PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA LAGU ADA BAND SURGA CINTA PADA SISWA KELAS VIII MTS NUR ASY-SYAFI’IYAH (YASPINA) CIPUTAT, TANGERANG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh: Vera Aditia Susanti NIM 1110013000021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014
ABSTRAK Vera Aditia Susanti, 1110013000021, 2014, Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Lagu Ada Band “Surga Cinta” pada Siswa Kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembimbing Drs. Cecep Suhendi, M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi‟iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang melalui media lagu Ada Band “Surga Cinta”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa catatan lapangan, wawancara dengan guru, dan penilaian keterampilan menulis puisi. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif yang didukung dengan data kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media lagu Ada Band “Surga Cinta” dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi‟iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang dari pratindakan sampai pascatindakan siklus II. Pada awal pratindakan, siswa kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran dan cenderung bosan. Setelah dilakukan tindakan, siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa menjadi lebih mandiri dan tidak bergantung pada guru. Selain itu, siswa menjadi lebih berani mengungkapkan pertanyaan dan pernyataan serta berani menjawab pertanyaan dari guru. Proses pembelajaran yang lebih menyenagkan mampu meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran menulis puisi dan berdampak positif pada hasil puisi siswa. Hal ini ditunjukkan oleh hasil tes praktik menulis puisi dari pratindakan sampai pascatindakan siklus II yang terus mengalami peningkatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi‟iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang telah mengalami peningkatan. Kata Kunci: menulis puisi, media lagu Ada Band „Surga Cinta”
i
ABSTRACT Vera Aditia Susanti, 1110013000021, 2014, The Increase in Skill to Write Poetry in Grade VIII of MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang. Indonesia Language and Literature Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta. Advisor Drs. Cecep Suhendi, M.Pd.
The research aimed to describe the increase in skill to write poetry in grade VIII of MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat using the media song popular artist of Ada Band “Surga Cinta”. The method use in this research is action research method. The research consisted of two cycles. Each cycle consists of four stages, the planning, implementation, observation, and reflection. Data collection techniques used in the form of observation, interview with teacher, poetry writing skill assessment, and evaluation of materials poetry. Data was analyzed by descriptive qualitative with quantitative data supported. The result of this research indicate that the use of the media song popular artist of Ada Band “Surga Cinta” to improve the skills of writing poetry in grade VIII of MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang a from pre-action to post-action. At the start of pre-action, students aren’t spirit of the learning process and tend to get bored. In the post-action stage, students are more enthusiastic in participating in the learning process. Students become more independent and not rely on teacher. In addition, students become more daring to question and statement and dare to answer question from the teacher. Learning process more fun can improve students’s interest towards learning to write poetry and positive impact on the result poem written by students. This is shown by the result of the practice test writing poetry from pre-action to post-action that continue to increase. It can be concluded that the skill to write poetry in grade VIII of MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang has increased. Key Word: writing poetry, media song popular artist of Ada Band “Surga Cinta”
ii
KATA PENGANTAR Segala puja dan puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun dan diajukan untuk melengkapi syarat menyelesaikan studi S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Lagu Ada Band “Surga Cinta” pada Peserta Didik Kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang”. Dengan diselesaikannya penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D., dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakara; 2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., ketua jurusan dan dosen penasihat akademik, yang telah meluangkan waktu bagi penulis untuk berkonsultasi dalam menyelesaikan skripsi ini; 3. Cecep Suhendi, M.Pd., dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis selama menyusun skripsi ini; 4. Dra. Hindun, M.Pd., sekretaris jurusan, yang selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini; 5. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan selama penulis belajar; 6. Seluruh staf perpustakaan utama UIN dan perpustakaan Tarbiyah yang telah mempermudah penulis mencari referensi; 7. Moh. Husni Thamrin, S.Sos, kepala MTs Nur Asy-Syafi’iyah Rempoa, yang telah membantu memudahkan penulis melakukan penelitian; Yuyun Sufitri, S.Pd., guru Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah membantu dan mengarahkan penulis dalam emnyelesaikan penelitian; 8. Ayah dan Ibuku tercinta, yang telah menaruh harapan besar dan selalu berdoa demi selesainya skripsi ini; serta seluruh keluargaku yang kucintai; iii
Untuk semua yang telah penulis sebutkan di atas, semoga Allah Swt memberikan balasan yang melimpah atas bantuannya dalam menyusun skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca serta dunia pendidikan pada umumnya.
Jakarta, 10 Juli 2014
Vera Aditia Susanti
iv
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK…………………………………………………………………….…i KATA PENGANTAR.........................................................................................iii DAFTAR ISI..........................................................................................................v DAFTAR TABEL………………………………………………………….......viii BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................................1 B. Identifikasi Masalah ...................................................................................5 C. Pembatasan Masalah ..................................................................................5 D. Rumusan Masalah ......................................................................................5 E. Tujuan Penelitian .......................................................................................6 F. Manfaat Penelitian ……………………………………...………………..6 BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................7 A. Hakikat Keterampilan Menulis Puisi..........................................................7 1. Pengertian Keterampilan Menulis Puisi...............................................7 2. Hakikat Menulis Kreatif……………………………………………...8 3. Hakikat Puisi .......................................................................................9 B. Hakikat Media Pembelajaran....................................................................24 1. Pengertian Media Pembelajaran..........................................................24 2. Ciri-ciri Media Pendidikan.................................................................25 3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran...........................................26 4. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran………………………….....28 5. Klasifikasi Media Pembelajaran..........................................................31 C. Lagu Sebagai Media Pembelajaran............................................................33 D. Profil Ada Band……………………………………………………….....34
v
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................37 A. Setting Penelitian .....................................................................................37 B. Jenis Penelitian ........................................................................................37 C. Subjek dan Objek Penelitian…………………………………………......39 D. Sumber dan Jenis Data……………………………………………….......39 E. Tinjauan Pustaka………………………………………………………....40 F. Prosedur Penelitian……………………………………………………....42 G. Teknik Pengumpulan Data........................................................................45 H. Instrumen Penelitian…………………………………………………......46 I. Instrumen Penilaian………………………………………………………46 J. Teknik Analisis Data…………………………………………………..…48 K. Kriteria Keberhasilan Tindakan……………………………………........49 L. Hipotesis Penelitian………………………………………………………49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................50 A. Deskripsi Setting Penelitian.....................................................................50 B. Hasil Penelitian........................................................................................53 1. Informasi Awal Peserta Didik dalam Menulis Puisi (Tahap Pratindakan)……………………………..………………………......53 2. Pelaksanaan Tindakan Kelas………………………………………..56 3. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Peserta Didik dengan Menggunakan Media Lagu Ada Band “Surga Cinta”………….…....65 C. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………….66 1. Informasi Awal Peserta Didik dalam Menulis Puisi (Tahap Pratindakan)……………………………………………………….....67 2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Media Lagu Ada Band “Surga Cinta”……….68
vi
BAB V PENUTUP...............................................................................................81 A. Simpulan ...................................................................................................81 B. Saran .........................................................................................................81 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................82 LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL Tabel 1 Daftar Nama Guru MTs Nur Asy-Syafi’iyah………………………....51 Tabel 2 Jumlah Peserta Didik………………………………………………….52 Tabel 3 Rombongan Belajar……………………………………………….…..52 Tabel 4 Tingkat Keterampilan Menulis Puisi Tahap Pratindakan……………..55 Tabel 5 Tingkat Keterampilan Menulis Puisi Siklus I………..………………..59 Tabel 6 Tingkat Keterampilan Menulis Puisi Siklus II…………........................64 Tabel 7 Perbandingan Skor Keterampilan Menulis Puisi dari Pratindakan hingga Pascatindakan Siklus II…………………….………………….66
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis adalah salah satu dari empat jenis keterampilan berbahasa. Keterampilan ini sangat penting bagi pengembangan diri siswa, baik untuk melanjutkan studi ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi ataupun untuk terjun ke masyarakat. Keterampilan menulis memungkinkan mereka mengkomunikasikan isi jiwa, penghayatan, dan pengalaman kepada berbagai pihak. Keterampilan menulis merupakan kemampuan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan memakai bahasa tulisan yang baik sesuai kaidah kebahasaan. Terkait dengan menulis sebagai salah satu aspek berbahasa dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas VIII MTs, siswa dituntut untuk mampu mengorganisasikan pemikiran, ide, dan perasaannya dalam berbagai bentuk tulisan baik sastra maupun non sastra. Salah satu tulisan dalam ranah sastra adalah puisi. Pembelajaran keterampilan menulis memiliki berbagai macam bentuk. Salah satunya adalah menulis puisi. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas merupakan Standar Kompetensi dalam menulis untuk siswa kelas VIII MTs. Menulis puisi merupakan suatu keterampilan menulis sastra yang kegiatannya memaparkan isi jiwa, pengalaman, dan penghayatan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alatnya. Tingkah laku yang termasuk dalam keterampilan menulis
puisi, antara lain
keterampilan memilih ide,
keterampilan menggunakan bahasa menurut kaidah yang benar, dan keterampilan memilih dan menggunakan kosakata, ungkapan, dan gaya bahasa yang tepat dan menarik. Berangkat dari hal tersebut, dapat diketahui bahwa keterampilan menulis puisi merupakan pembelajaran yang harus dikuasai siswa. Dalam pembelajaran menulis puisi, siswa tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan membuat puisi, tetapi juga mencermati pemilihan diksi, dan 1
2
memiliki kemampuan untuk menuangkan ide atau gagasan dengan cara membuat puisi yang menarik untuk dibaca. Keterampilan menulis puisi bukan keterampilan yang dapat diwariskan, tetapi hasil proses belajar dan berlatih. Keadaan dan kualitas keterampilan menulis setiap orang tidak sama. Seseorang yang mempunyai rasa seni yang kental akan menggunakan karya seni itu sebagai medium komunikasi untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya kepada pencintanya. Puisi sebagai karya sastra menggunakan bahasa sebagai medium untuk mengungkapkan makna. Makna tersebut diungkapkan melalui sistem tanda yakni tanda yang memiliki arti. Bahasa dalam karya sastra merupakan lambang yang punya arti yang ditentukan oleh perjanjian masyarakat atau ditentukan oleh konvensi masyarakat. Puisi sebagai salah satu jenis sastra merupakan pernyataan sastra yang paling utama. Segala unsur seni kesastraan mengental dalam puisi. Puisi juga banyak mengandung nilai dan keindahan khas yang akan terungkap jika kita mampu memahaminya dengan baik dan benar. Menulis puisi merupakan sebuah kenikmatan seni sastra. Dari dulu hinggga sekarang karya sastra puisi digemari oleh masyarakat, karena kemajuan masyarakat dari waktu ke waktu selalu
meningkat,
maka
corak,
sifat, dan
bentuk
puisi
selalu
berubah, mengikuti perkembangan selera. Sekarang wujud puisi semakin kompleks sehingga siswa kelas VIII MTs merasa sulit untuk menulis puisi. Menulis puisi merupakan salah satu proses pengungkapan isi jiwa yang berlangsung pada diri siswa sehingga membutuhkan proses belajar dan pembentukan yang terus- menerus. Dalam hubungan ini, pengajaran menulis membina siswa agar mereka memiliki keterampilan menulis yang baik. Keberhasilan pengajaran menulis ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa sendiri, seperti minat, perhatian, dan kematangan jiwa, dan faktor dari luar siswa, seperti lingkungan sekitarnya, metode dan media yang digunakan oleh pendidik. Kedua faktor tersebut perlu dibina dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya agar dapat dimanfaatkan dengan tepat
3
untuk mengembangkan atau meningkatkan mutu keterampilan menulis puisi bagi siswa. Pembinaan dan pengembangan keterampilan menulis puisi memerlukan guru yang kreatif dalam menggunakan media. Media pembelajaran merupakan semua bentuk perantara yang dipakai untuk mengintegrasikan tujuan dan isi pembelajaran sehingga memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. Dalam menentukan media pembelajaran, hal yang perlu diperhatikan tidak saja hanya mengenai penggunaan alat sebagai perantara, tetapi juga kesesuaian jenis media tersebut dengan kondisi perkembangan siswa. Maka, seharusnya pembelajaran menulis puisi dimulai dengan cara dan media yang dapat menarik perhatian siswa. Seorang guru harus cermat dalam memilih apa yang harus diajarkan dan tentang bagaimana cara menyampaikan materi pada jenjang usia tertentu siswa, karena berbeda usia akan berbeda pula kebutuhan, kompetensi dan kemampuan kognitifnya. Salah satu syarat efektif penggunaan media pembelajaran pada siswa kelas VIII MTs yang termasuk ke dalam kategori usia remaja, yaitu dengan menggunakan media yang mengandung unsur seni dan musik. Salah satu cara yang tepat untuk memotivasi dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengenal dan memahami puisi, yaitu dengan memanfaatkan media lagu. Melalui lagu diharapkan siswa mendapat stimulus positif untuk lebih komunikatif, kreatif dan secara tidak langsung dapat menghafal lirik puisi. Namun, lagu yang disajikan pun harus mempunyai kriteria yang sesuai untuk tujuan pembelajaran, yang terpenting, yaitu menarik minat siswa dan meningkatkan kemampuan serta hasil belajar siswa dalam menciptakan puisi. Penulis menggunakan lagu Ada Band Surga Cinta karena band tersebut termasuk band yang popular di kalangan anak-anak dan remaja saat ini. Judul lagu Surga Cinta mengandung bahasa yang puitis dan bertemakan kisah cinta. Dalam pelaksanaan proses pengajaran menulis di madrasah kelas VIII MTs Yaspina Ciputat, Tangerang, guru memainkan peranan penting. Guru bukan saja sebagai pengarah atau pemandu kegiatan belajar siswa, tetapi juga
4
sebagai motivator dan penyedia media yang cocok untuk digunakan oleh siswa. Dalam implementasi pembelajaran bahasa Indonesia di Madrasah banyak ditemukan kesulitan siswa dalam menulis puisi. Banyak siswa mengeluh saat mereka ditugaskan untuk menulis puisi. Hal ini dikarenakan mereka menganggap menulis puisi itu merupakan hal yang sulit dan tidak penting. Kesulitan yang mereka hadapi diantaranya dalam menentukan tema, memilih diksi, dan merangkai kata. Dalam kenyataannya, keterampilan menulis puisi di kelas VIII MTs Yaspina Ciputat, Tangerang masih rendah., rata-rata kererampilan menulis puisi siswa masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), yaitu 58,7. Rendahnya kemampuan menulis puisi disebabkan oleh pembelajaran yang diciptakan
dinilai
kurang
efektif,
baik
dalam
hal
metode-metode
pengajarannya, strategi yang kurang tepat untuk diberikan kepada peserta didik, maupun teknik-teknik pembelajaran yang dinilai kurang kreatif dan membosankan, tidak semua guru bahasa memiliki kegemaran terhadap menulis puisi, dan sikap berpikir inovatif dan kreatif yang belum tumbuh pada guru sebagai upaya mengembangkan diri. Beberapa faktor permasalahan di atas, timbul keinginan peneliti untuk menerapkan media lagu dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII MTs Yaspina Ciputat, Tangerang, karena pengajaran menulis puisi pada madrasah tersebut masih kurang kreatif, sehingga para siswa kurang bersemangat dalam menciptakan dan menulis puisi. Penggunaan media lagu dalam pembelajaran mampu menciptakan suasana yang menyenangkan, membuat pembelajaran menjadi lebih santai, dan pembelajaran akan lebih mudah dipahami oleh siswa. Media lagu digunakan sebagai inspirasi untuk memudahkan siswa mengungkapkan perasaannya dalam bentuk puisi. Selain itu, lagu hampir sama dengan puisi, keduanya harus memperhatikan pemilihan kata yang sesuai, mempunyai nilai seni yang dapat mengasah kreativitas. Berdasarkan pemaparan di atas, pembelajaran menulis puisi akan lebih baik lagi jika disajikan dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik, yang menggetarkan perasaan, mampu mewadahi kreativitas peserta
5
didik, dan mudah dipahami siswa. Media lagu dalam menulis puisi dipilih dalam penelitian ini disebabkan media dalam pembelajaran menulis puisi selama ini masih kurang efektif, masih kurang mengarahkan seluruh kemampuan siswa dan kurang memperhatikan minat siswa sehingga siswa tidak senang dengan kegiatan menulis puisi. Maka dari itu, saya melakukan penelitian tentang “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Lagu Ada Band “Surga Cinta” pada Siswa kelas VIII MTs Nur AsySyafi‟iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang”. Penggunaan media lagu dalam keterampilan menulis puisi diharapkan dapat membuat siswa lebih tertarik dalam menuangkan ide dan perasaannya melalui puisi sehingga kegiatan menulis puisi tidak lagi menjadi hal yang membosankan.
B. Identifikasi Masalah 1. Siswa kurang mendapatkan pelatihan dalam menulis puisi. 2. Siswa mengalami kesulitan dalam hal pemilihan kata dan gaya bahasa. 3. Guru kesulitan dalam membangkitkan minat menulis siswa. 4. Guru belum mengoptimalkan media yang tepat dalam pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, muncul banyak permasalahan yang harus diselesaikan. Agar penelitian ini lebih terfokus dan mendalam kajiannya, perlu ada pembatasan masalah penelitian. Dengan demikian, masalah yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada peningkatan keterampilan menulis puisi melalui media lagu Ada Band “Surga Cinta” pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi‟iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, permasalahan yang akan diteliti, yaitu Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis puisi melalui media lagu Ada Band “Surga Cinta” pada siswa kelas VIII MTs Nur AsySyafi‟iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang?
6
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis puisi melalui media lagu Ada Band “Surga Cinta” pada siswa kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi‟iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis: a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai alternatif bahan ajar di madrasah dalam pembelajaran menulis puisi. b. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pendukung pemikiran tentang penelitian pendidikan untuk mengembangkan media pembelajaran. 2. Manfaat Praktis: a. Bagi guru: 1) Meningkatkan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran. 2) Guru terampil menggunakan model pembelajaran yang variatif. b. Bagi Madrasah: 1) Memberi arah kinerja kepala madrasah dalam memfasilitasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran. 2) Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka memajukan dan meningkatkan prestasi sekolah bahwa pembelajaran menulis khususnya menulis puisi dapat menggunakan media lagu sebagai bahan pencapaian hasil belajar yang maksimal. c. Bagi Peneliti: 1) Dapat dijadikan sebagai bahan ajar ketika nanti menjadi guru. 2) Dapat mengembangkan kreativitas peneliti untuk terus mencari dan menemukan media yang lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hakikat Keterampilan Menulis Puisi 1. Pengertian Keterampilan Menulis Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis itu sendiri. Setiap keterampilan mempunyai hubungan erat dengan keterampilan yang lainnya. Keterampilan menulis sudah tentu berhubungan dengan menyimak, berbicara, dan membaca. “Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat memahami lambang-lambang grafik tersebut”.1 Menulis bukan hanya sekedar menggambarkan huruf-huruf, tetapi juga menyampaikan pesan melalui gambar huruf-huruf tersebut berupa karangan. Akhadiah dalam bukunya menjelaskan, “Menulis merupakan suatu proses aktivitas seseorang dalam menuangkan pikiran, ide-ide, perasaan, dan pendapat. Selain itu, menulis juga merupakan alat komunikasi secara tidak langsung. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan.2 Pengertian menulis lainnya diungkapkan oleh Suriamiharja dalam Resmini dan Juanda, yaitu menulis merupakan ''Kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga diartikan bahwa menulis
1
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1984), h. 21. 2 Sabarti, Akhadiah. Dkk. Menulis 1, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 13.
1
8
adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis''.3 Dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan menyusun dan mengkomunikasikan gagasan dengan medium bahasa yang dilakukan penulis kepada pembaca sehingga terjadi interaksi keduanya demi tercapainya suatu tujuan. Keterampilan menulis merupakan kemampuan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan memakai bahasa tulisan yang baik sesuai kaidah kebahasaan. 2. Hakikat Menulis Kreatif Menulis kreatif atau menulis sastra tidak sama dengan menulis laporan, surat dinas, ataupun makalah. Menulis sastra berkaitan dengan pribadi kreatif, karena dalam menulis sastra harus ada nilai seni dan kegunaan yang terkandung di dalamnya. The Oxford English Dictionary Online dalam Masri Sareb Putra, creative writing dipahami sebagai tulisan yang mengandung dimensi imaginasi
dan
intelegensi
sekaligus:
“…imaginative;
exhibiting
imagination as well as intellect, and thus differentiated from the merely critical, „academic‟, journalistic, professional, mechanical, etc., in literary or artistic production”.4 Maksudnya, menulis kreatif merupakan tulisan yang mengandung dimensi imaginasi dan intelegensi yang menunjukkan kecerdasan dalam hal mengkritik, akademik, jurnalistik, dan lain-lain dalam sastra. Menulis puisi merupakan salah satu kegiatan yang menunjukkan kreativitas. Menulis kreatif berhubungan dengan memberanikan siswa untuk mengungkapkan ide, dan perasaan mereka dalam mengomentari sebagian pikiran peserta didik yang jarang mereka gunakan. Menulis kreatif puisi adalah suatu proses penciptaan karya sastra yang merupakan bentuk curahan pengalaman. 3
Novi Resmini dan dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI PRESS, 2007), h. 31. 4 R. Masri Sareb Putra, Principles of Creative Writing, (Jakarta: Indeks, 2010), h. 10.
9
3. Hakikat Puisi Puisi
sebagai
bagian dari karya sastra, tentunya
banyak
mengandung nilai dan keindahan khas yang akan terungkap jika kita mampu memahaminya dengan baik dan benar. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra. “Definisi sastra dapat dibatasi pada “mahakarya” (great books), yaitu buku-buku yang dianggap menonjol karena bentuk dan ekspresi sastranya. Dalam hal ini, kriteria yang dipakai adalah segi estetis, atau nilai estetis yang dikombinasikan dengan nilai ilmiah”.5 Luxemburg dalam Siswanto menyatakan, “Puisi adalah teks-teks monolog yang isinya bukan pertama-tama merupakan sebuah alur”.6 Maksud dari pendapat tersebut ialah isi dari puisi bukan semata-mata merupakan sebuah cerita, tetapi merupakan ungkapan perasaan. James Smith dalam Handayani menyatakan, “Poetry is the “distillation of the essence of being”. At its best, poetry honours the subjective experience of the individual, and presents it in a manner that is “metaphorically
generalizable”.7
Maksudnya
puisi
merupakan
pengalaman subjektif individu dan menyajikannya ke dalam sebuah cara penggenaralan metafor. Dengan kata lain, puisi merupakan karya sastra berdasarkan pengalaman subjektif individu dengan menggunakan bahasa kias. Pendapat lain menyatakan, “Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif)”.8 Dalam puisi, penyair memilih kata-kata yang memiliki persamaan bunyi dan kata-kata dalam puisi juga singkat dan padat namun memiliki makna yang luas. W.H Auden dalam Wulandini mengatakan: 5
Rene Wellek dan Austin Warren, Teori Kesusastraan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993), h. 12. 6 Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: PT. Grasindo, 2008), h. 107. 7 Ratih Kanthi Handayani, “Pengaruh Media Pembelajaran Lagu Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Ditinjau Dari Pemahaman Bahasa Figuratif: Eksperimen pada Siswa Kelas 10 SMA N 1 Gemolong Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011,” (Skripsi S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, 2011), h. 7. 8 Herman J Waluyo, Apresiasi Puisi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 1.
10
Poetry makes nothing happen. Maksudnya puisi dapat membuat sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Sesuatu yang tidak mungkin teripikrkan oleh kita, menjadi ada dan bermakna. Misalnya puisi-puisi Sutardji Calzoum Bachri yang membebaskan kata-kata dari maknanya yang disebut juga sebagai puisi konkret. Dalam puisi konkret ini, tanda baca dan huruf-huruf sangat potensial membentuk gambar. Gambar wujud fisik yang “kasat mata” lebih dipentingkan daripada makna yang ingin disampaikan.9 Putra dalam bukunya membagi simbol dalam puisi menjadi beberapa macam sebagai berikut. Terdapat tiga macam simbol dalam puisi. Pertama, blank symbol yang maknanya bersifat umum, dan tidak perlu ditafsirkan lagi oleh pembaca. Misalnya, adu domba (menghasut), tahi lalat (bintil hitam di kulit). Kedua, natural symbol, yakni sim,bol yang menggunakan realitas alam seperti kerap dijumpai pada sajak-sajak Chairil anwar. Ketiga, private symbol, yakni simbol yang khusus diciptakan sendiri oleh penyair. Misalnya, puisi-puisi Sutardji Calzoum Bachri yang sarat dengan simbol pribadi. Simbol pribadi itu sukar dimengerti orang lain dan hanya dimengerti oleh segelintir orang, bahkan kerap hanya dimengerti oleh penulisnya sendiri.10 Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi bisa membuat sesuatu yang tidak ada menjadi ada dan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Puisi adalah ungkapan perasaan, emosi, dan ide yang disampaikan dengan bahasa yang indah susunannya dan mempunyai makna yang luas. Puisi merupakan wujud dari pengalaman penulisnya dalam bentuk bahasa yang memiliki makna yang dalam. Bahasa puisi mampu mengakomodasikan berbagai dimensi makna di balik apa yang tersurat. a. Klasifikasi Ragam Puisi Ragam puisi dapat digolongkan berdasarkan segi ungkapan, bentuk, dan isi . Pembagian ragam puisi tersebut ialah sebagai berikut. 9
Intan Febrina Wulandini, “Pengaruh Media Ilustrasi Musik Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X: Eksperimen pada Siswa SMA PGRI 22 Serpong,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 16. 10 R. Masri Sareb Putra, Principles of Creative Writing, (Jakarta: Indeks, 2010), h. 118.
11
1) Segi ungkapan Dari segi ungkapan, puisi dapat dikategorikan dalam lirik dan epik. Puisi lirik lebih mengutamakan suasana daripada tema, dan makna kerap perlu dipahami dalam kaitan dengan suasana batin tertentu yang hendak dibangun daripada dengan pesanpesan moral. Sesangkan puisi epik pada umumnya berisi tentang perjalanan seorang pahlawan atau tokoh serta berbagai perbuatan luhur yang dilakukannya. Epik banyak menggunakan kisahan dan lebih bergaya prosais sambil tetap mempertahankan unsur-unsur puitik. 2) Segi bentuk Dari segi bentuk, secara garis besar dapat disebutkan adanya sajak-sajak yang bentuknya terikat, seprti soneta, kwatrin, dan pantun. Soneta biasanya terdiri atas empatbelas larik dengan pola rima tertentu, sedangkan kwatrin adalah sebait sajak yang terdiri atas empat larik dengan rima tertentu. Pantun adalah sebuah bentuk puisi khas Melayu yang terdiri atas empat baris. 3) Segi isi Dari segi isi, puisi dapat dikategorikan dalam ode, epitaf, dan elegi. Ode adalah sajak yang berisi pujian untuk seorang tokoh atau suatu peristiwa besar. Epitaf merupakan sajak yang biasanya diguratkan pada batu nisan di makam seseorang yang berisi pesan moral yang dipetik dari pengalaman orang yang dimakamkan. Elegi adalah puisi yang berisi semacam dukacita akan sesuatu yang sangat berharga namun telah hilang.11 b. Bentuk dan Struktur Fisik Puisi Bentuk dan struktur fisik puisi sering disebut metode puisi. Bentuk dan struktur fisik puisi mencakup: 1) Perwajahan Puisi (Tipografi) “Perwajahan adalah pengaturan dan penulisan kata, larik dan bait dalam puisi. Pada puisi konvensional, kata-katanya diatur dalam deret yang disebut larik atau baris. Pengaturan baris dalam puisi dapat menentukan kesatuan makna, dan juga berfungsi untuk memunculkan ketaksaan makna (ambiguitas)”.12
11 12
Melani Budianta, dkk, Membaca Sastra, (Magelang: Indonesia Tera, 2006), h. 61. Ibid, h.113.
12
Perwajahan puisi juga bisa mencerminkan maksud dan jiwa pengarangnya. Perhatikan tipografi puisi “Hyang?” (Sutardji Calzoum Bachri) yang berlubang-lubang, terputus dan meloncatloncat
mengungkapkan
kekosongan,
kegelisahan,
dan
ketidakmenentuan pikiran penyairnya dalam mencari Hyang (Tuhan). HYANG yang mana ke atau dari mana meski pun lalu
se bab
antara Kau dan aku Dapat disimpulkan bahwa perwajahan atau tipografi dalam puisi dapat membedakan puisi dengan prosa, fiksi, dan drama. Tipografi merupakan bentuk dari puisi yang bermacam-macam tergantung penyairnya. 2) Diksi “Diksi adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya”.13 Karena puisi adalah bentuk karya sastra
13
Sihabudin, dkk, Bahasa Indonesia 2, (Surabaya: Amanah Pustaka, 2009), h. 6-9.
13
yang dengan sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pilihan kata akan mempengaruhi ketepatan makna dan keselarasan bunyi. Dalam puisinya “Aku” (Chairil Anwar), sebelumnya tertulis seperti di bawah ini. Kutipan 1 Aku Kalau Sampai Waktuku „Ku tahu tak seorang „kan merayu Tidak juga kau ………….. Chairil sadar bahwa kata tahu menunjukkan kelemahan dan menunjukkan sikap pesimis. Kemudian kata tahu diubah pada penerbitan berikutnya menjadi kata mau yang menunjukkan sikap kuat dan optimis. Seperti kutipan di bawah ini. Kutipan 2 Aku Kalau sampai waktuku „Ku mau tak seorang „kan merayu Tidak juga kau …………… Siswanto dalam bukunya menyatakan, “Diksi adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Pemilihan kata dalam puisi berhubungan erat dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Pemilihan kata juga berhubungan erat dengan latar belakang penyair”.14 Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kata-kata dalam puisi sangat besar peranannya. Setiap kata mempunyai fungsi tertentu dalam menyampaikan ide penyairnya. Kata-kata dalam puisi hendaknya disusun sedemikian serupa 14
Siswanto, op. cit., h.114.
14
sehingga dapat menyalurkan pikiran, perasaan penulisanya dengan baik. Kata-kata dalam puisi bisa juga tergantung siapa penyairnya, dan apa profesinya, karena latar belakang dan profesi penyair dapat mempengaruhi kata-kata yang digunakan. 3) Pengimajian (citraan) Altendbernd menyatakan, “Citraan ialah gambar-gambar dalam pikiran dan bahasa yang menggambarkannya”.15 Pendapat lain mengemukakan, “Pengimajian adalah kata atau
susunan
kata-kata
yang
dapat
memperjelas
atau
memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair”.16 Dapat disimpulkan bahwa pengimajian atau citraan merupakan bayangan atau gambar yang muncul dalam pikiran pembaca. Melalui imaji, penyair dapat memberikan gambaran yang jelas tentang pengalamannya kepada pembaca. Secara umum, terdapat beberapa jenis imaji, yaitu imaji visual (penglihatan), imaji auditif (pendengaran), imaji taktil (perasaan). (a) Imaji penglihatan. “Dalam imaji ini pembaca seolah-olah melihat objek yang diungkapkan”.17 Pembaca seolah-olah akan melihat suasana yang dibahas pada puisi. Perhatikan bait puisi yang terdapat imaji penglihatan berikut ini. Chairil Anwar: Bersandar pada tari warna pelangi Kau depanku bertudung sutra senja Di hitam matamu kembang mawar dan melati Harum rambutmu mengalun bergelut senda. Amir Hamzah: 15
Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2005), h. 79. 16 Herman J Waluyo, Apresiasi Puisi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 10. 17 Atmazaki, Analisis Sajak Teori, Metodologi dan Aplikasi, (Bandung: Angkasa, 1993), h. 96.
15
Nanar aku gila sasar Sayang berulang padamu jua Engkau pelik menarik ingin Serupa dara di balik tirai (b) Imaji auditif (pendengaran). “Imaji ini merupakan imaji yang ditimbulkan
oleh
pendengaran.
Penyair
yang
banyak
menggunakannya disebut penyair auditif”.18 Perhatikan bait puisi
Hartojo
Andangdjaja
yang
menggunakan
imaji
pendengaran di bawah ini. Hartojo Andangdjaja: RAKYAT ………….. Rakyat ialah kita beragam suara di langit tanah tercinta suara bangsi di rumah berjenjang bertangga suara kecapi di pegunungan jelita suara boning mengambang di pendapa suara kecak di muka pura suara tifa di hutan kebun pala Rakyat ialah surara beraneka ………….. (c) Imaji taktil (perasaan) adalah “Penciptaan ungkapan oleh penyair yang mampu mempengaruhi perasaan sehingga pembaca ikut terpengaruh perasaannya”.19 Dalam puisi “Senja di Pelabuhan Kecil”, Chairil Anwar menciptakan imaji taktil, sehingga pembaca merasakan kedukaan secara mendalam. ………….. 18 19
Pradopo, op. cit., h. 82. Waluyo, op. cit., h. 11.
16
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap 4) Kata Konkret Siswanto dalam bukunya menjelaskan, “Kata konkret adalah kata-kata yang dapat ditangkap dengan indra. Dengan kata konkret, akan memungkinkan imaji muncul”.20 Melalui kata konkret, penyair ingin menggambarkan sesuatu secara lebih konkret. Oleh karena itu, kata-kata diperkonkret. Sebagai contoh, Rendra dalam “Balada Terbunuhnya Atmo Karpo” membuat kata konkret berikut ini. Dengan kuku-kuku besi, kuda menebah perut bumi Bulan berkhianat, gosokkan tubuhnya pada pucukpucuk para Mengepit kuat-kuat lutut penunggang perampok yang diburu Surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang. Kaki kuda yang bersepatu besi disebut penyair kuku besi. Kuda itu menapaki jalan tidak beraspal yang disebut kulit bumi. Atmo Karpo sebagai perampok yang naik kuda digambarkan sebagai penunggang perampok yang diburu. Penggambaran perjalanan Atmo Karpo naik kuda yang meletihkan itu diperkonkret dengan larik surai bau keringat basah. Ia siap berperang dan telah menghunus jenawi (samurai). Hal ini diperkonkret dengan larik jenawi pun telanjang.21 Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penyair menggunakan kata konkret dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca, karena kata konkret berhubungan erat dengan imaji. Dengan kata konkret, pembaca dapat
20 21
Siswanto, op. cit., h.119. Waluyo, op. cit., h. 9.
17
menggambarkan atau membayangkan dengan jelas keadaaan atau suasana batin yang dilukiskan oleh penyair. 5) Bahasa kiasan (Majas) Abrams dalam Atmazaki mengemukakan, “Bahasa kiasan adalah pengganti arti dari apa yang kita pahami sebagai arti standar atau asli menjadi arti lain untuk mendapatkan arti atau efek tertentu”.22 Dapat disimpulkan bahwa efek yang ditimbulkan dalam memahami bahasa kiasan yang digunakan dalam sebuah puisi akan berbeda dengan efek yang ditimbulkan dalam memahami bahasa kiasan sehari-hari. Pendapat lain menyatakan, “Majas merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca. Kata retorik berasal dari bahasa Yunani rhetor yang berarti orator atau ahli pidato”.23 Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat dikatakan bahwa pada umumnya bahasa kiasan atau majas dipakai untuk menghidupkan sebuah puisi, dan untuk lebih mengekspresikan perasaan yang diungkapkan. Terdapat bermacam-macam bahasa kiasan/majas di dalam puisi. Namun ada beberapa bahsa kiasan/majas yang pemakaiannya lebih
dominan,
yaitu:
perbandingan
(simile),
metafora,
personifikasi, metonimi, sinekdot, hiperbola dan alegori. (a) Perbandingan (simile) “Perbandingan (simile) ialah bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain dengan mempergunakan kata-kata pembanding, seperti: bagai, sebagai, bak, seperti, dan sebagainya”.24 Dalam majas ini, dua hal yang pada hakikatnya 22
Atmazaki, op. cit., h. 49. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kosakata, (Bandung: Angkasa, 1985), h. 179. 24 Pradopo, op. cit., h. 62. 23
18
berlainan,
namun
penyair
sengaja
menganggap
sama.
Perhatikan contoh majas perbandingan di bawah ini. Subagio Sastrowardojo: AFRIKA SELATAN …………… Tetapi istriku terus berbiak seperti rumput di pekarangan mereka seperti lumut di tembok mereka seperti cendawan di roti mereka. Sebab bumi hitam milik kami. Tambang intan milik kami. Gunung natal milik kami. (b) Metafora Wahab dalam Sihabudin menjelaskan, “Metafora adalah ungkapan kebahasaan yang tidak dapat diartikan secara langsung dari lambang yang dipakai, karena makna yang dimaksud terdapat prediksi ungkapan kebahasaan itu”.25 Perbedaan metafora dengan majas perbandingan ialah metafora tidak menggunakan kata pembanding seperti yang digunakan dalam majas perbandingan. Perhatikan metafor di bawah ini. Segenap warga mengepung desa itu Dalam satu pusaran pulang balik Atma Karpo Mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang Berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri (W.S. Rendra, “Balada Atmo Karpo”) (c) Personifikasi Moeliono dalam Tarigan mengemukakan, “Personifikasi ialah jenis majas yang melekatkan sifat insani kepada barang yang
25
Sihabudin, dkk, op. cit., h. 6-11.
19
tidak bernyawa dan ide yang abstrak”.26 Benda-benda mati dibuat dapat berpikir, berbuat sesuatu seperti yang dilakukan oleh benda hidup. Perhatikan bait puisi Goenawan Mohamad “Di Beranda Angin tak Kedengaran Lagi” di bawah ini. ………….. Di beranda angin tak kedengaran lagi langit terlepas, ruang menunggu malam hari Kau berkata: pergilah sebelum malam tiba Ku dengar angin berdesah ke arah kita (d) Metonimi “Metonimi adalah kiasan pengganti nama. Sifat atau atribut suatu objek disebutkan sebagai pengganti objek tersebut, kemudian atribut atau sifat itu dianggap dapat berbuat sebagaimana objeknya sendiri berbuat”.27 Sebagai contoh, perhatikan bait puisi Toto Sudarto Bachtiar “Ibu Kota Senja” berikut. Klakson dan lonceng bunyi bergiliran ………….. Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan Di bawah bayangan samar istana kejang O, kota kekasih setelah senja Klakson dan lonceng dapat menggantikan orang atau partai yang bersaing adu keras suaranya. Sungai kesayangan menggantikan sungai ciliwung. Istana menggantikan kaum kaya yang memiliki rumah seperti istana. Kota kekasih adalah Jakarta. (e) Sinekdok “Sinekdok merupakan bahasa kiasan yang mengungkapkan sebagian 26 27
Tarigan, op. cit., h. 184. Atmazaki, op. cit., h. 56.
untuk
menunjuk
keseluruhan
objek
atau
20
mengungkapkan objek”.
28
keseluruhan
untuk
menunjuk
sebagian
Pradopo dalam bukunya membagi sinekdok dalam
dua macam, yaitu: 1. pars pro toto: sebagian untuk keseluruhan. 2. totum pro parte: keseluruhan untuk sebagian.29 Sebagai contoh, perhatikan bait puisi Toto Sudarto Bachtiar berikut ini. KEPADA SI MISKIN Terasa aneh dan aneh Sepasang-sepasang mata memandangku Menimpakan dosa Terus terderitakankah pandang begini? IBU KOTA SENJA Gedung-gedung dan kepala mengabur dalam senja ………… Dan tangan serta kata menahan napas lepas bebas Menunggu waktu mengangkut maut (f) Alegori “Alegori adalah cerita yang diceritakan dalam lambanglambang dan merupakan metafora yang diperluas. Biasanya alegori merupakan cerita yang panjang dan rumit dengan makna atau maksud dan tujuan yang terselubung”.30 Perhatikan puisi Sapardi Djoko Damono di bawah ini.
DI KEBON BINATANG Seorang wanita muda berdiri terpikat memandang ular yang melilit sebatang pohon sambil menjulurjulurkan 28
Ibid, h. 57. Pradopo, op. cit., h. 78. 30 Tarigan, op. cit. h. 185. 29
lidahnya,
katanya
kepada
suaminya,
21
“Alangkah indahnya kulit ular itu untuk tas dan sepatu!” Lelaki muda itu seperti teringat sesuatu, cepat-cepat menarik lengan istrinya meninggalkan tempat terkutuk itu. (g) Hiperbola “Hiperbola adalah sejenis majas yang mengandung pernyataanpernyataan yang berlebihan jumlahnya, ukurannya, atau sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya”.31 Sebagai contoh, perhatikan bait puisi Chairil Anwar berikut ini. AKU ………… Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku akan hbidup seribu tahun lagi 6) Rima Wahyudi dalam bukunya mengatakan, “Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, maupun akhir baris puisi”.32 Sedangkan Abrams dalam Atmazaki memaparkan: rima menyangkut bunyi vokal huruf hidup yang diberi tekanan dan bunyi yang mengikuti vokal itu. Ia juga menyebutkan beberapa rima. Rima akhir end rhymes 31 32
Ibid, h. 186. Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: PT. Grasindo, 2008), h.122.
22
adalah rima yang terdapat di akhir baris sajak; sedangkan rima dalam internal rhymes adalah rima yang terdapat di dalam baris sajak. Selanjutnya disebutkan rima jantan masculine rhymes, yaitu rima yang terdiri atas satu suku kata yang mendapatkan tekanan; sedangkan rima betina feminine rhymes adalah rima yang terdapat pada kata yang terdiri atas dua suku kata atau lebih, suku kata pertama mendapat tekanan, sedangkan suku kata berikutnya tidak bertekanan. Rima betina yang terdapat pada kata bersuku dua disebut double rhymes dan bersuku tiga disebut triple rhymes. Keduanya dalam bahasa Indonesia disebut rima ganda.33 Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa rima berkaitan dengan baris, maka dapat dilihat pada persamaan bunyi antara baris yang satu dengan baris yang lain. 7) Ritme dan Metrum Waluyo dalam bukunya mengatakan, “Ritme berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Dalam puisi, ritme berupa pengulangan yang teratur suatu baris puisi menimbulkan gelombang yang menciptakan keindahan”.34 Di samping ritme, dalam puisi dikenal juga apa yang disebut dengan metrum. “Metrum adalah bagian dari ritme. Apabila ritme tersusun terjadi dari dalam suatu perulangan dari unit-unit yang teratur, maka itu disebut metrum”.35 Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi akan terdengar lebih indah apabila rima, ritme dan metrum dalam puisi tersebut teratur. Apabila perulangan dan pergantian kesatuan bunyi tidak dialunkan dengan teratur, maka puisi mungkin tidak akan terdengar dengan indah.
33
Atmazaki, Analisis Sajak Teori, Metodologi dan Aplikasi, (Bandung: Angkasa, 1993), h.
34
Herman J Waluyo, Apresiasi Puisi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 12. Atmazaki, op. cit., h. 93.
81. 35
23
c. Struktur Batin Puisi 1) Tema Dalam Waluyo, “Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Tema mengacu pada penyair”.36 Untuk mengetahui tema, perlu juga mencari tahu latar belakang penyair agar tidak salah dalam menentukan tema. Misalnya, penyair yang religius cenderung menulis puisi dengan tema ketuhanan. 2) Perasaaan “Puisi dapat mengungkapkan perasaan penyair. Membaca puisi dengan suara keras akan lebih membantu menemukan perasan
penyair
tersebut”.
yang
melatarbelakangi
terciptanya
puisi
37
Perasaan dalam puisi tergantung dengan psikologis penyair dan latar belakang social penyair, baik dari latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas social, usia, maupun kedudukan dalam masyarakat. 3) Nada Siswanto dalam bukunya mengatakan, “Nada dalam puisi adalah
sikap
penyair
terhadap
pembacanya.
Nada
juga
berhubungan dengan tema dan rasa”.38 Dapat disimpulkan bahwa nada berhubungan dengan tema dan rasa. Jika dalam suatu puisi memiliki tema tentang Tuhan, maka nada dalam puisi tersebut juga harus sesuai dengan tema Tuhan. 4) Amanat Dalam Waluyo, “Amanat, pesan atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi”.39 36
Waluyo, op. cit., h. 17. Ibid, h. 39. 38 Siswanto, op. cit., h.125. 37
24
Seorang penyair harus menghasilkan sebuah karya yang memiliki amanat yang jelas. Setiap pembaca dalam menentukan amanat akan berbeda karena pembaca memiliki cara pandang yang berbeda-beda terhadap suatu puisi. Dilihat dari definisi menulis dan definisi puisi menurut beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud keterampilan menulis puisi dalam penelitian ini adalah pengungkapan perasaan, gagasan/ide terhadap sesuatu yang dialami, dirasakan, didengar, dan dilihat. Semuanya dituangkan secara tertulis dalam bentuk puisi dengan mempertimbangkan aspek ketepatan pilihan kata, penggunaan majas, serta keindahan bahasa. Menulis puisi merupakan suatu keterampilan menulis sastra yang kegiatannya memaparkan isi jiwa, pengalaman, dan penghayatan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alatnya. Tingkah laku yang termasuk dalam keterampilan menulis puisi, antara lain keterampilan memilih ide, keterampilan menggunakan bahasa menurut kaidah yang benar, dan keterampilan memilih dan menggunakan kosakata, ungkapan, dan gaya bahasa yang tepat dan menarik.
B. Hakikat Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Media pembelajaran merupakan sarana dan prasarana yang dapat mempermudah penyampaian pesan atau informasi pembelajaran.
Pesan
atau
informasi
dapat
berupa,
dalam proses pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang baru. Rossi
dan
Breidle
dalam
Sanjaya
mengatakan,
“Media
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran , majalah, dan sebagainya”.40
39 40
Waluyo, op. cit., h. 40.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 163.
25
Gerlach dan Ely dalam Arsyad menyatakan, “Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi
yang
membuat
siswa
mampu
memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap”.41 Sedangkan, Bretz dalam Budinuryanta, menjelaskan: Media adalah sesuatu yang terletak di tengah-tengah, menjadi suatu perantara. Ia menghubungkan semua pihak yang membutuhkan terjadinya suatu hubungan. Bretz membedakan antara media komunikasi dan alat bantu komunikasi. Perbedaannya adalah media komunikasi merupakan sesuatu yang berkemampuan untuk menyajikan keseluruhan informasi dan menggerakkan paling tidak antara pelajaran dan subjek yang dipelajari, sedangkan alat bantu komunikasi semata-mata merupakan penunjang pada penyajian yang dilakukan oleh guru.42 Ada juga pendapat lain yang mendefinisikan media, Munadi dalam bukunya, “Media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”.43 Berdasarkan beberapa definisi di atas, media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai perantara penyampaian pesan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. 2. Ciri-ciri Media Pendidikan Gerlach & Ely dalam Arsyad, mengemukakan tiga ciri-ciri media pendidikan sebagai berikut. a. Ciri Fiksatif (Fixative Property), ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property), transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat 41
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 3. Budinuryanta Y, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 4.3. 43 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h. 7. 42
26
disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. c. Ciri Distributif (Distributive Property), ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.44 Media pendidikan selain sebagai perantara penyampaian pesan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, media juga memiliki ciri-ciri, yaitu dapat menyimpan, merekam suatu objek atau peristiwa, media dapat memanipulasi suatu peristiwa atau objek untuk kemudian disajikan kepada siswa, dan media juga dapat didistribusikan sehingga suatu objek atau peristiwa dapat disajikan di depan kelas. 3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Kemp & Dayton dalam Arsyad mengatakan bahwa media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu: Pertama, memotivasi minat atau tindakan. Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela,atau memberikan sumbangan material). Kedua, menyajikan informasi. Untuk memenuhi tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapkan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Ketiga, memberi instruksi. Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.45
44 45
Arsyad, op. cit., h. 12. Arsyad, op. cit., h. 19.
27
Sementara Yudhi Munadi dalam bukunya, berpendapat bahwa fungsi media pembelajaran ini lebih difokuskan pada dua hal, yakni analisis fungsi yang didasarkan pada medianya dan didasarkan pada penggunanya, antara lain: Pertama, fungsi yang didasarkan pada media pembelajaran, yakni (1) media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar, bahwa media itu dapat dikatakan sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain dalam proses pembelajaran, (2) fungsi semantik, yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (symbol verbal) yang maknanya benar-benar dipahami anak didik, (3) fungsi manipulatif, dalam fungsi ini media memiliki dua kemampuan, yakni pertama, mengatasi batasbatas ruang dan waktu, seperti mengahdirkan objek, menjadikan objek, dan menghadirkan kembali objek yang telah terjadi, kedua mengatasi keterbatasan indrawi manusia, seperti membantu siswa dalam memahami objek. Kedua, fungsi yang didasarkan kepada penggunanya (anak didik) terdapat dua fungsi, yakni (1) fungsi psikologis, antara lain: a) fungsi atensi, yaitu media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap materi ajar, b) fungsi afektif, yaitu media pembelajaran dapat menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu, c) fungsi kognitif, yaitu media pembelajaran dapat mengembangkan kemampuan kognitif siswa, d) fungsi imajinatif, yaitu media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa, e) fungsi motivasi, yaitu media pembelajaran melalui guru dapat memotivasi siswanya dengan cara membangkitkan minat belajar siswa dan dengan cara memberikan harapan pada diri siswa, (2) fungsi sosio-kultural, yakni media pembelajaran dapat mengatasi hambatan sosio-kultural antarpeserta komunikasi pembelajaran.46 Winkel dalam Alfin, dkk mengatakan bahwa media pembelajaran memiliki fungsi, yakni “(1) menyimpan dan merekam data informasi; (2) memanipulasi
objek
yang
tidak
dapat
dihadirkan;
dan
(3)
menyebarluaskan informasi. Selain itu media juga berfungsi (1) memperjelas informasi; (2) menarik dan memperkuat minat belajar; (3) memudahkan proses belajar; dan (4) mengongkretkan konsep abstrak”.47 46
Munadi, op. cit., h. 36. Jauharoti Alfin, dkk, Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidiyah, 2009), h. 7-8. 47
28
Media pembelajaran juga banyak menunjukkan dampak positif dalam pembelajaran di kelas. Beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, yaitu: a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya. c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.48 Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran sangat penting bagi siswa, dengan menggunakan media pembelajaran pengalaman siswa menjadi lebih konkret dan pesan yang ingin disampaikan oleh guru dapat tersampaikan dengan benar dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Melalui media pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa lebih menjadi konkret. 4. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Proses belajar mengajar akan mempunyai arti bagi siswa jika melahirkan suatu hasil yang optimal, artinya siswa mengalami perubahan tingkah laku baik menyangkut aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hal ini dapat diantisipasi oleh guru dengan upaya menggunakan perangkat media dalam proses mengajarnya.pemilihan media pengajaran bukanlah hal yang mudah bagi seorang guru, artinya dalam pelaksanaannya guru harus mempertimbangkan beberapa aspek, antara lain:
48
Arsyad, op. cit., h. 26.
29
a. Sesuai dengan tujuan Dalam pemilihan media yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar harus disesuaikan dengan ranah kognitif, afektif dan psikomotor. b. Sesuai dengan kemampuan guru Penggunaan media pembelajaran juga harus disesuaikan dengan kemampuan seorang guru. Oemar Hamalik dalam Ruswandi mengatakan bahwa guru dapat melakukan dua hal sebelum mencoba mempergunakan media dalam proses belajar mengajar, yaitu: “(1) mengikuti berbagai pelatihan yang diselenggarakan oleh bidang pengembangan pada organisasi media pendidikan, (2) rajin membaca petunjuk/panduan yang berkaitan dengan penggunaan media dalam proses belajar mengajar”.49 c. Sesuai dengan taraf berpikir anak Dalam penggunaan media pembelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan siswa, jika pemilihan media mengabaikan kemampuan siswa, maka siswa tidak akan memperhatikan materi yang diajarkan. d. Kemudahan untuk memperolehnya Media harus dirancang oleh guru sesederhan mungkin, untuk mampu membuat atau mengembangkan media untuk pembelajaran agar sesuai dengan yang diharapkan, seorang guru harus mengetahui langkah-langkahnya. Arif S. Sadiman dalam Ruswandi membagi elapan langkah untuk membuat atau mengembangkan media pembelajaran, yaitu: “(1) identifikasi kebutuhan siswa, (2) perumusan tujuan pembelajaran, (3) perumusan butir-butir materi, (4) perumusan alat ukur keberhasilan, (5) penulisan naskah media, (6) ujicoba media, (7) revisi, dan (8) produksi media”.50
49 50
Uus Ruswandi, dkk, Media Pembelajaran, (Bandung: CV. Insan Mandiri), h. 28 Ibid.
30
e. Sesuai dengan situasi dan kondisi Dalam pemilihan media pembelajaran harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah atau tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, misalnya dari segi sarana dan prasarananya. f. Kualitas alat/teknik Untuk menghindari terjadinya ketidakberesan dalam proses belajara mengajar yang disebabkan oleh kualitas alatnya, seorang guru sebaiknya memiliki media yang representatif, seperti kualitas gambar dan suara. g. Efektif dan efisien dalam penggunaannya Sudirman dalam Ruswandi mengatakan, “Efektif adalah informasi yang diberikan oleh guru dapat diserap oleh siswa secara optimal sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku pada diri siswa. Efisiensi adalah penyajian materi dapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga”.51 Penggunaan media pembelajaran sebaiknya dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Dalam pemilihan media pembelajaran bahasa Indonesia juga perlu mempertimbangkan prinsip pemilihan media. Prinsip yang dimaksud adalah sebagai berikut. a. Prinsip efisien/hemat (cost factor), yakni media yang dipilih harus terjangkau pengadaannya. b. Prinsip ketersediaan (availability factor), yakni media yang dipilih harus benar-benar tersedia pada saat dibutuhkan. c. Prinsip teknis (technical quality), yakni media yang dipilih harus memenuhi persyaratan teknik sehingga dapat dibaca, dilihat, atau didengar dengan jelas. d. Prinsip penggunaan (technical know how), yakni media yang dipilih harus dapat digunakan dengan mudah oleh guru.52 Dalam pemilihan media pembelajaran jika disesuaikan dengan beberapa kriteria yang disebutkan di atas, maka proses belajar mengajar akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat mencapai tujuan 51
Ibid, h. 31. Jauharoti Alfin, dkk, Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidiyah, 2009), h. 7-12. 52
31
yang telah ditetapkan. Sebaiknya seorang guru harus benar-benar mempertimbangkan beberapa kriteria di atas. 5. Klasifikasi Media Pembelajaran Munadi dalam bukunya mengelompokkan media pembelajaran menjadi empat kelompok besar, antara lain: a. Media Audio Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. b. Media Visual Media yang hanya melibatkan indera penglihatan. c. Media Audio Visual Media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. d. Multimedia Multimedia adalah media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran. Yang termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui computer dan internet, bisa juga melalui pengalaman berbuat dan terlibat.53 Sanjaya
dalam
bukunya
juga
mengklasifikasikan
media
pembelajaran menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya, antara lain: a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam: 1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, seperti radio dan rekaman suara. 2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak. 3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam: 1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi.
53
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada, 2012), h. 55.
32
2) Media yang memiliki daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya. c. Dilihat dari cara pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam: 1) Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya. 2) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan , radio, dan lain sebagainya.54 Kemp & Dayton dalam Arsyad mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, yaitu: a. Media cetakan, media ini meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi. b. Media pajang, media ini pada umumnya digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi di depan kelompok kecil, yaitu papan tulis, flip chart, papan magnet, papan kain, papan buletin, dan pameran. c. Proyektor transparansi (OHP), transparasi yang diproyeksikan adalah visual baik berupa huruf, lambang, gambar, grafik yang dipersiapkan untuk diproyeksikan ke sebuah layar atau dinding melalui sebuah proyektor. d. Rekaman audio-tape, pesan dan isi pelajaran dapat direkam pada tape magnetik sehingga hasil rekaman itu dapat diputar kembali pada saat diinginkan. e. Slide (film bingkai), media ini merupakan suatu film transparansi yang berukuran 35mm dengan bingkai 2 x 2 inci dan terbuat dari karton atau plastic. Film bingkai diproyeksikan melalui slide proyektor. f. Film dan video, media ini merupakan gambar hidup dalam frame di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. g. Televisi, media ini merupakan system elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. h. Komputer, media ini merupakan mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit.55
54
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 172. 55 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 37.
33
Dari uraian dan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum media pembelajaran terdiri atas, media audio, media visual, dan media audio-visual. Sebagai seorang guru harus mengerti taksonomi media pembelajaran yang telah disebutkan di atas agar dapat memilih media sesuai dengan yang diinginkan dan memenuhi kriteria peserta didik. Dengan pemilihan jenis media yang baik dalam pembelajaran, maka siswa akan mudah dalam memahami materi yang diajarkan.
C. Lagu Sebagai Media Pembelajaran Lagu merupakan bagian dari musik. Gracyk dan Kania dalam Andjani mengatakan, “Musik adalah (1) Suara, (2) yang diproduksi dan diorganisir dengan intensi, (3) untuk memiliki setidaknya satu ciri musikal, seperti nada atau irama”.56 Dengan kata lain, musik merupakan suara yang dihasilkan dari nada atau irama. Musik merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan lagu. Lagu adalah gubahan nada (biasanya diiringi dengan alat musik) untuk menghasilkan
gubahan
musik
yang
mempunyai
kesatuan
dan
kesinambungan (mengandung irama).57 Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa musik merupakan seni yang timbul atau yang dihasilkan dari suatu nada-nada atau suara-suara yang harmonis. Musik sendiri tidak dapat dipisahkan dengan lagu yang merupakan gubahan musik yang timbul dari perasaan atau pikiran manusia sebagai pengungkapan ekspresi diri yang mengandung nada dan irama yang enak didengar. Penggunaan lagu dalam media pembelajaran tentunya akan memberikan dampak 56
positif untuk proses pembelajaran. Hal itu
Karina Andjani, Apa Itu Musik? Kajian tentang Sunyi dan Bunyi Berdasarkan 4‟33” Karya John Cage, (Tangerang: CV. Marjin Kiri, 2014), h.42. 57 Ratih Kanthi Handayani, “Pengaruh Media Pembelajaran Lagu Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Ditinjau Dari Pemahaman Bahasa Figuratif: Eksperimen pada Siswa Kelas 10 SMA N 1 Gemolong Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011,” (Skripsi S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, 2011), h. 16.
34
dikarenakan iringan lagu merupakan salah satu cara untuk merangsang pikiran, sehingga siswa dapat menerima materi pelajaran dengan baik. Selain merangsang pikiran, iringan lagu juga dapat memperbaiki konsentrasi, ingatan, meningkatkan aspek kognitif, dan juga kecerdasan emosional. Lagu mempengaruhi perasaan siswa yang akan berpengaruh pada proses belajar mengajar. Iringan lagu tidak mesti selalu ada supaya proses pembelajaran dapat berlangsung akan tetapi lagu dapat menjadikan proses
pembelajaran
menjadi
lebih
menyenangkan
dan
tidak
membosankan. Lagu berasal dari sebuah karya tertulis yang diperdengarkan dengan iringan musik. Mereka yang mendengarkan lagu bisa merasa sedih, senang, bersemangat, dan perasaan emosi lain karena efek dari lagu yang begitu menyentuh. Selain itu, lagu mampu menyediakan sarana ucapan yang secara tidak sadar disimpan dalam memori di otak. Keadaan ini yang justru menjadikan proses pembelajaran menjadi tidak kaku, dan terkesan dikondisikan, yang kadang dalam beberapa hal tidak disenangi oleh siswa. Melihat keuntungan tersebut, lagu memberikan keuntungan tersendiri bagi pengajaran pengucapan, sehingga hasilnya dianggap lebih efektif. Pemanfaatan
lagu
sebagai
media
pembelajaran
sebenarnya
merupakan hal yang biasa jika dibandingkan dengan media lainnya. Namun, menjadi hal yang luar biasa ketika pendengar menangkap pesan yang disampaikan oleh penyanyi secara mudah. Jadi, penyanyi tidak sekedar menyanyi dengan suara indah, tetapi juga dapat menyampaikan pesan pada lagu tersebut.
D. Profil Ada Band Ada band adalah sebuah grup musik yang berasal dari Jakarta. Band ini terdiri dari 4 personel, yaitu Aditya Pratama, Dika Satjadibrata, Marshall Suryarachman, dan Donnie Sibarani. Vokalis pada band ini adalah Donnie Sibarani. Ada band memiliki 11 album, yaitu Seharusnya (1996), Peradaban (2000), Tiara (2001), Metamorphosis (2003), Heaven of
35
Love (2004), Romantic Rhapsody (2006), Cinema Story (2007), dan Harmonius (2008), Mystery of Musical (2009), Empati (2011), Masa Demi Masa (2013). Album “Romantic Rhapsody” berisi 12 lagu yang bertemakan cinta. Album ini didukung penuh oleh PT. Softex Indonesia bekerja sama promosi dengan EMI Music Indonesia.58 Single “Surga Cinta” merupakan salah satu single yang ada pada album “Romantic Rhapsody”. Berikut ini disajikan lirik lagu Ada Band “Surga Cinta”. Surga Cinta Terdiam Hanya bisa diam Dingin menyerang Di sekujur tubuhku Layangkan mata Menembus cahaya Putih kilaunya Meneduhkan lamunan Masih jelas terlihat Pesona ayumu Masih jelas terasa Getar dawai jiwamu aahh… Perlahan bawa semua tanya Satu bersama Langkah di taman ini Terangkai bunga tanda Cinta murni adanya 58
Dadang Herdiana, “Biodata dan Profil Ada Band”, diakses pada 16 September 2014 pukul 21.13 WIB dari http://www.dadangherdiana.com/2013/06/biodata-dan-profil-ada-band.html?m=1
36
Tapi kekasih pun tiada Muncul hapus rinduku aahh… Inikah surga cinta yang banyak orang pertanyakan Atau hanya mimpi yang tiada pernah berakhir jua Di mana aku sedang berada Mengapa sendiri Lari telanjang tanpa seorang pun Yang akan mau peduli Inikah surga cinta yang banyak orang pertanyakan Atau hanya mimpi yang tiada pernah berakhir jua Terbanglah cinta sampaikan sayangku hanya bagi dia Tak ingin rasa sepi meratapi malang tanpa dirinya
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di MTs Nur-Asyafi‟iyah (Yaspina), yang beralamat di Jl. Pahlawan No. 18 Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. 2. Waktu Pengambilan data ini dilaksanakan pada semester genap 2013/2014 selama empat bulan, yaitu mulai bulan Maret-Juni 2014 di MTs NurAsyafi‟iyah (Yaspina). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan jumlah peserta didik 22 orang.
B. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media lagu. Nana Syaodih mengatakan, “Penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematik yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri, dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan penyempurnaan”.59 Adapun Ridho Kurnianto, dkk dalam bukunya mengungkapkan, “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif
dengan
melakukan
tindakan-tindakan
tertentu
agar
dapat
memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan secara bersama di kelas secara professional”.60 59
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 140. 60
Rido Kurnianto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: Learning Assistance Program for Islamic School-PGMI, 2009), h. 3 – 9.
1
38
Dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang reflektif dan kolaboratif untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas dengan tindakan tertentu. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian tindakan Kemmis dan Mc Taggart. Dalam Kurnianto, dkk, model penelitian tindakan Kemmis dan Mc Taggart terdapat empat komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).61 Adapun proses penelitian tindakan pada setiap siklus adalah sebagai berikut. 1. Perencanaan (Planning) Peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, dan menyusun alat evaluasi atau instrumen penelitian. 2. Tindakan (Acting) Pelaksanaan penelitian ini mnegikuti tahap-tahap penelitian tindakan kelas yakni membuat perencanaan tindakan, melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana tindakan, pengamatan/observasi, dan melaksanakan refleksi. Adapun pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan dengan menerapkan lagu sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi peserta didik kelas VIII-1 MTs NurAsyafi‟iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang. Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan secara berdaur ulang. Secara garis besar, pelaksanaan tindakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Melaksanakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media lagu, yakni: siswa memahami teori menulis puisi dan unsur pembangunnya, siswa mendengarkan lagu 61
Ibid, h. 5 – 14.
39
yang diputar, siswa mencatat kata-kata yang terdapat pada lagu yang telah diperdengarkan, siswa memetakan kata-kata yang dicatatnya, siswa menulis puisi berdasarkan kata yang terdapat pada lagu, dan siswa memeriksa kembali hasil karyanya dan mengumpulkannya. b. Observer melakukan pengamatan pada pelaksanaan tindakan. 3. Observasi (Observing) Pada tahap ini, observer mengamati kegiatan pembelajaran dengan menggunakan catatan lapangan. Observasi dilakukan untuk mencatat proses pembelajaran dan mengetahui kesulitan siswa dengan media yang digunakan dalam proses pembelajaran. Kegiatan observasi ini digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan tindakan pada siklus berikutnya. 4. Refleksi (Reflecting) Pada tahap ini, peneliti mencatat hasil observasi, mengevaluasi hasil
observasi,
menganalisis
hasil
pembelajaran,
dan
mencatat
kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya.
C. Subjek dan Objek Penelitian Peserta didik yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 MTs Nur Asy-syafi‟iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang. Objek penelitian tindakan kelas ini mencakup proses dan hasil. Objek penelitian yang berupa proses adalah proses pelaksanaan pembelajaran menulis puisi yang berlangsung pada siswa kelas VIII-1. Objek penelitian yang berupa hasil, yaitu skor yang diperoleh siswa melalui penulisan puisi sebagai produk setelah melakukan kegiatan pembelajaran menulis puisi melalui media lagu Ada Band “Surga Cinta”.
D. Sumber dan Jenis Data Sumber dan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut.
40
1. Sumber Tertulis Sumber tertulis dalam penelitian ini meliputi catatan lapangan, dan hasil karya puisi siswa. 2. Kata-kata dan Tindakan Kata-kata dan tindakan diperoleh dari guru sebagai kolaborator dan siswa sebagai subjek penelitian. Data kata-kata dan tindakan guru mencakup setiap kegiatan yang berlangsung selama penelitian, yaitu mulai dari observasi awal, pengidentifikasian masalah, diskusi, penerapan media lagu dalam pembelajaran menulis puisi serta refleksi dan evaluasi. Data katakata dan tindakan dari peserta didik diperoleh melalui proses pembelajaran menulis puisi dengan media lagu yang meliputi aktivitas dan interaksi siswa di dalam kelas. 3. Alat rekam gambar Alat rekam gambar ini berupa foto-foto dan rekaman audio selama penelitian berlangsung. Foto dan rekaman digunakan untuk menangkap kegiatan yang dilakukan guru, siswa, dan peneliti dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan media lagu.
E. Tinjauan Pustaka Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Intan Febrina Wulandini yang berjudul “Pengaruh Media Ilustrasi Musik Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA PGRI 22 Serpong”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian true experimental
design
(eksperimen
yang
betul-betul).
Penelitian
ini
menggunakan rancangan penelitian posttest-only control group design, yaitu kedua kelompok (kelas eksperimen dan kelas kontrol) hanya diambil hasil tes akhirnya saja (posttest). Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang dilakukan pada penelitian Intan Febrina Wulandini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh media ilustrasi musik terhadap kemampuan menulis puisi siswa. Rata-rata
41
hasil belajar yang menggunakan media ilustrasi musik lebih tinggi disbanding rata-rata hasil belajar yang tidak menggunakan media ilustrasi musik. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian penulis karena samasama membahas mengenai keterampilan menulis puisi. Perbedaannya, penelitian Intan Febrina Wulandini menggunakan metode eksperimen dan menggunakan media ilustrasi musik sedangkan penelitian penulis merupakan penelitian tindakan kelas dan menggunakan media lagu. Penelitian lain yang juga relevan dengan penelitian penulis adalah penelitian yang dilakukan oleh Ratih Kanthi Handayani yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Lagu Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Ditinjau dari Pemahaman Bahasa Figuratif Siswa Kelas 10 SMA N 1 Gemolong, Sragen”. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kemampuan menulis puisi dan variabel bebas terbagi menjadi dua, yaitu variabel bebas media pembelajaran yang dikategorikan media lagu dan gambar, dan variabel atributif pemahaman bahasa figuratif yang dikategorikan tinggi dan rendah. Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian Ratih Kanthi Handayani dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rataan yang signifikan antara pembelajaran menulis puisi dengan media lagu dan media gambar terhadap kemampuan menulis puisi siswa, terdapat perbedaan rataan yang signifikan antara siswa yang memilki pemahaman bahasa figuratif tinggi dan siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif rendah terhadap kemampuan menulis puisi, dan terdapat interaksi antara media pembelajaran dan pemahaman bahasa figuratif terhadap kemampuan menulis puisi. Persamaan penelitian Ratih Kanthi Handayani dengan penelitian penulis adalah sama-sama membahasa mengenai keterampilan menulis puisi dengan media lagu. Perbedaannya, penelitian Ratih Kanthi Handayani menggunakan metode eksperimen dan menggunakan dua media pembelajaran, yaitu media lagu dan media gambar serta menggunakan bahasa figuratif sebagai variabel bebas atributif sedangkan penelitian penulis merupakan
42
penelitian tindakan kelas dan hanya menggunakan satu media, yaitu media lagu. Penelitian yang dilakukan oleh Annita Dwi Widayanti juga relavan dengan penelitian penulis, yaitu berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Model Pembelajaran Examples Non Examples pada Siswa kelas VII SMP N 4 Pati Tahun Ajaran 2012/2013”. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan analisis data deskripsi kuantitatif. Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa thitung > ttabel, jadi Ho ditolak dan Ha diterima. Daapat disimpulkan bahwa peningkatan keterampilan menulis puisi dengan model pembelajaran examples Non examples pada Siswa kelas VII SMP N 4 Pati Tahun Ajaran 2012/2013 efektif. Persamaan penelitian Annita Dwi Widayanti dengan penelitian penulis adalah sama-sama membahas mengenai peningkatan keterampilan menulis puisi. Perbedaannya, penelitian Annita Dwi Widayanti menggunakan metode eksperimen dan menggunakan model pembelajaran examples Non examples sedangkan penelitian penulis menrupakan penelitian tindakan kelas dan menggunakan media lagu.
F. Prosedur Penelitian Susilo dalam Rido Kurnianto mendefinisikan, “Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh guru/calon guru yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi pembelajaran”.62 Prosedur yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam kegiatan berbentuk siklus yang merupakan siklus proses putaran yang terdiri dari empat komponen, meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat tahapan dalam penelitian tindakan tersebut merupakan unsur untuk membentuk sebuah siklus.
62
Ibid, h. 3 – 10.
43
Berikut merupakan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian penggunaan media lagu untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis puisi. 1. Studi Pendahuluan (Pratindakan) Sebelum
melakukan
penelitian,
peneliti
melakukan
studi
pendahuluan terlebih dahulu. Studi pendahuluan yang peneliti lakukan dimulai dengan observasi, dan melaksanakan tes menulis puisi sebelum tindakan dilakukan (pratindakan) sebagai alat ukur yang akan digunakan sebagai
perbandingan
dengan
hasil
setelah
tindakan
dilakukan
(pascatindakan). 2. Siklus I a. Perencanaan Tindakan Siklus I Tahap Perencanaan tindakan siklus I meliputi: 1) menentukan tema pembelajaran, 2) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, 3) mempersiapkan lagu sebagai media pembelajaran, 4) membuat instrumen. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I Tahap pelaksanaan tindakan siklus I meliputi: 1) pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah disusun, 2) menjelaskan pengertian puisi, 3) pemutaran lagu Ada Band “Surga Cinta”, 4) siswa memperhatikan dan mencatat kata-kata yang terdapat pada lagu, 5) siswa memetakan kata-kata yang dicatatnya, 6) siswa menulis puisi berdasarkan kata yang terdapat pada lagu dengan
memperhatikan
aspek penilaian yang diminta, dan 7) peserta didik memeriksa kembali hasil karyanya dan mengumpulkannya. c. Tahap Observasi Siklus I Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati segala aktivitas yang dilakukan siswa di dalam kelas yang berkaitan dengan kegiatan menulis puisi. Pengamatan tersebut meliputi: 1) kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, 2) keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, 3) motivasi siswa ketika mengikuti proses
44
pembelajaran,
4)
aktifitas
siswa
dalam
menyimak
lagu,
5)
penyampaian ide dalam bentuk puisi. d. Refleksi Siklus I Pada
tahap
refleksi,
peneliti
mengevaluasi
kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dengan refleksi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, maka peneliti akan mengetahui kekurangan serta kelemahan yang ada dalam pembelajaran menulis puisi. Hasil refleksi ini dapat digunakan untuk menentukan langkahlangkah untuk tindakan kelas pada siklus berikutnya. 3. Siklus II a. Perencanaan Tindakan Siklus II Pada tahap ini peneliti merencanakan kembali tindakan yang akan dilakukan pada siklus II dengan sasaran kegiatan untuk memperbaiki aspek-aspek yang dinilai masih belum optimal. Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan refleksi dari siklus I. Peneliti juga masih menggunakan media lagu Ada Band “Surga Cinta”. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Tahapan
pelaksanaan
tindakan
siklus
II,
meliputi:
1)
pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah disusun, 2) menjelaskan unsur intrinsik puisi, 3) memberi contoh puisi, 4) meminta siswa menentukan bahasa yang ada dalam puisi, 5) pemutaran lagu Ada Band “Surga Cinta”, 6) siswa mencatat kata-kata yang terdapat pada lagu lebih banyak dari siklus I, 7) siswa memetakan kata-kata yang dicatatnya, 6) siswa menulis puisi berdasarkan kata yang terdapat pada lagu dan lebih mengembangkannya dari penulisan puisi pada siklus I, dan
7)
siswa
memeriksa
kembali
hasil
karyanya
dan
mengumpulkannya. c. Tahap Observasi Siklus II Pada tahap observasi, peneliti mengamati proses, hasil, ataupun dampak dari pengembangan tindakan sebelumnya.
45
d. Tahap Refleksi Siklus II Peneliti melakukan refleksi atas pelaksanaan tindakan siklus II. Pada tahapan refleksi siklus II, peneliti menganalisis dan membuat kesimpulan.
G. Teknik Pengumpulan Data Sumber data pada penelitian tindakan ini meliputi siswa, guru, dokumen hasil pembelajaran, dan proses pembelajaran. Adapun teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan cara sebagai berikut. 1) Tes Menulis Puisi Tes menulis puisi yang diberikan terhadap siswa berupa tes pratindakan dan pascatindakan. Tes pratindakan dilakukan pada tahap awal, sedangkan tes pascatindakan dilakukan setelah media lagu Ada Band “Surga Cinta” digunakan sebagai media pembelajaran menulis puisi. Tes pascatindakan dilakukan dalam dua siklus. 2) Observasi Observasi dilakukan untuk memperoleh data aktivitas siswa selama pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini kegiatan observasi dilakukan oleh observer. Observer mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media lagu. 3) Wawancara Wawancara pada penelitian ini dilakukan tidak berstruktur antara peneliti dan guru agar wawancara terjadi secara natural dan santai. 4) Catatan Lapangan Catatan ini digunakan untuk mengungkapkan secara deskriptif kegiatan pembelajaran menulis puisi pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. 5) Dokumentasi Dokumentasi ini berupa foto-foto kegiatan selama pelaksanaan penelitian tindakan.
46
H. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes menulis puisi, lembar observasi, daftar pertanyaan wawancara, alat perekam gambar, catatan lapangan, dan media lagu Ada Band “Surga Cinta”.
I. Instrumen Penilaian Kriteria dan format penilaian siswa dalam menulis puisi pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Kriteria Penilaian Puisi Pratindakan No 1
Aspek Penilaian Tema
Skor 4
3 2 1
2
Orisinalitas
4 3 2 1
3
Estetika
4
3
2 1
Deskripsi Kriteria Pemilihan tema disesuaikan dengan isi dan memiliki keterkaitan dengan lagu yang diputar Tema sesuai dengan isi puisi tetapi kurang berkaitan dengan lagu yang diputar Tema sesuai dengan isi puisi Tema tidak sesuai dengan isi puisi dan tidak memiliki keterkaitan dengan lagu yang diputar Puisi merupakan karya sendiri Puisi merupakan karya sendiri tetapi padanan katanya kurang padu Beberapa larik dari puisi merupakan karya orang lain Menyalin puisi karya orang lain Menyajikan padanan diksi dengan baik berupa kata, kiasan, gaya bahasa, pengimajian, dan persajakan. Menyajikan padanan kata yang sesuai minimal 2 (gaya bahasa, kiasan/pencitraan, dan persajakan) kurang padu Menyajikan salah satu dari beberapa aspek yang diminta di poin 4 Tidak menyajikan aspek yang diminta pada poin 4
47
Kriteria Penilaian Puisi Pascatindakan No 1
Aspek Penilaian Tema
Skor 4
3 2 1
2
Orisinalitas
4
3 2 1 3
Estetika
4
3
2 1
Deskripsi Kriteria Pemilihan tema disesuaikan dengan isi dan memiliki keterkaitan dengan lagu yang diputar Tema sesuai dengan isi puisi tetapi kurang berkaitan dengan lagu yang diputar Tema sesuai dengan isi puisi Tema tidak sesuai dengan isi puisi dan tidak memiliki keterkaitan dengan lagu yang diputar Memilih beberapa kata dari sebuah lagu yang dipadankan dengan kata-kata lain sehingga membentuk paragraph utuh Memilih beberapa kata dari sebuah lagu tetapi padanan katanya kurang padu Banyaknya kosakata dalam lagu dan katakata sendiri memiliki keseimbangan Menulis ulang lagu yang diputar Menyajikan padanan diksi dengan baik berupa diksi, gaya bahasa, pengimajian, dan persajakan. Menyajikan padanan kata yang sesuai minimal 2 (diksi, gaya bahasa, pengimajian, dan persajakan) kurang padu Menyajikan salah satu dari beberapa aspek yang diminta di poin 4 Tidak menyajikan aspek yang diminta pada poin 4
Format Penilaian Menulis Puisi Siswa No
Aspek Penilaian
Skor (1-4)
Bobot
1
Tema
1
2
Orisinalitas
1
3
Estetika
2
Total Skor
16
48
Nilai Nilai Akhir Keterangan: Aspek penilaian estetika berbobot 2 karena aspek estetika terdiri dari penilaian diksi, gaya bahasa, pengimajian, dan persajakan. Pada aspek tema dan orisinalitas masing-masing berbobot 1. Skala Penilaian 1-4 Arti skala penilaian: 1 = kurang sekali 2 = kurang 3 = cukup baik 4 = baik sempurna Skor maksimum
: 16
Nilai Siswa
: total skor x 100 Skor maksimum
J. Teknik Analisis Data Proses analisis data dilakukan dengan mengumpulkan seluruh data yang diperoleh. Data yang telah dikumpulkan perlu dianalisis, sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan dapat menguji pertanyaan penelitian. Penelitian tindakan kelas ini mengandung data kualitatif dan data kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk data kualitatif yang berupa hasil catatatan lapangan, wawancara, dan tes. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pengamatan. Pengamatan dilakukan setiap kegiatan berlangsung. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes pratindakan dan pascatindakan serta tes pengetahuan keterampilan menulis puisi pada setiap siklus. Data ini berupa hasil tes menulis puisi siswa baik sebelum maupun sesudah diberikan tindakan. Skor tes menulis puisi pada tahap pratindakan digunakan sebagai
49
acuan untuk menentukan jumlah peningkatan skor menulis puisi siswa setelah diberikan tindakan.
K. Kriteria Keberhasilan Tindakan Kriteria keberhasilan tindakan ini dilihat dari keberhasilan siswa dalam praktik menulis puisi dengan menggunakan media lagu Ada Band “Surga Cinta”. Keberhasilan diperoleh jika terjadi peningkatan antara prestasi subjek penelitian sebelum dan sesudah diberikan tindakan. Indikator keberhasilan dalam tindakan kelas ini adalah siswa mampu menulis puisi dengan skor minimal 75.
L. Hipotesis Penelitian Hipotesis pada penelitian ini ialah terdapat peningkatan keterampilan menulis puisi melalui media lagu Ada Band “Surga Cinta” pada siswa kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi‟iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan deskripsi hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil penelitian yang akan diuraikan secara garis besar adalah informasi awal pengetahuan dan keterampilan siswa dalam menulis puisi serta peningkatan keterampilan siswa dalam menulis puisi dengan media lagu. Pembahasan merupakan uraian hasil analisis informasi awal pengetahuan dan keterampilan siswa dalam menulis puisi serta peningkatan keterampilan siswa dalam menulis puisi dengan media lagu.
A. Deskripsi Setting Penelitian Setting penelitian ini adalah MTs Nur Asy-Syafi‟iyah (Yaspina), yang beralamat di Jl. Pahlawan No. 18 Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. 1. Visi “Terwujudnya Generasi Muda yang Islami dan Berintelektualitas Tinggi” 2. Misi a. Memperkaya kurikulum dengan wawasan keislaman dan kebangsaan. b. Mengembangkan gagasan baru yang inovatif dalam memperkaya muatan kurikulum. c. Mengembangkan potensi siswa dalam bidang keilmuan dan keahlian d. Mengoptimalkan kreativitas peserta didik dengan pengajaran ekstra kurikuler e. Mengoptimalkan sarana dan pra sarana pendidikan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran yang efektif. 3. Tujuan Umum a. Membantu pemerintah dalam mensukseskan Program wajib belajar 9 tahun. b. Mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 1
51
c. Melahirkan
siswa
yang
mencintai
bangsa
dan
negaranya
(Nasionalisme). 4. Tujuan Khusus Mendidik siswa untuk taat kepada agamanya seperti berakhlak mulia melaksanakan shalat, membaca al-Qur‟an, dan puasa. Melengkapi sarana
dan
parasarana
madrasah
dalam
mendukung
kurikulum.
Meningkatkan profesionalitas guru madrasah Nur Asy-Syafi‟iyah dalam pengembangan kurikulum. 5. Guru dan Tenaga Kependidikan Jumlah seluruh personal Madrasah sebanyak 13 orang, diantaranya terdapat 6 orang yang menjabat sebagai guru dan jabatan kependidikan lainnya. Tabel 1 Daftar Nama Guru MTs Nur Asy-Syafi’iyah (YASPINA) No Nama
J/K Jabatan
Mata Pelajaran
1
Moh. Husni Thamrin, S.Sos
L
Kepala Sekolah
SKI
2
Yuli Ambar Utami, S.Pd
P
Wakil Kepala Sekolah
Bahasa Inggris
3
Subur Amiharja, S.Pd
L
Wakabid. Kurikulum
PKn dan Penjaskes
4
Drs. HM Ali Jago Bayo
L
IPS
5
Upi Zahra, S.Sos.I
P
Al-Qur‟an Hadits dan TIK
6
Dra. Siti Fatimah, S.Pd
P
IPA
7
Yuyun Sufitri, S.Pd
P
Bahasa Indonesia
8
Nahrawi, S.Pd
L
Aqidah Akhlak (VII & VIII)
9
Ahmad Syamsuri, S.Ag
L
Aqidah Akhlak (IX)
52
10
Siti Inayah, S.Ag
P
Wakabid. Keuangan
Fiqih
11
Dzulkifli Noor, M.Ag
L
Kepala Laboratorium Komputer
BK
12
Tri Ade Mustaqim, S.Pd
L
Kepala Laboratorium IPA
Matematika
13
Kumaidi
L
Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)
6. Jumlah Peserta Didik dan Rombongan Belajar Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2013/2014 semester Genap seluruhnya berjumlah 125 peserta didik. Jumlah peserta didik tersebar dalam rombongan belajar Kelas VII satu rombongan belajar, Kelas VII sebanyak dua rombongan belajar, dan Kelas IX sebanyak dua rombongan belajar, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 2 Jumlah Peserta Didik KELAS
VII
VIII
IX
LAKI-LAKI
14
24
25
PEREMPUAN
23
19
20
JUMLAH
37
43
45
JUMLAH PESERTA DIDIK
125 Peserta Didik
Tabel 3 Rombongan Belajar KELAS Rombongan Belajar
VII 1 Kelas
VIII 2 Kelas
IX 2 Kelas
JUMLAH 5 Kelas
53
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1. Kelas VIII-1 dipilih sebagai subjek penelitian karena berdasarkan informasi dari guru bahasa Indonesia, kelas tersebut memiliki kemampuan menulis paling rendah dibanding dengan kelas lain. Selain itu, kelas VIII-1 dikenal sebagai kelas yang paling tidak kondusif saat kegiatan belajar berlangsung. Kelas yang siswanya terdiri dari 22 orang tersebut cenderung suka mengobrol dengan teman dan bercanda saat guru memberikan penjelasan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan ketertarikan mereka dalam proses pembelajaran menulis dan keterampilan mereka dalam menulis puisi.
B. Hasil Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan media lagu Ada Band “Surga Cinta”. Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap. Kegiatan dimulai dengan mencari informasi awal tentang pembelajaran menulis puisi dengan melaksanakan tes menulis puisi sebelum tindakan dilakukan (pratindakan) sebagai alat ukur yang akan digunakan sebagai perbandingan dengan hasil setelah tindakan dilakukan (pascatindakan). 1. Informasi Awal Pengetahuan dan Pengalaman Peserta Didik dalam Menulis Puisi (Tahap Pratindakan) Informasi awal pengetahuan dan pengalaman siswa dalam menulis puisi dapat dilihat dari hasil menulis puisi siswa dengan tema bebas. Siswa menulis puisi dengan alokasi waktu 1,5 jam pelajaran. Waktu yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk menulis puisi kurang dimanfaatkan dengan baik. Mereka kurang antusias dalam mengerjakan tugas. Kegiatan belajar mengajar kurang kondusif karena siswa terlalu banyak mengeluh dan kebingungan saat mengerjakan tugas. Kondisi kelas juga sangat ramai saat siswa kesulitan dan saling bertanya pada temannya. Ketika guru menyuruh siswa yang kesulitan untuk bertanya langsung pada guru atau peneliti, peserta didik justru diam dan tidak menghiraukan himbauan guru. Mereka tampak tidak antusias
54
saat disuruh bertanya. Hingga setengah waktu, hanya beberapa siswa yang sudah menulis puisi pada lembar kerjanya. siswa terlihat kesulitan dalam menentukan topik dan mengembangkan ide. Kondisi tersebut dapat dilihat dalam kutipan catatan lapangan berikut ini. Peserta didik tampak bingung, tetapi tidak mau bertanya pada peneliti. Mereka justru bertanya pada teman di sebelahnya yang sama-sama tidak mengerti. Sehingga kondisi kelas menjadi tidak kondusif. Suasana sangat kacau dengan kesibukan siswa yang tengok kanan tengok kiri karena merasa kesulitan dalam menentukan tema dan mengembangkan ide kreatifnya. Hanya beberapa siswa yang sudah menulis puisi dalam kertasnya. (CL/PT.P2/17-13-2014 Kegiatan belajar mengajar di kelas VIII-1 memang sering tidak kondusif. Hal tersebut dikarenakan siswa kelas VIII-1 sering tidak memperhatikan penjelasan guru dan selalu mengeluh saat mendapat tugas. Mereka selalu mengatakan bahwa mereka tidak tahu dan tidak bisa. Padahal mereka belum mencoba mengerjakan tugas. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan catatan lapangan berikut ini. Siswa tampak tidak bersemangat mendengarkan penjelasan peneliti. Padahal hari masih cukup pagi karena pelajaran bahasa Indonesia dilakukan pada jam pertama kemudian istirahat dan dilanjutkan pada jam kedua dan ketiga. Hanya beberapa siswa yang berada di barisan depan yang memperhatikan penjelasan guru. Selebihnya justru sibuk dengan aktivitas masing-masing. Ada yang mengobrol, mengerjakan tugas mata pelajaran lain, dan ada pula yang diam namun terhanyut dalam lamunan. (CL/PT.P1/10-03-2014 Kondisi kelas saat pembelajaran menulis puisi sebelum diberi tindakan dapat dilihat selengkapnya pada lampiran catatan lapangan.
55
Perolehan skor keterampilan menulis puisi siswa pada tahap pratindakan masih rendah. Berikut ini disajikan tabel perolehan skor tersebut. Tabel 4 Tingkat Keterampilan Menulis Puisi Tahap Pratindakan Tingkat Keterampilan
Pratindakan
Nilai tertinggi siswa
75
Nilai terendah siswa
50
Rata-rata nilai siswa
65,06
Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa keterampilan menulis puisi siswa pada tahap pratindakan masih rendah. Secara keseluruhan karya siswa pada tahap pratindakan belum sesuai dengan kriteria. Siswa belum mampu menulis puisi yang sesuai dengan tema yang telah mereka pilih. Hanya beberapa siswa saja yang mampu menulis puisi sesuai dengan tema yang telah dipilih. Pada umumnya siswa masih belum mampu memilih gaya bahasa dengan tepat dan belum mampu menggunakan pengimajian dan persajakan dalam puisi sehingga isi puisi menjadi kurang indah. Selain itu, kebanyakan siswa belum mengkreasikan idenya secara kreatif. Siswa masih kesulitan dalam membentuk kata dalam baris demi baris sehingga bait-bait dalam puisi menjadi sulit dipahami. Keterampilan siswa dalam memanfaatkan potensi kata masih terbatas dan pemilihan kata serta ungkapan kadang-kadang kurang tepat. Hasil analisis data baik pengamatan yang terdapat dalam catatan lapangan, maupun skor rata-rata praktik menulis puisi siswa kelas VIII-1 pada tahap pratindakan menunjukkan bahwa dalam pembelajaran menulis puisi di kelas VIII-1 perlu diberikan tindakan agar masalah yang dihadapi dapat segera diatasi. Proses pembelajaran puisi diharapkan menjadi lebih bermakna dan memberi manfaat bagi peningkatan kualitas siswa, guru,
56
dan sekolah. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi dan media yang tepat untuk menyikapi permasalahan tersebut. 2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I 1) Perencanaan Setelah
melaksanakan
tes
pratindakan,
peneliti
merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada siklus I terkait dengan masalah yang telah ditemukan. Perencanaan pada penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan dilakukan dalam pelaksanaan tindakan sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII-1 MTs Nur Asy-Syafi‟iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang.
Adapun
perencanaan
penelitian
yang
sudah
didiskusikan peneliti dengan guru pada siklus I adalah sebagai berikut. (a) Peneliti mengidentifikasi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran menulis puisi kelas VIII-1 MTs Nur AsySyafi‟iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang. (b) Menentukan jadwal pelaksanaan penelitian, yaitu 2 kali pertemuan yang dilaksanakan setiap hari Senin pada jam pelajaran ke-1, ke-2, dan ke-3. (c) Merencanakan pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan media lagu Ada Band “Surga Cinta”. (d) Menentukan dan menyiapkan materi pembelajaran dan contoh puisi. (e) Menentukan
langkah-langkah
pelaksanaan
pembelajaran
menulis puisi dengan media lagu AdaBand “Surga Cinta”. (f) Menyiapkan media pembelajaran dan peralatan yang akan digunakan dalam pembelajaran menulis puisi, yaitu iringaan lagu Ada Band “Surga Cinta”, laptop, dan LCD.
57
(g) Menyiapkan
instrumen
penelitian
yang
berupa
lembar
penilaian, catatan lapangan, dan alat dokumentasi. 2) Implementasi Tindakan Implementasi tindakan pada siklus I dilakukan sesuai jadwal yang sudah ditentukan, yaitu hari Senin pada jam ke-1, ke2, dan ke-3. Tindakan dilakukan selama dua kali pertemuan. Implementasi tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut. (a) Pertemuan Pertama (3 x 40 menit) Pada pertemuan pertama siklus I, peneliti menjelaskan materi tentang puisi kemudian peneliti membagi siswa menjadi 4 kelompok dan memberikan contoh teks puisi pada masingmasing kelompok tersebut. Setelah semua kelompok mendapat contoh teks puisi, kemudian siswa diminta untuk mengamati teks puisi dan mengidentifikasi unsur-unsur pembangun puisi yang terdapat pada puisi. Peneliti meminta agar setiap kelompok menentukan tugas yang harus dikerjakan oleh masing-masing anggota kelompok. Sehingga tidak ada siswa yang mendominasi dan didominasi pada saat kerja kelompok. Tata cara diskusi yang sebelumnya
berbentuk
diskusi
kelompok
pada
tahap
pratindakan juga diubah menjadi diskusi kelas yang dipimpin langsung oleh peneliti. Sebab diskusi kelompok seperti pada tahap pratindakan kurang efektif pelaksanaannya. Diskusi kelas tersebut memang cukup efektif meskipun peran peneliti masih terlalu dominan. Siswa yang aktif masih jauh lebih rendah dibanding dengan yang pasif. Untuk lebih jelasnya, berikut ini uraian rincian tindakan pada siklus I pertemuan pertama. (1)
Peneliti menjelaskan pengertian puisi dan unsur-unsur pembangun puisi.
(2)
Peneliti membagi siswa menjadi 4 kelompok.
58
(3)
Peneliti membagikan contoh teks puisi kepada masing masing kelompok.
(4)
Siswa mengamati dan memahami contoh teks puisi bersama kelompoknya untuk mengidentifikasi unsur pembangun puisi yang terdapat pada contoh teks puisi.
(5)
Peneliti aktif membimbing siswa saat bekerja sama dengan kelompoknya masing-masing.
(6)
Guru kolaborator membantu membimbing siswa sambil mengamati proses pembelajaran.
(7)
Peneliti
mengajak
siswa
untuk
membahas
unsur
pembangun puisi yang terdapat pada contoh teks puisi yang telah dianalisis peserta didik secara bersama-sama. (8)
Peneliti memberikan kesimpulan tentang materi pada pertemuan pertama.
(9)
Peneliti
memberikan
penjelasan
tentang
kegiatan
pembelajaran pada pertemuan berikutnya. (10) Peneliti menutup pelajaran. (b) Pertemuan Kedua (3 x 40 menit) Pada pertemuan kedua, peneliti kembali mengingatkan mengenai pengertian dan unsur pembangun puisi kepada siswa. Kemudian peneliti memutar lagu Ada Band “Surga Cinta”, siswa tampak serius mendengarkan lagu. Sisa waktu pada pertemuan kedua digunakan siswa untuk mendata beberapa kata yang terdapat pada lagu dan menentukan tema untuk bahan menulis puisi. Selanjutnya siswa mengembangkan katakata yang telah didata menjadi puisi berdasarkan tema yang telah ditentukan. Siswa tampak antusias mengerjakan tugas. Namun, masih ada beberapa siswa yang tampak kebingungan. Melihat kondisi tersebut peneliti menghampiri dan menanyakan kesulitan yang dialami siswa. Sebelum bel tanda usai berbunyi,
59
siswa sudah mengumpulkan tugasnya. Kemudian bel tanda usai berbunyi dan peneliti menutup pelajaran. 3) Observasi Observasi/pengamatan penelitian tindakan pada siklus I dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator secara cermat dengan menggunakan instrumen penelitian yang sudah dipersiapkan oleh peneliti. Selain itu, pengamatan dideskripsikan dalam catatan lapangan dan dokumentasi berupa foto. Keberhasilan tindakan juga dapat dilihat dari perolehan skor tes keterampilan menulis puisi dan skor evaluasi materi puisi siswa siklus I. Skor yang diperoleh siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan skor yang diperoleh siswa pada tahap pratindakan. Berikut ini tabel peningkatan skor keterampilan menulis puisi dan skor evaluasi materi puisi siswa dari pratindakan ke siklus I. Tabel 5 Tingkat Keterampilan Menulis Puisi Siklus I Tingkat Keterampilan
Siklus I
Nilai tertinggi siswa
81,3
Nilai terendah siswa
62,5
Rata-rata nilai siswa
74,2
Berdasarkan data tabel tersebut dapat diketahui bahwa keterampilan menulis puisi siswa pada tahap pascatindakan siklus I sudah lebih baik jika dibandingkan dengan hasil pada tahap pratindakan. Pada tahap ini tidak ada siswa yang memperoleh skor dengan kategori sangat rendah. Jumlah siswa yang mendapat skor dengan kategori sedang dan cukup mengalami peningkatan dan ada siswa yang sudah memperoleh skor dengan kategori baik.
60
Pada siklus I ini, siswa sudah mampu menulis puisi dengan cukup baik karena sudah cukup terdapat unsur-unsur pembangun puisi dalam puisi yang mereka tulis. Siswa sudah mampu menggunakan diksi, gaya bahasa, pengimajian, dan persajakan dalam puisinya dengan cukup baik. Keterampilan siswa dalam mengekspresikan ide kreatif cukup lancar tetapi masih ada kalimat yang belum padu dan maknanya membingungkan, dan isi puisi sudah cukup kreatif tetapi belum menarik. Pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang masih kurang tepat. Proses pembelajaran pada siklus I ini secara keseluruhan mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Namun, peningkatan tersebut belum mencapai hasil yang diharapkan sehingga masih diperlukan adanya siklus tambahan agar hasil yang dicapai sesuai dengan harapan. 4) Refleksi Tahap yang dilakukan setelah observasi adalah tahap refleksi. Pada tahap refleksi ini peneliti melakukan analisis serta mengevaluasi pelaksanaan tindakan selama dua pertemuan pada siklus I berikut hasil dari penelitian tindakan tersebut. Kegiatan indikator
refleksi
keberhasilan
dilakukan penelitian.
berdasarkan Peningkatan
pencapaian keterampilan
menulis puisi siswa dapat dilihat dari hasil tes menulis puisi. Pada masing-masing aspek penilaian, perolehan skor keterampilan menulis puisi siswa meningkat. Namun, hasil yang dicapai belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang menjadi indikator keberhasilan. Hasil karya siswa mengalami peningkatan, kebanyakan siswa sudah menggunakan diksi, gaya bahasa, imaji, dan persajakan dengan cukup baik walaupun masih kurang indah saat dibaca. Pilihan kata dan ungkapan yang dipilih siswa sudah cukup baik meskipun hanya beberapa, pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak merusak makna.
61
Hasil yang telah dicapai pada siklus I telah menunjukkan peningkatan yang cukup baik meskipun masih ada beberapa kekurangan dan kendala. Kekurangan dan kendala tersebut dicari jalan keluarnya dan akan dijadikan sebagai dasar perbaikan pada pelaksanaan siklus selanjutnya sehingga hasil yang dicapai lebih memuaskan dan sesuai dengan indikator keberhasilan. b. Siklus II 1) Perencanaan Pada perencanaan siklus II, peneliti merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan. Tindakan yang diberikan hampir sama dengan siklus I, namun ada sedikit perubahan sebagai perbaikan pada tindakan siklus II. Hal tersebut bertujuan agar hasil pada pembelajaran menulis puisi lebih optimal. Adapun rancangan pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut. (a) Peneliti merencanakan tindakan lanjutan untuk mencari solusi dalam mengatasi kekurangan yang terdapat pada tindakan siklus I. (b) Peneliti menyusun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan. (c) Menentukan jadwal pelaksanaan penelitian, yaitu 2 kali pertemuan yang dilaksanakan setiap hari Senin pada jam pelajaran ke-1, ke-2, dan ke-3 (d) Peneliti akan menjelaskan kekurangan yang perlu diperbaiki siswa pada puisi karya mereka. (e) Peneliti menyiapkan contoh teks puisi sebagai bahan analisis siswa (f) Peneliti menyiapkan media pembelajaran dan peralatan yang akan digunakan dalam pembelajaran menulis puisi, yaitu lagu Ada Band “Surga Cinta”, laptop, speaker, dan LCD.
62
(g) Menyiapkan
instrumen
penelitian
yang
berupa
lembar
penilaian, catatan lapangan, dan alat dokumentasi. 2) Implementasi Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan dilaksanakan selama tiga jam pelajaran. Pada siklus II ini diharapkan dapat meningkatkan aspek-aspek yang masih kurang optimal pada siklus I. Adapun implementasi tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut. (a) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama siklus II dipergunakan peneliti untuk mengulas kembali kegiatan pada siklus I. Proses pembelajaran
diawali
dengan
membahas
kekurangan-
kekurangan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan siswa. Setelah penjelasan tersebut dirasa cukup, peneliti membagi siswa
menjadi
4
kelompok.
siswa
diminta
untuk
mengidentifikasi dan menganalisis unsur-unsur pembangun puisi yang terdapat dalam contoh teks puisi. Kegiatan tersebut dilakukan agar siswa lebih kreatif dalam mengungkapkan perasaannya dalam puisi, lebih pandai memilih diksi yang tepat, dan penggunaan gaya bahasa dan citraan dengan benar sehingga puisi yang dihasilkan menjadi lebih menarik. Setelah semua kelompok menganalisis puisi, peneliti meminta siswa mengubah posisi tempat duduk untuk melakukan kegiatan diskusi fak. Peneliti dan siswa saling bertukar pikiran dan pendapat. Diskusi berlangsung lancar. Siswa lebih banyak yang aktif dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Waktu
yang
tersisa
digunakan
peneliti
untuk
menyimpulkan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus II. Siswa tampak memperhatikan dengan serius.
63
Kemudian bel tanda usai pelajaran berbunyi. Pelajaran diakhiri dan peneliti mengucapkan salam. (b) Pertemuan Kedua Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua siklus II yang dilakukan adalah mendengarkan lagu Ada Band “Surga Cinta” dan menulis puisi. Lagu diputar sebanyak tiga kali. Siswa mendata beberapa kata-kata yang terdapat pada lagu. Setelah kegiatan mendengarkan selesai dilakukan, peneliti menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan siswa. Siswa diminta untuk menentukan tema untuk menulis puisi. Beberapa kata yang telah didata oleh siswa tersebut dikembangkan menjadi puisi dan sesuai dengan tema yang mereka pilih. Peneliti berpesan agar siswa memperhatikan unsur pembangun puisi saat menulis puisi. siswa mengerjakan tugas
menulis
berkosentrasi
puisi
dengan
dengan
tugas
cukup
antusias.
masing-masing.
Mereka Bahkan
kebanyakan siswa sudah tidak malu-malu lagi bertanya pada peneliti jika merasa kesulitan tanpa menunggu peneliti berkeliling menghampiri mereka. Sebelum jam pelajaran usai, siswa sudah menyelesaikan tulisannya. Peneliti menyuruh siswa untuk mengumpulkan tugasnya. Peneliti mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam. 3) Observasi Setelah dilakukan tindakan dengan media lagu pada pembelajaran menulis puisi, peneliti bersama guru kolaborator melakukan pengamatan terhadap tindakan yang telah dilakukan pada siklus II. Hasil yang diperoleh dari pengamatan ini adalah penjelasan dari masing-masing pengamatan tersebut. Berdasarkan pengamatan peneliti bersama guru kolaborator pada siklus II ini
64
menunjukkan bahwa hasil yang dicapai telah sesuai dengan rencana. Penggunaan media lagu Ada Band “Surga Cinta” pada pembelajaran menulis puisi sangat membantu siswa kelas VIII-1 dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi. Hal ini berpengaruh pada skor yang diperoleh siswa pada siklus II. Skor keterampilan menulis puisi siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan skor yang diperoleh siswa pada tahap pratindakan dan siklus I. Berikut ini disajikan tabel perolehan skor keterampilan menulis puisi siswa pada tahap pascatindakan siklus II. Tabel 6 Tingkat Keterampilan Menulis Puisi Siklus II Tingkat Keterampilan
Siklus II
Nilai tertinggi siswa
93,8
Nilai terendah siswa
81,3
Rata-rata nilai siswa
88,7
Keterampilan menulis puisi siswa pada tahap pascatindakan siklus II sudah mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahap ini seluruh siswa telah memperoleh skor di atas kriteria ketuntasan minimal. Pada akhir siklus II semua aspek dan kriteria dalam menulis puisi mengalami peningkatan yang signifikan. Tema tulisan siswa sudah sesuai dengan isi puisi, pengekspresian ide sudah kreatif, menggunakan diksi dengan baik, penggunaan gaya bahasa dan citraan sudah tepat serta pemanfaatan potensi katanya sudah agak canggih. Pada tahap siklus II ini, hasil penelitian mengalami peningkatan yang sangat memuaskan. Kualitas puisi siswa juga sudah baik.
65
4) Refleksi Tahap yang dilakukan setelah observasi adalah tahap refleksi. Pada tahap refleksi ini peneliti bersama guru kolaborator melakukan analisis serta mengevaluasi pelaksanaan tindakan selama dua pertemuan pada siklus II berikut hasil penelitian tindakan kelas tersebut untuk mengetahui besarnya peningkatan keterampilan menulis puisi siswa. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan kolaborator, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis puisi pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan sehingga tidak diperlukan lagi adanya tindakan pada siklus selanjutnya. Peningkatan dapat dilihat dari kualitas tulisan puisi siswa pada siklus II ini semua aspek dalam keterampilan menulis puisi siswa sudah baik. Peserta didik sudah mampu mengembangkan unsur pembangun puisi dalam isi puisi dengan baik sehingga isi puisi lebih menarik dan indah dibaca. Siswa juga mampu mengembangkan ide kreatifnya dengan baik, dan mampu memanfaatkan potensi kata dengan canggih serta memilih kata dan gaya bahasa dengan tepat. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa peningkatan pada pembelajaran menulis puisi telah sesuai dengan yang diharapkan peneliti dan guru Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa media lagu Ada Band “Surga Cinta” telah mampu meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa. 3. Peningkatan
Keterampilan
Menulis
Puisi
Siswa
dengan
Menggunakan Media Lagu Ada Band “Surga Cinta” Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis puisi siswa sebelum diberi tindakan maupun sesudah diberi tindakan adalah tes tertulis dengan cara memberikan tugas menulis
66
puisi dengan media lagu kepada siswa. Adapun hal-hal yang dinilai dalam menulis puisi dengan media lagu adalah aspek tema, aspek orisinalitas isi puisi, dan aspek estetika yang mencakup unsur-unsur pembangun puisi. Kriteria keberhasilan tindakan praktik menulis puisi dengan menggunakan media lagu adalah terdapat peningkatan keterampilan menulis pada skala penskoran dari tiap siklus yang dilakukan. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 7 Perbandingan Skor Keterampilan Menulis Puisi dari Pratindakan hingga Pascatindakan Siklus II Tingkat Keterampilan
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Nilai Tertinggi siswa
75
81,3
93,8
Nilai terendah siswa
50
62,5
81,3
Nilai rata-rata siswa
65,06
74,2
88,7
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat peningkatan perolehan skor siswa pada keterampilan menulis puisi. Pada tahap pratindakan keterampilan siswa dalam menulis puisi masih tergolong sangat rendah. Pada tahap pascatindakan siklus I, keterampilan siswa dalam menulis puisi mengalami peningkatan. Pada tahap pascatindakan siklus II, keterampilan siswa dalam menulis puisi meningkat cukup signifikan. Pada tahap ini, peningkatan yang terjadi sudah mencapai indikator keberhasilan. Keterampilan siswa dalam menulis puisi sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata peserta didik dari tahap pratindakan sampai tahap pascatindakan siklus II Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis puisi siswa mengalami peningkatan. C. Pembahasan Hasil Penelitian Pada penelitian ini pembahasan difokuskan pada (1) informasi awal keterampilan menulis puisi siswa, (2) proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media lagu Ada Band “Surga Cinta”, (3)
67
peningkatan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media lagu Ada Band “Surga Cinta”, dan (4) keterbatasan penelitian. Berikut ini uraian pembahasan hasil penelitian. 1. Informasi Awal Keterampilan Menulis Puisi Gambaran awal keterampilan menulis puisi siswa sebelum dikenai tindakan dapat dilihat melalui skor keterampilan menulis puisi siswa pada tahap pratindakan. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan rata-rata siswa dalam menulis puisi masih kurang karena masih jauh berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan target keberhasilan yaitu 75. Gambaran keterampilan menulis puisi siswa juga bisa dilihat dari cuplikan wawancara antara peneliti dengan guru bahasa Indonesia berikut. P : “Apakah siswa di sekolah ini suka menulis?” G : “Ada beberapa yang suka menulis, tetapi hanya sebagian kecil saja.” P : “Bagaimana Guru menyampaikan materi pembelajaran menulis puisi?” G : “Saya biasanya menyampaikan materi dengan ceramah di dalam kelas. Saya terangkan teorinya kemudian praktik menulis.” P : “Apakah siswa antusias mengikuti pembelajaran menulis puisi?” G : “Hanya sebagian siswa saja yang suka dengan kegiatan menulis puisi. Sedangkan yang lain menganggap pelajaran menulis puisi membosankan.” P : “Apa saja kendala yang dialami Guru dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis puisi?” G : “Banyak sekali yang menjadi kendala dalam pembelajaran menulis puisi, misalnya keterbatasan media sehingga agak sulit menjelaskan materi kepada siswa agar lebih mudah dipahami. Hal tersebut berdampak pada hasil puisi karya siswa yang kurang memuaskan.puisi karya siswa kurang dalam memiliki estetika
68
yang baik seperti diksi, gaya bahasa, citraan, dan persajakan”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menulis puisi. Selain itu, guru juga belum menggunakan strategi, media, metode, atau pendekatan yang tepat. Pembelajaran menulis puisi hanya disampaikan dengan ceramah dan penugasan.
Hal
tersebut
mengakibatkan
siswa
menjadi
kurang
bersemangat dalam mengikuti pelajaran sehingga hasil puisi siswa kurang memuaskan. Melihat kondisi tersebut perlu diadakan perbaikan-perbaikan pada pembelajaran menulis puisi agar sikap siswa selama proses pembelajaran dan hasil puisi siswa sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu langkah yang dapat diambil pendidik adalah pengembangan variasi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat agar keterampilan menulis puisi dapat meningkat. Melalui penggunaan media lagu Ada Band “Surga Cinta” ini, kualitas pembelajaran menulis puisi mengalami peningkatan. 2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Media Lagu Ada Band “Surga Cinta” Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media lagu Ada Band “Surga Cinta” dapat dikatakan berhasil meningkatkan pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII-1 MTs Nur AsySyafi‟iyah Yaspina Ciputat, Tangerang. Peningkatan kualitas hasil puisi siswa dapat dilihat dari peningkatan keterampilan menulis puisi siswa dari pratindakan hingga pascatindakan siklus II. Peningkatan kualitas puisi siswa selama dua siklus dengan menggunakan media lagu Ada Band “Surga Cinta” mencakup semua aspek dalam menulis puisi, antara lain aspek tema, aspek orisinalitas, dan aspek estetika.
69
Berikut
ini
uraian
beberapa
fakta
mengenai
peningkatan
keterampilan menulis puisi siswa pada tiap-tiap aspek dari tahap pratindakan sampai pascatindakan siklus II. a. Aspek Tema Tema dalam menulis puisi pun harus diperhatikan. Tema harus tepat dengan isi puisi yang ditulis. Pada tahap pratindakan lebih dari setengah jumlah siswa, yaitu sebanyak 59% dari keseluruhan siswa belum mampu menulis puisi yang sesuai dengan tema yang telah mereka pilih. Hanya beberapa siswa saja yang mampu menulis puisi sesuai dengan tema yang telah dipilih. Pada siklus I, puisi siswa sebanyak 54,5% dari keseluruhan siswa sudah meningkat jika dibandingkan dengan puisi pada tahap pratindakan. Puisi yang mereka tulis sudah sesuai dengan tema yang telah mereka pilih dan isi puisi memiliki keterkaitan dengan lagu Ada Band “Surga Cinta”. Namun masih ada beberapa siswa yang menulis puisi sesuai dengan tema tetapi kurang berkaitan dengan lagu Ada Band “Surga Cinta”. Pada siklus II, hampir keseluruhan puisi karya siswa sudah mencapai hasil yang diinginkan. Puisi siswa sudah sesuai dengan tema dan sudah memiliki keterkaitan dengan lagu Ada Band “Surga Cinta”. Berikut ini disajikan analisis peningkatan aspek tema dari pratindakan hingga pascatindakan siklus II dari salah satu contoh puisi siswa untuk mengetahui peningkatan kualitas isi puisi pada aspek tema. Berikut ini kutipan puisi subjek S13 pada tahap pratindakan. Subyek
S13
Nama
Muhammad Yosep
Nilai Keseluruhan
50
Skor Aspek Tema
2
70
Elang Laut Ada elang laut terbang senja hari Antar jingga dan merah Surya hendak turun Pergi ke sarangnya Apakah ia tahu juga Bahwa panggilan cinta tiada ditahan kabut Yang menguap di pagi hari? Bunyinya menguak suram Lambat-lambat Mendekat ke atas runyam Karang putih Makin nyata Dari contoh puisi di atas, dapat diketahui bahwa puisi subjek S13 masih kurang baik. Isi puisi tersebut kurang sesuai dengan tema. Pada puisi di atas, judul yang diambil adalah Elang Laut dan tema yang diambil ialah tentang alam. Isi puisi S13 tersebut kurang sesuai dengan tema dan judul karena di dalam isi puisi antara bait pertama, kedua, dan ketiga kurang berkaitan. Melihat keadaan tersebut, perlu diupayakan perbaikan agar kualitas puisi siswa lebih baik. Hasil puisi pada siklus I dengan menggunakan media lagu Ada Band “Surga Cinta” dapat dilihat pada contoh puisi S13 berikut ini. Subyek
S13
Nama
Muhammad Yosep
Nilai Keseluruhan
75
Skor Aspek Tema
3
Keindahan Alam Bak gelombang jiwa di udara Laksana cahaya di pagi hari Bagaikan rembulan mengarungi samudra Jelas terlihat peri kehilangan cahaya matahari Meskipun langit menyinari bumi Bagaikan bintang menghiasi malam Tiada seorang pun yang mau peduli Dan ku hanya bisa diam Setelah diberikan tindakan pada siklus I, puisi S13 di atas terlihat lebih meningkat. Isi puisi sudah sesuai dengan tema, yaitu tentang alam, tetapi isi puisi kurang berkaitan dengan lagu yang diputar. Meskipun hasil puisi siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan, namun masih kurang maksimal dan belum sesuai dengan hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, diadakan perbaikan tindakan pada siklus II untuk mencapai hasil maksimal. Hasil puisi pada siklus II masih menggunakan media lagu Ada Band “Surga Cinta” dapat dilihat dari contoh puisi S13 di bawah ini. Subyek
S13
Nama
Muhammad Yosep
Nilai Keseluruhan
81,3
Skor Aspek Tema
4
Surga Cinta Wahai cinta, pesona ayumu Membuat hati terukir Cahaya putih kilaumu Mampu meneduhkan lamunan Kehadiranmu membuatku seperti di surga cinta 1
72
Ku kan merajut benang cinta Bunga tanda cinta murni untukmu Menggambarkan hati kecilku Engkaulah hidupku Engkaulah jiwaku Yang mampu membuat hidupku Bagaikan di surga cinta Setelah dikenai tindakan pada siklus II, puisi S13 meningkat jauh lebih baik jika dibandingkan dengan puisi sebelumnya. Isi pada puisi S13 sudah sesuai dengan tema, yaitu tentang cinta dan isi puisi memiliki keterkaitan dengan lagu yang diputar. b. Aspek Orisinalitas Kriteria penilaian pada aspek orisinalitas dalam puisi mengacu pada pengekspresian ide dan kreativitas dalam mengkaitkan beberapa kata dari lagu Ada Band “Surga Cinta” dengan kata lain sehingga membentuk bait puisi. Pengekspresian ide dan kreatifitas penulisan puisi dinilai berdasarkan kelancaran siswa mengungkapkan ide dan mengembangkan beberapa kata dari lagu dengan kata sendiri serta kelogisan urutan-urutan idenya. Keterampilan siswa menulis puisi pada tahap pratindakan sudah cukup baik. Siswa menulis puisi dengan mengkreasikan idenya sendiri tidak menyalin puisi karya orang lain. Pada siklus I, hanya 18,2% dari keseluruhan siswa yang mampu mengkreasikan idenya ke dalam
bait-bait
secara
kreatif
dan
sudah
cukup
mampu
mengembangkan beberapa kata dari lagu dengan kata sendiri sedangkan sebanyak 81,8% belum mampu mengkreasikan idenya ke dalam bait-bait secara kreatif. Umumnya peserta didik tidak lancar dalam mengekspresikan idenya serta kurang logis padanan katanya sehingga antara bait yang satu dengan yang lain menjadi kurang padu dan banyak juga siswa yang menulis ulang lagu yang diputar.
73
Pada siklus II, sebanyak 72,7% dari keseluruhan siswa, puisi karya siswa sudah mencapai hasil yang diinginkan dan sudah cukup menarik. Peserta didik sudah mampu mengungkapkan idenya ke dalam bentuk bait-bait puisi dan sudah dapat mengembangkan beberapa kata dari lagu dengan kata sendiri. Berikut ini disajikan analisis peningkatan aspek orisinalitas dari pratindakan hingga pascatindakan siklus I dan pascatindakan siklus II dari salah satu contoh puisi siswa untuk mengetahui peningkatan kualitas puisi pada aspek orisinalitas. Berikut ini hasil puisi subjek S12 pada tahap pratindakan. Subyek
S12
Nama
M. Sultan Mahardhika
Nilai Keseluruhan
62,5
Skor Aspek Orisinalitas
4
Muhammad Muhammad… Engkaulah manusia yang sempurna Engkaulah Nabi yang sangat mulia Wajahmu indah bagai purnama Kata-katanya bagai permata Muhammad… Engkau adalah pemimpin yang hebat Engkau Nabi yang bijaksana Wajahmu penuh bersinar Tanpamu aku tak tahu apa-apa Dari tampilan puisi di atas dapat diketahui bahwa siswa S12 mampu menulis puisi dengan memngembangkan idenya sendiri dalam bentuk bait-bait puisi sehingga pada aspek orisinalitas peneliti
74
memberikan skor 4. Namun pada tahap pratindakan ini, pembelajaran menulis puisi dilaksanakan tanpa menggunakan media lagu. Peneliti ingin mengetahui hasil menulis puisi siswa dengan menggunakan media lagu, kemudian dilakukan siklus 1 untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil puisi siswa dalam aspek orisinalitas. Berikut ini hasil puisi S12 dengan menggunakan media lagu Ada Band “Surga Cinta” pada tahap pascatindakan siklus I. Subyek
S12
Nama
M. Sultan Mahardhika
Nilai Keseluruhan
75
Skor Aspek Orisinalitas
4
Meraihmu Terdiam, hanya bisa diam Menyerang, menembus cahaya Surga cinta, hanya mimpi Terbanglah cinta, sampaikan sayangku Ingin aku berlari meraih Lalu menempatkan seorang diri Sampai akhirnya kudapatkan dirimu Untuk kubawa pergi cintaku Ku harap kau di sini bersamaku Dari tampilan puisi di atas dapat diketahui bahwa S12 dapat mempertahankan kreatifitasnya dalam menulis puisi. S12 masih tetap lancar dalam mengekspresikan idenya serta logis padanan katanya sehingga antara bait yang satu dengan yang lain menjadi padu. Setelah diberikan tindakan pada siklus II, aspek orisinalitas S12 sudah lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat pada contoh puisi S12 di bawah ini.
75
Subyek
S12
Nama
M. Sultan Mahardhika
Nilai Keseluruhan
87,5
Skor Aspek Orisinalitas
4
Kasih Kau yang selalu menemaniku Saat sedih atau senang menimpaku Pesona ayumu mampu menghiburku Getar dawai jiwamu menyentuh hatiku Di saat ku terdiam kau ada Kehadiranmu meneduhkan lamunan Tak lagi punya rasa sepi karna kau ada Seperti surga cinta yang banyak orang pertanyakan Dari contoh puisi S12 tersebut dapat dilihat bahwa aspek orisinalitasnya sudah jauh lebih baik, pengekspresian idenya juga sangat baik. Siswa ini sudah mampu mengungkapkan idenya ke dalam bentuk bait-bait puisi dan sudah dapat mengembangkan beberapa kata dari lagu dengan kata sendiri. c. Aspek Estetika Kriteria penilaian pada aspek estetika dalam puisi memiliki bobot 2 karena meliputi pemilihan kata (diksi), gaya bahasa (majas), pengimajian, dan persajakan. Keterampilan siswa pada aspek estetika semakin meningkat dari tahap ke tahap. Pada tahap pratindakan siswa masih belum mampu memilih kata dan gaya bahasa dengan tepat dan belum mampu menggunakan pengimajian dan persajakan dalam puisi. Pada siklus I, puisi siswa sudah meningkat jika dibandingkan dengan puisi pada tahap pratindakan. siswa sudah mampu memilih diksi, gaya bahasa, dan pengimajian dalam puisi namun padanan
76
katanya masih kurang padu dan hanya beberapa siswa yang mampu menggunakan persajakan. Pada tahap ini masih ada beberapa siswa yang hanya menyajikan salah satu dari beberapa aspek estetika ini. Pada siklus II, hampir keseluruhan puisi siswa sudah mencapai hasil yang diinginkan. Semua siswa sudah menyajikan semua aspek estetika, yaitu siswa sudah mampu memilih diksi dengan tepat dan sudah mampu menggunakan gaya bahasa dan pengimajian dalam puisi dengan indah. Siswa juga sudah mampu menggunakan persajakan dalam puisi. Berikut ini disajikan analisis peningkatan pada aspek estetika dari pratindakan hingga pascatindakan siklus II dari salah satu contoh puisi siswa untuk mengetahui peningkatan kualitas puisi pada aspek estetika. Berikut ini contoh puisi subjek S01 pada tahap pratindakan. Subyek
S01
Nama
Angga Pratama Putra
Nilai Keseluruhan
58,3
Skor Aspek Estetika
4
Ibu Ibu Kaulah malaikatku Kau telah melahirkanku Kau telah membesarkanku Ibu Derajat sangat tinggi Kau telah mempertaruhkan nyawamu Terimakasih ibu Kaulah wanita yang mulia Dari contoh puisi di atas dapat diketahui bahwa dalam aspek estetika, puisi subjek S01 masih kurang baik. Aspek estetika meliputi
77
pemilihan kata (diksi), gaya bahasa (majas), pengimajian, dan persajakan. Pada puisi S01 di atas hanya terdapat diksi dan persajakan, sedangkan gaya bahasa (majas), dan pengimajian masih kurang. Diksi memiliki peranan yang penting dalam sebuah puisi, karena dengan pemilihan diksi yang tepat seorang penyair akan mendapatkan efek yang lebih indah dari puisinya. Pada puisi S01, pemilihan kata (diksi) tampak pada penggalan: Kaulah malaikatku. Peserta didik menggunakan kata malaikatku dengan maksud ingin menegaskan bahwa ibunya merupakan malaikat yang sangat berharga baginya. Persajakan dalam puisi S01 terdapat pada bait pertama, yaitu rima a-a-a-a tampak pada penggalan: Ibu// Kaulah malaikatku// Kau telah melahirkanku// Kau telah membesarkanku. Pada bait kedua rimanya tidak beraturan. Melihat keadaan tersebut, perlu diupayakan perbaikan agar kualitas puisi siswa lebih baik. Hasil puisi pada siklus I dengan menggunakan media lagu Ada Band “Surga Cinta” dapat dilihat pada contoh puisi S01 berikut ini. Subyek
S01
Nama
Angga Pratama Putra
Nilai Keseluruhan
81,3
Skor Aspek Estetika
6
Inilah Aku Inilah aku Aku yang akan selalu jadi diriku Aku melewati hari dengan senyuman Meskipun ku terlihat diam Ku akan selalu bertahan menunggu Meskipun dingin menyerang di sekujur tubuhku
78
Tapi ku kan slalu menunggumu Karna ku tak ingin meratapi malang tanpa dirimu Dari contoh puisi S01 tersebut dapat dilihat bahwa aspek estetikanya sudah meningkat cukup baik jika dibandingkan pada puisi tahap pratindakan. Dalam aspek estetika, pada puisi S01 terdapat pemilihan kata (diksi), pengimajian, dan persajakan namun padanan katanya masih kurang padu. Diksi pada puisi S01 terdapat pada bait kedua, yaitu dingin menyerang di sekujur tubuhku. Peserta didik memilih kata dingin dan menyerang bermaksud untuk menegaskan bahwa ia sebenarnya telah lelah, namun ia tetap akan selalu menunggu. Pengimajian dalam puisi di atas terdapat pada baris keempat bait pertama, yaitu meskipun ku terlihat diam. Peserta didik bermaksud mengajak pembaca seolah-olah melihat bahwa si “aku” merupakan orang yang selalu terlihat diam. Pengimajian juga terlihat pada baris kedua bait kedua, yaitu dingin menyerang di sekujur tubuhku. Peserta didik bermaksud mengajak pembaca untuk seolaholah merasakan apa yang dibaca. Persajakan pada puisi S01 terdapat rima akhir, yaitu a-a-b-b pada bait pertama, dan a-a-a-a pada bait kedua. Jelas sekali pada aspek persajakan terlihat meningkat dibandingkan dengan puisi S01 pada tahap pratindakan. Namun puisi tersebut masih perlu perbaikan agar kualitas puisi peserta didik lebih baik lagi. Hasil puisi pada siklus II dengan menggunakan media lagu Ada Band “Surga Cinta” dapat dilihat pada contoh puisi S01 berikut ini. Subyek
S01
Nama
Angga Pratama Putra
Nilai Keseluruhan
87,5
Skor Aspek Estetika
8
79
Kenangan Benar… Banyak cara Tuhan menghadirkan cinta Mulai dari aku mengenalmu Ku hanya bisa terdiam Saat melihatmu di depanku Dingin menyerang di sekujur tubuhku Perlahan bawa semua tanya Apakah ini surga cinta? Terkadang air mata ini masih mengalir Mungkin tiada pernah berakhir Sampaikan sayangku padanya Tak ingin rasa sepi meratapi malang tanpa dirinya Dari contoh puisi S01 tersebut dapat dilihat bahwa aspek estetikanya sudah lebih baik jika dibandingkan pada puisi tahap pratindakan dan pascatindakan siklus I. Pemilihan kata (diksi) pada puisi S01 terdapat pada bait kedua baris kedua, yaitu Dingin menyerang di sekujur tubuhku. Pilihan kata dingin dan menyerang dalam puisi S01 siklus II sama dengan pilihan kata dalam puisi S01 siklus I, namun pada siklus II ini peserta didik ingin menegaskan bahwa ia merasakan dingin yang berarti sangat senang ketika melihat seseorang yang ada di depannya. Pengimajian pada puisi di atas terdapat pada bait kedua baris pertama, yaitu Saat melihatmu di depanku, dan bait ketiga baris pertama, yaitu Terkadang air mata ini masih mengalir. Pada kata melihatmu, peserta didik ingin pembaca seolah-olah melihat apa yang dilihat oleh penulis dan pada kata mengalir, peserta didik bermaksud untuk membuat pembaca seolah-olah ikut merasakan air mata yang mengalir.
80
Gaya bahasa pada puisi S01 terdapat pada bait kedua baris keempat, yaitu Apakah ini surga cinta. Penggalan puisi tersebut mengandung majas metafora, yang merupakan ungkapan yang tidak dapat diartikan secara langsung. Surga cinta di sini maksudnya ialah ungkapan untuk menunjukkan keindahan cinta bagaikan di surga. Dapat dilihat persajakan pada puisi di atas terdapat rima akhir pada bait kedua dan ketiga, yaitu a-a-b-b. Persajakn puisi S01 pada siklus II sudah meningkat jauh lebih baik dibandingkan pada puisi tahap siklus I.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan paparan data dan serangkaian penelitian, maka simpulan yang dapat diambil sebagai berikut: 1. Pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media lagu Ada Band “Surga Cinta” mampu meningkatkan hasil menulis puisi peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil puisi peserta didik dari pratindakan sampai pascatindakan siklus II. Dengan demikian terbukti bahwa penggunaan media lagu Ada Band “Surga Cinta” berhasil meningkatkan keterampilan menulis puisi peserta didik kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi‟iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang.
B. Saran Berdasarkan simpulan hasil penelitian tindakan di atas, penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut. 1. Media lagu perlu diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi untuk menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar menjadi nyaman sehingga peserta didik antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi. 2. Untuk guru Bahasa Indonesia, tindakan pada pembelajaran menulis puisi ini hendaknya diteruskan dan dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi peserta didik. 3. Untuk
sekolah,
pembelajaran
ini
perlu
dikembangkan
agar
keterampilan menulis puisi peserta didik terus meningkat. 4. Penelitian lebih lanjut tentang media lagu masih perlu dilakukan, terutama pada keterampilan menulis puisi.
1
82
DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, Sabarti, Dkk. Menulis 1. Jakarta: Universitas Terbuka. 2001.
Alfin, Jauharoti, dkk. Pembelajaran Bahasa Indonesia MI. Pendidikan Guru Madrasah Ibtidiyah. 2009. Andjani, Karina. Apa Itu Musik? Kajian tentang Sunyi dan Bunyi Berdasarkan 4‟33” Karya John Cage. Tangerang: CV. Marjin Kiri. 2014. Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. 2011. Atmazaki. Analisis Sajak Teori, Metodologi dan Aplikasi. Bandung: Angkasa. 1993. Budianta, Melani, dkk. Membaca Sastra. Magelang: Indonesia Tera. 2006. Budinuryanta, dkk. Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. 2008. Dadang Herdiana. “Biodata dan Profil Ada Band”, diakses pada pukul 21.13 WIB, tanggal 16 September 2014 dari http://www.dadangherdiana.com/2013/06/biodata-dan-profil-adaband.html?m=1 Kurnianto, Rido, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Learning Assistance Program for Islamic School-PGMI. 2009. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada. 2012. Pradopo, Rahmat Djoko. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 2005. Putra, Masri Sareb. Principles of Creative Writing. Jakarta: Indeks. 2010. Resmini, Novi dan Juanda, Dadan. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS. 2007.
Ruswandi, Uus, dkk. Media Pembelajaran. Bandung: CV. Insan Mandiri. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2011. Sihabudin, dkk. Bahasa Indonesia 2. Surabaya: Amanah Pustaka. 2009. Siswanto, Wahyudi. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Grasindo. 2008. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
83
Rosdakarya. 2012. Tarigan, H. G. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 1984. Tarigan, H. G. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa. 1985. Waluyo, Herman J. Apresiasi Puisi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2005. Warren, Austin dan Rene Wellek. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 1993.
LAMPIRAN
Lampiran 1: Catatan Lapangan CATATAN LAPANGAN PTK Tahun 2014 Judul Penelitian
: Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Lagu Ada Band “Surga Cinta” pada Siswa Kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang
Hari/tanggal
: 10 Maret 2014
Siklus
: Pratindakan, Pertemuan I
Pengamat
: Peneliti
Deskripsi Catatan Lapangan Pukul 07.00 WIB bel tanda masuk sekolah berbunyi. Upacara bendera dilaksanakan dua minggu sekali pada hari Senin. Pada hari Senin ini akan diadakan upacara sampai pukul 07.40 WIB. Setelah selesai upacara, siswa langsung memasuki aula untuk melaksanakan shalat dhuha berjamaah. Peneliti dan guru selaku kolaborator pun bergegas menuju aula. Shalat dhuha berjamaah dilakukan sampai pukul 09.10 WIB. Setelah itu istirahat selama 10 menit kemudian masuk pada jam pelajaran pertama pada pukul 09.20 WIB. Sebagian siswa masih ada yang duduk-duduk di luar kelas dan kondisi kelas pun masih sangat gaduh. Mungkin karena guru yang mengajar kelas mereka belum masuk kelas. Sehingga mereka merasa bebas melakukan aktivitas apapun. Namun, begitu mereka melihat guru bahasa Indonesia berjalan menuju ruang kelas VIII-1 bersama peneliti, mereka bergegas masuk kelas. Terdengar suara kursi dan meja berderit saling berbenturan dari kejauhan. Tampaknya mereka ingin segera duduk di bangku masing-masing dengan rapi sebelum guru dan peneliti memasuki kelas. Peneliti menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama. Kondisi kelas dengan sekejap menjadi sangat hening ketika semua yang berada di dalam kelas menundukkan kepala secara serentak sesaat setelah ketua kelas mengucapkan abaaba. Setelah itu, peneliti memulai pelajaran untuk penelitian tahap pratindakan
dan guru bahasa Indonesia duduk paling belakang untuk mengawasi. Pelajaran pada pertemuan itu dilakukan hanya dengan metode ceramah dan tanpa media. Siswa tampak tidak bersemangat mendengarkan penjelasan peneliti. Padahal hari masih cukup pagi karena pelajaran bahasa Indonesia dilakukan pada jam pertama kemudian istirahat dan dilanjutkan pada jam kedua dan ketiga. Hanya beberapa siswa yang berada di barisan depan yang memperhatikan penjelasan guru. Selebihnya justru sibuk dengan aktivitas masing-masing. Ada yang mengobrol, mengerjakan tugas mata pelajaran lain, dan ada pula yang diam namun terhanyut dalam lamunan. Peneliti hanya diam saja melihat kondisi tersebut. Hanya sesekali saja mengingatkan saat suasana sudah sangat gaduh. Selain itu, peneliti juga hanya berada di depan kelas. Terkadang duduk di kursi dan terkadang berdiri di depan kelas sambil sesekali menulis di papan tulis. Peneliti juga tetap saja melanjutkan penjelasan meskipun tidak diperhatikan siswa. Peneliti selesai menjelaskan materi tepat pada waktu istirahat yaitu pukul 10.00 WIB. Kemudian peneliti dan guru bahasa Indonesia keluar dari kelas. Bel jam pelajaran kedua berbunyi pukul 10.15 WIB. Peneliti segera menuju ke kelas VIII-1, peserta didik masih ada yang di luar kelas, setelah melihat peneliti dan guru bahasa Indonesia, siswa pun segera duduk di bangku masingmasing. Peneliti segera melanjutkan proses pembelajaran. Peneliti membagi siswa menjadi 4 kelompok. Pada tahap pratindakan ini, pendidik membagikan teks puisi kepada masing-masing kelompok. Mereka diminta untuk mengidentifikasi unsurunsur pembangun puisi yang terdapat pada teks puisi tersebut. Siswa sibuk dengan kelompok masing-masing. Namun, tidak semua anggota kelompok saling bekerja sama. Ada siswa yang mendominasi tugas kelompoknya. Ada pula siswa yang tidak memperdulikan apa yang dikerjakan teman kelompoknya. Mereka sibuk dengan aktivitas sendiri, ada yang melamun, mengerjakan tugas pelajaran lain, berdandan, dan mengobrol dengan teman satu kelompok yang sama-sama acuh tak acuh. Peneliti kemudian menanyakan apakah siswa sudah selesai mengerjakan tugasnya. Beberapa kelompok sudah menyelesaikan tugasnya. Dan sebagian lagi
belum
menyelesaikannya.
Guru
menjelaskan
bahwa
setelah
selesai
mengidentifikasi, setiap kelompok harus menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. Pada hari ini, hanya kelompok 1 dan 2 yang menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas sedangkan kelompok 3 dan 4 memberikan komentar. Karena jam pelajaran bahasa Indonesia yang tersisa saat itu tinggal 20 menit lagi, maka peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan tugasnya. Kemudian, pelajaran ditutup, peneliti dan guru mengucapkan salam.
CATATAN LAPANGAN PTK Tahun 2014 Judul Penelitian
: Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Lagu Ada Band “Surga Cinta” pada Siswa Kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang
Hari/tanggal
: 17 Maret 2014
Siklus
: Pratindakan, Pertemuan II
Pengamat
: Peneliti
Deskripsi Catatan Lapangan Bel tanda masuk sekolah berbunyi pukul 07.30. Hari Senin ini sedang tidak diadakan upacara namun diganti dengan pelajaran Baca Tulis Qur’an (BTQ). Peneliti menunggu di ruang perpustakaan sampai pelajaran Baca Tulis Qur’an (BTQ) selesai pada pukul 09.10 WIB. Setelah bel jam pelajaran pertama berbunyi, peneliti dan guru bahasa Indonesia segera beranjak menuju kelas setelah mendengar bel tersebut. Siswa yang masih berada di luar kelas segera masuk saat melihat guru dan peneliti menuju kelas mereka. Guru dan peneliti mengucapkan salam dan menyuruh ketua kelas memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Setelah selesai berdoa, peneliti mengingatkan kembali pelajaran pada pertemuan sebelumnya. Kemudian, peneliti menyuruh kelompok 3 dan 4 untuk menyampaikan hasil diskusinya pada pertemuan sebelumnya di depan kelas sedangkan kelompok 1 dan 2 memberikan komentar. Saat sesi memberikan pendapat, saran, dan kritik tidak ada siswa yang mengacungkan jari untuk mengeluarkan pendapat atau memberikan saran dan kritik terhadap kelompok yang presentasi. Saat sesi pertanyaan, moderator memberikan kesempatan untuk tiga penanya. Namun tidak ada juga yang bertanya. Suasana diskusi pada pertemuan itu kurang kondusif. Siswa lebih banyak diam dan kurang memahami peraturan diskusi yang telah dijelaskan oleh peneliti. Sehingga peneliti yang lebih banyak aktif menjelaskan atau memancing
siswa agar bersemangat dalam melakukan diskusi. Namun kegiatan diskusi yang dilakukan tersebut tetap saja tidak efektif. Akhirnya peneliti menyuruh dua kelompok yang maju untuk kembali ke tempat duduk mereka masing-masing. Peneliti memberikan kesimpulan tentang hasil analisis pada contoh puisi. Siswa terlihat diam dan mendengarkan penjelasan peneliti. Namun, peneliti mengamati beberapa siswa yang diam memperhatikan dengan lesu. Seolah jenuh dengan penjelasan peneliti. Bel istirahat berbunyi pada pukul 10.00 WIB. Peneliti dan guru pun keluar kelas menuju ruang guru. Pukul 10.15 WIB bel berbunyi dan siswa segera masuk kelas. Peneliti dan guru pun segera memasuki kelas. Pada tahap pratindakan pertemuan kedua ini, peneliti menyuruh siswa untuk memilih tema untuk menulis puisi bebas. Tema sudah ditulis oleh peneliti di papan tulis, siswa hanya memilih salah satu tema yang mereka sukai. Pilihan tema untuk puisi, meliputi orangtua, idola, alam, tanah air, ilmu, ketuhanan. Setelah itu siswa ditugaskan untuk menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur pembangun puisi yang telah dijelaskan. Siswa bebas memilih tema apa saja. Mereka berteriak-teriak mengeluh, “Nggak bisa, Kak”! “Sebisanya”, jawab peneliti. “Puisi yang ada unsur pembangun puisinya gimana sih, Kak?”, tanya siswa lagi. Dan peneliti menjawab, “Ya seperti itu tadi, puisi yang kalian analisis. Itu contoh puisi yang terdapat unsur pembangun puisi”. Siswa tampak bingung, tetapi tidak mau bertanya pada peneliti. Mereka justru bertanya pada teman di sebelahnya yang sama-sama tidak mengerti. Sehingga kondisi kelas menjadi tidak kondusif. Suasana sangat kacau dengan kesibukan siswa yang tengok kanan tengok kiri karena merasa kesulitan dalam menentukan tema dan mengembangkan ide kreatifnya. Hanya beberapa siswa yang sudah menulis puisi dalam kertasnya. Akhirnya semua siswa pun selesai menulis puisi saat bel tanda usai pelajaran berbunyi. Pelajaran diakhiri, peneliti dan guru mengucapkan salam.
CATATAN LAPANGAN PTK Tahun 2014 Judul Penelitian
: Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Lagu Ada Band “Surga Cinta” pada Siswa Kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang
Hari/tanggal
: 7 April 2014
Siklus
: Siklus I, Pertemuan I
Pengamat
: Peneliti
Deskripsi Catatan Lapangan Pukul 07.00 bel tanda masuk sekolah berbunyi. Siswa menyiapkan diri untuk mengikuti upacara bendera yang diadakan dua minggu sekali pada hari Senin. Mereka berjalan dalam rombongan masing-masing menuju lapangan. Pelajaran baru dimulai pukul 07.45 setelah upacara selesai dilaksanakan. Guru dan peneliti memasuki ruang kelas. Peneliti meminta ketua kelas memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Kemudian pelajaran segera dimulai. Peneliti mengadakan apersepsi untuk mengingatkan siswa tentang materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Beberapa siswa mengeluh, “Sudah lupa, Kak!”. Peneliti tetap melanjutkan apersepsi tersebut dan memberi sedikit penjelasan agar mereka ingat dan bisa menjawab pertanyaan peneliti. Pada pertemuan hari itu peneliti membagi siswa menjadi 4 kelompok. Dan masing-masing kelompok diberi contoh puisi. Ada dua contoh puisi yang berbeda, sehingga setiap dua kelompok mendapat satu macam puisi yang sama judulnya. Peneliti menjelaskan tugas yang harus dikerjakan masing-masing kelompok, yaitu mengidentifikasi unsur pembangun puisi pada contoh puisi yang telah dibagikan tersebut seperti pada pertemuan sebelumnya. Terdengar keluhan siswa, “Ya ampun, Kak, tugas terus.” “Tugas terus gimana? Ya sudah dikerjakan dulu, nanti kalau sudah selesai kita bahas bersama”, sahut peneliti, “Oh iya, masing-masing kelompok dibagi tugas-tugasnya, jadi tidak ada siswa yang nganggur atau smsan sama pacarnya”, lanjut peneliti.
Semua siswa sibuk dengan kelompoknya masing-masing. Di antara mereka ada yang berdiskusi dan berdebat dengan teman sesama anggota kelompok, ada yang menulis hasil analisisnya dalam secarik kertas, dan ada pula yang membaca-baca contoh puisi yang dianalisis. Namun, ada siswa yang diam saja atau sibuk dengan kegiatan sendiri seolah tidak peduli dengan apa yang dikerjakan
teman-teman
kelompoknya.
Melihat
hal
tersebut
peneliti
memperingatkan dan meminta agar siswa tersebut diberi tanggung jawab. Sekali lagi peneliti menghimbau agar semua kelompok membagi tugas kepada masingmasing anggota kelompok. Bel istirahat berbunyi pukul 10.00 WIB. Kemudian peneliti dan guru bahasa Indonesia keluar dari kelas menuju ruang guru. Setelah bel jam pelajaran kedua berbunyi, guru dan peneliti segera menuju ke kelas VIII-1, siswa masih ada yang di luar kelas, setelah melihat peneliti dan guru bahasa Indonesia siswa pun segera duduk di bangku masing-masing. Peneliti segera melanjutkan proses pembelajaran. Peneliti berkeliling memantau siswa agar tidak ada siswa yang pasif dan tidak mau bekerja sama dengan anggota kelompoknya. Peneliti berjalan dari meja ke meja dan berhenti di setiap kelompok untuk menanyakan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa. Beberapa kelompok menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami. Selang beberapa waktu, peneliti menanyakan apakah siswa sudah selesai menganalisis contoh puisinya. Sebagian siswa menjawab, “Sudah”, dan sebagian lagi menjawab, “Belum”. Peneliti memberi perpanjangan waktu 10 menit. Setelah 10 menit berlalu, peneliti mengajak siswa untuk menganalisis contoh puisi bersama-sama. Peneliti membahas baris demi baris dengan cara bertanya jawab. Masing-masing kelompok ditanya oleh peneliti secara bergantian. Ternyata cara tersebut lebih efektif dibanding dengan diskusi pada pertemuan pratindakan. Waktu yang tersisa dimanfaatkan oleh peneliti untuk menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya. Setelah semua siswa paham dengan penjelasan peneliti, pelajaran ditutup. Guru dan peneliti mengucapkan salam. Ketika guru dan peneliti tiba di kantor guru, bel tanda usai pelajaran berbunyi.
CATATAN LAPANGAN PTK Tahun 2014 Judul Penelitian
: Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Lagu Ada Band “Surga Cinta” pada Siswa Kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang
Hari/tanggal
: 14 April 2014
Siklus
: Siklus I, Pertemuan II
Pengamat
: Peneliti
Deskripsi Catatan Lapangan Guru dan peneliti mengikuti upacara bendera terlebih dahulu sebelum pelajaran jam pertama dimulai. Seusai upacara pada pukul 07.40, dilanjutkan dengan shalat dhuha berjamaah di aula, guru dan peneliti pun bergegas menuju aula. Shalat dhuha selesai pukul 09.10 WIB. Guru dan peneliti pun keluar dari aula menuju ke ruang guru. Bel jam pelajaran pertama berbunyi pukul 09.20 WIB. Guru dan peneliti segera menuju ruang kelas VIII-1 setelah beberapa menit mengobrol di ruang guru. Guru dan peneliti mengucapkan salam kepada siswa. Seperti biasa ketua kelas memimpin teman-temannya untuk berdoa bersama sebelum pelajaran dimulai. Setelah selesai berdoa, peneliti membuka pelajaran. Peneliti memberikan sedikit penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan itu untuk mengingatkan siswa pada penjelasan peneliti pada pertemuan sebelumnya. Peneliti meminta peserta didik segera menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan menulis puisi. Sementara itu, peneliti menyiapkan perlatan yang akan digunakan untuk memutar lagu Ada Band “Surga Cinta”. Peneliti menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan siswa sebelum membuat puisi, yaitu mendengarkan lagu Ada Band “Surga Cinta”dan mendata beberapa kata yang ada pada lagu tersebut untuk dijadikan bahan menulis puisi. Lagu diputar sebanyak tiga kali. siswa tampak serius mendengarkan lagu yang diputar dan mencatat beberapa kata yang ada pada lagu. Namun ada beberapa siswa yang mengobrol atau sibuk dengan aktivitas masing-masing. Sehingga
kegiatan mendengarkan menjadi kurang kondusif. Karena kondisi kelas menjadi gaduh dan mengganggu siswa yang sedang serius mendengarkan. Kemudian peneliti memperingatkan agar peserta didik saling tidak membuat kegaduhan di dalam lekas saat kegiatan mendengarkan berlangsung. Setelah lagu selesai diputar, bel istirahat pun berbunyi. Guru dan peneliti keluar kelas menuju ruang guru. Pukul 10.15 WIB bel jam pelajaran kedua berbunyi, guru dan peneliti segera memasuki ruang kelas VIII-1. Peneliti menjelaskan tugas berikutnya yang harus dilakukan siswa. Peneliti menyuruh siswa menentukan tema untuk menulis puisi. Kemudian beberapa kata yang telah dicatat disusun menjadi bait-bait puisi. Selama mengerjakan tugas siswa yang tampak kebingungan cukup berkurang. Mereka mengerjakan tugas cukup antusias dan lebih cepat menggerakkan pena untuk menulis kata demi kata. Beberapa siswa juga tidak merasa malu lagi menanyakan hal yang mereka anggap sulit. Meskipun ada siswa yang mengungkapkan pertanyaannya dengan lirih dan malu-malu, namun beberapa siswa sudah memberanikan diri bertanya dengan mengacungkan jari dan mengungkapkan pertanyaannya dengan jelas. Peneliti memantau pekerjaan siswa dengan berkeliling kelas dan berhenti di tiap-tiap meja siswa untuk membantu jika mereka merasa kesulitan. Siswa cukup antusias dengan aktivitas peneliti. Mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan bertanya tentang hal-hal yang mereka anggap sulit saat peneliti berhenti di setiap meja siswa. Bahkan siswa yang duduk di belakang atau di depan meja siswa yang dihampiri peneliti terkadang ikut memperhatikan pertanyaan temannya dan penjelasan peneliti. Bel tanda usai pelajaran berbunyi, dan semua siswa sudah selesai menulis puisi. Pelajaran diakhiri, peneliti dan guru mengucapkan salam.
CATATAN LAPANGAN PTK Tahun 2014 Judul Penelitian
: Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Lagu Ada Band “Surga Cinta” pada Siswa Kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang
Hari/tanggal
: 12 Mei 2014
Siklus
: Siklus II, Pertemuan I
Pengamat
: Peneliti
Deskripsi Catatan Lapangan Bel tanda masuk sekolah berbunyi pukul 07.00. Hari Senin ini sedang tidak diadakan upacara namun diganti dengan pelajaran Baca Tulis Qur’an (BTQ). Peneliti menunggu di ruang perpustakaan sampai pelajaran Baca Tulis Qur’an (BTQ) selesai pada pukul 09.20 WIB. Guru dan peneliti segera menuju ruang kelas. Siswa masih bercanda-canda dengan teman-temannya saat guru memasuki kelas. Ketua kelas berdiri, memimpin teman-temannya untuk melakukan doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Seusai berdoa, guru dan peneliti mengucapkan salam dan menanyakan kabar kepada siswa. Kemudian peneliti menjelaskan kembali materi serta kekurangan dan kesalahan yang terdapat pada puisi karya siswa saat pertemuan siklus I. Peneliti berharap siswa bisa memperbaikinya pada siklus II ini. Peneliti juga mengadakan tanya jawab agar siswa lebih aktif memperhatikan dan mengikuti pelajaran dengan antusias. Setelah kegiatan tersebut dirasa cukup, peneliti memulai pelajaran pada pertemuan itu. Peneliti memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan pertama siklus II. Kemudian peneliti membagi siswa menjadi 4 kelompok. Siswa diminta untuk mengidentifikasi teks puisi yang dibawakan oleh peneliti. Karena kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam puisi siswa pada siklus I adalah kurang terdapat unsur pembangun puisi, seperti imaji, majas, dan persajakan. Kegiatan tersebut dilakukan agar siswa lebih mengetahui mengenai
diksi, imaji, majas, dan persajakan yang terdapat pada puisi. Sehingga puisi yang dihasilkan menjadi lebih menarik. Siswa berdiskusi dengan kelompok masing-masing sebelum diadakan diskusi bersama yang dipimpin oleh peneliti. Siswa bekerja sama dengan baik bersama kelompoknya masing-masing. Namun bel istirahat berbunyi, tugas siswa pun dilanjutkan setelah istirahat. Bel jam pelajaran kedua berbunyi pukul 10.15 WIB. Guru dan peneliti segera memasuki ruang kelas VIII-1. Peneliti segera melanjutkan proses pembelajaran. Peneliti memberikan waktu untuk melanjutkan diskusi selama 30 menit. Setelah 30 menit berlalu, peneliti meminta siswa mengubah posisi tempat duduk. Siswa duduk melingkar, sehingga peneliti bisa melihat seluruh siswa. Peneliti dan siswa saling bertukar pikiran dan pendapat. Diskusi berlangsung lancar. Siswa lebih banyak yang aktif dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Waktu yang tersisa digunakan peneliti untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus II. Siswa tampak memperhatikan dengan serius. Kemudian bel tanda usai pelajaran berbunyi. Pelajaran diakhiri dan peneliti mengucapkan salam.
CATATAN LAPANGAN PTK Tahun 2014 Judul Penelitian
: Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Lagu Ada Band “Surga Cinta” pada Siswa Kelas VIII MTs Nur Asy-Syafi’iyah (Yaspina) Ciputat, Tangerang
Hari/tanggal
: 19 Mei 2014
Siklus
: Siklus II, Pertemuan II
Pengamat
: Peneliti
Deskripsi Catatan Lapangan Pukul 06.50 peneliti tiba di sekolah. Peneliti menemui guru bahasa Indonesia dan membicarakan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan saat itu. Pada pukul 07.00 WIB bel berbunyi, guru dan peneliti mengikuti upacara dan selesai pukul 07.40 WIB. Guru dan peneliti berjalan menuju aula untuk melakukan shalat dhuha berjamaah setelah mendengar bel berbunyi pada pukul 07.40. Shalat dhuha selesai pukul 09.10, kemudian guru dan peneliti keluar aula menuju ruang guru untuk istirahat sejenak. Pada pukul 09.20 bel jam pelajaran pertama berbunyi. Guru dan peneliti segera menuju ruang kelas VIII-1. Peneliti mengucapkan salam dan menanyakan kabar kepada siswa setelah selesai berdoa. Kemudian pelajaran dimulai. Peneliti mengadakan apersepsi untuk mengingatkan siswa dengan pelajaran pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu, peneliti menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan itu, yaitu menulis puisi dengan menggunakan media lagu Ada Band “Surga Cinta”. Kemudian, peneliti menyiapkan media dan peralatan yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Siswa kembali mendengarkan lagu Ada Band “Surga Cinta” sebelum kegiatan menulis dilakukan. Lagu diputar sebanyak tiga kali. Siswa mencatat beberapa kata yang terdapat pada lagu. Setelah lagu selesai diputar, bel istirahat pun berbunyi. Guru dan peneliti keluar kelas menuju ruang guru. Pukul 10.15 WIB bel jam pelajaran kedua berbunyi, guru dan peneliti segera memasuki ruang kelas VIII-1.
Peneliti menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan siswa. Peneliti menyuruh siswa menentukan tema untuk menulis puisi. Kemudian beberapa kata yang telah dicatat disusun menjadi bait-bait puisi. Peneliti berpesan agar siswa memperhatikan unsur-unsur pemabngun puisi saat menulis puisi. Siswa menulis puisi dengan cukup antusias. Mereka berkosentrasi dengan tugas masing-masing. Bahkan kebanyakan siswa sudah tidak malu-malu lagi bertanya pada peneliti jika merasa kesulitan tanpa menunggu peneliti berkeliling menghampiri mereka. Sebelum jam pelajaran usai, siswa sudah menyelesaikan tulisannya. Peneliti menyuruh siswa untuk mengumpulkan tugasnya. Peneliti memberi kesimpulan pada pelajaran hari itu. Peneliti pun mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam.
Lampiran: Transkrip Wawancara Hasil Wawancara dengan Guru P
: Apakah para siswa di sekolah ini suka menulis?
G
: Ada beberapa yang suka menulis tetapi hanya sebagian kecil saja.
P
: Bagaimana Ibu menyampaikan materi pembelajaran menulis puisi?
G
: Saya biasanya menyampaikan materi dengan ceramah di dalam kelas. Saya terangkan teorinya kemudian praktik menulis.
P
: Apakah siswa antusias mengikuti pembelajaran menulis puisi?
G
: Hanya sebagian siswa saja yang suka dengan kegiatan menulis sedangkan yang lain menganggap pelajaran menulis itu membosankan.
P
: Apa saja kendala yang dialami Ibu dalam pembelajaran menulis puisi?
G
: Banyak sekali yang menjadi kendala dalam pembelajaran menulis, misalnya keterbatasan media sehingga agak sulit menjelaskan materi kepada siswa agar lebih mudah dipahami. Hal tersebut berdampak pada hasil puisi siswa yang kurang memuaskan.
P
: Bagaimana Ibu memanfaatkan fasilitas pendukung pembelajaran seperti LCD?
G
: Saya lebih sering melakukan KBM di dalam kelas dan jarang menggunakan LCD karena hanya ada satu dan sering bentrok dengan kelas lain.
P
: Apakah Ibu sering memberikan tugas praktik menulis puisi?
G
: Kalau untuk praktik menulis puisi hanya kadang-kadang saja, tergantung waktunya mencukupi atau tidak. Kalau praktik menulis puisi dijadikan pekerjaan rumah, saya tidak bisa membimbing siswa secara langsung. Apalagi mereka sering tidak tepat waktu mengumpulkan tugas rumah.
P
: Bagaimana dengan prestasi siswa terhadap keterampilan menulis puisi?
G
: Hanya beberapa siswa saja yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan Minimal, itupun siswa yang memang suka menulis puisi.
P
: Media apakah yang pernah digunakan Ibu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis puisi?
G
: Saya pernah menggunakan media gambar dalam menulis puisi.
P
: Menurut Ibu, bagaimana jika menggunakan media lagu Ada Band “Surga Cinta” untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa?
G
: Menurut saya tidak ada salahnya mencoba. Mungkin saja dengan media tersebut siswa lebih terbantu.
P
: Baik, terima kasih Ibu atas waktunya.
G
: Iya sama-sama.
Tabel 3: Skor Keterampilan Menulis Puisi Tahap Pratindakan Aspek Yang Dinilai No
Subjek
Tema
Orisinalitas
Jumlah Nilai
3
Estetika (bobot 2) 4
1
S01
3
2
S02
3
3
4
62,5
3
S03
4
4
4
75
4
S04
4
4
4
75
5
S05
4
4
4
75
6
S06
3
3
4
62,5
7
S07
3
3
4
62,5
8
S08
4
4
4
75
9
S09
4
4
4
75
10
S10
3
3
4
62,5
11
S11
3
3
2
50
12
S12
3
4
3
62,5
13
S13
2
3
4
56,3
14
S14
4
4
4
75
15
S15
3
3
4
62,5
16
S16
4
4
4
75
17
S17
3
3
4
62,5
18
S18
4
3
2
56,3
19
S19
4
4
4
75
20
S20
3
3
2
50
21
S21
2
3
4
56,3
22
S22
3
3
4
62,5
62,5
Jumlah
1431,4
Rata-rata
65,06
Tabel 4: Skor Keterampilan Menulis Puisi Tahap Pascatindakan Siklus I Aspek Yang Dinilai No
Subjek
Tema
Jumlah Nilai
4
Estetika (bobot 2) 6
1
S01
3
2
S02
3
3
6
75
3
S03
4
3
6
81,3
4
S04
3
3
6
75
5
S05
3
2
6
68,8
6
S06
4
2
6
75
7
S07
4
3
6
81,3
8
S08
4
1
6
68,8
9
S09
3
4
4
68,8
10
S10
3
4
4
68,8
11
S11
4
2
6
75
12
S12
4
4
4
75
13
S13
3
3
6
75
14
S14
3
3
6
75
15
S15
3
1
6
62,5
16
S16
3
3
6
75
17
S17
4
3
6
81,3
18
S18
4
3
6
81,3
19
S19
4
1
6
68,8
20
S20
4
1
6
68,8
21
S21
4
3
6
81,3
22
S22
4
4
4
75
Orisinalitas
81,3
Jumlah
1631,9
Rata-rata
74,2
Tabel 5: Skor Keterampilan Menulsi Puisi Tahap Pascatindakan Siklus II Aspek Yang Dinilai No
Subjek
Tema
Jumlah Nilai
2
Estetika (bobot 2) 8
1
S01
4
2
S02
3
4
8
93,8
3
S03
4
4
6
87,5
4
S04
4
4
6
87,5
5
S05
4
4
6
87,5
6
S06
4
4
6
87,5
7
S07
4
4
6
87,5
8
S08
4
4
6
87,5
9
S09
4
4
6
87,5
10
S10
4
3
6
81,3
11
S11
3
4
8
93,8
12
S12
4
4
6
87,5
13
S13
4
3
6
81,3
14
S14
3
4
8
93,8
15
S15
3
4
8
93,8
16
S16
4
3
6
81,3
17
S17
4
3
6
81,3
18
S18
3
4
8
93,8
19
S19
4
3
8
93,8
20
S20
3
4
8
93,8
21
S21
4
4
6
87,5
22
S22
3
4
8
93,8
Orisinalitas
87,5
Jumlah
1950,6
Rata-rata
88,7
RPP (RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN) TAHAP PRATINDAKAN Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Aspek Pembelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Tujuan Pembelajaran
: : : : : :
MTs Yaspina Bahasa Indonesia VIII/2 3 x 40 menit Menulis 16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas. : 16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai. : 1. Memilih tema yang akan dijadikan bahan menulis puisi. 2. Menulis puisi berdasarkan tema yang telah dipilih : 1. Siswa dapat memilih tema yang akan dijadikan bahan menulis puisi. 2. Siswa dapat menulis puisi berdasarkan tema yang telah dipilih. 1. 2. 3. 4.
Materi Pembelajaran Metode Pembelajaran
Langkah-langkah Pertemuan Pertama Kegiatan Guru Kegiatan Awal: Guru memberi salam dan bertanya mengenai
Karakter siswa yang diharapkan: Mandiri Bersahabat/komunikatif Tanggung jawab Kerja keras
: Pengertian puisi, unsur pembangun puisi : Metode inquiri Metode tanya jawab Metode ceramah Diskusi Penugasan
Kegiatan Siswa
Siswa merespon salam dan pertanyaan mengenai pembelajaran
Nilai Karakter
Bersahabat/
pembelajaran sebelumnya.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini. Guru membuka schemata siswa mengenai menulis puisi bebas.
Kegiatan Inti: Eksplorasi Guru menjelaskan mengenai puisi dan unsur pembangun puisi.
Guru memberikan teks puisi.
sebelumnya. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. Siswa membuka schemata mengenai menulis puisi bebas.
Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai unsur pembangun puisi. Siswa menerima teks puisi dan mengamatinya.
komunikatif
Mandiri
Elaborasi
Guru menyuruh siswa untuk membentuk 4 kelompok Guru meminta setiap kelompok untuk mengamati teks puisi tersebut.
Guru bertanya kepada siswa mengenai isi puisi.
Guru meminta setiap kelompok untuk berdiskusi mengidentifikasi unsur pembangun pada puisi.
Guru meminta setiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas, pada hari ini kelompok yang presentasi ialah kelompok 1 dan 2.
Konfirmasi Guru bertanya jawab dengan para siswa tentang hal-hal yang belum diketahui. Guru memberikan umpan balik dan penguatan atas
Siswa membentuk 4 kelompok. Setiap kelompok mengamati teks puisi. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai mengenai isi puisi. Setiap kelompok berdiskusi mengidentifikasi unsur pembangun pada puisi.
Tanggung Jawab dan kerja keras
Kelompok 1 dan 2 menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.
Siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang belum diketahuinya. Siswa mendengarkan umpan balik dan
Mandiri
Mandiri
pertanyaan siswa. Kegiatan Akhir: Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan pelajaran hari ini. Guru memberikan tindak lanjut terhadap pembelajaran hari ini.
penguatan dari guru.
Siswa mendengarkan kesimpulan pelajaran hari ini. Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Mandiri
Pertemuan Kedua Kegiatan Guru Kegiatan Awal: Guru memberi salam dan bertanya mengenai hubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya.
Kegiatan Siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini.
Guru mengingatkan kembali kepada siswa mengenai unsur pembangun puisi.
Kegiatan Inti: Eksplorasi Guru menyuruh kelompok 3 dan 4 menyampaikan hasil diskusinya pada pertemuan sebelumnya di depan kelas. Kemudian guru menyuruh siswa untuk memilih tema untuk menulis puisi bebas yang sudah dituliskan di papan tulis. Guru memberikan selembar kertas kepada siswa untuk menulis puisi. Elaborasi
Guru menugaskan siswa untuk menulis puisi bebas berdasarkan tema yang telah
Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. Siswa mengingat kembali mengenai unsur pembangun puisi.
Kelompok 3 dan 4 menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.
Siswa memilih tema untuk menulis puisi bebas.
Siswa menerima selembar kertas untuk menulis puisi.
Siswa menulis puisi bebas berdasarkan tema yang telah ditentukan dengan
Nilai Karakter
Bersahabat/ komunikatif
Mandiri
Mandiri
ditentukan dengan memperhatikan unsur pembangun puisi.
memperhatikan unsur pembangun puisi.
Siswa mengumpulkan hasil kerjanya.
Siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang belum diketahuinya.
Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerjanya. Konfirmasi Guru bertanya jawab dengan para siswa tentang hal-hal yang belum diketahui.
Guru memberikan umpan balik dan penguatan atas pertanyaan siswa.
Kegiatan Akhir: Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan pelajaran hari ini. Guru memberikan tindak lanjut terhadap pembelajaran hari ini.
Tanggung Jawab dan kerja keras
Mandiri
Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru.
Mandiri
Siswa mendengarkan kesimpulan pelajaran hari ini. Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Penilaian Proses dan Hasil Belajar a. Penilaian Proses Aspek yang Teknik No dinilai Penilaian 1. Bersahabat/ Pengamatan Komunikatif 2. Tanggung jawab 3. Mandiri 4. Kerja Keras
: Waktu Penilaian Proses
Instrumen Penilaian Lembar Pengamatan
b. Penilaian Hasil Penilaian Teknik Penilaian
Portofolio
Bentuk Penilaian
Lembaran penilaian porotfolio
Mandiri
Instrumen
Tes Menulis Puisi 1. Pilihlah tema untuk menulis puisi! 2. Tulislah puisi berdasarkan tema yang telah dipilih!
Kriteria Penilaian Puisi Pratindakan No 1
Aspek Penilaian Tema
Skor 4
3 2 1
2
Orisinalitas
4 3 2 1
3
Estetika
4
3
2 1
Deskripsi Kriteria Pemilihan tema disesuaikan dengan isi dan memiliki keterkaitan dengan lagu yang diputar Tema sesuai dengan isi puisi tetapi kurang berkaitan dengan lagu yang diputar Tema sesuai dengan isi puisi Tema tidak sesuai dengan isi puisi dan tidak memiliki keterkaitan dengan lagu yang diputar Puisi merupakan karya sendiri Puisi merupakan karya sendiri tetapi padanan katanya kurang padu Beberapa larik dari puisi merupakan karya orang lain Menyalin puisi karya orang lain Menyajikan padanan diksi dengan baik berupa kata, kiasan, gaya bahasa, pengimajian, dan persajakan. Menyajikan padanan kata yang sesuai minimal 2 (gaya bahasa, kiasan/pencitraan, dan persajakan) kurang padu Menyajikan salah satu dari beberapa aspek yang diminta di poin 4 Tidak menyajikan aspek yang diminta pada poin 4
Format Penilaian Menulis Puisi Siswa No
Aspek Penilaian
Skor (1-4)
Bobot
1
Tema
1
2
Orisinalitas
1
3
Estetika
2
Total Skor
16
Nilai Nilai Akhir Skala Penilaian 1-4 Arti skala penilaian 1 = kurang sekali 2 = kurang 3 = cukup baik 4 = baik sempurna Skor maksimum Nilai Siswa
: 16 : total skor x 100 Skor maksimum
Sumber Belajar: Teks Puisi
Mengetahui,
Tangerang, ………… 2014
Kepala MTs Yaspina,
Guru Mapel Bhs Indonesia.
(__________________________) NIP : .........................................
(Vera Aditia Susanti) NIP : ....................................
RPP (RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN) SIKLUS I Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Aspek Pembelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Tujuan Pembelajaran
: : : : : :
MTs Yaspina Bahasa Indonesia VIII/2 3 x 40 menit Menulis 16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas. : 16.1 Menulis puisi dengan memperhatikan unsur pembangun puisi. : 1. Mendata kata-kata yang sesuai sebagai bahan menulis puisi. 2. Menentukan tema yang akan dijadikan bahan menulis puisi. 3. Menulis puisi dengan kata-kata yang telah dipilih. : 1. Siswa dapat mendata kata-kata yang sesuai sebagai bahan menulis puisi. 2. Siswa dapat menentukan tema yang akan dijadikan bahan menulis puisi. 3. Siswa dapat menulis puisi dengan kata-kata yang telah dipilih. 5. 6. 7. 8.
Materi Pembelajaran Metode Pembelajaran
Karakter siswa yang diharapkan: Mandiri Bersahabat/komunikatif Tanggung jawab Kerja keras
: Pengertian puisi, unsur pembangun puisi : Metode inquiri Metode ceramah Metode tanya jawab Diskusi Penugasan
Langkah-langkah Pertemuan Pertama Kegiatan Guru Kegiatan Awal: Guru memberi salam dan bertanya mengenai pembelajaran sebelumnya.
Kegiatan Siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini.
Guru membuka schemata siswa mengenai menulis puisi.
Kegiatan Inti: Eksplorasi Guru menjelaskan mengenai puisi dan unsur pembangun puisi. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.
Siswa merespon salam dan pertanyaan mengenai pembelajaran sebelumnya. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. Siswa membuka schemata mengenai menulis puisi .
Siswa mendengarkan penjelasan guru.
Nilai Karakter
Bersahabat/ komunikatif
Mandiri
Siswa dibagi menjadi 4 kelompok
Elaborasi
Guru memberi contoh teks puisi kepada masingmasing kelompok. Guru meminta siswa untuk mengamati teks puisi tersebut. Guru bertanya kepada siswa mengenai isi puisi.
Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi unsurunsur yang terdapat pada teks puisi. Guru mengajak siswa untuk membahas analisis contoh puisi secara bersama-sama.
Konfirmasi Guru bertanya jawab dengan para siswa tentang hal-hal
Masing-masing kelompok menerima teks puisi dan mengamatinya. Siswa mengamati teks puisi. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai mengenai isi puisi. Siswa mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat pada teks puisi. Semua siswa bertanya jawab dengan guru membahas mengenai analisis contoh puisi yang diberikan. Siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan
Tanggung Jawab dan kerja keras
Mandiri
yang belum diketahui. Guru memberikan umpan balik dan penguatan atas pertanyaan siswa.
Kegiatan Akhir: Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan pelajaran hari ini. Guru memberikan tindak lanjut terhadap pembelajaran hari ini.
yang belum diketahuinya. Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru.
Siswa mendengarkan kesimpulan pelajaran hari ini. Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Mandiri
Mandiri
Pertemuan Kedua Kegiatan Guru Kegiatan Awal: Guru memberi salam dan bertanya mengenai hubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya.
Kegiatan Siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini.
Guru mengingatkan kembali kepada siswa mengenai unsur pembangun puisi.
Kegiatan Inti: Eksplorasi Guru menyuruh siswa menyiapkan alat tulis.
Guru memutar lagu Ada Band “Surga Cinta”.
Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. Siswa mengingat kembali mengenai unsur pembangun puisi.
Siswa menyiapkan alat tulis.
Siswa mendengarkan lagu Ada Band “Surga Cinta”.
Siswa mendata beberapa kata yang ada pada lagu untuk bahan menulis puisi. Siswa menentukan tema untuk bahan menulis puisi. Siswa menulis puisi berdasarkan tema yang
Nilai Karakter
Bersahabat/ komunikatif
Mandiri
Mandiri
Elaborasi
Guru meminta siswa untuk mendata beberapa kata yang ada pada lagu untuk bahan menulis puisi. Guru menyuruh siswa menentukan tema untuk bahan menulis puisi. Guru menugaskan siswa untuk menulis puisi
Tanggung Jawab dan kerja keras
berdasarkan tema yang telah ditentukan dan katakata ynag telah didata. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerjanya. Konfirmasi Guru bertanya jawab dengan para siswa tentang hal-hal yang belum diketahui. Guru memberikan umpan balik dan penguatan atas pertanyaan siswa.
Kegiatan Akhir: Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan pelajaran hari ini. Guru memberikan penghargaan atas kerja siswa.
telah ditentukan dan katakata yang telah mereka data.
Siswa mengumpulkan hasil kerjanya. Siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang belum diketahuinya. Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru.
Mandiri
Mandiri
Siswa mendengarkan kesimpulan pelajaran hari ini. Siswa senang atas penghargaan dari guru
Penilaian Proses dan Hasil Belajar c. Penilaian Proses Aspek yang Teknik No dinilai Penilaian 1. Bersahabat/ Pengamatan Komunikatif 2. Tanggung jawab 3. Mandiri 4. Kerja Keras
: Waktu Penilaian Proses
Instrumen Penilaian Lembar Pengamatan
d. Penilaian Hasil Penilaian Teknik Penilaian
Portofolio
Bentuk Penilaian
Lembaran penilaian porotfolio
Mandiri
Instrumen
A. Tes Menulis Puisi 1. Datalah kata-kata untuk bahan menulis puisi! 2. Tentukan tema untuk menulis puisi! 3. Tulislah puisi berdasarkan tema yang telah ditentukan!
Kriteria Penilaian Menulis Puisi No 1
Aspek Penilaian Tema
Skor 4
3 2 1
2
Orisinalitas
4
3 2 1 3
Estetika
4
3
2 1
Deskripsi Kriteria Pemilihan tema disesuaikan dengan isi dan memiliki keterkaitan dengan lagu yang diputar Tema sesuai dengan isi puisi tetapi kurang berkaitan dengan lagu yang diputar Tema sesuai dengan isi puisi Tema tidak sesuai dengan isi puisi dan tidak memiliki keterkaitan dengan lagu yang diputar Memilih beberapa kata dari sebuah lagu yang dipadankan dengan kata-kata lain sehingga membentuk paragraph utuh Memilih beberapa kata dari sebuah lagu tetapi padanan katanya kurang padu Banyaknya kosakata dalam lagu dan katakata sendiri memiliki keseimbangan Menulis ulang lagu yang diputar Menyajikan padanan diksi dengan baik berupa kata, kiasan, gaya bahasa, pengimajian, dan persajakan. Menyajikan padanan kata yang sesuai minimal 2 (gaya bahasa, kiasan/pencitraan, dan persajakan) kurang padu Menyajikan salah satu dari beberapa aspek yang diminta di poin 4 Tidak menyajikan aspek yang diminta pada poin 4
Format Penilaian Menulis Puisi Siswa No
Aspek Penilaian
Skor (1-4)
Bobot
1
Tema
1
2
Orisinalitas
1
3
Estetika
2
16
Total Skor Nilai Nilai Akhir Skala Penilaian 1-4 Arti skala penilaian 1 = kurang sekali 2 = kurang 3 = cukup baik 4 = baik sempurna Skor maksimum Nilai Siswa
: 16 : total skor x 100 Skor maksimum
Sumber Belajar
: Teks Puisi Media Lagu Ada Band ”Surga Cinta”
Media
: Laptop Speaker
Mengetahui,
Tangerang, ………… 2014
Kepala MTs Yaspina,
Guru Mapel Bhs Indonesia.
(__________________________) NIP : .........................................
(Vera Aditia Susanti) NIP : ....................................
RPP (RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN) SIKLUS II Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Aspek Pembelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Tujuan Pembelajaran
: : : : : :
MTs Yaspina Bahasa Indonesia VIII/2 3 x 40 menit Menulis 16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas. : 16.1 Menulis puisi dengan memperhatikan unsur pembangun puisi. : 1. Mendata kata-kata yang sesuai sebagai bahan menulis puisi. 2. Menentukan tema yang akan dijadikan bahan menulis puisi. 4. Menulis puisi dengan kata-kata yang telah dipilih. : 1. Siswa dapat mendata kata-kata yang sesuai sebagai bahan menulis puisi. 2. Siswa dapat menentukan tema yang akan dijadikan bahan menulis puisi. 3. Siswa dapat menulis puisi dengan kata-kata yang telah dipilih. 9. 10. 11. 12.
Materi Pembelajaran Metode Pembelajaran
Karakter siswa yang diharapkan: Mandiri Bersahabat/komunikatif Tanggung jawab Kerja keras
: Pengertian puisi, unsur pembangun puisi : Metode inquiri Metode ceramah Metode tanya jawab Diskusi Penugasan
Langkah-langkah Pertemuan Pertama Kegiatan Guru Kegiatan Awal: Guru memberi salam dan bertanya mengenai pembelajaran sebelumnya.
Kegiatan Siswa
Siswa merespon salam dan pertanyaan mengenai pembelajaran sebelumnya. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini.
Guru mengingatkan kembali mengenai materi puisi.
Siswa mengingat kembali mengenai materi puisi.
Siswa membentuk 4 kelompok. Masing-masing kelompok menerima teks puisi dan mengamatinya.
Kegiatan Inti: Eksplorasi
Guru menyuruh siswa untuk membentuk 4 kelompok. Guru memberikan teks puisi kepada masing-masing kelompok.
Nilai Karakter
Bersahabat/ komunikatif
Mandiri
Mandiri
Elaborasi
Guru meminta siswa untuk mengamati teks puisi tersebut. Guru bertanya kepada siswa mengenai isi puisi.
Guru meminta siswa untuk berdiskusi mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat pada teks puisi. Guru menyuruh siswa untuk mengubah posisi tempat duduk menjadi melingkar. Guru bersama siswa mengadakan diskusi bersama bertukar pikiran dan pendapat mengenai analisis contoh puisi.
Siswa mengamati teks puisi. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai mengenai isi puisi. Siswa mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat pada teks puisi. Siswa mengubah posisi tempat duduk menjadi melingkar. Siswa dan guru melakukan diskusi bersama bertukar pikiran dan pendapat mengenai analisis contoh puisi.
Tanggung Jawab dan kerja keras
Bersahabat dan Komunikatif
Konfirmasi
Guru bertanya jawab dengan para siswa tentang hal-hal yang
Siswa mengajukan pertanyaanpertanyaan yang belum diketahuinya.
Mandiri
belum diketahui. Guru memberikan umpan balik dan penguatan atas pertanyaan siswa.
Kegiatan Akhir: Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan pelajaran hari ini. Guru memberikan tindak lanjut terhadap pembelajaran hari ini.
Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru.
Siswa mendengarkan kesimpulan pelajaran hari ini. Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Mandiri
Mandiri
Pertemuan Kedua Kegiatan Guru Kegiatan Awal: Guru memberi salam dan bertanya mengenai hubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya.
Kegiatan Siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini.
Guru mengingatkan kembali kepada siswa mengenai unsur pembangun puisi.
Kegiatan Inti: Eksplorasi Guru menyuruh siswa menyiapkan alat tulis.
Guru memutar lagu Ada Band “Surga Cinta”.
Siswa merespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. Siswa mengingat kembali mengenai unsur pembangun puisi.
Siswa menyiapkan alat tulis.
Siswa mendengarkan lagu Ada Band “Surga Cinta”.
Siswa mendata beberapa kata yang ada pada lagu untuk bahan menulis puisi. Siswa menentukan tema untuk bahan menulis
Nilai Karakter
Bersahabat/ komunikatif
Mandiri
Mandiri
Elaborasi
Guru meminta siswa untuk mendata beberapa kata yang ada pada lagu untuk bahan menulis puisi. Guru menyuruh siswa menentukan tema untuk
Tanggung Jawab dan kerja keras
bahan menulis puisi. Guru menugaskan siswa untuk menulis puisi berdasarkan tema yang telah ditentukan dan katakata ynag telah didata. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil kerjanya. Konfirmasi Guru bertanya jawab dengan para siswa tentang hal-hal yang belum diketahui. Guru memberikan umpan balik dan penguatan atas pertanyaan siswa.
Kegiatan Akhir: Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan pelajaran hari ini. Guru memberikan penghargaan atas kerja siswa.
puisi. Siswa menulis puisi berdasarkan tema yang telah ditentukan dan katakata yang telah mereka data. Siswa mengumpulkan hasil kerjanya.
Mandiri
: Waktu Penilaian Proses
f. Penilaian Hasil Penilaian Bentuk Penilaian
Mandiri
Siswa mendengarkan kesimpulan pelajaran hari ini. Siswa senang atas penghargaan dari guru
Penilaian Proses dan Hasil Belajar e. Penilaian Proses Aspek yang Teknik No dinilai Penilaian 1. Bersahabat/ Pengamatan Komunikatif 2. Tanggung jawab 3. Mandiri 4. Kerja Keras
Teknik Penilaian
Mandiri
Siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang belum diketahuinya. Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru.
Instrumen
Instrumen Penilaian Lembar Pengamatan
Portofolio
Lembaran penilaian porotfolio
Tes Menulis Puisi 1. Datalah kata-kata untuk bahan menulis puisi! 2. Tentukan tema untuk menulis puisi! 3. Tulislah puisi berdasarkan tema yang telah ditentukan!
Kriteria Penilaian Menulis Puisi No 1
Aspek Penilaian Tema
Skor 4
3 2 1
2
Orisinalitas
4
3 2 1 3
Estetika
4
3
2 1
Deskripsi Kriteria Pemilihan tema disesuaikan dengan isi dan memiliki keterkaitan dengan lagu yang diputar Tema sesuai dengan isi puisi tetapi kurang berkaitan dengan lagu yang diputar Tema sesuai dengan isi puisi Tema tidak sesuai dengan isi puisi dan tidak memiliki keterkaitan dengan lagu yang diputar Memilih beberapa kata dari sebuah lagu yang dipadankan dengan kata-kata lain sehingga membentuk paragraph utuh Memilih beberapa kata dari sebuah lagu tetapi padanan katanya kurang padu Banyaknya kosakata dalam lagu dan katakata sendiri memiliki keseimbangan Menulis ulang lagu yang diputar Menyajikan padanan diksi dengan baik berupa kata, kiasan, gaya bahasa, pengimajian, dan persajakan. Menyajikan padanan kata yang sesuai minimal 2 (gaya bahasa, kiasan/pencitraan, dan persajakan) kurang padu Menyajikan salah satu dari beberapa aspek yang diminta di poin 4 Tidak menyajikan aspek yang diminta pada poin 4
Format Penilaian Menulis Puisi Siswa No
Aspek Penilaian
Skor (1-4)
Bobot
1
Tema
1
2
Orisinalitas
1
3
Estetika
2
Total Skor
16
Nilai Nilai Akhir Skala Penilaian 1-4 Arti skala penilaian 1 = kurang sekali 2 = kurang 3 = cukup baik 4 = baik sempurna Skor maksimum Nilai Siswa
: 16 : total skor x 100 Skor maksimum
Sumber Belajar
: Teks Puisi Media Lagu Ada Band ”Surga Cinta”
Media
: Laptop Speaker
Mengetahui,
Tangerang, ………… 2014
Kepala MTs Yaspina,
Guru Mapel Bhs Indonesia.
(__________________________) NIP : .........................................
(Vera Aditia Susanti) NIP : ....................................
Instrumen Menulis Puisi Melalui Media Lagu Ada Band “Surga Cinta” 1. Siapkan kertas dan alat tulis! 2. Dengarkanlah lagu Ada Band “Surga Cinta” dengan seksama! 3. Catatlah beberapa kata yang ada pada lagu Ada Band “Surga Cinta”! 4. Tentukan tema untuk bahan menulis puisi! 5. Tulislah puisi berdasarkan kata-kata yang telah dicatat dan tema yang telah ditentukan!
LAMPIRAN: FOTO DOKUMENTASI
Menjelaskan Materi Pratindakan
Menulis Puisi Pratindakan
Mendengarkan Lagu Siklus I
Mendengarkan Lagu Siklus II
Menjelaskan Puisi Siklus I
Menjelaskan Puisi Siklus II
Menulis Puisi Siklus I
Menulis Puisi Siklus II
RIWAYAT PENULIS
VERA ADITIA SUSANTI, lahir di Lampung, 20 April 1993. Menuntaskan pendidikan dasar di SDN Gandasari 01 Tangerang. Kemudian, menuntut ilmu di SMPN 08 Tangerang. Setelah itu, melanjutkan ke jenjang sekolah menengah di SMAN 11 Tangerang. Di tahun 2010, meneruskan pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Anak dari Hermansyah dan Samiasih ini sejak kecil tinggal bersama orang tuanya di Tangerang. Dia anak pertama dari dua bersaudara, adiknya bernama Ricky Febriansyah. Sejak kuliah, dia menambah pengalamannya dengan mengajar di beberapa tempat bimbel dan privat di rumah.
i