“MAS BaDu” (MONOPOLI ANAK SHALIH BEBAS DADU) MEDIA ALTERNATIF PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA REVITALISASI FUNGSI TKA/TPA
Amalia Rizki Gita Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Jalan Dharmawangsa Dalam Surabaya
[email protected]
Abstrak Pendidikan adalah sebuah hak asasi manusia termasuk di dalamnya adalah pendidikan Islam yang memiliki sebuah tujuan yaitu memperbaiki moral. Pusat Pendidikan Al Quran (TKA/TPA) adalah salah satu organisasi yang memiliki perhatian terhadap pendidikan Islam untuk anak-anak. Telah dikaji bahwa media pendidikan kreatif sangat penting sebagai sebuah alternatif sebagai upaya untuk mengembalikan fungsi dari TKA/TPA. Monopoli dipilih karena anak-anak memiliki ketertarikan terhadap objek visual. Monopoli ini tidak menggunakan dadu karena beberapa ulama mengatakan bahwa dadu ini haram, walaupun yang lain hanya mengatakan ini makruh. Monopoli ini menggunakan bahan-bahan sederhana dan dapat dimodifikasi sesuai dengan tema dari kurikulum. Kata Kunci : pendidikan, Islam, TKA/TPA, media kreatif
Abstract Education is a human right include Islamic education that have a purpose to repair the moral. Islamic Education Center (TKA/TPA) is one of organization that have concern in the Islamic education for children. Have been studied that, creative education media was very important as an alternative as an effort for returning the function of TKA/TPA. Monopoly was selected because the children interested in a visual object. The monopoly isn’t use dice because some ulama said that it’s haram, although the other said that it is makruh. The monopoly use simple tools and can modified appropriate with the theme of curriculum. Key Words: education, Islam, qur’an education center, creative media
PENDAHULUAN
fundamental atas hak asasi manusia itu
Pendidikan merupakan salah satu dari
sendiri (UNESCO, 2012). Hal ini sejalan
hak asasi manusia
dengan pernyataan yang tercantum dalam
and
United Nation Education, Scientific,
pembukaan (preambule) Undang-Undang
Cultural
Dasar 1945 khususnya alinea keempat yang
Organization
(UNESCO)
melalui laman resminya menyatakan bahwa
menyatakan
hak asasi pendidikan merupakan hak asasi
kemerdekaan kebangsaan Indonesia adalah
manusia. UNESCO juga menyatakan bahwa
mencerdaskan
pendidikan
berdasarkan pada lima sila yang tercantum
merupakan
pemahaman
bahwa
salah
kehidupan
satu
bangsa
tujuan
yang
dalam Pancasila dan Undang-undang 1945
pembelajaran karena permainan ini familiar
Pasal 31 Ayat (1) Undang-undang Dasar
dengan santri yang notabene anak-anak.
(UUD) 1945 dan Undang-undang (UU) No.
Walaupun demikian, permainan monopoli
20 tahun 2003.
ini tidak menggunakan dadu. Hal ini
Pendidikan nasional ini memiliki
disebabkan
karena
adanya
larangan
beberapa tujuan di antaranya menjadikan
penggunaan dadu sebagai suatu permainan
manusia yang beriman dan bertakwa kepada
yang telah difatwakan oleh Majelis Ulama
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
Indonesia yang menjurus kepada judi (akan
sehat, berilmu, dan lain sebagainya (Pasal 3
diterangkan lebih lanjut dalam bab kajian
UU No. 20 tahun 2003).
pustaka).
Peningkatan keimanan dan ketakwaan
Tujuan
penulisan
“MAS
BaDu”
termanifestasi dalam Pendidikan Agama
(Monopoli Anak Shalih Bebas Dadu) adalah
Islam di sekolah-sekolah formal maupun
menghasilkan gagasan paten dan prototype
sekolah-sekolah
seperti
suatu media alternatif pada pembelajaran
muslim,
terhadap materi Al-Qur‟an, Hadits, Aqidah,
dilandasi
Fiqh, Ibadah, Tarikh, dan Akhlaq sebagai
non-formal
madrasah.
Sebagai
pendidikan
tidak
konstitusional, pemahaman
seorang hanya
tetapi
juga
keagamaan
didasari
upaya
revitalisasi
fungsi
TKA/TPA.
sebagaimana
Kegunaan yang diharapkan dari makalah
tercantum dalam Qur‟an Surat Al „Alaq (25)
“MAS BaDu” (Monopoli Anak Shalih
ayat 1 sampai 6. Selain itu Rasulullah SAW
Bebas Dadu) ini adalah menjadi media
juga menuntunkan bahwa hukum asli dari
alternatif
menuntut ilmu adalah wajib. Adapun ilmu
materi Al-Qur‟an, Hadits, Aqidah, Fiqh,
yang wajib dikuasai oleh orang per orang
Ibadah, Tarikh, dan Akhlaq sebagai upaya
adalah ilmu ibadah (dalam hal ini shalat).
revitalisasi fungsi TKA/TPA.
pada
pembelajaran
mengenai
Revitalisasi fungsi Taman Pendidikan AlQur‟an atau yang biasa disingkat sebagai
KAJIAN PUSTAKA
TKA/TPA diharapkan mampu berkontribusi
Definisi Pendidikan
meningkatkan jumlah benteng akhlak. Hal
Pendidikan adalah usaha sadar dan
ini didasarkan pada penelitian MUI Pusat
terencana
tahun
oleh
belajar dan proses pembelajaran agar peserta
bogornews.com bahwa 65% dari umat Islam
didik secara aktif mengembangkan potensi
Indonesia tidak dapat membaca Al Quran
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
(Iso, 2004).
keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian,
2010
yang
dilansir
Maka dari itu, penggunaan monopoli ini
dipilih
sebagai
salah
satu
media
untuk
mewujudkan
suasana
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan
dirinya,
masyarakat,
bangsa, dan Negara. (Pasal 1 UU No. 20
4. Materi dan Program Ketuntasan Belajar
tahun 2003).
Santri ditaman Kanak-kanak Al-Qur‟an,
Definisi dan Tujuan Pendidikan Islam
Level A dan Level B adalah 2 tahun atau
Pendidikan Islam adalah usaha yang
sama dengan 4 semester.
dilakukan secara sadar dengan membimbing,
Jenjang Taman Pendidikan Al-Qur‟an
mengasuh anak atau peserta didik agar dapat
1. Jenjang TP Al-Qur‟an, terdiri dari 3
meyakini,
memahami,
menghayati, dan
mengamalkan ajaran-ajaran Islam (Moralitas Anak
dan
Kaitannya
dengan
Urgensi
Pendidikan Islam, 2007).
Level, yaitu : Level A, Level B dan Level C. 2. Setiap Level ditempuh dalam 2 semester dalam kurun waktu 1 tahun.
Definisi Taman Pendidikan Al Quran
3. Pada
setiap
mengikuti
(TPA)
jenjang
santri
dapat
Munaqosya
Akhir
serta
Taman Pendidikan Al Quran adalah
Wisuda, kemudian melanjutkan pada
unit pendidikan non-formal jenis keagamaan
jenjang berikutnya setelah menempuh
berbasis
program
komunitas
muslim
yang
sebagai
materi
ditentukan (Tim Metode Kibar, 2012).
diselenggarakan
dalam
4. Materi dan Program Ketuntasan Belajar
suasana indah, bersih, rapi, nyaman, dan
Santri di Taman Pendidikan Al-Qur‟an
menyenangkan
Level A, Level B dan Level C adalah 3
menjadikan
Al
utamanya,
dan
Quran
sebagai
cerminan
nilai
simbolis dan filosofis dari kata Taman yang
pembelajaran
yang
telah
tahun atau sama dengan 6 semester.
dipergunakan (Budiyanto, 2010).
Standar Kompetensi Taman Pendidikan
Jenjang TKA/TPA
Al Quran
Jenjang Taman Kanak-kanak Al-Qur‟an
1. TKA Level A (2 semester dalam 1
1. Jenjang TKA (Taman Kanak-kanak Al-
tahun).
Materi
pokok:
(a)
Dasar
Qur‟an) terdiri dari 2 level, yaitu level A
pembelajaran Al-Qur‟an (Iqro Jilid 1 s/d
dan level B.
4) diperkenankan menggunakan sumber
2. Setiap level ditempuh dalam 2 semester,
lain yang sejenis, seperti Qiro‟ati dan
yaitu semester 1 dan semester 2 selama
Tilawat dsb. (b) Hafalan bacaan salat. (c)
kurun waktu 1 tahun.
Hafalan surah pendek. (d) Praktik sholat.
3. Pada
setiap
mengikuti
jenjang,
santri
dapat
(e) Adab dan doa harian. (f) Tahsinul
Munaqosya
Akhir
serta
Kitabah. (g) Pengenalan Dasar Dinul
Wisuda, kemudian melanjutkan pada
Islam.
jenjang berikutnya setelah menempuh
Muatan Lokal: (a) Nasyid. (b) Senam
program
santri. (c) English Kids, dll. (disesuaikan
ditentukan.
pembelajaran
yang
telah
dengan kebutuhan dan ciri khas serta potensial daerah/unit).
Materi Pokok: (a) Tadarus Al-Qur‟an
2. TKA Level B (2 semester dalam 1 tahun).
Materi
2. TPA Level B (2 semester dalam 1 tahun)
Dasar
Hafalan surah pendek. (d) Praktik Ibadah.
pembelajaran Al-Qur‟an (Iqro jilid 5 s/d
(e) Adab dan doa harian. (f) Tahsinul
6) dan Tadarrus Al-Qur‟an mulai Juz 1,
kitabah. (g) Dinul Islam.
diperkenankan
pokok:
(a)
(Juzz 1 s/d 15). (b) Ilmu Tajwid. (c)
menggunakan
sumber
3. TPA Level C (2 semester dalam 1 tahun)
lseperti, Qiro‟ati dan Tilawati dsb. (b)
Materi Pokok: (a) Tadarrus Al-Qur‟an
Hafalan bacaan sholat. (c) Hafalan surah
(Juzz 16 s/d 30). (b) Ilmu Tajwid. (c)
pendek. (d) Praktik salat. (e) Adab dan
Hafalan
do‟a harian. (f) Tahsinul kitabah. (g)
Ibadah. (e) Hafalan ayat pilihan. (f) Adab
Pengenalan dasar Dinul Islam.
dan do‟a harian. (g) Tahsinul kitabah. (h)
Muatan Lokal: (a) Nasyid. (b) Senam
Dinul Islam.
surah
pendek. (d)
Praktek
santri. (c) English Kids, dll. (disesuaikan
Sedangkan untuk muatan lokalnya meliputi:
dengan
1. English Kids
kebutuhan,
ciri
khas
dan
potensial daerah/Unit).
2. Al-Arobiyatul lil Auliad
Struktur untuk TPA sendiri meliputi substansi
pembelajaran
yang
ditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama 3 tahun atau 6 semester, yang terdiri dari level A selama 1 tahun pembelajaran (2 semester),
3. Senam santri, dll. (disesuaikan dengan kebutuhan) (Tim Metode Kibar, 2012). Definisi dan Fungsi Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah pola yang
level B selama 1 tahun pembelajaran (2
digunakan
semester) dan level C selama 1 tahun
merencanakan pembelajaran di kelompok
pembelajaran
Disusun
maupun tutorial. Model dirancang untuk
berdasarkan standar kompetensi lulusan
mewakili realitas sesungguhnya, walaupun
dengan ketentuan sebagai berikut.
model itu bukanlah realitas dari dunia
1. TPA Level A (2 semester dalam 1 tahun)
sebenarnya
(2
semester).
Materi pokok: (a) Dasar pembelajaran
sebagai
pedoman
(Suprijono,
2010
dalam
dalam
Sulistiyani, 2012).
Al-Qur‟an (Iqro Jilid 1 s/d 6 dan
Fungsi model pembelajaran adalah
diperkenankan menggunakan sumber lain
sebagai pedoman bagi perancang pengajar
sejenis Qiro‟ati, Tilawati dsb. (b) Hafalan
dalam melaksanakan pembelajaran (Trianto,
bacaan sholat. (c) Hafalan surah pendek.
2010). Adapun macam media pembelajaran
(d) Praktik Ibadah. (e) Adab dan do‟a
menurut Kepala Bidang Ketenagaan Dinas
harian.
Pendidikan Surabaya, Ir. Yusuf Masruh,
(f)
Tahsinul
kitabah.
Pengenalan Dasar Dinul Islam.
(g)
M.M. dalam Konferensi Nasional Guru
(Blogger 2013), yang termasuk media
permainan monopoli ukuran A3 (sketsa
pembelajaran diantaranya: Action research,
terlampir); b) sembilan lembar kartu
gambar visual, applied learning, puisi,
“PELUANG KEBAIKAN” (sketsa dan
sosiodrama, wayang, karton permainan,
materi terlampir); c) dua puluh lima
parody, movie learning, flash card, dll.
lembar
Dasar Hukum Permainan dengan Dadu
IKHTIAR” (sketsa dan materi terlampir);
Berdasarkan
kesepakatan
ulama,
disebutkan bahwa permainan dengan dadu
d)
“KESEMPATAN
kartu
satu
lembar
“AMPLOP
SHADAQAH”.
yang disertai judi hukumnya adalah haram
Prosedur Pembelajaran dengan Media
sedang untuk permainan dengan dadu tanpa
Alternatif “MAS BADU”
judi sebagian ulama mengharamkannya sedang
sebagian
yang
lain
memakruhkannya. Hal ini didasari oleh hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan Buraidah bahwa barang siapa bermain dadu, maka
seolah-olah
dia
mencelupkan
tangannya ke dalam daging babi dan darahnya (HR. Muslim, Ahmad, dan Abu Daud). Selain itu juga disebutkan oleh Abu Musa bahwasannya barang siapa bermain dadu,
maka
sesungguhnya
dia
telah
durhakan kepada Allah dan Rasul-Nya (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan Malik). Grafik 1. Prosedur Pembelajaran dengan Media
PEMBAHASAN
Alternatif “MAS BaDu”
Alat dan Bahan 1. Alat: print atau laser 1 set, laminasi 1 pcs.
1. Pembuatan RPP Rancangan
Proses
Pembelajaran
2. Bahan: karton putih, atau 1 lembar,
didasarkan pada silabus yang tertera
kertas A3 dan kardus bekas 1 set,
dalam kurikulum asosiasi penyelenggara
peralatan laminasi 1 set, kertas manila
TKA/TPA.
atau buffalo 9 lembar.
TKA/TPA
Set Media Pembelajaran “MAS BADU” 1. Satu set media pembelajaran “MAS BaDu” terdiri dari: a) satu lembar papan
Walaupun juga
dapat
demikian, menentukan
kurikulum sendiri. 2. Pembuatan Desain “MAS BaDu”
Desain
media
pembelajaran
dapat
Evaluasi media pembelajaran “MAS
disesuaikan dengan kompetensi yang
BaDu”
ingin dicapai. Pada makalah ini diberikan
pembelajaran
contoh
meningkatkan
media
pembelajaran
untuk
evaluasi akhir dari semua kompetensi
dilaksanakan
setelah
berlangsung kualitas
proses untuk
dari
media
pembelajaran itu sendiri.
akhir materi Al Qur‟an, Hadits, Aqidah, Media pembelajaran “MAS BaDu”
Fiqh, Ibadah, Tarikh, dan Akhlaq. 3. Pencetakan Media Pembelajaran “MAS
dapat digunakan bersama pendamping orang
BaDu”
yang lebih paham misalnya ustaz dan atau
Media pembelajaran dapat dicetak di
ustazah
karton putih atau diprint pada kertas
secara mandiri oleh santri. Penggunaan
ukuran A3 yang ditempelkan pada kardus
media pembelajaran oleh ustaz dan atau
atau
ustazah
karton
tebal,
laminasi
dapat
TKA/TPA
TKA/TPA
dimainkan
dimaksudkan
untuk
pemahaman
santri
ditambahkan agar media pembelajaran
mengetahui
tahan lama.
terhadap materi yang telah diberikan ketika
4. Pembelajaran dengan “MAS BaDu” Pembelajaran
“MAS
dengan
tingkat
maupun
kelas klasikal sedangkan penggunaan media
BaDu”
pembelajaran secara mandiri oleh santri
dilaksanakan sesuai dengan peraturan
dimaksudkan
untuk
meningkatkan
yang terlampir.
kepahaman terhadap suatu materi.
5. Evaluasi Pembelajaran dengan Media Pembelajaran “MAS BaDu”
SIMPULAN
Evaluasi Pembelajaran dengan Media
“MAS BaDu” (Monopoli Anak Shalih
Pembelajaran
Bebas Dadu) dapat digunakan sebagai media
diperhitungkan
berdasarkan aspek: a) Afektif. Penilaian berdasarkan
sikap
saat
berlangsung
khususnya
permainan
pada
bagian
“PELUANG KEBAIKAN”. b) Kognitif. Penilaian
kognitif
alternatif pembelajaran di TKA/TPA.
didasarkan
pada
pemahaman santri terhadap soal-soal yang diberikan dalam bentuk permainan.
PUSTAKA RUJUKAN Anonim, 2012. Al Jamil: Al-Quran Tajwid Warna, Terjemah Per Kata, Terjemah Inggris. Bogor: Cipta Bagus Segara. Budiyanto,
Mangun.
2010.
Pedoman
c) Psikomotorik. Penilaian psikomotorik
Penyelenggaraan Taman Pendidikan
didasarkan pada keaktifan santri saat
Al Quran (Online), diakses Senin, 21
permainan berlangsung.
Oktober 2013 pukul 21.00).
6. Evaluasi Media Pembelajaran “MAS BaDu”
Iso. 2013. 3000 Pelajar di Bogor Menulis Huruf
Al
Quran
secara
Masal
(Online). Tersedia: http://www.bogor
Trianto.
2010.
Model
news.com/berita-1383-3000-pelajar-
Terpadu:
di-bogor-menulis-huruf-alquran
Implementasinya dalam Kurikulum
secara-massal.html. diakses Ahad. (27
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Oktober 2013).
Jakarta: Bumi Aksara.
Masruh, Yusuf. 2013. Menuju Surabaya sebagai
Barometer
Nasional,
Pendidikan
disampaikan
Konsep,
Pembelajaran Strategi,
dan
Tim Metode Kibar, 2012. Sejarah Singkat Kurikulum
TK/TP
Al-Qur’an
dalam
LPPTKA BKPRMI (Online). Tersedia:
Konferensi Nasional Guru Blogger
http://metodekibar.blogspot.com/2012
2013, Rabu, 23 Oktober 2013 di
/01/kurikulum-tktp-al-quran-tahun-
Universitas Airlangga, Surabaya.
2011.html (27 Oktober 2013).
Pemerintah Republik Indonesia. 1945. Pasal
UNESCO, 2012. – (Online). Tersedia:
31 Ayat (1) UUD 1945.-. 2003. Pasal
http://www.unesco.org/new/?id=4142
1 dan Pasal 3UU No. 20 tahun 2003.
4. (13 April 2013).
Qardhawi, Yusuf. 2007. Halal dan Haram. Jakarta: Robbani Press. Sulistiyani, Setya
Norma.
2012.
Skripsi:
Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa dengan Penerapan Metode Guided Note
Taking
pada
Mata
Diklat
Memilih Bahan Baku Busana di SMK Negeri 4 Yogyakarta.