HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG DEMAM DENGAN DURASI DEMAM PADA ANAK DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sarjana Keperawatan STIKES A.Yani Yogyakarta
Disusun Oleh : ARIEF NURLIANTO W NPM : 3208085
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN YOGYAKARTA 2012
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG DEMAM DENGAN DURASI DEMAM PADA ANAK DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL THE RELATION BETWEEN FAMILY’S KNOWLEDGE GRADE ABOUT FEVER AND FEVER DURATION IN CHILDREN IN PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL GENERAL HOSPITAL Arief Nurlianto W1, Falasifah Ani Yuniarti2, Masta Hutasoit3
ABSTRACT Background: One of the most common diseases in children is fever. Fever may be regarded as hazardous by parents so that they consider a rapid decrease of a fever temperature also means that the child’s suffering has been over. Parents’ knowledge about fever can determine whether the intervention is proper or not. Fever that persists for a quite long time can be hazardous, every single degree of increasing temperature can increase the body metabolism as much as 7 %. Long time fever can lead to dehydration which can be risky for a patient. Objective: To find out the relation between family’s knowledge grade about fever and fever duration in children in Panembahan Senopati Bantul General Hospital. Method: Design of this research is qualitative method through analytical statistic with cross sectional approach. This research is implemented in Panembahan Senopati Bantul General Hospital with 40 respondents as sample. Sampling technique is accidental sampling. Data analysis is univariable and bivariable with Kendall Tau with significance level of p<0,05. Result: The result of this research indicates that good and poor knowledge have significance level of 0,002 with π score 0,418. Concusion: There is a significant relation between family’s knowledge about fever and fever duration in children in Panembahan Senopati Bantul General Hospital. Suggestion: Family or parents as the first party who know that a child is having fever are increasing knowledge by reading medical articles or by browsing the internet. Keywords: Knowledge about fever, Fever duration. 1
Student in School of health science Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Lecturer in Yogyakarta Muhammadiyah University 3 Lecturer in School of health science Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2
PENDAHULUAN Anak merupakan buah hati yang sangat berharga, mereka harus dijaga dan di lindungi. Begitu juga orang tua, sangatlah di cintai dan di banggakan oleh anak. Ketika anak sakit, orang tua sangat khawatir sehingga menimbulkan reaksi emosi serta terjadi ekspresi tingkah laku yang tidak biasa. Faktor yang sangat penting dalam mewariskan status kesehatan kepada anak-anaknya adalah orang tua. Keadaan sosial ekonomi yang rendah dapat menyebabkan rendahnya kesehatan orang tua, akan tetapi rendahnya kesehatan orang tua sering disebabkan karena orang tua yang tidak mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatannya dan kesehatan anaknya atau tidak tahu makanan yang bergizi yang harus dimakan (Notoatmodjo, 2007). Semua tingkat umur manusia dapat mengalami panas tinggi atau demam, itu terjadi karena berbagai kemungkinan masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh. Pada dasarnya panas tinggi atau demam adalah memang bukan penyakit tapi gejala suatu penyakit. Yaitu, suatu proses ilmiah yang timbul akibat perlawanan tubuh terhadap masuknya bibit penyakit. Namun kasus demam pada bayi dan anak balita itu tidak dapat diabaikan begitu saja. Perlakuan dan Penanganannya jauh berbeda dengan orang dewasa, apabila perlakuan dan penanganannya salah, lambat dan tidak tepat akan mengakibatkan terganggunya perkembangan dan pertumbuhan tubuh pada balita dan keselamatan jiwanya dapat juga terancam. Oleh karena itu bagi para orang tua wajib
menguasai pengetahuan yang lengkap mengenai demam pada anak. Sehingga pada saat buah hatinya mengalami demam bukan kepanikan yang muncul melainkan sikap yang tepat dan tindakan atau pertolongan pertama yang segera dilakukan untuk mencegah akibat yang lebih buruk (Widjaja, 2001). Anderson (2007) Mengatakan bahwa di seluruh dunia dalam beberapa dekade ini diperkirakan bahwa 12 juta anak mati setiap tahunnya akibat penyakit atau malnutrisi dan paling sering gejala awalnya demam. Pola demam berbeda bergantung pada pirogen. Peningkatan dan penurunan jumlah pirogen berakibat puncak demam dan turun dalam waktu yang berbeda. Durasi dan derajat demam bergantung pada kekuatan pirogen dan kemampuan individu untuk berespons. Selama demam, metabolisme meningkat dan konsumsi oksigen bertambah. Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap derajat kenaikan suhu. Frekuensi jantung dan pernapasan meningkat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh terhadap nutrisi. Metabolisme yang meningkat menggunakan energi yang memproduksi panas tambahan. Demam yang lama dapat melelahkan penderita dengan menghabiskan simpanan energi. Dehidrasi dapat menjadi masalah serius pada anak-anak yang berat badannya rendah. Jika penderita demam memiliki masalah jantung atau saluran pernapasan, stres karena demam dapat menjadi besar (Asdie, 2000).
TUJUAN Tujuan umum penelitian ini yaitu diketahuinya hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang demam dengan durasi demam pada anak di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Tujuan khusus penelitian ini yaitu diketahuinya tingkat pengetahuan keluarga tentang demam, diketahuinya durasi demam pada anak, dan diketahuinya keeratan hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang demam dengan durasi demam pada anak di RSUD Panembahan /senopati Bantul. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat observasi analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mencari hubungan antara tingkat pengetahuan tentang demam dengan durasi demam pada anak di RSUD Panembahan Senopati Bantul (Arikunto, 2006 ). Lokasi Penelitian adalah di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Sedangkan waktu dilakukannya penelitian yaitu pada bulan Agustus sampai oktober 2012. Populasi penelitian sebanyak 40 responden, tekhnik pengambilan sampel penelitian menggunakan accidental sampling (Notoatmodjo,
2010). Adapun kriteria inklusi : Orang tua yang mempunyai anak dengan demam orang tua atau keluarga yang selalu menunggu anak, anak yang diberi obat parasetamol, dan semua pasien demam yang dirawat di bangsal kelas II dan III. Kriteria eksklusi: Responden yang pindah tempat/bangsal saat diteliti, Anak dengan kelainan imunitas dan kelainan pengaturan suhu tubuh, demam karena komplikasi penyakit Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel indepent : tingkat pengetahuan keluarga tentang demam dan variabel dependent : durasi demam. Skala yang digunakan kedua variabel tersebut adalah ordinal nominal. Analisa data yang digunakan adalah univariat dan bivariat, dengan uji statistik Kendall Tau dan nilai koefisien korelasi dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data primer. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada responden yang terlebih dahulu peneliti memberikan penjelasan kepada responden tentang pengisian tes tertutup.
HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariabel a. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Orang Tua dan Anak No. 1
Karakteristik Responden Orang Tua/Keluarga a. Umur 18-40 41-60 >60
Jumlah (N)
Persentase (%)
38 2 -
95.0 5.0 -
Jumlah b. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Tingkat Pendidikan SD SMP SMA/SMK D3/S1 Jumlah
40
100
15 25 40
37.5 62.5 100
5 22 13
12.5 55.0 32.5
c.
2
40
100
Anak a. Umur 0-1 tahun 1-3 tahun 4-5 tahun 6 tahun 7-12 tahun Jumlah b. Ruang rawat Kelas II Kelas III c. Umur Diare ISPA ISK DBD Jumlah
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bulan Agustus, menunjukkan bahwa usia responden sebagian besar pada rentang 18-40 tahun sebanyak 38 responden atau 95%. Kemudian kelompok umur pada responden anak terbanyak pada rentang 0-1 tahun sebanyak 15 responden atau 37.5%. Diketahui bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan lebih
15 9 8 4 4 40
37.5 22.5 20.0 10.0 10.0 100
14 26
35.0 65.0
13 16 6 5 40
32.5 40.0 15.0 12.5 100
mendominasi yaitu sebanyak 25 responden atau 62.5%. Dilihat dari tingkat pendidikan responden sebagian besar berpendidikan SMP yaitu 22 responden atau 55.5%. Sedangkan untuk ruang perawatan anak dan jenis penyakit didominasi oleh ruang perawatan kelas III sebesar 26 responden atau 65% dan jenis penyakit ISPA sebesar 16 responden atau 40%.
b. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Demam No 1 2 3
Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah
Frekuensi 4 26 10 40
Presentase (%) 10.0 65.0 25.0 100
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bulan Agustus, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang demam
sebagian besar memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 26 responden atau 65%.
c. Distribusi Frekuensi Durasi Demam Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi durasi demam pada anak No 1 2
Durasi Demam Cepat Lambat jumlah
Frekuensi 29 11 40
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bulan Agustus, menunjukkan bahwa bahwa durasi demam pada anak sebagian besar
Presentase (%) 72.5 37.5 100
berlangsung cepat responden atau 70%.
yaitu
28
2. Analisis Bivariabel Tabel 1.4 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Baik Kurang Tentang demam dengan durasi demam pada anak di RSUD Panembahan Senopati Bantul Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total
N 14 14 1 29
Durasi demam Cepat Lambat % N % 35,0 1 2,5 35,0 7 17,5 2,5 3 7,5 72,5 11 27,5
Dari hasil pada tabel 2.1 diatas diperoleh bahwa responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik dengan durasi demam cepat yaitu 14 responden (35%). Untuk responden dengan tingkat pengetahuan cukup dengan durasi demam cepat yaitu sebanyak 14 responden (35%). Untuk tingkat pengetahuan kurang dengan durasi demam lambat yaitu sebanyak 3 responden (7,5%). Hasil uji statistik Kendall Tau menunjukan harga π sebesar 0,418 dengan taraf signifikansi 0,002 untuk menentukan hipotesis
Total N 15 21 4 40
P value % 37,5 52,5 10,0 100
0,002
C
0,418
diterima atau ditolak dengan membandingkan taraf signifikansi (p) dengan tingkat kesalahan 5% (0,05), jika signifikansi (p) lebih besar dari pada 0,05 maka hipotesis ditolak atau Ho diterima dan jika signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima atau Ho ditolak. Hasil penelitian menunjukan nilai p=0.002 lebih kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05) maka Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang demam dengan durasi demam pada anak di RSUD Panambehan Senopati Bantul.
PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Tentang Demam. Berdasarkan hasil penelitian tentang distribusi frekuensi pengetahuan tentang demam menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan keluarga adalah cukup sebanyak 21 responden (52,50%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang demam. Didukung dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Damayati (2008) menyatakan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang demam sebagian besar dalam kategori sedang. Pada karakteristik tingkat pendidikan didapatkan hasil bahwa sebagian besar pendidikan responden adalah SMP. Tingkat pendidikan ibu di RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian besar yaitu SMP yaitu 22 responden atau 55,0%. Sehingga penerimaan informasi yang mereka dapatkan dari berbagai sumber informasi lebih mudah diterima. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap pentingnya suatu hal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wawan (2010) bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi cara pandangnya terhadap diri sendiri dan lingkungan. Sikap orang yang berpendidikan tinggi akan beda dengan orang yang berpendidikan rendah. Berdasarkan hasil penjumlahan data secara manual dari setiap butir pertanyaan mengenai tingkat pengetahuan
tentang demam, didapatkan sebagian besar keluarga atau orangtua yang belum megetahui penatalaksanaan demam dan komplikasi demam. Dikarenakan faktor – faktor atau variabel pengganggu yang tidak dapat dikendalikan. Pengetahuan ibu tentang demam biasanya diperoleh pada saat anak menderita demam di rumah sakit. Pada penelitian ini saat anak dirawat di rumah sakit ibu seringkali menghadapi anak mereka dalam keadaan demam. Oleh karena itu mereka mengeluhkan dan menanyakan keadaan anaknya yang mengalami demam kepada perawat yang bertugas. Perawat yang bertugas disana akan memberikan informasi bagaimana cara merawat anak demam dan hal-hal yang perlu disampaikan agar ibu tidak panik dan demam anak dapat turun, sehingga ibu tidak mengetahui secara detail tentang demam. Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui bagaimana harus merawat anak demam. Oleh karena itu, pengetahuan ibu tentang demam menjadi cukup. Seperti yang dikemukakan oleh Notoatmojo (2007) bahwa pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian pengetahuan manusia didapatkan melalui mata dan telinga.
2. Durasi Demam. Berdasarkan tabel hasil penelitian tentang distribusi frekuensi durasi demam menunjukkan bahwa durasi demam cepat sebanyak 29 responden (70.0%) dan durasi
demam lambat sebanyak 11 responden (30.0%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki durasi demam yang cepat. Belum ditemukan penelitian sebelumnya tentang durasi demam. Durasi demam adalah lamanya demam dimulai sejak pertama kali gejala timbul sampai gejala hilang. Pengukuran durasi demam yaitu dimulai sejak gejala timbul sampai gejala hilang sesui dengan proses penyakit (ElRadhi dkk, Widjaja, 2001). Durasi demam dipengaruhi oleh jenis penyakit yang berkaitan dengan patogen penyebab demam dan kekuatan imunitas individu, durasi demam juga dipengaruhi oleh cara penatalaksanaan demam yang dilakukan oleh orang tua selain dari tenaga medis. Jenis penatalaksanaan yang dilakukan sangat berkaitan dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua dari penderita demam, karena tingkat pengetahuan berkaitan dengan benar salahnya penatalaksanaan demam yang dilakukan (Widjaja, 2001; Asdie, 2000). 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Demam dengan Durasi Demam Pada Anak Di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang demam dengan durasi demam pada anak dapat dilihat responden terbanyak adalah responden yang
berpengetahuan cukup dengan durasi demam cepat yaitu 14 responden (35%) dan responden berpengetahuan cukup berdurasi demam lambat yaitu 7 responden (17,5%). Responden berpengetahuan baik berdurasi demam cepat yaitu sebanyak 14 responden (35%) dan responden berpengatahuan baik berdurasi demam lambat sebanyak 1 responden (2,5%). Responden berpengetahuan kurang berdurasi demam cepat yaitu sebanyak 1 resonden (2,5%) dan responden berpengetahuan kurang berdurasi demam lambat sebanyak 3 responden (7,5%). Hubungan antara dua variabel dibuktikan dengan uji korelasi Kendall Tau yaitu harga π sebesar 0,418 dengan taraf signifikansi 0,002 yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang demam dengan durasi demam pada anak di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Sehingga dapat dikatakan tingkat pengetahuan tentang demam akan berpengaruh terhadap durasi demam pada anak. Keluarga yang berpengetahuan baik tentang demam dan durasi demamnya lambat itu dikarenakan keluarga yang kurang percaya diri akan kemampuannya dalam merawat anaknya yang mengalami demam. Menurut Mustafa (2007), tindakan yang dlakukan manusia tergantung
bagaimana mereka berfikir dan memberikan persepsi. Jadi, untuk melakukan sesuatu hal mereka harus menimbang nimbang dan mempunyai rasa percaya tentang sesuai atau tidak sesuai dengan realitas atau pandangan seseorang, bahkan masyarakat cenderung akan melakukan tradisi dan kepercayaan dari pada hal yang baru yang belum pernah dicoba. Keluarga yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup tentang demam dan memiliki durasi demam yang cepat itu karena dipengaruhi oleh orang disekitarnya seperti orang tua, teman, saudara dan juga perawat yang memberikan informasi saat merawat anaknya yang demam. Bocan (2007) mengatakan pengetahuan adalah kekuatan yang dapat dijadikan alasan orang tua untuk melakukan tindakan atau berperilaku kesehatan. Orangtua perlu membekali dirinya dengan pengetahuan tentang penyakit, tanda dan gejala yang muncul bila anak sakit seperti demam dan penatalaksanaannya. Melalui pengetahuan tersebut keluarga dapat memutuskan apakah tindakan yang akan diambil untuk menurunkan panas anak. 4. Keeratan Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Demam Dengan Durasi Demam Pada Anak di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Berdasarkan hasil analisis
koefisien korelasi yang dilakukan untuk mencari keeratan antara tingkat pengetahuan tentang demam dengan durasi demam diperoleh hasil nilai C sebesar 0,418. Berdasarkan interpretasi nilai C menurut Sugiyono (2007) angka ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sedang antara pengetahuan tentang demam dengan durasi demam Hasil penelitian tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Damayati (2008) dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Demam Dengan Perilaku Kompres Di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Pada penelitian tesrsebut diperoleh nilai r sebesar 0,702 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara pengetahuan tentang demam dengan perilaku kompres. Hasil koefisien korelasi yang diperoleh pada penelitian menujukkan bahwa terdapat keeratan yang sedang pada hubungan tingkat pengetahuan tentang demam dengan durasi demam. Hal ini dikarenakan tidak semua faktor pengganggu dapat dikendalikan oleh peneliti. Adapun faktor pengganggu tersebut yaitu kecerdasan, sosial ekonomi, motivasi, emosi, kebudayaan, lingkungan, dan iklim yang berbeda-beda dari masing-masing responden.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan keluarga tentang demam dengan durasi demam pada anak di RSUD Panembahan Senoparti Bantul. Dengan rincian sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan keluarga tentang demam menunjukkan bahwa keluarga memiliki pengetahuan yang cukup. 2. Durasi demam pada anak menunjukkan bahwa anak memililki durasi yang cepat. 3. Tingkat keeratan hubungan antara tingkat pengetahuan dengan durasi demam pada anak menunjukkan bahwa memiliki tingkat keeratan yang sedang yaitu sebesar 0, 418. SARAN Berdasarkan hasil, pembahasan, dan kesimpulan penelitian tentang tingkat pengetahuan keluarga tentang demam dengan durasi demam pada anak di RSUD Panembahan Senopati Bantul, beberapa saran yang diajukan sebagai bahan pertimbangan adalah : 1. Bagi orang tua Keluarga atau orang tua sebagai orang pertama yang tahu akan anaknya demam diharapkan dapat meningkatakan pengetahuannya dengan membaca artikel kesehatan ataupun dengan browsing diinternet. 2. Bagi institusi pendidikan Rumah sakit sebagai penyelenggara layanan
kesehatan perlu menghimbau perawat agar sosialisasi lebih ditingkatkan. Dengan demikian hal ini sekaligus berpengaruh terhadap peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit kepada masyarakat. 3. Bagi Peneliti Bagi peneliti selanjutnya perlu penambahan waktu penelitiannya dan sampel pada penelitiannya, karena sampel terlalu sedikit sehingga cenderung mempengaruhi kekuatan hubungan antara dua variabel. Selain itu dapat dilakukan penelitian dengan metode wawancara, sehingga informasi dapat digali lebih dalam. DAFTAR PUSTAKA Anderson, D.M. (2007). Dorland’s Illustrated Medical Dictionary. Philadephia: Saunders. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Asdie, A. H. (2000). Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Yogyakarta: EGC. Bocan, F. (2007). Demam Berdarah, Suhu Tubuh Naik Turun. Yogyakarta: EGC. Damayati, T. T. (2008). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Demam Dengan Perilaku Kompres Di Ruang Rawat Inap RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.Surakarta: diterbitkan.
Tidak
. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
El-Radhi A.S, Carroll J, Klein N, Abbas A. (2009) Clinical manual of fever in children. Berlin: Springer-Verlag.
Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: AlfaBeta.
Mustafa, H. (2007). Perspektif Dalam Psikologi Sosial. Yogyakarta: EGC.
Wawan, A. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Notoatmodjo, S. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Widjaja, M. C. (2001). Mencegah dan Mengatasi Demam Pada Balita. Jakarta: Kawan Pustaka.