1
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eksistensi induk dalam usaha sapi perah sangat penting, selain sebagai asset juga sebagai faktor produksi utama dalam proses produksi.
Setelah masa produktif
selesai, seekor induk sapi perah harus diafkir, dan diganti dengan induk baru yang berasal dari pembesaran pedet. Proses penggantian induk yang dilakukan peternak, dapat dilakukan melalui pembesaran (rearing) dimana peternak memelihara atau membesarkan pedet lepas sapih (3 bulan) sampai dengan dara bunting atau dengan membeli langsung induk pengganti, baik berupa dara bunting atau induk yang sudah laktasi. Peternak dihadapkan pada beberapa pertimbangan dalam proses pergantian induk yang dilakukan, sebagian peternak melakukan penggantian induk dengan membesarkan sendiri calon induknya, dengan alasan bahwa dengan memelihara sendiri calon induk, kualitas calon induk lebih terjamin artinya ada harapan besar induk yang dihasilkannya nanti akan lebih produktif. Alasan lain yang dikemukakan peternak adalah tidak perlu menyediakan dana cash dalam jumlah besar untuk membeli dara bunting yang relatif mahal. Pembesaran pedet betina sendiri dianggap lebih menguntungkan, karena biaya pemeliharaan rutin pedet/calon induk dalam proses pembesaran ditanggung oleh betina produktif yang dimiliki peternak. Peternak yang melakukan penggantian induk dengan langsung membeli dara bunting, beralasan bahwa memelihara pedet membutuhkan waktu lama, artinya
2
membutuhkan susu, pakan, dan korbanan lainnya dalam waktu panjang sampai dengan anaknya lahir, sedangkan hasilnya baru dapat dinikmati bila pedet tersebut sudah masuk pada fase produktif atau sudah dapat menghasilkan susu sebagai output. Alasan lainnya adalah terdesaknya kebutuhan keluarga, lalu menjual pedet betina yang tadinya untuk induk pengganti. Pergantian induk yang dilakukan peternak dipengaruhi oleh kondisi atau faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam peternakan, seperti sumber daya manusia dalam peternakan (umur, lama beternak, banyaknya pekerja keluarga, tingkat pendidikan), sumber daya kapital (modal), jumlah ternak, serta pandangan bahwa melakukan pembesaran sendiri membutuhkan waktu lama untuk sampai menghasilkan penerimaan, atau pandangan lain bahwa melakukan pembesaran pedet betina memerlukan biaya yang besar. Faktor eksternal adalah semua faktor yang berasal dari luar peternakan, seperti sumber daya alam yaitu hijauan, kemudahan pembelian sapi di bandar, kualitas pakan konsentrat, kemudahan mendapatkan pelayanan dari koperasi (pakan, kesehatan, dan penyuluhan), permintaan susu, kebijakan mengenai rearing (pemerintah, dinas peternakan, dan koperasi), dan banyaknya penjual sapi. Kondisi pembesaran pedet betina sapi perah yang telah diuraikan di atas, terjadi pula pada peternakan sapi perah di wilayah kerja KPBS Pangalengan, salah satunya di TPK Sukamenak.
Sebagian peternak melakukan penggantian induk dengan
membeli sapi dara/sapi produktif dari peternak lain atau dari bandar.
Sebagian
3
peternak lainnya memelihara sendiri calon induk mulai dari pedet, dara bunting sampai melahirkan anak pertamanya (induk pengganti). Dua pola penggantian induk sapi perah sampai saat ini banyak ditempuh oleh peternak, namun informasi yang jelas khususnya dalam pertimbangan finansial usaha belum banyak diungkap. Demikian pula berbagai variabel baik teknis, sosial dan ekonomi yang terkait dengan kemauan dan keengganan peternak memelihara pedet betina sebagai induk pengganti belum banyak digali dan menjadi informasi yang baik bagi berbagai pihak terkait. Dengan pertimbangan tersebut penelitian ini dilakukan. 1.2. Identifikasi Masalah Identifikasikan masalah yang terdapat dalam uraian latar belakang diatas adalah : 1. Apakah melakukan pembesaran pedet betina secara mandiri sebagai calon induk mampu memberikan manfaat finansial bagi peternak. 2. Faktor apa saja yang menjadi penentu pendorong dan penentu penghambat peternak untuk melakukan pembesaran pedet betina secara mandiri sebagai calon induk.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1. Mengetahui kemampuan usaha pembesaran pedet betina secara mandiri sebagai calon induk dalam menghasilkan manfaat finansial bagi peternak. 2. Menganalisis faktor-faktor yang menjadi penentu pendorong dan penentu penghambat peternak untuk melakukan pembesaran pedet betina secara mandiri sebagai calon induk.
4
1.4.Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah : (a). dapat menjadi sumber informasi bagi berbagai pihak terkait, sehingga peternak dapat mengembangkan usaha pembesaran pedet betina sapi perah.
(b) menjadikan bahan pemikiran untuk koperasi dan
pemerintah dalam mengembangkan usaha pembesaran pedet betina sapi perah. (c) dapat menjadi informasi serta sumbangan pemikiran bagi peneliti selanjutnya dalam penelitian pembesaran pedet betina sapi perah. 1.5. Kerangka Pemikiran Penggantian induk sapi perah yang sudah tidak produktif (afkir) sangat penting untuk menjaga kelangsungan usaha ternak sapi perah, oleh karena itu harus ada upaya yang sungguh-sungguh untuk mempersiapkan calon induk pengganti, baik itu dilakukan secara mandiri dikandang peternak, atau mengganti dengan induk/calon induk yang dibeli dari pihak lain. Kondisi ideal dalam pergantian induk yaitu selayaknya peternak melakukan sendiri pembesaran pedet untuk induk pengganti, dengan mempertimbangan potensi genetik ternak yang terbaik untuk peningkatan kinerja usahanya, namun kenyataannya sebagaian peternak tidak melakukan upaya pembesaran pedet sebagai induk pengganti, tentu saja dengan berbagai alasan yang rasional menurut peternak. Banyak sekali faktor yang menyebabkan peternak melakukan dan tidak melakukan pembesaran pedet betina, baik faktor yang berasal dari dalam peternakan (internal) yaitu sumberdaya manusia dalam peternakan (umur, lama beternak, banyaknya pekerja keluarga dalam peternakan, tingkat pendidikan), sumberdaya kapital (modal),
5
jumlah ternak dalam peternakan, asumsi bahwa pembesaran pedet betina memerlukan biaya yang besar, maupun faktor yang bersal dari luar peternakan (eksternal), seperti sumberdaya alam yaitu hijauan, iklim, kemudahan pembelian sapi di bandar, kualitas pakan konsentrat, kemudahan mendapatkan pelayanan dari koperasi (pakan, kesehatan, dan penyuluhan), permintaan susu, kebijakan mengenai rearing (pemerintah, dinas peternakan, dan koperasi), dan banyaknya bandar. Faktor-faktor tersebut jika diidentifikasi dapat dikelompokan menjadi faktor pendorong pembesaran pedet sapi perah, terdiri dari sumberdaya manusia (SDM), sumberdaya alam (SDA) seperti hijauan dan iklim, sumberdaya kapital (modal), pelayanan koperasi, permintaan susu, kebijakan dari pemerintah dan koperasi. Faktor yang dapat menghambat usaha rearing sapi perah terdiri dari sumberdaya manusia (SDM), sumber daya alam (SDA), sumberdaya kapital (modal), pelayanan koperasi, permintaan susu, kebijakan pemerintah, kebijakan dinas, kebijakan koperasi, mahalnya biaya pakan, ketersediaan sapi di bandar, besarnya biaya pembesaran, dan adanya bandar sapi. Namun tidak semua faktor yang pendorong dan penghambat itu menentukan untuk terlaksana atau tidaknya suatu usaha pembesaran pedet betina sapi perah. Sejumlah
faktor
pendorong
dan
penghambat
hasil
identifikasi
dapat
dikelompokkan menjadi faktor pendorong dan penghambat yang dominan dalam pengembangan usaha pembesaran pedet betina sapi perah, serta faktor pendorong dan penghambat yang sangat menentukan pengembangan usaha pembesaran pedet betina sapi perah. Pengkatagorian ini secara ilmiah dapat dilakukan dengan uji Cochran
6
untuk menentukan faktor dominan, dan Participatori Sistem Analisis (PSA) untuk mengetahui faktor yang sangat menentukan pengembangan usaha rearing sapi perah. Teridentifikasinya faktor penentu merupakan informasi berharga bagi pengambilan keputusan dalam upaya menumbuhkembangkan usaha pembesaran pedet betina sapi perah. Upaya–upaya tersebut dalam konteks pengembangan usaha pembesaran pedet betina sapi perah diharapkan akan berdampak pada terciptanya usaha sapi perah yang berkelanjutan. Pemeliharaan pedet betina sampai dengan menjadi calon induk pengganti memerlukan waktu panjang. Sampai dengan waktu sapih pedet betina memerlukan susu sebagai pakan utama.
Dalam pandangan sebagian peternak,
susu yang
diberikan untuk pedet tersebut dapat dijual sebagai sumber penerimaan usaha, sehingga memberikan susu pada pedet dianggap keputusan yang merugikan usahaternaknya.
Demikian pula pemeliharaan pedet lepas sapih sampai dengan
menjadi dara bunting, dianggap memelihara sapi yang tidak menghasilkan penerimaan, karena sapi belum produktif menghasilkan susu. Bila pengeluaran usaha mulai dari pemeliharaan pedet lepas sapih sampai dengan dara bunting diakumulasikan dan kemudian dibandingkan dengan harga sapi dara bunting, secara finansial akan diperoleh gambaran manfaat finansial pemeliharaan pedet betina sebagai calon induk terhadap aktivitas usaha peternakan sapi perah. Usaha pembesaran pedet betina sapi perah merupakan usaha yang memiliki manfaat finansial bagi peternak serta memiliki faktor pendorong dan penghambat yang dominan, dan menentukan tumbuhkembangnya usaha rearing sapi perah.
7
Usaha Pembesaran Pedet Betina Sapi Perah
Manfaat Finansial Melakukan Pembesaran
Tidak Melakukan
Pembesaran
Faktor Pendorong Faktor Penghambat Uji Cochran Faktor Dominan
Participatory Sistem Analisis
Faktor Penentu
Ilustrasi 1.
Kerangka Pemikiran Manfaat Finansial dan Faktor Penentu Usaha Rearing Sapi Perah.
8
1.6. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada peternakan sapi perah rakyat di wilayah kerja KPBS Pangalengan, yaitu di TPK Sukamenak Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Waktu pelaksanaan penelitian ini selama satu bulan yaitu pada bulan April sampai dengan Mei 2015.