Faktor-faktor yang melatarbelakangi
Rina
FAKTOR- FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA KELAS II,III DI SMP PAHLAWAN TOHA BANDUNG 18 SEPTEMBER 2006 – 05 JANUARI 2007 Rina ABSTRAK Aksi kekerasan baik individual maupun masal mungkin sudah merupakan berita harian. Saat ini beberapa televisi bahkan membuat program – program khusus yang menyiarkan berita – berita tentang aksi – aksi kekerasan. Aksi –aksi kekerasan dapat terjadi dimana saja, seperti di jalan – jalan, sekolah, bahkan dikomplek – komplek perumahan. Aksi tersebut dapat berupa kekerasan verbal (mencaci maki) maupun kekerasan fisik (memukul, meninju) pada kalangan remaja aksi yang biasa dikenal sebagai tawuran pelajar / masal merupakan hal yang sudah terlalu sering kita saksikan, bahkan cenderung dianggap biasa. Dikutip dari Zainun Mu’tadin,2002. Menurut kartini K (2005) beberapa faktor yang melatarbelakangi perilaku agresif pada remaja antara lain : 1) Faktor eksternal yang terdiri dari ejekan dari teman, keluarga yang berantakan, lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan, media audiovisual yang menayangkan adegan kekerasan. 2) Faktor internal yaitu persepsi remaja terhadap lingkungan sekitar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal yang melatarbelakangi prilaku agresif pada remaja kelas II,III di SMP Pahlawan Toha Bandung, mengacu pada tujuan tersebut maka rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik point biseral. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan angket yang berisi 31 item yang dibuat sendiri oleh peneliti untuk menggali faktor internal dan eksternal yang melatarbelakangi perilaku agresif, data yang diperoleh kemudian diolah dengan cara deskriptif analisis, untuk menentukan faktor eksternal yang mana yang paling banyak menimbulkan perilaku agresif, selain itu disebarkan pula angket yang bersifat terbuka untuk menggali faktor internal yang turut melatarbelakangi perilaku agresif yaitu persepsi remaja terhadap lingkungan sekitar. Data yang akan diperoleh akan dihitung frekuensi pemunculan jawaban, kemudian baru dihitung persentase. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa faktor eksternal yang melatarbelakangi perilaku agresif secara sederhana dapat disingkat bahwa dari subvariabel yang terdiri dari ejekan dari teman (89 orang) berada pada peringkat tertinggi pertama, media audiovisual (89 orang), berada pada peringkat tertinggi kedua, keluarga yang berantakan (76 orang), berada pada peringkat tertinggi ketiga, dan lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan (71 orang) berada pada peringkat terendah yang melatarbelakangi perilaku agresif pada remaja kelas II,III di SMP Pahlawan Toha Jurnal Kesehatan Prima Vol. 3 No.2 Juli 2011
Page 14
Faktor-faktor yang melatarbelakangi
Rina
Bandung. Sedangkan faktor internal yaitu persepsi remaja terhadap lingkungan sekitar sebagai berikut : 1. Membalas ejekan teman sebanyak 116 orang (33.82 %), nyaman dan menyenangkan sebanyak 69 orang (33.82%), mencontoh adegan kekerasan tersebut sebanyak 78 orang (38.42%). Melihat hal tersebut diatas maka perlunya kerjasama antara pihak sekolah dengan institusi pelayanan keperawatan, dimana sekolah diberikan suatu program yang akan diterapkan kepada anak didiknya. Program difokuskan pada kemampuan remaja memecahkan masalah, mengatasi amarah, control diri, memahami perasaannya, kemampuan sosial, kemampuan berkomunikasi dan upaya yang dilakukan agar sukses dalam sekolah.
Alamat Korespondensi Rina,S.Kep.Ners Dosen Keperawatan Prima Nusantara Jl. : Jln. Kusuma Bhakti No. 99 Gulai Bancah
Jurnal Kesehatan Prima Vol. 3 No.2 Juli 2011
Page 15
Faktor-faktor yang melatarbelakangi
PENDAHULUAN Perubahan- perubahan sosial sebagai konsekuensi modernisasi, indrustrilisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menimbulkan dampak positif dan negative pada masyarakat. Dampak positif yang bisa dilihat dari masyarakat misalnya : berkembangnya sarana informasi dan telekomunikasi, berkembangnya ilmu – ilmu baru dibidang kedokteran dan lain sebagainya, sedangkan dampak negative yang tampak dalam masyarakat misalnya : meningkatnya kriminalitas disertai tindakan kekerasan, kenakalan remaja, penyalahgunaan obat, dan lain sebagainya (Yanny D, 2001). Remaja atau adolessens adalah periode perkembangan selama dimana individu mengalami perubahan dari masa kanakkanak menuju masa dewasa ( Patricia. A. Potter,2005). Menurut Konapka ( Pikunas,1976) dalam yusuf (2001) menggolongkan remaja dalam tiga tahap yaitu : remaja awal ( usia 12 – 15 tahun), remaja pertengahan ( usia 15 – 18 tahun), serta remaja akhir ( usia 19-22 tahun), umumnya individu memasuki pendidikan bangku sekolah lanjut tingkat pertama (SMP) termasuk golongan remaja awal. Pada masa remaja merupakan masa yang sangat menentukan karena pada masa inilah terjadi perubahan – perubahan baik fisik maupun psikisnya secara spesifik. Harlock (1997) dan Soelaryo ( 2002) menjelaskan bahwa remaja memiliki karakteristik yang khusus, yaitu : 1. Periode transisi dari masa kanak- kanak kemasa dewasa ; 2. Periode yang penuh dengan berbagai perubahan dari segi emosi, sosiologi dan hubungan keluarga ; Usia yang banyak masalah; 4. Pencarian jati diri; 5. Pengembangansikap realistic penuh harapan idealis. Pendapat ini diperkuat oleh Yuke (1999) bahwa Jurnal Kesehatan Prima Vol. 3 No.2 Juli 2011
Rina
dilihat dari perkembangan konsep diri remaja cenderung negative, hal ini disebabkan oleh karena remaja mulai memberontak terhadap dewasa lainnya, pandangan moral menjadi abstrak, penilaian mulai menjadi kritis, penilaian lebih didasarkan pada nilai-nilai kelompok sosialisasi, rasa ingin tahu yang kuat serta jalan fikir remaja yang cenderung egosentris. Masa remaja adalah periode kehidupan yang penuh dengan dinamika, dimana pada masa tersebut terjadi perkembangan dan perubahan yang sangat pesat. Periode ini merupakan masa transisi dari masa anakanak menuju dewasa. Pada saat ini remaja mempunyai resiko tinggi terhadap gangguan tingkahlaku, kenakalan remaja dan terjadinya kekerasan baik sebagai korban maupun sebagai pelaku dan tindak kekerasan ( Soetjiningsih, 2004). Aksi kekerasan baik individual maupun masal mungkin sudah merupakan berita harian. Saat ini beberapa televisi bahkan membuat program – program khusus yang menyiarkan berita – berita tentang aksi – aksi kekerasan. Aksi –aksi kekerasan dapat terjadi dimana saja, seperti di jalan – jalan, sekolah, bahkan dikomplek – komplek perumahan. Aksi tersebut dapat berupa kekerasan verbal (mencaci maki) maupun kekerasan fisik (memukul, meninju) pada kalangan remaja aksi yang biasa dikenal sebagai tawuran pelajar / masal merupakan hal yang sudah terlalu sering kita saksikan, bahkan cenderung dianggap biasa. Dikutip dari Zainun Mu’tadin,2002. Menurut kartini K (2005) beberapa faktor yang melatarbelakangi perilaku agresif pada remaja antara lain : 1) Faktor eksternal yang terdiri dari ejekan dari teman, keluarga yang Page 16
Faktor-faktor yang melatarbelakangi
berantakan, lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan, media audiovisual yang menayangkan adegan kekerasan. 2) Faktor internal yaitu persepsi remaja terhadap lingkungan sekitar. Families and Work Institute and The Colorado trust yang dikutip dari Soetjiningsih (2004), melakukan penelitian dengan mengumpulkan data-data dari remaja mengenai penyebab mengapa mereka melakukan tindakan kekerasan. Sebagian besar dari mereka mengaku mengalami kekerasan emosional dan fisik. 575 remaja merasakan dirinya diejek, diolok-olok atau dibicarakan hal-hal yang negative oleh orang lain. Pengalaman ini sering dialami mereka dilingkungan sekolahnya sehingga hamper sekitar 90% kekerasan terjadi disekolah. Sedangkan sekitar 46 % remaja pernah dipukul atau dilukai. Hanya masing-masing 85 yang pernah diserang dengan senjata dan mengalami perkosaan seksual. Ternyata 35 % remaja yang mengalami kekerasan dengan senjata atau serangan lainnya, akan melakukan tindakan kekerasan juga terhadap orang lain. Remaja yang mempunyai hubungan yang baik antara orang tua, guru dan teman-temannya lebih kecil kemungkinan melakukan tindakan kekerasan dan juga sebagai korban kekerasan. Singger MI dkk., mendapatkan terdapat hubungan yang signifikan antara paparan kekerasan yang dialami anak dan pola pengasuh orang tua terhadap tindakan kekerasan yang dilakukan. Adapun alasan pengambilan data dilakukan pada remaja SMP yang ada dijalan peta lingkar selatan karena diperoleh keterangan dari Kapolsek Bojongloa kaler bahwa terdapat fenomena perkelahian antara SMP pahlawan Toha dengan SMP Pasundan 9 ( sembilan) yang menimbulkan cidera pada Jurnal Kesehatan Prima Vol. 3 No.2 Juli 2011
Rina
siswa SMP 9 pasundan. Perkelahian ini terjadi pada tgl 27 februari 2006 dan 12 maret 2006. Pada tanggal 21 Maret dilakukan studi pendahuluan di SMP Pasundan 9, hasil wawancara yang dilkukan pada 10 orang remaja,4 orang siswa mengatakan pernah berkelahi. Keterangan yang diperoleh dari guru BP (bimbingan dan penyuluhan) terdapat 20 siswa yang terlibat kasus perkelahian. Sedangkan pada tanggal 22 Maret dilakukan studi pendahuluan di SMP Pahlawan Toha. Hasil wawancara yang dilakukan pada 10 orang remaja, 7 orang siswa mengatakan pernah berkelahi dan 3 orang siswa mengatakan belum pernah berkelahi, selain itu diperoleh keterangan dari siswa tersebut bahwa disekolahnya sering terjadi perkelahian antar siswa, pelanggaran terhadap tata tertib sekolah, dan frekuensi terjadinya perilaku agresif yang dilakukan oleh siswa cukup tinggi. Data yang diperoleh dari studi pendahuluan antara lain siswa- siswi yang pernah terlibat perilaku agresif yang dikelompokkan menjadi perilaku agresif secara fisik dan verbal. Data yang diperoleh dari siswasiswi kelas 1 ( satu) yang berjumlah 210 orang yang terdiri dari 4 (empat) kelas yang masing-masing kelas berjumlah 51-54 remaja. Sedangkan kelas II ( dua) berjumlah 206 remaja yang terdiri dari 4 (empat) kelas yang masing-masing kelas terdiri dari 51-52 remaja
SUBJEK DAN METODE PENELITIAN Subjek dalam penelitian ini adalah populasi kelas II (dua), III (tiga) yang berprilaku agresif sebanyak 204 orang . Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk Page 17
Faktor-faktor yang melatarbelakangi
menggambarkan keadaan atau fenomenafenomena sebagaimana adanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang melatarbelakangi perilaku agresif pada remaja kelas II,III di SMP Pahlawan Toha Bandung.
Rina
Hasil penelitian diperoleh dari jawaban koesioner terhadap 204 responden / remaja yang berprilaku agresif kelas II,III di SMP Pahlawan Toha Bandung. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang disertai dengan interpretasinya
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1
Tabel Distribusi Frekuensi remaja berprerilaku agresif berdasarkan jenis kelamin dikelas II SMP Pahlawan Toha Bandung
Jenis Kelamin
f
%
Laki-laki
68
66.02
Perempuan
35
33.98
103
100
∑ Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa responden yang berjumlah 103 orang, mayoritas remaja laki-laki berprilaku agresif sebanyak 66 orang (66.02%),
sedangkan remaja perempuan setengah dari remaja laki-laki yaitu sebanyak 35 orang (33.98%).
Tabel 2 Tabel Distribusi Frekuensi remaja berprerilaku agresif berdasarkan jenis kelamin dikelas III SMP Pahlawan Toha Bandung Jenis Kelamin
F
%
Laki-laki
85
84.16
Perempuan
16
15.84
101
100
∑
Berdasarkan data diatas dapat dilihat dari responden yg berjumlah 101 orang mayoritas remaja laki-laki berprilaku agresif sebanyak 85 orang (84.16%),sedangkan remaja perempuan setengah dari remaja laki-laki yaitu sebanyak 16 orang (15.84%)
Jurnal Kesehatan Prima Vol. 3 No.2 Juli 2011
Page 18
Faktor-faktor yang melatarbelakangi
Tabel 3
Rina
Tabel Distribusi Frekuensi remaja berprerilaku agresif berdasarkan usia dikelas II SMP Pahlawan Toha Bandung
Jenis Kelamin
F
%
13 tahun
22
21.36
14 tahun
81
78.64
15 tahun
0
0
103
100
∑
Dari data diatas dapat dilihat bahwa responden yang berjumlah 103 orang, mayoritas remaja berusia 14 tahun sebanyak 81 orang (78.64%). Remaja berusia 13 tahun sebanyak 22 orang (21.36%), sedangkan remaja yang berusia 15 tahun tidak satupun dari responden Tabel 4
Tabel Distribusi Frekuensi remaja berprerilaku agresif berdasarkan usia dikelas III SMP Pahlawan Toha Bandung
Jenis Kelamin
F
%
13 tahun
0
0
14 tahun
35
34.65
15 tahun
66
65.35
101
100
∑
Dari data diatas dapat dilihat bahwa responden yang berjumlah 103 orang, mayoritas remaja berusia 15 tahun sebanyak 66 orang (65.35%). Remaja berusia 14 tahun sebanyak 35 orang (234.65%), sedangkan remaja yang berusia 13 tahun tidak satupun dari responden.
Jurnal Kesehatan Prima Vol. 3 No.2 Juli 2011
Page 19
Faktor-faktor yang melatarbelakangi
Rina
Faktor – faktor eksternal yang melatarbelakangi perilaku agresif pada remaja kelas II,III di SMP Pahlawan Toha Bandung Tabel 1 Distribusi Frekuensi Ejekan dari Teman yang Melatarbelakangi Perilaku Agresif pada Remaja Kelas II,III di SMP Pahlawan Toha Bandung No
Kategori
f
%
1
Tinggi
89
43.63
2
Rendah
115
56.37
Total
204
100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa faktor eksternal (ejekan dari teman) yang melatarbelakangi perilaku agresif pada remaja kelas II,III di SMP pahlawan Toha Bandung, yang terdiri dari 204 responden. Sebagian masuk dalam kategori rendah yaitu sebanyak 115 orang (56.37%), sedangkan kategori tinggi sebanyak 89 orang ( 43.63%). Tabel 2 Distribusi Frekuensi Keluarga yang Berantakan yang Melatarbelakangi Perilaku Agresif pada Remaja Kelas II,III di SMP Pahlawan Toha Bandung No
Kategori
f
%
1
Tinggi
76
37.25
2
Rendah
128
62.75
Total
204
100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa faktor eksternal (Keluarga yang Berantakan) yang melatarbelakangi perilaku agresif pada remaja kelas II,III di SMP pahlawan Toha Bandung, yang terdiri dari 204 responden. Sebagian masuk dalam kategori rendah yaitu sebanyak 128 orang (62.75%), sedangkan kategori tinggi sebanyak 76 orang ( 37.25%).
Jurnal Kesehatan Prima Vol. 3 No.2 Juli 2011
Page 20
Faktor-faktor yang melatarbelakangi
Rina
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Lingkungan Sekolah yang Kurang Menguntungkan yang melatarbelakangi perilaku agresif pada remaja kelas II,III di SMP Pahlawan Toha Bandung No
Kategori
f
%
1
Tinggi
71
34.8065.20
2
Rendah
133
65.20
Total
204
100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa faktor eksternal (ejekan dari teman) yang melatarbelakangi perilaku agresif pada remaja kelas II,III di SMP pahlawan Toha Bandung, yang terdiri dari 204 responden. Sebagian masuk dalam kategori rendah yaitu sebanyak 133 orang (65.20%), sedangkan kategori tinggi sebanyak 71 orang ( 34.80%).
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Media Audiovisual yang Melatarbelakangi perilaku agresif pada remaja kelas II,III di SMP Pahlawan Toha Bandung No
Kategori
f
%
1
Tinggi
89
43.63
2
Rendah
115
56.37
Total
204
100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa faktor eksternal (Media Audiovisual) yang melatarbelakangi perilaku agresif pada remaja kelas II,III di SMP pahlawan Toha Bandung, yang terdiri dari 204 responden. Sebagian masuk dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 115 orang (56.37%), sedangkan kategori rendah sebanyak 89 orang ( 43.63%).
Jurnal Kesehatan Prima Vol. 3 No.2 Juli 2011
Page 21
Faktor-faktor yang melatarbelakangi
Rina
Tabel 5 Tabel peringkat Faktor- faktor yang melatarbelakangi Perilaku Agresif Pada Remaja kelas II, III di SMP Pahlawan Toha Bandung Faktor Eksternal
Tertinggi I Tertinggi II
Ejekan dari teman
89
Media Audiovisual
89
Keluarga yang berantakan Lingkungan sekolah kurang menguntungkan
Tertinggi III Terendah
76 yang
71
Secara sederhana dapat digambarkan faktor yang paling banyak memiliki total nilai tertinggi diartika sebagai faktor yang yang paling banyak melatarbelakangi perilaku agresif, sedangkan faktor yang paling banyak memiliki total nilai terendah dapat diartikan sebagai faktor yang sedikit melatarbelakangi perilaku agresif pada remaja Faktor Internal yang Melatarbelakangi Perilaku Agresif pada Remaja Kelas II,III di SMP Pahlawan Toha Bandung Tabel 1 Distribusi Frekuensi Persepsi Remaja terhadap Ejekan teman yang Melatarbelakangi Perilaku Agresif pada Remaja kelas II,III di SMP Pahlawan Toha Bandung No
Persepsi Remaja
f
%
1
Membalas Ejekan Teman
116
56.86
2
Berkelahi dan Menghajarnya
13
6.37
3
Diam saja
35
17.16
4
Menasehati
18
8.82
5
Memukul
18
8.82.
6
Melaporkan ke Guru BP
4
1.96
Total
204
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden membalas ejekan teman sebanyak 116 orang (56.86%), Diam saja sebanyak 35 orang (17.16%), Menasehati dan Jurnal Kesehatan Prima Vol. 3 No.2 Juli 2011
Page 22
Faktor-faktor yang melatarbelakangi
Rina
memukul masing- masing sebanyak 18 orang (8.82%), Berkelahi dan menghajarnya sebanyak 13 orang (6.37%) dan melaporkan ke guru BP sebanyak 4 orang (1.96%).
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Membantu mengajarkan cara memecahkan masalah ( Problem- solving) bagi remaja yang mengutamakan metode perbaikan kemampuan remaja dalam mengidentifikasi masalahnya, mengenali penyebabnya, menggunakan cara dan perilaku yang baik dalam mengatasi masalah tersebut.
1. Arikunto,S.1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. PT.Rhineka Cipta. 2. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cet.12.Jakarta 3. A.PotterPatricia,2005.Fundamental Keperawatan, Konsep,Proses dan Praktik. Ed 1,Cet 4.Jakarta.EGC 4. Annastasia Ediati,2004.Kecenderungan Remaja Berprilaku Agresif.Jurnal Psikologi 119-130.UNDIP 5. Brata,2001.Psikologi Kepribadian.Jakarta.PT.Raja Grafindo Persada. 6. Hurock, E.B, 1990.Psikologi perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan.Ed 5. Cet 1. Jakarta.Erlangga 7. Ine Syafrika & P.Tommy,2004.Persepsi terhadap lingkungan sekitar dan dorongan berprilaku agresif pada polisi lalu lintas.Vol6.No 3, Insan. 8. Kartono.K,2005.Patologi Sosial II Kenakalan Remaja.Ed I, Cet 6.Jakarta.Pt Raja Grafindo Persada. 9. Makmun,A.Syamsudin,2004.Psikol ogi Pendidikan, Perangkat System Pengajaran Modul. Cet7.Bandung 10. Notoatmodjo,2002.Metodologi penelitian Kesehatan.Jakarta .Rineka Cipta.
Jurnal Kesehatan Prima Vol. 3 No.2 Juli 2011
Page 23
KESIMPULAN Dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan: 1. Faktor eksternal yang melatarbelakangi perilaku agresif pada remaja kelas II,III di SMP Pahlawan Toha Bandung, yang diurutkan berdasarkan nilai tertinggi pertama, kedua, ketiga, sampai yang paling banyak memiliki nilai terendah yaitu, faktor ejekan dari teman, faktor media audiovisual, keluarga yang berantakan, lingkungan sekolah yang kurang menguntungkan 2. Faktor internal yang melatarbelakangi perilaku agresif pada remaja kelas II,III di SMP Pahlawan Toha Bandung adalah sebagai berikut; 1) membalas ejekan teman sebanyak 116 orang (56.86%); 2) kecewa dan pergi dari rumah sebanyak 69 orang (33.82%); 3) kurang nyaman sebanyak 45 orang (22.06%); 4) mencoba adegan kekerasan seperti yang ditayangkan di televise sebanyak 74 orang (36.24%).
Saran
Faktor-faktor yang melatarbelakangi
Rina
11.
,S.2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta.Rineka Cipta. 12. Silvia & F.Iriani D,2003.Pengaruh Kekerasan dalam Film Terhadap Perilaku Agresif pada Remaja.Jurnal Psikologi Gajah Mada. 13. Soetjiningsih,2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya.Cet 1.jakarta.Sagung Seto. 14. Sugiono.2005,Metode Penelitian Administrasi. Bandung. 15. www.e-Psikologi.Com/Remaja 20 maret 2006. 16. www.Pikiran Rakyat.Com/Cet 21 Maret 2006 17. Yusuf,Syamsu.2001.Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung.Pt Remaja Rosada Karya.
Jurnal Kesehatan Prima Vol. 3 No.2 Juli 2011
Page 24
