EVALUASI PEMBEBANAN TRANSFORMATOR III 60 MVA 150/20 KV GARDU INDUK BOGOR BARU Try Lestari1 , Prof. DR Ir. H. Didik Notosudjono, MSC 2 , Ir. Dede Suhendi, MT 3. Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan, Jl. Pakuan, Bogor 16143 e-mail :
[email protected] ABSTRAK Transformator III Gardu Induk Bogor Baru merupakan transformator tenaga yang mempunyai daya sebesar 60 MVA untuk menopang atau mendistribusikan beban konsumen. Berdasarkan data beban harian yang dianalisa pada tanggal 01 Juni – 30 Juni 2013 pada pukul 01.00 – 24.00 dari data beban teraebut dapat diketahui faktor beban trafo III 60 MVA 150/20 KV Gardu Induk Bogor Baru. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui faktor beban pada tanggal 01 Juni 2013 sebesar 80,4% berdasarkan beban puncak sebesar 39 MW dan pada tanggal 30 Juni 2013 diketahui beban puncak sebesar 71% dengan beban puncak mencapai 36 MW. Dari seluruh perhitungan Faktor Beban Trafo III Gardu Induk Bogor Baru dari tanggal 01 Juni – 30 Juni 2013 diketahui faktor beban tertinggi sebesar 87% dengan beban puncak sebesar 34 MW yang terjadi pada pukul 10.00. Kata Kunci : Transformator, Pembebanan Trafo, Faktor Beban 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transformator III dengan kapasitas daya 60 MVA dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang berjalan selama 24 jam seringkali transformator mengalami keadaan dimana terjadinya beban puncak yang terjadi dalam beberapa periode waktu yang tidak tentu hal tersebut berimbas pada kapasitas daya trafo mampu atau tidaknya menopang beban tersebut. Untuk mengetahui berapa persen kenaikan beban transformator dalam periode waktu ketika beban puncak dapat dihitung dengan menggunakan faktor beban, hal tersebut dapat mengetahui berapa persen lonjakan beban yang terjadi pada transformator ketika beban puncak, dan hal ini digunakan sebagai acuan kapasitas transformator dalam menentukan layak atau tidaknya transformator tersebut untuk beroprasi menyuplai energi ke masyarakat dan sebagai penentuan sanggup atau tidaknya transformator dibebankan dengan beban tersebut.
1.2 Maksud dan Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh karakteristik beban puncak yang terjadi dalam beberapa periode dan menganalisa kapasitas daya transformator untuk mendistribusikan beban. 2. DASAR TEORI 2.1 Gardu Induk Gardu induk adalah suatu system transmisi atau penyaluran tenaga listrik yang merupakan suatu satu kesatuan dari system penyaluran tersebut, hal ini dapat diartikan bagian – bagian system tenaga listrik saling berhubungan dalam hal penyaluran. Dalam peranan gardu induk terdapat beberafa fungsi Gardu Induk yaitu: Mentransformasikan daya listrik dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi, dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah dan dari tegangan tinggi ke tegangan menengah. Untuk pengukuran, pengawasan oprasi serta pengamanan system tenaga listrik. Untuk mengatur pelayanan beban ke Gardu Induk lainnya melalui gardu distribusi setelah diturunkan teganganya.
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Page 1
2.2 Transformator Transformator merupakan perlalatan listrik yang berfungsi untuk menyalurkan daya atau tenaga dari tegangan tinggi ke tegangan rendah ataupun sebaliknya. Transformator menggunakan prinsip hukum fareday dan hukum lorent dalam menyalurkan daya, dimana arus bolak-balik yang mengalir mengeliliringi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnet. Bila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda pontensial. Arus yang mengalir pada belitan primer akan menginduksi inti besi transformator sehingga didalam intibesi akan mengalir fluks magnet dan fluks magnet ini menginduksi belitan sekunder sehinggan pada ujung belitan sekunder akan terdapat beda pontensial. 2.3 Konstruksi Transformator Electromagnetic ( inti besi ) berfungsi sebagai media jalannya fluks yang timbul akibat induksi arus bolak – balik pada kumparan yang mengelilingi inti besi sehingga dapat menginduksi kembali ke kumparan yang lain. Current carrying circuit ( winding ) yaitu suatu belitan yang terdiri dari batang tembaga berisolasi yang mengelilingi inti besi ketika terjadi arus bolak – balik mengalir pada belitan tembaga tersebut dan inti besi akan terinduksi dan menimbulkan fluks magnetic. Bushing berfungsi penghubung antara belitan dengan jaringan luar, bushing terdiri dari sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Isolator berperan sebagai sebagai penyekat antara konduktor bushing dengan body main tank transformator. Pendingin mempunyai dua fungsi yaitu sebagai media isolasi dan sebagai pendingin. Pendingin berkerja ketika minyak bersikulasi, panas yang berasal dari belitan akan
dibawa oleh minyak sesuai jalur sirkulasinya dan akan didinginkan pada sirip – sirip radiator. Oil preservation dan expansion ( Konservator ) berfungsi untuk menampung minyak pada saat transformator mengalami kenaikan suhu. Tap Changer berfungsi untuk menyesuaikan rasio dengan mengubah belitan sisi primer yang diharapkan dengan mengubah rasio antar belitan primer dan sekunder dengan begitu tegangan output atau sekunder dapat disesuaikan dengan kebutuhan tegangan input ataupun primernya. Neutral Gronding Resistance ( NGR ) merupakan tahanan yang dipasang serial dengan netralsekunder trafo sebelum terhubung ke ground atau tanah, yang bertujuan untuk mengontrol besarnya arus gangguan yang mengalir dari sisi netral ke tanah. 2.4 Transformator Model Inti dan Shell Secara umum terdapat dua jenis model dasar yang digunakan untuk penyusunan inti dan belitan transformator yaitu model inti dan model shell. Terdapat dengan jelas perbedaan dalam dua model tersebut yaitu pada transformator model inti letak perbedaanya pada belitan – belitannya yang melilit inti transformator, sedangkan pada transformator model shell letak perbedaanya terlihat pada intinya yang mengelilingi belitan transformator. Selain itu terdapat juaga model gabungan antara model inti dan sheel dapat dilihat pada gambar 1 berikut:
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Page 2
Gambar 1. Gabungan model inti dan shell Pada dasarnya kedua transformator ini sama bagusnya, hal yang menentukan bagus atau tidaknya transformator yaitu mampu saat menahan tekanan mekanis dan tekanan elektris yang timbul. 2.5 Prinsip Kerja Transformator Prinsip kerja transformator yaitu ketika kumparan – kumparan primer dihubungkan dengan arus bolak – balik ( ac ), arus listrik yang dialirkan pada kumparan primer menimbulkan medan magnet, medan magnet tersebut diperkuat dengan inti besi yang dihantarkan pada kumparan sekunder sehingga ujung – ujung kumparan sekunder akan menimbulkan gaya gerak listrik. 2.6 Transformator Tidak Berbeban Transformator tidak berbeban bila kumparan primernya dihubungkan dengan sumber tegangan V1 yang berbentuk sinusoid maka akan mengalir arus primer Iₒ tertinggal 90° dari V1. Arus primer Iₒ tersebut akan menimbulkan fluks sefasa dan membentuk sinusoid dapat dilihat pada gambar 2 yaitu sebagai berikut:
Dengan adanya ( i ) dari beban ( z ) pada kumparan sekunder maka akan timbul gaya gerak magnet pada kumparan sekunder ( N. I ) agar tetap magnet bersamanya maka dalam kumparan primer tersebut harus ada yang mengalir sebesar I'. Berikut ini dapat dilihat pada gambar 3 yaitu sebagai berikut :
Gambar 3 Transformator Berbeban 2.8 Rugi – Rugi Trasformator Rugi – rugi transformator terdapat pada sisi primer dan sekunder wujud dari rugi – rugi itu sendiri yaitu rugi – rugi inti besi dan rugi – rugi besi. Adapun cara untuk meminimalisir rugi besi yang terjadi pada transformator yaitu dengan menggunakan penampang inti besi yang cukup besar agar fluks dan magnet lebih mudah mengalir di dalamnya. Begitupun yang terjadi pada rugi – rugi tembaga untuk dapat mengurangi rugi – rugi tembaga dengan menggunakan kawat tembaga yang luas penampangnya cukup besar agar dapat mengalirkan arus yang diperlukan. Rugi – rugi transformator umumnya di kelompokan menjadi tiga macam, yaitu:
Gambar 2 Transformator tidak berbeban 2.7 Transformator Berbeban Keadaan transformator berbeban apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber listrik AC maka akan timbul arus primet ( i ) begitu juga pada kumparan sekunder dihubungkan dengan beban ( z ) maka kumparan sekunder tersebut akan menimbulkan arus sekunder ( i ) bolak – balik.
Rugi – rugi tembaga Penyebab terjadinya rugi tembaga disebabkan karena ketidak merataanya rugi – rugi tahanan murni dan pendistribusian rapat arus penghantar yang tidak merata dapat dituliskan sebagai berikut : Pcu = I²R. Rugi – rugi histeris Penyebab terjadinya rugi – rugi histeris adalah adanya gesekan molekul partikel – partikel pada inti transformator karena adanya perubahan – perubahan fluks magnet periodic. Hal ini dapat dituliskan dengan persamaan rumus sebagai berikut: Ph = Kh f B maks 1.6 ( watt )…..1 Kh = Konstanta
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Page 3
Bmaks = Fluks Maksimum Rugi – rugi arus eddy Penyebab terjadinya rugi – rugi arus eddy karenan adanya induksi yang mengalir pada inti transformator prosesnya mirip dengan arus yang terinduksi pada belitan. Hal ini dapat dituliskan sengan menggunakan persamaan rumus yaitu;
Pe = Ke f2 B2 maks ( watt )…….2 Kh = konstanta Bmaks = Fluks maksimum ( weber ) Jadi rugi besi ( rugi inti ) adalah : Pi = Ph + Pe ( watt ) 2.9 Effesiensi Transformator Effesiensi transformator merupakan perbandingan antara daya keluaran dengan daya masukan di wujudkan dalam hitungan persentase. Besar efesiensi transformator dinyatakan dalam (( ɳ ). Besar efesiensi trafo dapat dirumuskan dengan persamaan…….3
ɳ=
x 100
=
x 100
=
x 100
2.10 Transformator tiga fasa Letak perbedaan dari trafo satu fasa dengan tiga fasa terletak pada hubungan belitan dan bilangan jam yang ada pada trafo tiga fasa. Laminan tipis yang ada pada rangkaian magnetis berfungsi untuk menekan kerugian arus pusar yang terjadi di dalam inti dapat dilihat pada gambar 4 yaitu sebagai berikut:
Gambar 4 Transformator 3 fasa tipe inti 2.11 Hubungan Transformator Tiga Fasa
Jenis hubungan transformator ini
yaitu hubungan bintang – bintang, rasio tegangan fasa-fasa (L-L) pada sisi primer dan sekunder perbandingannya sama dengan rasio setiap trafo. Hal tersebut menyebabkan pergeseran fasa 30° antara tegangan fasa dengan netral (L – N) dan tegangan fasa ke fasa pada sisi primer dan sekundernya. Hubungan bintang – bintang ini sangat bermanfaat jika pada kondisi beban seimbang dikarenakan saat kondisi beban seimbang menyebabkan arus netral sama dengan nol. Sedangkan bila kondisi beban tidak seimbang akan ada arus netral yang mengakibatkan timbulnya rugi – rugi. Pada hubungan Y – Y tegangan masing – masing primer adalah Vphp = VLP/(√3). Hubungan way – delta (Y - ▲) Hubungan wye- delta digunakan untuk saluran transmisi penarik tegangan. Hubungan antara rasio primer dan sekunder tegangan antara fasa ke fasa yaitu 1/3 kali setiap trafo. 2.12 Relai transformator Fungsi dari sistem proteksi atau rele berguna untuk mendeteksi saluran atau perlalatan dari kondisi abnormal dan melokalisir area yang terjadi gangguan sekecil mungkin agar tidak mengganggu sistem lain yang sedang berjalan agar pelayanan pada konsumen tetap bisa dilakukan. Sistem proteksi haruslah memenuhi persyaratan yang diantaranya andal (realibility), yaitu adanya jaminan bahwa sistem pengaman akan selalu siap berkerja setiap saat diperlukan dan tidak berkerja jika tidak di perlukan. Selektif ( selectifity ), yaitu jaminan akan sistem pengaman akan memberikan reaksi yang benar terhadap ketidak normalan yang terjadi pada daerah tertentu. Cepat beroprasi ( fastness of opration ) yaitu dapat memisahkan bagian yang terganggu dalam waktu yang secepat mungkin. Dan yang terakhir adalah ekonomis hal ini mengisyaratkan bahwa sistem pengaman dapat memberikan pengamanan yang maksimum meskipun dengan biaya yang minimum. Ada beberapa macam jenis relai, yaitu sebagai berikut:
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Page 4
Rele Bucholz Berfungsi sebagai proteksi bila trafo terjadi gangguan hal tersebut disebabkan karena nilai volume minyak tafo pada tele bucholz berkurang dasn akan menimbuklan gas, dan gas tersebutlah yang dideteksi oleh relai bucholz Rele jansen Merupakan rele pressure pada OLTC (ON/OFF load tap changer), berkerja bila di dalam box OLTC terjadi gangguan yang menimbulkan tekanan aliran pada minyak antara tangki tap changer dengan konservator OLTC. Kontak pada rele berkerja berdasarkan tekanan udara dan akan segera memberikan perintah trip ke PMT. Rele sudden pressure berkerja jika di dalam tangki trafo terjadi kenaikan tekanan udara akibat terjadinya tekanan udara akibat terjadinya gangguan di dalam trafo sehingga tekanan udara secara kumulatif akan mengerjakan rele dan rele ini akan segera memerintahkan trip ke PMT. 2.13 Transformator Tegangan Berfungsi untuk memperkecil tegangan pada system tenaga listrik menjadi besaran tegangan untuk mengukur pengukuran dan proteksi, serta berfungsi untuk mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer dan memeungkinkan standarisasi rating tegangan untuk perlalatan sisi sekunder. Klarifikasi transformator tegangan adalah sebagai berikut: Trafotegangan magnetik, merupakan trafo tegangan induktif yang terdiri dari belitan primer dan skunder pada inti besi yang prinsip kerjannya belitan primer menginduksikan tegangan kebelitan sekunder. Trafo tegangan kapasitif, merupakan trafo yang terdiri dari rangkaian seri dua kapasitor atau lebih yang mempunyai fungsi sebagai pembagi tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah pada primer, setelah itu tegangan pada salah satu di transformasikan menggunakan trafo tegangan yang lebih rendah agar diperoleh tegangan sekunder. 2.14 Faktor Beban Faktor beban dapat dituliskan sebagai berikut: Faktor beban = ……4
Faktor beban dapat memuat dalam beberapa cakupan antara lain faktor beban harian, mingguan, bulanan atau tahunan. Bila yang dibahas tentang beban harian maka beban rata – rata tersebut adalah beban dalam satu hari ( 24 jam ) dibagi 24 jam. Sedangkan beban puncak adalah beban tertinggi yang terjadi dalam 24 jam. Faktor beban menunjukan krakteristik beban, semakin besar faktor beban maka semakin effisien pemanfaatan suatu sistem tenaga listrik, karena instalasi listrik dibangun agar mampu melayani beban puncak.
3. TRANSFORMATOR III 150/20 KV 60 MVA Gardu Induk Bogor Baru 3.1 Transformator III 60 MVA 150/20 kV Transformator tenaga yaitu suatu perlalatan listrik yang berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah ataupun sebaliknya. Dalam hal pendistribusian daya listrik transformator mempunyai peranan yang sangat penting yaitu untuk menyalurkan energi listrik secara maksimal pada konsumen, sehingga dapat memenuhi kebutuhan energi yang diperlukan oleh industri maupun masyarakat. Berdasarkan tegangan oprasinya transformator distribusi berada pada tegangan 150 KV/20 KV Berikut ini adalah data name plate dari trafo III 150/20kV, 60 MVA Gardu Induk Bogor Baru: Tabel 1 Name Plate Trafo III Gardu Induk Bogor Baru Merk Serial Number Made In Rate Power ( ONAN/ONAF ) Rated Current Secunder Rates Current Primer Hight Voltage Low Voltage Stabilizing Voltage Temperature Rise Oil Winding Frequency Voltage Regulator Type Cooling Standart of referensi Installation
Unindo P 060 LEC 678 Indonesia 60 MVA 1732 Ampere 230.9 150 KV 20 KV 10 KV 55°C 50°C 50 Hz 150 KV + 8 × 1.25% to - 8 × 1.25% ONAN/ONAF IEC 60076 Nynas, Nitro Libra
3.2 KarakteristikBebanTransformator 60MVA 150/20 KV Beban – beban transformator umumnya terjadi beraneka ragam pada periode waktu tertentu serta mempunyai karakteristik yang berbeda, serta mempunyai beban puncak dalam waktu yang berbeda agar lebih memperjelas
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Page 5
karakteristik pembeban tersebut dapat dilihat dalam wujud grafik, berikut ini adalah data pembebanan faktor beban tertinggi pada tanggal 11 Juni 2013 grafik harian dengan jumlah faktor beban pada tanggal 11 Juni 2013.
1. Faktor beban pada tanggal 01 juni 2013, berdasarkan data pada lampiran 1 total beban selama 24 jam adalah 753 MW dan beban puncaknya 39 MW.Beban rata – rata pada trafo III selama 24 jam adalah : Beban rata-ratanya per jam
3.3 Grafik Beban Harian Tanggal 11 Juni 2013
=
Grafik pembebanan harian trafo III pada hari selasa 11 Juni 2013 pukul 01.0024.00 beban puncak terjadi pada pukul 10.00 dengan kapasitas trafo 60 MVA, 34 MW, 6 MVAR dan pada tap 17, dengan menggunakan data tabel pembebanan pada lampiran berikut ini adalah hasil pengolahan data pembebanan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar 5 adalah sebagai berikut:
=
maka faktor beban sebenarnya di transformator III dapat diperoleh sebagai berikut dengan menggunakan persamaan 4 yaitu sebagai brerikut:
Faktor beban = = = 0,804 Faktor beban dalam persen adalah 0,804 X 100% =80,4% Jadi faktor beban trafo III dengan beban puncak sebesar 39 MW dan beban rata – ratnya 31,375 MW adalah 0,804 atau 80.4 %. 2.
Gambar 5 Grafik Pembebanan Tertinggi Keterangan:
= 31,375 MW
Faktor beban pada tanggal 07 juni 2013, berdasarkan data pada lampiran 1 total beban selama 24 jam adalah 774 MW dan beban puncaknya 42 MW. Beban rata – rata pada trafo III selama 24 jam adalah : Beban rata-ratanya per jam = =
= 32,25 MW
Garis biru menunjukan kapasitas transformator. Garis merah menunjukan MW Garis hijau menunjukan MVAR Garis ungu menunjukan Tap
maka faktor beban sebenarnya di transformator III dapat diperoleh dengan mengunakan persamaaan 4, yaitu sebagai berikut. Faktor beban =
4. ANALISA 4.1 Analisa Pembebanan Faktor beban adalah perbandingan antara beban rata-ratanya terhadap beban puncaknya dalam periode waktu. Beban rata-rata dan beban puncak dapat dinyatakan dalam kilowatt, kilovoltamper, amper dan sebagainnya, tetapi satuan dari keduanya harus sama.
= 32,25/42 = 0,76 Faktor beban dalam persen adalah 0,76 x 100% = 76%. Jadi faktor beban trafo III dengan beban puncak sebesar 42 MW dan beban rata – ratnya 32,25 MW adalah 0,76 atau 76 %
4.2 Perhitungan Faktor Beban Bulan juni 2013:
3.
Faktor beban pada tanggal 14 juni 2013, berdasarkan data pada lampiran 1 total beban selama 24 jam adalah 708 MW dan beban puncaknya 38 MW. Beban rata – rata pada trafo III selama 24 jam adalah : Beban rata-ratanya per jam
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Page 6
baru pada tanggal 01 juni 2010 – 31 juni 2010 dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 2 Faktor Beban (Load Faktor)
= =
= 29,5 MW
maka faktor beban sebenarnya di transformator III dapat diperoleh sebagai dengan menggunakan persamaan 4 yaitu sebagai berikut: Faktor beban = = = 0,77 Faktor beban dalam persen adalah 0,77 x 100% = 77% Jadi faktor beban trafo III dengan beban puncak sebesar 38 MW dan beban rata – ratnya 29,5 MW adalah 0,77 atau 77 %
4. Faktor beban pada tanggal 30 juni 2013, berdasarkan data pada lampiran 1 total beban selama 24 jam adalah 613 MW dan beban puncaknya 36 MW.Beban rata – rata pada trafo III selama 24 jam adalah : Beban rata-ratanya per jam = =
= 25,5 MW
maka faktor beban sebenarnya di transformator III dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan 4 yaitu sebagai berikut: Faktor beban = =
= 0,71
Faktor beban dalam persen adalah 0,71 x 100% = 71% . Jadi faktor beban trafo III dengan beban puncak sebesar 36 MW dan beban rata – ratanya 25,5 MW adalah 0,71 atau 71 %. Untuk lebih jelas hasil perhitungan faktor beban pada trafo III Grardu Induk Bogor
Dari hasil perhitungan faktor beban pada trafo III Bogor Baru dari tanggal 01 juni 2014 – 30 juni 2014, dapat disimpulkan: faktor beban tertinggi terjadi pada tanggal 11 juni 2014 sebesar 87% . Yang diperoleh dari = = 29,5 Dari hasil tersebut dapat di peroleh faktor beban trafo adalah sebagai berikut: Faktor Beban = =
= 0, 87
Dinyatakan dalam bentuk persen yaitu 0,87 x 100 = 87% 4..3. Grafik Faktor Beban Grafik di bawah ini adalah hasil analisa yang diperoleh dari perhitungan faktor beban pada tabel 2 adalah grafik dari faktor beban pada tanggal 01 juni 2013 – 30 juni 2013 adalah sebagai berikut.
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Page 7
[5] Abdul Kadir, Ir., Transformator. Elek Media Komputindo. Jakarta.1989 [6] Hasan Basri. Sistem Distribusi Daya Listrik. ISTN. Jakarta. 1997. [7] Sumanto. Transformator. Andi. Yogyakarta. 1996 [8] PT PLN P3B Jawa Bali. Pengelolaan Sistem Proteksi Transformator. 1998 PENULIS
Keterangan:
Garis biru menunjukan Kapasitas Trafo Garis merah menunjukan beban puncak
Dari grafik tersebut dapat dilihat beban kapasitas transformator masih memenuhi syarat dan masih bisa memikul beban tersebut. 5.
1. Try Lestari, ST., Alumni (2014) Program Studi Teknik Elektro FTUNPAK. 2. Prof. Dr. Ir. H. Didik Notosudjono, M.Sc. Guru Besar Staf Dosen Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor. 3. Ir. Dede Suhendi, MT. Staf Dosen Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor.
KESIMPULAN
Dari hasil analisa pembebanan transformator III Gardu Induk Bogor baru 150 kV/20 kV dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Faktor beban yang tertinggi selama bulan juni pada trafo III Gardu Induk Bogor Baru terjadi pada tanggal 11 juni 2013 dan 26 juni 2013 sebesar 87% Trafo III Bogor Baru masih dapat beroprasi dengan baik dalam melayani kebutuhan beban konsumen.
PUSTAKA [1] PT. PLN (PERSERO). Himpunan Buku Petunjuk O&M Perlalatan Penyaluran Tenaga Listrik. 2009 [2] PT PLN ( Persero ). Batasan Oprasional dan Pemeliharaan Perlalatan Penyaluran Tenaga Listrik Transformator Tenaga. 2009 [3] Ir. Djoko Warsito. Seri Teori Mesin Listrik Arus Bolak-Balik. Transformator CV Baru. Jakarta 1986. [4] Zuhal, Ir., Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.1995 Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Page 8