BAB 3 ANALISIS 3.1
Analisis Tapak
3.1.1
Analisis Kawasan dan Tata Guna Lahan Lokasi lahan terletak di jalan Ambon, Kelurahan Coblong, Kecamatan Bandung
Wetan, Wilayah Cibeunying, Kotamadya Bandung. Wilayah Cibeunying ini merupakan wilayah pemerintahan, pendidikan tinggi, perdagangan dan lindung, sesuai dengan RTRW Kota Bandung tahun 2004-2013. Lokasi ini di pilih karena memenuhi persyaratan pemilihan lokasi untuk perpustakaan seperti yang telah di paparkan dalam bab sebelumnya.
Lokasi Perancangan
Gambar.3.1: Posisi lahan pada kawasan
Gambar.3.2: Peruntukan lahan
Lokasi lahan berada di area militer yang diapit oleh area perdagangan (sebelah barat laut, utara, dan timur laut lahan yang meliputi Jl. Ir. H. Juanda, Jl.Trunojoyo dan Jl. R.E. Martadinata), area pemerintahan (kantor gubernur di arah timur laut lahan yang meliputi Jl. Diponegoro dan Jl. Surapati) dan area pendidikan (SMU Aloysius di arah utara lahan, S-2 Kedokteran dan laboratorium Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, SMP Kristen dan SMU Kristen Yahya, SMPN 7 di arah timur laut lahan).
13
3.1.2
Analisis Aksesibilitas dan Sirkulasi Lokasi lahan di Jalan Ambon dapat dicapai dengan kendaraan pribadi,
kendaraan roda dua, dan berjalan kaki melewati fasilitas pedestrian (penduduk dari perumahan di sekitar lahan).
3
1
2
1 5 4
2
3
4
Gambar.3.3 : Pencapaian ke lokasi lahan
Dengan alat angkutan umum dapat dilakukan langsung ke lokasi yaitu angkutan kota jurusan Kalapa-Dago, dan Margahayu-Ledeng. Bagi pengguna fasilitas angkutan kota jurusan Panghegar-Dipati Ukur dapat berhenti di simpang Martadinata dan jalan Ternate, atau persimpangan antara jalan Ambon dan jalan Banda, kemudian berjalan kaki kurang lebih 100 meter ke lokasi. Untuk ngkutan kota jurusan Kalapa – Caheum dapat berhenti di simpang Jalan Saparua dan Jalan Aceh, atau persimpangan antara Jalan Sulawesi dan Jalan Aceh, kemudian berjalan kaki kurang lebih 100 meter ke lokasi
14
5
Panghegar – Dipati Ukur
Kalapa - Caheum
Panghegar – Dipati Ukur
Margahayu - Ledeng
Lahan
Gambar. 3.4 : Sirkulasi Angkutan Umum
3.1.3
Analisis Fungsi Sekitar Wilayah Cibeunying yang direncanakan sebagai area pemerintahan, pendidikan
tinggi, perdagangan dan lindung, telah menjadikan wilayah ini memiliki kemajemukan dalam area struktur pembagian pelayanan di dalamnya. Disekitar lokasi terdapat fungsi-fungsi yang terkait dengan fungsi perpustakaan umum, yaitu : 1.
Rekreasi (area Jl.Saparua dan Jl.Ambon yang merupakan salah satu area rekreasi terutama olah raga, di Bandung, dimana terdapat lapangan bola Saparua, GOR Voli dan lapangan basket).
2.
Fungsi pendidikan (pada arah utara lahan, yaitu SMA Kristen Yahya,SMA St Aloysius, S-2 Kedokteran dan Laboratoriun Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran). 15
3.
Fungsi perdagangan (Jl. R.E. Martadinata dan sekitarnya, seperti Toserba Yogya Riau Junction di Jl. R.E. Martadinata, Bandung Indah Plaza ( BIP ), Dago Plaza, Gramedia
di
Jl.Ir.H.Juanda
yang
bersimpangan
langsung
dengan
Jl.R.E.Martadinata). 4.
Fungsi Pemerintahan (Kantor Gubernur Jawa Barat yang terletak pada area di arah utara lahan)
5.
Fungsi militer (terletak tepat di sekeliling lahan)
Gambar.3.5: Posisi Lahan Dengan melihat posisi lahan dan kegiatan di area sekitar lahan, perpustakaan di lokasi ini berpotensi menarik banyak minat penduduk di sekitarnya sehingga dapat juga menjadi salah satu pusat kegiatan komunitas serta berpotensi sebagai wadah perilaku masyarakat yang bersifat ramai. Hal ini akan berpengaruh pada ruang-ruang berkumpul 16
untuk publik dan menjadikan bangunan ini sebagai salah satu tengaran dalam kawasan ini.
3.1.4
Iklim Setempat Daerah ini berada pada ketinggian rata-rata sekitar 760 meter diatas permukaan
laut dengan suhu rata-rata berkisar antara 18º-28º dengan iklim tropis basah dan curah hujan relatif tinggi. Dengan kondisi alam seperti ini, maka perlu diperhatikan respons bangunan terhadap iklim tropis basah, seperti penggunaan sirip untuk menghindari sinar matahari langsung dan tampias air hujan.
3.1.5
Analisis Vegetasi Vegetasi eksisting rata-rata merupakan pohon peneduh dengan ketinggian rata-
rata 4- 16 meter. Pohon-pohon ini terutama berada di sepanjang sisi selatan lahan yang merupakan Taman Maluku dan di sisi pedistrian di Jalan Saparua, Jalan Aceh dan Jalan Sulawesi.
Gambar. Vegetasi eksisting
Gambar. Vegetasi pada koridor Jalan Saparua
Gambar. Vegetasi pada sisi Jalan Aceh
Gambbr. Vegetasi pada sisi Jalan Sulawesi
Gambar. 3.6 : Vegetasi eksisting Lahan
17
3.1.6
Analisis Orientasi Matahari Untuk menghindari pengaruh sinar matahari Timur-Barat yang dapat merusak
koleksi perpustakaan, maka bangunan dirancang dengan orientasi bukaan Utara-Selatan Bentuk lahan cenderung melebar kearah selatan, sehingga pencahayaan dalam perpustakaan dapat maksimal dan sinar matahari langsung dari arah timur dan barat yang dapat merusak buku koleksi perpustakaan dapat di hindari.
3.1.7
Karakter Arsitektural Kawasan Pada umumnya, bangunan yang berada disekitar lahan adalah bangunan2 lama
peninggalan zaman kolonial terutama bangunan militer. Bagunan-bangunan yang berlanggam Art Deco di jumpai di koridor Jalan Aceh, Jalan Saparua, dan Jalan Ambon.
Gambar. 3.7 : Bangunan Sekitar Lahan 18
3.2
Analisis Pengguna, Program Ruang dan Hubungan Antar Ruang
3.2.1
Analisis Pengguna dan Aktivitas
Pengguna fasilitas ini sebagian besar usia sekolah ( anak-anak sanpai remaja) serta mahasiswa, tetapi tidak menutup kemungkinan juga orang tua dan dari semua kalangan termasuk para kaum cacat. Untuk para pengguna yang sekedar membaca buku di perpustakaan ini tidak dikenakan biaya. Akan tetapi untuk meminjam buku atau memanfaatkan fasilitas seperti intenet dan audio visual diharuskan untuk menjadi anggota perpustakaan. Untuk pelayanan perpustakaan, perawatan buku dan inventaris perpustakaan dikelola oleh pegawai perpustakaan yang memiliki ruang tersendiri (tidak terbuka untuk umum).Sedangkan untuk kegiatan pelayanan skala mingguan atau bulanan (seperti perpustakaan keliling dan pengumpulan sumbangan buku bekas) dilakukan oleh pegawai dan relawan perpustakaan. Kapasitas perpustakaan dihitung berdasarkan jumlah populasi komunitas yang akan dilayaninya. Berdasarkan jumlah populasi tersebut akan didapatkan volume total buku yang harus ditampung dan jumlah tempat duduk dan meja baca yang harus disediakan. Berdasarkan
standar
internasional, perpustakaan yang baik harus
menyediakan kurang lebih dua volume buku untuk setiap orangnya. Untuk perbandingan lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikuti ini : Koleksi minimal Jumlah Populasi
Jumlah tempat duduk
diperlukan Per kepala
84750
Area yang
2
Total
1.5 per 1000
(10 m² per 1000 volume)
169500
1695
populasi 127
2.5 m² per kursi 317,5
Sumber : Thompson, Planning and Design Library Building, 1989 Tabel 3.1
Berdasarkan data penduduk Kecamaan Bandung Wetan, didapat populasi daerah tersebut adalah 36.683 jiwa, sehingga dapat diasumsikan perbandingan pengguna perpustakaan sebagai berikut : Perbandingan
Anak-anak (5-12 tahun)
Koleksi Buku
(%)
volume)
20
33900 19
(
Jumlah kursi 25.4
Remaja (13-19 tahun)
25
42375
31.75
Dewasa (20-60 tahun)
55
93225
69.85
Sumber : Thompson, Planning and Design Library Building, 1989 Tabel 3.2
3.2.2
Aktivitas Pengguna Perpustakaan
Pengguna
Aktivitas
Pengunjung
1.Mencari literatur •
katalog
•
on-line katalog
2.Meminjam literatur 3.Membaca •
buku fiksi & nonfiksi
•
majalah dan surat kabar
•
bulletin
4.Belajar 5.Mencari informasi •
literatur
•
komputer
6.Pandang dengar
Pengelola/Administrasi
•
audio disc
•
audio tape
•
video tape
•
video disc
•
VCD/DVD
•
foto
•
gambar/lukisan
1.Layanan langsung •
keamanan
•
mengembalikan dan meminjam buku
• 20
menyusun kembali
•
informasi
2.Layanan tidak langsung •
pimpinan
•
sekertariat
•
tata usaha
•
penyusunan katalog
•
pemrosesan
•
penjilidan kembali/perbaikan
•
konservasi
•
fumigasi
Dewasa dan remaja (16 tahun
•
diskusi buku/bedah buku
keatas)
•
seminar
Remaja (12-19tahun)
•
pameran karya seni (tidak tertutup bagi anggota perpustakaan, sekolah lokal setempat dapat mendaftar untuk mengikuti pameran)
Anak-anak (4-11 tahun)
Aktivitas relawan
•
pembacaan cerita
•
drama boneka
•
diskusi buku anak-anak
•
workshop*.
•
menonton film anak*.
•
Rotasi buku ke lembaga sosial (panti asuhan,panti jompo,penjara dll)
*Bekerjasama dengan organisasi atau kelembagaan di luar perpustakaan ( penyelenggara). Tabel 3.3 : Aktifitas Pengguna Perpustakaan
21
Buku-buku dalam rak buku ( book
Dikembalikan oleh petugas
Diambil oleh pengunjung (open stacks) Diambilkan oleh petugas (closed stacks)
Dibaca diruang baca
Ruang kontrol peminjaman dan pengembalian
Pinjam
Bagan 3.1 : Diagram proses peminjaman buku
Buku yang telah dipinjam
Workshop (perbaikan buku)
Ruang kontrol peminjaman dan pengembalian
Disimpan oleh petugas dengan trolley
Buku yang telah dibaca
Bagan 3.2 :
Diletakkan dimeja
Diagram proses pengembalian buku
22
Dikembalikan ke rak buku
3.3
Program Kebutuhan Ruang Perhitungan kebutuhan ruang didapat dari standar internasional bagi bangunan
perpustakaan. Fasilitas-fasilitas yang tersedia didapatkan dari hasil analisis kegiatan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Fasilitas utama perpustakaan mencakup 50% dari seluruh kebutuhan ruang bangunan ini, dan sisanya adalah fasilitas-fasilitas penunjang. Kebutuhan ruang ini dikategorikan menjadi kelompok kegiatan pelayanan umum, kegiatan bersama, dan fasilitas penunjang. Untuk lebuh jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel Kebutuhan Ruang : Ruang Yang Dibutuhkan
Kegiatan Pelayanan Umum
Koleksi Dewasa
Nama Ruang
a.Lobby b.Informasi c.Kontrol(penitipan barang)
a .Komputer Katalog b.Ruanag Koleksi c.Ruang Baca d.sirkulasi
a.Komputer Katalog b.Ruanag Koleksi c.Ruang Baca d.sirkulasi
100 org 3 org 50 brg(tas)
0.8 1.2 0.25
Perhitungan Luas Ruang (kapasitas x standar) (m²) 80 3.6 2
3 set 93225 volume
1
3
Kapasitas
Standar (m²)
0.01
155.375
72 kursi
2.5 20%
180 67.675
3 set 42375 volume 32 Kursi
1 0.01 2.5
3 70.625 80 30.725
20%
Koleksi Remaja
23
Persyaratan Teknis
- Kelembaban 45-55% - Temperatur 18-20°C (suhu max.24°C) - Jarak lantai ke langitlangit minimal 3 meter. - Kekuatan pencahayaan minimal 400 LUX - Jarak lantai ke langitlangit minimal 3 meter. - Kekuatan pencahayaan 400 LUX - Lantai menggunakan material berwarna hangat ( Gradasi merah ke kuning) cth : Parket, kayu, dll. - Kelembaban 30% - Temperatur 20-21°C - Kaca jendela transparan double glazed pada area baca
- Jarak lantai ke langitlangit minimal 3 meter. - Kekuatan pencahayaan 400 LUX - Lantai menggunakan material berwarna hangat ( Gradasi merah ke kuning) cth : Parket, kayu, dll. - Kelembaban 30% - Temperatur 20-21°C - Kaca jendela transparan double glazed pada area baca
a.Komputer Katalog
3 set
1
3
b.Ruanag Koleksi
33900 volume
0.01
56.5
c.Ruang Baca
26 kursi
2.5
65
20%
24.9
3 set
1
3
16950 13 kursi
0.01 2.5 20%
33.9 32.5 13.88
d.sirkulasi
- Jarak lantai ke langitlangit minimal 3 meter. - Kekuatan pencahayaan 400 LUX - Lantai menggunakan material berwarna hangat ( Gradasi merah ke kuning) cth : Parket, kayu, dll. - Pada area koleksi anak-anak, dinding di cat dengan motif warna primer. - Kelembaban 30% - Temperatur 20-21°C - Kaca jendela transparan double glazed pada area baca
Koleksi Anakanak
Koleksi Khusus/ Referensi
Surat Kabar dan Majalah
Ruang Pandang Dengar
a.Komputer Katalog b.Ruanag Koleksi c.Ruang Baca d.sirkulasi
a.Ruang Koleksi b.Ruang Baca c.Sirkulasi
800 eksemplar 13 kursi
a.Komputer Katalog
2 set
b.-CD/DVD -Kaset Audio -Kaset Video
3000 keping 3000 keping 1000 keping 30 set
c.Komputer d.Sirkulasi
Ruang Petugas
a.Ruang Direktur b.Ruang Administrasi c.Staff d.Ruang ganti e.Ruang Katalog f.Ruang penyimpanan
- Jarak lantai ke langitlangit minimal 3 meter. - Kekuatan pencahayaan 400 LUX - Lantai menggunakan material berwarna hangat ( Gradasi merah ke kuning) cth : Parket, kayu, dll. - Pada area koleksi anak-anak, dinding di cat dengan motif warna primer. - Kelembaban 45-55% - Temperatur 18-20°C - Kaca jendela transparan double glazed pada area baca
0.01 2.5 20%
8 32.5 7.6
3
6
40 3 20%
90 27
1 org
15
15
5 org 5 org 5 org 5 org 2 org
4 4 2 2 5
39 20 10 10 20
24
- Kelembaban 45-55% - Temperatur 22-26°C - Jarak lantai ke langitlangit minimal 3 meter. - Kekuatan pencahayaan 400 LUX - Kelembaban 48-52% - Temperatur 18-20°C - Jarak lantai ke langitlangit minimal 3 meter. - Kekuatan pencahayaan 400 LUX
- Jarak lantai ke langitlangit minimal 3 meter. - Kekuatan pencahayaan 600 LUX
a.R.Perawatan b.R.Fumigasi Ruang Perawatan
Kegiatan Bersama
c.Gudang d.Sirkulasi
2 org 2 org
7 7
14 14
3000 volume
0.01 20%
30 6.4
32 org 168 kursi
1.5 1.5
96 84
a.Ruang Kelas b.R.Pertemuan
a.Ruang dan jalur M/E ,darurat dan penghawaan Ruang Penunjang
- Jarak lantai ke langitlangit minimal 3 meter. - Kekuatan pencahayaan 600 LUX
246
6
b.Toilet c.R.lift
- Kelembaban 45-55% - Temperatur 18-20°C - Jarak lantai ke langitlangit minimal 3 meter. - Kekuatan pencahayaan 600 LUX
5 org
1.5 4
d.Musholla
18
- Jarak lantai ke langitlangit minimal 3 meter. - Kekuatan pencahayaan 400 LUX
20 20
LUAS TOTAL
1782.18
Tabel 3.4 : Luasan Ruang
Jumlah luas bangunan
2908.62 m²
Jumlah luas ruang terbuka
7913.61 m²
25
3.4
Hubungan Antar Ruang Secara keseluruhan, perpustakaan dibagi menjadi tiga area, yaitu 1). area yang
berhubungan langsung dengan area publik diluar bangunan perpustakaan (noise area) yang memiliki tingkat kebisingan tinggi. 2). area peralihan (low noise area), yaitu area yang menghubungkan bagian perpustakaan dan bagian inti perpustakaan. 3) area inti (quiet area) yaitu area baca, kolesi buku, diskusi, yang membutuhkan privasi dan ketenganan yang cukup.
Daerah luar Taman (parkir dll)
Ruang Pertemuan
Taman
Lobby Musholla
WC
Area Bongkar muat
Noise Area Ruang Informasi dan Pengawas
R.Perawatan dan Perbaikan
R.Pengelola
Meja Pelayanan
Low Noise Area Area Perpustakaan Quiet Area Bagan 3.3 :.Diagram Arus Kegiatan
26
Area Servis
Alur sirkulasi pengguna layanan perpustakaan Tiba/Taman
Penitipan Barang
Lobby
Penitipan Barang
Pulang/Ta man
Katalog
Kontrol
Noise area
Low noise area
K.Dewasa K.Remaja K.Anak K.Audio visual K.Majalah dan suratkabar. K.Periodikal Quiet area
Bagan 3.4:.Alur Sirkulasi Pengguna Layanan Perpustakaan
Alur sirkulasi pengguna layanan komersial
Tiba / Taman
Lobby
Penitipan Barang Low noise area
K.Dewasa K.Remaja K.Anak K.Audio visual K.Majalah
Warnet
Noise area
Quiet area
Bagan 3.5:.Alur sirkulasi pengguna layanan komersial
Alur Sirkulasi Karyawan Perpustakaan
Tiba
Pulang
Area pengelola : Layanan administrasi Layanan perawatan dan perbaikan buku Layanan sirkulasi Layanan pengolahan buku Layanan penitipan barang Kantor staf Ruang rapat (kelas/pertemuan)
Noise area
Low noise area
Bagan 3.6 .Alur sirkulasi karyawan perpustakaan
27
K.Dewasa K.Remaja K.Anak K.Audio visual K.Majalah dan suratkabar. K.Periodikal
Quiet area
Alur sirkulasi koleksi perpustakaan baru Loading / unloading
Gudang/penyimp anan sementara
Noise area
Ruang perawatan / fumigasi
Low noise area
K.Dewasa K.Remaja K.Anak K.Audio visual K.Majalah dan suratkabar. K.Periodikal Quiet area
Bagan 3.7.Alur sirkulasi koleksi perpustakaan baru
Alur pengadaan koleksi
Pengadaan buku : -membeli -tukar menukar -sumbangan
Pengecekan dan penyortiran
Pencatatan dan penomoran
Ruang simpan koleksi
Noise area
Pemberian label dan kartu slip
Quiet area
Low noise area
Bagan 3.8.Alur pengadaan koleksi
Alur peminjaman koleksi pada open shelves Quiet area
Buku-buku dalam rak koleksi
Dikembalik an oleh petugas
Diambil oleh pengunjung (open stack)
Dibaca diruang baca
Meja pelayanan (peminjaman / pengembalian
Low noise area Bagan 3.9.Alur peminjaman pada open stacks
28
Alur pengembalian koleksi Buku yang dipinjam Noise area Perbaikan buku
Buku yang telah dibaca
Meja pelayanan (peminjaman / pengembalian) Low noise area Disimpan oleh petugas
Diletakkan di meja
Dikembalikan ke rak
Quiet area
Bagan 3.10: Alur pengembalian koleksi
Alur sirkulasi koleksi yang rusak / robek
K.Dewasa K.Remaja K.Anak K.Audio visual K.Majalah dan suratkabar. K.Periodikal Quiet area
Gudang / penyimpanan t Rak penyimpanan sementara
Low noise area
Bagan 3.11 :.Alur sirkulasi koleksi yang rusak / robek
29
R.Perawatan, fumigasi, penjilidan
Pelayanan sirkulasi
3.5
Studi Banding
3.5.1
Perpustakaan Jawa Barat, Jl.Soekarno Hatta, Bandung
Perpustakaan ini terletak disalah satu daerah pusat komersil dan industri di kota Bandung. Akses masuk perpustakaan terletak pada ruas jalan utama yang banyak dilalui kendaraan, tetapi bangunannya terletak agak jauh kedalam sehingga bangunan kurang terlihat dari jalan utama. Aktivitas rutin yang biasa dilakukan oleh perpustakaan ini antara lai sebagai berikut: - Pembacaan dongeng - Perpustakaan berjalan
Gambar 3.8 : Perpustakaan Jawa Barat
Perpustakaan ini juga menyediakan ruang-ruang khusus aktivitas komunitas, yaitu ruang serba guna.Pada awal memasuki bangunan, pengunjung harus melewati lobi yang berfungsi sebagai pusat orientasi. Pada lobi ini terdapat meja informasi dan penitipan barang, on line katalog dan ruang kontrol utama. Selain ruang kontrol utama, terdapat ruang kontrol lain disetiap ruang-ruang koleksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut ini : Tiba/ Pulang
Penitipan Barang
Lobby
Ruang Koleksi / Ruang Baca Bagan 3.12 Sirkulasi pengguna Perpustakaan Jawa Barat, Jl. Soekarno Hatta, Bandung
30
Ruang Kontrol
Bangunan ini terdiri dari satu massa dan memiliki alur sirkulasi double-loaded corridor. Alur sirkulasi ini dirasakan kurang sesuai dengan iklim tropis kota Bandung, karena pemasukan cahaya alami menjadi sangat terbatas. Untuk setiap fungsi koleksi perpustakaan yang berbeda (koleksi dewasa, koleksi remaja, dan lain-lain), diletakkan pada ruang yang berbeda pula dan setiap ruang pada ruang kontrol tersendiri. Hal ini kurang efektif karena staf yang diperlukan menjadi jauh di laur batas kebutuhan.Letak aula yang bersebelahan dengan fungsi koleksi remaja menebabkan konflik baik dari segi sirkulasi, maupun kebisingan, begitu juga dengan perletakan fungsi komersil (warnet) yang terletak di lantai atas dan jauh dari jangkauan pengguna. 3.5.2
Perpustakaan Jawa Barat Jl. Cikapundung, Bandung
3.5.3 Perpustakaan ini juga berada di salah satu daerah komersil di Kota Bandung. Namun lokasinya tidak terlalu mudah di akses dan massa bangunan tertutup dengan massa bangunan lain disekitarnya sehingga agak sulit untuk mengenali bangunan ini. Aktivitas rutin yang dilakukan perpustakaan ini antara lain sebagai berikut: a) Pembacaan dongeng Gambar 3.10 : Perpustakaan Cikapundung
b) Perpustakaan berjalan
Perpustakaan ini tidak memiliki ruang-ruang khusus untuk aktivitas komunitas, sehingga aktivitas dilakukan di ruang baca, Hal ini mengakibatkan terbatasnya aktivitas komunitas yang dapat dilakukan di perpustakaan ini. Bangunan ni memiliki loby yang menyulitkan pengunjung untuk berorientasi di awal memasuki bangunan. Selain itu, ruang kontrol diletakkan terpisah disetiap ruangan dan tidak dikoordinir di satu tempat saja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut : Tiba/ Pulang
Penitipan Barang
Lobby
Ruang Kontrol
Ruang Koleksi / Ruang Baca Sirkulasi pengguna Perpustakaan Jawa Barat, Jl.Cikapundung, Bandung
31
Bagan 3.13
Bangunan ini terdiri dari tiga massa yang disatukan dengan single loaded corridor dan halaman tengah. Susunan ruang seperti ini sesuai dengan iklim tropis karena cahaya alami dapat terdistribusi merata. Namun susunan ruang yang tersekat-sekat dan ruang kontrol yang terletak disetiap ruang menyebabkan ruang tidak terasa mengalir dan terkesan sempit.
3.5.3 Honan, Allston Public Library, Boston
Gambar. 3.11
Perpustakaan ini merupakan cabang dari Boston Public Library yang beralamat di 300 Harvard street, Allston, MA 02134 Boston, USA. Perpustakaan ini mempunyai koleksi 50000 volume buku, dewasa, remaja dan anak-anak, 100 koran dan majalah, 3000 kaset, cd, video yang dapat didengar / ditonton langsung di perpustakaan ini Kegiatan-kegiatan dalam perpustakaan ini meliputi : -
Pembacaan dongeng (untuk anakanak)
-
Diskusi buku
-
Kelompok percakapan
-
Kursus komputer
-
Kuliah-kuliah
-
Konser music
-
Galeri Gambar. 3.12
Dalam perpustakaan ini terdapat juga ruang serba guna untuk acara-acara tertentu, ruang belajar privat untuk kelompok32
kelompok belajar, ruangan konverensi untuk rapat, sebuah galeri sebagai ruang pamer yang memuat kesenian umum dan pameran informasi.
Gambar. 3.13 Fasilitas-fasilitas penunjang lainnya yang disediakan oleh perpustakaan ini adalah : Komputer yang dapat di gunakan oleh semua orang ( dari anak-anak sampai dewasa) yang dilengkapi dengan office software, katalog perpustakaan, data base dan koneksi internet. Bangunan ini memiliki ruang peralihan antara ruang luar dan ruang dalam bangunan. Dengan adanya ruang ini, maka pengguna dapat dengan mudah berorientasi terhadap bangunan, dan penumpukan antrian pengguna di meja sirkulasi pada waktuwaktu padat dapat dihindari. Bangunan ini terdiri dari dua masa dengan fungsi yang berbeda pada setiap masanya. Kedua masa ini disatukan oleh halaman tengah yang juga berfungsi sebagai ruang baca terbuka.
Gambar. 3.14 33
3.5.4
Ballard Library and Neighborhood Service Center ,Seattle
Gambar. 3.15
Perpustakaan ini debangun tahun 2005 yang beralamat di 5614 22nd Ave. N.W. Seattle. Arsitek dari perpustakaan ini adalah Bohlin Cywinski Jackson, dengan ide awal adalah mendidik masyarakat melalui desain.
Perpustakaan ini dibangun diatas area bekas parkir dan tumpukan rongsokan yang sebagian besar merupakan perkerasan, dengan luas total lahan 28000 ft² atau 2520 m². Setelah didisain menjadi sebuah -perpustakaan, perbandingan area perkerasan dan vegetasi hijau menjadi 20:80. Gambar. 3.16
34
Pada perpustakaan ini ruang untuk parkir di batasi yaitu 0,29 m² per pengguna dengan tujuan agar masyarakat dapat menggunakan trasportasi alternatif selain kendaraan bermotor, seperti kendaraan umum, sepeda atau dengan bejalan kaki. Usaha ini berhasil, karena pengguna perpustakaan 73% memakai transportasi alternatif dalam mengakses perpustakaan ini. Perpustakaan
ini
juga
dirancang
berdasarkan prinsip-prinsip arsitektur hijau dan pembangunan berkelanjutan.
Gambar. 3.17
35
Fasilitas-fasilitas di dalam perpustakaan ini meliputi 38 komputer untuk umum, ruang pertemuan untuk 20 – 140 orang, ruang baca dan ruang koleksi fleksibel dari anakanak sampai dewasa.
Gambar. 3.18 Perpustakaan ini menggunakan green roof dan material daur ulang seperti kursi, meja dll.Maket dari perpustakaan ini juga di display di lobi perpustakaan berikut beserta prinsip-prinsip dari desain perpustakaan ini. Hal ini dimaksud agar masyarakat yang datang mengaunjungi perpustakaan ini (terutama anak-anak atau orang-orang usia sekolah) dapat mengerti dan sadar mengenai desain yang ramah lingkungan. Dengan ini secara tidak langsung perpustakaan ini juga memberi pembelajaran kepada masyarakat.
Gambar. 3.19
36
3.5.5 Kesimpulan Studi Banding : -
Batas antara ruang kontrol dengan ruang-ruang lainnya harus dipertegas untuk menjaga keamanan.
-
Ruang untuk kegiatan komunitas sebaiknya diwadahi
-
Perletakan bangunan sebaiknya dekat dengan akses umum dan tertlihat dari jalan.
-
Lay out denah sebaiknya fleksibel terutama area baca-area koleksi dan sirkulasi dalam perpustakaan.
-
Perletakan ruangan dan lay out interior harus ditata sedemikian agar cahaya alami dapat masuk kesetiap ruangan terutama area baca
-
Perpustakaan harus mudah diakses, terutama dari jalan utama.
-
Perpustakaan sebaiknya dekat dengan perumahan dan bangunan-bangunan yang bersifat publik.
-
Lay out ruangan sebaiknya fleksibel horisontal.
-
Sebaiknya memperhatikan ruang – ruang untuk kegiatan komunitas.
-
Orientasi perpustakaan dapat disesuaikan dengan memperhatikan situasi dan cuaca setempat.
-
Ruang terbuka perpustakaan, selain dimanfaatkan sebagai sumber cahaya alami, dapat dijadikan sebagai ruang baca terbuka atau ruang lain yang menjadi bagian dari ruang perpustakaan.
-
Desain hijau dan berkelanjutan sebaiknya dijadikan sebagai salah satu kriteria desain dan disain dari perpustakaan dapat di display ( di area lobi, di area baca dll) sebagai bahan pelajaran dan pengetahuan dari pengunjung perpustakaan.
-
Pendekatan desain dapat di jadikan sebagai alat dalam mengatur perilaku dan sikap pengguna. (contoh : menekan ruang untuk parkir menjadi ruang hijau sehingga masyarakat berjalan kaki atau menggunakan transportasi alternatif selain kendaraan pribadi dalam mengakses perpustakaan).
37