EVALUASI TINGKAT PELAYANAN JALAN SEBAGAI PENUNJANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMANFAATAN LAHAN STUDI KASUS: JALAN KOLONEL YOS SUDARSO KELURAHAN PEMATANG PASIR KECAMATAN TELUK NIBUNG KOTA TANJUNGBALAI
TESIS
OLEH
MUHAMMAD IKHWAN LUBIS 057020005/AR
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
EVALUASI TINGKAT PELAYANAN JALAN SEBAGAI PENUNJANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMANFAATAN LAHAN STUDI KASUS: JALAN KOLONEL YOS SUDARSO KELURAHAN PEMATANG PASIR KECAMATAN TELUK NIBUNG KOTA TANJUNGBALAI
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik Dalam Program Studi Teknik Arsitektur Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
MUHAMMAD IKHWAN LUBIS 057020005/AR
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
Judul Tesis
: EVALUASI TINGKAT PELAYANAN JALAN SEBAGAI PENUNJANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMANFAATAN LAHAN STUDI KASUS: JALAN KOLONEL YOS SUDARSO KELURAHAN PEMATANG PASIR KECAMATAN TELUK NIBUNG KOTA TANJUNGBALAI
Nama Mahasiswa
: MUHAMMAD IKHWAN LUBIS
Nomor Pokok Program Studi
: 057020005 : ARSITEKTUR
Menyetujui Komisi Pembimbing
(A/Prof. Abdul Majid Ismail, B.Sc, B.Arch, PhD) Ketua
(Ir. Rahmad Dian, MT) Anggota
Ketua Program Studi Magister Teknik Arsitektur USU,
Direktur Sekolah Pascasarjana USU,
(Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc)
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa. B, M.Sc)
Tanggal Lulus: 16 Nopember 2007
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
Telah diuji pada Tanggal: 16 Nopember 2007
Panitia Penguji Tesis Ketua Komisi Penguji
: A/Prof. Abdul Majid Ismail, B.Sc, B.Arch, PhD
Anggota Komisi Penguji
: Ir. Rahmad Dian, MT Achmad Delianur Nasution, ST, MT Ir. Dwira N. Aulia, M.Sc Salmina W. Ginting, ST, MT
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
ABSTRACT
MUHAMMAD IKHWAN LUBIS, EVALUATING ROAD SERVICE RATE AS ONE OF THE SUPPORTING FACTORS FOR PLANNING AND DEVELOPING LAND USE, CASE STUDY ON JALAN KOLONEL YOS SUDARSO SUB DISTRICT PEMATANG PASIR DISTRICT TELUK NIBUNG MUNICIPALITY OF TANJUNGBALAI, under supervision by Prof. Abdul Majid Ismail, BA, B.Arch, PhD, as the head of examiners and Ir. Rahmad Dian, MT. as the member of examiners. As the rapid development of Tanjungbalai municipality and the high growth of population on urban resulting in high urban activities and well planned infrastructure is needed. One of the mine factors of infrastructure is transportation sector and road service rate is one part of it. For that reason well planned and organized planning of inter sector in needed including transportation sector planning.. In developing urban area, land management is needed to be understood first by understanding the pattern of population distribution and its infrastructure. Hence land management is in connection to the usage of land and spatial organization through interaction of or media which urban transportation is one of them. As aforementioned introduction, the objective of this study is to seek the dominant factors influencing road service rate as one of the supporting factors in planning and developing land use in urban area. From the objective study evaluating the impact of road service rate on the factors influencing the space or land requirement on Jalan Kolonel Yos Sudarso founded through observation method by distributing questioners to each and every segment of the road influences the road service rate along with its social and environmental condition as the subject and user of the road.
i Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
ABSTRAK
MUHAMMAD IKHWAN LUBIS, EVALUASI TINGKAT PELAYANAN JALAN SEBAGAI PENUNJANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMANFAATAN LAHAN STUDI KASUS JALAN KOLONEL YOS SUDARSO KELURAHAN PEMATANG PASIR KECAMATAN TELUK NIBUNG KOTA TANJUNGBALAI, dibawah bimbingan Prof. Abdul Majid Ismail, BA, B.Arch, PhD sebagai ketua dan Ir. Rahmad Dian, MT. sebagai anggota. Sejalan dengan pesatnya perkembangan Kota Tanjungbalai dan tingginya laju pertumbuhan penduduk di wilayah perkotaan, akan mengakibatkan bertambah tingginya aktifitas perkotaan tersebut dimana dibutuhkan sarana dan prasarananya. Sala satu prasarana utama adalah sektor transportasi salah satu bahagiannya adalah tingkat pelayanan jalan itu sendiri. Untuk itu tentunya dibutuhkan perencanaan yang tepat dan terpadu antar sektor termasuk perencanaan sektor transportasi. Untuk mengetahui perkembangan suatu ruang kota pemahaman akan organisasi ruang itu sendiri diperlukan terlebih dahulu. Dimana organisasi ruang itu merupakan pola penyebaran penduduk dan fisik (infrastruktur) ruang itu sendiri. Sehingga pengaturan ruang berhubungan erat dengan penggunaan lahan dan organisasi spasial melalu interaksi atau pun media yang salah satunya adalah transportasi kawasan perkotaan (tingkat pelayanan jalan). Melihat latar belakang di atas, permasalahan yang menjadi pada kajian ini adalah untuk mengetahui beberapa faktor-faktor apa saja yang dominan dapat mempengaruhi tingkat pelayanan jalan seabagai salah satu penunjang perencanaan dan pengembangan pemanfaatan lahan di perkotaan. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi tingkat pelayanan jalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi jalan tersebut yang secara langsung mempengaruhi kebutuhan ruang maupun lahan di jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai sehingga didapat kesimpulan melalui metode observasi lapangan dengan penyebaran kuisioner ke masing-masing segmen jalan bahwa karakteristik dan peruntukan lahan di jalan tersebut sangat mempengaruhi tingkat pelayanan jalan selain kondisi sosial lingkungan yang tak lepas pengaruhnya sebagai pelaku dan pengguna jalan tersebut.
ii Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
KATA PENGANTAR
ا ﻟﺤﻤﺪ ﷲ ر ب ا ﻟﻌﻠﻤﻴﻦ... ﺑﺴﻢ أﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮ ﺣﻲ Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa penulis sampaikan atas segala Ridho dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dalam waktu yang tidak terlalu lama. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Magister Teknik Arsitektur dalam Bidang Manajemen Pembangunan Kota pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara di Medan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada Bapak Prof. Abdul Majid Ismail, BA., B.Arch., PhD. sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir. Rahmad Dian, MT. sebagai anggota komisi pembimbing yang telah mencurahkan perhatian dan meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan literatur yang sangat membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. Selain itu penulis juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dorongan dan arahan selama ini kepada : 1. Prof. Dr. dr. H. Chairuddin P. Lubis, D.Sp.AK, sebagai rektor Universitas Sumatera Utara Medan yang telah memberikan kesempatan penulis untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Pascasarjana USU Medan 2. Prof. DR. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc., sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana USU Medan yang telah memberikan kesempatan penulis untuk mengikuti iii Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
pendidikan di Sekolah Pascasarjana USU Medan, Program Studi Manajemen Pembangunan Kota Magister Teknik Arsitektur 3. Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc., sebagai ketua program studi Manajemen Pembangunan Kota yang telah menyetujui judul dan membimbing selama mengikuti pendidikan 4. Para Kedua Orang Tua Tercinta H. Nurdin Latif Lubis, BA dan Hj. Rohani Hutasuhut yang telah banyak mendorong dan membantu selama perkuliahan 5. Walikota Tanjungbalai Dr. H. Sutrisno Hadi SpOG dan Ir. Darwin Zulad, M.Si. selaku Kepala Bappeda Kota Tanjungbalai beserta jajarannya yang telah memberikan izin belajar dan semangat untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi 6. Rekan-rekan sesama mahasiswa Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya Bidang Manajemen Pembangunan Kota. Akhirnya ucapan terima kasih ini disampaikan kepada Istri tercinta Dahmilawaty Marpaung, S.Psi, ananda Putra dan Putri serta kedua orang tua di Rantauprapat yang telah banyak memberikan dorongan dan membantu selama mengikuti sampai menyelesaikan studi ini. Semoga tulisan ini ada manfaatnya sebagai bahan pembanding bagi penelitian lain yang saling terkait, walaupun penulis menyadari bahwa apa yang ditulis pada penelitian ini jauh dari sempurna. Tanjungbalai, Nopember 2007 Terima Kasih
Penulis iv Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 27 Mei 1972 di Aek Kota Batu. Anak dari H. Nurdin Latief Lubis, BA. dan Hj. Rohani Hutasuhut, merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Menjalani masa pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas di Rantauperapat pada tahun 1991, penulis lulus dari SMA Negeri 1 Rantauprapat, dan melanjutkan pendidikan ke Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung Jurusan Planologi dan lulus serjana pada tahun 1997. Menikah pada tahun 1999 dengan Dahmilawaty Marpaung S.Psi. dan telah dikaruniai dua orang putra/i : Muhammad Akbar Halomoan Lubis dan Nur Davina Mahya Izni Lubis. Saat ini bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tanjungbalai. Mulai Februari 2005 penulis mengikuti pendidikan Sekolah Pascasarjana Program Studi Magister Teknik Arsitektur dalam Bidang Manajemen Pembangunan Kota pada Universitas Sumatera Utara di Medan.
v Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRACT..................................................................................................................
i
ABSTRAK ...................................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................
iii
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................................
v
DAFTAR ISI.................................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL.........................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................
x
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................
1
1.1.
Latar Belakang ..............................................................................
1
1.2.
Perumusan Masalah ......................................................................
5
1.3.
Tujuan Penelitian ..........................................................................
6
1.4.
Hipotesa ........................................................................................
6
1.5.
Manfaat Penelitian ........................................................................
6
1.6.
Kerangka Berfikir .........................................................................
7
1.7.
Sistematika Penulisan ...................................................................
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 2.1.
2.2.
10
Pengertian dan Struktur Pemanfaatan Lahan dengan Transportasi...................................................................................
10
Organisasi Peningkatan Pelayanan Jalan terhadap Pemanfaatan Lahan .......................................................................
18
vi Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
2.4.
Pengembangan Jalan Perkotaan ....................................................
24
2.3.
Pola Tingkat Pelayanan Jalan .......................................................
26
METODE PENELITIAN..........................................................................
30
3.1.
Jenis Penelitian..............................................................................
30
3.2.
Variabel Penelitian ........................................................................
31
3.3.
Populasi/Sampel............................................................................
31
3.4.
Metoda Pengumpulan Data ...........................................................
32
3.5.
Kawasan Penelitian .......................................................................
32
3.6.
Metoda Analisa Data.....................................................................
33
BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN ...................................................
35
BAB III
4.1
Gambaran Umum Wilayah Kota Tanjungbalai.............................
35
4.2
Letak Geografis.............................................................................
37
4.3
Topografi.......................................................................................
42
4.4
Kepadatan Penduduk ....................................................................
44
4.5
Pola Penggunaan Lahan ................................................................
46
4.6
Tinjauan Sarana Pelayanan Dasar Umum.....................................
48
4.6.1 Fasilitas Pendidikan ............................................................
48
4.6.2 Fasilitas Peribadatan............................................................
49
4.6.3 Fasilitas Kesehatan..............................................................
50
4.6.4 Fasilitas Jalan ......................................................................
51
4.6.5 Jenis Kenderaan ..................................................................
52
4.6.6 Jalur Kereta Api ..................................................................
53
vii Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
4.7
Peruntukan Lahan di Jalan Kolonel Yos Sudarso .........................
55
4.8
Tinjauan Karakteristik Jalan Kolonel Yos Sudarso ......................
58
4.9
Tingkat Pelayanan Jalan................................................................
75
KARAKTERISTIK RESPONDEN ..........................................................
78
5.1
Jenis Kelamin ................................................................................
78
5.2
Agama ...........................................................................................
79
5.3
Pekerjaan .......................................................................................
79
5.4
Pendidikan.....................................................................................
81
5.5
Luas dan Bentuk Bangunan ..........................................................
82
5.6
Pendapatan ....................................................................................
83
BAB VI HASIL EVALUASI TINGKAT PELAYANAN JALAN SEBAGAI PENUNJANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMANFAATAN LAHAN .....................................................................
85
BAB V
6.1
Evaluasi Karakteristik Jalan Kolonel Yos Sudarso.......................
86
6.2
Evaluasi Perbandingan Penggunaan Lahan dengan Karakteristik Jalan Kolonel Yos Sudarso ...........................................................
94
6.3
Evaluasi Perubahan Lahan Jalan Kolonel Yos Sudarso................
100
6.4
Evaluasi Peruntukan Lahan Jalan Kolonel Yos Sudarso ..............
106
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................
110
7.1
Kesimpulan ...................................................................................
110
7.2
Saran..............................................................................................
111
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................
112
LAMPIRAN-LAMPIRAN viii Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service) ..............................................
28
Tabel 4.1
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Teluk Nibung Tahun 2006 ...............................................................................................
45
Jumlah Bangunan Tiap Segmen Pada Jalan Kolonel Yos Sudarso...........
57
Tabel 4.2
ix Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.1
Bagan Alir Pemikiran Penelitian...........................................................
7
Gambar 2.1
Hubungan Transportasi, Guna Lahan dan Demografi ..........................
17
Gambar 4.1
Peta Kota Tanjungbalai Dalam Konteks Regional................................
36
Gambar 4.2
Peta Administrasi Kota Tanjungbalai ...................................................
38
Gambar 4.3
Peta Administrasi Kecamatan Teluk Nibung........................................
40
Gambar 4.4
Lokasi Penelitian Kelurahan Pematang Pasir .......................................
41
Gambar 4.5
Luas Kelurahan Kecamatan Teluk Nibung Tahun 2006.......................
43
Gambar 4.6
Kepadatan Penduduk di Kecamatan Teluk Nibung 2006 .....................
46
Gambar 4.7
Penggunaan Lahan di Kelurahan Pematang Pasir Tahun 2006 ............
47
Gambar 4.8
Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kelurahan Pematang Pasir Tahun 2006 ...........................................................................................
49
Jumlah Panjang Jalan di Kelurahan Pematang Pasir Tahun 2006 ........
51
Gambar 4.10 Jumlah Kenderaan di Kelurahan Pematang Pasir Tahun 2006 .............
52
Gambar 4.11 Jalur Kereta Api di Lokasi Penelitian Jalan Kolonel Yos Sudarso.......
54
Gambar 4.12 Kondisi Eksisting Jalur Kereta Api.......................................................
54
Gambar 4.13 Peruntukkan Lahan Jalan Kolonel Yos Sudarso ...................................
56
Gambar 4.14 Karakteristik Pembagian Segmen Jalan Kolonel Yos Sudarso.............
60
Gambar 4.15 Karakteristik Segmen 1 Jalan Kolonel Yos Sudarso.............................
62
Gambar 4.9
x Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
Gambar 4.16 Tampak Sisi Kanan Segmen 1 Jalan Kolonel Yos Sudarso..................
63
Gambar 4.17 Tampak Sisi Kiri Segmen 1 Jalan Kolonel Yos Sudarso......................
63
Gambar 4.18 Penampang Eksisting dan Rencana Segmen 1 Jalan Kolonel Yos Sudarso ...................................................................
64
Gambar 4.19 Karakteristik Segmen 2 Jalan Kolonel Yos Sudarso.............................
65
Gambar 4.20 Tampak Sisi Kanan Segmen 2 Jalan Kolonel Yos Sudarso..................
68
Gambar 4.21 Tampak Sisi Kiri Segmen 2 Jalan Kolonel Yos Sudarso......................
68
Gambar 4.22 Penampang Eksisting dan Rencana Segmen 2 Jalan Kolonel Yos Sudarso ...................................................................
69
Gambar 4.23 Karakteristik Segmen 3 Jalan Kolonel Yos Sudarso.............................
71
Gambar 4.24 Tampak Sisi Kanan Segmen 3 Jalan Kolonel Yos Sudarso..................
72
Gambar 4.25 Tampak Sisi Kiri Segmen 3 Jalan Kolonel Yos Sudarso......................
72
Gambar 4.26 Penampang Eksisting dan Rencana Segmen 1 Jalan Kolonel Yos Sudarso ...................................................................
73
Gambar 5.1
Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ................................
78
Gambar 5.2
Karakteristik Responden Menurut Agama............................................
79
Gambar 5.3
Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan........................................
80
Gambar 5.4
Karakteristik Responden Menurut Pendidikan .....................................
81
Gambar 5.5
Karakteristik Responden Menurut Luas dan Bentuk Bangunan ...........
82
Gambar 5.6
Karakteristik Responden Menurut Pendapatan.....................................
84
Gambar 6.1
Evaluasi Karakteristik Segmen 1 di Jalan Kolonel Yos Sudarso..........
88
Gambar 6.2
Evaluasi Karakteristik Segmen 2 di Jalan Kolonel Yos Sudarso..........
90
Gambar 6.3
Evaluasi Karakteristik Segmen 3 di Jalan Kolonel Yos Sudarso..........
92
Gambar 6.5
Tingkat Pelayanan Jalan........................................................................
95
xi Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
Gambar 6.6
Evaluasi Perbandingan Penggunaan Lahan dengan Karakteristik Jalan Pada Segmen 1.............................................................................
96
Evaluasi Perbandingan Penggunaan Lahan dengan Karakteristik Jalan Pada Segmen 2.............................................................................
98
Evaluasi Perbandingan Penggunaan Lahan dengan Karakteristik Jalan Pada Segmen 3.............................................................................
100
Gambar 6.8
Evaluasi Perubahan Lahan Pada Segmen 1 ..........................................
102
Gambar 6.9
Evaluasi Perubahan Lahan Pada Segmen 2 ..........................................
103
Gambar 6.10 Evaluasi Perubahan Lahan Pada Segmen 3 ..........................................
104
Gambar 6.11 Evaluasi Peruntukan Lahan di Jalan Kolonel Yos Sudarso ..................
107
Gambar 6.6
Gambar 6.7
xii Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pengaturan dan pemanfaatan ruang pada dasarnya merupakan tanggungjawab kita bersama, mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah. Dengan demikian jelas bahwa proses perencanaan dan pengaturan ruang ini dilaksanakan secara bersama-sama, terpadu dan menyeluruh, tidak terpilah-pilah, dalam rangka mencapai tujuan pembangunan yang dikehendaki sebagaimana telah digariskan dalam kebijaksanaan pemerintah (UU No. 25, Simrenas : 2004). Penataan ruang merupakan salah satu aspek yang semakin banyak mendapat perhatian baik itu dari pemerintah maupun dunia usaha serta masyarakat luas sejak beberapa tahun belakangan ini. Hal ini, dilakukan mengingat banyaknya permasalahan yang timbul di daerah yang menuntut penyelesaian dari segi pengorganisasian ruang yang juga mengaitkan seluruh sektor. Selain itu, semakin disadari bahwa pembangunan yang terarah dan sinergi akan memberikan hasil yang lebih besar secara keseluruhan. Untuk mengetahui kesenjangan struktur perkembangan ruang suatu kota kita harus memahami organisasi struktur keruangan kota itu sendiri. Dalam mengetahui organisasi struktur keruangan kota pola penyebaran penduduk dan pola penyebaran
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
2
pembangunan merupakan dampak akibat yang timbul oleh kebutuhan ruang kota. Selain dari itu dinamika pembangunan kota dapat juga diilustrasikan dalam sebaran prasarana kota yang dikaitkan dengan distribusi penduduk dan pemukiman. Oleh karena itu, pola penyebaran pemukiman merupakan salah satu indikasi penyebaran konsentrasi penduduk, sedangkan manusia sebagai pemegang peran penting dalam perubahan dimensi ruang kota (fisik). Dimana pola penyebaran secara langsung maupun tidak langsung berakibat juga kepada pembangunan ekonomi kota. Pola penyebaran tersebut juga mempengaruhi perkembangan kota yang selalu ditandai oleh perkembangan perubahan fungsi guna lahannya yang sesuai dengan sifatnya yang dinamis, sehingga menggambarkan kondisi sosial ekonomi penduduk kota itu sendiri. Contoh dari kenyataan ini adalah perubahan guna lahan nonkomersial menjadi guna lahan komersial. Berkembangnya guna lahan merupakan hal yang wajar bagi suatu kota tapi harus disertai dengan manajemen guna lahan yang mempertimbangkan berbagai macam aspek kehidupan agar terwujud keserasian guna lahan dengan penduduknya. Artinya guna lahan yang diwujudkan memberikan pengaruh positif terhadap penduduk dan lingkungannya. Manajemen guna lahan yang penting diwujudkan bagi kota-kota, terutama kota besar adalah manajemen guna lahan berkelanjutan. Manajemen guna lahan ini mempertimbangkan berbagai macam aspek kehidupan, yaitu nilai-nilai guna lahan dan aspek transportasi. Prinsip utama manajemen guna lahan ini adalah memberikan manfaat seoptimal mungkin kepada penduduk pada saat ini dan di masa akan datang.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
3
Perkembangan kota yang pesat dan peningkatan status administrasi Kota Tanjungbalai menjadi kota otonom yang mandiri telah memacu perkembangan ekonomi kota. Seiring dengan munculnya kegiatan-kegiatan ekonomi baru terutama di sektor perdagangan dan jasa akan memerlukan ruang yang memadai serta dapat menjamin berlangsungnya kegiatan tersebut dengan baik. Dampak langsung yang dapat dilihat adalah tumbuhnya ruang-ruang ekonomi baru di perkotaan. Namun pertumbuhan tersebut nampaknya kurang memperhatikan aspek-aspek lingkungan sehingga menimbulkan permasalahan-permasalahan baru yang berkaitan dengan penurunan kualitas ruang-ruang kota yang tidak menguntungkan bagi penataan ruang kota secara keseluruhan. Serta terjadi degradasi fungsi, peranan, fisik dan kualitas visual, khususnya di Kota Tanjungbalai. Gambaran permasalahan ruang-ruang ekonomi kota nampak jelas di beberapa kawasan Kota Tanjungbalai. Di dalam kawasan ini berkembang kegiatan perdagangan, transportasi dan permukiman yang kurang tertata akibat tidak seimbangnya penyediaan sarana dan prasarana. Dampak yang mulai terlihat adalah adanya masalah transportasi seperti kemacetan lalu lintas, kurangnya ruang parkir, serta peningkatan kebutuhan sarana dan prasarana dan utilitas lingkungan. Kota Tanjungbalai salah satu kota yang berada di kawasan pinggir pantai Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah lebih kurang 6.052 Ha, dengan populasi penduduk yang relatif tinggi sehingga menimbulkan suatu kegiatan pembangunan yang sangat pesat juga. Konsekwensi dari perkembangan tersebut tentunya akan menyebabkan permintaan terhadap pemanfaatan lahan dan transportasi akan terus
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
4
meningkat dan secara langsung tentunya akan memerlukan cara penanganan yang tepat khususnya di dalam perencanaannya. Adanya perubahan-perubahan sebagai akibat perkembangan kegiatan sosial ekonomi Kota Tanjungbalai yang pesat dapat menimbulkan deviasi atau penyimpangan dari kondisi yang direncanakan. Hal ini terutama yang menyangkut perkembangan penduduk, pemanfatan ruang, struktur pelayanan kegiatan kota serta sistem transportasi kota baik itu pelayanan maupun jaringannya yang dapat diamati secara fisik. Di lihat dari struktur perekonomian Kota Tanjungbalai ditunjukkan dari distribusi perkembangan lapangan usaha yang dominan terhadap PDRB (Atas Dasar Harga Konstan) Kota Tanjungbalai dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,03 %. Dari kontek tersebut bahwa penataan struktur ruang kota perlu penataan yang seimbangan sejauh mana deviasi yang telah terjadi, diperlukan suatu evaluasi yang ditimbulkan oleh adanya ketimpangan tidak sesuai dengan rencana ruang yang telah ada. Seiring dengan peningkatan pergerakan orang dan barang, di Kota Tanjungbalai sebagai akibat dari perkembangan kota yang sangat pesat tersebut, maka tuntutan dalam penyediaan jaringan jalan semakin meningkat pula, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Peningkatan jaringan jalan tersebut tentunya harus mampu mengimbangi peningkatan jumlah kenderaan bermotor yang relatif lebih cepat. Sehingga masalah lalu lintas kota seperti di Kota Tanjungbalai pada umumnya terjadi akibat ketimpangan antara kepesatan peningkatan kebutuhan transportasi dan rendahnya kemampuan pengelolaan manajemen transportasi. Dimana pada akhirnya
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
5
masalah transportasi seperti kemacetan lalu lintas, perubahan fungsi jalan di atasnya, penundaan (delay) dan polusi lingkungan akan menimbulkan kerugian besar bagi penggunaan jalan raya, seperti pemborosan bahan bakar, pemborosan waktu, pemborosan tenaga maupun rendahnya tingkat kenyamanan berlalu lintas dalam situasi kemacetan yang semakin rutin. Dalam rangka peningkatan aksesibilitas pelayanan transportasi baik itu regional maupun lokal di ruas jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung perlu di evaluasi tingkat pelayanan jalan dalam skala pelayanan sehingga nantinya dapat memberikan pengaruh ganda terhadap perkembangan kawasan perkotaan, mengingat posisi jalur jalan tersebut telah mengalami perubahan fungsi di atasnya dari sarana transportasi menjadi aktifitas kegiatan perdagangan. Dari latar belakang ini maka perlu dilakukan suatu penelitian tentang evaluasi tingkat pelayanan jalan sebagai penunjang perencanaan dan pengembangan pemanfaatan lahan di sekitar kawasan Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai. 1.2 Perumusan Masalah Melihat latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dominan dapat mempengaruhi tingkat pelayanan jalan pada satu ruas jalan sebagai salah satu penunjang perencanaan dan pengembangan pemanfaatan lahan di perkotaan.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
6
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk : a. Mengevaluasi faktor-faktor apa saja mempengaruhi tingkat pelayanan jalan terhadap pemanfaatan lahan. b. Memberikan gambaran kondisi pemanfaatan lahan yang mempengaruhi tingkat pelayanan jalan secara langsung terhadap
perencanaan dan
pengembangannya. 1.4 Hipotesa Secara garis besar hipotesa yang dikemukakan terhadap tingkat pelayanan jalan adalah: a. Tingkat Pelayanan Jalan pada saat ini berada dibawah kecepatan jalan rencana, khususnya pada saat jam-jam tertentu. b. Tingkat pelayanan jalan belum mewujudkan suatu jalan yang efisiensi dan ideal sebagai penunjang perencanaan dan pengembangan pemanfaatan lahan. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang akan kita peroleh khususnya untuk penulis sebagai bahan masukan dari studi pemanfaatan ruang di masa sekarang serta dimasa yang akan datang, juga lebih difokuskan kepada beberapa alternatif pemanfaatan kawasan sebagai objek penelitian, seperti :
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
7
1. Untuk mengetahui interaksi dari peningkatan intensitas pemanfaatan lahan pada masing-masing segmen Jalan Kolonel Yos Sudarso. 2. Memberikan masukan kepada instansi terkait dalam perencanaan dan pengembangan wilayah perkotaan terhadap peningkatan pelayanan suatu jalan sesuai dengan fungsinya. 1.6 Kerangka Berfikir
Latar Belakang o o o
Adanya kebutuhan ruang atau perubahan fungsi ruang yang meningkat. Pola penyebaran penduduk yang tidak merata Rendahnya pengelolaan transportasi
Perumusan Masalah Faktor-faktor apa saja yang dominan dapat mempengaruhi tingkat pelayanan jalan sebagai penunjang perencanaan dan pengembangan pemanfaatan lahan di perkotaan.
Hasil evaluasi yang diharapkan dalam penelitian
Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui faktor selanjutnya menguji ada tidaknya hubungan faktor tersebut terhadap perencanaan dan pengembangan pemanfaatan lahan di perkotaan.
Identifikasi Analisis Evaluasi o o o
Karakteristik responden Evaluasi Karakteristik Jalan Kolonel Yos Sudarso Evaluasi Perubahan Lahan di Jalan Kolonel Yos Sudarso melalui perbandingan Karakteristik dengan pemanfaatan lahan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi dari masing-masing segmen.
Kesimpulan dan Saran Gambar. 1.1 Bagan Alir Pemikiran Penelitian Sumber : Hasil Pengolahan Data.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
8
1.7 Sistematika Pembahasan Dalam penulisan dan proses penyusunan tugas akhir ini, disajikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Berisi latar belakang mengapa perlunya perencanaan pemanfaatan lahan dengan melihat peranan transportasi, permasalahan, tujuan yang hendak dicapai, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Menggambarkan secara umum teori yang berkaitan dengan judul tesis ini seperti Pengertian dan Struktur Pemanfaatan Lahan dengan Transportasi, Organisasi Peningkatan Pelayanan Jalan terhadap Pemanfaatan Lahan, Pengembangan Jalan Perkotaan dan Pola Tingkat Pelayanan Jalan itu sendiri.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Merupakan penjelasan mengenai jenis penelitian, variabel penelitian, populasi atau sampel yang di teliti,
metode pengumpulan data dan
kawasan penelitian serta metode analisis penelitian yang dilakukan. BAB IV
GAMBARAN LOKASI PENELITIAN Menguraikan beberapa gambaran umum wilayah studi yang diperoleh dari observasi literatur dikaitkan dengan observasi lapangan sehingga dapat
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
9
melihat kepadatan penduduk, ketersediaan sarana pelayanan dasar umum, pola penggunaan lahan, peruntukan lahan dan karaktersitik Jalan Kolonel Yos Sudarso per segmen. BAB V
KARAKTERISTIK RESPONDEN Merupakan uraian karakteristik respondan yang menjawab dari hasil sebaran kuesioner kepada beberapa penduduk lokasi penelitian.
BAB VI
HASIL EVALUASI TINGKAT PELAYANAN JALAN SEBAGAI PENUNJANG
PERENCANAAN
DAN
PENGEMBANGAN
PEMANFAATAN LAHAN Dalam bab ini merupakan hasil evaluasi tabulasi silang yang dilakukan dari hasil tabulasi uji ketergantungan hubungan keterkaitan tingkat pelayanan jalan dengan beberapa faktor variabel karakteristik jalan Kolonel Yos Sudarso secara per segmen. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran ini menguraikan dari hasil pembahasan evaluasi tingkat
pelayanan
jalan
sebagai
penunjang
perencanaan
dan
pengembangan pemanfaatan lahan.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Struktur Pemanfaatan Lahan dengan Transportasi Perencanaan dalam pengertian umum dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dengan memperhatikan segala keterbatasan dan pembatasan yang ada untuk mencapai suatu tujuan secara efisien dan efektif. Tujuan perencanaan akan dirumuskan pada suatu keinginan dan sasaran yang akan dicapai sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan dimensi waktu akan mencakup penentuan waktu untuk mencapai keinginan dan sasaran tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan masa mendatang. Penataan ruang ialah usaha untuk merencanakan jumlah penggunaan lahan pada keperluan tertentu dan tempat yang tepat, termasuk di dalamnya mengatur hubungan antara permukiman dengan tempat bekerja, tempat sekolah, tempat berbelanja, tempat hiburan dan lain-lain yang semuanya juga sangat tergantung pada rencana jaringan jalan di kota dan pemilihan rencana penggunaan lahan (Budi D. Sinulingga, 2005). Oleh karena itu, penataan ruang kota merupakan suatu upaya untuk mempertahankan konsistensi dari tujuan-tujuan yang diharapkan berkaitan dengan optimasi pemanfaatan ruang dan kegiatan yang ada dalam suatu perkotaan.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
11
Dengan demikian segala usaha pembangunan yang dilakukan mengikuti acuan pada pola dan struktur ruang fisik yang telah tertuang dalam suatu dokumen perencanaan. Penataan struktur kota pada hakekatnya merupakan wadah/ruang untuk mengakomodasikan kegiatan perkotaan yang selalu berkembang. Kegiatan-kegiatan ini mencakup permukiman, perdagangan, pemerintahan, jasa, industri, pendidikan, pelabuhan dan lain sebagainya. Seluruh kegiatan perkotaan yang berkembang secara terus menerus itu bersifat kompetitif dalam penggunaan ruang yang ada, sehingga sering terjadi konversi tata guna lahan dari satu penggunaan ke penggunaan lainnya. Oleh dari kegiatan ini timbul suatu permasalahan dimana kondisi lingkungan permukiman yang mengalami perubahan dan tingkat kualitas penurunan. Jadi persoalannya adalah perubahan kebijakan secara langsung dapat menguntungkan masyarakat atau menguntungkan segelintir pengusaha saja dengan perubahan kebijakan tata ruang yang terjadi. Oleh karena itu, perubahan itu difokuskan kepada empat tujuan mendasar, yaitu berupa : a. Menjelaskan terjadinya perubahan kebijakan tata ruang di wilayah. b. Mengidentifikasi
lokasi-lokasi
yang
mengalami
perubahan
sekaligus
menggambarkan peruntukkan lahan yang baru. c. Mengidentifikasi pihak-pihak yang diuntungkan dan dirugikan ketika terjadi perubahan kebijakan tata ruang kota. d. Menggambarkan pihak-pihak yang terlibat dan menentukan dalam proses perubahan tata ruang kota.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
12
Ditinjau terhadap organisasi spasial perkotaan di kota yang terencana dengan baik akan sesuai dengan fungsi kota. Fungsi kota meliputi kebutuhan untuk pemerintahan, pendidikan, perdagangan dan industri sentra jasa. Ini dikaitkan dengan tinjauan struktur/organisasi perkotaan, pada umumnya dimungkinkan untuk membedakan kelompok-kelompok bangunan dalam kota berdasarkan fungsi tata guna tanahnya. Jadi bila kita tinjau dari struktur dalam kota itu sendiri yang dipengaruhi oleh fungsi kota dan dinamika penduduknya, maka percepatan pertumbuhan akan menampakan perubahan pada fisik kekotaan yang tidak sama di tinjau dari bagian terluar kota sedangkan bentuk morfologi kota sangat bervariasi adanya. Dari waktu ke waktu bentuk fisik kota selalu mengalami perubahan, sementara itu batas administrasi kota relatif sama. Adanya organisasi spasial dapat dibedakan dengan penggunaan lahan pada suatu kota itu sendiri walaupun keduanya sangat berperan dalam perencanaan dan pengembangan wilayah. Tata guna tanah salah satunya, dimana pengaturan penggunaan lahan sangat berperan dalam pembentukan struktur ruang kota itu sendiri yang membentu suatu organisasi spasial atau organisasi keruangan sehingga menyusun ruang-ruang atau sektor-sektor menjadi suatu kesatuan ruang yang teratur. Sehingga Guna lahan (land use) merupakan istilah yang berasal dari ekonomi pertanian, yang arti aslinya adalah sebidang tanah dan penggunaan ekonomisnya (seperti untuk tanaman basah, tanaman kering). Istilah guna lahan kemudian diadopsi ke dalam perencanaan wilayah kota dengan arti yang bergeser dari aslinya. Secara
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
13
umum, ”guna lahan perkotaan’ diartikan sebagai distribusi keruangan (spatial distribution) atau pola geografis dari fungsi-fungso perkotaan, seperti perumahan, perdagangan, perkantoran, rekreasi, industri dan lain-lain (Djunaedi, 2003) Perbedaan dalam konsep tata guna tanah dan organisasi keruangan adalah terletak pada unsur fungsinya. Pada tata guna tanah lebih menekankan pada pengaturan dan pengendalian penggunaan fungsi tanah berdasarkan kelas; sedangkan dalam organisasi keruangan tidak terkandung unsur pengaturan. Selain itu, dalam organisasi spasial tampak adanya hierarki ruang, dalam arti terdapat urutan tinggi rendah nilai atau status ruang. Dalam organisasi spasial perkotaan yang menjadi objek adalah ruang-ruang di perkotaan (Yunus, 2002). Guna lahan berkaitan erat dengan kegiatan (aktivitas) manusia. Jadi, sebenarnya guna lahan dibentuk oleh tiga unsur, yaitu manusia, aktivitas dan lokasi yang saling berinteraksi satu sama lain. Manusia sebagai makhluk hidup memiliki sifat yang dinamis yang diperlihatkan dari berbagai macam aktivitas yang dilakukannya. Manusia membutuhkan wadah atau ruang atau tempat untuk melakukan aktivitasnya. Tempat inilah disebut lokasi. Lokasi tempat aktivitas manusia inilah kemudian disebut juga guna lahan. Sebagai contoh, aktivitas pengolahan menimbulkan guna lahan industri, aktivitas transportasi menimbulkan guna lahan jaringan jalan, dan aktivitas jasa menimbulkan guna lahan penginapan. Tiap-tiap aktivitas memiliki karakteristik yang berbeda-beda termasuk dalam hal pemilihan lokasi. Akibat perbedaan lokasi tiap-tiap aktivitas, terjadilah pergerakan
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
14
penduduk dari satu lokasi aktivitas menuju lokasi aktivitas lainnya. Pergerakan merupakan bagian dari transportasi. Berdasarkan kondisi di atas, manajemen guna lahan dapat diibaratkan sebagai bangku berkaki empat yang tiap-tiap kaki menggambarkan masing-masing aspek, yaitu nilai sosial, nilai ekologi, nilai pasar dan transportasi. Agar bangku dapat berdiri kokoh, tiap-tiap kaki harus berada pada tempatnya dengan proporsi dan posisi yang tepat. Tiap-tiap kaki sama pentingnya, jika struktur keempat kaki tidak terintegrasi, bangku tersebut tidak dapat berdiri kokoh. Berkaitan dengan penjelasan di atas, dalam manajemen guna lahan, jika nilai sosial diabaikan akan menimbulkan masalah sosial, seperti kejahatan. Jika nilai ekologi diabaikan akan menimbulkan masalah ketidakseimbangan lingkungan alami, seperti banjir dan longsor. Jika nilai pasar diabaikan akan menimbulkan kemacetan pembangunan karena pihak pembangun tidak memperoleh keuntungan finansial. Jika aspek transportasi diabaikan akan menimbulkan berbagai macam masalah, seperti kemacetan lalu lintas, polusi udara, dan polusi suara. Karena itu, keempat aspek ini harus sama-sama dipertimbangkan, dengan prioritas yang sama, dalam manajemen perubahan guna lahan. Aspek transportasi tidak dapat dipisahkan dari guna lahan karena guna lahan memiliki hubungan saling mempengaruhi dengan aspek transportasi. Guna lahan tidak bisa dilepaskan dari lalu lintas karena lalu lintas merupakan fungsi dari guna lahan. Guna lahan merupakan faktor penentu utama bangkitan pergerakan (trip
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
15
generation). Besarnya bangkitan pergerakan suatu kegiatan dan orientasi pergerakan tersebut akan menentukan kebutuhan akan fasilitas transportasi (Johara T. : 1999). Analisa lain mengatakan bahwa ada faktor pengaruh yang membagi kawasan perdagangan pusat kota atas faktor aksesibilitas dan keterkaitan spasial. Aksesibilitas berkaitan dengan faktor kemudahan terjadinya kegiatan pada suatu lokasi sedangkan keterkaitan spasial berkaitan dengan pengaruh suatu kegiatan terhadap kegiatan lain. Aksesibilitas yang dimaksudkan adalah berasal dari kata acces yang berarti jalan masuk, memberikan jalan yang mudah, M. Echols John dan Shadily Hasan (1993), bahwa aksesibilitas atau daya dukung adalah tingkat kemudahan berhubungan dari satu tempat ke tempat yang lain. Apabila dari satu tempat ”A” orang dapat dengan mudah berhubungan dengan mendatangi tempat ”B” atau sebaliknya, apabila hubungan dapat dilakukan dengan berbagai cara atau alat penghubung dengan baik dan lancar, maka dapat dikatakan akses ”A”-”B” adalah tinggi. Dalam kaitan dengan perkembangan kawasan perdagangan kota, faktor aksesibilitas tidak terlepas dari ketersediaan infrastruktur jaringan jalan dan ketersediaan fasilitas pendukung lainnya akan memberikan kemudahan (akses) bagi setiap pembeli atau pedagang untuk menentukan karakter dalam memilih suatu lokasi dan sekaligus dapat menyebabkan kawasan tersebut terus tumbuh dan berkembang menjadi lebih maju. Faktor infrastruktur jaringan jalan sangat berpengaruh terhadap penguatan dan peningkatan ekonomi suatu wilayah, dimana ekonomi suatu wilayah akan menjadi kuat sangat didukung pula oleh berkembangnya tidaknya perdagangan yang ada pada
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
16
wilayah tersebut. Ini menggambarkan bahwa pembangunan ekonomi suatu wilayah tergantung pada penyediaan sarana dan prasarana transportasi khususnya dalam menghubungi daerah hinterland sebagai kantong produksi dengan daerah sebagai pusat pembangunan wilayah maupun kota yang memiliki potensi dalam jangkauan daerah sekitarnya, dan salah satu aspek yang mendukung pembangunan sistem transportasi adalah pembangunan prasarana jalan raya (Johara T. : 1999). Oleh karenanya, Morlok (1998), mengatakan; pembangunan prasarana dan sarana transportasi dalam hal ini transportasi darat adalah suatu bagian integral dari fungsi yang menunjukkan hubungan sangat erat dengan gaya hidup, jangkauan lokasi dari aktivitas produksi, hiburan, barang-barang yang tersedia untuk konsumsi. Jelaslah bahwa dengan sarana transportasi yang lancar dan memudahkan orang untuk melakukan gerak atau mobilitas geografis dan sosial sesuai dengan kemampuannya guna memperluas wawasan maupun usaha untuk mencapai peningkatan taraf hidup dalam berbagai interaksi aktivitasnya. Sistem transportasi secara menyeluruh merupakan suatu sistem (makro) yang terdiri dari beberapa sistem yang lebih kecil (mikro). Sistem transportasi mikro ini adalah sistem kegiatan, sistem jaringan prasarana transportasi, sistem pergerakan lalu lintas, dan sistem kelembagaan (Tamin : 2000). Pergerakan sendiri merupakan sistem mikro yang kedua dalam sistem transportasi. Pergerakan ini dapat berupa pergerakan manusia maupun barang. Pergerakan membutuhkan wadah tempat bergerak berupa prasarana transportasi. Prasarana transportasi merupakan sistem makro yang ketiga dalam sistem transportasi
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
17
yang disebut dengan sistem jaringan, meliputi jaringan pergerakan darat, air, dan udara. Bila dalam suatu sistem kota, seperti gambar di bawah ini diperlihatkan adanya hubungan antara guna lahan, demografi dan transportasi. Transportasi sendiri dapat dilihat sebagai fungsi dari beberapa sub sistem, seperti transportasi pribadi, transportasi umum (public) dan transportasi barang (Orn, dalam Heriansyah: 2002). Keseluruhan elemen tersebut merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan dalam proses pembangunan kota. Penambahan arus lalulintas tidak dapat dimengerti dengan baik tanpa mempelajari guna lahan dan demografi. Pada sisi lain, sistem transportasi dan pengembangan prasarana jalan dapat mempengaruhi dan memegang peranan dalam menentukan nilai jual tanah.
Transportasi Pub
Prib
Guna Lahan
Barg
Demografi
Gambar 2.1 Hubungan Transportasi, Guna Lahan dan Demografi Sumber : Orn, dalam Heriansyah : 2002.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
18
Untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya, manusia melakukan berbagai macam kegiatan. Kegiatan-kegiatan ini sangat beraneka ragam jenisnya, seperti kegiatan sosial, kegiatan ekonomi, dan kegiatan kesenian. Karena itu, kegiatan manusia membentuk sutu sistem sendiri di dalam sistem transportasi. Mengapa kegiatan merupakan bagian dari sistem transportasi ? Karena kegiatan mampu membangkitkan pergerakan (generate). Kegiatan-kegiatan tersebut tidak dapat dilakukan pada lokasi yang sama, atau dengan kata lain harus dilakukan pada lokasi yang berbeda. Konsekuensinya, kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan pergerakan dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Jadi, kegiatan manusia memiliki sifat membangkitkan pergerakan, baik berupa tarikan (attraction) maupun produksi (production). Besarnya pergerakan ini tergantung pada jenis dan intensitas kegiatan yang dilakukan. 2.2 Organisasi Peningkatan Pelayanan Jalan terhadap Pemanfaatan Lahan Timbulnya problem transportasi di perkotaan merupakan konsekuensi logis dari pesatnya pertumbuhan ekonomi kota, urbanisasi yang tak terkendali, perluasan kota dan fenomena-fenomena pembangunan lainnya di era pra-krisis. Sebagai dampaknya, di kota-kota tersebut terjadi pembengkakan permintaan perjalanan, yang ada kenyataanya sampai saat ini belum dapat diimbangi oleh penyediaan sistem transportasi yang baik.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
19
Tidak optimalnya pengelolaan sistem transportasi kota di Indonesia merupakan resultan dari mis-manajemen dan mis-koordinasi dari aktor-aktor yang terlibat dalam penanganan pengelolaan prasarana dan sarana transportasi kota yang ada. Terlepas dari buruknya kondisi perekonomian kita, langkah optimalisasi dan efisiensi kinerja sistem transportasi kota merupakan suatu keharusan dan tetap up-todate di masa pasca reformasi. Jadi transportasi perlu meningkatkan interaksi antar aktifitas atau guna lahan. Interaksi tersebut diukur melalui aksesibilitas, yang meliputi daya tarik suatu tempat sebagai asal dan tujuan. Pola guna lahan adalah hal yang penting karena akan menentukan peluang ataupun aktifitas yang andal dalam jangkauan suatu tempat. Potensi antara dua tempat untuk berinteraksi akan bergantung pada biaya dari pergerakan antara keduanya, baik dalam terminologi uang ataupun waktu. Sebagai konsekuensinya, struktur dan kapasitas dari jaringan transportasi akan mempengaruhi tingkat aksesibilitas. Sementara itu Creighton (1970), berpendapat jaringan jalan merupakan gambaran dari fasilitas transportasi yang memiliki kedudukan penting, terutama jika dihubungkan dengan penggunaan lahan akan dapat membentuk suatu pola tata guna lahan yang pada gilirannya dapat mempengaruhi rencana fisik ruang kota, serta peranannya sebagai suatu sistem transportasi yaitu untuk menampung pergerakan manusia dan kenderaan. Dari uraian di atas, jelas memberi petunjuk bahwa kegiatan transportasi tidaklah berdiri sendiri, melainkan terjadi karena ada unsur pembentuknya. Prilaku
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
20
penduduk dan kegiatan sosial ekonomi kota ikut andil di dalam terbentuknya kegiatan transportasi kota. Dalam merencanakan transportasi kota, penduduk merupakan pelaku utama yang melakukan gerak dan membangkitkan lalu lintas sesuai dengan kebutuhan penduduk itu masing-masing, dengan kata lain kualitas penduduk akan turut menentukan kebutuhan gerak yang pada gilirannya dapat tercermin dalam volum lalu-lintas. Selain itu, volume lalu-lintas juga dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang melakukan gerak/perjalanan (Warpani : 1990). Di dalam melakukan berbagai kegiatan sosial ekonomi, penduduk memerlukan sarana dan prasarana transportasi untuk mencapai tempat tujuan yang dikehendaki. Untuk itu dituntut adanya pelayanan jasa transportasi yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan tersebut, dan disain sistem transportasi perkotaan haruslah dapat memberikan kemudahan untuk melakukan perjalanan. Suatu sistem transportasi perkotaan di sini merupakan suatu hubungan-hubungan (links) antara pusat-pusat pengembangan dan pelayanan wilayah (kota-kota berstruktur dan berjenjang) baik keluar maupun ke dalam wilayah yang merupakan komponen dasar dari struktur fisik, sosial ekonomi dalam suatu wilayah (Mayer dan Miller : 1984). Adapun kemudahan dalam melakukan perjalanan dari kegiatan sosial ekonomi tersebut tergantung dari kualitas pelayanan sistem transportasi yang tersedia pada suatu kota (Thomson : 1977). Secara ideal perkembangan kegiatan-kegiatan perkotaan yang membutuhkan ruang tersebut perlu diarahkan pada optimasi tata ruang kota dalam interaksi antar
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
21
elemen-elemen pengisi ruang kota. Lebih dari itu pembangunan perkotaan perlu diarahkan untuk mencapai sinkronisasi dan integrasi antar program-program dan sektor-sektor pembangunan sehingga dapat dicegah adanya benturan-benturan dan overlapping dalam pembangunan maupun hasil-hasilnya yang berimplikasi pada dalamnya efisiensi alokasi sumber daya. Sinkronisasi dan integrasi antar program pembangunan fisik kota diperlukan, antara lain agar tercapainya : •
Efisiensi pembangunan perkotaan;
•
Peningkatan produktivitas ekonomi kota yang optimal;
•
Pemerataan dan perluasan manfaat pembangunan kota bagi seluruh golongan dan lapisan masyarakat;
•
Peningkatan kondisi sosial ekonomi masyarakat/penduduk kota;
•
Pelestarian budaya dan sejarah perkotaan;
•
Perbaikan kondisi lingkungan hidup di perkotaan; dan
•
Tetap menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan alam perkotaan. Selain dari itu, perencanaan tata guna lahan juga mengalami krisis dengan
menunjukkan bahwa percepatan perubahan tata guna lahan terjadi lebih cepat ketimbang (modifikasi) rencana. Dimana rencana tata ruang yang telah dipersiapkan hampir semua kota besar, tidak bisa mengantisipasi bahwa kotanya sebenarnya telah berkembang menjadi kota metropolitan. Kebutuhan akan transportasi merupakan resultan dari tersebarnya pola tata guna lahan, karena seseorang tidak akan dapat memenuhi semua kebutuhannya hanya
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
22
di satu lokasi saja. Perubahan pola tata ruang akan mempengaruhi sistem transportasi, demikian juga sebaliknya. Jadi dalam perencanaan sistem transportasi makro di perkotaan, strategi penyediaan jasa transportasi harus mempertimbangkan hubungan timbal-balik sistem transportasi tata guna lahan juga. Dalam institusi penangan sektor transportasi diketahui sangat lambat, dimana keterlambatan penanganan problem transportasi kota boleh jadi disebabkan karena institusi yang menangani tidak memiliki otoritas/independensi yang cukup untuk menangani besarnya persoalan yang dihadapi. Selain adanya juga tumpang tindih wewenang dalam mengelola sistem transportasi kota juga menghambat gerak menuju efisiensi. Sejauh ini, pihak pemerintah telah melancarkan berbagai upaya dalam menanggulangi masalah lalu lintas di perkotaan. Peningkatan kapasitas jaringan jalan salah satu penyebab permasalahan lalu lintas sehingga menimbulkan pembangunan jaringan jalan baru, juga ditempuh rekayasa dan pengelolaan lalu lintas (traffic engineering and management), khususnya menyangkut pelayanan angkutan umum. Namun kenyataan menunjukkan, bahwa masalah lalu lintas berkembang semakin kompleks, akibat ketimpangan antara kepesatan peningkatan kebutuhan transportasi dan rendahnya kemampuan penyediaan fasilitas transportasi. Pada gilirannya, persoalan lalu lintas seperti kemacetan, delay serta polusi lingkungan menimbulkan kerugian besar bagi pengguna jalan raya. Betapa besar kerugian besar yang timbul akibat pemborosan bahan bakar, pemborosan waktu, pemborosan tenaga
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
23
maupun rendahnya tingkat kenyamanan barlalu lintas dalam situasi kemacetan yang semakin rutin dan kian meluas di kota-kota besar. Perencanaan sistem transportasi di atas sudah barang tentu berdampak terhadap penataan ruang perkotaan, terutama terhadap prasarana perkotaan. Untuk menghindarkan dampak yang bersifat negatif, maka perlu diterapkan sistem perencanaan yang memadai serta sistem koordinasi interaktif dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Beberapa hal yang menjadi penghambat dalam meningkatkan prasarana transportasi serta berdampak terhadap penataan ruang perkotaan, terutama prasarana perkotaan, adalah sebagai berikut : •
Pembuatan jalan baru berupa jalan tol maupun jalan lingkar.
•
Pelebaran jalan guna meningkatkan kapasitas jalan maupun perbaikan persimpangan dihadapkan pada persoalan berkenaan dengan jaringan utilitas. Telah dibahas pula, bahwa pada dasarnya masalah kemacetan timbul akibat
tingkat pertumbuhan kebutuhan transportasi jauh lebih tinggi dibandingkan kemampuan
penyediaan
prasarana
transportasi.
Disamping
itu,
kenyataan
menunjukkan pula adanya sejumlah prasarana yang tidak berfungsi semestinya. Kemudian kegiatan sosial ekonomi secara fisik dapat dikenali melalui struktur pemanfaatan lahan. Setiap kawasan yang dicirikan oleh kegiatan sosial ekonomi relatif besar, akan terlihat dari intensitas guna lahan yang tinggi. Struktur guna lahan
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
24
inilah yang akan memegang peranan penting sebagai faktor penentu keberhasilan penataan sistem transportasi perkotaan (Borden dan Bennet : 1984) Dengan demikian, guna menjaga kelangsungan tumbuh dan berkembangnya suatu kota antara lain ditentukan oleh keseimbangan antara unsur permintaan layanan yang dibentuk oleh sistem aktivitas kota dan unsur penyediaan layanan yang dibentuk oleh sistem transportasi perkotaan. Secara jelas ditunjukkan oleh keterkaitan antara sistem transportasi dan sistem aktivitas serta pengaruhnya terhadap pola pergerakan lalu-lintas. Di lain pihak pola pergerakan ini juga dipengaruhi oleh sistem kelembagaan kota, misalnya pengaturan pergerakan lalu-lintas regional, dan pengaturan pemanfaatan tata guna lahan perkotaan. Pengaturan ini akan mempengaruhi pola pergerakan penduduk dan pola pergerakan lalu-lintas. Sehingga hubungan antara sistem aktivitas, sistem transportasi dan pola pergerakan seperti di gambarkan di atas menunjukkan satu kesatuan yang tak bisa di pisahkan. 2.3 Pengembangan Jalan Perkotaan Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi yang merupakan urat nadi kehidupan masyarakat mempunyai peranan penting dalam usaha pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kerangka tersebut, jalan mempunyai peranan untuk mewujudkan sasaran pembangunan seperti pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (UU No. 38, Jalan : 2004).
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
25
Dalam rangka mendukung perencanaan kota pengembangan jalan merupakan salah satu prioritas utama disamping perencanaan yang lain yaitu arahan penggunaan/peruntukan lahan, arah perkembangan kota dan rencana kawasan tertentu seperti industri (UU No. 26. Tata Ruang : 2007), oleh karena itu pengembangan jalan perkotaan tersebut perlu diselaraskan dengan rencana tata ruang kota.Untuk maksud tersebut upaya yang dapat dilakukan antara lain adalah :
Penataan sistem jaringan jalan
Penataan fungsi dan pelayanan jalan
Penetapan persyaratan teknis masing-masing jalan Ruang lingkup pengembangan dan perencanaan jalan kota meliputi seluruh
prasarana jalan dan jembatan umum yang dapat dilalui oleh kenderaan yang terdapat diseluruh wilayah administratif tetapi dalam dokumen rencana tata ruang yang tercantum hanyalah jalan-jalan utama seperti jalan arteri. Penanganan jalan kota diarahkan agar tercipta kondisi pelayanan lalu lintas yang tertib, teratur, aman dan memberi kenyamanan bagi pengguna jasa prasarana dan sarana jalan tersebut. Evaluasi tingkat pelayanan jalan dalam menunjang pengembangan jalan kota dilakukan dengan membuat kajian kondisi saat ini (eksisiting) dan menganalisis permasalahan yang menyebabkan beberapa faktor-faktor dominan penurunan tingkat pelayanan. Evaluasi yang baik dan tepat dan dapat berfungsi secara efektif, harus didukung oleh data yang efektif pula sehingga dapat dievaluasi secara cermat untuk
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
26
dapat membantu pengembangan transportasi kota, dimana dari nilai tingkat pelayanan suatu jalan maka didapatlah diketahui gambaran kondisi pelayanan jalan tersebut dalam melayani lalu lintasnya, sehingga dapat dibuat usulan penanganan yang lebih cepat dan lebih terpadu. 2.4 Pola Tingkat Pelayanan Jalan Tingkat pelayanan (level of service) merupakan ukuran kwalitatif pada suatu jalan, yang telah merangkum banyak faktor-faktor antara lain keamanan, kenyamanan dan geometirk jalan dan umumnya digunakan sebagai ukuran dari pengaruh untuk membatasi volume lalu lintas pada suatu jalan (Oglesby : 1988 dalam Irman : 1995). Pelayanan yang handal adalah pelayanan jalan yang memenuhi standar pelayanan minimal, yang meliputi aspek aksesibilitas (kemudahan pencapaian), mobilitas, kondisi jalan, keselamatan dan kecepatan tempuh rata-rata sedangkan yang dimaksud prima adalah selalu memberikan pelayanan yang optimal (UU No. 38, Jalan : 2004). Mengingat tingkat pelayanan dapat di interprestasikan secara meluas, karena banyaknya faktor-faktor yang harus dirangkum, kadang-kadang ada yang bersifat objektif, contohnya dalam penilaian terhadap keamanan dan kenyamanan. Maka faktor objektif yang biasanya dijadikan sebagai pegangan adalah perbandingan antara volume lalu lintas dengan kapasitas (Q/C). Beberapa alternatif pemecahan dimungkinkan dari sisi kebutuhan transportasi, prasarana transportasi maupun rekayasa dan manajemen lalu lintas. Namun demikian,
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
27
mengingat transportasi merupakan tanggung jawab bersama, maka keterlibatan pemerintah, swasta serta masyarakat mutlak diperlukan guna menanggulangi berbagai persoalan transportasi. Menurut Robert J. Kodoatie (2005) dalam Pengantar Manajemen Infrastruktur menyatakan bahwa karakteristik moda transportasi yang dikelompokkan menurut media atau tempat. Dari sisi ini mengindikasikan bahwa pergerakan untuk sampai tujuan lebih sering melibatkan satu dan dua atau bahkan lebih pemilihan moda transportasi yang digunakan sehingga tingkat pelayanan yang ditimbulkan di pengaruhi oleh beberapa aspek yaitu : aksesibilitas (ubiquity). Mobilitas (mobility), efisiensi (efficiency), jenis kenderaan (transport modes), dan pelayanan (service). Mobilitas manusia dan barang secara efisien dan efektif, membutuhkan peranan transportasi adalah sangat penting. Peranan ini mencakup semua segi kegiatan manusia yang meliputi bidang ekonomi, sosial dan budaya. Pola aktifitas penduduk yang dicerminkan oleh adanya pola penggunaan lahan serta transportasi merupakan faktor yang mempengaruhi tata ruang kota, dengan kata lain tingkat perkembangan kota akan dipengaruhi oleh bangkitan lalu lintas dan perkembangan penggunaan lahan. Kelancaran pola pergerakan manusia dan barang sangat tergantung pada kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana yang ada. Dalam Indonesian Highway Capacity Manual (IHCM) untuk menghitung dengan mudah Tingkat Pelayanan (Level of Service) dengan membandingkan volume dengan kapasitas jalan (V/C) dimana kapasitas suatu jalan.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
28
Untuk melihat hasil tingkat pelayanan jalan diberikan suatu jalan di bagi dalam beberapa tingkatatan yaitu dari tingkat pelayanan tertinggi disebut tingkat pelayanan A dan berangsur-angsur turun dengan nama yang sesuai dengan alfabetik sampai dengan F yang merupakan tingkat pelayanan terendah. Ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.1 No.
Tingkat Pelayanan (LOS)
1. 2. 3. 4. 5. 6.
A B C D E F
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service) Keadaan Arus Lalu Lintas Arus bebas bergerak Arus stabil, tidak bebas Arus stabil kecepatan terbatas Arus Mulai tidak stabil Arus tidak stabil Macet
V/C
0,6 0,7 0,8 0,9
< – – – – >
0,6 0,7 0,8 0,9 1 1
Sumber : Highway Traffic Analysis
Penjelasan mengenai tingkat pelayanan jalan tersebut adalah sebagai berikut : a. Tingkat palayanan A (v/c < 0,6) Tingkat pelayanan ini memberikan suatu gambaran kondisi volume lalu lintas yang rendah dan kecepatan kenderaan dapat dilakukan sekehendak pengemudi. b. Tingkat palayanan B (0,6 < v/c < 0,7) Tingkat pelayanan ini memberikan gambaran arus yang stabil, kecepatan perjalanan mulai dipengaruhi oleh keadaan lalu lintas, dalam batas pengemudi masih mendapat kebebasan dalam memilih kecepatannya.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
29
c. Tingkat palayanan C (0,7 < v/c < 0,8) Tingkat pelayanan ini memberikan gambaran arus lalu lintas masih dalam keadaan stabil, tetapi kecepatan dan pergerakan lebih ditentukan oleh volume yang tinggi, sehingga kecepatan sudah terbatas dalam batas-batas kecepatan yang cukup memuaskan. d. Tingkat palayanan D (0,8 < v/c < 0,9) Tingkat pelayanan ini memberikan gambaran arus yang tidak stabil, kecepatan yang dikehendaki secara terbatas masih dapat dipertahankan oleh perubahanperubahan dalam keadaan yang dapat menurunkan kecepatan perjalanan yang cukup besar. e. Tingkat palayanan E (0,9 < v/c < 1) Tingkat pelayanan ini memberikan gambaran arus yang tidak stabil, tidak dapat ditentukan hanya dari kecepatan perjalanan saja, sering terjadi macet (berhenti) untuk beberapa saat, volume lalu lintas dapat hampir sama dengan kapasitas jalan. f. Tingkat palayanan F (v/c > 1) Tingkat pelayanan ini dapat memberikan gambaran arus tertahan, kecepatan rendah, sering terjadi kemacetan pada waktu cukup lama dalam keadaan ekstrim kecepatan dapat turun menjadi 0.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Evaluasi tingkat pelayanan jalan sebagai penunjang perencanaan dan pengembangan pemanfaatan lahan studi kasus kawasan Jalan Kolonel Yos. Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai tidak dapat dilihat secara parsial, akan tetapi juga harus dilihat dalam lingkup regionalnya. Dengan demikian maka pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengkaji konstelasi makro regional secara internal. Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian terapan, dalam arti penelitian ini mengaplikasikan teori dengan terapan yang ada di masyarakat secara sistematis (Moh. Nazir :1983). Jadi
penelitian yang dilakukan dengan berbagai
tahapan antara lain : penyusunan proposal, persiapan, pelaksanaan survei lapangan dan instansional, pengumpulan data, kompilasi data (Primer dan Sekunder), analisa data, serta diakhiri dengan perumusan dan penyusunan tesis. Sebelum sampai kepada hal di atas perlu dijelaskan bahwa jenis-jenis data yang dibutuhkan dalam studi penelitian ini adalah data kualitatif maupun kuantitatif, yang didapat langsung dari hasil survey di lapangan maupun perkantoran.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
31
3.2 Variabel Penelitian Dalam ilmu-ilmu natura, variabel-variabel yang digunakan umumnya nyata dapat dimengerti, diraba dan dapat dilihat, sehingga kurang menimbulkan keraguraguan akan maknanya. Di lain pihak, variabel atau konstrak yang dibangun dalam ilmu sosial memerlukan definisi yang terang, supaya tidak terdapat keragu-raguan, dan dapat memperterang arti ataupun untuk membuat variabel atau konstrak tersebut dapat digunakan secara operasional (Moh. Nazir: 1983). Identifikasi kondisi tingkat pelayanan jalan pada kawasan penelitian dan pemanfaatan lahan yang dijadikan beberapa variabel penelitian. Dari variabel ini sebagai bahan masukan dalam pengelolaan analisis lanjutan yang dijadikan sebagai variabel bebas adalah tingkat pelayanan jalan yang ada sedangkan variabel terikatnya berupa kondisi dan karakteristik Jalan Kolonel Yos Sudarso yang dilihat per masingmasing segmen. 3.3 Populasi/Sampel Populasi adalah sekumpulan obyek yang menjadi sasaran dari suatu penelitian. Sedangkan sampel penelitian adalah contoh yang diambil dari populasi. Oleh karena itu, populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat/penduduk dan pengguna jasa pergudangan sebagai pengguna lahan yang ada di sekitar Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir dan Kelurahan Perjuangan Kecamatan Teluk Nibung dengan sampel 100 orang.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
32
3.4 Metoda Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data seperti yang disebutkan di atas tergantung pada sumbernya
masing-masing.
Terhadap
data
yang
merupakan
data
primer,
pengumpulannya dapat dilakukan melalui kegiatan antara lain : 1. Observasi lapangan, merupakan pengamatan langsung di wilayah penelitian sehingga dapat menggambarkan keadaan saat ini. 2. Wawancara atau interview, dilakukan terutama kepada mereka sebagai responden dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Selain itu dilakukan juga wawancara terhadap informan yang terdiri dari aparat pemerintah serta tokoh-tokoh masyarakat, guna mendapatkan gambaran secara mendalam tentang permasalahan lokasi penelitian tersebut. Sedangkan terhadap data-data yang sifatnya sekunder, teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi pustaka melalui membaca dan menggali data-data dari berbagai literatur yang berkaitan dengan materi penelitian. 3.5 Kawasan Penelitian Dalam tahapan penyusunan ini, kawasan penelitian yang diambil sebagai ruang lingkup penelitian adalah kawasan sebagian Jalan Kolonel Yos Sudarso pada Kelurahan Pematang Pasir yang terletak dalam Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai. Untuk lebih sepesifiknya pembatasan ruang penelitian dilihat dari lokasi jalan dengan radius penelitian 50 meter sisi kiri dan kanan sepanjang jalan Kolonel Yos Sudarso.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
33
3.6 Metoda Analisa Data Data yang diperoleh, baik data sekunder maupun primer dianalisis dengan menggunakan metode evaluasi deskriptif statistis untuk memperoleh penelaahan yang dikehendaki atas berbagai fenomena yang ditemukan di lapangan. Deskriptif dimaksudkan
untuk
memberikan
penjelasan
dan
uraian-uraian
berdasarkan
karakteristik data dan informasi yang diperoleh di lapangan. Analisis senantiasa diacu dan dilandasi pada tinjauan pustaka (landasan teori), dengan demikian kesimpulan yang diambil diharapkan dapat menjawab permasalahan yang ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya akan diterangkan beberapa tahapan analisis data yang di lakukan dalam penelitian ini. Tahapan-tahapan yang dilakukan antara laian : a. Menginventarisasi atau pengumpulan data tentang objek penelitian dengan mencoba mengkaji kelayakan ruang dalam suatu keseimbangan tingkat pelayanan jalan yang ditimbulkan terhadap aktivitas pergerakan masyarakat sekitarnya melalui penyebaran kuesioner dan obeservasi lapangan. b. Hasil kuesioner dilakukan tabulasi (indek value) yang melihat rata-rata variabel random yang dihasilkan dari peristiwa yang berulang (Sri Mulyono: 2004). Hasil tabulasi ini dilanjutkan melalui metode tabulasi silang dengan metode kuantitatif non parametrik yang perhitungannya untuk menguji ketergantungan hubungan tingkat pelayanan jalan dengan beberapa parameter antara lain karakteristik jalan, peruntukan jalan dan kondisi sosial lingkungan dari masing-masing segmen pada Jalan Kolonel Yos Sudarso. Alasan mempergunakan pengujian hipotesis tabulasi
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
34
silang adalah untuk melihat ada atau tidak adanya hubungan antar beberapa faktor. Dalam kata lain untuk menguji dua atau lebih populasi mempunyai yang distribusi sama, sehingga dapat dicari kecocokan ataupun menguji ketidakadaan hubungan antara beberapa populasi. c. Dalam pemeriksaan keakurasian data, dilakukan dengan membandingkan antara satu data dengan data yang lainnya serta membandingkan dengan sumber data lainnya, atau dikenal dengan teknik trianggulasi. Dalam arti lain membandingkan antara observasi lapangan dengan data sekunder, data sekunder dengan hasil wawancara, dan antara observasi lapangan dengan hasil wawancara.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
35
BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Tanjungbalai Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kota Tanjungbalai berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah dengan sektor unggulan yang meliputi : sektor pertanian, perkebunan, industri pengolahan hasil pertanian dan perikanan. Sehubungan dengan hal tersebut, kedudukan Kota Tanjungbalai mempunyai hubungan yang erat dengan struktur tata ruang, arah pengembangan, fungsi kawasan serta pusat-pusat pertumbuhan wilayah sekitarnya sesuai kedudukannya yang strategis. Pertumbuhan Kota Tanjungbalai sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan wilayah-wilayah sekitarnya, sehingga sangat besar pengaruhnya pada peran dan fungsi Kota Tanjungbalai sebagai bagian dari Provinsi Sumatera Utara. Disamping itu dengan kedudukan kota yang memiliki jaringan jalan Lintas Sumatera serta jaringan kereta api, maka Kota Tanjungbalai merupakan kota tempat berlabuhnya kegiatan bongkar muat hasil pertanian dan tempat jasa pengiriman (eksport) hasil perikanan dan perkebunan. Daerah belakangnya (hinterland) seperti Kabupaten Asahan, Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Simalungun, Kota Karo dan daerah lainnya yang merupakan kawasan sentra-sentra produksi komoditas perkebunan dan hasil pertanian
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
36
sehingga Kota Tanjungbalai merupakan kota sebagai pusat akumulasi dan distribusi produksi komoditas perkebunan dan hasil pertanian. Kota Tanjungbalai merupakan suatu kawasan jasa perdagangan yang berkembang relatif cepat oleh karena memiliki jaringan jalan regional yang menghubungkan beberapat pusat pertumbuhan ekonomi. Disamping itu adanya jaringan jalan kereta api yang menghubungkan Medan – Tanjungbalai dan sebaliknya serta transportasi sungai yang menghubungkan ke beberapa wilayah hingga internasional Negara Malaysia (Port Klang).
Gambar 4.1 Peta Kota Tanjungbalai Dalam Konteks Regional Sumber
: Bappeda Kota Tanjungbalai, 2006.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
37
Fasilitas penunjang Kota Tanjungbalai mengelompok membentuk pola liner, terutama fasilitas komersial (perdagangan dan jasa) dan pelayanan umum dengan orientasi pada simpul Jalan Asahan – Jalan Veteran – Jalan Kolonel Yos. Sudarso – Jalan Letjen Suprapto – Jalan Imam Bonjol – Jalan Tengku Umar – Jalan Sisingamangaraja. Pola linier ini berdampak pada inefisiensi penggunaan lahan dan pelayanan prasarana perkotaan dan banyak menimbulkan kantong-kantong kosong (enclave) yang mengakibatkan struktur ruang wilayah perencanaan tidak solid. Dengan semakin tingginya intensitas perkembangan Kota Tanjungbalai, maka semakin memacu berkembangnya kegiatan permukiman, kegiatan perdagangan dan jasa, serta kegiatan lain. Keadaan ini apabila tidak diarahkan dapat menimbulkan permasalahan kota, khususnya menyangkut penggunaan lahan, menurunnya kualitas lingkungan (timbulnya kawasan permukiman kumuh) dan pada akhirnya berpengaruh pada tidak optimalnya pemanfaatan ruang di Kota Tanjungbalai. 4.2 Letak Geografis Kota Tanjungbalai merupakan salah satu daerah yang berada di Kawasan Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara (Kota Medan) yang dapat ditempuh melalui jalan darat (mobil atau kereta api) dan laut (perairan). Secara geografis posisi Kota Tanjungbalai berada pada koordinat 990 48’ 00’’ BT dan berada pada posisi 20 58’ 00’’ LU. Dilihat dari struktur tata ruang provinsi, Kota Tanjungbalai terletak di bagian Timur Provinsi Sumatera Utara. Dengan posisi tersebut Kota Tanjungbalai merupakan kota yang strategis, karena dapat memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan kotanya
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
38
maupun terhadap daerah sekitarnya. Dengan demikian Kota Tanjungbalai mempunyai arti penting dalam sistem pembangunan dan tata ruang wilayah provinsi dan nasional.
Gambar 4.2 Peta Administrasi Kota Tanjungbalai Sumber : Bappeda Kota Tanjungbalai, 2006.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
39
Secara administrasi Kota Tanjungbalai mempunyai luas wilayah 6.052 Ha yang terdiri dari 6 (enam) kecamatan dan 31 kelurahan. Sedangkan batas-batas wilayah Kota Tanjungbalai berbatasan langsung dengan Kabupaten Asahan, yaitu :
Sebelah Utara
: Kecamatan Tanjungbalai Kab. Asahan
Sebelah Selatan
: Kecamatan Simpang Empat Kab. Asahan
Sebelah Barat
: Kecamatan Simpang Empat Kab. Asahan
Sebelah Timur
: Kecamatan Sei. Kepayang Kab. Asahan
Tinjauan lokasi penelitian secara administrasi terdapat pada Kecamatan Teluk Nibung Kelurahan Pematang Pasir dengan memiliki kawasan-kawasan potensial yang dapat dikembangkan menjadi beberapa kegiatan untuk mendukung dan menunjang fungsi kotanya sesuai dengan arah kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Beberapa kawasan potensial tersebut adalah Kawasan Pelabuhan Teluk Nibung, merupakan pelabuhan utama Kota Tanjungbalai yang memiliki sarana pendukungnya walaupun masih minim. Pelabuhan ini merupakan tempat bongkar muat barang dan penumpang sekaligus sebagai pusat pengumpul barang-barang, baik dari Kota Tanjungbalai maupun dari wilayah sekitarnya bahkan dari negara Malaysia, seperti hasil industri pengolahan perkebunan dan prikanan. Akan tetapi posisi kawasan tersebut hanya bisa di lalui oleh satu jaringan jalan yaitu Jalan Kolonel Yos. Sudarso, oleh sebab itu kita perlu melakukan beberapa penelitian yang lebih khusus untuk melihat dari beberapa titik simpul yang dilalui jalan tersebut. Distribusi atau penempatan pusat-pusat pelayanan kegiatan perkotaan tersebut, seluruhnya menyebar ke berbagai tempat di Kecamatan Teluk Nibung,
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
40
sehingga membentuk pola tata ruang kota yang multinuclei (banyak inti). Sehingga secara fungsional, dapat dikatakan bahwa Kecamatan Teluk Nibung tidak terbentuk dalam satu kawasan pusat kegiatan perkotaan, yang orientasinya cenderung lebih terfokus pada upaya pelayanan masyarakat kota, hal itu dapat dijelaskan dengan penempatan fasilitas-fasilitas pelayanan kegiatan utama berada atau berbaur dengan permukiman.
Gambar 4.3 Peta Administrasi Kecamatan Teluk Nibung Sumber : Bappeda Kota Tanjungbalai, 2006.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
41
Dengan adanya kebijakan pengembangan struktur sistem perkotaan dan prioritas pengembangan Wilayah Kota Tanjungbalai, maka Kecamatan Teluk Nibung diarahkan sebagai BWK IV yaitu berfungsi sebagai pengembangan kegiatan pelabuhan, industri, dan pergudangan, maka secara ruang, kebijakan regional perlu ditindak lanjuti atau diimbangi dengan arahan strategi pengembangan fungsi pemanfaatan ruang kawasan perkotaan, yang meliputi arahan pemanfaatan ruang fungsi regional, dan arahan pemanfaatan ruang fungsi kota. Salah satu lokasi penelitian tersebut terdapat di Kelurahan Pematang Pasir dengan luas wilayah sebesar 420 Ha, terdapat di dalam Kecamatan Teluk Nibung merupakan kecamatan yang ada di Kota Tanjungbalai, dimana pada tahun 2006 Kecamatan Teluk Nibung memiliki wilayah seluas 12,55 Km2 dan terdiri dari 5 (lima) kelurahan.
Gambar 4.4 Lokasi Penelitian Kelurahan Pematang Pasir Sumber : Bappeda Kota Tanjungbalai, 2006.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
42
Berdasarkan letak geografisnya Kelurahan Pematang Pasir berada di bagian Utara Kota Tanjungbalai dengan batas administrasi adalah sebagai berikut : •
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Asahan
•
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Asahan
•
Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sei. Merbau
•
Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Perjuangan
Dilihat dari gambar di atas, perbandingan luas Kelurahan di Kecamatan Teluk Nibung sangat berpariasi dimana Kelurahan Pematang Pasir merupakan daerah terluas sebesar 33 % (4,20 Km2). Sedangkan Kelurahan Perjuangan merupakan kelurahan terkecil sebesar 10 % (1,28 Km2). Sehingga menunjukkan perbandingan luas kelurahan tersebut sangat mempengaruhi dari pengaturan ruang dan pemanfaatan lahan yang ada untuk memprioritaskan ketersediaan prasarana dan sarana perkotaan di masing-masing kelurahan. 4.3 Topografi Topografi Kelurahan Pematang Pasir di Kecamatan Teluk Nibung dipengaruhi oleh letaknya yang berada di Sungai Asahan yang terdiri dari dataran rendah dengan kemiringan 0 – 2 % dan dengan ketinggian 0 – 3 m di atas permukaan laut. Kondisi tersebut menyebabkan adanya potensi pemandangan alam dan pola aliran yang jelas. Adapun permasalahan yang dapat timbul dari sifat permukaan tersebut
antara
lain
potensi
abrasi
sungai,
keterbatasan
lahan
potensial,
pengembangan perkotaan, sistem pembuangan air, banjir dan genangan air.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
43
Keterangan Jl. Kolonel Yos Sudarso 33 % Kel. Pematang Pasir 25 % Kel. Kapias Pulau Buaya 21 % Kel. Beting Kuala Kapias 11 % Kel. Sei. Merbau 10 % Kel. Perjuangan
Gambar 4.5 Luas Kelurahan Kecamatan Teluk Nibung Tahun 2006 Sumber : Kecamatan Teluk Nibung Dalam Angka, 2006.
Geomorfologi kawasan Kelurahan Pematang Pasir relatif datar yang mengitari kawasan perkotaan (Kecamatan Teluk Nibung). Dalam hal ini pengembangan kawasan terbangun perkotaan, faktor kemiringan lahan juga perlu dijadikan dasar pertimbangan, dalam menentukan arah pengembangan kawasan lahan terbangun perkotaan dengan syarat sesuai arahan kesesuaian lahan yang berlaku. Dengan memahami karakteristik geomorfologinya serta mengikuti pola distribusi pemanfaatan lahan kawasan terbangun kondisi eksisting, maka rencana
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
44
pengembangan kawasan perkotaan, dapat diarahkan pada daerah hingga ketinggian 3 (tiga) meter di atas permukaan laut. Memahami karakteristik bentang lahan Kelurahan Pematang Pasir yang relatif datar, maka metoda pendekatan yang diarahkan untuk melakukan pengembangan dan penataan ruang kawasan Kelurahan Pematang Pasir di masa depan, adalah dengan pendekatan mengikuti karakteristik lingkungan alam. Dalam hal ini berarti pengembangan tata ruang Kelurahan Pematang Pasir di masa mendatang, diharapkan tidak banyak melakukan perubahan terhadap kondisi fisik (bentang lahan), yang nantinya dapat berdampak buruk terhadap kesetabilan lahan. Secara alamiah, kestabilan lahan dapat dipertahankan dengan cara memelihara kelestarian fungsi ruang terbuka hijau dan tanaman pelindung tanah. Secara keseluruhan kawasan Kelurahan Pematang Pasir dapat dikatakan layak bangun karena berdasarkan keadaan bentang alam yang relatif datar. 4.4 Kepadatan Penduduk Pada tahun 2006 (BPS: 2006) komposisi kependudukan Kota Tanjungbalai secara keseluruhan berjumlah 154.631 jiwa dengan kepadatan rata-rata 2.555 jiwa/km2 dan menurut jenis kelamin lebih banyak laki-laki (77.607 jiwa) dibandingkan perempuan (77.024 jiwa). Komposisi masyarakat sangat heterogen yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti Batak, Melayu, Karo, Minang, Jawa, WNI keturunan dan lain sebagainya, dengan agama yang dianut, mayoritas Islam (81,99 %), Budha (9,07 %), Kristen Protestan (7,78 %), Kristen Katolik (1,06 %), Hindu (0,08 %) dan lainnya (0,02 %).
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
45
Tabel 4.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Teluk Nibung Tahun 2006 No.
1. 2. 3. 4. 5.
Kelurahan
Luas Km2
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Kepadatan Penduduk
Beting Kuala Kapias Kapias Pulau Buaya Sei Merbau Pematang Pasir Perjuangan
2.60 3.11 1.36 4.20 1.28
9,584 6,409 5,755 7,342 6,298
3,686 2,061 4,232 1,748 4,920
Jumlah
12.55
35,388
16,647
Sumber : Kecamatan Teluk Nibung Dalam Angka, 2006
Sedangkan komposisi penduduk di Kecamatan Teluk Nibung dengan kepadatan sebesar 2.820 jiwa/Km2. Untuk tingkat kelurahan kepadatan penduduk tertinggi berada di Kelurahan Perjuangan sebesar 4.920 jiwa/Km2 dan Kelurahan Sei Merbau sebesar 4.232 jiwa/Km2. Sementara kelurahan dengan kepadatan terkecil terdapat di Kelurahan Pematang Pasir sebesar 1.748 jiwa/Km2. Sehingga menunjukkan pola penyebaran penduduk tidak merata untuk seluruh kelurahan. Keterangan tentang jumlah penduduk pada Kecamatan Teluk Nibung pada tahun 2005 dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Untuk Kelurahan Pematang Pasir jumlah penduduk sebesar 7.342 jiwa dengan kepadatan penduduk 1.748 jiwa/Km2 (11 %), ini menunjukkan adanya faktor yang sangat penting dalam pemanfaatan lahan dimana jumlah penduduk sangat mempengaruhi banyaknya kebutuhan akan jumlah fasilitas umum yang di bangun di Kelurahan Pematang Pasir khususnya dan umumnya di Kecamatan Teluk Nibung.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
46
22%
30%
Beting Kuala Kapias Kapias Pulau Buaya Sei Merbau 12%
Pematang Pasir Perjuangan
11% 25%
Gambar 4.6 Kepadatan Penduduk di Kecamatan Teluk Nibung Tahun 2006 Sumber : Kecamatan Teluk Nibung Dalam Angka, 2006.
4.5 Pola Penggunaan Lahan Perencanaan guna lahan merupakan inti dari suatu lokasi. Perencanaan dari semua aspek kehidupan, seperti sosial, fisik dan ekonomi, pada akhirnya diwujudkan dalam bentuk pemanfaatan lahan. Karena itu, guna lahan merupakan aspek utama dalam usaha pengembangan suatu kawasan atau lokasi. Baik buruknya rencana guna lahan suatu kawasan akan menentukan tingkat perkembangan suatu kawasan itu sendiri. Jenis penggunaan lahan di Kelurahan Pematang Pasir relatif beragam dan belum sepenuhnya mencerminkan wilayah perkotaan, dimana masih terdapat jenis penggunaan lahan di peruntukkan untuk kegiatan non perkotaan seperti pertanian (tanah sawah 2 %). Sehingga nantinya pemanfaatan lahan akan mengalami perubahan yang berlangsung cepat bila aksesibilitas pelayanan yang diberikan sangat baik, untuk
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
47
itu manajemen perubahan guna lahan harus berkelanjutan dengan memperhitungkan nilai sosial, nilai ekologi dan nilai pasar. Sementara untuk pola penggunaan lahan di Kelurahan Pematang Pasir tidak teratur dan bersifat menyebar, artinya setiap kawasan menyebar dibeberapa lokasi yang berbeda. Sementara untuk penggunaan lahan berupa untuk pendidikan dan pemerintahan yang menyebar dan tidak merata sedangkan perumahan mengikuti pola linier pada jalur jaringan jalan. Dari luas Kelurahan Pematang Pasir sekitar 420 Ha, jenis penggunaan tanah dominan bangunan/perkarangan 315,1 Ha (75 %). Sedangkan jenis penggunaan lainnya seperti tanah sawah 8 Ha (2 %), tanah kering 91,9 Ha (22 %) dan penggunaan lainnya 5 Ha (1 %). Secara umum, jenis guna lahan yang dominan di lokasi penelitian ini yaitu untuk permukiman, kegiatan komersial dan industri serta jaringan transportasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
1%2%
22% Tanah Sawah Tanah Kering Bangunan/Perkarangan Lainnya
75%
Gambar 4.7 Penggunaan Lahan di Kelurahan Pematang Pasir Tahun 2006 Sumber : Kecamatan Teluk Nibung Dalam Angka, 2006.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
48
Manajemen pemanfaatan guna lahan di Kelurahan Pematang Pasir yang tidak teratur membuat ketidak seimbangan di atasnya menimbulkan berbagai macam dampak negatif, seperti kemacetan lalu lintas, kedangkalan karakter penduduk, kecemburan sosial, tindakan kriminal dan kota menjadi tempat tinggal yang pengap, tidak nyaman serta meresahkan, khususnya pada lokasi permukiman di pinggiran Jalan Kolonel Yos Sudarso yang merupakan daerah kumuh. Sehingga keuntungan yang diperoleh dari suatu manajemen perubahan guna lahan hanya dihitung berdasarkan keuntungan materi dan fisik semata. Lingkungan hidup serta lingkungan sosial yang sehat dan memberikan rasa nyaman dan rasa memiliki pada penduduknya belum dianggap sebagai suatu keuntungan dari kegiatan manajemen perubahan guna lahan. 4.6 Tinjauan Sarana Pelayanan Dasar Umum Sarana perlayanan dasar umum yang ada di Kelurahan Pematang Pasir meliputi fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas kesehatan, fasilitas jalan dan jenis kendaraan. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut. 4.6.1
Fasilitas Pendidikan Sumber daya manusia merupakan data yang mengukur kinerja suatu kota,
bilamana suatu kota memiliki kualitas sumber daya manusia yang cukup baik maka jelas kota tersebut akan dapat membangun baik dari segi sosial maupun perekonomian. Dengan dasar tersebut maka Kelurahan Pematang Pasir dalam mengatasi peningkatan sumber daya manusia tersebut memiliki beberapa fasilitas
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
49
pendidikan pada tahun 2006 dimana jumlah Sekolah Dasar (SD) 4 Unit, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 2 unit dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 2 unit. Dari gambar di bawah ini dapat disimpulkan bahwa fasilitas pendidikan di Kelurahan Pematang Pasir telah menunjukkan suatu kondisi yang secara kuantitias memenuhi standar pelayanan terhadap pola penyebaran femanfaatan lahan yang secara menyebar ke seluruh Kelurahan Pematang Pasir. Sehingga daya jangkau ke fasilitas pendidikan mengalami kemudahan dalam jarak tempuh untuk sampai ke unit sekolah baik itu di kelurahan maupun ke daerah tetatangganya.
SLTA, 2 SD SLTP SD , 4
SLTA
SLTP, 2
Gambar 4.8 Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kelurahan Pematang Pasir Tahun 2006 Sumber : Kecamatan Teluk Nibung Dalam Angka, 2006.
4.6.2
Fasilitas Peribadatan Fasilitas Peribadatan merupakan salah satu unsur penataan struktur ruang
kota, yang mencerminkan kegiatan aktifitas masyarakat dalam mensosialisasikan
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
50
kehidupan beragama. Sehingga jumlah sarana fasilitas peribadatan yang tersedia telah menunjukkan Kelurahan Pematang Pasir memiliki tingkat sosial dalam menjalankan ibadah sangat tinggi. Fasilitas Peribadatan di Kelurahan Pematang Pasir dilihat dari jumlah fasilitas yang tersedia terdiri dari 1 unit mesjid dan 5 unit mushola. Kebutuhan dan penyebaran fasilitas peribadatan ini sudah ada dan terkesan sudah lengkap. Kelengkapan fasilitas ini membuat pergerakan penduduk untuk melakukan peribadatan mengalami kemudahan yang berdampak langsung dalam pemilihan moda transportasi untuk sampai ke lokasi fasilitas tersebut. 4.6.3
Fasilitas Kesehatan Berdasarkan kondisi eksisting dan kebutuhan akan fasilitas kesehatan yang
menjadi perhatian hal ini adalah peningkatan kualitas pelayanan termasuk dalam kemudahan untuk mencapai fasilitas kesehatan. Pada saat ini pelayanan fasilitas kesehatan di Kelurahan Pematang Pasir masih menunjukkan angka yang sangat minim dimana fasilitas yang ada hanya Puskesmas 1 (satu) unit dan BKIA 2 (dua) unit, sehingga jangkauan tingkat pelayanan kesehatan memerlukan jarak tempuh yang sangat jauh (ke pusat kota). Secara umum masyarakat Kelurahan Pematang Pasir untuk memenuhi kebutuhan akan tingkat pelayanan kesehatan di arahkan ke pusat kota atau kecamatan, ini menunjukkan masih kurangnya bahkan masih belum tersedianya jenis prasarana pendukung lainnya seperti rumah sakit (klinik), apotik dan praktek dokter spesialis di lokasi penelitian.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
51
4.6.4
Fasilitas Jalan Jalan merupakan sarana yang sangat penting untuk mendukung kegiatan
ekonomi dan perkembangan kota. Jaringan jalan yang baik dapat meningkatkan mobilitas arus barang dan orang dari berbagai bagian kota bahkan mempermudah interaksi dengan wilayah atau kota lainnya. Fasilitas jalan yang ada di Kelurahan Pematang Pasir berdasarkan jenis permukaannya pada tahun 2006 sepanjang 10,74 Km yang terdiri dari jalan aspal sepanjang 3,24 Km, jalan perkerasan sepanjang 1,9 Km, jalan tanah sepanjang 3,4 Km dan jalan setapak sepanjang 2,2 Km. Untuk melihat perbandingan fasilitas jalan dari masing-masing jenisnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
3.5 3 2.5 2 Series1 1.5 1 0.5 0 Aspal
Perkerasan
Jalan Tanah
Jalan Setapak
Gambar 4.9 Jumlah Panjang Jalan di Kelurahan Pematang Pasir Tahun 2006 Sumber : Kecamatan Teluk Nibung Dalam Angka, 2006.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
52
4.6.5
Jenis Kenderaan Banyak kenderaan bermotor berdasarkan data Kecamatan Teluk Nibung
Dalam Angka pada Tahun 2006 berupa kenderaan bermotor yang terdiri dari jenis kenderaan mobil penumpang 2 %, kenderaan mobil bus 6 %, kenderaan mobil gerobak 6 % dan sepeda motor 86 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Meskipun data formal belum sepenuhnya menunjukkan gambaran obyektif lalulintas darat kenderaan bermotor, secara faktual kondisi lalulintas di sebagian besar wilayah Jalan Kolonel Yos Sudarso berjalan intensif dan padat, terutama di pusatpusat perdagangan pada jam tertentu, seperti adanya kegiatan jual beli di depan pergudangan yang memakai bahu jalan. Aktivitas lalu lintas ini di lalui kenderaan bermotor yang terdiri dari becak motor, sepeda motor, mobil angkutan umum, truk dan mobil pribadi.
2%
6%
6% Mobil Penumpang Mobil Bus Mobil Gerobak Sepeda Motor
86%
Gambar 4.10 Jumlah Kenderaan di Kelurahan Pematang Pasir Tahun 2006 Sumber : Kecamatan Teluk Nibung Dalam Angka, 2006.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
53
4.6.6
Jalur Kereta Api Sarana angkutan kereta api dioperasikan oleh PT. Kereta Api Indonesia.
Dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia pengembangan kereta api di Sumatera Utara dilakukan sekitar Tahun 1912 dengan tujuan utama sebagai sarana pengangkutan hasil pertanian dan perkebunan. Demikian juga angkutan kereta api yang dikembangkan di Kota Tanjungbalai. Angkutan kereta api di Kota Tanjungbalai dikembangkan sebagai sarana pengangkut hasil pertanian dan perkebunan terutama karet. Sebagaimana diketahui bahwa Kota Tanjungbalai pada masa dahulu berfungsi sebagai pintu gerbang keluar dan masuk barang, kota pengumpul hasil pertanian dan perkebunan dari kota-kota sekitar Kota Tanjungbalai. Dalam perkembangannya angkutan kereta api ini dikembangkan juga untuk angkutan penumpang. Diketahui jalur kereta api pada lokasi penelitian terdapat pada sisi kiri sejajar dengan Jalan Kolonel Yos Sudarso menuju Pelabuhan Teluk Nibung yang dibangun seiring dengan pengembangan kereta api Medan – Tanjungbalai (sekitar tahun 1917). Kondisi pada saat ini telah beralih fungsi menjadi bangunan perumahan dan jalan, dimana diketahu bahwa jalur kereta api tersebut sudah lama tidak berfungsi sehingga lahan kereta api banyak dipergunakan untuk bangunan permukiman yang tumbuh tidak teratur dan kumuh atau liar berdiri di atas sempadan kereta api tersebut. Sedangkan jalur kereta api dijadikan jalan setapak (jalan lingkungan) untuk jalur alternatif kenderaan roda dua dari arah Pelabuhan Teluk Nibung ke pusat kota
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
54
maupun dari pusat kota ke Pelabuhan Teluk Nibung. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat dari gambar di bawah ini.
Kel. Perjuangan Kel. Pematang Pasir
n ha a As S.
n
Kel. Sei Merbau
a
K e te r a n g a n : J a lu r K e re t a A p i
. A
s
a
h
SKALA 1 : 10.000 0
1
2
3
5 cm
0
1 0 0
2 0 0
3 0 0
5 0 0 m
S
Gambar 4.11 Jalur Kereta Api di Lokasi Penelitian Jalan Kolonel Yos Sudarso Sumber : Kecamatan Teluk Nibung Dalam Angka, 2006.
Gambar 4.12 Kondisi Eksisting Jalur Kereta Api Sumber : Hasil Pengamatan di Lapangan, 2006.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
55
4.7 Peruntukan Lahan di Jalan Kolonel Yos Sudarso Pemanfaatan ruang di dalam kawasan penelitian dapat dikategorikan menjadi beberapa kelompok. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, pemanfaatan ruang di dalam kawasan penelitian dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Zona Pergudangan Pada zona ini kegiatan diperuntukkan untuk jasa pergudangan hasil tangkapan laut dan pengolahan hasil laut. Kegiatan ini banyak terdapat di sepanjang sisi timur dari Jalan Kolonel Yos Sudarso.
Zona Pedagang eceran Zona ini termasuk zona perdagangan yang ilegal, berupa kegiatan perdagangan jual beli hasil tangkapan laut. Kegiatan pada zona dilakukan pada bahu dan badan jalan Jalan Kolonel Yos Sudarso.
Zona Pertokoan Pada zona ini kegiatan yang dilakukan berupa perdagangan kelontong untuk kebutuhan sehari-hari dan produk makanan olahan hasil laut yang sudah diolah. Selain itu juga di peruntukkan untuk permukiman. Kegiatan ini kebanyakan terdapat di sepanjang sisi barat dari Jalan Kolonel Yos Sudarso.
Zona Permukiman Pada zona ini peruntukkan berupa permukiman yang kumuh. Kegiatan yang dimaksud dalam kategori hunian antara lain kegiatan perumahan, hunian tunggal dan hunian bersama.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
56
Semua fungsi tersebut akan mempengaruhi perencanaan dan pengembangan kawasan. Keterkaitan antar fungsi tersebut belum cukup optimal karena belum didukung oleh sarana pergerakan yang baik antara kenderaan maupun pejalan kaki tidak menjamin kemudahan pergerakan dalam kawasan ini. Hal ini perlu ditata sedemikian rupa sehingga terjadi pengelompokkan fungsifungsi yang dapat menjamin efektifitas penggunaan ruang dalam kawasan perencanaan sehingga pada akhirnya dapat memberikan konstribusi kapada kenyamanan ruang kawasan serta pada pertumbuhan ekonomi kota.
Gambar 4.13 Peruntukan Lahan di Jalan Kolonel Yos Sudarso Sumber : Hasil Lapangan dan Pengolahan Data.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
57
Berdasarkan hasil pengamatan, hubungan antar fungsi tersebut di dalam kawasan penelitian kurang terintegrasi. Akibatnya keamanan dan kenyamanan masing-masing fungsi tersebut dapat terganggu. Dengan demikian maka tingkat keterkaitan antar fungsi mikro tersebut di dalam kawasan penelitian perlu di tata kembali dalam satu sistem linkage yang saling mendukung. Deskripsi Jalan Kolonel Yos Sudarso terhadap peruntukan lahan dimaksud untuk mengidentifikasi keterkaitan secara fungsional antara berbagai jenis peruntukan yang dihubungkan dengan keberadaan jalan sehingga mempengaruhi tingkat pelayanan jalan yang diberikan. Tabel 4.2 Jumlah Bangunan Tiap Segmen Pada Jalan Kolonel Yos. Sudarso Jenis Bangunan
Segmen 1 (Unit)
Segmen 2 (Unit)
Segmen 3 (Unit)
Jumlah (Unit)
Permukiman Campuran Pergudangan
29 8 10
43 12 13
38 6 8
110 26 31
Jumlah
47
68
52
167
Sumber : Hasil Pengolahan Data.
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah bangunan yang terbanyak pada segmen 2 sebesar 68 unit dengan jenis bangunan terbesar adalah permukiman, diikuti segmen 3 sebesar 52 unit dengan jenis bangunan terbesar permukiman. Sehingga pada segmen 2 terjadi penumpukan pemanfaatan lahan atau kepadatan terbesar dari beberapa segmen yang lain.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
58
4.8 Tinjauan Karakteristik Jalan Kolonel Yos. Sudarso Pusat-pusat pelayanan kegiatan perkotaan yang terbentuk di Kecamatan Teluk Nibung terdiri dari : kegiatan pemerintahan dan pelayanan umum, kegiatan permukiman, kegiatan perdagangan dan jasa, serta kegiatan pendidikan. Pola pergerakan yang terbentuk ditentukan oleh faktor distribusi kegiatan (lapangan kerja) dan pusat-pusat pelayanan kegiatan perkotaan, jaringan jalan, distribusi pemukiman, dan pola aliran barang. Karakteristik
pola
pergerakan
di
Kecamatan
Teluk
Nibung
dapat
dikelompokkan pada jenis kota realistis, yang terbentuk dari perkembangan permukiman penduduk. Tidak berkembangnya kekuatan pasar (daya tarik) Kecamatan Teluk Nibung dalam skala kegiatan regional, telah menjadikan sebuah stagnasi perkembangan kota. Lambatnya perkembangan hubungan kegiatan antara kawasan perkotaan dengan wilayah hinterlandnya, yang terjadi karena belum berkembangnya sarana dan prasarana penunjang sistem pergerakan, telah membentuk pola pergerakan yang monoton. Dilihat dari posisi kawasan perkotaan terhadap pola jaringan jalan, dampak pengaruh hubungan transportasi regional terhadap perkembangan kegiatan dan kebutuhan pelayanan ruang fungsi regional di kawasan perkotaan, cenderung berdampak pada peningkatan volume pada ruas jalan utama kawasan perkotaan (Jl. Kol. Yos. Sudarso). Kelangsungan pergerakan lokal maupun regional di Kecamatan Teluk Nibung, tidak terlepas dari masalah dukungan pelayanan sarana dan prasarana
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
59
perangkutan, terutama yang sifatnya melayani kepentingan umum. Sampai sejauh ini, pelayanan angkutan umum penumpang dan barang baik itu darat maupun sungai untuk melayani pergerakan, masih sedikit yang tersedia jasa angkutan umum penumpang dan barang yang khusus melayani pergerakan. Demikian pula dengan pelayanan pergerakan, masih terbatas pada pelayanan angkutan umum penumpang dan barang pada rute pergerakan regional dari wilayah lain. Setiap pengaturan pemanfaatan lahan akan berpengaruh terhadap karakteristik gerakan kenderaan dalam distribusi lajur yang ada. Karena interaksi antara pengguna kenderaan dan jenis pengguna lahan juga mempunyai pengaruh yang langsung terhadap arus lalu lintas, yang merupakan tingkat gangguan samping. Untuk ruas-ruas jalan di Kota Tanjungbalai yaitu jalan arteri atau kolektor adalah berbeda dengan jalan tol yang mana tingkat pelayanan kontrol terhadap jalan masuk, dapat dibuat pada lokasi yang dikehendaki pemilik tanah/rumah dipinggir jalan arteri dan kolektor tersebut. Jalan ini sering berpotongan dengan jalan-jalan utama atau jalan-jalan kecil yang ada. Pada umumnya setiap pertemuan utama dikontrol dengan lampu lalu lintas terutama pada pertemuan yang volume lalu lintasnya sangat tinggi dimana kenderaan-kenderaan dari jalan lain yang hendak memasuki jalan arteri akan mengalami kesukaran, kecuali ada sinyal lalu lintas yang mengatur. Lebih lanjut penilaian terhadap sistem transportasi di lokasi penelitian meliputi
kondisi prasarana dan sarana transportasi pendukung, pola pergerakan
barang dan orang, keadaan perparkiran dan pelayanan angkutan umum yang ada. Hal
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
60
ini mempengaruhi terhadap aktivitas dari sekitar lokasi penelitian. Salah satu yang sangat berpengaruh adalah pergerakan manusia dan barang. Peningkatan arus pergerakan manusia dan barang di Kelurahan Pematang Pasir akan mempercepat meningkatkan volume dan ragam kegiatan perkotaan lainnya. Ditinjau dari segi transportasi hal ini akan menambah jumlah kendaraan yang masuk ke Kelurahan Pematang Pasir dan menambah jumlah lalu lintas pada setiap ruas jalan yang ada, sehingga kondisi tersebut akan mempengaruhi kebutuhan lahan untuk kenderaan.
Segmen 3
Kel. Perjuangan
Kel. Pematang Pasir Segmen 2
n ha a s A S.
Segmen 1
n
Kel. Sei Merbau
h
a
A
s
a
S K A LA 1 : 10.000 0
1
2
3
5 cm
0
1 0 0
2 0 0
3 0 0
5 0 0 m
.
S
Gambar 4.14 Karakteristik Pembagian Segmen di Jalan Kolonel Yos Sudarso Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.
Perencanaan pengembangan sistem transportasi meliputi jaringan jalan, sarana pergerakan dan parkir. Perencanaan jaringan jalan merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan permeabilitas dari kawasan penelitian. Kualitas permeabilitas
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
61
ditentukan oleh kemudahan pencapaian kawasan penelitian. Dalam perencanaan ruang-ruang publik, semakin besar kemungkinan pencapaian ruang-ruang tersebut maka semakin tinggi permeabilitas ruang yang akan di pergunakan. Untuk melihat dari intensitas beberapa pergerakan dengan ketersedian dari perabot jalan yang ada pada kawasan penelitian kita dapat membagi beberapa segmen kawasan peruntukan dan pemanfaatan lahan yang ada di lihat dari kondisi sekarang dan dikaitkan dengan kesesuaian atau kewajaran yang harus di ciptakan pada segmen jalan tersebut. a. Segmen 1 Pada segmen ini tingkat pelayanan yang diberikan jalan terhadap pengguna jalan belum optimal, hal ini diperlihatkan dengan ketersedian badan jalan yang belum menunjukkan kelas, bahwa lebar jalan 6 (enam) meter seharusnya 15 – 20 meter berfungsi sebagai arteri. Di lihat dari karekateristik jalan di segmen 1 (satu) yang memperlihatkan keberadaan jaringan jalan sebagai urat nadi utama bagi zona pergudangan dan zonazona lainnya yang berada pada sisi kanan dan kiri selain dari wilayah pendukung lainnya. Intensitas pengguna jalan pada segmen ini sering mengalami kemacetan pada waktu tertentu misal pada pagi hari dimana kegiatan bongkar muat dari perkapalan ke pergudangan sehingga pedagang banyak mempergunakan bahu jalan sebagai tempat kegiatan maupun parkir. Sehingga pada satu sisi terjadi tumpang tindih penggunaan jalan. Sedangkan diwaktu siang dipergunakan untuk parkir kenderaan pengangkut hasil perikanan laut, hal ini sering terjadi pada waktu siang hari hingga malam hari.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
62
Kel. Pematang Pasir
Segmen 1
n
S K A LA 1 : 10.000
h
1
2
3
5 cm
1 0 0
2 0 0
3 0 0
5 0 0 m
Tam pak M elintang
.A
s
a
a
0
0
S
Gambar 4.15 Karakteristik Segmen 1 di Jalan Kolonel Yos Sudarso Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.
Untuk lebih jelasnya karakteristik jalan pada segmen 1 (satu) dapat kita lihat dibawah ini, antara lain : Fungsi
:
Jalan Arteri
Lebar Jalan
:
6 meter
Konstruksi
:
Aspal
Lalu lintas
:
Dua arah
Parkir
:
Di atas permukaan badan jalan (on street), pada bangunan yang di kembangkan berhimpit jalan maka
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
63
ruang antara GSB dan GSJ dimanfaatkan sebagai ruang parkir. Jalur pejalan kaki
:
Jalur pejalan kaki terletak di kedua sisi jalan dengan belum tersedianya pedesterian yang permanen secara khusus.
Bangunan
:
Berhimpitan dengan jalan, sebagian maju ke depan 2 (dua) meter hingga 1 (satu) meter.
Gambar 4.16 Tampak Sisi Kanan Segmen 1 di Jalan Kolonel Yos Sudarso Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.
Gambar 4.17 Tampak Sisi Kiri Segmen 1 di Jalan Kolonel Yos Sudarso Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.
Bentuk bangunan pada segmen ini berupa pergudangan dan bangunan campuran antara permukiman dan pertokooan yang menunjukkan bahwa sepanjang Jalan Kolonel Yos Sudarso merupakan kawasan perdagangan baik itu untuk
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
64
pengeceran hasil laut maupun pengeloloannya di Kota Tanjungbalai. Ini memperlihatkan dari bentuk yang ada pada bangunan tersebut, bahwa bangunan pergudangan terdapat pada sisi kanan sedangkan bangunan campuran permukiman pada sisi kiri yang telah bangunan sejak lama dan secara masal.
☺
1,25 2
7,5
5,5
13,5
14
3
3
2 1,25
12,5
20
10
Gambar 4.18 Penampang Eksisting Segmen 1 di Jalan Kolonel Yos Sudarso Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.
Hampir pada seluruh segmen bangunan permukiman sisi kiri (zona petokoan dan permukiman) di kembangkan dengan ketinggian 2 (dua) lantai dimana lantai 1 (satu) dimanfaatkan sebagai sarana usaha dan lantai 2 (dua) dimanfaatkan sebagai rumah tinggal. Dari hasil pengamatan di lapangan di ketahui bahwa lebar jalan pada segmen ini dari sempadan bangunan sisi kiri ke sisi kanan sepanjang 12,5 meter sedangkan bangunan pergudangan sepanjang 30 meter melewati pinggiran sungai sekitar 10 meter. Hal ini mengartikan bahwa kepadatan bangunan yang memakai bahu jalan sudah melewati garis sempadan bangunan sekitar 6 meter. Selain memanfaatkan jalan pergudangan juga memanfaatkan sempadan sungai sehingga tingkat palayanan jalan menunjukkan penurunan dari segi kualitas lalu lintas.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
65
Pada sisi kiri segmen 1 (satu) menunjukkan karakteristik khusus dimana padatnya bangunan campuran dan permukiman yang memanfaatkan sempadan rel kereta api. Hal ini disebabkan tidak berfungsinya rel kereta api dan telah terjadi perubahan fungsi sebagai rel kereta api menjadi jalan lingkungan. b. Segmen 2 Bangunan-bangunan yang ada pada sisi kiri dan kanan pada segmen ini menunjukkan aktivitas sehari-hari sebagai tempat perdagangan khususnya pada waktu pagi hari dan siang hari sewaktu zona pergudangan melakukan aktivitasnya.
Kel. Pematang Pasir Segmen 2
a n h A s a . S
n
SKALA 1 : 10.000
a
1
2
3
5 cm
1 0 0
2 0 0
3 0 0
5 0 0 m
Tam pak M elintang
. A
s
a
h
0
0
S
Gambar 4.19 Karakteristik Segmen 2 di Jalan Kolonel Yos Sudarso Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
66
Pada karakteristik jalan di segmen 2 fungsi keberadaan jaringan jalan yang ada selain sebagai penunjang kelancaran penghubung juga sebagai jalur utama ke kawasan pelabuhan dengan kawasan pusat kota, sehingga untuk melihat karakteristik ini kita perlu melihat kondisi jalan pada saat sekarang dimana diketahui bahwa fungsi jalan selain penghubung juga sebagai salah satu penunjang pembentukan struktur ruang kota, untuk itu beberapa karakteristik jalan tersebut adalah sebagai berikut : Fungsi
:
Jalan Arteri
Lebar Jalan
:
6 meter
Konstruksi
:
Aspal
Lalu lintas
:
Dua arah
Parkir
:
Di atas permukaan badan jalan (on street), pada bangunan yang di kembangkan berhimpit jalan maka ruang antara GSB dan GSJ dimanfaatkan sebagai ruang parkir. Selain itu pada sisi kanan jalan Kolonel Yos Sudarso dipergunakan untuk kegiatan perdagangan dengan jenis komoditas oleh perdagangan komoditas hasil laut dan sungai (produk-produk perikanan).
Jalur pejalan kaki
:
Jalur pejalan kaki terletak di kedua sisi jalan yang dipergunakan pada waktu pagi dan siang hari. Belum adanya ketersediaan secara khusus, sehingga kedua sisi jalan tersebut mempunyai ketersediaan lahan dengan lebar 1,5 meter.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
67
Bangunan
:
Berhimpitan dengan jalan sehingga membuat kurang adanya kenyamanan untuk berlalu lintas.
Pada Segmen 2 (dua) di Jalan Kolonel Yos Sudarso ada beberapa kegiatan yang sangat khusus antara lain kegiatan perdagangan, dimana kegiatan tersebut membentuk karakter khusus yang berkaitan dengan perdagangan komoditas hasil perikanan kelautan. Sedangkan kegiatan ini berlangsung dari pagi hari sampai siang hari saja. Permasalahan utama pada segmen ini adalah pedagang yang berjualan dengan memanfaatkan bahu jalan, hal ini disebabkan oleh belum tersedianya fasilitas pendukung antara lain tidak terdapatnya sarana tempat perdagangan dan tempat parkir yang ideal dan serasi pagi pedagang dan pembeli, sehingga kegiatan bongkar muat barang memanfaatkan bahu jalan. Kegiatan ini mengakibatkan terjadinya penyempitan ruas badan, dengan menyempitnya bahu jalan mengakibatkan fungsi jalan sebagai pelayan tidak berfungsi terjadilah delay atau hambatan arus lalu lintas pada waktu tertentu. Selain itu keberadaan tempat kegiatan perdagangan tidak didukung misalnya tempat berjualan yang memadai serta prasarana lainnya, sehingga apabila turun hujan, jalan di sekitar perdagangan tersebut becek. Hal ini tidak didukung disebabkan oleh karena fungsi pemanfaatan lahan tidak diperuntukkan sebagai pusat perdagangan akan tetapi sebagai pergudangan. Dari informasi dan data di atas, kenderaan yang berasal dari dalam kawasan penelitian adalah angkutan pribadi (sepeda motor) jumlahnya juga cukup besar hampir memenuhi badan jalan yang ada. Sehingga kawasan penelitian ini
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
68
menunjukkan kesemerawutan lalu lintasnya, selain itu pula didukung dan pola tata letak bangunan-bangunan pergudangan yang berhimpitan atau maju ke badan jalan.
Gambar 4.20 Tampak Sisi Kanan Segmen 2 di Jalan Kolonel Yos Sudarso Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.
Gambar 4.21 Tampak Sisi Kiri Segmen 2 di Jalan Kolonel Yos Sudarso Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.
Bila ditinjau dari tingkat kepadatan bangunan di dalam kawasan penelitian ini, hampir seluruh segmen menunjukkan bangunan dengan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) rata-rata 80 % pada umumnya adalah bangunan dengan fungsi pergudangan dan pertokoan/permukiman (bangunan campuran) sepanjang Jalan Kolonel Yos Sudarso. Hal ini diindikasikan oleh jarak antar bangunan yang rapat (cenderung deret) dan berhimpitnya bangunan dengan jalan.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
69
☺
1,25 1,5
7,5
5,5
13,5
14
3
3
1,5 1,25
11,5
12,5
10
Gambar 4.22 Penampang Eksisting Segmen 2 di Jalan Kolonel Yos Sudarso Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.
Pada segmen 2 (dua) kondisi jalan lebih berpengaruh terhadap keberadaan pergudangan yang ditandai dengan banyaknya intensitas kegiatan. Hal ini juga dipengaruhi dengan letak bangunan pergudangan yang berdekatan dengan bibir sungai sepanjang 22,5 meter. Bila ditinjau dari letak bangunan tersebut kegiatan akan lebih mudah dalam pencapaian barang untuk diangkut ke kenderaan (media pengangkut). Bila penyediaan lapangan parkir tidak memadai maka kenderaan akan mempergunakan bahu jalan untuk lokasi parkir, hal ini menimbulkan suatu permasalahan yang kompleks dimana semakin kecilnya media jalan dari sisi kiri bangunan ke sisi kanan bangunan mempunyai panjangan sekitar 12 meter yang membuat gangguan sampingan akan semakin besar. Kebebasan kenderaan dalam hal ini tingkat palayanan jalan itu sendiri semakin besar akan menunjukkan angka mendekati 1, hal ini terjadi diwaktu pagi hari sewaktu kapal akan membongkar hasil penangkapan sehingga membuat intensitas kegiatan perdagangan dalam hal ini jual beli meningkat juga. Mengartikan gangguan
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
70
sampingan baik itu untuk kenderaan maupun pejalan kaki akan meningkat sehingga akan mempengaruhi tingkat pelayanan jalan. c. Segmen 3 Karakteristik pada segmen ini adalah banyaknya permukiman yang beralih menjadi tempat pertokoaan dan warung makan, sehingga kegiatan tersebut membuat karakter khusus pada segmen 3 (tiga) sebagai kawasan permukiman campuran dan pergudangan. Untuk melihat eksisting dari keberadaan jeringan jalan yang ada, dimana fungsi jalan tersebut sebagai penunjang kelancaran penghubung antara kawasan pelabuhan dengan kawasan pusat kota, adalah sebagai berikut : Fungsi
:
Jalan Arteri
Lebar Jalan
:
6 meter
Konstruksi
:
Aspal
Lalu lintas
:
Dua arah
Parkir
:
Di atas permukaan badan jalan (on street), pada bangunan yang di kembangkan berhimpit jalan maka ruang antara GSB dan GSJ dimanfaatkan sebagai ruang parkir.
Jalur pejalan kaki
:
Jalur pejalan kaki terletak di kedua sisi jalan dengan belum tersedianya pedesterian yang permanen secara khusus.
Bangunan
:
Berhimpitan dengan jalan sehingga membuat kurang adanya kenyamanan untuk berlalu lintas.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
71
Segmen 3
Kel. Pematang Pasir
a n h A s a . S
n
SKALA
a
:
1 0 .0 0 0
1
2
3
0
1 0 0
2 0 0
3 0 0
5 cm
5 0 0 m
Tam pak M elintang
. A
s
a
h
1
0
S
Gambar 4.23 Karakteristik Segmen 3 di Jalan Kolonel Yos Sudarso Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.
Untuk karakteristik pada segmen ini hampir bersamaan dengan segmensegmen yang lain akan tetapi intensitas kegiatan lebih sedikit yang disebabkan oleh berkurangnya atau hampir tidak ada kegiatan perdagangan yang khusus, akan tetapi di segmen ini peruntukkan lahan untuk pergudangan lebih banyak di bandingkan dengan segmen yang lain. Diketahui bahwa bangunan yang ada pada segmen ini untuk sisi kanan diperuntukkan untuk pergudangan dengan fungsi sebagai tempat penyimpanan dan penimbunan barang-barang hasil perikanan laut. Hal ini tidak lepas dari kemacetan
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
72
pada yang dikarenakan tidak tersedianya lahan parkir, dimana angkutan tersebut memanfaatkan bahu jalan dengan lebar 2 (dua) meter.
Gambar 4.24 Tampak Sisi Kanan Segmen 3 di Jalan Kolonel Yos Sudarso Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.
Gambar 4.25 Tampak Sisi Kiri Segmen 3 di Jalan Kolonel Yos Sudarso Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.
Bila dilihat dari gambar penampang eksisting pada segmen 3 ini kondisi permukiman jauh dari kesimbangan dengan kawasan yang serasi dan ideal untuk suatu lingkungan permukiman. Ini diperlihatkan dengan pola permukiman yang tidak teratur sehingga sirkulasi udara tidak sehat. Selain itu pada sisi kanan jalan pembangunan pergudangan tidak melihat kondisi lingkungan terutama bantaran sungai yang dipergunakan untuk pegudangan sehingga alur sungai dimanfaatkan sepanjang 10 – 15 meter.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
73
Bila kondisi ini tidak diantisipasi dari sekarang akan berpengaruh besar pada bahu jalan sisi kanan pada saat fungsi atau kelas jalan akan dinaikkan untuk mendukung perekonomian perkotaan selain untuk menata pinggiran sungai sebagai objek pelayanan publik.
☺
7,5
5,5
13,5
14
1,25 1,5
3
12
3
2 1,25
20
10
Gambar 4.26 Penampang Eksisting Segmen 3 di Jalan Kolonel Yos Sudarso Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.
Karakteristik jalan dari sisi penampang memperlihat ada kesemaan dengan segmen-segmen yang lain, dimana panjang bangunan baik itu pergudangan maupun bangunan campuran hampir bersamaan. Perbedaan yang sangat signifikan adalah bahu jalan lebih lebar 1 (satu) meter dari segmen yang lain. Akan tetapi ini belum menunjukkan kualitas jalan yang baik dari tingkat pelayanan jalan dikarenakan masih banyaknya gangguan samping pada kenderaan yang parkir di bahu jalan tersebut. Secara umum dari uraian karakteristik jalan pada masing-masing segmen diambil suatu kesemaan antara lain bahwa pada zona pergudangan pergerakan pejalan kaki terpusat di sekitar zona pedagang eceran dan pergudangan di sisi kanan sepanjang Jalan Kolonel Yos Sudarso dengan intensitas kegiatan yang sangat tinggi khususnya pada pagi hari dan siang hari. Intensitas pejalan kaki menurun pada sore hari. Pada malam hari intensitas pejalan kaki sangat rendah seiring dengan
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
74
berkurangnya aktivitas pada pasar musiman di sepanjang pergudangan. Disamping itu juga diarahkan untuk menghidupkan suasan kawasan penelitian serta peningkatan perekonomian masyarakat. Ini berarti pemanfaatan peruntukkan lahan telah mengalami perubahan dari peruntukkan bahu jalan menjadi tempat parkir dan tempat perdagangan. Untuk itu perlu penyediaan fasilitas yang memadai, sehingga menjamin keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Selain itu jalur pejalan kaki dari masing-masing belum menunjukkan media pejalan kaki, sementara diketahui lintasan pergerakan pejalan kaki menjadi ciri yang paling menonjol untuk menterjemahkan kejelasan suatu kota. Pengembangan jalur pejalan kaki dari semua segmen belum jelas karena kurang berkembang yang disebabkan oleh tidak tersedianya fasilitas dan sarana pejalan kaki yang nyaman. Di dalam kawasan penelitian terdapat beberapa pola aliran pejalan kaki dengan intensitas yang berbeda. Selain kondisi pejalan kaki secara umum untuk kondisi Jalan Kolonel Yos Sudarso adalah pola drainase. Pola drainase yang ada pada kawasan penelitian tidak terarah, hal ini belum tersedianya secara khusus jaringan drainase sepanjang jalan tersebut. Bila ini tidak cepat di lakukan penataan maka jalan tersebut akan mengalami kerusakan, apalagi diwaktu musim hujan. Berdasarkan kondisi perkembangan yang terjadi dalam kawasan penelitian maka tata guna lahan dan pemanfaatan ruang dengan karakter yang kuat perlu dikembangkan, khususnya pemanfaatan ruang yang mendukung kualitas lingkungan.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
75
Sedangkan pengaruh eksternal terhadap pemanfaatan lahan kawasan penelitian yang tidak sesuai dengan peruntukannya perlu dikendalikan. Dalam hal ini, yang terpenting adalah peruntukan lahan kawasan penelitian dapat mendorong perkuatan ekonomi masyarakat. Dengan dasar tersebut, langkahlangkah penentuan pemanfaatan lahan yang perlu di dalam kawasan penelitian memastikan jenis dan besaran tata guna lahan existing yang dipertahankan keberadaannya,
baik
dengan
melakukan
pengurangan,
dipertahankan
atau
dikembangkan dan mengantisipasi kebutuhan ruang dalam kawasan penelitian yang mungkin terjadi pada waktu yang akan datang dan mengarahkan agar tetap sesuai dengan kaidah perencanaan serta mendorong pertumbuhan ekonomi kota melalui perkembangan sektor-sektor strategis. Selanjutnya
untuk
mendukung
keberhasilan
pengembangan
kawasan
penelitian, maka perlu dilakukan pengaturan tata kegiatan yang sesuai. Dengan demikian maka perlu dilakukan pengaturan kegiatan-kegiatan yang boleh dan tidak boleh serta terbatas untuk dikembangkan di dalam kawasan penelitian. Pengaturan tersebut dilakukan melalui beberapa kajian yang berkelanjutan sehingga harapan dari perencanaan dan pengembangan pemanfaatan lahan di kawasan penelitian dapat terwujud. 4.9 Tingkat Pelayanan Jalan Berdasarkan tingkat pelayanan jalan yang dihasilkan di Jalan Kolonel Yos Sudarso pada Buku Data Formular Perserta Lomba Tertib Lalu Lintas Kota Tanjungbalai Tahun 2006 Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kota Tanjungbalai
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
76
sebesar 0,39 %. Ini menunjukkan angka yang baik, bahwa jalan tersebut di masukkan ke pada kelompok A (v/c < 0,6) yang mengartikan bahwa tingkat pelayanan yang diberikan suatu gambaran kondisi volume lalu lintas yang rendah dan kecepatan kenderaan dapat dilakukan sekehendak pengemudi. Akan tetapi sekelas Jalan Arteri ini tidak terlepas dari dari permasalahan yang sangat kompleks salah satu pada waktu terjadi transaksi kegiatan perdagangan yang berlokasi pada badan jalan tertentu yang mempunyai intensitas kegiatan seperti pada kawasan pergudangan yang memanfaatkan lahan baik itu sempadan jalan maupun sempadan sungai, sehingga menimbulkan kepadatan dan kemacetan pada satu titik ruas jalan tertentu. Jalan Kolonel Yos Sudarso pada saat ini merupakan jalan arteri yang mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai jalan arteri dan jalan kolektor (dalam kota). Keadaan ini menyebabkan terjadinya percampuran berbagai jenis arus pergerakan dan jenis kenderaan, yang menimbulkan kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi dan tidak efisien. Karakteristik lalu lintas yang sangat penting adalah arah lalu lintas. Hanya ada satu jenis prasarana jalan yang kapasitasnya dipengaruhi oleh faktor distribusi arah, yaitu jalan dua lajur dua arah. Umumnya jumlah lalu lintas total perhari adalah sama untuk masing-masing jurusan. Pada jam sibuk pagi arah masuk ke pelabuhan adalah lebih besar dan jam sibuk sore arah keluar dari pelabuhan lebih besar. Selain dari karakteristik jalan itu sendiri ada beberapa yang telah dikaji dalam penelitian ini secara umum tanpa kuantitatif sehingga dapat diketahui beberapa
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
77
faktor-faktor dominan yang mempengaruhi tingkat pelayanan jalan itu sendiri antara lain lebar jalan, bahu jalan, arah dan median jalan dan gangguan samping yang sering didapat dari masing-masing segmen di atas. Pada kawasan penelitian ini tingkat pelayanan jalan bila di kaitkan dengan arah lalu lintas yang ada merupakan sebagai penunjang kelancaran penghubung antara kawasan pelabuhan dengan kawasan pusat kota, sehingga untuk melihat pergerakan pada kawasan penelitian ini, kita perlu mengkaji lebih mendalam terhadap sistem dan karakteristik lalu lintas yang ada pada jalan tersebut.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
78
BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN
5.1 Jenis Kelamin Jenis kelamin responden dari hasil analisis tabulasi menghasilkan jumlah komposisi lebih besar pada jenis kelamin laki-laki sebesar 65 orang responden, sedangkan jenis kelamin perempuan sebesar 35 orang. Ini menunjukkan perbandingan sex ratio di lokasi penelitian setiap 100 orang lebih besar 65 % laki-laki dan 35 % perempuan responden.
Laki-Laki Perempuan 35
65
Gambar 5.1 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin Sumber : Hasil Analisis Pengolahan Data.
Kondisi perbandingan tersebut menunjukkan bahwa penduduk di lokasi penelitian mempunyai tingkat kualitas sumber daya manusia yang produktif dari banyak jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki. Ini mempengaruhi dari tingkat pergerakan untuk melakukan aktivitas sehari-sehari, dimana pergerakan lalu
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
79
lintas orang akan mempengaruhi juga jumlah tingkat pelayanan jalan seperti kenderaan pribadi dan kenderaan umum (transportasi masal). 5.2 Agama Kehidupan beragama di Kelurahan Pematang Pasir sangat besar pengaruhnya terhadap jumlah fasilitas peribadatan yang ada di lokasi penelitian. Diketahui bahwa jumlah mesjid dan mushollah merupakan fasilitas peribadatan yang terbanyak di Kelurahan Pematang Pasir sehingga jawaban responden yang menganut agam Islam terbesar di lokasi penelitian sebesar 75 %, disusul beragama Protestan sebesar 12 % dan beragama Katholik sebesar 9 %, sedangkan beragama Hindu hanya 4 %.
Kahtolik 9%
Hindu 4%
Protestan 12%
Islam 75%
Gambar 5.2 Karakteristik Responden Menurut Agama Sumber : Hasil Analisis Pengolahan Data.
5.3 Pekerjaan Tingkat mata pencaharian masyarakat di lokasi penelitian secara umum adalah sebagai nelayan mencapai 46 %, kemudian disusul pedagang sebesar 23 %, Pegawai
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
80
Swasta sebesar 18 % dan Petani sebesar 9 % serta Pegawai Negeri Sipil sebesar 4 %. Dari dasar ini maka terlihat dengan jelas bahwa pola pendapatan masyarakat bertumpu pada hasil penangkapan ikan dan perdagangan yang ada pada Kelurahan Pematang Pasir.
Petani 9%
PNS 4%
Pegawai Swasta 18%
Nelayan 46%
Pedagang 23%
Gambar 5.3 Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan Sumber : Hasil Analisis Pengolahan Data.
Diketahui guna lahan berkaitan dengan kegiatan aktivitas manusia yang memiliki sifat dinamis dari berbagai macam aktivitas yang dilakukannya. Oleh karena manusia membutuhkan wadah atau ruang dan tempat untuk melakukan aktivitasnya mengakibatkan perbedaan tempat atau lokasi dari kegiatan tersebut, sehingga menimbulkan suatu pergerakan dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Dari jawaban responden yang dikaitkan dengan aktivitas mereka kita dapat mengetahui sejauh mana pekerjaan yang mempergunakan fasilitas transportasi, sehingga media tersebut memerlukan tingkat pelayanan yang ideal.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
81
5.4 Pendidikan Tingkat pendidikan responden di daerah penelitian kurang baik, hal ini dicerminkan oleh tingginya presentase pendidikan yang dijawab oleh responden, SLTP 37 % dan SMA 32 %. Sedangkan tingkat pendidikan yang lebih tinggi seperti Akademi/Perguruan tinggi masih sedikit. Untuk lebih jelasnya jawaban responden tentang tingkat pendidikan dilokasi penelitian secara merata terdistribusi sebagai berikut : tamat SD sebesar 21 %, tamat SLTP sebesar 37 %, tamat SMA sebesar 32 % dan tamat Akademi/Perguruan Tinggi sebesar 10 %.
Akademi/Pergur uan Tinggi 10%
SD 21%
SMA 32% SLTP 37%
Gambar 5.4 Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Sumber : Hasil Analisis Pengolahan Data.
Aksesibilitas yang merupakan salah satu pengaruh rendahnya tingkat pendidikan dimana kemudahan untuk mencapai fasilitas pendidikan sangat rendah misalnya kondisi jalan yang belum baik, jenis alat angkutan yang kurang tersedia, kurangnya frekuensi keberangkatan dan jarak sekolah yang begitu jauh. Sehingga
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
82
masih banyak siswa di lokasi penelitian yang bersekolah ke pusat kota maupun daerah hinterlandnya yang mempergunakan angkutan umum maupun pribadi sehingga memerlukan biaya tambahan. 5.5 Luas dan Bentuk Bangunan Sebagian besar responden memiliki bentuk bangunan yang dipergunakan untuk tempat tinggal (rumah tunggal) sebesar 65 %. Hal ini ditandai dengan banyak perumahan nelayan dan perumahan di atas bantaran kereta api yang menunjukkan lingkungan perumahan responden yang belum memenuhi standar persyaratan kesehatan, kenyamanan, keamanan, ketertiban, keindahan dan berwawasan lingkungan.
8%
23% < 100 m2 100 m2 - 150 m2 150 m2 - 250 m2
38%
> 250 m2 31%
Gambar 5.5 Karakteristik Responden Menurut Luas dan Bentuk Sumber : Hasil Analisis Pengolahan Data.
Bila dilihat dari jawaban responden terhadap luas bangunan rata-rata responden menunjukkan angka yang sangat rendah dapat dilihat dari jawaban responden yang menyatakan bahwa luas lebih kecil dari 100 m2 sebesar 23 %, 100 –
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
83
150 m2 sebesar 31 %, 150 – 250 m2 sebesar 38 % dan lebih besar dari 250 m2 sebesar 8 %. Kondisi luas dan bentuk bangunan pada lokasi penelitian menggambarkan bahwa presentase lahan yang tertutup bangunan sangat tinggi. Ini menandakan bahwa masyarakat mungkin menginginkan seluruh lahan yang dimilikinya dijadikan bangunan karena lebih menguntungkan di tinjau dari sudut pendapatan yang mungkin diperoleh nantinya. Akan tetapi apabila hal ini terjadi, kondisi lingkungan menjadi tidak nyaman/pengap, arus angin akan terganggu, kurangnya taman atau halaman hijau, udara setempat akan kekurangan oksigen yang berdampak pada kesehatan. 5.6 Pendapatan Rata-rata pendapatan responden menunjukkan angka yang sangat rendah, ini dapat dilihat dari banyaknya responden yang menjawab pendapatan/bulan sebesar Rp. 300.001 – Rp. 600.000,- (25 %). Hal ini menunjukkan tingkat pendapatan yang rendah. Tingkat pendapatan responden rata-rata untuk tiap bulan dapat di uraikan sebagai berikut : antara lain lebih kecil dari Rp. 300.000,- menjawab sebesar 16 %, Rp. 300.001 – Rp. 600.000 menjawab sebesar 25 %, Rp. 600.001 – Rp. 800.000 menjawab sebesar 24 %, Rp. 800.001 – Rp. 1.000.000 menjawab sebesar 17 % dan di atas dari Rp. 1.000.001 menjawab sebesar 18 %.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
84
16%
18%
< Rp. 300.000 Rp.300.001 - Rp. 600.000 Rp.600.001 - Rp. 800.000 17%
25%
Rp.800.001 - Rp. 1.000.000 > Rp. 1.000.001
24%
Gambar 5.6 Karakteristik Responden Menurut Pendapatan Sumber : Hasil Analisis Pengolahan Data.
Dari hasil di atas bahwa pendapatan masyarakat berkaitan erat dengan mata pencaharian. Dimana mata pencaharian di lokasi penelitian yang tertumpu pada hasil penangkapan ikan dan perdagangan jual beli ikan di sekitar lokasi perumahan dan pergudangan. Sehingga tingkat pendapatan masyarakat sangat tergantung kepada hasil penangkapan ikan atau jual beli ikan.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
85
BAB VI HASIL EVALUASI TINGKAT PELAYANAN JALAN SEBAGAI PENUNJANG PERENCENAAN DAN PENGEMBANGAN PEMANFAATAN LAHAN
Peranan sistem transportasi dalam hal ini yang berkaitan dengan tingkat pelayanan jalan sangat berperan dalam pengembangan perkotaan, hal ini dikarenakan transportasi salah satu sistem dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan wilayah. Untuk itu dalam mengembangkan suatu kota diperlukan suatu jaringan transportasi yang mempunyai manajemen dan sarana prasarana penunjang yang memadai untuk melancarkan aktivitas pergerakan di dalam kawasan perkotaan. Banyak dampak yang ditimbulkan akibat kemacetan lalu lintas yang terjadi akibat rendahnya tingkat pelayanan jalan seperti : lambatnya perkembangan wilayah kota, polusi dan borosnya pemakaian bahan bakar. Selain itu perkembangan kota juga akan dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain fasilitas, topografi, harga tanah, kenyamanan dan juga dipengaruhi oleh jarak tempuh, waktu tempuh dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai ke satu tujuan dari dan ke tempat aktivitas setiap individu sehari-hari. Suatu wilayah atau kota akan lebih cepat berkembang dari wilayah lainnya apabila persyaratan tersebut lebih baik dari wilayah lain. Oleh karena itu penulis dalam hal ini membatasi evaluasi yang dilakukan adalah tinjauan secara partisipatif
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
86
kepada masyarakat yang ada di sekitar lokasi penelitian sebagai pendorong perencanaan dan pengembangan pemanfaatan lahan. Oleh karena itu evaluasi yang dilakukan adalah mengevaluasi beberapa faktor-faktor baik itu pendukung maupun penghambat dari sistem tingkat pelayanan jalan tersebut. Beberapa faktor-faktor tersebut antara lain evaluasi karakteristik jalan, evalusi perubahan lahan, evaluasi peruntukan lahan di sekitar jalan tersebut serta dikaitkan dengan kondisi sosial lingkungan sebagai salah satu faktor dominan, hal ini dikarenakan oleh keterlibatan langsung sebagai pengguna jalan (user). Untuk mengetahui hasil evaluasi tersebut, dapat kita uraikan di bawah ini. 6.1 Evaluasi Karakteristik Jalan Kolonel Yos Sudarso Evaluasi karakteristik Jalan Kolonel Yos Sudarso memuat evaluasi tingkat kemampuan suatu jalan terhadap tahapan-tahapan dari kondisi yang ada dengan beberapa trase dari masing-masing segmen jalan tersebut, sehingga perbandingan karakteristik dari masing-masing segmen dapat terlihat dengan jelas. Dari hasil evaluasi ini dapat disimpulkan beberapa faktor dominan yang secara langsung mempengaruhi tingkat pelayanan jalan secara kualitas jalan yang ada, sehingga nantinya dapat berhubungan erat dengan jenis karakteristik masing-masing segmen jalan tersebut. a. Segmen 1 Pada segmen ini diketahui karakteristik jalan sangat berpariasi antara trase yang satu dengan trase yang lain, hal ini diperlihatkan dengan jenis karakteristik yang
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
87
berbeda antara satu trase dengan trase yang lain pada satu segmen. Bila ditinjau dari lebar bahu jalan dari masing-masing trase jalan bahwa kondisi bahu jalan tidak menunjakan angka yang ideal untuk sekelas jalan arteri. Terutama pada trase 2 dan trase 3 yang diakibatkan oleh adanya bangunan yang mempergunakan bahu jalan sebagai lokasi bangunan. Berdasarkan keterangan diatas dan diperjelas pada gambar di bawah ini sehingga diketahui secara umum rata-rata lebar bahu jalan pada daerah penelitian yang mempunyai dampak negatif terhadap tingkat pelayanan jalan dengan adanya gangguan samping bagi pengguna kenderaan maupun pejalan kaki. Ini diperlihatkan dengan lebar dari rata-rata masing-masing trase jalan selebar 2 meter. Dari kemungkinan yang terjadi pada segmen jalan ini adalah belum tersedianya tempat parkir, dimana diketahui bahwa segmen jalan ini merupakan kawasan pergudangan yang memerlukan lokasi parkir yang memadai. Selain itu fasilitas pendukung yang sangat signifikan pada suatu ruas jalan adalah ketersediaan jaringan drainase. Ketersediaan jaringan ini sangat mempengaruhi kualitas jalan dan daya dukung jalan pada masa yang akan datang. Karakteristik khusus pada segmen ini ada beberapa trase (trase 4 dan trase 5) jalan yang mempunyai lebar bahu jalan dan sempadan bangunan yang berdampingan dengan sempadan sungai sehingga bahu jalan mempunyai fungsi ganda sebagai penahan bahu jalan dan juga sebagai penahan bibir sungai, hal ini akan mempengaruhi kinerja badan jalan.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
88
SKALA 1 : 10.000 0
1
2
3
5 cm
0
1 0 0
2 0 0
3 0 0
5 0 0 m
Tam pak M elintang
n
Kel. Pematang Pasir
a
Segmen 1
. A
s
a
h
S
No.
Jenis Karakteristik
Kondisi Eksisting Segmen 1 (meter) Trase 1
Trase 2
1. Lebar Jalan 6 6 2. Lebar Bahu Jalan (Barem) 2 1,5 3. Pedesterian (Trotoar) 1,2 1 4. Drainase 0 0 5. Sempadan Bangunan 1 1,5 6. Lokasi Parkir 1.5 1 Gambar 6.1 Evaluasi Karakteristik Jalan Pada Segmen 1
Trase 3 Trase 4 Trase 5 6 1,5 1 0 1 1
6 2 2 0 2 1,5
6 2 1,25 0 2 1,5
Sumber : Hasil Analisis dan Pengolahan di Lapangan.
b. Segmen 2 Pada segmen (dua) evaluasi karakteristik jalan sangat ditentukan oleh kegiatan atau intensitas masyarakat pengguna jalan yang dilihat berdasarkan
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
89
intensitas waktu kegiatan. Hal ini disebabkan oleh kondisi jalan pada waktu tertentu yang mengalami kemacetan diakibatkan oleh badan jalan yang menyempit dengan tingginya intensitas kegiatan perdagangan dengan memanfaatkan badan dan bahu jalan sebagai lokasi perdagangan sehingga kecepatan kenderaan rendah dan besarnya gangguan samping. Rendahnya kecepatan kenderaan sehingga berpengaruh besar kepada penghematan bahan bakar. Dengan demikian dapat diketahui untuk mencapai suatu kawasan yang rendah tingkat pelayanan jalannya dan kecepatan kenderaan yang rendah juga dalam arti tingginya kemacetan membutuhkan pemakaian bahan bakar yang besar dan mungkin tingkat keausan peralatan kenderaan akan semakin cepat habis. Bentuk bangunan pada segmen ini berupa pergudangan dan bangunan campuran antara permukiman dan pertokooan yang mempengaruhi tingkat pelayanan jalan, diperlihatkan dengan bentuk yang ada pada bangunan tersebut, bahwa bangunan pergudangan terdapat pada sisi kanan sedangkan bangunan campuran permukiman pada sisi kiri memanfaatkan bahu jalan dan sempadan bangunan sebagai tempat parkir yang mempengaruhi kegiatan pergudangan sebagai tempat bongkar muat barang. Dari kondisi ini tingkat pelayanan jalan menunjukan pengaruh waktu yang sangat besar, dalam arti kenderaan berhenti maupun parkir apabila kegiatan pergudangan berlangsung. Bila pada waktu sore dan hari libur tingkat pelayanan jalan tidak menunjukkan kesemerawutan atau kemacetan.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
90
SKALA 1 : 10.000 0
1
2
3
5 cm
0
1 0 0
2 0 0
3 0 0
5 0 0 m
Tam pak M elintang
Kel. Pematang Pasir
S
Segmen 2
No.
Jenis Karakteristik
a s .A
h
a
n
Kondisi Eksisting Segmen 2 (meter) Trase 1
Trase 2
1. Lebar Jalan 6 6 2. Lebar Bahu Jalan (Barem) 1 1 3. Pedesterian (Trotoar) 1 1 4. Drainase 0 0 5. Sempadan Bangunan 1 1 6. Lokasi Parkir 1.5 1 Gambar 6.2 Evaluasi Karakteristik Jalan Pada Segmen 2
Trase 3 Trase 4 Trase 5 6 1 1 0 1 1
6 1 1 0 1 1,5
6 1 1,25 0 1 1,5
Sumber : Hasil Analisis dan Pengolahan di Lapangan.
Berdasarkan keterangan gambar di atas, bahwa karakteristik pada segmen ini lebih berpengaruh terhadap lebar jalan maupun lebar bahu jalan. Dimana dari data masing-masing karakteristik jalan pada segmen ini memperlihatkan kondisi jalan
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
91
yang tidak ideal sebagai jalan arteri pada waktu tertentu (pagi dan siang). Dengan arti lain pengguna jalan kurang nyaman untuk melakukan manuver yang disebabkan oleh intensitas kegiatan perdagangan memanfaatkan bahu jalan selebar 1 meter untuk tempat berjualan. Selain itu sempadan bangunan juga mempunyai kesamaan dimana bangunan dari sisi kiri dan kanan memanfaatkan bahu jalan sebagai bangunan, sehingga untuk tempat parkir tidak tersedia. Hambatan kenderaan pada segmen ini terjadi juga pada waktu tertentu dimana kenderaan yang melewati bahu jalan berhenti pada waktu tertentu sehingga tingkat gangguan samping meningkat, hal ini banyak pejalan kaki mempergunakan bahu jalan dikerenakan belum tersedianya pedestarian pejalan kaki . Sehingga pejalan kaki memanfaatkan badan jalan yang menimbulkan gangguan terhadap kenderaan lain yang melintasi jalan ini. Kondisi bangunan dari masing-masing trase sangat mempengaruhi tingkat pelayanan jalan yang mengartikan bahwa kebanyakan bangunan pada segmen ini baik itu pergudangan maupun campuran memanfaatkan bahu jalan sebagai lokasi bangunan sehingga sempadan bangunan mengalami tumpang tindih sebagai bahu jalan juga sebaga sempadan bangunan. Berdasarkan kondisi ini badan jalan berpengaruh besar terhadap tingkat pelayanan jalan itu sendiri dengan kecepatan kenderaan dan lokasi parkir. c. Segmen 3 Secara umum pada segmen ini sangat berbeda dengan segmen-segmen yang lain, perbedaan ini diperlihatkan dengan lebarnya bahu jalan dari masing-masing trase
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
92
lebih lebar 1 meter karena lebar bahu jalan 2 meter. Selain itu kegiatan pada segmen ini telah menurun bila dibandingkan dengan segmen 2. SKALA
1
:
1 0.0 0 0
0
1
2
3
5 cm
0
1 0 0
2 0 0
3 0 0
5 0 0 m
Tam pak M elintang
Segmen 3
S
Kel. Pematang Pasir
No.
Jenis Karakteristik
a s .A
h
a
n
Kondisi Eksisting Segmen 3 (meter) Trase 1
Trase 2
1. Lebar Jalan 6 6 2. Lebar Bahu Jalan (Barem) 2 2 3. Pedesterian (Trotoar) 1,5 1,5 4. Drainase 0 0 5. Sempadan Bangunan 1,5 1,5 6. Lokasi Parkir 1.5 2 Gambar 6.3 Evaluasi Karakteristik Jalan Pada Segmen 3
Trase 3 Trase 4 Trase 5 6 1,5 1,5 0 1 2
6 2 1,5 0 2 2,5
6 2 1,5 0 2 2,5
Sumber : Hasil Analisis dan Pengolahan di Lapangan.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
93
Intensitas kegiatan pada segmen ini juga hampir tidak ada, hal ini dikarenakan kegunaan maupun fungsi pergudangan adalah tempat penimbunan hasil perikanan sementara yang akan di kirim ke daerah hinterland. Selain itu pada sisi kiri segmen ini bangunan campuran tidak memanfaatkan bahu jalan sebagai lokasi kegiatan maupun bangunan yang berpengaruh terhadap tingkat pelayanan jalan dengan kecepatan kenderaan. Pola pergerakan angkutan lalu lintas pada hakekatnya dipengaruhi oleh intensitas dan pola penggunaan lahan kota, tingkat kepemilikan kenderaan, ketersediaan dan pola jaringan jalan, jumlah penduduk dan distribusi hunian dalam kota mempengaruhi suatu tingkat pelayanan jalan terhadap pola pemanfaatan ruang. Bila dilihat pada lokasi penelitian bahwa intensitas kegiatan tertinggi terdapat pada waktu tertentu. Secara umum dari uraian diatas, terlihat bahwa kegiatan-kegiatan berkembang dan mengelompok secara sektoral dari pusat kota yang mengikuti pola jeringan jalan. Peranan jaringan jalan dalam pengembangan wilayah sangat besar dikarenakan untuk membuat atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Untuk dapat mengembangkan suatu wilayah diperlukan suatu jeringan jalan yang memadai sebagai salah satu sarana penunjang aktifitas pergerakan yang ada. Dari evaluasi di atas banyak faktor-faktor yang mempengaruhi akibat rendahnya tingkat pelayanan jalan secara kualitas yang ditinjau dari segi waktu antara lain lambatnya perkembangan wilayah kota, polusi dan borosnya pemakaian bahan bakar.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
94
Perencanaan dan pengembangan kota akan juga dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain fasilitas, topografi, harga tanah, kenyamanan dan juga dipengaruhi oleh jarak tempuh, waktu tempuh, dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai suatu bagian wilayah atau kota dari dan ke tempat aktifitas setiap individu sehari-hari. 6.2 Evaluasi Perbandingan Penggunaan Lahan dengan Karakteristik Jalan Kolonel Yos Sudarso Setiap pembangunan yang berwawasan lingkungan tertutama fisik, akan berdampak langsung terhadap pertumbuhan transportasi dan sebaliknya pertumbuhan transportasi akan mempengaruhi perkembangan struktur ruang sehingga transportasi dan pemanfaatan lahan saling berkaitan satu sama lain. Secara teoritis dampak yang akan muncul akibat suatu kegiatan terhadap aktivitas lainnya bisa berdampak langsung kepada lingkungan sekitar tempat tinggal. Jadi transportasi (tingkat pelayanan jalan) perlu meningkatkan interaksi antar aktifitas atau guna lahan yang diukur melalui waktu pengguna jalan melakukan aktifitas sehinngga jalan tersebut mempunyai daya tarik tertentu dibandingkan dengan jalan yang lain. Berdasarkan teori nantinya dapat memberikan penjelasan tentang peran transportasi dalam kerangka pembangunan suatu kota untuk memberikan pelayanan bagi kegiatan suatu kota dan dapat mengarahkan pembangunan kota tersebut. Selain itu, tinjauan kinerja suatu jaringan jalan akan memberikan gambaran tentang tingkat pelayanan suatu ruas jalan dalam melayani pergerakan. Pemahaman terhadap hal ini akan memberikan gambaran tentang pentingnya peranan sistem transportasi suatu kota dalam menyalurkan pergerakan.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
95
Berdasarkan Morlok (1992:212) bahwa Tingkat pelayan Jalan (Level of Service/LOS) adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengetahui kualitas suatu ruas jalan tertentu dalam melayani arus lalu lintas yang melewatinya. Tingkat pelayanan jalan dilihat dari perbandingan antara volume lalu lintas dengan kapasitas jalan (VCR)serta kecepatan lalu lintas pada ruas jalan tersebut, yang ditentukan oleh tingkatan. Semakin tinggi volume lalu lintas pada ruas jalan tertentu maka tingkat pelayanan jalannya akan semakin menurun. Titik dimana suatu perubahan dibuat dalam tingkat pelayanan, misal A ke B, ditentukan berdasarkan pertimbangan teknis secara kolektif. Hubungan secara umum antara kecepatan, tingkat pelayanan jalan dan rasio volume terhadap kapasitas untuk jalan terlihat pada dibawah ini.
A
Tingkat Pelayanan A
B
Kecepatan Operasi
Tingkat Pelayanan B
C Tingkat Pelayanan C
D Tingkat Pelayanan D
E F
Tingkat Pelayanan E
at Pe Tingk
0
an F layan
Rasio Volume/Kapasitas (V/C)
1,0
Sumber : Morlok, 1988 : 213
Gambar 6.4 Tingkat Pelayanan Jalan Sumber : Morlok, 1991.
Untuk mengevaluasi tingkat pelayanan jalan Kolonel Yos Sudarso berdasarkan teori di atas maka kita dapat membandingkan karakteristik jalan dengan penggunaan lahan dari tiap masing-masing segmen.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
96
a. Segmen 1 Perencanaan dan pengembangan wilayah sangat berpengaruh terhadap kesediaan prasarana dan sarana dasar umum antara lain tempat sekolah, tempat berbelanja, timpat peribadatan, tempat hiburan dan lain-lain yang semua juga sangat tergantung pada rencana jaringan jalan. Ini disesuaikan dengan beberapa uraian teoritis yang telah di uraikan pada bab bagian terdepan. Dari hasil evaluasi perbandingan karakteristik jalan dengan penggunahan lahan dapat kita melihat sejauh mana tingkat pelayanan jalan yang diberikan terhadap pengguna jalan.
L o k a si K e m a c e ta n A k ib a t B a d a n J a la n M e n y e m p it 3 m
P e n y e m p it a n B a h u J a la n 1 , 5 m
Segmen 1
P e d e s t a r ia n B e lu m t e r s e d ia P e n y e m p it a n b a d a n J a la n 1 m
P e rm u kim a n
Sem p a da n B a n gu n a n M em p ergu n a ka n B a h u J a la n 1 m
S.
A
s
a
h
a
C a m p u ra n
n
P e rg u d a n g a n
SKALA 1 : 8.000 0
1
2
3
5 cm
0
8 0
1 6 0
2 4 0
4 0 0 m
Gambar 6.5 Evaluasi Perbandingan Penggunaan Lahan dengan Karakteristik Jalan Pada Segmen 1 Sumber : Hasil Analisis dan Pengolahan Data.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
97
Gambar di atas memperlihatkan kondisi jalan baik itu dari karakteristik jalan itu sendiri maupun dari penggunaan lahan yang belum memberikan kepuasan pada pengguna jalan maupun pada masyarakat sekitar jalan itu sendiri. Ini berkaitan dengan manajemen guna lahan, dimana jika nilai sosial diabaikan akan menimbulkan permasalahan sosial yang sangat signifikan. Dari hasil perbandingan di atas memperlihatkan bahwa gangguan samping pada suatu ruas jalan sangat mempengaruhi tingkat pelyanan jalan. Lokasi kemacetan dipengaruhi oleh lebar bahu jalan yang menyempit 1,5 meter, sempadan bangunan yang mempergunakan bahu jalan 1 meter dan lokasi pedestarian yang belum tersedia sehingga lebar badan jalan secara tak langsung akan menyempit juga sampai pada 3 meter. Dari menyempitnya badan jalan ini mempengaruhi gangguan samping pengguna jalan sehingga kemacetan pada satu trase jalan sering terjadi. b. Segmen 2 Diketahui bahwa masyarakat mempunyai sifat yang dinamis dalam arti yaitu mengenai dinamika pemilihan tempat tinggal yang dikaitkan dengan tempat atau lokasi dia dimana bekerja. Sementara diketahui bahwa tempat tinggal mempengaruhi karakteristik hunian dalam memilih lokasi hunian dalam hal ini kaitannya dengan aksesibilitas. Lokasi tempat tinggal yang diharapkan harus mudah ditempuh dengan aksesibilitas yang baik. Kemudahan pelayanan transportasi kota yang menjadi alasan bagi orang bertempat tinggal untuk ke tempat kerjanya. Hal inilah yang dijadikan alasan tumbuh kembangnya permukiman di lokasi penelitian.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
98
L o k a si K em a c e ta n A k ib a t P e n y e m p it a n B a d a n J a la n 2 , 5 m
P e n y e m p it a n B a h u J a la n 1 m
P e n y e m p it a n B a h u J a la n D ip e r g u n a k a n U n t u k P a r k ir 1 m
Segmen 2
P e rm u kim a n
S. S em p a d a n B a n gu n a n M em p ergu n a ka n B a h u J a la n 1 m
A
s
P e d e s t a r ia n B e lu m t e r s e d ia P e n y e m p it a n b a d a n J a la n 1 m
a
h
a
C a m p u ra n
n
P e rg u d a n g a n
SKALA 1 : 8.000 0
1
2
3
5 cm
0
8 0
1 6 0
2 4 0
4 0 0 m
Gambar 6.6 Evaluasi Perbandingan Penggunaan Lahan dengan Karakteristik Jalan Pada Segmen 2 Sumber : Hasil Analisis dan Pengolahan Data.
Dari hasil perbandingan diatas diketahui banyaknya lokasi kemacetan pada satu ruas jalan menunjukkan intensitas kegiatan pada lokasi ini yang sanggat tinggi. Pada lokasi ini merupakan suatu kawasan pusat perdagangan untuk masyarakat sekitar, hal ini terjadi dikarenakan adanya kawasan pergudangan penampungan hasil perikanan laut. Adanya pergudangan ini mempengaruhi dari lokasi parkir, aksessibilitas dan pedestarian. Perbandingan karakteristik jalan dan penggunaan lahan memperlihatkan secara jelas bahwa pemanfaatan bahu jalan dan pemakaian sempadan bangunan
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
99
sebagai lokasi perdagangan sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat pelayanan jalan yang diberikan. Dari gambar di atas bahwa kemacetan terjadi dikarenakan lebar badan jalan mencapai 2,5 meter, sehingga arus lalu lintas mempergunakan sebahagian dari lebar jalan dalam arti yang lewat hanya pada satu arah saja. Nilai kenyamanan berlalu lintas sangat berpengaruh pada lokasi ini sehingga sifat transportasi yang mudah, murah dan nyaman belum dapat diterima masyarakat. Sementara jalan tersebut diketahui adalah ruas jalan yang melayani rute pergerakan antar kota kabupaten, dan pergerakan barang dan penumpang untuk menghubungkan arah barat dan timur Kota Tanjungbalai antara Kecamatan Teluk Nibung ke Wilayah Kabupaten Asahan selanjutnya ke arah Selatan menghubungkan dengan Kabupaten Asahan sampai ke Ibukota Propinsi Sumatera Utara. c. Segmen 3 Dari gambaran di bawaha ini keberadaan jalan sebagai media untuk mempelancar aktivitas sehari-sehari sangat berbeda dengan segmen-segmen yang lain karena lokasi kemacetan tidak terjadi. Pemakaian bahu jalan dan lokasi parkir memang ada terdapat pada satu trase jalan tetapi tidak berhimpitan bersamaan sehingga lebar badan jalan pada kondisi normal, akan tetapi gangguan tidak luput pada segmen ini. Pengaruh gangguan samping sehingga mempuat tingkat pelayanan jalan rendah diakibatkan oleh adanya pemakaian lokasi parkir untuk kenderaan pengangkut hasil perikanan. Lokasi parkir pada segmen ini sangat berpengaruh besar dikarenakan
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
100
banyaknya pergudangan yang mempergunakan angkutan atau kenderaan bersumbu panjang sehingga media lokasi parkir memerlukan lahan yang besar.
P e n y e m p it a n B a h u J a la n 1 m
Segmen 3
P e rm u kim a n
P e n y e m p it a n B a h u J a la n D ip e r g u n a k a n U n t u k P a r k ir 1 , 5 m S em p a d a n B a n gu n a n M em p ergu n a ka n B a h u J a la n 1 m
A S.
a n h s a
C a m p u ra n P e rg u d a n g a n
S K A LA 1 : 8.000 0
1
2
3
5 cm
0
8 0
1 6 0
2 4 0
4 0 0 m
Gambar 6.7 Evaluasi Perbandingan Penggunaan Lahan dengan Karakteristik Jalan Pada Segmen 3 Sumber : Hasil Analisis dan Pengolahan Data.
6.3 Evaluasi Perubahan Lahan Jalan Kolonel Yos Sudarso Tempat tinggal yang menempati areal paling luas dalam pemanfaatan ruang di Kelurahan Pematang Pasir mengalami perkembangan yang selaras dengan perkembangan penduduk dan mempunyai pola-pola tertentu sehingga menciptakan bentuk dan struktur suatu kawasan yang berbeda dengan kawasan lainnya.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
101
Perkembangan tempat tinggal pada bagian-bagian kawasan di sekitar Jalan Kolonel Yos Sudarso tidak sama, tergantung pada karakteristik kehidupan masyarakatnya, potensi sumber daya (kesempatan kerja) yang tersedia, kondisi fisik serta fasilitas yang ada ini berkaitan erat dengan transportasi (tingkat pelayanan jalan). Jadi bila ditinjau dari hasil analisis di kaitkan dengan teoritis maka perubahan lahan mempengaruhi pertumbuhan suatu kota itu sendiri maka percepatan pertumbuhan akan menampakkan perubahan pada fisik kota. Diketahui bahwa dari waktu ke waktu bentuk fisik kota selalu mengalami perubahan sementara batas administrasi atau lahan yang tersedia tidak mengalami penambahan. a. Segmen 1 Dari tabel di atas di peroleh hasil pengolahan data pada kondisi lingkungan responden dominan menjawab keadaan lingkungan yang ditinjau dari kondisi penghijauan di lokasi penelitian. Bila dikaitkan dengan karakteristik jalan bahwa kondisi lingkungan yang sesuai dengan jawaban responden pada kondisi eksisting belum ada dimana peruntukkan lahan seluruhnya dipergunakan untuk bahu, sempadan dan badan jalan. Perubahan lahan pada segmen 1 dari Tahun 1995 sampai 2007 tidak ada menunjukkan perubahan yang sangat signifikan terhadapat perencanaan dan pemanfaatan lahan. Pembangunan yang sangat berpengaruh pada segmen ini adalah meningkatnya permukiman kumuh pada lokasi rel kereta api. Terkonsentrasinya kegiatan perkotaan pada segmen ini membuat pertumbuhan permukiman sebagai tempat tinggal yang tidak jauh dari lokasi tempat kerja.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
102
Tahun 1995
Tahun 2000
Segmen 1
Segmen 1
A S.
s
a
h
a
Tahun 2007
Segmen 1
n
A S.
s
a
h
a
n
A S.
s
a
h
a
n
Gambar 6.8 Evaluasi Perubahan Lahan Pada Segmen 1 Sumber : Hasil Analisis dan Pengolahan Data.
Perubahan lagan juga nampak pada pembangunan pergudangan yang memanfaatkan lahan pinggiran sungai sebagai lokasi yang sangat strategis dari segi ekonomi. Sehingga mempengaruhi juga pembangunan campuran sebagai pendukung dari kegiatan pergudangan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. b. Segmen 2 Perkembangan perumahan yang demikian itu mengakibatkan penurunan kerapatan bangunan perumahan secara linier dari daerah pusat kota ke arah pinggiran kota, namun pada sisi lain potensi gradasi lingkungan cenderung semakin berkurang kearah luar kota. Hal ini banyak dijumpai pada segmen 2 dikarenakan lokasi tempat tinggal tidak jauh dari lokasi kerja. Dorongan kelompok masyarakat yang ekonomi kuat lebih menyukai tinggal di daerah pinggiran kota, sementara kelompok penduduk ekonomi lemah memilih bertempat tinggal di daerah pusat kota atau yang dekat tempat kerja meskipun dengan kondisi lingkungan yang marginal. Pada gilirannya mereka membentuk terciptanya
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
103
struktur perumahan, yang berdasarkan strata sosial-ekonomi masyarakat tersebut dikenal sebagai perumahan kelas atas, menengah dan bawah atau yang lebih dikenal dengan perumahan kumuh. Dari pendapat ini bila dikaitkan dengan keberadaan bangunan yang berada di sisi kiri dan kanan segmen ini sangat erat hubungannya dengan karakteristik jalan yang ada dan jawaban responden sehingga faktor karakteristik jalan dapat dijadikan salah satu bahwa rendahnya tingkat pelayanan jalan pada segmen ini. Tahun 1995
Tahun 2000
Segmen 2
Segmen 2
S.
A
s
a
h
a
Tahun 2007
Segmen 2
n
S.
A
s
a
h
a
n
S.
A
s
a
h
a
n
Gambar 6.9 Evaluasi Perubahan Lahan Pada Segmen 2 Sumber : Hasil Analisis dan Pengolahan Data.
Pertumbuhan kebutuhan ruang pada segmen ini mendorong terjadinya pergesaran penggunaan lahan di pusat kota yang lebih diarahkan pada pusat perdagangan dan jasa. Kebutuhan akan ruang terutama lahan perumahan dan pergudangan mendorong perluasan Kota Tanjungbalai ke arah Utara didukung dengan keberadaan Pelabuhan Teluk Nibung. Salah satu wilayah tersebut adalah wilayah Kecamatan Teluk Nibung yang fungsi utamanya adalah Kawasan Eksport. Fenomena ini mendorong semakin berkembang khususnya pergudangan dan
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
104
campuran terutama pada bagian yang memiliki akses terhadap jalan utama yaitu Jalan Kolonel Yos Sudarso sebagai jalan penghubung utama ke wilayah pelabuhan dan wilayah lainnya. Perkembangan yang pesat dari pergudangan dan campuran dikawasan ini diperkirakan dapat berpengaruh terhadap tingkat pelayanan Jalan Kolonel Yos Sudarso khususnya pada segmen ini. c. Segmen 3 Evaluasi dampak tingkat pelayanan suatu jalan bukan hanya di lihat dari suatu permasalahan tentang pengoperasian saja akan tetapi di lihat juga kepada perancangan lalu lintas dengan aspek keamanan dan ekonomi. Sehingga hubungan tingkat pelayanan Jalan Kolonel Yos Sudarso pada saat ini berdasarkan lokasi ketersediaan sarana prasarana ke letak rumah sangat kurang dan tidak memuaskan. Ketidak puasan ini merupakan indikasi pengguna jalan belum menunjukkan tingkat kenyamanan pada kondisi dan tata letak jalan tersebut kepada tempat tinggal menuju fasilitas prasarana dan sarana dasar umum (ke pusat kota). Tahun 1995
Segmen 3
A S.
Tahun 2000
Segmen 3
n h a s a
A S.
n h a s a
Tahun 2007
Segmen 3
A S.
n h a s a
Gambar 6.10 Evaluasi Perubahan Lahan Pada Segmen 3 Sumber : Hasil Analisis dan Pengolahan Data.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
105
Dari keterkaitan kondisi sosial lingkungan dan karakteristik jalan didapat kenyataan
bahwa
pergerakan
penghuni
campuran
dan
intensitas
kegiatan
pergudangan berpengaruh terhadap tingkat pelayanan jalan yang ada pada segmen 3. Hal ini bisa dilihat dari waktu puncak pergerakan pagi dan sore hari sehingga tingkat pelayanan jalan saat ini cukup buruk. Dengan adanya kegiatan intensitas di pergudangan dan campuran pembebanan meningkat sehingga tingkat pelayanannya semakin buruk dengan catatan tidak ada penigkatan kapasitas Jalan Kolonel Yos Sudarso. Seiring, dengan hasil tersebut maka perlu diantisipasi diantaranya kebijakan pembangunan pergudangan maupun perumahan dengan memperhatikan analisis dampak lalu-lintasnya misal pembatasan pembangunan pergudangan di tepi sungai dan pengurangan kenderaan angkutan besar yang memiliki sumbu panjang. Selain itu, perlu secepat mungkin untuk merealisasikan rencana jaringan jalan baru dalam rangka pemisahan arus regional dan lokal disamping mengutamakan manajemen lalulintas. Kondisi sosial dalam hal ini keinginan pindah yang akibat ditimbulkan oleh tingkat pelayanan jalan yang tidak memuaskan. Ini berkaitan dengan manajemen guna lahan, dimana jika nilai sosial diabaikan akan menimbulkan permasalahan sosial yang sangat signifikan.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
106
6.4 Evaluasi Peruntukan Lahan Jalan Kolonel Yos Sudarso Sejalan dengan fungsi Kota Tanjungbalai sebagai kota perdagangan dan jasa serta kota industri, maka perkembangan kawasan perdagangan dan jasa perkembangannya cukup pesat, khususnya pada simpul jalan Kolonel Yos Sudarso. Keadaan ini dapat dimungkinkan oleh karena masih belum optimalnya kebijakan distribusi ruang serta sistem transportasi yang ada, sehingga saat ini konsentrasi kegiatan tersebut menimbulkan permasalahan pemanfaatan lahan kota (pemerataan perkembangan infrastruktur kota, tingkat pelayanan serta permasalahan kemacetan lalu lintas). Untuk itu perlu kebijakan distribusi ruang kegiatan perdagangan dan jasa ke kawasan-kawasan baru serta terkait dengan kebijakan distribusi kegiatan lainnya di luar kawasan pusat kota. Hal ini dimaksudkan agar terjadi pemerataan perkembangan antar kawasan, sehingga beban kawasan pusat kota dapat dieliminir melalui pendistribusian fungsi-fungsi kegiatan kawasan pada wilayah sekitarnya. Sehingga transportasi merupakan salah satu sektor kegiatan yang sangat penting di kota, karena berkaitan dengan kebutuhan setiap orang yang ada di kota bagi setiap lapisan. Di kota transportasi (tingkat pelayanan jalan) berkaitan dengan kebutuhan pekerja untuk mencapai lokasi pekerjaan dan sebaliknya, kebutuhan para pelajar untuk mencapai sekolah, untuk mengunjungi tempat perdagangan dan pelayanan lainnya. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh peruntukan lahan dengan keberadaan jalan sebagai salah satu fungsi tingkat pelayanan jalan dapat
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
107
dilihat melalui evaluasi peruntukan lahan tiap masing-masing segmen pada Jalan Kolonel Yos Sudarso.
☺
1,25 2
7,5
5,5
13,5
3
14
3
2 1,25
12,5
20
10
☺
1,25 1,5
7,5
5,5
13,5
3
3
1,5 1,25
11,5
14
12,5
10
☺
7,5
5,5
13,5
14
1,25 1,5
3
12
3
2 1,25
20
10
☺ ☺
19,7
20,9
1,5
2
2,5
7
29
9,5
2 1,5
9
Gambar 6.11 Evaluasi Peruntukan Lahan di Jalan Kolonel Yos Sudarso Sumber : Hasil Analisis dan Pengolahan di Lapangan.
Intensitas pemanfaatan lahan di lokasi penelitian yang tinggi dan mengakibatkan naiknya nilai harga tanah, sementara jumlah penduduk bertambah
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
108
terus dan memerlukan tempat hunian yang pada gilirannya memaksa penduduk untuk memilih alternatif mendirikan perumahannya ke arah pinggiran kota. Kecenderungan alami perkembangan perumahan berlangsung bertahap dan polanya mengikuti prasarana transportasi (tingkat pelayanan jalan) yang ada. Perkembangan perumahan yang demikian itu mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan diakibatkan tingginya kerapatan bangunan perumahan dari masing-masing segmen, oleh karena itu untuk meningkatkan potensi gradasi lingkungan perlu diciptakan suatau konsep yang sistematika sesuai dengan gambar diatas. Gambaran ini membuat lingkungan lebih serasi dan seimbang sesuai dengan lingkungan yang berkelanjutan.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
109
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan 1. Besarnya Tingkat Pelayanan Jalan yang dihasilkan berdampak langsung terhadap beberapa faktor antara karakteristik jalan itu sendiri, pemanfatan dan perubahan lahan, serta hubungan keterkaitan dengan kondisi sosial lingkungan sekitar Jalan Kolonel Yos Sudarso yang menyebabkan rendahnya tingkat pelayanan jalan pada waktu tertentu secara langsung mempengaruhi kapasitas jalan. 2. Rendahnya kapasitas jalan dan kecepatan kenderaan di Jalan Kolonel Yos Sudarso
pada
waktu
tertentu
sangat
mempengaruhi
perencanaan
dan
pengembangan lahan sementara diketahui bahwa fungsi jalan tersebut merupakan keluar dan masuk utama Kota Tanjungbalai menuju kawasan Pelabuhan Teluk Nibung sehinga akan mempengaruhi arus lalu lintas dengan menyebabkan lambatnya perkembangan kota secara merata. 3. Rendah Tingkat Pelayanan Jalan pada waktu tertentu selain diakibatkan oleh mengecilnya badan jalan juga dipengaruhi banyak bangunan yang memanfaatkan bahu jalan sebagai intensitas kegiatan sehari-hari seperti pergudangan, lapangan parkir, pedesterian dan juga lokasi tempat perdagangan eceran hasil perikanan laut. Faktor-faktor inilah yang dominan mempengaruhi rendahnya tingkat
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
110
pelayana jalan sehingga perencanaan dan pengembangan lahan kedepan perlu pengkajian ulang lebih detail. 4. Rendahnya tingkat pelayanan jalan yang diberikan pada saat ini masih berada dibawah yang direncanakan semula hal ini terutama disebabkan oleh besarnya gangguan samping seperti belum tersedianya fasilitas pedestarian sehingga pejalan kaki mempergunakan badan jalan yang secara langsung mempengaruhi juga gangguan samping bagi pengguna lalu lintas di Jalan Kolonel Yos Sudarso. 5. Kondisi jaringan jalan yang tersedia tidak sesuai dengan fungsi yang diembannya dan hierarki jaringan jalan yang tidak terstruktur dengan baik. 6. Adanya aksesibilitas perolehan pelayanan perangkutan regional di ruas jalan Kecamatan Teluk Nibung, nampaknya belum dapat dirasakan dengan mudah oleh masyarakat yang tinggal di wilayah belakang kota. Dengan alasan, masih terdapat aksesibilitas yang belum memuaskan terhadap penggunanya. 7.2 Saran 1. Diperlukan suatu pengaturan pemanfaatan lahan yang sesuai dengan kondisi jalan sehingga tinggkat pelayanan jalan dapat menunjukkan aksesibilitas yang ideal. 2. Mengingat sifat dari pertumbuhan dan perkembangan kota yang dinamis, maka sebaiknya perlu dilakukan evaluasi secara priodik terhadap fungsi jaringan jalan, untuk mengetahui kesesuaian fungsi jalan tersebut dengan kebutuhan yang terjadi. 3. Untuk kesempurnaan penanganan transportasi di lokasi penelitian khususnya dan Kecamatan Teluk Nibung umumnya agar direkomendasikan studi lanjutan
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
111
tentang manajemen transportasi sehingga pengaturan kapasitas jalan yang dibutuhkan dapat berkelanjutan di masa akan datang. 4. Dalam upaya penataan dan peningkatan valitas suatu kawasan diperlukan strategi, yaitu strategi peningkatan kualitas fungsional dan kualitas lingkungan serta kualitas visual kawasan. Hal tersebut dilakukan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat melalui penataan ruang ekonomi. Peningkatan perekonomian masyarakat ini dicapai melalui perbaikan kualitas dan penyediaan ruang ruang usaha. Dengan demikian dalam mata rantai ini diperlukan stimulator untuk memompa perkembangan kawasan. 5. Perlu diadakan kelayakan, koordinasi dalam pelaksanaan (implementasi) perencanaan pembangunan secara konsistensi dan konsekuen, terutama berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan, harus mempertimbangkan pula faktorfaktor konteksual sebagai akibat perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat, kelompok kepentingan dan system nilai yang dianut. 6. Perlu menciptakan citra dan suasana kawasan penelitian yang khas dan unik dengan menggali dan mengembangkan potensi-potensi budaya, fisik buatan maupun fisik alam yang ada di Kawasan Jalan Kolonel Yos. Sudarso.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
Kompilasi Quesioner Judul : Evaluasi tingkat pelayanan jalan sebagai penunjang perencanaan dan pengembangan pemanfaatan lahan Kecamatan : Teluk Nibung Kelurahan : Pematang Pasir Lokasi : Segmen 1 No A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rincian
A
Jawaban C
B
D
Jumlah
E
IDENTITAS/KARAKTERISTIK RESPONDEN
Nama Alamat Jenis Kelamin Umur Agama Pekerjaan Pendidikan Luas lahan Bentuk bangunan Pendapatan/Bulan
17 9 22 1 6 10 4 5
13 10 3 6 11 8 19 9
0 5 4 2 10 10 3 8
0 6 1 6 3 2 4 5
0 0 0 15 0 0 0 3
30 30 30 30 30 30 30 30
8 8 8 8 6 6 4 7 7
Nilai Indek 19,20 21,00 20,00 21,40 17,40 18,40 16,20 18,80 19,05
ANALISA INDEX VALUE B No. 1 2 3 4 5 6 7 8
KONDISI LINGKUNGAN
Indikator Banjir Air Bersih Kebersihan Penghijauan Listrik Jalan Drainase Keamanan Rata-rata
Jawaban A
B
5 2 4 2 7 5 7 5 5
C
6 5 4 4 6 6 8 6 6
D
5 7 8 7 6 7 6 6 7
E
6 8 6 9 5 6 5 6 6
L-6 Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
C No.
KETERSEDIAAN PRASARANA DAN SARANA
Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8
Pasar Regional Pasar Kecamatan Sarana Pendidikan Tempat Peribadatan Klinik Rumah Sakit Tempat Bermain Sarana Olahraga Rata-rata
D
TEMPAT KERJA
No.
Indikator
1 2 3 4
Posisi Letak Rumah Jenis pekerjaan Jarak lokasi Kenderaan Rata-rata
E
KONDISI SOSIAL
No. 1 2 3 4 5 6
Indikator Hubungan sosial Kondisi keagamaan Kondisi lingkungan Keinginan Pindah Idaman lingkungan Lokasi pilihan Rata-rata
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Nilai Indek 14,20 16,20 16,00 15,00 13,60 19,00 16,80 16,80 15,95
5 8 5 7 6
Nilai Indek 17,60 20,40 17,20 20,60 18,95
3 4 8 5 4 3 5
Nilai Indek 15,40 16,00 20,20 17,60 17,40 17,80 17,40
Jawaban A
B
9 6 5 9 9 2 5 4 6
C
8 7 8 5 8 4 5 6 6
D
6 7 9 8 9 11 11 12 9
E
7 10 8 8 4 13 9 8 8
Jawaban A
B
5 3 6 3 3
C
7 4 7 4 6
D
8 9 7 7 8
E
5 6 5 9 6
Jawaban A
B
8 8 4 6 5 4 6
C
7 6 3 5 7 6 6
D
8 8 9 9 8 10 9
E
4 4 6 5 6 7 5
L-7 Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
30 30 30 30 30 30 30 30
L-8 Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
30 30 30 30 30 30 30 30
30 30 30 30
30 30 30 30 30 30
L-9 Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
112
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2004, Undang Undang Nomor 25 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Anonim, 2007, Undang Undang Nomor 38 tentang Jalan. Anonim, 2007, Undang Undang Nomor 26 tentang Penataan Ruang. Al-Rasyid, Harun dan Muhamad Isnaeni (1999). Kebijakan Kunci Manajemen Transportasi Kota dalam Masa dan Pasca Reformasi, Jurnal PWK, 10 (1), Hal. 23 – 36. BPS. 2006, Tanjungbalai Dalam Angka 2005, Tanjungbalai. Black, Jhon, 1985, Urban Transport Planning, Croom Helm, London. C. Branch, Melville. 1995, Perencanaan Kota Komprehensif; Pengantar & Penjelasan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Djojodipuro, Marsudi. 1992, Teori Lokasi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Djunaedi, A. 2003, Perencanaan Guna Lahan/Kota dan Hubungannya Dengan Perencanaan Transportasi. www.ugm.ac.id. Idris, Aim Abdurachim. 2004, Sinkronisasi Penataan Ruang Dengan Pembangunan Perumahan dan Permukiman, http://tomoutou.net/pps702_82034/a_abdurachim_idris.pdf, 8 Desember 2005. Jayadinata, Johara T. 1999, Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan Wilayah, ITB, Bandung. Kombaitan, B. (1992). Pertumbuhan Kawasan Pinggiran Kota dan Perubahan Panjang Perjalanan, Jurnal PWK, II (4), Hal. 25 – 30. Kodoatie, Robert. J. 2005, Pengantar Manajemen Infrastruktur, Pustaka Relajar, Yogyakarta.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
113
Marbun, BN. SH. 1990, Kota Idonesia di Masa Depan Masalah dan Prospe, Erlangga, Jakarta. Mardiyanta, Antun. 2006, Perubahan Kebijakan Pemanfaatan Lahan di Kodya Surabaya : Studi Kasus Kawasan Surabaya Barat, http://pk.ut.ac.id/jsi/92antum.htm, 31 Mei 2006. M. Echols, John and Shadely Hasan, 1993, Kamus Inggris Indonesia, PT. Gramedia, Jakarta. Miro, Fidel. SE. MSTr, 2005, Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana dan Praktisi, Erlangga, Jakarta. Morlok, Edward K, 1998, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi (Terjemahan Johan K. Hainim), Erlangga, Jakarta. Mulyono, Sri, 2004, Riset Operasi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Nazir, Moh. Ph.D, 1983, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta. Orn, H (2002). Urban Traffic and Transport, Building Issues, 12, Lund. Sweden. Ratcliffe, J. 1982, An Intorduction to Town and Country Palnning. Hutchinson, London. Santosa, Herry (2003). Studi Telaah Kualitas Ruang Kawasan Jalan Soekarno - Hatta, Jurnal RUAS, 1 (2), Hal. 133 – 144. Sinulingga, Budi D. 2005, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Siregar, Heriansyah, dkk. (2005). Analisis Kinerja Jalan Akibat Peningkatan Intensitas Bangunan Perumahan Pada Kawasan Permukiman. Studi Kasus : Jalan Jenderal Besar A. H. Nasution (Jalan Lingkar Luar Medan), Jurnal Arsitektur ”ATRIUM”, 2 (2), Hal. 48 – 55. Soedarso, Budiono (2001). Pengembangan Promosi dan Investasi Kawasan (Teritorial Marketing) sebagai Wujud Pemanfaatan Ruang Untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi Wilayah, Jurnal Real Estat, 3 (1), Hal. 10 – 19.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
114
Surbakti (1994). Kebijaksanaan Tata Ruang Perkotaan: Siapa Membuat Keuntungan dan Menguntungkan Siapa, Jurnal Prisma, XXIII (7). Subagyo, Pangestu dan Marwan Asri 1988, Dasar-dasar Operation Research, BPFE, Yogyakarta. Tamin, O. Z 1990, Perencanaan dan Permodelan Transportasi, ITB, Bandung. Yunus, Hadi Safari 2002, Struktur Tata Ruang Kota, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Warpani, Swarjoko 1994, Analisis Kota dan Daerah, ITB, Bandung. Z. Tamin, Ofyar (1999). Konsep Manajemen Kebutuhan Transportasi (MKT) sebagai Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan Di DKI Jakarta, Jurnal PWK, 10 (1), Hal. 10 – 22. Z. Tamin, Ofyar (1992). Pemecahan Kemacetan Lalu Lintas Kota Besar, Jurnal PWK, II (4), Hal. 10 – 17.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
KUESIONER PENELITIAN No. Responden
:
Petunjuk Pengisian
: a. Isilah titik-titik di tempat yang tersedia atau memberi tanda √ pada pilihan yang benar b. Memilih salah satu pilihan jalaban yang ada pada setiap pertanyaan dengan memberi tanda lingkaran
A.
IDENTITAS/KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama
: ..........................................................................................
2. Alamat
: Kelurahan
: ....................................................................
Lingkungan : .................................................................... 3. Jenis Kelamin
: a. Laki-laki
b. Perempuan
4. Umur
: a. < 30 tahun c. 40 – 50 tahun
b. 30 – 40 tahun d. > 50 Tahun
5. Agama
: a. Islam c. Protestan e. Budha
b. Katholik d. Hindu f. Lainnya
6. Pekerjaan
: a. PNS c. Petani e. Nelayan
b. Pegawai Swasta d. Pedagang f. Lain-lain ............................
7. Pendidikan
: a. SD c. SLTA Tinggi e. Lain-lain
b. SLTP d. Akademi/Perguruan
8. Luas lahan yang anda tempati adalah : b. 100 - 150 m2 a. < 100 m2 2 d. > 250 m2 c. 150 - 250 m
L-1
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
9. Bentuk bangunan yang anda tempati sekarang adalah : a. Pergudangan b. Rumah tunggal c. Ruko/Bertingkat d. Kopel e. Lain-lain ......................... 10. Pendapatan/Bulan : a. < Rp. 300.000 b. Rp. 300.001 – Rp. 600.000 c. Rp. 600.001 – Rp. 800.000 d. Rp. 800.001 – Rp. 1.000.000 e. > Rp. 1.000.000 B.
KONDISI LINGKUNGAN
1. Apakah di wilayah rumah anda sekarang ini pernah mengalami banjir ? a. Tidak pernah b. Jarang c. Agak sering d. Sering e. Sangat sering 2. Bagaimana kondisi/kualitas air bersih di tempat anda ? a. Sangat memuaskan b. Agak memuaskan c. Memuaskan d. Kurang memuaskan e. Tidak memuaskan 3. Bagaimana tingkat kebersihan lingkungan rumah anda ? a. Sangat memuaskan b. Agak memuaskan c. Memuaskan d. Kurang memuaskan e. Tidak memuaskan 4. Menurut anda bagaimana kondisi penghijauan disekitar lokasi rumah anda ? a. Sangat baik b. Agak baik c. Baik d. Kurang baik e. Buruk 5. Bagaimana kondisi/kualitas listrik di tempat anda ? a. Sangat memuaskan b. Agak memuaskan c. Memuaskan d. Kurang memuaskan e. Tidak memuaskan
L-2
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
6. Bagaimana kondisi jalan yang ada di tempat anda ? a. Sangat baik b. Agak baik c. Baik d. Kurang baik e. Buruk 7. Bagaimana kondisi saluran drainase di tempat anda ? a. Sangat baik b. Agak baik c. Baik d. Kurang baik e. Buruk 8. Bagaimana kondisi keamanan lingkungan di tempat anda ? a. Sangat memuaskan b. Agak memuaskan c. Memuaskan d. Kurang memuaskan e. Tidak memuaskan C.
KETERSEDIAAN PRASARANA dan SARANA
No
Pernyataan Bagaimana jarak tempuh
1.
Pasar Regional Kota (Induk)
2.
Pasar Kecamatan
3.
Sarana Pendidikan (SD/SMP/SMA dll)
4.
Tempat peribadatan
5.
Klinik
6.
Rumah Sakit
7.
Taman Bermain
8.
Sarana Olahraga
D.
< 2 km
2 – 5 km
5 – 10 km
> 10 km
TEMPAT KERJA
1. Bagaimana menurut anda mengenai lokasi rumah anda ditinjau dari segi ekonomi dalam melaksanakan tugas rutin sehari-hari ? a. Sangat memuaskan b. Agak memuaskan c. Memuaskan d. Kurang memuaskan e. Tidak memuaskan
L-3
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
2. Bagaimana menurut pendapat anda tentang jenis pekerjaan yang anda lakukan sekarang di lokasi ini ? a. Sangat memuaskan b. Agak memuaskan c. Memuaskan d. Kurang memuaskan e. Tidak memuaskan 3. Bagaimana menurut anda lokasi tempat kerja di lihat dari jarak tempuh yang dilalui anda? a. Sangat memuaskan b. Agak memuaskan c. Memuaskan d. Kurang memuaskan e. Tidak memuaskan 4. Berapa jauh lokasi tempat kerja anda dengan rumah anda a. < 2 km b. 2 – 5 km c. 5 – 8 km d. 10 – 15 km e. > 15 km E.
KONDISI SOSIAL
1. Bagaiman hubungan sosial bertetangga dilingkungan sekarang ini ? a. Sangat baik b. Baik c. Sedang d. Buruk e. Sangat Buruk 2. Bagaimana kondisi sosial keagamaan lingkungan rumah anda a. Sangat baik b. Baik c. Sedang d. Buruk e. Sangat Buruk 3. Bagaimana menurut anda mengenai kondisi lingkungan yang anda tempati saat ini ? a. Sangat memuaskan b. Agak memuaskan c. Memuaskan d. Kurang memuaskan e. Tidak memuaskan 4. Apakah anda memiliki kemauan untuk pindah dari lingkungan anda ini ? a. Sangat tidak mau b. Tidak mau c. Agak mau d. Mau e. Sangat Mau
sekarang
L-4
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.
5. Jika anda diharuskan untuk pindah, kondisi lingkungan yang bagaimanakah akan anda pilih a. Sangat serupa dengan yang ada sekarang b. Serupa dengan yang ada sekarang c. Agak serupa dengan ada yang sekarang d. Berbeda dengan yang ada sekarang e. Sama sekali berbeda dengan yang ada sekarang 6. Jika anda diharuskan untuk pindah, ke lokasi mana yang anda akan pilih ? a. Masih berada dalam lokasi permukiman sekarang b. Di sekitar lokasi permukiman yang sekarang c. Agak jauh dari lokasi permukiman yang sekarang d. Jauh dari lokasi permukiman yang sekarang e. Jauh sekali dari lokasi permukiman yang sekarang
L-5
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai). USU e-Repository © 2008.