Musik dan Kanya Final lomba piano kali ini sangat menegangkan. Aku hanya bisa pasrah kalau misalnya kalah. Kalau menang,mungkin berteriak. Menurutku,penampilanku pas-pasan. Tidak ada keistimewaan dari lagu yang kutampilkan. Karena,di baris 4 bar(dalam piano bar itu tiap baris lagu yang berisi ketukan tertentu) 3,tanganku kesleo. Untungnya aku pandai memvariasi lagu yang salah. Sebenarnya,aku nggak boleh memvariasi lagu. Nanti takutnya variasinya nggak pas! “Ya!Keputusan juri sudah selesai!Saya akan mengumumkan pemenangnya. Untuk juara ke-3,saya berikan selamat kepada anak no.25,dengan nilai 345 yaitu ananda Vero Jacselin!”ternyata,tanpa kusadari sudah diumumkan pemenang lombanya. Aku bergegas duduk dan mendengarkan juara ke-2 nya. ”Untuk juara ke-2,jatuh kepada anak no.46 dengan nilai 389 yaitu ananda Kanya Permata Vitriani Indah!”HAH?!!NAMAKU DIPANGGIL!!!Aku segera maju dan menerima piala,uang sejumlah RP.1.500.000,- serta piagam penghargaan. Aku sih,sempat keberatan membawa piala sebesar......LEMARI BUKU!!!! Ya,baiknya kutaruh berdiri saja. Inginnya teriak. Tapi,itu nggak mungkin kulakukan disini. Tiba-tiba saja,aku kembali deg-degan. Siapa juara pertamanya? ”Dan,yang paling ditunggu-tunggu,juara pertama jatuh pada anak no.27 dengan nilai 423 yaitu ananda.....Kayla Jessica Triviana Claudya!Selamat!!!!!!”kata MC itu lalu mengundurkan diri. Kayla?Dia itu musuh beratku!Aku paling benci dengannya. Terkadang dia suka berbuat curang dalam permainan konser maupun lombanya sendiri. Ya, lomba ini bekerja sama dengan ayah dan ibu Kayla. . ”Aduh....!Kasihan sekali anak mama yang hari ini kalah sama anak modern kayak aku!”Kayla mengatakan itu dengan sombong. Aku tidak tinggal diam. Kujawab pertanyaannya dengan wajah yang ’SUPER BENCI’ padanya. ”Oh...Udah ngocehnya?Yang penting,aku dapat juara. Mungkin,aku dapat mengetahui misteri kamu menang.”jawabanku membuat Kayla ketakutan. Tapi ia tetap menunjukkan wajah tenang tapi ada takutnya. ”Ngg,Ok!A...a...ku terima kok!Silakan pecahkan misteri itu kalau bisa!”tantang Kayla dengan ragu. Aku sih terima aja!Aku kan,sering memecahkan misteri!
”Hmm,sebelumnya,aku mau wawancara kamu,ya!”tantangku. Aku sudah punya TAKTIKnya. ”Hah!
UntuK
apa?Nggg,eh...silakan
s...a..a...ja!!”lagi-lagi
ia
gugup.
Aku
mulai
mewanwancarai dia. ”Siapa
nama
ayahmu?Ibumu?Kerja
mereka
apa?Penghasilan
perbulan
berapa?Jawab!”tanyaku. Mungkin pertanyaan itu sangat asing bagi kalian. Tapi,itu sangat berharga di telingaku. Karena sebelum lomba,aku sudah melihat brosurnya. Ada petunjuk mudah disitu. ”Heh?Yakin pertanyaan itu kujawab?Hanya peryanyaan murahan seperti itu?Yang benar,deh!Pertanyaan itu bisa memecahkan teka-tekiku?Ah!Bodoh sekali kau ini!Ok deh,jawabannya, Ayahku bernama Bapak.Ahmad Darriyah dan Ibu.Siska Kinanti Priscillia. Ayahku kerja sebagai pegawai di sebuah perusahaan majalah!Kalau ibuku kerja di SD International Daughty Fifty. Penghasilan ibuku perbulan,Rp.2.500.000,- kalau ayah,Rp.750.000,jadi,semuanya Rp.3.250.000,-”Kayla menjawab semuanya dengan perasaan enteng sekali! ”Nah,aku tahu jawaban dari teka-teki dirimu!”wah,aku langsung tahu!Kanya gitu low..... ”Eh,ee,ja...ja...wabannnn....ya app.....a?”ke-3 kalinya Kayla gugup. ”Waktu aku lomba,aku lihat brosurnya yang harus kubawa. Yang mengadakan yaitu Music MyLife, yang kerja sama dengan...AYAHMU DAN IBUMU!!!!Jurinya adalah ayahmu. Kalau yang menentukan pemenang adalah ibumu. Jadi,kau minta izin orang tuamu untuk menjadi juara pertamanya!”itu dia jawabanku. ”Grrrr!Dasar!!Kubalas kau!Tak lama lagi,kau bisa merasakan balasanku!”ia dendam padaku!Ada sedikit gugup dan perasaan nggak enak pada diriku. Tapi,coba berdoa pada yang Kuasa,berserah diri padanya. ”Huh,akhirnya bisa tenang juga!”kataku dengan nafas panjang. Ini karena berkat yang Kuasa. ”Kanya!!!!!Kanya!!!!”suara
dari
luar
jendela
terdengar
nyaring.
Eh,ternyata
dia
Nana,sahabatku. Aku segera keluar untuk menjawab panggilannya. ”Ada apa?Kok sampai seru gitu?”tanyaku heran. Memang,suaranya mengganggu. ”Ada lomba piano!Piano yang irama boggie!Mau ikut?Yang mengadakan gedung SARJANA INTERNATIONAL. Tingkatnya,INTERNATIONAL!!!!!”Nana mengatakan dengan hati senang. Ia memang selalu memberikan kabar lomba. Ayahnya seorang wartawan International. Ibunya
seorang desainer yang sudah go international. Kalau ayahku seorang musikus dan duta besar. Kalau ibuku seorang penulis novel yang sudah difilmkan bahkan juga sudah go international. ”Eh,biaya pendaftaran berapa? Boleh lihat brosurnya?”aku ternyata mulai tertarik. ”Biayanya,Rp.150.000-,nih,brosurnya!”Nana memberikan brosurnya padaku. Aku langsung terima dengan senang hati. Nana pamit,aku langsung masuk ke kamar di lantai 3. Rumahku kan lantai 5. Sebenarnya nggak bisa dibilang rumah. Itu adalah hotel kecil pamanku yang tidak digunakan. Jadi,milik kami saja. Kubaca brosur itu. Syaratnya: - Memainkan lagu boggie dengan judul lagu: 1.Saint of Boggie 2.Boggie Happy 3.Stylish Boggie - Umur maks 8-15 - Berpakaian rapi,bersepatu. Pakaian harus rapi,perempuan memakai blouse dan rok. - Yang masuk final,berhak mengikuti final tersebut. Apabila tidak datang,kepesertaannya dianggap batal
KETENTUAN LOMBA: Lomba ini hanya untuk anak perempuan Pembayaran dan pendaftaran silakan hubungi Danang atau Nia:085123456887 Lomba ini tidak mempunyai kerja sama pada pihak apapun. Setiap anak diberikan snack gratis,acara makan siang,game serta doorprize kecil. Juara pertama akan dikirim ke Amerika untuk ikut Music Contest of Unite State mewakili Indonesia Untuk juara, ada juara 20 anak favorit dan juara 1,2,3 dengan hadiah: 1:
Piala bergilir,piagam,uang sebesar Rp.10.000.000,- dan medali emas
2:
Piala,piagam,uang sebesar Rp.5000.000,- dan medali perak
3:
Piala,piagam,uang sebesar Rp.2.500.000,- dan perunggu
20 Juara favorit:Piala,piagam,uang sebesar 1.500.000,- dan hadiah menarik dari SARJANA INTERNATIONAL
”Hei!Lagu Saint of Boggie itu sudah pernah kulatih!Umurku kan 9. Aku ikut!”seruku. Aku mencari ibuku. Ternyata ibuku dilantai 1,lantai umum. Ibuku nampak sedang menulis novel. Kulirik di komputernya sudah nyampe halaman 55!Hebat!Judulnya ’Mentari Cinta’. Aku pelanpelan mengetuk pintu ruang menulis punya ibu. Soalnya,ruang menulis itu sendiri-sendiri. ”Ada apa Kanya?”tanya ibu. ”Ibu,aku boleh ikut lomba piano?”izinku sambil memberikan brosur. Setelah membaca, ibu langsung mengelus-ngelus manja rambutku yang panjang se-punggung. ”Apa sih,yang nggak boleh buat anak ibu?”Ibu balik tanya. Kupeluk erat ibuku. Mencium pipinya. Oh,rasanya tubuhku hangat ”Jadi,boleh,kan?”tanyaku lagi. Ibu hanya menganggukan kepalanya. Aku langsung mengarah ke lantai 3. Memainkan pianoku. Sebelumnya,aku telpon kak Nia. Aku terdaftar deh! Pagi,itu,suasana riuh di sekolahku. ”Kanya,Nana kan sudah cerita sama kami kalau kamu mau ikut lomba piano,ternyata,Kayla ikut serta! Katanya,dia akan main lagu Boogie Happy! Kuharap,kau tidak memainkan lagu itu!”kata Trivia saat di sekolah. Ya,mau gimana lagi? Terpaksa aku harus melawan lagi. ”Loh,Nana,kok kamu baru datang?Biasanya kamu datang lebih pagi dariku!”heran perasaanku. Nana yang duduk disampingku mulai menceritakan dengan wajah lembek. ”Aku diancam Kayla.”jawabnya. Hei?!! ”Katakan selengkapnya apa ancamannya!”kataku. Bagaimana aku tidak cemas?Aku sama sekali tidak mau sahabatku terluka seperti itu! ”Katanya ’Kamu harus bujuk dia supaya dia tidak ikut lomba itu. Entah karena masalah umur, atau apalah!Yang penting jangan ikutkan,atau,aku akan meminta pamanmu untuk mengeluarkan kamu dari sekolah ini!’ itulah ancamannya. Aku benar-benar takut. Dia kan selalu berkuasa dalam hal apapun!Sekolah inipun milik pamannya. Aku jelas saja tak berani!!!Jadi,niat besarnya yaitu melarangmu ikut lomba ini supaya dia bisa mewakili Indonesia!Dia iri!!!”jawabnya. Ia pun menunjukkan rekaman video dari Adit yang kebetulan melihat kejadian ancaman. Pada saat Kayla datang,langsung kutanya. Tapi,Nana mencegah. ”JANGAN!!!”teriaknya sebelum aku segera bicara. Tapi,aku tak perduli dengan suaranya. ”Kayla,jawab jujur!Kamu mengancam Nana?Suruh bilang kau tidak ikut?Atau tentang ancaman mengeluarkan Nana dari sekolah ini?”tanyaku lantang. ”Eh,bohong!Nana mengarangnya!”jawabnya. Segera kupinjam handphone Adit
”Ok,ini rekamannya!”tunjukku. Kayla makin resah,ia berpikir mencari jawaban. ”Ah,itu kan cuma sandiwara!”alasannya lagi. Hei,aku punya ide! ”Kau kan benci sandiwara. Apalagi dengan tokoh antagonis. Waktu ikut sandiwara di sekolah,suaramu langsung serak begitu satu kata berteriak. Beda dengan yang ini!”aku yakin Kayla bingung. ”Grrr!Ok!Aku akan melaksanakan ancamanku!”geramnya dan berlari keluar. Sepertinya ia akan mengadukan hal ini pada pihak sekolah,alias pamannya. Aku menutupi pintu kelas. Dengan keras aku berkata. ”Jangan!Kita tanding dulu!Kita tanding piano di perlombaan!Siapa yang mendapatkan juara 1,harus menuruti kata perintah dari yang menang kepada yang kalah!Setuju?”tandingku nekat. ”Ok! Besok kan mulai lomba,kalau kau kalah,serahkan Nana padaku!”tandingnya juga dengan rasa marah. Keesokan harinya,lomba dimulai. Hatiku berdebar. Aku tampil pertama. Kayla kedua. Untungnya,penampilanku nggak jelek-jelek amat. Begitu pengumuman lomba........ ”Untuk yang masuk 10 besar yaitu..no.36,67,77,102,100,14,26,46,33,dan 78! Untuk juara ke3,jatuh kepada,ananda Berliani Tri Diva!!!Untuk juara ke-2,jatuh pada Kayla Jessica Triviana Claudya!!!Dan,juara pertama,jatuh kepada,ananda Kanya Permata Vitriani Indah! Yang akan kita kirim ke Amerika, berarti adalah Kanya!!!” wow!!!Akulah sang juara pertamanya!Nana,kau harus tahu ini!!! ”Ih!Kenapa sih,aku kalah?Terpaksa aku harus menerima hukumannya!!Aduuuh.......!”kata Kayla dengan resah. Aku menghampirinya. ”Permintaanku cukup ringan. Kau jangan sok melakukan sesuatu!!!”hukumku. Kayla menerima dengan berat hati. ”Ok!Baiklah. Aku tidak akan sok. Tapi,aku tetap ada dendam padamu.”ketusnya. Aku tidak memperdulikan omongannya. Karena,selama aku berdoa pada yang Kuasa,pasti masalah akan 99% menjadi lebih ringan dari yang biasanya. Aku langsung menelpon Nana. Ya,Nana senang mendengar kabar itu. Dirinya selamat dari Kayla. Sesampai dirumah,aku segera kekamarku dilantai 3. Telfon fax ku berdering nyaring. Segera kuangkat. ”Kanya,kamu menang nggak nak?”ternyata itu ibu dengan suara berharap.
”Aku menang!Rencananya,aku dikirim ke Amerika!Mungkin,1 minggu lagi. Lagunya bebas.”jawabku lewat telpon. ”Wah,kamu hebat sekali!Untuk,lagu,coba kamu minta ayahmu!”usul ibu. Usul yang cemerlang! Aku langsung bilang terima kasih pada ibu lalu mengucapkan salam dan menutup telfon nya. Kutelpon ayahku di lantai 1. ”Halo,dari siapa,ya?”tanya ayah. Suaranya berisik sekali. Tapi,ada sedikit aliran musik pop yang merdu. Ya,iyalah!Kan aku nelpon nya ayah di no.telpon ruang musik. ”Ayah,ini dari Kanya. Ayah,punya lagu klasik buat Kanya?”tanyaku. Ayah diam sebentar,lalu menjawab. ”Ada!Judulnya:Turkish March karya Mozart. Mau?”tawar ayah. Spontan aku berteriak. ”Mau!!!!!”teriakku di telpon. Tentu saja itu membuat telinga ayah sakit. ”Ok!Kamu kesini ya!Kita latihan.”jawab ayah. Aku langsung ke lantai 1. Di ruang musik,ayah sudah menunggu. Disana ramai. Ada ratusan guru les musik dan murid musik. Ada juga puluhan komposer dan KomCil(Komposer Cilik). Nama tempat les itu namanya adalah Diamond Music House. ”Ok,ini jangan lupa Dynamicnya dan tandanya.”nasihat ayah. Dalam waktu kira-kira ada 1 minggu,aku sudah dapat menguasai lagu itu. Tiba-tiba,ibuku memanggil adikku yang main di ruang musik. ”Karin!ada sale piano!Ibu belikan deh!Biar kamu nggak harus main ke ruang musik. Ibu taruh langsung saja dikamarmu. Tapi,besok lusa datangnya.”tawar ibu. Adikku langsung mengarah ke ibu. Adikku ini memang lucu. Walaupun masih umur 7 tahun,hobinya yang mengutak-utik piano masih belum hilang. Aku juga ikut-ikutan melihat sale itu. ”Eh,betul
juga
kata
ibu!Karin,ini
keberuntungan
mu!!!”teriakku.
Tentu
saja
itu
keberuntungannya. Aku lalu menuju ke kamar kak Kyara. Kakakku ini ternyata sedang membaca buku arkeolog. Cita-citanya katanya kepingin jadi arkeolog. ”Kak,kakak tau aku menang juara piano?”tanyaku sambil mengguncangkan tangannya. ”Belum. Ngomong-ngomong,dapat juara berapa?”tanya kakak heran. ”Juara pertama dan akan dikirim ke Amerika!”tunjukku. Kakakku menghentikan bacaannya ia terbelalak. ”Wah,kak Kyara nggak nyangka kalau adikku lebih hebat dari kakak!!”jawab kakakku.
”Sehebat apapun kakakku,masih lebih hebat dan berharga bagiku.”ucapku dengan nada sayang. Akupun memeluknya. Wah,enak jadi anak tengah. Aku lalu turun dari kamar kakakku. Aku berjalan ditangga. Di tengah tangga,tiba-tiba aku teringat kalau aku belum bilang sama ayah tentang kenapa aku mau minta lagu kepada ayah. Buru-buru aja deh,aku ke ruang musik. ”Loh,kenapa kok kembali lagi?Ada yang belum dipahami?”tanya ayah heran. Aku langsung terus terang. ”Ngg,yah,sebenarnya,tadi aku minta lagu kepada ayah karena aku mau ikut lomba International yang akan diadakan di Amerika setelah aku memenangkan Piano Contest lagu boogie. Itu juara pertama. Untuk juara pertama katanya akan dikirim ke Amerika. Aku akan dikirim ke sana. Lagunya bebas. Maka dari itu,aku minta tolong ayah supaya siap menghadapi semua itu!Ngg,ayah,yang menemani aku siapa?”jelasku sekaligus bertanya. ”Waduh....siapa,ya?Ibu sibuk,ayah mau mengajar dan itu sangat full hours. Kak Kyara katanya ada acara sekolahan. Bagaimana kalau..Kak Kiki?”usul ayah. Kak Kiki adalah saudaraku. Sudah mahasiswa. Ia anak yang pintar. Nilainya selalu A+!!!Dia selalu baik padaku dan suka bercanda. Orangnya asyik. ”Heeeee!!!!Mau!!!Aku telfon ya!!!!”kataku dengan riang. Buru-buru aku memakai telfon ruang musik. Lama sekali dia mengangkat telfonku. Mungkin sibuk. Sudah 2 kali aku menelponnya tapi hasilnya nihil. Aku pun meng-SMS nya. Dengan cepat,langsung kukirim. Teman-teman tau nggak kalau aku dijuluki orang-orang The Fast SMS. Memang kalau aku SMS cepat sekali. Nggak lihat pun nggak papa. Langsung kirim. Dan itu tetap tidak membuat SMS nya salah 1 pun huruf. Tak lama kemudian,ia membalas SMS. Isinya: Kanya,kak Kiki minta maaf sempat nggak ngebales sms dan telfon dik Kanya karena kakak ada tugas. Untuk mengantar dik Kanya pd hari Sabtu,kakak bisa. Jam nya terserah. Soalnya kakak ada libur 1 minggu. Itu SMS nya. Langsung kubales: Gg papa!Yang penting kakak udah ngejawab sms ku!Pokoknya bisa kan? Itu SMS ku. Kukirim ke nomornya. Akhirnya dia membalas. Katanya sih,bisa. ”Oh,ya!Ayah,aku mau ada temanku yang datang kesini buat kerja kelompok. Boleh,kan?”tanyaku dengan wajah berharap penuh.
”Ya. Jangan lupa,sediakan makanan untuk mereka!Suruh saja Nayla dan Nayli pengasuhmu untuk menyiapkan semua itu!”ujar ayah. ”Ok!Great!”jawabku sambil mengerlingkan mata. Itu adalah tradisi keluargaku kalau manjawab ya,setuju,ok,rencana dan rahasia. Hehehe...... Akhirnya,pada pukul 16.25,mereka datang. Ada Siska,Alya,Dhea ,Sharly dan Nesyia. Rencananya,sama guru kita,kita disuruh mewawancarai seseorang di sekeliling kalian. Kita mau milih Bu Dian,seorang penjual es-krim langganan kami. ”Ok,sudah kumpul semua,kan?Ayo,kita ke warungnya!”ajakku. Mereka mengikutiku. Kita naik sepeda. Dibonceng,sih. Tapi,sepedaku adalah sepeda tandem. Ada 2 sepeda. 1 sepeda ada 3 sadel. Sementara,kami 6 orang. Jadi,bisa dibilang cukup. Ngosh....Ngosh....Ternyata,rumah Bu Dian cukup jauh. Capek sekali! ”Ok,Sharly mewawancarai. Siska yang menyingkat dan mendengarkan kata-kata bu Dian,Aku yang merekam,Dhea mengatur pertanyaan,Nesyia yang mengetik semua hasil wawancara.”jelasku ketika di depan rumah bu Dian. Supaya bu Dian tidak curiga,kami membeli es-krim semangkuk,plus roti,meises dan sagu mutiara merah. Aku yang bayar. Soalnya sanguku Rp.50.000-, yang diambil dari tabunganku. Boros,ya??Hehehe….memang aku suka boros sampai berkali-kali di tegur sih….ya,nggak ilang-ilang sikap borosku itu! ”Ice cream holiday special 1 nya Rp.2.500,- kalau dikalikan 6 jadi Rp.15.000,- uang Rp.50.000,-kembalinya
Rp.35.000,-”hitung
bu
Dian.
Ketika
bu
Dian
menyerahkan
kembalian,buru-buru Sharly menanyakan. Dhea sudah siap memberi pertanyaan ke Sharly. ”Ngg,bu Dian,kalau tidak keberatan,boleh saya mewawancarai anda?”tanya Sharly. ”Ya jelas boleh.”jawab bu Dian lembut. Dhea memberikan kunci-kunci pertanyaan pada Sharly. Dengan cepat,Sharly dapat menangkap kunci-kunci Dhea. ”Baiklah. Sejak kapan ibu jadi penjual es krim?”tanya Sharly. ”Tahun 1989. Atau bisa dibilang 20 tahun kerja.”jawab bu Dian. ”Wah,cukup lama juga!Apa inspirasi bu Dian sehingga bisa menjadi penjual es krim seperti ini?” ”Waktu itu,ibu ingin berwirausaha. Saat ibu mau mencari bahan makanan,ibu melihat ke kulkas. Ada susu stroberi anak saya yang beku jadi seperti es-krim. Ibu coba separuh,enak. Ketika ibu tinggal,anak ibu yang sulung,memakan roti meises tanpa mentega. Roti itu dipotong kecil-kecil. Tiba-tiba saja,anak ibu tersandung dan roti meises nya tercampur ke es-krim ibu. Ibu
kembali dengan terkejut. Tapi,ibu coba-coba campur dengan sagu mutiara. Rasanya jadi lezat. Akhirnya,ibu menjual es-krim.”jelas bu Dian dengan panjang. ”Siapa saja yang mendukung ibu hingga bisa jadi seperti ini?” ”Keluarga tercinta dan orang-orang di sekelilingku.” ”Siapa pelanggan pertama ibu?” ”Ibu Farida. Sampai sekarang,dia masih langganan es-krim saya.” ”Penghasilan sehari berapa,bu?” ”Antara Rp.55.000,- sampai Rp.75.000,-” ”Pernah nggak bu,ada kejadian lucu saat sudah berwirausaha?” ”Oh...ngg..Ada!!Hahaha....hahaha....
waktu
itu,ibu
sedang
menyiapkan
es-krim
pelanggan. Tiba-tiba,ada obral baju di luar. Ibu cepat-cepat menyediakan es-krimnya. Saat menuangkan gula,ibu lupa kalau itu bukan gula. Tapi garam. Konsumen ibu jadi heran karena baru ada es-krim yang rasanya asin. Hahaha.......”tawa bu Dian seakan-akan meledak. ”Siapa pelanggan yang paling dibenci ibu?” ”Nona Zaini. Ia selalu minta yang spesial. Nggak bisa terima yang seadanya. Harus ada meises. Piringnya rapi mengkilat. Dan tempat duduknya berhias kilapan glitter. Serta,harus ada TV yang menyala.” ”Siapa pelanggan yang terbaik bagi ibu?Dan apa saja jasanya?Apakah itu mendukung bu Dian?” ”Ibu Farida dong!!Dia sudah menjadi pelangganku sejak pertama aku buka. Ia selalu memuji
masakan
ibu!Jasanya,ia
mempromosikan
es-krim
ibu.
Dan,itu
SANGAT
MENDUKUNG!” ”Terima kasih ya bu Dian sudah mau menemani kami.”Sharly menutup wawancara. ”Ya. Sama-sama”jawab bu Dian lembut. Kami segera pulang. Sampai dirumah,kami masih belum selesai kerja kelompoknya. Masih mengetik wawancara. Akhirnya,pada pukul 18.15,pekerjaan selesai. Mereka kuajak ke kamar lalu kupanggil Nayla dan Nayli lewat tombol. ”Nayla dan Nayli,tolong siapkan kami minum jus alpukat dengan susu cokelat lalu makanannya spaghetti bisa?”tanyaku begitu mereka datang ke kamarku. ”Tentu saja bisa nona.”jawab Nayla dan Nayli dengan lembut. Mereka bergegas pergi. Kami kemudian bermain monopoly. Nggak pernah kusangka,ternyata Nesyia pandai main monopoly. Tanah yang kubeli selalu sudah dibelinya. Ia jadi kaya. Yang paling sering kalah
dalam main monopoly adalah Dhea. Ia selalu tak pernah beli tanah karena uangnya tak cukup. Walaupun sudah dikasih uang banyak,ia selalu kena denda. 2 menit kemudian,makanan kami datang. Hmm,baunya spaghetti sudah membuatku ngiler berat. Jus alpukatnya segar. Akhirnya,mereka semua pulang kerumah mereka masingmasing. Akupun tidur santai di halaman pakai tempat tidur gantung yang diikat di pohon kelapaku. Dan itu kunikmati sambil makan nanas dan jus nanas. Supaya ada nuansa hawai nya gitu low...hehehe.... Hoaaam....tak terasa,aku ketiduran. Aku masih malas bangun. Tiba-tiba,mataku terbelalak. Tinggal 3 hari lagi lomba pianoku dimulai. Aku mulai membuka pianoku dan berlatih. Tanganku kesleo terus. Tapi,akhirnya setelah diulang 3 kali lancar juga. Adzan mahgrib berkumandang. Aku bergegas wudhu dan shalat berdoa pada Allah. Hari ini,kami gembira. Karena kami berjamaah bersama. Kenapa gembira?Berjamaah bersama keluarga jarang sekali kulakukan. Apalagi,ayahku seorang Duta Besar. Hari keempat,Persiapan ku makin matang. Aku rajin-rajinnya membaca buku teori tentang piano. Melatih lagu yang sama. Tak lupa tangga nadanya. Semua itu sangat bermanfaat untuk melatih jari. Dan beberapa teori untuk menghafal beberapa tanda baca yang belum kukenal. Bahkan Dynamic(sound) keras lembutnya biasanya menggunakan bahasa Italia. Makanya,aku rajin belajar. Hari Kelima,suasana makin tegang. Aku latihan terus menerus. Betapa dag-dig-dug hatiku. Besok,lomba kan,dimulai!Gimana nggak tegang coba?