PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
EVALUASI IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TENTANG JADWAL PEMBUANGAN SAMPAH DI KELURAHAN SIANTAN HILIR KECAMATAN PONTIANAK UTARA KOTA PONTIANAK
Oleh: SUTRIMO MIKA NIM. E01110079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak, 2015. Email:
[email protected]
ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempat dan jadwal yang telah ditetapkan. Hal ini mengakibatkanmasih adanya penumpukan sampah di tempat pembuangan sampah sementara yang disediakan di luar aturan jadwal pembuangan sampah. Penyelenggaraan kebijakan ini diatur dalam Peraturan Walikota Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Jadwal Pembuangan Sampah. Berdasarkan teori Ripley(dalam Purwanto 2010:51-52) mengenai indikator dalam mengukur keberhasilan implementasi kebijakan, penelitimengevaluasi pelaksanaan peraturan tentang jadwal pembuangan sampah dengan menganalisistingkat kepatuhan target grup pada ketentuan yang berlaku, kelancaran pelaksanaan rutinitas kegiatan serta terwujudnya kinerja dan dampak yang dikehendaki dalam kebijakan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwamayoritas masyarakat di Kelurahan Siantan Hilir lebih memilih untuk membakar sampah rumah tangganya daripada membuangnya di tempat pembuangan sampah sementara. Armada pengangkutan sampah yang berupa mobil dump truk atau sejenisnya tidak rutin membuang sampah dari tempat pembuangan sementara menuju tempat pembuangan akhir serta masih tingginya tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan Siantan Hilir selama diberlakukannya kebijakan ini. Saran yang dapat peneliti berikan khususnya kepada Dinas Kebersihan Kota Pontianak untuk menambah jumlah tempat pembuangan sampah sementara dengan lokasi penempatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat Kelurahan Siantan Hilir. Perlu penambahan armadapengangkut sampah dan hendaknya perlu memperbanyak sumber daya petugas dalam mengawasi pelaksanaan peraturan ini dilapangan agar masyarakat di kelurahan tersebutdapat tertib membuang sampah pada tempatnya dan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Kata kunci: Evaluasi Implementasi, jadwal pembuangan sampah, tingkat kepatuhan, kelancaran pelaksanaan, terwujudnya kinerja dan dampak.
1 SUTRIMO MIKA, NIM. E01110079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
ABSTRACT The problem in this research is the lack of public awareness in place and dispose of waste in a predetermined schedule. This resulted in still the accumulation of garbage in landfills while being provided outside the rules of garbage disposal schedule. Implementation of this policy on Mayor Regulation No. 6 of 2006 on Waste Disposal Schedule.Based on the Ripley theory ( inPurwanto 2010: 51-52 ) about the indicators to measure the success of policy implementation, the researcher evaluated the implementation of the regulations on waste disposal schedule byanalysing the level of compliance with the target group in the applicable regulations, the smooth implementation of routine activities as well as the realization of the desired performance and impact in policy.The method used is qualitative research methods. The results of this research indicates that the majority of people in Kelurahan SiantanHilir prefer to burn household garbage rather than throw it in the garbage disposal.Waste transportation fleets in the form of a car dump truck or the others were not routinely dispose of waste from landfills while heading landfills and still the high level of offenses committed by people in the KelurahanSiantanHilir during the implementation of this policy. The suggestions that can be given by the researcher especially to Pontianak City Health Department to increase the number of temporary landfills with the placement location that can be reached by public Kelurahan Siantan Hilir. The needof additional fleet of garbage and should have to multiply the resource officers in overseeing the implementation of this regulation in the field so that people in the village can be orderly dispose of waste in place and fit a predetermined schedule. Keywords: Evaluation of Implementation, garbage disposal schedules, adherence, smooth implementation, the realization of the performance and impact .
2 SUTRIMO MIKA, NIM. E01110079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
lingkungan. Dari
PENDAHULUAN
keterangan tersebut,
dikatakan juga bahwa pengawasan dan Kebersihan sebagai langkah awal
penertiban
masih
terkendala
karena
menciptakan kehidupan yang sehat, indah
kekurangan sumberdaya petugas. Hingga
dan nyaman tentu dapat membawa dampak
digulirkannya berita itu, upaya masih terus
baik pada masa yang akan datang. Oleh
dilakukan guna meningkatkan kinerja dan
karena itu, guna melestarikannya, manusia
kesadaran masyarakat untuk mewujudkan
harus
lingkungan yang bersih dan sehat. (Tribun
bertanggungjawab
menjaga
lingkungan demi kehidupan yang semakin
Pontianak News. 31 Maret 2013).
baik dan berkelanjutan. Di era globalisasi
Pada tahun 2012 jumlah penduduk
ini, jumlah penduduk disetiap wilayah
Kelurahan Siantan Hilir sebanyak 27.880
semakin bertambah setiap tahun nya.
jiwa. Pada tahun 2013 bertambah dengan
Seiring dengan pertambahan penduduk
jumlah penduduk mencapai 29.029 jiwa
yang terus meningkat tersebut, tentunya
dan pada tahun 2014 semakin meningkat
kebutuhan masyarakat dalam mencukupi
menjadi
kebutuhan
Statistik,
hidupnya
juga
mengalami
perubahan pola konsumsi. Kepala
Dinas
36.332
jiwa.
(Badan
Pusat
Hal
ini
2012-2014).
menunjukkan bahwa kelurahan Siantan
Kebersihan
dan
Hilir adalah kelurahan yang memiliki
Pertamanan Kota Pontianak, menghimbau
penduduk
kepada
Kota
memiliki jumlah penduduk yang semakin
Pontianak untuk membuang sampah sesuai
bertambah setiap tahunnya. Selain itu
jadwal,
kelurahan ini juga dekat dengan kawasan
setiap
masyarakat
seperti
yang
di
tertera
dalam
yang
Tahun 2006 tentang jadwal pembuangan
kebutuhan
sampah,
sampah
(kawasan pasar). Kelurahan ini dapat
dimulai pukul 18:00 sampai 06:00 WIB.
dikatakan sangat rentan tercemar oleh
Selanjutnya
bahwa
sampah karena kawasan ini merupakan
masyarakat yang membuang sampah diluar
daerah pusat perbelanjaan dengan kegiatan
jadwal tersebut akan dikenakan sanksi
jual-beli masyarakat yang beragam.
diungkapkan
tindak pidana ringan (tipiring) dengan
sampah
untuk
ditetapkan
berpartisipasi
agar
masyarakat
produk
disekitarnya
Masyarakat cenderung membuang
menghimbau kepada setiap masyarakat ikut
ragam
dan
jual
membuang
beraneka
banyak
Peraturan Walikota Pontianak Nomor 6
jadwal
beli
cukup
di
luar
jadwal
yang
telah
yakni
pada
siang
hari.
meningkatkan kesadaran dan kepedulian
Bersamaan dengan hal tersebut, tidak
untuk bersama-sama menjaga kebersihan
semua masyarakat di Kelurahan Siantan 3
SUTRIMO MIKA, NIM. E01110079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Hilir mau membuang sampah rumah
masih belum efektif dan belum mampu
tangga
menjawab masalah penanganan sampah.
nya
sementara
di
tempat
yang
pembuangan
tersedia.
Beberapa
Maka fokus penelitian ini adalah
masyarakat lebih memilih cara instant
untuk
dengan
pembuangan sampah dalam mengatur
membakar
langsung
tanpa
menilai
efektivitasjadwal
memikirkan dampak dari pembakaran
perilaku
sampah tersebut, yang secara tidak disadari
membuang sampah di Kelurahan Siantan
dapat
pencemaran
Hilir Kecamatan Pontianak Utara Kota
udara. Dalam hal ini, terlihat bahwa
Pontianak. Adapun tujuan dari penelitian
masyarakat diKelurahan Siantan Hilir
ini digunakan untuk menganalisis dan
memiliki kesadaran yang masih sangat
menilai
minim
pembuangan sampah dalam mengatur
memicu
dalam
terjadinya
memelihara
lingkungan
masyarakat
peraturan
untuk
tertib
tentangjadwal
meskipun sudah adanya aturan tegas yang
perilaku
mengatur tentang jadwal pembuangan
membuang sampah di Kelurahan Siantan
sampah oleh pemerintah.
Hilir, Kecamatan Pontianak Utara Kota
Akibat dari kurangnya kesadaran
masyarakat
untuk
tertib
Pontianak.
tadi, masih sering ditemukan warga yang
Manfaat teoritis dalam penelitian
membuang sampah diluar ketentuan yang
ini diharapakan dapat bermanfaat untuk
berlaku dan tak jarang terjaring bahkan
mengembangkan
diproses serta dikenakan sanksi dalam
mengenai
bentuk Tindak Pidana Ringan (tipiring).
ketertiban umum. Selain itu penelitian ini
Bahkan
Walikota
juga dapat menjadi bahan referensi bagi
Pontianak sendiri pernah memergoki ada
pembaca sebagai dasar pemikiran dalam
warga yang membuang sampah diluar
memahami evaluasi kebijakan. Manfaat
jadwal yang telah ditetapkan. Beliau
praktis dari penelitian ini diharapkan dapat
menahan KTP dan memberikan sanksi
memberikan informasi kepada pemerintah
tipiring pada warga yang bersangkutan
dalam
tersebut. (Humas Kota Pontianak, 04
memperbaiki kebijakan yang belum efektif
Agustus
sehingga
Sutarmidji,
2014).
selaku
Berdasarkan
paparan
pemikiran
evaluasi
merumuskan
hasil
kebijakan
ilmiah tentang
kebijakan
perbaikan
dan
kebijakan
permasalahan di atas, terlihat bahwa
tersebut dapat dijadikan pedoman dalam
Peraturan Walikota Pontianak Nomor 6
meningkatkan kesadaran masyarakat agar
Tahun 2006 Tentang Jadwal Pembuangan
tertib membuang sampah sesuai waktu
Sampah di Kecamatan Pontianak Utara,
yang telah ditetapkan.
secara khusus di Kelurahah Siantan Hilir 4 SUTRIMO MIKA, NIM. E01110079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
yakni: riset process dan riset outcomes.
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam hal ini, riset proses (riset process) Sebagaimana
menggunakan metode
deskriptif yang
dalam Peraturan Walikota Nomor 6 tahun
berusaha
apakah
2006 pada pasal 2 ayat 4 dalam bab 2
program utama telah tercapai dengan baik
mengenai tertib kebersihan, secara khusus
atau sebaliknya. Metode deskriptif juga
menyoroti tentang jadwal pembuangan
mengevaluasi tingkat atau derajat manfaat
sampah
bahwa
yang telah ditetapkan dalam suatu program
tangga
atau menentukan apakah manfaat nyata
dilakukan mulai dari pukul 18:00 sampai
dari suatu program dinikmati oleh mereka
dengan pukul 06:00 WIB. Peraturan
yang menjadi kelompok sasaran (target
tentang jadwal pembuangan sampah ini
group) yang paling banyak atau yang
dikaji dengan menilai efektivitasnya dalam
paling sedikit.
yang
pembuangan
yang
tercantum
menegaskan
sampah
rumah
menemukan
semua
mengatur perilaku masyarakat untuk tertib
Merujuk pada pendapat Ripley
membuang sampah berdasarkan pendapat
(dalam Purwanto, 2010 : 51-52) ada tiga
para ahli tentang evaluasi.
cara
Menurut
Mustofadijaja
(dalam
Widodo 2012:111), evaluasi kebijakan
yang
dominan
bagi
suksesnya
implementasi kebijakan, yaitu: 1.
Tingkat kepatuhan pada ketentuan
merupakan kegiatan untuk menilai atau
yang
melihat
compliance on the statute),
keberhasilan
dan
kegagalan
berlaku
(the
degree
of
pelaksanaan suatu kebijakan publik. Oleh
Tingkat keberhasilan implementasi
karena itu, evaluasi merupakan kegiatan
kebijakan dapat diukur dengan melihat
pemberian nilai atas sesuatu “fenomena”
tingkat kepatuhan terhadap isi kebijakan
didalamnya terkandung pertimbangan nilai
dengan
(value judgment) tertentu. fenomena yang
Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh,
dinilai adalah berkaitan dengan tujuan,
yang berarti disiplin dan taat, kepatuhan
sasaran
sasaran
adalah istilah yang menjelaskan ketaatan
(target group) yang ingin dipengaruhi,
pasrah pada tujuan yang telah ditentukan.
berbagai
yang
Jadi dapat disimpulkan bahwa kepatuhan
lingkungan
(ketaatan) adalah melaksanakan cara dan
kebijakan, kinerja yang dicapai, dampak
perilaku yang disarankan oleh orang lain,
yang terjadi dan sebagainya.
dan kepatuhan juga dapat didefinisikan
kebijakan,
digunakan,
instrumen responsi
kelompok
kebijakan dari
Menurut langbein (dalam Widodo, 2012:116), ada dua tipe riset evaluasi,
peraturan
yang
telah
diatur.
sebagai perilaku positif dalam mencapai tujuan.
Ripley
memperkenalkan 5
SUTRIMO MIKA, NIM. E01110079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pendekatan “kepatuhan” dan pendekatan
ubah. Prosedur itu sendiri adalah tahapan-
“faktual” dalam implementasi kebijakan.
tahapan tertentu pada suatu program yang
Pendekatan
dalam
harus dijalankan untuk mencapai suatu
literatur administrasi publik. Pendekatan
tujuan, dengan adanya kelancaran rutinitas
ini memusatkan perhatian pada tingkat
suatu pelaksanaan pada program kegiatan
kepatuhan agen atau individu bawahan
dapat menjadikan implementasi yang baik
terhadap
juga,
kepatuhan
agen
atau
muncul
individu
atasan.
sehingga
suatu
keberhasilan
Perspektif kepatuhan merupakan analisis
implementasi kebijakan dapat ditandai
karakter dan kualitas perilaku organisasi.
dengan lancarnya rutinitas fungsi dan tidak
Menurut Ripley, paling tidak terdapat dua
adanya masalah yang dihadapi.
kekurangan perspektif kepatuhan, yakni: (1) banyak faktor non-birokratis yang berpengaruh
tetapi
justru
kurang
diperhatikan, dan (2) adanya program yang
3. Terwujudnya kinerja dan dampak yang dikehendaki (the leading of the desired performance and impact),
tidak didesain dengan baik. Perspektif
Bahwa dengan adanya kinerja dan
kedua adalah perspektif faktual yang
dampak yang baik merupakan wujud
berasumsi bahwa terdapat banyak faktor
keberhasilan
yang mempengaruhi proses implementasi
Keberhasilan kebijakan atau program juga
kebijakan
dikaji
yang
mengharuskan
implementasi
berdasarkan
kebijakan.
perspektif
proses
implementor
agar
lebih
leluasa
implementasi dan perspektif hasil. Pada
mengadakan
penyesuaian.
Kedua
perspektif proses, program pemerintah
kontradiktif,
dikatakan berhasil jika pelaksanaannya
tetapi saling melengkapi satu sama lain.
sesuai dengan petunjuk dan ketentuan
Secara
kepatuhan
pelaksanaan yang dibuat oleh pembuat
mulai mengakui adanya faktor eksternal
program yang mencakup antara lain cara
organisasi
pelaksanaan, agen pelaksana, kelompok
perspektif
tersebut
empirik,
yang
tidak
perspektif
juga
mempengaruhi
kinerja agen administratif. 2.
Lancarnya
sasaran dan manfaat program. Sedangkan
pelaksanaan
rutinitas
pada perspektif hasil, program dapat
fungsi kegiatan, (smoothly functioning
dinilai
routine and the absence of problem).
membawa
yang
berhasil
manakala
dampak
seperti
program yang
Rutinitas berasal dari kata rutin
diinginkan. Suatu program mungkin saja
dalam
Bahasa
berhasil dilihat dari sudut proses, tetapi
pengertian
boleh jadi gagal ditinjau dari dampak yang
Indonesia
Kamus
rutin
Besar
memiliki
prosedur yang teratur dan tidak berubah-
dihasilkan, atau sebaliknya. 6
SUTRIMO MIKA, NIM. E01110079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Ketiga
perspektif
tersebut
digunakan untuk mengukur keberhasilan implementasi kebijakan, sehingga menjadi lebih
mudah
untuk
diidentifikasi. Teori Ripley
ingin
menekankan tingkat kepatuhan para target group terhadap isi kebijakan itu sendiri. Setelah ada kepatuhan terhadap kebijakan yang
ada,
pada
Evaluasi Implementasi Peraturan Walikota Tentang Jadwal Pembuangan Sampah di Kelurahan Siantan Hilir Kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak
tahap
selanjutnya
Masalah: 1. Tingkat kesadaran masyarakat dalam membuang sampah masih rendah. 2. Masyarakat cenderung membuang sampah tidak pada tempatnya dan diluar jadwal yang telah ditetapkan. 3. Masih ada penumpukan sampah di luar jadwal yang ditetapkan.
melihat kelancaran pelaksanaan rutinitas Kriteria penilaian menurut Ripley : 1. Tingkat kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku. 2. Kelancaran Pelaksanaan Rutinitas Kegiatan. 3. Terwujudnya kinerja dan dampak yang diinginkan.
fungsi, serta seberapa besar masalah yang dihadapi
dalam
implementasi.
Pada
akhirnya setelah semua berjalan maka akan terwujud kinerja yang baik dan tercapainya
tujuan
(dampak)
Tipe riset evaluasi kebijakan langbein: 1. Riset Process 2. Riset Outcomes
yang
diinginkan. Dari beberapa paparan di atas, maka teori yang dianggap cocok untuk mengevaluasi
keberhasilan
kebijakan
tentang aturan membuangan sampah sesuai jadwal
di
Kelurahan
Siantan
Hilir,
Kecamatan
Pontianak
Utara
Kota
Menganalisis dan menilai peraturan tentang jadwal pembuangan sampah dalam mengatur perilaku masyarakat untuk tertib membuang sampah di Kelurahan Siantan Hilir Kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak.
Pontianak adalah teori yang dikemukakan oleh
Ripley
keberhasilan
dengan
tiga
implementasi
kriteria
METODE PENELITIAN
kebijakan
publik.
Dalam
penelitian
ini
peneliti
menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif digunakan karena peneliti belum mengetahui apa yang sebenarnya menjadi permasalahan utama dalam
proses
implementasi
Peraturan
Walikota tentang jadwal pembuangan sampah. Oleh karena itu peneliti perlu menyajikan gambaran lengkap mengenai 7 SUTRIMO MIKA, NIM. E01110079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
hubungan sosial dan fenomena-fenomena
Adapun untuk menguji validitas data ,
yang
peneliti
penulis menggunakan triangulasi sumber
mendapatkan data dan informasi yang
untuk menguji kredibilitas data yang
lebih lengkap dan mendalam mengenai
dilakukan dengan cara mengecek data
masalah yang diteliti.
yang telah diperoleh melalui beberapa
terjadi
Waktu penyusunan
sehingga
yang
digunakan
laporan
dan
untuk
sumber.
konsultasi
dilakukan dari bulan Agustus 2014 hingga Juni 2015. Subjek dalam penelitian ini
HASIL DAN PEMBAHASAN
diambil secara purposive dan Snowball. Adapun yang menjadi subjek penelitian
Dalam
melakukan
efektivitas
penilaian
atau informan dalam penelitian ini adalah:
terhadap
Sekretaris dan Kasi Penindakan dan
Peraturan Walikota Nomor 6 Tahun 2006
pengendalian
Dinas
Kebersihan
Kota
Tentang efektivitas Jadwal Pembuangan
Pontianak;
Staf
Penyidikan
dan
Sampah di
Kelurahan Siantan Hilir,
Penyuluhan Satuan Polisi Pamong Praja
peneliti
Kota
dikembangkan
Pontianak;
Anggota
Masyarakat
Implementasi
menggunakan oleh
teori
yang
Ripley,
yang
Kelurahan Siantan Hilir yang berjumlah 9
menegaskan bahwa ada 3 (tiga) indikator
orang.
dalam Dalam penelitian ini, penulis hanya
menggunakan 3 teknik pengumpulan data, yaitu
observasi,
wawancara
dan
menilai
keberhasilan
suatu
kebijakan, yaitu: 1.
Tingkat
Kepatuhan
Terhadap
Ketentuan Yang Berlaku
dokumentasi. Dalam teknik analisi data,
Suatu kebijakan dapat dikatakan
penulis menggunakan olahan data secara
efektif apabila prosedur dan aturan yang
kualitatif. Miles dan Huberman (dalam
telah ditetapkan dapat dilaksanakan atau
Sugiyono, 2009:95) menyatakan bahwa
dipatuhi
dalam analisi data kualitatif dilakukan
mestinya. Keberhasilan suatu kebijakan
secara interaktif dan berlangsung secara
dapat dilihat dari tingkat kepatuhan target
terus menerus sampai tuntas, sampai pada
group pada isi kebijakan yang telah diatur
data jenuh. Untuk menganalisis data-data
dalam suatu kebijakan. Kepatuhan dapat
dan
dipahami sebagai tindakan taat dan setia
informasi
yang
ada,
peneliti
dengan
menggunakan tiga tahap analisis data,
pada
diantaranya: tahap reduksi data, tahap
Perspektif
penyajian
keberhasilan
data
dan
tahap
verifikasi.
tujuan
yang pertama
baik
sebagaimana
telah
ditentukan.
ini
memahami
implementasi
dalam
arti 8
SUTRIMO MIKA, NIM. E01110079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sempit, yaitu sebagai kepatuhan target
kadaluarsa, harus dibuang langsung ke
group dalam mematuhi kebijakan yang
tempat pembuang akhir;
tertuang dalam dokumen kebijakan (dalam
(4) Pembuangan sampah dimaksud ayat
bentuk
(1) dan ayat (2) tersebut dilakukan mulai
undang-undang,
peraturan
pemerintah atau program). Peraturan
dari pukul 18:00 WIB sampai dengan
tentang
jadwal
pukul 06:00 WIB.
pembuangan sampah merupakan salah satu
Sebagaimana yang tertera di atas,
peraturan yang terdapat dalam Peraturan
aturan tertib kebersihan dalam Perwa
Walikota yang ditetapkan oleh Pemerintah
Nomor 6 Tahun 2006 tersebut menjadi
Kota
2006.
dasar peraturan dalam mengendalikan
Peraturan mengenai hal tersebut diatur
tingkat pencemaran lingkungan, upaya
dalam Peraturan Walikota Nomor 6 tahun
pendisiplinan perilaku masyarakat yang
2006. Perwa ini dibuat sebagai acuan
selama ini dirasa masih kurang tertib dan
dalam
tidak teratur secara baik dalam membuang
Pontianak
pada
tahun
melaksanakan/menyelenggarakan
ketertiban
umum
dan
ketentraman
sampah rumah tangganya.
masyarakat guna mewujudkan suatu kota
Dalam hal ini, Dinas Kebersihan
yang indah, bersih, tertib, aman, tentram,
Kota
nyaman dan teratur sesuai dengan visi
utama Perwa Nomor 6 Tahun 2006 ini
kota.
melaksanakan tugas dan tanggunjawabnya Adapun aturan tertib kebersihan
Pontianak
sebagai
implementor
dengan memberikan kesempatan kepada
(Pasal 2) dalam Perwa ini berisi empat
masyarakat
ketentuan, yaitu:
rumah tangga pada jadwal yang telah
(1) Setiap orang harus membuang sampah
ditetapkan.
Dengan
di tempat-tempat yang telah disediakan
masyarakat
merasa
oleh Pemerintah Daerah;
beraktifitas sehari-hari, maka dari itu guna
(2) Sampah dari rumah tangga dibuang ke
mewujudkan
harapan
tempat pembuangan sampah sementara
Kebersihan
memberikan
yang disediakan oleh Pemerintah Daerah,
kepada
dengan syarat dikemas/dibungkus dengan
sampahnya mulai malam hari. Pihak Dinas
rapi dalam kantong plastik atau lain
Kebersihan dan Pertamanan menjelaskan
sebagainya agar tidak berserakan;
bahwasanya
(3) Khusus sampah yang berasal dari
diinformasikan
bongkaran
Mereka
bangunan
dan
barang
untuk membuang sampah
masyarakat
telah
harapan nyaman
tersebut,
untuk
peraturan kepada melakukan
agar dalam
Dinas
kesempatan membuang
ini
telah
masyarakat. sosialisasi,
berbagai penyuluhan bahkan memberikan 9 SUTRIMO MIKA, NIM. E01110079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
ancaman
ketika
masih
terdapat
pelanggaran.
memungkinkan
untuk
dijangkau
oleh
masyarakat khususnya bagi mereka yang
Jika dibandingkan dengan jumlah
bermukim dikomplek perumahan atau di
TPS nya dan tindakan dari beberapa
gang-gang.
masyarakat diwilayah tersebut yang masih
pelaksanaan peraturan ini yang terkesan
membuang sampah semaunya, sangatlah
lambat
tidak memungkinkan apabila mereka dapat
menyebabkan beberapa masyarakat juga
dengan mudah patuh dan taat begitu saja
kurang
dengan
disampaikan
Perwa ini sehingga pelaksanaan aturan
sebelumnya. Beberapa masyarakat yang
tentang jadwal pembuangan sampah ini
bermukim didekat jalan raya dan berlokasi
oleh Dinas Kebersihan dinilai masih belum
dekat dengan TPS, lebih tahu tentang
efektif memberikan perubahan perilaku
aturan waktu membuang sampah ini,
masyarakat untuk tertib dan patuh dalam
bahkan dapat dipastikan kalangan mereka
waktu
tersebut bisa lebih patuh dan taat dalam
tangganya sesuai ketentuan yang berlaku.
membuang sampah rumah tangganya ke
2.
sosialisasi
yang
TPS. Namun hal ini berbeda dengan
Begitu
dan
juga
kurangnya
mengetahui
dengan
sosialisasi
diberlakukannya
pembuangan
sampah
rumah
Kelancaran Pelaksanaan Rutinitas Kegiatan
pengakuan masyarakat yang bermukim di
Keberhasilan suatu implementasi
gang-gang atau yang jauh dari TPS.
kebijakan
Kalangan masyarakat ini cenderung tidak
rutinitas
atau kurang tahu dengan adanya peraturan
masalah yang dihadapi. Rutinitas berasal
tersebut sehingga lebih memilih untuk
dari kata rutin yang dalam Kamus Besar
membakar
harus
Bahasa Indonesia memiliki arti sebagai
membuangnya ke TPS yang ada. Hal yang
prosedur yang teratur dan tidak berubah-
patut
di
ubah. Prosedur itu sendiri adalah tahapan-
Kelurahan ini adalah dukungan mereka
tahapan tertentu pada suatu program yang
yang sangat besar terhadap pelaksanaan
harus dijalankan untuk mencapai tujuan
peraturan tentang jadwal pembuangan
dari kebijakan. Setelah ada kepatuhan dari
sampah ini
kebijakan tentang jadwal pembuangan
sampah
diapresiasi
Secara
dari
garis
daripada
masyarakat
besar,
dalam
sampah,
ditandai kegiatan
pada
dengan dan
tahap
lancarnya
tidak
adanya
ini
efektifitas
impelementasi
kebijakan
pelaksanaan Perwa Nomor 6 Tahun 2006
keberhasilan
di Kelurahan Siantan Hilir ini, apabila
ingin
dilihat dari sarana yang digunakan berupa
rutinitas
TPS sebanyak 4 (empat) unit, dirasa tidak
dilakukan sehingga
melihat fungsi
kelancaran dari
pelaksanaan
kegiatan
dapat
yang
mengetahui 10
SUTRIMO MIKA, NIM. E01110079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
apakah ada masalah atau bahkan masalah
sesuai dengan harapan. Dalam kegiatannya
lain
melaksanakan kebijakan tentang ketertiban
apa
yang
ditimbulkan
dalam
implementasi Perwa Nomor 6 Tahun 2006
umum,
tersebut. Pelaksanaan rutinitas kegiatan
beberapa kendaraan yang digunakan dalam
mengenai
jadwal
mendukung tugasnya. Fasilitas angkutan
pembuangan sampah tidak terlepas dari
armada kendaraan di Dinas Kebersihan
berbagai tugas dan fungsi serta Standard
menurut data tahun 2014 di atas berjumlah
Operational
(SOP)
52. Paling banyak pada Dump Truck
implementor yang terlibat di dalamnya.
Tipper dengan jumlah 23 unit yang
Beberapa dari SKPD yang ditunjuk oleh
kondisinya rusak sebanyak 8 unit dan 15
Pemerintah Kota dalam melaksanakan
dalam kondisi baik. Pada jenis Amr Roll
peraturan ini memiliki tugas dan fungsi
Truck yang berjumlah 11 dengan kondisi
yang tentunya berbeda-beda.
baik sebanyak 10 unit dan 1 rusak.
Perwa
tentang
Procedure
Untuk
kegiatan
Dinas
Kebersihan
difasilitasi
pembuangan
Kemudian untuk Compactor berjumlah 1
sampah, beberapa masyarakat diKelurahan
unit, Pick Up 3 unit, mobil dinas untuk
Siantan Hilir mengaku bahwa mereka
kepala dinas dan tangki tinja masing-
membuang
cara
masing ada 1, Excavator TPA sebanyak 6
sembilan orang warga
unit dan masing-masing dari jenis armada
sampahnya
dibakar. Dari Kelurahan
Siantan
dengan
Hilir
yang
tersebut dalam kondisi baik. Sedangkan
diwawancarai oleh peneliti, 4 diantaranya
untuk jenis Tossa sebanyak 6 unit, 5
dapat dikatakan rutin dalam membuang
diantaranya dalam kondisi baik dan 1
sampah rumah tangganya di TPS dengan
rusak.
waktu pembuangan sesuai dengan yang
Sebagaimana dikemukakan
2006. Sedangkan narasumber lainnya lebih
beberapa masyarakat di Kelurahan Siantan
memilih membakar sampahnya.
Hilir yang rutin membuang sampah rumah
kegiatan
atas,
memang
telah
ditetapkan dalam Perwa Nomor 6 Tahun
Rutinitas
di
yang
ada
pelaksanaan
tangganya pada waktu yang dtitetapkan
Perwa ini tidak hanya dilihat dari kegiatan
oleh pemerintah, namun belum mampu
masyarakat dalam membuang sampah
mencakup kalangan masyarakat secara
rumah tangganya semata, tetapi juga dapat
luas dikelurahan ini. Hal ini dinilai masih
dilihat dari sarana dan prasarana yang
kurang efektif ditambah lagi jumlah
digunakan dalam implementasinya. Sarana
armada Dump Truck yang digunakan
dan prasarana yang mencukupi dapat
dalam proses pengangkutan sampah dari
mendukung
TPS menuju TPA tidak rutin mengangkut
suatu
kebijakan
berjalan
11 SUTRIMO MIKA, NIM. E01110079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sampah masyarakat dengan waktu angkut
singkat oleh RS, beliau mengemukakan
yang berubah-ubah.
bahwa petugas-petugas dilapangan ini
3.
Terwujudnya Kinerja Dan Dampak
memang memiliki jumlah yang masih
Yang Dikehendaki
kurang apabila dibandingkan dengan TPS-
Selain
kepatuhan
terhadap
TPS
terlaksananya
rutinitas
Kelurahan Siantan Hilir, dalam observasi
fungsi dari kebijakan tersebut, langkah
yang dilakukan peneliti dilapangan, dari 4
selanjutnya adalah memastikan bahwa
TPS yang ada, hanya ada 1 petugas yang
kinerja dari pelaksanaan itu berjalan baik
mengawasi di sekitar TPS di wilayah itu.
dan bermanfaat bagi masyarakat. Untuk
Jumlah petugas lapangan yang sangat tidak
mengetahui efektifitas dalam kebijakan
mencukupi ini tentunya mengakibatkan
aturan jadwal pembuangan sampah, dapat
daya penjangkauan dalam menindakan
dikaji dengan melihat cara kerja dalam
warga yang kedapatan melanggar aturan
pelaksanaan kebijakan itu sendiri dan apa
jadwal
dampak
kelurahan tersebut menjadi tidak efektif.
kebijakan
dan
yang
ditimbulkan
selama
implementasinya. Pada perspektif proses
yang tersebar
dalam
kota.
pembuangan sampah di
Perihal
pemberian
sanksi
Di
TPS
bagi
yang berkaitan dengan kinerja Dinas
masyarakat yang melanggar ketentuan
Kebersihan dalam implementasi Perwa
peraturan
Nomor 6 Tahun 2006, kebijakan atau
bekerjasama
program pemerintah dikatakan berhasil
memberlakukan Tindak Pidana Ringan
jika
(Tipiring). Proses tindak pidana ringan
pelaksanaannya
sesuai
dengan
ini,
Dinas
dengan
SatPolPP
sendiri
untuk
petunjuk dan ketentuan yang dibuat oleh
(tipiring)
pembuat kebijakan. Cakupan dari kinerja
SatPolPP dengan memanggil para warga
pada pelaksanaan kebijakan tentang jadwal
yang KTP/kartu identitasnya telah ada
pembuangan sampah bisa dilihat dari cara
pada mereka untuk diikutsertakan dalam
pelaksanaannya,
pelaksana,
persidangan. Sanksi yang diberikan berupa
kelompok sasaran serta manfaat dari
denda sebesar lima puluh ribu rupiah (Rp
program.
50.000) hingga dua ratus lima puluh ribu
agen
ini
Kebersihan
dilakukan
oleh
Perwa tentang Jadwal Pembuangan
rupiah (Rp 250.000) dan kurungan selama
Sampah ini dilaksanakan sejak tahun 2010
3 hari hingga 1 minggu sesuai dengan
dengan menempatkan petugas penjaga
keputusan
TPS dalam memantau masyarakat yang
Penegakan
membuang sampah tidak pada waktu yang
Kebersihan dalam tugas mendisiplinkan
telah
masyarakat
ditentukan.
Disampaikan
secara
pengadilan Perwa
untuk
yang
ini
tertib
berlaku.
oleh
Dinas
membuang 12
SUTRIMO MIKA, NIM. E01110079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sampah sesuai jadwal ini dinilai cukup
kurang efektif dalam mengatur perilaku
sulit dalam proses aplikasinya untuk
masyarakat dalam membuang sampah. Hal
masyarakat, bahkan dengan sanksi yang
ini terlihat beberapa masyarakat yang
ditetapkan ini ternyata tidak membuat
belum mengetahui sejak diberlakukannya
masyarakat
aturan
taat
pada
peraturan
ini
dan
kurangnya
tempat
sebagaimana mestinya. Masih saja ada
pembuangan sampah sementara (TPS)
masyarakat yang melanggar peraturan
menjadikan mayoritas masyarakat lebih
tersebut dan terkena sanksi dan diproses
memilih
dipengadilan.
tangganya.
Dengan
jumlah
penduduk
Kelurahan Siantan Hilir yang mencapai
membakar
sampah
rumah
2) Kelancaran Pelaksanaan Rutinitas Kegiatan
36.332 orang (Profil Kelurahan Siantan
Bahwa rutinitas dalam kegiatan
Hilir, 2014), tentu tidak mudah bagi Dinas
pembuangan sampah secara khusus bagi
Kebersihan selaku implementor untuk
masyarakat yang dekat dengan TPS sudah
mengimplementasikan Perwa Nomor 6
berjalan
Tahun 2006 tentang jadwal pembuangan
masyarakat yang aksesnya jauh dari TPS.
sampah
Sejak
Selain itu armada pengangkut sampah dari
hingga
TPS ke TPA juga tidak rutin mengangkut
penerapannya kini, dinilai masih belum
sampah tersebut sehingga mengakibatkan
efektif dalam memberikan dampak yang
masih adanya tumpukan sampah hingga
dapat
siang hari.
ini
dilaksanakan
berjalan nya
membawa
mulus.
Perwa
ini
perubahan
perilaku
masyarakat Kelurahan Siantan Hilir untuk tertib membuang sampah pada jadwal
baik,
namun
tidak
bagi
3) Terwujudnya Kinerja Dan Dampak Yang Dikehendaki
yang ditetapkan.
Bahwa kinerja dalam pelaksanaan Perwa ini dinilai masih berjalan lambat, kurangnya penindakan
PENUTUP
sumberdaya dilapangan
petugas
serta
tingkat
pelanggaran yang masih tinggi belum memberikan
1. Simpulan 1) Tingkat
Kepatuhan
Terhadap
Ketentuan Yang Berlaku Bahwa tingkat kepatuhan pada
dampak
positif
bagi
masyarakat di Kelurahan Siantan Hilir untuk
tertib
membuang
sampahnya
berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan.
ketentuan yang berlaku dalam Perwa jadwal pembuangan sampah dinilai masih 13 SUTRIMO MIKA, NIM. E01110079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
2. Saran
REFERENSI
1) Tingkat
Kepatuhan
Terhadap
Ketentuan Yang Berlaku Dinas Kebersihan selaku organisasi pelaksanaan dalam Perwa ini hendaknya terus
melakukan
sosialisasi
kepada
masyarakat dalam bentuk penyuluhan bersama
Camat
dan
Lurah
ataupun
memanfaatkan media cetak atau elektronik agar
seluruh
masyarakat
mengetahui
Perwa ini. Selain itu, perlu penambahan jumlah
tempat
pembuangan
sampah
sementara sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat diwilayah tersebut. 2) Kelancaran Pelaksanaan Rutinitas Kegiatan Dinas Kebersihan perlu menambah jumlah armada pengangkutan sampah baik berupa Dump truck untuk mengangkut TPS ke TPA dan armada jenis lain yang bisa
menjangkau
tempat
sampah
dikomplek-komplek perumahan agar tidak terjadi penumpukan sampah secara terusmenerus.Selain itu, dalam meningkatkan kinerja
Dinas
penambahan
Kebersihan,
jumlah
diperlukan
personil
petugas
lapangan sehingga dapat mengawasi dan meminimalisir pelanggaran dari warga yang membuang sampah di luar jadwal yang ditentukan.
Agustino, Leo. 2008. Dasar – Dasar Kebijakan Publik. Bandung; Alfabeta Idrus,
Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial;Pendekatan Kualitatif
dan Kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga Komariah, Aan dan Satori, Djam’an. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung; Alfabeta Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi penelitian kualittatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Nugroho, Riant. 2003. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: Elex Media Komputindo ---------. 2007. Analisis Kebijakan. Jakarta: Elex Media Komputindo ---------. 2009. Public Policy. Jakarta: Elex Media Komputindo Pasolong, Harbani. 2010. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta Patilima, Hamid. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Purwanto, Erwan Agus dan Sulistyastuti, Dyah Ratih. 2010. Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava Media. Ripley B, Randall dan Franklin A, Grace. 1986. Policy Implementation and Bureaucracy. Chicago: The Dorsey Press Santosa, Panji. 2008. Administrasi Publik, teori dan aplikasi Good Governance. Bandung: Reflika Aditama Subarsono. 2005. Analisis kebijakan publik, Konsep, teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
14 SUTRIMO MIKA, NIM. E01110079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Sugiyono, 2009. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Suryabrata, Sumadi. 2012. Metodologi penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada Widodo, Joko. 2012. Analisis kebijakan publik. Malang: Bayumedia Winarno, Budi. 2007. Kebijakan publik teori dan proses. Yogyakarta: Media Presindo ---------. 2012. Kebijakan publik teori, proses dan studi kasus. Yogyakarta: CAPS Perda dan Perwa: Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Ketertiban Umum. Peraturan Walikota Pontianak Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun
2004 dan Nomor 15 Tahun 2005 Tentang Ketertiban Umum. Peraturan walikota Pontianak Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Uraian Tugas Jabatan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak. Internet: http://pontianakkota.bps.go.id/publikasi/20 14/KCDA/utara14/index.html Diakses data pada tanggal 6 Nov 2014. http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345 6789/4383/1/037022005.pdf Diakses data pada tanggal 2 November 2014. http://pontianak.tribunnews.com/2012/03/ 31/buang-sampah-sesuai-jadwal Diakses data pada tanggal 12 Juni 2015. http://humas.pontianakkota.go.id/berita52-wali-kota-pergoki-wargabuang-sampah-diluar jadwal.html Diakses data tanggal 18 Juni 2015.
15 SUTRIMO MIKA, NIM. E01110079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
16 SUTRIMO MIKA, NIM. E01110079 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN