Faktor Kesulitan Belajar...(Ariyadi Nurrahman) 65
FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI JURUSAN TKR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM.
LEARNING DIFFICULTY FACTORS TO STUDY THE IGNITION SYSTEM EDUCATION AND TRAINING PROGRAM IN SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM. Ariyadi Nurrahman dan Sutiman Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY,
[email protected] ABSTRAK Tujuan dalam penelitian ini adalah: Mengetahui gambaran faktor kesulitan belajar (internal dan eksternal) siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah 1 Salam Kabupaten Magelang dalam mempelajari mata diklat sistem pengapian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual mengenai apa yang menjadi tema penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan SMK Muhammadiyah 1 Salam Kabupaten Magelang tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini adalah penelitian populasi karena seluruh siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah 1 Salam Kabupaten Magelang yang berjumlah 73 siswa dijadikan subjek penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan angket, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan analisis data deskriptif. Dari hasil penelitian diketahui bahwa : faktor-faktor kesulitan belajar yang berasal dari diri siswa (intern) terdiri dari faktor fisiologi dan psikologi. Pengaruh faktor fisiologi sebesar 44,52%, masuk kategori sedang. Sedangkan pengaruh faktor psikologi sebesar 60,68%. Rinciannya adalah faktor minat sebesar 55,05% masuk dalam kategori sedang, faktor bakat sebesar 61,13% kategori sedang, faktor motivasi sebesar 62,93% kategori sedang, faktor inteligensi sebesar 60,27% kategori sedang, faktor persepsi sebesar 72,26% kategori tinggi, faktor kesehatan mental sebesar 57,88% kategori sedang, dan tipe khusus pelajar sebesar 65,41% masuk pada kategori sedang. Faktor-faktor kesulitan belajar yang berasal dari luar diri siswa (ekstern) terdiri dari faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Pengaruh faktor keluarga sebesar 67,64% masuk kategori tinggi. Untuk pengaruh faktor sekolah sebesar 57,58% masuk kategori sedang. Pengaruh faktor masyarakat sebesar 71,02% masuk kategori tinggi.
Kata Kunci: Faktor kesulitan belajar, sistem pengapian ABSTRACT The purpose of this research is to know the picture of the learning difficulty factors (internal and external) of XI grade students of Light Vehicle Engineering Program in SMK Muhammadiyah 1 Salam, Magelang in studying the training of ignition system. This research is a descriptive research which was aimed at creating a description and picture systematically and factuality about the theme of the study. The subjects in this study were all students of XI grade Light Vehicle Engineering program in SMK Muhammadiyah 1 Salam, Magelang in the academic year of 2015/2016. This study is a population study since the 73 students of XI grade of Light Vehicle Engineering program in SMK Muhammadiyah 1 Salam were regarded as the research subjects. The data of this research were collected by questionnaire, interview and documentation. Then, the data were analyzed using descriptive data analysis technique. The result of this research showed that: learning difficulty factors come from the students (internal factors) consists of physiological and psychological factors.The influence of physiological factors was 44.52% categorized as medium. While, the influence of psychological factor was 60.68%. The details are: the interest factor was 55.05% categorized as medium, the talent factor was 61.13% categorized medium, the motivation factor was 62.93% categorized as medium, intelligence factor was 60.27% categorized as medium, perception factor was 72.26 % categorized as high, mental health factor was 57.88% categorized as medium, and special students type was 65.41% categorized as medium. learning difficulty factors that come from outside factor of the student (external factors) consist of family, school and community factors. The influence of family factors was 67.64% categorized as high. The influence of school factors was 57.58% categorized as medium. The influence of community factors was 71.02% categorized as high. Keywords: learning difficulty factors, ignition system
66 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif, Edisi XIII, Nomor 2, Tahun 2016
kemampuan, keterampilan serta ahli dalam
PENDAHULUAN Menurut data Badan Pusat Statistik
bidang tertentu, salah satunya yaitu pada
(BPS) jumlah angkatan kerja pada bulan
bidang otomotif. Untuk bidang otomotif di
Agustus 2013 sebanyak 118 juta orang,
SMK
sedangkan jumlah pengangguran mencapai 7,4
dikenal dengan spektrum Teknik Kendaraan
juta orang dengan Tingkat Pengangguran
Ringan (TKR). Salah satu mata diklat produktif
Terbuka (TPT) sebesar 6,25 persen. Jika ditilik
dalam spektrum ini yaitu sistem pengapian.
dari pendidikannya, TPT untuk pendidikan
Sistem Pengapian merupakan sistem yang
Sekolah
(SMK)
sangat penting dalam bidang otomotif, maka
menempati posisi tertinggi yakni sebesar 11,19
dari itu peserta didik diharapkan mampu
persen. Jumlah itu meningkat dibandingkan
menguasai
yang tercatat pada Agustus 2012 sebesar 9,87
baik.(http://smkmuh1salam.sch.id, diakses pada
persen. (Badan Pusat Statistik, 2014)
09-10-2014).
Menengah
Kejuruan
Muhammadiyah 1 Salam Magelang
mata
diklat
ini
dengan
Sementara itu, tingkat kelulusan siswa
Seiring berjalanya waktu, di era saat ini
SMA/SMK/MA di Kabupaten Magelang pada
Perkembangan dunia Otomotif mengalami
Ujian Nasional (UN) tahun 2014, mengalami
perkembangan yang begitu cepat, dan hal yang
peningkatan
paling menonjol perkembangannya adalah
dibanding
tahun
sebelumnya.
Berdasarkan data yang masuk di Dinas
bagian
Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora)
kelistrikan. Hal ini terjadi karena bagian ini
kabupaten Magelang, angka kelulusan tahun ini
mudah
mencapai 99,94 persen, yakni SMA 100
kemudahan
persen, SMK 100 persen, dan MA 99,82
mempelajari sistem ini mudah, tapi justru
persen. Namun pada kenyataannya tingkat
sebaliknya. Karena kelistrikan itu sesuatu yang
kelulusan SMK 100 persen belum diikuti
tidak terlihat, sehingga dalam mempelajarinya
dengan terserapnya lulusan SMK di dunia
memerlukan kemampuan pemahaman secara
industri. Hal ini dikarenakan masih rendahnya
abstrak.
sistem
untuk
yang
dilakukan ini
bukan
berkaitan
dengan
inovasi.
Namun
berarti
bahwa
mutu dan kualitas keterampilan siswa lulusan
Untuk menguasai kompetensi bidang
SMK, sehingga membuat industri kesulitan
mesin bensin, penting untuk menguasai dan
dalam menyerap tenaga kerja dari lulusan
paham tentang sistem pengapian. Pada sistem
SMK. (http://www.magelangkab.go.id , diakses
pengapian
pada 09-10-2014)
terjadinya proses pembakaran antara bahan
SMK
sebagai
pemicu
bakar dan udara di ruang bakar. Dari proses
Magelang merupakan salah satu Sekolah
pembakaran tersebut maka dapat menghasilkan
Menengah Kejuruan yang berkewajiban untuk
tenaga.
lulusan
yang
1
berperan
Salam
menciptakan
Muhammadiyah
ini
memiliki
Faktor Kesulitan Belajar...(Ariyadi Nurrahman) 67
Dari data dua kelas pada dua tahun ajaran
menggambarkan
secara
akurat
maka
yaitu tahun 2013/2014 dan tahun 2014/2015
dibutuhkan data-data baik data kuantitatif
(kelas XI TKR A dan B) mengenai hasil belajar
maupun
sistem pengapian di SMK Muhammadiyah 1
diperoleh merupakan hasil kuantifikasi data
Salam Kabupaten Magelang yang diperoleh dari
kualitatif dengan tujuan untuk mempermudah
guru
kelistrikan,
dalam menganalisis data, kemudian setelah
menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang
mendapatkan hasil akhir lalu dikualifikasikan
belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum
kembali. Teknik ini disebut dengan teknik
(KKM) sebesar 75. Dari data tersebut untuk
deskriptif kualitatif
mata
diklat
sistem
kualitatif.
Data
kuantitatif
yang
kelas XI TKR A tahun ajaran 2013/2014 adalah sebanyak 7 (25%) siswa dari total 28 siswa
Lokasi dan Waktu Penelitian
tidak memenuhi KKM, sedangkan untuk TKR B
Penelitian ini dilaksanankan di SMK
sejumlah 8 (30,77%) siswa dari total 26 siswa.
Muhammadiyah 1 Salam kabupaten Magelang,
Sedang untuk tahun ajaran 2014/2015 untuk
pada siswa kelas XI TKR tahun ajaran
kelas XI TKR A sebesar 16 (45,71%) dari total
2015/2016.
35 siswa, XI TKR B sebesar 14 (36,84%) dari
dilakukan pada bulan Oktober 2015.
Pelaksanaan
penelitian
akan
total 38 siswa. Dengan demikian mereka perlu mengikuti ujian remidi guna mencapai nilai kompetensi tersebut sesuai Kriteria Ketuntasan
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini
adalah
Minimum (KKM) yang di tetapkan. Hal tersebut
seluruh siswa kelas XI Teknik Kendaraan
menyebabkan guru harus menyediakan waktu
Ringan di SMK Muhammadiyah 1 Salam
tersendiri untuk mengadakan ujian remidi
Kabupaten Magelang tahun ajaran 2013/2014.
sehingga waktu menjadi panjang dan kurang
Penelitian ini adalah penelitian populasi karena
efisien. Keadaan di atas menunjukkan adanya
seluruh
permasalahan yang dialami oleh para siswa
Muhammadiyah 1 Salam yang berjumlah dua
dalam belajar. Siswa yang memiliki kesulitan
kelas dijadikan subjek penelitian. Sebanyak 73
belajar pada kompetensi memperbaiki sistem
siswa yang terdiri dari kelas XI TKR A dan
pengapian harus dibantu supaya dapat keluar
kelas XI TKR B.
dari kesulitan yang dialaminya
kelas
XI
TKR
SMK
Data, Instrumen Penelitian, dan Teknik
METODE PENELITIAN
Pengumpulan Data
Desain Penelitian Penelitian
siswa
Metode pengumpulan data yang digunakan penelitian
dalam penelitian ini adalah lembar kuisioner
deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk
yang berupa angket untuk mengetahui faktor-
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
faktor yang penyebab kesulitan belajar siswa XI
secara sistematis, faktual mengenai apa yang
TKR SMK Muhammadiyah 1 Salam kabupaten
menjadi
Magelang dalam mempelajari mata diklat sistem
tema
ini
merupakan
penelitian.
Untuk
dapat
68 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif, Edisi XIII, Nomor 2, Tahun 2016
pengapian. Jenis angket yang digunakan dalam
sebesar 75,02%. Hal ini sedikit lebih kecil
penelitian ini adalah angket tertutup
dibandingkan faktor eksternal
siswa sebesar
61,47%. Sehingga dapat dikatakan secara Teknik Analisis Data
umum faktor internal lebih kecil pengaruhnya
Teknik analisis data yang digunakan dalam
terhadap kesulitan belajar siswa dibandingkan
penelitian ini menggunakan analisis deskriptif.
dengan faktor eksternal . Sedangkan untuk sub-
Teknik
gambaran
sub variabel dari faktor internal dan eksternal ,
terhadap objek yang diteliti sebagaimana adanya
berikut ini pembahasan dari masing-masing
tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk
faktor tersebut.
umum. Analisis deskriptif yang digunakan
1. Fisiologi
ini
berfungsi
memberi
Hasil angket penelitian menunjukkan
dalam penelitian ini meliputi persentase skor, median,
bahwa faktor fisiologi masuk dalam kategori
modus), ukuran kecenderungan menggunakan
sedang. Hal tersebut juga didukung data-data
simpangan baku dan rerata ideal, serta penyajian
lain yang juga diperoleh saat penelitian.
data dalam bentuk tabel dan diagram agar lebih
Walaupun dalam perhitungannya diperoleh
komunikatif.
data yang menunjukan bahwa lebih banyak
pengukuran
gejala
pusat
(mean,
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini adalah untuk memberi gambaran
tentang
faktor-faktor
yang
menyebabkan siswa kelas XI TKR mengalami kesulitan dalam mempelajari mata diklat sistem pengapian di SMK Muhammadiyah 1 Salam tahun ajaran 2015/2016.
Faktor-faktor yang
dikaji dalam penelitian ini meliputi faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal). Dari faktor internal siswa dibagi menjadi
beberapa
faktor
meliputi
faktor
fisiologi dan faktor psikologi. Sedangkan dari faktor eksternal siswa dibagi menjadi beberapa faktor meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Pembahasan hasil penelitian
ditekankan
untuk
menjawab
pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. Dari hasil analisis data, didapatkan hasil bahwa faktor internal
siswa memiliki skor
siswa yang masuk dalam kategori rendah. Hal tersebut juga dikuatkan dengan hasil wawancara dengan guru pengampu mata diklat sistem pengapian. Hasil wawancara menyatakan
bahwa
kondisi
kesehatan
maupun kondisi fisik sebagian besar siswa XI TKR dalam keadaan baik. Sementara presensi siswa juga menunjukkan hal yang sama, selama 1 semester dari kedua kelas hanya ada 5 siswa yang ijin karena sakit dan itupun tidak lebih dari 1 kali. Sumbangan dari angket terbuka juga menunjukkan hal yang sama, hanya 4 siswa yang menyatakan mengalami
gangguan
ketidaksempurnaan
fisik.
akibat
Semuanya
itu
menguatkan bahwa skor dari faktor fisiologi siswa
secara
umum
tergolong
rendah.
Artinya kondisi kesehatan maupun fisik siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah 1 Salam secara umum dalam keadaan yang
Faktor Kesulitan Belajar...(Ariyadi Nurrahman) 69
baik. Hal tersebut tentu sangat mendukung
berusaha
siswa dalam belajarnya. Sebaliknya apabila
untuk mempelajarinya.
kondisi kesehatan buruk akan menyebabkan kelemahan dalam fisiknya, sehingga saraf
dengan
sungguh-sungguh
b. Bakat Bakat
merupakan
potensi
yang
sensoris dan motorisnya lemah. Kondisi
dimiliki siswa. Syaiful Bahri Djamarah
demikian
(2010:196) menyatakan bahwa belajar
akan
menyebabkan
siswa
mengalami kesulitan dalam belajarnya..
pada bidang yang sesuai dengan bakat akan
2. Psikologi
memperbesar
kemungkinan
Penyebab kesulitan siswa dalam belajar
keberhasilannya. Siswa akan mudah
sistem pengapian ditinjau dari segi psikologi
mempelajari sesuatu jika hal tersebut
adalah minat, bakat, motivasi, inteligensi,
sesuai dengan bakatnya. Sehingga dapat
persepsi,
kesehatan mental dan tipe-tipe
dikatakan bahwa bakat yang rendah
khusus pelajar. Berikut penjelasan masing-
dapat menyebabkan kesulitan siswa
masing faktor tersebut.
dalam belajar.
a. Minat
Analisis data penelitian ini yang
Berdasarkan data penelitian yang
mengkaji masalah bakat siswa dalam
telah dianalisis diketahui bahwa faktor
mempelajari
minat siswa dalam mempelajari sistem
menyebutkan
pengapian
kecenderungan
kategori sedang. Sebagaimana telah
sedang. Ketertarikan atau suka tidaknya
dijelaskan di atas maka hal tersebut akan
seorang siswa pada pelajaran tertentu
menyebabkan
akan mempengaruhi proses belajarnya.
hambatan dalam mempelajari materi
Semakin kuat ketertarikan siswa pada
sistem
materi pelajaran maka akan semakin
bakat yang rendah maka yang harus
mudah siswa dalam menguasai materi
dilakukan adalah menumbuhkan minat
tersebut. Karena dengan ketertarikan
siswa
yang kuat siswa akan berusaha keras
2011:197).
memiliki
untuk menguasai apa yang menjadi ketertarikannya
siswa
pengapian.
(Syaiful
bakat
Untuk
Bahri
dalam
mengalami
mengatasi
Djamarah,
c. Motivasi Berdasarkan data penelitian yang
sebaliknya, tidak adanya minat pada
telah dianalisis diketahui bahwa motivasi
pelajaran tertentu maka siswa akan
belajar
mengalami kesulitan dalam belajarnya
kecenderungan sedang. Motivasi ini
(Dalyono, 2009:235). Maka menjadi
berfungsi memberikan dorongan untuk
penting untuk
menumbuhkan
minat
melakukan perbuatan, sebagai penggerak
siswa
mempelajari
sistem
dan pengarah perbuatan (Syaiful Bahri
akan
Djamarah, (2010:157). Apabila motivasi
pengapian,
sehingga
Begitu
faktor
pengapian
pula
dalam
itu.
sistem
siswa
siswa
rata-rata
memiliki
70 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif, Edisi XIII, Nomor 2, Tahun 2016
belajar tersebut tinggi maka dorongan
rendahnya inteligensi seorang siswa
untuk belajar juga kuat, tapi apabila
memang berpengaruh besar terhadap
motivasinya rendah maka dorongan yang
keberhasilan siswa dalam belajar. Tapi
ditimbulkan juga lemah sehingga siswa
bukan berarti siswa-siswa yang memiliki
mengalami kesulitan dalam mencapai
inteligensi rendah dianggap sebagai
tujuan pembelajaran.
hambatan
Guru atau pihak lain yang terkait
dalam
mencapai
tujuan
pembelajaran, karena memang tujuan
dapat meningkatkan motivasi belajar
dari
siswa, karena sebagaimana yang telah
membuat siswa yang tadinya tidak tahu
dijelaskan pada bagian kajian teori
menjadi tahu, yang tadinya tidak bisa
bahwasanya motivasi juga dapat berasal
menjadi bisa.
dari luar diri siswa. Dorongan-dorongan
semangat
untuk
tersebut
adalah
untuk
e. Persepsi
tersebut perlu dilakukan agar siswa memiliki
belajar
Hasil penelitian ini menunjukkan
dapat
bahwa faktor persepsi sebagian besar
menguasai apa yang diajarkan, dalam hal
siswa memeiliki kecenderungan dalam
ini adalah sistem pengapian.
kategori
d. Inteligensi
sedang.
Bagaimana
siswa
memandang suatu pelajaran mengenai
Inteligensi
diartikan
sebagai
sistem
pengapian
akan
sangat
kemampuan umum siswa salah satunya
mempengaruhi kesukaan siswa terhadap
adalah
materi
kemampuan
Inteligensi
memiliki
untuk
belajar.
pengaruh
tersebut.
Hal
ini
dapat
yang
mempengaruhi kesulitan belajar siswa
besar dalam kemajuan belajar siswa.
karena dalam dari hal inilah siswa dapat
Dalam situasi yang relatif sama, siswa
terpacu motivasi belajarnya untuk lebih
dengan inteligensi yang tinggi cenderung
giat
lebih berhasil. Meskipun demikian siswa
dipengaruhi dari materi pelajaran yang
dengan inteligensi tinggi belum tentu
menarik untuk dipelajari dan dapat juga
akan berhasil dalam belajarnya, karena
karena cara guru menyampaikan materi
belajar merupakan suatu proses yang
pelajaran dapat dengan mudah diterima
kompleks (Slameto, 2010:56).
oleh siswa ataukah tidak.
Berdasarkan analisis data penelitian diketahui
faktor
inteligensi
dalam
belajar.
Dapat
juga
f. Kesehatan mental
dalam
Hasil penelitian ini menunjukkan
kategori sedang. Hal ini diperkuat
bahwa faktor kesehatan metal sebagian
dengan pernyataan guru pengampu mata
besar siswa memeiliki kecenderungan
diklat sistem pengapian bahwa tingkat
dalam kategori sedang. Siswa dengan
kemampuan siswanya secara umum
kondisi mental tidak stabil seperti sedang
berada pada kategori menengah.Tinggi
sedih, kecewa, banyak pikiran dan lain-
Faktor Kesulitan Belajar...(Ariyadi Nurrahman) 71
lain akan susah untuk berkonsentrasi.
dapat diterima oleh semua siswa. Antara
Sehingga akan berakibat pada proses
lain
belajar siswa, karena belajar sendiri
menggunakan
bukan hanya masalah intelektual tetapi
menjelaskan, demonstrasi dan lain-lain.
juga menyangkut segi kesehatan mental
Berdasarkan data penelitian yang telah
dan
dianalisis faktor tipe-tipe khusus pelajar
emosional
siswa
(Dalyono,
2009:236).
benda
media
visual,
asli
untuk
memiliki kecenderungan pada ketegori
Memang tidak dipungkiri bahwa banyak
menggunakan
sekali
dapat
menyatakan bahwa kesesuaian metode
mempengaruhi kesehatan mental siswa
mengajar yang digunakan oleh guru
dari
dengan cara mereka dalam belajar sudah
mulai
lingkungan,
hal-hal
yang
sedang. Artinya secara umum siswa
masalah teman
keluarga,
dan
sebagainya.
Masalah-masalah yang dihadapi siswa tersebut
akan
terbawa
juga
cukup sesuai. 3. Keluarga
dalam
Keluarga merupakan pusat pendidikan
kegiatan belajaranya. Disini peran guru
yang utama, sehingga masalah-masalah yang
sangat dibutuhkan untuk menciptakan
terjadi pada keluarga tentu akan berpengaruh
suasanya belajar yang nyaman dan
pada proses belajar siswa. Penelitian yang
menyenangkan agar perhatian siswa
dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Salam
dapat dialihkan untuk belajar, sehingga
menunjukkan
tidak
pengaruh positif dan signifikan terhadapa
terus-menerus
memikirkan
masalah-masalahnya.
bahwa
keluarga
memiliki
prestasi belajar siswa. Kondisi di dalam
g. Tipe khusus pelajar
keluarga yang mempengaruhi belajar siswa
Tipe khusus pelajar meliputi visual,
antara lain, cara orang tua mendidik,
auditif, motoris dan campuran (Dalyono,
hubungan antar anggota keluarga, suasana
2009:237). Siswa-siswa yang memiliki
rumah
kecenderungan pada tipe tertentu akan
(Slameto,
susah
tersebut
bermasalah seperti hubungan antar anggota
dilakukan tidak dengan cara yang sesuai
keluarga yang kurang harmonis, ekonomi
dengan
tersebut.
keluarga yang kurang dan tidak adanya
Misalnya siswa dengan tipe visual akan
dukungan dari anggota keluarga terhadap
susah memahami penjelasan guru jika
belajar siswa tentu akan menimbulkan
dalam
hanya
masalah bagi siswa. Hal tersebut dapat
menggunakan metode ceramah (audio).
menyebabkan siswa mengalami kesulitan
Untuk mengatasi hal tersebut guru
dalam mengikuti pelajaran di sekolah.
belajar
jika
belajar
kecenderungan
menerangkan
pengampu
guru
menggunakan
beberapa
metode agar materi yang disampaikan
dan
keadaan 2010:60).
ekonomi
keluarga
Keluarga
yang
Hasil analisis data penelitian mengenai faktor
keluarga
dalam
menyebabkan
72 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif, Edisi XIII, Nomor 2, Tahun 2016
kesulitan belajar menyebutkan bahwa 6,85%
angka 69,69%. Ini berarti sebagian besar
siswa masuk kategori tinggi, kemudian
siswa beranggapan bahwa materi sistem
sebanyak 58,90% dalam kategori sedang, dan
pengapian cukup banyak sehingga siswa
siswa masuk pada kategori rendah adalah
mengalami kesulitan untuk menguasainya.
34,25%. Dari distribusi data tersebut dapat
Hal tersebut juga diperkuat oleh guru
diartikan bahwa ekonomi keluarga, dukungan
pengampu mata diklat sistem pengapian yang
keluarga
dan
hubungan
antar
anggota
menyatakan cakupan materi untuk mata
keluarga
lebih
banyak
tersebar
dalam
diklat tersebut memang dirasa banyak.
kategori sedang dan rendah, hanya sedikit
Ditambah lagi waktu yang terlalu singkat
sekali yang berada dalam kategori tinggi. Hal
untuk mempelajari materi sistem pengapian.
ini dapat diartikan bahwa faktor kelurga
Waktu yang dialokasikan 37 jam pelajaran
memiliki pengaruh yang cenderung tinggi.
dengan 7 jam pelajaran untuk teori dan 30 jam pelajaran untuk praktikum. Sedangkan
4. Sekolah Untuk faktor sekolah hasil angket
waktu
yang
dialokasikan
pada
modul
menunjukkan distribusi skor dalam kategori
memperbaiki sistem pengapian (OPKR 50-
rendah. Hal ini berarti rata-rata faktor
011 B) yang diterbitkan oleh Direktorat
sekolah
pada
Pembinaan SMK adalah 60 jam pelajaran
kategori sedang. Tetapi jika dilihat dari
(Depdiknas, 2005). Jika dibandingkan, maka
indikator-indikator di dalam faktor sekolah
alokasi waktu yang disediakan di SMK
tersebut ada dua indikator dari faktor sekolah
Muhammadiyah 1 Salam untuk mempelajari
yang reratanya masuk kategori rendah. Dua
sistem pengapian masih terlalu sedikit.
memiliki
kecenderungan
indikator tersebut adalah fasilitas sekolah dan
5. Masyarakat
cakupan materi pelajaran. Untuk metode
Faktor
masyarakat
yang
dapat
mengajar guru, menurut persepsi sebagian
mempengaruhi siswa dalam belajar adalah
besar siswa faktor tersebut masuk dalam
kegiatan siswa dalam masyarakat, mass
kategori
dapat
media, teman bergaul dan bentuk kehidupan
meliputi alat praktik, media pembelajaran,
masyarakat. Hal ini disebabkan karena posisi
buku-buku pelajaran, ruangan belajar dan
siswa sebagai bagian dari masyarakat yang
hal lain yang menunjang pembelajaran. Dari
tidak
aspek
masyarakat tersebut (Slameto, 2010:70-71).
sedang.
fasilitas
Aspek
fasilitas
sebagian
besar
siswa
lepas
dari
kehidupannya
dalam
menyatakan bahwa fasilitas yang menunjang
Hasil penelitian dari keempat indikator
proses belajar tergolong memadai. Walaupun
yang digunakan menunjukkan bahwa faktor
ada beberapa fasilitas yang tergolong kurang
masyarakat memiliki kecenderungan pada
layak pakai karena kerusakan.
kategori sedang. Tetapi dengan adanya data
Sedangkan skor yang diperoleh untuk faktor cakupan materi pelajaran mencapai
yang cenderung tinggi pada kategori sedang dan
rendah,
maka
faktor
masyarakat
Faktor Kesulitan Belajar...(Ariyadi Nurrahman) 73
memiliki pengaruh yang cukup tinggi. Dari
57,58% masuk kategori sedang. Pengaruh
keempat indikator yang diteliti pengaruh
faktor masyarakat sebesar 71,02% masuk
tertinggi diperoleh indikator yang skornya
kategori tinggi.
terendah yaitu teman pergaulan dengan skor 54,28%. Posisi kedua ditempati oleh faktor
Saran
mass media dengan skor 63,23%, kemudia
Bagi Sekolah
posisi ketiga dan keempat ditempati oleh
1. Memberikan penyuluhan kepada siswa dan
lingkungan masyarakat dan organisasi siswa
masyarakt supaya lebih memperhatikan
dalam masyarakat dengan skor masing-
lingkungan
masing 64,04% dan 56,10%.
mengkondisikan
masyarakat
supaya
lingkungan
lebih
masyarakat
yang nyaman bagi para pelajar.
SIMPULAN DAN SARAN
2. Agar siswa didorong untuk lebih rajin
Simpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
tentang
faktor-faktor kesulitan belajar mata diklat sistem pengapian di SMK Muhammadiyah 1 Salam dapat disimpulkan bahwa: Faktor-faktor
belajar, diberi motivasi terus agar meskipun dari segi bakat mereka rendah, tapi dengan keinginan yang kuat dan rajin belajar hal itu dapat diatasi.
kesulitan belajar yang berasal dari diri siswa (internal) terdiri dari faktor fisiologi dan
Bagi Peneliti Lain
psikologi. Pengaruh faktor fisiologi sebesar
1. Perlu dilakukan penelitian yang mencakup
44,52%, masuk kategori sedang. Sedangkan
aspek yang lebih terperinci dan lebih
pengaruh faktor psikologi sebesar 60,68%
detail untuk mengetahui jenis kesulitan
kategori sedang. Rinciannya adalah faktor
belajar yang dialami siswa.
minat sebesar 55,05% masuk dalam kategori
2. Demi tercapainya hasil penelitian secara
sedang, faktor bakat sebesar 61,13% kategori
maksimal,
sedang,
menggunakan angket yang menyertakan
faktor
motivasi
kategori sedang, faktor
sebesar
62,93%
inteligensi sebesar
60,27%
kategori
sedang,
sebesar
72,26%
kategori
faktor tinggi,
persepsi
banyak
soal
peneliti
untuk
hendaknya
tiap-tiap
aspek
kesulitan belajar siswa.
faktor
kesehatan mental sebesar 57,88% kategori
DAFTAR PUSTAKA
sedang, dan tipe khusus pelajar sebesar 65,41%
M. Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan.
masuk pada kategori sedang. Faktor-faktor kesulitan belajar yang berasal dari luar diri siswa (eksternal) terdiri dari faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Pengaruh faktor keluarga sebesar 67,64% masuk kategori tinggi. Untuk pengaruh faktor sekolah sebesar
Jakarta: Rineka Cipta SMK Muh 1 Salam. (2010). Kompetensi Keahlian. Diakses dari http://www.smkmuh1salam.sch.id. Diakses pada 09-10-2014, jam 11.00 WIB
74 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif, Edisi XIII, Nomor 2, Tahun 2016
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengauhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Syaiful Bahri Djamarah. (2013). Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Pemerintah Kabupaten Magelang. (2014) Tingkat Kelulusan Di Kabupaten Magelang
Sangat Baik. Diakses www.magelangkab.go.id/index.php?option =com_.pada tanggal 09-10-2014 08.45 WIB.