X
Geografi HIDROSFER V Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami rawa, fungsi, manfaat, dan pengelolaannya. 2. Memahami pantai dan pesisir. 3. Memahami laut.
G. Rawa 1. Pengertian Rawa Rawa adalah daerah yang lebih rendah dari daerah sekitarnya dan berbentuk cekungan yang selalu tergenang air.
2.
Jenis Rawa Berikut adalah jenis-jenis rawa. a.
Rawa tergenang, yaitu rawa yang terbentuk akibat air hujan terjebak dalam cekungan sehingga disebut rawa abadi. Adapun ciri-ciri dari rawa tergenang adalah sebagai berikut. 1.)
Air tidak mengalami pergantian karena tidak memiliki sistem pelepasan air (drainase). Air hujan yang masuk selalu menguap sehingga airnya asin.
2.)
Air dan tanah sangat asam (derajat keasaman tinggi).
Kela s
KTSP & K-13
3.) Warna kemerahan. 4.) Tanah gambutnya tebal dan tidak berlumpur. 5.) Unsur hara kurang sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan perikanan. 6.) Terdapat di daerah pedalaman. b.
Rawa tidak tergenang yang terdiri atas rawa pantai (payau) dan rawa sungai (rawa pinggiran). 1)
2)
Rawa pantai (rawa payau) adalah rawa yang terbentuk akibat proses pengikisan air laut dan proses pelumpuran di muara sungai. Adapun ciri-ciri dari rawa pantai adalah sebagai berikut. •
Airnya selalu berganti karena pengaruh pasang surut.
•
Saat pasang, air laut masuk ke muara sungai dan mendorong air sungai yang tawar meluap ke rawa bersamaan dengan itu air laut juga masuk ke rawa.
•
Air dan tanah tidak terlalu asam (derajat keasaman rendah).
•
Airnya payau (setengah asin).
•
Dapat dimanfaatkan untuk sawah pasang surut dan tambak udang serta bandeng.
•
Terdapat di daerah pantai landai yang dekat dengan muara sungai, seperti pantai Sumatra bagian timur, pantai Jawa bagian utara, dan pantai Papua bagian selatan.
•
Ditumbuhi hutan mangrove dari jenis acanthus, avecenia, bruguera, nipah dan rumbia, rhizopora (bakau), serta soneratia.
Rawa sungai (rawa pinggiran) adalah rawa yang terbentuk akibat seringnya sungai meluap (banjir) yang membawa lumpur dan diendapkan di bantaran sungai yang cekung. Saat banjir surut, cekungan tersebut tergenang air sisa banjir sehingga lama-kelamaan terbentuk rawa. Adapun ciri-ciri dari rawa sungai (rawa pinggiran) adalah sebagai berikut. •
Air selalu berganti karena pengaruh banjir.
•
Air dan tanah tidak asam (derajat keasaman rendah).
•
Airnya tawar.
•
Dapat dimanfaatkan untuk sawah lebak (padi lebak).
•
Ditumbuhi tanaman soneratia.
2
3. Fungsi Rawa Rawa berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem karena: a.
menghambat abrasi;
b.
mengatur suhu udara;
c.
merupakan habitat biota air payau dan air tawar.
4. Manfaat Rawa Rawa memiliki manfaat sebagai berikut. a.
Untuk sawah pasang surut.
b.
Untuk tambak udang dan bandeng.
c.
Untuk permukiman dengan rumah bertiang tinggi dan perahu sebagai alat angkutannya.
d.
Jika direklamasi (perbaikan lahan) dapat digunakan sebagai permukiman dan lahan pertanian.
e.
Tanaman rawa menghasilkan kayu bakar, bahan penyamak kulit, bahan korek api, dan mesiu.
f.
Eceng gondok untuk biogas dan anyaman.
g.
Daun nipah dan rumbia untuk atap rumah.
5. Pengelolaan Rawa Pengelolaan rawa dapat dilakukan dengan cara: a.
membuat drainase (sistem pelepasan air) agar air dapat berganti sehingga mengurangi tingkat keasamannya; dan
b.
menurunkan tingkat keasaman tanah dengan cara pengapuran sehingga pH tanah menjadi netral.
Super "Solusi Quipper" Daerah Persebaran Rawa: IAN KASELA RAJA TISU IriAN, KAlimantan bagian SELAtan, JAwa bagian utaRA, SUmatra bagian TImur (Kalimantan bagian SELAtan = Kalimantan bagian bawah, termasuk bagian baratnya.
3
H. Pantai Dan Pesisir 1. Pantai Pantai adalah wilayah berpasir di tepi laut. Bentuk pantai dibedakan menjadi dua adalah sebagai berikut. a.
Pantai landai, yaitu pantai yang terletak hampir sejajar dengan permukaan laut sehingga terpengaruh oleh pasang surut, sedimentasi marin, dan abrasi.
b.
Pantai terjal, yaitu pantai yang terletak di atas permukaan air laut sehingga tidak terpengaruh oleh pasang surut dan sedimentasi marin, tetapi sangat terpengaruh oleh abrasi.
2. Pesisir Pesisir adalah wilayah peralihan ekosistem darat dan laut yang saling memengaruhi. Ekosistem pesisir meliputi estuaria (muara sungai berbentuk corong), delta, hutan mangrove, bukit pasir, pantai, padang lamun, atol (pulau karang berbentuk cincin), laguna (danau di dalam atol), dan terumbu karang.
I. LAUT 1. Jenis Laut Berdasarkan Proses Terjadinya Berikut adalah jenis laut berdasarkan proses terjadinya. a.
Laut transgresi (laut meluas) adalah laut yang terjadi karena: 1.) air laut naik akibat mencairnya es di kutub sehingga daratan tergenang. Sebagai contoh, Selat Sunda, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Malaka, Selat Madura, dan Selat Bali di Dangkalan Sunda, Laut Arafuru di Dangkalan Sahul; 2.) daratan turun secara perlahan-lahan sehingga tergenang air. Sebagai contoh, Pantai Belanda dan Pantai Prancis.
b.
Laut ingresi (laut tanah turun), yaitu laut yang terjadi karena dasar laut turun akibat tenaga tektonik yang menimbulkan patahan. Sebagai contoh, Selat Lombok, Selat Makassar, Laut Banda (di antara Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul).
c.
Laut regresi (laut menyempit), yaitu laut yang terjadi karena proses penyempitan permukaan laut akibat sedimentasi sungai. Sebagai contoh, Laut Sawu.
2. Jenis Laut Berdasarkan Letaknya Berikut adalah jenis laut berdasarkan letaknya. a.
Laut tepi, yaitu laut yang terletak di tepi benua dan terpisah dengan samudra karena adanya gugusan pulau-pulau. Sebagai contoh, Laut Cina Selatan (terpisah dengan
4
Samudra Pasifik oleh Kepulauan Filipina dan Indonesia), Laut Jepang (terpisah dengan Samudra Pasifik oleh Kepulauan Jepang). b.
Laut pertengahan, yaitu laut yang terletak di tengah-tengah dua benua. Sebagai contoh, laut di Indonesia (terletak di antara Benua Asia dan Australia), Laut Mediterania (terletak di antara Benua Asia dan Afrika).
c.
Laut pedalaman, yaitu laut yang terletak di pedalaman benua dan dikelilingi daratan. Sebagai contoh, Laut Baltik, Laut Hitam, Laut Mati, dan Laut Kaspia.
3. Jenis Laut Berdasarkan Kedalamannya Berikut adalah jenis laut berdasarkan kedalamannya. a.
Zona litoral (wilayah pasang surut), yaitu bagian laut yang saat pasang tergenang air pada saat surut menjadi daratan pesisir.
b.
Zona neritik (wilayah laut dangkal), yaitu bagian laut dengan kedalaman < 200 m. Sinar matahari tembus sampai dasar laut sehingga kaya akan tumbuhan dan hewan. Zona ini merupakan laut landas kontinen.
c.
Zona batial (wilayah laut dalam), yaitu bagian laut dengan kedalaman antara 200–2.000 m. Sinar matahari tidak sampai ke dasar laut sehingga jarang terdapat tumbuhan dan hewan.
d.
Zona abisal (wilayah laut sangat dalam), yaitu bagian laut dengan kedalaman > 2.000 m. Suhu sangat rendah, tumbuhan tidak ada, hewan sangat terbatas, dan terdapat basin serta palung laut.
4. Jenis Laut Berdasarkan Morfologinya Berikut adalah jenis laut berdasarkan morfologinya. a.
Paparan (landasan) benua atau continental shelf, yaitu dasar laut dangkal dengan kedalaman < 200 m dan merupakan daratan yang tergenang air laut dan disebut landas kontinen.
b.
Lereng benua atau continental slope, yaitu dasar laut dalam yang kedalamannya 200–2.000 m.
c.
Lubuk laut atau basin, yaitu dasar laut yang dalam berupa cekungan yang berbentuk oval, seperti mangkok dengan kedalaman mencapai > 2.000 m. Sebagai contoh, basin Banda, basin Sulawesi, dan basin Maluku.
d.
Palung laut atau trench, yaitu dasar laut yang sangat dalam berupa ngarai yang sempit dan memanjang berbentuk huruf V dengan kedalaman mencapai 10.000 m. Sebagai contoh, palung Mindanau (10.830 m), palung Jepang (9.435 m), dan palung Jawa (7.450 m).
5
e.
Punggung laut (ambang laut) atau ridge, yaitu dasar laut berupa pematang tengah samudra atau punggung tengah samudra (mid oceanic ridge). Sebagai contoh, Mid Atlantic Ridge, Pacific Atlantic Ridge, East Pacific Ridge, dan Atlantic Indian Ridge yang merupakan pegunungan dasar laut.
f.
Gunung laut atau guyot, yaitu gunung di dasar laut yang puncaknya muncul ke permukaan laut. Sebagai contoh, Gunung Krakatau.
6