Hubungan Antara Peranan Kepemimpinan Ketua ................................ Nadia Aullia Ramadhan
HUBUNGAN ANTARA PERANAN KEPEMIMPINAN KETUA KELOMPOK DENGAN MOTIVASI ANGGOTA PETERNAK SAPI PERAH THE CORRELATION BETWEEN LEADERSHIP ROLE OF GROUP LEADER AND MEMBER MOTIVATION OF DAIRY FARMERS (Kasus di Kelompok Peternak Sapi Perah Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi) (Case in Dairy Farmers Group, Cipageran Village, North Cimahi, Cimahi City) Nadia Aullia Ramadhan*, Marina Sulistyati**, Syahirul Alim** Universitas Padjadjaran
*Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Unpad e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, pada tanggal 18 Januari sampai 6 Februari 2016. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara peranan kepemimpinan ketua kelompok dengan motivasi anggota peternak sapi perah dalam menjalankan usahanya. Penelitian dilakukan menggunakan metode survei. Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode Proportional Random Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden dari tiga kelompok yang diteliti. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan statistika deskriptif dan uji korelasi Rank Spearman dengan mengacu pada aturan Guilford. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) tingkat peranan kepemimpinan ketua kelompok masuk pada kategori tinggi, 2) tingkat motivasi anggota peternak masuk pada kategori sedang, dan 3) terdapat hubungan yang kuat antara peranan kepemimpinan ketua kelompok dengan motivasi anggota peternak, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,713. Kata kunci: Peranan Kepemimpinan, Motivasi, Kelompok Peternak Sapi Perah
ABSTRACT The research was conducted at Cipageran village, North Cimahi, Cimahi City from January 18th to February 6th 2016. The research aims to find correlation between leadership role of group leader and member motivation of dairy farmers. This research used survey method. The total of respondence was 30 persons from 3 groups, taken by Proportional Random Sampling. Data was analyzed by descriptive statistic and Rank Spearman test correlation based on the Guilford rule. The results of research showed that: 1) the level of leadership role of group leader was in high category, 2) the level of member motivation of dairy farmers was in medium category, and 3) there was strong correlation between leadership role of group leader and member motivation of dairy farmers with 0,713 coefficient correlation. Keywords: Leadership Role, Motivation, Dairy Farmers Group
Hubungan Antara Peranan Kepemimpinan Ketua ................................ Nadia Aullia Ramadhan PENDAHULUAN Susu merupakan salah satu produk peternakan yang banyak diminati dan dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Permintaan masyarakat terhadap susu semakin meningkat seiring dengan meningkatnya populasi dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi, tetapi pemenuhan hal tersebut masih belum bisa tercapai. Hal ini dapat dilihat dari data Kementerian Pertanian yang menyatakan bahwa kontribusi produksi susu dalam negeri pada tahun 2012 adalah 1.017.930 ton, dan hanya mampu memenuhi 30% kebutuhan nasional sehingga kekurangannya sebesar 70% dipenuhi dari impor (Kementan, 2012).
Kondisi
tersebut dapat dijadikan peluang yang baik bagi kelompok-kelompok peternak sapi perah untuk terus berupaya mengembangkan usahanya dan memberikan kontribusi yang lebih besar dalam pemenuhan permintaan susu. Berkaitan dengan hal tersebut, maka diperlukan peran kepemimpinan ketua kelompok dalam mendorong dan memotivasi anggotanya untuk meningkatkan produksi susu. Sentra pengembangan ternak sapi perah di Indonesia terutama di Jawa Barat sudah menyebar, salah satunya berada di Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi.
Terdapat tiga kelompok peternak sapi perah di Kelurahan Cipageran dengan
kepemilikan sapi rata-rata 3 ekor dan produksi susu yang dihasilkan rata-rata 15 liter/ekor/hari.
Kelompok peternak sapi perah di Kelurahan Cipageran juga sudah
memproduksi beraneka ragam produk olahan susu yang inovatif, seperti yoghurt dan kerupuk susu.
Usaha pengolahan susu tersebut merupakan sumber penghasilan lain di samping
pendapatan yang mereka peroleh dari penjualan susu guna mencapai kehidupan yang lebih sejahtera. Kesejahteraan anggota menjadi tujuan kelompok yang harus dicapai.
Pencapaian
tujuan kelompok salah satunya dipengaruhi oleh motivasi anggota peternak dalam beternak sapi perah.
Motivasi tumbuh karena adanya kebutuhan terhadap suatu sasaran atau tujuan
yang dicita-citakan. Daya penggerak atau pendorong yang terdapat dalam diri peternak membuat mereka berupaya mencapai kesejahteraan dengan tidak hanya mengandalkan pendapatan dari hasil penjualan susu, tetapi juga meningkatkan pendapatannya melalui pembuatan produk olahan. Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan kelompok dalam mencapai tujuan adalah peran kepemimpinan ketua yang mengatur, mengarahkan, dan mengorganisir kegiatan kelompok. Ketua berperan penting dalam mempengaruhi perilaku anggotanya agar selalu mengarah pada pencapaian tujuan.
Peran
kepemimpinan ketua dalam suatu kelompok
membawa manfaat besar terhadap pencapaian tujuan yang ditetapkan, dan menjadi kekuatan
Hubungan Antara Peranan Kepemimpinan Ketua ................................ Nadia Aullia Ramadhan untuk mendorong motivasi anggota menuju perubahan yang lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan kepemimpinan ketua kelompok dan motivasi anggota peternak serta menganalisis hubungan antara peranan kepemimpinan ketua kelompok dengan motivasi anggota peternak sapi perah. OBJEK DAN METODE 1.
Objek Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah anggota kelompok peternak sapi
perah Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi. 2.
Metode Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei.
Metode survei adalah
metode yang dilakukan dengan cara menghimpun informasi dari sampel yang diperoleh dari suatu populasi, dengan tujuan untuk melakukan generalisasi sejauh populasi darimana sampel itu diambil (Paturochman, 2012). Penentuan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik Proportional Random Sampling. Responden yang digunakan yaitu anggota kelompok peternak sapi perah Kelurahan Cipageran, Cimahi Utara, Kota Cimahi. Terdapat tiga kelompok yaitu (1) Kelompok Mekar Mandiri memiliki anggota sebanyak 23 orang, (2) Kelompok Berkah Darunni’mah memiliki anggota sebanyak 18 orang, dan (3) Kelompok Mitra Berkah memiliki anggota sebanyak 21 orang. Total peternak sapi perah Kelurahan Cipageran adalah 62 orang. Jumlah responden ditentukan dengan menggunakan rumus Parel dkk., (1983), yang menyatakan bahwa metode tersebut merupakan desain pengambilan sampel yang setiap elemen tunggal dalam peluang mempunyai peluang diketahui dan sama untuk terpilih menjadi subjek. Rumus Parel dkk., (1983), yang digunakan yaitu: nh
=
Dimana: nh
= Jumlah responden sampel pada kelompok
Nh
= Jumlah populasi pada kelompok
N
= Jumlah populasi seluruh kelompok
n
= Jumlah responden sampel Sampel diambil sebanyak 30 orang untuk mewakili ketiga kelompok peternak
tersebut. Hal ini berdasarkan pada ketentuan bahwa sampel yang besar jika jumlahnya lebih besar atau sama dengan (≥) 30, maka akan mendekati kurva distribusi normal
Hubungan Antara Peranan Kepemimpinan Ketua ................................ Nadia Aullia Ramadhan (Singarimbun dan S. Efendi, 1989). Berdasarkan rumus yang telah diuraikan, penetuan sampel untuk masing-masing kelompok yaitu: = 11 orang sampel peternak kelompok Mekar Mandiri = 9 orang sampel peternak kelompok Berkah Darunni’mah = 10 orang sampel peternak kelompok Mitra Berkah Data dalam penelitian ini dikumpulkan dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari responden yaitu anggota kelompok peternak sapi perah Kelurahan Cipageran dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data dan hasil observasi secara langsung di lapangan. Kuesioner digunakan untuk mempermudah dalam mendapatkan informasi dengan mengarahkan pertanyaan-pertanyaan dari data yang dibutuhkan, sedangkan observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran langsung keadaan di lapangan.
Data
sekunder diperoleh dari dokumen yang menunjang kebutuhan penelitian seperti data profil kelompok dan data dari kantor Kelurahan Cipageran, serta pengumpulan data dari teori yang relevan dengan judul penelitian dan mendukung pelaksanaan penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas yang digunakan yaitu peran kepemimpinan ketua kelompok dan variabel terikat yang digunakan yaitu motivasi anggota peternak. Terdapat lima peran kepemimpinan yang dinilai yaitu menganalisis dan mengidentifikasi organisasi beserta tujuannya (Yunasaf, 2004), membangun struktur organisasi, mempermudah komunikasi, memiliki inisiatif (Syamsu dkk., 1991), serta menciptakan kesatupaduan dan suasana menyenangkan dalam organisasi (Togatorop, 1986). Motivasi anggota peternak yang dinilai yaitu Need of Achievement (n.Ach) atau kebutuhan berprestasi dan Need of Affiliation (n.Aff) atau kebutuhan akan hubungan (Mc.Clelland, 1961). Data hasil penelitian dianalisis menggunakan statistika deskriptif. Keeratan hubungan antara variabel bebas atau peran kepemimpinan ketua kelompok dengan variabel terikat atau motivasi anggota peternak dapat diketahui dengan melakukan analisis koefisien korelasi Rank Spearman (Siegel, 1997), yang mengacu pada aturan Guilford. Selanjutnya untuk menguji korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat tersebut dilakukan pengujian hipotesis. Uji signifikansi terhadap hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji t.
Hubungan Antara Peranan Kepemimpinan Ketua ................................ Nadia Aullia Ramadhan HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Peranan Kepemimpinan Ketua Kelompok Peran kepemimpinan merupakan aspek penting yang menentukan berjalannya suatu
organisasi dan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Hasil penelitian
mengenai peran kepemimpinan ketua di kelompok peternak sapi perah Kelurahan Cipageran adalah sebagai berikut. Tabel 1. Persentase Kategori Peran Kepemimpinan Ketua di Kelompok Peternak Sapi Perah Kelurahan Cipageran No
Uraian Tinggi
Kelas Kategori Sedang
Rendah
...%... 1
2 3 4 5
Menganalisis dan Mengidentifikasi Organisasi Beserta Tujuannya Membangun Struktur Organisasi Mempermudah Komunikasi Memiliki Inisiatif Menciptakan Kesatupaduan dan Suasana Menyenangkan dalam Organisasi Peranan Kepemimpinan
73,33
26,67
0,00
40,00
36,67
23,33
43,33 20,00 23,33
56,67 56,67 43,33
0,00 23,33 33,33
50,00
43,33
6,67
Tabel 1 menunjukkan bahwa peran kepemimpinan ketua dinilai tinggi (50,00%) oleh responden, hal ini memberi arti bahwa ketua kelompok peternak sapi perah Kelurahan Cipageran melaksanakan tugasnya dengan baik dan peran kepemimpinan ketua dapat mendorong serta mempengaruhi anggota untuk bertindak ke arah pencapaian tujuan. Peran kepemimpinan ketua meliputi menganalisis dan mengidentifikasi organisasi beserta tujuannya, membangun struktur organisasi, mempermudah komunikasi, memiliki inisiatif, dan menciptakan kesatupaduan serta suasana menyenangkan dalam organisasi dijelaskan pada sub bab berikut. (1)
Menganalisis dan Mengidentifikasi Organisasi Beserta Tujuannya Hasil penelitian peran kepemimpinan ketua dalam menganalisis dan mengidentifikasi
organisasi beserta tujuannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Hubungan Antara Peranan Kepemimpinan Ketua ................................ Nadia Aullia Ramadhan Tabel 2. Persentase Menganalisis dan Mengidentifikasi Organisasi Beserta Tujuannya No
Uraian
Kelas Kategori Tinggi
Sedang
Rendah
...%... 1 2
3
Ketua mengetahui harapanharapan anggota Ketua menentukan tujuan kelompok berdasarkan harapan anggota Ketua mengetahui pihakpihak terkait yang menunjang kelompok Menganalisis dan Mengidentifikasi Organisasi Beserta Tujuannya
60,00
40,00
0,00
70,00
13,33
16,67
93,33
6,67
0,00
73,33
26,67
0,00
Tabel 2 menunjukkan bahwa peran kepemimpinan ketua kelompok dalam menganalisis dan mengidentifikasi organisasi beserta tujuannya termasuk pada kategori tinggi (73,33%).
Peran ini dinilai dari tiga indikator yaitu ketua mengetahui harapan-harapan
anggota, menentukan tujuan kelompok berdasarkan harapan anggota, dan mengetahui pihakpihak terkait yang menunjang kelompok. Responden menilai tinggi indikator pertama (60,00%), karena ketua menganalisis dan mengidentifikasi organisasi beserta tujuannya dengan cara mengetahui harapan-harapan anggota serta menjadikan harapan tersebut sebagai tolak ukur dalam menentukan tujuan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yunasaf (2004), yang menyatakan bahwa seorang pemimpin harus mampu menganalisis harapan anggotanya yang dituangkan dalam tujuan organisasi, dengan demikian pemimpin harus menghayati dan mengidentifikasi tujuan organisasi. Harapan peternak bermacam-macam, namun secara garis besar ingin mengembangkan usaha ternak sapi perahnya. Anggota merasa lebih mudah dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang dialami setelah bergabung ke dalam kelompok, misalnya kemudahan dalam meminjam modal dan memperoleh informasi yang berkaitan dengan usaha yang mereka jalankan. Responden menilai tinggi indikator kedua (70,00%), karena ketua merumuskan tujuan kelompok berdasarkan harapan anggota. Tujuan kelompok peternak sapi perah Kelurahan Cipageran umumnya dibuat ketua bersama-sama dengan anggota. Ketua berupaya mencapai tujuan kelompok dengan membuat peraturan seperti peraturan dalam hal peminjaman uang, dan program kerja seperti mengadakan pertemuan kelompok serta koperasi simpan pinjam.
Hubungan Antara Peranan Kepemimpinan Ketua ................................ Nadia Aullia Ramadhan Responden menilai tinggi indikator ketiga (93,33%), karena ketua mengetahui pihakpihak terkait yang menunjang kelompok seperti koperasi/CV, penyuluh, dan dinas setempat. Hubungan ketua dengan pihak-pihak tersebut sudah baik, hal ini dapat dilihat dari banyaknya kegiatan yang dilakukan penyuluh maupun dinas setempat di kelompok peternak sapi perah Kelurahan Cipageran. (2)
Membangun Struktur Organisasi Hasil penelitian peran kepemimpinan ketua dalam membangun struktur organisasi
dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. Persentase Membangun Struktur Organisasi No
Uraian
Kelas Kategori Tinggi
Sedang
Rendah
...%... 1
2
Ketua membagi dan menjelaskan tugas masingmasing bagian beserta batasannya Ketua mengatur dan mengarahkan setiap bagian dalam struktur organisasi Membangun Struktur Organisasi
43,33
30,00
26,67
50,00
20,00
30,00
40,00
36,67
23,33
Tabel 3 menunjukkan bahwa responden menilai peran kepemimpinan ketua dalam membangun struktur organisasi termasuk pada kategori tinggi (40,00%). Peran membangun struktur organisasi dinilai dari dua indikator yaitu ketua membagi dan menjelaskan tugas masing-masing bagian beserta batasannya serta mengatur dan mengarahkan setiap bagian dalam struktur organisasi. Indikator pertama sebesar 43,33% dinilai tinggi oleh responden. Struktur organisasi di kelompok peternak sapi perah Kelurahan Cipageran pada umumnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara. Struktur organisasi dibuat dengan cara ketua merekomendasikan beberapa orang untuk menjadi sekretaris dan bendahara, sedangkan keputusan dibuat berdasarkan kesepakatan bersama.
Indikator kedua sebesar 50,00% dinilai tinggi oleh
responden, karena ketua mengatur dan mengarahkan setiap bagian dalam struktur organisasi. Ketua melaksanakan peran tersebut dengan cara menegur anggota yang melanggar peraturan kelompok, dengan harapan struktur organisasi dapat berjalan baik sesuai fungsinya.
Hubungan Antara Peranan Kepemimpinan Ketua ................................ Nadia Aullia Ramadhan (3)
Mempermudah Komunikasi Hasil penelitian peran kepemimpinan ketua dalam mempermudah komunikasi dapat
dilihat pada tabel berikut. Tabel 4. Persentase Mempermudah Komunikasi No
Uraian
Kelas Kategori Tinggi
Sedang
Rendah
...%... 1
2
Ketua bersedia melakukan koordinasi dalam melaksanakan kegiatan kelompok dan menjadi tempat konsultasi anggota Ketua memberi kesempatan pada anggota untuk menyampaikan kritik, saran, dan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan ataupun kelompok Mempermudah Komunikasi
53,33
36,67
10,00
66,67
26,67
6,66
43,33
56,67
0,00
Tabel 4 menunjukkan bahwa peran kepemimpinan ketua dalam mempermudah komunikasi termasuk pada kategori sedang (56,67%).
Peran mempermudah komunikasi
dinilai dari dua indikator yaitu ketua bersedia melakukan koordinasi dan menjadi tempat konsultasi bagi anggota, serta memberi kesempatan pada anggota untuk menyampaikan kritik, saran, dan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan ataupun kelompok.
Kedua
indikator tersebut dinilai tinggi oleh sebagian besar responden dengan persentase masingmasing indikator sebesar 53,33% dan 66,67%. Anggota dapat berkonsultasi atau menghubungi ketua secara langsung karena jarak rumah mereka yang relatif berdekatan.
Ketua juga selalu menjaga komunikasi dengan
anggota agar kegiatan kelompok berjalan dengan baik melalui upayanya dalam memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan anggota, meskipun tidak semua informasi yang dibutuhkan anggota didapatkan dari ketua akan tetapi ketua selalu berupaya membantu anggota dengan memberikan alternatif-alternatif dari masalah yang mereka hadapi. Kritik dan saran yang disampaikan anggota pun senantiasa didengar dan diterima dengan baik oleh ketua, sehingga anggota merasa terdorong untuk berupaya mencapai tujuan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Syamsu dkk., (1991), yang menyatakan bahwa pemimpin harus berusaha agar komunikasi antar anggota dan ketua dengan organisasinya berjalan lancar, sehingga
Hubungan Antara Peranan Kepemimpinan Ketua ................................ Nadia Aullia Ramadhan kegiatan antar seluruh anggota dapat berjalan dengan baik dan anggota dapat menghayati tujuan serta peran dirinya untuk mencapai tujuan bersama. (4)
Memiliki Inisiatif Hasil penelitian peran kepemimpinan ketua dalam memiliki inisiatif dapat dilihat pada
tabel berikut. Tabel 5. Persentase Memiliki Inisiatif No
Uraian
Kelas Kategori Tinggi
Sedang
Rendah
...%... 1
2
Ketua mengadakan kegiatan untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan anggota Ketua bersedia membantu anggota dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi Memiliki Inisiatif
30,00
16,67
53,33
23,33
50,00
26,67
20,00
56,67
23,33
Tabel 5 menunjukkan bahwa ketua kelompok peternak sapi perah Kelurahan Cipageran dinilai sedang (56,67%) dalam peran memiliki inisiatif. Peran memiliki inisiatif dinilai dari dua indikator yaitu ketua mengadakan kegiatan untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan anggota serta bersedia membantu anggota dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Indikator pertama dinilai rendah (53,33%) oleh responden.
Hal ini berhubungan
dengan jarang dilaksanakannya pertemuan kelompok, umumnya pertemuan dilaksanakan apabila ada kepentingan atau kebutuhan tertentu saja seperti pembagian uang hasil penjualan susu, dan pelatihan pengolahan susu yang pelaksanaannya bekerja sama dengan Sarjana Membangun Desa (SMD) pun hanya dilakukan 1 bulan sekali. Indikator kedua dinilai sedang (50,00%) oleh responden, dalam hal ini ketua senantiasa membantu anggota apabila dimintai bantuan dan mengetahui permasalahan anggota apabila ada laporan dari anggota yang bersangkutan saja. (5)
Menciptakan Kesatupaduan dan Suasana Menyenangkan dalam Organisasi Hasil penelitian peran kepemimpinan ketua dalam menciptakan kesatupaduan dan
suasana menyenangkan dalam organisasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Hubungan Antara Peranan Kepemimpinan Ketua ................................ Nadia Aullia Ramadhan Tabel 6. Persentase Menciptakan Kesatupaduan dan Suasana Menyenangkan dalam Organisasi No
Uraian Tinggi
Kelas Kategori Sedang
Rendah
...%... 1
2
Ketua berupaya meningkatkan semangat kerja anggota Ketua mendampingi dan mengevaluasi setiap kegiatan kelompok
13,33
53,33
33,33
36,67
30,00
33,33
Menciptakan Kesatupaduan dan Suasana Menyenangkan dalam Organisasi
23,33
43,33
33,33
Tabel 6 menunjukkan bahwa peran ketua dalam menciptakan kesatupaduan dan suasana menyenangkan dalam organisasi di kelompok peternak sapi perah Kelurahan Cipageran termasuk pada kategori sedang (43,33%). Peran ini dinilai dari dua indikator yaitu ketua berupaya meningkatkan semangat kerja anggota dan mendampingi serta mengevaluasi setiap kegiatan kelompok. Indikator pertama dinilai sedang (53,33%) oleh responden, hal ini menunjukkan bahwa ketua meningkatkan semangat kerja dengan selalu mengingatkan dan mengajak anggota untuk mengikuti kegiatan seperti pertemuan kelompok dan penyuluhan baik dari Pemerintah Kota/Pemkot Cimahi maupun dari lembaga pendidikan sekitar, namun dari segi upaya meningkatkan motivasi ketua belum memberikan penghargaan kepada anggota yang berprestasi, belum ada motivasi baik berupa pujian maupun apresiasi yang khusus diberikan ketua, akan tetapi di samping itu ketua selalu berusaha menjadi contoh yang baik bagi anggotanya. Indikator kedua dinilai tinggi oleh sebagian besar responden (36,67%), dalam hal ini ketua selalu mendampingi kegiatan kelompok dengan cara menghadiri setiap kegiatan baik kegiatan internal seperti pertemuan kelompok maupun eksternal seperti kegiatan penyuluhan dari Pemkot Cimahi. 2.
Motivasi Anggota Peternak Motivasi adalah daya dorong dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi tindakan
orang tersebut. Hasil penelitian mengenai motivasi anggota di kelompok peternak sapi perah Kelurahan Cipageran dapat dilihat pada tabel berikut.
Hubungan Antara Peranan Kepemimpinan Ketua ................................ Nadia Aullia Ramadhan Tabel 7. Persentase Kategori Motivasi Anggota Peternak di Kelompok Peternak Sapi Perah Kelurahan Cipageran No
1 2
Uraian
Kelas Kategori
Need of Achievement (n.Ach) Need of Affiliation (n.Aff) Motivasi Anggota Peternak
Tinggi
Sedang
Rendah
50,00 56,67 43,33
...%... 36,67 40,00 46,67
13,33 3,33 10,00
Tabel 7 menunjukkan bahwa motivasi anggota peternak di kelompok peternak sapi perah Kelurahan Cipageran termasuk pada kategori sedang (46,67%). Hasil yang diperoleh tersebut memberi arti bahwa dorongan atau keinginan anggota peternak untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya cukup baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil survei yang
menunjukkan
bahwa
peternak
berusaha
meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilannya dengan mengikuti kegiatan penyuluhan atau diskusi dan bertukar pengalaman dengan ketua maupun sesama peternak. Penelitian ini menilai motivasi anggota peternak dari dua aspek kebutuhan berdasarkan teori motivasi Mc.Clelland, yaitu kebutuhan berprestasi atau Need of Achievement (n.Ach) dan kebutuhan akan hubungan atau Need of Affiliation (n.Aff), yang dijelaskan pada sub bab berikut. (1)
Need of Achievement (n.Ach) Hasil penelitian Need of Achievement (n.Ach) anggota peternak dapat dilihat pada
tabel berikut. Tabel 8. Persentase Need of Achievement (n.Ach) No
Uraian
Kelas Kategori Tinggi
Sedang
Rendah
...%... 1 2
3 4
Anggota memiliki semangat kerja dan tidak mudah menyerah Anggota berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya untuk memperoleh umpan balik Anggota memiliki dorongan untuk bekerjasama Anggota memiliki tujuan yang jelas, bertanggungjawab, dan mau mengambil resiko Need of Achievement (n.Ach)
80,00
10,00
10,00
46,67
23,33
30,00
60,00
13,33
26,67
30,00
26,67
43,33
50,00
36,67
13,33
Hubungan Antara Peranan Kepemimpinan Ketua ................................ Nadia Aullia Ramadhan Tabel 8 menunjukkan bahwa kebutuhan berprestasi atau Need of Achievement (n.Ach) anggota di kelompok peternak sapi perah Kelurahan Cipageran termasuk pada kategori tinggi (50,00%). Kebutuhan berprestasi anggota peternak dinilai dari empat indikator yaitu anggota memiliki semangat kerja dan tidak mudah menyerah, berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya untuk memperoleh umpan balik, memiliki dorongan untuk bekerjasama, memiliki tujuan yang jelas, bertanggungjawab, dan mau mengambil resiko. Indikator pertama termasuk pada kategori tinggi (80,00%). Hal ini dapat dilihat dari upaya yang dilakukan peternak dalam mengembangkan usahanya. Mereka berupaya mengatasi masalah-masalah yang dihadapi salah satunya masalah penurunan produksi susu dengan bertanya pada ketua, sesama anggota kelompok maupun anggota kelompok lain, dan berinisiatif mengganti kualitas pakan. Indikator kedua termasuk pada kategori tinggi (46,67%). Motivasi peternak dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya mereka lakukan dengan sering berdiskusi dan bertanya baik pada penyuluh, ketua, maupun sesama anggota. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mc.Clelland (1961), yang menyatakan bahwa orang yang memiliki motivasi berprestasi selalu bertindak lebih untuk mencapai standar yang tinggi. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, para peternak lebih senang diskusi atau belajar dari pengalaman dibandingkan membaca langsung sumber bacaan yang berhubungan dengan peternakan. Indikator ketiga termasuk pada kategori tinggi (60,00%). Hal ini dapat dilihat dari para peternak yang sebagian besar bekerjasama dengan sesama peternak dalam menghadapi setiap masalah, misalnya dalam masalah partus. Peternak juga cenderung tidak berdiam diri ketika terjadi konflik kelompok, mereka peduli dan menghubungi ketua maupun sesama anggota ketika terjadi suatu konflik. Indikator keempat termasuk pada kategori rendah (43,33%). Tujuan peternak dalam beternak sapi perah pada umumnya adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan papan, akan tetapi hal tersebut hanya dapat dipenuhi jika peternak menjual sapi yang mereka miliki, sedangkan pendapatan mereka saat ini sebagian besar hanya dapat memenuhi kebutuhan pangan. Peternak juga umumnya tidak berani dan sangat berhati-hati dalam mengambil resiko untuk mengembangkan usaha peternakannya, mereka sering kali menolak penawaran-penawaran dari berbagai pihak misalnya penawaran bantuan peralatan ternak dari dinas setempat.
Hubungan Antara Peranan Kepemimpinan Ketua ................................ Nadia Aullia Ramadhan (2)
Need of Affiliation (n.Aff) Hasil penelitian Need of Affiliation (n.Aff) anggota peternak dapat dilihat pada tabel
berikut. Tabel 9. Persentase Persentase Need of Affiliation (n.Aff) No
Uraian
Kelas Kategori Tinggi
Sedang
Rendah
...%... 1
Anggota berperan aktif dan mau berpartisipasi dalam kegiatan kelompok
56,67
40,00
3,33
Need of Affiliation (n.Aff)
56,67
40,00
3,33
Tabel 9 menunjukkan bahwa kebutuhan akan hubungan atau Need of Affiliation (n.Aff) anggota di kelompok peternak sapi perah Kelurahan Cipageran termasuk pada kategori tinggi (56,67%). Kebutuhan akan hubungan ini dinilai dari partisipasi anggota dalam mengikuti kegiatan kelompok, baik kegiatan internal maupun eksternal. Sebagian besar peternak sapi perah Kelurahan Cipageran berperan aktif dalam kegiatan kelompok dengan mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh Pemkot Cimahi ataupun lembaga pendidikan sekitar seperti Fakultas Peternakan dan Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mc.Clelland (1961), yang menyatakan bahwa orang dengan Need of Affiliation (n.Aff) yang tinggi akan berusaha memiliki hubungan sosial yang baik di lingkungan kerjanya, dengan senantiasa berperan aktif dalam setiap kegiatan. Peternak beranggapan bahwa penyuluhan merupakan kegiatan penting yang harus mereka ikuti untuk menambah pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman. Menurut hasil survei di lapangan kegiatan penyuluhan di kelompok peternak sapi perah Kelurahan Cipageran termasuk sering dilakukan (mencapai lebih dari 3 kali/tahun), penyuluhan yang pernah mereka ikuti salah satunya adalah penyuluhan mengenai pembuatan silase. 3.
Hubungan Antara Peranan Kepemimpinan Ketua Kelompok dengan Motivasi Anggota Peternak di Kelompok Peternak Sapi Perah Kelurahan Cipageran Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan korelasi Rank Spearman (rs)
pada tingkat signifikansi 0,01 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara peran kepemimpinan ketua kelompok (X) dengan motivasi anggota peternak (Y) di kelompok peternak sapi perah Kelurahan Cipageran dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,713. Hubungan yang kuat antara variabel X (peran kepemimpinan ketua kelompok) dengan
Hubungan Antara Peranan Kepemimpinan Ketua ................................ Nadia Aullia Ramadhan variabel Y (motivasi anggota peternak) memberi arti bahwa kedua variabel tersebut berbanding lurus, yang artinya ketika peran kepemimpinan ketua kelompok meningkat maka motivasi anggota peternak pun meningkat, dan begitu juga sebaliknya ketika peran kepemimpinan ketua kelompok menurun maka motivasi anggota peternak pun menurun. KESIMPULAN Peran kepemimpinan ketua di kelompok peternak sapi perah Kelurahan Cipageran termasuk pada kategori tinggi (50,00%), motivasi anggota di kelompok peternak sapi perah Kelurahan Cipageran termasuk pada kategori sedang (46,67%), dan terdapat hubungan yang kuat antara peran kepemimpinan ketua kelompok (X) dengan motivasi anggota peternak (Y) di kelompok peternak sapi perah Kelurahan Cipageran, dengan koefisien korelasi sebesar 0,713. SARAN Peran kepemimpinan ketua kelompok yang dinilai baik oleh anggota harus dijaga dengan cara membuat peraturan tertulis agar lebih mudah dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, sedangkan motivasi anggota peternak harus lebih ditingkatkan dengan memberikan pelatihan-pelatihan mengenai beternak sapi perah.
Peternak juga harus
memperbaiki pencatatan agar dapat mengetahui perkembangan usaha yang dijalankan, dengan demikian hal ini diharapkan dapat mendorong peternak untuk lebih berani mengambil resiko dalam mencoba hal-hal baru serta meningkatkan pendapatan yang mereka peroleh dari usaha peternakan. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kelompok peternak sapi perah Kelurahan Cipageran dan para peternak yang sudah bersedia menjadi responden serta meluangkan waktunya untuk membantu proses penelitian. Terima kasih juga kepada Dr. Ir. Marina Sulistyati, MS., selaku pembimbing utama dan Syahirul Alim, S.Pt., M.Si., selaku pembimbing anggota serta keluarga tercinta yang selalu memberi doa dan dukungannya. DAFTAR PUSTAKA Kementerian Pertanian. 2012. Statistik Kosumsi Pangan Tahun 2012. Pusat Data dan Informasi Pendidikan. Jakarta. Mc. Clelland, David C. 1961. The Achieving Society. D. Van Nostrand Company, Inc. New York.
Hubungan Antara Peranan Kepemimpinan Ketua ................................ Nadia Aullia Ramadhan Parel, C.P, G.C Caldito, P.L Ferrer, G. G De Guzman, G. H Tan. 1983. Sampling Design and Procedures Social Research Design, dalam Suseno, SH. 1982. Teknik Pengambilan Sampel dan Prosedurnya, Fakultas Pertanian. Universitas Jendral Sudirman : Purwokerto. Paturochman, Maman. 2012. Penentuan Jumlah dan Teknik Pengambilan Sampel (Untuk Penelitian Sosial Ekonomi). Unpad Press. Bandung. Siegel, S. 1997. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Cetakan ketujuh. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Singarimbun, M. dan S. Efendi. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3S. Jakarta. Syamsu S., M. Yusril dan FX. Suwanto. 1991. Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta. Togatorop, M.H. 1986. Hubungan Beberapa Ciri Pribadi dan Perilaku Kepemimpinan Kontak Tani. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta. Yunasaf, Unang. 2004. Kepemimpinan Pengurus Koperasi dalam Mendinamiskan Organisasi Koperasi (Kasus Pada KSU Tandangsari Sumedang). Sosiohumani, Vol 6, No. 3, November 2004. Bandung.