EFEKTIVITAS PENDEKATAN METAKOGNITIF TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA M. Subali Noto 1), Tonah2), Hernati 3) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNSWAGATI Taman Kota Ciperna G.4 No. 10 Cirebon,
[email protected] 2) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNSWAGATI Jl. Wanagati No 4 Cirebon,
[email protected] 3) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNSWAGATI Jl. Perjuangan No. 1 Cirebon,
[email protected] 1)
Abstrak Pendekatan metakognitif dan kemandirian belajar membantu siswa untuk menuangkan hasil pemikiran siswa sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki sehingga dapat membangun kemampuan berpikir kritis siswa itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ketuntasan individual dan klasikal, mengetahui pengaruh dari pendekatan metakognitif dan kemandirian belajar terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa, mengetahui pengaruh dari pendekatan metakognitif terhadap kemandirian belajar, mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung dari pendekatan metakognitif terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Metode yang digunakan quasi eksperiment dan sampel satu kelas sembilan. Instrumen yang digunakan soal uraian, lembar observasi dan angket. Pengolahan data yaitu dengan uji proporsi dan uji rata-rata satu pihak, uji analisis jalur (path analysis), dan uji Sobel dibantu dengan teknik bootstrapping. Hasil dari penelitian diperoleh (1) kemampuan berpikir kritis siswa mencapai ketuntasan individual dan klasikal dengan ratarata 76,29; (2) terdapat pengaruh dari pendekatan metakognitif dan kemandirian belajar terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa; (3) terdapat pengaruh dari pendekatan metakognitif terhadap kemandirian belajar siswa; (4) terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung dari pendekatan metakognitif terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Maka pembelajaran dengan pendekatan metakognitif terhadap kemandirian belajar dan kemampuan berpikir kritis matematis siswa dikatakan efektif. Kata kunci: Pendekatan Metakognitif, Kemandirian Belajar, Berpikir Kritis
Abstract Metacognitive approach and self regulated learning helps students to pour the ideas of students according to their abilities so that they can build critical thinking skills students themselves. The purpose of this study was to determine the individual and classical completeness, determine the effect of metacognitive approach and self regulated learning to critical thinking mathematically, determine the effect of metacognitive approach towards self regulated, knowing the direct and indirect influence of metacognitive approach to critical thinking mathematically. The method used quasi experiment and sample is ninth grade. Instruments used about the description, observation sheets and questionnaires. Data processing is the proportion of test and test an average of one tail, the test path analysis, and Sobel test assisted by bootstrapping techniques. The results of the study showed (1) critical thinking mathematically students achieve mastery of individual and classical with an average of 76.29; (2) there is the influence of metacognitive learning and self regulated learning approach to critical thinking mathematical; (3) there is the influence of metacognitive approach towards self regulated learning; (4) there is a direct and indirect effect of
metacognitive approach to critical thinking mathematical. So learning with metacognitive approach towards self regulated learning and critical thinking mathematical to be effective. Keywords: Metacognitive Approach, Self Regulated Learning, Critical Thinking
Pendahuluan Dibutuhkan kemampuan agar dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat untuk menyelesaikan sebuah masalah, dan kemampuan tersebut salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis. Menurut Alwasilah (2011: 187) pemikiran kritis secara sistematis menganalisis aktivitas mental untuk menguji tingkat keandalannya. Mereka tidak menerima begitu saja cara mengerjakan sesuatu hanya karena selama ini memang begitulah cara mengerjakannya, dan mereka juga tidak menganggap suatu pernyataan benar hanya karena orang lain membenarkannya. Terlihat bahwa melalui kemampuan berpikir kritis manusia tidak dapat dengan mudah percaya dengan yang belum diketahui kebenarannya dan tidak mudah terjerumus pada masalah-masalah yang bermunculan. Karena melalui pola pikir kritis kita dapat menentukan jalan keluar yang tepat untuk menyelesaikan sebuah masalah. Hanya berpikir kritislah yang memungkinkan mereka menganalisis pemikiran sendiri untuk memastikan bahwa mereka telah menentukan pilihan dan menarik kesimpulan cerdas. Fachrurazi (2011) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri.
Dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa agar menjadi lebih baik, seorang guru dapat menggunakan beberapa variasi dalam pembelajaran, misalnya yaitu dengan menggunakan metode, model ataupun menggunakan pendekatan sesuai dengan situasi dan kondisi siswa dalam lingkungan kelas. Pendekatan Metakognitif merupakan salah satu pendekatan yang mampu membangun kemampuan berpikir kritis. Metakognitif berarti memahami cara berpikir sendiri. Metakognitif adalah kemampuan seseorang dalam mengontrol proses belajarnya, mulai dari tahap perencanaan, memilih strategi yang tepat sesuai masalah yang dihadapi, kemudian memonitor kemajuan dalam belajar dan secara bersamaan mengoreksi jika ada kesalahan yang terjadi selama memahami konsep, menganalisis keefektifan dari strategi yang dipilih dan bagian akhir sebagai betuk upaya refleksi. Jadi pendekatan metakognitif ini membantu siswa untuk menuangkan hasil pemikiran siswa sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki sehingga dapat membangun kemampuan berpikir kritis siswa itu sendiri. Kemandirian belajar diperlukan bagi siswa agar siswa tersebut mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya. Tindakan mandiri ini dirancang untuk menghubungkan pengetahuan
akademik dengan kehidupan siswa sehari-hari secara sedemikian rupa untuk mencapai tujuan yang bermakna. Pentingya kemandirian dalam belajar matematika karena tuntutan kurikulum agar siswa dapat menghadapi persoalan di dalam kelas maupun di luar kelas yang semakin kompleks dan mengurangi ketergantungan siswa dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Hasil temuan beberapa penelitian (Fauzi, 2011: 111), menunjukkan bahwa upaya dari sebagian besar siswa dalam menemukan solusi adalah melalui aktivitas self-regulatory, dalam hal ini kemandirian belajar siswa (selfregulated learning). Pembelajaran dianggap efektif apabila skor yang dicapai siswa memenuhi batas minimal kompetensi yang telah dirumuskan (Uno dan Mohamad, 2011: 173). Proses pembelajaran yang efektif adalah kegiatan pembelajaran yang dapat mengantarkan pada tercapainya tujuan pembelajaran itu sendiri sehingga hasil pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Kemudian untuk melihat keterampilan proses yang terjadi dalam pembelajaran serta sebagai penunjang pembentukan berpikir kritis siswa, dibutuhkan suatu model pembelajaran aktif yang tepat. Suatu proses belajar-mengajar dapat dikatakan berhasil baik, jika kegiatan belajar-mengajar tersebut dapat membangkitkan proses belajar. Penentuan atau ukuran dari pembelajaran yang efektif terletak pada hasilnya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal, apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam pendekatan metakognitif dan kemandirian belajar terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa, apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas siswa dalam pendekatan metakognitif terhadap kemandirian belajar siswa, dan apakah terdapat pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung dari aktivitas siswa dalam pendekatan metakognitif terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (Quasi Eksperiment). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Babakan dengan menentukan sampel menggunakan teknik cluster sampling yaitu para siswa kelas XI.2. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono, 2012: 110). Dengan desain penelitiannya sebagai berikut: O1 X O2 Keterangan: O1 : tes Awal (Pretest) O2 : tes Akhir (Posttest) X : pemberian perlakuan terhadap kelas eksperimen Aktivitas siswa dalam pendekatan metakognitif yang akan diamati menggunakan lembar observasi aktivitas siswa di kelas eksperimen, dan untuk melihat
kemandirian belajar siswa akan dilihat dari angket kemandirian belajar. Kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh dengan memberikan pretes dan postes melalui delapan soal berpikir kritis yang sebelumnya telah diuji validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda terlebih dahulu. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk menjawab rumusan masalah yang akan diteliti. Untuk mengetahui ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal menggunakan uji proporsi dan uji rata-rata satu pihak, kemudian untuk melihat pengaruh
yang signifikan dari aktivitas siswa dalam pendekatan metakognitif dan kemandirian belajar terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, serta aktivitas siswa dalam pendekatan metakognitif terhadap kemandirian belajar, diuji dengan menggunakan analisis jalur (path analysis), sedangkan untuk melihat pengaruh langsung dan tidak langsung yaitu dengan uji Sobel yang dilanjutkan dengan teknik bootstrapping. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Rekapitulasi data aktivitas siswa setiap pertemuan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Rekapitulasi Data Aktivitas Siswa Dalam Pendekatan Metakognitif Pertemuan Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Interpretasi 1 2 3 4 5 1 76,97 76,09 77,30 75,22 74,78 Baik 2 82,89 83,33 84,54 82,24 83,99 Sangat Baik 3 88,38 87,28 89,14 88,60 86,62 Sangat Baik Berdasarkan tabel data hasil aktivitas siswa dalam pendekatan metakognitif di atas menunjukkan bahwa aktivitas siswa yang terjadi di dalam kelas sudah berlangsung dengan baik, para siswa dapat mengikuti jalannya pembelajaran dengan baik dan lebih aktif. Dari hasil persentase
aktivitas siswa untuk setiap aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam pendekatan metakognitif menunjukkan hal yang positif. Selain itu diperoleh pula rekapitulasi hasil angket kemandirian belajar siswa yang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Skala Kemandirian Belajar Siswa No. Indikator Kemandirian Belajar Persentase Kriteria Aspek 3. 83,55 Sangat Baik Inisiatif belajar 7. 69,74 Baik 10. 56,58 Cukup 1. 79,61 Baik Mendiagnosa kebutuhan belajar 12. 59,87 Cukup 2. 78,95 Baik Menetapkan target dan tujuan belajar 9. 53,29 Cukup
Memonitor, mengatur dan mengontrol Memandang kesulitan sebagai tantangan Memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan Memilih dan menerapkan strategi belajar Mengevaluasi proses dan hasil belajar Self Eficacy (konsep diri) Serta diperoleh pula rekapitulasi ratarata data hasil postes per indikator
13. 16. 14. 20. 17. 19. 5. 11. 15. 8. 18. 4. 6.
76,97 53,29 78,29 78,29 77,63 58,55 76,32 80,26 54,61 76,32 75 51,97 80,92
Baik Cukup Baik Baik Baik Cukup Baik Sangat Baik Cukup Baik Cukup Cukup Sangat Baik
yang dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Rata-Rata dan Persentase Postes Per Indikator Indikator
Rata-rata Postes Per Indikator
Persentase Postes Per Indikator
Interpretasi
1 2 3
32,66 13,47 19,66
61,05 89,82 81,25
Baik Sangat Baik Sangat Baik
Keterangan: Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3
: menganalisis argumen : mengidentifikasi asumsi dan mempertimbangkan hasil induksi : membuat keputusan dan mempertimbangkan hasilnya
Dari tabel di atas dapat dilihat terdapat hasilnya menunjukkan bahwa dari 38 peningkatan di setiap indikator setelah siswa terdapat 34 siswa yang tuntas siswa diberikan perlakuan dengan secara individual dan rata-rata dari tes pendekatan metakognitif. Berdasarkan akhir kelas eksperimen sebesar 76,29. uji ketuntasan individual dan Berdasarkan uji signifikan pengaruh ketuntasan klasikal yang telah yang dilakukan dengan menggunakan dilakukan dengan menggunakan uji uji analisis jalur diperoeh data seperti proporsi dan uji rata-rata satu pihak, pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Deskripsi Hasil Analisis Jalur Uji Hipotesis
Uji Pengaruh
Uji Statistik
Kriteria dan Interpretasi
Uji Normalitas Kolmogorov- Smirnov a. Galat dari aktivitas siswa dan kemandirian belajar terhadap 0,601 > 0,05 kemampuan berpikir kritis Terima H0 matematis siswa
Uji Sobel
b. Galat dari aktivitas siswa 0,757 > 0,05 terhadap kemandirin belajar Terima H0 Uji Analisis Jalur (Path Analysis) 0,000 < 0,05 Tolak H0 a. Aktivitas siswa dalam ๐
2 = 0,639 pendekatan metakognitif ๐นโ๐๐ก๐ข๐๐ = 30,988 terhadap kemampuan berpikir kritis matematis ๐ = 0,471๐1 + 0,375๐2 + 0,361 Persamaan Regresi Linear 0,000 < 0,05 Tolak H0 b. Aktivitas siswa dalam ๐
2 = 0,614 pendektan metakognitif ๐นโ๐๐ก๐ข๐๐ = 57,285 terhadap kemandirian belajar ๐ = 0,471๐1 + 0,375๐2 + 0,361 Persamaan Regresi Linear a. Pengaruh langsung aktivitas siswa dalam pendekatan 2,4377 > 2,032 metakognitif terhadap Signifikan pada 0,0293 kemampuan berpikir kritis matematis b. Pengaruh tidak langsung dari aktivitas siswa dalam pendekatan metakognitif 0,1331 melalui kemandirian belajar Signifikan pada 0,0293 siswa terhadap kemampuan berpikir kritis matematis.
Hasil dari tabel diatas menunjukkan persamaan regresi yaitu ๐ = 0,471๐1 + 0,375๐2 + 0,361 . Diperoleh nilai sig sebesar 0,000 < 0,05 dan memiliki arti bahwa terdapat pengaruh yang positif secara signifikan dari pendekatan metakognitif dan kemandirian belajar terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, dan terdapat pengaruh dari pendekatan metakognitif terhadap kemandirian belajar. Sementara itu nilai R square yang diperoleh sebesar 63,9% dan 61,4% yang menggambarkan besar pengaruh yang terbentuk selama pembelajaran berlangsung. Setelah dilakukan uji Sobel dan dilanjutkan dengan teknik bootsrapping terdapat pengaruh
langsung dari aktivitas siswa dalam pendekatan metakognitif terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa sebesar 2,4377 dan signifikan pada 0,0293, serta terdapat pengaruh tidak langsung dari aktivitas siswa dalam pendekatan metakognitif melalui kemandirian belajar siswa terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa sebesar 0,1331 dan signifikan pada 0,0293. Kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan metakognitif dan kemandirian belajar terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa mempunyai pengaruh secara langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung tersebut yaitu dari
aktivitas belajar siswa yang setiap pembelajarannya menggunakan tahapan pembelajaran dengan pendekatan metakognitif sehingga menghasilkan pemikiran kritis melalui tes akhir yang dikerjakan sebanyak delapan soal. Jika hasil tes akhir tersebut mendapatkan nilai bagus dan melebihi nilai KKM yang telah ditentukan, ini menunjukkan bahwa siswa tersebut telah tuntas secara individual dan terdapat pengaruh secara langsung dari aktivitas siswa dalam pendekatan metakognitif terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Hasil ini relevan dengan penelitian Noto (2014: 39), yang menyatakan bahwa aktivitas dalam pendekatan metakoginitif berpengaruh terhadap kemampuan penalaran matematis. Penalaran matematis dibutuhkan untuk menumbuhkan berpikir kritis matematis. Sedangkan untuk pengaruh tidak langsungnya dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan metakognitif melalui kemandirian belajar siswa terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Dalam pengaruh tidak langsung untuk melihat aktivitas siswa dalam pendekatan metakognitif terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa dapat dilihat juga melalui hasil angket skala kemandirian belajar siswa, karena dari aktivitas siswa tersebut akan mendorong pada kemandirian belajar siswa yang nantinya akan berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Jika semua proses pembelajarannya dilakukan sesuai
dengan tahapan yang telah ditentukan, maka hasil dari proses pembelajaran tersebut akan sesuai dengan yang diinginkan. Simpulan dan Saran Simpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Tercapainya ketuntasan individual sebanyak 34 siswa dari 38 siswa dan ketuntasan klasikal dengan rata-rata 76,29 dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan metakognitif. 2. Terdapat pengaruh yang positif secara signifkan dari aktivitas siswa dalam pendekatan metakognitif dan kemandirian belajar terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. 3. Terdapat pengaruh yang positif secara signifkan dari aktivitas siswa dalam pendekatan metakognitif terhadap kemandirian belajar siswa. 4. Terdapat pengaruh langsung dari aktivitas siswa dalam pendekatan metakognitif terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa dan pengaruh tidak langsung dari aktivitas siswa dalam pendekatan metakognitif terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui kemandirian belajar siswa. Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, maka beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut. 1. Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, pendekatan metakognitif dapat diaplikasian
dalam kegiatan pembelajaran didalam kelas untuk mendorong kemandirian belajar siswa dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa. 2. Peneliti hendaknya berhati-hati saat pembentukan kelompok pada kegiatan pembelajaran, kadang terjadi kekacauan dalam pembentukan kelompok apalagi kelas dengan kapasitas banyak. Siswa lebih cenderung memilih teman-teman dekatnya, sehingga perlu diatur strategi dalam membentuk kelompok. 3. Siswa sebaiknya diberi soal-soal yang lebih variatif agar siswa tidak hanya terbiasa dengan soalsoal yang mudah saja. Daftar Pustaka Fisher, A. 2008. Berpikir Kritis. Jakarta: Erlangga. Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Jihad dan Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Preindo. Noto, M.S dkk. 2014. Pendekatan Metakognisi Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Semester IV Mata Kuliah Statistika Matematika. Jurnal Delta Vol. 2 No. 1. Pekalongan: UNIKAL. Riduwan dan Kuncoro. 2008. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: ALFABETA.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Cetakan ke-11. Bandung: Alfabeta. Yamin, M. 2013. Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press Group.