EVALUASI KEGIATAN PROGRAM INTRA KAMPUS MAHASISWA STAIN BUKITTINGI MENGGUNAKAN MODEL CIPP Nuraisyah* Abstract: STAIN Bukittinggi's students participated in various intra and extra-campus organizations. These organizations have a variety of rules, agendas, and their respective activities. This study evaluated the program of student activities on campus STAIN Bukittinggi using CIPP models. It can be concluded that, (1) in terms of "context" of the intra-campus STAIN oganisasi Bukittinggi still have and require revision in setting goals and work plans of each organization, (2) evaluation of "input" to the intra-campus organization STAIN Bukittinggi produce conclusions that the organization still has a shortage of inputs and aspects in need of attention, (3) evaluation of the "process" of the intra-campus organization STAIN Bukittinggi reveal some shortcomings in terms of the implementation of the activities of organizations that do not follow the result of great deliberation (musyawarah besar / mubes), (4) in the case of "results", Bukittinggi STAIN intra-campus organizations found that some organizations do not implement the planned activities so that the result was not maximal. Keywords: intra-campus organization, evaluation, CIPP
PENDAHULUAN
STAIN Bukittinggi merupakan salah satu perguruan tinggi yang berada di bawah naungan Departemen Agama. STAIN Bukittinggi terletak di kota Bukittinggi yang memiliki dua lokasi kampus yaitu kampus 1 di Garegeh dan kampus 2 di Gurun Aur Kubang Putih. Sekarang ini, STAIN Bukittinggi memiliki 3 jurusan yaitu jurusan Syariah, jurusan Tarbiyah dan jurusan Eko *
Dosen STAIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
Nuraisyah, Evaluasi Kegiatan Program Intra Kampus Mahasiswa ...
nomi Islam, yang terdiri dari 11 program studi (prodi) S1 yaitu: Al-Ahwal Al-Syahshiyah, Muamalah, Jianayah Siyasah, Pendidikan Agama Islam, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Tekhnik Informatika, Bimbingan Konseling, Matematika, Ekonomi Islam dan 1 program D3 Perbankan Syariah dengan jumlah mahasiswa + 4500 orang mahasiswa. Mahasiswa STAIN Bukittinggi memiliki organisasi intra kampus lem baga Legislatif: Musyawarah Senat Mahasiswa (MUSEMA/MSM), lemba ga Ekskutif: Dewan Mahasiswa (DEMA) dan lembaga Yudikatif: Kongres Mahasiswa PT. Masing-masing lembaga ini memiliki ketua dan beberapa pengurus yang akan membantu pelaksanaan kegiatan harian. Selain itu, masih ada lembaga kepemerintahan mahasiswa yang ber ada di tingkat fakultas dan/atau jurusan yang terdiri dari: Musyawarah Himpunan Mahasiswa (MUHIMA/MHM), Senat Mahasiswa (SEMA), Kongres Mahasiswa Fakultas dan/atau Jurusan (KMF/F), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan/atau Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) yang memiliki ketua dan pengurus yang akan melaksanakan kegiatan dari masing-masing organisasi ini dan untuk masing-masing lembaga ini memiliki bidang-bidang yang ada di bawahnya. Selain itu masih ada Komisaris Mahasiswa (KOSMA) yang ditunjuk padamasing-masing kelas. Kegiatan ekstra kurikuler di kampus STAIN Bukittinggi juga memiliki organisasi non-pemerintahan mahasiswa yang terdiri dari 11 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Unit Kegiatan Khusus (UKK) yaitu: Resimen Mahasis wa, Pramuka, Mahasiswa Pencinta Alam, kesenian, Olahraga, Dakwah Seni Baca Al-Qur’an/Tahfiz, Kewanitaan, URM/KSR, Pers Al-It-qan dan Keperasi Mahasiswa. Pada tingkat jurusan ada Bidang Kegiatan Mahasiswa (BKM) dan/ atau Bidang Kegiatan Khusus (BKK), tetapi tidak banyak yang aktif,, hanya KSEI di Jurusan Ekonomi Islam dan Sendra pada program studi Bahasa Inggris yang aktif. Setiap organisasi non-pemerintahan ini juga memiliki struktur organisasi tersendiri yang dipimpin oleh ketua dan dibina oleh beberapa orang dosen pada setiap organisasi ini. Ketika dilihat dengan seksama, kegiatan ekstra kurikuler yang dite tapkan tersebut telah dibuat sedemikian rupa agar bakat dan minat dari masing-masing mahasiswa dapat tersalurkan dengan baik. Kegiatan ma sing-masing organisasi ekstra kurikuler intra kampus ini ternyata kurang menjadi perhatian bagi mahasiswa STAIN Bukittinggi itu sendiri. Kenyataan ini dapat dilihat dari ketidak tahuan mahasiswa STAIN Bukittinggi sendiri 62
Islam dan Realitas Sosial, Vol. 7, No. 2, Juli-Desember 2014
dengan adanya beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi intra kampus ini. Ketidak tahuan mahasiswa STAIN Bukittinggi bisa dilihat dari kurang tahunya mereka apa fungsi dari masing-masing UKM, UKK ataupun BKM/BKK di kampus mereka. Pelaksanaan kegiatan yang diadakan oleh organisasi intra kampus ini juga terkesan tidak direncanakan dengan baik. Kegiatan yang diada kan oleh setiap organisasi kemahasiswaan intra kampus hanya pada awal tahun ajaran yang banyak. Setelah 5 bulan maka kegiatan masing-masing organisasi ini lebih banyak vakum. Mahasiswa STAIN Bukittinggi yang berjumlah + 4500 orang merupa kan salah satu anggota masyarakat akademis maka mereka melaksanakan berbagai kegiatan akademis baik bersifat kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra kurikuler. Kegiatan ekstra kurikuler ini dapat dilaksanakan dalam kampus maupun luar kampus. Kegiatan ekstra kurikuler yang ada di kampus STAIN Bukittinggi dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu Lembaga Kepemerintahan Mahasiswa (LKM) dan organisasi non-pemerintahan mahasiswa. ini kegiatan baik pribadi maupun kelompok Kampus merupakan daerah yang memiliki keunikan dengan masyarakatnya yang disebut masyarakat akademis. Perguruan tinggi merupakan salah satu tingkatan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia. Setiap organisasi memerlukan evaluasi yang digunakan untuk me nilai kegiatan yang telah direncanakan tersebut. Suharsimi menyebutkan evaluasi dalam pendidikan tidak hanya dilakukan pada hasil belajar siswa tetapi juga dapat dilakukan pada program yang berkaitan dengan pendi dikan. Evaluasi program adalah proses yang digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai atau tidak sehingga akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa program tersebut dihentikan, diperbaiki atau dikembangkan untuk kebijakan selanjutnya.1 Suharsimi juga menambahkan bahwa tujuan dari penilaian program adalah untuk kepentingan pengambilan keputusan. Penilaian program digu nakan untuk membantu para pengambil keputusan. Pengambil keputusan dapat mengambil keputusan dengan tepat berdasarkan data yang benar, te pat dan akurat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan permasalahannya.2 Penilaian program (evaluasi program) ini banyak sekali jenisnya. Ma sing-masing evaluasi program memliki kelebihannya masing-masing. Dari sekian banyak jenis evaluasi program, penulis memilih evaluasi program 63
Nuraisyah, Evaluasi Kegiatan Program Intra Kampus Mahasiswa ...
CIPP (Context, Input, Process, Product). Suharsimi juga menyebutkan bahwa setiap tipe penilaian terikat pada perangkat pengambilan keputusan yang menyangkut perencanaan dan operasi sebuah program.3 Menurut Wakhi nuddin evaluasi tema utama model CIPP yang penting bukan pembuktian tetapi perbaikan terhadap program yang sedang dievaluasi tersebut.4 Pendapat di atas membuat penulis untuk melakukan evaluasi program kegiatan kemahasiswaan di kampus STAIN Bukittinggi dengan mengguna kan model CIPP. Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti ungkapkan di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul: “ evaluasi program kegiatan intra kampus STAIN Bukittinggi dengan menggunakan model CIPP”. Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana evaluasi program kegiatan kemahasiswaan intra kampus STAIN Bukittinggi menggunakan model CIPP? PEMBAHASAN
Evaluasi kegiatan organisasi intra kampus di STAIN Bukittinggi. Jika dilihat dari analisis instrumen menunjukkan bahwa sebuah program kegi atan perlu mengadakan evaluasi agar diketahui keputusan atau tindak lan jut yang akan dilakukan pada program tersebut. Sehingga dapat diketahui apakah program tersebut akan dihentikan, dilanjutkan, direvisi kemudian dilanjutkan atau dikembangkan di lokasi lain. Stufflebeam membagi evaluasi menjadi empat bagian, yaitu: context (konteks), input (masukan), Process (proses) dan Product (hasil) yang biasanya disingkat menjadi CIPP. Evaluasi dengan model CIPP dianggap mewakili seluruh bagian dari program karena dimulai dari konteks dan diakhiri de ngan hasil dari program. Evaluasi Konteks terhadap kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi
Evaluasi context (konteks) lebih terkait pada penyediaan informasi untuk menetapkan tujuan yang baik, merumuskan lingkungan yang rele van serta mengidentifikasi masalah-masalah yang berhubungan dengan program kegiatan belajar maupun kegiatan pendidikan. Evaluasi konteks berisikan tujuan program, kebutuhan yang akan dicapai oleh program dan membantu dalam merumuskan keputusan.
64
Islam dan Realitas Sosial, Vol. 7, No. 2, Juli-Desember 2014
Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat dilihat bahwa penyusu nan rencana kegiatan organisasi intra kampus menunjukkan bahwa 80%, menyatakan selalu disusun oleh anggota organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. Setiap tahun diadakan mubes selalu ditetapkan penyusunan rencana kegiatan untuk satu tahun ke depan oleh setiap anggota organisasi dan pembina organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. Revisi terhadap rencana kegiatan organisasi intra kampus menunjuk kan 77,5% menyatakan selalu dilakukan setiap tahunnya. Revisi terhadap rencana kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi diadakan agar rencana kegiatan yang telah dilaksanakan setahun sebelumnya bisa diper baiki dan untuk ke depannya rencana kegiatan organisasi intra kampus agar lebih baik. Rapat rencana kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi menunjukkan 57,5% selalu mengangkat isu dan kondisi yang paling aktual yang ada pada saat itu. Kegiatan organisasi intra kampus sebaiknya memang mengadakan kegiatan yang up to date dan mengangkat isu serta kondisi paling aktual. Ini menjadikan banyak mahasiswa yang tertarik mengikuti kegiatan organisasi intra kampus. Persiapan sarana dan prasarana menunjukkan 47,5% menyatakan sela lu dilakukan setiap diadakannya mubes organisasi intra kampus. Kegiatan mubes (musyawarah besar) dari masing-masing organisasi intra kampus ini sangat penting dalam menentukan kegiatan satu tahun kedepan dari sebuah organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi, makanya diperlukan persiapan sarana dan prasarana dalam mubes tersebut. Selain persiapan dari segi sarana dan prasaran, perlu juga dipersiapkan dana, waktu dan lo kasi yang memungkinkan dilaksanakannya mubes organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. Persiapan materi dan rencana kerja ketika diadakannya mubes menun jukkan 32,5% selalu mempersipkan materi dan rencana kerja dan 32,5% juga jarang mempersiapkan rencana kerja dan materi. Mubes dalam organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi perlu adanya persiapan materi dan rencana kerja untuk setiap tahunnya agar kegiatan yang diadakan lebih terarah dan diketahui apakah rencana yang telah direncanakan tadi berjalan dengan lancar atau ada kendala dan hambatan, untuk perbaikan kedepannya. Persiapan anggota organisasi dalam mubes menunjukkan 67,57% menyatakan selalu ada kesiapan anggota dalam mengikuti mubes orga 65
Nuraisyah, Evaluasi Kegiatan Program Intra Kampus Mahasiswa ...
nisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. Kesiapan dari anggota organisasi dalam mengikuti mubes organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi baik dari segi waktu, tenaga maupun ide untuk kegiatan organisasi selama se tahun kedepan. Kesiapan pembina organisasi dalam melaksanakan mubes organisasi intra kampus menunjukkan 42,5% menyatakan selalu ada persiapan juga dari pembina organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. Pembina organisasi ikutserta dalam acara mubes yaitu memberikan ide tentang konsep-konsep kegiatan organisasi yang dibina untuk setahun kedepan. Kesiapan dana untuk acara mubes organisasi intra kampus STAIN Bu kittinggi menunjukkan 45% selalu ada kesiapan dana untuk acara mubes organisasi. Setiap kegiatan yang diadakan perlu adanya dana untuk kelan caran kegiatan tersebut termasuk kegiatan dalam organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. Dana untuk mubes organisasi intra kampus STAIN Bu kittinggi ini lebih mengandalakan kepada dana bantuan dari kampus saja. Penggalangan dana mubes organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi menunjukkan 37,5% menyatakan selalu ada penggalangan dana. Walau pun dari masing-masing organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi lebih mengandalkan dan mengutamakan dana bantuan dari kampus tetapi or ganisasi intra kampus juga melakukan penggalangan dana dari anggota maupun sumbangan dari para partisipan maupun anggota organisasi agar lancarnya mubes organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. Jadwal kegiatan organisasi intra kampus menunjukkan 50% menyata kan sering penetapan jadwal kegiatan organisasi dari mubes organisasi. Penetapan jadwal kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi ti dak selalu ditetapkan sejak mubes organisasi karena kegiatan organisasi yang dilakukan tersebut bisa saja bersifat accidental dan secara tiba-tiba jika anggota dan pengurus organisasi menyatakan perlu diadakan kegi atan pada saat itu. Penetapan jadwal kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bukitting gi menyatakan 55% selalu ada keikutsertaan pembina organisasi dalam penetapan jadwal kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. Keikutsertaan pembina organisasi ini nantinya berguna untuk memper timbangkan waktu dan kondisi yang pas untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam mubes organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. 66
Islam dan Realitas Sosial, Vol. 7, No. 2, Juli-Desember 2014
Tujuan organisasi masing-masing organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi menyatakan 60% selalu diungkapkan semenjak mubes organi sasi dilaksanakan. Tujuan organisasi ini dikemukakan agar setiap anggota organisasi tahu arah dan gerak dari masing-masing organisasi ke depan seperti apa. Dengan dikemukakannya tujuan organisasi tersebut maka dapat diketahui kegiatan apa yang dapat dilakukan sesuai dengan tujuan masing-masing orgasnisasi tadi. Kesesuaian antara rencana kegiatan dan tujuan organisasi menyatakan 60% selalu ada kesesuaian antara keduanya. Tujuan organisasi dari masingmasing organisasi memberikan arah kepada para anggota organisasi dalam menetapkan rencana kerja tahunan masing-masing organisasi. Kegiatan organisasi harus dapat mewakili tujuan masing-masing organisasi tersebut. Penetapan tujuan oleh kampus menyatakan 40% jarang kampus ikut serta dalam menetapakan tujuan organisasi. Kampus hanyalah memberikan fasilitas dan sarana serta prasarana agar tercapainya tujuan organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. Lokasi kegiatan organisasi menyatakan 40% jarang menentukan lokasi pelaksanaan kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. Penen tuan lokasi kegiatan biasanya bersifat fleksibel dan dapat berubah sesuai kondisi dan keadaan yang ada sehingga tidak ada kepastian lokasi diada kannya kegiatan organisasi. Mendapatkan sarana dan prasarana pendukung menyatakan 40% selalu mendapatkan kemudahan dalam mendapatkannya. Kemudahan mendapatkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan organisasi intra kampus disebabkan karena memang ketersediaan di kampus sudah ada tetapi jika memang belum ada maka organisasi tersebut akan sulit untuk mendapatkannya. Sosialisasi kegiatan organisasi menyatakan 47,5% sering melakukan sosialisasi kegiatan organisasi intra kampus. Kegiatan sosialisasi ini sangat penting untuk memperkenalkan organisasi tersebut kepada mahasiswa lainnya yang tidak terlibat langsung dengan organisasi ini. Kegiatan sosia lisasi ini jarang sekali dilakukan oleh masing-masing organisasi disebabkan karena waktu juga masalah kurang pahamnya anggota akan pentingnya sosialisasi tersebut. Sosialisasi yang dilakukan oleh organisasi intra kampus paling sering dilakukan pada saat OPAK mahasiswa baru.
67
Nuraisyah, Evaluasi Kegiatan Program Intra Kampus Mahasiswa ...
Keikutsertaan anggota organisasi dalam sosialisasi menyatakan 52,5% selalu ikutserta dalam sosialisasi kegiatan intra kampus. Kenyataan yang ada bahwa setiap organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi jarang sekali melakukan sosialisasi dan mereka melakukannya hanya pada saat OPAK mahasiswa baru untuk memperkenalkan organisasi intra kampus kepada mahasiswa baru. Sosialiasasi seperti ini dirasa masih kurang bagus dan kurang efektif karena sosialisasi pada OPAK waktunya terbatas dan maha siswa tidak mengetahui bagaimana program kerja dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan organisasi tersebut. Keikutsertaan pembina organisasi dalam sosialisasi menyatakan 55% selalu terlibat dalam kegiatan sosialisasi. Antara pembina dan anggota or ganisasi perlu adanya komunikasi dan kerja sama yang baik. Setiap kegi atan organisasi perlu melibatkan pembina organisasi sebagai penanggung jawab dari setiap kegiatan organisasi yang diadakan oleh organisasi intra kampus STAIN Bukitinggi. Ketersedian kondisi fisik tempat kegiatan organisasi diadakan menya takan 45% selalu dalam keadaan baik. Kondisi fisik dari setiap kegiatan orga nisasi intra kampus STAIN Bukittinggi perlu diperhatikan apakah memang sudah baik atau belum. Kondisi fisik tempat kegiatan organisasi yang baik dapat menjadikan kegiatan organisasi juga berjalan dengan baik. Kondusifnya lingkungan program menyatakan 40% selalu dalam kea daan kondusif. Kondusifnya suatu lingkungan program atau kegiatan bisa menjadi pendukung dalam melaksanakan kegiatan program intra kampus STAIN Bukittinggi. Organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi sebagian besar mengadakan kegiatan organisasi di dalam lingkungan kampus STAIN Bukittinggi sendiri. Keikutsertaan anggota dalam seluruh kegiatan organisasi menyatakan 55% selalu ikut dalam setiap kegiatan organisasi. Sebagian besar anggota organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi memiliki anggota yang aktif dalam setiap kegiatan organisasi tetapi hanyalah beberapa orang saja se dangkan anggota lainnya hanyalah bersifat musiman sehingga tidak dike tahui apakah mereka ikut dalam suatu organisasi intra kampus atau tidak. Peran aktif anggota organisasi menyatakan 45% selalu menentukan keberhasilan dari kegiatan program. Keberhasilan kegiatan organisasi ditentukan salah satunya oleh peran aktif anggota organisasi tiu sendiri.
68
Islam dan Realitas Sosial, Vol. 7, No. 2, Juli-Desember 2014
Dengan aktifnya para anggota organisasi, ia dapat memanfaatkan segala potensi yang ada dalam organisasinya. Evaluasi konteks terhadap organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi dapat disimpulkan bahwa organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi me miliki kekurangan dan memerlukan revisi dalam menetapkan tujuan dan rencana kerja dari masing-masing organisasi serta perlunya sosialisasi ter hadap masing-masing organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. Evaluasi Input terhadap organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi
Evaluasi input adalah untuk menentukan bagaimana memanfaatkan input dalam mencapai tujuan program. Untuk maksud tersebut perlu dila kukan evaluasi agar mendapatkan input yang mampu dan berguna dalam melaksanakan suatu program pendidikan. Berdasarkan temuan penelitian ini, pembina organisasi sebagai pem bimbing dalam melaksanakan kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bu kittinggi berdiskusi dengan anggota dan pengurus organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. Kampus STAIN Bukittinggi adalah sebagai wadah dan fasilitator dalam mendukung pelaksanaan kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. Berdasarkan temuan penelitian ini, keikutsertaan pembina organisasi dalam melaksanakan kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi menunjukkan 47,5% menyatakan sering ada keikutsertaan dari pembina organisasi. Pembina organisasi sebagai pembimbing dan memberikan arahan terhadap kegiatan organisasi intra kampus sebaiknya mengikuti setiap kegiatan dari organisasi yang dibina agar dapat mengetahui apa yang dikerjakan oleh organisasi yang dibina. Berdasarkan temuan penelitian, dapat dilihat bahwa keikutsertaan anggota organisasi dalam melaksanakan kegiatan organisasi menunjukkan 70% menyatakan mereka selalu ikutserta dalam setiap kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. Kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi memiliki kecenderungan diikuti oleh anggota dan pengurus beberapa orang saja sedangkan anggota organisasi intra kampus lainnya hanyalah bersifat musiman dan terasa ada keengganan dalam mengikuti kegiatan organisasi yang mereka masuki, padahal yang menetapkan rencana kerja dan kegiatan setahun kedepan adalah keputusan bersama bukanlah keputusan dari pengurus organisasi saja. 69
Nuraisyah, Evaluasi Kegiatan Program Intra Kampus Mahasiswa ...
Berdasarkan temuan penelitian, dapat dilihat bahwa pemahaman ang gota organisasi akan pentingnya kegiatan organisasi yang mereka adakan menunjukkan 40% mereka sering paham dengan pentingnya kegiatan orga nisasi yang mereka adakan. Kurang pahamnya anggota organisasi dengan pentingnya kegiatan organisasi yang mereka ikuti menyebabkan keeng ganan mereka mengikuti kegiatan organisasi mereka sendiri. Seharusnya pengurus, anggota maupun mahasiswa lainnya yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut paham akan pentingnya kegiatan organisasi intra kam pus yang mereka ikuti. Berdasarkan temuan penelitian, pemahaman anggota organisasi terha dap tujuan organisasi intra kampus menunjukkan 77,5% selalu paham akan tujuan organisasi yang mereka ikuti. Kurang pahamnya anggota organisasi akan tujuan organisasi intra kampus yang mereka ikuti disebabkan salah satunya oleh kurangnya sosialisasi terhadap organisasi yang mereka ikuti sehingga sebagian besar anggota organisasi hanya mengikuti apa yang telah ditetapkan oleh organisasi tanpa mengerti dan paham tujuan dari setipa kegiatan apakah nantinya dapat mencapai tujuan organisasi yang mereka ikuti atau tidak. Berdasarkan temuan penelitian, kesesuaian antara kondisi lingkungan dan kegiatan program menunjukkan 37,5% selalu paham penting kesesuaian antara keduanya. Kegiatan program suatu organisasi sebaiknya disesuai kan dengan kondisi lingkungan akan dilaksanakannya kegiatan organisasi tersebut agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan temuan penelitian, ketersedian sarana dan prasarana penunjang menunjukkan 37,5% selalu tersedia. Ketersedian sarana dan pra sarana merupakan faktor penunjang keberhasilan suatu kegiatan organisasi. Diharapkan nantinya pihak kampus dan pengurus organisasi untuk mem perhatikan ketersediaan sarana dan prasarana kegiatan organisasi intra kampus agar kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi dapat berlangsung dengan lancar dan sukses. Berdasarkan temuan penelitian, ketersediaan dana untuk kegiatan organisasi menunjukkan 40% sering tersedia. Ketersediaan dana untuk kegiatan organisasi juga perlu diperhatikan oleh pengurus organisasi dan pihak kampus, ketersediaan dana merupakan penentu berjalannya suatu kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi.
70
Islam dan Realitas Sosial, Vol. 7, No. 2, Juli-Desember 2014
Berdasarkan temuan penelitian, dana untuk kegiatan organisasi intra kampus menunjukkan 40% selalu ada sumbangan dana dari anggota orga nisasi dalam melaksanakan kegiatan organisasi yang mereka ikuti. Selama ini dana kegiatan kemahasiswaan selalu mengandalkan dana dari kampus, sebaiknya setiap organisasi tidak terlalu mengandalkan dana dari kampus tetapi perlu adanya penggalangan dana oleh anggota organisasi intra kam pus sendiri dengan iuran setiap bulan secara suka rela ataupun dari donatur. Evaluasi input terhadap organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi dapat disimpulkan bahwa organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi masih memiliki kekurangan dari aspek input dan memerlukan pembenahan. Dili hat dari anggota organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi dan pembina or ganisasi memerlukan pemahaman yang lebih baik lagi untuk melaksankaan kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi sebelum melaksanakan program tersebut serta perlunya mengaktifkan kembali anggota organisasi intra kampus yang telah direkrut oleh masing-masing organisasi tersebut. Evaluasi Proses terhadap Organisasi Intra Kampus STAIN Bukittinggi
Evaluasi proses untuk membantu mengimplemetasikan keputusan. Sampai sejauh mana rencana telah dapat diterapkan, bagian program yang harus direvisi. Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat dilihat bahwa manfaat ke giatan organisasi menunjukkan 42,5% menyatakan selalu ada manfaatnya bagi anggota organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. Kegiatan intra kampus STAIN Bukittinggi sebenarnya memiliki tujuan agar dapat me gembangkan bakat dan minat dari individu mahasiswa agar lebih aktif dan dapat mengembangkannya untuk masa yang akan datang. Berdasarkan temuan penelitian menunjukkan 45% menyatakan sela lu ada dampak positif kegiatan organisasi bagi anggota organisasi intra kampus dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi diarahkan untuk mengembangkan bakat dan minat dari masing-masing anggota organisasi agar menjadi bekal bagi mereka ketika memasuki masyarakat setelah menamatkan kuliah mereka. Berdasarkan temuan penelitian menunjukkan 52,5% menyatakan se lalu ada kesanggupan anggota organisasi dalam melaksanakan kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. Kegiatan organisasi yang telah dirancang dalam mubes sebaiknya kegiatan yang dapat dilaksanakan se 71
Nuraisyah, Evaluasi Kegiatan Program Intra Kampus Mahasiswa ...
lama setahun kedepan. Kebanyakan dari organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi membuat banyak kegiatan organisasi dalam setahun ke depan tetapi hanya beberapa saja yang terlaksana, ini kadang-kadang disebabkan tidak sanggupnya anggota dalam melaksanakan kegiatan organisasi intra kampus yang telah direncanakan tersebut. Berdasarkan hasil temuan, menunjukkan 55% adanya pembinaan yang dilakukan oleh pembina organisasi. Pembina organisasi sebagai pembim bing dan pemberi arahan terhadap organisasi yang dibina perlu melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap masing-masing organisasi yang dibi na agar setiap kegiatan yang dilaksanakan tersebut dapat berjalan lancar. Berdasarkan hasil temuan, menunjukkan 55% selalu ada hambatan dalam melaksanakan kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. Setiap kegiatan yang dilakukan selalu ditemukan hambatan dalam pelak sanaannya, sebaiknya anggota organisasi berkoordinasi dengan pembina organisasi dan pihak kampus jika ditemukan adanya hambatan dalam pe laksanaan kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. Berdasarkan hasil temuan, menunjukkan 57,5% menyatakan selalu ada solusi dalam menghadapi hambatan dari kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. Hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan organisasi intra kampus memiliki solusi dan solusi tersebut dapat dirancang sedemikian rupa sejak awal saat penetapan rencana kegiatan pada waktu mubes berlangsung. Berdasarkan hasil temuan, menunjukkan 42,5% menyatakan selalu ada kesesuai antara waktu kegiatan dengan hasil mubes. Tidak semua kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi intra kampus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan pada saat mubes, ini disebabkan terkadang kegiatan organisasi tersebut berlangsung secara mendadak sehingga tidak ada perencanaan waktu sedari awal yang telah ditetapkan dalam mubes. Berdasarkan hasil temuan, menunjukkan 55% menyatakan selalu ada kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan hasil mubes. Mubes yang dilak sanakan oleh masing-masing organisasi berisi kegiatan selama setahun kedepan dan waktunya. Selama ini kegiatan yang dilaksanakan oleh orga nisasi intra kampus kadang-kadang tidak sesuai dengan hasil mubes yang mereka laksanakan.
72
Islam dan Realitas Sosial, Vol. 7, No. 2, Juli-Desember 2014
Berdasarkan temuan, menunjukkan 60% menyatakan selalu ada komu nikasi antara pembina dan anggota organisasi. Komunikasi antara pembina dan anggota organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi sangat diperlukan untuk memberikan arahan dan pembinaan bagi anggota organisasi agar kegiatan dapat berlangsung dengan baik. Evaluasi proses terhadap organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi ada beberapa kekurangan dari segi pelaksanaan kegiatan organisasi yang tidak mengikuti hasil mubes baik dari segi kegiatannya sendiri maupun waktu yang telah ditetapkan serta komunikasi antara pembina dan anggota organisasi yang jarang dilakukan sehingga pembina tidak tahu sepenuhnya terhadap kegiatan organisasi yang ia bina. Evaluasi Hasil terhadap organiasasi intra kampus STAIN Bukittinggi
Evaluasi hasil untuk menolong pembuatan keputusan. Apa yang akan dilakukan setelah program dan apa hasil yang telah dicapai. Hasil dari program tersebut dapat menentukan bagaimana kelanjutan program tersebut, dengan keputusan dilanjutkan, dihentikan, diperbaiki kemudian dilanjutkan atau dikembangkan pada lokasi lain. Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat dilihat bahwa hasil fisik dari organisasi intra kampus menyatakan 57,5% menyatakan selalu ada hasil fisik dari kegiatan orgasnisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. Hasil fisik dari kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi tergantung pada masing-masing organisasi tersebut. Berdasarkan hasil temuan menunjukkan 67,5% menyatakan selalu ada hasil non fisik dari kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. Hasil non fisik dari organisasi intra kampus lebih mengutamakan kepada bagaimana bakat dan minat mahasiswa tersebut tersalurkan pada organi sasi yang ia ikuti. Evaluasi hasil terhadap organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi ditemukan bahwa kegiatan organisasi hanya beberapa dari hasil yang dii nginkan dari rencana kegiatan yang telah dibuat dalam mubes. Ini disebab kan kegiatan organisasi tersebut banyak yang belum dilaksanakan sehingga hasilnya pun belum maksimal berhubung terkendala dengan dana, sarana prasarana, serta tidak adanya jadwal khusus untuk melakukan kegiatan organisasi mahasiswa ( hari krida ) tidak tersedia.
73
Nuraisyah, Evaluasi Kegiatan Program Intra Kampus Mahasiswa ...
PENUTUP
1.
2.
3.
4.
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Evaluasi konteks terhadap oganisasi intra kampus STAIN Bukittinggi masih memiliki dan memerlukan revisi dalam menetapkan tujuan dan rencana kerja dari masing-masing organisasi serta perlunya sosialisasi terhadap masing-masing organisasi intra kampus tersebut dan perlu nya mengaktifkan kembali para anggota organisasi yang telah direkrut masing-masing organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi. Evaluasi input terhadap organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi dapat disimpulkan bahwa organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi masih memiliki kekurangan dari aspek input dan memerlukan pembenahan. Dilihat dari anggota organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi dan pembina organisasi memerlukan pemahaman yang lebih baik lagi un tuk melaksankaan kegiatan organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi sebelum melaksanakan program tersebut serta perlunya mengaktif kan kembali anggota organisasi intra kampus yang telah direkrut oleh masing-masing organisasi tersebut. Evaluasi proses terhadap organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi ada beberapa kekurangan dari segi pelaksanaan kegiatan organisasi yang tidak mengikuti hasil mubes baik dari segi kegiatannya sendiri maupun waktu yang telah ditetapkan serta komunikasi antara pembina dan anggota organisasi yang jarang dilakukan sehingga pembina tidak tahu sepenuhnya terhadap kegiatan organisasi yang ia bina. Evaluasi hasil terhadap organisasi intra kampus STAIN Bukittinggi dite mukan bahwa organisasi ada beberapa hasil yang diinginkan dari ren cana kegiatan yang telah dibuat dalam mubes. Ini disebabkan kegiatan organisasi tersebut banyak yang belum dilaksanakan sehingga hasilnya pun tidaklah maksimal. [ ]
74
Islam dan Realitas Sosial, Vol. 7, No. 2, Juli-Desember 2014
ENDNOTES 1 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: DIKTI Proyek Pengem bangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, 1988), h. 3 2 Suharsimi Arikunto,..., h.4 3 Suharsimi Arikunto,..., h. 26 4 Wakhinuddin S, Evaluasi Program, (Padang: UNP Press, 2009), h. 73
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 1988, Penilaian Program Pendidikan, DIKTI Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Jakarta _______, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta _______, 2007, Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2013, Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan, Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Gall, Borg Walter R, Meredith Damien, 1979, Educational Research an Introduction, New York: Longman Ornstein, Alan, Francis P. Hupkins, 1989, Curriculum Foundations Principles and Issue, New Jersey: Prentice Hall, Englewood Cliffs Sodikun, Imam, 2005, Kumpulan Makalah Penilaian dan Evaluasi Pendidikan dalam Berbagai Seminar dan Pelatihan, Padang: Universitas Negeri Padang Sudjana, 1986, Metode Statistika, Bandung: Sinar Baru Tayibnapis, Farida Yusuf, 2000, Evaluasi Program, Jakarta: Rineka Cipta Wakhinuddin S., 2009, Evaluasi Program, Padang: UNP Press Yusuf, Muri, 2005, Dasar-Dasar dan Teknik Evaluasi Pendidikan, Padang, Uni versitas Negeri Padang
75