1
HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT DAN EKSTROVERT DENGAN KEJADIAN STRES PADA KO-ASISTEN ANGKATAN TAHUN 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA I Gede Suprayoga Sukmana Putra1, Luh Nyoman Alit Aryani2 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana1 Bagian Psikiatri Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah 2 ABSTRAK Stres merupakan salah satu masalah psikologis yang seringkali dijumpai di kalangan koasisten Fakultas Kedokteran. Sumber stres dapat bersifat internal maupun eksternal. Tipe kepribadian merupakan salah satu faktor yang memengaruhi munculnya stres. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara tipe kepribadian introvert dan ekstrovert dengan kejadian stres pada koasisten angkatan tahun 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional analitik. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang disebar pada 62 koasisten angkatan tahun 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi square menggunakan perangkat lunak SPSS 16.0. Jumlah responden yang memiliki kepribadian ekstrovert lebih banyak dibandingkan dengan yang introvert (56,5% vs 43,5%) dan responden yang mengalami stres berjumlah 33 orang (53,2%). Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian introvert dan ekstrovert dengan kejadian stres (p = 0,000 (p < 0,05). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tipe kepribadian introvert dan ekstrovert dengan kejadian stres pada koasisten angkatan tahun 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Kata Kunci : tipe kepribadian, introvert, ekstrovert, stres, koasisten
2
THE RELATIONSHIP BETWEEN INTROVERT AND EXTROVERT PERSONALITY WITH STRESS AMONG CO-ASSISTANT BATCH 2011 OF FACULTY OF MEDICINE-UDAYANA UNIVERSITY ABSTRACT Stress is a psychological disorder that commonly found among co-assistant of faculty of medicine. The source of stress can be internal or external. Personality is one factor that can influence the occurrence of stress. The aim of the study was to determine the relationship between introvert and extrovert personality with stress among co-assistant batch 2011 of Faculty of Medicine-Udayana University. The research design used was analytic cross sectional. Collection of data performed by using questionnaire given to 62 co-assistant batch 2011 of Faculty of Medicine-Udayana University. Bivariate analysis using chi square was performed by software SPSS 16.0 for Windows. The number of respondent with extrovert personality were more than those with introvert personality (56,5% vs 43,5%) dan the number of respondent suffering stress were 33 (53,2%). Bivariate analysis showed a significant relationship between introvert and extrovert personality with stress (p = 0,000 [p < 0,05]). These results concluded that there was a significant relationship between introvert and extrovert personality with stress among co-assistant batch 2011 of Faculty of Medicine-Udayana University. Keyword : personality, introvert, extrovert, stress, co-assistant
3
kepanikan,
PENDAHULUAN Stres
merupakan
suatu
kondisi
yang
ditandai
dengan
disekresikannya hormon-hormon tubuh,
psikologis yang pasti pernah dialami oleh
jantung
berdetak
setiap individu. Menurut McGrath, stres
pernapasan meningkat, tubuh menge-
didefinisikan sebagai sebuah ketidak-
luarkan
seimbangan antara tuntutan fisik dan/atau
meningkat. Tahap kedua adalah reaksi
psikologis dengan kemampuan seseorang
resistensi dimana tubuh akan menyadari
untuk menanganinya, dan kegagalan ini
bahwa ia tidak mampu lagi untuk
menghasilkan dampak yang penting bagi
mempertahankan reaksi waspada, jadi
kehidupan orang tersebut.1
tubuh akan menyesuaikan diri dengan
keringat,
lebih dan
cepat,
laju
kewaspadaan
Sumber stres atau stresor dapat
tidak bekerja sekeras saat tahap pertama
berasal dari dalam diri sendiri (internal)
(sekresi hormon dan stimulasi simpatis
maupun
dari
lingkungan
berkurang). Jika stres berlanjut maka
Stresor
yang
berasal
(eksternal). dari
dalam
akan sampai pada tahap ketiga, yakni
contohnya adalah kondisi fisik yang
tahap kelelahan. Disini akan muncul
kurang baik seperti demam, kehamilan
kelainan sistem organ seperti seperti
atau menopause, maupun kondisi psikis
jantung,
seperti rasa bersalah, pesimis, atau kritik
bermanifestasi dalam gangguan psiko-
terhadap diri sendiri yang berlebihan.
somatis seperti kelelahan, histeria, nyeri,
Stresor yang berasal dari lingkungan
hipotensi/hipertensi, ruam pada kulit, dll.
dapat berupa perubahan fisik lingkungan
Gangguan psikologis, seperti rasa putus
seperti perubahan suhu, lokasi kerja,
asa, kebingungan, atau mungkin berupa
maupun tekanan psikis seperti seperti
gangguan mental yang serius juga dapat
perilaku diskriminasi, tindakan kekerasan,
muncul.2,3
beban kerja yang berat, atau kematian. 2
ginjal,
lambung,
yang
Contoh profesi yang rentan terkena
Stres dalam perkembangannya terdiri
stres adalah mereka yang berkaitan
dari 3 tahap, yang dikenal sebagai general
dengan dunia kesehatan, salah satunya
adaptation
Tahap
koasisten. Koasisten merupakan istilah
pertama adalah reaksi waspada yang
yang digunakan bagi para mahasiswa
ditandai
fakultas
syndrome
oleh
respon
(GAS). tubuh
berupa
kedokteran
yang
telah
4
menyelesaikan pendidikan sarjananya dan
diri dari suasana yang ramai. Mereka
kemudian menjalani kepaniteraan klinik
cenderung melakukan sesuatu dengan
madya (KKM) atau magang di rumah
hati-hati dan tidak mudah percaya dengan
sakit. Penelitian oleh Martha Dani dkk di
kata hati.7 Lain halnya dengan tipe
FK Universitas Riau, menemukan bahwa
kepribadian ekstrovert. Interaksinya de-
sebanyak 25% koasisten mengalami stres
ngan dunia luar sangat baik. Mereka
ringan, 65% mengalami stres sedang, dan
adalah orang-orang yang ramah, mudah
4
10% mengalami stres berat. Penelitian
bergaul, suka mengunjungi tempat baru,
lainnya oleh Miftahul Janah di FK Unhas
berperilaku aktif, mudah bosan, dan tidak
menemukan mayoritas koasisten menga-
menyukai
lami stres derajat sedang. 5
monoton. Tindakannya banyak dipenga-
Salah satu faktor yang memengaruhi munculnya
stres
Kepribadian
adalah
kepribadian.
didefinisikan
sebagai
aktivitas
yang
rutin
dan
ruhi oleh dunia luar, bersifat terbuka, emosinya spontan dan sering berubahubah,
tidak
begitu
peka
tehadap
keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan
kegagalan, dan tidak banyak melakukan
perilaku yang sering digunakan dalam
introspeksi dan kritik pada diri sendiri. 7,8
usaha
adaptasi
yang
terus
menerus
Sebuah
penelitian
mengenai
terhadap hidupnya.5 Terdapat beberapa
hubungan tipe kepribadian ekstrovert-
faktor yang memengaruhi berkembang-
introvert terhadap stres pada mahasiswa
nya kepribadian, yakni faktor biologis,
menemukan adanya signifikansi dimana
sosial, dan budaya.6
tingkat stres yang lebih tinggi ditemukan
Dalam
klasifikasinya,
terdapat
banyak versi kepribadian, salah satunya
pada
subjek
dengan
kepribadian
introvert.9
adalah tipe kepribadian introvert dan
Berangkat dari ulasan di atas, penulis
ekstrovert. Orang dengan kepribadian
berinisiatif untuk melakukan penelitian
introvert
ini, yang bertujuan untuk mengetahui ada
cenderung
hidup
dalam
dunianya sendiri. Interaksinya dengan
tidaknya
dunia luar kurang baik, memiliki pibadi
kepribadian
yang tertutup, sulit untuk bersosialisasi
dengan kejadian stres pada koasisten
dengan orang lain, dan sering menarik
hubungan introvert
antara dan
tipe
ekstrovert
5
angkatan tahun 2011 Fakultas Kedokteran
sedang bertugas di rumah sakit satelit
Universitas Udayana.
(jejaring) dieksklusi dari penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan angket/kuesioner dengan cara menyebar-
BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan di lingkungan
kannya
kepada
sampel.
Untuk
RSUP Sanglah selama 2 bulan yakni pada
menentukan diagnosis stres, digunakan
bulan Maret hingga Mei 2015. Jenis
instrumen Depression Anxiety Stress
penelitian yang dipilih adalah penelitian
Scale (DASS) 21. Skor 0-7 tergolong
cross-sectional analitik. Penelitian cross-
normal dan skor ≥8 menandakan adanya
sectional
untuk
stres. Tipe kepribadian introvert dan
memperoleh distribusi tipe kepribadian
ekstrovert ditentukan dengan menggu-
dan
koasisten
nakan kuesioner Eysenck Personality
angkatan tahun 2011 Fakultas Kedokteran
Inventory (EPI). Skor 0-12 dikategorikan
Universitas
sebagai tipe kepribadian introvert dan
analitik
kejadian
diguna-kan
stres
pada
Udayana
dan
hubungan
antara kedua aspek tersebut.
skor
Populasi penelitian adalah koasisten
≥13
dikategorikan
sebagai
ekstrovert.
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Data yang dikumpulkan dilakukan
angkatan tahun 2011 yang seluruhnya
analisis univariat dan bivariat. Analisis
berjumlah 176 orang. Besar sampel yang
bivariat dilakukan dengan uji chi square
ditentukan adalah sebanyak 62 orang.
dengan interval kepercayaan 95%. Semua
Sampel dipilih dengan metode stratified
analisis data dilakukan dengan perangkat
random
lunak SPSS 16.0 untuk Windows.
sampling
dengan
membagi
sampel berdasarkan lab KKM tempat mereka
bertugas
saat
penelitian
HASIL
dilakukan. Sampel adalah koasisten yang
Responden penelitian ini berjumlah
sedang aktif menjalani kegiatan KKM.
62 koasisten yang diambil dari tiap lab
Sampel yang sedang mengalami masalah
KKM. Lab ilmu penyakit mata dan kulit-
dengan pihak lain di luar lingkungan
kelamin tidak diikutsertaakan karena saat
RSUP
penelitian
Sanglah,
sedang
menderita
penyakit berat atau kronis, atau yang
dilakukan
tidak
terdapat
koasisten angkatan tahun 2011 yang
6
sedang menjalani KKM di kedua lab
introvert lebih banyak yang mengalami
tersebut. Lab kebidanan dan kandungan
stres dibandingkan dengan yang tidak
juga tidak diikutsertakan karena seluruh
(81,5%
koasisten angkatan tahun 2011 yang
responden dengan kepribadian ekstrovert
terdaftar sedang berada di rumah sakit
menunjukkan hal sebaliknya (31,4% vs
jejaring.
68,6%)
(Tabel
dengan
metode
Berdasarkan
data
demografi
vs
18,5%)
sedangkan
pada
2). Analisis
bivariat
chi-square
bernilai
responden, ditemukan bahwa jumlah
signifikan dengan nilai p = 0,000. Hasil
responden berjenis kelamin laki-laki lebih
ini menandakan Ha diterima, artinya ada
banyak dari responden perempuan (51,6%
hubungan
vs 48,4%), sebagian besar sudah melewati
introvert dan ekstrovert dengan kejadian
satu jenis lab, dengan jumlah responden
stres pada koasisten angkatan tahun 2011
paling banyak berasal dari lab ilmu
FK UNUD.
antara
tipe
kepribadian
penyakit dalam (10 orang [16,1%]) sedangkan jumlah paling sedikit berasal dari lab radiologi (3 orang [4,8%]). Data yang lebih rinci disajikan pada tabel 1.
PEMBAHASAN Penelitian di Indonesia yang meneliti gambaran tipe kepribadian introvert dan
Hasil pengumulan data dengan EPI
ekstrovert pada koasisten masih belum
menunjukkan bahwa jumlah responden
tersedia namun penelitian yang dilakukan
dengan tipe kepribadian ekstrovert lebih
pada calon profesi tenaga kesehatan
banyak
lainnya sudah beberapa kali dilakukan.
dibandingkan
dengan
yang
berkepribadian introvert (35 [56,5%] vs
Sebuah
penelitian
pada
mahasiswa
27 [43,5%]).
keperawatan oleh Dwi Suharto dkk,
Pengumpulan data dengan DASS-21
menemukan bahwa jumlah responden
menunjukkan bahwa jumlah responden
yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert
yang mengalami stres lebih banyak
lebih banyak dari yang bekepribadian
dibandingkan yang tidak mengalami stres
introvert (61,3% vs 38,7%).10 Penelitian
(33 [53,2%] vs 29 [46,8%]).
lainnya
Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa responden dengan tipe kepribadian
yang
juga
dilakukan
pada
mahasiswa keperawatan menemukan hal yang sama (69,6% vs 30,4%).11 Hasil
7
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Jumlah Lab yang Sudah Dilewati, dan Lab Saat Ini. Variabel Jenis Kelamin Laki – Laki Perempuan Jumlah Lab yang Sudah Dilewati Belum ada 1 Lab Lab Saat Ini Radiologi Ilmu Kedokteran Forensik IKK-IKP Ilmu Kesehatan Anak Ilmu Penyakit Saraf Anestesi dan Terapi Intensif THT-KL Ilmu Bedah Ilmu Penyakit Dalam Psikiatri Ilmu penyakit Jantung dan Pembuluh
Jumlah (N)
Persentase (%)
32 30
51,6 48,4
15 47
24,2 75,8
3 4 6 7 5 4 5 8 10 6 4
4,8 6,4 9,6 11,3 8,0 6,4 8,0 12,9 16,1 9,6 6,4
Tabel 2. Hubungan Antara Tipe Kepribadian Introvert dan Ekstrovert dengan Kejadian Stres pada Koasisten Angkatan Tahun 2011 FK UNUD. Stres Tipe Kepribadian Introvert Ekstrovert Total X2 = 15,338; df = 1
Ya N (%) 22 (81,5) 11 (31,4) 33 (53,2)
Tidak N (%) 5 (18,5) 24 (68,6) 29 (46,8)
Total N (%) 27 (100) 35 (100) 62 (100)
Nilai p 0,000
8
kedua penelitian di atas serupa dengan
unsur dari kedua tipe kepribadian ini,
hasil penelitian ini yang menunjukkan
mengenai tipe kepribadian mana yang
bahwa koasisten dengan kepribadian
lebih
ekstrovert
disesuaikan
berjumlah
dibandingkan
lebih
yang
banyak
berkepri-badian
introvert. Tipe
dominan
selanjutnya
dengan
cara
akan
kerja
dan
pendekatan koasisten tersebut. Terkait kejadian stres, hasil penelitian
kepibadian
sangat
berperan
ini sesuai dengan hasil penelitian lainnya
dalam menentukan kualitas kerja ko-
yang
asisten di lapangan. Dalam pekerjaan-
koasisten
nya, koasisten akan sering berhubungan
psikologis. Sebuah penelitian oleh Martha
dengan pasien dan juga dengan rekan
Dani dkk, menemukan bahwa sebanyak
profesi lainnya. Koasisten dengan tipe
25%
kepribadian ekstrovert akan unggul dalam
ringan, 65% mengalami stres sedang, dan
hal ini karena memiliki kemampuan yang
10% mengalami stres berat.4 Penelitian
lebih baik dalam
dan
lainnya di FK Unhas menemukan bahwa
berkomunikasi dibandingkan koasisten
sebagian besar koasisten mengalami stres
berkepribadian introvert.
derajat sedang.5
Koasisten introvert
bersosialisasi
dengan
juga
menunjukkan yang
bahwa mengalami
respondennya
mengalami
banyak stres
stres
kepribadian
Tuntutan kerja pada koasisten fakultas
kelebihan
kedokteran tidaklah sedikit. Tugas-tugas
memiliki
dibandingan dengan ekstrovert. Kemam-
kemahasiswaan
puan mereka dalam menganalisis per-
laporan
masalahan
ketahanannya
kunjungan lapangan, dan ujian akhir di
dalam menghadapi tuntutan pekerjaan
masing-masing lab ditambah dengan
yang tinggi memberi nilai lebih. Selain itu
beban profesi yakni bertugas untuk
sikap
melakukan
pasien
hati-hati
pertimbangan
dan
dalam
presentasi
ilmiah,
pelayanan kesehatan di
poliklinik, instalasi rawat darurat, dan
keuntungan
instalasi rawat inap merupakan contoh
lainnya bagi koasisten berkepribadian
tuntutan kerja bagi koasisten. Selain itu,
introvert. Jadi dalam kata lain, seorang
para
koasisten sebaiknya memiliki kombinasi
bersikap profesional bahkan di minggu-
juga
matang
dan
penyusunan
sebelum
bertindak
yang
bertugas
kasus,
seperti
memberi
koasisten
juga
dituntut
untuk
9
minggu awal mereka bertugas yang
bahwa
notabene
dengan tipe kepribadian introvert lebih
belum
begitu
memahami
karyawan
sebuah
standar prosedur dan alur pelayanan
cenderung
medis di rumah sakit. Hal-hal inilah yang
dibandingkan
menjadi alasan bahwa kejadian stres pada
ekstrovert.12 Penelitian lainnya mengenai
koasisten merupakan hal yang biasa
tingkat stres mahasiswa dalam pengerjaan
ditemui.
skripsi juga menemukan hal serupa.9
Kemunculan stres psikologis dapat menganggu
kinerja
Penelitian
oleh
mengalami
yang
stres
berkepribadian
Namun sebuah hasil berbeda ditemukan
koasisten.
oleh Iroegbu, dimana orang dengan
Janah,
kepribadian ekstrovert lebih cenderung
menemukan adanya gangguan emosional
untuk mengalami stres dibandingkan
yang
dengan orang berkepribadian introvert.13
muncul
para
untuk
perusahaan
Miftahul
pada
koasisten
yang
mengalami stres, yakni berupa gangguan
Koasisten
dalam
pekerjaannya
sensitif interpersonal sebanyak 65,1%,
dihadapi oleh berbagai macam stresor.
kecemasan
58,7%,
49,2%,
Koasisten merupakan pekerja “pemula”
somatisasi
39,7%,
gangguan-
di bidang kesehatan dimana mereka
gangguan lainnya sebanyak 65,1%.5 Jika
masih minim pengalaman dan rentan
gejala-gejala ini terus muncul, maka akan
untuk melakukan kesalahan. Seorang
memberi dampak negatif tidak hanya bagi
koasisten berkepribadian introvert akan
para koasisten namun juga pasien yang
cenderung
dirawatnya.
melakukan kritik pada diri sendiri untuk
Salah
satu
hostilitas
faktor
dan
internal
yang
tiap
untuk
kesalahan
memikirkan atau
didapatnya.
kepribadian.
ini
dilakukan akan memberi mereka beban
menunjukkan adanya sebuah hubungan
psikologis sehingga hal ini memicu
yang signifikan antara tipe kepribadian
timbulnya
dengan kejadian stres pada koasisten.
berakumulasi tentunya stres bisa muncul
Hubungan ini mendukung hasil penelitian
kapan saja.
oleh
Sutanto
yang
penelitian
dilakukan
pada
populasi yang berbeda. Ia menemukan
Individu
stres.
kesalahan
yang
memengaruhi munculnya stres adalah tipe Hasil
Tiap
teguran
dan
Jika
yang
kondisi
berkepribadian
ini
introvert
sangat menghargai privasi dan kurang
10
suka dengan situasi publik. Privasi sangat
2011 FK UNUD lebih banyak yang
mungkin untuk dikesampingkan saat
mengalami stres dibandingkan yang tidak,
bertugas sebagai koasisten. Kondisi yang
dan 3) terdapat hubungan yang signifikan
mendesak seringkali tidak mementingkan
antara tipe kepribadian introvert dan
privasi antar koasisten, seperti ruang
ekstrovert dengan kejadian stres pada
istirahat yang ramai, kebiasaan saling
koasisten
meminjam
UNUD.
alat-alat
kesehatan,
dan
sebagainya. Kondisi rumah sakit yang penuh
dengan
pasien
membutuhkan
angkatan
tahun
2011
FK
Adapun beberapa saran yang dapat diberikan antara lain: 1) kepada pihak
adanya komunikasi tiap menit bahkan tiap
dekanat
detiknya baik dengan pasien itu sendiri,
kembali sistem pendidikan profesinya
keluarga
untuk mengurangi kejadian stres pada
pasien,
maupun
paramedis
FK
UNUD
meninjau
lainnya. Hal ini dapat membuat koasisten
koasistennya,
introvert merasa tidak nyaman. Selain itu,
konseling bagi koasisten yang mengalami
koasisten introvert juga mementingkan
stres,
persiapan
sesuatu.
sebaiknya difokuskan pada penelusuran
Namun kondisi instalasi rawat darurat
stresor yang berperan dalam munculnya
yang membutuhkan tindakan cepat dan
stres pada koasisten.
dalam
melakukan
dan
2)
agar
3)
disediakan
penelitian
wadah
selanjutnya
tepat oleh para personilnya tidak dapat memberi
waktu
yang
cukup
untuk
melakukan persiapan dan hal ini akan menjadi
stresor
lain
bagi
koasisten
berkepribadian introvert.
DAFTAR PUSTAKA 1. Staal MA. Stres, cognition, and human
performance:
a
literature
review and conceptual framework. NASA. 2004; 1-162. 2. Sriati A. Tinjauan tentang stres.
SIMPULAN Dari
hasil
penelitian
ini
dapat
disimpulkan beberapa hal, yaitu: 1) jumlah koasisten angkatan tahun 2011 FK
Jatinagor:
Fakultas
Keperawatan,
Universitas Padjadjaran. 2008. 3. Nevid JS. Rathus SA, Greene BS.
UNUD lebih banyak yang berkepribadian
Stres,
psychological
factors,
and
ekstrovert, 2) koasisten angkatan tahun
health. Dalam: Abnormal psychology
11
in a changing world. Edisi ke-7.
Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Pearson Education. 2010; h. 140-69.
Muhammadiyah Yogyakarta. PSIK
4. Dani SM, Hamidy MY, Risma D. Hubungan antara tingkat stres dengan strategi
koping
kepaniteraan
pada
mahasiswa
klinik
Fakultas
FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2011. 9. Enggasari A. Perbedaan tingkat stres antara
mahasiswa
Kedokteran Universitas Riau. FK
introvert
Universitas Riau. 2011; 1-9
pengerjaan
5. Jannah RM. Hubungan stres kerja dengan
kecenderungan
terjadinya
dan
berkepribadian
ekstrovert
skripsi.
dalam
Perpustakaan
Universitas Negeri Malang. 2008. 10. Suharto D, Purwanti OS. Hubungan
gangguan emosional yang dibawakan
antara
dalam
motivasi untuk menyelesaikan skripsi
rangka
tugas
kepaniteraan
tipe
kepribadian
klinik pada bagian ilmu kesehatan
pada
masyarakat
dan
kedokteran
keperawatan Universitas Muhamma-
komunitas
Fakultas
Kedokteran
diyah Surakarta. FIK UMS. 2008;1-9.
Universitas Hasanuddin. Perpustakaan
11. Kumala, Citra AAS, Rupawan IDM,
ilmu
Pusat UNHAS. 2014.
mahasiswa
transfer
dengan jurusan
Rindjani IA. Hubungan antara tipe
6. Sahri MA. Sosialisasi dan persepsi
kepribadian dengan motivasi belajar
orang tua dalam upaya pengembangan
mahasiswa semester VIII Program
kepribadian anak usia pra sekolah.
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
FKIP Universitas Sebelas Maret. 2010.
Kedokteran
7. Tarmidzi DS. Hubungan antara tipe kepribadian: introvert dan ekstrovert
Universitas
Udayana.
PSIK FK UNUD. 2013; 1-5. 12. Wijano
S,
Djohan
Pengaruh
dengan prestasi akademik mahasiswa
persepsi
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
organisasi
program S1 reguler. FIK Universitas
terhadap tingkat stres karyawan PT.
Indonesia. 2012.
Internasional
8. Laksana B. Hubungan antara tipe kepribadian
terhadap
perilaku
merokok pada mahasiswa Program
akan
L.
dan
dimensi tipe
Deta
desain
kepribadian
Alfa
Mandiri.
Jurnal Manajemen Kewirausahaan. 2006;8(1):1-15.
12
13. Iroegbu MN. Personality and gender: a meta-analysis of their effects o employee stress. Global Journal of Interdisciplinary 2014; 3(6):63-5.
Social
Sciences.