27
HUBUNGAN ANTAR GENERASI Bab ini menjelaskan tentang analisis hubungan karakteristik lansia dengan hubungan antar generasi. Bentuk dukungan orang tua terhadap anak atau anak terhadap orang tua ada kemungkinan dipengaruhi oleh karakteristik responden atau lansia. Beberapa karakteristik lansia seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, status ekonomi, dan status sosial sudah teridentifikasi. Pertanyaan yang diajukan kepada responden berkaitan dengan bentuk hubungan antar generasi yang terjalin dalam rumah tangga lansia. Sejumlah pertanyaan tersebut mencoba mengarahkan pada bentuk dukungan orang tua yang diberikan kepada anak, dan juga bentuk dukungan anak terhadap orang tua. Menurut hasil penelitian Fingerman et al. (2011) yang dilakukan di Philadelphia, AS, bahwa bentuk hubungan antar generasi umumnya terjadi dalam bentuk dukungan orang tua terhadap anaknya. Menurutnya orang tua akan senantiasa memberikan dukungan finansial dan kasih sayang untuk anaknya. Orang tua akan mendapat perhatian lebih dari anaknya ketika usianya sudah mencapai usia lanjut atau mengalami kecacatan. Begitupun dengan hasil penelitian Leopold (2012) di Jerman mengenai transfer dukungan finansial. Menurutnya, orang tua akan senantiasa memberikan dukungan finansial kepada anaknya dalam bentuk pemberian rumah, tanah atau kepemilikan barang berharga, uang tunai dan juga deposito bank. Berikut ini dijelaskan bagaimana bentuk hubungan antar generasi yang terjadi di desa penelitian. Analisis Hubungan Umur dengan Hubungan Antar Generasi Analisis hubungan umur dengan hubungan antar generasi terlihat pada Tabel 7. Lansia muda umumnya lebih banyak memberikan dukungan kepada anaknya. Hal ini terlihat dari presentase yang tinggi pada dukungan lansia muda terhadap anak dalam beberapa aspek seperti perawatan ketika anak sakit dan keterlibatan dalam keluarga anak. Bentuk dukungan orang tua (lansia) dalam hal perawatan anak berupa biaya pengobatan dan juga perawatan di rumah. Sebagaimna salah satu responden bernama HJh (91 tahun) yang merawat anaknya yang sedang sakit berat. Hjh selalu menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membeli obat. Ada pun bentuk dukungan lain yang diberikan lansia kepada anaknya adalah berupa terlibatnya dalam keluarga anak. Keterlibatan ini terlihat dalam hal perawatan cucu dan juga pemberian uang jajan. Seperti halnya Sai (63 tahun) yang menghabiskan waktunya untuk merawat cucu selain rutin menghadiri pengajian. Lansia tua umumnya mendapatkan dukungan dari anak dalam aspek peran anak atau menantu perempuan. Angka yang tinggi terlihat dari presentase lansia tua yang mendapat perawatan dari anak perempuan atau menantu perempuan sebesar 70%. Bentuk bantuan anak atau menantu perempuan yang diberikan umumnya membantu dalam hal memasak dan juga merawat ketika sakit. Salah satu contohnya adalah responden bernama Ach (82 tahun) yang sakit berat sehingga tidak bisa beranjak dari tempat
28
tidurnya. Segala kebutuhannya bergantung pada menantu perempuannya, karena anak laki-lakinya pergi bekerja. Menantu perempuannya senantiasa membantu Ach pergi ke kamar mandi, menyiapkan makan, dan juga membersihkan kamar dan tempat tidurnya. Tabel 7 Jumlah dan presentase lansia muda dan lansia tua menurut hubungan antar generasi, di Desa Cihideung Ilir, tahun 2012 Lansia muda Lansia tua Hubungan antar Presentase Presentase Jumlah Jumlah generasi (%) (%) Dukungan orang tua terhadap anak Perawatan 8 40 1 10 sakit Terlibat dalam 14 70 2 20 keluarga anak Alih pemilikan 20 100 10 100 rumah Pembelian 3 15 2 20 kendaraan Dukungan anak terhadap orang tua Penyediaan 5 25 4 40 makan Perawatan 5 25 4 40 ketika sakit Peran Anak atau 16 80 7 70 menantu perempuan Pemberian 10 50 5 50 uang 20 100 10 100 Total
29
Analisis Hubungan Jenis Kelamin dengan Hubungan Antar Generasi Berikut ini dijelaskan mengenai analisis hubungan jenis kelamin responden dengan hubungan antar generasi. Tabel 8 Jumlah dan presentase lansia laki-laki dan perempuan berdasarkan hubungan antar generasi, di Desa Cihideung Ilir, tahun 2012 Laki-laki Perempuan Hubungan antar Presentase Presentase Jumlah Jumlah generasi (%) (%) Dukungan orang tua terhadap anak Perawatan 5 33.33 4 26.67 sakit Terlibat dalam 8 53.33 8 53.33 keluarga anak Alih pemilikan 15 100 15 100 rumah Pembelian 4 26.76 1 6.67 kendaraan Dukungan anak terhadap orang tua Penyediaan 4 26.67 5 33.33 makan Perawatan 4 26.67 5 33.33 ketika sakit Peran Anak atau 12 80 11 73.33 menantu perempuan Pemberian 6 40 9 60 uang 15 100 15 100 Total Umumnya lansia laki-laki lebih banyak memberikan dukungan untuk anaknya, dibandingkan dengan lansia perempuan. Khususnya terlihat dalam dukungan orang tua (lansia) dalam membelikan anak kendaraan. Sebanyak 26.67% lansia laki-laki membelikan anak kendaraan dibandingkan lansia perempuan hanya 6.67% yang membelikan kendaraan. Pembelian kendaraan tersebut umumnya membantu dalam membeli motor
30
secara kredit. Lansia hanya sebatas membayar down payment (DP). Pembayaran angusran dilakukan oleh anaknya hingga lunas. Baik lansia laki-laki maupun lansia perempuan sama-sama memberikan dukungan dalam hal perawatan anak ketika sakit, terlibat dalam keluarga anak dan mengalihkan kepemilikan rumah. Dukungan anak yang diberikan kepada orang tua (lansia) lebih didominasi dalam bentuk peran anak atau menantu perempuan dan pemberian uang. Umumnya lansia mendapatakan uang dari anak namun dengan jumlah yang beragam. Anak yang memberi uang kepada orang tuanya umumnya sudah bekerja tetap dan memiliki penghasilan tetap. Lansia perempuan lebih banyak yang menerima uang dari anak dibanding lansia laki-laki. Mengingat lansia laki-laki umumnya masih bekerja. Analisis Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Hubungan Antar Generasi Mayoritas tingkat pendidikan lansia yang ada di desa penelitian masih tergolong rendah. Mereka hanya lulusan sekolah dasar, atau tidak tidak lulus sekolah dasar, ada pula yang tidak pernah sekolah sama sekali. Lansia yang berpendidikan rendah memberikan bantuan untuk anaknya berupa keterlibatannya dalam keluarga anak dengan presentase 46.16%. Sama halnya dengan lansia yang berpendidikan sedang dan tinggi semuanya terlibat dalam keluarga anaknya. Oleh karena itu, tidak ada perbedaan signifikan antara lansia berpendidikan rendah, sedang dan tinggi dalam memberikan bantuan berupa keterlibatan dalam keluarga anak. Lansia yang berpendidikan rendah masih ada yang membelikan anak kendaraan, dibandingkan dengan lansia berpendidikan sedang dan tinggi tidak ada sama sekali. Angka yang tinggi masih ditunjukkan dalam hal peran anak perempuan atau menantu perempuan. Lansia yang tergolong pendidikan rendah, sedang dan tinggi memiliki presentase yang tinggi dalam hal peran anak perempuan atau menantu perempuan. Peran anak atau menantu perempuan terlihat dari perawatan ketika sakit dan membantu dalam menyediakan makan atau turut bantu memasak. Tingkat pendidikan lansia tidak cukup berpengaruh dalam hal peran anak perempuan atau menantu perempuan. Lengkapnya disajikan pada Tabel 9.
31
Tabel 9 Jumlah dan presentase tingkat pendidikan lansia berdasarkan hubungan antar generasi, di Desa Cihideung Ilir, tahun 2012 Hubungan antar generasi Dukungan orang tua terhadap anak Perawatan sakit
Terlibat dalam keluarga anak Alih pemilikan rumah Pembelian kendaraan
Rendah Presentase Jumlah (%)
Sedang Presentase Jumlah (%)
Tinggi Presenta Jumlah se (%)
9
34.62
0
0
0
0
12
46.16
3
100
1
100
26
100
3
100
1
100
5
19.23
0
0
0
0
7
26.92
1
33.33
1
100
8
30.77
1
33.33
0
0
19
73.08
3
100
1
100
13
50
1
33.33
1
100
26
100
3
100
1
100
Dukungan anak terhadap orang tua Penyedian makan Perawatan ketika sakit Peran Anak atau menantu perempuan Pemberian uang
Total
Analisis Hubungan Status Perkawinan dengan Hubungan Antar Generasi Lansia yang berstatus kawin dan janda umumnya memberikan bantuan dalam hal keterlibatannya dalam keluarga anak. Lansia yang berstatus kawin masih banyak meluangkan waktunya untuk anak-anaknya. Mereka masih memiliki waktu untuk berkumpul dan bercengkrama. Umumnya mereka berkumpul pada malam hari ketika semua orang sudah ada di rumah. Aktivitas yang dilakukan adalah menonton televisi bersama. Lansia dan anaknya saling bertukar cerita misalnya mengenai pekerjaan, sekolah cucunya dan lain sebagainya. Ada pula lansia yang sering mengunjungi cucunya secara rutin. Sama halnya dengan lansia yang berstatus janda lebih banyak menghabiskan waktunya dengan anak beserta cucunya. Aktivitas lain yang
32
sering dijalani oleh lansia berstatus janda adalah menghadiri pengajian. Umumnya lansia janda sudah tidak bekerja, sehingga lebih sering bertemu dan berkumpul dengan keluarga anak. Oleh karena itu, terlibatnya lansia janda dalam keluarga anak terlihat jelas. Lansia yang berstatus janda juga umumnya mendapatkan uang dari anak. Selain karena sudah tidak bekerja sehingga tidak memiliki uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Namun umumnya mereka masih tinggal dengan anaknya. Tabel 10 Jumlah dan presentase status perkawinan responden berdasarkan hubungan antar generasi, di Desa Cihideung Ilir, tahun 2012 Hubungan antar generasi Dukungan orang tua terhadap anak Perawatan sakit
Terlibat dalam keluarga anak Alih pemilikan rumah Pembelian kendaraan
Kawin Presentase Jumlah (%)
Duda Presentase Jumlah (%)
Janda Presenta Jumlah se (%)
4
28.57
1
25
4
33.33
9
64.28
1
25
6
50
14
100
4
100
12
100
4
28.57
0
0
1
8.33
2
14.28
2
50
5
41.67
2
14.28
2
50
5
41.67
10
71.43
3
75
10
83.33
5
35.71
2
50
8
66.67
14
100
4
100
12
100
Dukungan anak terhadap orang tua Penyedian makan Perawatan ketika sakit Peran Anak atau menantu perempuan Pemberian uang
Total
33
Analisis Hubungan Status Ekonomi dengan Hubungan Antar Generasi Berikut ini disajikan Tabel 11 tentang analisis hubungan status ekonomi dengan hubungan antar generasi. Tabel 11 Jumlah dan presentase status ekonomi responden berdasarkan hubungan antar generasi, di Desa Cihideung Ilir, tahun 2012 Hubungan Rendah antar Jumlah Presentase (%) generasi Dukungan orang tua terhadap anak Perawatan 9 30 sakit Terlibat dalam 16 53.33 keluarga anak Alih pemilikan 30 100 rumah Pembelian 5 16.67 kendaraan Dukungan anak terhadap orang tua Penyediaan 9 30 makan Perawatan 9 30 ketika sakit Peran Anak atau 23 76.67 menantu perempuan Pemberian 15 50 uang 30 100 Total Semua lansia yang ada di desa penelitian masih berstatus ekonomi rendah. Oleh karenanya, hubungan antar generasi yang terjalin tidak begitu jelas terlihat pengaruhnya oleh status ekonomi. Sama halnya dengan karakteristik responden sebelumnya, dukungan orang tua terhadap anak lebih banyak pada keterlibatannya dalam keluarga anak, dan dukungan anak kepada orang tuanya lebih banyak terlihat dari peran anak atau menantu perempuan. Maka dari itu, status ekonomi tidak berpengaruh pada bentuk hubungan antar generasi yang terjadi di desa penelitian.
34
Analisis Hubungan Status Sosial dengan Hubungan Antar Generasi Tabel 12 Jumlah dan presentase status sosial responden berdasarkan hubungan antar generasi, di Desa Cihideung Ilir, tahun 2012 Rendah Tinggi Hubungan antar Presentase Presentase Jumlah Jumlah generasi (%) (%) Dukungan orang tua terhadap anak Perawatan 7 26.92 2 66.67 sakit Terlibat dalam 14 51.85 2 66.67 keluarga anak Alih pemilikan 27 100 3 33.33 rumah Pembelian 3 11.11 2 66.67 kendaraan Dukungan anak terhadap orang tua Penyediaan 8 29.63 1 33.33 makan Perawatan 8 29.63 1 33.33 ketika sakit Peran Anak atau 20 74.07 3 100 menantu perempuan Pemberian 15 55.56 0 0 uang 27 100 3 100 Total Pada pembahasan hubungan status sosial lansia dengan hubungan antar generasi, angka tertinggi masih pada aspek keterlibatan orang tua dalam keluarga anak baik pada lansia dengan status sosial tinggi maupun status sosial rendah. Selain itu, lansia yang memiliki status sosial tinggi mayoritas membelikan anak kendaraan dan membantu dalam perawatan ketika sakit. Seperti halnya lansia bernama BME (67 tahun, ketua pengajian) yang membantu membelikan anak mobil dengan membayar down payment. BME adalah orang yang ditunjuk sebagai ketua pengajian ibu-ibu di RW 05. Beliau yang sering mengatur jadwal, logistik, dan penceramah untuk
35
kegiatan pengajian. Oleh karenanya status sosialnya dapat dikatakan tinggi. Hal ini berpengaruh pada dukungan yang diberikan kepada anaknya berupa bantuan dalam pembelian mobil. Analisis Hubungan Peran Lansia dalam Struktur Keluarga dengan Hubungan Antar Generasi Berikut ini disajikan Tabel 13 tentang analisis hubungan peran lansia dalam struktur keluarga dengan hubungan antar generasi. Tabel 13 Jumlah dan presentase peran lansia dalam strukutur keluarga berdasarkan hubungan antar generasi, di Desa Cihideung Ilir, tahun 2012 Kepala keluarga Anggota keluarga Hubungan antar Presentase Presentase Jumlah Jumlah generasi (%) (%) Dukungan orang tua terhadap anak Perawatan 8 36.36 1 12.5 sakit Terlibat dalam 12 54.54 4 50 keluarga anak Alih pemilikan 22 100 8 100 rumah Pembelian 5 22.72 0 0 kendaraan Dukungan anak terhadap orang tua Penyediaan 5 22.72 4 50 makan Perawatan 6 27.27 3 37.5 ketika sakit Peran Anak atau 16 72.72 7 87.5 menantu perempuan Pemberian 11 50 4 50 uang 22 100 8 100 Total
36
Lansia yang berperan sebagai kepala keluarga umumnya lebih banyak memberikan bantuan kepada anaknya dibandingkan dengan lansia yang berperan sebagai anggota keluarga. Presentase tertinggi terlihat dalam hal keterlibatan di keluarga anak dan mengalihkan kepemilikan rumah. Walaupun demikian lansia yang berperan sebagai anggota keluarga masih menunjukkan angka yang tinggi dalam keterlibatan di keluarga anak. Semua lansia, baik yang berperan sebagai kepala keluarga maupun anggota keluarga akan mengalihkan kepemilikan rumahnya. Bantuan anak dalam hal penyediaan makan, lebih banyak ditunjukkan pada lansia yang berperan sebagai anggota keluarga. Selain itu peran anak atau menantu perempuan juga lebih terlihat pada lansia yang berperan sebagai anggota keluarga. Oleh karena itu, peran lansia dalam struktur keluarga lebih banyak berpengaruh dalam hal penyediaan makan oleh anak dan peran anak atau menantu perempuan.