1
PERBANDINGAN PENGARUH PEMBELAJARAN ANTARA METODE KOMANDO DENGAN METODE INDIVIDUAL TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS PERMAINAN BOLA VOLI (Eksperimen pada Siswa Puteri Kelas VIII SMPN 7 Kota Tasikmalaya) Erlinda aprilia 1) Iis Marwan 2) 1) Mahasiswa PJKR FKIP Universitas Siliwangi:
[email protected] 2) Dosen PJKR FKIP Universitas Siliwangi:
[email protected]
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pengaruh latihan antara metode komando dengan metode individual terhadap keterampilan passing bawah permainan bola voli pada siswa puteri kelas VIII SMPN 7 Kota Tasikmalaya. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Kegiatan proses latihan dilakukan selama 18 kali pertemuan. Populasi penelitian adalah peserta ekstrakuriler bola voli SMPN 7 Kota Tasikmalaya sebanyak 142 orang. Sampel ditetapkan sebanyak 30 orang diambil secara random proporsional. Instrumen penelitian menggunakan tes keterampilan passing bawah permainan bola voli yang dilakukan pada tes awal dan tes akhir. Hasil penelitian menunjukkan: 1) pembelajaran dengan menerapkan metode komando maupun metode individual keduanya secara signifikan berpengaruh terhadap keterampilan passing bawah permainan bola voli; 2) pembelajaran dengan menerapkan metode komando hasilnya lebih efektif daripada metode individual terhadap keterampilan passing bawah permainan bola voli. Untuk meningkatkan keterampilan keterampilan passing bawah permainan bola voli siswa sekolah menengah pertama disarankan menerapkan metode komando. Kata kunci :pembelajaran ,metode komando , metode individual , keterampilan passing atas permainan bola voli
1
2
EFFECT OF LEARNING METHOD COMPARISON BETWEEN INDIVIDUAL COMMAND WITH THE PASSING GAME OF SKILL volleyball ( Experiments on Eighth Grade Students of SMAN 18 Princess Tasikmalaya ) 1) Students PJKR FKIP Siliwangi University:
[email protected] 2) Lecturer PJKR FKIP Siliwangi University :
[email protected]
ABSTRACT
The purpose of this study was to compare the effects of exercise between the methods of command with individual methods against passing skills under game of volleyball on the class VIII student princess 7 Tasikmalaya SMP . This research method using the experimental method . Activities carried out during the training process 18 meetings . The study population was participants ekstrakuriler volleyball Tasikmalaya SMP 7 142 people . Sample set as many as 30 people taken at random proportional . Using research instruments passing skills tests under volleyball game conducted at the beginning of the test and final test . The results showed : 1 ) learning to apply the methods of command and individual methods can significantly affect both passing skills under game of volleyball ; 2 ) learning by applying the results of command method is more effective than individual methods against passing skills under game of volleyball . To improve the skills of passing skills under game of volleyball junior high school students are advised to apply the method of command .
Keywords : learning , method of command , the individual method , passing skills over a volleyball game
2
3
PENDAHULUAN Bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainan beregu yang populer dan digemari masyarakat Indonesia, hal ini terbukti di kota-kota besar maupun di desa, mulai dari anak-anak, remaja, orang tua, laki-laki maupun perempuan, mereka menyukai kegiatan olahraga bola voli. Pendirian klub-klub bola voli baik di masyarakat maupun sekolah, terjadwalnya penyelenggaraan turnamen yang dilakukan oleh lembaga, instansi pemerintah maupun swasta serta didukung peran dunia usaha dan industri yang menspronsori setiap penyelenggaraan turnamen bola voli antar klub, sekolah, maupun daerah. Sehingga setiap event turnamen bola voli segenap lapisan masyarakat turut serta baik sebagai penyelenggara maupun penonton, hal ini menandakan bahwa bola voli digemari oleh berbagai lapisan dan kalangan masyarakat. Di sekolah menengah pertama permainan bola voli merupakan salah satu bahan ajar dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (Penjasorkes). Pada kurikulum tahun 2013 untuk SMP/MTs kelas VIII semester genap memuat: Kompetensi Inti
:
1. Menghargai dan menghayatiajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percayadiri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami
pengetahuan
(faktual,
konseptual,
dan
prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, danmembuat) dan ranah abstrak 3
4
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. Kompetensi Dasar: 3.1 Memahami konsep keterampilan gerak fundamental permainan bola besar. 4.1 Mempraktikkan teknik dasar permainan bola besar dengan menekankan gerak dasar fundamental.
Berdasarkan kompetensi dasar tersebut bahan ajar permainan bola voli termasuk dalam olahraga bola besar beregu lanjutan, karena telah diajarkan sejak sekolah dasar. Untuk dapat menguasai permainan bola voli, maka perlu memahami dan menguasai teknik dan strategi permainan. Mengenai teknik dasar bola voli Angga, Ade (2005:13) menjelaskan, ”Salah satu penunjang agar dapat bermain bola voli, ialah menguasai teknik dasar bermain sebagai berikut: 1. Sikap penjagaan dan pergerakan; 2. Pas dan umpan; 3. Serangan (spike - serangan tipuan); 4. Bendungan; dan 5. Servis”. Kutipan tersebut menjelaskan tentang perlunya menguasai teknik dasar bola voli agar pemain dapat bermain bola voli dengan baik. Kelima teknik dasar di atas senantiasa terwujud dalam setiap permainan bola voli. Jika ditelusuri lebih lanjut tentang berlangsungnya permainan bola voli, maka permainan itu diawali dengan teknik servis, kemudian pihak lawan melakukan passing untuk menerima bola servis, mengumpan, spike dan melakukan bendungan. Sehingga semua pemain bola voli perlu menguasai dengan benar teknik bola voli. Teknik passing salah satu teknik yang sering dipergunakan oleh pemain bola voli terutama apabila terjadi permainan yang cukup seimbang. Hasil passing dapat dilanjutkan dengan spike atau melewatkan bola ke petak lapangan lawan. Passing 4
5
bawah merupakan teknik yang cukup esensial terhadap bola yang dilambungkan, karena bola dikatakan baik apabila arahnya parabola sehingga memudahkan teman regunya dalam melaksanakan spike dan bola dapat diarahkan pada petak lawan yang sulit dijangkau lawan. Berdasarkan pengalaman penulis sebagai guru praktikan di SMPN 7 Kota Tasikmalaya, siswa kelas VIII masih belum menguasai secara benar teknik passing atas. Hal ini dapat dilihat secara langsung setiap siswa memainkan bola dengan teknik passing bawah bolanya sikunya ditekuk, bola dikejut bukannya di dorong, kedua tangan jari-jarinya dirapatkan sehingga sulit dibuka setelah bola lepas. Mengingat pada kenyataan tersebut maka perlu menciptakan dan membuat metode pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Lutan, (1988:397) menjelaskan bahwa, "Metode sebagai suatu cara untuk melangsungkan proses mengajar-belajar sehingga tujuan dapat dicapai."
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa metode
pembelajaran adalah untuk berlangsungnya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mengatasi kesulitan dalam belajar passing bawah penulis mencari solusi untuk mengatasinya dengan mencari alternatif teknik penyampaian materi passing bawah.
Dalam hal ini penulis menerapkan proses pembelajaran passing
bawah dengan cara menerapkan metode komando dan metode individual. Pembelajaran individual merupakan suatu strategi pembelajaran, hal ini dijelaskan oleh Rowntree (1974) dalam Sanjaya (2008:128) membagi strategi pembelajaran ke dalam strategi penyampaian-penemuan atau exposition-discovery learning strategy dan strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau groups-individual learning strategy. Menurut Sanjaya (2008:129) belajar kelompok dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar oleh orang atau beberapa orang guru. Bentuk pembelajarannya dapat berupa kelompok besar atau pembelajaran klasikal; atau bisa 5
6
juga siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Strategi kelompok tidak memperhatikan kecepatan belajar individual, setiap individu dianggap sama. Berdasarkan perbedaan kedua metode tersebut, penulis ingin meneliti lebih lanjut perbedaan hasil pembelajaran dari kedua metode pembelajaran tersebut terhadap keterampilan passing bawah bola voli. Penelitian ini penulis laksanakan pada siswa ekstrakurikuler SMPN 7 Kota Tasikmalaya karena siswanya sangat kesulitan untuk melakukan passing bawah bola voli.
Sementara itu, di sekolah tersebut permainan bola voli sebagai salah satu
cabang olahraga prioritas dikembangkan sebagai olahraga unggulan.
Selain itu
Kepala Sekolah merekomendasi untuk diadakan penelitian di sekolah yang dipimpinnya, guru Penjasorkes bersedia membantu kelancaran pelaksanaan penelitian, siswa bersedia menjadi subjek penelitian, dan tersedianya sarana maupun prasarana untuk pelaksanaan penelitian. METODE PENELITIAN Metode yang dipakai dalam metode ini adalah eksperimen, digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat dari penelitian yang dilaksanakan adalah proses dalam bentuk pembelajaran passing bawah dengan metode komando dengan metode individual. Menurut Surakhmad, (2013: 149) “Dalam arti yang luas, bereksperimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil. Hasil itu akan menegaskan bagaimanakah kedudukan perhubungan kausal antara variabel-variabel yang diselidiki”. Di samping itu, ingin mengetahui pengaruh dari variabel-variabel yang diuji menjadi logis dan sistematis, sehingga masalah yang dikemukakan dapat terjawab. Selain dari pada itu metode juga menggariskan tentang cara-cara pelaksanaan penelitian.
Sudjana, (2006: 52) menyatakan
bahwa “Metode dalam penelitian
berkenaan dengan cara bagaimana memperoleh data yang diperlukan. Metode lebih
6
7
menekankan kepada strategi, proses dan pendekatan dalam memilih jenis, karakteristik serta dimensi ruang dan waktu dari data yang diperlukan”. Berdasarkan pada penjelasan di atas, maka dapat dikatakan bahwa eksperimen merupakan serangkaian kegiatan percobaan yang ditujukan untuk meneliti faktorfaktor sebab akibat yang terlibat atau dijadikan sebagai variabel-variabel penelitian. Begitu pula dengan eksperimen yang penulis lakukan dalam penelitian ini ditujukan untuk melihat pengaruh pembelajaran antara metode komando dengan individual terhadap keterampilan passing bawah permainan bola voli siswa putri kelas VIII SMPN 7 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014. PEMBAHASAN Dengan menggunakan prosedur pengolahan data sebagaimana diungkapkan pada Bab III, maka hasil pengolahan data dapat penulis uraikan pada bagian berikut. Hasil penghitungan nilai rata-rata, simpangan baku dan varians hasil pembelajaran passing bawah dengan metode individual dan metode komando dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1 Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata, Simpangan Baku, dan Varians Kelompok Latihan Kelompok A: - Tes Awal - Tes Akhir
Nilai Rata-rata
Simpangan Baku
Varians
29,8 38,0
8,4 8,8
70,56 77,44
Kelompok B: - Tes Awal 30,0 8,1 65,61 - Tes Akhir 42,0 7,0 49,00 Pengujian normalitas tes ini menggunakan tes kecocokan chi-kuadrat. Hasil pengujian akan menentukan pendekatan mana yang akan dipergunakan dalam analisis data, apakah pendekatan parametrik atau non-parametrik. Pendekatan parametrik 7
8
digunakan apabila hasil pengujian tes tersebut ternyata normal. Sedangkan pendekatan non-parametrik digunakan apabila hasil pengujian tes tersebut ternyata tidak normal. Setelah dihitung diperoleh hasil sebagaimana dalam Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2 Hasil Pengujian Distribusi Normal Belajar Passing Bawah Bola Voli Kelompok Latihan Kelompok A: - Tes Awal - Tes Akhir Kelompok B: - Tes Awal - Tes Akhir *) α = 0,05
Nilai Chi-kuadrat hitung
Batas Penolakan Hipotesis *)
Kesimpulan
0,0844 0,1562
0,258 0,258
Normal Normal
0,0869 0,1157
0,258 0,258
Normal Normal
Untuk mengetahui homogen atau tidaknya sampel yang diteliti, maka perlu dihitung homogenitas sampel penelitian. Pengujian homogenitas ini juga merupakan salah satu syarat digunakannya uji t.
Hasil penghitungan homogenitas sampel
sebagaimana dalam Tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Hasil Pengujian Homogenitas Nilai F-hitung
F-hitung α = 0,05 (9,9)
Kesimpulan
Kelompok A - Tes Awal
1,10
3,12
Homogen
- Tes Akhir
1,34
3,12
Homogen
Variabel Tes
8
9
Pengujian bertujuan untuk membuktikan apakah hipotesis yang ditetapkan itu benar atau tidak. Untuk membuktikannya penulis menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t. Uji ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan (berarti) dari dua variabel yang diteliti. Hasil pengujian hipotesis adalah sebagaimana dalam Tabel 4 berikut ini. Tabel .4 Hasil Pengujian Hipotesis Kelompok A Variabel Tes
t-hitung
t-tabel α = 0,05
Kesimpulan
2,13
2,10
Signifikan
- Tes Awal - Tes Akhir Berdasarkan table di atas dapat dilihat bahwa thitung lebih besar dari ttable. Ini berarti thitung berada di luar penerimaan hipotesis, jadi hipotesisi nol (Ho) ditolak dan hipotesis
kerja
diterima.
Dengan
demikian. Pembelajaran
passing
bawah
menggunakan metode komando mempunyai pengaruh berarti terhadap peningkatan penguasaan passing bawah dapat diterima dan terbukti. Pengujian bertujuan untuk membuktikan apakah hipotesis yang ditetapkan itu benar atau tidak. Untuk membuktikannya penulis menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t. Uji ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan (berarti) dari dua variabel yang diteliti. Hasil pengujian hipotesis adalah sebagaimana dalam Tabel 4.5 berikut ini. Tabel 5 9
10
Hasil Pengujian Hipotesis Kelompok B Variabel Tes
t-tabel α = 0,05
t-hitung
Kesimpulan
- Tes Awal 3,04 2,10 Signifikan - Tes Akhir Berdasarkan table di atas dapat dilihat bahwa thitung lebih besar dari ttable. Ini berarti thitung berada di luar batas penerimaan hipotesis, sehingga hipotesisi nol (Ho) ditolak dan hipotesis kerja diterima. Dengan demikian. Pembelajaran passing bawah menggunakan metode komando mempunyai pengaruh berarti terhadap peningkatan keterampilan passing bawah dapat diterima dan terbukti. Pengujian bertujuan untuk membuktikan apakah hipotesis yang ditetapkan itu benar atau tidak. Untuk membuktikannya penulis menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t. Uji ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan (berarti) dari dua variabel yang diteliti. Hasil pengujian hipotesis adalah sebagaimana dalam Tabel.6 berikut ini. Tabel 6 Hasil Analisa Data Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Kelompok A dengan Kelompok B Variabel Tes Awal
X 8,2
Tes AKhir
12,0
Nilai ttabel dengan (α =0,05) dan dk = 18
Thitung
2,10
3,04
Dari Tabel 4.6 tersebut dapat dilihat bahwa thitung lebih besar dari ttabel dan berada di luar daerah penerimaan hipotesis, sehingga hopitesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis kerja diterima. Dengan demikian, ada perbedaan pengaruh yang berarti 10
11
antara latihan kelompok A dan kelompok B dalam meningkatkan penguasaan servis atas. Dengan demikian, hal ini dapat berarti bahwa kedua kelompok latihan tersebut berbeda efektifnya dalam meingkatkan penguasaan passing bawah kelompok yang latihan dengan latihan passing bawah ke metode komando lebih baik dan efektif dibandingkan dengan passing bawah metode individual. Dalam pembahasan hasil penelitian ini, penulis mengadakan pencocokan terhadap hipotesis penelitian yang diajukan.
Adapun hipotesis penelitian yang
penulis ajukan penelitian ini adalah sebagai berikut:, 1. Pembelajaran dengan menerapkan metode komando dengan metode individual secara signifikan berpengaruh terhadap keterampilan passing bawah permainan bola voli pada siswa putri kelas VIII bola voli SMPN 7 Kota Tasikmalaya. 2. Pembelajaran dengan menerapkan metode komando dengan metode individual secara signifikan berpengaruh terhadap keterampilan passing bawah permainan bola voli siswa putri kelas VIII bola voli SMPN 7 Kota Tasikmalaya. 3. Pembelajaran dengan menerapkan metode komando hasilnya secara signifikan lebih efektif daripada metode individual terhadap keterampilan passing bawah permainan bola voli pada siswa putri kelas VIII bola voli SMPN 7 Kota Tasikmalaya. Berdasarkan hasil pengujian perbedaan peningkatan hasil belajar hipotesis ketiga yang penulis ajukan bahwa latihan passing bawah ke metode komando lebih efektif terhadap penguasaan passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa putri kelas VIII bola voli SMPN 7 Kota Tasikmalaya dapat diterima. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis sebagaimana penulis uraikan, maka hasil ini dapat diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: faktor sistematitasi latihan, yakni belajar itu harus sistematis dari yang sederhana ke yang lebih kompleks dari mudah ke yang lebih sulit. Siswa putri kelas VIII bola voli 11
12
SMPN 7 Kota Tasikmalaya masih termasuk dalam kategori lanjutan karena rata-rata remaja 15 sampai 17 tahun. Terdapatnya peningkatan hasil belajar passing bawah dengan menggunakan simpai karena dapat meningkatkan motivasi berlatih, tidak menimbulkan rasa bosan dan sebagai tahapan proses. Pembelajaran dilakukan secara sistematis dalam bentuk alat yang digunakan, jumlah tugas gerak yang harus dilakukan dan variasi kegiatan. Hal ini memperkuat konsep Badriah, (2002:47) sebagai berikut, “Belajar merupakan upaya sadar yang dilakukan secara berkelanjutan dan sistematis untuk meningkatkan kemampuan fungsional raga sesuai dengan tuntutan cabang olahraga itu.” Berdasarkan konsep tersebut, maka belajar passing bawah bola dengan tahapantahapan berlatih yang dilakukan secara sistematis dalam waktu yang relatif lama dan dengan jeda waktu kerja kerja dan istirahat yang seimbang. Terdapatnya peningkatan hasil passing bawah dengan menggunakan metode komando ini pun diduga karena pentahapan mempelajari tugas-tugas gerak dari masing-masing tahapan cukup waktunya sehingga setiap tahapnya sudah dikuasai dengan baik. Dengan cukup waktu untuk menguasai setiap tahapan gerak, maka dengan menambah jumlah tugas gerak tidak menghilangkan tugas gerak yang telah dipelajari menjadi hilang. Hal ini dapat memperkuat konsep Badriah, (2002:48) sebagai berikut, “Belajar keterampilan teknik adalah proses belajar gerak, proses menghafal gerak, proses pembentukan gerakan refleks bersyarat untuk menghasilkan keterampilan teknik sesuatu cabang olahraga.” Dengan demikian setelah tugas gerak yang diberikan dirasakan atlet sudah perlu ditambah, maka tugas latih bertambah secara periodik. Selanjutnya karena proses pebelajar dapat divariasikan salah satunya dengan belajar passing bawah menggunakan metode komando dengan senang, timbul gairah berlatih, motivasi dapat meningkat yang berdampak dapat menguasai secara baik setiap fase gerak. Hasil ini dapat memperkuat konsep Mahendra, Agus dan Amung 12
13
(1998:4) sebagai berikut, “Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku yang merupakan hasil dari pengalaman dan tidak dicirikan oleh keadaan-keadaan diri yang sifatnya sementara seperti yang disebabkan oleh sakit, kelelahan, atau obat-obatan.” Dengan belajar passing bawah dengan metode kelompok, maka fase setiap tugas gerak dipelajari dengan baik sehingga diduga dapat dikuasai secara permanen, karena waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya cukup lama dan berulang-ulang. Lebih berpengaruh hasilnya tersebut terjadi juga karena selama melakukan berlatih, siswa dapat mempelajari bagian-demi bagian gerakan yang diberikan secara baik. Mereka dapat lebih memahami setiap fase gerak yang harus dilakukannya. Setelah tugas gerak pertama dikuasai dengan baik, maka materi berikutnya diberikan dengan tetap memberikan dan mengumpan balik materi yang telah diberikan sebelumnya. Dengan cara ini akan memperkuat memori siswa terhadap penguasaan tugas gerak yang harus dilakukannya. Dengan mengulang-ulang materi yang dipelajari, maka akan terjadi penguatan terhadap impuls syaraf sehingga tugas gerak yang dilakukan dapat secara permanen dan otomatis. Lutan, (1988:101) menjelaskan bahwa, “belajar dipandang sebagai proses yang
menghasilkan perubahan relatif permanen dalam keterampilan;
perubahan dalam perilaku yang menyebabkan perubahan pada suasana emosi, motivasi, atau keadaan internal tidak dianggap sebagai akibat belajar.” Badriah, (2002:47) menjelaskan bahwa, “Keterampilan teknik merupakan hasil dari proses belajar dan berlatih gerak yang secara khusus ditujukan untuk dapat menampilkan mutu tinggi cabang olahraga itu.” Bagian demi bagian tugas gerak dipelajari secara baik, maka dapat menghasilkan kualitas hasil belajar. Badriah, (2002:49) menjelaskan sebagai berikut, “Ciri dasar keterampilan teknik mutu tinggi adalah ketepatan dan kecermatan gerakan dan atau skill hasil gerakan.”
Dengan menggunakan jarak dan bentuk target 13
14
bervariasi, maka dapat menghasilkan ketepatan dan kecermatan terhadap tugas-tugas gerak yang dipelajarinya. PENUTUP Sesuai dengan analisis dan pembahasan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Pembelajaran passing bawah metode komando secara signifikan berpengaruh terhadap keterampilan passing bawah pada permainan bola voli siswa putri kelas VIII bola voli SMPN 7 Kota Tasikmalaya. 2. Pembelajaran passing bawah metode individual secara signifikan berpengaruh terhadap keterampilan passing bawah pada permainan bola voli siswa putri kelas VIII bola voli SMPN 7 Kota Tasikmalaya. 3. Pembelajaran passing bawah metode komando hasilnya lebih efektif daripada metode individual terhadap keterampilan passing bawah pada permainan bola voli siswa putri kelas VIII SMPN 7 Kota Tasikmalaya. Berdasarkan simpulan tersebut di atas, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Kepada para guru pendidikan jasmani, pembina olahraga maupun pada pelatih bola voli untuk sekolah menengah pertama, disarankan hasil penelitian ini dapat digunakan dalam rangka peningkatan prestasi bola voli untuk kalangan siswa Sekolah Menengah Pertama. 2.
Kepada pihak lain yang terkait dengan permasalahan yang sama,
dianjurkan untuk mengadakan penelitian pada murid perempuan, sehingga dapat menambah khasanah keilmuan khususnya dalam bentuk pebelajar passing bawah permainan bola voli. 3. Kepada jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi yang berguna untuk menambah khazanah keilmuan
14
15
terutama dalam pembinaan olahraga bola voli di kalangan siswa Sekolah Menengah Pertama. DAFTAR PUSTAKA Abdoellah, Arma. 2005. Olahraga Untuk Perguruan Tinggi, Yogyakarta, Sastra Hudaya. Abdoellah, Arma. 2010. Olahraga Untuk Perguruan Tinggi, Yogyakarta, Sastra Hudaya. Accusport Your Training, (http: //www. lactate.Com/: 1. Angga, Ade. 2005. ”Teknik Dasar dan Kombinasi Permainan Bola Voli”, Diktat, Bandung, FPOK-IKIP Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Yogyakarta, Rineka-Cipta Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Yogyakarta, Rineka-Cipta Badriah, Dewi, L. 2002. Ilmu Faal Olahraga, Bandung Beutelstahl, Dieter, 2006, Belajar Bermain Bola Volley, Bandung, Pioner Jaya. Bompa, Tudor, O. 1983. Theory and Methodology of Training, Dubuque, Iowa: Hunt Publishing Company, Bowers, Richard W., and Edward L. Fox. 1992. Sport Physiology, Dubuque: Wm C. Brown, 1992 DeWitt. 2006 Teaching Individual and Team Sport, New Jersey, Englewood Clift Elizabeth B. Hurlock. (1978). Perkembangan Anak (Jilid 1 Edisi keenam). Jakarta : Erlangga. Harre. D., 1982. Principle of Sports Training: Introduction to The Theory and Methods of Training. Berlin: Sportverlag. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching, Jakarta, Tambak Kusuma. Kiram, Yanuar. 2000. Pendidikan Jasmani. Jakarta, Depdikbu. Magill, Richard. 1982 Motor Learning Concepts and Applications. Dubuque, Iowa: WM. C. Brown Publishers. Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode, Jakarta, P2LPTK Depdikbud. 15
16
Lutan, Rusli. 2001. Integrasi Teori Kurikulum dan Teori Pengajaran: Inovasi Ke Arah Pembelajaran Pendidikan Jasmani Bersuasana Ke-SD-an. Bandung: FPOK IKIP, 1 Mahendra, Agus dan Mamun, Amung. 1998. Teori Belajar Keterampilan Motorik. Bandung, UPI Pers. Marwan, Iis. 2008. Metode Penelitian Keolahragaan: Pendekatan Eksperimen, Bandung. Nasution. 2005. Didaktik Asas-Asas Mengajar, Bandung, Tarsito Nazir, Muh. 2002. Metode Penelitian, Yogyakarta, Ghalia Indonesia. Nurhasan dan Abdul Narlan. 2004. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga", Diktat, Bandung, FPOK- IKIP. PBVSI. 2006. Peraturan Permainan Bola Voli, Jakarta, PBVSI Suharno. 2008. Bola Volley, Yogyakarta, Sastra Hudaya. Suharto. 2007. Informasi Kesehatan & Olahraga, Jakarta, Pusat Komunikasi Pemuda, Kantor Menpora. Surakhmad, Winarno. 2011. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Teknik, Bandung, Tarsito. Surakhmad, Winarno. 2012. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Teknik, Bandung, Tarsito. PASI. 2001. Teori dan Latihan, Jakarta, PB. PASI PASI. 2003. Teori dan Latihan, Jakarta, PB. PASI ke 2 Pate, Russell R., Bruce Mc. Clenaghan, dan Robert Rottella. 1993. Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan, Terjemahan, Kasiyo Dwijowinoto. Semarang: IKIP Semarang Press Schmidt. A. Richard. 1986. Motor Skill. New York: Harper & Row Publisher Singer, Robert. 1984. Motor Learning and Human Performance. New York: Mc Millan Publishing Company, Inc., Suhendar, Yusep. 2008, “Pengaruh Pembelajaran Servis Atas Dengan Ketinggian Net Berubah dan Jarak Berubah Terhadap Ketepatan Servis Atas Dalam Permainan Bolavoli”. Skripsi. Tasikmlaya, PJKR FKIP Universitas Siliwangi Oxendine B. Joseph. 1982. Psychology of Motor Learning. New Jersey: PrenticeHall, Inc., 16
17
17