FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT PINDAH KERJA (TURNOVER INTENTION) PADA BIDAN DESA DI KABUPATEN BULUKUMBA
FACTORS AFFECTING TURNOVER INTENTION THE VILLAGE MIDWIFE IN BULUKUMBA
Munawir Najamuddin1,Sukri Palutturi1, Nadjib Bustan2
1
Bagian AKK, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin 2
Bagian Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar
Alamat Korespondensi : Munawir Najamuddin SKM Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 HP: 085398594567 Email :
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi niat pindah bidan desa di Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bulukumba yang mencakup wilayah kerja 18 Puskesmas. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional study. Populasi adalah seluruh bidan desa di Kabupaten Bulukumba yang berjumlah 136 orang dengan sampel sebanyak 65 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi-square dan regresi logistik berganda. Hasil analisis hubungan menunjukkan karakteristik individu, umur (p=0,141), masa kerja (p=0,159), status kawin (p=0,882), dan pendidikan (p=0,059) menunjukkan tidak ada hubungan dengan niat pindah bidan desa. Ada hubungan antara hubungan kerja (p=0,007), desain kerja (p=0,000), kompensasi (p=0,000), pengembangan karir (p=0,000), komunikasi (p=0,001), terhadap niat pindah bidan desa. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan karakteristik individu, umur (p=0,226), masa kerja (p=0,274), status perkawinan (p=0,414), pendidikan (p=0,919) terhadap niat pindah. Variabel hubungan kerja (p=0,337) dan kompensasi (p=0,213) tidak berpengaruh terhadap niat pindah bidan. Ada pengaruh antara desain kerja (p=0,043), pengembangan karir (p=0,006), komunikasi (p=0,019), terhadap niat pindah bidan desa. Variabel yang paling berpengaruh terhadap niat pindah bidan adalah pengembangan karir (Exp B=0,82). Sebagai kesimpulan bahwa desain kerja, pengembagan karir dan komunikasi berpengaruh terhadap niat pindah bidan desa. Kata Kunci : Niat Pindah, Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan
Abstract This research aimed to determine the factors that influenced the turnover intention of the village midwives in Bulukumba Regency. This research was conducted in Bulukumba Regency covering the work areas of 18 Community Health Centers. The research was a quatitative research with the design of the cross-sectional study. The population of 136 person comprised all the village midwives in Bulukumba Regency; how ever only 65 midwives were selected as samples. The data were collected through questionnaires. Finally, the data were analyzed using the chi-square test dan the multiple logistic regression analysis. The result of the correlation analysis revealed that were was no correlation between the village midwives’ individual characteristic, such as age (p=0,141), working period (p=0,159), marital status (p=0,882) and education (p=0,059) and their turnover intention. On the other hand, there was significant correlation between the village midwives’ work relation (p=0,007), work design (p=0,000), compensation (p=0,000), career development (p=0,000), and communication (0,001) and their turnover intention. The analysis result indicated that there was no significant effect of the individual characteristics, like age (p=0,226), working period (p=0,274), marital status (p=0.414), education (p=0.919) on their intention to move. On the other hand, the variables of work relationship (p=0.337) and compensation (p=0.213) had no effect on their intention to move. There was a simultaneous effect of the work design (p=0.043), career development (p=0.006), and communication (p=0.019) on the intention of the village midwives to move. Key words : turnover intention, individual characteristics, work characteristics.
PENDAHULUAN Salah satu tujuan utama dan menjadi priotitas dalam pembangunan di Indonesia adalah pembangunan kesehatan. Variabel kesehatan selalu dijadikan tolak ukur dasar yang dikedepankan dalam berbagai indikator capaian pembangunan misalnya dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mengukur pembangunan kesehatan dengan melihat tingkat kematian ibu dan bayi. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menyatakan bahwa angka kematian ibu meningkat tajam dari 228 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2007 menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2012. Tingginya AKI di Indonesia dipengaruhi oleh belum memadainya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dan rendahnya cakupan penanganan kasus obstetri. Ada korelasi yang jelas antara cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan AKI. Semakin tinggi cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan maka akan semakin rendah AKI suatu Negara (Fikawati et al., 2008). Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Bulukumba pada tahun 2012 sebesar 89,2% yaitu 7.460 ibu bersalin dan 6.658 yang ditolong oleh tenaga kesehatan, masih dibawah target Renstra yaitu 90%. Di beberapa kecamatan, kasus kelahiran yang tidak dibantu oleh tenaga kesehatan masih cukup tinggi. Salah satunya di Kecamatan Borong Rappoa, pada tahun 2011 terdapat sekitar 44 persalinan (19%) dari 234 total persalinan yang tidak ditolong oleh tenaga kesehatan (Dinkes Kab. Bulukumba, 2013). Bidan adalah tenaga kesehatan yang terlibat langsung terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak dalam hal memberikan bimbingan, asuhan dan penyuluhan kepada ibu hamil, persalinan. Masih terdapat 13% puskesmas di daerah terpencil dan tertinggal tidak memiliki bidan dan 3% puskesmas di daerah tidak terpencil dan tidak tertinggal tidak memiliki bidan. Keadaan ini berdampak terhadap upaya akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) (Syafari et al., 2013). Hal ini terlihat dari proporsi bidan di Kabupaten Bulukumba yaitu 34,75 per
100.000 penduduk jauh dibawah standar sebanyak 100 bidan per 100.000 penduduk. Namun masih ada bidan yang melakukan perpindahan antar desa, antar puskesmas dan antar kabupaten. Jumlah perpindahan bidan pada tahun 2011 sebanyak 7 orang, tahun 2012 sebanyak 7 orang dan tahun 2013 sebanyak 5 orang. Dengan rata-rata perpindahan ke berbagai lokasi selama 3 (tiga) tahun terakhir sebanyak 6 orang dengan turnover rate sebesar 15,7% sementara turnover tidak boleh lebih dari 10% (Ridlo, 2012). Ada hubungan linier pada rasio bidan yang tinggal di desa dengan kematian ibu di Indonesia yang membuktikan bahwa bidan yang tinggal di desa memberi kontribusi positif dalam penurunan kematian ibu (Kemenkes RI, 2012). Kondisi dan perilaku tenaga kesehatan dalam hal ini bidan desa sangat menentukan kinerja institusi pelayanan kesehatan. Fenomena yang seringkali terjadi adalah kinerja suatu institusi pelayanan kesehatan yang telah demikian bagus dapat dirusak, baik secara langsung maupun tidak, oleh berbagai perilaku bidan yang sulit dicegah terjadinya. Salah satu bentuk perilaku bidan tersebut adalah niat berpindah (turnover intentions) yang berujung pada keputusan bidan untuk meninggalkan pekerjaannya. Hasil penelitian (Ali dan Kristiani 2006) alasan beberapa tenaga kesehatan ingin pindah dari daerah terpencil diduga terkait dengan kondisi lingkungan yang tidak lebih baik, faktor sosiodemografi, kualitas kerja, dukungan sosial dan keluarga, serta ketegangan dalam pekerjaan. Sedangkan hasil penelitian Desa (2008) keinginan pindah bidan desa di Serdang Berdagai dipengaruhi oleh karakteristik sosiodemografi dan karakteristik pekerjaan. Berdasarkan analisis turnover dan kondisi karakteristik sosial di Kabupaten Bulukumba serta dampak dari perpindahan bidan di kabupaten Bulukumba, maka secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap niat pindah kerja (turnover intention) bidan desa di Kabupaten Bulukumba.
BAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan Kabupaten Bulukumba yang mencakup wilayah kerja 18 Puskesmas. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh bidan desa di Kabupaten Bulukumba yang berjumlah 136 orang dengan sampel sebanyak 65 orang menggunakan stratified random sampling. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data meliputi data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara langsung berpedoman pada kuesioner berupa data primer dan data sekunder data bersumber dokumen Dinas Kesehatan dan Puskesmas Se-Kabupaten Bulukumba. Analisis Data Data dianalisis menggunakan uji regresi logistik untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen (karakteristik individu, hubungan kerja, desain kerja, kompensasi, pengembangan karir, komunikasi) terhadap variabel dependen (niat pindah). HASIL PENELITIAN Berdasarkan Tabel 1 kelompok umur responden terbanyak adalah 25-40 tahun sebanyak 38 responden (58,5%), kemudian <25 tahun 23 responden (35,4%) sedangkan yang terendah adalah >40 tahun sebanyak 4 responden (6,2%). Masa kerja, responden terbanyak adalah kelompok dengan masa kerja >3 tahun 39 responden (60%) dan <3 tahun 26 responden (40%). Status perkawinan responden terbanyak adalah kelompok dengan status menikah yaitu 30 responden (58,5%) dan yang belum menikah 27 responden (41,5%). Tingkat pendidikan, responden
terbanyak adalah kelompok dengan tingkat pendidikan D3 yaitu 53 responden (81,5%) dan kelompok dengan tingkat pendidikan D4 yaitu 12 responden (18,5%). Sebagian besar responden 48 (73,8%) mempersepsikan hubungan kerjanya cukup dan terdapat 17 responden (26,2%) mempersepsikan hubungan kerja kurang. Sebagian besar responden 45 (69,2%) mempersepsikan desain kerjanya cukup dan terdapat 20 (30,8 %) mempersepsikan desain kerjanya bidan kurang. Sebagian besar responden 41 (63,1%) mempersepsikan kompensasinya cukup dan terdapat 24 (36,9%) mempersepsikan kompensasinya kurang. Sebagian besar responden 44 (67,7%) mempersepsikan pengembangan karirnya cukup dan terdapat 21 (32,3%) mempersepsikan pengembangan karirnya kurang. Sebagian besar responden 45 (69,2%)
mempersepsikan komunikasinya
cukup dan terdapat
20 (30,8%)
mempersepsikan komunikasinya kurang. Berdasarkan tabel 2, bidan yang berumur <25 tahun lebih besar presentasenya yaitu 16,9% berniat pindah dari lokasi kerja saat ini. Masa kerja <3 tahun lebih besar presentasenya untuk pindah lokasi kerja yaitu 16,9%. Bidan dengan status menikah lebih besar presentasenya untuk pindah lokasi kerja yaitu 18,5%. Pendidikan D3 lebih besar presentasenya untuk pindah yaitu 30,7%. Bidan yang merasa hubungan kerjanya kurang lebih besar presentasenya yaitu 20% berniat pindah. Bidan yang merasa desain kerjanya kurang lebih besar presentasenya berniat pindah yaitu 23,1%. Bidan yang merasa kompensasinya kurang lebih besar presentasenya berniat pindah yaitu 24,6%. Bidan yang merasa pengembangan karirnya kurang lebih besar presentasenya berniat pindah yaitu 26,2%. Dan bidan yang komunkasinya kurang lebih besar presentsenya berniat pindah 24,6%. Berdasarkan tabel 3, diantara 9 variabel yang dimasukkan dalam pemodelan regresi logistik dengan metode backward, didapatkan 3 variabel yang berpengaruh yaitu desain kerja (p=0,043), pengembangan karir (p=0,006) dan komunikasi (p=0,019). Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat pengaruh secara bersama-sama variabel independen (desain kerja, pengembangan karir dan komunikasi) terhadap variabel dependen yaitu niat pindah.
PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa umur tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap niat pindah bidan desa 0,233 (p>0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dominique et al., (2012) bahwa umur (p=0,134) tidak berpengaruh signifikan terhadap keinginan pindah kerja bidan di Serdang Berdagai. Tidak bermaknanya pengaruh umur terhadap niat pindah bidan di desa dimungkinkan karena jumlah responden sebagian besar berusia lebih dari 25 tahun sehingga tidak bervariasi. Penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan status perkawinan terhadap niat pindah bidan desa 0,414 (p>0,05). Hasil ini sejalan dengan penelitian McCarthy (2006) bahwa status perkawinan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap terhadap niat pindah bidan dan perawat di Irlandia.Tidak adanya pengaruh status perkawinan terhadap niat pindah bidan di desa dikarenakan bidan yang sudah menikah lebih banyak disibukkan oleh urusan rumah tangga seperti mengurus anak dan suami, sehingga ada peningkatan tanggung jawab yang membuat suatu pekerjaan yang tetap menjadi lebih berharga dan penting. Sedangkan bidan yang belum menikah mungkin memiliki tanggung jawab keluarga yang lebih sedikit. Penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan status masa kerja terhadap niat pindah bidan desa 0,942 (p>0,05). Hasil ini sejalan dengan penelitian Desa (2008), bahwa masa kerja (p=0,804) tidak mempunyai pengaruh terhadap keinginan pindah bidan di Serdang Berdagai. Tidak adanya pengaruh masa kerja dengan niat pindah bidan di desa dikarenakan bidan dengan pengalaman lebih lama dalam kebidanan telah menghabiskan bertahun-tahun dan usaha cukup besar dalam pekerjaan dan organisasi mereka. Penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan terhadap niat pindah bidan desa dengan p value = 0,404. Penelitian ini relevan dengan penelitian Langitan (2009) di Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok yang menyebutkan bahwa tingkat pendidikan bukan merupakan faktor yang menyebabkan turnover perawat pelaksana. Tidak adanya pengaruh pendidikan terhadap niat pindah
bidan di desa dimungkinkan karena bidan di desa yang berpendidikan D3 sudah pernah mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar baik itu pelatihan tentang desa siaga maupun pelatihan pengelolaan poskesdes sehingga walaupun tidak menempuh pendidikan D4, namun pemahaman tentang pelayanan KIA telah cukup. Penelitian ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara hubungan kerja dengan niat untuk pindah kerja bidan dengan nilai signifikasi sebesar 0,879 (p<0,05). Hal ini sejalan dengan penelitian Langitan (2009) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara hubungan kerja dengan turnover perawat. Hubungan kerja yang baik merupakan faktor penting untuk menghidari prasangka dan dapat mengurangi konflik sesama rekan kerja. Hubungan kerja yang baik tercipta dari interaksi dan kerja sama, berusaha memahami perbedaan dan keunikan individu rekan kerja, memelihara keharmonisan dalam bekerja, sering berkomunikasi, sering berdiskusi dan tukar pendapat sehingga berdampak terhadap terciptanya suasana kerja yang nyaman dan kondusif yang mendukung terjadinya kepuasan kerja. Penelitian ini menunjukkan variabel desain kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap niat pindah kerja bidan desa di Kabupaten Bulukumba dengan nilai probabilitas 0,043 (p<0,05). Hal ini sejalan dengan penelitian Almalki et al., (2012) yang menyatakan bahwa desain kerja berpengaruh terhadap intensi turnover dengan signifikansi kurang dari 0,05 (p=0,013). Dimana semakin rendah desain kerja maka intensi turnover semakin tinggi, nilainya berbanding terbalik. Berdasarkan tugas pokok bidan diketahui bahwa bidan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai pemberi pelayanan kesehatan ibu dan anak. Selain itu bidan juga mempunyai tugas tambahan yaitu dengan adanya kebijakan desa siaga bidan di desa dituntut mampu melaksanakan kegiatan poskesdes. Adanya tambahan beban tanggungjawab menyebabkan beban kerja bidan desa berat. Penelitian ini menunjukkan variabel kompensasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap niat pindah kerja bidan desa di Kabupaten Bulukumba dengan nilai probabilitas 0,0176 (p>0,05). Penelitian ini relevan dengan penelitian
Ogenna (2009) yang menyatakan tidak ada pengaruh kompensasi terhadap turnover yang menandakan adanya kepuasan pada pegawai yang berakibat pada rendahnya keinginan pegawai untuk melakukan turnover. Tidak adanya pengaruh kompensasi terhadap niat pindah bidan di desa dapat diterima karena pemberian kompensasi kepada tenaga kesehatan yang bekerja di institusi pemerintah tidak berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhannya. Kompensasi memang perlu tapi di sisi lain tugas menolong persalinan (profesi) ini harus berorientasi pada pengabdian. Penelitian ini menunjukkan variabel pengembangan karir mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap niat pindah kerja bidan desa di Kabupaten Bulukumba dengan nilai probabilitas 0,006 (p<0,05). Sejalan dengan penelitian Rachel et al., (2011) yang menyatakan bahwa ketersediaan promosi mempengaruhi niat untuk pindah perawat di rumah sakit Mengo di Afrika Selatan 0,041 (p<0,05) yang menegaskan bahwa kurangnya prospek karir secara signifikan berhubungan dengan penurunan kepuasan kerja dan kemudian niat untuk pindah. Pengembangan karir yang dilakukan masih belum efektif karena yang diterima bidan tidak sesuai dengan kebutuhan aktual seringkali puskesmas mengutus bidan untuk mengikuti pelatihan tanpa menganalisis dahulu kebutuhan organisasi, pekerjaan, dan pegawai. Penilaian kebutuhan merupakan langkah awal sebelum mengadakan program pelatihan dan untuk mengalokasikan pelatihan secara efektif. Selain itu seringkali dijumpai adanya ketidakmampuan dalam kegiatan pelayanan. Penelitian ini menunjukkan variabel komunikasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap niat pindah kerja bidan desa di Kabupaten Bulukumba dengan nilai probabilitas 0,019 (p<0,05). Sejalan dengan penelitian Apker et al., (2009) menyatakan ada hubungan negatif antara komunikasi efektif dengan intensi turnover pada perawat, artinya semakin efektif komunikasi, semakin rendah intensi turnover pada perawat dan sebaliknya semakin tidak efektif komunikasi, semakin tinggi intensi turnover.
Hal ini menggambarkan proses penyampaian pesan dari kepala puskesmas ataupun bidan kordinator belum diterima dan dimaknai secara tepat oleh bidan desa. bidan desa belum optimal memberikan umpan balik dan menilai bahwa informasi yang disampaikan oleh kepala puskesmas belum dirasa memotivasi bidan desa untuk berpartisipasi aktif dalam pelayanan kebidanan secara optimal. KESIMPULAN DAN SARAN Variabel karakteristik individu tidak mempunyai pengaruh terhadap niat pindah bidan desa di Kabupaten Bulukumba yang terdiri dari umur (p=0,233), masa kerja (p=0,942), pendidikan (p=0,404). Variabel hubungan kerja tidak mempunyai pengaruh terhadap niat pindah bidan desa di Kabupaten Bulukumba (0,879). Variabel kompensasi tidak mempunyai pengaruh terhadap niat pindah bidan desa di Kabupaten Bulukumba (0,176). Ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel desain kerja (0,043) pengembangan karir (0,006) dan variabel komunikasi (0,019) terhadap niat pindah bidan desa di Kabupaten Bulukumba. Perekrutan bidan desa harus sesuai kebutuhan dan penempatan bidan desa yang diusulkan sebaiknya memprioritaskan putra daerah setempat yang mempunyai kesesuaian latar belakang sosial dan budaya yang sama agar dapat memperbesar minat dan motivasi, serta meningkatkan retensi bidan desa yang ditempatkan di desa, baik desa biasa, terpencil dan sangat terpencil. DAFTAR PUSTAKA Ali, Kristiani. (2006). Keinginan Pindah Tenaga Kesehatan Di Daerah Terpencil Kabupatena Kotawaringain Timur. KMPK, 5. Almalki, M. J., Michele Clark. (2012). Quality of Work Life Among Primary Health Care Nurses in The Jazan Region, Saudi Arabia: A cross-sectional Study. Human Resources for Health, 10 : 30. Apker, J., K.M. Propp, and W.S.Z. Ford, (2009). Investigating The Effect of Nurseteam Communication on Nurse Turnover: Relationships Among Communication Processes, Identification, and Intent To Leave. Health Communication. 24 No. 2, 106-114. Desa, M. S., Rini, E. S., Syarifah. (2008). Pengaruh Sosiodemografi Dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Keinginan Pindah Bidan Di Kabupaten Serdang Berdagai. Universitas Sumatra Utara, Medan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba. (2013). Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba. Bulukumba Dominique, R., Pierre, F., Aline, P., Betty, M., & Alexandre, D. (2012). The Effects Of Midwives’ Job Satisfaction on Burnout, Intention To Quit And Turnover : A Longitudinal Study In Senegal. Human Resources for Health, 10:9. Fikawati, S., Musbir, W., & Syafiq, A. (2008). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesediaan Bidan Di Desa Untuk Di Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. MAKARA, Kesehatan, 8 No. 1, 7-13. Kementerian Kesehatan RI. (2012). Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan Tahun 2011. Jakarta. Langitan, R. E. (2009). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Turnover Perawat Pelaksana Pada Tahun 2009 Di Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok. Universitas Indonesia, Depok. Ogenna, M., Maseko, F., Bowie, C., MacLachlan, C., (2009). Retention of Health Workers in Malawi: Perspectives of Health Workers and District Management. Human Resources for Health, 7:65. McCharthy, G., Tyrell, M. P., & Cronin, C. (2006). National Study of Turnover in Nursing and Midwifery. Nursing Policy Division Department of Health and Children Rachel. C. Snow., Mutumba. M., Koomson. E., Gyan. K. and Dodzomenyo. M. (2011). Key Factors Leading to Reduced Recruitment and Retention of Health Professionals in Remote Areas of Ghana: a Qualitative Study and Proposed Policy Solutions. Human Resources for Health, 9 : 13. Ridlo., Ilham, A. (2012). Turnover Karyawan : Kajian Literatur. Surabaya: Public Health Movement. Syafari, I., Sulistyo, D. H., & Kristiani. (2013). Analisis Kebijakan Dalam Mengatasi Kekurangan Bidan Desa Di Kabupaten Natuna. Kebijakan Kesehatan Indonesia, 02, 20-26.
Lampiran Tabel 1 Karakteristik Individu No. 1.
2.
Karakteristik Individu
Jumlah
Presentase
a. < 25 Tahun
23
35,4%
b. 25-40 Tahun
38
58,5%
c.
4
6,2%
26
40%
39
60%
38
58,5%
27
41,5%
53
81,5%
12
18,5%
48
73,8%
17
26,2%
45
69,2%
20
30,8%
41
63,1%
24
36,9%
44
67,7%
21
32,3%
45
69,2%
20
30,8%
Umur
> 40 Tahun
Masa Kerja a. < 3 Tahun b. > 3 Tahun
3.
Status Perkawinan a. Menikah b. Belum Menikah
4.
Pendidikan a. D3 b. D4
5.
Hubungan Kerja a. Cukup b. Kurang
6.
Desain Kerja a. Cukup b. Kurang
7.
Kompensasi a. Cukup b. Kurang
8.
Pengembangan Karir a. Cukup b. Kurang
9.
Komunikasi a. Cukup b. Kurang
Tabel 2 Analisis Univariat Niat Pindah Kerja No.
1.
2.
3.
4.
Karakteristik Individu
Ya
Jumlah
Tidak
p Value
n
%
n
%
n
%
Umur a. <25 Tahun b. 25-40 Tahun c. >40 Tahun
11 9 1
16,9 13,8 4,6
12 29 3
18,5 44,6 1,5
23 38 4
35,4 58,5 6,2
Masa Kerja a. <3 Tahun b. >3 Tahun
11 10
16,9 15,4
15 29
23,1 44,6
26 39
40 60
0,159
12 9
18,5 13,8
26 18
40 27,7
38 27
58,5 41,5
0,882
20 1
30,7 1,5
33 11
50,8 16,9
53 12
81,5 18,5
0,059
8 13
12,3 20
37 7
56,9 10,8
45 20
69,2 30,8
0,007
6 15
9,2 23,1
40 4
61,5 6,2
46 19
70,8 29,2
0,000
5 16
7,7 24,6
36 8
55,4 12,3
41 24
63,1 36,9
0.000
4 17
6,2 26,2
40 4
61,5 6,2
44 21
67,7 32,3
0,000
5 16
7,7 24,6
41 3
63,1 4,6
46 19
70,8 29,2
0,001
Status Perkawinan a. Menikah b. Belum Menikah Pendidikan a. D3 b. D4
Hubungan Kerja a. Cukup b. Kurang 6. Desain Kerja a. Cukup b. Kurang 7. Kompensasi a. Cukup b. Kurang 8. Pengembangan Karir a. Baik b. Kurang 9. Komunikasi a. Cukup b. Kurang Sumber : Data Primer
0,141
5.
Tabel 3 Hasil Pemodelan Regresi Logistik Dengan Metode Backward No.
Nama Variabel
Step1
Step 2
Step 3
Step 4
Step 5
Step 6
1.
Umur
0,477
0,332
0,337
0,233
-
-
2.
Masa Kerja
0,942
-
-
-
-
-
4.
Pendidikan
0,410
0,409
0,404
-
-
-
5.
Hubungan Kerja
0,880
0,879
-
-
-
-
6.
Kompensasi
0,073
0,071
0,72
0,095
0,176
-
7.
Desain Kerja
0,067
0,065
0,066
0,032
0,069
0,043
8.
Pengembangan
0,074
0,074
0,054
0,034
0,021
0,006
0,058
0,058
0,054
0,053
0,017
0,019
Karir 9.
Komunikasi
Sumber : Data Primer
Tabel 4 Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Variabel
B
SE
Wald
Sig.
Desain Kerja
2,505
0,978
6,566
0,043
12,241
Pengembangan Karir
3,386
0,956
12,557
0,006
29,555
Komunkasi
2,531
1,050
5,810
0,019
12,568
Sumber : Data Primer
Exp.B