Lampiran SE Bank Indonesia No. 10/29/DPM tanggal 2 September 2008 Lampiran 1 Kepada Bank Indonesia – Direktorat Pengelolaan Moneter Menara Sjafruddin Prawiranegara Lantai 11 Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Up. Pimpinan Direktorat Pengelolaan Moneter Perihal : Permohonan Sebagai Sub-Registry Dengan ini kami mengajukan permohonan menjadi Sub-Registry dalam penatausahaan Surat Berharga, dengan melampirkan dokumen pendukung sesuai dengan persyaratan Bank Indonesia sebagai berikut : a. fotokopi surat persetujuan sebagai Bank Kustodian atau izin usaha sebagai Kustodian untuk lembaga Kustodian bukan Bank dari Bapepam-LK; b. fotokopi Anggaran Dasar Perusahaan dan perubahannya; c. fotokopi akta notaris yang memuat susunan pengurus perusahaan terakhir; d. keterangan mengenai posisi KPMM terakhir untuk Bank Kustodian, atau jumlah modal disetor untuk lembaga Kustodian bukan Bank; e. keterangan mengenai fasilitas jaringan usaha pencatatan dan/atau penyimpanan Surat Berharga yang terintegrasi dengan dan antar kantor cabang yang dimiliki di dalam negeri; f. fotokopi bukti hasil pemeriksaan oleh auditor independen mengenai keamanan sistem pencatatan Surat Berharga secara scripless; g. riwayat pekerjaan atau keahlian dari Pengurus dan/atau Pengelola di bidang Kustodian; h. data mengenai jumlah dan nilai nominal transaksi pencatatan dan/atau penyimpanan Surat Berharga dalam 6 (enam) bulan terakhir; dan i. laporan keuangan tahunan terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik. Surat permohonan dan lampiran tersebut di atas kami buat dengan sebenarbenarnya dan apabila di kemudian hari diketahui terdapat hal-hal yang tidak benar maka kami bersedia menerima resiko dan akibat dari tindakan yang diambil oleh Bank Indonesia. Demikian agar maklum dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Jakarta,…………….. Nama Perusahaan Tandatangan pejabat berwenang
Lampiran SE Bank Indonesia No. 10/29/DPM tanggal 2 September 2008 Lampiran 2 LAPORAN BULANAN POSISI KEPEMILIKAN SURAT BERHARGA Format File
: text (*.txt)
Pembatas Kolom
: tab delimited
Jenis Data Per Kolom
:
AId
Nama Nasabah
Status Nasabah *)
Tipe Investor **)
Securities Code
Keterangan : *)
diisi dengan (pilih salah satu) : CR
= Nasabah Residen (Client Resident)
CN
= Nasabah Non Residen (Client Non Resident)
**) diisi dengan (pilih salah satu) : IS
= Asuransi (Insurance)
MF
= Reksadana (Mutual Fund)
PF
= Dana Pensiun (Pension Fund)
SC
= Perusahaan Sekuritas (Securities Company)
IB
= Lembaga Keuangan Lainnya (Financial Institution)
CP
= Perusahaan (Corporate)
FD
= Yayasan (Foundation)
ID
= Perorangan (Individual)
OT
= Lainnya (Others)
Nominal (juta Rp)
Lampiran SE Bank Indonesia No. 10/29/DPM tanggal 2 September 2008 Lampiran 3
PEDOMAN PENYAMPAIAN LAPORAN SUB-REGISTRY MELALUI SARANA BANK INDONESIA - SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM
Direktorat Pengelolaan Moneter Bank Indonesia
Lampiran SE Bank Indonesia No. 10/29/DPM tanggal 2 September 2008 Lanjutan Lampiran 3 DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang
3
B. Tujuan Pedoman
4
STATUS DAN TIPE INVESTOR
5
A. Status Nasabah
5
B. Tipe Investor
5
TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN SUB-
8
REGISTRY A. Prosedur Memelihara Data Nasabah Sub-Registry (AId Maintenance)
8
B. Prosedur Merekam Data Laporan
BAB IV
8
TATA CARA PERBAIKAN PELAPORAN SUBREGISTRY MELALUI DUMMY TRANSACTION
9
A. Prosedur Dummy Transaction Untuk Mengubah Status Nasabah dan Tipe Investor
9
B. Prosedur Dummy Transaction Untuk Mengubah Posisi
Kepemilikan
Surat
Berharga
Hasil
Rekonsiliasi
10
C. Prosedur Dummy Transaction Untuk Mengubah Kesalahan Input Data Transaksi
-2-
11
BAB I …
Lampiran SE Bank Indonesia No. 10/29/DPM tanggal 2 September 2008 Lanjutan Lampiran 3 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam Penatausahaan Surat Berharga yang terdiri atas Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Negara (SBN), Bank Indonesia menggunakan two tier system yaitu Bank Indonesia sebagai Central Registry yang menatausahakan SBI dan SBN secara global (omnibus account) dan SubRegistry sebagai kepanjangan tangan Bank Indonesia yang menatausahakan SBI dan SBN secara individual untuk kepentingan nasabah.
Dalam
pelaksanaannya, Sub-Registry menggunakan sarana Bank Indonesia – Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS) yaitu sarana elektronik yang menghubungkan secara langsung (on-line) antara Sub-Registry dan Bank Indonesia sebagai Central Registry. Dalam rangka memenuhi kebutuhan Bank Indonesia mengenai data pasar keuangan domestik, maka Bank Indonesia memerlukan dukungan dari Sub-Registry untuk melaporkan data nasabah, yang mencakup mutasi dan posisi kepemilikan Surat berharga secara individual. Sehubungan dengan adanya kegiatan pelaporan harian secara on-line dari Sub-Registry kepada Central Registry untuk pelaksanaan Penatausahaan Surat Berharga melalui sarana BI-SSSS, dirasa perlu untuk memberikan pedoman teknis yang dapat digunakan sebagai acuan bagi Sub-Registry dalam proses menyampaikan pelaporan tersebut. Isi dari pedoman teknis tersebut mencakup pengertian mengenai status dan tipe nasabah pemilik Surat Berharga, dan tata cara menyampaikan serta koreksi laporan Sub-Registry melalui sarana BI-SSSS. Dengan disusunnya pedoman teknis ini maka diharapkan terdapat suatu standarisasi pelaporan data nasabah Sub-Registry ke Central Registry.
-3-
B. Tujuan …
Lampiran SE Bank Indonesia No. 10/29/DPM tanggal 2 September 2008 Lanjutan Lampiran 3 B. Tujuan Pedoman Tujuan penyusunan pedoman adalah sebagai berikut : 1. Memberikan petunjuk yang jelas kepada Sub-Registry dalam kegiatan mengklasifikasikan status nasabah dan tipe investor atas kepemilikan surat berharga yang ditatausahakan oleh Sub-Registry sehingga diharapkan tercipta data kepemilikan surat berharga yang akurat dan handal. 2. Memberikan petunjuk operasional BI-SSSS yang memadai kepada SubRegistry dalam proses penyusunan dan penyampaian laporan on-line ke Central Registry sehingga diharapkan proses penyusunan dan penyampaian laporan Sub-Registry dapat dilakukan dengan cepat dan benar.
-4-
BAB II …
Lampiran SE Bank Indonesia No. 10/29/DPM tanggal 2 September 2008 Lanjutan Lampiran 3 BAB II STATUS DAN TIPE NASABAH
A. Status Nasabah Kepemilikan surat berharga yang ditatausahakan oleh Sub-Registry dapat dibedakan menjadi Nasabah Residen (Client Resident) dan Nasabah Non Residen (Client Non Resident), dengan pengertian sebagai berikut : 1.
Client Resident (CR) Nasabah Residen atau Client Resident (CR) adalah orang, badan hukum, atau badan lainnya, yang berdomisili atau berencana berdomisili di Indonesia sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun, termasuk perwakilan dan staf diplomatik Republik Indonesia di luar negeri.
2.
Client Non Resident (CN) Nasabah Non Residen atau Client Non Resident (CN) adalah orang, badan hukum, atau badan lainnya yang tidak berdomisili di Indonesia atau tidak berencana berdomisili di Indonesia
B. Tipe Investor Surat berharga yang ditatausahakan oleh Sub-Registry dapat dibedakan berdasarkan tipe investor yaitu Asuransi (Insurance), Reksadana (Mutual Fund), Dana Pensiun (Pension Fund), Perusahaan Sekuritas (Securities Company), Lembaga Keuangan Lainnya (Financial Institution), Perusahaan (Corporate), Yayasan (Foundation), Perorangan (Individual), dan Lainnya (Others). Adapun pengertian dari masing-masing tipe investor adalah sebagai berikut: 1.
Insurance (IS) Perusahaan perasuransian atau Insurance (IS) adalah perusahaan asuransi kerugian, perusahaan asuransi jiwa, perusahaan reasuransi, perusahaan pialang asuransi, perusahaan pialang reasuransi, agen asuransi, perusahaan penilai kerugian, dan perusahaan konsultan aktuaria sebagaimana
-5-
dimaksud …
Lampiran SE Bank Indonesia No. 10/29/DPM tanggal 2 September 2008 Lanjutan Lampiran 3 dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. 2.
Mutual Fund (MF) Reksadana atau Mutual Fund (MF) adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
3.
Pension Fund (PF) Dana Pensiun atau Pension Fund (PF) adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun, sebagaimana dimaksud dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.
4.
Securities Company (SC) Perusahaan Sekuritas/Efek atau Securities Company (SC) adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan/atau Manajer Investasi, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
5.
Financial Institution (IB) Lembaga Keuangan Lainnya atau Financial Institution (IB) adalah Bank dan badan usaha yang bergerak di sektor keuangan yang tidak dapat dikategorikan
sebagai
Asuransi,
Reksadana,
Dana
Pensiun,
dan
Perusahaan Efek. 6.
Corporate (CP) Perusahaan atau Corporate (CP) adalah badan usaha yang berbentuk Firma (Fa) atau Commanditaire Vennotscaap (CV) atau Perseroan Terbatas (PT) yang jenis usahanya di luar sektor keuangan.
7.
Foundation (FD) Yayasan atau Foundation (FD) adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan -6-
tertentu …
Lampiran SE Bank Indonesia No. 10/29/DPM tanggal 2 September 2008 Lanjutan Lampiran 3 tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. 8.
Individual (ID) Perorangan atau Individual (ID) adalah orang perseorangan.
9.
Others (OT) Lainnya atau Others (OT) adalah investor yang tidak dapat dikategorikan sebagai Asuransi, Reksadana, Dana Pensiun, Perusahaan Efek, Lembaga Keuangan Lainnya, Perusahaan, Yayasan, dan Perorangan.
-7-
BAB III …
Lampiran SE Bank Indonesia No. 10/29/DPM tanggal 2 September 2008 Lanjutan Lampiran 3 BAB III TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN SUB-REGISTRY
A. Prosedur Memelihara Data Nasabah Sub-Registry (AId Maintenance) Kegiatan Account Identifier (AId) Maintenance yang terdapat dalam ST Client digunakan untuk melakukan pemeliharaan data nasabah Sub-Registry yang dilakukan melalui menu [Database] yang mencakup penambahan/pendaftaran data nasabah baru, pengubahan, atau penghapusan data nasabah lama, antara lain mencakup AID, NPWP, Name, Address, Custody Code (NR/CR) dan Investor Type. B. Prosedur Merekam Data Laporan Kegiatan merekam data laporan digunakan oleh Sub-Registry untuk melaporkan setelmen transaksi surat berharga diantara nasabahnya yang telah diselesaikan pada sistem internal Sub-Registry. Seperti halnya transaksi sekunder, pelaporan ini harus dilakukan approval oleh Supervisor. Kegiatan perekaman data dilakukan melalui ST Client pada menu [Construct InHouse Transaction Sub-Registry] pada Bank Indonesia - Scripless Securities Settlement System Terminal (ST) Client dengan cara mengisi data transaksi secara lengkap pada field yang disediakan.
-8-
BAB IV …
Lampiran SE Bank Indonesia No. 10/29/DPM tanggal 2 September 2008 Lanjutan Lampiran 3 BAB IV TATA CARA KOREKSI PELAPORAN SUB-REGISTRY DENGAN DUMMY TRANSACTION
Dalam hal terjadi ketidaksesuaian pelaporan Sub-Registry yang telah dilakukan sebelumnya atau terjadi perbedaan setelah dilakukan rekonsiliasi data antara Sub-Registry dan Central Registry, maka Sub-Registry dapat melakukan koreksi atas perbedaan data tersebut melalui dummy transaction. Adapun prosedur untuk melakukan dummy transaction adalah sebagai berikut : A. Prosedur Dummy Transaction Untuk Mengubah Status Nasabah/Tipe Investor Kesalahan Data Tipe Investor Salah satu contoh untuk memperbaiki kesalahan data tipe investor misalnya dengan mengubah tipe investor Securities Company (SC) menjadi tipe investor Mutual Fund (MF).
Adapun rincian data nasabah sebelumnya
sebagai berikut : Account Identifier (AId)
: 001
Nama Nasabah
: Reksadana A
Status Investor (Custody Code)
: Client Resident (CR)
Tipe Investor (Investor Type)
: Securities Company (SC).
Dalam hal tipe investor dimaksud akan diperbaiki dari Securities Company (SC) menjadi Mutual Fund (MF), prosedur yang harus dilakukan dibedakan berdasarkan kondisi nasabah sebagai berikut : a. Dalam hal nasabah tidak memiliki surat berharga Ubah Investor Type menjadi MF untuk nasabah dengan AId 001 dengan menggunakan menu AId File Maintenance pada ST. b. Dalam hal nasabah masih memiliki surat berharga 1) Membuat nasabah baru menggunakan menu AId File Maintenance pada ST (misalnya AId : 001RD, Nama Nasabah : Reksadana A, Custody Code : CR, Investor Type : MF)
-9-
2) Membuat …
Lampiran SE Bank Indonesia No. 10/29/DPM tanggal 2 September 2008 Lanjutan Lampiran 3 2) Membuat transaksi dummy dengan tipe transaksi IT – Inhouse Transfer, dengan seller : 001 dan buyer : 001RD untuk seluruh securities code yang dimiliki 001. 3) Mengubah Investor Type menjadi MF untuk nasabah dengan AId 001 menggunakan menu AId File Maintenance pada ST. 4) Membuat transaksi dummy dengan type transaksi IT - Inhouse Transfer, dengan seller : 001RD dan buyer : 001 untuk seluruh securities code yang dimiliki 001RD. 5) Menghapus nasabah dengan AId 001RD menggunakan menu AId File Maintenance pada ST. B. Prosedur Dummy Transaction Untuk Mengubah Posisi Kepemilikan Surat Berharga Hasil Rekonsiliasi Dalam hal terjadi perbedaan data posisi kepemilikan surat berharga antara Sub-Registry dan Central Registry, Sub-Registry harus membuat dummy transaction. Contoh perbedaan data posisi kepemilikan surat berharga SUN FR0002 antara pelaporan Sub-Registry dengan data posisi yang ada di Central Registry sebagai berikut: Tipe Investor
Posisi Pelaporan Sub-Registry
Posisi di Central Registry
Insurance (IS)
Rp. 25 miliar
Rp. 50 miliar
Pension Fund (PF) Rp. 40 miliar
Rp. 15 miliar
Dalam hal posisi kepemilikan di Central Registry akan diperbaiki menjadi sama dengan posisi di Sub-Registry, prosedur yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Buat 2 (dua) nasabah dummy, misal : 001IS (Investor Type IS) dan 002PF (Investor Type PF). 2. Lakukan transaksi dummy dengan tipe transaksi IT – Inhouse Transfer, dengan seller : 001IS dan buyer : 002PF sebesar Rp.25 miliar. 3. Ubah Investor Type nasabah 001IS menjadi PF dengan menggunakan menu AId File Maintenance pada ST.
-10-
4. Lakukan …
Lampiran SE Bank Indonesia No. 10/29/DPM tanggal 2 September 2008 Lanjutan Lampiran 3 4. Lakukan transaksi dummy dengan tipe transaksi IT - Inhouse Transfer, dengan seller : 002PF dan buyer : 001IS sebesar Rp.25 miliar. 5. Hapus nasabah 001IS dan 002PF. C. Prosedur Dummy Transaction Untuk Mengubah Kesalahan Input Data Transaksi Dalam hal terjadi kesalahan input data transaksi misalnya, kesalahan input AId, kesalahan input surat berharga, kesalahan input nominal, maka perbaikan dapat dilakukan dengan membuat dummy transaction dengan prosedur sebagai berikut. Contoh transaksi yang seharusnya terjadi: Penjual
Pembeli
SB
Nominal
001 : RD Jaya
002 : PT. Oke
FR0046
Rp100 miliar
1.
Kesalahan Input AId a. Penjual : 003 : RD Jaya Dampak : nasabah dengan AId 003 akan berkurang jumlah FR0046 sebesar Rp100 miliar. Langkah-langkah perubahan: Lakukan transaksi dummy dengan tipe transaksi IT – Inhouse Transfer, dengan seller : 001 dan buyer : 003, SB FR0046, sebesar Rp100 miliar. b. Pembeli : 003 : PT. Oke Dampak : nasabah dengan AId 003 akan bertambah jumlah FR0046 sebesar Rp100 miliar. Langkah-langkah perubahan : Lakukan transaksi dummy dengan tipe transaksi IT – Inhouse Transfer, dengan seller : 003 dan buyer : 002, SB FR0046, sebesar Rp100 miliar.
2.
Kesalahan Input Surat Berharga SB yang dijual : FR0047
-11-
Dampak …
Lampiran SE Bank Indonesia No. 10/29/DPM tanggal 2 September 2008 Lanjutan Lampiran 3 Dampak : nasabah dengan AId 001 akan berkurang FR0047 sebesar Rp100 miliar dan nasabah 002 akan bertambah FR0047 sebesar Rp100 miliar. Langkah-langkah perubahan : a. Lakukan transaksi dummy dengan tipe transaksi IT – Inhouse Transfer, dengan seller : 002 dan buyer : 001, SB FR0047, sebesar Rp100 miliar. b. Lakukan transaksi dummy dengan tipe transaksi IT – Inhouse Transfer, dengan seller : 001 dan buyer : 002, SB FR0046, sebesar Rp100 miliar. 3.
Kesalahan Input Nominal a. Nominal Lebih Besar Dari Transaksi : 001 meng-input nominal transaksi Rp150 miliar Dampak : nasabah dengan AId 001 akan berkurang FR0046 sebesar Rp150 miliar (seharusnya Rp100 miliar) dan nasabah 002 akan bertambah FR0046 sebesar Rp150 miliar (kelebihan Rp50 miliar). Langkah-langkah perubahan : Lakukan transaksi dummy dengan tipe transaksi IT – Inhouse Transfer, dengan seller : 002 dan buyer : 001, SB FR0046, sebesar Rp50 miliar. b. Nominal Lebih Kecil Dari Transaksi : 001 meng-input nominal transaksi Rp50 miliar Dampak : nasabah dengan AId 001 akan berkurang FR0046 sebesar Rp50 miliar (seharusnya Rp100 miliar) dan nasabah 002 akan bertambah FR0046 sebesar Rp50 miliar (kurang Rp50 miliar). Langkah-langkah perubahan : Lakukan transaksi dummy dengan tipe transaksi IT – Inhouse Transfer, dengan seller : 001 dan buyer : 002, SB FR0046, sebesar Rp50 miliar.
-12-
Lampiran SE Bank Indonesia No. 10/29/DPM tanggal 2 September 2008 Lampiran 4 Kepada Bank Indonesia – Direktorat Pengelolaan Moneter Menara Sjafruddin Prawiranegara Lantai 11 Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10350
Up. Pimpinan Direktorat Pengelolaan Moneter
Perihal : Permohonan Pengunduran Diri Sebagai Sub-Registry Dengan ini kami mengajukan permohonan pengunduran diri menjadi SubRegistry
dalam
Penatausahaan
Surat
Berharga
terhitung
sejak
tanggal…………………………………………………….., dengan pertimbangan ………………………………………………………………………..…………… …………………………………………………………………………………….. Sehubungan
dengan
permohonan
tersebut
di
atas,
kami
telah
menyelesaikan seluruh kewajiban kepada nasabah kami yang terkait dengan Penatausahaan Surat Berharga yang bersangkutan, termasuk memindahkan pencatatan kepemilikan Surat Berharga kepada Sub-Registry lain sesuai permohonan dan kesepakatan dengan nasabah dimaksud. Surat permohonan pengunduran diri sebagai Sub-Registry ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari diketahui terdapat hal-hal yang tidak benar maka kami bersedia menerima resiko dan akibat dari tindakan yang diambil oleh Bank Indonesia. Demikian agar maklum dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jakarta,…………….. Nama Perusahaan Tandatangan pejabat berwenang