Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain
HOTEL RESOR DI TARAKAN, KALIMANTAN TIMUR Anisah Fitria
Budi Isdianto, S.sn, Msn.
Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected]
Kata Kunci : Green Design, Hotel, Hutan Mangrove, Resort, Tarakan
Abstrak Hotel adalah fasilitas penginapan untuk tamu. Segala sesuatu yang dilakukan oleh hotel berpusat pada pengalaman tamu, memastikan kenyamanan dan relaksasi mereka. Hotel Resor yang direncanakan berada di sekitar hutan Mangrove Kota Tarakan, Kalimantan Timur merupakan salah satu peluang yang baik. Resor dirancang sebagai tempat yang eksklusif untuk tamu berelaksasi, menikmati keindahan alam, sekaligus turun untuk menikmati pesona Hutan Mangrove di Tarakan. Sasaran pengguna dari hotel ini adalah wisatawan baik lokal maupun asing, bertujuan liburan keluarga mencari suasana berbeda dari hotel lainnya. Masalah yang dapat diangkat adalah persoalan green design, serta tentang bagaimana Budaya Tarakan dapat menjadi peluang estetis di hotel ini.
Abstract Hotels are accommodation facilities. Everything is done by the hotel based on the guest experience, ensuring comfort and relaxation. Tarakan Hotel Resort is planned to be around Mangrove Forest in Tarakan City, East Kalimantan. Resort is designed as an exclusive place to relax, enjoy the view and the charm of mangrove forests in Tarakan. Target users of this hotel is both local and foreign tourists, which aims to find a different atmosphere than other hotel for family vacation. Problems that can be raised is the question about green design, and about how Tarakan culture can be an opportunity aesthetic at this hotel.
1. Pendahuluan Tarakan, Kalimantan Timur, Indonesia merupakan sebuah kota kecil di sebuah pulau yang lebih dikenal sebagai kota transit. Berdasarkan visi dan misi kota Tarakan 2012, kota ini sedang mengalami perkembangan, salah satunya di bidang pariwisata. Dengan panorama alam kota Tarakan yang indah akan memikat turis manapun untuk berkunjung. Dapat melihat Bekantan serta burung Enggang khas Kalimantan, saat menikmati pemandangan lingkungan kamar hotel merupakan penarik wisatawan. Hal ini sebagai objek utama agar pengguna hotel tidak bosan di dalam kamar. Pengguna hotel dapat berjalan menikmati suasana hutan Mangrove dan memberikan pengalaman kepada pengunjung hotel untuk dapat berinteraksi langsung dengan beraneka ragam satwa yang dihadirkan. Hutan Mangrove yang menjadi kelebihan pulau Tarakan dapat dilihat sebagai investasi yang menguntungkan dalam bidang pariwisata, cagar alam dan suaka marga satwa. Hal itu akan menjadikan hotel resor menjadi sebuah tempat yang selain dapat memberikan suasana baru, hotel resor ini dapat membantu proyek negara dalam menyelamatkan hutan dan hewan. Isu green design dan meningkatnya kepedulian terhadap pelestarian lingkungan, ikut mempengaruhi perkembangan pariwisata di Indonesia. Pengadaan sarana akomodasi dan sarana pariwisata berbasis lingkungan yang mendukung isu tersebut sangat diperlukan. Konservasi cagar alam ini juga berfungsi sebagai “paru-paru” bagi dunia dalam keseimbangan ekosistem dalam kaitannya dengan mengurangi pemanasan global. Masalah perancangan yang dapat diangkat yaitu berdasarkan kebutuhan akan penginapan untuk menengah keatas di kota Tarakan. Persoalan selanjutnya mengenai bagaimana penginapan dapat mempresentasikan kebudayaan khas Tarakan, Kalimantan Timur serta megenai cara untuk menarik minat wisatawan pada hotel resor, sebagaimana latar belakang masalah, perlu adanya sesuatu yang istimewa dalam penginapan ini. Secara umum, hotel resor bertujuan menciptakan hotel wisata yang ramah lingkungan di Tarakan. Daerah kota Tarakan ini merupakan daerah yang sedang mengalami perkembangan dibidang pembangunan, namun desainer dan arsitek serta sipil akan menentukan daerah mana yang dapat di kembangan untuk bangunan tanpa merusak ekosistem dan menjaga kelestarian hutan di Kalimantan Timur tersebut.
Selain pembatasan pada lokasi dan daerah, masalah pada Tarakan Hotel Resort ini juga dibatasi pada kajian lebih mendalam ke arah desain interior. Publik fasilitas yang akan diolah pada hotel resor ini adalah bagian restoran. Dengan merespon arsitektur yang sesuai dengan konsep lingkungan yang alami.
2. Proses Studi Kreatif Hasil survei di hutan Mangrove, Tarakan, Kalimantan Timur “Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB)” penulis menemukan banyak keunikkan. Lokasi hutan Mangrove dekat dengan kompleks THM Simpang Tiga (yang merupakan jantung keramaian kota Tarakan) bersebelahan dengan kompleks pasar Gusher salah satu sentra bisnis perekonomian kota Tarakan. Sementara pada sisi sebelah kanan berbatasan langsung dengan kawasan industri cold storage dan pelabuhan Tengkayu II. Hutan Mangrove seluas 22 hektar ini merupakan hutan bakau yang lebat dan teduh. Dengan kawasan mangrove lama sebesar 9 hektar yang sudah ditumbuhi pohon dengan umur sekitar 10-25 tahun. Setelah mendapatkan bantuan Jepang, kawasan mangrove mengalami perluasan sebesar 13 hektar dan baru ditanami pohon Parepat serta Api-api, yang 2012 ini berumur 5 tahun. Dukungan organisasi konservasi WWF-Indonesia dalam upaya melawan dan membalik laju kerusakan lingkungan di Tarakan Perbedaan kawasan lama dan baru selain pada umur pohon adalah injakan saat melintasi hutan ini. Kawasan lama dengan kayu besi dan kawaan baru dengan beton.Ada sungai yang melintasi yang membagi kawasan lama dan baru, hal ini di sebabkan oleh kawasan baru yang pohonnya belum siap dihuni bekantan. Untuk mencegah Bekantan masuk kawasan baru maka dipisahkan oleh sungai. Di kawasan ini terdapat sedikitnya 11 spesies satwa dilindungi, terutama kera berekor panjang atau Bekantan yang populasinya sekitar 30 ekor. Bekantan termasuk hewan pemalu yang jika didekati dia akan pergi menjauh. Cara memanggil hewan ini adalah dengan memberikannya makan di titik tertentu. Hasil survei di Desa Wisata Rumah adat suku Tidung, Tarakan, Kalimantan Timur menemukan bahwa, Suku Tidung merupakan suku asli Tarakan, Kalimantan Timur. Suku ini juga merupakan anak negeri di Sabah, jadi merupakan suku bangsa yang terdapat di Indonesia maupun Malaysia (negeri Sabah). Di Rumah wisata kebudayaan tidung terdapat pemandu untuk berkunjung dan mengetahui mulai dari Lokasi Wisata Rumah Adatnya, Bahasanya, dan Kebiasaan orang Suku Tidung. Identifikasi proyek Nama proyek Lokasi Sifat proyek Klasifikasi
Kapasitas kamar Tipe kamar Sasaran pengguna Tujuan berkunjung
: Tarakan Hotel Resort : hutan Mangrove pulau Tarakan Kalimantan Timur : fiktif : Berdasarkan orientasi utama pasar : Resort Hotel Berdasarkan tipe tamu hotel : Family Hotel Berdasarkan harga sewa : First Class Hotel : 26 kamar (86 orang) : Deluxe, Suite, Presidential : wisatawam Domestik yang sedang transit atau bersama keluarga untuk berlibur, juga untuk wisatawan asing dalam memperkenalkan Tarakan,Kalimantan Timur : Rekreasi dan relaksasi
Tabel 1. Data Aktivitas dan Fasilitas
Pengguna Keluarga
Kebutuhan
Fasilitas
Ruang
Rekreasi
Kolam renang
Kolam renang
Relaksasi
Massage, sauna, mandi relaks
Spa
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 2
Anisah Fitria-1
Pelaku bisnis
Istirahat (tidur, makan, baca buku, nonton TV)
Ruang yang terdapat tempat tidur yang cukup untuk 1 keluarga kecil, terdapat TV untuk entertaining
Family room
Mandi
Tempat yang menyediakan airpanas dan dingin untuk membersihkan badan disertai toilet daan washtafel
Kamar mandi
Wisata
Objek wisata yang menarik
Outdoor
Meeting
Proyektor dan layar proyektor, meja konverensi, pencahayaan yang cukup terang
Ruang rapat
Area luas, tempat duduk dan meja, panggung, proyektor dan layar, sound system, ruangan kedap suara
Ballroom
Wilayah yang luas, proyekor dan layar proyektor, sound system
Ballroom
Bertemu partner kerja
Tempat berbincang yang nyaman disertai meja untuk meletakkan laptop/buku
Lounge
Istirahat (tidur, makan, baca buku, nonton TV)
Tempat yang efektif dan efisien untuk tidur, makan, bekerja. Dimana tempat penyimpanan memudahkan pelaku bisnis meletakkan barangbarang nya
Ruang tidur
Mandi
Tempat yang menyediakan airpanas dan dingin untuk membersihkan badan disertai toilet daan washtafel
Kamar mandi
Relaksasi
Massage, sauna, mandi relaks
Spa
Seminar
Pameran
Kecil Sedang Besar
Kecil Besar
Kecil Besar Aula/auditorium
Biasa Lebih dari biasa
Pada hotel ini beberapa bangunan memiliki ruang-ruang yang menyendiri. Biasanya bangunan ini terdiri dari sejumlah ruang yang terhubung satu sama lain melalui fungsi, kedekatan atau jalur pergerakannya. Pada suatu bangunan dapat dihubungkan satu sama lain dan diatur menjadi pola-pola bentuk dan ruang yang rapih dan teratur. Hubungan antar ruang bisa terhubung dengan beberapa cara yang mendasar, pada hotel resor ini dugunakan tipe D yaitu ruang yang dihubungkan dengan Ruang Bersama. Yang dimaksud dengan ruang yang dihubungkan dengan ruang bersama ialah ruang – ruang yang bersifat semiprivate ataupun private dihubungan dengan ruang publik sebagai jalur akses utama ke semua ruang – ruang tersebut. Dua buah ruang bisa saling mengandalkan
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 3
sebuah ruang perantara untuk menghubungkan mereka seperti Lobi. Ruang perantara dapat berbeda bentuk atau orientasi untuk menjalankan fungsi berhubungan. Ruang perantara dapat menjadi linear dalam bentuk, untuk menghubungkan dua ruang yang berjauhan. ruang perantara dapat menjadi dominan dalam hubungan dan menjadi mampu untuk mengorganisir ruang-ruang sekitarnya.
3. Hasil Studi dan Pembahasan Usulan bangunan merupakan bangunan fiktif. Bangunan berupa hasil perancangan tugas akhir Anisah Utami Mukti Arsitektur ITB. Bangunan ini memiliki konstruksi yang cocok untuk hutan bakau. Dengan konstruksi bangunan yang ideal, yaitu gabungan beton dan gabus. Bangunan ini dibuat diperuntukan untuk lahan luas yang memiliki kontur yang tidak rata serta bangunan ini adalah bangunan yang tersebar, sehingga dapat diletakkan diantara hutan bakau yang luas dan cocok.
Gambar 1. Peta lokasi Hotel Resor
Gambar 2. Site plan lokasi hotel terhadap hutan Mangrove
Gambar 3. Analisa arsitektural
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 4
Anisah Fitria-1
Gambar 4. Zoning
Gambar 5. Blocking Tema perancangan yang perancang ambil adalah pengembangan wisata kota yang minim dikunjungi dalam hal ini Tarakan, Kalimantan Timur. Wisata yang pada akhirnya fokus kepada pengembangan hotel lebih tepatnya hotel Resor. Diangkatnya tema ini diharapkan : 1. setiap pengunjung diwajibkan menanamkan satu bibit pohon di kawasan mangrove. Berdasarkan penelitian kerusakan hutan Mangrove disebabkan oleh penebangan pohon mangrove demi kerakusan manusia dan kepentingan pragmatis jangka pendek, maka dari itu adanya konservasi hutan Mangrove adalah salah satu cara menjaga ekosistem di Tarakan 2. mendapat sarana akses menikmati udara alami mangrove sehingga baik bagi kesehatan pengunjung 3. tidak diperbolehkan membawa kendaraan bermotor (area parkir jauh dari hotel namun ada sarana kendaraan yang bebas polusi untuk membawa pengunjung menuju Hotel) 4. akses juga untuk pengunjung mendapat pemamdu tur dari pihak hotel agar pengunjung dapat menambah wawasan mengenai seluk beluk hutan Mangrove 5. menonjolkan sisi wisata alam kota Tarakan 6. bangunan tidak menggangu habitat hutan Mangrove, bangunan di rencanakan diluar hutan mangrove tetapi memiliki akses eksklusif ke hutan Mangrove. 7. bangunan memiliki habitat seperti hutan Mangrove dengan sistem penanaman bibit secara berkala sehingga membuat hotel resor ini kembali menambah penghijauan di sekitar hutan Mangrove. Implementasi tema ini pada interior 1. mensosialisasikan motif dan sorak Kalimantan 2. melestarikan ciri Kalimantan terutama Tarakan Karakter yang muncul pada interior - Etnik : memanfaatkan ornamen indah Kalimantan untuk dinikmati pengunjung - Natural : harmoni dengan hutan Mangrove
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 5
Konsep Warna Warna coklat (tua dan muda serta variasinya) mencerminkan kesederhanaan, bersahabat, ketenangan, alami dan stabilitas. Dan hijau mencerminkan alami, damai, harmoni,dan tenang. Konsep Material Citra yang akan ditampilkan untuk hotel ini adalah natural maka material alami sepertikayu, batu, marmer/granit. Pertimbangan teknis yang berhubungan dengan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan. Material artificial yaitu kayu bercorak Kalimantan akan menjadi aksen di setiap sudut. Konsep Bentuk Pada ruang dan furniture bentuk yang diambil ialah bentuk-bentuk yang sederhana. Lebih mengarah ke bentuk geometris dan adanya ornamen untuk memberikan citra Tarakan, Kalimantan Timur. Konsep Furniture Furniture seperti tempat tidur, sofa, meja dan kebutuhan untuk menginap memiliki kesamaan di setiap ruang kamar. Furniture ini seperti layaknya furniture hotel lainnya. Furniture yang digunakan lebih difokuskan yang berbahan dasar kayusolid, disebabkan lokasi hotel berada hutan mangrove, sehingga untuk penghawaan dan sirkulasi udara akan terasa lebih dingin. Konsep Pencahayaan Pada siang hari cahaya yang digunakan banyak berasal dari masuknya cahaya melewati jendela. Penggunaan jendela serta ventilasi sebagai bukaan akan menjadi sumber pencahayaan saat siang hari. Pada malam hari, akan menggunakan cahaya buatan, untuk kamar akan digunakan cahaya ambient seperti penggunaan spot light, hidden lamp dan wall lamp. Untuk menghindari nyamuk digunakan lampu yang memancarkan sinar photon. Pada lobi dan ruang besar lainnya akan digunakan cahaya general seperti downlight. Jenis lampu yang akan digunakan adalah lampu incandescent dengan cahaya warm dan mounted lamp jenis SL dengan cahaya cool white deluxe. Konsep Artwork Mengambil dari bentuk ornamen-ornamen kalimantan, maka artwork akan diletakkkan diberbagai spot untuk membawa kesan etnik. Konsep Sirkulasi Udara Penghawaan yang dilakukan adalah penghawaan alami, dengan meminimalisasi penggunaan AC. Pada hotel ini sirkulasi udara di dalam ruang akan menggunakan exhaust fan untuk memutar jalannya udara di dalam ruangan. Dengan bukaan jendela dan ventilasi yang maksimal akan membantu jalannya udara di dalam ruangan. Sirkulasi udara yang lancar akan membuat udara sekitar selalu sejuk. Beberapa cara yang akan dilakukan, diantaranya : 1. Memperbanyak lubang ventilasi, terutama di bawah ruangan. Agar aliran udara dingin di bawah dapat masuk ke ruangan dan berputar ke atas ruangan. 2. Dengan menggunakan kipas angin / exhaust fan akan membantu berputarnya udara panas dan dingin di dalam ruangan 3. Memperbanyak tanaman, saat panas tanaman akan membantu memproduksi gas oksigen. 4. Ruang yang tinggi menjadikan udara panas berada di atas dan jauh dari aktivitas manusia. Konsep Keamanan Ruang publik memiliki dua atau lebih pintu keluar agar bila terjadi kebakaran pengguna tidak berpusat pada satu pintu. Untuk mencegah bahaya kebakaran di lingkungan maka digunakan: Heat detector pada seluruh area hotel Smoke detector pada ruang peralatan dan electrical Manual emergency call pada seluruh ruang dan seluruh kamar Portable fire extinguisher pada sudut sudut hotel yang strategis Hydrant pada sudut sudut hotel yang strategis Dry power system pada ruang dapur untuk menghindari bahaya yang disebabkan gas dan minyak Antisipasi gangguan serangga dilakukan dengan : tempat tidur berkelambu, Lubang ventilasi berkasa, rawat tanaman secara berkala, memakai dimmer dan lampu sinar photon, menggunakan cctv dan monitor pemancar gelombang ultrasonik 15-25 kHz . Untuk Keamanan barang berharga, setiap kamar memiliki Deposit Box atau bisa dititipkan di resepsionis. Untuk Keamanan dari bencana alam Sistem bangunan mengaplikasikan standard pedoman United Nations Human Settlement Programme (UNDP). Konsep Pengairan Untuk menjaga dan menghemat penggunaan air bersih, sistem pengairan menggunakan : Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 6
Anisah Fitria-1
1.
2.
Grey Water Reuse System Tank (GWRST) GWRST ini difungsikan untuk menampung air bekas hasil olahan kemudian dialirkan ke grey water reuse roof tank (GWRRT) untuk flushing dan taman. Penampungan grey water dari saluran pembuangan akan terjadi secara fluktuatif sesuai dengan penggunaan alat plambing yang mengeluarkan grey water. Rencana Instalasi Pengolahan Air Buangan Air buangan yang akan diolah oleh instalasi pengolahan air buangan adalah air buangan domestik yang memiliki karekteristik tipikal. Parameter-parameter utama yang ditinjau adalah BOD5, TSS dan Oil and Grease. Tahap proses pengolahannya adalah pengolahan tingkat pertama (bar screen, grease trap, bak pengendap), pengolahan tingkat kedua (biological treatment), color removal, dan desinfeksi UV. Untuk air yang berjenis black water dan yellow water sebelum memasuki proses pengolahan, dialirkan ke septic tank dahulu.
Implementasi Desain Pada Restoran akan menjadi restoran terbuka dengan sirkulasi udara yang lancar sehingga tidak menggunakan AC. Penggunaan ornamen kalimatan pada bagian yang tertutup. Penggunaan material yang rameh lingkungan seperti kayu merbau untuk lantai.
Gambar 6. Denah Khusus Restoran
Gambar 7. Tampak Restoran Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 7
Gambar 8. Prespektif Restoran
Pada desain villa suite, privasi akan dijaga namun tetap pada visi desain yaitu green design, maka tidak akan ada penggunaan AC dan material yang tidak berkelanjutan. Untuk mengantisipasi iklim Tarakan yang terkadang panas sekali maka akan ada bukaan di atas dan di bawah dinding sehingga udara dalam dan luar ruangan akan selalu perputar serta dibantu dengan adanya exhaust fan sehingga menciptakan kamar yang selalu sejuk.
Gambar 9. Denah Villa Suite
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 8
Anisah Fitria-1
Gambar 10. Tampak Villa Suite
Gambar 11. Perspektif Villa Suite
4. Penutup / Kesimpulan Penciptaan resor hotel di kawasan hutan Mangrove Tarakan Kalimantan Timur merupakan suatu peluang untuk menambah pelancong yang mengunjungi Tarakan. Sebagaimana visi dari Tarakan yang sedang berkembang menjadi The New Singapore. Dari konsep menciptakan desain interior yang green desain maka terciptalah ruang yang hemat energi dan tidak merusak ozon dengan meminimalisir penggunaan AC.
Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Interior FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh Pembimbing dan Koordinator Tugas Akhir.
Daftar Pustaka Ambrose, Gavin, The Fundamentals Of Creative Design, Ava Publishing, 2003 . Ditya Saputra, Ivan, Ukuran Kepuasan Pelanggan di Saung Hotel Resto:Lembang, Jawa Barat, Undergraduate Theses ITB, Bandung: 2007. Francis D.K, Ching, Arsitektur : Bentuk, ruang, dan tatanan, Erlangga, 2009. Gamal Suwantoro, Dasar-dasar Pariwisata, ANDI, Yogyakarta 1997. Harahab, Nuddin, Penilaian Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove & Aplikasinya dalam Perencanaan Wilayah Pesisir, Graha Ilmu , Jakarta: 2010. Jaclyn, Maria, Hotel Butik di Kota Tua Jakarta, Undergraduate Theses ITB, Bandung: 2009. Primack, Richard B; Supriatna, Jatna, Biologi Konservasi, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta: 1998. Rumekso, Housekeeping Hotel, ANDI, Yogyakarta:2002. Soeroto ,Myrtha, Dari Arsitektur Tradisional Menuju Arsitektur Indonesia, Myrtle Publishing , 2007. Surjamanto,W, Iklim dan Arsitektur AR-435, ITB, Bandung: 2000. Ministry of Tourism and Creative Economy, Republic of Indonesia. 2008. Tersedia online : http://www.indonesia.travel/en/discover-indonesia [20 Mei 2012] www.dephut.go.id/ [21 Mei 2012] www.budpar.go.id/ [21 Mei 2012] www.tarakankota.go.id/ [21 Mei 2012]
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 9