PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hubungan Antara Kontrol Diri dan Kecenderungan Impulsive Buying Remaja Akhir Putri Pada Produk Fashion
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh :
Putu Arinda Sulistyawati 119114071
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Tuhan menaruhmu ditempat sekarang bukan karena KEBETULAN. Orang HEBAT tidak dihasilkan melalui KEMUDAHAN, KESENANGAN, dan KENYAMANAN. Mereka dibentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN, dan AIR MATA. –Dahlan Iskan
Jangan pernah menyerah pada apa yang sebenarnya kamu ingin lakukan. Seseorang dengan mimpi besar lebih bertenaga daripada orang dengan semua kenyataan. - Albert Einstein
Setiap pilihan dalam hidup selalu memiliki tantangan, semua tergantung kita yang memilih siap menerima tantangan itu atau tidak. –Arinda Sulityawati
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya persembahkan skripsi ini kepada:
Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan Dewi Saraswati yang selalu menyertai, memberikan kelancaran, dan kekuatan.
Untuk diri sendiri yang tidak pernah menyerah, selalu berjuang, dan bekerja keras untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Untuk mama, papa, ade savitri, dan semua keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan semangat, dan kesabaran dalam menanti penyelesaian skripsi ini.
Untuk semua teman-teman yang selalu hadir memberikan semangat dan menemaniku dalam proses penyelesaian skripsi ini.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 November 2016 Penulis
Putu Arinda Sulistyawati
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN KECENDERUNGAN IMPULSIVE BUYING REMAJA PUTRI PADA PRODUK FASHION Putu Arinda Sulistyawati ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan kecenderungan impulsive buying terhadap produk fashion. Hipotesis dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kontrol diri dan kecenderungan impulsive buying remaja putri pada produk fashion. 105 orang remaja putri berpartisipasi dalam penelitian ini. Instrumen penelitian ini menggunakan 2 skala yaitu skala kecenderungan impulsive buying yang terdiri dari 22 item (α = 0,917) dan skala kontrol diri yang terdiri dari 36 item (α = 0,899). Hasil analisis menggunakan Pearson Product Moment menunjukkan bahwa kontrol diri (x = 86,15, s = 10,338) memiliki korelasi negatif dan signifikan (r = -0,220 , p = 0,012) terhadap kecenderungan impulsive buying.
Kata kunci: kecenderungan impulsive buying, kontrol diri, remaja putri
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE RELATION BETWEEN SELF-CONTROL AND IMPULSIVE BUYING TENDENCY FEMALE ADOLESCENCE IN PRODUCT FASHION Putu Arinda Sulistyawati ABSTRACT The purpose of this research was to know the relation between self control and the tendency of impulsive buying towards fashion products in female teenagers. The hypothesis stated in this research was there is a negative significant between self control and tendency of impulsive buying towards fashion products in female teenagers. 105 female teenagers participated in this study. Two scales were used for this research, which the impulsive buying tendency scale that consists of 22 items (α = 0,917) and the self-control scale that consists of 36 items (α = 0,899). Analysis using the Pearson Product Moment method showed results that self-control (x = 86,15; s = 10,338) had negative and significant correlation (r = -0,220; p = 0,012) the tendency of impulsive buying.
Keywords: impulsive buying tendency, self-control, female teenagers
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma : Nama
: Putu Arinda Sulistyawati
Nomor mahasiswa
: 119114071
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah yang berjudul : HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN KECENDERUNGAN IMPULSIVE BUYING REMAJA PUTRI PADA PRODUK FASHION Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak unutk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau di media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 18 November 2016 Yang menyatakan,
(Putu Arinda Sulistyawati) ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih saya ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa Ida Sang Hyang Widhi atas segala penyertaan dan pendampingan selama proses pengerjaan skripsi ini. Penulis memohon maaf apabila terdapat hal-hal yang tidak berkenan. Pada proses penulisan skripsi ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma 2. Paulus Eddy Suhartanto M. Si. selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma 3. Dosen pembimbing skripsi saya Ibu P. Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi., M.A yang selalu sabar dan memberi arahan selama proses skripsi ini. Terima kasih sekali ibu, apa yang ibu ajarkan akan selalu saya ingat. 4. Minto Istono, M.Si dan T.M. Raditya Hernawa, M.Psi., Psi selaku dosen penguji skripsi. Terima kasih pak, apa yang bapak ajarkan selalu saya ingat. 5. Dosen-dosen fakultas Psikologi yang telah banyak memberikan ilmu selama saya menempuh bangku kuliah. Kalian dosen terbaik yang pernah saya miliki pertahankan relasi yang akrab dengan para mahasiswa. 6. Seluruh staff Fakultas Psikologi : mas Gndung, mbak Nanik, dan mas Muji. Terima kasih untuk keramahannya. Maaf kalau sering merepotkan dan
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bertanya urusan kuliah. Terima kasih sudah membantu segala pratikum tes yang cukup merepotkan. 7. Seluruh subjek penelitian yang sudah mau direpotkan dan mendoakan keberhasilan saya. Tetap semangat untuk meraih cita-cita. 8. Terima kasih kepada Mama dan Papa yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan dukungan, menunggu dengan sabar sampai skripsi ini selasai. Terima kasih sudah percaya kepada anakmu ini untuk belajar mandiri dan bertanggung jawab atas pilihan saya, selalu bersyukur bisa memiliki kalian. 9. Adik saya tersayang Pande Made Dwi Savitri Rahmawati, terima kasih sudah mau menunggu kakak mu ini sampai selesai. Terima kasih atas doa dan semangatnya. 10. Terima kasih untuk Maria Paula Toby, Adisty Wastu Kirana, Akwila Roma, Maria Dara, Awang Adhi, Yunis Mega, Maria Yoshi, dan temanteman Psikologi 2011 yang selalu menemani saya dalam kondisi apapun selama proses skripsi ini hingga selesai. Terima kasih untuk dukungan dan semangatnya serta bersedia menjadi tempat berkeluh kesah saya. Terima kasih karena sudah saling mengingatkan untuk selalu mengerjakan skripsi. 11. Lia Christiyanti sebagai saudara diperantauan dan partner dalam mengerjakan skripsi, terima kasih sudah mau melangkah bersama dari awal kuliah hingga skripsi, terima kasih sudah mau berjuang bersama-sama. Semoga sukses ya. xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12. Terima kasih pada Dian Indita Y. yang selalu mendukung dan menyemangati serta membantu dalam proses skripsi hingga selesai. Terima kasih sudah memberikan hiburan jalan-jalan untuk penyegaran disela-sela kebosanan dalam rutinitas keseharian. 13. Keluarga besar Psychology BasketBall yang selalu medoakan, memberikan dukungan, dan semangatnya sampai skripsi ini selesai. Terima kasih banyak atas hiburan yang menyenangkan ketika saya mulai jenuh dari rutinitas mengerjakan skripsi ini. 14. Terima kasih pada saudara-saudara satu rantauan Mb. Nana, Trisna, Gung is, Indri, Bayu, Putri, Mita, Bincik, dan keluarga besar KMHD USD yang tidak dapat saya ucapkan satu persatu yang turut memberikan doa dan semangatnya untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk hiburan yang diberikan ketika saya merasa penat selama proses penyelesaian skripsi ini. 15. Terima kasih untuk sahabatku tersayang Teny Trijayanti dan Dayu Dwi Sartika yang selalu memberikan doa dan semangatnya hingga skripsi ini selasai. Walaupun berbeda pulau tetapi kalian tak pernah lelah untuk selalu mendukung dan mendengar keluh kesah saya selama skripsi. 16. Terima kasih untuk Poyokers yang selalu memberikan dukungannya. Walaupun kita berbeda pulau tetapi kalian selalu memberikan doa dan semangatnya. Terima kasih sudah mau menghibur dengan kealayan kalian saat saya merasa jenuh. xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17. Untuk teman-teman seperjuangan tetap semangat yak, kalian pasti bisa! Tetap rajin, tetap sabar, tetap berjuang. Tidak ada manusia bodoh hanya karena belum wisuda. Semangat! 18. Terima kasih pada alam semesta, laptop, perpustakan Universitas Sanata Dharma, Google, para peneliti, pembuat program SPSS, dan Angkasa yang telah menyempurnakan skripsi ini. 19. Terima kasih kepada seluruh pihak yang belum dapat subjek ucapan secara satu-satu. Semoga Tuhan memberi lebih dari yang kalian berikan padaku.
Peneliti menyadari kesempurnaan hanyalah miliki Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penliti sangat terbuka dengan kritik dan saran dari siapapun. Mohon maaf apabila ada salah kata. Sekian. Peneliti
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… .. i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING……………………… ..ii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI………………………………………. ..iii HALAMAN MOTTO………………………………………………..………….. iv HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………….. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………...……. vi ABSTRAK…………………………………………………………...…………. vii ABSTRACT……………………………………………………...……………… viii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN………………………………..… ix PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...…... ix KATA PENGANTAR………………...………………………………...……….. x DAFTAR TABEL…………...……………………………………………....... ..xix DAFTAR GAMBAR………………………...…………………………………..xx DAFTAR LAMPIRAN……………………...…………………………………..xxi BAB I PENDAHULUAN……………..…………………………………………..1 A. Latar Belakang………………………..…………………………………...1 xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Rumusan Masalah……………………………..…………………………..9 C. Tujuan Penelitian…………………………...…………………………......9 D. Manfaat Penelitian…………………………...………………………...….9 1. Manfaat Teoretis………………………..……………………………..9 2. Manfaat Praktis……………………………..…………………………9 BAB II LANDASAN TEORI………………………………..…………………..10 A. Impulsive Buying………………………...……………………………….10 1. Definisi Impulsive Buying…………………...……………………….10 2. Aspek-aspek Impulsive Buying…………………..…………………..12 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Impulsive Buyin………………...14 4. Impulsive Buying terhadap Produk Fashion.…………………………18 B. Kontrol Diri………..…………………………………….……………….19 1. Definisi Kontrol Diri………….…………………….………………..19 2. Aspek-Aspek Kontrol Diri……………….…………….…………….21 3. Dampak Kontrol Diri………………………………………………...23 C. Remaja Putri………………………………………………...……………23 1. Definisi Remaja………………………………………...…………….23 xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Tahap-tahap Perkembangan Remaja Putri……………………..…….25 3. Aspek-aspek Perkembangan Remaja Putri……………..……………26 D. Dinamika Hubungan Antara Kontrol Diri dan Kecenderungan Impulsive Buying Remaja Putri Pada Produk Fashion ……..………………………28 E. Bagan Kerangka Berpikir...………………………………………………32 F. Hipotesis...………………………………………………………………..33 BAB III METODE PENELITIAN……………...………………………………..34 A. Jenis Penelitian…………...………………………………………………34 B. Variabel Penelitian…………..…………………………………………...34 1. Variabel Tergantung…………...……………………………………..34 2. Variabel Bebas………………..……………………………………...34 C. Definisi Operasional……………...………………………………………35 1. Impulsive Buying……………..……………………………………...35 2. Kontrol Diri……………………...…………………………………...35 D. Subjek Penelitian…………………...…………………………………….36 E. Metode dan Alat Pengumpulan Data……………………..……………...36 1. Skala Kontrol Diri…………………..………………………………..37
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Skala Impulsive Buying…………………..…………………………..38 F. Validitas dan Reliabilitas…………………..…………………………….39 1. Validitas………………..…………………………………………….39 2. Seleksi Item……………………...…………………………………...40 3. Reliabilitas……………..……………………………………………..43 G. Metode Analisis Data………………………...…………………………..44 1. Uji Asumsi…………………..……………………………………….44 2. Uji Hipotesis………………..………………………………………...45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………….……..46 A. Pelaksanaan Penelitian……………….…………………………………..46 B. Deskripsi Subjek Penelitian………………….…………………………..46 C. Deskripsi Data Penelitian…………………..……………………………47 D. Hasil Penelitian…………………….……………………………………50 E. Pembahasan…………………..………………………………………….55 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………..………………..58 A. Kesimpulan…………………...………………………...………………..58 B. Saran………………………...……………………………………………58 xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………60
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1. Sebaran Item Skala Kontrol Diri…………………………………...…...38 Tabel 2. Sebaran Item Skala Kecenderungan Impulsive Buying……………...….39 Tabel 3. Sebaran Skala Kecenderungan Impulsive Buying Setelah Seleksi Item..41 Tabel 4. Seberan Item Skala Kontrol Diri Setelah Seleksi Item…..……………..42 Tabel 5. Deskripsi Usia Subjek Penelitian……...………………………………..46 Tabel 6. Data Teoritik dan Data Empiris Kedua Variabel…..…………………...48 Tabel 7. Uji Beda Mean dan Mean Empiris Kecenderungan Impulsive Buyin.…49 Tabel 8. Uji Beda Mean Teoritis dan Mean Empiris Kontrol Diri..……………..50 Tabel 9. Uji Normalitas Kecenderungan Impulsive Buying dan Kontrol Diri..…51 Tabel 10. Hasil Uji Linearitas Variabel Kecenderungan Impulsive Buying dan Kontrol Diri…...………………………………………………………………….53 Tabel 11. Uji Hipotesis……...………………………………………...…………54
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Histogram Kecenderungan Impulsive Buying………………………52 Gambar 2. Histogram Kontrol Diri……………………………………………..52
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Skala Try Out 1………………………………………...…………...65 Lampiran 2. Skala Try Out 2……………………………………...……………...72 Lampiran 3. Reliabilitas Skala……………………………..…………………….78 Lampiran 4. Skala Penelitian 1………………………………..…………………83 Lampiran 5. Skala Penelitian 2…………………………..………………………89 Lampiran 6. Deskripsi Subjek………………………………………………...….95 Lampiran 7. Uji Asumsi……………………...…………………………………..97 Lampiran 8. Uji Hipotesis………………..………………………………………99
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Perilaku impulsive buying semakin terus berkembang. Berbagai negara di Asia Tenggara, salah satunya Indonesia sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang terus didorong oleh adanya konsumsi pribadi. Nielsen pada bulan Juni 2013 melaporkan hasil survei yang dilakukannya, yaitu bahwa konsumen di Indonesia meningkat semakin impulsive dalam berbelanja. Berdasarkan survey tersebut sekitar 85% pembelanjaan pembeli produk yang tidak direncanakan. Sedangkan jumlah pembelanja yang melakukan pembelian sesuai dengan rencana dan tidak terdorong untuk membeli item tambahan hanya sekitar 15% saja (www.nielsen.com). Impulsive buying setiap tahun cenderung meningkat karena tingkah laku belanja ini merupakan fenomena perilaku konsumen yang keberadaannya tidak pernah surut, melibatkan pembelian berbagai produk dan muncul dalam berbagai situasi serta kebudayaan (Kacen & Lee, dalam Herabadi, 2003). Rook dan Fisher (dalam Samuel, 2007) mengungkapkan bahwa impulsve buying adalah suatu kecenderungan konsumen untuk melakukan pembelian secara spontan dan didorong aspek psikologi secara emosional terhadap suatu produk dan tergoda kegiatan persuasi yang dilakukan oleh pemasaran.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Verplanken dan Herabadi (2001) mendefinisikan impulsive buying sebagai pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, diikuti oleh adanya konflik pikiran dan dorongan emosional. Dorongan emosional tersebut terkait dengan adanya perasaan yang intens yang ditunjukkan dengan melakukan pembelian karena adanya dorongan untuk membeli suatu produk dengan segera, mengabaikan konsekuensi negatif, merasakan kepuasan dan mengalami konflik di dalam pemikiran (Rook dalam Verplanken 2001). Perilaku impulsive buying dapat memberikan dampak negatif bagi pelakunya. Rock (1987) menyatakan bahwa pembeli yang melakukan impulsive buying mengalami konsekuensi yang negatif misalnya, mengalami permasalahan keuangan, merasa kecewa atau menyesal dengan produk yang dibeli, merasa bersalah, dan tidak mendapatkan persetujuan mengenai produk yang sudah dibeli oleh orang disekitarnya. Namun, bagi para pelaku industri fenomena impulsive buying memiliki dampak yang positif. Adanya perilaku pembelian yang terjadi secara spontan, tanpa adanya perencanaan yang matang serta tidak mempertimbangkan resiko pembelian tersebut akan membawa keuntungan pada toko, hal tersebut dikarenakan perilaku impulsive buying memberikan kontribusi pendapatan pada toko (Bong, 2011). Menurut Chita, David, dan Pali, (2015) impulsive buying tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga terjadi pada masa remaja. Rawes (2014) menambahkan bahwa remaja dengan rentangan usia 18 sampai 29 tahun dapat melakukan impulsive buying. Perubahan nilai remaja cenderung semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
meningkat melakukan perbelanjaan di mal atau pusat perbelanjaan karena remaja tidak hanya mengandalkan pada sisa uang jajan sekolah akan tetapi sudah menggunakan uang jajan bukan uang sekolah yang bisa dipastikan nilainya jauh lebih tinggi (www.marsindonesia.com). Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena pada tahap perkembangannya, diketahui bahwa pada masa remaja, kematangan emosi individu belum stabil sehingga mendorong munculnya berbagai gejala dalam perilaku membeli yang tidak wajar (Diba, 2014). Perilaku pembelian yang tidak wajar ini mengakibatkan konsumen remaja mudah terpengaruh oleh rayuan penjual, kurang berpikir hemat, dan mudah terbujuk iklan (Sunyoto, 2015). Karakteristik dasar pada remaja yang cenderung labil dan mudah dipengaruhi sering dijadikan sasaran utama dalam target pemasaran bagi pihak produsen (Anin, Ramisin, & Atamini, 2008). Berdasarkan hasil penelitian dari Anin, dkk., (2008), kedua karakteristik dasar yaitu cenderung labil dan mudah dipengaruhi yang membuat remaja menjadi lebih cepat dan lebih mudah untuk melakukan impulsive buying. Pada masa perkembangannya, remaja akan mengalami banyak perubahan, baik secara kognitif, biologis maupun sosial sehingga wajar pada masa ini remaja akan lebih labil, karena masih mencari jati diri atau identitas diri (Santrock, 2003). Remaja adalah masa perkembangan yang dimulai ketika seseorang melewati usia sepuluh tahun hingga mencapai usia dua puluhan tahun (Santrock, 2003). Penelitian yang dilakukan oleh Sitorus (2013) menyatakan bahwa remaja adalah kelompok yang berorientasi konsumtif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
karena kelompok ini suka mencoba hal-hal baru. Anin, Ramisin, & Atamini, (2008) juga menyatakan bahwa remaja menggunakan produk fashion berdasarkan perasaan
yang ingin diterima dalam kelompok dengan
mempresentasikan diri melalui penampilan mereka. Hal ini sesuai dengan hasil riset yang dilakukan oleh MARS Indonesia (2015) yang mengatakan bahwa remaja berada dalam proses mencari identitas diri dan selalu ingin menunjukan eksistensi diri dilingkunganya, maka perilaku yang kerap muncul dari remaja adalah keinginan untuk tampil beda (www.marsindonesia.com). Anin, dkk., (2008) mengungkapkan bahwa remaja akan lebih mudah melakukan impulsive buying pada produk fashion yang selalu berubah setiap waktu akibat memori tentang pembentukan citra melalui penampilan yang akan dipresentasikan. Chita, David, dan Pali, (2015) menambahkan bahwa remaja mempresentasikan
diri
melalui
penampilan
sehingga
produk
fashion
merupakan hal penting bagi remaja. Banyaknya produk fashion dalam berbagai atribut atau pakaian yang sedang tren dengan model-model terbaru menyebabkan remaja berusaha mengikutinya karena adanya kebutuhan untuk diterima dan menjadi seperti orang lain yang sebaya (balipost.co.id). Hal ini didukung oleh pendapat yang diungkapkan oleh Zahir, (2015) yang mengungkapkan bahwa remaja putri ingin menunjukkan jika mereka dapat mengikuti mode atau fashion yang sedang tren dalam menunjang penampilan mereka didepan teman-teman atau di depan publik. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Park, Kim, dan Forney, (2005) menyatakan bahwa keterlibatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
fashion memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku impulsive buying dan keterlibatan konsumen untuk membeli pakaian dengan gaya terbaru. Remaja putri yang mengalami perkembangan secara fisik dituntut untuk memberikan perhatian yang besar terhadap penampilan, seperti sepatu, celanan, tas, dan baju yang disesuaikan dengan trend masa kini. Hal ini didukung oleh Zahir, (2015) yang mengatakan bahwa tingkah laku yang terjadi dikalangan remaja, khususnya remaja putri lebih banyak mengarah pada impulsive buying karena mereka memiliki perasaan sensitif, emosi yang labil, dan tingkat konformitas yang tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh MARS Indonesia (2015) juga mengatakan hal yang senada bahwa memang dari sisi emosi kelompok remaja ini memiliki emosi yang labil. Sehingga menjadi bagian yang sangat berpengaruh dalam memutuskan sesuatu termasuk dalam memilih merek. Impulsive buying sendiri dapat terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut adalah faktor eksternal dan faktor internal. Menurut Karbasivar dan Yarahmadi,
(2011) faktor eksternal yang
mempengaruhi impulsive buying meliputi promosi pemasaran produk, situasional dalam toko, dan store display. Selain itu, faktor internal meliputi harga diri (Hadjali, Salimi, & Ardestani, 2012; Djudiah, 2002), mood (Verplanken & Herbadi, 2001), dan kontrol diri (Baumeister, 2002). Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Baumesiter, (2002). Pada penelitian ini peneliti ingin melihat bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
lemahnya kontrol diri pada remaja dapat membuat remaja melakukan impulsive buying terhadap produk fashion. Penelitian yang dilakukan oleh Baumeister, (2002) menunjukkan bahwa untuk perilaku konsumen, kontrol diri merupakan kapasitas untuk menahan godaan, terutama yang relevan pada impulsive buying. Faktor-faktor dan proses yang melemahkan kontrol diri berkontribusi menyebabkan seseorang untuk menghabiskan lebih banyak uang. Pembelian tersebut dapat menyebabkan keuntungan yang lebih tinggi bagi produsen dan pengecer, tetapi lebih puas dan bahagia bagi konsumen. Kontrol diri juga merupakan salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi kecenderungan impulsive buying (Baumeister, 2002). Kontrol diri berkaitan dengan bagaimana individu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dari dalam dirinya (Hurlock, 1990). Menurut Harter (dalam Diba, 2014) menyatakan bahwa dalam diri seseorang terdapat suatu sistem pengaturan diri (self-regulation) yang memusatkan perhatian pada pengontrolan diri (self-control). Proses pengontrolan diri ini menjelaskan bagaimana diri mengatur dan mengendalikan perilaku dalam menjalani kehidupan sesuai dengan kemampuan individu dalam mengendalikan perilaku. Menurut Naomi dan Mayasari, (2008) kontrol diri (self control) terbentuknya suatu reaksi yang ditujukan untuk mengganti sesuatu dengan yang lain, misalnya reaksi saat mengalihkan perhatian dari suatu hal yang diinginkan, mengubah emosi, menahan dorongan tertentu serta memperbaiki kinerja. Chita, dkk., (2015) menyatakan bahwa kontrol diri menggambarkan keputusan individu melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
yang telah disusun guna meningkatkan hasil dan tujuan tertentu sebagaimana yang diinginkan. Kontrol diri menurut Tangney, Baumister, dan Boone (2004) adalah kemampuan untuk mengesampingkan atau mengubah respons batin seseorang, serta mencegah kecenderungan perilaku yang tidak diinginkan dan menahan diri dari melakukan perilaku tersebut. Berdasarkan konsep Tangney, Baumister, dan Boone, (2004) terdapat tiga aspek dalam kemampuan mengontrol diri, yaitu breaking habits (melanggar kebiasaan) merupakan sesuatu yang berkaitan dengan melakukan perilaku diluar dari kebiasaan yang sering dilakukannya, resisting temptation (menahan godaan) merupakan sesuatu yang berkaitan dengan penilaian individu terhadap regulasi diri mereka di dalam menahan godaan, dan selfdiscipline (disiplin diri) mengacu pada kemampuan yang mencerminkan kemampuan diri untuk mengontrol diri individu dari hal-hal lain yang dapat mengganggu konsentrasinya. Kurangnya kontrol diri pada remaja, menyebabkan remaja perlu mengontrol diri terhadap budaya konsumtif yang semakin berkembang karena kegagalan dalam kontrol diri dapat menyebabkan terjadinya impulsive buying (Baumeister, 2002). Hal ini dapat terjadi karena produk-produk yang ditawarkan menarik minat konsumen (Divianto, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Sultan, Joireman dan Sprott (2012) untuk menguji efek latihan kontrol diri mendapatkan bahwa latihan dalam meningkatkan kontrol diri dapat mengurangi tindakan impulsive buying. Penelitian yang dilakukan oleh Li (2011) memfokuskan pada pengalaman konsumen yang melakukan impulsive
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
buying. Li (2011) menemukan bahwa impulsive buying merupakan pengalaman kesenangan, tetapi ini datang bersama dengan rasa bersalah. Impulsive buying cenderung diikuti dengan rasa bersalah karena mereka percaya bahwa mereka kehilangan kontrol diri ketika melakukan impulsive buying. Adanya
kontrol
diri
menjadikan
individu
dapat
memandu,
mengarahkan dan mengatur perilakunya dengan kuat yang pada akhirnya menuju pada konsekuensi positif (Lazarus, 1976). Kontrol diri menolak respon yang terbentuk dan menggantinya dengan yang lain. Respon penggantinya terdiri dari penggunaan pemikiran, pengubahan emosi, pengaturan dorongan, dan perubahan tingkah laku (Baumeister, 2002). Perubahan tingkah laku yang terjadi pada remaja dikarenakan adanya kematangan emosi-emosi individu yang belum stabil, sehingga mendorong berbagai gejala dalam perilaku pembelian yang tidak wajar (Diba, 2014). Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti memilih judul penelitian mengenai “Hubungan Antara Kontrol Diri Dan Impulsive Buying Terhadap Produk Fashion Pada Remaja Putri”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
B. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara kontrol diri dan kecenderungan impulsive buying remaja putri pada produk fashion ?
C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dan kecenderungan impulsive buying remaja putri pada produk fashion.
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah dapat menyumbangkan dan memberikan informasi dalam bidang psikologi konsumen khususnya mengenai kontrol diri dan kecenderungan impulsive buying remaja putri pada produk fashion. 2. Manfaat Praktis Dengan adanya penelitian ini diharapkan para remaja putri menggunakannya sebagai evaluasi diri dan penilaian terhadap diri sendiri terkait kontrol diri dan impulsve buyingnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. IMPULSIVE BUYING 1. Definisi Impulsive Buying Adanya istilah impulsive buying pertama disadari oleh hasil evaluasi produk-produk Du pont (1960) yang terjual pada toko-toko eceran secara tiba-tiba semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sejak itu disadari dan disimpulkan bahwa terdapat adanya pembelian-pembelian konsumen di luar rencana konsumen itu sendiri. Impulsive buying didefinisikan sebagai suatu keputusan pembelian di dalam toko tanpa secara eksplisit mengenali suatu kebutuhan untuk produk tertentu sebelum masuk ke toko (Kollat & Willet, 1967). Menurut Rook (1987) perilaku impulsive buying merupakan perilaku pembelian yang terjadi ketika adanya dorongan secara tiba-tiba, sangat kuat, dan keinginan membeli sesuatu dengan segara. Keinginan membeli sesuatu dengan segera tersebut diikuti oleh adanya konflik emosional dan cenderung mengabaikan konsekuensi yang diperoleh. Dorongan yang melibatkan konflik emosional ini dapat disebut sebagai dorongan psikologis atau psychological impulse (Goldenson, dalam Rook 1987). Dorongan psikologis atau psychological impulse menurut Goldenson (dalam Rock, 1987) didefinisikan sebagai suatu dorongan psikologis seseorang sebagai kekuatan, desakan yang tak tertahankan,
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
serta munculnya kecenderungan secara tiba-tiba untuk melakukan sesuatu tanpa adanya pertimbangan sebelumnya. Hal senada juga diungkapkan oleh Loudon dan Bitta (1993) bahwa perilaku impulsive buying adalah pembelian yang terjadi secara spontan dan tiba-tiba karena munculnya berdasarkan hasrat yang kuat untuk membeli dengan segera. Perilaku ini dipelajari peneliti sebelumnya sejak lama, yaitu semenjak tahun 1950an. Verplanken dan Herabadi (2001) mendefinisikan impulsive buying sebagai pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, diikuti oleh adanya konflik pikiran dan dorongan emosional. Dorongan emosional tersebut terkait dengan adanya perasaan yang intens yang ditunjukan dengan melakukan pembelian karena adanya dorongan untuk membeli suatu produk dengan segera, mengabaikan konsekuensi negatif, merasakan kepuasan dan mengalami konflik di dalam pemikiran. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Rook (1987) yang mengemukakan bahwa pembelian impulsif lebih mengutamakan emosional daripada rasional. Hal senada juga diungkapkan oleh Japrianto, E. dan Sugiharto, S., (2011) bahwa ketika impulsive buying terjadi akan memberikan pengalaman emosional lebih dari pada rasional sehingga tidak dilihat sebagai suatu sugesti, dengan dasar ini maka pembelian impulsif lebih dipandang sebagai keputusan irasional dibanding rasional. Rook dan Fisher (1995) menambahkan bahwa impulsive buying merupakan pembelian secara spontan dan cepat. Individu dengan 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kecenderungan impulsive yang tinggi akan lebih mungkin untuk terus mendapatkan stimulus pembelian yang spontan, memiliki daftar belanja yang lebih “terbuka”, serta lebih mudah dan cepat menerima ide pembelian yang tidak direncanakan secara tiba‐tiba. Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa impulsive buying adalah suatu pembelian yang dilakukan secara spontan dan secara tiba-tiba tanpa perencanaan sebelumnya dengan mengambil keputusan secara cepat. Biasanya pembelian secara spontan diikuti oleh aktivasi emosionalitas yang tinggi terhadap suatu produk tertentu. 2. Aspek – aspek Impulsive Buying Rook (1987) menyatakan bahwa aspek afektif dialami pembeli ketika melakukan impulsive buying. Ketika seseorang melakukan impulsive buying aspek yang muncul adalah afektif. Meningkatnya aspek afektif dalam impulsive buying akan semakin mengarah ke kognitif seseorang. Verplanken dan Herabadi (2001) mengemukakan bahwa impulsive buying memiliki dua aspek, yakni aspek kognitif dan aspek afektif. Kedua aspek ini merupakan aspek-aspek yang dialami oleh pembeli sehingga menciptakan suatu perilaku impulsive buying (Herabadi, Verplanken, & Knippenberg, 2009).
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
a. Aspek Kognitif Aspek
kognitif
adalah
aspek
yang
kurang
mampu
mempertimbangkan dan merencanakan sesuatu ketika melakukan pembelian (Verplanken & Herabadi, 2001). Pembeli terfokus pada harga dari suatu produk dan keuntungan yang diperoleh ketika membeli produk tersebut (Herbadi, Verplanken, & Knippenberg, 2009). Hal ini didasari oleh pernyataan Verplanken dan Aarts (dalam Verplanken & Herabadi, 2001) bahwa pembayaran yang dilakukan mungkin tidak direncanakan atau dipertimbangkan dengan matang untuk berbagai macam alasan, misalnya ketika pembayaran tak terencana tampak tak direncanakan dalam waktu yang panjang atau dalam kasus pengulangan pembayaran atau kebiasaan pembayaran. b. Aspek Afektif Menurut Hirschman, Holbrook dan Lai (dalam Herabadi, dkk, 2009; Lai, 2010) aspek afektif adalah aspek paling kuat yang melekat pada diri pembeli ketika melakukan impulsive buying. Aspek afektif menjelaskan bahwa pembeli melakukan impulsive buying karena memiliki perasaan senang dan gembira ketika menginginkan suatu barang untuk dibeli serta memiliki kesulitan untuk meninggalkan keinginannya itu. Dengan begitu pembeli akan melakukan pembelian ketika pembeli melihat produk dan memiliki perasaan senang terhadap produk, bersemangat untuk memilikinya, serta merasa harus membeli produk itu untuk memuaskan diri (Coley & Burgess, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
Verplanken dan Herabadi (2001) lebih lanjut menambahkan bahwa secara tiba-tiba muncul perasaan atau hasrat untuk melakukan pembelian berdasarkan keinginan hati, yang sifatnya berkali-kali atau kompulsif, tidak terkontrol, kepuasan, kecewa, dan penyesalan karena telah membelanjakan uang hanya untuk memenuhi keinginannya. Berdasarkan aspek-aspek tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada aspek kognitif, individu kurang mampu mempertimbangkan dan merencanakan sesuatu ketika melakukan pembelian dan hanya menekankan pada harga serta keuntungan yang diperoleh. Sedangkan aspek afektif merupakan aspek paling kuat yang melekat pada diri individu ketika melakukan impulsive buying. Individu yang melakukan impulsive buying secara emosional diliputi perasaan senang dan gembira setelah membeli tanpa perencanaan. 3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Impulsive Buying a. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang mempengaruhi impulsive buying, yaitu: 1. Promosi Pemasaran Produk Faktor eksternal dari impulsive buying yaitu merujuk pada sebuah prmosi pemasaran atau rangsangan yang dikendalikan pemasar dalam upaya menstimulasi konsumen agar mengalami dorongan untuk melakukan impulsive buying (Dholakia, 2000;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Rook, 1987). Pemasaran pengaruh pada proses pembelian konsumen meliputi pengaruh bauran pemasaran, yang dikenal sebagai
produk,
harga,
penempatan
dan
promosi,
yang
mempengaruhi proses pembelian konsumen pada berbagai tahap (Mariri, 2009). 2. Situasional dalam Toko Menurut Hausman (2000) situasi tertentu dan pengaturan ritel mempengaruhi tanggapan di dalam toko dan keputusan toko di masa depan karena perubahan dan sifat adaptif dari harapan, preferensi, serta tingkah laku. Keputusan konsumen dipengaruhi oleh lingkungan toko yang menjual berbagai macam barang dagangan. Hal ini didukung oleh pernyataaan Stern (1962) bahwa perlayanan yang dilakukan sendiri dapat meningkatkan kesempatan impulsive buying daripada pelayanan yang dilakukan oleh petugas toko. Impulsive buying dapat terjadi karena pembeli dapat mengambil produk secara bebas dan cepat sesuai dengan yang diinginkan. Sedangkan jika dilayani oleh petugas toko, pembeli tidak leluasa memilih prduk yang akan di beli. 3. Store Display Menurut Karbasivar dan Yarahmadi, (2011) lingkungan yang berada di dalam toko merupakan penentu yang sangat penting dari impulsive buying. Situasi ini terbatas pada spesifik ruang geografis didalam toko seperti, musik, tampilan toko, aroma,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
promosi di dalam toko, harga, kebersihan toko, dan kepadatan toko. Store display yang menarik dapat meningkatkan daya tarik pembeli dan berpetualang untuk melakukan impulsive buying. Posisi rak, mempromosikan produk special atau new arrival (Hadjali, dkk., 2012), dan kemasan yang berbeda dari produkproduk lainnya merupakan hal-hal yang dapat membuat store display menarik (Stern, 1962).
b. Faktor Internal Faktor internal berasal dalam diri individu yang dapat mempengaruhi impulsive buying, yaitu: 1. Kecerdasan Emosi Sebuah penelitian menghubungkan kecerdasan emosi dengan impulsive buying. Penelitian tersebut menyatakan bahwa orang yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi, impulsive buyingnya lebih rendah dibandingkan orang yang memiliki kecerdasan emosi yang rendah (Lin & Chuang, 2005). 2. Usia Penelitian yang dilakukan oleh Lin dan Lin (2005) menyatakan bahwa usia dapat mempengaruhi kecenderungan impulsive buying. Penelitian tersebut menggunakan subjek dengan rentang usia 15 – 19 tahun yang menunjukkan hasil bahwa remaja dengan usia 19 tahun memiliki skor tertinggi dalam impulsive
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
buying, skor tertinggi kedua pada usia 15 tahun dan selanjutnya usia 17 tahun. 3. Gender Gender
merupakan
faktor
internal
yang
dapat
mempengaruhi kecenderungan impulsive buying. Berdasarkan gendernya, perempuan cenderung memiliki tingkat pembelian yang tinggi dibandingkan pria (Gasiorowska, 2011). Hal tersebut dikarenakan kesenangan berbelanja dianggap perilaku yang wajar secara sosial dilakukan oleh perempuan dibandingkan laki-laki (Gasiorowska, 2011). 4. Mood Mood juga dapat dikatakan sebagai faktor personal yang mempengaruhi impulsive buying. Individu yang memiliki mood positif cenderung lebih mudah tertarik, loyal, bersemangat, senang, dan merasa berharga
ketika melakukan impusive buying
dibandingkan dengan individu yang memiliki mood negatif (Verplanken & Herabadi, 2001). 5. Harga diri Faktor lain yang ada pada faktor personal dalam impulsive buying yaitu harga diri. Penelitian yang dilakukan oleh Hadjali, Salimi, dan Ardestani (2012) menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat harga diri seseorang maka semakin tinggi pembelian impulsive buying dilakukan dan begitu juga sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
6. Kontrol diri Kontrol diri juga merupakan salah satu faktor personal yang dapat mempengaruhi impulsive buying. Individu yang memillki kontrol diri yang rendah, kurang dapat menahan setiap stimulus yang dapat mendukung pembelian impulsive buying, mudah terpengaruh
dan tidak dapat mengelola diri dengan baik.
Sedangkan orang yang memiliki kontrol diri yang baik akan membeli produk sesuai dengan kebutuhan jangka panjang (Baumeister, 2002). 4. Impulsive Buying pada Produk Fashion Fashion sendiri dapat diartikan sebagai mode, gaya, cara, busana, pakaian (The Contempory English-Indonesia Dictionary, Peter Salim). Dalam KBBI, pakaian (fashion) merupakan kata benda yang berarti suatu barang yang dapat dipakai atau digunakan oleh manusia, seperti baju, celana, dan barang-barang lainnya yang dapat menunjang penampilan (www.kbbi.web.id). Hal tersebut juga didukung oleh Chita, dkk., (2015) mengungkapkan bahwa produk fashion merupakan mode pakaian, mencakup juga semua aksesori seperti ikat pinggang, sepatu, topi, tas, kaus kaki dan pakaian dalam. Selain itu, menurut Japarianto, E. dan Sugiharto, S., (2011) pakaian merupakan kulit luar yang menegaskan identitas kita kepada lingkungan sosial, pakaian menjadi media efektif untuk menunjukan status, kedudukan, kekuasaan, lifestyle dari masa ke masa dan shopping menjadi salah satu lifestyle yang paling digemari,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
untuk memenuhi lifestyle ini masyarakat rela mengorbankan sesuatu demi mencapainya dan hal tersebut cenderung mengakibatkan impulse buying. Produk
impulsif
kebanyakan
adalah
produk-produk
baru,
contohnya: produk dengan harga murah yang tidak terduga. Beberapa macam dari barang-barang pelanggan berasal dari pembelian tidak terencana (impulsive buying), barang-barang yang paling sering dibeli adalah pakaian, perhiasan ataupun aksesoris yang dekat dengan diri sendiri dan mendukung penampilan (Park, 2005). Hal ini sesuai dengan Kurnia N. I. yang mengatakan bahwa barang-barang yang mengikuti perkembangan jaman atau tren (seperti pakaian, sepatu, tas, dan sebagainya) sehingga masyarakatpun tidak ingin ketinggalan jaman dan akan mengikuti tren yang ada untuk menunjang penampilan mereka.
B. KONTROL DIRI 1. Definisi Kontrol Diri Hurlock (1980) mengatakan bahwa kontrol diri merupakan perbedaan dalam mengelola emosi, cara mengatasi masalah, tinggi rendahnya
motivasi,
dan
kemampuan
mengelola
potensi
dan
pengembangan kompetensinya. Kontrol diri sendiri berkaitan dengan bagaimana individu mampu mengendalikan emosi serta dorongandorongan dalam dirinya (Hurlock, 1980). Averill (1973) berpendapat bahwa kontrol diri merupakan variabel psikologis yang sederhana karena didalamnya tercakup tiga konsep yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
berbeda tentang kemampuan mengontrol diri yaitu kemampuan individu untuk memodifikasi perilaku, kemampuan individu dalam mengelola informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi serta kemampuan individu untuk memilih suatu tindakan berdasarkan suatu yang diyakininya. Hal tersebut sesuai dengan Calhoun dan Acocella (1990) yang mendifinisikan kontrol diri sebagai pengaturan proses-proses psikologis, fisik, dan perilaku seseorang dengan serangkaian proses yang dapat membentuk dirinya sendiri. Menurut Tangney, Baumister, dan Boone (2004) mengatakan bahwa kontrol diri adalah kemampuan untuk mengesampingkan atau mengubah respons batin seseorang, serta mencegah kecenderungan perilaku yang tidak diinginkan dan menahan diri dari melakukan perilaku tersebut. Kontrol diri sendiri secara luas dianggap sebagai kapasitas untuk mengubah dan menyesuaikan diri sehingga menghasilkan perilaku yang lebih baik dan sesuai antara diri dengan dunia (Rothbaum, dkk., 1982, dalam Tangney, dkk., 2004). Berdasarkan berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kontrol diri adalah kemampuan individu dalam proses-proses fisik, psikologis seseorang dalam mengendalikan emosi dan mengubah respon dalam dirinya untuk mengendalikan dorongan-dorongan (impuls-impuls) yang ada untuk menekan perilaku yang tidak diinginkan dan menahan diri dari melakukan perilaku tersebut agar mengarah pada perilaku yang lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
2. Aspek-aspek Kontrol Diri Berdasarkan konsep Averill (1973) terdapat tiga aspek dalam kemampuan mengontrol diri, yaitu : 1. Behavior Control (Mengontrol Perilaku) Behavior control atau mengontrol perilaku merupakan suatu tindakan langsung terhadap lingkungan. Hal ini berarti individu memiliki kemampuan mengontrol diri dengan baik maka individu tersebut akan mampu menentukan perilakunya sendiri dan jika individu tersebut tidak mampu, maka akan menggunakan sumber eksternal dari luar dirinya. 2. Cognitive Control (Mengontrol Kognisi) Cognitive control atau mengontrol kognisi merupakan kemampuan individu untuk mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasikan, menilai, atau menggabungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologi untuk mengurangi tekanan. 3. Decisional Control (Mengontrol Keputusan) Decisional control atau mengontrol keputusan merupakan sebuah kemampuan untuk memilih hasil yang diyakini individu dalam menentukan pilihan akan berfungsi baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih kemungkinan suatu tindakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Selain aspek-aspek diatas, berdasarkan Tangney, dkk., (2004) terdapat tiga aspek dalam kemampuan mengontrol diri, yaitu : 1. Breaking Habits (Melanggar Kebiasaan) Breaking Habits atau melanggar kebiasaan merupakan sesuatu yang berkaitan dengan melakukan perilaku diluar dari kebiasaan yang sering dilakukannya. Hal ini berarti individu melakukan perilaku yang melanggar nilai atau norma dan peraturan yang berada disekitarnya. Individu dengan breaking habits kurang mampu mengendalikan masalah dalam dorongan dirinya untuk bisa mematuhi nilai atau norma dan peraturan yang ada disekitarnya. 2. Resisting Temptation (Menahan Godaan) Resisting Temptation atau menahan godaan merupakan sesuatu yang berkaitan dengan penilaian individu terhadap regulasi diri mereka di dalam menahan godaan. Individu mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik tanpa dipengaruhi oleh hal-hal di luar tugasnya meskipun hal tersebut bersifat menyenangkan. Individu dengan resisting temptation
mampu memberikan perhatiannya pada suatu
pekerjaan yang sedang dilakukan. 3. Self-Discipline (Disiplin Diri) Self-discipline atau disiplin diri yaitu mengacu pada kemampuan yang mencerminkan kemampuan diri untuk mengontrol diri individu. Hal ini berarti individu mampu memfokuskan diri pada saat melakukan tugas atau suatu kegiatan. Individu dengan self-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
discipline mampu menahan dirinya dari hal-hal lain yang dapat mengganggu konsentrasinya. 3. Dampak Kontrol Diri Impulsive buying muncul mengendalikan
diri
secara
dari
ketidakmampuan
konsumen
psikologis (Bong, 2011). Remaja yang
memiliki kontrol diri yang rendah sering mengalami kesulitan menentukan konsekuensi atas tindakan mereka (Chita, dkk., 2015). Remaja dengan kontrol diri tinggi sangat memperhatikan cara-cara yang tepat untuk berperilaku dalam situasi yang bervariasi (Chita, dkk., 2015). Dampak positif dari adanya kontrol diri terhadap impulsive buying pada remaja yaitu mampu mengendalikan emosi dan dorongan-dorongan dari dalam dirinya (Larasati & Budiani, 2014).
C. REMAJA PUTRI 1. Definisi Remaja Masa remaja merupakan bagian dari perkembangan dan perubahan yang dialami dilatarbelakangi oleh masa peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja. Perubahan remaja dalam masa peralihan ini, sama halnya seperti pada masa anak, mengalami perubahan-perubahan jasmani, kepribadian, intellek, dan peranan di dalam maupun di luar lingkungan (Gunarsa & Gunarsa, 1981). Peralihan dari masa anak-anak menuju kedewasaan inilah yang disebut sebagai masa remaja (adolescene).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Menurut Santrock (2007) masa remaja (adolescene) adalah masa sebagai periode transisi perkembangan antara masa anak-anak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Perubahan biologis, kognitif, dan sosi-emosional yang dialami remaja dapat berkisar mulai dari perkembangan fungsi sesksual hingga proses berpikir abstrak dan kemandirian. Dengan adanya fenomena tersebut membuat remaja merasa bingung untuk dapat menentukan identitasnya sehingga remaja cenderung menunjukkan suatu kepekaan dan labilitas yang meningkat pada setiap tindakannya (Remplein dalam Monks & Knoer, 2002). Menurut Erickson (dalam Santrock, 2007) batasan usia pada masa remaja dimulai dari usia 10 tahun hingga 20 tahun. Namun, Santrock mengatakan bahwa rentang usia dari remaja dapat bervariasi terkait dengan
lingkungan
budaya
dan
sejarahnya
sehingga
Santrock
mengkategorikan usia remaja mulai dari 10 tahun sampai 22 tahun. Selain itu, Santrock membagi masa remaja menjadi dua bagian yaitu masa remaja awal (early adolescene) pada usia 10 hingga 13 tahun dan masa remaja akhir (late adolescene) sekitar 18 hingga 22 tahun (Santrock, 2007). Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan suatu peralihan individu dari masa kanak menuju masa dewasa dengan mencakup perkembangan biologis, kognitif, dan sosioemosional yang diawali pada masa remaja awal di usia 10 tahun dan berakhir di masa remaja akhir pada usia 22 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
2. Tahap-Tahap Perkembangan Remaja Putri Tahap perkembangan remaja putri dibagi menjadi beberapa tahap berdasarkan usia yaitu, masa remaja awal dan masa remaja akhir. a. Masa Remaja Awal Masa remaja awal mulai terjadi direntang usia 10 hingga 13 tahun (Santrock, 2007). Menurut Feist dan Feist (2009) masa remaja awal ditandai oleh ketertarikan genital dan hubungan yang bersifat afeksi seperti keintiman. Feist dan Feist menambahkan bahwa remaja putri dimasa awal bisa menggoda anak laki-laki secara seksual namun tidak memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan mereka pada tingkatan yang intim. Hal ini sesuai dengan Papalia, dkk (2008) yang mengatakan bahwa remaja putri matang lebih awal dan memiliki hubungan sosial yang lebih intim. Remaja putri pada masa awal remaja memang cenderung menekankan pada perhatian yang berkaitan dengan kasih sayang, khususnya ketika diuji dengan pertanyaan terbuka dan dilemma moral yang dipilihnya sendiri yang berkaitan dengan pengalaman mereka (Garmon, dalam Papalia dkk., 2008). b. Masa Remaja Akhir Remaja yang berusia sekitar 18 sampai 22 tahun dapat dikategorikan sebagai masa remaja akhir. Masa remaja akhir mulai bertukar pikiran dengan orang lain dan mendapatkan gagasan atau keyakinan mereka untuk bagaimana hidup dalam dunia dewasa. Pada masa ini remaja akhir juga dapat mencapai periode penemuan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
sehingga remaja dapat memutuskan pilihan mereka sendiri dalam berperilaku (Feist & Feist, 2007). Minat remaja akhir lebih cenderung mengarah pada masa depan, karir, pacaran, dan eksplorasi identitas agar lebih nyata untuk menunjukan siapa dirinya (Santrock, 2007).
3. Aspek-Aspek Perkembangan Remaja Putri Pada umumnya, perubahan dan perkembangan remaja putri terjadi lebih cepat dibandingkan dengan laki-laki (Santrock, 2007). Remaja putri yang memasuki usia masa remaja akan mengalami perubahan fisik, kognitif dan sosio-emosional (Santrock, 2007). a. Perkembangan Fisik Perubahan fisik yang dialami pada remaja putri pada umumnya sama yaitu pubertas. Pubertas merupakan sebuah periode dimana kematangan fisik berlangsung pesat, yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh, yang terutama berlangsung dimasa remaja awal (Santrock, 2007). Menurut Sarwono S. W., 1989 perubahan yang paling menyolok dan mudah diamati pada remaja putri adalah perubahan fisik pada bagian tubuh yaitu badan menjadi semakin tinggi, pertumbuhan payudara, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi yang ditandai dengan haid, dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh (sifat kewanitaan yang nampak dari luar).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
b. Perkembangan Kognitif Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja putri yaitu remaja putri ini mulai berfikir secara serius tentang diri sendiri. Selain itu, perkembangan intelektual yang sangat intensif dialami oleh remaja putri sehingga minat individu dalam dunia luar sangat besar. Perkembangan intelektual ini membangunkan macam-macam fungsi psikis, rasa ingin tahu, dan dorongan mencari ilmu pengetahuan serta pengamalaman pada masa anak-anak (Kartini Kartono, 2006). c. Perkembangan Sosial dan Emosi Remaja putri merupakan pribadi sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk memanusiakan dirinya dan untuk proses kultivasi. Remaja putri ingin dicintai, ingin diakui dan dihargai, ingin dihitung dan mendapatkan tempat serta status dalam kelompok sosial dan teman sebaya. Dengan demikian, remaja putri merasa lebih berani “berjuang” untuk melakukan eksplorasi serta eksperimen-eksperimen hidup baru (Kartini Kartono, 2006). Menurut Kartini Kartono, (2006) perkembangan emosi remaja putri ditandai dengan ledakan-ledakan tingkah laku “kust mencolok” yang bersifat revolusioner. Remaja putri akan mengalami dorongandorongan sangat kuat untuk menuntut pengakuan dirinya, disertai emosi yang meluap luap, amarah atau agresi yang kuat, sentimentsentimen yang intens kuat, kebingungan, dan mengalami penentangan serta pemberontakan. Hal ini dikarenakan remaja putri masih memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
jiwa yang labil dan masih belum menemukan nilai-nilai yang tetap sehingga remaja putri sangat sensitive (peka) terhadap pengaruhpengaruh dari luar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang melekat pada perkembangan remaja putri adalah aspek fisik, aspek kognitif, dan aspek sosio-emosi. Setiap aspek yang ada pada perkembangan remaja putri sangat mempengaruhi perilaku di masa remaja antara dirinya dan orang lain.
D. DINAMIKA HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN IMPULSIF BUYING TERHADAP PRODUK FASHION PADA REMAJA PUTRI Kontrol diri pada remaja merupakan kapasitas dalam diri yang dapat digunakan untuk mengontrol variabel-variabel luar yang menentukan tingkah laku (Chita, dkk., 2015). Hal ini dikarenakan kondisi emosi remaja yang belum stabil sehingga mendorong munculnya berbagai gejala dalam perilaku membeli yang tidak wajar (Chita, dkk., 2015). Hal tersebut menjadikan peran kontrol diri menurut penelitian Antonides (dalam Fitriana & Koencoro, 2009) memiliki peranan yang penting dalam proses membeli suatu barang, karena kontrol diri mampu mengarahkan dan mengatur individu untuk melakukan hal yang positif termasuk dalam membelanjakan sesuatu. Menurut Mccullough dan Willoughby (2009), kontrol diri adalah situasi dimana orang terlibat dalam perilaku yang dirancang untuk melawan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
mengesampingkan respon yang berlebihan seperti kecenderungan perilaku, emosi, atau motivasi. Sedangkan, Chaplin (dalam Diba., 2014) mengatakan bahwa kontrol diri adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. Hal tersebut dapat berupa suatu reaksi yang ditujukan untuk mengganti sesuatu dengan yang lain, misalnya reaksi saat mengalihkan perhatian dari suatu hal yang diinginkan, mengubah emosi, menahan dorongan tertentu untuk memperbaiki kinerja (Naomi & Mayasari, 2008). Peranan penting kontrol diri bagi remaja adalah dalam bentuk menentukan sebuah tingkah laku. Remaja dengan kontrol diri tinggi sangat memperhatikan cara-cara yang tepat untuk berperilaku dalam situasi yang bervariasi (Chita, dkk., 2015). Dampak dari adanya kontrol diri tinggi yaitu remaja yaitu mampu mengendalikan emosi dan dorongan-dorongan dari dalam dirinya (Larasati & Budiani, 2014). Remaja yang memiliki kontrol diri yang rendah sering mengalami kesulitan menentukan konsekuensi atas perilaku mereka (Chita, dkk., 2015). Salah satu perilaku yang dimaksud adalah tingkah laku dalam membeli (Anggreini R. & Mariyanti S., 2014). Konsumen remaja adalah konsumen yang mudah terpengaruh oleh rayuan penjual maupun terpengaruh pada penampilan produk, kurang berfikif hemat dan impulsif (Santosa, 1998). Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya kontrol diri adalah banyaknya barang yang jarang terpakai, menyesal membeli barang karena harga jual di toko lainnya jauh lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
murah, menyesal karena penampilan menarik, namun berbeda rasa dan kualitasnya, mengutang kepada teman, atau uang saku yang dimiliki habis sebelum waktunya karena spontan terdorong untuk membeli (Diba, 2014). Perilaku pembelian ini disebut sebagai impulsive buying. Menurut Rook dan Gardner (1993) impulsive buying didefinisikan sebagai respon terhadap pembelian yang tidak direncanakan yang ditandai dengan pengambilan keputusan yang relatif cepat dan ingin memiliki barang tersebut. Impulsive buying dapat terjadi pada konsumen yang memiliki perasaan kuat dan positif terhadap suatu produk yang harus dibeli, hingga akhirnya konsumen memutuskan untuk membelinya (Mowen & Minor, 2002). Menurut Gasiorowska (2011) konsumen distimulasi oleh kedekatan secara fisik dari hasrat sebuah produk dan reaksinya terhadap stimulus bisa dikaitkan dengan kontrol intelektual yang rendah (kurangnya evaluasi yang didasarkan pada kriteria keperluan, berkurangnya alasan untuk membeli, kurangnya evaluasi terhadap konsekuensi yang mungkin ditimbulkan, munculnya kepuasan yang datang secara tiba-tiba sebagai penundaan datangnya kekecewaan) serta aktivasi emosional yang tinggi (kegembiraan dan stimulasi yang disebabkan oleh produk atau oleh situasi atau proses membeli). Pembelian secara impulsif sering terjadi pada produk sehari-hari khususnya
produk
fashion
(Willy
&
Warmika,
2015).
Remaja
mempresentasikan diri melalui penampilan mereka oleh karena itu produk fashion adalah hal penting untuk remaja. Hal tersebut dikarenakan produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
fashion dapat memberikan pengetahuan baru tentang perkembangan trend dan model baru serta untuk menemukan barang yang baik dan bernilai bagi dirinya (Chita, dkk., 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
E. BAGAN KERANGKA BERPIKIR Kontrol Diri
Kontrol Diri Tinggi
Kontrol Diri Rendah
Memiliki kemampuan untuk mengatur perilaku diri sendiri
Tidak memiliki kemampuan untuk mengatur perilaku sendiri
Melakukan hal lain yang lebih positif dan menjadi pribadi yang lebih baik
Tidak melakukan hal lain yang mengarah menjadi pribadi yang lebih baik
Mampu mengendalikan emosi dan dorongandorongan dari dalam dirinya
Tidak mampu mengendalikan emosi dan dorongandorongan dari dalam dirinya
Remaja mampu menahan atau mengendalikan keinginan untuk membeli
Remaja tidak mampu menahan atau mengendalikan keinginan untuk membeli
Impulsive Buying Rendah
Impulsive Buying Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
F. HIPOTESIS Hipotesis dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kontrol diri dan kecenderungan impulsive buying remaja putri pada produk fashion. Semakin tinggi kontrol diri pada remaja putri, maka semakin rendah kecenderungan impulsive buying para remaja putri tersebut melakukan impulsive buying terhadap produk fashion. Sedangkan, semakin rendah kontrol diri pada remaja putri, maka semakin tinggi kecenderungan remaja putri untuk melakukan impulsive buying terhadap produk fashion.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
menekankan analisisnya pada data-data
numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikasi hubungan antar variabel yang akan diterliti (Azwar, 2014). Secara khusus penelitian ini menggunakan metode korelasi, yaitu metode yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel yang lainnya (Azwar, 2014).
B. VARIABEL PENELITIAN 1. Variabel Tergantung Variabel tergantung adalah variabel yang nilai-nilainya tergantung atau terikat oleh nilai-nilai variabel lain atau variabel yang tergantung kepada variabel lainnya (Zulganef, 2008). Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah impulsive buying (Pembelian impulsif). 2. Variabel Bebas Variael bebas adalah yang mempengaruhi variabel terikat. Pengaruh yang diberikan oleh variabel bebas biasanya bersifat negatif dan positif (Zulganef, 2008). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kontrol diri.
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
C. DEFINISI OPERASIONAL 1. Impulsive Buying Impulsive buying adalah suatu pembelian yang dilakukan oleh remaja putri secara spontan dan tiba-tiba tanpa perencanaan sebelumnya dengan mengambil keputusan secara cepat. Impulsive buying akan diukur menggunakan skala kecenderungan impulsive buying yang akan dibuat oleh peneliti berdasarkan aspek dari impulsive buying, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Semakin tinggi skor skala maka semakin tinggi kecenderungan impulsive buying. Sebaliknya, semakin rendah skor skala maka semakin rendah kecenderungan impulsive buying. 2. Kontrol Diri Kontrol diri adalah kemampuan individu dalam proses-proses fisik, psikologis seseorang dalam mengendalikan emosi dan mengubah respon dalam dirinya untuk mengendalikan dorongan-dorongan (impuls-impuls) yang ada untuk menekan perilaku yang tidak diinginkan dan menahan diri dari melakukan perilaku tersebut agar mengarah pada perilaku yang lebih baik. Kontrol diri akan diukur dengan menggunakan skala kontrol diri yang dibuat berdasarkan aspek-aspek Breaking Habits (Melanggar Kebiasaan), Resisting Temptation (Menahan Godaan), dan Self-Discipline (Disiplin Diri). Semakin tinggi skor kontrol diri maka terjadinya kontrol diri akan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin rendah kontrol diri maka terjadinya kontrol diri akan semakin rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
D. SUBJEK PENELITIAN Subjek dalam penelitian ini adalah remaja akhir putri. Kriteria remaja akhir putri yang dipilih adalah sekitar usia 18 sampai 22 tahun. Penelitian ini menggunakan sampel nonprobabilitas (nonprobability sampling) yang berarti bahwa tidak semua populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel (Purwanto & Sulistyastuti, 2007). Teknik pengambilan sampel menggunakan incidental sampling yaitu sampel yang terpilih dikarenakan memiliki kriteria yang sesuai dengan penelitian dan berada pada situasi dan waktu yang tepat (Prasetyo & Jannah, 2005).
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA Metode pengambilan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan skala. Metode skala merupakan suatu metode pengumpulan data yang berbentuk laporan diri sendiri berisi daftar atau kumpulan pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh individu (Azwar, 2009). Skala dalam penelitian ini berisi skala tentang variabel yang akan diteliti. Skala yang digunakan dalam penelitian ini merupakan skala yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan landasan teori yang ada yaitu skala impulsive buying dan skala kontrol diri yang merupakan skala adaptasi dari Tangney, dkk (2004). Metode penskalaan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk skala impulsive buying dan skala kontrol diri. Skala likert adalah merupakan skala yang berisi tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
pernyataan-pernyataan dimana subjek diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap masing-masing pernyataan (Noor, 2011). Dalam skala ini, peneliti memberikan empat pilihan jawaban yang terdiri dari empat respon, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Peneliti tidak menggunakan pilihan jawaban pada respon Netral (N) karena peneliti ingin menghindari adanya central tendency effect pada subjek penelitian (Supraktiknya, 2014). 1. Skala Kontrol Diri Skala kontrol diri merupakan skala adaptasi dari Tangney, dkk (2004). Skala kontrol diri terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek Breaking Habits (Melanggar Kebiasaan), Resisting Temptation (Menahan Godaan), dan Self-Discipline (Disiplin Diri). Skala ini terdiri dari 36 item. Item yang digunakan merupakan item favorable dan unfavorable. Item favorbale merupakan pernyataan-pernyataan yang jika subjek setuju dengan pernyataan yang ada, maka hal tersebut menunjukkan sikap positif atau suka terhadap objek yang menjadi sasaran penelitian (Anderson dalam Supraktiknya, 2014). Sedangkan, item unfavorable merupakan pernyataanpernyataan yang jika subjek setuju dengan pernyataan yang ada, maka hal tersebut menunjukkan sikap negatif atau tidak suka terhadap objek yang menjadi sasaran penelitian (Anderson dalam Supraktiknya, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Tabel 1. Sebaran Item Skala Kontrol Diri
Nomor Item No.
Aspek
Favorable
Unfavorable
1.
Breaking Habits
5, 18, 26, 27
2, 4, 11, 12, 14,
2.
3.
(Melanggar Kebiasaan)
21, 31, 34
Resisting Templation 1, 13, 24, 30
6, 9, 19, 20, 25,
(Menahan Godaan)
32, 33, 35
Self-Discipline
7, 15, 22, 36
(Disiplin Diri) Total
3, 8, 10, 16, 17,
Jumlah 12
12
12
23, 28, 29 36
2. Skala Impulsive Buying Skala impulsive buying dalam penelitian ini terdiri dari dua aspek yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Skala ini terdiri dari 32 item, dimana masing-masing aspek terdapat 16 item. Setiap pernyataan terdapat item favorable dan unfavorable. Pernyataan-pernyataan yang jika subjek setuju dengan pernyataan yang ada didalam skala, maka hal tersebut menunjukkan sikap positif atau suka terhadap objek yang menjadi sasaran penelitian termasuk dalam kategori item favorable (Anderson dalam Supraktiknya, 2014). Sedangkan, item unfavorable merupakan pernyataanpernyataan yang jika subjek setuju dengan pernyataan yang ada, maka hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
tersebut menunjukkan sikap negatif atau tidak suka terhadap objek yang menjadi sasaran penelitian (Anderson dalam Supraktiknya, 2014).
Tabel 2. Sebaran Item Skala Kecenderungan Impulsive Buying
Nomor Item No.
Aspek
Favorable
Unfavorable
1.
Aspek Kognitif
3, 7, 11, 15, 19,
4, 8, 12, 16, 18,
23, 25, 29
20, 26, 30
1, 5, 9, 13, 17,
2, 6, 10, 14, 22,
21, 27, 31
24, 28, 32
2.
Aspek Afektif
Total
Jumlah 16
16
32
F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS 1. Validitas Validitas adalah kualitas esensial yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur sungguh-sungguh mengukur atribut yang hendak diukur (Supraktiknya, 2014). Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Evidensi terkait isi berupa kesesuaian antara isi dan konstruk yang akan diukur (Supraktiknya, 2014). Dalam penelitian ini konstruk yang akan diteliti adalah kontrol diri dan impulsive buying. Validitas terkait isi tes diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes diperoleh dari professional judgment (Azwar, 2011), melalui dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
pembimbing skripsi dan untuk adaptasi skala kontrol diri Tangney, dkk., (2004) proses adaptasi tersebut dilakukan dengan cara diterjemahkan kedalam bahasa indonesia kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa inggris oleh lulusan Sastra Inggris dari Universitas Udayana. 2. Seleksi Item Seleksi item dilakukan setelah try-out
dan item diuji dengan
validitas isi melalui (professional judgment). Berdasarkan hasil try-out yang dilakukan secara online didapatkan responden sebanyak 73 orang. Seleksi item dilakukan bertujuan untuk memilih item-item yang akan membentuk sebuah skala yang homogeny dan berdaya diskriminasi tinggi (Supratiknya, 2014). Seleksi item dilakukan berdasarkan daya diskriminasi item yang menghasilkan korelasi item total (rix) (Supratiknya, 2014). Daya diskriminasi yang baik apabila seluruh item skala mampu berkorelasi positif satu sama lain dan juga berkorelasi positif dengan skor total skala (Gregory, 2007). Menurut Azwar, (2009) pemilihan item berdasarkan korelasi itemtotal memiliki batasan rix > 0,3. Item yang mencapai koefisien korelasi item-total minimal 0,3 dapat dikatakan memuaskan. Demikian sebaliknya, item yang memiliki koefisien korelasi item-total kurang dari 0,3 merupakan item yang berdaya diskriminasi rendah. Penelitian ini menggunakan nilai rix 0,3 dan taraf signifikasi 0,005. Hal ini menunjukkan bahwa item yang digunakan memiliki skor koefisien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
korelasi item-total > 0,30 pada taraf signifikasi 0,05. Pengujian ini menggunakan program SPSS 16 for windows.
Tabel 3. Sebaran Skala Kecenderungan Impulsive Buying Setelah Seleksi Item Nomor Item Aspek
Favorable
Unfavorable
Aspek Kognitif
3, 7, 15, 19, 29
8, 16, 18, 20, 26,
Jumlah 11
30 Aspek Afektif
5, 9, 17, 31
2, 6, 10, 14, 24,
11
28, 32 Total
22
Pada skala kecenderungan impulsive buying terdapat 22 item yang terdiri dari 11 item favorable dan 11 item unfavorable. Item ini diseleksi dengan melihat rix-nya. Item yang memiliki nilai rix > 0,30 dikategorikan sebagai item yang baik, sedangkan item yang memiliki nilai rix < 0,30 dikategorikan sebagai item yang kurang baik, sehingga akan digugurkan. Hasil dari pengujian data skala kecenderungan impulsive buying (tabel 3) menunjukkan bahwa 22 item yang memiliki rix > 0,30, sedangkan 10 item yang memiliki nilai rix < 0,30 adalah item no 1, 4, 11, 12, 13, 21, 22, 23, 25, dan 27. Jadi dalam skala kecenderungan impulsive buying yang dipakai dalam penelitian ini berjumlah 22 item.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Tabel 4. Sebaran Item Skala Kontrol Diri Setelah Seleksi Item Nomor Item Aspek
Favorable
Unfavorable
Breaking Habits
5, 18, 26, 27
2, 4, 11, 12, 14,
(Melanggar Kebiasaan) Resisting Templation
12
21, 31, 34 1, 13, 24, 30
(Menahan Godaan) Self-Discipline
Jumlah
6, 9, 19, 20, 25,
12
32, 33, 35 7, 15, 22, 36
(Disiplin Diri)
3, 8, 10, 16, 17,
12
23, 28, 29
Total
36
Pada skala kontrol diri terdapat 36 item yang terdiri dari 18 item favorable dan 18 item unfavorabel. Item ini diseleksi dengan melihat rixnya. Item yang memiliki nilai rix > 0,30 dikategorikan sebagai item yang baik, sedangkan item yang memiliki nilai rix < 0,30 dikategorikan sebagai item yang kurang baik, sehingga akan digugurkan. Hasil dari pengujian data skala kecenderungan impulsive buying menjukkan bahwa 15 item yang memiliki rix > 0,30, sedangkan 21 item memiliki nilai rix < 0,30 adalah item no 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 24, 25, 26, 27, 30, 32, dan 35. Namun, pada skala kontrol diri ini peneliti menggunakan adaptasi skala dari Tangney, dkk (2004) sehingga tidak ada item yang digugurkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
3. Reliabilitas Reliabilitas adalah konsistensi hasil dari suatu alat tes ukur yang menunjukkan sejauh mana suatu alat tes ukur dapat dipercaya atau diandalkan
(Supraktiknya,
menggunakan
koefisien
2014).
konsistensi
Peneliti internal
dalam
penelitian
(internal
ini
consistency
coefficients) dalam menguji reliabel atau tidaknya skala yang dibuat oleh peneliti. Koefisien konsistensi internal, yaitu konsistensi antar bagianbagian dalam tes (Klein dalam Supratiknya, 2014). Koefisein konsistensi internal minimum yang dipandang memuaskan apabila r > 0,70 (Supratiknya, 2014). Reliabilitas yang digunakan dalam skala ini adalah koefisien Alfa Cronbach. Alfa Cronbach dipilih karena Alfa Cronbach bisa diterapkan untuk mengestimasikan koefisien konsistensi internal item-item yang diskor secara dikotomis maupun item-item yang diskor dengan skala yang lebih luas (Supratiknya, 2014). Koefisien Alfa Cronbach pada SPSS 16 for windows digunakan untuk menunjukkan seberapa baiknya itemitem dalam suatu kumpulan pernyataan secara positif berkorelasi satu sama lainnya (Noor, 2011). Skala kecenderungan impulsive buying diuji dengan menggunakan teknik Alpa Cronbach diperoleh hasil (α) = 0,899 setelah mengalami seleksi item. Sedangakan skala kontrol diri merupakan skala adaptasi kontrol diri dari Tangney, dkk (2004) menggunakan Test-retest dengan hasil reliabilitas sebesar (α) 0,89 sedangkan skala kontrol diri dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Tangney, dkk., (2004) yang diuji dengan menggunakan teknik Alpa Cronbach diperoleh hasil 0, 767.
G. METODE ANALISIS DATA 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak (Noor, 2011). Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah teknik Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS. Suatu alat ukur dapat dikatakan signifikan apabila α = 0,05 (Noor, 2011). Hal tersebut berarti bahwa jika nilai p > 0,05, maka sampel yang digunakan oleh peneliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai p < 0,05, maka sampel yang digunakan oleh peneliti bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Uji Linearitas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variable terhadap variable yang lainnya (Noor, 2011). Dalam program SPSS, peneliti menggunakan teknik Tes for Linearity dengan taraf signifikansi sebesar 0,05 untuk menguji linearitas antar dua variable. Suatu hubungan dapat dikatakan linear apabila nilai signifikansi linear lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) (Noor, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
2. Uji Hipotesis Penelitian ini akan menggunakan analisis korelasi untuk menguji hipotesis yang telah dibuat oleh peneliti. Analisi korelasi merupakan suatu analisis untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan atar dua variabel (Noor, 2011). Analisis korelasi yang digunakan dalam penelitian yaitu, korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan SPSS apabila asumsi terpenuhi. Apabila asumsi dalam penelitian tidak terpenuhi maka korelasi yang digunakan yaitu korelasi Spearman (rho) dengan bantuan program perhitungan SPSS. Hal ini dikarenakan
koefisien korelasi spearman
merupakan bagian dari statistika non parametrik dimana distribusi dari data dapat diabaikan (Siagian, 2000). Nilai koefisien korelasi yang dihasilkan bergerak antara -1 hingga +1. Hal ini menunjukkan apakah hubungan tersebut positif atau negatif (Prasetyo, 2008). Jika nilai sig. (p) <0,05 maka H0 ditolak atau ada hubungan yang signifikan antara dua variabel. Sebaliknya, jika nilai sig. (p) >0,05 maka H0 gagal ditolak atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel (Prasetyo & Janah, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian dilaksanakan dibeberapa fakultas di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama dua hari pada tanggal 28 Oktober 2016 dan 31 Oktober 2016. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan memberikan subjek skala yang berbentuk Likert yang diisi oleh subjek dan langsung dikembalikan kepada peneliti saat itu juga.
B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN Subjek dalam penelitian ini adalah remaja putri pada masa remaja akhir dengan rentang usia 18 sampai 22 tahun. Total subjek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 105 orang yang terdiri dari 21 orang dengan usia 18 tahun, 41 orang dengan usia 19 tahun, 17 orang dengan usia 20 tahun, 22 orang dengan usia 21 tahun, dan usia 22 tahun dengan 9 orang. Berdasarkan hasil penyebaran skala maka didapatkan identitas subjek sebagai berikut : Tabel 5. Deskripsi Usia Subjek Penelitian Usia Kategori Usia Jumlah
18 21
19 41
46
20 17
21 22
22
Total 9
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN 1. Perbandingan Data Teoritik dan Data Empiris Deskripsi data penelitian bertujuan untuk mengetahui tinggi rendahnya kontrol diri dan kecenderungan impulsive buying. Deskripsi data dilakukan dengan cara mencari mean empiris dan mean teoritis. Perhitungan mean teoritis dilakukan dengan cara perhitungan secara manual yang bertujuan untuk mendapatkan hasil rata-rata skor alat ukur penelitian. Sedangkan, perhitungan mean empiris dilakukan dengan cara menggunakan bantuan program SPSS for window. Selain itu, deskripsi data pada penelitian ini juga menggunakan uji one sample t-test yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara mean teoritis dan mean empiris. Berdasarkan skala penelitian yang digunakan,
maka
didapatkan
hasil
perhitungan
mean
teoritik
kecenderungan impulsive buying sebagai berikut : Jumlah item
: 22
Nilai minimum
: 22 x 1 = 22
Nilai maksimum
: 22 x 4 = 88
Rentang nilai
: 22 – 88
Jarak
: 88 – 22 = 66
Mean teoritik
: (min + maks) / 2 = ( 22 + 88 )/2 = 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Mean teoritik kontrol diri Jumlah item
: 36
Nilai minimum
: 36 x 1 = 36
Nilai maksimum
: 36 x 4 = 144
Rentang nilai
: 36 – 144
Jarak
: 144 – 36 = 108
Mean teoritik
: (min + maks) / 2 = ( 36 + 144 ) / 2 = 90
Tabel 6. Data Teoritik dan Data Empiris Kedua Variabel Min.
Min.
Max.
Max.
Mean
Mean
Teoritik
Empiris
Teoritik
Empiris
Teoritik
Empiris
9.335
22
23
88
75
55
44.81
10.338
36
55
144
110
90
86.15
Variable
N
SD
Kecenderungan
105
105
Impulsive Buying Kontrol Diri
Pada tabel 6 menunjukkan bahwa mean teoritik kecenderungan impulsive buying sebesar 55, sedangkan mean empiris dari kecenderungan impulsive buying sebesar 44, 81 dengan SD sebesar 9,335. Melihat nilai mean teoritik lebih besar dibandingkan mean empiris maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki kecenderungan impulsive buying yang tergolong rendah. Pada tabel 6 juga menunjukkan bahwa mean teoritik kontrol diri adalah 90, sedangkan mean empirisnya sebesar 86, 15 dengan SD 10.338. Melihat mean empiris lebih kecil dibandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
dengan mean teoritik maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki kontrol diri yang rendah.
Tabel 7. Uji Beda Mean Teoritik dan Mean Empiris Kecenderungan Impulsive Buying
One-Sample Test Test Value = 55 95% Confidence Interval of the Difference t
df
-11.186
104
Sig. (2-tailed) Mean Difference .000
-10.190
Lower
Upper
-12.00
-8.38
Pada tabel 7 dapat dilihat hasil uji t pada skala kecenderungan impulsive buying menunjukkan nilai signifikan 0,000 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empiris dari kecenderungan impulsive buying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Tabel 8. Uji Beda Mean Teoritis dan Mean Empiris Kontrol Diri
One-Sample Test Test Value = 90 95% Confidence Interval of the Difference t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Lower
Upper
-3.814
104
.000
-3.848
-5.85
-1.85
Pada tabel 8 dapat dilihat juga hasil uji t pada skala kontrol diri menunjukkan nilai signifikan 0,000 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empiris dari kontrol diri.
D. HASIL PENELITIAN Sebelum melakukan uji hipotesis, harus dilakukan pengujian asumsi terhadap data penelitian bahwa data tersebut telah memenuhi syarat-syarat data yang tepat disesuaikan dengan analisis data yang dilakukan. 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan oleh peneliti untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak (Noor, 2011). Jika nilai p > 0,05 maka data yang digunakan oleh peneliti berasar dari populasi yang berdistribusi normal (Noor, 2011). Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Tabel 9. Uji Normalitas Kecenderungan Impulsive Buying dan Kontrol Diri
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic IB KD
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
.074
105
.191
.983
105
.205
.085
105
.057
.976
105
.056
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan hasil analisis Kolmogorov-Smirnov menggunakan SPSS 16.0 for windows, diperoleh nilai p untuk skala kecenderungan impulsive buying sebesar 0,191. Melihat nilai signifikansi variabel p > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data kecenderungan impulsive buying berdistribusi normal. Sedangkan skala kontrol diri yang memiliki p sebesar 0,057 maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel kontrol diri juga memilliki distribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Gambar 1. Histogram Kecenderungan Impulsive Buying
Gambar 2. Histogram Kontrol Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
2. Uji Linearitas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variable terhadap variable yang lainnya. Suatu hubungan dapat dikatakan linear apabila nilai signifikansi linear lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) (Noor, 2011).
Tabel 10. Hasil Uji Linearitas Variabel Kecenderungan Impulsive Buying dan Kontrol Diri ANOVA Table Sum of Squares
Mean dF Squares
Impulsive
Between (Combined) 5281.971
38
Buying *
Groups
Kontrol Diri
F
Sig.
138.999 2.427 .001
Linearity
438.182
1
438.182
7.650 .007
Deviation
4843.789
37 130.913
2.286 .002
from Linearity Within
3780.219
66
57.276
Groups Total
Berdasarkan tabel
9062.190 104
10
diatas
hasil
uji linearitas variabel
kecenderungan impulsive buying dengan kontrol diri menunjukkan nilai signifikansi pada Linearitas sebesar 0,007. Melihat signifikansi lebih dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel kecenderungan impulsive buying dan kontrol diri terdapat hubungan yang linear. 3. Uji Hipotesis Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji korelasi product moment. Uji korelasi product moment digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel (Noor, 2011). Koefisien yang dihasilkan bernilai -1 hingga +1, yang menunjukkan apakah hubungan tersebut positif atau negatif (Prasetyo, 2008). Jika nilai sig. (p) < 0,05 maka ada hubungan yang signifikan antara dua variabel. Sebaliknya, jika nilai sig. (p) > 0,05 maka tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel (Trihendradi, 2009). Tabel 11. Uji Hipotesis
Correlations IB IB
Pearson Correlation
KD 1
-.220
Sig. (1-tailed) N KD
Pearson Correlation
*
.012 105
105
*
1
-.220
Sig. (1-tailed)
.012
N
105
105
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Berdasarkan tabel 11 dapat dilihat hasil korelasi Pearson Correlation menunjukkan bahwa variabel impulsive buying dan variabel kontrol diri memiliki nilai sig. 0,012 (p > 0,05) dengan angka koefisien korelasi sebesar -0,220. Hal ini berarti variabel impulsive buying memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
hubungan negatif dengan variabel kontrol diri walaupun berkorelasi lemah.
E. PEMBAHASAN Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan kontrol diri dan kecenderungan impulsive buying. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa korelasi antara kontrol diri dengan kecenderungan impulsive buying memiliki korelasi negatif yang lemah dan signifikan (r= -0,220, p= 0,012). Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini memiliki hubungan negatif antara kontrol diri dan kecenderungan impulsive buying, artinya semakin tinggi kontrol diri maka semakin rendah kecenderungan impulsive buying. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah kontrol diri maka semakin tinggi kecenderungan impulsive buying. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan yaitu ada hubungan negatif antara kontrol diri dengan kecenderungan impulsive buying. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kontrol diri berhubungan dengan kecenderungan impulsive buying pada remaja. Peranan penting kontrol diri bagi remaja adalah dalam bentuk menentukan sebuah tingkah laku. Remaja yang memiliki kontrol diri yang rendah sering tidak mampu melihat konsekuensi atas tindakan ketika berbelanja, sedangkan remaja dengan kontrol diri tinggi sangat memperhatikan cara-cara yang tepat untuk berperilaku dalam situasi yang bervariasi (Chita, dkk., 2015). Hal ini membuat remaja cenderung terhindar dari perilaku impulsive buying karena impulsive buying dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
disebabkan oleh seseorang yang kurang mampu melakukan pengendalian diri dengan baik (Baumeister, 2002). Remaja perlu lebih mengontrol diri terhadap budaya konsumtif yang semakin berkembang karena kegagalan atau kurangnya kontrol diri dapat menyebabkan terjadinya impulsive buying. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Tangney, Baumister, dan Boone (2004) yang menyatakan bahwa kontrol diri adalah kemampuan untuk mengesampingkan atau mengubah respons batin seseorang, serta mencegah kecenderungan perilaku yang tidak diinginkan dan menahan diri dari melakukan perilaku tersebut. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chita, dkk., (2015) bahwa terdapat hubungan yang negatif antara self-control dengan perilaku konsumtif online shopping produk fashion yang artinya semakin tinggi self-control maka semakin rendah tingkat perilaku konsumtifnya, begitu pula sebaliknya. Menurut Antonides (dalam Fitriana & Koencoro, 2009) kontrol diri juga memiliki peranan yang penting dalam proses membeli suatu barang, karena kontrol diri mampu mengarahkan dan mengatur individu untuk melakukan hal yang positif termasuk dalam membelanjakan sesuatu. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Sultan, Joireman dan Sprott (2012) yang mendapatkan hasil bahwa latihan dalam meningkatkan kontrol diri dapat mengurangi tindakan impulsive buying. Subjek dalam penelitian adalah remaja putri dalam perkembangan masa remaja akhir. Pada masa remaja akhir dapat mencapai periode penemuan diri sehingga remaja dapat memutuskan pilihan mereka sendiri dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
berperilaku (Feist & Feist, 2007). Hal ini sesuai dengan Chita, dkk., (2015) yang mengatakan bahwa remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan, mengembangkan dan memelihara identitas diri. Hal ini juga didukung
oleh
Batubara
(2010)
yang
mengatakan
bahwa
semakin
bertambahnya usia seseorang maka akan semakin baik kontrol dirinya, individu yang matang secara psikologis juga akan mampu mengontrol perilakunya karena telah mampu mempertimbangkan mana hal yang baik dan yang tidak baik bagi dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN Pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan berdasarkan hasil penelitian, yaitu kontrol diri dan kecenderungan impulsive buying memiliki hubungan yang negatif dan signifikan. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kontrol diri pada remaja akhir putri maka semakin rendah kecenderungan impulsive buyingnya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah kontrol diri pada remaja akhir putri maka semakin tinggi kecenderungan impulsive buyingnya.
B. SARAN 1. Bagi Remaja Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi diri bagi para remaja melihat bahwa remaja putri sangat rentan terhadap memiliki kecenderungan impulsive buying. Subjek dari penelitian ini diharapkan untuk mampu mempertahankan kontrol dirinya agar dapat mengendalikan kecenderungan impulsive buyingnya. Bagi subjek dengan kecenderungan impulsive
buying
yang
tinggi
diharapkan
mampu
melatih
dan
meningkatkan kontrol dirinya agar dapat mengendalikan kecenderungan impulsive buying.
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Hal ini perlu dilakukan untuk melatih kontrol diri pada remaja putri dalam mengendalikan kecenderungan impulsive buyingnya.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Keterbatasan penelitian ini ada pada item kontrol diri. Hal ini dikarenakan item kontrol diri yang digunakan pada penelitian ini kurang mampu melihat apa yang hendak diukur. Sehingga dari keterbatasan ini peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperbaiki skala yang ada atau menambahkan beberapa item pada skala tersebut. Hal ini diharapkan mampu menemukan alat ukur baru untuk kontrol diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Andaryani, D. & Tairas, MA. Prof. Dr. MMW. (2013). Perbedaan Tingkat Self Control pada Remaja Laki-Laki dan Remaja Perempuan yang Kecanduan Internet. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Vol. 2 No. 03 Desember 2013. Anggreini R. & Mariyati S. (2014). Hubungan Antara Kontrol Diri dan Perilaku Konsumtif Mahasiswi Universitas Esa Unggul. Jurnal Psikologi Vol. 12 No. 1. Anin, F. A., Rasimin B. S., & Atamini, N. (2008). Hubungan Self Monitoring Dengan Impulsive Buying Terhadap Produk Fashion Pada Remaja. Jurnal Psikologi, Vol. 35, No. 2, 181 – 193. ISSN: 0215-8884. Averill, J.R. (1973). Personal Control Over Aversive Stimuli and It’s Relationship to Stress. Psychological Bulletin, No. 80. p. 286-303. Azwar, S. (2011). Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2014). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. balipost.co.id Batubara
JRL. Adolescent development Pediatri.2010;12(1):21-9
(Perkembangan
Remaja).
Sari
Baumeister, R. F. (2002). Yielding To Temptation: Self Control Failure, Impulsive Purchasing, and Customer Behavior. Reflections and Reviews. Journal of Consumer Research, 28, 670-676. Bong, S. (2011). Pengaruh In Store Stimuli Terhadap Impulsive Buying Behaviour Konsumen Hypermarket di Jakrta. Calhoun, J. F. & Acocella. (1990). Psychology of Adjustment and Human Relationship. New York: McGraw-Hill Book, Inc. Chita, R. C. M., David, L., & Pali, C. (2015). Hubungan Antara Self-Control dengan Perilaku Konsumtif Online Shopping Produk Fashion Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Angkatan 2011. Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015. Coley, A., Burgess, B. (2003). Gender Diffrences in Cognitive and Affective Impulsive Buying. Journal of Fashion Marketing and Management. Vol. 7 No. 3 pp 282 – 295.
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Diba, D. S. (2014). Peranan Kontrol Diri Terhadap Pembelian Impulsif Pada Remaja Berdasarkan Perbedaan Jenis Kelamin di Samarinda. eJournal Psikologi, 1 (3): 313-323. Divianto. (2013). Pengaruh Faktor-Faktor In-Store Promotion Terhadap Impulse Buying Decision Pada Konsumen Hypermart PIM. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi. Vol. 3 No. 1. Fitriana, N & Koentjoro. (2009). Keranjingan Berbelanja Pada Wanita Bekerja., Vol. 7, 48-57. Gasiorowska, A. (2011). Gender as a Moderator of Temperamental Causes of Impulse Buying Tendency. Journal of Costumer Behavior. Vo. 10. No. 2. Gregory, R. J. (2007). Psychological Testing. History, Principles, and Application (5th ed.). Boston: Pearson. Gunarsa, J. S.D., & Gunarsa, S. D. (1981). Psikologi Remaja. Jakarta Pusat: BPK Gunung Mulia. Hadjali, H. R., Salimi, M., & Ardestani, M. S. (2012). Exploring Man Factors Affecting on Impulsive Buying Behaviors. Journal of America Science 8 (1). Hausman Angela, A. (2000). Multi-Method Investigation of Consumer Motivations in Impulse Buying Behavior. J. Consumer Marketing. 1715: 403-419. Herabadi. (2003). Perbedaan Individual dalam Kecenderungan Belanja Impulsif: Sarat Emosi dan Pendek Pikir. Jurnal Psikologi. Vol 12. No. 2. September 2003. Herabadi, A. G., Verplanken, B., van Knippenberg, A. (2009). Consumption Experience of Impulsive Buying in Indonesia: Emotional Arousal and Hedonistic Considerations. Asian Journal of Social Psychology 12, 2031. Hurlock, E.B. (1980). Developmental Psychology: A Life-Span Approach Fifth Edition. New York: McGraw-Hill Book Company. Hurlock, E.B. (1990). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (edisi kelima). Jakarta : Penerbit Erlangga. Japarianto, E. & Sugiharto, S. (2011). Pengaruh Shopping Life Style dan Fashion Involment Terhadap Impulse Buying Behavior Masyarakat High Income Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 6, No.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Karbasivar, A. & Yarahmadi, H. (2011). Evaluating Effective Factors on Consumer Impulse Buying Behavior. Asiann Journal of Business Management Studies 2 (4): 174-181. Kollat, D. T. dan Willett, R. P. (1967). Consumer Impulse Purchasing Behaviour. Journal of Marketing Research, 4(1), (Feb), pp. 21-31. Lai, C. W. (2010). How Financial Attitudes and Practices Influence the Impulsive Buying Behavior of College and University Students. Societty for Personality Research. 38(3). 373 – 380. Lazarus, R.S. (1976). Paterns of Adjustment. Tokyo : McGraw Hill Kogakusha,Ltd. Li, M. (2011). Guilty pleasure or pleasurable guilt? Affective experience of impulse buying in hedonic-driven consumption. Journal of Hospitality & Tourism Research, 35(1), 79-101. doi:10.1177/1096348010384876. Loudon, D.L dan Bitta, Albert J.D. (1993). Consumer Behavior Concepts and Applications (4th ed.). New York : McGraw-Hill. Mariri, T. (2009). Crispen Chipunza, “In-store Shopping Environment and Impulsive Buying”. African J. Marketing Management, 1(4): 102-108. McCullough, M.E., Willoughby, B.L.B. (2009). Religion, Self-Regulation, and Sel-Control: Associations, Explanations, and Implications. Psychological Bulletin. 135(1), 69-93. Meytasari, M. (2013). Kontribusi Kontrol Diri Terhadap Kedisiplinan Siswa di Sekolah dan Implikasinya Bagi Program Bimbingan dan Konseling. Monks, F. F., & Knoers. (2002). Psikologi Perkembangan. Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Penerjemah: Haditono S. R. Cetakan 14. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Mowen, J. C. & Minor, M. (2002). Perilaku Konsumen Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Naomi, Prima dan Iin Mayasari. (2008). Pengaruh Kontrol Diri Terhadap Perilaku Pembelian Kompulsif. Telaah Bisnis, 8(2), hal: 179-193. Noor, S. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesisi, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Rawamangun, Jakarta: Kencana. Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2004). Human Development (9th ed.). USA: McGraw Hill. Park, Eun J., Kim Young, E., & Forney Cardona, J. (2005). A Structural Model of Fashion-Oriented Impulse buying Behavior. Journal of Marketing and Management, 10 (4) pp: 443-446.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Prasetro, B., & Jannah, L.M. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Purwanto, Ph.D. E. A., & Sulistyastuti, M.Si. D. R. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media. Rahmi, S. H. (2016). Hubungan Antara Fashion Involvement dan Impulsive Buying Dengan Harga Diri (Self Esteem) Pada Remaja Di SMAN 2 Samarinda. eJournal Psikologi 2016: 240-250. ISSN 2477-2674. Rawes, E. (2014). 3 Statistics You Should Know About Impulse Buying. Retrieved January 14, 2015, from The Cheat Sheet: Save Time, Know Everything. Rock, D. W. (1987). The Buying Impulse. Journal of Consumer Research, 14, 189-199. Rook, DennisW., &Gardner, Meryl. (1993). In the mood: Impulse buying’s affective antecedents. Research in Consumer Behavior (Vol. 6, pp.1– 28). Greenwich, CT: JAI Press. Rook, D. W., Fisher, R. J. (1995). Normative influences on impulse buying behaviour. Journal of Consumer Reaserach, Vol. 22. No. 3, 305-313. Samuel, Hatane. (2007). Pengaruh Stimulus Media Iklan, Uang Saku, Usia Dan Gender Terhadap Kecenderungan Perilaku Pembelian Impulsif (Studi Kasus Produk Pariwisata). Jurnal Manajemen Pemasaran, 2(1), hal: 3142. Santrock, J. W. (2003). Adolescene Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga. Santrock, J.W. (2007). Remaja Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga. Sarwono, S. W. (1989). Psikologi Remaja. Jakarta Utara: CV. Rajawali. Sarafino, E.P . (2006). Health Psychology: Biopsychosocial Interaction (4th ed.). New York: John Wiley and Sons. Setiadi, I. M. W., & Warmika, I.G.K. (2015). Pengaruh Fashion Involment Terhadap Impulse Buying Konsumen Fashion yang Dimediasi Positive Emotion di Kota Denpasar. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 6. ISSN: 2302-8912. Siagian, D.S. (2000). Metode Statistika Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sitorus RJ. (2013). Dampak Penggunaan Blackberry Messenger terhadap Perilaku Konsumtif Siswa-Siswi SMK Negeri 1 Samarinda dalam Berbelanja Online. Ejournal Ilmu Komunikasi. Vol. 1(4):28-37. Stern, H. (1962). The Significance of Impulse Buying Today. Journal of Marketing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Sultan, A., Joireman, J., & Sprott, D. (2012). Building consumer self-control: The effect of self-control exercises on impulse buying urges. Marketing Letters, 23(1), 61-72. doi:10.1007/s11002-011-9135-4. Sunyoto, D. (2015). Perilaku Konsumen dan Pemasaran. Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service). Supraktiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Tangney, J.P., Baumeister, R.F., & Boone, A.L. (2004). High Self-Control Predict Good Adjustment, Less Pathology, Better Grades, and Interpersonal Success. Journal of Personality. 72(2). 271-282. Verplanken, B. & Herabadi, A. (2001). Individual Differences in Impulse Buying Tendency: Feeling and no Thinking. European Journal of Personality. 15, S71-S83. www.kbbi.web.id www.nielsen.com www.marsindonesia.com Zahir, E.F.M. (2015). Hubungan Tingkat Konformitas Dengan Perilaku Shopping Addiction Pada Remaja Perempuan. Zulganef. (2008). Metode Penelitian Sosial & Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1 Skala Try Out 1
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGIS Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh : Putu Arinda Sulistyawati 119114074
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
PERNYATAAN KESEDIAAN Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi skala ini tanpa adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun akan tetapi dengan sukarela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dan rasakan dalam kehidupan sehari-sehari. Saya juga memberikn ijin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini. Nama / Inisial
:
Umur
:
Asal
:
Yogyakarata,……Oktober 2016
(Pengisi Skala)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
PETUNJUK PENGERJAAN Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan di bawah ini. Kemudian kemukakan pilihan anda, apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda. Berilah tanda (X) pada salah satu pilihan skor jawaban yang tersedia. Adapun makna masing-masing skor adalah sebagai berikut : SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
TS
: Tidak Sesuai
STS
: Sangat Tidak Sesuai Setiap orang dapat memiliki jawaban yang berbeda, karena itu pilihlah
jawaban yang paling sesuai dengan diri anda, karena tidak ada jawaban yang dianggap salah. Pastikan tidak ada pertanyaan yang terlewatkan.
- Selamat Mengerjakan –
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
No
PERNYATAAN SS
1. 2. 3. 4. 5.
6.
7. 8. 9. 10.
11. 12.
13.
14.
Saya merasa gembira ketika membeli produk fashion yang saya inginkan. Saya dapat mengontrol hasrat untuk membeli produk fashion. Saya segera membeli ketika ada produk fashion yang menarik perhatian saya. Saya selalu mempertimbangkan terlebih dahulu produk fashion yang saya beli. Saya bisa menjadi sangat bersemangat jika melihat produk fashion yang menarik dan ingin saya beli. Saya melihat produk fashion yang menarik, saya tidak merasa kecewa ketika tidak membelinya. Saya suka membeli produk fashion tanpa berfikir terlebih dahulu. Saya membeli produk fashion sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Saya membeli produk fashion karena saya sangat menyukainya. Saya mampu meninggalkan toko yang menjual produk fashion yang saya sukai tanpa membelinya. Saya cepat mengambil keputusan dalam membeli produk fashion. Ketika ada produk fashion terbaru saya akan mencari informasi secara detail terlebih dahulu sebelum membeli. Saya sangat bersemangat untuk membeli produk fashion yang saya sukai, meskipun harus meminjam uang teman. Saya dapat menahan diri untuk tidak tergoda dan langsung membeli produk fashion.
JAWABAN S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
No
PERNYATAAN SS
15.
16. 17. 18. 19.
20. 21. 22.
Saya sering membeli produk fashion melebihi apa yang saya rencanakan sebelumnya. Saya membeli produk fashion ketika saya membutuhkannya. Sulit bagi saya melewatkan produk fashion yang saya sukai. Saya hati-hati ketika memutuskan untuk membeli produk fashion. Saya membeli produk fashion yang sedang menjadi trend meskipun terkadang saya tidak membutuhkannya. Saya suka berpikir panjang terlebih dahulu sebelum saya membeli produk fashion. Saya mendapatkan kepuasan dengan membeli produk fashion yang saya sukai. Saya merasa baik-baik saja ketika melewatkan potongan harga.
23.
Apabila ada produk fashion yang menarik dan saya suka, maka kualitas produk fashion menjadi nomor dua.
24.
Saya membeli produk fashion sesuai kebutuhan saya.
JAWABAN S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
No
PERNYATAAN SS
25. 26. 27.
28.
29. 30. 31. 32.
Saya tidak memikirkan konsekuensi ketika membeli produk fashion. Saya membeli produk fashion dengan pertimbangan yang matang. Saya merasa menyesal setelah membeli produk fashion karena saya menghabiskan banyak uang. Saya mampu menahan hasrat untuk membeli produk fashion yang saya inginkan. Saya membeli produk fashion tanpa alas an. Saya berpikir jangka panjang sebelum membeli produk fashion. Saya akan membeli produk fashion yang menarik hati saya berapapun harganya. Saya lebih suka menabung uang saya daripada membeli produk fashion yang saya inginkan.
JAWABAN S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2 Skala Try Out
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGIS Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh : Putu Arinda Sulistyawati 119114074
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
PERNYATAAN KESEDIAAN Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi skala ini tanpa adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun akan tetapi dengan sukarela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dan rasakan dalam kehidupan sehari-sehari. Saya juga memberikn ijin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini. Nama / Inisial
:
Umur
:
Asal
:
Yogyakarata,……Oktober 2016
(Pengisi Skala)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
PETUNJUK PENGERJAAN Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan di bawah ini. Kemudian kemukakan pilihan anda, apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda. Berilah tanda (X) pada salah satu pilihan skor jawaban yang tersedia. Adapun makna masing-masing skor adalah sebagai berikut : SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
TS
: Tidak Sesuai
STS
: Sangat Tidak Sesuai Setiap orang dapat memiliki jawaban yang berbeda, karena itu pilihlah
jawaban yang paling sesuai dengan diri anda, karena tidak ada jawaban yang dianggap salah. Pastikan tidak ada pertanyaan yang terlewatkan.
- Selamat Mengerjakan –
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
No
PERNYATAAN
1. 2.
Saya mampu menahan godaan. Saya kesulitan menghentikan kebiasaankebiasaan buruk. Saya malas. Saya mengucapkan hal-hal yang tidak pantas. Saya tidak pernah membiarkan diri saya lepas kendali. Saya melakukan hal-hal tertentu yang tidak baik untuk saya, jika hal tersebut menyenangkan. Orang lain dapat mengandalkan saya untuk tetap pada jadwal. Bangun pagi adalah hal yang sulit bagi saya. Saya kesulitan berkata “tidak”. Saya cukup sering berubah pikiran. Saya mengatakan apapun yang ada dipikiran saya. Orang lain akan mendeskripsikan saya sebagai orang yang impulsif. Saya menolak hal-hal yang tidak baik untuk saya. Saya terlalu boros. Saya menyimpan segala hal dengan rapi. Saya terkadang memanjakan diri saya. Saya terharap saya lebih memiliki disiplin diri. Saya dapat diandalkan.
3. 4. 5. 6.
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
JAWABAN SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
No
PERNYATAAN
19. 20. 21. 22.
Saya mudah terbawa oleh perasaan. Saya melakukan banyak hal secara spontan. Saya tidak pandai menyimpan rahasia. Orang lain akan mengatakan bahwa saya memiliki disiplin diri yang kuat. Saya pernah bekerja atau belajar semalaman di saat-saat terakhir. Saya tidak mudah patah semangat. Akan lebih baik apabila saya berpikir sejenak sebelum bertindak. Saya melakukan hal-hal yang menyehatkan. Saya makan makanan yang sehat. Kesenangan terkadang menghambat saya menyelesaikan pekerjaan saya. Saya kesulitan berkonsentrasi. Saya mampu bekerja secara efektif untuk tujuan-tujuan jangka panjang. Terkadang saya tidak bisa menahan diri untuk melakukan sesuatu, meskipun saya tahu itu salah. Saya sering bertindak tanpa memikirkan semua kemungkinan. Saya terlalu mudah kehilangan kesabaran. Saya sering menyela orang lain. Terkadang saya minum minuman beralkohol atau menggunakan obat-obatan secara berlebihan. Saya selalu tepat waktu
23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
32. 33. 34. 35.
36.
JAWABAN SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3 Reliabilitas Skala
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
A. Tabel Uji Reliabilitas Skala Kecenderungan Impulsive Buying Sebelum Seleksi Item Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .899
32
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00001
64.88
140.110
.263
.899
VAR00002
66.59
134.329
.588
.894
VAR00003
66.21
134.582
.514
.895
VAR00004
66.77
139.070
.242
.900
VAR00005
65.25
138.077
.321
.899
VAR00006
66.37
133.514
.661
.893
VAR00007
66.81
132.018
.606
.893
VAR00008
66.52
135.670
.416
.897
VAR00009
65.25
137.716
.375
.898
VAR00010
66.58
136.637
.447
.897
VAR00011
66.18
138.093
.286
.900
VAR00012
66.32
146.747
-.151
.908
VAR00013
67.14
142.203
.116
.901
VAR00014
66.63
135.403
.474
.896
VAR00015
66.38
130.323
.587
.894
VAR00016
66.73
134.396
.598
.894
VAR00017
66.25
131.299
.612
.893
VAR00018
66.70
137.408
.505
.896
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
VAR00019
66.62
131.518
.644
.893
VAR00020
66.56
134.527
.572
.895
VAR00021
65.11
139.738
.259
.899
VAR00022
66.26
138.001
.279
.900
VAR00023
66.33
136.446
.356
.898
VAR00024
66.79
132.693
.708
.892
VAR00025
66.49
136.587
.396
.897
VAR00026
66.78
135.229
.609
.894
VAR00027
65.96
141.179
.141
.902
VAR00028
66.60
131.743
.746
.892
VAR00029
66.68
129.885
.709
.891
VAR00030
66.63
134.181
.595
.894
VAR00031
66.42
133.664
.519
.895
VAR00032
66.10
135.671
.424
.897
B. Tabel Uji Reliabilitas Skala Kontrol Diri Sebelum Seleksi Item Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .767
36
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00001
85.56
74.361
.356
.757
VAR00002
84.95
73.414
.425
.754
VAR00003
84.93
71.898
.461
.751
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
VAR00004
85.32
74.635
.285
.760
VAR00005
85.66
74.867
.281
.760
VAR00006
85.56
75.222
.211
.764
VAR00007
85.52
74.309
.335
.758
VAR00008
85.26
73.695
.271
.761
VAR00009
84.93
75.731
.208
.764
VAR00010
84.93
75.398
.248
.762
VAR00011
84.93
78.231
.037
.771
VAR00012
85.37
74.320
.337
.758
VAR00013
85.71
78.430
.026
.771
VAR00014
84.71
71.263
.490
.749
VAR00015
85.30
76.852
.157
.766
VAR00016
84.40
79.437
-.049
.772
VAR00017
84.18
76.037
.275
.761
VAR00018
85.78
78.035
.100
.767
VAR00019
84.64
73.927
.313
.759
VAR00020
84.67
76.557
.157
.766
VAR00021
85.81
77.713
.069
.770
VAR00022
85.22
73.951
.365
.757
VAR00023
84.18
75.454
.318
.760
VAR00024
85.58
78.081
.059
.770
VAR00025
84.26
81.667
-.278
.779
VAR00026
85.47
76.002
.250
.762
VAR00027
85.34
76.589
.210
.764
VAR00028
84.55
73.557
.405
.755
VAR00029
84.97
72.249
.441
.752
VAR00030
85.56
77.777
.118
.767
VAR00031
85.15
73.435
.379
.756
VAR00032
85.53
76.308
.189
.765
VAR00033
85.07
72.398
.446
.752
VAR00034
85.60
72.854
.475
.752
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
VAR00035
86.26
77.390
.110
.768
VAR00036
85.23
73.320
.346
.757
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 4 Skala Penelitian 1
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGIS Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh : Putu Arinda Sulistyawati 119114074
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
PERNYATAAN KESEDIAAN Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi skala ini tanpa adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun akan tetapi dengan sukarela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dan rasakan dalam kehidupan sehari-sehari. Saya juga memberikn ijin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini. Nama / Inisial
:
Umur
:
Asal
:
Yogyakarata,……Oktober 2016
(Pengisi Skala)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
PETUNJUK PENGERJAAN Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan di bawah ini. Kemudian kemukakan pilihan anda, apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda. Berilah tanda (X) pada salah satu pilihan skor jawaban yang tersedia. Adapun makna masing-masing skor adalah sebagai berikut : SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
TS
: Tidak Sesuai
STS
: Sangat Tidak Sesuai Setiap orang dapat memiliki jawaban yang berbeda, karena itu pilihlah
jawaban yang paling sesuai dengan diri anda, karena tidak ada jawaban yang dianggap salah. Pastikan tidak ada pertanyaan yang terlewatkan.
- Selamat Mengerjakan –
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
No
PERNYATAAN SS
1. 2. 3.
4.
5. 6. 7. 8.
9.
10.
11. 12.
Saya dapat mengontrol hasrat untuk membeli produk fashion. Saya segera membeli ketika ada produk fashion yang menarik. Saya bisa menjadi sangat bersemangat jika melihat produk fashion yang menarik dan ingin saya beli. Saat melihat produk fashion yang menarik, saya tidak merasa kecewa ketika tidak membelinya. Saya suka membeli produk fashion tanpa berpikir terlebih dahulu. Saya membeli produk fashion sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Saya membeli produk fashion karena saya sangat menyukainya. Saya mampu meninggalkan toko yang menjual produk fashion yang saya sukai tanpa membelinya. Saya dapat menahan diri untuk tidak tergoda dan langsung membeli produk fashion. Saya sering membeli produk fashion melebihi apa yang saya rencanakan sebelumnya. Saya membeli produk fashion ketika saya membutuhkannya. Sulit bagi saya melewatkan produk fashion yang saya sukai.
JAWABAN S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
No
PERNYATAAN SS
13. 14.
15. 16. 17. 18.
19. 20. 21. 22.
Saya hati-hati ketika memutuskan untuk membeli produk fashion. Saya membeli produk fashion yang sedang menjadi trend meskipun terkadang saya tidak membutuhkannya. Saya suka berpikir panjang terlebih dahulu sebelum saya membeli produk fashion. Saya membeli produk fashion sesuai kebutuhan saya. Saya membeli produk fashion dengan pertimbangan yang matang. Saya mampu menahan hasrat untuk membeli produk fashion yang saya inginkan. Saya membeli produk fashion tanpa alasan. Saya berpikir jangka panjang sebelum membeli produk fashion. Saya akan membeli produk fashion yang menarik hati saya berapapun harganya. Saya lebih suka menabung uang saya daripada membeli produk fashion yang saya inginkan.
JAWABAN S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 5 Skala Penelitian 2
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGIS Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh : Putu Arinda Sulistyawati 119114074
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
PERNYATAAN KESEDIAAN Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi skala ini tanpa adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun akan tetapi dengan sukarela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dan rasakan dalam kehidupan sehari-sehari. Saya juga memberikn ijin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini. Nama / Inisial
:
Umur
:
Asal
:
Yogyakarata,……Oktober 2016
(Pengisi Skala)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
PETUNJUK PENGERJAAN Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan di bawah ini. Kemudian kemukakan pilihan anda, apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda. Berilah tanda (X) pada salah satu pilihan skor jawaban yang tersedia. Adapun makna masing-masing skor adalah sebagai berikut : SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
TS
: Tidak Sesuai
STS
: Sangat Tidak Sesuai Setiap orang dapat memiliki jawaban yang berbeda, karena itu pilihlah
jawaban yang paling sesuai dengan diri anda, karena tidak ada jawaban yang dianggap salah. Pastikan tidak ada pertanyaan yang terlewatkan.
- Selamat Mengerjakan –
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
No
PERNYATAAN
1. 2.
Saya mampu menahan godaan. Saya kesulitan menghentikan kebiasaankebiasaan buruk. Saya malas. Saya mengucapkan hal-hal yang tidak pantas. Saya tidak pernah membiarkan diri saya lepas kendali. Saya melakukan hal-hal tertentu yang tidak baik untuk saya, jika hal tersebut menyenangkan. Orang lain dapat mengandalkan saya untuk tetap pada jadwal. Bangun pagi adalah hal yang sulit bagi saya. Saya kesulitan berkata “tidak”. Saya cukup sering berubah pikiran. Saya mengatakan apapun yang ada dipikiran saya. Orang lain akan mendeskripsikan saya sebagai orang yang impulsif. Saya menolak hal-hal yang tidak baik untuk saya. Saya terlalu boros. Saya menyimpan segala hal dengan rapi. Saya terkadang memanjakan diri saya. Saya terharap saya lebih memiliki disiplin diri. Saya dapat diandalkan.
3. 4. 5. 6.
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
JAWABAN SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
No
PERNYATAAN
19. 20. 21. 22.
Saya mudah terbawa oleh perasaan. Saya melakukan banyak hal secara spontan. Saya tidak pandai menyimpan rahasia. Orang lain akan mengatakan bahwa saya memiliki disiplin diri yang kuat. Saya pernah bekerja atau belajar semalaman di saat-saat terakhir. Saya tidak mudah patah semangat. Akan lebih baik apabila saya berpikir sejenak sebelum bertindak. Saya melakukan hal-hal yang menyehatkan. Saya makan makanan yang sehat. Kesenangan terkadang menghambat saya menyelesaikan pekerjaan saya. Saya kesulitan berkonsentrasi. Saya mampu bekerja secara efektif untuk tujuan-tujuan jangka panjang. Terkadang saya tidak bisa menahan diri untuk melakukan sesuatu, meskipun saya tahu itu salah. Saya sering bertindak tanpa memikirkan semua kemungkinan. Saya terlalu mudah kehilangan kesabaran. Saya sering menyela orang lain. Terkadang saya minum minuman beralkohol atau menggunakan obat-obatan secara berlebihan. Saya selalu tepat waktu
23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
32. 33. 34. 35.
36.
JAWABAN SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 6 Deskripsi Subjek
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
A. Uji Beda Mean Empirik dan Mean Teoritik Kecenderungan Impulsive Buying One-Sample Test Test Value = 55 95% Confidence Interval of the Difference t
df
-11.186
104
Sig. (2-tailed) Mean Difference .000
-10.190
Lower
Upper
-12.00
-8.38
B. Uji Beda Mean Empirik dan Mean Teoritik Kontrol Diri One-Sample Test Test Value = 90 95% Confidence Interval of the Difference t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
-3.814
104
.000
-3.848
Lower
Upper
-5.85
-1.85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 7 Uji Asumsi
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
A. Uji Normalitas
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic IB KD
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
.074
105
.191
.983
105
.205
.085
105
.057
.976
105
.056
a. Lilliefors Significance Correction
B. Uji Linearitas ANOVA Table Sum of Squares
Mean dF Squares
Impulsive
Between (Combined) 5281.971
38
Buying *
Groups
Kontrol Diri
138.999
2.427
.001
438.182
1
438.182
7.650
.007
Deviation
4843.789
37 130.913
2.286
.002
3780.219
66
Linearity
Groups Total
Sig.
Linearity
from
Within
F
9062.190 104
57.276
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 8 Uji Hipotesis
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
A. Uji Hipotesis Kecenderungan Impulsive Buying dengan Kontrol Diri
Correlations IB IB
Pearson Correlation
KD 1
-.220
Sig. (1-tailed) N KD
Pearson Correlation
*
.012 105
105
*
1
-.220
Sig. (1-tailed)
.012
N
105
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
105