Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan
EVALUASI IPAL TPA DAN PILOT PLANT TPA SANITARY LANDFILL Firman L. Sahwan Pusat Teknologi Lingkungan, Kedeputian TPSA Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jl. M.H. Thamrin No. 8, Lantai 12, Jakarta 10340 e-mail:
[email protected] PENDAHULUAN Sistem pengelolaan sampah terdiri dari beberapa elemen fungsional yaitu pewadahan, pengumpulan, pengangkutan dan pemrosesan akhir sampah. Sebagai bagian dari elemen tersebut, tempat pemrosesan akhir (atau selanjutnya disebut TPA) memiliki peranan yang sangat penting yaitu mengolah sampah yang berasal dari sumber-sumber sampah maupun residu dari tempat-tempat daur ulang sampah. Oleh karena itu sejak tahun 2006, kajian sistem persampahan di Pusat Teknologi Lingkungan-BPPT menitikberatkan penelitian pada teknologi pengelolaan sampah di TPA. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menemukan teknologi TPA yang efektif dan efisien sesuai dengan kondisi sosial-ekonomi dan iklim tropika di Indonesia. Penelitian TPA tersebut juga dilakukan dalam rangka menjawab pelaksanaan UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, yang menyatakan bahwa setelah lima tahun sejak diundangkan, kota-kota di Indonesia dilarang untuk mengoperasikan TPA secara terbuka (open dumping). Jika ketentuan tersebut dilaksanakan, maka kota-kota di Indonesia memerlukan teknologi TPA yang efektif, efisien dan siap terap.
30
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan
Gambar 1. Layout TPA Regional Bangli Mengingat pentingnya hal tersebut, pada tahun 2008 telah ditandatangani Nota Kesepahaman antara Deputi Bidang TPSA BPPT dengan Kepala Puslitbang Departemen PU, yang dilanjutkan dengan Perjanjian Kerja Sama antara Pusat Teknologi Lingkungan, Direktorat PLP PU dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (Puslitbangkim) PU. Salah satu output kerjasama ini adalah telah dibangunnya DemoPlant TPA tipe kering dan tipe basah yang terintegrasi dengan TPA saniter (sanitary landfill) di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. DemoPlant tersebut digunakan sebagai pusat riset TPA terutama TPA tipe basah yang manjadi landasan bagi pengembangan konsep Reusable Sanitary Landfill (TPA guna ulang) yang sesuai dengan kondisi sosio-ekonomi dan iklim tropika.
31
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan TUJUAN DAN SASARAN Tujuan penelitian adalah mengkaji performansi demoPlant tipe kering dan tipe basah di dalam kondisi iklim tropika. Sedangkan sasaran penelitian untuk tahun 2013 adalah: a. Penyusunan rekomendasi sistem TPA sanitary landfill. b. Penyusunan rekomendasi modifikasi sistem IPA lindi TPA Banglet. c. Pembuatan as built drawing demoPlant wet dan dry cell. HASIL KEGIATAN 1.
Penyusunan Rekomendasi Sistem TPA
Konsep filosofis penelitian yang dilakukan adalah membandingkan performance 2 (dua) DemoPlant TPA, yaitu Sanitary Landfill biasa atau yang dikenal dengan Conventional Sanitary Landfill /CSL dan Reusable Sanitary Landfill (RSL). Performance demoPlant CSL dan RSL diperoleh berdasarkan analisis landfill gas, lindi dan dekomposisi bahan organik.
32
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan
Gambar 2. Konsep Conventional Sanitary Landfill (CSL)
Gambar 3. Konsep Reusable Sanitary Landfill (RSL) Yang dimaksud dengan konsep CSL adalah TPA sanitary landfill yang menganut sistem kering, dalam kondisi iklim tropis
33
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan dengan curah hujan tinggi sehingga sulit mempertahankan kondisi kering, proses maturasinya lama (puluhan tahun), serta hanya sekali pakai, sehingga terjadi kelangkaan lahan.
Gambar 4. Konsep Pemipaan Landfillgass Sedangkan yang dimaksud dengan konsep RSL adalah TPA sanitary landfill yang menganut sistem basah (dengan menggunakan resirkulasi lindi), prinsip bioreaktor (proses cepat dan ramah lingkungan), material sampah ditambang (urban mining), terjadi konservasi material (material conservation), serta lahan dipakai ulang (reusable/land conservation) Berdasarkan hasil analisis performance kedua demoPlant, telah ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. DemoPlantReusable Sanitary landfill (RSL) memiliki performansi yang lebih baik daripada Conventional
34
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan
b.
c.
d.
e.
Sanitary landfill (CSL) dilihat dari parameter produksi gas, kualitas lindi dan tingkat degradasi sampah. Metode recovery gas dengan sistem vertikal menghasilkan performansi gas yang di-recovery lebih baik daripada sistem horisontal Metode sampling gas yang telah dirancang (meliputi serangkaian alat: suction blower, aqu well head, pressure gauge, termometer dan flowmeter gas) menghasilkan sampling gas yang lebih akurat dan telah teruji terapannya di beberapa TPA di daerah. Software data base landfill gas yang disusun dapat membantu analisis data dari gas analizer lebih cepat dan akurat. Vegetasi penutup akhir landfill(sereh wangi) cukup efektif dan efisien dalam membantu penutupan dan penyerapan gas landfill yang keluar dari permukaan landfill.
Hasil kajian tersebut telah dipresentasikan pada tanggal 18 Nopember 2013, di UPT Pengelolaan Sampah, Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Bali.
35
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan
Gambar 5. Suasana Presentasi Perkembangan Riset DemoPlant TPA Bangli Instansi yang diundang dan hadir perwakilannya pada acara tersebut adalah: Bappeda Provinsi Bali, BLH Prov. Bali, Satker P2LP, PPE Bali Nusra, Bappeda Kab. Bangli, Dinas Tata Kota Kab. Bangli, BLH Kab. Bangli, DKP Kab. Karangasem, BLH Kab. Karangasem, DKP Kab. Klungkung, BLH Kab. Klungkung, DKP Kab. Gianyar, BLH Kab. Gianyar, Bidang Pengkajian dan Jasa Konstruksi DPU Bali, Bidang Cipta Karya DPU Bali, Seksi Teknis UPT Pengelolaan Sampah, Seksi Monitoring dan Evaluasi UPT Pengelolaan Sampah dan Subbag Tata Usaha UPT Pengelolaan Sampah.
36
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka rekomendasi yang dapat disampaikan adalah: a. Sistem Reusable Sanitary landfill (RSL) sebaiknya digunakan pada berbagai landfill baru yang sengaja dirancang untuk menghasilkan proses stabilisasi sampah yang lebih cepat sehingga efektif untuk diguna ulang. b. Metode intalasi sistem recovery gas vertikal direkomendasikan untuk diaplikasikan pada sel landfill yang masih aktif dioperasikan, sedangkan sistem horisontal lebih efektif untuk digunakan pada landfill yang sudah tidak aktif. c. Kegiatan sampling gas sebaiknya menggunakan metode yang telah dirancang menggunakan serangkaian alat: suction blower, aqu well head, pressure gauge, termometer dan flowmeter gas. d. Software data base landfill gas yang telah disusun disrankan dapat digunakan untuk menganalisi data dari gas analizer lebih cepat dan akurat. e. Vegetasi penutup akhir landfill(sereh wangi) disarankan dapat digunakan untuk penutupan landfill karena layak secara ekonomi, sosial dan lingkungan. 2. Penyusunan Rekomendasi Modifikasi IPA Lindi TPA Adanya beberapa parameter lindi pada outlet TPA yang melewati baku mutu (zat padat terlarut (TDS), sulfida (H2S), amoniak bebas, nitrat, nitrit, BOD5 dan COD), telah menyimpulkan perlunya perbaikan/optimasi IPA Lindi TPA yang ada. Tujuannya adalah agar air lindi yang diolah dapat memenuhi baku mutu dan penggunaan energi listrik dapat lebih efisien
37
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan Kegiatan ini diawali dengan pembuatan gambar eksisting IPA Lindi, berdasarkan hasil pengukuran dan observasi lapangan. Dari gambar eksisting tersebut, kemudian dibuatlah gambar perencanaan untuk konsep perbaikan IPALnya.
Gambar 6. Kondisi IPAL TPA Bangli Rekomendasi modifikasi IPA Lindi yang ada di TPA Bangli, telah disampaikan pada acara presentasi hasil kegiatan BPPT pada tanggal 18 Nopember 2013, di UPT Pengelolaan Sampah, Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Bali. Rekomendasi yang disampaikan adalah melalui penambahan support material dan efisiensi aerasi, dengan rincian sebagai berikut:
38
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan
a. Penambahan media biofilter di unit anaerob b. Mengkondisikan kolam aerasi menjadi fakultatif c. Penambahan sistem aerasi secara kontinue dengan
d.
menggunakan aerator/blower dengan energi yang lebih rendah dari surface aerator Memodifikasi kolam maturasi menjadi sistem aerob dan denitrifikasi
Gambar 7. Suasana Presentasi Optimasi IPA Lindi TPA Bangli DiUPT Pengelolaan Sampah. 3. Pembuatan As Built Drawing DemoPlant
39
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan Pembuatan gambar eksisting demoPlant TPA Wet dan Dry, dilakukan sesuai dengan gambar konsep demoPlant yang sudah ada. MANFAAT KEGIATAN Manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan kegiatan ini adalah: a. Diperolehnya model TPA khas tropika. b. Bahan masukan untuk perencanaan TPA sejenis bagi kota-kota di Indonesia. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. DemoPlant tipe basah atau yang disebut dengan konsep Reusable Sanitary Landfill (RSL), menunjukkan performansi yang relatif lebih cepat stabil dibandingkan dengan demoPlant tipe kering atau yang disebut dengan konsep Conventional Sanitary Landfill (CSL b. Pengoperasian instalasi pengolahan air lindi TPA Banglet masih kurang optimal, dan perlu dioptimasi agar lindi yang diolahnya memenuhi baku mutu, melalui penambahan support material dan efisiensi aerasi. Sedangkan rekomendasi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut: a. Sistem Reusable Sanitary landfill (RSL) sebaiknya digunakan pada berbagai landfill baru yang sengaja
40
Annual Report 2013
Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan
b.
dirancang untuk menghasilkan proses stabilisasi sampah yang lebih cepat sehingga efektif untuk diguna ulang. Penambahan support material dan efisiensi aerasi dalam rangka optimasi instalasi pengolahan air lindi TPA Banglet yang direkomendasikan adalah: Penambahan Media biofilter di unit anaerob Mengkondisikan kolam aerasi menjadi fakultatif Penambahan sistem aerasi secara kontinue dengan menggunakan aerator/blower dengan energi yang lebih rendah dari surface aerator Memodifikasi kolam maturasi menjadi sistem aerob dan denitrifikasi
41