EDISI 14 | OKTOBER - DESEMBER 2015
a d M u r i a r , La a L ri !!!
Foto : Faisal Yasir
MoU BPWS dengan Kabupaten Bangkalan yang difasilitasi Universitas Trunojoyo. MoU ini menjadi titik tolak percepatan pembangunan di Madura.
Berbuat untuk Madura!!!!
EDISI 14
SEMBER
BER - DE
| OKTO
2015
Mandela & Madura
A
da kisah lawas, namun sangat menggelegar jika diresapi hingga kini. Adalah tulisan Prof. Yusril Ihza Mahendra tentang Nelson Mandela dan keterkaitannya tentang Madura. Sebuah garis merah tetang Madura yang menginspirasi pahlawan kulit hitam itu sebagai penggedor Apharteid, pembebas bagi jutaan rakyatnya. Di Afrika Selatan, ada sebuah kuburan yang ramai diziarahi. Tertulis ulis u di dinding makam, “The grave of Shaikh Mathura, the first man who reading eading e the Holy Qur'an in South Africa” Satu ketika saat Mandela dibebaskan dari penjara, dia mampir ke kuburan keramat itu. Mandela berkata, “Apalah artinya saya dipenjara di pulau ini selama 29 tahun, dibanding orang ini,” sembari menunjuk ke makam Syaikh Mathura.
Edisi 14 OKTOBER - DESEMBER 2015
“Orang ini!” kata Mandela, “Saya tidak tahu dari mana asalnya. Nampaknya dia seorang pejuang di negerinya sehingga dia begitu dihormati.”
Desain by Arif Rahman
“Orang ini,” kata Mandela, “Dipenjarakan penjajah sampai dia mati di pulau ini. Dia tak pernah pulang ke negerinya.” Dan orang yang dimaksud Mandela sebagai Syaikh Mathura itu adalah orang Madura, yakni Cakraningrat IV yang dibuang Belanda ke Afsel karena perlawanannya membela umat. Di balik istirahat abadinya, ia menginspirasi mereka yang hidup.
Pencari Kerang di Kaki Suramadu
Kini, Madura gemulai menggeliat. Ada banyak pejuang, ulama besar dan pendahulu yang di dalam ketenangan abadinya, harusnya menjadi inspirasi bagi kita untuk maju. Berbuat untuk Madura!!!!
Arif Rahman
Ir Pandit Indrawan M Si
Lomba Foto BPWS
Arif Rahman
Jejak Langit Mantan Jurnalis
Lari Madura Lari !!! Genjot SDM Tingkatkan Daya Saing Gubernur Jatim: Fokus & Jangan Lupakan Pesantren Membangun Infrastruktur, Menjaga Kultur
Hidden Paradise van Madura
teras BPWS Latih Nelayan Buat Perahu Fiberglass MoU Dengan Dinkes Jatim, Bangkitkan Jamu Madura BPWS Bahas Rencana Induk
Membakar Surabaya
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
24
Sapi Sonok Madura, Antara Estetika & Dignity Mencecap Semalam Di Madura
27
Presiden Bagikan Kartu Sakti Di Madura
kolom Nelson Mandela & Cakraningrat IV 27 Muhammad SAW Sebagai Risalah Semesta KH. Moh. Tidjani Djauhari, M.A Sang Penerang Dari Timur Rahasia Si Jengkol
43
oase Jejak Kepahlawanan Di Bumi Trunojoyo kolom Lok Alok Puisi Yang Lahir Dari Karapan
BPWS Pameran, Investor Siap Tampung 5000 Sapi Madura 42
Wakabapel: 2016 BPWS Harus Ngebut
46 ekstra 43
Legenda Jamu Madura Wow Gili Labak Spechless
geliat usaha 46
Hobi Menggiurkan Kucing Ras Jealousy
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
Jejak Langit Mantan Jurnalis Pesawat Etihad sudah mengangkasa menyusuri udara India. Jendela yang selalu ia buka menampakkan kegelapan di luar sana. Tapi bukan itu yang membuat Achmad Supardi tidak jenak dalam duduknya. Bukan pula ia takut ketinggian. Oleh: Faisal Yasir Arifin
“
Saat itu saya dilanda kebimbangan. Boleh juga disebut ketakutan. Untuk pertama kalinya dalam hidup saya menjejak point of no return. Titik di mana saya tak bisa kembali. Tidak bisa mundur,” kata Supardi ketika dihubungi di Universitas Presiden, Cikarang, tempat ia mengajar. Dialah salah satu pemuda Madura yang berhasil menjadi dosen di Universitas President, Universitas elit dan konon paling mahal se I ndonesia. Ya, pada suatu hari di bulan September 2010 itu Supardi terbang dari Jakarta ke Abu Dhabi, lalu ke London, tujuan akhirnya. Ia pergi dengan status penerima beasiswa S2 Luar Negeri dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Di atas pesawat itu ia tersadar bahwa dirinya tidak memiliki pilihan lain kecuali menyelesaikan kuliahnya dengan baik. Nama keluarga, dan nama Madura yang melekat, menjadi motivasinya. “Saya ingin banyak pemuda pemudi Madura mengejar pendidikan agar semakin banyak yang berbicara di kancah nasional maupun internasional, ”ujarnya.
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
“Itulah point of no return. Kita hanya bisa bergerak maju dan harus sukses,” kata Supardi, yang juga mantan wartawan senior di Surabaya ini. Di University of Westminster, London, Supardi curahkan waktu dan perhatiannya untuk belajar communications policy, bidang yang ia pilih. “Saya bahkan tidak berani mengambil kerja part time meski kesempatan itu ada. Saya tahu saya ini tidak cerdas, jadi harus fokus. Kuliah tanpa kerja saja belum tentu lulus, apalagi kalau nyambi, hahahaha,” katanya dengan tawa berderai. Syukurlah, ayah dua anak ini lulus tepat waktu. Thesisnya tentang kebijakan Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan teknologi telekomunikasi bahkan mendapat predikat distinction. Kuliah S2, bagi Supardi, adalah sebuah kemewahan. Namun menyadari bahwa bermimpi itu tidak dilarang, gratis pula, ia tak pernah melepas mimpinya. “Padahal bila melihat latar belakang keluarga saya, sulit membayangkan saya kuliah ke luar negeri. Saya bahkan nyaris tak bisa melanjutkan ke SMA,” katanya.
Ia termasuk murid berotak encer. Di SMA prestasi Supardi tergolong cemerlang. Hanya sekali terperosok ke ranking 3, selebihnya selalu ranking 1 di kelas.
Pada tahun 2010 ia mendapat beasiswa S2 ke Inggris. Berkat rayuan seorang kawannya, ia mengejar passion-nya yang kedua: pendidikan. “Saya sangat mencintai dunia jurnalistik. Ia adalah passion saya yang pertama. Menjadi wartawan bukan hanya melatih keterampilan liputan dan penulisan, namun juga mengasah kepekaan. Bila ada orang yang tertolong nasibnya karena tulisan saya, bahagianya itu luar biasa,” katanya.
Bahkan, ketika SMA, pria kelahiran 1977 ini ia sudah menjadi jurnalis di Surabaya Post, koran terbesar saat itu.
Ia tinggakan profesi lamanya sebagai wartawan. Ia tinggalkan Surabaya, kota kelahiran dan tempat ia dibesarkan. Ia pindah ke Cikarang, kawasan industri di Kabupaten Bekasi.
“Kalau saya ingat masa-masa itu, saya sendiri pun tidak percaya. Kok bisa saya kuliah sambil bekerja? Tapi itulah, Tuhan bersama orang-orang yang punya semangat dan niat yang lurus,” katanya. Supardi bertahan di Surabaya Post hingga 13,5 tahun lamanya. Ia berkarya di koran itu hingga kepemilikan berganti 4 kali.
Mimpinya kini adalah S3 di luar negeri. “Saya menjadi dosen, menjalankan passion saya yang kedua. Jadi wartawan itu amar makruf nahi munkar dengan tulisan, sebagai dosen saya ingin berkontribusi menciptakan orang-orang yang bisa amar makruf dan bisa nahi munkar. Ini jalan yang digariskan langit,” pungkasnya.
Kudapan & Mimpi Kuliner Maduranesia Hidup itu untuk diperjuangkan, namun jangan lupa dinikmati. Hal ini diyakini sungguh-sungguh oleh Achmad Supardi, pengajar di Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Presiden, Cikarang. Maka, sesulit apa pun situasi yang sedang ia hadapi di suatu ketika tertentu, ia tak lupa menikmatinya. Salah satu bagian hidup yang hampir selalu ia nikmati adalah makanan. Menururtnya, perutnya bukan hanya internasional, namun “sangat internasional”. Makanan China, Arab, Turki, Jepang, Western, India, semua ia lahap. Ramen dia mau, baklava juga suka. Seafood segar yang hanya dikucuri perasan lemon dia mau, fish and chips tidak menolak. “Dari kecil saya suka mencicip aneka makanan. Ketika anak-anak dulu, tiap kali Supermi, Sarimi atau Indomie mengeluarkan rasa baru, saya pasti mencobanya. Tiap kali saya melihat manisan buah yang saya belum pernah lihat, saya berusaha untuk membelinya. Karena itu ketika McD pertama kali muncul di Surabaya, saya juga ikut mencoba. Saya menyukai banyak ragam makanan, terutama yang terbuat dari susu, agaragar, dan mengandung buah-buahan,” kata pria berzodiak Scorpio ini. Tak hanya hobi makan, Supardi juga ingin memiliki sebuah rumah makan besar yang tak hanya memperkenalkan makanan Madura, namun juga budayanya. “Istilahnya, dengan datang ke restoran saya, pengunjung akan memiliki wawasan yang lebih luas tentang Etnis Madura dan beragam budayanya. Saya sudah punya konsepnya, hanya belum punya modal untuk mewujudkannya. Mungkin some other time,” katanya. Senyampang restorannya belum ada, Supardi berjualan nasi bebek kecilkecilan dengan konsumen rekan kerja dan tetangga. “Saya juga menitipkan kering kentang dan kering tempe ke minimart kampus. Yah, belajar wirausaha dikitlah,” lanjutnya. (coy)
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
Lari Madura Lari !!! Titik Tolak : Penandatangan MoU antara Plt Kepala BPWS dengan Bupati Bangkalan di Unijoyo, menjadi titik tolak percepatan pembangunan di Madura. Sinergi yang difasilitasi civitas akademika Unijoyo ini, menjadi penanda bergerak dinamisnya pembangunan di Madura.
8
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
Foto : Faisal Yasir
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
9
Bisa dikatakan, 2015 ini adalah titik tolak bagi BPWS dan Madura untuk berlari ber erla lari ri kencang. ken enca cang ca ng. Apa ng. ng Apa mengganjal. Ini setelah seluruh pasal? Sebab, semua kendala bisa dikatakan sudah tak lagi me eng gga g nj njal al.. In al ni se sete tte ela ah se selu lu uru uh sepakat bersinergi dan bergerak bersama kepala daerah di empat Kabupaten di Madura, sepa p ka katt be b rsin rs in ner ergi gi d an b erge er ge g era ak be errssam ma saatnya berlari kencang. untuk rakyat Madura. Dan, 2016 adalah sa aat atny nyya be b erl rlar rl arii ke ar enc ncan ang. an g Lari g. Lar arii Madura Madu Ma dura du ra Larii!!!! ra Lar ariiii!! iii!!!!!!
Oleh : Faisal Yasir Ar Arif Arifin iffin n
S
ej jak a 2011 201 0 1 dimana diima mana na BPWS BPW WS ejak se eca c ra riil riiil memiliki m mili me mili mi liki kii secara an a ngg ggarran an mandiri man a di d ri dan dan an anggaran struktur sst tru ukt ktur urr organisasi, org gan anis isas is sas a i, i, praktis prak pr akti ktiis sejumlah sejju se uml mlah lah kendala kend ke nd ndal dalla besar be esa sar menghadang me en ng ghada gha ha ada dang ng ng kin ki ne n erjjan anya anya a. Utamanya U am Ut aman man anya ya kinerjanya. adal ad alah masalah mas asal alah lah h adalah pemb pe mbeb mb eb bas asan n lahan lah han a pembebasan dan kordinasi da kord ko rd diin nas asi dengan deng de ngan dan k pa ke ala a daerah, dae aera rah, ra ah, kepala kh hus u us usny nyya di khususnya Bang Ba ngka ng kala la an. Ini In ni pula pu ula a Bangkalan. yang ya ng menyebabkan men enye ye eba b bk bkan a an yang BP PWS WS sempat sem empa p t terseok pa t rseo te rseo rs ok BPWS s ok dalam se dal alam am am – seok men me ngem ng e ba ban an mengemban aman am an nah ahny nyya dengan de de eng ng n gan an amanahnya
membangun me m emb mban ban angun gun gu Madura. Ma M adu dura rra a a.. Na amun, mun, mu n, seiring seiri eiiri ring ing g dengan den nga an Namun, komi ko m tm men n kuat kua uatt dari darii Bupati Bup upat pa atti komitmen Bang Ba Bang gkala kala ka an, n, RK RK Muh. Muh h.. Makmun Mak km mu un un Bangkalan, IIb bn nu u Fuad Fua ad untuk untuk untu k Ibnu me m eny nyej yej ejah hte tera raka kan ka n rakyatnya, raky ra kyat atny nyya, a menyejahterakan ke k erj rjas asam ama ma dengan den de ng gan BPWS BPW WS kerjasama sse ema makiin sinergis. sin si ne n erg r is. iss. Ini Ini ditandai In dita di andai nd da aii semakin
10
SSuramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
dengan de engan ng ga an n ditandatanganinya dittan nda datang ta ang gan a in inya y ya Mo MoU oU antara anta an anta tara ra a BPWS BP PW WS dengan deng de n an ng an Pemkab P Pe Pemk em mk kab ab Bangkalan. Ban angk kal alan an a n. P Pena Pe Penandatanganan ena n nd dattan anga ga g ana nan an MoU MoU Mo iini in ni jelas jje elas las menjadi la m njjad me adi angin angi an g n segar se ega ar b ba bagi agi gi seluruh gi sel elurru uh h rakyat ra ak kya kya yat Madura Madu Ma ura a u un ntu uk mencecap me m encec nccecap ecap ec a kemajuan kem emaj ajjua an untuk ssejak seja se ejak ja ak berdirinya b rd be dir irinya inya jembatan in je em mba mba ata t n SSuramadu. Su ura ama madu du. Sebab, Seba Se bab, ba bab, b dengan den e ga gan n M Mo U tersebut, ters te rseb butt, maka ma aka ka ada ada d MoU k ke ese sepa se p hama pa haman ha ma an yang yang ya ng g harmonis har armo mo m oni nis is kesepahaman dan da n ideal idea id ea al antara anta an tara ta ra Pemkab Pem e kab kab ka Ba ang n ka kala la an dan dan BPWS da BP PWS W untuk unt n uk uk Bangkalan b be ers rsam am maa sa sam ma a membangun me em mba mba ang n un un bersama-sama B Ba ng gk ka ala l n khususnya, kh k hussu hus ussny nya, nya, a, dan dan Bangkalan Ma Madu ad du ura pada pad ada a umumnya. umum um um mny nya. Madura In ni terbukti te erb rbukti ukti uk ti dengan den enga gan n Ini da amp mpak ak k positif possit itif MoU MoU ini ini ni yang yan ng dampak kemu ke emu udiian a terasa te erras rassa dengan de eng ngan kemudian llancarnya la anc ncar nc arrny a nya pembebasan pem pe mb beb bas asan an lahan lah ahan an an un u ntu tuk uk pembangunan pe p emb emb mba an nguna guna gu nan rest re est st area are rea a untuk d Kaw aw wassan a Kaki Ka ak ki Jembatan JJe emb m at atan an a n Sisi Sis i i dii Kawasan Ma M adu adu d ra a (KKJSM) (KK KKJS JJSSM) M) yang yan ang sempat semp semp se mpa att Madura ma m ace cet et hingga hiing h n ga a empat emp pat at tahun. tah ahun un. macet “K Kam ami jelas ami jela je las las “Kami m me eng gap apre resi re siasi sias assi penuh penu pe nuh nu uh mengapresiasi sine si in ne erg erg rgitas rgit itas it as yang ya an ng terbangun ng terb te rban rban ng gu un sinergitas an a nta ara ra BPWS BPW PWS dengan deng den de ngan an Pemkab Pem emk ka ab antara B Ba ang gk ka alla an.. Ini Ini n akan aka kan n menjadi m njjad me adi adi Bangkalan. tti itik tik tolak ti to olak la ak yang yya ang ng kita kita ita harapkan it ha arra apk kan titik u un untu ntu tuk bersama-sama tuk berrssa be am mama a-sa sama ma m a melesat mel eles esat sat at untuk m me emb mban mba angu g n Madura,”ujar Madu Ma urra a,” ,”uj ujar uj a Plt ar Pltt Pl membangun K Kepa Ke epa pala la a BPWS, BPW WS,, Herman Her errma man man Kepala H Hida ida ayat. yat. ya t. Hidayat. R Re enc ncan ana a pembangunan pemb pe m an angu guna an Rencana yyang an ng g sudah sud udah ah digagas ah dig igag a as sejak dahu da hulu lu u, akan ak kan n segera dahulu, di iap aplika k sika ka an di di Bangkalan. Ban a gk gkal alan al an. diaplikasikan La ang n ka kah h awal aw wal adalah ada dala lah h pada p d pa da a Langkah ak khiir 2015 2015 20 5 pembebasan pem mbe bebasa ba b asa san lahan laha la han ha n akhir se elu uas as 20,5 20, 0,,5 5 hektar hekttar he ar di di Desa Desa De sa seluas Pang Pa ng n g Pong, Pon ong g,, Labang Lab aba an ng yang y ng ya g akan ak ka an
menyerap anggaran mencapai Rp 168,8 miliar. Pembebasan itu akan dilanjutkan pada 2016 dengan luasan sekitar 15 hektar. Rencananya, lahan ini akan dibuat untuk rest area, Islamic centre, galeri Madura yang memampang etalase produk unggulan masingmasing daerah di Madura. Kemudian sentra PKL dan lahan parkir. Diharapkan, penataan ini akan mempercantik kawasan KKJSM sehingga mampu memberikan multiplier effect secara ekonomis bagi masyarakat dan denyut perekonomian Madura. Dengan penataan tersebut, kawasan yang kini masih semrawut tersebut akan berubah menjadi cantik dan menarik minta wisatawan di ikon jembatan terbesar dan terpanjang di Indonesia ini. “Ini akan menjadi simpul yang bisa menjadi pengungkit ekonomi di wilayah Madura. Ini tak lepas dari kondisi geografis di KKJSM yang merupakan bottle neck (leher botol) bagi Madura. Jika ini lancar, ke timur pasti lancar,” ujar Kepala Divisi Data dan Informasi BPWS, Ir pandit Indrawan M Si. Lebih jauh dikatakan, selain pembangunan rest area, BPWS juga berencana membangun akses jalan dari Pang Pong menuju Universitas Trunojoyo. Selain itu juga pembangunan water treatment dan sejumlah proyek infrastruktur yang menjadi simpul perekonomian. “Targetnya, mulai 2016 ini kami mengajak semua elemen di Madura untuk berlari kencang mengejar ketertinggalan. Ayo bergerak bersama untuk Madura maju,”tegas Pandit. (coy)
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
11
“Salah satu pelatihan SDM Madura dalam bidang kelistrikan yang bersertifikasi nasional”
Genjot SDM, Tingkatkan Daya Saing Puluhan pemuda-pemuda Madura potensial itu penuh semangat ketika ditraining sejumlah keahlian dalam bidang kuliner. Di pundaknya, berasa tanggung jawab untuk menjadi yang terbaik demi Madura lebih baik. Foto: Faisal
Oleh : M Baidhowi
12
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
kepada masyarakat Madura secara luas dan merata. Ini dikatakan Plt Kepala BPWS Irjen Pol (Purn) Drs Herman Hidayat SH MM Dikatakannya, perlu ada penyiapan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara kontinyu, sistematis dan terarah.
Foto: Faisal
“Sehingga, kelak Madura bisa benar-benar berubah ke arah yang jauh lebih baik namun tetap menjaga nilai-nilai kultur,' ujarnya.
P
rogram pelatihan Sumber daya Manusia (SDM) yang dilakukan BPWS untuk pemuda pemudi di Madura akan terus ditingkatkan dari tahun ke tahun. Sebab, ini merupakan salah satu langkah yang mutlak diperlukan untuk meningkatkan daya saing agar mereka mampu berbciara lebih dalam persaingan global. Apalagi nanti ketika Madura semakin maju dan bergerak dinamis. Sejak 2011 hingga 2015, tak kurang dari 3.700 SDM Madura yang telah dilatih dalam berbagai bidang keterampilan. Baik otomotif, teknisi computer, IT, kerajinan, souvenir, obat herbal, kuliner, olahan pangan, teknologi asap cair dan lain sebagainya.
Ditambahkannya, pihaknya yakin, dalam sepuluh tahun ke depan jika pola pemberdayaan yang dilakukan bisa menyentuh pada simpul-simpul pokok dan esensial dari masyarakat yang membutuhkan, maka perekonomian Madura akan bangkit dan muncul menjadi kekuatan ekonomi besar di Indonesia.
“Pelatihan SDM Bidang farmasi”
“Ini bertujuan untuk mempersiapkan SDM menghadapi rencana besar pembangunan di Madura agar masyarakat Madura tidak menjadi penonton di rumah sendiri. Program ini akan terus dilakukan setiap tahun dengan skala yang terus ditingkatkan. Baik jumlah peserta maupun bidang yang akan dilatih,” Kepala Divisi Pengendalian Pembangunan Ir. Anwar Madjid Msi.
“Siapa yang menyangsikan daya juang orang-orang Madura? Mereka mampu hidup dalam kondisi minim. Nah, jika ini dibarengi dengan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni, maka bukan mustahil kekuatan besar akan muncul dari Madura,” ujarnya. Untuk itu, lanjutnya, apa yang dilakukan BPWS tersebut patut didukung dan didorong untuk terus berlajut. “Namun juga perlu dukungan dari pemerintah daerah setempat, baik Pemprop Jatim maupun kabupaten di Madura,” pungkas mantan Kapolda Sumatera Barat ini. (*)
Untuk diketahui, keberadaan jembatan Suramadu diakui ataupun tidak memberi manfaat besar bagi perekonomian Madura. Namun demikian, jika tidak disertai dengan upaya meningkatkan daya saing Sumber daya Manusianya, mustahil eksistensi jembatan tersebut memberi manfaat
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
13
Gubernur Jatim :
Fokus & Jangan Lupakan Pesantren jangan lupakan entitas pesantren ketika membangun Madura,” ujarnya.
Foto : Ist.
Pemerintah Propinsi Jawa Timur berharap agar BPWS benar-benar memberi manfaat bagi Madura. Adanya Wakil Kepala BPWS (Herman Hidayat, Red) yang merupakan putra Madura asli diharapkan bisa menjaga kultur Madura dalam pengembangan wilayah yang digagas BPWS.
G
ubernur Jawa Timur yang juga Anggota Dewan Pengarah BPWS, Dr. H. Soekarwo mengapresiasi penandatanganan MoU antara BPWS dengan Pemkab Bangkalan yang dianggapnya sebagai gerbang kemajuan. MoU yang kemudian ditindaklanjuti dengan pembebasan lahan rest area ini disebut gubernur yang akrab disapa Pakde karwo ini sebagai langkah maju yang harus didorong. Ia berpesan agar dalam membangun Madura, BPWS untuk tetap fokus pada koridor yang ada dan tetap menerapkan prinsip good and clean government.
14
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
“Langkahnya harus pasti dan fokus. Sinergi dengan seluruh elemen yang ada di Madura dan Jawa Timur, mutlak diperlukan,”tegasnya. Ia juga berpesan, agar dalam membangun Madura tidak melupakan entitas pesantren. Menurutnya, pesantren merupakan pilar sangat vital di Madura. “Entitas pesantren memiliki tempat istimewa di kultur Madura. Dia bisa menjelma sebagai kekuatan social yang amat besar dan berpengaruh, sekaligus sebagai kekuatan ekonomi kerakyatan. Itu semua dalam konteks positif. Makanya,
“Madura ini kulturnya unik dan perlu pendekatan dengan hati. Insyaallah, dengan adanya beliau (Herman Hidayat, Red), BPWS bisa terbantu menyelesaikan tugas yang diemban. Seringseringlah turun ke pesantren,”ujarnya. Ia menambahkan, eksistensi Suramadu setidaknya telah memberi andil dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi Madura. Itu menjadi titik tolak yang bagus dalam pengembangan wilayah ke depan. “Madura ini memiliki potensi yang luar biasa besar. Madura akan menjadi kekuatan ekonomi baru. Saat ini saja, Jawa Timur membutuhkan Madura, demikian pula sebaliknya,” ujarnya berretoris. (coy)
Foto : Faisal
Plt Kepala BPWS Herman Hidayat bersama Bupati Pamekasan Ahmad Syafii, meresmikan proyek SPAM untuk mengatasi kekeringan di Pamekasan bersama.
Membangun Infrastruktur, Menjaga Kultur
2
015 segera bergerak kita tinggalkan. Namun, tahun itu bisa dikatakan sebuah jejak bagus berhasil dipahat. Sejumlah pembangunan dan fasilitasi di Madura oleh Badan Pengembangan Wilayah Madura (BPWS). Bukti nyata bahwa institusi ini memiliki komitmen kuat untuk bersama membangun Madura. Jejak itu kembali dihimpun untuk menjadi penyemangat menyongsong 2016. Komitmen BPWS untuk membangun Madura, mulai dirasakan hasilnya. Meskipun sempat sedikit terhambat, namun geliat pembangunan terus berjalan. Pembangunan Infrastruktur terus dikebut dengan tetap menjunjung tinggi kultur Madurawi yang adiluhung.
Pengembangan infrastruktur Madura sendiri terus dilakukan hingga kini. Baik secara langsung oleh BPWS, maupun melalui fasilitasi. Dampak langsung dari pembangunan BPWS sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat itu, kini telah dirasakan masyarakat Madura. Di antaranya, Penerangan Jalan Umum (PJU) di sepanjang akses Suramadu sisi Madura, jalan lintas tengah Bangkalan – Sumenep yang semakin mulus, pelebaran jalan lintas utara Madura (Bangkalan – Sumenep) yang terus dikerjakan, pembuatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) untuk mengatasi kekeringan di Sampang, Pamekasan dan Sumenep.
Kemudian pembangunan sarana MCK dan pavingisasi jalan sepanjang 10 KM di Pulau Gili Iyang. Pembangunan pipa air bersih bawah laut dari Dungkek – Gili Iyang untuk air minum lebih dari 8600 jiwa. “Ini bentuk komitmen BPWS untuk menjalankan amanah dengan baik bagi pengembangan Madura. Sebab, Madura Maju adalah sebuah keharusan,” tegas Plt Kepala BP BPWS, Drs Herman Hidayat SH MM. (coy)
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
15
bak a L i l i G g n a Tent i g a L i l a k e S
e s i d a r a P n e d Hid . . . . a r u d a M van Popularitas Gili Labak Sumenep, kini membumbung tinggi. Eksotisme Madura yang luar biasa. Kelak, menyaingi Maladewa
Foto : Angger D Wiranata
Oleh : Faisal Yasir Arifin
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
B
entangan pasir putih dan lautan biru dengan ombak yang landai menyambut setiap lelah pelancong yang mendarat. Berganti riang lalu kecipak langkah yang ditingkahi debur ombak dan sapuan lembut angin barat.
Gili Labak mempunyai titik titik terumbu karang dan biota laut yang cukup beragam. Tetapi untuk menikmati hobi snorkling tersebut disarankan untuk membawa sendiri alatnya, karena disana belum ada yang menyewakan alat tersebut.
Ya, kabar keelokan Pulau Gili Labak kini membumbung tinggi. Pelancong berbagai pelosok pun mulai meriung.
Gili Labak, dahulu orang menyebutnya dengan Pulau Tikus, mempunyai luas hanya sekitar 5 hektar dan dapat dikelilingi dengan
Keelokannya tak gambang dilukis dengan kata, namun terlalu indah untuk sekadar cerita. Ini pula yang diakui Rizal Oktaviano, salah satu pelancong dari Surabaya.
berjalan kaki kurang lebih 30 menit. Pulau ini dihuni sekitar 35 kepala keluarga yang ramah terhadap pengunjung. Jika dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin Gili Labak menjadi destinasi yang mampun mengalahkan Gili Trawangan yang mendunia, atau bahkan Maladewa yang melegenda. Ya, dari Madura, eksotisme Gili labak menyeruak. (*)
“Hidden paradise in Madura. Ya, Gili labak benarbenar surga tersembunyi di Madura. Luar biasa,”ujarnya.
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
teras
Foto : Abu Tholib
BPWS Latih Nelayan Buat Perahu Fiberglass
BPWS terus melakukan Penguatan Sumberdaya Manusia (SDM) Madura di berbagai bidang pada 2014, BPWS kembali melakukan kegiatan yang sama pada 2015. Salah satunya adalah melatih masyarakat nelayan Madura melalui Pelatihan Pembuatan Perahu Fiberglass di Desa Banyusangka, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan.
P
elatihan itu dimulai pada Kamis (15/10) dan berakhir pada (26/11). Kegiatan yang dikemas dalam bentuk teori dan praktek itu, BPWS menghadirkan narasumber ahli / instruktur mumpuni dari Badan Pengakajian dan Penerapan Tehnologi (BPPT) Jakarta. Kegiatan yang berlangsung selama 40 hari (1 hari Teori dan 39 Hari Praktek) ini cukup mengundang antusias peserta. Pasalnya, kegiatan ini sangat ditunggu-tunggu masyarakat. Apalagi, proposal pengajuan dari Kepala Desa Banyusangka ke BPWS untuk pelatihan ini sudah diajukan pada 2014 lalu.
18
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
Dalam laporannya, Ketua Pelaksana Kegiatan pelatihan, Abu Tholib menyampaikan, kegiatan ini merupakan rangkaian dari program pemberdayaan masyarakat BPWS di tahun 2015. Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan tersebut adalah Memberikan pengetahuan dan pemahaman serta keterampilan kepada masyarakat terkait pelatihan pembuatan perahu fiberglass. “Dengan demikian dari pelatihan tersebut dapat menciptakan sumber daya manusia masyarakat nelayan
yang memiliki keterampilan atau keahlian dalam pembuatan perahu dan Terbinanya masyarakat nelayan sehingga dapat mendukung mata pencaharian mereka sebagai nelayan,” ujarnya
Kegiatan yang diselengg arakan di Desa Banyusangka ini, dibuka secara resmi oleh Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan dan Komunitas Masyarakat BPWS, Tadjus Subki. Dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini dapat mendorong terciptanya SDM-SDM Madura yang berkualitas. “Kami
berharap setelah selesainya pelatihan ini masyarakat desa banyusangka bisa menciptakan lapangan kerja sendiri dalam hal pembuatan Perahu Fiberglass guna menopang mata pencahariannya,” tandasnya. Di akhir kegiatan, pada tanggal 26 Nopember 2015 mengahsilkan output 1 buah cetakan Perahu Fiber glass dan 1 buah Perahu Fiberglass dan langsung diserahterimakan ke masyarkat desa Banyusangka – Kec. Tanjung Bumi – Kab. Bangkalan yang dalam hal ini dari BPWS diwakili oleh Dr. Tadjus Subki, SH, MM selaku
Kepala divisi HKKM dan menyerahkan kepada H. ABD Suku, SH, selaku Kepala Desa Banyusangka. Sebelum diserahkan Perahu fiberglass tersebut kita lakukan Uji berlayar di pantai yang ada di daerah banyusangka dengan jarak berlayar kira2 4km. Dengan pengujian berlayar tersebut perahu sudah layak dipergunakan sebagaimana sesuai kebutuhan masyarakat banyusangka. (abu)
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
19
teras
MoU dengan Dinkes Jatim, Bangkitkan Jamu Madura bersambut baik dengan komitmen Dinkes Jatim,”ujar purnawirawan jenderal bintang dua ini yang dalam kesempatan itu, didampingi sejumlah Kadiv dan Kasubdiv di jajarannya.
S
urabaya - Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) menandatangani MoU dengan Dinas Kesehatan Propinsi Jatim di kantor BPWS, Senin (9/11). MoU ini merupakan titik tolak positif bagi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Madura dalam bidang farmasi obat herbal atau obat-obatan tradisional. Plt Kepala BPWS, Drs Herman Hidayat SH MM dalam kesempatan penandatanganan MoU itu menyatakan, langkah ini merupakan langkah progresif yang akan didukung penuh. Sebab, dengan MoU tersebut maka BPWS akan menggelar pelatihan SDM bidang obatobatan herbal dan tradisional yang memiliki sertifikasi nasional. “Kami mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya atas kesediaan untuk bekerjasama dengan BPWS demi memajukan Madura. Komitmen BPWS untuk membangun SDM Madura,
20
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
Sementara, Kepala Dinas kesehatan Jatim, Dr. Harsono menyatakan, pihaknya mendukung penuh langkah BPWS dalam melatih SDM Madura bidang farmasi berbasis obat herbal atau tradisional ini. Apalagi Dinkes Jatim juga memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) Materia Medika yang bergerak dalam bidang pengobatan tradisional.
Ini menjadi peluang bagus mengingat potensi Madura dalam bidang tanaman obat sangat luar biasa besar dan bagus. “Tanah Madura ini luar biasa, sehingga tanaman obat
yang dihasilkan juga bagusbagus. Ada Rempon, cabe puyang dan lain sebagainya. Ini akan menjadi istimewa jika dikelola dengan baik,”tegasnya. Lebih lanjut, mantan Bupati Ngawi dua periode ini menyatakan, selama ini Jembatan Suramadu sudah memberikan dampak yang bagus bagi kesehatan masyarakat karena memberikan kemudahan akses untuk menuju rumah sakit di Surabaya yang lebih lengkap. Sebab, jarak menjadi vital dalam penanganan kesehatan. “Nah dalam posisi inilah, potensi obat-obatan herbal ini bisa dimaksimalkan. Kami yakin, kerjasama ini akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat Madura, baik secara ekonomis maupun kesehatan,” pungkasnya. MoU ini akan menjadi dasar dalam pelatihan SDM Madura bidang obat herbal, khususnya dari Bangkalan dan kelak peserta pelatihan akan mendapatkan sertifikat berstandar mutu nasional yang akan dikeluarkan langsung oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. (coy)
teras
BPWS Bahas Rencana Induk
B
adan pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) kembali membahas rencana induk pengembangan wilayah dengan Kementerian PUPERA dan Menko Perekonomian di Surabaya, pada Jum'at November silam di BPWS. Rapar pembahasan ini merupakan Rapat Penetapan Rencana Induk Badan Pelaksana BPWS. Rapat dipimpin oleh Plt.Kepala BPWS Drs. Herman Hidayat, SH, MM dan dihadiri Kabiro Perencanaan Anggaran PUPERA, Kabid Perumahan Formal Menko Perekonomian, Unit Anggota Setwanrah BPWS, bersama Pimpinan dan para Kepala Divisi Badan Pelaksana BPWS.
Sementara Kabiro Perencanaan Anggaran PUPERA, Drs. A, Hasanudin, ME mengatakan Penyusunan Rencana Induk BPWS harus sejalan dengan Revisi Perpres, jika telah disusun maka Menteri PUPERA akan menyampaikan Rencana Induk Badan Pelaksana BPWS kepada Menko Perekonomian.
Foto : Teguh
Pada awal Pembukaan Plt.Kepala BPWS Drs. Herman Hidayat, SH, MM beliau mengatakan pentingnya Rencana Induk Badan Pelaksana BPWS d a l a m m e m b a n g u n M a d u ra kedepannya, Dalam pengantar atau penjelasan Rencana Induk perlu ditambahkan dasar penyusunan Rencana Induk diantaranya revisi perpres dan adanya dorongan permintaan daerah dalam hal ini kabupaten di Madura dalam percepatan pengembangan Wilayah Suramadu oleh Badan Pelaksana BPWS. BPWS dengan Kementerian PUPERA dan Menko Perekonomian di Surabaya
Sementara itu pada kesempatan yang sama Kabid Perumahan Formal Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Drs, Hotman Sidauruk,MBA menyampaikan beberapa masukan penting terkait dengan Draft Perpres Badan Pelaksana BPWS yang akan segera disampaikan kepada Bapak Presiden apabila telah disetujui oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, dalam hal penyusunan Rencana induk perlu fokus terkait dengan pembatasan (delineasi) kewenangan dan wilayah kerja BPWS, Program-program dalam rencana induk BPWS harus mendukung masterplan atau perencanaan-perencanaan yang disusun oleh Daerah (Propinsi dan Kabupaten/kota) di Wilayah Suramadu. Pada akhir pembahasan rapat ini disimpulkan perlunya ketegasan kewenangan maupun delineasi wilayah kerja masih perlu disempurnakan kembali, dalam penyusunan Rencana Induk Badan Pelaksana BPWS. (gun)
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
21
jendela surabaya
Api berkobar membakar seluruh bangunan Gedung Internatio. Dentuman senjata dan bom pun semakin menjadi tatkala teriakan "Allahu Akbar" dari para pejuang membelah angkasa. Surabaya membaraaa!!!!
S
eakan mempunyai seribu nyawa, arek-arek Suroboyo yang menyerang persenjataan canggih milik sekutu dengan bambu runcing dan senjata seadanya. Di tengah kekacauan itu, beberapa anggota TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar) me menyusup di beberapa basis militer sekutu. mil Melalui beberapa strategi, markas militer itu str pun mampu dilumpuhkan. Serangan para pejuang pun Ser semakin tak terbendung sem hingga akhirnya berakhir hin dengan perginya sekutu dari den Surabaya. Sur Adegan itu merupakan fragmen pagelaran drama kolosal Surabaya Membara
yang diadakan di Tugu Pahlawan, Senin(9/11) malam, menyambut Hari Pahlawan Nasional. Dengan judul Tentara Republik Indonesia Pelajar, drama tersebut dimainkan lebih dari 800 orang yang terdiri dari tentara, operator tank, pelajar SMA, dan beberapa komunitas di Surabaya. Pagelaran begitu spektakuler dengan hadirnya beberapa kendaraan perang seperti tank. Tak lupa, permainan kembang api dan bom asap pun semakin membuat suasana pagelaran tersebut semakin hidup. Drama kolosal itu pun lantas ditutup lewat lagu gugur bunga. Tampak langit yang begitu mendung pun tak
jendela surabaya
Oleh : M baidhowi
kuasa menahan beratnya air. Hujan cukup deras pun langsung membuyarkan kerumunan penonton yang memadati jalan pahlawan sejak sore hari. Taufik Monyong, penulis naskah sekaligus sutradara drama kolosal tersebut menjelaskan, judul TRIP dipilih karena sebagai wujud sindirannya terhadap jiwa nasionalisme anak muda sekarang. Menurutnya, saat ini hampir sebagian besar anak muda lebih peduli dengan gadget mereka dibandingkan mengenal dan mengenang para pahlawannya. "Biar mereka tahu, dulu yang ikut perang itu hampir sebagian
besar pemuda. Kalau pemudanya seperti sekarang, mau jadi apa bangsa kita?" ujarnya. Taufik mengakui, dalam pagelaran kali ini dirinya mencoba untuk bereksplorasi lebih luas. Tak lagi peduli dengan pakem sejarah yang sudah tertulis. Taufik hanya ingin menunjukkan bagaimana masyarakat yang menonton drama kolosal ini mendapatkan pesan nasionalisme saat pulang ke rumah. "Karena sejarah yang kita baca saat ini seakan-akan penjajah itu superior. Itu yang bikin nasionalisme kita ciut sejak kecil," ujarnya. (*)
jendela madura Sapi Sonok Madura :
Antara Estetika & Dignity Oleh : Aprisa Rahmawati
D
aya tarik pada Kesenian Sapè Sono' ini adalah terdapat pada “kecantikan” sapi-sapi. Artinya sapi-sapi yang dilombakan merupakan sapi-sapi betina pilihan. Tampak sehat, berbadan bagus, dengan warna kulit mengkilat. Dan lebih menarik lagi, sapi-sapi betina ini didandani layaknya seorang peragawati. Hampir di sekujur tubuh sapi dilengkapi dengan aksesoris dengan warna yang mencolok (merah, kuning, hijau, keemasan). Sebelum acara inti dimulai, para pemilik sapi mengiringi langkah gemulai sapi sambil menari. Suasananya tampak semakin semarak karena langkah gemulai Sape' Sono' ini diiringi dengan musik tradisional Madura bernama Saronen. Keberadaan atau kepemilikan akan sapi, telah memunculkan beragam perilaku atau aktivitas dan kreativitas yang lainnya. Sapi pada akhirnya sedemikian “dihargai”. Sapi dicintai dipelihara, dirawat, bahkan “didandani” demi memunculkan sebuah nilai yang lebih lagi. Sapi kemudian tak cukup membantu dalam proses pengolahan ladang atau sekadar ditaruh di dalam kandang. Kesenian Sapè Sono' juga dapat dimaknai sebagai media sosial-budaya masyarakat atau para penikmatnya. Mereka yang datang/menikmati Kesenian Sapè Sono' adalah para pencinta atau para penggemar. Mereka adalah para pencinta keindahan. Kedinamisan dalam kesenian Sapè Sono' dapat ditangkap dari keharmonisan
24
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
Soal sapi, Madura tak hanya dikenal dengan kerapannya saja, namun ada pula seni Sapi Sonok. Sebuah seni adiluhung yang menghadirkan estetika dan ginity (kehormatan). Seperti apa? gerak dan langkah sapi, berpadu dengan alunan musik Saronen yang Maduristik itu. Adanya aktualisasi penghargaan terhadap sapi inilah, justru menambah “nilai jual” sapi. Sapi-sapi yang digelar dalam prosesi Kesenian Sapè Sono' adalah sapi-sapi yang benar-benar memiliki banyak kelebihan. Artinya kualitas sa pi sudah benar-benar tertangkap dari aspek visualisasi postur atau bentuk tubuh sapi. Sapi yang berkualitas dalam Kesenian Sapè Sono' bukan sekadar bobot tubuhnya yang ideal (tidak kurus atau tidak terlalu gemuk, kulit mengkilat, memiliki mata dan tanduk yang bagus, dsb), akan tetapi kualitas pasangan Sapè Sono' itu diketahui juga dari keserasiannya dalam
melangkah. Jika dalam melangkah terjadi semacam ketidakserasian (tidak kompak) maka sapi-sapi tersebut belum bisa dikatakan berkualitas. Kemudian aktualisasi Kesenian Sapè Sono' ini tidak berhenti pada aspek visual atau keindahan tubuh sapi. Eksistensi kesenian ini membawa dampak positif yang lainnya, diantaranya: berfungsi sebagai media silaturrahim para pemilik atau pencinta sapi, sebagai ajang jual-beli sapi, memacu produktivitas peternakan sapi, serta mampu meningkatkan prestise dan status sosial pemiliknya. Sapi bagi orang Madura, telah menjadi bagian terpenting dalam dinamika kultursosialnya. Maka Kesenian Sapè Sono' merupakan sebuah bentuk
representasi dan prestise tersendiri bagi orang Madura. Menurut penuturan beberapa sumber, Kesenian Sapè Sono' terlahir dari kebiasaan atau budaya tani masyarakat Madura. Masyarakat Madura yang mayoritas adalah para petani, yang tentu saja menggantungkan hidupnya dari hasil lahan pertanian. Kebiasaan masyarakatnya menggunakan jasa sapi pada saat mengolah tanah pertanian dengan cara membajak. Sapisapi yang digunakan dalam proses pengolahan tanah pertanian ini umumnya adalah sapi-sapi betina yang disandingkan satu sama lain (berpasangan) untuk menarik nangghale (alat membajak ladang). Berawal dari kebiasaan ini sapi-sapi betina itu tampak
nilai gunanya. Kekompakan pada saat menarik nanghale itulah yang kemudian menjadi dasar kesamaan atau kekompakan dalam langkahlangkah sapi betina pada Kesenian Sapè Sono'. “Sapi selain menjadi simbol sosial, ia juga menjadi simbol kehormatan dan harga diri. Ini tertangkap dalam Karapan Sapi, gelaran sapi sonok dan lains ebagainya,”ujar pakar Sosiologi Unair, Bagong Suyanto M Si. Kebiasaan yang lainnya, yang menjadi penanda terbentuknya Kesenian Sapè Sono' adalah kebiasaan para petani memandikan atau membersihkan tubuh sapi yang dilakukan setelah selesai membajak. Sapi-sapi dimandikan di kali dekat
ladang, digosok sampai tampak bersih kemudian diikatkan pada sepasang kayu atau pohon di sebelah kiri dan kanan sapi. Sapi-sapi tersebut seperti dipajang, dan sipemilik sapi mengamatinya. Kebiasaankebiasaan yang mengarah pada terbentuknya Kesenian Sapè Sono' juga disempurnakan dengan dilangsungkannya kebiasaan memajang sapi-sapi para petani sekitar. Bentuk kegiatan ini, menurut penuturan H. Zainuddin dan H. Hatib (tokoh Kesenian Sapè Sono' Waru dan Pasean Pamekasan), mereka biasa menyebutnya dengan Sapè Taccek. (*)
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
25
jendela madura
Mencecap Semalam Di Madura Kemudian disusul Tari Blijjha'an dan Tari Karepek Tanggu' dari Pamekasan, Tari Bu' Marliyeh dari Kabupaten Bangkalan, Tari Remoh Madhura, dari Kabupaten Sampang dan Tari Nyadhar dari Kabupaten Sumenep.
Pasa jembatan Suramadu membentang, Madura kian menggeliat. Pemerintah daerah dan seluruh elemen pun sadar akan kemolekan potensi Madura, salah satunya di bidang seni budaya yang adiluhung. Ya, promosi seni budaya Madura melalui “Semalam di Madura” yang dihelat Kabupaten Pamekasan, pantas diapresiasi meski harus semakin dimaksimalkan dengan gebyar, media dan pertunjukkan spektakuler agar lebih menasional dan mengigit.
Oleh : Moch Ali Mustofa
26
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
R
angkaian peringatan hari Jadi Kabupaten Pamekasan ke 485, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, menggelar acara “Semalam di Madura” dan dipusatkan di Monumen Arek Lancor Pamekasan, Oktober silam. Kemeriahan acara yang juga ditujukan untuk mempromosikan seni dan budaya Madura, dihadiri pimpinan empat Kabupaten di Madura, dari Pamekasan, Sampang, Bangkalan dan Sumenep. Dengan mengangkat tema “Madura in Art and Culture Diversity” atau keragaman seni dan budaya Madura menampilkan beberapa kesenian seni tari tradisi dari masing-masing kabupaten di Madura yang dibuka dengan Tari Senom asal Pamekasan, sebagai tari penyambutan tamu.
Bupati Pamekasan, Ahmad Syafii berharap kegiatan semalam di Madura mampu menampilkan Madura dalam bentuk tampilan budaya yang baik dan menarik. Dan juga mampu memberikan kesan positif dengan menampilkan kreasi yang baik. Ia juga berharap kedepan dalam acara yang sama mampu menampilkan ide kreatif yang lain yang bisa digunakan untuk mempromosikan Pamekasan dan Madura ke kancah yang lebih luas. “Kegiatan ini hendaknya menjadi momentum untuk merefleksikan diri dan menggugah kesadaran, tekad dan semangat untuk selalu bangga terhadap Madura dengan segala potensi dan budayanya,” ungkap Syafii. Dirinya mengajak masyarakat agar keragaman budaya Madura bisa menjadi alat pemersatu yang bisa mengangkat harkat dan martabat masyarakat Madura. (*)
jendela madura
Presiden Bagikan Kartu Sakti Di Madura Jokowi berpesan kepada para penerima kartu agar menggunakan kartu tersebut sesuai dengan manfaatnya. Untuk pelajar penerima KIP, ia meminta agar dana yang diberikan dipakai untuk mendukung keperluan belajar, seperti membeli buku, seragam sekolah, dan lainnya.
P
residen Joko Widodo mengunjungi Kabupeten Bangkalan di Pulau Madura, awal November silam. Di Kantor Kecamatan Kamal, Jokowi membagikan kartukartu bantuan sosial atau biasa disebut 'kartu sakti' kepada warga. Kartu-kartu yang dibagikan adalah Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), serta Kartu Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas Berat (KAS PDB).
"Jangan digunakan untuk beli pulsa, jika ketahuan, kartunya akan kami cabut," ujar Jokowi. Hadir mendampingi presiden, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, pemerintah t e r u s b e r u a p a y a mengoptimalkan jangkauan kartu-kartu bantuan sosial. Ia menggambarkan, KIS yang tahun ini dialokasikan untuk 88,2 juta warga, akan ditingkatkan menjadi untuk 92,4 juta warga pada 206. "KKS, dalam APBN 2016 untuk 15,5 juta warga, tapi akan ditambah dalam APBNP
2016 menjadi 16,3 juta. PKH dari 3,5 juta tahun ini, jadi 6 juta pada 2016," kata Khofifah. Setelah membagikan Kartu Sakti, rombongan Presiden dijadwalkan menuju Kota Malang untuk membuka secara resmi turnamen sepak bola Jenderal Sudirman di Stadion Kanjuruhan, Malang. Khofifah Indar Parawansa mengatakan, KPS terdiri 3 kartu, yakni Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Keluarga Sejahtera. Jumlah warga miskin terdaftar yang diusulkan layak menerima KPS di seluruh Indonesia, mencapai lebih dari 15 juta orang dan kini terus dilakukan verifikasi dan validasi data oleh Kementerian Sosial. Khofifah mengatakan, ketiga jenis KPS itu merupakan upaya pemerintah untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta program prioritas Presiden Jokowi. (coy)
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
27
Nelson Mandela & Cakraningrat IV dari Madura Prof. Yusril Ihza Mahendra
diterima dengan perlakuan yang sama terhadap Yasser Arafat, Ketua Fatah, harakat al-tahrir al-watani al-filastini, organisasi pejuang kemerdekaan Palestina. Dalam pembicaraan dengan Presiden Soeharto, Mandela bukan hanya minta dukungan politik, tetapi juga dukungan finansial untuk perjuangannya. Saya ingat waktu itu, Pak Harto membantu uang tunai 250 ribu Dollar Amerika kepada Mandela. Bantuan itu diserahkan pribadi kepada Mandela. Saya ingat Pak Moediono katakan waktu itu, “Gimana ya caranya kita mau bantu. Pemerintah kan tidak bisa kasih uang ke partai di negara lain?” Saya ingat peristiwa itu mirip ketika Perdana Menteri Natsir menerima Ben Bella,
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
kolom diri datang ke Robin Island di lepas pantai Capetown di Pulau Robin. Pulau Robin itu rupanya sebuah penjara sejak Belanda menguasai Afrika Selatan abad 16. Di Pulau Robin itulah Mandela dipenjara selama 29 tahun oleh regim apartheid. Begitu saya mendarat di pulau Robin, persis di depan gerbang penjara ada sebuah kuburan yang dikeramatkan leh kaum Muslimin di sana. Saya pun datang ke kuburan keramat yang ada mushollanya itu untuk sholat ashar. Beberapa jemaah tertarik melihat saya datang ke kuburan itu, yang banyak sekali asap dupanya.
pejuang Aljazair yang datang ke Jakarta tahun 1950. Ben Bella juga meminta dukungan politik dan finansial. Pemerintah RI memberikan emas beberapa kilogram kepada Ben Bella. Itu cerita Mohammad Natsir kepada saya. Pak Natsir bilang, beliau beli emas di Jalan Kenanga, Senen, untuk diberikan kepada Ben Bella. Suatu hari saya pergi ke Afrika Selatan sebagai Menteri Kehakiman RI. Saya menghadiri Konvensi PBB di sana, saya bertemu Mandela, Yasser Arafat, dan Fidel Castro di Johannesburg. Mandela mengatakan kepada saya tentang sebuah kuburan di Robin Island, tempat dia pernah dipenjarakan, yang menjadi misteri baginya. Dalam kunjungan kedua ke Afsel, saya menyempatkan
Seorang jemaah bertanya pada saya apakah saya orang Indonesia. Saya jawab, “Ya!” Dia mengatakan bahwa dia keturunan Melayu. Orang itu mengatakan bahwa ketika Mandela dibebaskan dari penjara, dia mampir ke kuburan keramat itu. Mandela berkata, “Apalah artinya saya dipenjara di pulau ini selama 29 tahun, dibanding orang ini, sambil menunjuk ke kubur keramat itu!” “Orang ini!” kata Mandela, “saya tidak tahu dari mana asalnya. Nampaknya dia seorang pejuang di negerinya sehingga dia begitu dihormati.” “Orang ini,” kata Mandela, “dipenjarakan penjajah sampai dia mati di pulau ini. Dia tak pernah pulang ke negerinya.” Saya tertegun mendengar cerita orang itu, dan saya pun masuk ke makam keramat itu setelah solat di mushollanya. Di dinding makam itu ada tulisan berbagai bahasa. Saya baca tulisan berbahasa Inggris. Tulisannya mengatakan “the grave of Shaikh Mathura, the first man
who reading the Holy Qur'an in South Africa.” Saya pun bertanya, “Siapa itu Shaikh Mathura?” orang itu menjawab, “Nampaknya dia berasal dari negara Anda, sama seperti Syeikh Yusuf.” Sayapun membaca beberapa literatur di Capetown dan akhirnya mengetahui bahwa Shaikh Mathura adalah Cakraningrat IV dari Madura. Dia seorang pangeran di Madura yang melawan Belanda, lalu ditangkap dan dibuang ke Afrika Selatan sampai akhir hayatnya. Barulah saya sadar bahwa orang yang kuburannya dikeramatkan orang di Pulau Robin adalah Cakraningrat IV dari Madura. Ketika saya menjabat Mensesneg saya perintahkan Sekretaris Militer Kepresidenan untuk berkoordinasi menelaah riwayat perjuangan Cakraningrat IV. Saya katakan, “Kalau cukup alasan, maka Presiden seyogianya memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Cakraningrat IV. Kalau Syekh Yusuf al-Makassari sudah diberi gelar Pahlawan Nasional oleh Pak Harto. Saya pernah dua kali berziarah ke makam Syeikh Yusuf di kota yang namanya Macassar di Afrika Selatan. Namun sampai saya diberhentikan sebagai Mensesneg, kajian sejarah perjuangan Cakraningrat IV belum selesai. Sampai sekarang, Cakraningrat IV belum diberi status sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden kita. Sumber : sejumlah naskah yang memuat tulisan Prof. Yusril tentang Nelson Mandela dan Cakraningrat IV
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
Muhammad SAW Sebagai Risalah Semesta Oleh Imam Abdullah El-Rashied (Mahasiswa Fakultas Syariah di Imam Shafie College, Hadhramaut)
K
eutamaan Nabi Muhammad SAW sangat panjang untuk dibahas. Tetapi kami akan menghadirkan uraian guru kami Rektor Imam Shafie College Syeikh Muhammad Ba'athiyah tentang hal ini. Syekh Muhammad menyebutkan dalam karyanya Mujazul Kalam yang tidak lain dari penjelasan nazhom Aqidatul Awam karya Sayyid Ahmad Al-Marzuqi sebagai berikut,
Nabi kita Muhammad SAW telah diutus Ke alam semesta sebagai rahmat dan beliau telah diberi keutamaan. Yang dimaksud alam semesta adalah segala hal selain Allah SWT. Jadi risalah Nabi Muhammad SAW itu umum untuk semua mahluk bahkan untuk malaikat, benda mati, dan binatang di mana mereka tidak memunyai akal. Hanya saja risalahnya kepada mereka adalah risalah ta'rif (pengenalan). Sedangkan untuk malaikat adalah risalah tasyrif (kemuliaan) bukan risalah taklif (kewajiban menjalankan syariat Islam). Syekh Ibnu Hajar berkata, "Bahkan risalahnya kepada malaikat adalah risalah taklif dengan kewajiban yang layak bagi mereka. Sedangkan risalah untuk manusia dan jin, begitu pula Ya'juj dan Ma'juj adalah risalah taklif secara ijma'.”
Siapa saja yang meniadakan keumuman risalahnya seperti sekte 'Isawiyah adalah kafir. 'Isawiyah adalah salah satu sekte dari Yahudi yang menganggap Nabi Muhammad SAW diutus teruntuk hanya Bangsa Arab. Hal ini berlandaskan pada Firman Allah SWT, "Tidaklah kami mengutusmu melainkan untuk semua manusia". (QS. Saba': 28) Begitu juga hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi sebagai berikut,
"Aku telah diberi 5 keistimew aan yang tidak diberikan kepada seorang pun dari para nabi sebelumku. Pertama, Aku diberi pertolon gan dengan rasa takut yang dit anamkan dalam musuh dalam jangka sebulan (sebelum berperang). Kedua, bumi dijadikan masjid dan suci bagiku. Siapa pun ketika masuk waktu shalat dapat menjalankannya di mana saja. Ketiga, ghanimah (harta
rampasan perang) dihalalkan untukku. Sedangkan ghanimah tidak pernah dihalalkan untuk seorang nabi pun sebelumku. Keempat, Aku diberikan syafa'at. Kelima seorang nabi hanya diutus terbatas untuk kaumnya, sedangkan aku diutus untuk semua umat manusia. HR Bukhari-Muslim. Bahkan sebagian ulama berpendapat akan keumuman ayat dan hadits di atas yang menyatakan Nabi Muhammad SAW diutus untuk seluruh manusia, bahkan termasuk umat-umat terdahulu dan nabi-nabi mereka. Penjelasan ini bisa ditarik dari sebuah ayat yang menyatakan bahwa Allah SWT telah mengambil janji saat pengutusan Nabi Muhammad SAW. Allah meminta para nabi untuk beriman kepadanya seperti dijelaskan dalam ayat berikut,
Ketika Allah mengambil janji para nabi terhadap apa yang Aku datangkan baik dari kitab maupun hikmah, kemudian datang seorang rasul (Nabi Muhammad SAW) yang membenarkan apa yang kalian bawa, kalian akan beriman kepadanya serta
menolongnya. Allah berfirman, “Apakah kalian mengikrarkan dan akan mengambil janji-Ku?” Mereka (para nabi) menjawab, “Kami berikrar.” Allah berfirman, “Saksikanlah. Aku bersama kalian menjadi saksi." (QS. Ali Imran : 81) Risalah yang diemban Rasulullah SAW adalah rahmat bagi semesta Alam. Orangorang yang beriman pada risalahnya akan selamat di dunia dan akhirat. Sedangkan mereka yang mengingkarinya akan ditimpakan azab yang menyedihkan. Allah SWT berfirman,
"Aku adalah manusia yang pertama kali keluar saat orang-orang dibangkitkan (dari kuburnya). Aku adalah khotib mereka tatkala mereka datang. Aku pemberi kabar gembira manakala mereka berputus asa (pada hari Kiamat). Bendera pujian pada hari itu ada di tanganku. Sedangkan aku adalah anak Adam (manusia) yang paling mulia di hadapan Tuhanku namun (aku) tidak bangga. " HR Tirmidzi. Di antara hal yang juga menunjukkan keutamaan Nabi Muhammad SAW adalah Hadits beliau berikut ini:
bersama ku tetapi tidak bangga. Aku adalah orang paling mulia dari awal sampai akhir tetapi tidak bangga". HR Tirmidzi. Pernyataan “Aku tidak bangga” menunjukkan ungkapan ketawadhu'an sebagai tanda ketidaksombongan. * Imam Abdullah Ar-Rasyid, Mahasiswa Fakultas Syariah di Imam Shafie College, Hadhramaut.
"Tidaklah kami mengutusmu melainkan sebagai Rahmat untuk semesta alam". (QS. AlAnbiya' : 107). Di antara hal yang wajib diyakini seorang yang mukallaf tentang Nabi Muhammad SAW adalah keutamaan Rasulullah SAW di atas para nabi dan rasul. Ayat tentang pengutusannya untuk segenap umat manusia sudah memadai sebagai dalil atas keutamaannya dibandingkan para nabi dan rasul. Allah SWT berfirman, "Tidaklah kami mengutusmu melainkan untuk semua manusia sebagai pembawa kabar gembira dan sebagai pemberi peringatan". (QS. Saba' : 28) Berikut ini hadits yang menunjukkan keutamannya atas segenap nabi dan rasul,
Ketahuilah aku adalah kekasih Allah tetapi tidak bangga. Aku adalah pembawa bendera pujian pada hari Kiamat tetapi tidak bangga. Aku adalah orang yang pertama kali memberikan syafa'at tet api tidak bangga. Aku adalah orang yang pertama kali mengetuk pintu surga hingga Allah membuka untukku dan memasukkan ke dalamnya. Sedangkan ada orangorang fakir yang beriman
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
KH. Moh. Tidjani Djauhari, M.A.
KH. Moh. Tidjani Djauhari, M.A. Sang Penerang Dari Timur
M Pengabdian kepada umat harus dilakukan secara kaffah, total dan maksimal. Itulah prinsip yang mengakar di jiwa (alm) KH. Moh. Tidjani Djauhari, M.A. Ia adalah Ulama, Cendekiawan, dan Mujahid Tarbiyah Laksana matahari, Ia menebar cahaya pada ruang kesadaran ruang kesadaran umat Islam dari segala penjuru.
Oleh : Faisal Yasir Arifin
oh. Tidkhmoh Tidjani Djauharijani dilahirkan pada 23 Oktober 1945 di Prenduan, sebuah desa kecil di kabupaten paling timur Madura, Sumenep. Kelahirannya menyempurnakan suara genderang kemerdekaan bangsa Indonesia dari cengkraman kolonialisme. Mendidihkan gemuruh jihad para mujahid fi sabilillah ketika mempertahankan harkat dan martabat bangsa Indonesia dengan segala jiwa dan raga. Saat itu, Prenduan, juga kotakota lainnya di Indonesia, berada dalam euforia kemerdekaan setelah 350 tahun lamanya hidup dalam kerangkeng penjajah. Moh. Tidjani adalah putera keempat dari tujuh bersaudara. Ayahnya, KH. Djauhari Chotib, adalah seorang ulama besar dan pendiri Pondok Pesantren AlAmien Prenduan. Kepemimpinan KH Djauhari di Hizbullah, berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter dan mental kepemimpinan Tidjani di masa mendatang. Ditilik dari silisilah ayahnya, ada darah keturunan KH. As'ad Syamsul Arifin, ulama kharismatik pendiri PP. Salafiyah Syafi'iyah, Situbondo, mengalir di jiwanya. “Almarhum Kiai As'ad Syamsul Arifin adalah sepupu dari nenek saya. Jadi masih keluarga sendiri,' tukasnya suatu ketika. Sedangkan dari pihak ibunya, Nyai Maryam, ia adalah keturunan Syaikh Abdullah Mandurah, salah satu muthowib di Mekkah asal Sampang, Madura, yang banyak melayani jamaah haji Indonesia.
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
Dari Gontor ke Saudi Arabia Mengetahui minat dan bakat intelektual yang terpendam dalam Tidjani cukup besar, tahun 1958, Kiai Djauhari mengirimnya untuk nyantri di Pondok Modern Darussalam Gontor. Apalagi, Kiai Djauhari cukup kagum dengan sistem dan pola pendidikan modern yang diterapkan di pondok pimpinan KH. Imam Zarkasyi itu. Tidjani dikenal santri yang cerdas. Tak ayal, prestasi akademik tertinggi pun selama nyantri. Keunggulan akhlak dan kepandaiannya, membuat KH Imam Zarkasyi menjadikan Moh Tidjani sebagai menantu dengan dipersuntingkan dengan putrinya, Anisah Fathimah Zarkasyi. Inilah kado paling berharga dalam petualangan panjang Tidjani belajar di Gontor, sekaligus menandai lahirnya babak baru komunikasi edukatif antara Al-Amien dan Gontor. Setelah mengabdi setahun di Gontor, tahun 1965, Tidjani melanjutkan studinya di Universitas Islam Madinah. Ia diterima di Fakultas Syariah. Tahun 1969, Tidjani tamat belajar tingkat license dari Fakultas Syariah Jamiah Islam Madinah dengan predikat mumtaz. Tak puas, tahun 1970, Tidjani melanjutkan studi magisternya di Jamiah Malik Abdul Aziz, Mekkah, hingga akhirnya lulus tahun 1973, dengan tesis “Tahqiq Manuskrip Fadhail Al-Quran wa Adaabuhu wa Muallimuhu li-Abi Ubaid AlQosim” (Keistimewaan AlQuran: Etika dan Ramburambunya dalam Perspektif Abu Ubaid Al-Qosim).
Menggayuh Karier di Rabithah 'Alam Islami Predikat ini ternyata menarik perhatian M. Natsir – dai, ulama, politisi, ketua Partai Masyumi, dan mantan Perdana Menteri Pertama Republik Indonesia (1950-1951) —. Mendengar ada putra Indonesia yang meraih predikat terbaik di Jamiah Malik Abdul Aziz, Mekkah. Mengetahui itu, M. Natsir takjub merokemendasikan Tidjani untuk diterima bekerja di Rabithah Alam Islami. Kariernya di Rabithah melesat cepat. Beberapa jabatan penting pernah direngkuhnya, antara lain: Anggota Bidang Riset (19741977), Sekretaris Departemen Konferensi dan Dewan Konstitusi (1977-1979), Direktur Bagian Penelitian Kristenisasi dan Aliran-aliran Modern yang Menyimpang (1979-1981), Direktur Bagian Keagamaan dan Aliran-aliran yang Menyimpang (1983-1987), dan Direktur Bagian Riset dan Studi (1987-1988). Keaktifannya di Rabithah Alam Islami inilah yang mengantarkannya menjelajahi berbagai negara di belahan dunia: Eropa, Afrika, Amerika, dan Asia. Di antaranya, tahun1976, Tidjani mengikuti Konferensi Islam di kota Dakkar, Senegal. Pada tahun yang sama, hadir dalam Konferensi Islam Internasional di Mauritania, Afrika. Tahun 1977, Tidjani mengikuti Seminar Hukum Islam di Chou University, Tokyo, Jepang. Sementara pada tahun 1978, Tidjani mengikuti Pertemuan Lintas Agama di Velenova University, Philadelpia dan Dallas, Texas, Amerika Serikat.
Antara tahun 1978-1982, Tidjani terpilih sebagai salah wakil Rabithah yang dikirim sebagai tim rekonsiliasi untuk menuntaskan masalah muslim Mindanau, Piliphina. Tugas yang sama dibebankan kepadanya, ketika tahun 1983, dikirim sebagai tim rekonsiliasi masalah politisasi agama di Burma dan konflik di Bosnia. Berlabuh di Al-Amien Prenduan Ketika kariernya Rabithah Alam Islami berada di puncak. Tidjani memutuskan untuk pulang kampung halaman. Ibarat kacang, Tidjani tidak pernah lupa kulitnya. Bulan Januari 1989, Tidjani beserta keluarga tiba di Indonesia setelah kurang lebih 23 tahun lamanya bermukin di Tanah Suci, Mekkah. Tidjani sudah mencicipi asin garam perjalanan dakwah lewat organisasi Rabithah Alam Islami. Bahkan, manis pahitnya kebudayaan Timur Tengah sudah ia rasakan. Dalam komunikasi Bahasa Arab, boleh dikatakan, lisan Tidjani adalah lisan Arab. Misinya adalah merealisasikan dan menyempurnakan Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, yang telah didirikan oleh ayahnya, Kiai Djauhari Chotib, tahun 1971, menjadi lembaga pendidikan Islam ala Gontor yang berkualitas, kompetitif, dan bertaraf interna sion al.
Bersama Idris Jauhari, adiknya, yang lebih awal eksis membina pondok sejak tahun 1971 dan Maktum Jauhari, adiknya, yang tiba dari Kairo, Mesir, setahun kemudian. Mereka bergeak cepat. Hasilnya, di antaranya, adalah pembangunan Masjid Jami' Al-Amien (1989) dan membuka Ma'had Tahfidzil Quran (MTA) (1991) serta mengembangkan status Sekolah Tinggi Agama Islam menjadi Institut Dirosah Islamiyah AlAmien (IDIA), dan pendirian Pusat Studi Islam (Pusdilam) (2003). Dalam kurun waktu 18 tahun (1989-2007), Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan telah menjelma sebagai pondok yang representatif, berkualitas dan dikenal luas hingga manca. Istirahat Panjang Sang Penerang Tiada pedih yang menghujam kecuali kehilangan seorang pencerah, seoang aufklarung,s eorang yang membawa lentera ilmu. Setelah 62 tahun, Tidjani mengabdikan dirinya untuk umat dan bangsa. Allah memanggilnya ke haribaanNya dengan senyum, Kamis dini hari (27/9) sekitar pukul 02.00 WIB di kediamannya. Lelahnya menjadi lentera bagi umat. Selamat jalan Kiai! Semoga Allah menerima amal baik dan menempatkan Kiai di surga-Nya. Amin.
Tulisan ini disalin dan diedit dari : KH. Moh. Tidjani Djauhari, M.A.: Dari Madura untuk Bangsa http://www.lontarmadura.com/
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
Rahasia Si Jengkol Jangan bilang hiiii…dulu pada Si Jengkol. Di balik baunya yang huaaarrrghh, si bulet – bulet ini menyimpan khasiat dhasyat loh. Seperti apa saja manfaat kesehatannya? Berikut fakta yang dihimpun Majalah Suramadu Oleh : Faisal Yasir Arifin
M
anfaat jengkol ternyata belum banyak diketahui masyarakat umum. Sangat sayang, padahal sayuran ini cukup ampuh untuk menjaga kesehatan tubuh. Meski bagi sebagian orang menjijikkan, namun jengkol menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia karena teksturnya yang empuk bila dimasak dengan benar dan rasanya yang sangat khas. Jengkol sering dihidangkan sebagai lauk atau menu utama. Sebagian malah dimakan sebagai lalapan mentah. Namun tahukah anda dibalik tajamnya aroma jengkol, dia memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Dari berbagai jurnal ilmiah disebutkan, manfaat jengkol bagi kesehatan sudah tidak diragukan lagi, antara lain:
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
1. Pembentukan Jaringan Tubuh Kandungan protein yang tinggi pada jengkol dapat membantu pembentukan jaringan dalam tubuh. Protein pada jengkol ternyata jauh lebih banyak daripada kacang hijau dan kacang kedelai. 2. Mencegah Anemia Jengkol juga kaya akan zat besi di mana zat besi ini sangat berperan untuk mencegah dan mengatasi kurangnya produksi sel-sel darah merah dalam tubuh. Nah, bagi anda para wanita, mengkonumsi jengkol saat sedang menstruasi sangat dianjurkan agar tubuh anda tidak kekurangan zat besi akibat banyaknya darah menstruasi yang keluar tubuh. 3. Mencegah Tulang Keropos / Memperkuat tulang dan gigi Selain zat besi dan protein, kandungan zat lain yang ada
di dalam jengkol adalah kalsium dan fosfor. Dua zat ini adalah zat yang sangat dibutuhkan tulang.
9. Mengatasi sembelit pada ibu hamil
Ibu hamil biasanya sering mengalami sembelit. 4. Basmi Radikal Bebas Kandungan serat pada jengkol dapat mengatasi masalah Jengkol mengandung beberapa jenis vitamin seperti sembelit. vitamin A, vitamin B1, vitamin 10. Pertumbuhan tulang B2, dan vitamin C. Vitamin A dan gigi pada janin yang bermanfaat untuk menjaga masih dalam kandungan kesehatan mata dan dapat Jengkol juga bermanfaat meningkatkan ketajaman untuk pertumbuhan tulang indera penglihatan. Vitamin A dan gigi pada janin yang dan vitamin C juga berperan masih dalam kandungan. sebagai zat antioksidan. Pertumbuhan tulang dan gigi 5. Mengatasi penyakit jantung koroner Jengkol merupakan bahan makanan yang bersifat diuretic (pembuangan urine menjadi lancar). Pembuangan urine yang lancar sangat baik untuk para penderita penyakit jantung. 6. Merampingkan
12. Mencegah kecacatan pada bayi Kandungan asam folat pada jengkol juga dapat mencegah kecacatan bawaan pada bayi.‘bersahabat' dengan para penderita diabetes. Zat gula pada jengkol merupakan zat gula yang paling mudah diurai sehingga aman untuk penderita diabetes. 13. Zat Antioksidan bermanfaat menjaga kesehatan jantung Seperti yang sudah disebutkan di atas, jengkol mengandung zat antioksidan yang sangat baik untuk kesehatan tubuh. Demikian juga dengan kesehatan jantung. Toksin atau racun dalam tubuh akan sulit masuk ke dalam tubuh, khususnya jantung, berkat perlindungan yang diberikan oleh zat antioksidan ini.
perut 7. Mencegah diabetes Hebatnya lagi, jengkol dapat mencegah timbulnya penyakit diabetes. Mengapa? Di dalam buah jengkol terdapat zat asam jengkolat yang baik untuk diabetes. 8. Mengatasi masalah penyempitan pembuluh darah Kandungan mineral pada jengkol ternyata dapat melebarkan pembuluh darah yang menyempit serta mencegah pembuluh darah menyempit kembali. Anda tidak memasak jengkol terlalu matang (overcooked).
dap at berjalan optimal berkat kandungan kalsium dan fosfor yang tinggi pada buah jengkol. 11. Jengkol dapat menstabilkan organ-organ penting dalam tubuh Organ-organ penting dalam tubuh akan berfungsi dengan baik dan stabil bila tubuh terpenuhi kebutuhan asam folat dan vitamin B6. Berbeda situasinya jika tubuh kekurangan asam folat dan vitamin B6.
Kontra Indikasi Jengkol Bagi penderita gangguan ginjal, jangan mengkonsumsi jengkol karena akan semakin memperburuk kondisi ginjal. Mengkonsumsi jengkol pun perlu dibatasi, yaitu hanya 3 hingga 10 gram saja per hari. Porsi ini adalah takaran yang pas untuk Anda yang ingin tetap sehat meski mengkonsumsi jengkol setiap hari.
SSuramadu uramadu JULI JUL JU J ULI UL U L LII - SEPTEMBER SE EP EPTE EPT P PTE PT TEM MBE MBER MB B BE BER ER E R 20 2015 201 2 0 01 015 15 1 5
Jejak Kepahlawanan Di Bumi Trunojoyo Agresi Militer Belanda di Madura tak semudah yang dibayangkan. Hambatan dan gangguan dan pihak pejuang-pejuang yang bertubi-tubi tidak memberi kesempatan pada tentara Belanda dan pemerintahan sipilnya yang disebut Recomba untuk dapat diam dan bersenang-senang. Di Bumi Trunojoyo, jejak kepahlawanan panjang membentang. Oleh : Tulus Setia Budi
oase
F
rustasi, akhirnya Belanda memilih opsi menaklukkan dan menduduki pulau Madura terlebih dahulu dengan kekuatan besar-besaran (tidak seimbang dengan kecilnya pulau Madura), merupakan strategi dan taktik Belanda. Dalam asumsinya. mereka memperkirakan dalam tujuh harin saja seluruh Madura bertekuk lutut. Perkiraan tersebut berdasarkan pada kondisi Madura yang tidak atau kurang memungkinkan perang gerilya, karena daerahnya hampir semuanya datar, sehingga mudah didatangi oleh pihak Belanda. Dan segi ekonomis, alamnya minus, basil buminya hanya cukup dimakan oleh penduduk selama empat bulan. Tentara Belanda yang berkedudukan di Jawa Timur adalah Divisi I berada di Surabaya, yang didampingi oleh Van der Plas, seorang Islamolog yang pandai berbahasa Madura dan pernah menjabat Gubemur Jawa Timur dalam zaman penjajahan. Ia berusaha mendekati/mengambil hati rakyat Madura umumnya, para Ulama, Kyai dengan pesantrennya pada khususnya. Dalam kenyataannya, rakyat Madura yang bersatu kompak dengan Tentara Keamanan Rakyat, Kelasykaran, Kepolisian, Mobbrig, dan ALRI menyuguhkan perlawanan yang gilang-gemilang, sehingga waktu tujuh hari jauh terlampaui dan baru setelah tiga bulan dengan susah payah akhirnya Belanda mencapai hasil dapat mcnguasai/menaklukkan Madura seluruhnya. Sebelum terjadinya Aksi Militer Belanda I (Clash I)
pulau Madura dipertahankan oleh satu Resimen dengan enam Batalyon Tentara Nasional Indonesia ditambah dengan Badan-badan Kelasyakaran Perjuangan, dan rakyat jelatapun ikut serta di dalamnya termasuk para Kyai dan kaum wanita yang lazim disebut Perjuangan Rakyat Semesta. Pulau Madura dibagi menjadi 4 Sektor, yaitu: Sektor I Madura Barat, meliputi daerah Bangkalan yang dipimpin oleh Mayor Hanafi dan Mayor Azis. Sektor II meliputi daerah Sampang/daerah Waru, yang dipimpin oleh Mayor R. Cokrodirejo. Sektor III meliputi daerah Pamekasan, dipimpin oleh Mayor Sulaiman, dan Sektor IV meliputi daerah Sumenep yang dipimpin oleh Mayor M. Abdul Majid. Kemudian sewaktu Clash I dimulai, atas perintah Komandan Resimen 35/Komandan Sub Territorial, pimpinan Sektor III dialihkan kepada mayor R.S. Mangkudiningrat, berhubung dengan kesehatan Mayor Sulaiman tidak mengizinkan. Seluruh Madura dalam hal itu berada di bawah pimpinan Tentara Keamanan Rakyat Tentara Nasional Indonesia dengan Letnan Kolonel Chandra Hassan sebagai Komandan Resimen 35, Sub Territorial Madura. Pada bukan Pebruari 1947, tentara Belanda mendarat d Kamal dan melakukan penembakan terhadap Markas Tentara Nasional Indonesia di tempat itu. Dalam pertempuran dengan Belanda gugur pula Letnan Ahdulllah. Sejak gugurnya Letnan Satu Ramli, Letnan Singosatro dan Letnan
Sumber : www.lontarmadura.com
Abdullah maka pertahan Kamal menjadi sangat lemah. Sejak saat itu Batalyon Imbran bubar dan daerah Batuporron – Kanial – Tanjung Piring diambil alih pertahanannya oleh Batalyon Hanafi (disebut batalyon I Resimen 35). Dengan bubarnya Batalyon Imbran, maka batalyon I Resimen 35 mengadakan Herdislokasi. Kompi Fatah mempertahankan dacerah Batuporron-Kamal-Tanjung Piring-Binaju, Kompi Hamid berlokasi di Arosbaya-KlampisTanjungbumi, Seksi Penangkis serangan udara terdiri dua pucuk pornporn dan dua pucuk senapan mesin 12,7 mm ditempatkan di Pedeng dengan tugas menangkis serangan udara musuh dan mengawasi jalan Kamal-Telang-Bangkalan. Battery tersebut dipimpim oleh Letnan Dua Jamaluddin, bekas tentara artileri (Taihoo Heihoo di Surabaya). – (Lontar Madura) Tulisan diangkat dari buku Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia di Madura, oleh Tim Penyusun Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI di Madura, 1991, Bab III, dengan sub judul : (1) Aksi Militer Belanda di Madura, (2)Pembentukan Komando Pusat Pertempuran Madura (3) Pasukan Belanda Menuju Bangkalan,(4) Gerakan Belanda dan Pendudukan Arosbaya,(5) Pengerahan Tenaga di Daerah Pendudukan Belanda, (6) Serangan Umum di Kota Pamekasan, (7) Penghianatan Dalam Pertempuran Klampar , (8) Serangan Balasan Terhadap Belanda di Desa Morsomber, (9) Pusat Pemerintahan Sipil Pindah Ke Sumenep, (10) Serangan Final Belanda BesarBesaran Ke Sumenep. (*)
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
37
Foto : Ist.
kolom
PUISI YANG LAHIR DARI KARAPAN
K
alau Madura disebut pula pulau “karapan sapi”, maka salah-satu jenis sastra lisan yang bisa didapatkan pada pacuan sapi ialah lok-alok, yaitu bentuk puisi yang berdeklamasikan. Karapan sapi yang menampilkan lok-alok bukan karapan sapi yang kita lihat pada kejuaraan karapan sapi di kota-kota kecamatan atau kabupaten di Madura. Karapan sapi yang menampilkan lok-alok ialah yang terdapat di desa-desa di mana sapinya dipacu sepasang-sepasang tanpa lawan berpacu. Sepasang sapi biasanya dipacu dua kali. Di antara dua kali pacuan ini ada waktu bagi masing-masing si empunya sapi untuk memperkenalkan nama sapinya kepada para penonton, yaitu pada saat semua sapi sudah berada di finis setelah pacuan yang pertama. Ketika hendak kembali ke start untuk pacuan yang kedua kalinya, di tengah-tengah lapangan si empunya sapi atau orang yang mewakilinya mengucapkan pidato perkenalan itu, yang disebut lok-alok. Orang yang mengucapkan lok-alok disebut tokang lok-alok. Seorang tokang lok-alok yang ahli biasanya sangat pandai sekali mengelola kata-kata, sehingga ucapan-ucapannya puitis sekali, meskipun kadang-kadang terjerat pada klise. Sebuah contoh lok-alok saya kutipkan: Trerjemahan bebasnya: Baja mangken dhung-ondhung are Nemor kara, bentar tongga' dhalem aeng Kaula andhi' bur-leburan dua' Ne'-kene' cabbi lete’ Moga daddi sampornana Ka se nangga' sareng se nenggu Ka se etangga' sareng se etenggu Se pang lowar esebbut Se Gambar Se pangdhalem ajujuluk Se Gambu Dhu tang ana' se sapasang Ana' kembar rembi' ta bungkos Etella' temmo ceyaran Ta' solap ngabas are Nedda' teppong ta' alampat Adhu kacong buwana ate Tadha' bunga andhi' ana' kantha ba'na Eabas dhari adha' gaga' Eabas dhari ereng mantereng Akantha Arjuna kembar Adhu kacong pola ba'na Atapa pettobelas taon e gunung Maraon Salbak macan lopot
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
Saat ini mentari condong (ke barat) Kemarau kering, pecah tonggak dalam air Saya punya dua kekasih Kecil-kecil lombok rawit Semoga jadi kesempurnaan Bagi penanggap maupun penonton Bagi yang ditanggap dan yang ditonton Yang kiri disebut Si Gambar Yang kanan bernama Si Gambu Wahai anakku yang dua Anak kembar lahir terbungkus Dicubit sedikit bungkusnya pecah Tidak silau menatap matahari Tidak berjejak menginjak tepung Wahai anak buah hatiku Tiada bahagia punya anak seperti kalian Dipandang dari depan gagah Dilihat dari samping mentereng Seperti Arjuna kembar Wahai ananda, apakah kamu Bertapa di Gunung Raung Terluput diterkam harimau
kolom
Dalam lok-alok ini ternyata dominan sekali permainan irama dan rima, sehingga terlepas dari arogansi yang terkandung dalam maknanya, namun persyaratan sastrawi sudah bisa dipenuhi. Di samping itu vitalitas yang memancar pada bunyi masing-masing kata menunjukkan bahwa lok-alok ini benar-benar salah-satu sastra lisan yang khas Madura. Uniknya pula lok-alok itu tidak dilagukan sebagaimana kidungan, sebagaimana lazimnya sastra Madura yang puitis lainnya, tapi diucapkan dengan suara lantang seperti orang membaca sajak. Istilah lok-alok berarti memperkenalkan, karena kata ka-alok dalam bahasa Madura berarti terkenal.
Jadi lok-alok memperkenalkan dua ekor sapi yang diikutkan pesta kerapan. Sesudah mengucapkan pidato lok-alok, Si tukang lokalok lalu menari selama beberapa menit dengan diiringi gamelan Madura yang disebut “saronen”. Kalau tadinya penonton menyaksikan kecepatan sapi lari dan gaya dinamik joki (tokang kongkok) dalam menyemangati sapinya agar cepat larinya, dalam acara tarian itu ada suasana lembut dan menentramkan . Lok-alok juga digunakan untuk memperke nalkan nama
sapi sonok (ada menyebut sapi lotrengan atau pajangan). Sapi sonok ialah sejenis kontes sapi betina. Kalau sapi kerapan yang dipentingkan kecepatan larinya sedangkan sapi sonok keserasian pasangannya, keanggunan jalannya dan ketegaran melangkah memasuki pintu gerbang yang diberi cermin besar. (dzi) Tulisan ini diambil dari : Lok-Alok, Puisi Bermain Irama dan Rima | Lontar Madura http://www.lontarmadu ra.com
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
ritme
Foto : Ist.
BPWS Pameran, Investor Siap Tampung 5000 Sapi Madura Pameran yang digelar BPWS di Jakarta beberapa waktu lalu, terbukti berhasil mempromosikan potensi Madura ke dunia luar. Salah satu bukti nyata adalah ada keinginan sejumlah investor untuk meminta pasokan sapi Madura. Oleh : Faisal Yasir Arifin
M
40
adura tidak hanya dikenal sebagai Pulau Garam, akan tetapi juga dijuluki dengan Pulau Sapi. Daging sapi Madura dikenal memiliki cita rasa yang khas. Ini tak lepas dari kontur geografis pulau ini yang membuat daging sapi Madura lebih legit.
Lebih lanjut, pihaknya akan mengkomunikasin dengan pemerintah daerah setempat di Madura. Sebab, peluang ini akan memberikan dampak perekonomian luar biasa bagi Madura.
Fakta ini menarik perhatian sejumlah investor. Dalam pameran di Jakarta silam, sejumlah investor mengaku tertarik untuk menjajaki kerjasama memasok sapi dari Madura. Ini dikatakan Kepala Divisi Perwakilan BPWS Jakarta, Drs Amiruddin MM. “Mereka bahkan sanggup menerima pasokan hingga 5000 ekor per bulan. Ini peluang luar biasa,” tandasnya.
Untuk diketahui, Madura dikenal sebagai salah satu penghasil sapi yang khas. Hal ini karena hampir semua masyarakat petani di perdesaan biasa dipastikan beternak sapi.
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
“BPWS hanya memfasiltiasi. Kami hanya membantu saja,” tandasnya.
Kegemaran masyarakat Madura beternak sapi ini tidak hanya mendatangkan keuntungan secara ekonomi semata, namun kegemaran masyarakat di Pulau Garam ini juga mampu menciptakan
tradisi dan budaya yang mengakar. Budaya karapan sapi, sapi sonok dan sapi taccek (sapi pajangan) merupakan potret kecintaan masyarakat terhadap ternak sapi. Badan Pusat Statistik Jawa Timur mencatat, populasi sapi di empat kabupaten di Pulau Madura itu setiap tahun terus bertambah. Hasil pendataan yang dilakukan lembaga itu menunjukkan, populasi sapi di Pulau Madura pada 20015 mencapai kisaran 1 juta ekor. Ini meningkat daripada tahun 2014 yang 806.608 ekor. Angka ini juga mengalami peningkatan dibanding 2012 yang hanya mencapai 787.424 ekor dengan jumlah terbanyak di wilayah Kabupaten
ritme Sumenep yakni mencapai 360.000 ekor lebih.
Bali yang kualitasnya terbaik di Indonesia.
Berdasarkan potensi yang ada itulah, maka pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian menganggap bahwa Pulau Madura memiliki potensi besar untuk dijadikan kawasan pengembangan peternakan sapi di Indonesia.
Itulah kenapa populasi dan ras sapi Madura benar benar dijaga.Bagi para konsumen, persepsi awal ketika hendak membeli daging adalah warna.
Populasi sapi di Madura bahkan menyamai populasi sapi di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur yang selama ini dikenal sebagai sentra peternakan sapi di Indonesia. Bahkan di Pulau Madura ada salah satu pulau yang jumlah populasi sapinya melebihi jumlah penduduk. Di pulau itu populasi ternak sapi mencapai 50.000 ekor, sementara warganya hanya sekitar 40.000 jiwa "Namanya Pulau Sepudi masuk Kabupaten Sumenep," Bupati Sumenep, KH Busyro A karim kala itu. Bupati Pamekasan, Ahmad Syafii menyatakan, meski populasi ternak sapi di Kabupaten Pamekasan tergolong sedikit ketimbang Sumenep, namun pemkab membuat program terobosan baru untuk meningkatkan populasi ternak. "Program itu adalah Inseminasi Buatan Satu Tahun Satu Kelahiran pada ternak sapi," katanya. Program ini, katanya, untuk merespons upaya percepatan swasembada daging sapi nasional Tahun 2014 lalu yang telah dicanangkan pemerintah pusat. Untuk diketahui, daging sapi Madura dikenal memiliki kualitas terbaik di Jawa Timur. Pigmen dagingnya sedikit berada di bawah daging sapi
Dilanjutkan dengan pertimbangan keempukan daging yang didasarkan atas kemudahan penetrasi gigi pada daging saat mengunyah. Warna daging sapi Madura merah cerah, empuk, berserat halus, dan rendah lemak. Keunggulan lainnya, karkas (berat daging sapi tanpa kepala, kaki, jerowan, dan kulit) daging sapi Madura mencapai 48 persen dari berat badan sapi. "Sapi dari daerah lain di Pulau Jawa, berat karkas 45 persen. Sapi Bali berat karkas mencapai 51 persen dari berat badan sapi. Tapi sapi Bali tulang belulangnya kecil, lebih besar tulang sapi Madura," ungkap Kabid Kesehatan Hewan, Kesmavet, dan Pelayanan Peternakan Dispertanak Bangkalan, A Azisun Hamid Catatan dari Dispertanak Kabupaten Bangkalan, kontribusi sapi potong Madura cukup besar sampai 24 persen dari kebutuhan sapi potong yang berasal dari Jawa Timur. Jumlah tersebut tidaklah berpengaruh terhadap populasi dan ras sapi Madura. Populasi sapi Madura setiap tahunnya terus meningkat. Di tahun 2014, populasinya mencapai 800 ribu lebih. Dari empat kabupaten di Madura, Sumenep menjadi daerah dengan populasi sapi terbanyak yakni sekitar 360 lebih ekor.
"Kalau sapi di Bangkalan sekitar 180 ribu hingga 190 ribu ekor," paparnya. Populasi sapi Madura setiap tahunnya terus meningkat. Di tahun 2014, populasinya mencapai 800 ribu lebih. Dari empat kabupaten di Madura, Sumenep menjadi daerah dengan populasi sapi terbanyak yakni sekitar 360 lebih ekor. "Kalau sapi di Bangkalan sekitar 180 ribu hingga 190 ribu ekor," paparnya. Azisun Hamid menjelaskan, tren peningkatan populasi sapi di Madura disebabkan faktor fisik sapi yang mampu bertahan dalam kondisi cuaca apapun, bahkan cuaca kemarau yang ekstrem. Sapi betina Madura yang kurus karena kekurangan pakan masih bisa hamil. Fisik kuat itu terbentuk dari persilangan antara banteng dengan Bos Indics atau sapi Zebu. Di mana secara genetik, memiliki sifat toleran terhadap iklim panas serta tahan terhadap serangan caplak. Namun, lanjut Azisun Hamid, pihaknya tidak cukup berpangku tangan terhadap kekuatan fisik sapi saja untuk meningkatkan populasi sapi Madura. "Program pusat mencanangkan 1000 kelahiran pedet (anak sapi). Kami berikan vitamin A, D, dan E untuk reproduksi dan pakan berkualitas," jelasnya (*)
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
41
Wakabapel : 2016 BPWS Harus Ngebut
U
sai komunikasi intensif dan harmonis dengan Bangkalan bisa terjalin baik di bawah kepemimpinan Wakil Kepala Badan Pelaksana (Wakabapel) Badan Pengembangan Wilayah Suramadu ( BPWS) Herman Hidayat meminta seluruh jajarannya bergerak cepat merealisasikan pembangunan di Madura. Apalagi, sudah tidak hambatan lagi seperti tahun tahun sebelumnya. “Seluruh jajaran BPWS harus ngebut. Harus sungguh sungguh bekerja maksimal. Harus mengabdi dengan tulus agar amanat untuk membangun Madura segera terealisasi. Karya nyata ini nanti ditunggu seluruh rakyat Madura,” tegas mantan Kapolda Sumatera Barat ini saat membriefing seluruh jajarannya awal November lalu. Ia menyatakan, akhir tahun ini BPWS akan membayar ganti untung atas 20,5 hektar lahan di Kawasan Kaki Jembatan Sisi Madura (KKJSM) senilai Rp 168,8 miliar. Ini akan menjadi titik tolak bagi semua pihak untuk membangun Madura. Rencananya, pembebasan lahan ini akan dilakukan di penghujung tahun 2015 ini. Pembebasan lahan ini rencananya untuk digunakan sebagai pembangunan rest area. Selain itu, untuk membangun lahan parkir, etalase Madura yang menampung para PKL dan membangun Islamic Centre. “Tidak ada kamus untuk berleha-leha, semuanya harus bergerak maju. Seperti pesan Presiden RI Bapak Joko Widodo, kerja, kerja, kerja. BPWS sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah pusat, harus mengikuti langkah cepat ini,”tegasnya. Purnawirawan bintang dua ini menyatakan, meski ngebut namun ia meminta jajarannya untuk bekerja secara bersih dan transparan. Sebab, ia menginginkan agar pelaksanaan seluruh pekerjaan yang diamanatkan undang-undang terhadap BPWS harus berprinsip good and clean government. “Ini harus dipahami betul seluruh jajaran. Sebab kita tidak hanya mempertanggungjawabkan kepada negara dan rakyat, namun di hadapan Tuhan,”tegasnya. Untuk diketahui, setelah mengalami kebuntuhan bertahuntahun, akhirnya sinergitas yang positif antara BPWS dengan Pemkab Bangkalan bisa terbangun dengan baik. Bahkan MoU antara BPWS dan Bangkalan berhasil ditandatangani kedua belah pihak. Langkah positif ini diapresiasi oleh banyak kalangan dengan harapan Madura akan segera begerak cepat mengejar ketertinggalan. “Kami tentu sangat mengapresiasi perkembangan positif ini. Sehingga, kami yang di timur ini bisa segera juga bergerak dinamis,”ujar Bupati Sumenep, KH Busyro A karim dalam satu kesempatan. (coy)
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
Legenda Jamu Madura
M
adura sudah dikenal sejak ratusan tahun silam sebagai gudangnya jamu tradisional yang melegenda. Bukan hanya di Jawa Timur, bahkan hingga seantero nusantra. Jamu Madura terkenal sejak era jauh sebelum kolonialisme mencengkeram bumi nusantara. Sayangnya, kini pamor itu mulai luntur. Ini salah satu sebabnya dikarenakan adanya oknum – oknum pembuat jamu-jamu tradisional yang menggunakan campuran kimia. Ketika hal itu tersebar melalui media massa, produsen jamu yang benarbenar berbahan herbal yang aman dan bermanfaat obat yang baik, akhirnya terkena imbasnya. Berangkat dari inilah, Nabila Agusvina Muyessir,
salah satu peserta yang turut serta dalam pelatihan obat herbal yang digelar Badan pengembangan Wilayah Suramadu ini bertekad untuk membangkitkan jamu Madura yang sudah begitu melegenda. “Potensi herbal di Madura luar biasa. Jika terus digali dan dikelola dengan baik, kebangkitan jamu Madura bakal terealisasi,”ujar siswi sebuah SMK di Bangkalan ini. Menurutnya, pelatihan yang dilakukan BPWS tersebut sangat bermanfaat bagi pengembangan potensi Madura. “Ini perlu didorong oleh seluruh stakeholder yang ada di semua level. Baik di daerah hingga tingkatan pusat,” pungkas gadis berparas hitam manis ini. (coy)
P
esona Gili Labak memang benarbenar memukau. Lukisan alam yang menghampar, membuat mata setiap orang dimanjakan. Bahkan sulit terucap dalam kata-kata. Ini pula yang dialami Rizal Oktaviano ketika mengunjungi Gili Labak. Penat menyeberangi lautan hingga 1,5 jam, lenyap tatkala hamparan pasir putih dengan buih yang lembut menyambutnya di daratan pulau selatan Sumenep ini. “Woow, wow, woooooow. Speechless. Lebih Indah dari yang diberitakan dan di gambar-gambar itu,” ujar mahasiswa asal Surabaya ini.
Wow Gili Labak, Speechless…
Menurutnya, Gili labak adalah surga tersembunyi yang ada di Madura. Bahkan, jika dibandingkan dengan Bali, ia mengaku jauh lebih bagus Gili Labak. “ Buat kontemplasi, mencecap ciptaaan Tuhan, ini benar-benar luar biasa. Bali saja lewaaat,” ujarnya ketika ditemui usai melancong di Gili Labak, awal November silam. (coy)
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
mata lensa
Kunjungan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi (PAN & RB) Yuddy Chrisnadi di BPWS untuk melakukan inspeksi dan evaluasi kinerja. Pada kesempatan itu, Men PAN & RB menyatakan eksistensi BPWS sangat diperlukan untuk membangun Madura.
Foto-foto : Faisal
44
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
45
geliat usaha
s a R g n i c u K Hobi Cerdas Sebaik baiknya hobi adalah hobi yang menghasilkan. Kiat inilah yang diyakini Faisal Yasir Arifin dalam menekuni uni hobi kucing ras sekaligus menjadi lahan bisnis sampingan yang menggiurkan. Seperti apa kisah hobii dari pemilik Maz Mez Moz Cathouse ini? Oleh : Adita Putri Pertiwi
S
abtu dan Minggu adalah menjadi hari paling sibuk bagi pria yang akrab disapa Kang Coy ini. Sebab, di halaman rumahnya, dua puluhan lebih kucing dari berbagai ras antri grooming di salon khusus kucing yang dia buka di rumahnya. Seorang dokter hewan dari Zoan Animal Jawa Timur, turut mengecek kondisi kucingkucing tersebut sebelum digrooming. “Untuk memastikan kesehatannya,” ujar ayah tiga anak yang hobi melahap sirkuit motor balap ini. Mantan jurnalis yang juga menjadi Humas Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) ini memang dikenal memiliki hobi memelihara kucing ras. Di rumahnya, ada sepuluh ekor kucing dari ras Persia peaknose dan sphynx yang dikenal diimpor dari Kanada.
46
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
Harganya juga tidak bisa dibilang murah. Mulai Rp 5 juta hingga Rp 25 juta per ekor. “Saya di rumah memang breeding (beternak) sendiri. Setelah beranak nanti saya jual. Beberapa disisakan untuk regenerasi,”ujarnya. Ditanya apakah mudah menjual kucing hasil ternakannya, mengingat harganya cukup mahal. “Hahaha….kalau anakan dari saya, bagitu lahir sudah banyak yang pesan. Malah kurang-kurang stoknya. Per ekor kalau betina umur 3 bulan, saya jual paling murah Rp 4,5 juta,”ujarnya.
Ia menambahkan, harga anakan kucing juga dilihat dari kualitasnya. Kalau pet quality (piaraan) dan breed quality (ternakan) di kisaran Rp 1,5 – 2,5 juta per ekor. Kalau show quality (kontes) dan top show quality (kontes besar), kisaran paling murah Rp 4,5 juta hingga Rp 7 juta jika tanpa pedigree (sertifikat silsilah). Kalau ada pedigree nya kisaran Rp 8 juta hingga Rp 15 juta per ekor. “Rata rata kalau hasil breeding saya, saya jual di kisaran Rp 4,5 juta hingga Rp 6 juta per ekor. Kalau yang pet atau breed quality biasanya saya hibahkan gratis ke teman – teman atau saudara. Tapi jarang sih. Misalnya dari 10 kitten (anakan), yang kelas jelek itu hanya satu atau dua ekor saja,” imbuhnya. Darimana saja pembelinya? Kangcoy menjelaskan,
pembeli kucingnya dari berbagai daerah di Indonesia. “Kalimantan ada, Madura banyak, Jogjakarta ada, Palu Sulawesi, Surabaya banyak, Solo, Jember, Jombang dan banyak deh,” ujarnya. Menurutnya, hobi memelihara kucing merupakan hobi yang
sangat menguntungkan. Meski pengeluaran setiap bulan untuk makanan dan perawatannya mencapai Rp 2 juta lebih, namun hasil yang didapat bisa mencapai belasan juta rupiah per bulan. Meski demikian, ia berpesan bagi yang ingin bisnis kucing hias jangan pernah mengandalkan dari beternaknya. Sebab akan merugi. “Jika ingin kualitas anakan bagus, satu betina maksimal melahirkan 2 kali setahun. Sementara, biaya perawatan selama setahun bisa mencapai Rp 25 juta lebih,” tandasnya. Untuk ituulah, ia membuka jasa grooming dan jasa pacak pejantan dengan gelar International Champion. Penghobi yang ingin anakannya bagus dan berkualitas, akan dating dengan sendiri untuk memacakan ke kucing milik Kangcoy agar keturunannya bagus.
“Dari jasa pacak ini per ekor Rp 500 ribu. Sementara, sebulan tak kurang 15 ekor kucing yang dipacak ke pejantan saya. Dah ketemu berapa tuh? Hehe. Belum lagi dari jasa grooming. Untuk jasa grooming ini paling murah biayanya Rp 50 ribu per ekor dan paling mahal Rp 300 ribu per ekor. Sebulan paling sedikit ada 60 an orang yang ke salon saya,” urai salah satu pengurus klub kucing terbesar di Surabaya ini. Ia enggan menuturkan penghasilan bersih dari hobi kucingnya. Namun, jika disimpulkan dari keterangannya, setidaknya minimal ia mengantongi Rp 9 juta per bulan. Itu belum terhitung dengan menjual hasil peternakannya sendiri. “Hahahaha…tebak sendiri deh. Pokoknya, setitik opo akeh, disyukuri wae,”ujar pendiri klub kucing Jogjanesia Cat Lover ini. Ia mengatakan, dirinya sangat terbuka pada orang – orang yang ingin menekuni hobi dan bisnis kucing ini. “Kadang-kadang, teman dari Madura, Jogja, Jombang, main ke rumah. Bukan berguru, tetapi sharing lah,” pungkas cat lover yang juga atlet biliar Jawa Timur ini. (*)
Kiat Bisnis Kucing Ras
. . Hobi kucing ras ini akan bisa menjadi penghasilan yang dapat diandalkan jika langkahlangkahnya tepat. Seperti apa kiat dari Faisal Kangcoy. 1. Mutlak harus menyayangi kucingnya 2. Beri makan yang terbaik agar kualitas kucing bagus. 3. Menguasai teknik persalinan kucing, menyisir, memandikan, nutrisi dan karakter kucing masingmasing ras. 4. Untuk jenis Persia, usahakan kandang dalam ruang ber-AC 5. Pilih ras yang banyak peminat namun tidak pasaran. (Persia, Sphynx, Mainecoon, Bengal) 6. Ikut komunitas cat lover untuk membangun jaringan dan pengetahuan 7. Membangun brand sendiri (eks. Kayana Cathouse, kombayana cathouse dll)
. . . . .
8. Cari pendapatan sampingan dari jasa pacak dan grooming 9. Untuk bersaing, cari pejantan minimal gelar International Champion. Harga Rp 25 jt ke atas.
.
10. Visit dokter rutin agar terhindar penyakit 11. Jaga kebersihan kandang 12. Kucing mutlak harus divaksin secara berkala, usia 2 bulan, usia 3 bulan, usia 1 tahun dan diulang setahun sekali.
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
. 47
Oleh: Edy Firmansyah* (Jurnalis lepas. Penulis buku kumpulan cerpen “Selaput Dara Lastri” (IBC, Yogyakarta 2010))
S
eorang suami bernama Peter sedang cemburu berat pada anak semata wayangnya. Anak satu-satunya yang baru dilahirkan istrinya. Sejak anaknya yang berjenis kelamin laki-laki itu lahir, ia tak lagi mendapat jatah susu. Istrinya melarangnya mengisap payudaranya. Bukan itu saja, ia juga makin jarang “berdinas sebagai suami” dengan istrinya hanya karena anak semata wayangnya itu kerap terjaga dan terus menerus menangis tiap mereka berhubungan intim. Padahal dulu, ketika masih belum juga punya anak, Peter dan istrinya begitu sering berhubungan intim. Sudah mengikuti anjuran dokter. Bercinta seminggu minimal tiga sampai empat kali. Pernah juga sih, mereka mulai jarang berhubungan intim karena mulai dianggap membosankan. Istrinya kerap kali menghindar tiap Peter terbit hasratnya. Alasannya dengan kalimat yang itu-itu juga: ”Kemarin khan sudah, sayang.” Awalnya Peter
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
pasrah saja dengan tindakan istrinya itu. Tapi siapa yang bisa tahan membendung hasrat seksual yang terpendam lama dan siap meletus kapan saja seperti gunung berapi? Namun Peter tak hilang akal. Ia selalu menyeret istrinya ke tempat-tempat tak lazim untuk berhubungan. Kadang di dapur, kadang di kebun. Kadang di kamar mandi, kadang di ruang keluarga, bercinta di depan tivi. Kadang juga di kamar mandi. Tiap kali istrinya menolak dengan kalimat yang sama: “kemarin khan sudah, sayang”, Peter selalu menjawab tangkas: “Kemarin sudah di kamar, sekarang kita akan bercinta di sini”. Dan mereka bercinta dengan penuh gairah. Sampai akhirnya istrinya hamil dan anak semata wayangnya lahir. Dan Peter kembali mengalami kebuntuan untuk menyalurkan hasrat laki lakinya pada sang istrinya. Akibatnya, nyaris tiap
hari Peter hidup dalam hasrat menggegelak tak tersalurkan. Ia makin sering marah-marah tanpa sebab yang jelas. Keadaan semacam ini berlangsung terus menerus, sehingga Peter makin hari makin kurus karena memikirkan soal itu. Keadaan ini bukan membuat ia makin sayang sama anak semata wayangnya. Malah sebaliknya, makin benci. Peter cemburu buta. Akibatnya, Peter mulai terjerumus pada alkohol untuk meredakan gejolak pikirannya. Meredakan rasa cemburunya yang dalam pada anaknya. Dan Peter mulai sakit jiwa. Pernah sekali waktu Peter berdoa agar anaknya mati saja. Tapi doanya tak jua terkabulkan. Memangnya siapa yang mau mengabulkan doa orang-orang berbuat jahat? Lagipula orang jahat tanpa berdoa selalu digambarkan selamat. Lihat saja koruptor. Makin banyak yang ditangkap, bukannya para koruptor lain makin takut, malah makin menggila. Bahkan
orang baik yang berdoa saja kerap tak terjawab. Karena alasan-alasan itulah akhirnya pikiran jahat itu muncul juga. Pada suatu malam yang busuk itu, di malam jum'at yang terkutuk itu, saat istrinya sedang tertidur lelap sekali, ia berjingkat-jingkat mendekati istrinya, menyingkap bajunya dan mengoleskan racun tikus kualitas super di kedua puting payudara istrinya. Berharap esok harinya anak semata wayangnya itu mati dan payudara istrinya jadi miliknya lagi. Anak bisa dibikin lagi, jika hasrat seksual Peter tersalurkan dengan sempurna, begitu pikirnya. Setelah melakukan itu, ia duduk-duduk di beranda rumahnya. Menghabiskan berbotol-botol bir hingga ia mabuk, muntah, kemudian terlelap di kursi dengan senyum penuh kemenangan. Ia bermimpi bercinta dengan istrinya di atas awan. Disaksikan malaikat dan
penghuni surga. Desahan berahi mereka sampai menggetarkan dinding akherat, membuat semua penghuninya ketakutan dikira sedang terjadi gempa maha dasyat. Peter mimpi basah. Esok harinya, dalam keadaan masih dilumat pening karena pengaruh alkohol yang belum hilang sempurna dari tubuhnya. Peter bangun dari tidur dengan terkejut. Malah nyaris pingsan. Karena anak semata wayangnya, yang telah merampas payudara istrinya dari bibirnya, tak mati. Anak mungil itu sedang asyik menikmati payudara ibunya seakan-akan meledek Peter. ”Papa mau? Tapi tunggu aku besar dulu. Gantian.” Peter geram. Geram sekali. Hingga giginya yang terus bergemeretak menahan amarah tanggal satu-satu. Bukan itu saja sebenarnya yang bikin Peter geram. Karena justru yang ditemukan mati keracunan dalam rumah tersebut adalah sopir
pribadinya dan juga adik lakilakinya yang ia tampung di rumahnya beberapa tahun belakangan ini karena sedang kuliah. keduanya ditemukan mati dengan mulut berbusa karena keracunan. Keduanya ditemukan mati tak jauh dari kamar istri dan anaknya. Malah sang sopir ditemukan mati di depan pintu kamar dalam keadaan nyaris telanjang. Hanya mengenakan celana kolor warna hitam. Warna celana kolor kesukaan istrinya.
TENTANG PENULIS *Edy Firmansyah adalah penulis buku kumpulan cerpen ”Selaput Dara Lastri” (IBC, Yogyakarta, 2010) dan buku puisi “Ciuman Pertama” (Gardu, Yogyakarta 2012). Pernah menjadi jurnalis Jawa Pos (2005-2006). Kini bekerja sebagai jurnalis lepas. Bisa dihubungi di akun twitter: @semut_nungging
Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
Pak Guru
: "Anak-anak, sebelum mulai pelajaran, bapak pengen kenalan dengan kalian dulu satu persatu ya?”
Murid-murid
: "Iya, Pak Guru”
Pak Guru
: "Coba kamu, nama kamu siapa dan hobimu apa?”
Murid Cowok 1 : "Nama saya Oky, hobi saya lihat pelangi, Pak...” Pak Guru
: "Bagus, hobi yang menarik, coba kamu yang duduk di sebelah Oky?”
Murid Cowok 2 : "Nama saya Wasis, hobi saya lihat pelangi pak...” Pak Guru
: "Looohh.. sama.. kalian emang bersahabat yah? selanjutnya!”
Murid Cowok 3 : "Nama saya Aris, hobi saya lihat pelangi, Pak...” Pak Guru
: "Wah... sama-sama laki-laki, hobinya jadi sama gitu, coba deh, lanjutin ke murid perempuan. Ya, kamu cantik... siapa nama dan apa hobimu?”
Murid Cewek 1 : "Nama saya PELANGI, hobi saya pakai rok mini, Pak...” Pak Guru
: nangis gulung gulung #$%^&*(&^$#$%^&*(&^%$%^&
Anak Alay VS Om Om
S
uatu ketika ada om2 usia 50an yg puber kedua trus kenalan sama ABG dan selanjutnya merekatukeran pin BB deh..malamnya mereka saling BBMan.. dan begini isinya Om : "Lg apa sayang?” ABG : "l461 54nt41 4j4 n1h. Om l491 4p4” Om : "kamu nulis apa sayang???”
T
ak disangka tak dinyana, ternyata penemu Kaca Spion adalah orang jawa tulen, tepatnya asal Jogjakarta. Namanya adalah Marwoto Kucir. Ceritanya begini, satu ketika si Marwoto dan Yono bepergian ke kota dengan naik Andong (kereta kuda). Naaah, setiap mau belok atau nyalip, si Marwoto selalu tanya kepada Yono. Marwoto : Belok kanan iki, SEPI YON? Yono
: Sepi Mar
Marwoto : Nyalip iki, SEPI YON? Yono
: Tariiik Mar.
Akhirnya, lama lama mereka punya ide bikin kaca terus dinamakan SPION. Coba kalau namanya bukan Yono tapi ATENG, mungkin namanya jadi SEPI TENG alias SEPTI TANK!!! @#&^*^%$#@%^&*
Sesama Tukang selingkuh
K
arena capek, suami istri yang masing-masing bekerja tidur dengan lelapnya, tanpa menghiraukan sekelilingnya. Namun tiba-tiba tengah malam, terdengar suara klakson di depan rumah, "Biiiiiim….Biiim......." Sang Istri terbangun kaget dan sambil berteriak, "Bangun, banguuun, suamiku pulang" Si Suami pun sesaat bengong dan langsung lompat, sembunyi di kolong ranjang, takut ketahuan. Saat berada di kolong ranjang dia berpikir,
Om : "BB kamu rusak ya?!?”
"Hlooh….Ini kan rumahku sendiri. Kalau yang datang suaminya, lah aku aku siapa?
ABG : "94k...3m4n6 k3n4p4..??"
@#$%^&*^%$#$%^&*(&^%
ABG : "Om, 4q 54y4n9 5k4l1 54m4 Om ...”
Om senang : "kamu BBMan pake Blackberry apa kalkulator sih???.." *delcon langsung*$%^&*(&^%$%^&%
%$Suramadu
OKTOBER - DESEMBER 2015
Foto-foto : Faisal
Peringatan Hari Pahlawan di halaman kantor BPWS diikuti oleh seluruh pejabat dan staf di BPWS.
Pencari Kerang di Kaki Jembatan Foto : Lomba foto BPWS