Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD DI DESA SELAT Kt. Agus Budiarnawan1, Ni Ngh. Madri Antari2, Ni Wyn. Rati3 1,3
Jurusan PGSD, 2Jurusan BK, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hubungan antara konsep diri dan hasil belajar IPA, (2) hubungan antara pola asuh orang tua dan hasil belajar IPA, dan (3) hubungan antara konsep diri dan pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Desa Selat Kecamatan Sukasada. Jenis penelitian ini adalah Expost-facto, populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD di Desa Selat Kecamatan Sukasada, jumlah sampelnya 114. Teknik pengambilan sampel adalah propotional random sampling. Data diambil dengan menggunakan kuesioner. Jumlah kuesioner konsep diri sebanyak 23 butir, sedangkan jumlah kuesioner pola asuh orang tua sebanyak 25 butir. Data penelitian selanjutnya dianalisis dengan teknik statistik yaitu regresi sederhana, product moment dan regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara konsep diri dan hasil belajar IPA Fhitung = 5,40 > Ftabel = 3,94. Hubungan antara pola asuh orang tua dan hasil belajar IPA Fhitung = 53,32 > Ftabel = 3,94. Hubungan secara bersama-sama antara konsep diri dan pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPA Fhitung = 31,43 > Ftabel = 3,94, yang berarti memiliki hubungan yang signifikan. Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep diri, pola asuh orang tua berhubungan secara signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Desa Selat Kecamatan Sukasada baik secara terpisah maupun simultan. Kata-kata kunci: konsep diri, pola asuh orang tua, hasil belajar IPA.
Abstract This research aimed to determine (1) the relationship between self concept and science learning outcomes, (2) the relationship between parenting parents and science learning outcomes, and (3) the relationship between self concept and parenting parents toward science learning outcomes grade V elementary school in the village of Sukasada Subdistrict Selat. This research is Expost-facto, the population of this study was a grade V elementary school in the village of Sukasada Sub-district Selat, with total sample was 114. Propotional random sampling technique was used in this study. The data was taken using a questionnaire. Number of questionnaires for self concept was 23 points, while the number of questionnaires for parenting parents was also 25 points. The data were analyzed by using a statistical technique that was simple regression, product moment and multiple regressions. The result showed a relationship between self concept and science learning outcomes Fcount = 5,40 > Ftable = 3,94. Parenting parents the relationship between science learning outcomes Fcount = 53,32 > Ftable = 3,94. Relations jointly between self concept and
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) parenting parents toward science learning outcomes Fcount = 31,43 > Ftable = 3,09, which means it has a significant relationship. Based on the findings above it could be concluded that self concept and parenting parents significantly the relationship toward science learning outcomes grade V elementary school in the village of Sukasada Subdistrict Selat both separately and simultanously. Key words: self concept, parenting parents, science learning outcomes.
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu bidang yang penting untuk dimajukan di negara Indonesia, karena pendidikan menjadi salah satu ujung tombak penentu kemajuan suatu negara. Untuk mendukung kemajuan tersebut perlu dipersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan Proses pendidikan berarti didalamnya menyangkut kegiatan pembelajaran dengan segala aspek dan faktor yang mempengaruhi, guru sebagai pengajar dituntut persyaratan kualifikasi tertentu terkait dengan pengetahuan, kemampuan, sikap, dan sifat-sifat pribadi agar proses itu dapat berlangsung dengan efektif dan efisien, pada dasarnya untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran, maka dalam proses tersebut menuntut terjadinya proses pembelajaran yang optimal. Dengan optimalnya proses pembelajaran tersebut diharapkan para siswa meraih hasil belajar yang memuaskan. Inti pokok pendidikan untuk siswa adalah belajar. “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”, Daryanto (2009:2). Kemudian menurut Hakim (dalam Ekadana, 2011:26), mengemukakan bahwa “belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, kemandirian, dan apresiasi”. Tujuan dari usaha belajar adalah untuk mencapai hasil belajar yang baik. Menurut Munawar (2009), mengatakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Sedangkan pendapat lain mengatakan “bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti” (Hamalik, 2009:30) Menurut Howard Kingsley (dalam Sudjana, 2005:45) membagi tiga macam hasil belajar yakni: (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Benyamin Bloom (dalam Sudjana, 2006:22) menyatakan bahwa hasil belajar secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Sementara Caroll (dalam Sudjana, 2005:40) berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yakni (a) bakat pelajar, (b) waktu yang tersedia untuk pelajar, (c) waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, (d) kualitas pengajaran, dan (e) kemampuan individu. Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah seperangkat kompetensi yang dikuasai oleh peserta didik setelah mengalami interaksi proses pembelajaran. Banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa. Faktorfaktor tersebut secara garis besar dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Menurut Sudjana (2005:39), “hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau lingkungan” Faktor internal dalam hal ini konsep diri memang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Namun, faktor eksternal tidak kalah pentingnya dalam memberikan kontribusi dalam pencapaian hasil belajar.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Hasil belajar yang dicapai banyak bergantung pada faktor-faktor tersebut yang saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena hasil belajar seseorang disebabkan oleh beberapa faktor dan hasil interaksi dari faktor-faktor tersebut sehingga menimbulkan perbedaan terhadap hasil belajar siswa. Diantara faktor-faktor yang menimbulkan perbedaan hasil belajar tersebut adalah konsep diri dan pola asuh orang tua. Hendra (dalam Ekadana, 2011:9) menyatakan “konsep diri berkaitan dengan apa yang siswa rasakan seperti gambaran, cara pandang, keyakinan, pemikiran, perasaan terhadap apa yang dimiliki orang tentang dirinya sendiri, meliputi kemampuan, karakteristik diri, sikap, perasaan, kebutuhan, tujuan hidup, dan penampilan diri”. Melalui konsep diri ini siswa bercermin untuk melakukan proses menilai, mengukur atau menakar atas apa yang dimilikinya. Konsep diri inilah yang menentukan perasaan siswa dalam merespon segala rangsangan dari luar untuk melakukan sesuatu. Setiap siswa yang ingin dirinya sukses dalam belajar, bergaul, berkarir, langkah awal kesuksesannya yaitu mengenal diri, mempelajari kualitas dirinya. Memiliki konsep diri atau gambaran tentang diri sendiri sangat berpengaruh dalam menunjang kemampuan bersosialisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat. Perkembangan konsep diri seseorang sangat tergantung dari pematangan pengalaman dan pengetahuan seseorang. Semakin banyak pengalaman dan pengetahuan seseorang maka konsep dirinya akan berkembang ke arah yang positif dan produktif. Menurut Nurkancana (2000:95), “konsep diri adalah pendapat seseorang tentang dirinya sendiri”. Misalnya pendapat tentang apakah saya pandai, apakah saya pendiam, apakah saya disenangi orang dan sebagainya. Konsep diri tersebut terbentuk berdasarkan persepsi seseorang mengenai sikap-sikap orang lain terhadap dirinya. Lebih lanjut Nelson (dalam Endra, 2005:36), menyatakan “konsep diri adalah persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri yang tidak selalu berhubungan dengan
pengalaman diri atau tidak berhubungan dengan diri secara organik”. Mulyana (2000:7) mengemukakan “konsep diri adalah pandangan mengenai siapa diri kita dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan lewat orang lain tentang diri kita”. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa konsep diri yang dimiliki seseorang dapat diketahui lewat informasi, pendapat, penilaian atau evaluasi orang lain mengenai diri orang tersebut. Individu akan mengetahui bahwa dirinya cantik, pandai, atau ramah jika ada informasi dari orang lain mengenai dirinya. Sebaliknya, individu akan tidak tahu bagaimana ia dihadapkan orang lain tanpa ada informasi atau masukan dari lingkungan maupun orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung, individu telah menilai dirinya sendiri. Penilaian terhadap diri sendiri itu meliputi watak dirinya, orang lain dapat menghargai dirinya atau tidak, dirinya termasuk orang yang berpenampilan menarik, cantik atau tidak. Gunarsa (2004) mengungkapkan bahwa konsep diri terbentuk berdasarkan persepsi seseorang mengenai sikap-sikap orang lain terhadap dirinya. Pada seorang anak, ia mulai belajar berpikir dan merasakan dirinya seperti apa yang telah ditentukan oleh orang lain dalam lingkungannya, misalnya orang tuanya, gurunya ataupun teman-temannya. Sehingga apabila seorang guru mengatakan secara terus menerus pada seorang muridnya bahwa ia kurang mampu, maka lama kelamaan anak akan mempunyai konsep diri semacam itu. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan konsep diri adalah pandangan atau persepsi tentang diri sendiri yang bersifat komplek yang berkaitan dengan karakteristik fisik, sosial, fsikologis, nilai dan prinsip dalam hidup. Selain konsep diri, pola asuh orang tua juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Secara harfiah, Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Cahyatni, 2011:20), istilah pola asuh terdiri dari dua kata yaitu kata pola dan asuh. Pola berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap. Sedangkan kata asuh berarti menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil, membimbing (membantu, melatih dan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) sebagainya), dan memimpin (mengepalai dan menyelenggarakan) satu badan atau lembaga. Kata asuh mencakup segala aspek yang berkaitan dengan pemeliharaan, perawatan, dukungan, dan bantuan sehingga orang tetap berdiri dan menjalani hidupnya secara sehat. Nuraeni (dalam Cahyatni, 2011:20), mengatakan bahwa “pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan orang tua kepada anak dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu”, Disamping itu, pola asuh juga berarti suatu bentuk kegiatan merawat, memelihara dan membimbing yang dilakukan orang tua kepada anak-anaknya agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat dan mandiri. Pola asuh orang tua merupakan faktor yang penting dalam membentuk watak, kepribadian, kecerdasan emosional, pembentukan konsep diri dan penanaman nilai-nilai bagi anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal. Menurut Tafsir (dalam Yusniah, 2008:10), pola asuh berarti “pendidikan, sedangkan pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama”. Disamping itu, Thoha (dalam Yusniah, 2008:16) mengemukakan bahwa pola asuh orang tua adalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak. Jika pendidikan keluarga dapat berlangsung dengan baik maka akan mampu menumbuhkan perkembangan kepribadian anak menjadi manusia dewasa yang memiliki sikap positif terhadap agama, kepribadian yang kuat dan mandiri, potensi jasmani dan rohani serta intelektual yang berkembang secara optimal. Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian pola asuh orang tua adalah cara mengasuh dan metode disiplin orang tua dalam berhubungan dengan anaknya dengan tujuan membentuk watak, kepribadian, kecerdasan emosional dan memberikan
nilai-nilai bagi anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal. Ketika dilakukan observasi di sekolah dasar yang ada di Desa Selat ada siswa yang tampaknya bisa “memiliki segalanya” seperti memperoleh hasil belajar yang tinggi, keluarga harmonis dan tampak begitu dihargai oleh siswa yang lain dan gurunya. Sementara itu, sebagian besar siswa di sekolah yang sama justru terpuruk ke dalam keadaan frustasi karena memiliki hasil belajar yang sedang dan rendah. Diyakini ada sesuatu hal yang menyebabkan adanya siswa yang memperoleh kesuksesan dan yang tidak. Disamping itu, diyakini ada kualitas yang membedakan antara siswa yang hasil belajarnya tinggi dan siswa yang hasil belajarnya rendah. Jika dapat diketahui penyebab tersebut, mungkin secara bersama-sama dengan pihak sekolah akan mampu mewujudkan siswa yang ideal yang diinginkan sesuai standar yang sudah ditetapkan. Berdasarkan pencatatan dokumen dari sekolah dasar yang ada di Desa Selat diperoleh data nilai ulangan mata pelajaran IPA siswa kelas V SD yang rendah. Hal itu disebabkan dari dalam diri siswa ataupun dari lingkungan siswa itu sendiri, seperti pergaulan teman sebaya, sering bertengkar, ingin selalu tampil berbeda dari teman-temannya yang secara tidak langsung mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan paparan di atas dipandang perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Konsep Diri dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD di Desa Selat Kecamatan Sukasada Tahun Pelajaran 2013/2014”. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: untuk mengetahui hubungan antara konsep diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Desa Selat Kecamatan Sukasada dan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Desa Selat Kecamatan Sukasada. Serta untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan pola asuh
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Desa Selat Kecamatan Sukasada. METODE Penelitian ini merupakan penelitian Ex-post facto, karena upaya pendekatan terhadap gejala penelitian dilakukan secara wajar apa adanya tanpa melakukan manipulasi terhadap gejala yang diteliti. Secara sederhana penelitian Ex-post facto menunjuk pada perlakuan atau manipulasi variabel bebas (variabel X) sudah terjadi sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu memberikan perlakuan lagi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD di Desa Selat yang berjumlah 133 orang. Berdasarkan tabel penentuan sampel menunjukkan jumlah populasi yang jumlah 133 orang siswa, maka jumlah sampelnya adalah 97 siswa yang diperoleh berdasarkan tabel, anggota sampel yang diperoleh diperkirakan akan dapat diobservasi sebesar 95%, kemudian dari jumlah 95% ini, bisa diperkirakan hanya 90% datanya dapat diolah, kemudian dari anggota sampel yang diperoleh akan dihitung berdasarkan formula dari Warwick & Lininger, jadi anggota sampel penelitian ini adalah berjumlah 114 siswa. Siswa yang menjadi sampel ini diambil dari masingmasing kelas dengan teknik propotional random sampling. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode kuesioner dan pencatatan dokumen. Dalam penelitian ini sesuai dengan data yang dikumpulkan, instrumen yang digunakan adalah kuesioner konsep diri, kuesioner pola asuh orang tua, dan pencatatan dokumen. Kuesioner konsep diri ini dibuat sendiri berdasarkan teori Hultt (dalam Artati, 2010) yang terdiri dari aspek konsep diri fisik, konsep diri akademik, dan konsep diri sosial, yang berguna untuk mengukur sejauh mana konsep diri yang dimiliki siswa kelas V SD di Desa Selat. Jumlah item kuesioner ini awalnya yaitu 30 item, setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas maka jumlah item kuesioner konsep diri yaitu 23 item. Kuesioner yang digunakan dalam mengukur konsep diri ini menggunakan kuesioner pola Likert.
Kuesioner pola asuh orang tua ini dibuat sendiri berdasarkan teori Gading (dalam Cahyatni, 2011:31) yang terdiri dari aspek pola asuh acceptance (menerima) dan pola asuh rejection (menolak) anaknya, yang berguna untuk mengukur sejauh mana hubungan pola asuh orang tua yang diterapkan terhadap siswa kelas V SD di Desa Selat. Jumlah item kuesioner ini awalnya yaitu 30 item, setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas maka jumlah item kuesioner pola asuh orang tua yaitu 25 item. Kuesioner yang digunakan dalam mengukur pola asuh orang tua ini menggunakan kuesioner pola Likert. Pencatatan dokumen ini digunakan untuk melakukan pengumpulan data terhadap Hasil Belajar IPA. Untuk memperoleh skor atau nilai dari variabel “Tingkat hasil belajar rata-rata siswa” sebagai variabel terikat (Y) dilakukan perhitungan nilai rata-rata nilai ulangan mata pelajaran IPA. Analisis dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu: (1) analisis data untuk prasyarat analisis dilakukan uji normalitas, uji linieritas hubungan dan uji multikolinieritas. Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah variabel bebas dan variabel terikat berdistribusi normal atau tidak, dilakukan dengan cara membandingkan nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan signifikansi, yaitu 0,05. Dasar pengambilan keputusan (Singgih, 2000:212). Skor signifikan K-S > 0,05, maka data berdistribusi normal, skor signifikan K-S < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal. Untuk uji linieritas digunakan analisis regresi sederhana yang dilanjutkan dengan uji F. Dengan kaidah keputusan yaitu: jika F hitung < F tabel (0.05), maka Ho diterima dan jika F hitung > F tabel (0.05), maka Ho ditolak. Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup tinggi atau tidak diantara variabel-variabel bebas. Teknik yang digunakan adalah mencari nilai korelasi X1 terhadap Y, korelasi X2 terhadap Y dan korelasi X1 terhadap X2.. (2) analisis data untuk uji hipotesis 1 dan 2 serta uji hipotesis 3.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Untuk uji hipotesis 1 dan 2 digunakan teknik analisis regresi sederhana yang kemudian dilanjutkan dengan perhitungan menggunakan rumus Product Moment. Dasar pengambilan keputusan: jika r hitung > r tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima dan jika r hitung < r tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Untuk uji hipotesis 3 digunakan uji regresi ganda (dua prediktor) yang kemudian dilanjutkan mencari korelasi ganda dan kemudian dilakukan uji signifikansi R dengan rumus F. Kriteria
pengujian: H0 diterima dan H1 ditolak apabila F hitung ≤ F tabel dan H0 ditolak dan H1 diterima apabila F hitung > F tabel. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian memaparkan rata-rata, median, modus, standar deviasi, varian, skor minimum, skor maksimum, dan range dari data konsep diri, pola asuh orang tua dan hasil belajar IPA. Hasilnya disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Deskripsi data konsep diri, pola asuh orang tua dan hasil belajar IPA Variabel Konsep Diri Pola Asuh Orang Tua Hasil belajar IPA
Mean
Median
Modus
Standar deviasi
Varian
Skor min
Skor max
Range
81,73
82
83
11,68
135,29
59
109
50
95,02
94
89,93
9,35
86,72
71
115
44
69,11
69
70
8,73
75,50
50
85
35
Uji normalitas yang digunakan adalah teknik Kolmogrov-Smirnov. Hasil uji normalitas konsep diri, berdasarkan perhitungan yang dilakukan didapatkan pada tabel kerja diperoleh Dhitung = 0,0652, kemudian hasil yang didapatkan dari perhitungan tersebut dibandingkan dengan Dtabel, dengan N = 114 dan taraf signifikansi 0,05 adalah 0,142. Ternyata Dhitung lebih kecil dari Dtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel yang berasal dari populasi untuk data konsep diri berdistribusi secara normal. Hasil uji normalitas pola asuh orang tua, berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan teknik KolmogrovSmirnov. Didapatkan hasil pada tabel kerja, diperoleh Dhitung = 0,0597, yang kemudian hasilnya dibandingkan dengan Dtabel, dengan N = 114 dan taraf signifikansi 0,05 adalah 0,142. Ternyata Dhitung lebih kecil dari Dtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel yang berasal dari populasi untuk data pola asuh orang tua berdistribusi secara normal.
Hasil uji normalitas hasil belajar IPA, berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada tabel kerja diperoleh Dhitung = 0,0692, kemudian hasilnya dibandingkan dengan Dtabel, dengan N = 114 dan taraf signifikansi 0,05 adalah 0,142. Ternyata Dhitung lebih kecil dari Dtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel yang berasal dari populasi untuk data hasil belajar IPA berdistribusi secara normal. Untuk menguji linieritas menggunakan regresi sederhana yang dilanjutkan dengan uji F. Dengan kaidah keputusan sebagai berikut: jika F hitung < F tabel (0.05), maka H0 : diterima dan jika F hitung > F tabel (0.05), maka H o : ditolak Berdasarkan hasil uji linieritas konsep diri dengan hasil belajar IPA, ternyata Fhitung lebih kecil dari Ftabel atau 0,81 < 3,94, maka data untuk konsep diri berpola linier, sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis uji regresi dapat dilanjutkan. Berdasarkan hasil perhitungan uji linieritas pola asuh orang tua dengan hasil belajar IPA, ternyata Fhitung lebih kecil dari
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Ftabel atau -0,10 < 3,94 maka data untuk pola asuh orang tua berpola linier, sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis uji regresi dapat dilanjutkan. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup tinggi atau tidak diantara variabel-variabel bebas. Apabila terdapat hubungan yang cukup tinggi (Signifikan) diantara variabel bebas, dapat disimpulkan bahwa terdapat kesamaan aspek yang diukur diantara varibel bebas tersebut. Hal ini berarti tidak layak digunakan untuk menentukan hubungan secara bersamasama variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika koefisien ganda antar variabel bebas mendekati koefisien korelasi ganda, maka terjadi multikolinearitas. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai korelasi ganda Rx1.x2.Y = 0,602, sedangkan koefisien ganda antar variabel bebas adalah 0,028. Dari hasil tersebut, maka diperoleh bahwa koefisien korelasi ganda antar variabel bebas tidak mendekati koefisien korelasi ganda sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas. Hal ini berarti layak digunakan untuk menentukan hubungan secara bersama-sama variabel bebas yaitu konsep diri dan pola asuh orang tua terhadap variabel terikat yaitu hasil belajar IPA. Hipotesis I alternatif (Ha) berbunyi: terdapat hubungan yang positif dan signifikan konsep diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Desa Selat Kecamatan Sukasada. Hipotesis I nihil (Ho) berbunyi: tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan konsep diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Desa Selat Kecamatan Sukasada. Uji hipotesis I dilakukan dengan teknik regresi sederhana, yang kemudian dilanjutkan dengan perhitungan product moment. Hasil analisis hubungan antara variabel konsep diri (X1) terhadap hasil belajar IPA siswa yang didapatkan adalah 0,215. Jadi nilai korelasi tersebut dikategorikan memiliki hubungan yang rendah, antara konsep diri dengan hasil belajar IPA. Berdasarkan perhitungan, diperoleh rhitung > rtabel atau 0,215 lebih besar
daripada 0,195, sehingga nilai rhitung signifikan. Dengan demikian, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan konsep diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Desa Selat Kecamatan Sukasada. Berdasarkan perhitungan didapatkan kontribusi sumbangan variabel 4,62%. Hipotesis II alternatif (Ha) berbunyi: terdapat hubungan yang positif dan signifikan pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Desa Selat Kecamatan Sukasada. Hipotesis II nihil (Ho) berbunyi: tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Desa Selat Kecamatan Sukasada. Uji hipotesis II dilakukan dengan teknik regresi sederhana, yang kemudian dilanjutkan dengan perhitungan product moment. Hasil analisis korelasi pola asuh orang tua (X2) terhadap hasil belajar IPA (Y) perhitungan yang didapatkan adalah 0,568, nilai korelasi tersebut dikategorikan memiliki hubungan yang cukup kuat, antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar IPA. Berdasarkan perhitungan, diperoleh rhitung > rtabel atau 0,568 lebih besar daripada 0,195, sehingga nilai rhitung signifikan. Dengan demikian maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Desa Selat Kecamatan Sukasada. Berdasarkan perhitungan didapatkan kontribusi sumbangan variabel 32,26%. Hipotesis III alternatif (Ha) berbunyi: terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dan pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Desa Selat Kecamatan Sukasada. Hipotesis III nihil (Ho) berbunyi: tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dan pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Desa Selat Kecamatan Sukasada. Uji hipotesis III dilakukan dengan teknik regresi ganda (dua prediktor) yang
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) dilanjutkan mencari korelasi ganda dan kemudian dilakukan uji signifikansi R dengan rumus F. Hasil perhitungan yang didapatkan adalah 0,602, yang kemudian dilanjutkan menguji signifikansi dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Kaidah pengujian signifikansi: jika Fhitung ≥ Ftabel (0,05), maka H0 ditolak, yang artinya signifikan dan jika Fhitung ≤ Ftabel (0,05), maka H0 diterima, yang artinya tidak signifikan dengan taraf signifikansi 5%, dk pembilang = 2, dan dk penyebut (n-m-1= 114–2–1=111) adalah 111, maka diperoleh nilai F tabel adalah 3,09. Ternyata Fhitung > Ftabel atau 31,43 lebih besar daripada 3,09, sehingga nilai Fhitung signifikan. Dengan demikian maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan konsep diri dan pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Desa Selat Kecamatan Sukasada. Dari hasil analisis regresi diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri terhadap hasil belajar IPA. Dalam hasil penelitian ini diperoleh bahwa sumbangan variabel konsep diri sebesar 4,62% terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Desa Selat Kecamatan Sukasada. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar IPA adalah pola asuh orang tua. Berdasarkan hasil analisis di atas juga diperoleh bahwa pola asuh orang tua berhubungan signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa. Dari hasil analisis tersebut diperoleh bahwa sumbangan variabel pola asuh orang tua sebesar 32,26% terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Desa Selat Kecamatan Sukasada. Berdasarkan paparan tentang hubungan konsep diri dan pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa maka dapat disimpulkan bahwa konsep diri dan pola asuh orang tua memberikan sumbangan yang signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa. Hal tersebut dapat diketahui dari besarnya sumbangan kedua variabel tersebut secara bersama-sama adalah 36,24%. Hasil penelitian ini didukung landasan teori yang telah dikemukakan pada bab II,
seperti pernyataan Hendra (dalam Ekadana, 2011:9) bahwa konsep diri adalah gambaran, cara pandang, keyakinan, pemikiran, perasaan terhadap apa yang dimiliki orang tentang dirinya sendiri, meliputi kemampuan, karakteristik diri, sikap, perasaan, kebutuhan, tujuan hidup, dan penampilan diri. Melalui konsep diri ini siswa bercermin untuk melakukan proses menilai, mengukur atau menakar atas apa yang dimilikinya. Konsep diri inilah yang menentukan perasaan siswa dalam merespon segala rangsangan dari luar untuk melakukan sesuatu. Setiap siswa yang ingin dirinya memperoleh hasil belajar yang baik, langkah awal kesuksesannya yaitu mengenal diri, mempelajari kualitas dirinya. Dampak kepada pelajar sebagai implikasi dari perilaku tersebut ia dapat berusaha agar dapat memperoleh hasil belajar IPA yang baik di sekolah. Dengan demikian, semakin positif konsep diri yang dimiliki oleh siswa, maka akan semakin tinggi hasil belajar IPA siswa. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ekadana, yang menyatakan bahwa konsep diri berhubungan positif terhadap prestasi belajar. Korelasi antara konsep diri dengan prestasi belajar sebesar 0,365. Tinggi rendahnya hasil belajar IPA siswa sangat bergantung pada pola asuh yang diterapkan oleh orang tua di rumah. Hasil penelitian ini diperkuat pernyataan Thoha (dalam Yusniah, 2008:16) mengemukakan bahwa pola asuh orang tua adalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak. Jika pendidikan keluarga dapat berlangsung dengan baik maka akan mampu menumbuhkan perkembangan kepribadian anak menjadi manusia dewasa yang memiliki sikap positif terhadap agama, kepribadian yang kuat dan mandiri, potensi jasmani dan rohani serta intelektual yang berkembang secara optimal. Sehingga siswa yang dalam kehidupan sehari-hari berada dalam asuhan yang demokratis yaitu orang tua lebih memprioritaskan kepentingan anak, bersikap realistis dan tidak berharap lebih
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) dari batas kemampuan anak. Orang tua yang memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih sikap dalam setiap mengambil keputusan baik itu dalam belajar maupun yang lain, orang tua hanya membimbing dan memberi masukan terhadap setiap keputusan yang diambil oleh anak dengan pendekatan yang hangat. Dengan demikian, semakin demokratis pola asuh yang diterapkan oleh orang tua, maka akan semakin tinggi hasil belajar IPA siswa. Sehingga berdasarkan paparan tersebut, perlu kiranya pihak-pihak terkait baik itu orang tua, sekolah maupun masyarakat mengupayakan agar siswa memiliki konsep diri positif dan pola asuh orang tua yang mengarah pada perkembangan yang baik bagi anak nantinya. Hal ini mencerminkan konsep diri yang dimiliki siswa sudah terbentuk dengan baik begitu pula dengan pola asuh orang tua sehingga mampu memperoleh hasil belajar IPA yang baik pula. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Desa Selat Kecamatan Sukasada. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Desa Selat Kecamatan Sukasada. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dan pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD di Desa Selat Kecamatan Sukasada. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut. Bagi siswa disarankan agar tetap menanamkan konsep diri yang positif terhadap diri sendiri, baik di dalam maupun di luar sekolah sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Para orang tua siswa diharapkan selalu memperhatikan dan membimbing anaknya ke arah terbentuknya konsep diri yang positif dan memperoleh hasil belajar yang baik karena keberhasilan siswa dalam belajar juga sangat tergantung dari pola asuh orang tua,
sehingga harapan siswa dan orang tua dapat terwujud. Selain itu, orang tua juga diharapkan selalu menciptakan kondisi keluarga yang harmonis, utuh dan mampu memberikan teladan dan kepemimpinan yang baik pada anak. Bagi para guru hendaknya berusaha untuk mengetahui konsep diri yang dimiliki oleh siswa dan jenis pola asuh yang diterapkan oleh orang tua untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya hasil belajar IPA. Bagi peneliti lain yang berminat terhadap temuan penelitian ini dapat melakukan pembuktianpembuktian lebih mendalam dengan mengambil populasi dan sampel yang lebih besar. DAFTAR PUSTAKA Artati. 2010. Penerapan Teknik Konseling Rasional Emotif Terapi Untuk Membentuk Konsep Diri Positif Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Singaraja. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Jurusan Bimbingan Konseling UNDIKSHA Cahyatni, Mardiasni Ketut. 2011. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dan Kecerdasan Emosional Terhadap Perilaku Asertif pada Siswa Kelas X dan XI SMKN 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Jurusan Bimbingan Konseling UNDIKSHA Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran. Jakarta: AV Publisher Ekadana, Sang Made. 2011. Hubungan Antara Konsep Diri dan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar di Kalangan Siswa Kelas VIII SMPN se-Kota Singaraja yang Berprestasi Tinggi. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Jurusan Bimbingan Konseling UNDIKSHA Endra, Dwi Suantara I Nengah. 2005. Kontribusi Pola Asuh Orang Tua, Konsep Diri, Harga Diri dan Pribadi Mandiri dalam Kaitannya dengan Perilaku Sosial Para Siswa SMA Negeri di Kabupaten Buleleng. Tesis (tidak diterbitkan). Program
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Pasca Sarjana-IKIP Singaraja
Negeri
Gunarsa, Singgih Dirga. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya Munawar, Indra. 2009. Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi). Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional Nurkancana, Wayan. 2000. Pemahaman Individu. Surabaya: Usaha Nasional Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo -------. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo Yusniah. 2008. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Mts Al-Falah Jakarta Timur. Skripsi (tidak diterbitkan). Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. http://repository.ac.id/bitstream/1234 56789/15714/1/psides2008%20%28 1%29.pdf (diakses 10 Pebruari 2013).