Jurusan PBS, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi Mendalo Darat, 5 Agustus 2016
Duti Volya (
[email protected] Prodi Bahasa Inggris FKIP UNJA Abstrak. Penelitian ini mendeskripsikan penggunaan kata sapaan dialek desa Tanjung Pauh Mudik, Kabupaten Kerinci dan faktor yang mempengaruhinya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolinguistik dan teori ethnography of communication oleh Hymes yang meliputi tiga tahapan yaitu: pengelompokan data melalui teknik wawancara, pengamatan dan rekaman. Selanjutnya, peneliti mengkaji, menganalisa, menginterpretasi data menggunakan metode equivalent translation and pragmatics, dan membuat kesimpulan dari fenomena yang ia temukan. Sumber data dalam penelitian ini bersumber dari pemakaian bahasa secara lisan. Penelitian ini melibatkan informan. Kriteria informan yang dilibatkan dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Sudaryanto (1998: 28), Samarin (1998: 41), dan Djajasudarma (1993:20). Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dialek desa Tanjung pauh Mudik ditemukan beberapa bentuk kata sapaan, yaitu: sapaan berdasarkan hubungan kekerabatan, pronominal persona, bentuk nama diri, bentuk gelar kehormatan, bentuk zero(o), bentuk julukan. Kata kunci: Kata Sapaan, Dialek Desa Tanjung Pauh Mudik, Faktor Sosial Pendahuluan Suatu komunitas bahasa yang penuturnya memiliki sikap positif terhadap bahasanya, akan menggunakan bahasa tersebut di dalam komunikasi kesehariannya dan juga mentransfernya ke generasi penerus. Sebaliknya, komunitas yang memiliki sikap negatif terhadap bahasanya, enggan menggunakan bahasanya sebagai alat komunikasi dan enggan mentransfernya ke generasi berikutnya. Ketika suatu bahasa tidak lagi di pakai oleh generasi selanjutnya, maka bahasa tersebut lambat laun akan hilang karena tidak adanya penutur. Bahasa daerah sebagai salah satu komponen budaya yang komunitas penggunanya tidak banyak merupakan subjek yang membentuk dan memperkaya kebudayaan nasional perlu mendapat perhatian. Ada banyak unsur ilmu yang dapat dipelajari dalam bahasa daerah misalnya unsur filsafat hidup; tentang bagaimana bertutur yang baik yang terpola dalam bentuk tuturan. Tentang cara berbicara, bagaiman berbicara, bila, dimana, kepada siapa, dari siapa, kedudukan seseorang, latar dan lain lain sangatlah penting dipertimbangkan dalam berbahasa. Bahasa daerah kerinci yang masih menggunakan pola tuturan dalam berkomunikasi tentunya merupakan aset budaya bangsa yang harus dilestarikan. Ada banyak keunikan yang terdapat dalam bahasa Kerinci, misalnya tiap desa mempunyai ciri khas dialek masing masing. Dalam berkomunikasi mereka bisa saling mengerti bahasa yang disampaikan tetapi mereka tidak bisa berbicara dengan lancar antar dialek. Misalnya komunitas antar desa Tanjung Pauh Mudik dengan komunitas desa Debai yang secara geografis letaknya bersebelahan. Komunitas Tanjung Pauh Mudik akan berkomunikasi dengan dialek Tanjung Pauh Mudik, begitu juga sebaliknya komunitas desa Debai juga akan berkomunikasi dengan menggunakan dialek mereka sendiri (menggunakan dialek Debai), walaupun demikian, mereka bisa berkomunikasi dengan baik. Dengan kata lain, walaupun jarak antar desa bersebelahan, tetapi dialeknya sangat berbeda. Dalam penelitian ini penulis mencoba melakukan kegiatan penelitian dalam rangka menambah dokumentasi bahasa daerah yang terancam punah. Adapun kegiatan penelitian ini difokuskan pada sistem kata sapaan dialek desa Tanjung Pauh Mudik, Kabupaten Kerinci. 115
Jurusan PBS, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi Mendalo Darat, 5 Agustus 2016
Dari sekian banyak aspek kebahasaan, sistem kata sapaan adalah salah satu aspek kebahasaan yang belum didokumentasikan dan belum ditemukan literaturnya khususnya dalam dialek Tanjung Pauh Mudik. Kata Sapaan Pengaruh faktor sosial terhadap bahasa dapat dilihat dari pilihan kata sapaan yang digunakan. Menurut Fasold (1990:1) kata sapaan adalah kata yang digunakan oleh pembicara untuk menyapa lawan bicaranya ketika dia berbicara dengan lawan bicaranya tersebut. Selanjutnya, Ervin-Tripp(1972:213) mengatakan bahwa kaidah sapaan berkaitan dengan alternasi dan kaidah kookurensi. Kaidah alternasi mengenai bagaimana cara menyapa berkaitan dengan pemilihan unsur-unsur leksikal yang sesuai dengan ciri-ciri orang yang disapa, ciri-ciri yang menandai hubungan antar penutur, dan sifat situasi yang melatarbelakanginya. Kaidah kookurensi berkaitan dengan kesertaan bentuk sapaan dengan bentuk yang lain. Penggunaan kata kata tertentu disesuaikan dengan situasi dan kedudukan orang yang disapa. Menurut Payne (1991), cara seseorang menyapa merupakan satu bentuk fungsi kedudukannya dalam masyarakat. Selanjutnya Fasold (1990:4) menjelaskan bahwa: dalam sistem sapaan, terdapat perbedaaan yang jelas antara kesetiakawanan dengan kekuasaan, kehalusan dengan kekasaran dan seterusnya. Dengan itu muncul berbagai kata sapaan, rujukan, gelaran dan lain lain. Kata sapaan memiliki fungsi sosial yang sangat penting. Orang yang lalai menggunakan ungkapan sapaan, tidak jarang dikatakan orang yang sombong, lupa diri, tidak tau orang dan sebagainya. Sapaan juga dapat digunakan sebagai salah satu tanda atau symbol penghargaan terhadap lawan berbicara dalam interaksi social. Menurut Brown and levinson (1987) kata sapaan merupakan bentuk kesopanan terhadap lawan bicara; bentuk penghargaan, bentuk ketertarikan terhadap lawan bicara. Pilihan kata sapaan yang digunakan dalam berinteraksi adalah satu bentuk pengurangan kecanggungan dalam berkomunikasi. Menurut Fasold (1990), seseorang dapat disapa dengan dua cara yaitu dengan nama pertama atau dengan sapaan title dan nama akhir. Selanjutnya Senger (1984) menjelaskan bahwa FN(first name) digunakan untuk sapaan informal, kedekatan hubungan, untuk menyapa anak anak, dan teman sebaya. TLN (title plus last name) digunakan sebagai sapaan formal, penghormatan, dan biasanya digunakan untuk menyapa orang yang lebih tua, lebih berkedudukan. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Margono (1996:36) menyatakan bahwa, dalam penelitian kualitatif, peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mengkaji, menganalisa, menginterpretasi dan membuat kesimpulan dari fenomena yang ia temukan. Di dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen kunci dalam mengumpulkan data. Selanjutnya, Moleong (1988:27) berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menjelaskan suatu fenomena secara utuh dan apa adanya tanpa ada manipulasi. Penelitian ini dilakukan di desa Tj. Pauh Mudik, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara langsung dengan para informan dengan menerapkan teknik rekaman dan mencatat apa yang perlu, agar informasi dapat dianalisis dengan maksimal. Wawancara dilakukan sendiri oleh peneliti terhadap informan dalam suasana yang tidak formal.
116
Jurusan PBS, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi Mendalo Darat, 5 Agustus 2016
Hasil dan Pembahasan 1. Pemakaian Sapaan Berdasarkan Hubungan Kekerabatan Bentuk sapaan kepada orang tua laki laki dan perempuan Masyarakat desa Tj. Pauh Mudik lebih banyak menggunakan sapaan kekerabatan Pak untuk menyapa orang tua laki laki atau ayah dan sapaan mak untuk menyapa ibu. Contoh dalam ungkapan berikut: (1) Kayo ndok kano pak? Bapak mau kemana? (2) Kayo ndok li apo kudoik mak? Ibu mau bli apa dipasar? Karena pengaruh modernisasi dan perkembangan teknologi, ditemukan juga dikeluarga muda masyarakat Tj Pauh mudik yang menggunakan sapaan papa dan mama, ayah dan bunda. Bentuk sapaan kepada kakak laki-laki dan perempuan Sapaan kakak laki-laki dan perempuan dimasyarakat desa Tj. Pauh Mudik diurutkan sesuai urutan kelahiran. Seperti contoh yang terdapat pada keluarga Bapak Idris Ramli sebagai berikut: sapaan Anak pertama kuwo, sapaan anak kedua kngah, sapaan anak ke tiga knek, sapaan anak ke empat kmak, sapaan anak ke lima kuteh, sapaan anak ke enam kita, sapaan anak ke tujuh ma yak, sapaan anak ke delapan ma au. Sapaan abang digunakan kepada kakak laki-laki apabila kakak laki-laki jumlahnya hanya satu. Bentuk sapaan kepada adik laki-laki dan perempuan Sapaan adik, nama merupakan sapaan kekerabatan yang digunakan penutur Tj Pauh Mudik kepada adik laki-laki dan perempuan. Bentuk sapaan kepada kakek dan nenek Nakek dan nina adalah sapaan yang umum digunakan masyarakat Tj. Pauh Mudik untuk sapaan kepada kakek dan nenek. Di keluarga muda, sapaan Nakik dan Ninik , kakek dan nenek juga banyak ditemukan. Bentuk sapaan kepada kakek buyut dan nenek buyut Sapaan Nunyong yante dan Nunyong tino digunakan oleh masyarakat Tj. Pauh Mudik untuk sapaan kakek buyut dan nenek buyut Bentuk sapaan kepada kakak ayah/ibu yang laki-laki dan perempuan Sapaan mamak digunakan untuk kakak ayah/ibu yang laki-laki, sapaan induk digunakan untuk kakak ayah/ibu yang perempuan. Sapaan mamak dan induk diurutkan sesuai urutan kelahiran. Mamak wo yang disingkat makwo adalah kakak ayah/ibu yang laki laki pertama, mamak ngah yang disingkat makngah adalah kakak ayah/ibu yang lakilaki nomor dua, mamak nek yang disingkat maknek adalah kakak ayah/ibu yang laki-laki nomor tiga, mamak mak adalah kakak ayah/ibu yang laki-laki nomor empat, mamak utih adalah kakak ayah/ibu yang laki-laki nomor lima, mamak ita disingkat mak ita adalah kakak ayah/ibu yang laki-laki nomor enam, mamak ndak yang disingkat mandak adalah kakak ayah/ibu yang laki-laki nomor tujuh, mamak au disingkat mak au adalah kakak ayah/ibu yang laki-laki nomor delapan. Begitu juga dengan sapaan induk, sapaan induk juga diurutkan sesuai dengan urutan kelahiran. Seperti pada table 1 berikut:
117
Jurusan PBS, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi Mendalo Darat, 5 Agustus 2016
No Urutan kelahiran Anak ke 1 Anak ke 2 Anak ke - 3 Anak ke 4 Anak ke 5 Anak ke 6 Anak ke 7 Anak ke 8
Tabel 1 sapaan kepada kakak ayah/ibu yang laki-laki dan perempuan sapaan kakak ibu sapaan kakak ayah yang laki-laki yang perempuan mamak wo induk wo mamak ngah induk ngah mamak nek induk nek mamak mak induk mak mamak uteh induk uteh mamak ta induk ta mamak dak induk dak mamak au induk au
Bentuk sapaan kepada adik ayah/ibu yang laki-laki dan perempuan Sapaan mamok adalah sapaan yang umum digunakan untuk sapaan kepada adik ayah/ibu yang laki-laki. Dalam pemakaiannya sapaan mamok diikuti dengan nama panggilan. Contoh: mamok sen, mamok dodo sapaan induk adalah sapaan yang umum digunakan untuk sapaan kepada adik ayah/ibu yang perempuan. Dalam pemakaiannya sapaan induk diikuti dengan nama panggilan. Dan atau diikuti nama urutan kelahiran. Contoh: induk wo, induk ngah, induk nek, induk mak, induk teh, induk ta ,induk dak ,induk au 1. Pronomina Persona Menurut Kridalaksana (1974:17) pronomina persona dapat digunakan untuk menyapa seseorang atau menunjuk pasa seseorang. Dalam dialek Tj. Pauh Mudik terdapat tiga jenis pronominal yang biasa digunakan sebagai bentuk sapaan, yang meliputi pronomona persona pertama, pronominal persona kedua, dan pronominal persona ketiga. Pronomina persona pertama digunkan untuk menunjuk diri sendiri (penutur), pronominal persona kedua menunjuk pada orang disapa (mitra tutur), dan pronomina persona ketiga menunjuk pada orang yang ketiga (orang dibicarakan). Pronomina persona yang digunakan sebagai sapaan pronomina dalam dialek Tj. Pauh Mudik adalah pronomina pertama dan kedua. Pronomina persona pertama Pronomina persona pertama dalam dialek Tj. Pauh Mudik dibedakan atas dua kategori yaitu pronomina persona pertama tunggal dan pronomina persona pertama jamak. Pronomina persona pertama tunggal yaitu akau dan pronomina persona pertama jamak yaitu kamai. Pronomina persona kedua Pronomina persona kedua merupakan kata ganti yang digunakan untuk menunjuk pada orang kedua (mitra tutur). Pronomina persona kedua tunggal dalam dialek Tj. Pauh Mudik terdapat dua jenis, yaitu: mpo, dan kayo. Bentuk pronomina mpo digunakan untuk menyapa mitra tutur yang usianya sebaya atau lebih muda dari penutur. Bentuk persona kedua kayo untuk menyapa mitra tutur yang berstatus sosial lebih tinggi, dan lebih tua usianya dari penutur (sapaan dari yang muda ke yang lebih tua) sebagai bentuk penghormatan. misalnya sapaan dari adik ke kakak. (3) Sen
mpo loik kincai ahi rayo tahang neh?
(4) 118
Jurusan PBS, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi Mendalo Darat, 5 Agustus 2016
3. Bentuk Nama Diri Sapaan nama diri dapat berupa nama diri tanpa diikuti bentuk lain dan nama diri yang disertai sapaan lain. Sapaan nama diri tanpa diikuti bentuk lain digunakan oleh penutur yang memiliki usia sebaya dan penutur yang usianya lebih tua dari mitra tuturnya atau yang disapanya. (5) Pi, apo kegiatan minin? Pi (phopi), apa kegiatan sekarang? Sapaan nama diri disertai sapaan lain adalah bentuk sapaan kerabat seperti bang uni (6) Abang Sen no nyo karju, uni? Abang Sen kerja dimana kakak? 4. Bentuk Gelar kehormatan adat Dalam menjalankan kehidupan sehari hari masyarakat Tj. Pauh mudik masih mengikuti aturan adat yang sudah disepakati bersama. Sapaan kehormatan adat diberikan setelah terjadinya pernikahan masyarakat desa Tj. Pauh Mudik menikah dengan laki-laki/perempuan dari desa Tj. Pauh Mudik atau tidak dengan laki-laki/ perempuan Tj. Pauh Mudik dan menikah di desa Tj. Pauh Mudik. (Dalam pernikahan disebut naik gelar) yang hanya berlaku bagi penduduk Tj. Pauh Mudik yang menikah di Tj. Pauh Mudik. Sapaan naik gelar ini diberikan oleh orang tua tengganai. Naik gelar hanya diberikan kepada mempelai laki laki. Adapun gelar sapaan yang diberikan setelah akad nikah dilangsungkan adalah: pangeran , sutan, sutan mudu, guru, tulaih. Setelah naik gelar dilakukan maka kesehariannya masyarakat menyapa mempelai laki-laki dengan gelar yang diberikan dan tidak menyebut nama diri. 5. Bentuk Zero (0) Sapaan bentuk zero adalah sapaan yang tidak diekplisitkan dalam tuturan. Sapaan zero ditujukan kepada semua mitra tutur, dewasa, dan belum dewasa serta dapat diberlakukan terhadap semua jenis kata penyapa. Penggunaan sapaan ini dilakukan oleh penutur yang usianya sebaya dan lebih tua dari mitra tutur dan digunakan dalam situasi informal, seperti berikut. (7) Kalu ndok misa sakarawe dari minin wi, sagin jupeh hana Kalau mau pesan kue kembang loyang sekarang saja, nanti tidak sempat lagi 6. Bentuk Julukan Kata sapaan ini biasanya digunakan antara penutur dan mitra tutur yang memiliki hubungan yang sangat dekat dalam situasi informal. Sapaan julukan yang umum digunakan masyarakat Tj. Pauh Mudik adalah sapaan berdasarkan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan. Julukan sejak kecil Pemberian julukan sejak kecil merupakan pemberian nama kepada seseorang selain nama yang telah ada oleh orang tua maupun lingkungan keluarga dan teman pada waktu masih kecil. Biasanya sapaan ini digunakan oleh orang-orang yang memiliki kedekatan dengan mitra tutur baik teman sejak kecil maupun keluarga dekat dalam situasi informal. Contoh sapaan julukan sejak kecil yang ada di masyarakat Tj. Pauh Mudik. Pendra dodo sadri yak Anwar Nuan kastuti sipai Masfiltoni masngo jumiral adik Julukan berdasarkan pekerjaan Sapaan berdasarkan julukan pekerjaan merupakan sapaan berupa nama yang diberikan berdasarkan kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan. Contoh: 119
Jurusan PBS, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi Mendalo Darat, 5 Agustus 2016
Depati anum adalah sesorang yang pekerjaannya mengurus desa Rio perang adalah seseorang yang pekerjaannya menangani perselisihan warga desa 7. sapaan yang bermakna jamak Kata sapaan yang bermakna jamak artinya penutur menggunakan kata sapaan dengan mempertimbangkan jumlah mitra tutur yang dihadapiya lebih dari satu. Contoh: Bapak-bapak dan ibu-ibu yang saya hormati, kami dari wakil panitia mengucapkan terima kasih atas partisipasi ibu-ibu dan bapak bapak Penggunaan sapaan yang bermakna jamak ini biasanya lazim digunakan dalam situasi resmi. Kesimpulan dan Saran Hal yang perlu diperhatikan penutur ketika menyapa adalah usia, status, hubungan kekerabatan, dan kedekatan dengan mitra tutur. Dalam dialek Tj. Pauh Mudik, terdapat sejumlah bentuk sapaan yang berkaitan dengan kekerabatan, pronomina persona, nama diri, dan gelar kehormatan. Pemilihan bentuk-bentuk sapaan didalam komunikasi masyarakat Tj. Pauh Mudik ditentukan oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan situasi, usia dan jenis kelamin, keintiman dan status sosial. Secara umum sapaan yang digunakan di masyarakat Tj. Pauh Mudik adalah seperti pada table 2 berikut:
Referensi Brown, P and levinson, S.C.1987. Politeness: Some Universals in Language usage. Cambridge: Cambridge University Press. Ervin-Tripp, S.M. 1972. Sociolinguistics Rules of Address. In J. B. Pride & J. Holmes (Eds.), Sociolinguistics (pp.225-240). Harmondsworth, England: Penguin Books. Fasold, Ralph. 1990. Sociolinguistics of language. Cambridge, MA: Basil Blackwell. Kridalaksana, Harimurti. 1974. Second Participant in Indonesia Address dalam language Sciences. Agustu 1974 Margono. S. 1996. Metode Penelitian Pendidikan. Semarang: Rinekacipta. Moleong, Lexzy. 1988. Metode penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Payne, K. T. 1991. Open Statement to Professions on behalf of the Clinical Instructors in Speech-language Pathology and Audiology. Rockville, MD: American SpeechLanguage Hearing Association. Prihantoro. 2012. On the Choice Address Forms: Intimate address Forms as in-Group . TEFLIN Journal, Volume 23, Number 1, January 2012 Samarin, William. 1998. Ilmu bahasa lapangan diterjemahkan oleh JS Badudu. Yogyakarta: Kanisius Sudaryanto. 1998. Metode Linguistik: metode dan Aneka Teknik Pengumpulan Data. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 120
Jurusan PBS, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi Mendalo Darat, 5 Agustus 2016
DI KALANGANGAN MAHASISWA BAHASA DAN SASTRA Eddy Pahar Harahap PBS, FKIP Universitas Jambi Abstrak. Menulis artikel populer (artikel koran) feature, tampaknya belum menjadi target keterampilan menulis di kalangan mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra. Secara futuristik, jika dua jenis tulisan ini ditekuni mahasiswa akan menjadi penulis kreatif. Kenapa dikatakan demikian, karena dua jenis tulisan ini adalah karya jurnalistik, yang akhir-akhir ini menjadi daya tarik pembaca maupun pemirsa di koran, televisi, radio, termasuk media oline. Mengembangkan pembelajaran menulis artikel populer-feature, pada dasarnya bisa diselipkan sebagai salah satu bagian materi pada mata kuliah rumpun menulis. Walapun, dua jenis tulisan ini dalam bentuk populer, namun tetap memerlukan data lapangan. Oleh karena itu, keberhasilannya sejauh mana pengasuh mata kuliah membangun kebiasaan mahasiswa untuk melakukan pengamatan lapangan lalu ditulis dalam bentuk karya populer. Fungsi kelas hanya memperbaiki struktur kalimat, diksi agar lebih populer, mudah dipahami, menarik, aktual dan faktual, yang tujuanya jika mahasiswa mengirim tulisan itu ke media dan diterima redaksi. Kata Kunci: Minat, Jurnalistik, Artikel Populer-Feature Pendahuluan Menulis artikel populer-feature di kalangangan mahasiswa program studi bahasa dan sastra tampaknya belum menjadi target kemampuan akademis. Mestinya, dalam perkembangan era komunikasi, hiburan dan dunia pertunjukan, kemampuan menulis artikel populer-feature diharapkan menjadi target mahasiswa dalam bidang menulis kreatif. Disamping itu, menulis artikel populer-feature dua bisa sebaga menulis di luar kelas. Karena, artikel populer-feature mudah dikembangkan mahasiswa sebagai penulis pemula. Artinya, pengembangan tulisan artikel populer-feature tidak seketat seperti prosedur pengembangan tulisian ilmiah, yang penting mahasiswa mau belajar untuk mengobservasi fenomena aktual di sekelilingnya lalu ditulis dengan ragam bahasa populer. Yang pada akhirnya ada motivasi mengirimkan tulisan populer itu ke berbagai media, paling tidak media lokal. Kemampuan mahasiswa menulis artikel populer-feature, ada beberapa keuntungan yang diperoleh mereka. Pertama, artikel populer-feature ada di setiap di media cetak, media online, baik terbit mingguan maupun harian. Khusus feature, Sumadiria (1998) mengemukakan bahwa sajian aneka feature sudah menjadi keharusan yang tak dapat ditawar lagi di media cetak, radio, dan televisi, karena feature; (a) feature sebagai sarana rekreasi dan pengembang imajinasi yang menyenangkan, dan (b) sarana ekpresi yang paling efektif dalam mempengaruhi khalayak. Kedua, artikel populer-feature mudah ditulis oleh mahasiswa, apalagi mahasiswa yang senang mengamati peristiwa. Seperti dikemukakan Sumadiria (1998) feature adalah cerita khas kreatif berpijak pada jurnalistik sastra tentang suatu situasi, keadaan atau aspek kehidupan, dengan tujuan memberi informasi dan sekaligus menghibur khalayak media 121