotaTangerang. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan faktor intrinsik dan ekstrinsik dengan prestasi belajar Ekonomi pada siswa kelas X MA Al-Kamil kota Tangerang. BAB II. STUDI PUSTAKA 2.1. Prestasi Belajar Menurut Sudirman prestasi belajar “Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin”. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu: kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat dikatkan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Rahmat mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Hubungan Faktor Intrinsik Dan Faktor Ekstrinsik Dengan Prestasi Belajar 27
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan. Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terrencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahanbahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi. 2.2. Faktor-faktor Mempengaruhi Prestasi Belajar Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:
1). Faktor yang terdapat di dalam diri siswa (Faktor Intern) Faktor intern merupakan suatu faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, ada pun yang termasuk ke dalam golongan faktor intern yakni, sebagai berikut: a) Kecerdasan/intelegensi Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalnya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lain, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi sesorang. Kalau seorang murid memupunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara
27
28 JIPIS, Volume 17, Nomor 2, Januari-Juni 2013
potensial ia dapat mencapai prestasi yang tinggi. Intelegensi merupakan semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses, dan juga sebaliknya semakin rendah kemampuan seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih kesuksesan.Jadi dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar. b) Bakat Poerwanto mengatakan bakat merupakan kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan.ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupankesanggupan tertentu10. Sedangkan Kartoni menyatakan bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata11. Dan menurut ahli mengatakan bahwa: bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidangbidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajar ketampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut. c) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Sudirman menyatakan bahwa minat adalah ”kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang12. Berdasarkan pendapat tersebut, jelaslah bahwa membaca besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan. d) Motivasi
10
Poerwano, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 214 11 Kartini, Pemimpin dan Kepemimpina, (Jakarta: Grafindo, 1998), hal. 423 12 Sudirman, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1991), hal. 54
Hubungan Faktor Intrinsik Dan Faktor Ekstrinsik Dengan Prestasi Belajar 29
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar. Para ahli berpendapat bahwa motivasi perilaku siswa berasal dari kekuatan mental umum, insting, dorongan, kebutuhan, proses kognitif, dan interaksi. Aspek motivasi dikenal ”aspek aktif atau dinamis dan aspek pasif atau statis”. Aspek aktif atau dinamis, motivasi tampak sebagai sesuatu usaha positif dalam menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia agar secara produktif berhasil mencapai tujuan yang dinginkan. Aspek pasi atau statis, motivasi akan tampak sebagai kebutuhan dan juga sekaligus sebagai perangsang untuk dapat mengarahkan menggerakan potensi sumber daya manusia khususnya tenaga pengajar itu ke arah tujuan yang dinginkan. 2) Faktor yang berasal dari luar siswa (Faktor ekstern) Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya diluar diri siswa. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat postif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Kemudian ada mengatakan yaitu Slamet bahwa faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah Keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat13. Untuk lebih jelas akan di uraikan sebagai berikut: a) Keadaan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Kelurga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi belajar siswa. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai pelatak dasar bagi pendidikan ahklak dan pandangan hidup agama14. Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga 13 14
Surya, Kapita Selekti Kependidkan, (Jakarta: UT, 2006), hal. 6.8 Slamet, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hal. 60
29
30 JIPIS, Volume 17, Nomor 2, Januari-Juni 2013
anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar15. b) Keadaan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan mahasiswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Salah seoarang ahli menyatakan yakni Hasbullah bahwa: ”guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar16. Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar. c) Lingkungan Masyarakat Disamping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pegaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat berpengaruh pula17. Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya. Selain faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ekonomi pada siswa di atas, masih ada faktor yang ikuut serta mempengaruhinya baik secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar di kelas, metode pembelajaran, sumber belajar, dan evaluasi. Untuk tujuan pembelajaran misalnya harus ada kejelasan dalam pencapaian tujuan pembelajaran, contoh pembelajaran 15
Hasbullah, Belajar Aktif,(Jakarta: PT Pratama Karya, 1994), hal 46 Kartono, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Rosda Karya, 1995), hal 6 17 Ibid, hal. 5 16
Hubungan Faktor Intrinsik Dan Faktor Ekstrinsik Dengan Prestasi Belajar 31
ekonomi. Lalu bahan pelajaran ini biasanya menentukan ketertarikan siswa untuk mengikuti pelajaran di kelas artinya memotivasi siswa agar tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan. Kemudian seorang gurupun harus pandai dan terampil dalam menyampaikan mengajar salah satunya harus menggunakan metode yang bervariatif, tidak hanya saja monoton. Selain itu faktor lain seperti alat dan sumber belajar juga mendukung kegiatan belajar mengajar di kelas sehingga mempermudah proses dan akan memberikan hasil evaluasi yang diharapkan. 2.3. Bahan pelajaran Ekonomi di MA Kelas X Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Karena itu guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan pada anak didik. Ada dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap Menurut Suharsimi dalam Djamarah (1996: 50) bahan pelajaran merupakan inti yang ada dalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik18. Jadi bahan pelajaran merupakan substansi inti yang disampaikan guru untuk dikuasai anak didik pada kegiatan belajar mengajar. Bahan pelajaran ini terdiri dari bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Maslow dalam Djamarah (1996: 51) berkeyakinan bahwa minat seseorang akan muncul bila sesuatu itu terkait dengan kebutuhannya19. Jadi bahan pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan anak didik akan memotivasi anak didik dalam jangka waktu tertentu. Selayaknya guru mengerti dan memahami kebutuhan siswa dalam memilih dan menyampaikan bahan pelajaran. Dengan demikian siswa akan dapat termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Selain itu juga harus diperhatikan kelengkapan bahan pelajaran. Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran dan akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai (Djamarah, 1996: 51) Hal ini akan dapat menambah pengetahuan pelajaran ekonomi bagi siswa kelas X. Dalam hal ini bahan pelajaran yang disampaikan ialah pelajaran ekonomi yang dinilai masih rendah bagi siswa MA kelas X. Hal ini disebabkan oleh faktor intern maupun ekstern sebagaiman sudah disampaikan pada subbab sebelumnya. 18 19
Djamarah &Zain, Evaluasi pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 142 Ibid, etc
31
32 JIPIS, Volume 17, Nomor 2, Januari-Juni 2013
Pelajaran ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran pokok bagi siswa MA/sederajatnya. Dimana pelajaran ekonomi ini biasa membahas bidang administrasi, keuangan, kebutuhan rumah tangga dan sebagainya. Ekonomi berasal dari kata economicus artinya kebutuhan oleh setiap manusia. Sehingga melihat kebutuhan pelajaran yang penting bagi siswa MA kelas X, maka peneliti akan mencoba melakukan penelitian terhadap mata pelajaran ekonomi dan ingin mengetahui faktor-faktor apa saja penyebab rendahnya nilai mata pelajaran ekonomi ini. BAB II. METODE PENELITIAN Pada dasarnya banyak metode yang dapat digunakan dalam sebuah penelitian, tergantung dari sifat dan tujuan penelitian yang dilakukan. Penelitian yang peneliti lakukan adalah untuk mengetahui faktor intinsik dan faktor ekstrinsik dengan prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas X MA AlKamil. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Deskriptif merupakan istilah umum yang mencakup berbagai tekhnik, diantaranya adalah menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan, penyesuaian dengan teknik survey, interview, angket, observasi, dan analisis kuantitaif. Untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian sesuai dengan tujuan penelitian dengan tepat terkait membuat kesimpulan yang berasal dari data sampel maka perlu dilakukan pengambilan data yang tepat dengan mengetahui secara jelas populasi dan sampel penelitian. Adapun populasi dan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 3.1. Populasi dan Sampel Pada dasarnya populasi dalam sebuah penelitian ditegaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian20. Menurut Arikunto (2006: 82) jika populasi lebih dari 100 orang maka diambil 10-20% dari jumlah populasi, sedangkan jika kurang dari 100 maka diambil semua. Penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga/subjek tidak terlalu banyak. Kemudian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Bila populasi terlalu banyak penelitian dilakukan terhadap sampel tetapi hasilnya dapat menaksir populasi. Dengan demikian, dari pengertian tersebut diatas sehingga peneliti menentukan populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X MA AlKamil kecamatan Jatiuwung kabupaten Tangerang, yang berjumlah yaitu populasi yang ada hanya satu kelas saja yang berjumlah 40 siswa. Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti21. Adapun dari populasi tersebut diambil sampel keseluruhan siswa kelas X. 20 21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 35 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal 32
Hubungan Faktor Intrinsik Dan Faktor Ekstrinsik Dengan Prestasi Belajar 33
Sebab siswa kelas X MA Al-Kamil hanya diambil 40 siswa saja yang disebut sampel jenuh. Sehingga sampel tersebut dapat menggambarkan keadaan populasi sebenarnya. Sampel bisa diambil jika keadaan dari populasi dapat memenuhi sampel tersebut, akan tetapi sampel untuk MA Al – Kamil kelas X hanya 40 siswa dari seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah 40 siswa kelas X MA Al-Kamil. Sampel bisa diambil sama dengan populasi, jika sampel tidak memenuhi dari populasi22. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka sampel dan populasi bisa diambil secara sama atau langsung pada objek penelitian itu apabila tidak memenuhi respondennya. Setelah diketahui populasi dan sampel tidak kalah penting yang dilakukan berikutnya adalah dalam pengumpulan data. Mengenai teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 3.2. Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan metode dan teknik penarikan dan pengumpulan data dilakukan secara langsung di lokasi dengan menggunakan teknik; a) Penelitian Kepustakaan (library Reasearch) Dalam hal ini peneliti mempelajari sumber-sumber bacaan dari penulis yang merupakan pakar/ahli di bidangnya, teknik adalah suatu studi tentang berbagai pendapat para ahli baik berupa teori-teori maupun berupa konsep yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dengan teknik ini diharapkan kajian penelitian sejenis dapat menjadi pembanding atas hasil penelitian ini. Metode ini bertujuan untuk mendapat data sekunder. b) Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara langsung pada objek penelitian yaitu MA AlKamil Kelas X. Metode yang digunakan dalam penelitian lapangan ini adalah non tes yaitu angket pernyataan Mengingat dalam keperluan pengumpulan data tersebut yang harus diambil langsung ke lapangan dengan mempergunakan instrumen penelitian berupa angket, maka perlu dilakukan membuat instrumen penelitian yang tepat. 3.3. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah angket. Instrumen angket ini di buat dengan 5 alternatif jawaban dimana masingmasing berindikator pada komponen-komponen faktor intrinsik dan ekstrinsik demikian pula untuk angket komponen prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini tingkat pengukuran yang digunakan dengan menggunakan skala ordinal yaitu dengan mengurutkan dan memberikan bobot dan option jawaban yang ada. Tabel di bawah ini menunjukkan konversi penelitian kualitatif ke penelitian kuantitatif. 22
Ibid, hal. 29
33
34 JIPIS, Volume 17, Nomor 2, Januari-Juni 2013
Tabel 1 Skala Penilaian NO Penilaian Kualitatif Penilaian Kuantitatif (1) (2) (3) 1 Sangat Setuju 5 2 Setuju 4 3 Ragu-Ragu 3 4 Tidak Setuju 2 5 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber: Diolah Peneliti: 2009
Sebelum dipergunakan dalam pengambilan data, instrumen yang baik harus memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas. Pada tahapan ini instrument selanjutnya akan diuji analisis instrumen sebagai berikut: 3.4. Analisis Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan instrument penelitian berupa angket diperlukan pengujian instrument penelitian berupa validitas dan reliabilitas. Setiap penelitian harus bisa dinilai. Ukuran kualitas sebuah penelitian terletak pada kesahihan atau validitas data yang dikumpulkan selama penelitian Uji validitas instrument penelitian angket di uji coba telah terhadap 40 orang responden. Dari hasil perhitungan didapat nilai r hitung untuk setiap soalnya yang kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel pada taraf signifikansi ᾳ = 0,05 yaitu 0,316. Hasil pengujian validitas didapatkan seluruh butir soal valid. Hasil perhitungan uji coba kuesioner menunjukkan dari 30 butir pernyataan yang diujicobakan, diperoleh 8 pernyataan untuk variabel X yang tidak valid, yaitu butir nomor 5, 7, 13, 14, 15, 16, 20, dan 27. Sehingga 8 pernyataan tidak valid tersebut dieliminasi/dibuang sehingga variabel X hanya terdiri atas 22 pernyataan valid sebagai instrument final yang nanti akan digunakan untuk pengambilan data penelitian demikian pula untuk instrument variable y yaitu prestasi belajar ekonomi didapatkan hasil yang sama. Uji reliabilitas instrument penelitian angket untuk kedua instumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrument reliabel atau tidak. Dari hasil penghitungan koefisien reliabilitas didapatkan nilai sebesar 0.748 untuk instumen factor intern dan ekstern dan nilai 0,725 untuk instrument prestasi belajar. Sedangkan nilai koefisien reliabilitas r product moment tabel dengan n = 40 pada taraf signifikansi ᾳ = 0,05 yaitu 0,316 maka dapat disimpulkan bahwa kedua angket layak digunakan atau reliabel.
Hubungan Faktor Intrinsik Dan Faktor Ekstrinsik Dengan Prestasi Belajar 35
3.5. Teknik Analisis Data Sebelum penggunaan alat analisis data yaitu analisis korelasi sederhana, terlebih dahulu data dilakukan pengujian prasyarat analisis terkait normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Sebelum uji hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data dengan teknik analisis uji chi-square (X2). Kemudian pada tahap selanjutnya dilakukan penghitungan besaran koefisien korelasi, dimana hal ini dilakukan untuk mengetahui besaran dan arah hubungan antar variabel yang diteliti dalam hal ini dilakukan dengan menghitung besaran koefisien korelasi produk moment. Setelah diketahui adanya hubungan, maka untuk mengetahui seberapa kuat tingkat hubungannya dapat diintrepretasikan melalui koefisien Rank Spearman seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,30 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2010 : 257) Selanjutnya alat analisis data yang digunakan adalah pengujian signifikansi dari koefisien korelasi dengan menggunakan uji t. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara factor intrinsik dan ekstrinsik dengan prestasi belajar ekonomi. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Keadaan Factor Intrinsik dan Ekstrinsik dan Prestasi Belajar Ekonomi Skor Faktor intrinsik dan ekstrinsik yang diperoleh dari 40 responden, hasilnya menunjukan bahwa skor terendah sebesar 43 dan skor tertinggi sebesar 90 dengan nilai skor 47, banyak kelas 6, sedangkan panjang kelas 8, mean 70,5, modus 70, median 70,5, dan standar deviasi 11,5. Sedangkan untuk variabel prestasi belajar ekonomi diperoleh dengan pengolahan data sebagai berikut: skor terendah sebesar 61 dan skor tertinggi sebesar 78 dengan nilai skor 17, banyak kelas 6, sedangkan panjang kelas 3, mean 70,1, modus 72,5, median 70,5, dan standar deviasi 4,45.
35
36 JIPIS, Volume 17, Nomor 2, Januari-Juni 2013
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Penilaian Variabel X NO Skor 1 43 – 50 2 51 – 58 3 59 – 66 4 67 – 74 5 75 – 82 6 83 – 90 Jumlah
Frekuensi (f) 3 1 11 9 10 6 ∑f = 40
Berdasarkan hasil rekapitulasi skor angket dari 40 responden didapatkan hasil sebanyak 62,5% yang memperoleh skor di atas rata-rata dan responden yang memperoleh skor di bawah rata-rata sebanyak 37,5%. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Penilaian Variabel Y NO
Skor
Frekuensi (f)
1 2 3 4 5 6
61-63 64-66 67-69 70-72 73-75 76-78 Jumlah
3 5 9 13 4 6 ∑f = 40
Berdasarkan hasil rekapitulasi skor angket dari 40 responden didapatkan hasil sebanyak 57,5% yang memperoleh skor di atas rata-rata dan responden yang memperoleh atau sekitar memperoleh skor di bawah rata-rata sebanyak 42,5%. 4.2. Analisis dan Pembahasan data Faktor Intern&Ektern dan Prestasi Belajar Ekonomi Sebelum dilakukan analisis data dan pembahasan, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data meliputi normalitas. 4.2.1. Prasyarat Analisis Data: Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Sebelum uji hipotesis dilakukan,
Hubungan Faktor Intrinsik Dan Faktor Ekstrinsik Dengan Prestasi Belajar 37
maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data dengan teknik analisis uji chi-squared. Hasil kesimpulan pengujian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5 Kesimpulan Uji Normalitas Banyak Variabel X2hitung X2tabel Kesimpulan Sampel Faktor intrinsik&ektrinsik 40 6,99 11,070 distribusi normal Prestasi Belajar 40 5,14 11,070 distribusi normal 4.2.2.
Analisis Data: Korelasi dan Koefisien Determinasi Setelah dipenuhi syarat analisis data, yang menunjukkan bahwa semua variabel berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan analisis data berupa korelasi dan koefisien determinasi. Kedua analisis data ini dilakukan untuk melihat hubungan antara factor intern dan ektern dengan prestasi belajar ekonomi melalui perhitungan koefisien korelasi product moment. Adapun hasil perhitungan Koefisien Korelasi Product Moment sebagai berikut: ( )( ) √*( √,
( (
( )
) )(
( ) -,
(
( (
-,
√, √(
)
)(
) )+ )( ) )
) -
( -
)
Dari hasil penghitungan di atas dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat kuat antara factor intrinsik dan ekstrinsik dengan prestasi belajar ekonomi. Untuk memperkuat pernyataan tersebut dilakukan perhitungan koefisien determinasi r2, didapat koefisien determinasi sebesar r2 = 0,7673 atau 76,73 %. Ini berarti bahwa 76,73% variasi prestasi belajar ekonomi hanya dapat dijelaskan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik.
37
38 JIPIS, Volume 17, Nomor 2, Januari-Juni 2013
4.2.3.
Uji Hipotesis: Uji t Hasil dari analisis data yang mengatakan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat lemah antara factor intern dan ekstern dengan prestasi belajar ekonomi serta variasi prestasi belajar siswa yang dapat dijelaskan 2,13% oleh factor intrinsik dan ekstrinsik selanjutnya perlu dibuktikan bahwa hubungan tersebut tidak signifikan melalui pengujian hipotesis statistik. Berkaitan dengan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Didapatkan nilai t tabel (2,042) lebih kecil dari pada t hitung (11,33) maka Hipotesis yang diajukan di terima, ini berarti bahwa adanya hubungan positif signifikan antara factor intrinsik dan ekstrinsik dengan prestasi belajar siswa. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Bagian akhir laporan ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang berhubungan dengan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yaitu: Berdasarkan analisis data faktor intrinsik dan ekstrinsik dan prestasi belajar ekonomi diperoleh kesimpulan bahwa hubungan positif yang sangat kuat antara faktor intrinsik dan ekstrinsik dengan prestasi belajar ekonomi adalah hubungan yang signifikan. 5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dikemukakan beberapa saran berikut: 1. Untuk pendidik a. Senantiasa selalu menjelaskan kepada siswa akan perlunya mempunyai moral yang baik, sehingga siswa dapat mengembangkan potensi dalam kehidupan sehari-hari. b. Menjelaskan kepada orang tua siswa akan perlunya pengawasan putraputrinya, serta senantiasa selalu membimbing, menasihati dan memantau dalam kegiatan belajar putra-putrinya. 2. Untuk penelitian lanjut Supaya mendapatkan hasil yang lebih baik, kiranya perlu sekali penelitian lanjutan lebih mendalami atau mengkaji lebih jauh tentang faktor intrinsik dan ekstrinsik prestasi belajar ekonomi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, Cet ke-12 jilid 5 Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Rahmat, Jalaludin, 1997, Metode Penelitian Survey, Bandung: Tarsito. Republik Indonesia. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sudjana, 2002, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, Cet. Ke-2 jilid 6 Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.