Full Costing dan Direct Costing
Kalkulasi Biaya Penuh • Biaya produksi penuh (full costing), adl pengorbanan sumber daya utk menghasilkan barang/jasa dimana unsurnya biaya bahan langsung, upah langsung, BOP (T+V). • Full cost (biaya produk penuh), adl pengorbanan sumber daya sampai produk dikonsumsi oleh konsumen. Unsurnya adl biaya bahan langsung, upah langsung, BOP (T+V), biaya pemasaran (T+V), biaya administrasi (T+V).
Kalkulasi Biaya Produk Variabel • Variable costing, pengorbanan sumber daya utk menghasilkan barang/jasa dgn unsur biaya biaya bahan langsung, upah langsung, BOP V. • 3 unsur biaya itu langsung berhubungan dgn volume kegiatan produksi, maka disebut direct costing (biaya produk langsung)
Contoh Kasus Produksi normal 1.000 unit produk
Ket
VC (Rp)
TFC(Rp)
Biaya bahan langsung 5 unit @ RP 1
5
0
Biaya upah langsung 4 jam @ Rp 1
4
0
BOP 4jam @ Rp 0,75
3
4000
Biaya Pemasaran
2
4000
Biaya administrasi
1
2000
Jumlah
15
10000
Contoh Kasus • Full costing: biaya bahan langsung+upah langsung+BOP (T+V) = 5+4+3+(Rp 4000/1000)= Rp16 • Biaya variabel per unit = Rp12
Manajemen ingin mendapat informasi tentang kalkulasi biaya produksi model full costing dan direct costing: a. Perhitungan laba/rugi, jika produksi 1.000 unit seluruhnya dijual. b. Menghitung rugi-laba, jika diproduksi 1.000 unit dan dijual 800 unit.
Jawaban a. Perhitungan laba/rugi, jika produksi 1.000 unit seluruhnya dijual Laba/Rugi Full Costing Keterangan
Jumlah (Rp)
Penjualan 1.000 unit @ Rp 30
30.000
HPP (1.000xRp12)+Rp 4.000
16.000
Laba Kotor
14.000
B.Pemasaran (1.000xRp2)+Rp 4.000
6.000
B.Administrasi (1.000xRp 1)+Rp 2.000
3.000
Laba operasi
5.000
Harga pokok produksi = biaya bahan langsung+biaya upah langsung+ BOP V = Rp5+Rp 4+Rp 3= Rp12+Rp 4.000BOPT
L/R Variable Costing (Direct Costing) Keterangan
(Rp)
Penjualan 1.000unit @ Rp 30
30.000
HPP V (1.000xRp 12)
12.000
Marjin kontribusi kotor
18.000
B.Pemasaran V (1.000xRp 2)
2.000
B.Admin V (1.000xRp 1)
1.000
Marjin kontribusi
15.000
Biaya tetap
10.000
Laba operasi
5.000
Harga pokok produksi = biaya bahan langsung+ biaya upah langsung+ BOP V =Rp 5+Rp 4+Rp 3= Rp 12/unit
b. Hitung laba/rugi, jika diproduksi 1.000 unit dan dijual 800 unit Laba/Rugi Full Costing Produksi 1.000unit, dijual 800unit Keterangan
(Rp)
Penjualan 800 unit @Rp30
24.000
HPProduksi:(1.000xRp 12)+Rp 4.000=Rp16.000 Nilai persediaan: 200x(Rp 16.000/1000)=Rp 3.200 HPP 800 unit
(12.800)
Marjin kontribusi kotor
11.200
B.Pemasaran (800xRp2)+Rp 4.000
(5.600)
B.Admin (800xRp1)+Rp 2.000
(2.800)
Laba operasi
2.800
Nilai persediaan per unit= (Rp16.000/1.000)=Rp 16
Laba/Rugi Direct Costing Produksi 1.000unit, dijual 200unit Keterangan
(Rp)
Penjualan 800unit @Rp30
24.000
HPProduksi (1.000xRp12) = Rp12.000 Nilai persediaan 200unit x (Rp 12.000/1.000) = Rp 2.400 HPP 800 unit
9.600
Marjin kontribusi kotor
14.400
B.Pemasaran V (800xRp 2)
1.600
B.Admin V (800xRp 1)
800
Marjin kontribusi
12.000
Biaya tetap
10.000
Laba operasi
2.000
Keterangan Selisih laba operasi Rp 800 sama dengan selisih nilai persediaan Full costing= 200xRp16=3.200, Direct costing= 200x12= 2.400 Jika manajemen menyajikan utk pihak luar, maka menggunakan full costing. Jika utk pihak intern, maka menggunakan direct costing.
Informasi Manajemen Berdasarkan kalkulasi kedua model, manajemen mendapat informasi a.l: 1. Jika yg diproduksi sama dgn yg dijual, tidak ada persediaan, maka laba kalkulasi full costing sama dgn kalkulasi direct costing. 2. Jika terdapat persediaan barang jadi akhir periode, maka selisih laba operasi antara full costing dan direct costing besarnya sama dgn selisih persediaannya. 3. Informasi kalkulasi full costing berguna utk menilai kinerja manajemen berdasar fungsinya, yaitu manajemen produksi, pemasaran, manajemen umum & admin
4.Informasi kalkulasi direct costing berguna utk mengetahui perilaku pendapatan yg berdampak pada perilaku biaya dan utk mengetahui dalam rentang kapasitas produksi tertentu. 5.Kalkulasi full costing dgn adanya persediaan akhir barang jadi, labanya lebih besar dibanding dgn kalkulasi direct costing.
Keputusan Manajemen 1.Utk mengukur pestasi manajer, nilai persediaan barang jadi pada akhir periode harus dihitung berdasarkan aktivitas yg menyerap biaya, yaitu biaya variabel. BOP T harus diperlakukan sbg beban. 2.Utk keperluan penetapan harga, kalkulasi direct costing lebih kompetitif krn tidak membebankan BOP T dan biaya tetap lainnya ke dalam penetapan harga.
3.Manajemen dapat mengetahui beban tetap yg harus ditanggung oleh kemampuannya memperoleh pendapatan. Makin tinggi beban tetap, makin tinggi pendapatan yg harus diperoleh.