Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
EVALUASI PENGELOLAAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH (TPA) GUNUNG PANGGUNG DI KABUPATEN TUBAN MENUJU SISTEM SANITARY LANDFILL Siti Umi Hanik1 dan Yulinah Trihadiningrum Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program Pascasarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Email: :
[email protected]
ABSTRAK Dengan sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Tuban yang masih bertumpu pada pola End Pipe System maka Pengelolaan TPA Sampah Gunung Panggung yang saat ini didesain dengan sistem Controlled Landfill tentunya akan menjadi kunci keberhasilan pengelolaan sampah di Kota Tuban. Agar tercipta lingkungan TPA Sampah yang bersih dan sehat serta mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan KNSP-SPP dalam strategi kelima yang menyebutkan perlunya meningkatkan kualitas pengelolaan TPA Sampah ke arah Sanitary Landfill. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan evaluasi pengelolaan sampah di TPA Gunung Panggung dari sistem Controlled Landfill menuju sistem Sanitary Landfill, yang dilaksanakan dengan melakukan evaluasi pada aspek teknis, yaitu dengan memperhatikan persyaratan teknis pengelolaan TPA sistem Sanitary Landfill kemudian disesuaikan dengan hasil perhitungan timbulan, karakteristik dan komposisi sampah di Kota Tuban serta peningkatan pelayanan sampah di Kota Tuban sampai dengan akhir tahun 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan volume sampah sebesar 291,92 m3/hari atau 93,59 ton/hari pada tahun 2019 pengelolaan TPA Gunung Panggung sistem Sanitary Landfill dapat diterapkan dengan pengaturan lahan seluas 4,5 Ha menjadi 3 zona dengan didukung oleh kesesuaian dan ketersediaan tanah penutup di sekitar lokasi TPA Gunung Panggung. Sebagai bentuk proteksi terhadap lingkungan. dilakukan pengolahan debit produksi lindi sebesar 1,64 liter/detik menggunakan sistem kolam anaerobik, fakultatif dan maturasi sehingga tidak membahayakan lingkungan. Kata kunci : pengelolaan, evaluasi, sanitary landfill PENDAHULUAN Kota Tuban sebagai Ibu Kota Kabupaten Tuban mempunyai peran sebagai pusat pemerintahan dan pusat kegiatan masyarakat. Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tuban, jumlah penduduk Kota Tuban pada tahun 2008 adalah sebesar 129.180 jiwa. Meningkatnya kegiatan perekonomian dan investasi telah memberikan dampak terhadap peningkatan laju pertumbuhan penduduk sekaligus laju timbulan sampah kota. Untuk itu upaya pengelolaan sampah merupakan hal yang mutlak dilakukan agar tercipta lingkungan yang bersih dan sehat sehingga dapat mendukung perkembangan dan kegiatan masyarakat. Pengelolaan sampah di Kota Tuban saat ini masih menggunakan pendekatan end of pipe solution, yaitu berupa kegiatan pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan sampah ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah. Tingkat pelayanan
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
persampahan di Kota Tuban saat ini adalah 58,64%, dengan jumlah sampah terangkut ke TPA Gunung Panggung pada tahun 2009 adalah 168 m3/hari atau 54 ton/hari, menyebabkan masih dijumpai sampah yang di timbun dan dibakar pada lahan pekarangan oleh masyarakat setempat. Sebagai TPA yang didesain dengan sistem Controlled Landfill. pengelolaan sampah di TPA Gunung Panggung belum sepenuhnya dapat berjalan dengan baik. Keterbatasan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia menyebabkan pengelolaannya masih belum berjalan secara optimal sebagaimana yang diharapkan, misalnya belum dilakukan pengelolaan lindi dengan baik. Hal tersebut tentunya memberikan resiko terhadap kesehatan manusia maupun lingkungan sekitar. Meningkatnya jumlah sampah yang masuk ke TPA seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk dan dengan pola pengelolaan sampah yang masih bertumpu pada pendekatan end of pipe solution, menyebabkan semakin beratnya beban TPA Gunung Panggung di masa mendatang. Selain itu, dengan target peningkatan pelayanan persampahan sebagaimana tersebut dalam Milenium Development Goals, maka TPA Gunung Panggung pada tahun 2015 akan menjadi tumpuan bagi pengelolaan sampah di Kota Tuban dengan tingkat pelayanan mencapai 80%. Sebagaimana tersebut dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan KNSP-SPP dalam strategi kelima yang menyebutkan perlunya meningkatkan kualitas pengelolaan TPA ke arah Sanitary Landfill. Selain itu, kegiatan pengelolaan sampah dengan prinsip ramah lingkungan juga telah diatur dalam Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah dan PP Nomor 16 Tahun 2005 tentang Sistem Penyediaan Air Minum (pasal 20). Sejalan dengan hal tersebut dan sebagai pemegang kunci keberhasilan pengelolaan sampah di Kota Tuban, maka diharapkan terjadi peningkatan pengelolaan sampah di TPA Gunung Panggung dari sistem Controlled Landfill menuju sistem Sanitary Landfill. Untuk itulah diperlukan mekanisme operasional dan pengelolaan sampah yang profesional agar dapat menjamin kontinuitas pengelolaan sampah dan kualitas lingkungan hidup menuju sistem Sanitary Landfill. METODA Metodologi penelitian merupakan prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan dalam melakukan penelitian agar pembahasan yang dilakukan dapat tersusun secara sistematis. Adapun langkah-langkah atau tahapan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mulai dari identifikasi masalah, selanjutnya melakukan kajian pustaka dan pengumpulan data. Data primer yang diperlukan dalam mengkaji permasalahan yaitu data timbulan sampah untuk mengetahui seberapa besar jumlah timbulan sampah yang dihasilkan setiap harinya yang masuk ke TPA. Data ini diperoleh dengan melakukan pengukuran secara langsung terhadap jumlah sampah yang masuk ke TPA selama 7 hari. Pengukuran berdasarkan ritasi kendaraan pengangkut sampah yang masuk dan volume kendaraan tersebut setiap hari berturut-turut dan diulang dua kali. Data komposisi sampah, pengambilan data ini dilakukan untuk mengetahui persentase komposisi sampah menurut jenisnya baik sampah basah, sampah kering, sampah logam dan lainnya. Data komposisi sampah ini digunakan untuk memperkirakan potensi jumlah lindi dan gas yang ditimbulkan oleh aktivitas pemrosesan sampah di TPA. Dalam pengukuran komposisi sampah ini, pengambilan sampel dilakukan terhadap 6 unit Arm Roll pengangkut sampah yang masuk ke TPA. Kemudian dari setiap truk tersebut diambil sampel sebanyak 100 kg timbulan sampah dengan teknik
ISBN : 978979-99735-9-7 D-11-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
perempatan (Tchobanouglous, Theisen dan Vigil, 1993). Selanjutnya untuk data densitas sampah di TPA, menggunakan data sekunder yaitu 600 kg/m 3. Sedangkan untuk berat jenis sampah yang masuk TPA dilakukan sampling terhadap 6 unit Arm Roll yang ditimbang di jembatan timbang milik Dinas Perhubungan Kabupaten Tuban. Arm Roll ditimbang baik dalam keadaan kosong maupun terisi sampah dan dilakukan selama 3 hari. Untuk data sekunder, data yang diperlukan meliputi data kependudukan dan luas lahan TPA. Tahap selanjutnya adalah analisis data. Dalam tahap ini dilakukan analisis baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Analisis ini meliputi proyeksi jumlah penduduk, proyeksi jumlah timbulan sampah, perhitungan perkiraan kebutuhan area penimbunan sampah, tanah penutup, jumlah timbulan gas dan lindi serta drainase. Selanjutnya dengan mengacu ketentuan teknis pengelolaan TPA sistem Sanitary Landfill maka dapat dilakukan evaluasi pengelolaan TPA Gunung Panggung dari sistem Controlled Landfill menuju sistem Sanitary landfill. HASIL DAN DISKUSI Jumlah penduduk di Kota Tuban pada tahun 2008 sebesar 129.180 jiwa dan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,5 % per tahun, maka hasil proyeksi jumlah penduduk sampai tahun 2019 yang menggunakan metode Geometrik dapat dilihat pada Tabel.1. berikut. Tabel 1. Hasil Perhitungan Proyeksi Penduduk Kota Tuban Tahun 2008-2019 No 1 1
Tahun 2 2008
2
2009
3
Jumlah Penduduk 3 129,180
No 4 7
Tahun 5 2014
Jumlah Penduduk 6 141,251
131,118
8
2015
143,370
2010
133,084
9
2016
145,520
4
2011
135,081
10
2017
147,703
5
2012
137,107
11
2018
149,919
6
2013
139,164
12
2019
152,167
Analisis Timbulan Sampah Tabel.2. Hasil Pengukuran Densitas Sampah Yang Masuk Ke TPA Gunung Panggung
No
Hari
1
2
1
I
Tanggal
3 Senin, 28-9-2009
2 3
II
Rabu, 30-9-2009
4 5
III
Jum'at, 2-10-2009
6
Nomor Jenis Kendaraan Kendaraan Pengangkut 4
5
Volume Sampah (m3) 6
Berat di Jembatan Timbang (Kg) Kondisi Kosong 7
Kondisi Penuh Sampah 8
Selisih 9
Rata - Rata Berat Jenis Berat Jenis (Kg/m3) (Kg/m3) 10
S 8001 EP
Arm Roll
5.56
2,805.40
4,646.40
1,841.00
331.12
S 9994 M
Arm Roll
5.13
2,583.00
4,307.00
1,724.00
336.06
S 9988 M
Arm Roll
6.12
2,940.60
5,074.60
2,134.00
348.69
S 9979 M
Arm Roll
5.72
2,629.13
4,445.13
1,816.00
317.48
S 9976 H
Arm Roll
5.46
2,670.20
4,138.20
1,468.00
268.86
S 9985 M
Arm Roll
4.22
2,721.38
4,077.38
1,356.00
321.33
Rata - Rata Berat Jenis
11
333.59
333.09
295.10 320.59
Berdasarkan Tabel.2 diatas dan apabila dari hasil pengukuran volume timbulan sampah yang masuk ke TPA pada tahun 2009 adalah 167,91 m3/hari atau 53,82 ton/hari
ISBN : 978979-99735-9-7 D-11-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
dengan tingkat pelayanan 58,64%, pencapaian target MDG’s dilakukan dengan peningkatan prosentase tingkat pelayanan persampahan 3,56%/tahun, tingkat reduksi sampah di TPA Gunung Panggung sebesar 6,77% maka dapat diperoleh volume sampah di TPA setelah proses reduksi sebagaimana ditampilkan Tabel 3. Tabel 3. Volume Sampah setelah Reduksi di TPA Gunung Panggung No
Tahun
Jumlah Penduduk
Tingkat Pelayanan
3
4
Volume Sampah m3/hari 5
Reduksi 6,77 % ton/hari 7
Berat Sampah ton/hari 6
Berat Sampah Volume Sampah Setelah Reduksi Setelah Reduksi ton/hari m3/hari 8 9
1
2
0
2009
131,117.70
58.64%
167.91
53.82
3.64
50.18
156.52
1
2010
133,084.47
62.20%
180.74
57.94
3.92
54.02
168.51
2
2011
135,080.73
65.76%
193.96
62.18
4.21
57.97
180.83
3
2012
137,106.94
69.32%
207.52
66.53
4.50
62.03
193.47
4
2013
139,163.55
72.88%
221.45
71.00
4.81
66.19
206.46
5
2014
141,251.00
76.44%
235.75
75.58
5.12
70.46
219.79
6
2015
143,369.77
80.00%
250.44
80.29
5.44
74.85
233.48
7
2016
145,520.31
83.56%
265.50
85.12
5.76
79.36
247.53
8
2017
147,703.12
87.12%
280.97
90.08
6.10
83.98
261.95
9
2018
149,918.66
90.68%
296.84
95.16
6.44
88.72
276.74
10
2019
152,167.44
94.24%
313.12
100.38
6.80
93.59
291.92
Berdasarkan Tabel 3. dapat diketahui volume sampah yang masuk ke areal penimbunan di TPA Gunung Panggung pada tahun 2019 adalah sebesar 93,59 ton/hari atau 291,92 m3/hari. Dengan mengasumsikan nilai densitas sampah terkompaksi di TPA sebesar 600 kg/m3 dan persyaratan teknis penimbunan sampah metode Sanitary Landfill (Draf NSPM Bidang Persampahan, 2008), maka ketersediaan areal penimbunan sampah yang meliputi zona 1 seluas 1,3 Ha, Zona 2 seluas 1,2 Ha dan Zona 3 seluas 1,98 Ha dengan kedalaman rata – rata 10 meter, maka sampai dengan tahun 2019 dapat menampung 8 lift dengan ketinggian timbunan sampah masing – masing lift 1,5 m, tanah penutup antara 0,30 m, tanah penutup harian 0,15 m, terasering 5 meter dan kemiringan talud sel sampah (safety faktor) 1;3. Hasil pengukuran komposisi yang dilakukan terhadap sampah yang masuk ke TPA Gunung Panggung sebagaimana disajikan pada Gambar 1. Timbulan Gas (CH4 dan CO2) di Landfill TPA Gunung Panggung Kabupaten Tuban
Kayu, 1.69% di TPA Gunung Panggung Komposisi Sampah
140.00
Karet, 1.10%
Kain , 5.99% Kertas, 6.31%
120.00
Kaca, 0.01
100.00
Logam, 0.42% Plastik, 11.22% Gas
80.00 60.00 40.00 20.00
Gambar 1. Komposisi Sampah di TPA Gunung Panggung
5
3
20 3
1
20 3
9
20 3
7
20 2
5
20 2
3
20 2
1
20 2
9
20 2
7
20 1
5
20 1
3
20 1
1
20 1
20 1
20 0
Tahun
9
0.00
Basah, 72.23%
Timbulan Gas Total (juta m3/tahun)
Timbulan Gas (dari Sampah Mudah Terurai) (juta m3/tahun)
Timbulan Gas (dari Sampah Tidak Mudah Terurai) (juta m3/tahun)
Timbulan Gas (Total) Kumulatif (juta m3)
Gambar 2. Perkiraan Timbulan Gas di TPA Gunung Panggung
Gambar 1. diatas menunjukkan bahwa komposisi sampah di TPA Gunung Panggung terdiri dari 72,23% sampah basah berupa sisa makanan dan sampah kebun/penyapuan, 11,25% sampah plastik, 6,31% sampah kertas dan karton, 5,99% sampah kain, 1,69 sampah kayu, 1,1 % sampah kertas, 0,01% sampah kaca dan 0,42% sampah logam. Berdasarkan perhitungan komposisi sampah tersebut dan hasil pengukuran kadar air dalam sampah 59,82%, kemudian dilakukan perhitungan
ISBN : 978979-99735-9-7 D-11-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
perkiraan jumlah timbulan gas (Tchobanoglous, Theisen dan Vigil, 1993) dengan hasil sebagaimana ditampilkan oleh Gambar.2. Dari gambar tersebut dapat diketahui hasil perhitungan jumlah timbulan gas di area penimbunan sampah di TPA Gunung Panggung Kabupaten Tuban adalah sebesar 122,23 juta m3 pada akhir tahun 2035. Keberadaan gas metan dan karbondioksida merupakan komponen gas utama (metana 45-60% dan karbondioksida 40-60%) yang dihasilkan dari proses dekomposisi oleh bakteri anaerobik dari sampah organik. Lebih lanjut, keberadaan gas metan apabila mencapai 5 – 15% diudara akan bersifat eksplosif pada landfill (Tchobanoglous, Theisen dan Vigil, 1993). Hasil perhitungan yang dilakukan terhadap komposisi gas metan dan karbondioksida yang dihasilkan oleh sampah mudah terurai sebagaimana tersebut diatas yang menunjukkan angka 52,44 % gas metan dan 47,56% gas karbondioksida. Untuk itulah, sistem pengelolaan gas di TPA Gunung Panggung disarankan untuk dilaksanakan dengan memasang pipa pipa PVC diameter 150 mm yang dikelilingi oleh bronjong berdiameter 400 mm dan diisi batu pecah berdiameter 50-100 mm dengan ketinggian mengacu pada ketinggian lapisan timbunan sampah (lift), dimana setiap lapisan ditambah 50 cm (Tchobanoglous, Theisen dan Vigil, 1993). Sistem pengumpulan lindi diperlukan untuk mengumpulkan lindi yang diproduksi oleh landfill sehingga sebagian besar air lindi yang mengalir ke bawah dapat tertangkap. Saluran pengumpul lindi harus dapat menampung total produksi lindi yang dihasilkan dan infiltrasi air hujan (Tchobanoglous, Theisen dan Vigil, 1993). Saluran ini terdiri dari saluran pengumpul sekunder dan saluran pengumpul primer. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa saluran primer pengumpul lindi dengan bahan pipa PVC memiliki diameter antara 4 – 10 inchi. Sedangkan terhadap perhitungan potensi produksi lindi (Tchobanoglous, Theisen dan Vigil, 1993), maka dihasilkan debit produksi lindi maksimum di TPA Gunung Panggung adalah sebesar 1,64 liter/detik atau 141,84 m3/hari dengan jumlah curah hujan tahunan di Kota Tuban (data curah hujan maksimum tahunan selama 10 tahun terakhir) = 1.642 mm/tahun. Pengelolaan lindi di TPA Gunung Panggung dilakukan dengan Instalasi Pengolah Air lindi yang terdiri dari kolam anaerobik, fakultatif dan maturasu. Tabel 4. berikut menggambarkan kualitas influen dan effluen air lindi pada Bangunan Pengolah Air Lindi di TPA Gunung Panggung. Tabel. 4. Hasil Estimasi Kualitas Air Lindi setelah dibangun IPL di TPA Gunung Panggung No 1 1 2 3 4 5 6
Parameter 2 pH TSS COD BOD Total N Total P
Satuan 3 mg/ltr mg/ltr O2 mg/ltr O2 mg/ltr NH3-N mg/ltr PO4-P
Hasil Estimasi Kualitas Lindi setelah melalui bangunan IPL Anaerobik Fakultatif Maturasi 4 5 6 7,73 170,81 22,52 5,53 169,40 22,34 5,48 81,17 10,70 2,63 25,18 3,32 0,82 1,48 0,20 0,05
Standar Baku Mutu*) 7 6-9 400 300 150 5 -
Evaluasi Kondisi Eksisting menuju sistem Sanitary Landfill Evaluasi kondisi eksisting TPA Gunung Panggung dilaksanakan dengan cara membandingkan data/kondisi eksisting terhadap kriteria desain yang terdapat dalam acuan/standar terkait penyelenggaraan TPA sistem Sanitary Landfill yaitu NSPM Departemen Pekerjaan Umum tentang Tata Cara Perencanaan TPA Sistem Controlled
ISBN : 978979-99735-9-7 D-11-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
Landfill dan Sanitary Landfill (2007). Rekapitulasi hasil Evaluasi Kondisi sebagaimana tersebut dalam Tabel. 5. Tabel 5. Hasil Evaluasi Kondisi TPA Gunung Panggung Kabupaten Tuban menuju sistem Sanitary Landfill No.
I. 1.
2.
3.
4.
5. 6.
7.
9.
Kondisi Eksisting (Sistem Controlled Landfill) PRASARANA TPA Papan Nama Sudah tersedia papan nama menunjukkan lokasi TPA, nama Instansi Pengelola dan Denah Penggunaan Lahan di TPA Pintu Gerbang Sudah tersedia, sebagai tempat masuk dan keluar areal penimbunan sampah di TPA Pagar Sudah Tersedia Pagar depan terbuat dari besi sedangkan pagar sekeliling berupa tembok setinggi 5 meter Kantor Kantor TPA Gunung Panggung saat ini juga berfungsi sebagai pos jaga Fasilitas MCK Sudah Tersedia (1 unit) Listrik Sudah tersedia jaringan listrik dari PLN Jembatan Timbang Fasilitas jembatan timbang saat ini belum tersedia di TPA Gunung Panggung, Sedangkan keberadaan pos jaga juga belum difungsikan
Garasi Alat Berat Garasi alat berat yang saat ini ada di lokasi TPA Gunung Panggung terletak disamping kantor TPA berupa bangunan dengan ukuran 5 meter x 10 meter
Sistem Sanitary Landfill
Tindak Lanjut menuju Sistem Sanitary Landfill
Papan nama memuat informasi nama TPA, pengelola, jenis sampah dan waktu kerja.
Menyesuaikan
Pintu gerbang berfungsi sebagai pintu masuk areal TPA
Sudah Sesuai
Pagar berfungsi untuk menjaga keamanan TPA Bentuknya dapat berupa pagar tanaman (sebagai daerah penyangga) setebal 5 m.
Sudah Sesuai
Kantor di TPA berfungsi sebagai pusat pengendalian kegiatan pengelolaan TPA
Penyesuaian kantor
Diharuskan
Sudah sesuai
Diharuskan
Sudah Sesuai
Jembatan timbang berfungsi untuk menghitung berat timbulan sampah yang masuk ke TPA dengan ketentuan : a. Lokasi harus dekat dengan kantor / pos jaga dan terletak pada jalan masuk TPA. b. Harus dapat menahan beban minimal 5 ton c. Lebar jembatan timbang 3,5 m
Apabila pengadaan jembatan timbang belum dapat direalisasikan maka diperlukan satu orang petugas untuk mencatat jumlah timbulan sampah yang masuk ke TPA sekaligus mengendalikan keluar masuknya truk pengangkut sampah.
Fungsinya sebagai tempat menyimpan alat berat di TPA Gunung Panggung. Kegiatan cuci kendaraan/alat berat juga dapat dilaksanakan di garasi alat berat yang dilengkapi saluran pembuangan air.
Sudah sesuai
ISBN : 978979-99735-9-7 D-11-6
fungsi
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
Tabel 5. (lanjutan) No.
8.
II. 1.
2.
3.
7.
8.
Kondisi Eksisting (Sistem Controlled Landfill) Jalan Operasi Sudah tersedia jalan akses menuju lingkungan TPA lebar 5 m. Konstruksi jalan terbuat dari aspal (hot mix), sedangkan jalan operasi berupa jalan antar sel sampah (di dalam zona penimbunan sampah) berupa jalan makadam (tanah dipadatkan dengan lebar 5 meter
Sistem Sanitary Landfill
Jalan operasi di areal TPA merupakan akses yang menghubungkan semua kegiatan yang ada di TPA, yaitu : a. Jalan operasi penimbunan sampah, jenis jalan bersifat temporer, setiap saat dapat ditimbun dengan sampah. b. Jalan penghubung antar fasilitas, Jenis jalan bersifat permanen. PROTEKSI TERHADAP LINGKUNGAN Liner dasar Berupa Lapisan Lempung Tanah dasar dilapisi setebal 70 cm geomembran atau jenis tanah lempung (clay) dengan permeabilitas < 10-6 cm/detik, tebal pelapisan 2 x 30 cm. Penyediaan Air Bersih Sudah Tersedia (PDAM) Penyediaan air untuk kebutuhan kantor, pencucian Peralatan & Mesin, maupun fasilitas TPA lainnya. Sumur Pemantau Terdapat 2 unit sumur Lokasi sumur pantau sebelum pantau lokasi penimbunan (hulu) min. 1 unit dan 1 unit dihilir sesuai arah aliran air tanah. Zona penyangga Sudah terdapat a. Jenis tanaman tinggi kombinasi tanaman perdu berbagai tanaman keras yang mudah tumbuh dan yang ditanam disekeliling rimbun b. Kerapatan pohon adalah 2 area TPA namun belum – 5m untuk tanaman keras tertata dengan baik. Sarana Pengumpul Lindi Sudah tersedia, berupa pipa pengumpul lindi, untuk pipa primer menuju ke kolam lindi dengan diameter 10 inchi dari bahan PVC Tipe AW
Terdiri dari saluran pengumpul lindi dan bak penampungan lindi dengan kriteria : a. Saluran pengumpul - Dipasang memanjang ditengah zona penimbunan - Menerima aliran dari dasar lahan dengan slope < 2% - Bahan pipa PVC b.Penampung lindi - Bak harus kedap air dan tahan asam - Ukuran disesuaikan kebutuhan
ISBN : 978979-99735-9-7 D-11-7
Tindak Lanjut menuju Sistem Sanitary Landfill Sudah pengembangan dilakukan pengembangan landfill
sesuai, seiring area
Sudah memenuhi, pengembangan seiring pengembangan landfill
Sudah Sesuai
Sudah sesuai
Penyesuaian tata letak tanaman peneduh serta perlu variasi dengan jenis tanaman perdu lainnya
Sudah sesuai, pengembangan dilakukan seiring pengembangan landfill
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
Tabel 5. (lanjutan) No.
4.
5.
6.
III. 1.
Kondisi Eksisting (Sistem Controlled Landfill) Drainase Saluran dainase terletak pada sekeliling area penimbunan maupun sisi jalan masuk dengan lebar 50 m. Konstruksi terbuat dari pasangan batu kali, kedalaman dasar saluran rata-rata 1 m, menuju saluran drainase primer Ventilasi/Cerobong Gas Saat ini terdapat 12 titik cerobong gas yang dipasang di area penimbunan sampah eksisting dari bahan PVC AW dilubangi dengan diameter pipa 6 inchi, Sarana Pengolahan Lindi Lindi baru ditampung dalam kolam lindi ukuran 8 meter x 6 meter x 4 meter (p x l x h)
SUMBER DAYA MANUSIA Terdapat
1
orang pengawas TPA dan 3 orang
sebagai pelaksana
(petugas komposer dan 2
Sistem Sanitary Landfill
Tindak Lanjut menuju Sistem Sanitary Landfill
Drainase TPA berfungsi untuk mengurangi volume air hujan yang jatuh pada area timbunan sampah
Sudah sesuai, pengembangan seiring pengembangan landfill
Sistem vertikal dengan beronjog kerikil dan pipa, karpet kerikil setiap 5 m lapisan, dihubungkan dengan perpipaan recovery gas. Setiap lapisan sampah ditambahkan ketinggian pipa 50 cm
Pipa vertikal dan dipasang dari dasar area penimbunan sampah, jarak antar pipa 30 meter.
Sistem pengolahan dengan sistem proses biologis : 1. Kolam anaerobik, berfungsi untuk menurunkan kadar BOD yang relatif tinggi yaitu lebih besar dari 1000 ppm. Kriteria desain : - Kedalaman 2,5 – 5,0 m - Waktu detensi 20 - 50 hari - Efisiensi pengolahan 50 – 85 % 2. Kolam fakultatif, berfungsi sebagai kolam stabilisasi. Kriteria desain : - Kedalaman 1 – 2 m - Waktu detensi : 12 - 33 hari - Efisiensi pengolahan 70 – 80 % 3. Kolam maturasi atau kolam pematangan. Kriteria desain : - Kedalaman 1 m - Waktu detensi 7 – 10 hari - Efisiensi pengolahan 60 – 89 %
Perlu pembuatan Kolam Pengolah Lindi yaitu a. Kolam Anaerobik b. Kolam Fakultatif c. Kolam Maturasi Menyesuaikan perhitungan aspek teknis
Seharusnya tersedia : a. Kepala TPA b. Supir alat berat c. Teknisi d. Satpam
Perlu penambahan teknisi pengelolaan persampahan sistem Sanitary Landfill dan Satpam.
orang sopir alat berat)
ISBN : 978979-99735-9-7 D-11-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
Tabel 5. (lanjutan) No.
IV. 1.
Kondisi Eksisting (Sistem Controlled Landfill) PENGOPERASIAN Alat Berat Sudah ada Excavator,
sedangkan
Sistem Sanitary Landfill
Tindak Lanjut menuju Sistem Sanitary Landfill
Dozer dan loader dianjurkan dilengkapi dengan Excavator
Sudah sesuai
a. Lapisan penutup antara - Dimaksimalkan menggunakan tanah sekitar, perbandingan sampah dengan tanah 5 : 1 atau 15 % - 20 %. - Bisa berupa kompos atau sampah lama. b. Lapisan penutup akhir - Tebal tanah 0.5 – 0.7 m
Perlu penyesuaian dengan volume sampah
bulldozer 2 unit. 2.
Tanah Penutup Sudah ada persediaan tanah urug sebagai penutup sampah disekitar area TPA Gunung Panggung
KESIMPULAN Dengan volume sampah sebesar 313,12 m3/hari atau 100,38 ton/hari pada tahun 2019 pengelolaan TPA Gunung Panggung sistem Sanitary Landfill dapat diterapkan dengan pengaturan lahan seluas 4,5 Ha menjadi 3 zona yang didukung oleh kesesuaian dan ketersediaan tanah penutup di sekitar lokasi TPA Gunung Panggung. Sebagai bentuk proteksi terhadap lingkungan. dalam penerapan sistem Sanitary Landfill di TPA Gunung Panggung dapat dilakukan dengan pengolahan debit produksi lindi sebesar 1,64 liter/detik menggunakan sistem kolam anaerobik, fakultatif dan maturasi. DAFTAR PUSTAKA Alamin, S. U. dan Moesriati, A., (2006), Alternatif Bentuk Sistem Penyaluran Lindi pada Sanitary Lanfill, Jurnal Purifikasi Volume 7 no. 2, Surabaya. Badan Standarisasi Nasional (1994), Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah, SNI 19-3241-1994, LPMB, Bandung. Badan Standarisasi Nasional (1994), Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman, SNI 19-3242-1994, LPMB, Bandung. Badan Standarisasi Nasional (1994), Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan, SNI 19-3964-1995, LPMB, Bandung. Badan Standarisasi Nasional (1994), Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, SNI 19-2454-2002, LPMB, Bandung. Bappeda Kabupaten Tuban (2008), Tuban Dalam Angka, Tuban. Ditjen Cipta Karya, Dep. PU, (2007), Diseminasi dan Sosialisasi NSPM Persampahan, Satuan Kerja Pengembangan Kinerja Pengelolaan Penyehatan Lingkungan Permukiman Jawa Timur, Surabaya.
ISBN : 978979-99735-9-7 D-11-9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
Tchobanoglous, G., Theisen, H., Vigil, S., (1993), Integrated Solid Waste Management : Engineering Principles and Management Issue, Mc.Graw Hill lnc, International Editions, New York. Vesilind, P.A., Worrell, W., Reinhart, D., (2002), Solid Waste Engineering, Brooks/Cole, Australia.
ISBN : 978979-99735-9-7 D-11-10