FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA KEPALA DESA PADA KECAMATAN KERTAK HANYAR KABUPATEN BANJAR Siti Fatimah Abstrak Sehubungan dengan penelitian ini tentunya tujuan yang ingin dicapai adalah pedoman kerja yang harus diketahui untuk mengetahui motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa yang mempengaruhi motivasi kerja Kepala Desa di Lingkungan Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan; dan untuk mengetahui motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa yang dianggap dominan mempengaruhi motivasi kerja kinerja Kepala Desa di Lingkungan Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan. Dengan menggunakan unit analisis sebanyal 26 orang responden sebagai Kepala Desa pada Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar dan dengan menggunakan analisis faktor dapatlah diketengahkan rekomendasi penelitian ini yaitu motivasi berprestasi dan motivasi berkuasa yang mempengaruhi motivasi kerja Kepala Desa di Lingkungan Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan; dan motivasi berprestasi dan motivasi berkuasa yang dianggap dominan mempengaruhi motivasi kerja kinerja Kepala Desa di Lingkungan Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan. Kata Kunci : Motivasi berprestasi, berafiliasi, dan berkuasa
PENDAHULUAN
pemilihan umum secara langsung oleh warga desa dalam rangka menentukan seorang Kepala Desa secara definitif yang mendeskripsikan pilihan warga. Sejalan dengan keberadaan Kepala Desa yang sangat vital bagi kepentingan warga desa untuk kelangsungan hidup bermasyarakat dan mewujudkan tatanan kehidupan ekonomi desa yang semakin baik, tentunya faktor-faktor motivasi kerja yang menjadi dasar pemikiran Kepala Desa untuk mengaktivitaskan perannya di tengah-tengah warga desa.
Latar Belakang Dalam sistim pemerintahan desa yang ada di Indonesia kita mengenal adanya Kepala Desa, dimana keberadaannya tidak asing lagi bagi warganya yang bermukim di desa tertentu. Karena vitalitasnya sangat diperhitungkan oleh warganya demi kemajuan dan kesejahteraan ekonomi desa, sampai dengan dasawarsa sekarang ini proses pemilihan Kepala Desa dilakukan secara langsung melalui sistim pemilihan umum dalam perangkat desa yang bersangkutan. Proses 293
294
Begitu juga kiranya dengan keberadaan Kepala Desa atau Pembakal sebutan khusus di Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan. Secara garis besar Kecamatan Kertak Hanyar memiiliki 26 buah desa yang dipimpin seorang Kepala Desa/Pembakal untuk masingmasing desa (BPS-BAPPDEDA Kab Banjar : 2006 : 12). Berhubung peran Kepala Desa/ Pembakal sangat urgen bagi warga desa, tentunya motivasi kerja seorang Kepala Desa/ Pembakal tidak terlepas dari seperangkat faktor-faktor motivasi kerja yang menjadi pertimbangannya dalam bekerja. Apalagi waktu kerja seorang Kepala Desa/ Pembakal tidak terbatas selama 24 jam dalam sehari. Berhubung motivasi untuk berprestasi pada umumnya yang mendasari seseorang Kepala Desa menjalankan perannya tentunya isu tersebut masih menjadi pertimbangan dalam perwujudan motivasi Kepala Desa untuk bekerja. Selanjutnya isu aktualisasi mengenai motivasi berafiliasi seorang Kepala Desa juga cukup beralasan karena Kepala Desa harus mudah bergaul dan menyatu dengan warganya, tentunya isu motivasi untuk berafiliasi juga masih menjadi motivasi Kepala Desa untuk mau bekerja dalam pemerintahan desa. Seorang Kepala Desa memiliki kekuasaan yang cukup luas terhadap wilayah desanya berhubung waktu kerjanya 24 jam dalam sehari, apakah motivasi untuk berkuasa juga menjadi pertimbangan Kepala Desa untuk mau bekerja dalam sistim pemerintahan desa. Perumusan Masalah Memahami akan bermaknanya isu-isu aktual dalam uraian latar belakang masalah di
atas, dimana motivasi untuk berprestasi, motivasi untuk berafiliasi, dan motivasi untuk berkuasa yang merupakan faktorfaktor motivasi kerja , tentunya untuk memastikan fenomena sumber daya manusia tersebut perlu perumusan masalah yang sebenarnya sebagai berikut : 1. Apakah motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa yang mempengaruhi motivasi kerja Kepala Desa di Lingkungan Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan. 2. Apakah motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa yang dianggap dominan mempengaruhi motivasi kerja kinerja Kepala Desa di Lingkungan Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai sehubungan dengan judul penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa yang mempengaruhi motivasi kerja Kepala Desa di Lingkungan Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan. 2. Untuk mengetahui motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa yang dianggap dominan mempengaruhi motivasi kerja kinerja Kepala Desa di Lingkungan Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan. Kegunaan Penelitian
295
Adanya penelitian ini tentunya akan memberikan kontribusi yang positif bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu seperti peneliti, perguruan tinggi, dan pengambilan keputusan organisasi. 1. Aspek Akademis Hasil penelitian ini sebagai salah satu bahan pembelajaran untuk pengembangan perkuliahan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin. 2. Aspek Pengembangan Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu manajemen sumber daya manusia. 3. Aspek Praktis Hasil Penelitian ini dapat berguna sebagai salah satu pemikiran untuk pengembangan praktis dalam organisasi. Manfaat Penelitian 1. Peneliti Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat yang berguna bagi pengembangan diri dan karier peneliti untuk terus mengamalkan ilmu pengetahuan dalam menggali pengalaman hidup agar dapat berbuat banyak untuk kesejahteraan manusia. 2. Obyek Penelitian Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat yang sangat berguna bagi pengambilan keputusan dalam sistem pemerintahan desa untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Motivasi Kerja Dalam rangka memahami secara tepat mengenai topik yang ditelaah dalam penelitian ini yang menyangkut pengaruh faktor
motivasi kerja terhadap kinerja, tentunya pengertian motivasi kerja harus mendapatkan ulasan yang ilmiah. Motivasi kerja adalah dorongan yang mendasari seseorang mau bekerja atau menjalankan tugas dalam organisasi. Hal ini oleh Manullang dan Marihot (2001 : 118) karena motivasi kerja itu sendiri memiliki hubungan yang kuat terhadap pekerjaan itu sendiri seperti kesuksesan pekerjaan, pengakuan pekerjaan, realitas pekerjaan, dan pengembangan pekerjaan dalam organisasi. Hasibuan (2000 : 140) ada mendefinisikan mengenai pengertian motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang untuk bekerja sama dan mereka mau bekerja efektif dan integritas dengan segala daya dan upaya untuk mencapai kepuasan. Faktor-Faktor Motivasi Kerja Untuk memberikan dasar ilmiah yang masih relevan, peneliti akan memaparkan beberapa kutipan dari para ahli manajemen sumber daya manusia mengenai faktor-faktor motivasi kerja. Siagian (2003 : 78) ada mengulas mengenai faktor-faktor motivasi kerja yang ada kaitannya dengan motivasi Cllenland, dimana faktor-faktor motivasi kerja dibedakannya menjadi motivasi untuk berprestasi, motivasi untuk berafiliasi, dan motivasi untuk berkuasa. Motivasi untuk berperastasi adalah dorongan yang muncul yang menfokuskan pada perwujudan prestasi dalam melaksanakan pekerjaan atau job bagi kinerja individu. Motivasi untuk berafiliasi adalah dorongan
296
yang muncul yang menfokuskan pada perwujudan afiliasi (peran dalam organisasi) dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi. Motivasi untuk berkuasa adalah dorongan yang moncul yang menmenfokuskan pada perwujudan berkuasa (menanamkan pengaruh yang kuat dalam organisasi) dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencaai tujuan organisasi. Selanjutnya faktor-faktor motivasi kerja yang telah dijabarkan di atas, juga diperjelas indikatornya oleh Martoyo (2000 : 168), dimana indikator masingmasing faktor motivasi kerja dirincinya sebagai berikut : a.Faktor-faktor motivasi untuk berprestasi meliputi indikator 1). pemilihan resiko moderat, 2). memerlukan umpan balik yang segera, 3).mempertimbangkan keberhasilan, dan 4). menyatu dalam tugas b.Faktor-faktor motivasi untuk berafiliasi meliputi indikator 1).kebutuhan akan perasaan diterima orang lain di lingkungan ia tinggal dan bekerja, 2) kebutuhan akan perasaan dihormati karena setiap manusia merasa dirinya penting, 3). kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal, dan 4). kebutuhan akan perasaan ikut serta. c.Faktor-faktor motivasi untuk berkuasa meliputi indikator 1). kebutuhan mempengaruhi orang lain, 2). aktif menggerakkan kegiatan kelompok, 3). mementingkan prestasi/simbul status, dan
4).Kemandirian tanggungjawab.
dan
Teori Motivasi Kerja Untuk memberikan pemahaman yang baik dan jelas terhadap teori motivasi kerja dalam kaidah manajemen sumber daya manusia, alangkah tepatnya bila dipaparkan mengenai teori-teori sumber daya manusia yang sedang berkembang menyangkut motivasi kerja (dorongan kerja). Dessler (2007 : 98) sebagai salah seorang pemikir manajemen sumber daya manusia memberikan perkembangan teori motivasi kerja yang secara jelas memaparkan teori motivasi kerja dari pandangan Abraham Maslow, Frederic Herzberg, Edward Deci, dan Victor Vroom. Abraham Maslow mengembangkan teori motivasi kerja didasarkan pada kebutuhan hidup manusia, dimana seseorang terdorong untuk melaksanakan pekerjaan secara organisasi dikarenakan adanya dorongan kebutuhan hidup pekerja baik kebutuhan dasar, kebutuhan rasa aman, kebutuhan social, kebutuhan prestise diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan dasar adalah level kebutuhan manusia yang paling dasar yang harus dimiliki manusia untuk melangsungkan eksistensinya di bumi ini. Kebutuhan dasar ini meliputi kebutuhan sandang, kebutuhan pangan, dan kebutuhan papan yang minimal dimiliki manusia. Manusia dalam hidup perlu makan, minum sebagai kebutuhan sangan, manusia hidup perlu melindungi badannya dari segala ancaman lingkungan sebagai kebutuhan pangan, dan manusia hidup perlu adanya sarana tempat berlindung sebagai kebutuhan papan.
297
Kebutuhan rasa aman adalah level kebutuhan manusia yang kedua yang harus dipenuhi atau diharapkan manusia setelah mereka mampu memenuhi kebutuhan dasar. Kebutuhan rasa aman ini dilaksanakan manusia apabila dalam kehidupannya menuntut perlindungan dari bahaya atau ancaman lingkungan. Apabila kebutuhan rasa aman dilaksanakan manusia, selanjutnya manusia akan melaksanakan kebutuhan prestise diri sebagai sebuah identitas atau bonus hidup. Tuntutan kebutuhan prestise diri ini dilaksanakan manusia sebagai manifestasi kesuksesan manusia secara material memiliki asset pada kelangsungan hidup. Prestise diri ini disimbolkan dengan suksesnya manusia meraih kehidupan dengan memiliki gelar, status social yang terhormat, dan strata prestise lainnya yang diakui secara umum oleh masyarakat. Kebutuhan aktualisasi diri dimaksudkan bahwa apa yang diraih manusia dalam kehidupan ini terasa kecil dan tidak ada nilainya apabila manusia itu sendiri menyadari bahwa yang paling berkuasa di dunia ini adalah Tuhan Yang Maha Esa Pencipta Alam Semesta yang menciptakannya manusia itu sendiri. Alangkah tepatnya bila manusia selama hidupnya mengabdikan diri pada kepentingan beribadah kepada sang khalik. Untuk jelasnya teori kebutuhan Maslow dapat dilukiskan secara sederhana pada gambar di bawah ini. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan Prestise Diri
Kebutuhan Rasa Aman
Kebutuhan Dasar
Gambar 1 Teori Kebutuhan Maslow Sumber : Dessler : 2007 : 98
Frederic Herberg yang dikenal dengan hygiene- pembuat teori kesamaan motivasi membagi hierarki Maslow menjadi kebutuhan tingkat rendah (psikologis, keamanan dan social) dan kebutuhan tingkat tinggi (pencapaian dan aktualisasi diri). Cara terbaik untuk memotivasi seseorang adalah mensistematiskan pekerjaan sehingga dengan mengerjakannya mereka mendapatkan hasil dan tantangan yang membantu mereka untuk memenuhi tingkat kebutuhan yang lebih tinggi. Herberg menamakan teorinya dengan dua faktor yaitu faktor hygiene dan faktor motivasi. Faktor hygiene yang memenuhi tingkat kebutuhan yang rendah berbeda dengan faktor motivasi yang memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Daripada mendasarkan diri pada faktor hygiene, orang lebih tertarik menciptakan tenaga kerja yang memiliki motivasi diri dengan menekankan isi pekerjaan atau faktor motivasi. Teori Herberg menyimpulkan bahwa hanya bergantung pada insentif financial sangat berisiko, oleh karena itu orang tidak boleh mengabaikan manfaat dari memberikan penghargaan secara formal dan pekerjaan yang menantang yang merupakan hasrat hampir semua orang. Untuk jelasnya dapat dideskripsikan pada gambar di bawah ini.
Kebutuhan Sosial Faktor Hygiene
298
Teori Motivasi Kerja Faktor Motivator
Gambar 2 Teori Motivasi Herberg Sumber : Dessler : 2007 : 98
Perilaku yang termotivasi cara intrinsik adalah perilaku yang dimotivasi oleh kebutuhan mendasar bagi kompetensi dan kontrol diri. Menurut Deci karena motivasi ekstrinsik dan instrinsik berasal dari kebutuhan yang berbeda, tidaklah bijaksana untuk menerapkan rencana insentif tunggal untuk semuanya, tanpa mempertimbangkan bagaimana perusahaan akan menempatkan kebutuhan instrinsik para karyawan. Sebagian perilaku paling sesuai dimotivasi dengan tantangan pekerjaan dan pemberian penghargaan, sebagian lainnya dengan penghargaan financial. Untuk jelasnya teori motivasi kerja yang dikembangkan Deci dapat dideskripsikan pada gambar di bawah ini Motivasi Instrinsik Teori Motivasi Kerja
upaya tersebut menunju pada kinerja. Pendekatan pasikologis adalah hubungan kepedulian dari kinerja yang berhasil dan pencapaian penghargaan yang sesungguhnya. Interaksi emosional adalah nilai-nilai kepedulian orang tersebut terhadap penghargaan. Teori Vroom memiliki impilkasi pada bagaimana para manajer menyusun rencana pembayaran kinerja seperti : a. Jika karyawan tidak mengharapkan upaya yang dilakukannya menghasilkan kinerja, tidak aka nada motivasi. b. Para karyawan untuk mencari keterkaitan antara upaya yang mereka lakukan-mereka harus yakin bahwa keberhasilan usaha akan menuju pada penghargaan. c. Penghargaan itu harus berarti bagi karyawan. Para manajer memperhitungjan preferensi para karyawan, dan harus berusaha keras untuk memanfaatkan penghargaan ekstrinsik dan instrinsik yang masuk akal berkaitan dengan perilaku tertentu karyawan yang ingin dimunculkan. Teori Vroom ini dapat dideskripsikan secara jelas pada gambar di bawah ini.
Motivasi Ekstrinsik
Gambar 3 Teori Motivasi Deci Sumber : Dessler : 2007 : 99
Teori Victor Vroom memandang motivasi kerja adalah sebagai dorongan seseorang untuk mengupayakan usaha-usaha dalam tingkat tertentu dipengaruhi oleh faktor harapan, pendekatan psikologis dan interaksi emosional. Harapan seseorang berkaitan dengan probabilitas yang upaya-
Kerangka Konseptual Untuk memberikan arah pembahasan yang semestinya atas fenomena sunber daya manusia atas penelitian ini, maka dirasa penting untuk mengetengahkan kerangka konseptual dengan model sebagai berikut : Variabel Bebas 1.Motivasi berprestasi
(X1)
2.Motivasi berafiliasi
(X2)
3.Motivasi berkuasa
(X3)
Faktor-Faktor Motivasi Kerja
299
dasar penelitian sebanyak 26 orang. Gambar 4. Kerangka Konseptual Sumber : Diolah Peneliti
Hipotesis 1. Diduga motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa yang mempengaruhi motivasi kerja Kepala Desa di Lingkungan Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan. 2. Diduga motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa yang dianggap dominan mempengaruhi motivasi kerja kinerja Kepala Desa di Lingkungan Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian yang akan peneliti laksanakan ini dirancang dengan menggunakan pendekatan analitik kuantitatif, dimana dengan menggunakan statistik peneliti akan melakukan pengujian hepotesis melalui analisis faktor. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Desa yang masih menjabat sampai dengan sekarang di lingkungan Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan, tepatnya berjumlah 26 orang Kepala Desa. Berhubung jumlah populasi dalam penelitian ini di bawah 100 unit, tentunya pengambilan sampel tidak dapat dilakukan. Oleh karenanya penelitian ini akan menggunakan pola sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel penelitian. (Arikunto : 2002 112). Dengan demikian responden yang dijadikan
ini
berjumlah
Definisi Operasional Variabel 1. Motivasi berprestasi adalah dorongan yang muncul atas bekerjanya seseorang Kepala Desa untuk mewujudkan prestasi dalam bekerja. 2. Motivasi berafiliasi adalah dorongan yang muncul atas bekerjanya seseorang Kepala Desa untuk mewujudkan keberadaannya dalam organisasi. 3. Motivasi berkuasa adalah dorongan yang muncul atas bekerjanya seseorang Kepala Desa untuk mewujudkan kekuasaan dalam organisasi Sumber Data Berhubung penelitian ini merupakan penelitian survei, tentunya jenis data yang digunakan adalah 2 macam yakni data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang digali dan diolah peneliti sendiri berdasarkan daftar pertanyaan yang disebarkan peneliti kepada responden. Sedangkan data sekunder adalah data yang dibuat oleh obyek peneliti, sedangkan peneliti tinggal mengumpulkannya saja berdasarkan studi pustaka dan studi wawancara. Penggunaan data primer dan sekunder ini sejalan dengan pemikiran Suryabrata (1997 : 78). Tehnik Pengumpulan Data Untuk kepentingan tercapainya tujuan penelitian ini, peneliti merasa perlu memilih prosesur pengolahan data dimana penelitian ini menuntut perolehan data melalui observasi langsung (survei) disamping studi pustaka. Obssrvasi langsung dilakukan peneliti dengan mendistribusikan daftar pertanyaan yang meminta responden untuk memberikan
300
tanggapannya atas faktor-faktor yang diteliti sesuai dengan indikator yang ditanyakan. Perolehan data melalui observasi langsung (survei), dimaksudkan untuk survei statistik yang menurut Schaum’s (2005 : 3) dapat menggunakan metode wawancara pribadi, wawancara per telepon atau kuesioner tertulis. Untuk mendapatkan tanggapan yang relevan dari responden (Kepala Desa), dirasa perlu digunakan penilaian tanggapan dengan menggunakan skala pengukuran. Skala pengukuran yang dianggap tepat yakni dengan menggunakan skala bertingkat (Arikunto : 2002: 135), yakni dengan menggunakan jenjang 1 – 5 dimana setiap pertanyaan akan diberikan pilihan tanggapan dengan urutan jenjang tanggapan sebagai berkut : 1. 2. 3. 4. 5.
Sangat Tidak Setuju diberi nilai 1 Tidak Setuju diberi nilai 2 Kadang-Kadang diberi nilai 3 Setuju diberi nilai 4 Sangat Setuju diberi nilai 5.
Dengan demikian peneliti dapat merancang daftar pertanyaan yang digunakan peneliti untuk mewakili pengungkapan faktor-faktor yang diteliti seperti motivasi untuk berprestasi, motivasi untuk berafiliasi, motivasi untuk berkuasa Kepala Desa Pada Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan. Dalam mengungkapkan faktor-faktor yang diteliti peneliti memberikan pertanyaan sebanyak 4 buah dan dianggap representatif (mewakili) untuk tiap-tiap faktor yang diteliti. Adapun rancangan daftar pertanyaan penelitian ini dibuat dengan cara sebagai berikut : Faktor-faktor motivasi untuk berprestasi meliputi indikator 1). pemilihan resiko moderat
a). Sangat Tidak Setuju b). Tidak Setuju c). Kadang-Kadang d). Setuju e). Sangat Setuju 2).memerlukan umpan balik yang segera a). Sangat Tidak Setuju b). Tidak Setuju c). Kadang-Kadang d). Setuju e). Sangat Setuju 3).mempertimbangkan keberhasilan a). Sangat Tidak Setuju b). Tidak Setuju c). Kadang-Kadang d). Setuju e). Sangat Setuju 4). menyatu dalam tugas a). Sangat Tidak Setuju b). Tidak Setuju c). Kadang-Kadang d). Setuju e). Sangat Setuju b.Faktor-faktor motivasi untuk berafiliasi meliputi indikator 1). kebutuhan akan perasaan diterima orang lain di lingkungan ia tinggal dan bekerja a). Sangat Tidak Setuju b). Tidak Setuju c). Kadang-Kadang d). Setuju e). Sangat Setuju 2). kebutuhan akan perasaan dihormati karena setiap manusia merasa dirinya penting a). Sangat Tidak Setuju b). Tidak Setuju c). Kadang-Kadang d). Setuju e). Sangat Setuju 3). kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal a). Sangat Tidak Setuju b). Tidak Setuju c). Kadang-Kadang d). Setuju e). Sangat Setuju
301
4). kebutuhan akan perasaan ikut serta a). Sangat Tidak Setuju b). Tidak Setuju c). Kadang-Kadang d). Setuju e). Sangat Setuju c. Faktor-faktor motivasi untuk berkuasa meliputi indikator 1). kebutuhan mempengaruhi orang lain a). Sangat Tidak Setuju b). Tidak Setuju c). Kadang-Kadang d). Setuju e). Sangat Setuju 2). aktif menggerakkan kegiatan kelompok a). Sangat Tidak Setuju b). Tidak Setuju c). Kadang-Kadang d). Setuju e). Sangat Setuju 3). mementingkan prestasi/simbul status a). Sangat Tidak Setuju b). Tidak Setuju c). Kadang-Kadang d). Setuju e). Sangat Setuju 4).Kemandirian dan tanggungjawab a). Sangat Tidak Setuju b). Tidak Setuju c). Kadang-Kadang d). Setuju e). Sangat Setuju Tehnik Analisis Data 1. Tehnik Analisis Kualitas Data Ada 2 macam analisis kualitas data yang akan digunakan yakni validitas dan reliabilitas data. Validitas adalah seberapa jauh suatu alat uji mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas adalah seberapa jauh ketepatan alat uji mengukur apa yang seharusnya diukur.
Suatu data dapat dikatakan valid apabila nilai koefisien korelasi ( r ) > 0,30 (Sugiyono : 2002) dan rumusan korelasi atau r untuk mendeteksi besaran validitas data dapat merujuk model di bawah ini : N (XY) – (XY) r = -----------------------------------------2 ( (NX – (X)2 ) (NY2 – (Y)2)
dimana : r = Korelasi Momen Tangkar X = Skor tiap item Y = Skor total N = Jumlah subyek yang diteliti Suatu data dapat dikatakan reliabel, apabila nilai alpha atas data tersebut menunjukkan angka > 0,50 (Arikunto : 2002 : 171) dan merujuk model di bawah ini :
r =
------------------1 + ( k – 1) r
dimana : = keandalan alpha cronbach k = jumlah pernyataan dalam skala r = rata-rata korelasi diantara butir pernyataan
2. Tehnik Pengujian Hipotesis Analisisi data sepenuhnya menggunakan analisis faktor dengan rumusan sebagai berikut : Xi = Ai1 F1 + Ai2 F2 + Ai3 F3 + … + Aim Fm + Vi Ui
Dimana : Xi = Variabel standard ke-i Aij = Koefisien multiple regresion dari variabel i pada faktor umum F = Faktor umum
302
Tabel 2 Reliability Analysis
Vi = Koefisien standardisasi regresi dari variabel I pada faktor khusus Ui = Faktor khusus bagi varibel i m = Jumlah faktor yang umum Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil obyek pada Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan.Untuk mencapai tujuan penelitian ini, peneliti mengalokasikan waktu penelitian selama 3 (enam ) bulan terhitung penelitian in imulai dilaksanakan. 1. Uji Validitas Data Untuk mengetahui seberapa jauh data yang dijadikan sebagai alat ukur untuk mengukur apa yang ingin diteliti, didalam kegiatan penelitian biasanya peneliti dapat menggunakan ukuran validitas yang khas dalam pengetahuan statistika. Biasanya sebuah variabel dapat dikatakan valid apabila r nya > 0,300. Sehubungan dengan kepentingan pengujian validitas data atas penelitian ini, peneliti menggunakan program SPSS for Windows versi 16, ternyata semua variabel yang diteliti dapat dinyatakan valid karena koefisien korelasinya > 0,300 (lihat tabel di bawah ini)
Scale
Scale
Corrected
PRESTASI AFILIASI KUASA KINERJA Alpha =
Mean if Item Deleted 46,23 45,19 45,15 44,69 ,6333
Variance if Item Deleted 7,385 14,482 17,255 12,222
ItemTotal orrelation ,582 ,368 ,319 ,518
\
Pengujian Hipotesis Untuk menguji motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa mempengaruhi motivasi Kepala Desa, tentunya peneliti mengujinya dengan uji analisis faktor. Melalui SPSS 16 dapatlah disarikan pengujian tahap pertama di bawah ini, dimana semua variabel memiliki cut of point < 0,500, oleh karenanya dilakukan eliminasi faktor yang memiliki cut off point yang terkecil. Tabel 3 Anti-image Matrices X1
X2
X3
.599
.191
-.367
.191
.870
-.250
-.367
-.250
.562
.434a
.264
-.632
.264
.255a
-.357
-.632
-.357
.444a
Tabel 1 Konfigurasi Validitas Hitung No 01 02 03 04
Variabel Yang Diukur Variabel Motivasi Untuk Berpretasi (X1) Variabel Motivasi Untuk Berafiliasi (X2) Variabel Motivasi Untuk Berkuasa (X3) Variabel Kinerja (Y)
Validitas Hitung 0,582 0,368 0,319 0,518
Ternyata variabel X2 yang dianggap harus diabaikan dalam proses analisis faktor lanjutan, melalui SPSS 16 dapatlah disarikan analisis lanjutan dengan hasil cut off point sebagai berikut Tabel 4 Anti-image Matrices (Tahap Kedua) X1 Anti-image Covariance Anti-image Correlation
X1
X3
.644
-.384
X3
-.384
.644
X1
.500
a
-.597
303
X3
-.597
.500
a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Berdasarkan hasil uji tahap kedua ini, variabel X1 dan X3 dapat dinyatakan lolos uji karena memiliki cut of point ≥ 0,500. Selanjutnya variabel X1 dan X3 diinpur kembali untuk mengikuti proses ekstraksi faktor dengan hasil uji melalui SPSS 16 sebagai berikut :
2. Motivasi berprestasi dan motivasi berkuasa yang dianggap dominan mempengaruhi motivasi kerja kinerja Kepala Desa di Lingkungan Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan.
Saran 1. Motivasi untuk berprestasi harus menjadi perhatian pengambil Tabel 5 Total Variance Explained keputusan publik, karena memiliki Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings pengaruh yang bermakna Component Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % (signifikan) terhadap faktor-faktor 1 1.597 79.838 79.838 1.597 79.838 79.838 motivasi kerja Kepala Desa Pada 2 .403 20.162 100.000 Kecamatan Kertak Hanyar Extraction Method: Principal Component Analysis. Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan. Dari tabel di atas ini dapatlah 2. Motivasi untuk berkuasa harus disarikan ternyata variabel X1 dan X3 menjadi perhatian pengambil memberikan pengaruh total terhadap keputusan publik, karena memiliki faktor-faktor motivasi kerja sebesar pengaruh yang bermakna 79,838 (Ini dapat dipastikan bahwa (signifikan) terhadap faktor-faktor faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja Kepala Desa Pada motivasi kerja Kepala Desa hanyalah Kecamatan Kertak Hanyar variabel X1 dan variabel X3. Kabupaten Banjar Propinsi Untuk melihat doiminan tidaknya Kalimantan Selatan. motivasi berprestasi dan motivasi berkuasa, dapatlah disarikan bahwa motivasi berprestasi dan motivasi DAFTAR PUSTAKA berkuasa sama-sama dominan karena Algifari, 1997, Statistika Induktif, Penerbit cut of pointnya nilai sama sebesar UPP AMP YKPN, Yogyakarta. 0,894. a
Tabel 6 Component Matrix Component 1 X1
.894
X3
.894
Kesimpulan 1. Motivasi berprestasi dan motivasi berkuasa yang mempengaruhi motivasi kerja Kepala Desa di Lingkungan Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan.
Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT Rineka Cipta, Jakarta. BPS-BAPPEDA Kabupaten Banjar, 2006, Kecamatan Kertak Hanyar Dalam Angka 2005, Kertak Hanyar. BPS-BAPPEDA Kabupaten Banjar, 2008, Kecamatan Kertak Hanyar Dalam Angka 2007/2008, Kertak Hanyar. Dessler, Gary, 207, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit PT Indeks, Jakarta.
304
Hasibuan, M, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta
Heicjerchman dan Husnan,Suad, 1996, Manajemen Personalia, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta. Mason dkk, 1996, Tehnik Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta Martoyo,S , 2000, Manajemen Sumberdaya Manusia, BPFEUGM, Yogyakarta Manullang dan Marihot, 2001, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Penerbit UGM, Yogyakarta. Mangkunegara, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Penerbit PT Gunung Agung, Jakarta. Rachmawati, Ike Manajemen Manusia, Yogyakarta
Kusdyah, Sumber Penerbit
2008, Daya Andi,
Siagian, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Reneka Cipta, Jakarta Suryabrata, Sumadi, 1997, Metodologi Penelitian, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta. Santoso, Singgih, 2002, Mengolah Data Statistik Secara Profesional SPSS, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Schaum’s, 2005, Statistik Untuk Bisnis, Penerbit Erlangga, Jakarta. Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfa Beta, Bandung
Sekda Kab Banjar, 2004, Himpunan Keputusan Bupati Banjar Sebagai Pedoman Pelaksanaan Peraturan Daerah Yang Mengatur Tentag Pemerintahan Desa, Martapura.