Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
EFEKTIVITAS PEGAWAI DINAS PARIWISATA DALAM PENGEMBANGAN OBYEK WISATA DI KABUPATEN KAPUAS HULU Oleh: KRISTIANA NOVIANA NIM. E01110099 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak, Tahun 2015 Email: kristiana
[email protected]
Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan kerja pegawai di Dinas Pariwisata Kabupaten Kapuas Hulu. Dibuktikan dengan kinerja pegawai dilihat dari pendidikan formal pegawai yang relatif masih rendah dan tidak relevan dengan bidangnya menyebabkan pembangunan pariwisata yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu belum sepenuhnya dikembangkan secara optimal. Ketidaksesuaian latar belakang pendidikan pegawai juga menyebabkan kinerja pegawai belum terlaksana secara maksimal. Tujuannya Untuk mengetahui dan menganalisis kemampuan pegawai di Dinas Pariwisata dalam pengembangan obyek wisata di kabupaten kapuas hulu. Teori yang digunakan dari Steers menjelaskan (4) tahap yaitu kemampuan pegawai, keahlian pegawai, pengetahuan individu, dan Latar belakang Pendidikan. Teori ini menggambarkan Efektifitas pegawai dalam mengembangkan obyek wisata yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat faktor-faktor yang menyebabkan belum efektifnya pegawai di Dinas Pariwisata dalam mengembangkan obyek wisata. yang pertama adalah keahlian pegawai di Dinas Pariwisata khususnya di bidang komputer dan Bahasa Asing/inggris masih kurang maksimal. Faktor kedua adalah latar belakang pendidikan pegawai yaitu banyak dari tamatan SMA dan masih kurang pelatihan yang mereka dapatkan dari Dinas Maupun Organisasi luar, faktor ketiga masih kurangnya kemampuan pegawai bersosialisasi dengan masyarakat dalam mengembangkan obyek wisata di kabupaten Kapuas hulu. bahwa kinerja pegawai dalam mengembangkan obyek wisata dilihat dari aspek pelayanan langsung, efektivitas belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan harapan masyarakat. Rendahnya kualitas kemampuan kerja pegawai tergambar dari pegawai yang sudah sarjana dianggap sudah professional namun sampai saat ini belum mampu memenuhi kinerja pegawai yang efektif di Dinas tersebut. Saran supaya dalam menjalankan tugasnya, aparatur pemerintah Dinas Kabupaten Kapuas Hulu harus memperhatikan kendala yang berhubungan dengan kemampuan dengan bidang pekerjaan mereka serta keahlian yang sesuai dengan yang mereka miliki. Kata-kata kunci: Efektifitas Pegawai, pendidikan dan pelatihan, kinerja pegawai, DinasPariwisata
1 KRISTIANA NOVIANA, NIM. E01110099 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Abstract The problem in this research is the lack of ability of employees working in the Department of Tourism Kapuas Hulu. Evidenced by the performance of employees seen from the formal education of employees is still relatively low and are not relevant to the field led to the development of tourism in Kapuas Hulu has not been fully developed. Incompatibility educational background of employees also led to employee performance has not been implemented to the fullest. The goal is to determine and analyze the ability of employees at the Department of Tourism in the development of tourism in the upper Kapuas district. The theory explains the use of Steers (4) phases, namely the ability of employees, employee expertise, knowledge of the individual, and the Background of Education. This theory illustrates the effectiveness of employees in developing the existing attractions in Kapuas Hulu. The method used in this research is descriptive method with qualitative approach. These results indicate there are factors that lead to the ineffectiveness of employees at the Department of Tourism to develop tourism. The first is the expertise of employees in the Department of Tourism, especially in the field of computer and Foreign Language / English is still less than the maximum. The second factor is the educational background of employees that is a lot of high school graduates and still lack the training they get from outside the Organization Department Nor, the third factor is the lack of ability of employees to socialize with the community in developing tourism in the upper Kapuas district. that the performance of employees in developing tourism from the aspect of direct services, the effectiveness has not been fully run in accordance with the expectations of society. The low quality of the work ability of employees drawn from employees already considered professional scholars but until now has not been able to meet the effective performance of employees in the Department. Suggestions that in carrying out its duties, the government apparatus Kapuas Hulu Department must consider the constraints related to their field of work ability and skills in accordance Keywords: Effectiveness Officer, education and training, employee performance, Dinas Pariwisata
A.
pencemaran, kerusakan lingkungan, dan
PENDAHULUAN
gangguan terhadap ekosistem. Sektor
pariwisata
peran
Kabupaten Kapuas Hulu memiliki berbagai
penting dan strategis dalam pembangunan
pariwisata baik alam (nature tourism)
nasional yang merupakan industri jasa
maupun budaya (culture tourism) serta
dapat diandalkan untuk meningkatkan
potensi
devisa. Wilayah Indosnesia yang begitu
menantang
luas yang terdiri dari berbagaidaerah dapat
potensi wisata alam wisata budaya dan
dijadikan sebagai
yang
wisata petualangan tersebut sebagian besar
memiliki masa depan untuk melakukan
belum dikembangkan secara baik dan
pembangunan ke arah yang lebih baik
menjadi andalan, masih banyak yang
dengan berbagai potensi yang dimiliki dan
belum tergarap secara optimal. Kabupaten
terbentang dari Sabang sampai Merauke.
Kapuas Hulu memiliki potensi wisata yang
Pada prinsipnya pengembangan wisata di
sangat baik dari wisata budaya maupun
samping memberikan dampak ekonomi
wisata alam.
tidak
gangguan
Pengembangan sektor pariwisata pada
terhadap kondisi alam itu sendiri seperti
dasarnya harus mendapat dukungan penuh
boleh
mempunyai
suatu negara
menimbulkan
wisata
petualangan
(adventure
yang
tourism).namun
2 KRISTIANA NOVIANA, NIM. E01110099 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dari Pemerintah Daerah, Pihak swasta, dan
Dinas Pariwisata di seluruh indonesia
dukungan dari masyarakat lokal setempat
dalam pengembangan obyek wisata di
agar
sebuah daerah.
pengelolaan
terhadap
potensi
pariwisata dapat berjalan dengan baik dan
Pada kenyataan kegiataan tersebut belum
memberikan dampak yang besar bagi
dilakukan yang mengindikasikan bahwa
semua
kinerja Pegawai Dinas Pariwisata belum
sektor.
diberlakunya
Untuk
itu
Undang-undang
dengan 32
optimal. Terlihat hal ini dari rendahnya
Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah maka
kemampuan kerja di Dinas Pariwisata
Pemerintah Daerah diberikan kebebasan
Kabupaten
Kapuas
dalam mengelola potensi-potensi sumber
rendahnya
kemampuan
daya yang dapat meningkatkan pendapatan
dilingkungan Dinas Pariwisata Kabupaten
daerah.
Kapuas
Menindaklanjuti
No
hal
tersebut
Hulu
Hulu. Disisi kerja
dikarenakan
lain
pegawai
pendidikan
Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas
formal pegawai yang relatif masih rendah
Hulu mengeluarkan Peraturan Daerah No
dan tidak relevan dengan bidangnya
18 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
menyebabkan
Usaha
yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu
Kepariwisataan
di
Kabupaten
pembangunan
pariwisata
Kapuas Hulu.
belum sepenuhnya dikembangkan secara
Ruang lingkup Dinas Pariwisata saat ini
optimal.
semakin luas karena mencakup obyek
Suatu organisasi pada umumnya tidak
wisata, tempat-tempat hiburan dan lainnya.
minimnya
hal ini mendorong tugas dinas pariwisata
manusia yang terlibat didalamnya, baik
kabupaten kapuas hulu yang mengelola
aspek
banyak obyek wisata potensial, diharapkan
operasional. Tuntutan upaya peningkatan
mampu
bagi
kemampuan sumber daya manusia sangat
pendapatan asli daerah. Upaya dinas
mutlak untuk menciptakan organisasi yang
pariwisata kabupaten kapuas hulu dalam
baik dan mengelolanya dengan tingkat
meningkatkan pendapatan daerah dapat
efisiensi
dilakukan
dengan
sebagai wahana untuk mencapai berbagai
instansi lain. Pembentukan balai informasi
tujuan yang ingin dicapai. Kemampuan
dan sarana pariwisata atau TIC (Tourist
adalah
informasi center) agar dapat memberikan
pengalaman yang diperoleh dalam praktek
informasi tentang obyek wisata ada sarana
lapangan,
wisata kepada wisatawan secara jelas dan
kemampuan menerapkan teknologi yang
cepat, dan kerjasama sinergistik antar
tepat,
memberikan
dengan
kontribusi
kerjasama
kemampuan
manajerial
dan
maupun
efektivitas
perpaduan
antara
temasuk
dalam
sumber
rangka
yang
teori
daya
aspek
tinggi
dan
peningkatan
peningkatan 3
KRISTIANA NOVIANA, NIM. E01110099 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
produktivitas kerja, Ketidaksesuaian latar
tujuan
belakang pendidikan pegawai di dinas
kegagalan
pariwisata
dalam suatu organisasi ditentukan oleh
tersebutbiasdilihatdaritablelampiran2,
kinerja yang dicapainya selama kurun
dalam melaksanakan tugas dan kegiataan
waktu tertentu.Kinerja dapat digambarkan
belum berjalansecara maksimal banyak
sebagai fungsi proses dari respon individu
yang lulusan SMA
bekerja di Dinas
terhadap ukuran kinerja yang diharapkan
tersebut dan minimnya SDM setingkat
organisasi, yang mencakup desain kinerja,
D3,S1 dan S2 yang memiliki spesialisasi
proses pemberdayaan, dan pembimbingan,
dibidang kebudayaan.
serta dari sisi individu itu sendiri yang
Pegawai mempunyai peran yang utama
mencakup keterampilan, kemampuan dan
dalam setiap kegiatan organisasi, karena
pengetahuan. Kinerja merupakan hasil
pegawai menjadi perencana, pelaku, dan
suatu
penentu
individu dengan sikap individu terhadapas
terwujudnya
tujuan
sistem
perusahaan.
Keberhasilan
pelaksanaan
proses
tugas
perpaduan
atau
individu
kapabilitas
organisasi. Tujuan organisasi akan lebih
pekpekerjaan dan organisasi.
mudah
Kondisi rendahnya kemampuan pegawai di
dicapai
apabila
pegawai
ditempatkan pada posisi yang sesuai
dinas pariwisata
dengan
pecapaian
kompetensi
yang
dimilikinya.
berindikasikan atas
jabatan
organisasi
Tetapi kompetensi dan kemampuan saja
bagaimana
tidak cukup untuk meningkatkan kinerja
pemimpin dalam melakukan hubungan
pegawai, dibutuhkan juga ketepatan dalam
kerjasama
menempatkan
kemampuan untuk berkomunikasi secara
pegawai
sesuai
dengan
kemampuan
dan
dengan
seseorang
orang
lain
serta
kompetensi dan kemampuannya. Begitu
efektif.
pentingnya kinerja, karena kinerja pegawai
1.
merupakan tolak ukur bagi perusahaan
persiapan
untuk menilai kemampuan, produktivitas
memikul tanggung jawab yang berbeda
dan memberikan informasi yang berguna
atau lebih tinggi didalam organisasi,
bagi
biasanya berkaitan dengan peningkatan
hal-hal
yang
pegawai.
Kinerja
pekerjaan
yang
berkaitan
dengan
merupakan
dibandingkan
hasil dengan
Pendidikan diartikan sebagai proses individu–individu
kemampuan intelektual yang
diperlukan
untuk
atau emosional
untuk
melaksanakan
standar yang telah ditentukan. Kinerja
pekerjaan yang lebih baik. Pelatihan adalah
memainkan
serangkaian
peranan
penting
bagi
peningkatan kemajuan atau perubahan ke
untuk
aktivitas
meningkatkan
yang
diprogram
keahlian-keahlian,
arah yang lebih baik untuk pencapaian 4 KRISTIANA NOVIANA, NIM. E01110099 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pengalaman,
pengetahuan,
atau
pembahasan sikap individu. 2.
masyarakat, merupakan perangkat yang berkewajiban
Prosespenyelenggaraan
memberikan
pelayanan.
belajar
Namuninilah, kinerja pegawai di Dinas
mengajar dalam rangka meningkatkan
Pariwisata Kabupaten Kapuas Hulubelum
kemampuan Pegawai Negeri Sipil. Untuk
optimal
mencapai daya guna dan hasil guna yang
kinerjanya, karena belum maksimalnya
sebesar-besarnya diadakan pengaturan dan
pekerjaan
yang
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
tersebut
dalam
jabatan
yang
Dengankemampuan yang masih minim
bertujuan untuk meningkatkan pengabdian,
yang dimiliki oleh pegawai menyebab kan
mutu,
kinerja
Pegawai
keahlian,
Negeri
Sipil
kemampuan,
dan
bias
yang
terbilang
tidak
efektif
merekalakukandiDinas mencapai
mereka
tujuan.
lakukan
belum
keterampilan.
berjalan dengan baik, begitu jugadengan
3.
kemampuan adalah faktor penting
keahlian yang dimilikipegawai yang masih
dalam meningkatkan produktifitas kerja,
kurang dalam keterampilan bahasa inggris
kemampuan
dengan
dan keterampilan yang lain menyebabkan
dan
pegawai kewalahan mengadapi wisatawan
dimilik
lokal yang berkunjung keDinas untuk
berhubungan
pengetahuan keterampilan
(knowledge) (skill)
yang
seseorang.
menanyakan tentang obyek wisata yang
Keterampilan diukur dengan indicator -
ada diKabupaten KapuasHulu. Begitu juga
indikator, yaitu:
dengan latar belakang pendidikan pegawai
1. Petunjuk teknis pekerjaan.
yang dari berbagai tingkat pendidikan yang
2. Ketelitian
dimiliki sehingga pekerjaan dengan bidang
dalam
menyelesaikan
pekerjaan.
yang
merekakerjakan
sesuai.
Latar belakang pendidikan diukur dengan
Spesifikasi
indikator-indikator, yaitu:
banyak pendidikan yang lulusan lain dari
Kinerja yang dimiliki pegawai.
pada yang lulusan sarjana kepariwisataan.
Pendidikan yang sesuai dengan bidangnya.
Tujuan
Pendidikan formal merupakan pendidikan
hendak dicapai oleh pemerintah daerah
yang didapatkansekolah yang di peroleh
Kabupaten Kapuas Hulu
secara teratur, sistematis, bertingkat, dan
dalam
dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas.
Kapuas HuluPeraturan Daerah No 18
Sebagai
Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
lembaga
pendidikan
formal,
sekolah yang lahir dan berkembang secara
Usaha
efektif dan efisien dan oleh serta untuk
Kapuas
pendidikan
tidak pegawai
lebih
pembangunan pariwisata yang
peraturan
yang tertuang
daerah
Kepariwisataan
Kabupaten
di
Hulu.Undang-undang
Kabupaten No
18 5
KRISTIANA NOVIANA, NIM. E01110099 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Tahun 2013 direalisasikan oleh Dinas
Efektivitas
dapat
diartikan
Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang
Kapuas Hulu bertujuan untuk mengelola
telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu
segala sesuatu yang berkaitan dengan
efektivitas adalah hubungan antara output
pengelolaan Kepariwisataan di Kabupaten
dan tujuan dimana efektivitas diukur
Kapuas Hulu sehingga melalui program
berdasarkan seberapa jauh tingkat output
maupun strategi promosi lainnya dapat
atau keluaran kebijakan untuk mencapai
menambah daya tarik investor maupun
tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya
pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten
istilah efektivitas adalah pencapaian tujuan
Kapuas Hulu. Selain itu, Pemerintah
atau hasil dikehendaki tanpa menghiraukan
Daerah Kabupaten Kapuas Hulu melalui
faktor-faktor tenaga, waktu, biaya, pikiran,
Dinas
alat-alat
kebudayaan
Kabupaten
Kapuas
Dan Hulu
Pariwisata dalam
dan
lain-lain
yang
telah
ditentukan. Suatu kegiataan atau usaha
mengembangkan pariwisata di Kabupaten
dikatakan
efektif
apabila
Kapuas Hulu memperhatikan beberapa
ataupun sumber-sumber yang digunakan
aspek guna terwujudnya pengembangan
dalam usaha memenuhi standar yang telah
pariwisata yang efektif.
ditetapkan
oleh
peralatan
organisasi
dalam
pencapaian tujuan. (Gedeian, 1991 : 61). Beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
B. TINJAUAN PUSTAKA
bahwa
efektivitas
adalah
suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat 1.
yang
Efektivitas Efektivitas
adalah
tingkat
dikehendaki.
Kalau
seseorang
melakukan sesuatu perbuataan dengan
keberhasilan organisasi untuk mencapai
maksud
tertentu
dan
memang
tujuan atau sasaran. Efektivitas berasal dari
dikehendakinya, maka orang itu dikatakan
kata efek yang artinya adalah akibat (hasil
efektif bila menimbulkan akibat atau
daya pengaruh dari sesuatu) atau kesan
mempunyai maksud sebagaimana yang di
pada angan-angan setelah mendengar atau
kehendakinya.
oleh karena itu efektivitas merupakan salah
merupakan suatu kumpulan dari individu
satu alat pengukur keberhasilan suatu
dan kelompok
sehingga keefektifan
organisasi dalam melaksanakan kegiataan
organisasi
pada
dasarnya
dalam rangka mencapai tujuan yang telah
merupakan
fungsi
ditetapkan.
dilakukan oleh individu dan kelompok.
Organisasi
dari
peran
adalah
adalah yang
Secara lebih sederhana organisasi adalah 6 KRISTIANA NOVIANA, NIM. E01110099 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
kesatuan
susunan yang terdiri dari
individu
orang yang mempunyai
belakang
sekelompok tujuan
yang
Ketidaksesuaian
pendidikan
latar
dengan
teknis
yang sama, yang dapat dicapai
pekerjaan yang dilaksanakan dilapangan
secara bersama, dimana dalam melakukan
akan mempengaruhi dalam cara bersikap,
tindakan
motivasi,
itu
ada
pembagian
tugas,
yang
dapat
mengakibatkan
wewenang dan tanggung jawab bagi tiap-
kegagalan dalam memenuhi tuntutan yang
tiap personal yang terlibat didalamnya
sesuai harapan maupun tujuan pemerintah
untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut
daerah itu sendiri untuk mengembangkan
pendapat
industri pariwisata di Kabupaten Kapuas
Gibson
(1984:28)
mengemukakan bahwa “efektivitas adalah
Hulu.
konteks perilaku organisasi merupakan hubungan efisiensi,
antar
produksi,
fleksibilitas,
kualitas,
kepuasan,
sifat
keunggulan dan pengembangan.”
Berdasarkan dikemukan
pendapatan
oleh
makadirasa
Gibson
perlu
yang tersebut
dilakukannya
pengamatan mengenai faktor-faktor yang
Berdasarkan pendapat para ahli di
dapat kinerja suatu organisasi sehingga
atas dapat diketahui bahwa efektivitas
dapat
merupakan suatu konsep yang sangat
pengembangan pariwisata di kabupaten
penting
Kapuas Hulu.
karena
mampu
memberikan
mengalami
kegagalan
dalam
gambaran mengenai keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya atau dapat
dikatakan
bahwa
efektivitas
2.
Kemampuan pegawai Sumber
daya
manusia
merupakan tingkat pencapaian tujuan dari
memiliki
aktivasi-aktivasi yang telah dilaksanakan
menunjang tercapainya visi dan misi
dibandingkan dengan target yang telah
organisasi
ditetapkan sebelumnya Gibson (1984:38).
berkembang pesat guna mengantisipasi
Dengan pendekatan ini memungkinkan
kompetisi
mengkombinasikan tujuan dan pendekatan
dimiliki
seseorangakan
sistem guna memperoleh pendekatan yang
berbeda
dengan
lebih tepat bagi efektivitas organisasi.
kemampuan rata-rata ataubiasa saja. Amini
Masalah
(2004:48)
efisiensi
dan
efektivitas
kemampuan
untuk
global.
tinggi
yang
segera
sangat
maju
Kemampuan
dan
yang
membuatnya
yang
mendefinisikan
mempunyai
kemampuan
organisasi, dijelaskan pula oleh Gibson
adalah “satu keadaan di mana seseorang
dalam
bahwa:
siap dalam menghadapi segala situasi
efektivitas individu, dipengaruhi faktor-
dengan bekerja dan resiko yang harus
faktor
diterima”.
Steers
yang
(1995:37-41)
bermula
dari
efektivitas
Robbins
(2003,
hal.
50) 7
KRISTIANA NOVIANA, NIM. E01110099 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
mendefinisikan
kemampuan
(ability)
bahwa
mereka
akan
adalah “suatukan pasitas seorang individu
keuntungan.
untuk mengerjakan berbagai tugas dalam
pegawai jelas bermanfaat atau berfungsi
suatu pekerjaan”.
baik bagi organisasi maupun karyawan
kemampuan
terdapat tiga bidang
yang
diperlukan
untuk
Tujuan
memperoleh pengembangan
sendiri.
melaksanakan Proses manajemen Hersey danBlanchart(1992:5) yaitu:
3.
Keahlian pegawai
a. Kemampuan teknis (technical and skill) kemampuan pengetahuan, peralatan
metode,
yang
Keterampilan merupakan salah satu
menggunakan
faktor
teknik,
kesuksesan
dalam bagi
usaha
mencapai
pencapaian
tujuan
untuk
organisasi. Dengan adanya peningkatan
yang
keterampilan pegawai, maka hal tersebut
diperoleh dari pengalaman, pendidikan
akan mempengaruhi keahlian pegawai
dan training.
dalam melaksanakan tugasnya. Gibson
melaksanakan
diperlukan
dan
utama
tugas
tertentu
b. Kemampuan sosial (human atau social
(1998:33)
mendefinisikan
keterampilan
skill) kemampuan dalam bekerja dengan
sebagai “Kecakapan yang berhubungan
melalui orang lain, yang mencakup
dengan tugas yang dimiliki seseorang
pemahaman
dalam waktu yang tepat”. Kemampuan
tentang
motivasi
dan
penerapan kepemimpinan yang efektif. c. Kemampuan kemampuan
konseptual untuk
kompleksitas
yaitu
memahami
organisasi
adalah sifat lahir dan dipelajari yang memungkinkan
seseorang
dapat
menyelesaikan pekerjaanya (Gibson,1996
dan
126) adapun apa yang harus dimiliki oleh
penyesuaian bidang gerak unit kerja
seseorang dalam menghadapi pekerjaanya
masing-masing kedalam bidang operasi
menurut Mitzbreg seperti yang dikutip
secara menyeluruh. Kemampuan ini
gibson, ada empat kemampuan (kualitas
memungkinkan
bertindak
atau skils) yang harus dimiliki oleh
selaras dengan tujuan organisasi secara
seseorang dalam menjalankan tugas-tugas
menyeluruh dari pada hanya atas dasar
sebagai berikut:
tujuan
sendiri.
1. Keterampilan teknis adalah kemampuan
tidak
untuk menggunakan alat-alat prosedur
seseorang
kebutuhan
Tujuan-tujuan
keluarga
tersebut
diatas
dapat dilaksanakan atau dicapai, kecuali apabila
pimpinan
menyadari
akan
dan teknik suatu bidang khusus. 2. Keterampilan
manusia
pentingnya latihan yang sistematis dan
kemampuan
karyawan-karyawan
orang lain, memotivasi orang lain, baik
sendiri
percaya
untuk
bekerja
adalah dengan 8
KRISTIANA NOVIANA, NIM. E01110099 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sebagai perorangan maupun sebagai
akan
kelompok.
informasi, baik dari orang lain maupun dari
3. Keterampilan kemampuan
konseptual
adalah
mental
untuk
cenderung
yang
masuk
pengetahuan
semua
kesehatan.
serta
kegiatan
organisasi.
mendapatkan
media massa. Semakin banyak informasi
mengkoordinasikan, dan memadukan kepentingan
untuk
kaitannya
semakin yang
banyak
didapat
Pengetahuan dengan
pula tentang
sangat
pendidikan
erat
dimana
diharapkan seseorang dengan pendidikan 4.
tinggi, maka orang tersebut akan semakin
Pengetahuan Pegawai Menurut pendapat Gordon (1994 :
luas pula pengetahuannya. Namun perlu
57) pengertian pengetahuan adalah struktur
ditekankan
organisasi pengetahuan yang biasanya
berpendidikan rendah tidak berarti mutlak
merupakan suatu fakta prosedur dimana
berpengetahuan rendah pula. Peningkatan
jika dilakukan akan memenuhi kinerja
pengetahuan tidak mutlak diperoleh di
yang mungkin. Menurut pendapat Nadler
pendidikan formal, akan tetapi juga dapat
(1986 : .62) pengertian pengetahuan adalah
diperoleh pada pendidikan non formal.
proses
mengenai
Pengetahuan seseorang tentang sesuatu
kebenaran atau jalan yang benar secara
obyek juga mengandung dua aspek yaitu
mudahnya mengetahui apa yang harus
aspek positif dan negatif. Kedua aspek
diketahui. Lebih lanjut Gordon (1994 : 50)
inilah yang akhirnya akan menentukan
menyimpulkan
pengetahuan
sikap seseorang terhadap obyek tertentu.
(knowledge) merupakan dasar kebenaran
Semakin banyak aspek positif dari obyek
atau fakta yang harus diketahui dan
yang diketahui, akan menumbuhkan sikap
diterapkan dalam pekerjaan.
makin positif terhadap obyek tersebut .
belajar
manusia
bahwa
bahwa
seorang
yang
Tingkat pendidikan yang terlalu 5.
rendah akan sulit memahami pesan atau
Pendidikan Formal Pendidikan adalah suatu usaha
informasi yang disampaikan. Semakin
untuk mengembangkan kepribadian dan
tinggi
kemampuan di dalam dan di luar sekolah
semakin
dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan
sehingga banyak pula pengetahuan yang
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi
dimiliki (Effendy N, 2008). Pendidikan
pendidikan seeorang makin mudah orang
dapat mempengaruhi seseorang termasuk
tersebut
informasi.
juga perilaku akan pola hidup terutama
Dengan pendidikan tinggi maka seseorang
dalam memotivasi untuk sikap berperan
untuk
menerima
tingkat mudah
pendidikan menerima
seseorang informasi
9 KRISTIANA NOVIANA, NIM. E01110099 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
serta
dalam
pembangunan
kesehatan.
(Nursalam & Siti Pariani, 2002). Menurut Kuncoroningrat (1997) yang dikutip oleh
6.
Kerangka pikir Peraturan Daerah No 18 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Usaha Kepariwisataan di Kabupaten Kapuas Hulu.
Nursalam dan Siti Pariani (2002), makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah
menerima
informasi
sehingga
makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
Sebaliknya
pendidikan
1.
yang 2.
kurang akan menghambat perkembangan
3.
seseorang terhadap nilai-nilai yang baru
4.
diperkenalkan. Tingkat pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah
dan
pendidikan
tinggi.
Pendidikan
dasar
merupakan
tingkat
pendidikan
yang
melandasi
tingkat
pendidikan menengah,
Masalah Penelitian Rendahnya Kemampuan pegawai di Dinas pariwisata Kurangnya keahlian pegawai di Dinas Pariwisata Rendahnya pengetahuan individu pegawai di Dinas Pariwisata Ketitaksesuaian latar belakang formal pegawai di Dinas Pariwisata
Teori Efektivitas Individu dari Gibson dalam Steers (1995:37-41) dengan beberapa dimensi sbb: 1. Kemampuan 2. Keahlian 3.Pengetahuan individu 4.Latar belakang pendidikan.
adapun bentuk
pendidikan dasar adalah Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau bentuk lain yang sederajat.
Tercapainya kinerja pegawai dalam pengembangan obyek wisata
C. METODE PENELITIAN
Ada
Jenis
penelitian
yang
digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian deskriftif.
Dimana
dengan
metode
deskriptif ini diharapkan dapat memberi gambaran yang jelas tentang keadaan yang ada
dilapangan.
Penelitian
deskriftif 10
KRISTIANA NOVIANA, NIM. E01110099 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
merupakan
metode
berusaha
penelitian
yang
menggambarkan
dan
tentang kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kabupaten Kapuas Hulu.
menginterprestasikan objek sesuai dengan apa
adanya
(Sugiyono,
1997:112).
1.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini juga sering disebut non
Pada
dasarnya
dilakukan
penelitian tidak melakukan kontrol dan
mengenai masalah yang menjadi objek
manipulasi variabel penelitian. Dengan
penelitian,
metode
pengambilan data sesuai permasalahan
memungkinkan hubungan
untuk
antar
variabel,
penelitian melakukan menguji
yang
di
mendapatkan
ini
eksperimen, karena pada penelitian ini
deskriptif,
untuk
penelitian
maka
teliti,
di
data
perlukan
sebab
kualitas
alat
data
ditentukan oleh alat pengumpul data.
hipotesisi, mengembangkan generalisasi,
Pengumpulan data
dan mengembangkan teori yang memiliki
mengumpulkan atau memperoleh data
validitas universal (Sugiyono, 1997 : 112).
yang ada di lapangan secara akurat dan
Disamping itu, penelitian deskriptif juga
sesuai dengan fakta yang ada di lapangan,
merupakan
dimana
agar dapat memecahkan permasalahan
mengetes
yang ada dalam penelitian ini. Adapun
pertanyaan penelitian atau hipotesis yang
teknik pengumpulan data yang di gunakan
berkaitan dengan keadaan dan kejadian
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
sekarang. Mereka
a) Teknik Observasi
penelitian,
pengumpulan
data
untuk
melaporkan keadaan
objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.
data,
ini bertujuan untuk
Nasution (dalam Sugiyono, 2010 : 226) menyatakan bahwa, observasi adalah
Penelitian ini berupaya menggali
dasar
yaitu
pengamatan
data
berupa
pandangan
semua
ilmu. langsung
Observasi adalah
atau
metode
narasumber dalam bentuk cerita rinci atau
pengumpulan data di mana penelitian
asli.
merupakan
melakukan pengamatan secara langsung,
prosedur penelitian yang menghasilkan
Pengamatan terhadap objek yang di teliti
data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau pengamatan dan pencatatansecara
maupun
sistematis
Metodologi
perilaku
lisan yang
kualitatif
dari
orang-orang
diamati.
dan
terhadap
fenomena
sosial
Kemudian
yangterjadi di lokasi penelitian untuk
narasumber bersama peneliti memberikan
mendapatkan data yang bersifat tindakan
penafsiran,sehingga dapat memunculkan
atau
suatu temuan dan memberikan informasi
penelitian ini, peneliti mengunakan teknik
tingkahlaku
sehari-hari.
Dalam
observasi secara terus terang atau tersamar. 11 KRISTIANA NOVIANA, NIM. E01110099 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan
pengertian
pengumpulan data menyatakan terus terang
responden, serta teknik ini digunakan
kepada sumber data, bahwa peneliti sedang
untuk memperoleh data primer dari subyek
melakukan penelitian. Jadi mereka yang di
peneliti secara langsung. Dalam peneliti ini
teliti mengetahui sejak awal sampai ahir
wawancara hanya diajukan pertanyaan-
tentang aktifitas peneliti. Tetapi dalam
pertanyaan secara bebas dan leluasa tanpa
suatu saat peneliti tidak juga terus terang
terkait dengan susunan pertanyaan yang
atau tersamar dalam observasi, hal ini
telah disiapkan sebelumnya. Tetapi tetap
untuk menghindari kalau suatu data yang
terpusat pada satu pokok masalah yaitu
di cari merupakan data yang masih
efektivitaspegawai
dirahasiakan.
kalau
dalam pengembangan obyek wisata di
dilakukan dengan terus terang, maka
kabupaten Kapuas hulu. Keadaan demikian
peneliti
ini memungkinkan wawancara berlangsung
Kemungkinan
tidak
akan
diijinkan
untuk
antara
peneliti
diDinas
dengan
pariwisata
melakukan observasi.
secara luwes, arahnya bisa berlangsung
b) Teknik Wawancara (interview)
secara lebih terbuka, sehingga dapat
Wawancara (Sugiyono, 2010: 231-
diperoleh informasi yang lebih lengkap dan
233) adalah merupakan pertemuan dua
pembicaraan tidak terlalu terpaku dan pada
orang untuk menukar informasi dan ide
akhirnya menjemukan kedua belah pihak.
melalui tanya jawab, sehingga dapat
c) Dokumentasi
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Jenis
termasuk
wawancara
dalam
ini
kategori
sudah in-dept
Dokumentasi merupakan data atau dokumen dalam bentuk tulisan, gambar/ foto,
record,
maupun
video.
interview, dimana dalam pelaksanaannya
mempermudah
peneliti
lebih bebas bila dibandingkan dengan
mengumpulkan
data-data
wawancara
terstruktur.
berhubungan
wawancara
jenis
ini
Tujuan
dari
adalah
untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka,
dimana
fenomena
yang yang
terjadi. Menurut Sugiyono (2007: 117) Validitas merupakan derajad ketepatan
wawancara diminta pendapat, dan ide-
antara data yang terjadi pada objek
idenya. Dalam melakukan wawancara,
penelitian
peneliti perlu mendengarkan secara teliti
dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian
dan mencatat apa yang dikemukakan oleh
data yang valid adalah data yang tidak
informan. Dengan adanya wawancara ini
berbeda antar data yang dilaporkan oleh
diharapkan
peneliti dengan data yang sesungguhnya
terjadi
yang
dalam
diajak
tidak
pihak
dengan
Ini
perbedaan
dengan
data
yang
dapat
12 KRISTIANA NOVIANA, NIM. E01110099 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
terjadi pada objek penelitian. Dalam
peraturan Bupati Kapuas Hulu No 30
penelitian ini uji keabsahan data yang
Tahun 2008 tentang struktur organisasi dan
digunakan peneliti adalah uji kredibilitas
tata
data. Dalam uji kredibilitas data, peneliti
Pariwisata
melakukan triangulasi. Triangulasi dalam
mempunyai
pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
urusan
pengecekan data dari berbagai sumber
kewenangan
dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.
Kapuas Hulu dibidang kebudayaan dan
kerja
Dinas
Kebudayaan
Kabupaten tugas
dan
Kapuas
Hulu
menyelenggarakan
pemerintah
yang
pemerintah
menjadi Kabupaten
pariwisata. Potensi Pengembangan Kedepan: D. PEMBAHASAN
DAN
HASIL
PENELITIAN
Peningkatan nilai tambah dan perluasan
Dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten
kapuas
hulu
di
bentuk
berdasarkan peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu No 7 tahun 2008 tentang pembentukan organisasi perangkat daerah kabupaten
kapuas
hulu.
Pengolahan
kepariwisataan Kabupaten Kapuas Hulu khususnya wisata Danau Mupa Kencana yang ada di kota putussibau dilaksanakan oleh
DISBUDPAR.
Agar
pengolahan
kepariwisataan dapat berhasil dan sinergis, maka dukungan serta bantuan dari pihak instansi seperti kantor (Dinas) yang terkait sangat penting adanya.
pengelola kepariwisataan dapat dibantu atau bekerjasama dengan pihak swasta, badan pengawas daerah (BAPPEDA), serta atau
masyarakat
dengan
kemampuan manajerial dan finansialnya memposisikan investor.
peran
Sebagaimana
rantai
nilai
distribusi,
proses
dari
produksi
pengelolaan
serta
aset
dan
akses (potensi) SDA, geografis wilayah, dan SDM, melalui penciptaan kegiatan ekonomi yang terintegrasi dan sinergis di dalam
maupun
antar
kawasan
pertumbuhan
ekonomi
terwujudnya
peningkatan
pusat
mendorong efisiensi
produksi dan pemasaran serta integrasi pasar domestik dalam rangka penguatan daya
saing
perekonomian
dan
daya
nasional
tahan
mendorong
penguatan sistem inovasi nasional di sisi produksi, proses, maupun pemasaran
Dalam pengembangannya, badan
perorangan
Rancangan Pengembangan kedepan
mereka termuat
sebagai dalam
untuk penguatan daya saing global yang berkelanjutan, menuju innovation-driven economy. Keberadaan kabupaten kapuas hulu memiliki
kondisi
alam
sangat
beranekaragam terdiri dari alam lembah daratan,
hutan-hutan
pegunungan,
perbukitan yang terhampar di Kabupaten 13
KRISTIANA NOVIANA, NIM. E01110099 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Kapuas Hulu. Di samping itu nilai sejarah
melalui pelibatan swasta dan masyarakat,
juga terkandung dalam pada beberapa
baik melalui penciptaan kegiatan-kegiatan
wilayah kabupaten ini yang cukup menarik
ekonomis maupun bentuk-bentuk investasi
menjadi salah
di sektor pariwisata.
satu
atraksi dan tujuan
wisata di Kabupaten Kapuas Hulu.
Untuk mendorong
pengembangan dan keterlibatan swasta
Beberapa objek dan daya tarik
serta
masyarakat,
diperlukan
adanya
pariwisata di Kabupaten pariwisata yang
fasilitas dalam bentuk perangkat lunak
terdiri dari unsur alam serta beberapa objek
(dokumen
wisata budaya seperti :
menjadi
1. Wisata alam dengan objek berupa air
kepariwisataan. Dokumen ini diharapkan
terjun, gua-gua alami, danau-danau,
dapat memberikan arah dan kepastian bagi
perkebunan, dan hutan-hutan yang luas,
seluruh
serta perbukitan yang menarik umtuk
pengembangan pariwisata di Kabupaten
dijelajahi.
kapuas hulu untuk terlibat didalamnya.
2. Wisata sejarah dan budaya berupa
perencanaan) payung
pihak
yang
akan
pengembangan
yang
terlibat
dalam
a. Kemampuan Pegawai
peninggalan sejarah, makam-makam,
Aspek
kemampuan
seorang
desa-desa tradisional, makanan khas,
individu sangat berperan penting dalam
cindera mata dan sebagainya.
terlaksananya suatu kerja, kemampuan
Keberadaan mempunyai
arti
sektor
pariwisata
penting
seseorang untuk terus menjalankan kerja
bagi
dalam menjalani berbagai macam tugas
perekonomian daerah. Sama dengan daerah
hingga berhasil yang bisa dikerjakan
lain, Kabupaten kapuas hulu
oleh
yang
seseorang,
aspek
kemampuan
termasuk salah satu kabupaten di Provinsi
membahas tentang kemampuan seorang
Kalimantan Barat, juga sedang berupaya
pegawai
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya
melaksanakan
pariwisata untuk mendorong pertumbuhan
mengembangkan suatu objek wisata yang
ekonomi, meningkatan kesempatan kerja
ada di kabupaten Kapuas Hulu, maka
dan
penulis
pendapatan
masyarakat.
Dengan
dinas
pariwisata tugasnya
melakukan
wawancara
dalam dalam
untuk
melihat potensi pariwisata yang dimiliki
mengetahui hasil kerja pegawai di dinas
oleh Kabupaten kapuas hulu yang sampai
pariwisata Kabupaten Kapuas Hulu. Hasil
saat ini masih belom dikembangkan secara
analisa yang didapat bahwa pegawai
optimal, maka diperlukan adanya upaya
menganggap kemampuan seseorang sangat
untuk mendorong akselerasi pembanguan
berpengaruh
pariwisata di Kabupaten kapuas hulu
organisasi, namun mereka mengungkapkan
dalam
kinerja
suatu 14
KRISTIANA NOVIANA, NIM. E01110099 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
bahwa
masing-masing
dari
pegawai
mausia yang berkualitas karena dengan
memiliki kemampun yang cukup baik
pendidikan
dalam melaksanakan tugasnya baik secara
kemampuan maupun ketrampilan akademis
teknologi
yang
maupun
dilapangan,
dalam
dapat
mengembangkan
dimiliki
seseorang,
agar
mengembangkan objek wisata, walaupun
pengembangan sumber daya manusia dapat
ada beberapa beberapa orang yang belum
dilaksanakan dengan baik, harus lebih dulu
terlalu
ditetapkan suatu program pengembangan
pandai
dalam
mengoperasi
komputer, namun para pegawai yang lain
sumber
daya
alam
yang
melibatkan
bersedia untuk mengajarinya.
organisasi/ instansi saat ini maupun untuk
b. Keahlian Pegawai
masa depan.
Keahlian seseorang yang ternaman di dalam dirinya dapat di gali digali dengan cara belajar dan membutuhkan dedikasi yang kuat untuk mempelajari ilmu tersebut seperti perlunya mental positif, semangat
sering
mengadakan
pegawai
Pariwisata
juga
sosialisasi
kemasyarakat
memberi
sebuah
masyarakat
sering
atau
1. Masih rendahnya tingkat kemampuan,
pendidikan dengan bidang pekerjaan
c. Pengetahuan Pegawai
diklat/pelatihan
a) Kesimpulan
keahlian, dan masih rendahnya tingkat
motivasi, dan waktu
Selain
E. PENUTUP
di
Dinas
mengadakan guna
untuk
informasi
kepada
instansi
lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 15 januari 2015 kepada kepala bagian kasi pengembangan
obyek
wisata
mengemukakan
bahwa:“Dinas
pernah
mengadakan sosialisai dengan promosi, karena guna untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang bagaimana pariwisata itu dan pengembangannya”. d. Latar Belakang pendidikan Pegawai Pendidikan formal merupakan salah satu proses untuk membentuk sumber daya
yang dikerjakan pegawai. 2. Selain itu, belum adanya kebijakan terarah
dan
tepat
dalam
mengembangkan obyek wisata dan potensi yang ada sehingga kebijakan yang dikeluarkan belum tepat dengan sasaran yang diharapkan. 3. Kinerja pegawai di Dinas Pariwisata belum efektif secara maksimal dalam pengembangan
obyek
wisata
di
Kabupaten Kapuas Hulu menjadi obyek wisata unggulan serta daerah tujuan wisata. 4. Terdapat
berbagai
kendala
dengan
sistem jaringan komputer dan sistem promosi terhadap obyek wisata yang ada dikabupaten kapuas hulu
untuk 15
KRISTIANA NOVIANA, NIM. E01110099 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
menpromosikan potensi keluar supaya obyek wisata bisa lebih
dikenal
wisatawan luar. b) Saran 1. Dalam menjalankan tugasnya, aparatur pemerintah Dinas Kabupaten Kapuas Hulu perlu memperhatikan kendalakendala
yang
F. DAFTAR REFERENSI
berhubungan
dengan
kemampuan dengan bidang pekerjaan mereka serta keahlian yang sesuai
Andri Satria A Djayadi 2011. Efektivitas Pemerintah Kota Dalam Pengembangan Industri Pariwisata Di Kota Pontianak: Skripsi. Aplikasi jakarta PT Raja Grafindo Persada Thoha, Miftah. 1983. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar As, Pudjosumedi. Organisasi dan kepemimpinan. 2010. Uhamka Press. Jakarta.
dengan yang mereka miliki dan bisa bekerjasama
dengan
aparatur
Pemerintah di Dinas Pariwisata dalam mengembangkan kinerja pegawai. 2. Meminimalisir faktor yang menjadi kelemahan
dalam
kinerja
pegawai
dalam mengembangkan Obyek Wisata dan potensi yang ada di Kabupaten Kapuas
Hulu
dengan
memberikan
pelatihan atau seminar kepada para pegawai-pegawai yang masih memiliki tingkat
pendidikan
berketrampilan komputer
supaya
rendah
rendah kinerja
dan
dibidang pegawai
menjadi efektif dan bisa membuat rencana kerja di Dinas Pariwisata tersebut supaya mempermudah dalam mencapai tujuan yang diharapkan dan bisa melihat dimana yang efektif atau tidak.
BPS. 2013.Kapuas Hulu dalamA ngka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas Hulu. Gamal Suwantoro. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi. Gunawan, Imam. Perubahan dan Pengembangan Organisasi. 2009. Sumber: masimamgun.blogspot.com Gde Pitana, Putu G. Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. (edisi kesatu)Yogyakarta: Andi. Gibson, James L,, John M. Ivancevich dan James H. Donnely Jr.1996. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. (terjemahan) Edisi Delapan. Jakarta:Binarupa Aksara. Gie, the liang.1997. Organisasi, Perilaku, Struktur, proses. Erlangga jakarta. Gordon. 1986. Pengertian Pengetahuan menurut para ahli. Di ambil tanggal 10 april 2015 dari http glorycornos. Blogspot. Indrawijaya, Adam I. 2000. Perilaku Organisasi. Bandung.Sinar Baru. Algasindo. Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta.Grasindo.
16 KRISTIANA NOVIANA, NIM. E01110099 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Publika, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Kadarisman.2012 Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Siagian,Sondang. 1992. Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi. Jakarta: Gunung Agung.
Moekijat. 1991. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta.
Kadarisman 2012. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Oka.A. Yoeti. 2002. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta pradayaParamita. Oka. A. Yoeti.1996. Pemasaran Pariwisata. Angkasa Bandung. Siagian, Sondang p. 2008. Administrasi Pembangunan, Konsep, dan Strategi.Jakarta: P.T Bumi Aksara. Supriyono, 2000.Sistem Pengendalian Manajemen, Jakarta :Erlangga. M. kadarisman. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia.Jakarta:rajawali. Stoner J.A.F.1980. Efektivitas organisasi, ppm erlangga. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, Dan R&D. Bandung : Alfabeta. Syahrul tri ubagi 2012. Efektivitas Pengembangan Objek Wisata Alam Bukit. Kelam oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sintang: Skripsi. Giibson,1998.Organisasi dan Manajemen TerjemahanIchayaudin Zuhad. Jakarta:Erlangga. Gedeian, Arthur G. 1991. Organization Theory and design.University of coloardoat Denver. Mangkunegara. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya. 17 KRISTIANA NOVIANA, NIM. E01110099 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN