[101] Cegah Jarimah dengan Syariah Sunday, 14 April 2013 16:57
Harus ada perombakan sistem hukum secara total termasuk pelaksana-pelaksana hukumnya. Sistemnya harus diganti dengan sistem Islam.
Kejahatan di Indonesia bak kacang goreng. Bagaimana tidak, di tahun 2012 lalu, setiap 91 detik terjadi satu kejahatan di Indonesia. "Jadi, setiap 1 menit 31 detik terjadi satu kejahatan," ujar Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Inspektur Jenderal Polisi Saud Usman akhir tahun lalu. Jumlah kejahatan hingga November 2012 mencapai 316.500 kasus.
Artinya, banyak orang terlibat. Pertanyaannya, lalu di mana fungsi hukuman yang sudah dijatuhkan? Mengapa orang-orang tidak ada yang jera? Mengapa banyak penjahat kambuhan yang keluar masuk penjara?
Dalam Islam, jarimah (tindak kriminal) adalah sebuah kejahatan. Karenanya, pelakunya harus dihukum. Fungsi hukuman itu ada dua yakni mencegah si pelaku dan orang lain agar tidak mengulangi perbuatan tersebut serta menebus dosa bagi si pelaku atas kejahatan yang dilakukannya.
Makanya, hukuman di dalam Islam sangat keras dan tegas. Ketua Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Hafidz Abdurrahman menjelaskan, dalam kasus pemerkosaan misalnya, hukuman bagi pemerkosa dihukumi sama dengan pelaku zina. Bila sudah pernah menikah hukumannya adalah dirajam sampai mati. Bila belum pernah menikah dicambuk seratus kali.
Tapi itu dengan catatan, kalau si pemerkosa tidak melakukan pengancaman. Kalau disertai dengan ancaman, misalnya ancaman akan membunuh bila si korban mengadu kepada orang lain maka selain sanksi tadi ditambah juga dengan sanksi ta’zir yang bentuk serta kadar beratnya diserahkan pada hakim.
1/5
[101] Cegah Jarimah dengan Syariah Sunday, 14 April 2013 16:57
Sementara bagi pembunuh seperti Benget Situmorang dan lainnya, hukumannya tidak ada lain kecuali hukuman mati. Tapi tidak hanya itu, dalam kasus Benget, sebelum diqishash, ia harus dita’zir dulu terkait dengan perbuatan mutilasinya. Hakim yang akan menentukan kadar ta’zirnya.
Nah sistem hukum seperti itu tentu tidak mungkin bisa tumbuh dalam masyarakat yang sekuler seperti sekarang. Makanya, kata Hafidz, harus ada perombakan sistem hukum secara total termasuk pelaksana-pelaksana hukumnya. Sistemnya harus diganti dengan sistem Islam.
Sistem Islam inilah, menurut psikolog Zulia Ilmawati, akan menciptakan masyarakat baru yang memiliki ciri khas. Masyarakat akan hidup dengan landasan kehidupan yang jelas yakni akidah Islam. Dengan kekuatan akidah Islam yang terwujud dalam individu, keluarga, masyarakat, dan negara, maka terbangun masyarakat yang sehat secara fisik dan mental.
Keluarga dan Negara
Dalam urusan keluarga, kata Zulia, Islam adalah satu-satunya agama yang memiliki mekanisme untuk menjamin kesejahteraan anak. Ada anjuran memberikan ASI selama 2 tahun, kewajiban seorang ayah menanggung nafkah anak dan juga larangan bagi orang tua menyakiti anak saat mendidik mereka.
Islam membolehkan memukul anak hanya setelah anak berusia 10 tahun saat tidak mau diperintahkan untuk shalat. Itupun hanya dengan pukulan ringan yang tidak berbekas, semata-mata bertujuan memberikan pendidikan, bukan menghukum apalagi pukulan penuh emosi yang menyakiti anak. Jika memukul saja tidak boleh apalagi menyakiti dan membunuhnya, itu jauh lebih dilarang lagi.
Islam juga membatasi hubungan laki-laki dan wanita yang bukan mahram. Mereka dilarang berpacaran atau bercampur baur (ikhtilat). Ini akan mencegah terjadinya hubungan gelap atau selingkuh seperti yang marak belakangan. Islam membuka kesempatan bagi laki-laki dan wanita bersatu melalui jalan pernikahan. Laki-laki diperbolehkan memiliki istri sampai empat.
2/5
[101] Cegah Jarimah dengan Syariah Sunday, 14 April 2013 16:57
Secara ekonomi, Islam mewajibkan negara menyediakan lapangan kerja yang luas agar para kepala keluarga dapat bekerja dan memberikan nafkah untuk keluarganya. Semua sumberdaya alam strategis adalah milik umat yang dikelola negara.
Negara berkewajiban mendistribusikan seluruh hasil kekayaan negara untuk kesejahteraan warga negara, baik untuk mencukupi kebutuhan pokok, kesehatan, maupun pendidikan. “Dengan jaminan seperti ini, maka tekanan ekonomi yang menjadi salah satu faktor pemicu kekerasan dapat dihilangkan,” jelasnya.
Di luar itu, negara menghilangkan hal-hal yang bisa memicu terjadinya tindak kejahatan. Islam melarang memproduksi dan memperjualbelikan minuman keras. Islam juga melarang media massa menyiarkan pornografi dan pornoaksi. Sebaliknya, negara mendidik warga negara melalui sarana yang ada dengan tsaqafah Islam sehingga rakyat memahami Islam dengan sempurna.
Kebijakan ini akan melahirkan suasana takwa terus hidup di tengah masyarakat. Bagaimana pun negara berkewajiban membina warga negara sehingga ketakwaan individu menjadi pilar bagi pelaksanaan hukum-hukum Islam. Individu bertakwa tidak akan melakukan tindak kekerasan. Ia menegaskan, masyarakat yang bertakwa juga akan selalu mengontrol agar individu lainnya tidak melakukan pelanggaran.
Suasana sistem yang islami inilah yang akan berpengaruh kepada keluarga-keluarga yang hidup di dalamnya. Maka bukan aneh, jika sistem Islam diterapkan secara sempurna, jarimah sangat minim terjadi karena semuanya tercegah dengan sendirinya oleh individu, masyarakat, dan negara. Dari sinilah sadisme di keluarga akan hilang. [] emje
BOKS
Khilafah, Negara Minim Kejahatan
3/5
[101] Cegah Jarimah dengan Syariah Sunday, 14 April 2013 16:57
Tahukah Anda, berapa kejahatan yang terjadi dalam pemerintahan Utsmaniyah selama berabad-abad? Menurut catatan sejarah dari Universitas Malaya, Malaysia, sepanjang kurun waktu itu hanya ada sekitar 200 kasus yang diajukan ke pengadilan.
Jumlah ini jauh sangat kecil dibandingkan dengan kasus kejahatan yang terjadi di Indonesia tahun 2012. Jumlah ini jauh sangat-sangat kecil lagi dibandingkan dengan tindak kriminal yang terjadi di Amerika. Di negara dedengkot demokrasi itu, setiap tahun rata-rata ada 20 juta kasus kejahatan.
Juru bicara kantor pendataan di Kementerian Kehakiman AS menandaskan, dari keseluruhan angka tersebut 4.300.000 kasus lebih terkait dengan aksi pemerkosaan, perampokan dan penganiayaan. Sedangkan, kasus pencurian dari rumah dan pencurian mobil tercatat sebanyak 15,6 juta kasus sementara kasus pencopetan terdata sebanyak 133 kasus. Laporan yang sama menyebutkan bahwa di AS dengan populasi jumlah penduduk 300 juta jiwa, tercatat dari 100 orang tujuh di antaranya menjadi korban kejahatan dan pencurian. Menjadi pertanyaan kemudian adalah bukankah penduduk Amerika memiliki kesejahteraan yang lebih baik dibandingkan dengan negara lain di dunia? Bukankah sistem hukumnya sudah stabil? Dan banyak pertanyaan lainnya?
Walhasil, modernisasi tidak serta merta menjadikan rakyat sejahtera baik secara fisik maupun mental. Sistem kapitalisme akan melahirkan masyarakat yang rakus, tamak, dan rusak, meski dibungkus dengan kemajuan.
Sebaliknya, Islam dengan sistem yang datang dari Yang Maha Benar akan melahirkan masyarakat yang harmonis karena kehidupan mereka sesuai dengan fitrahnya sebagai manusia. Sistem Islam menjamin kehidupan warga negaranya lahir dan batin dengan tolok ukur kebahagiaan hanyalah menggapai ridha Allah SWT.
Pantas jika dalam sistem seperti ini orang akan tercegah untuk berbuat kejahatan. Hanya orang-orang yang keblinger dan melampaui batas saja yang bertindak jahat. Tapi Islam pun telah menyiapkan seperangkat aturan hukum untuk membalas kejahatan rakyatnya sehingga virus kejahatan itu tak menyebar luas. Inilah fakta khilafah yang tak terbantahkan dalam sejarah. [] emje
4/5
[101] Cegah Jarimah dengan Syariah Sunday, 14 April 2013 16:57
5/5